uji daya hasil beberapa galur dan varietas padi gogoeprints.stiperdharmawacana.ac.id › 381 › 1...
TRANSCRIPT
-
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI GOGO
(Oryza sativa L.) PADA TANAH ULTISOL
(Skripsi)
Oleh:
Findi Surya Indra
NPM. 15110035
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
-
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI GOGO
(Oryza sativa L.) PADA TANAH ULTISOL
Oleh:
Findi Surya Indra
NPM. 15110035
Skripsi
Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar (SI)
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
-
ABSTRAK
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI GOGO
(Oryza sativa L.) PADA TANAH ULTISOL
Oleh:
Findi Surya Indra
Padi merupakan tanaman pangan yang menjadi kebutuhan pokok sebagian besar
penduduk Indonesia. Kontribusi beras nasional terhadap produksi padi gogo
masih relatif rendah dibanding dengan padi sawah. Upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas padi nasional yaitu dengan meningkatkan
pengembangan produksi padi gogo. Penanaman padi gogo dilakukan diantaranya
melalui sebagai pemanfaatan lahan kering. Lahan kering untuk padi gogo tersebar
di berbagai pulau di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pertumbuhan dan hasil antara galur
dan varietas tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) pada tanah ultisol.Pertumbuhan
dan hasil galur terbaik tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) pada tanah ultisol.
Pertumbuhan dan hasil varietas terbaik tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) pada
tanah ultisol.
Penelitian dilaksanakan di lahan kering Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Desa
Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada bulan November 2018 – Maret 2019. Rancangan
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), Perlakuan
terdiri dari 7 Galur dan 3 Varietas pembanding yaitu: galur B15340-1B-TB-45 (g1), galur B14981B-TGB-7-1 (g2), galur B15175-TGB-21 (g3), galur B15053F-PWR-8 (g4), galur
B15231-MR-10-1 (g5), galur B15053F-PWR-2 (g6), galur B14908C-MR-1-25-1-3 (g7), varietas
Limbato (V1), varietas Inpago8 (V2), varietas Batutegi (V3). Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali, dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal
kontras, semua pengguaan dilakukan pada taraf 5%.
Pada perbandingan antar galur, Galur (g3) B15175-TGB-21 merupakan galur
terbaik yang layak dijadikan varietas dibandingkan galur lainnya didukung peubah
jumlah anakan produktif, umur menguning 80% lebih cepat, gabah hampa sedikit,
dan tingginya bobot 1000 butir tanaman padi pada tanah ultisol. Sedangkan
perbandingan antar varietas, daya hasil varietas Limboto (V1) Lebih baik
dibandingkan varietas impago 8 dan varietas Batutegi, didukung oleh cepatnya
umur padi menguning 80% dan umur berbunga 50% tingginya jumlah gabah isi,
sedikitnya jumlah gabah hampa, dan bobot 1000 butir yang tinggi.
-
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN
VARIETAS PADI GOGO (Oryza Sativa L.) PADA
TANAH ULTISOL
Nama Mahasiwa : Findi Surya Indra
No. Pokok Mahasiswa : 15110035
Jurusan : Agroteknologi
Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Dr. Ir. Etik Puji Handayani M.Si Nurleni Kurniawati SPd. M.Si
NIP.196803171994032003 NIK . 003024273A
Mengetahui
Ketua Jurusan,
Priyadi SP. M.Si
NIK . 00302783A
-
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Etik Puji Handayani M.Si (................................)
Penguji Utama : Ir. Rakhmiati M.T.A (................................)
Anggota : Nurleni Kurniawati SPd. M.Si (...............................)
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Ir. Rakhmiati M.T.A
NIP. 196304081989032001
Tanggal Lulus Ujian 29, November 2019
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dengan nama lengkap Findi Surya Indra dilahirkan di desa Andalas
cermin, Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulang Bawang, pada tanggal 2 Juli
1997. Penulis adalah anak pertama pasangan Bapak Mus’rifin S.E M.E dan Ibuk
Asiah Budiati. Jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah SDN 1 Andalas Cemin
pada tahun 2009. Selanjutnya meneruskan pendidikan di SMP 02 Andalas Cermin
pada tahun 2012. Pendidikan SMA 1 Penawar Aji dan selesai pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Dharma Wacana Metro pada Jurusan/Program Studi Agroteknologi .
-
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang aku sayangi, bapak
Mus’rifin dan Ibu Asiah Budiati yang tak pernah hentinya mendo’akan, semangat,
dukungan serta nasehatnya dengan setulus hati untuk melihat diriku berhasil.
Para Guru dan Dosen yang senantiasa tulus ikhlas membagikan ilmunya.
Dan teman-teman seperjuangan AGROTEKNOLOGI ‘2015’ atas dukungan,
dorongan dan kebersamaanya.
-
MOTTO
“ Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak ”
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkah dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang Berjudul “Uji Daya Hasil Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo
(Oryza sativa L.) pada Tanah Utisol Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ir. Rakhmiati, M.T.A. Sebagai ketua sekolah tinggi ilmu pertanian dharma
wacana metro dan sebagai dosen penelaah skripsi atas koresi nasehat dan
dukungan selama ini.
2. Dr. Ir. Etik Puji Handayani M.Si. sebagai dosen pembimbing I skripsi atas
bimbingan, nasehat dan dukungannya selama ini.
3. Nurleni Kurniawati, SPd.M.Si sebagai dosen pembimbing II skripsi atas
bimbingan, nasehat dan dukungannya selama ini.
4. Bapak dan Ibu dosen dan tenaga kependidikan STIPER Dharma Wacana
Metro yang selalu memberikan dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Ibu Septiyana SP. M.Si sebagai kepala Balaitanah KP. Taman Bogo dan
seluruh staf dan karyawan yang telah menyelesaikan penelitian ini.
6. Keluarga, terutama Kedua orang tua saya karena merekalah yang selalu ada
untuk memberi semangat dorongan dan doa.
-
7. Teman-teman seperjuangan 2015 dan teman-teman yang lain yang tidak bisa di
sebutkan satu persatu atas saran, bantuan dan kebersamaannya selama kuliah serta
bantuan dan keceriaan dalam penelitian.
8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dengan positif penulis langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik dan
saran yang membangun masih penulis harapkan demi kesempurnaan dan manfaat
skripsi ini bagi kita semua.
