uji beda pengungkapan sustainability report...

107
i UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT ANTARA HIGH PROFILE INDUSTRY DAN LOW PROFILE INDUSTRY Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi oleh: Mochamad Fariz Arkan NIM. 1111082000118 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2016M

Upload: phungkhuong

Post on 09-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

i

UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT

ANTARA HIGH PROFILE INDUSTRY DAN LOW PROFILE

INDUSTRY

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ekonomi

oleh:

Mochamad Fariz Arkan

NIM. 1111082000118

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2016M

Page 2: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

ii

Page 3: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

iii

Page 4: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

iv

Page 5: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Mochamad Fariz Arkan

No. Induk Mahasiswa : 1111082000118

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta,

Mochamad Fariz Arkan

Page 6: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Mochamad Fariz Arkan

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Februari 1993

3. Alamat : Villa Pertiwi Blok N6, No: 3 RT 07 RW

016, Kel. Sukamaju, Kec. Cilodong, Depok

Jawa Barat

4. Telepon : 089650253210

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD N SUKAMAJU 1 Kota Depok 1999-2005

2. SMP N 7 Kota Depok 2005-2008

3. SMA Negeri 2 Depok 2008-2011

III. PENGALAMAN ORGANISASI DAN KEPANITIAAN

1. Anggota Divisi RTM Rohis SMA Negeri 2 Depok periode 2008-2009

2. Kepanitiaan MAKRAB 2013 Jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 7: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

vii

ABSTRACT

Difference Test of Sustainability Report Disclosure Between High Profile

Industry and Low Profile Industry

This research aims to find out difference either exist or not exist in

company sustainability report disclosure between high profile industry and low

profile industry using GRI G4 standard. Variabels used in this research are

economic aspect, environmental aspect, social aspect of sustainability report

disclosure and overall sustainability report disclosure.

This research uses big scale and medium scale company sample based on

BPS 2014. Based on purposive sampling method, this research has total 36

samples. In this research, hypothesis tested by independent samples t-test.

The result of this research indicated that the difference of disclosure

between high profile industry and low profile industry just happened in

enviromental aspect. While economic aspect, social aspect, and overall disclosure

variable had not difference which was significant.

Keyword: sustainability report, global reporting initiative, high profile industry,

low profile industry

Page 8: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

viii

ABSTRAK

Uji Beda Pengungkapan Sustainability Report Antara High Profile

Industry dan Low Profile Industry

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan

dalam pengungkapan sustainability report perusahaan antara high profile industry

dan low profile industry yang menggunakan standar GRI G4. Variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report

aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan sustainability report keseluruhannya.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan skala besar dan sedang

berdasarkan data BPS 2014 meliputi perusahaan yang listed maupun non-listed di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2014. Berdasarkan metode purposive

sampling, penelitian ini memiliki total sampel yang berjumlah 36 sampel. Dalam

penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan independent samples t-test.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa perbedaan pengungkapan

antara high profile industry dan low profile industry hanya terjadi dalam aspek

lingkungan saja. Sedangkan variabel pengungkapan aspek ekonomi, sosial, dan

keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: sustainability report, global reporting initiative, high profile industry,

low profile industry

Page 9: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam dipanjatkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi bagi penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun

dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas

dari bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun

tidak langsung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Siti Achyuni dan Budiarso Najab, yang tak pernah

henti selalu mecurahkan cinta dan kasih sayang, memberikan dukungan

penuh untuk setiap langkah yang penulis jalani, serta do‟a, nasehat, dan

perhatian yang tak terhingga untuk penulis. Terima kasih untuk setiap

ketulusan yang mengiringi langkah penulis.

2. Adik - adik tersayang, Ahmad Fauzan, Mochamad Amir Fikri, dan

Mochamad Farhan. Terima kasih untuk setiap semangat dan doa yang telah

diberikan untuk penulis.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., Ak., MM., CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Yahya Hamja., MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan, memberikan masukan-

Page 10: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

x

masukan, nasihat, serta membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi

ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

7. Ibu Putriesti Mandasari, SP. M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing,

berdiskusi, memberikan pengarahan serta nasihat dalam penulisan skripsi

ini. Terimakasih atas semua saran dan ilmu yang telah ibu berikan selama

kuliah, penyusunan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Saudara Akuntansi B

10. Rekan – rekan seperjuangan keluarga besar akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2011

11. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh

penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta,

(Mochamad Fariz Arkan)

Page 11: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif....................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. v

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vi

Abstract .............................................................................................................. vii

Abstrak .............................................................................................................. viii

Kata Pengantar ................................................................................................. ix

Daftar Isi ............................................................................................................xi

Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv

Daftar Gambar ................................................................................................. xv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................12

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur .................................................................... 14

1. Teori Legitimasi ..................................................................14

2. Teori Stakeholder ............................................................... 16

3. Sustainability Report ...........................................................18

4. Sensitivitas Industri..............................................................40

B. Penelitian Terdahulu……. ........................................................ 42

C. Kerangka Pemikiran ............................................. …………….47

D. Perumusan Hipotesis .................................................................48

Page 12: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 51

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 51

C. Jenis Data………………... ....................................................... 52

D. Operasional Variabel ..................................................................53

E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif ...............................................................57

2. Uji Normalitas .....................................................................58

3. Uji Hipotesis…………........................................................ 58

a. uji beda t…………………. .......................................... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 60

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................. 61

1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 61

2. Hasil Uji Normalitas ............................................................64

3. Hasil Uji Hipotesis…………...............................................65

a. Hasil Uji beda t

1) Pengungkapan Aspek Ekonomi.............................. 66

2) Pengungkapan Aspek Lingkungan......................... 68

3) Pengungkapan Aspek Sosial................................... 71

4) Pengungkapan Sustainability Report

Keseluruhan............................................................ 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 76

B. Implikasi……………………………………………..…………78

C. Saran .........................................................................................79

Daftar Pustaka ...................................................................................................80

Lampiran ............................................................................................................83

Page 13: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Data Perusahaan yang Menerbitkan Sustainability Report ............... 7

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya .......................................................... 42

3.1 Operasional Variabel ...................................................................... 57

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 62

4.2 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 65

4.9 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 66

Page 14: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Konsep Triple Bottom Line ............................................................ 20

2.2 Kerangka Pemikiran… ................................................................... 47

Page 15: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 JASICA 2015 ................................................................................. 83

2 Sampel Perusahaan ......................................................................... 86

3 Tabulasi Data Penelitian ................................................................. 87

4 Hasil Output SPSS ......................................................................... 91

Page 16: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak munculnya isu pemanasan global yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan tajam

dalam beberapa tahun terakhir. Kerusakan lingkungan merupakan

permasalahan yang serius, mengingat sebagian kerusakan lingkungan

disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas ekonomi. Salah satu pelaku

ekonomi yang menjadi sorotan dalam isu ini adalah pihak perusahaan. Tujuan

utama sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan keuntungan sebesar-

besarnya hingga tercapainya kesejahteraan para pemegang saham dan nilai

perusahaan itu sendiri. Adanya tujuan tersebut menyebabkan perusahaan harus

inovatif, efektif, dan efisien dalam menjalankan bisnisnya agar dapat terus

bersaing di dalam dunia bisnis yang terus berkembang dengan pesat.

Banyak perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi besar-besaran

yang berdampak buruk bagi lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perusahaan- perusahaan hanya berpikir untuk

mencari keuntungan semata dan mengabaikan aspek sosial dan lingkungan

yang ada. Contoh nyata yang terbaru saat ini adalah kasus pembakaran hutan

di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Akuntono (2015) menyebutkan, bahwa

sebanyak 127 orang dan 10 perusahaan telah ditetapkan sebagai tersangka

Page 17: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

2

dalam kasus pembakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Dampak

yang ditimbulkan akibat pembakaran tersebut selain semakin berkurangnya

hutan di Indonesia adalah terjadinya bencana kabut asap yang melanda

wilayah Sumatera dan Kalimantan. Bencana kabut asap ini merupakan

bencana yang menyentuh dua aspek sekaligus, karena merugikan secara

lingkungan maupun sosial. Kualitas udara di daerah – daerah yang terkena

kabut asap menurun hingga ke level berbahaya bagi masyarakat di daerah

tersebut. Dampak dari bencana ini juga tidak hanya merugikan pihak nasional

saja tetapi hingga pihak internasional juga ikut terkena dampak dari kabut

asap tersebut, seperti Singapura, dan Malaysia.

Selanjutnya kasus pencemaran limbah B3 yang melanda dua

perkampungan padat penduduk di Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang

disebabkan oleh rembesan minyak PT Pertamina EP dan PT Medco. Terdapat

dua belas titik yang terkontaminasi crude oil (lantung) di dua perkampungan

tersebut. Permasalahan ini tidak dapat diabaikan begitu saja mengingat potensi

bahaya yang ditimbulkan sangat rentan terjadinya kebakaran, merusak

bangunan karena tanah menjadi dinamis serta gangguan kesehatan masyarakat

di sekitarnya (Rusman, 2015).

Contoh lainnya adalah kasus lumpur lapindo, yakni kasus pencemaran

lingkungan yang diakibatkan oleh PT. Lapindo Brantas pada tahun 2006, yang

hingga kini dampaknya masih belum bisa diatasi. Selain dari dalam negeri,

kasus pencemaran lingkungan oleh perusahaan juga terjadi di belahan bumi

lainnya. Seperti kasus pencemaran lingkungan oleh perusahaan minyak

Page 18: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

3

raksasa Chevron di Brazil, yang diawali oleh pengeboran minyak oleh Texaco

pada tahun 1972 di kawasan Lago Agio. Sejak saat itu, perusahaan yang

kemudian diambil-alih oleh Chevron tersebut telah menggelontori kawasan

Amazon Ekuador dengan 18 milyar galon limbah beracun (insist.or.id, 2012).

Kasus- kasus tersebut mengindikasikan bahwa kepedulian lingkungan

dan sosial masih belum menjadi salah satu perhatian utama bagi perusahaan.

Semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan, maka tanggungjawab

perusahaan juga meluas, tidak hanya kepada shareholders dan stakeholders di

dalam perusahaan saja, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan dan

masyarakat yang ada di sekitarnya (Crowther, 2011). Pasal 74 Undang-

Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa

setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan. Hal serupa juga tercantum dalam Undang-Undang

No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 15 (b) yang menyebutkan

bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan, dan pasal 17 menyebutkan bahwa penanam modal yang

mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan wajib

mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi

standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan juga harus diiringi

dengan pelaporan yang baik. Laporan yang dibuat haruslah transparan,

Page 19: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

4

sehingga perusahaan akan dapat memenuhi tuntutan dari masyarakat yang

menginginkan upaya pertanggungjawaban atas kegiatan perusahaan yang

memiliki dampak terhadap lingkungan maupun sosial. Dengan dibuatnya

laporan tersebut juga akan menambah nilai perusahaan di mata investor dan

stakeholders. Kebutuhan investor dan stakeholders akan informasi kinerja dari

tahun ke tahun terus meningkat, bukan hanya sekedar informasi keuangan

melainkan juga informasi-informasi terkait tentang ekonomi, sosial, dan

lingkungan. Informasi tersebut berhubungan erat dengan pembangunan

berkelanjutan (sustainable development), tidak hanya memperluas

pembangunan ekonomi dan sosial tetapi juga meningkatkan derajat

lingkungan hidup sosial (Dunphy et. al, 2000).

Menurut Yendrawati dan Tarusnawati (2013), sustainability perusahaan

harus terus dijaga terkait kepentingan stakeholder primer terhadap perusahaan,

yaitu investor. Isu kinerja lingkungan dan pengungkapan lingkungan

berdampak pada fluktuasi harga saham. Investor kini semakin peka terhadap

isu- isu yang berkembang mengenai perusahaan tempat mereka menanam

modal dan semakin jeli dalam memilih saham perusahaan yang akan dibeli.

Saat ini, banyak perusahaan di dunia yang dituntut untuk memberikan

laporan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Para stakeholder tertarik

untuk memahami bagaimana pendekatan dan kinerja perusahaan secara

berkelanjutan dalam berbagai aspek, terutama aspek ekonomi, lingkungan,

dan sosial, termasuk potensi dalam menciptakan nilai perusahaan melalui

pengelolaan secara berkelanjutan. Salah satunya melalui laporan keberlanjutan

Page 20: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

5

(Sustainability Report), yang kini kian menjadi tren dan kebutuhan bagi

perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial

dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) perusahaan (Chariri, 2009). Sustainability (keberlanjutan)

adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep

Triple Bottom Line (John Elkington, 1997). Sustainability terletak pada

pertemuan antara tiga aspek, people-sosial; planet-environment; dan profit-

economic. Konsep tersebut merupakan cerminan dari istilah yang dikenal

berbagai perusahaan di dunia, yaitu Sustain Ability. Sustain Ability memiliki

makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk

bertahan hidup selama mungkin atau disebut dengan Long-Life Company.

John Elkington (1997) menyatakan :

“At its narrowest, the term “triple-bottom line” is used as a

framework from measuring and reporting corporate performance

against economic, social and environmental parameters. At its

broadest, the term is used to capture the whole set of value, issue and

processes that companies must address in order to minimize any harm

resulting from their activities and to create economic, social, and

environmental value. The three lines represent society, the economic,

and the environment. Society depends on the economic – and the

economy depends on the global ecosystem, whose health represents the

ultimate bottom line”

Page 21: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

6

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahan

harus bertanggung-jawab atas dampak positif maupun negatif yang

ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Selanjutnya sustainability report kini semakin berkembang yang dibuktikan

dengan munculnya The Global Reporting Initiative (GRI) sebagai pemegang

otoritas di dunia yang mengatur terkait sustainability report. Seperti yang

dikutip oleh GRI:

According to GRI, sustainability reports should contain information on

“an organizations vision and strategy, profile, governance structure

and management systems, GRI content index, and performance

indicators” (GRI, 2006: 3).

Perusahaan yang telah menerbitkan sustainability report berdasarkan

G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe standar pelaporan, yaitu: profil

organisasi, visi, strategi, indikator kinerja, dan pendekatan manajemen.

Hingga kini GRI juga berusaha untuk terus mengembangkan “framework for

sustainability reporting”, dan G4 guidelines resmi dirilis pada Mei 2013

(www.globalreporting.com). Penelitian mengenai penerapan Sustainability

Reporting berdasar Global Reporting Initiative (GRI) belum banyak dilakukan

di Indonesia. Hal ini dikarenakan sangat terbatasnya sampel, yaitu perusahaan

yang melakukan praktik pengungkapan Sustainability Report.

Pada tahun 2011 Report of The Judges ISRA mengeluarkan data yang

menunjukan jumlah perusahaan di Indonesia yang melakukan pengungkapan

sustainability report. Pengungkapan sustainability report di Indonesia di awali

Page 22: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

7

pada tahun 2005. Saat itu hanya 2 perusahaan saja yang baru mengeluarkan

sustainability report, namun dengan berjalannya waktu dan kebutuhan akan

informasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang akuntabel dan transparan

banyak perusahaan yang turut serta mempublikasikan sustainability report.

Berikut data perusahaan yang menerbitkan sustainability report setiap

tahunnya.

Tabel 1.1

Perusahaan Yang Menerbitkan Sustainability Report Menurut ISRA, Tahun

2005-2011

Sumber: Report of The Judges ISRA 2011

Berdasarkan data di atas, dapat kita simpulkan bahwa jumlah

perusahaan yang menerbitkan sustainability report dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Data dari National Center for Sustainability Reporting

(NCSR) mengungkapkan bahwa pada tahun 2014 jumlah tersebut telah

meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 60 perusahaan yang telah

menerbitkan laporan keberlanjutannya (www.ncsr-id.org). Peningkatan jumlah

tersebut mengindikasikan semakin banyaknya tuntutan yang ditujukan kepada

perusahaan bukan hanya terkait aspek ekonomi saja tetapi juga aspek

Tahun Jumlah Perusahaan

2005 2

2006 5

2007 15

2008 20

2009 23

2010 25

2011 34

Page 23: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

8

lingkungan dan sosial, sehingga perusahaan merasa perlu untuk membuat

sebuah laporan atas aktivitas pertanggungjawabannya demi memenuhi

tuntutan tersebut. Pengungkapan sustainability report di Indonesia saat ini

masih bersifat sukarela (voluntary), artinya belum adanya peraturan yang

mewajibkan perusahaan untuk membuat laporan ini. Seiring berkembangnya

penelitian terkait sustainability report, perusahaan semakin ramai melakukan

pengungkapan terhadap sustainability report baik menjadi satu dalam laporan

tahunan maupun dilaporkan secara tersendiri sebagai laporan yang terpisah.

Semakin banyaknya bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan

perusahaan, maka image perusahaan menurut pandangan investor menjadi

meningkat atau citra perusahaan menjadi baik. Investor menganggap

sustainability report sebagai alat kontrol atas pencapaian kinerja perusahaan

sekaligus sebagai media pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya

di perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Prayosho dan Hananto (2013),

kandungan informasi dalam sustainability report diharapkan mampu

memberikan sinyal positif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata

investor.

Menurut Dyanty dan Putri (2014), analis laporan tahunan sering

menganggap penting sustainability report dalam penilaian mereka tentang

kualitas manajemen dan efisiensi kinerja perusahaan. Sustainability report

bahkan dianggap dapat memberikan perusahaan akses yang lebih baik

terhadap kepercayaan stakeholders atas kepemilikan modalnya. Meskipun

pengungkapan sustainability report tidak diwajibkan dan masih bersifat

Page 24: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

9

sukarela, akan tetapi tuntutan dari perusahaan untuk memberikan informasi

haruslah akuntabel, transparan, serta praktik tata kelola perusahaan yang

semakin baik (good corporate governance), seperti pengungkapan mengenai

aktivitas sosial dan lingkungan (Nasir dkk, 2014).

Banyaknya tuntutan terhadap perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas

lingkungan dan sosialnya mendorong perusahaan untuk meningkatkan

aktivitas lingkungan dan sosialnya, apalagi bagi perusahaan- perusahaan skala

besar dan bersinggungan langsung dengan lingkungan dan masyarakat luas

seperti perusahaan- perusahaan di dalam industri energi dan industri barang-

barang konsumsi. Pertamina Persero misalnya, perusahaan minyak Negara ini

sedang menggalakkan penanaman satu juta pohon sebagai salah satu aktivitas

lingkungannya (Aditya, 2015). Hal yang sama juga dilakukan PT. Tirta

Investama Danone Aqua dengan melakukan program penyediaan air bersih

dan peningkatan kualitas air bersih, serta pemberdayaan masyarakat di

beberapa wilayah di Indonesia. Hal tersebut langsung membuat PT. Tirta

Investama Danone Aqua menyabet penghargaan Gelar Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Budaya dari Corporate Forum for Community

Development (CFCD) pada Juli 2015 lalu (Kurniawan, 2015). Kedua aktivitas

tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan berusaha untuk tetap

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas, apalagi kedua perusahaan

tersebut baik Pertamina maupun PT. Tirta Investama Danone Aqua memiliki

operasi bisnis yang besar dan bersinggungan langsung dengan lingkungan dan

masyarakat luas.

Page 25: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

10

Tipe industri terbagi menjadi dua yaitu high profile dan low profile.

Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile merupakan

perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas tinggi terhadap lingkungan,

tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi yang kuat (Utomo,

2000 dalam Arga dan Badingatus, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Mirfazli (2008) tipe industri high profile dan low profile menunjukkan

perbedaaan dalam jumlah pengungkapan CSR, hal itu dikarenakan perusahaan

yang termasuk kategori high profile umumnya merupakan perusahaan yang

memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasi perusahaan

memiliki potensi dan kemungkinan berhubungan dengan kepentingan

masyarakat luas. Sehingga dimungkinkan akan mengungkapkan

pengungkapan CSR yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kategori low

profile.

Sensitivitas industri dapat didefinisikan sebagai seberapa besar tingkat

industri tersebut bersinggungan langsung dengan konsumen dan kepentingan

luas lainnya. Biasanya perusahaan yang mempunyai sensitivitas industri yang

tinggi terhadap lingkungannya akan memperoleh perhatian yang tinggi

mengenai lingkungan tersebut dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan

yang mempunyai sensitivitas industri yang lebih rendah terhadap

lingkungannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut mempunyai dampak

potensi yang lebih tinggi dalam mempengaruhi kondisi serta keberadaan

lingkungan tersebut (Branco dan Rodrigues, 2008). Jakarta Industrial

Page 26: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

11

Classification (JASICA) juga membagi industri menjadi dua kategori, yakni

high profile industry, dan low profile industry.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena masih banyaknya potensi yang belum tergali sepenuhnya

terkait dengan isu- isu ini, di mana masih sedikit sekali perusahaan yang

mengungkapkan sustainability reportnya, lalu masih minimnya kesadaran

lingkungan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga kinerja lingkungan yang

rendah tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan yang juga merugikan

masyarakat di sekitarnya, selain itu tipe industri juga menentukan bagaimana

perusahaan mengungkapkan laporan pertanggungjawabannya, di mana

industri yang sifatnya sensitif dimungkinkan memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap pengungkapan sustainability report dibandingkan dengan industri

yang tidak sensitif. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan

penelitian yang berjudul “Uji Beda Pengungkapan Sustainability Report antara

High Profile Industry dan Low Profile Industry”.

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan

oleh, Arga dan Badingatus (2015), Frendy (2011), Suresh Cuganesan, James

Guthrie dan Leanne Ward (2010) serta Edwin Mirfazli (2008). Penelitian ini

memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu dari sisi objek

penelitian, metode penelitian, dana periode penelitian.

1. Objek Penelitian dan Periode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap

perusahaan skala besar dan menengah berdasarkan data Badan Pusat

Page 27: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

12

Statistik (BPS) 2014 dan meliputi perusahaan yang listed dan non-listed di

BEI dan melakukan pengungkapan sustainability reportnya secara terpisah

dari laporan tahunan agar isi dari laporan tersebut lebih lengkap dan

mendalam, serta sustainability report telah menggunakan standar GRI G4

dan yang diterbitkan pada tahun 2014.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan uji beda dengan dua sampel bebas,

yakni high profile industry dan low profile industry berdasarkan klasifikasi

yang dilakukan oleh Jakarta Industrial Classifiation (JASICA).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang

signifikan dalam pengungkapan sustainability report antara high profile

industry dan low profile industry ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam tingkat pengungkapan

sustainability report antara high profile industry dan low profile industry.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

a) Manfaat Teoritis

Page 28: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

13

1) Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis terhadap masalah

yang sedang diteliti.

2) Diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan di

bidang ekonomi khususnya yang berkaitan dengan Akuntansi

Manajemen, serta dapat menjadi acuan bagi peneliti di masa yang

akan datang agar lebih banyak peneliti yang mengangkat topik

praktik sustainability report.

b) Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

acuan pemahaman bagi perusahaan mengenai sustainability report

demi meningkatkan tanggungjawab lingkungan perusahaan yang

lebih baik lagi.

2) Menjadi perhatian bagi masyarakat sebagai sarana informasi

mengenai pentingnya pengungkapan sustainability report sebuah

perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan

sekitar.

3) Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-

aspek yang perlu diperhatikan dalam investasi yang tidak hanya

terpaku pada pelaporan keuangannya saja, tetapi juga pelaporan

keberlanjutan mengenai tindakan sosial terhadap lingkungan.

Page 29: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Legitimacy

Teori legitimasi dilandasi oleh adanya suatu kontrak sosial yang

terjadi antara perusahaan dengan masyarakat, dimana perusahaan

beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi (Chariri dan Ghozali,

2007).

Definisi legitimasi menurut Suchman (1995) adalah:

Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of

an entity are desirable, proper, or appropriate within some socially

constructed system of norms, values, beliefs, and definitions.

Legitimasi adalah persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan dari

suatu entitas yang diinginkan, tepat, atau sesuai dalam beberapa sistem

yang dibangun secara sosial norma, nilai-nilai, keyakinan, dan definisi.

Perusahaan dapat dikatakan telah mendapatkan legitimasi apabila

keberadaan dan kinerjanya telah mendapat „status‟ dari masyarakat atau

lingkungan di mana mereka beroperasi (Jenia dan Prastiwi, 2012)

Dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara

sukarela melaporkan aktivitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal

ini adalah yang diharapkan komunitas (Deegan, 2004). Pengungkapan

aktivitas CSR dianggap sebagai salah satu hal yang penting untuk

Page 30: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

15

mempengaruhi persepsi masyarakat akan kegiatan operasional perusahaan.

Hal ini sejalan dengan (Chariri, 2009) yang menyatakan bahwa perusahaan

cenderung menggunakan kinerja berbasis sosial dan lingkungan serta

pengungkapan informasi sosial dan lingkungan untuk membenarkan atau

melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat.

Pengungkapan atas tanggungjawab sosial dan lingkungan

perusahaan juga harus diolah dengan baik agar dapat diterima oleh

masyarakat. Penerimaan yang baik dari masyarakat dapat membantu

perusahaan dalam pencapaian tujuannya guna keberlangsungan hidup

perusahaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa legitimasi ini akan

mampu meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat, sehingga

dengan reputasi yang baik maka akan berpengaruh pada nilai perusahaan

tersebut. (Harsanti, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa legitimasi

merupakan upaya perusahaan untuk senantiasa menjalankan kegiatan

operasionalnya dengan berpihak kepada masyarakat dan pemerintah.

Dukungan dari masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan dan mendukung citra baik perusahaan. Hal

tersebut membuat perusahaan bersedia untuk mengeluarkan biaya-biaya

untuk mengungkapkan kinerja sosial dan lingkungannya lebih dari yang

diharuskan jika memang itu yang diinginkan oleh masyarakat atau

komunitas lainnya.

Page 31: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

16

2. Teori Stakeholders

Istilah stakeholder pada awalnya diperkenalkan oleh Stanford

Research Institute (SRI), yakni “those groups without whose support the

organization would cease to exist” (Freeman, 1983). Inti dari pemikiran

itu mengarah pada keberadaan suatu organisasi (dalam kasus ini adalah

perusahaan) sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok – kelompok

yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Menurut David

Crowther dan Seifi (2011), ada beberapa definisi mengenai stakeholders,

yakni:

1) Those groups without whose support the organization would cease to

exist

2) Any group or individual who can affect or is affected by the

achievement of the organization’s objectives

Definisi tersebut menyatakan bahwa stakeholders merupakan pihak

individu maupun kelompok yang keberadaannya dapat mempengaruhi

ataupun dipengaruhi oleh adanya tujuan dari perusahaan, dan keberadaan

suatu organisasi (dalam kasus ini adalah perusahaan) sangat dipengaruhi

oleh dukungan kelompok – kelompok yang memiliki hubungan dengan

organisasi tersebut.

Freeman (1983), mengembangkan stakeholder theory dan

memperkenalkan konsep tersebut dalam dua model, yaitu :

1) Model kebijakan dan perencanaan bisnis;

2) Model tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen stakeholder.

Page 32: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

17

Model pertama, berfokus pada pengembangan dan evaluasi

persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan kelompok-kelompok

yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan usaha perusahaan.

Sedangkan pada model kedua, perencanaan perusahaan dan analisis

diperluas dengan memasukkan pengaruh eksternal yang mungkin

berlawanan bagi perusahaan. Kelompok berlawanan ini termasuk badan

regulator (government), lingkungan dan / atau kelompok (communities)

dengan kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap

permasalahan sosial.

Donaldson dan Preston (1995) berpendapat bahwa stakeholders

theory merupakan hal yang berkenaan dengan pengelolaan atau

ketatalaksanaan (managerial) dan merekomendasikan sikap, struktur, dan

praktik, yang apabila dilaksanakan secara bersama-sama membentuk

sebuah filosofi manajemen stakeholder. Ia juga berpendapat stakeholder

theory sebagai sesuatu yang normatif, bahwa fungsi dari sebuah

perusahaan termasuk pada pengenalan normatif dan panduan filosofis

untuk bekerja dan untuk manajemen perusahaan. Menurut Donaldson dan

Preston (1995), teori stakeholder dibagi dalam tiga aspek, yaitu :

1) Descriptive/Empirical, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk

menjelaskan karakter khusus dan perilaku perusahaan.

2) Instrumental, sebagai tambahan dari data deskriptif, digunakan untuk

mengidentifikasikan hubungan antara manajemen stakeholders dengan

hasil yang didapatkan (profitabilitas, pertumbuhan, dll).

Page 33: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

18

3) Normative, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk

mengintrepetasikan fungsi dari perusahaan, termasuk mengidentifikasi

pedoman moral dan filosofi pada operasi dan manajemen perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan

harus menjaga hubungan baik dengan stakeholders karena merekalah yang

akan mengambil keputusan akan kelangsungan perusahaan, terutama

apabila mereka menguasai sumber daya yang dibutuhkan untuk aktivitas

perusahaan. Perusahaan tidak hanya memiliki tujuan untuk mencari

keuntungan pribadi tetapi juga untuk kesejahteraan stakeholders. Oleh

karena itu diharapkan pengungkapan sustainability report dapat memenuhi

keinginan stakeholders dengan adanya penambahan informasi seperti

informasi lingkungan, sosial, dan ekonomi, sehingga akan selalu terjalin

hubungan baik antar perusahaan dan stakeholders.

3. Sustainability Report

Konsep keberlanjutan menurut Whitehead (2006) adalah sebagai

hasil masyarakat yang memungkinkan generasi mendatang setidaknya

tetap memiliki kekayaan alam yang sama dengan generasi yang ada pada

saat ini. Ia menjelaskan bahwa keberlanjutan tidak berarti kemudian

memerlukan penghematan sumber daya yang sedemikian khusus,

melainkan hanya memastikan kecukupan sumber daya (kombinasi dari

sumber daya manusia, fisik dan alam) untuk generasi mendatang, sehingga

membuat standar hidup mereka setidaknya sama baiknya dengan generasi

saat ini.

Page 34: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

19

Terkait dengan hal di atas, maka perlu adanya pengungkapan

sebuah informasi terkait aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai

bentuk transparansi dalam pelaporan kinerja perusahaan. Perusahaan harus

mengumpulkan, mengendalikan, dan melaporkan ke pihak internal

maupun eksternal tentang informasi keberlanjutan yang mereka miliki

dalam sustainability report.

Sustainability report dapat didefinisikan sebagai laporan yang

tidak hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non

keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang

memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan

(sustainable performance) (Elkington, 1997).

Global Reporting Initiative (GRI) sebagai lembaga pemberi

pedoman pengungkapan sustainability report, mendefinisikan

sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan

aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal

dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan

pembangunan berkelanjutan.

Konsep Sustainability Report merupakan turunan dari konsep

Triple-Bottom Line yang diperkenalkan oleh John Elkington (1997).

Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-social;

planet-environment; dan profit-economic. Konsep tersebut merupakan

cerminan dari istilah yang dikenal berbagai perusahaan di dunia, yaitu

Sustain Ability. Sustain Ability memiliki makna tersendiri bagi perusahaan,

Page 35: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

20

Economy Prosperity

Economy

Profit

Social Equity

Equity

People

Environmental Stewardship

Environment

Planet

yaitu kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama mungkin atau

disebut dengan Long-Life Company. John Elkington menjelaskan konsep

Triple-Bottom Line sebagai :

“the three lines of the triple-bottom line represent society, the economy,

and the environment. Society depend on the global ecosystem, whose

health represents the ultimate bottom line. The three lines are not stable;

they are in constant flux, due to social political, economic, and

environmental pressures, cycle and conflicts”.

Gambar 2.1

Konsep Triple- Bottom Line

Sumber : www.centerforsustainability.org (2012)

Menurut Gunawan (2015), tujuan utama perusahaan adalah

meningkatkan nilai perusahaaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh

secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan

dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup karena keberlanjutan

merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi,

lingkungan, dan masyarakat seperti yang telah dijelaskan dalam konsep

Triple-Bottom Line milik Elkington (1997).

Laporan berkelanjutan (sustainability report) merupakan jenis

laporan yang bersifat sukarela (voluntary). Laporan ini diungkapkan

sebagai pelengkap laporan keuangan, namun dalam penyampaiannya

Page 36: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

21

laporan ini terpisah dari laporan keuangan perusahaan. Hal ini diperkuat

oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf ke

sembilan, yaitu “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan

seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah

(value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor – faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang

memegang peranan penting”. Implementasi pelaporan berkelanjutan di

Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No.23/1997 tentang

manajemen lingkungan dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia

mengenai prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan

keuangan (PSAK).

Pengungkapan sustainability report didefinisikan sebagai laporan

yang diungkapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas sosial

yang dilakukan perusahaan yang meliputi tema Economic, Environmental,

Human Rights, Labor Practices & Decent Work, Society, dan Product

Responsibility (GRI, 2006: 24).

Tujuan dari adanya sustainability report yaitu sebagai berikut

(GRI, 2006: 3):

1) Tolak ukur pengukuran kinerja berkelanjutan yang menghormati

hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela;

2) Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan; dan

Page 37: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

22

3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara

berbagai organisasi dalam waktu tertentu.

Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI

harus memenuhi beberapa prinsip untuk menjamin kualitas informasi dan

mencapai transparansi. Prinsip-prinsip ini tercantum dalam GRI (2006:

13), yaitu:

1) Keseimbangan: Laporan sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan

negatif dari kinerja suatu perusahaan untuk dapat memungkinkan

penilaian yang masuk akal terhadap keseluruhan kinerja.

2) Dapat dibandingkan: Laporan disajikan dengan seksama sehingga

memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja

organisasi dari waktu ke waktu. Isu-isu dan informasi harus dipilih,

dikumpulkan, dan dilaporkan secara konsisten.

3) Akurat/ Cermat: Informasi yang dilaporkan dalam sustainability report

harus cukup akurat dan rinci bagi stakeholders dalam menilai kinerja

organisasi.

4) Ketepatan waktu: Pelaporan sustainability report harus terjadwal dan

informasi yang ada harus selalu tepat waktu ketika dibutuhkan para

stakeholder dalam mengambil kebijakan.

5) Kesesuaian/ Kejelasan: Informasi yang diberikan dalam sustainability

report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat

diakses oleh stakeholder.

Page 38: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

23

6) Dapat dipertanggungjawabkan: Informasi dan proses yang digunakan

dalam penyusunan laporan harus dikumpulkan, direkan, dikompilasi,

dianalisis, dan diungkapkan dalam sebuah cara yang dapat diuji

sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi dari

laporan.

Pengungkapan standar dalam sustainability report menurut

pedoman GRI G4 Guidelines memenuhi 6 aspek yang terdiri dari:

1) Ekonomi yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada

kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat

lokal, nasional, dan global.

2) Lingkungan yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan

terhadap makhluk di bumi, dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem,

tanah, udara, dan air.

3) Hak Asasi Manusia yaitu adanya transparansi dalam

mempertimbangkan pemilihan investor dan pemasok/ kontraktor.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

4) Masyarakat yaitu memusatkan perhatian pada dampak organisasi

terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan

bagaimana risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga

sosial lainnya.

Page 39: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

24

5) Tanggungjawab produk yaitu berisi pelaporan produk yang dihasilkan

perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi

pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi dan pelabelan,

pemasaran, dan privasi.

6) Sosial yaitu berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa

saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.

Berikut penjelasan Global Reporting Intiative Sustainability Report

Guidelines 4 (GRI G4) mengenai item-item yang harus diungkapkan

perusahaan dalam pelaporannya:

1) Indikator Ekonomi menunjukkan sejauh mana aliran dana diantara

para stakeholder dan dampak ekonomi utama perusahaan terhadap

ekonomi masyarakat. Kinerja ekonomi yang perlu diungkapkan oleh

perushaan mencakup 3 aspek dan 9 item pengungkapan. Adapun aspek

dan item yang diungkapkan dalam indikator ekonomi adalah sebagai

berikut:

a. Aspek Kinerja Ekonomi

i. Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi

pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan

investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran

kepada penyandang dana serta pemerintah.

ii. Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim

serta peluangnya bagi aktivitas organisasi.

iii. Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.

Page 40: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

25

iv. Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.

b. Aspek Kehadiran Pasar

i. Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan

upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan.

ii. Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok

lokal pada lokasi yang signifikan.

iii. Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen

senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang

signifikan.

c. Aspek Dampak Ekonomi Tidak Langsung

i. Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa

yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial,

natura, atau pro bono.

ii. Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung

yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.

2) Indikator Lingkungan menunjukkan sejauh mana kegiatan perusahaan

berdampak pada kehidupan didalam sistem alam, termasuk ekosistem,

tanah, udara, dan air. Indikator kinerja lingkungan terkait dengan input

(bahan, energi, air) dan output (emisi/gas, limbah sungai, limbah

kering/sampah). Kinerja lingkungan yang perlu diungkapkan oleh

perusahaan mencakup 11 aspek dan 34 item pengungkapan. Adapun

aspek dan item yang diungkapkan dalam indikator lingkungan adalah

sebagai berikut:

Page 41: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

26

a. Aspek Material

i. Penggunaan bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume.

ii. Persentase penggunaan bahan daur ulang.

b. Aspek Energi

i. Penggunaan energi langsung dari sumber daya energi primer.

ii. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber daya

primer.

iii. Penghematan energi melalui konservasi dan peningkatan

efisiensi.

iv. Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi

efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan

persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif

tersebut.

v. Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan

pengurangan yang dicapai.

c. Aspek Air

i. Total pengambilan air per sumber.

ii. Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat

pengambilan air.

iii. Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan

didaur ulang.

d. Aspek Keanekaragaman Hayati

Page 42: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

27

i. Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh

organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang

berdekatan dengan daerah yang dilindungi atau daerah-daerah

yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luaar

daerah yang dilindungi.

ii. Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh

aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap

keanekaragaman hayati di daerah yang dilindungi dan di daerah

yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar

daerah yang dilindungi.

iii. Perlindungan dan pemulihan habitat.

iv. Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola

dampak terhadap keanekaragaman hayati.

v. Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang

masuk dalam daftar merah IUCN (International Union for

Conservation of Nature Red List Species) dan yang masuk

dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-

daerah yang terkena dampak operasi.

e. Aspek Emisi, Efluen dan Limbah

i. Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun

tidak langsuung dirinci berdasarkan berat.

ii. Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci

berdasarkan berat.

Page 43: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

28

iii. Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan

pencapaiannya.

iv. Emisi bahan kimia yang meerusak lapisan ozon diperinci

berdasarkan berat.

v. Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci

berdasarkan jenis dan berat.

vi. Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan.

vii. Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan.

viii. Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan.

ix. Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah

yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I,

II, III, dan IV, dan persentase limbah yang diangkut secara

internasional.

x. Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman

hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan

dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi

pelapor.

f. Aspek produk dan Jasa

i. Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa

dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut.

ii. Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik

menurut kategori.

g. Aspek Kepatuhan

Page 44: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

29

i. Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi

nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi

lingkungan.

h. Aspek Pengangkutan/Transportasi

i. Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk

dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk

operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.

i. Aspek Menyeluruh

i. Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan

menurut jenis.

j. Aspek Asesmen Pemasok atas Lingkungan

i. Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria

lingkungan.

ii. Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial

dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.

k. Aspek Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan

i. Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan,

ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan

resmi.

3) Indikator Sosial menunjukkan sejauh mana perusahaan memperhatikan

kinerja penting yang berhubungan dengan praktik tenaga kerja dan

pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung

jawab produk dalam kegiatan perusahaan. Kinerja sosial yang perlu

Page 45: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

30

diungkapkan oleh perusahaan mencakup 6 sub-kinerja, 30 aspek dan

48 item pengungkapan. Kinerja praktik tenaga kerja dan pekerjaan

yang layak menunjukkan tanggung jawab sosial dari usaha bisnis

kepada para tenaga kerjanya. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan adalah sebagai berikut:

a. Aspek Pekerjaan

i. Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan

turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan

wilayah.

ii. Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu)

yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu)

menurut kegiatan pokoknya.

iii. Jumlah karyawan yang mengambil cuti berdasarkan jenis

kelamin dan tingkat retensi dari karyawan ketika kembali

bekerja.

b. Aspek Tenaga Kerja/Hubungan Manajemen

i. Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan

penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian

kolektif tersebut.

c. Aspek Kesehatan dan Keselamatan Jabatan

i. Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam

panitia kesehatan dan keselamatan antara manajemen dan

Page 46: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

31

pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk

program keselamatan dan kesehatan jabatan.

ii. Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari

yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena

pekerjaan menurut wilayah.

iii. Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/ bimbingan,

pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu

para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat,

mengenai penyakit berat/ berbahaya.

iv. Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam

perjanjian resmi dengan serikat karyawan.

d. Aspek Pelatihan dan Pendidikan

i. Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut

kategori/kelompok karyawan.

ii. Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran

sepanjang hayat yang menunjang kelangsungan pekerjaan

karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.

iii. Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan

pengembangan karier secara teratur.

e. Aspek Keberagaman dan Kesempatan Setara

i. Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan

tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia,

Page 47: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

32

keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman

indikator lain.

f. Aspek Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki

i. Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut

kelompok/kategori karyawan.

g. Aspek Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan

i. Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria

praktik ketenagakerjaan.

ii. Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

praktik ketenagakerjaandalam rantai pasokan dan tindakan

yang diambil.

h. Aspek Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan

i. Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaanyang

diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme

pengaduan resmi.