Metro 29, November 2019
Findi Surya Indra
-
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ................................................................... 3
1.4 Hipotesis .............................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Botani Tanaman Padi .......................................................................... 5
2.2 Syarat Tumbuh ................................................................................... 7
2.2.1 Iklim ............................................................................................ 7
2.2.2 Tanah Ultisol ............................................................................... 8
2.3 Budidaya Padi Gogo ........................................................................... 9
2,4 Galur ................................................................................................... 11
2,5 Varietas ............................................................................................... 12
III. BAHAN DAN METODE ........................................................................ 14
3.1 Tempat dan waktu penelitian ............................................................. 14
3.2 Alat dan bahan penelitian .................................................................... 14
3.3 Metode penelitian ................................................................................ 15
3.4 Pelaksanaan penelitian ........................................................................ 16
1. Penyiapan lahan ............................................................................... 16
2. Penanaman ....................................................................................... 16
-
3. Pemupukan ....................................................................................... 16
4. Pemeliharaan .................................................................................... 17
5. Pemanenan ....................................................................................... 18
3.5 Peubah yang diamati ........................................................................... 18
1. Tinggi Tanaman .............................................................................. 18
2. Jumlah Anakan Total ....................................................................... 19
3. Jumlah Anakan Produktif ................................................................. 19
4. Umur Berbunga 50%........................................................................ 19
5. Umur Padi Menguning 80%............................................................. 19
6. Panjang Malai................................................................................... 19
7. Jumlah Gabah isi .............................................................................. 20
8. Jumlah Gabah Hampa ...................................................................... 20
9. Jumlah Gabah Total ......................................................................... 20
10. Bobot Gabah 1000 butir ................................................................. 20
11. Bobot Berangkasan Kering ............................................................ 21
12. Hasil Gabah per petak .................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 22
4.1.1 Tinggi Tanaman ......................................................................... 22
4.1.2 Jumlah Anakan Total .................................................................. 24
4.1.3 Jumlah Anakan Produktif ........................................................... 25
4.1.4 Umur Berbunga 50%................................................................... 26
4.1.5 Umur Padi Mengunig 80%.......................................................... 27
4.1.6 Panjang Malai.............................................................................. 28
4.1.7 Jumlah Gabah Isi Permalai ......................................................... 28
4.1.8 Jumlah Gagah Hampa Permalai .................................................. 30
4.1.9 Jumlah Gabah Total .................................................................... 31
4.1.10 Bobot Gabah 1000 Butir ........................................................... 32
4.1.11 Berat Brangkasan Kering .......................................................... 33
4.1.12 hasil Gabah Perpetak ................................................................. 34
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 35
-
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 40
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 40
5.2 Saran ............................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman umur 58 (hst) beberapa galur dan varietas ................................................................................. 22
2. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Total beberapa galur dan varietas .................................................................................................. 24
3. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif 78 (hst) beberapa galur dan varietas .................................................................................. 25
4. Uji Ortogonal Kontras umur Berbunga 50% beberapa galur dan varietas ................................................................................................. 26
5. Uji Ortogonal Kontras umur padi menguning 80% beberapa galur dan varietas............................................................................................ 27
6. Uji Ortogonal Kontras Panjang Malai beberapa galur dan varietas ...... 28
7. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Isi per Malai beberapa galur dan varietas............................................................................................ 29
8. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Hampa per Malai beberapa galur dan varietas ................................................................................. 30
9. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Total beberapa galur dan varietas ................................................................................................. 31
10. Uji Ortogonal Kontras Bobot Gabah 1000 Butir beberapa galur dan varietas............................................................................................ 32
11. Uji Ortogonal Kontras Bobot Berangkasan Kering beberapa galur dan varietas ........................................................................................... 33
12. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah per Petak beberapa galur dan varietas ................................................................................................. 34
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Plot Percobaan Pengambilan Sampel ................................................... 46
2. Tata Letak Percobaan .......................................................................... 47
3. Deskripsi Padi Varietas limboto............................................................ 48
4. Deskripsi Padi Varietas Inpago 8 .......................................................... 49
5. Deskripsi Padi Varietas Batutegi .......................................................... 50
6. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman dari Umur 30 hst sampai 58 hst ....... 51
7. Data Tinggi Tanaman Beberapa Galur dan Varietas Umur 58 hst (cm) ....................................................................................................... 52
8. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Beberapa Galur dan Varietas Umur 58 hst ........................................................................................... 52
9. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Beberapa Galur dan varietas Umur 58 hst ............................................................................. 53
10. Data Jumlah Anakan Total Beberapa Galur danVarietas 58 (hst) ........ 54
11. Analisis Ragam Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas 58 (hst) .................................................................................... 54
12. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas 58 (hst) .................................................................................... 55
13. Data jumlah anakan Total Beberapa Galur dan Varietas58 (hst) (Transformasi) ....................................................................................... 56
14. Analisis Ragam Jumlah Anakan Total Beberapa Galur danVarietas (58 hst) (Transformasi) ......................................................................... 56
-
1
15. Uji Ortogal Kontras Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas (58hst) (Transformasi) ............................................................ 57
16. Data Jumlah Anakan Produktif Beberapa galur dan Varietas 78 (hst) ....................................................................................................... 58
17. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varietas 78 (hst) .................................................................................... 58
18. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varietas 78 (hst) ............................................................................. 59
19. Data Umur Berbunga 50% BeberapaGalur dan Varietas ...................... 60
20. Analisis Ragam Umur Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 60
21. Uji Ortogonal Kotras Umur Berbunga 50% Beberapa galur danVarietas ............................................................................................ 61
22. Data Umur Berbunga 80% Beberapa Galur dan Varietas ..................... 62
23. Analisis Ragam Umur Berbunga 80% Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 62
24. Uji Ortogonal Kontras Umur Berbunga 80 % Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 63
25. Data Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas ................................ 64
26. Analisis Ragam Panjang Malai Beberapa Galur dan varietas .............. 64
27. Uji Ortogonal Kontras Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas ............................................................................................................... 65
28. Data Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas ......... 66
29. Analisis Ragam Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 66
30. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa galur dan Varietas .......................................................................................... 67
31. Data Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................. 68
-
2
32. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas .......................................................................................... 68
33. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa gaur dan Varietas................................................................................... 69
34. Data Jumlah Gabah Total Beberapa Galur dan Varietas ...................... 70
35. Analisis Ragam Jumlah Gabah Total Beberapa galur dan varietas ..... 70
36. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Gabah Total Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 71
37. Data Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) ........................................................................ 72
38. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa Per Malai Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) .................................................................. 72
39. Uji Ortogonal Kontras jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur danVarietas (Transformasi)......................................................... 73
40. Data Bobot Gabah 1000 Butir Beberapa Galur dan Varietas .............. 74
41. Analisis Ragam Bobot Gabah 1000 Butir Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................. 74
42. Uji Ortogonal Kontras Bobot Gabah 1000 Butir Beberapa Galur dan Varietas ........................................................................................... 75
43. Data hasil Gabah per Petak Beberapa Galur dan Varietas .................... 76
44. Analisis Ragam hasil Gabah per Petak Beberapa Galur dan Varietas ................................................................................................ 76
45. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah per Petak Beberapa Galur dan Varietas ............................................................................................... 77
46. Data Hasil Gabah Per Petak Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) ....................................................................................... 78
47. Analisis Ragam Hasil Gabah Per Petak Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) ....................................................................... 78
48. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Per Petak Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) ........................................................................ 79
-
3
49. Data Bobot Brangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas ............ 80
50. Analisis Ragam Bobot Brangkasan Kering Beberapa galur dan Varietas ................................................................................................. 80
51. Uji Ortogonal Kontras Bobot Brangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas .......................................................................................... 81
52. Data Bobot Brangkasan Kering Beberapa Galur dan varietas (Transformasi) ....................................................................................... 82
53. Analisis Ragam Bobot Brangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas (Transformasi) ........................................................................ 82
54. Uji Ortogonal Kontras Bobot Brangkasan Kering Beberapa Galur danVarietas (Transformasi) ................................................................... 83
55. Rekapitulasi Uji Ortogonal Kontras Semua Peubah Pengamatan......... 84
56. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 85
57. Jadwal Curah Hujan .............................................................................. 87
-
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51 hst dan 58 hst ......................................................................................... 23
2. Persiapan lahan...................................................................................... 89
3. Penanaman ............................................................................................ 89
4. Penyulaman ........................................................................................... 90
5. Pemasangan Anjir Sampel .................................................................... 90
6. Pemupukan ............................................................................................ 91
7. Pengukuran tinggi tanaman ................................................................... 91
8. Penghitungan jumlah anakan ................................................................ 92
9. Penyemprotan Fungisida dan Herbisida................................................ 92
10. Pengambilan Berangkasan .................................................................... 93
11. Penimbangan Berangkasan kering ........................................................ 93
12. Penjemuran Berangkasan ...................................................................... 94
13. Berangkasan Kering. ............................................................................. 94
14. Pengambilan Malai................................................................................ 95
15. Pengukuran panjang Malai Dan Penghitugan 1000 Butir ..................... 95
16. Penimbangan 1000 Butir ....................................................................... 96
17. Pemanenan ............................................................................................ 96
18. Perontokan ........................................................................................... 97
19. Penimbangan Kadar Air ........................................................................ 97
-
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang menjadi kebutuhan
pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Kontribusi beras nasional terhadap
produksi padi gogo masih relatif rendah dibanding dengan padi sawah. Produksi
padi gogo nasional pada tahun 2018 sebesar 56,54 juta ton dengan luas lahan
mencapai 10,9 juta/ha atau mengalami penurunan dari tahun 2017 dengan
produksi padi gabah kering giling (GKG) 81,4 juta ton. Penurunan produksi padi
karena penurunan luas panen seluas 15,7 juta/ha dan penurunan produktivitas
sebesar 14,8 juta ton (BPS, 2018).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi nasional
yaitu dengan meningkatkan pengembangan produksi padi gogo. Penanaman padi
gogo dilakukan diantaranya melalui sebagai pemanfaatan lahan kering. Lahan
kering untuk padi gogo tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Produksi padi
gogo sebesar 3,74 juta ton dan produktivitasnya 3,31 ton ha, sementara produksi
padi nasional sebesar 70,85 juta ton (Kementan, 2014). Hal tersebut menunjukkan
bahwa produksi padi gogo memberikan kontribusi sebesar 5,28% terhadap
produksi padi nasional.
-
2
-
14
Galur harapan adalah kelompok tanaman hasil kegiatan pemuliaan yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga menjadi satu jenis atau varietas
unggul, tetapi belum dilepas sebagai varietas. Pengujian daya hasil dan daya
adaptasi sejumlah galur harapan di sejumlah lokasi berpeluang untuk memperoleh
data keragaan galur harapan bervariasi (BPPadi, 2015).
Varietas unggul padi yang adaptif terhadap kondisi lahan kering merupakan
komponen teknologi utama dalam usaha peningkatan produksi padi di lahan
kering. Sifat-sifat penting yang menjadi sasaran perbaikan varietas padi untuk
lahan kering antara lain hasil tinggi, toleran terhadap cekaman kekeringan,
keracunan Al, tahan terhadap penyakit blas dan memiliki mutu beras yang baik
(Lubis, dkk. 2008).
Ultisol merupakan tanah yang mempunyai kandungan bahan organik yang rendah,
tanahnya berwarna merah kekuningan, reaksi tanah yang masam, kejenuhan basa
yang rendah, dengan kadar Al yang tinggi. Di samping itu Ultisol memiliki
tekstur tanah liat hingga liat berpasir, dengan densty yang tinggi antara 1,3-1,5
g/cm3 (Prassetyo dan Suriadikarta, 2006). Sehingga Ultisol mempengaruhi tingkat
produktivitas tanaman yang akan dibudidayakan.
Di Indonesia sebaran Ultisol mencapai 45.8 juta atau sekitar 25% dari total luas
daratan, tanah ini tersebar di Sumatera (9.5 juta ha), Jawa (1.2 juta ha). Menurut
(Prassetyo dan Suriadikarta, 2006). Ultisol memiliki tekstur tanah liat hingga liat
berpasir, kandungan bahan organik yang rendah, kelarutan Fe dan Mn yang cukup
tinggi dengan bulkdensty yang tinggi antara 1,3-1,5g/cm3, sehingga
-
15
mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman yang akan dibudidayakan di tanah
Ultisol.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Perbedaan pertumbuhan dan hasil antara galur dan varietas padi
gogo pada tanah Ultisol.
2. Menentukan pertumbuhan dan hasil galur padi gogo terbaik pada tanah
Ultisol.
3. Menentukan pertumbuhan dan hasil varietas padi gogo terbaik pada tanah
Ultisol.
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Introduksi galur harapan dan adopsi varietas baru padi gogo sangat diharapkan
untuk meningkatkan produksi padi dan produktivitas lahan kering. Luas area padi
gogo mencapai 1,12 juta ha (Suwarno, dkk. 2008). Padahal luas lahan kering di
Indonesia yang potensial untuk pengembangan padi gogo diperkirakan mencapai
55,6 juta ha (Soejana, 2005).
Salah satu upaya intensifikasi adalah penggunaan varietas unggul. Telah banyak
varietas-varietas baru yang telah dihasilkan oleh badan penelitian dan
pengembangan pertanian, departemen pertanian, antara lain varietas Limbato,
Inpago 8, dan Batutegi (Pikukuh, dkk. 2009).
-
16
Hasil pengujian di Lampung Tahun (2005-2007) Mnunjukkan bahwa varietas
Limboto memberikan hasil rata-rata 2,70 sampai 3,63 ton ha-1, Situ Patenggang
memberikan hasil 2,47 sampai 2.88 ton ha (Barus, 2008). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan daya adaptasi antar varietas.
Menurut Abdullah dan Safitri (2014), bahwa galur-galur yang baik mempunyai
kriteria, yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan umur panen sedang, dan jumlah
gabah total/malai lebih tinggi dari varietas pembanding. Kriteria varietas yang
baik antara lain tinggi tanaman 100-120 cm, jumlah anakan produktif 8-15 batang,
jumlah gabah per malai lebih dari 150 butir, pengisian gabah baik (>75 %),
tanaman tegak tidak rebah, daun berwarna hijau tua, dan perakaran (Safitri, 2010).
Hasil penelitian Edi (2013), menunjukkan bahwa gabah kering giling hasil
tertinggi diperoleh pada varietas Limboto 2,85 t/ha yang, sedangkan hasil
terendah varietas Towuti 1,73 t/ha. Tingginya hasil varietas Limboto didukung
oleh komponen hasil yang relatif lebih baik dari semua varietas lain.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antara galur dan varietas padi
gogo pada tanah Ultisol.
2. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar galur tanaman padi gogo.
3. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar varietas tanaman padi
gogo.
-
17
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan terkemuka
di dunia. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Gramineae (rumput-
rumputan), subfamili Oryzidae, dan genus Oryza. Menurut (Distan TPH, 2007)
klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut:
Devisio : Spermatopyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Tanaman padi memiliki batang bulat, di bagian tengahnya berongga, dan tersusun
dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku-buku. Anakan muncul dari dasar
batang. Helaian daun berbentuk pita memanjang. Bunga majemuk akan
menghasilkan malai terdapat di ujung batang. Gabah terdiri atas biji yang
-
18
terbungkus oleh sekam. Daun tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-
seling, satu daun pada tiap buku (Makarim dan Suhartatik, 2009)
Akar tanaman padi tergolong akar serabut dan keluar kira-kira 5-6 hari setelah
berkecambah. Akar tanaman padi berfungsi sebagi penyerap zat makanan dan air,
dari dalam tanah, dalam proses respirasi sebagai penompang tegaknya batang.
Akar yang tumbuh dari kecambah disebut akar utama (radikula), sedangkan akar
yang tumbuh dari dekat buku-buku disebut akar seminal. Akar seminal muncul
dari benih yang berkecambah, kemudian diikuti dengan pertumbuhan akar
adventif. Akar adventif tumbuh dari buku batang bagian terbawah dan perlahan-
lahan menggantikan fungsi akar tunggang. Kedua akar ini tidak banyak
mengalami perubahan setelah tumbuh karena akar padi tidak mengalami
pertumbahan sekunder (Sudirman dan Irwan, 1999).
Batang padi bentuknya bulat dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku.
Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpak rapat. Setelah
memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang dan berongga. Ruas antar
batang semakin kebawah semakin pendek. selanjutnya batang sekunder akan
menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Pembentukan anakan dipengaruhi
oleh unsur hara, sinar matahari, jarak tanam dan teknik budidaya (Sparyono dan
Setyono, 1996).
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-
beda, baik bentuk, susunan, maupun bagian-bagiannya. Ciri khas daun padi adalah
terdapat sisik dan telinga daun. Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam
susunan yang berselang-seling. Setiap daun terdiri atas helai daun yang memiliki
-
19
bentuk panjang seperti pita. Pelepah daun yang menyelubungi batang berfungsi
untuk menguatkan bagian ruas yang jaringannya lunak, telinga daun (auricle),
lidah daun (ligule) yang terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Fungsi dari lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan
pelepah daun (Suhartatik, 2008).
Bunga padi tergolong bunga telanjang yang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar
serta mempunyai dua kandung serbuk. Terbukanya bunga diikuti dengan
pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Dengan
berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka selesailah sudah proses
penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang menghasilkan lembaga dan
endosperm. Endosperm adalah sebagai sumber makanan cadangan bagi tanaman
yang baru tumbuh (Herawati, 2012).
2.2 Syarat Tumbuh
2.2.1 Iklim
Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut
hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman padi dapat tumbuh dalam iklim yang
beragam, tumbuh di daerah tropis dan subtropis pada (40°LU-45°LS). Pada lahan
kering tanaman padi membutuhkan curah hujan yang optimum >1.600 mm/tahun.
Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan tersebar
secara normal atau setiap minggu ada turun hujan sehingga tidak menyebabkan
tanaman stress karena kekeringan. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan
-
20
tanaman padi berkisar antara 24-29 0C di dataran rendah padi dapat tumbuh pada
ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 19-23 0C (Hantoro, 2007).
Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh, dengan intensitas radiasi
350 kal cm-2
hari-1
pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah
jika dibandingkan dengan daerah subtropis yang dapat mencapai 550 kal cm-2
hari-1
Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu
kencang akan merobohkan tanaman (Hantoro, 2007).
2.2.2 Tanah Ultisol
Padi gogo dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah Ultisol. Untuk pertumbuhan
tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu
45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25 % bagian udara
pada lapisan tanah setebal 0-30cm (Hantoro, 2007). Struktur tanah yang cocok
tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasai
mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlubang halus sampai tanah kasan dan air
yang tersedia di perlukan cukup banyak. Jika tanah mengandung tanah berkrikil
kurang dari
-
21
12,50 cmol/kg liat. Beberapa kendala yang umum pada tanah Ultisol yaitu
kemasaman tanah tinggi, pH ratarata < 5,5 kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan
hara makro terutama P, K, dan Mg, dan kandungan bahan organik rendah. Untuk
mengatasi kendala tersebut dapat diterapkan teknologi pengapuran. Pemberian
kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke
pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar
Ca dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain
meningkatkan pH tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa.
(Prasetyo B.H dan Suriadikarta D.A, 2006).
Ultisol dapat berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam
hingga basa, namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen
masam (Prasetyo BH dan Suriadikarta, 2006). Bahan organik selain dapat
meningkatkan kesuburan tanah juga mempunyai peran penting dalam
memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi
dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah
diolah. Dari aspek sebaran dan luasan, lahan kering masam memiliki potensi
sebagai sumber pangan, tetapi ketidak sesuaian sifat fisika dan kimia tanah
dengan kebutuhan tanaman memerlukan teknologi pengelolaan yang spesifik.