4) Kinerja hak asasi manusia menunjukkan bahwa perusahaan harus

melaporkan sejauh mana hak asasi manusia diperhitungkan dalam

investasi dan praktek pemilihan kontraktor atau supplier. Adapun

aspek dan item yang diungkapkan adalah sebagai berikut:

a. Aspek Praktik Investasi dan Pengadaan

i. Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang

memuat klausul HAM atau telah menjalani proses

skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.

Page 48: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

33

ii. Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai

kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang

relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase

karyawan yang telah menjalani pelatihan.

b. Aspek Nondiskriminasi

i. Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang

diambil/dilakukan.

c. Aspek Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama

i. Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang teridentifikasi

dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang

diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.

d. Aspek Pekerja Anak

i. Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan

dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan

langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya

penghapusan pekerja anak.

e. Aspek Kerja Paksa dan Kerja Wajib

i. Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang

signifkan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja

wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk

mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.

f. Aspek Praktik/Tindakan Pengamanan

Page 49: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

34

i. Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal

kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM

yang relevan dengan kegiatan organisasi.

g. Aspek Hak Penduduk Asli

i. Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk

asli dan langkah-langkah yang diambil.

h. Aspek Penilaian

i. Penilaian HAM pada operasi perusahaan.

i. Aspek Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia

i. Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak

asasi manusia.

ii. Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang

diambil.

j. Aspek Remediasi

i. Jumlah pengaduan terkait dengan HAM yang ditangani dan

diselesaikan.

5) Kinerja masyarakat menunjukkan dampak perusahaan terhadap

masyarakat di mana mereka beroperasi, dan menjelaskan risiko dari

interaksi dengan institusi sosial lain yang dikelola oleh perusahaan.

Adapun aspek dan item yang diungkapkan adalah sebagai berikut:

a. Aspek Komunitas

Page 50: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

35

i. Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen

dampak, dan program pengembangan yang diterapkan.

ii. Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang

signifikan terhadap masyarakat lokal.

b. Aspek Korupsi

i. Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap

korupsi.

ii. Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur

antikorupsi.

iii. Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.

c. Aspek Kebijakan Publik

i. Nilai kontributif finansial dan natura kepada partai politik,

politisi, dan institusi terkait berdasarakan negara di mana

perusahaan beroperasi.

d. Aspek Kelakuan Tidak Bersaing

i. Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan

antipersaingan, anti-trust, dan praktik monopoli serta

sanksinya.

e. Aspek Kepatuhan

i. Nilai uang dari denda signifkan dan jumlah sanksi nonmoneter

untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan.

f. Aspek Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat

Page 51: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

36

i. Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria

untuk dampak terhadap masyarakat.

ii. Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.

g. Aspek Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat

i. Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang

diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme

pengaduan resmi.

6) Kinerja tanggung jawab produk menunjukkan tanggung jawab produk

perusahaan dan jasa yang diberikan yang memengaruhi pelanggan.

Adapun aspek dan item yang diungkapkan sebagai berikut:

a. Aspek Kesehatan dan Keamanan Pelanggan

i. Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang

menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk

penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa

yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut.

ii. Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai

dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa

selama daur hidup, per produk.

b. Aspek Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa

i. Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh

prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang

terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.

Page 52: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

37

ii. Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai

penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label,

per produk.

iii. Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk

hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan.

c. Aspek Komunikasi Pemasaran

i. Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan

voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran,

termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship.

ii. Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela

mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan,

promosi, dan sponsorship, menurut produknya.

d. Aspek Keleluasaan Pribadi Pelanggan

i. Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai

pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan

hilangnya data pelanggan.

e. Aspek Kepatuhan

i. Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan

mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa.

Laporan berkelanjutan (sustainability report) telah memberikan

banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi stakeholder perusahaan itu

sendiri. Menurut World Business Council for Sustainable Development

Page 53: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

38

(WBCSD), laporan berkelanjutan (sustainability report) memberikan

manfaat sebagai berikut :

1) Sustainability Report memberikan informasi kepada stakeholder

(pemegang saham, anggota komunitas lokal dan pemerintah) dan

meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan

transparansi.

2) Sustainability Report dapat membantu membangun reputasi sebagai

alat yang memberikan kontribusi untuk meningkarkan brand value,

market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.

3) Sustainability Report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan

mengelola risikonya.

4) Sustainability Report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership

thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.

5) Sustainability Report dapat mengembangkan dan memfasilitasi

pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam

mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.

6) Sustainability Report cenderung mencerminkan secara langsung

kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan

pemegang saham untuk jangka panjang.

7) Sustainability Report membantu membangun ketertarikan para

pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu

mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang

terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

Page 54: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

39

Sebagian besar bentuk pengungkapan Sustainability Report

perusahaan diungkapkan melalui website perusahaan, dengan media ini

stakeholder dapat mengakses dan mengetahui bagaimana bentuk

pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan. Dan pada 2005

secara resmi telah dibentuk sebuah organisasi independen yaitu NCSR

(National Center for Sustainability Reporting). Organisasi ini bertujuan

untuk membantu, mengembangkan, mengukur dan pelaporan pelaksanaan

CSR/ Corporate Sustainability (CS) bagi perusahaan- perusahaan di

Indonesia (ncsr-id.org). NCSR juga mengadakan Indonesian Sustainability

Reporting Award (ISRA) yang merupakan suatu penghargaan bagi

perusahaan-perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility

(CSR) dan telah mengungkapkannya dengan benar dan transparan pada

Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) perusahaan.

4. Sensitivitas Industri

Sensitivitas industri dapat didefinisikan sebagai seberapa besar

tingkat industri tersebut bersinggungan langsung dengan konsumen dan

kepentingan luas lainnya. Oleh karena itu, pada umumnya perusahaan

yang mempunyai sensitivitas industri yang tinggi terhadap lingkungannya

akan memperoleh perhatian yang tinggi mengenai lingkungan tersebut

dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai sensitivitas

industri yang lebih rendah terhadap lingkungannya. Hal ini dikarenakan

perusahaan tersebut mempunyai dampak potensi yang lebih tinggi dalam

Page 55: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

40

mempengaruhi kondisi serta keberadaan lingkungan tersebut (Branco dan

Rodrigues, 2008).

Perusahaan pada industri yang mempunyai dampak potensi yang

besar pada lingkungan biasanya memperoleh sorotan yang tinggi

mengenai lingkungan tersebut dibandingkan dengan perusahaan-

perusahaan yang mempunyai resiko dampak yang lebih rendah terhadap

lingkungannya (Branco dan Rodrigues, 2008). Hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Anggraini (2006) dalam Arga dan Badingatus (2015)

menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel sensitivitas

industri dengan praktik pengungkapan CSR.

Selain itu menurut Edwin Mirfazli, bahwa perusahaan yang

termasuk dalam industri high profile mengungkapkan lebih banyak dalam

laporan CSR nya dibandingkan dengan industri low profile. Hal ini juga

didukung penelitian yang dilakukan oleh Frendy (2011) bahwa sensitivitas

industri memiliki hubungan positif terhadap kerelaan perusahaan untuk

mengungkapkan informasi lebih banyak.

Menurut Arga dan Badingatus (2015), sensitivitas industri

berkaitan dengan pengaruh aktivitas perusahaan terhadap perusahaan.

Berdasarkan teori legitimasi perusahaan yang memberikan dampak yang

besar terhadap lingkungan dan para stakeholder, akan lebih banyak

mengungkapkan informasi lingkungan, dengan tujuan mendapatkan

legitimasi oleh para stakeholder. Perbedaan pengungkapan informasi

tambahan ditentukan oleh karakteristik, salah satunya adalah perbedaan

Page 56: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

41

tipe industri pada perusahaan tersebut di mana tipe industri dibagi menjadi

dua, yakni industri yang high profile dan industri low profile (Arga dan

Badingatus, 2015).

Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile

merupakan perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas tinggi

terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat

kompetisi yang kuat (Utomo, 2000 dalam Arga dan Badingatus, 2015).

Selain itu, perusahaan yang termasuk kategori high profile umumnya

merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena

aktivitas operasi perusahaan memiliki potensi dan kemungkinan

berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas. Industri high profile

diyakini melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang lebih

banyak daripada industri yang low profile.

Page 57: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

42

Penelitian ini menggunakan pengklasifikasian industri di Indonesia

berdasarkan Jakarta Industrial Classification (JASICA) yang membagi

industri ke dalam dua tipe, yakni high profile industry dan low profile

industry. High profile industry terdiri dari pertanian, pertambangan, bahan

kimia, barang- barang konsumsi, dan industri lainnya. Sedangkan untuk

Low profile industries terdiri dari industri perdagangan, property dan real

estate, infrastruktur, keuangan, serta jasa dan investasi industri.

B. Penelitian Terdahulu

Dalam sub bab penelitian terdahulu dijelaskan beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan pengungkapan Sustainability Report. Hasil

penelitian tersebut dapat digunakan untuk membantu penelitian yang saat ini

sedang dilakukan. Berikut ini adalah sedikit uraian mengenai beberapa

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengungkapan Sustainability

Report, yang dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Peneliti

(Tahun)

Judul Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Arga dan

Badingatu

s (2015).

Pengaruh

Media,

Sensitivitas

Industri dan

Karakteristik

Corporate

Governance

Terhadap

Kualitas

Sensitivitas

Industri.

Analisis data

menggunakan

regresi

berganda.

Tidak ada

Pengungkapa

n Sosial dan

Sensitivitas

industri yakni

industri bertipe

high profile

mengungkapkan

informasi lebih

banyak dan

berhubungan

positif terhadap

Page 58: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

43

Environment

al

Disclosure.

Ekonomi.

kualitas

environmental

disclosure.

2 Dyanty

dan Putri

(2014).

Pengaruh

Struktur

Kepemilikan

dan

Mekanisme

Corporate

Governance

Terhadap

Tingkat

Pengungkapa

n Laporan

Keberlanjuta

n.

Sustainabilit

y Report.

Objek

penelitian

yang berbeda.

Analisis data

berbeda.

Kepemilikan

asing pada

perusahaan publik

di Indonesia

memiliki

pengaruh negatif

dan signifikan

terhadap tingkat

pengungkapan

informasi dalam

laporan

keberlanjutan.

3 Reni

Yendrawa

ti dan

Tarusnaw

ati (2013).

Peran

Environment

al

Performance

terhadap

Environment

al Disclosure

dan

Economic

Performance.

Environment

al

Disclosure.

Objek

Penelitian dan

Analisis data

berbeda

menggunakan

regresi

berganda

1) Environmental

Performance

berpengaruh

positif terhadap

environmental

disclosure.

2) Environmental

disclosure

berpengaruh

terhadap

economic

performance.

3) Environmental

performance tidak

berpengaruh

terhadap

economic

performance.

Page 59: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

44

4 Azwir

Nasir, Elfi

Ilham, dan

Vadela

Irna Utara

(2014).

Pengaruh

Karkteristik

Perusahaan

dan

Corporate

Governance

Terhadap

Pengungkapa

n

Sustainabilit

y Report

Pada

Perusahaan

LQ45 yang

Terdaftar.

Sustainabilit

y Report.

Sustainability

Report

sebagai

variabel

dependen.

Analisis data

berbeda

menggunakan

regresi

logistik.

Hasil

menunjukkan

likuiditas,

analisis aktivitas,

ukuran

perusahaan,

komite audit, dan

dewan direksi

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

sustainability

report.

5 Frendy

(2011).

The Impact

of Financial,

nonfinancial,

and

corporate

governance

attributes on

the practice

of Global

Reporting

Initiative

(GRI) Based

Environment

al

Disclosure.

Sensitivitas

Industri

Environment

al

Disclosure.

Analisis data

berbeda

menggunaan

regresi

berganda.

1) Company size,

economic

performance dan

industry

sensitivity

berpengaruh

positif terhadap

tingkat

pengungkapan

lingkungan

berbasis GRI

2) Leverage

memiliki

pengaruh yang

negatif terhadap

tingkat

pengungkapan

laporan berbasis

lingkungan atau

aspek yang

berkaitan dengan

isu lingkungan

perusahaan.

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 60: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

45

6 Suresh

Cuganesa

n, James

Guthrie

dan

Leanne

Ward

(2010).

Legitymacy

Theory :

Story Of

Reporting

Social And

Environment

al Matters

Within The

Australian

Food and

Beverage

Industry.

Sensitivitas

Industri

Sustainabilit

y Report.

Objek

Penelitian

berbeda.

Perusahaan

dengan tipe

industri high

profile tidak

mengungkapkan

laporan sosial dan

lingkungannya

lebih banyak

daripada

perusahaan low

profile.

Perusahaan

dengan tipe

industri high

profile cenderung

lebih memilih

pengungkapan

yang simbolik.

7 Anis

Chariri

(2009).

Retorika

dalam

Pelaporan

CSR:

Analisis

Semiotik

Atas

Sustainabilit

y Report PT.

Aneka

Tambang,

tbk.

Sustainabilit

y Report

Objek

Penelitian

berbeda.

Analisis data

berbeda,

menggunakan

analisis

semiotik

naratif.

PT. Aneka

Tambang, Tbk

atau Antam dalam

mengungkapkan

laporan CSRnya

mereka

mengungkapkan

informasi CSR

dalam bentuk

cerita retorik

untuk membentuk

image positif

bahwa Antam

menjalankan

kegiatan bisnis

dengan tetap

menaruh

perhatian pada isu

sosial dan

lingkungan.

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 61: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

46

8 Edwin

Mirfazli

(2008).

Evaluate

Corporate

Social

Responsibilit

y Disclosure

at Annual

Report

Companies

in

Multifarious

Group of

Industry

Members of

Jakarta Stock

Exchange

(JSX),

Indonesia.

CSR

Disclosure

dan

Sensitivitas

Industri.

Sampel

berbeda,

menggunakan

Annual

Report

Perusahaan

yang terdaftar

di JSX pada

2004.

Terdapat

perbedaan yang

signifikan antara

pengungkapan

pertanggungjawa

ban sosial industri

high profile

dengan industri

low profile.

9 Branco

dan

Rodrigues

(2008).

Factors

Influencing

Social

Responsibilit

y

Disclosure

by

Portuguese

Companies

Social

Responsibilit

y Disclosure

Objek

Penelitian

berbeda.

Analisis data

berbeda

menggunakan

regresi

berganda.

Kerangka teoritis

yang digabungkan

dengan teori

legitimasi dapat

menjelaskan

pengungkapan

SRD.

Page 62: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

47

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada

gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Uji Beda Pengungkapan Sustainability Report antara High Profile Industry dan Low

Profile Industry

Urgensi Penelitian:

1. Masih minimnya kesadaran lingkungan yang dimiliki perusahaan

mengakibatkan berbagai kerugian dan kerusakan lingkungan.

2. Aktivitas lingkungan maupun sosial perusahaan didasarkan pada perhatian

atau sorotan masyarakat terhadap industri tempat perusahaan tersebut

beroperasi.

Metode Analisis : Independent t- test

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Simpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Pengungkapan Sustainability Report :

1. Ekonomi

4. Keseluruhan

2. Lingkungan

3. Sosial

Low Profile Industry High Profile Industry

Grand Theory:

- Legitimacy Theory

- Stakeholders Theory

Page 63: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

48

D. Perumusan Hipotesis

1. Perbedaan Pengungkapan Sustainability Report pada Tipe Industri

yang Berbeda.

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan, maka

tanggungjawab perusahaan juga meluas, tidak hanya kepada shareholders

dan stakeholders di dalam perusahaan saja, tetapi juga tanggung jawab

terhadap lingkungan dan masyarakat yang ada disekitarnya (Crowther,

2011). Pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan juga harus diiringi

dengan pelaporan yang baik yang akuntabel, transparan, serta praktik tata

kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate governance),

seperti pengungkapan mengenai aktivitas sosial dan lingkungan (Nasir

dkk, 2014).

Banyaknya tuntutan terhadap perusahaan untuk mengungkapkan

aktivitas lingkungan dan sosialnya mendorong perusahaan untuk

meningkatkan aktivitas lingkungan dan sosialnya, apalagi bagi

perusahaan- perusahaan skala besar dan bersinggungan langsung dengan

lingkungan dan masyarakat luas. Meningkatnya aktivitas lingkungan

maupun sosial perusahaan berperan dalam meningkatkan citra perusahaan.

Sehingga perusahaan akan berusaha mengungkapkan informasi

lingkungan maupun sosialnya lebih banyak. Hal tersebut didukung oleh

hasil penelitian dari Yendrawati dan Tarusnawati (2013), yang

menyebutkan bahwa environmental performance memiliki pengaruh

positif terhadap environmental disclosure. Arga dan Badingatus (2015)

Page 64: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

49

juga menyatakan bahwa industri high profile mengungkapkan informasi

lingkungan lebih banyak dan berhubungan positif terhadap kualitas

pengungkapan lingkungannya.

Tipe industri diindikasikan memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap pengungkapan sustainability report perusahaan. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Mirfazli (2008) industri high profile dan low

profile menunjukkan perbedaaan dalam jumlah pengungkapan CSR, hal

itu dikarenakan perusahaan yang termasuk kategori high profile umumnya

merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena

aktivitas operasi perusahaan memiliki potensi dan kemungkinan

berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas. Sehingga

dimungkinkan akan mengungkapkan pengungkapan CSR yang lebih

banyak dibandingkan perusahaan kategori low profile.

Secara garis besar juga dapat dikatakan bahwa tipe industri

menentukan bagaimana perusahaan mengungkapkan laporan

keberlanjutannya. Suresh et. al. (2010) dalam penelitiannya menyebutkan

bahwa perusahaan dalam tipe industri high profile tidak memiliki

perbedaan jumlah pengungkapan dengan tipe industri low profile, namun

tipe industri high profile cenderung mengungkapkan laporan

keberlanjutannya secara simbolik.

Page 65: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

50

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ada perbedaan dalam pengungkapan aspek

ekonomi antara High Profile Industry dan Low Profile Industry.

H2 : Ada perbedaan dalam pengungkapan aspek lingkungan

antara High Profile Industry dan Low Profile Industry.

H3 : Ada perbedaan dalam pengungkapan

aspek sosial antara High Profile Industry dan Low Profile Industry.

H4 : Ada perbedaan dalam pengungkapan

Sustainability Report Keseluruhan antara High Profile Industry dan Low

Profile Industry.

Page 66: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yaitu penelitian

yang bersifat membandingkan. Penelitian ini menggunakan variabel

independen yang akan dibandingkan antara 2 kelompok sampel yang berbeda.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan pengungkapan

sustainability report pada high profile industry dan low profile industry.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan skala besar dan

sedang di Indonesia yang berjumlah 23.744 perusahaan berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 yang meliputi perusahaan yang listed

maupun non-listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini

adalah pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yaitu dengan

mengambil sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang merupakan tipe

pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan

menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan

atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Page 67: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

52

Kriteria yang diperlukan dalam pemilihan sampel pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan skala besar dan sedang berdasarkan data BPS 2014 yang

berjumlah 23.744 perusahaan.

2. Perusahaan yang listed dan non-listed di BEI pada tahun 2014.

3. Mempublikasikan sustainability report secara terpisah dari laporan

tahunannya pada tahun 2014. Hal tersebut dimaksudkan agar isi dari

laporan sustainability report perusahaan lebih lengkap dan mendalam.

4. Laporan sustainability report perusahaan telah menggunakan standar GRI

G4.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara, karena data yang dikumpulkan berupa data sustainability report

perusahaan tahun 2014. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal,

artikel, karya ilmiah, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan

acuan dalam penelitian ini. Adapun data penunjang lainnya diperoleh melalui

situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id, situs resmi

Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) http://sra.ncsr-id.org/, dan

website resmi dari masing-masing perusahaan.

Page 68: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

53

D. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini akan dibandingkan pengungkapan

sustainability report sebagai variabel yang dibandingkan dalam dua tipe

industri yang berbeda, yakni high profile industry dan low profile industry

dengan menggunakan GRI G4 guidelines dengan total 91 item pengungkapan

sebagai dasarnya. Dipilihnya GRI G4 karena mayoritas perusahaan di

Indonesia sudah menggunakan GRI G4 yang telah dirilis pada Mei 2013 lalu.

Pengklasifikasian industri di Indonesia dilakukan berdasarkan data

dari Jakarta Industrial Classification (JASICA) yang membagi industri ke

dalam dua tipe, yakni high profile industry dan low profile industry. High

profile industry terdiri dari pertanian, pertambangan, bahan kimia, barang-

barang konsumsi, dan industri lainnya. Sedangkan untuk Low profile

industries terdiri dari industri perdagangan, property dan real estate,

infrastruktur, keuangan, serta jasa dan investasi industri.