2.3 Bididaya Padi Gogo
Padi gogo merupakan salah satu alternatif untuk diusahakan di lahan kering.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah setempat, pengembangan
usaha tani padi gogo diharapkan dapat mendukung peningkatan kebutuhan pokok
-
22
pangan petani. Pada saat ini untuk perluasan areal tanam dan peningkatan hasil
padi gogo telah dilakukan dengan penyediaan teknologi yang meliputi:
penyediaan varietas unggul, teknik budidaya tanpa olah tanah (TOT), konservasi
lahan, sistem usahatani dan pengelolaan tanaman, serta sumberdaya secara
terpadu. Untuk wilayah lahan kering mempunyai produktivitas lahan yang rendah,
hal ini disebabkan oleh tingkat kesuburan lahannya rendah dan juga rendahnya
intensitas pertanaman karena kebutuhan air tidak tersedia sepanjang tahun
(Safuan, 2002).
Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan
produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga
memudahkakan akar tanaman mendapatkan makanan. Tahapan pengolahan tanah
dengan yaitu tahapan primer dan sekunder. Pengolahan tanah primer, disebut juga
bajak pengolah tanah berguna untuk memotong partikel dalam tanah,
memecahkan dan membalik tanah pengolahan tanah sekunder, dilakukan setelah
pembajakan menjadikan tanah gembur dan rata, tata air diperbaiki, tanaman
pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas (Daywin, 1991).
Kriteria benih yang baiik antara lain: 1) benih yang bersertifikat, 2) benih benar-
benar tua dan menguning, 3) butir harus bernas tidak kopong, 4) mirni tidakk
tercampur dengan jenis benih benih yang lain, 5) benih bebas dari hama dan
penyakit. Benih yang baik memiliki banyak cadangan bahan makanan serta akan
tumbuh yang lebih cepat dan seragam (Prasetyo, 2003).
Waktu tanam secara tepat dengan memperhitungkan waktu turun hujan.
Penamanan benih padi dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm. Pada jarak
-
23
30 x 15 cm (konvensional) sebanyak 5 butir/lubang tanam, setelah benih yang
tumbuh dipetakan digunakan untuk menyulam kelubang tanaman yang kurang
dari 3 tanaman. Jenis pupuk yang di gunakan yaitu Pupuk Urea, phonska, dan
KCl.
2.4 Galur
Galur adalah tanaman hasil pemulian yang telah diseleksi dan diuji, serta memiliki
sifat unggul sesuai tujuan pemuliaan, seragam dan stabil, tetapi belum dilepas
sebagai varietas (BBPadi, 2015). Untuk menghasilkan suatu varietas padi unggul
dengan sifat-sifat yang diinginkan adalah lamanya waktu yang diperlukan dalam
melakukan seleksi sampai diperoleh galur murni yang dapat digunakan sebagai
material genetik. Proses menyilangkan dan menyeleksi yang dapat berlangsung
antara 8 sampai dengan 10 generasi untuk memproduksi galur murni dari suatu
populasi yang heterogen. Proses pemuliaan untuk memperoleh galur-galur murni
yang lama tersebut dapat lebih singkat hanya satu sampai dua generasi saja
melalui pemanfaatan sistem haploid.
Karakter-karakter agronomi penting yang harus dimiliki oleh suatu galur dengan
potensi hasil tinggi terdapat pada karakter umur panen, anakan produktif, jumlah
gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan produktivitas per hektar (Abdullah, dkk.
2008).
Karakter-karakter agronomi yang diinginkan dari galur-galur yang diuji adalah
galur-galur dengan karakter agronomi dan potensi hasil yang lebih baik atau setara
dengan varietas pembanding. Galur-galur yang diuji memiliki karakter-karakter
-
24
unggul yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok karakter utama yang
berpotensi untuk dikembangkan dalam perakitan suatu varietas tanaman padi.
2.5 Varietas
Varietas adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat
dibedakan dari kelompok lain berdasarkan sifat-sifat tertentu. Varietas dapat
dibedakan oleh setiap sifat yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi
kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan yang lain. Varietas
unggul merupakan hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan
khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran
terhadap cekaman lingkungan, mutu produk baik, dan atau sifat-sifat lainnya serta
telah dilepas oleh pemerintah (Litbang Pertanian, 2015). Varietas dapat
didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies tanaman
yang memiliki karakteristik tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun,
bunga, dan biji yang dapat membedakan dari jenis atau spesies tanaman lain, dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. Jenis varietas menunjukan cara
varietas tersebut dirakit dan metode perbanyakan benihnya, sehingga tersedia
benih yang dapat ditanam oleh petani Menurut (BPPadi, 2015).
Sifat sifat varietas unggul antara lain:
1. Memiliki umur yang pendek (105-125 hari)
2. Terdapat banyak anakan
3. Memiliki tinggi yang optimum
4. Hasil perhektar rata-rata 4,5-9,5 ton/ha
5. Tekstur nasi yang pulen, seta bentuk beras ramping
6. Dan tahan terhadap OPT
-
25
Varietas lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan oleh petani dalam
kurun waktu yang lama secara terus menerus dan telah menjadi milik masyarakat
serta diakui negara. Pembentukan varietas padi bertujuan untuk menghimpun
sebanyak mungkin sifat-sifat baik ke dalam suatu varietas baru yang dicirikan
oleh perbaikan potensi, kemantapaan dan mutu hasil serta perperkecil umur
tanaman padi (Nida Khalfia, 2015).
Di Indonesiasaat ini VUB dirakit dengan tujuan selain berpotensi hasil tinggi (>5
ton/ha), tahan terdahap organisme penggangu tanaman (OPT) padi, berumur
genjah, dan mempunyai kualitas beras serta bentuk biji yang memenuhi selera
konsumen. Dari banyaknya varietas padi unggul yang di lepas, hanya sebagian
kecil yang mampu berkembang luas dan bertahan dalam waktu yang lama
beberapa diantaranya berkembang dalam sekala kecil dan sebagian tidak
berkembang atau kurang diterima oleh petani (Hadi, dkk. 2005).
-
26
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan kering Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Desa
Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Keadaan
lingkungan Penelitian Taman Bogo Terletak pada geografis ketinggian 20–30M
dpl 50˚ LS dan 105˚ BT, suhu rata-rata 23-28˚C, sedangkan curah hujan rata-rata
2200 mm/tahun, pH tanah 4-5, C-organik 1,18 % (rendah). Pelaksanaan penelitian
dilakukan pada bulan November 2018 – April 2019.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Hentraktor yanmar EF494T-4,
tugal, pisau cacah, cangkul, sabit, tali rafia, bambu, timbangan analitik tipe HWH
DJ1002C dengan ketelitian 0,01 gram, timbangan gantung tipe Bearkley
BTDF550-1 kapasisitas 23 kg, alat pengukur kadar air padi (moinsture tester)
merk crown TA-5, tangki sprayer kapasitas 16 liter, gunting, meteran, penggaris,
spidol, gergaji, golok, kamera, kalkulator, pena, pembolong kertas dan buku.
-
22
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karung plastik plastik ukuran
15x30cm, map plastik, benih padi gogo, galur B15340-1B-TB-45 (g1), galur
B14981B-TGB-7-1 (g2), galurB15175-TGB-21 (g3), galurB15053F-PWR-8 (g4),
galur B15231-MR-10-1 (g5), galurB15053F-PWR-2 (g6), galurB14908C-MR-1-
25-1-3 (g7). Varietas pembanding yaitu varietas.Limbato (V1) varietas Inpago8
(V2) varietas Batutegi (V3), pupuk Urea, pupuk Phonska, pupuk KCl, Insektisida
50 SC dengan bahan aktif Fipronil dan Prevathon 50 SC dengan kansentrasi
masing-masing 30 ml/liter, metindo sp dengan konsentrasi masing masing 30
liter.
3.3 Metode Penelitian
Rancangan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL), Perlakuan terdiri dari 7 (tujuh) Galur dan 3 (tiga) varietas pembanding
yaitu: galur B15340-1B-TB-45 (g1), galur B14981B-TGB-7-1 (g2), galur B15175-
TGB-21 (g3), galur B15053F-PWR-8 (g4), galur B15231-MR-10-1 (g5), galur
B15053F-PWR-2 (g6), galur B14908C-MR-1-25-1-3 (g7), varietas pembanding
yaitu varietas Limbato (V1), varietas Inpago8 (V2), varietas Batutegi (V3).
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali.
Data hasil penelitian diuji kehomogenitasnya dengan uji Barttlet, dan
ketidakaditifan data antara lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey
kemudian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal
kontras, semua pengujian dilakukan pada taraf 5%.