Variabel ini diukur melalui Sustainability Report Disclosure Index

(SRDI). Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu

item diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian

skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi

dengan total item berdasarkan standar GRI G4 untuk memperoleh keseluruhan

skor untuk setiap perusahaan (Gunawan, 2015). Dari skor akhir yang

didapatkan tersebut akan diketahui nilai tingkat pengungkapan item-item

sustainability report untuk setiap perusahaan.

Page 69: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

54

Variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

variabel independen yang dibandingkan yaitu Pengungkapan Sustainability

Report aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan keseluruhan.

1. Pengungkapan Aspek Ekonomi

Pengungkapan aspek ekonomi menunjukkan sejauh mana aliran

dana diantara para stakeholder dan dampak ekonomi utama perusahaan

terhadap ekonomi masyarakat. Kinerja ekonomi yang perlu diungkapkan

oleh perusahaan berdasarkan GRI G4 guidelines mencakup 3 aspek dan 9

item pengungkapan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

SRDI ec =

Keterangan:

SRDI ec : Sustainability Reporting Disclosure Index

perusahaan aspek ekonomi.

V ec : Jumlah item ekonomi yang diungkapkan

perusahaan.

M ec : Jumlah item ekonomi sesuai dengan standar GRI

G4 (9 item). (Gunawan, 2015)

2. Pengungkapan Aspek Lingkungan

Pengungkapan aspek lingkungan menunjukkan sejauh mana

kegiatan perusahaan berdampak pada kehidupan didalam sistem alam,

termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator kinerja lingkungan

terkait dengan input (bahan, energi, air) dan output (emisi/gas, limbah

Page 70: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

55

sungai, limbah kering/sampah). Berdasarkan GRI G4 guidelines kinerja

lingkungan yang perlu diungkapkan oleh perusahaan mencakup 11 aspek

dan 34 item pengungkapan. Rumus perhitungannya adalah sebagai

berikut:

SRDI en =

Dimana:

SRDI en : Sustainability Reporting Disclosure Index

perusahaan aspek lingkungan.

V en : Jumlah item lingkungan yang diungkapkan

perusahaan.

M en : Jumlah item lingkungan sesuai dengan standar

GRI G4 (34 item). (Gunawan, 2015)

3. Pengungkapan Aspek Sosial

Aspek sosial berdasarkan GRI dikategorikan menjadi empat, yakni

: hak asasi manusia, tanggungjawab produk, masyarakat, dan sosial.

Pengungkapan aspek sosial menunjukkan sejauh mana perusahaan

memperhatikan kinerja penting yang berhubungan dengan praktik tenaga

kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, masyarakat dan

tanggung jawab produk dalam kegiatan perusahaan. Berdasarkan GRI G4

guidelines kinerja sosial yang perlu diungkapkan oleh perusahaan

mencakup 6 sub-kinerja, 30 aspek dan 48 item pengungkapan. Rumus

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Page 71: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

56

SRDI so =

Dimana:

SRDI so : Sustainability Reporting Disclosure Index

perusahaan aspek sosial.

V so : Jumlah item sosial yang diungkapkan

perusahaan.

M so : Jumlah item sosial sesuai dengan standar GRI G4

(48 item). (Gunawan, 2015)

4. Pengungkapan Sustainability Report Keseluruhan

Pengungkapan sustainability report secara keseluruhan mencakup

3 aspek sekaligus, yakni aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Total

item berdasarkan standar GRI G4 adalah sebanyak 91 item pengungkapan,

di mana 9 item untuk aspek ekonomi, 34 item aspek lingkungan, dan 48

item aspek sosial.

Rumus perhitungan SRDI adalah:

SRDI = V/M

Keterangan:

SRDI : Sustainability Reporting Disclosure Index perusahaan.

V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan.

M : Jumlah item sesuai dengan standar GRI G4 (91 item). (Gunawan,

2015)

Penelitian ini memfokuskan untuk melihat ada tidaknya perbedaan

tingkat pengungkapan sustainability report perusahaan dalam dua kelompok

Page 72: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

57

industri yang berbeda yakni, high profile industry dan low profile industry.

Ringkasan operasional variabel yang meliputi standar beserta alat ukur dalam

penelitian ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Standar Pengukuran Skala

Pengungkapan

Sustainability

Report

GRI G4

guidelines

SRDI =

Rasio

Pengungkapan

Aspek Ekonomi

GRI G4

guidelines

SRDI ec =

Rasio

Pengungkapan

Aspek

Lingkungan

GRI G4

guidelines

SRDI en =

Rasio

Pengungkapan

Aspek Sosial

GRI G4

guidelines

SRDI so =

Rasio

Sumber : Gunawan (2015)

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis

permasalahan yang diwujudkan dengan data yang dapat dijelaskan secara

kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang

dibutuhkan dalam analisis data.

Page 73: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

58

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian (Ghozali, 2006).

Statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, maksimum, dan minimum untuk menggambarkan variabel

pengungkapan sustainability report.

2. Uji Normalitas

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang

harus dilakukan untuk setiap analisis asumsi parametrik. Cara mendeteksi

normalitas salah satunya adalah dengan melihat distribusi dari variabel-

variabel yang akan diteliti, normalitas suatu variabel umumnya dideteksi

dengan grafik atau uji statistik (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini

digunakan uji statistik Shapiro Wilk untuk mendeteksi normalitas data.

Nilai signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Uji

Shapiro Wilk dilakukan dengan membuat hipotesis :

H1 : Data berdistribusi normal

H0 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria yang digunakan dalam adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka data terdistribusi secara tidak

normal (H1 ditolak, H0 diterima).

b) Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka data terdistribusi secara

normal (H1 diterima, H0 ditolak) (Ghozali, 2006).

Page 74: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

59

3. Uji Hipotesis

a) Uji beda t

Uji beda t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dengan

dua sampel bebas. Uji ini merupakan uji statistik parametrik yang

digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak

berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. (Ghozali, 2006).

Hasil uji beda t dapat dilihat melalui nilai signifikansi t pada hasil

output SPSS. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 , jika

nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis ditolak.

Apabila nilai signifikansi lebih kecil daripada tingkat signifikansi

maka hipotesis diterima (Ghozali, 2006).

Penentuan H1 dan H0 :

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2, µ1 > µ2, atau µ2 < µ1

Keterangan :

µ1 : rata-rata pengungkapan dalam high profile industry

µ2 : rata-rata pengungkapan dalam low profile industry

Kriteria yang digunakan dalam uji beda t-test adalah sebagai berikut :

i. Jika nilai sig. < 0,05, maka terdapat perbedaan (H0 ditolak, H1

diterima).

ii. Jika nilai sig. > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan (H0

diterima, H1 ditolak).

Page 75: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan skala

besar dan sedang di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) 2014 yang meliputi perusahaan yang listed maupun non-listed di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014. Perusahaan tersebut juga

melaporkan sustainability reportnya secara terpisah dari laporan tahunannya,

dan telah menggunakan standar GRI G4 dalam laporannya. Fokus penelitian

ini adalah ingin melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

pengungkapan sustainability report perusahaan yang berada di dalam high

profile industry dan low profile industry selama periode 2014.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan

sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel

selama 1 tahun, yaitu pada tahun 2014. Data yang digunakan yaitu diambil

dari sustainability report terpisah yang didapat melalui website resmi

perusahaan dan data penunjang lainnya yang diperoleh melalui situs resmi

Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id, situs resmi Indonesia

Sustainability reporting Awards (ISRA) http://sra.ncsr-id.org/.

Tahap seleksi pemilihan sampel dilakukan dengan cara memilih

sampel yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini, yakni

perusahaan sampel harus berskala besar atau sedang berdasarkan data BPS

Page 76: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

61

2014, sustainability report perusahaan harus diterbitkan secara terpisah,

menggunakan standar GRI G4, serta memiliki kelengkapan data pendukung

lainnya. Hasilnya untuk kelompok high profile industry yang berhasil didapat

hanya 13 perusahaan yang listed di BEI periode 2014, dan 5 perusahaan yang

non-listed di BEI periode 2014. Untuk kelompok low profile industry juga

dipilih sampel dengan jumlah yang sama, yakni 13 perusahaan yang listed di

BEI periode 2014, dan 5 perusahaan yang non-listed di BEI periode 2014,

walaupun jumlah sampel yang mungkin didapatkan untuk kelompok low

profile industry lebih besar dari itu, namun jumlah tersebut dipilih agar

menyesuaikan dengan jumlah sampel pada kelompok high profile industry.

Jumlah keseluruhan yang berhasil didapat adalah sebesar 36 sampel dengan 1

tahun pengamatan.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

independent sample t-test. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai ada tidaknya perbedaan variabel mandiri

(pengungkapan sustainability report) antara 2 tipe industri yang berbeda,

yakni high profile industry dan low profile industry.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

independen yang dibandingkan yaitu pengungkapan sustainability report

yang dibagi kedalam 3 aspek, yakni aspek ekonomi, lingkungan, dan

Page 77: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

62

sosial. Hasil pengujian variabel tersebut secara deskriptif seperti yang

terlihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel pengungkapan

sustainability report secara keseluruhan mempunyai nilai mean

0.3553(35,53%). Nilai minimum adalah 0,11 (11%) dan nilai maksimal

adalah 0,82 (82%). Sedangkan nilai standar deviasi adalah 0,17049

(17,04%). Data ini menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan

sustainability report perusahaan di Indonesia masih tergolong rendah,

yaitu sebesar 35,53%. Masih terdapat sampel (perusahaan) yang

mengungkapkan pengungkapan sustainability reportnya sangat rendah

hanya sebesar 11%. Walaupun demikian, terdapat sampel (perusahaan)

yang melakukan pengungkapan sustainability report cukup tinggi

mencapai 82%. Hal ini menunjukkan kesadaran perusahaan untuk

mengungkapkan informasi keberlanjutannya secara lebih detail dan

mendalam.

Variabel pengungkapan aspek ekonomi memiliki nilai mean

0,5003 (50,03%). Nilai minimum sebesar 0.00 (0%) dan nilai maksimum

Page 78: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

63

1.00 (100%). Sedangkan nilai standar deviasi adalah 0,24455 (24,55%).

Data ini menunjukan bahwa rata-rata pengungkapan aspek ekonomi dalam

sustainability report di Indonesia cukup besar yaitu sebesar 50,03%.