-
23
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Penyiapan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan 2 kali. Pengolahan pertama dilakukan setelah hujan
pertama pada musim kemarau pada bulan november 2018. Pengolahan kedua
dilakukan pada saat menjelang tanam dengan menggunakan traktor dan cangkul
hingga tanah menjadi gembur dan siap tanam. Lahan dibagi dalam petak-petak
percobaan dengan luas petak 4,50m x 4,20 m sebanyak 40 petak dengan jarak
antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
2. Penanaman
Penamanan benih padi dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm pada jarak
30 x 15 cm (konvensional) sebanyak 5 butir/lubang tanam. Setelah benih yang
tumbuh dipetakan digunakan untuk menyulam kelubang tanaman yang kurang
dari 3 tanaman.
3. Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea, Phonska, dan KCl. Dosis yang
diberikan yaitu : Urea 150 kg/ha, Phonska 250 kg/ha, dan KCl 200 kg/ha.
Pemupukan pertama dilakukan umur 10 hari setelah tanam, dengan dosis 75
kg/ha Urea, 125 kg/ha Phonska, dan 100 kg/ha KCl dikonversikan dalam
petak = (141,75 gr/petak, Urea, 236,25 gr/petak, Phonska dan 189 gr/petak
KCl ).
-
24
Pemupukan kedua dilakukan umur 35 hari setelah tanam dengan dosis sama
dengan pemupukan pertama yaitu 75 kg/ha Urea, 125 kg/ha phonska, dan
100 kg/ha KCl, dikonversikan dalam petak = (141,75 gr/petak Urea, 236,25
gr/petak Phonska, dan 189 gr/petak KCl).
Cara pengaplikasikan pupuk dilakukan dengan mencapur semua pupuk yang akan
digunakan secara merata, selanjutnya diaplikasikan denga cara ditabur ke semua
petak yang diteliti.
4. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan pada umur 25 hst pada pagi hari setelah hujan agar
kondisi tanah gembur, untuk memper mudah penyulaman dan
menghindari terik matahari.
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual menggunakan alat
cangkul dan diilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setetah
tanam dan 6 minggu setelah tanam.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada umur 70 hst
menggunakan Insektisida dengan bahan aktif Fipronil dan Prevathon 50
SC dengan konsentrasi masing-masing 30 ml/liter dan metindo SP untuk
satu tangki semprot punggung dengan kapasitas 16 liter untuk mencegah
hama walang sangit, ulat penggerek batang, kutu, kepik dan penyakit
bercak daun pada tanaman padi.
-
25
5. Pemanenan
Setiap varietas maupun galur memiliki umur panen hari yang sama yaitu (115
hari). Kriteria tanaman padi siap panen adalah daun bendera dan 90% bulir padi
telah menguning, malai padi merunduk karena menopang bulir yang bernas, butir
gabah jika ditekan terasa keras, apabila dikupas tampak isi butir gabah berwarna
putih dan keras bila digigit. Panen dilakukan saat tanaman padi sudah tidak ada
embun yang menempel, karena akan mempengaruhi penimbangan gabah hasil per
petak. Pemanenan dilakukan semua tanaman padi dalam petak dan langsung
dirontokkan secara manual menggunakan kaki. Setelah itu hasil gabahnya
ditimbang menggunakan timbangan gantung tipe Bearkley BTDF550-1
kapasisitas 23 kg.
3.5 Peubah yang Diamati
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo dengan
mengambil 10 (sepuluh) sampel diamati adalah:
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur menggunakan alat ukur panjang dengan satuan centi meter
(cm) dari permukaan tanah sampai ujung daun tanaman yang tertinggi. Tanaman
yang diukur yaitu tanaman sampel (10 tanaman). Pengukuran dilakukan 7 hari
sekali, mulai dari 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51 hst, 58 hst.
-
26
2. Jumlah Anakan Total (Batang)
Data jumlah anakan total diperoleh dengan cara menghitung semua anakan yang
tumbuh, dinyatakan dalam satuan batang. Tanaman yang dihitung yaitu tanaman
sampel 10 tanaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 58 hst.
3. Jumlah Anakan Produktif (batang)
Data jumlah anakan produktif diperoleh dengan cara menghitung jumlah anakan
yang menghasilkan malai dari 10 tanaman sampel, dinyatakan dalam satuan
batang. Penghitungan dilakukan pada umur 78 hst.
4. Umur Padi Menguning 80 % (hari)
Data umur padi menguning di peroleh dengan cara melihat semua tanaman dalam
petak panen satuan percobaan hari, dari saat malai/butir gabah padi menguning
dalam populasi masak 80% dalam satuan plot.
5. Umur Berbunga 50 % (Hari)
Umur berbunga dapat dihitung malai dari saat ditanam sampai tanaman keluar
bunga 50%.
6. Panjang Malai (cm)
Data pengamatan Panjang malai diambil dari rumpun diluar tanaman sampel
tanaman, perrumpunya diambil dari satu malai. Cara mengukur dari leher malai
sampai ujung malai, menggunakan alat ukur pannjang dengan satuan (cm),
pengambilan sampel malai dilakukan 2 hari sebelum panen.
-
27
7. Jumlah Gabah Isi per Malai (butir)
Data jumlah gabah isi per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel panjang
malai dengan cara menghitung semua gabah isi pada setiap malai, pengambilan
sampel dilakukan 2 hari sebelum panen.
8. Jumlah Gabah Hampa Per Malai (butir)
Data jumlah gabah hampa per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel
panjang malai dengan cara menghitung semua gabah hampa atau kosong pada
setiap malai, pengambilan sampel dilakukan 2 hari sebelum panen.
9. Jumlah Gabah Total
Jumlah anakan total diperoleh denga menghitung semua gabah (berisi dan hampa)
dalam satuan malai. Gabah yang dihitung yaitu dari 10 sampel malai.
Pengambilan sampel diambil 2 hari sebelum panen
10. Bobot Gabah 1000 Butir (gram)
Data pengamatan bobot 1000 butir diperoleh dari jumlah gabah isi per malai
dengan cara menimbang 1000 gabah yang bernas pada setiap satuan percobaan,
ditimbang ketika sudah dijemur dengan sinar matahari sampai kadar air sudah
mencapai 14% (Gabah Kering Giling). Penimbangan dilakukan menggunakan
timbangan analitik analitik tipe HWH DJ1002C dengan ketelitian 0,01 gram.
-
28
11. Bobot Berangkasan Kering (gram)
Data bobot berangkasan kering tanaman didapat dengan cara mengambil 2 sampel
tanaman pada setiap petak, diambil 1 hari sebelum panen. Berangkasan tanaman
meliputi batang, daun dan akar, dimasukkan kedalam karung. Dikeringkan dengan
sinar matahari sampai konstan, kemudian ditimbang menggunakan timbang
dengan kepekaan 3 digit sehingga diperoleh bobot brangkasan kering tanaman
(gram/tanaman).
12. Hasil Gabah Per Petak (kg)
Data hasil per petak diperoleh dengan cara menimbang masing-masing hasil
gabah per petak perlakuan setelah di panen, ukuran petak panen yaitu 2,70 x 3,90
m, sehingga di peroleh (234 tanaman). Penimbangan dilakukan menggunakan
timbangan gantung tipe Bearkley BTDF550-1 kapasisitas 23 kg,
-
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Tinggi Tanaman 58 hst (cm)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas berbeda
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 58 hst (Lampiran 8). Hasil uji ortogonal
kotras tinggi tanaman beberapa galur dan varietas umur 58 hst dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji ortogonal kontras tinggi tanaman beberapa galur dan varietas
umur 58 hst.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 0,33tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,120
tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 2,257
tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 26,301* 20,25
d. g4 vs g5, g6, dan g7 4,549* 7,65
e. g5 vs g6 dan g7 66,881* -21,44
f. g6 vs g7 3,054
tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 1,180
tn
v2 vs v3 10,970* -13,43
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-
PWR-8; (g5) B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto
(v2) inpago 8;(v3) batutegi.tn = Tidak Nyata *= Berbeda Nyata F-tabel
(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras tinggi tanaman diketahui bahwa perbandingan antara
galur dan varietas menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata. Selanjutnya
-
23
Perbandingan antar galur menujukkan bahwa galur (g5) B15231-MR-10-1
memiliki tinggi tanaman lebih tinggi 21,44% dibandingkan dengan galur (g6)
B15053F-PWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3. Sedangkan Perbandingan
antar varietas menujukkan bahwa varietas (v2) Inpago8 memiliki tinggi tanaman
lebih tinggi 13,43% bandingkan (v3) Batutegi.
Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51
hst, 58 hst.
Berdasarkan Gambar1. Diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman galur dan
varietas terus meningkat seiring bertambahnya dengan umur tanaman. Galur
memiliki pertumbuhan tertingggi pada galur (g5) B15231-MR-10-1 Pada umur 30
hst mencapai 40,34 cm, sampai dengan umur 58 hst mencapai 92,81cm. Varietas
Limboto memiliki pertumbuhan tertinggi pada umur 30 hst mancapai 38,62 cm
sampai dengan umur 58 hst mencapai 77,83 cm.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 30 37 44 51 58
Tin
gg
i T
an
am
an
(C
m)
Umur Tanam (hst)
g1 B15340-1B-TB-45
g2 B14981B-TGB-7-1
g3 B15175-TGB-21
g4 B15053F-PWR-8
g5 B15231-MR-10-1
g6 B15053F-PWR-2
g7 B14908C-MR-1-25-1-3
v1 Limboto
v2 Inpago 8
v3 Batutegi
-
24
4.1.2 Jumlah Anakan Total pada 58 hst (batang)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas berbeda
nyata terhadap jumlah anakan total pada umur 58 hst (Lampiran 11). Hasil uji
ortogonal kontras jumlah anakan total beberapa galur dan varietas umur 58 hst
dapat dilihat Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji ortogonal kontras jumlah anakan total beberapa galur dan
varietas umur 58 hst.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 Galur vs Varietas 9,811* -8,26
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,235
tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 13,267* 17,53
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 0,097
tn
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,018
tn
e. g5 vs g6 dan g7 0,118
tn
f. g6 vs g7 0,633
tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,036
tn
v2 vs v3 16,570* -21,35
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1; (g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2)
inpago 8;(v3) batutegi. tn=Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menujukkan bahwa galur memiliki jumlah anakan
total lebih banyak 8,26% dibandingkan varietas. Selanjutnya perbandingan antar
galur menunjukkan bahwa galur (g3) B15175-TGB-21, (g4)B15053F-PWR-8,
(g5)B15231-MR-10-1, (g6)B15053F-PWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3
memiliki jumlah anakan total lebih banyak 17,53% dibandingkan galur
(g2)B14981B-TGB-7-1. Sedangkan Perbandingan antar varietas menujukkan
bahwa varietas (v2) inpago 8 memiliki jumlah anakan total lebih banyak 21,35%
dibandingkan varietas (v3).
-
25
4.1.3 Jumlah Anakan Produktif 78 hst (malai)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan produktif pada umur 78 hst
(Lampiran17). Hasil uji ortogonal kontras Jumlah anakan produktif beberapa
galur dan varietas pada umur 78 hst dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji ortogonal kontras jumlah anakan produktif beberapa galur dan
varietas pada umur 78 hst.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 Galur vs Varietas 8,128* -13,26
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,823tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 1,904tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 5,210* -17,56
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,502tn
e. g5 vs g6 dan g7 0,067tn
f. g6 vs g7 0,380tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,050tn
v2 vs v3 0,965tn
Keterangan: (g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1; (g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2)
inpago 8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa galur memiliki jumlah anakan
produktif lebih banyak 13,26% dibandingkan varietas. Selanjutnya perbandingan
antara galur menujukkan bahwa galur (g3) B15175-TGB-21 memiliki jumlah
anakan produktif lebih tinggi 17,56% dibandingkan galur (g4) B15053F-PWR-8,
(g5) B15231-MR-10-1, (g6) B15053FPWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3.
Sedangkan perbandingan antar varietas yang diuji memiliki jumlah anakan
produktif tidak berbeda nyata.
-
26
4.1.4 Umur Berbunga 50% (hari)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga 50% (Lampiran 23). Hasil uji
ortogonal kontras umur berbunga 50% beberapa galur dan varietas dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji ortogonal kontras umur Berbunga 50% beberapa galur dan
varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 Galur vs Varietas 47,009 * -1,43
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 3,894 tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 11,645 * -1,12
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 0,774 tn
d. g4 vs g5, g6, dan g7 218,065 * -4,98
e. g5 vs g6 dan g7 813,065 * 11,56
f. g6 vs g7 58,548 * 3,26
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 186,452 * 5,13
v2 vs v3 1,935 tn
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi. tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukan bahwa varietas menghasilkan umur
berbunga 50% lebih cepat 1,43% dibandingkan galur. Selanjutnya perbandingan
antar galur menujukkan bahwa galur (g5)B15231-MR-10-1 menghasilkan umur
berbunga 50% lebih cepat 11,56% dibandingkan galur (g6) B15053F-PWR-29 (g7)
B14908C-MR-1-25-1-3. Sedangkan perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa
varietas (v1) Limboto lebih capat 5,13% umur berbunga 50% dibaningkan varietas
(v2) Inpago 8 dan (v3) Btutegi.
-
27
4.1.5 Umur Padi Menguning 80% (hari)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
berpengaruh nyata terhadap umur padi mengunin 80% (Lampiran 20). Hasil uji
ortogonal kontras umur padi menguning 80% beberapa galur dan varietas dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji ortogonal kontras umur padi menguning 80% beberapa galur
dan varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 Galur vs Varietas 721,501* -2,15
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 39,773*
0,76
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 50,505*
0,91
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 75,758*
1,14
d. g4 vs g5, g6, dan g7 1136,364*
-4,35
e. g5 vs g6 dan g7 3030,303*
7,14
f. g6 vs g7 757,576*
4,55
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 161,615*
1,87
v2 vs v3 121,212*
-1,82
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi. tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukan bahwa varietas menghasilkan umur padi
menguning 80% lebih cepat 2,15% dibandingkan galur. Selanjutnya perbandingan
antar galur menujukkan bahwa galur (g5) B15231-MR-10-1, (g6) B15053F-PWR-
29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3 menghasilkan umur padi menguning 80%
lebih cepat 4,35% dibandingkan galur (g4) B15053F-PWR-8. Sedangkan
perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa varietas (v3) Batutegi lebih
capat 1,82% umur padi menguning 80% dibaningkan varietas (v2) inpago 8.
-
28
4.1.6 Panjang Malai (cm)
Hasil analisis ragam menujukan bahwa perbedaan galur dan varietas berpengaruh
nyata terhadap panjang malai (Lampiran 25). Hasil uji ortogonal kontras panjang
malai beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.Hasil uji ortogonal kontras panjang malai beberapa galur dan varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 7,443* 3,88
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,007tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 6,321*
-3,69
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 12,433*
8,78
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,037tn
e. g5 vs g6 dan g7 0,568tn
f. g6 vs g7 0,253tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,056tn
v2 vs v3 0,435tn
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi. tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa vaietas memiliki panjang malai
lebih tinggi 3,88% dibandingkan varietas. selanjutnya perbandingan antar galur
menujukkan galur (g2) B14981B-TGB-7-1 memilki panjang malai lebih tinggi
3,69% dibandingkan galur (g3) B15175-TGB-21, (g4) B15053F-PWR-8, (g5)
B15231-MR-10-1, (g6) B15053F-PWR-29, dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3.
Sedangkan perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa varietas yang di uji
memiliki panjang malai tidak berbeda nyata.
-
29
4.1.7 Jumlah Gabah Isi per Malai (butir)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas berbeda
nyata terhadap jumlah gabah isi (Lampiran 29). Hasil uji ortogonal kontras
jumlah gabah isi permalai beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil uji ortogonal kontras jumlah gabah isi per malai beberapa galur
dan varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 0,068tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,375
tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 2,243
tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 8,315* 53,50
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,152
tn
e. g5 vs g6 dan g7 6,431* 36,62
f. g6 vs g7 0,338
tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 13,031* -37,65
v2 vs v3 0,080tn
Keterangan: (g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi. tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa perbandingan antara galur dan
varietas menghasilkan jumlah gabah isi permalai tidak berbeda nyata. Selanjutnya
perbandingan antar galur menujukkan (g6) B15053F-PWR-29 dan (g7) B14908C-
MR-1-25-1-3 menghasilkan gabah isi permalai lebih tinggi 36,62% dibandingkan
(g5)B15231-MR-10-1. Selanjutnya perbandingan antar varietas menujukkan
bahwa (v1) limboto menghasilkan jumlah gabah isi lebih tinggi 37,65% dari
varietas (v2) inpago 8 dan (v3) batutegi.
-
30
4.1.8. Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas tidak
berbeda nyata terhadap jumlah gabah hampa per malai (Lampiran 32). Hasil uji
ortogonal kontras jumlah gabah hampa per malai beberapa galur dan varietas
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.Hasil Uji Ortogonal kontras Jumlah Gabah Hampa per Malai beberapa
galur dan varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 0,00tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 6,642* 76,26
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 2,708tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 25,569* 36,61
d. g4 vs g5, g6, dan g7 6,255* -28,81
e. g5 vs g6 dan g7 4,241* 3,79
f. g6 vs g7 0,165tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 10,135* 113,59
v2 vs v3 8,133* 75,88
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa perbedaan antara galur dan
varietas jumlah gabah hampa memiliki berbeda tidak nyata. Selanjutnya
perbandingan antar galur menunjukkan (g3) B15175-TGB-21 menghasilkan
gabah hampa lebih sedikit 36,61%. dibandingkan galur (g4) B15053F-PWR-8
(g5)B15231-MR-10-1 (g6) B15053F-PWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3.
Selanjutnya perbandingan antar varietas menujukkan bahwa (V1) limboto
menghasilkan gabah hampa terrendah 113,59% bidandingkan varietas (v2)
Inpago 8 (v3) Batutegi.
-
31
4.1.9 Jumlah Gabah Total (butir)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah total (Lampiran 35). Hasil uji ortogonal
kontras jumlah gabah total beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.Hasil Uji Ortogonal kontras Jumlah Gabah Total beberapa galur dan
varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 0,055 tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 4,424 * 18,19
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 0,113 tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 61,907 * 112,92
d. g4 vs g5, g6, dan g7 8,671 * -17,77
e. g5 vs g6 dan g7 14,840 * 37,48
f. g6 vs g7 0,012 tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,000 tn
v2 vs v3 7,259 * 30,80
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-PWR-8;
(g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto (v2) inpago
8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa perbedaan antara galur dan
varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah total. Selanjutnya perbandingan
antar galur menunjukkan galur (g4) B15053F-PWR-8 menghasilkan gabah total
17,77% lebih tinggi dibandingkan galur (g5)B15231-MR-10-1 (g6) B15053F-
PWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3. Selanjutnya perbandingan antar
varietas menujukkan bahwa (v3) Batutegi menghasilkan gabah total 30,8% lebih
tinggi bidandingkan varietas (v2) Inpago 8.
-
32
4.1.10 Bobot Gabah 1000 butir (gram)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
berpengaruh nyata terhadap Bobot Gabah 1000 butir (Lampiran 41). Hasil uji
ortogonal kontras bobot gabah 1000 butir beberapa galur dan varietas dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji Ortogonal Kontras Bobot Gabah 1000 butir beberapa galur dan
varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 1,56 tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,621tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 0,027tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 16,646* -6,15
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,010tn
e. g5 vs g6 dan g7 22,875* -6,94
f. g6 vs g7 0,170tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 23,574* -8,06
v2 vs v3 4,242* -7,57
Keterangan: (g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F
PWR-8; (g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1)
limboto (v2) inpago 8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-
tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa perbedaan antara galur dan
varietas menghasilkan bobot gabah 1000 butir miliki berbeda tidak nyata.
Selanjutnya perbandingan antar galur menujukkan bahwa (g3) B15175-TGB-21
menghasilkan bobot gabah 1000 bitir lebih tinggi 6,15% dibandingkan galur (g4)
B15053F-PWR-8 (g5) B15231-MR-10-1 (g6) B15053F-PWR-29 dan (g7)
B14908C-MR-1-25-1-3. Sedangkan perbandingan antar varietas menujukkan
bahwa galur (v1) limboto menghasilkan bobot gabah 1000 bitir lebih tinggi
8,06% dari varietas (v2) Inpago 8 dan (v3) Batuteg.
-
33
4.1.11 Bobot Brangkasan Kering (gram)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas memiliki
berbeda tidak nyata terhadap bobot brangkasan kering (Lampiran 50). Hasil uji
ortogonal kontras bobot brangkasan kering beberapa galur dan varietas dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji ortogonal kontras bobot brangkasan kering beberapa galur dan
varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 Galur vs Varietas 1,240tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 2,833tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 0,094tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 0,377tn
d. g4 vs g5, g6, dan g7 2,687tn
e. g5 vs g6 dan g7 2,516tn
f. g6 vs g7 0,033tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,059tn
v2 vs v3 0,670tn
Keterangan: (g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F
PWR-8; (g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1)
limboto (v2) inpago 8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-
tabel(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras perbedaan antara galur dan varietas bobot brangkasan
kering memiliki berbeda tidak nyata. Selanjutnya perbandingan antar galur bobot
brangkasan kering bahwa berbeda tidak nyata (g1) B15340-1B-TB-45 (g2)
B14981B-TGB-7-1 (g3) B15175-TGB-21 (g4) B15053F-PWR-8 (g5) B15231-
MR-10-1 (g6) B15053F-PWR-29 (g7) B14908C-MR-1-25-1-3. Perbandingan
antar varietas menghasilkan berbeda tidak nyata.
4.1.12 Hasil Gabah Per Petak (kg)
-
34
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas tidak
berbeda nyata terhadap hasil gabah per petak (Lampiran 44). Hasil uji ortogonal
kontras hasil gabah per petak beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Hasil uji ortogonal kontras hasil gabah per petak beberapa galur dan
varietas.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 2,529tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,01tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 1,78tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 0,00tn
d. g4 vs g5, g6, dan g7 0,02tn
e. g5 vs g6 dan g7 0,13tn
f. g6 vs g7 0,00tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 0,10tn
v2 vs v3 0,05tn
Keterangan: (g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-
PWR-8; (g5)B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1)
limboto (v2) inpago 8;(v3) batutegi.tn= Tidak Nyata *=berbeda Nyata F-tabel
(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan bahwa perbedaan antara galur dan
varietas bahwa hasil gabah perpetak berbeda tidak nyata. Selanjutnya
perbandingan antar galur menunjukkan bahwa berbeda tidak nyata (g1) B15340-
1B-TB-45 (g2) B14981B-TGB-7-1 (g3) B15175-TGB-21 (g4) B15053F-PWR-8
(g5) B15231-MR-10-1 (g6) B15053F-PWR-29 (g7) B14908C-MR-1-25-1-3.
Perbandingan antar varietas menghasilkan bahwa berbeda tidak nyata.
4.2 Pembahasan
-
35
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa galur dan varietas berbeda nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi yang ditunjukkan pada peubah
tinggi tanaman, jumlah anakan total, umur padi menguning 80%, panjang malai,
gabah isi per malai, bobot gabah hampa per malai, bobot 1000 butir. Namun tidak
berbeda nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi yang ditunjukkan pada peubah
jumlah anakan produktif, hasil gabah per petak dan berat brangkasan kering.
Hasil uji ortogonal kontras perbandingan antara galur dan varietas menunjukkan
bahwa galur lebih unggul dari varietas pada peubah jumlah anakan total dan
jumlah anakan produktif. Jumlah anakan produktif merupakan jumlah anakan
yang menghasilkan malai, sehingga mempengaruhi potensi hasil pada tanaman
padi. Simanulang (2001), menyatakan bahwa anakan produktif per rumpun atau
persatuan luas merupakan penentu terhadap jumlah malai. Dengan demikian
anakan produktif merupakan salah satu komponen hasil yang berpengaruh
langsung terhadap tinggi rendahnya hasil gabah. Menurut (Las, dkk. 2003), Padi
tipe baru (PTB) memiliki sifat penting, antara lain jumlah anakan sedikit (7-12
batang) dan semuanya produktif, malai lebih panjang dan 1ebat, batang besar dan
kokoh, daun tegak, tebal, dan hijau tua, perakaran panjang dan lebat. Pada
penelitian ini anakan produktif tertinggi 11,25% ditunjukkan pada galur (g3)
B15175-TGB-21. Pembentukan anakan produktif sangat menentukan jumlah
malai dari tanaman padi. Makin banyak anakan produktif makin banyak jumlah
malai yang dihasillkan.
-
36
Sedangkan uji ortogonal kontras perbandingan antara galur dan varietas
menunjukkan bahwa varietas lebih unggul dari pada galur pada peubah umur padi
menguning 80%, umur berbunga 50% lebih cepat dan panjang malai lebih tinggi.
Umur berbunga 50% varietas pembanding memiliki rata-rata 80-84,50 hst,
sedangkan umur padi menguning yaitu 80% 107-110 hst. varietas (V1) limboto
menghasilkan umur panen genjah yaitu 80 hst. Umur berbunga dan umur padi
menguning dipengaruhi oleh faktor genetik dari galur maupun varietas itu sendiri.
Menurut (Lingga, 1991), menyatakan bahwa faktor genetik lebih dominan
mengendalikan umur tanaman berbunga pertama dan umur tanaman saat panen
bila dibandingkan dengan faktor luar seperti cahaya dan lingkungan. Menurut
(BBPadi, 2010), menetapkan kriteria umur panen padi menjadi 6 golongan
dihitung dari hari setelah sebar atau tanam, yaitu umur ultra genjah (< 85 hari),
super genjah (85-94 hari), sangat genjah (95-104 hari), genjah (105-124 hari),
sedang (125-164 hari) dan berumur dalam (> 165 hari). Berdasarkan kriteria
tersebut terdapat varietas yang super genjah yaitu V1 Limboto 80 hst dari varietas
lainya.
Panjang malai dapat menentukan jumlah biji per malai. Semakin panjang malai
semakin banyak jumlah biji yang dihasilkan. Menurut (Rusdiansyah, 2006),
mengelompokkan panjang malai ke dalam tiga kelompok yaitu malai pendek (≤
20 cm), malai sedang (panjang 20-30 cm), dan malai panjang (panjang > 30 cm).
Sehingga dalam penelitian ini varietas tergolong memiliki panjang malai rata-rata
sedang 28,48cm. Menurut (Makarim & Suhartatik, 2009), semakin panjang malai
maka semakin banyak gabah yang dihasilkan. Malai yang panjang dapat
menghasilkan lebih banyak cabang, bunga, dan hasil gabah pada saat panen.
-
37
Namun malai yang terlalu panjang juga dapat menyebabkan waktu masak antara
bulir awal dan bulir akhir, sehingga banyak menghasilkan gabah hampa produksi.
Hasil uji ortogonal kontras perbandingan antar galur menunjukkan bahwa galur
(g3) B15175-TGB-21 memiliki jumlah anakan produktif tertinggi, umur padi
menguning 80% tercepat, jumlah gabah hampa sedikit, dan bobot gabah 1000
butir lebih tinggi dibandingkan galur (g4) B15053F-PWR-8 (g5) B15231-MR-10-
1 (g6) B15053F-PWR 29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3. Umur padi menguning
80% pada galur-galur yang diuji mancapai 110-115 hst. Terdapat empat galur
umur padi menguning 80% lebih cepat 110 hst, dibandingkan galur lainya
ditunjukkan pada galur (g1) B15340-1B-TB-45, (g2) B14981B-TGB-7-1, (g3)
B15175-TGB-21 dan (g6) B15053F-PWR-29. Selain itu terdapat dua galur umur
padi menguning (g4) B15053F-PWR-8, dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3 yang
tergolong umur padi menguning lama yaitu 115 hst. Pada peubah bobot 1000 butir
Galur (g3) B15175-TGB-21 menghasilkan bobot gabah 1000 butir tertinggi 27,39
gram dibandngkan galur lainya. Bobot gabah 1000 butir akan mempengaruhi
produksi padi, semakin berat bobot gabah 1000 butir maka potensi hasil per
hektar akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Cempaka, 2007),
menyatakan bahwa bobot 1000 butir menjadi pertimbangan dalam seleksi padi
tipe baru, semakin berat bobot 1000 butir maka menunjukkan produksi yang
tinggi. Sehingga galur (g3) B15175-TGB-21 memiliki potensi untuk menjadi
varietas baru.Pada peubah gabah hampa galur (g3) B15175-TGB-21
menghasilkan gabah hampa terendah 33,50, sedangkan galur dengan kehampaan
tinggi 152,30 % pada galur (g4) B15053F-PWR-8. Selain faktor genetik dan
lingkungan juga mempengaruhi persentase kehampaan terutama akibat intensitas
-
38
penyinaran matahari yang rendah dan intensitas hujan yang tinggi. Menurut
(Vergara, 1995), penyebab kehampaan bulir diantaranya rebah, kurang intensitas
cahaya, serangan penyakit, serta kelembaban tinggi pada masa pembentukan
malai dan pembungaan
Hasil uji ortogonal kontras pada perbandingan antara galur dan varietas
menunjukkan bahwa galur dan varietas tidak memiliki perbedaan yang
ditunjukkan pada peubah tinggi tanaman, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa,
bobot gabah 1000 butir, jumlah gabah total, hasil gabah per petak, dan bobot
brangkasan kering. Tinggi tanaman berkaitan dengan kerebahan. Menurut
(Vergara, 1980), semakin tinggi tanaman semakin tinggi pula kecenderungan
untuk rebah. Siregar (1989), menyatakan bahwa tinggi tanaman padi dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan
intesitas cahaya. Sedangkan menurut (Manurung, dkk. 1988), tanaman yang tinggi
tanpa didukung oleh batang yang kuat dan kokoh akan rebah pada masa-masa
awal pertumbuhan dan menjadi rebah sekali pada pemupukan N dosis tinggi.
Hasil uji ortogonal kontras perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa
varietas V1 Limboto menghasilkan umur padi menguning 80% dan umur
berbunga 50% lebih cepat, gabah isi tertinggi, gabah hampa terendah, dan bobot
gabah 1000 butir tertinggi dibandingkan (v2) Inpago8, dan (v3) Batutegi. Jumlah
gabah isi dan jumlah gabah hampa merupakan karakter agronomi yang dapat
mempengaruhi potensi hasil. Pada varietas hasil rata-rata produksi varietas
Limboto yakni 4,5 ton/ha dan Situ Patengang 4,6 ton/ha. Menurut (Bambang, dkk.
2007), rata-rata jumlah gabah isi antara 80,80–157,43 % jumlah gabah hampa
-
39
5,59-12,23%. Menurut (Setiobudi, dkk. 2008), persentase gabah isi ditentukan
oleh bentuk gabah antara laju translokasi asimilat ke setiap unit gabah, suhu udara
siang dan malam serta intensitas cahaya selama fase reproduktif. Varietas (v1)
limboto menghasilkan 27,25 gram berat 1000 butir. Berat 1000 butir lebih
ditentukan oleh bentuk, bentuk gabah yang lonjong dan besar akan mempunyai
berat yang lebih besar bila dibandingkan gabah yang berbentuk bulat. Berat 1000
bulir gabah juga dipengaruhi oleh kondisi setelah pembungaan, misalnya
tersedianya zat makanan, baik buruknya cuaca dan jumlah daun. Kondisi tersebut
akan mempengaruhi banyak sedikitnya karbohidrat yang dihasilkan oleh proses
fotosintesis dan selanjutnya akan menentukan ukuran gabah (Cahayaningsih,
2003).
-
40
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
4.1.8 Tinggi Tanaman 58 hst (cm)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas berbeda
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 58 hst (Lampiran 8). Hasil uji ortogonal
kotras tinggi tanaman beberapa galur dan varietas umur 58 hst dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji ortogonal kontras tinggi tanaman beberapa galur dan varietas
umur 58 hst.
Perbandingan F-hitung Persentasi %
1 galur vs Varietas 0,33tn
2 Antar galur
a. g1 vs g2, g3, g4, g5, g6, dan g7 0,120
tn
b. g2 vs g3, g4, g5, g6, dan g7 2,257
tn
c. g3 vs g4, g5, g6, dan g7 26,301* 20,25
d. g4 vs g5, g6, dan g7 4,549* 7,65
e. g5 vs g6 dan g7 66,881* -21,44
f. g6 vs g7 3,054
tn
3 Antar Varietas
v1 vs v2 dan v3 1,180
tn
v2 vs v3 10,970* -13,43
Keterangan:
(g1)=B15340-1B-TB-45; (g2)B14981B-TGB-7-1; (g3)B15175-TGB-21; (g4)B15053F-
PWR-8; (g5) B15231-MR-10-1;(g6)B15053F-PWR-29;(g7)B14908C-MR-1-25-1-3;(v1) limboto
(v2) inpago 8;(v3) batutegi.tn = Tidak Nyata *= Berbeda Nyata F-tabel
(1;27;5%=4,21.
Hasil uji ortogonal kontras tinggi tanaman diketahui bahwa perbandingan antara
galur dan varietas menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata. Selanjutnya
Perbandingan antar galur menujukkan bahwa galur (g5) B15231-MR-10-1
memiliki tinggi tanaman lebih tinggi 21,44% dibandingkan dengan galur (g6)
B15053F-PWR-29 dan (g7) B14908C-MR-1-25-1-3. Sedangkan Perbandingan
-
42
antar varietas menujukkan bahwa varietas (v2) Inpago8 memiliki tinggi tanaman
lebih tinggi 13,43% bandingkan (v3) Batutegi.
Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51
hst, 58 hst.
Berdasarkan Gambar1. Diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman galur dan
varietas terus meningkat seiring bertambahnya dengan umur tanaman. Galur
memiliki pertumbuhan tertingggi pada galur (g5) B15231-MR-10-1 Pada umur 30
hst mencapai 40,34 cm, sampai dengan umur 58 hst mencapai 92,81cm. Varietas
Limboto memiliki pertumbuhan tertinggi pada umur 30 hst mancapai 38,62 cm
sampai dengan umur 58 hst mencapai 77,83 cm.
4.1.9 Jumlah Anakan Total pada 58 hst (batang)
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perbedaan galur dan varietas berbeda
nyata terhadap jumlah anakan total pada umur 58 hst (Lampiran 11). Hasil uji
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 30 37 44 51 58
Tin
gg
i T
an
am
an
(C
m)
Umur Tanam (hst)
g1 B15340-1B-TB-45
g2 B14981B-TGB-7-1
g3 B15175-TGB-21
g4 B15053F-PWR-8
g5 B15231-MR-10-1
g6 B15053F-PWR-2
g7 B14908C-MR-1-25-1-3
v1 Limboto
v2 Inpago 8
v3 Batutegi
-
43
ortogonal kontras juml