Masih terdapat sampel tidak mengungkapkan sama sekali aspek ekonomi

sebesar 0%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa aspek ekonomi tidak

menjadi focus utama bagi perusahaan tersebut dalam sustainability

reportnya. Namun ada juga sampel yang mengungkapkan seluruh aspek

ekonominya sebesar 100%. Hal ini menunjukan tingginya perhatian

perusahaan untuk memberikan informasi keberlanjutan yang berkaitan

dengan aspek ekonomi secara lebih lengkap dan mendalam.

Variabel pengungkapan sustainability report aspek lingkungan

secara keseluruhan mempunyai nilai mean 0.3381 (33,81%). Nilai

minimum adalah 0,06 (6%) dan nilai maksimal adalah 0,88 (88%).

Sedangkan nilai standar deviasi adalah 0,22534 (22,53%). Data ini

menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan sustainability report untuk

aspek lingkungan perusahaan di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu

sebesar 33,81%. Masih terdapat sampel (perusahaan) yang

mengungkapkan pengungkapan aspek lingkungan sangat rendah hanya

sebesar 6%. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki

kesadaran lingkungan yang rendah. Walaupun demikian, terdapat sampel

(perusahaan) yang melakukan pengungkapan lingkungan cukup tinggi

mencapai 88%. Hal ini menunjukkan kesadaran perusahaan untuk

Page 79: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

64

mengungkapkan informasi mengenai aktivitas lingkungannya secara lebih

detail dan mendalam.

Variabel pengungkapan sustainability report aspek sosial secara

keseluruhan mempunyai nilai mean 0.3592 (35,92%). Nilai minimum

adalah 0,08 (8%) dan nilai maksimal adalah 0,77 (77%). Sedangkan nilai

standar deviasi adalah 0,16265 (16,26%). Data ini menunjukkan bahwa

rata-rata pengungkapan aspek sosial perusahaan di Indonesia masih

tergolong rendah, yaitu sebesar 35,92%. Masih terdapat sampel

(perusahaan) yang mengungkapkan pengungkapan sustainability

reportnya sangat rendah hanya sebesar 8%. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa kesadaran terkait dengan aktivitas sosial perusahaan tersebut masih

rendah. Walaupun demikian, terdapat sampel (perusahaan) yang

melakukan pengungkapan sustainability report cukup tinggi mencapai

77%. Hal ini menunjukkan kesadaran perusahaan cukup tinggi untuk

mengungkapkan informasi terkait aktivitas dan kinerja sosialnya secara

lebih detail dan mendalam.

2. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini digunakan uji statistik two samples Shapiro

Wilk untuk mendeteksi normalitas data. Alasan digunakannya uji Shapiro

Wilk adalah karena untuk jumlah sampel kurang dari 50 sampel, hasilnya

akan lebih akurat menggunakan uji Shapiro Wilk (Ghozali, 2006). Hasil

dari uji normalitas dapat dilihat di tabel 4.2 berikut ini:

Page 80: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

65

Tabel 4.2

Hasil Uji Shapiro-Wilk

Sumber : Output SPSS

Hasil uji Shapiro-Wilk pada tabel 4.2 menunjukan nilai sig. seluruh

variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, alat uji hipotesis yang

digunakan adalah menggunakan uji beda-t.

3. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas, data dalam penelitian ini

berdistribusi secara normal, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji beda – t. Uji beda t yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji t dengan dua sampel bebas. Uji ini merupakan uji statistik

parametrik yang digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang

tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda (Ghozali, 2006).

Dalam penelitian ini dua sampel bebas yang digunakan adalah high profile

industry dan low profile industry. Hasil uji beda – t dapat dilihat dalam

tabel 4.3 berikut ini:

Page 81: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

66

EKONOMI LINGKUNGAN SOSIAL TOTAL

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

-.918 5.176 .030 1.566

30.251 22.407 26.043 23.755

.366 .000 .976 .130

-.07500 .29500 .00167 .08722

.08170 .05699 .05501 .05568

Lower -.24179 .17693 -.11139 -.02777

Upper .09179 .41307 .11472 .20221

Levene's Test for

Equality of Variances

F

Sig.

t-test for Equality of

Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Independent Samples Test

Tabel 4.3

Hasil Uji Beda – t

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel

berkaitan dengan tingkat signifikansi.

1) Variabel Pengungkapan Aspek Ekonomi

H1 : Ada perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan aspek

ekonomi antara High profile industry dan Low profile industry.

Berdasarkan tabel 4.3, nilai signifikansi aspek ekonomi sebesar

0,366, atau lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan hipotesis H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam pengungkapan aspek ekonomi antara High

profile industry dan Low profile industry.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tipe industri yang

digolongkan kedalam high profie dan low profile tidak selalu

Page 82: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

67

menentukan tingkat pengungkapan keberlanjutan dalam aspek

ekonomi. Bagi perusahaan –perusahaan baik didalam high profile

industry maupun low profile industry, memandang pengungkapan

aspek ekonomi sama pentingnya. Dalam GRI G4 guidelines dijelaskan

bahwa pengungkapan aspek ekonomi menunjukkan pengaruh yang

telah diberikan oleh perusahaan terhadap keadaan ekonomi bagi

pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat

lokal, nasional, dan global, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Dengan diungkapkannya item-item ekonomi dalam laporan

keberlanjutan, perusahaan ingin menunjukkan kontribusinya dalam

pembangunan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung di

lingkungan sekitarnya.

Namun besarnya pengungkapan aspek ekonomi yang dilakukan

oleh industri high profile masih relatif kecil. Dibuktikan dengan rata-

rata tingkat pengungkapan aspek ekonomi oleh industri high profile

dari total 9 item ekonomi yang dapat diungkapkan, rata-rata

perusahaan hanya mengungkapkan sebesar (46%) saja (Lihat lampiran

3). Karena nilai rata-rata pengungkapan kurang dari (50%) maka dapat

dikatakan bahwa pengungkapan aspek ekonomi dalam laporan

keberlanjutan perusahaan belum dianggap begitu penting atau belum

menjadi perhatian utama bagi perusahaan-perusahaan yang

menerbitkan laporan keberlanjutan tersebut. Untuk industri low profile

Page 83: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

68

sendiri, besarnya rata-rata pengungkapan aspek ekonomi sebesar

(54%) dari total 9 item yang dapat diungkapkan. (Lihat di lampiran 3).

2) Variabel Pengungkapan Aspek Lingkungan

H2 : Ada perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan aspek

lingkungan antara High profile industry dan Low profile industry.

Berdasarkan tabel 4.4, nilai signifikansi aspek lingkungan

sebesar 0,000, atau lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Maka

dapat disimpulkan hipotesis H2 diterima yang artinya ada perbedaan

yang signifikan dalam pengungkapan aspek lingkungan antara High

profile industry dan Low profile industry. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arga dan

Badingatus (2015), Yendrawati dan Tarusnawati (2013), Frendy

(2011), Chariri (2009), serta Branco dan Rodrigues (2008). Namun

hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Suresh et. al. (2010).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa high profile industry

mengungkapkan informasi lingkungan lebih banyak dibandingkan

dengan low profile industry. Hal tersebut dapat terjadi karena

perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas industri tinggi akan

memperoleh perhatian yang lebih dari masyarakat (Arga dan

Badingatus, 2015). Hal ini dikarenakan perusahaan - perusahaan dalam

high profile industry memiliki dampak potensi yang lebih tinggi dalam

mempengaruhi kondisi serta keberadaan lingkungan tersebut (Branco

Page 84: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

69

dan Rodrigues, 2008). Bila kita lihat lagi teori legitimasi, maka

berdasarkan teori tersebut perusahaan yang memberikan dampak yang

besar terhadap lingkungan dan para stakeholder nya, akan memberikan

lebih banyak informasi lingkungan dengan tujuan untuk mendapatkan

legitimasi oleh para stakeholder.

Selanjutnya menurut Arga dan Badingatus (2015) menjelaskan

bahwa perusahaan yang termasuk dalam tipe high profile industry

merupakan perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi

terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat

kompetisi yang kuat. Selain itu tipe industri high profile aktivitas

operasi perusahaannya memiliki potensi dan kemungkinan

berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas, seperti perusahaan

- perusahaan dalam industri energi dan pertambangan, industri kimia,

industri pertanian, serta industri barang konsumsi sehari-hari. Hal ini

juga sejalan dengan hasil penelitian Frendy (2011), bahwa sensitivitas

industri yang berbeda mempengaruhi tingkat pengungkapan

lingkungan berbasis GRI.

Dalam Yendrawati dan Tarusnawati (2013) dijelaskan bahwa

environmental performance berpengaruh positif terhadap

environmental disclosure. Kaitannya dengan tipe industri adalah,

bahwa perusahaan-perusahaan dalan high profile industry memiliki

aktivitas yang bersinggungan langsung dengan lingkungan dan

kepentingan masyarakat luas. Maka semakin tinggi potensi dampak

Page 85: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

70

dan perhatian masyarakat dari aktivitas perusahaan, akan semakin

tinggi perhatian perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, hal

tersebut membuat informasi lingkungan yang diberikan akan

meningkat. Hal itu sekali lagi sejalan dengan teori legitimasi, bahwa

informasi yang diberikan perusahaan bertujuan untuk mendapatkan

legitimasi dari stakeholder.

Selanjutnya Chariri (2009) menjelaskan contoh nyata yang

berkaitan dengan isu sensitivitas industri dengan pengungkapan

sustainability report. Dalam hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, PT.

Antam mengungkapkan informasi CSR dalam bentuk cerita retorik

yang bertujuan untuk membetuk image positif bahwa PT. Antam

menjalankan kegiatan bisnis dengan tetap menaruh perhatian pada isu

lingkungan dan sosial. Seperti yang kita ketahui, bahwa PT. Antam

merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia

sehingga dapat dikategorikan ke dalam industri high profile. Dengan

tingkat aktivitas yang sedemikian besar dan potensi dampak yang

dihasilkan terhadap lingkungan maupun masyarakat luas, maka

pengungkapan informasi yang berkaitan dengan isu lingkungan dan

sosial diberikan untuk membentuk citra positif serta mendapatkan

legitimasi dari para stakeholder nya.

Namun besarnya tingkat pengungkapan aspek lingkungan di

kedua industri baik high profile maupun low profile juga masih relatif

kecil. Untuk industri high profile yang seharusnya memiliki tekanan

Page 86: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

71

dan perhatian lebih terhadap pengungkapan aspek lingkungan, rata-rata

perusahaan hanya mengungkapan sebesar (49%) saja dari total 34 item

lingkungan yang dapat diungkapkan. Sedangkan industri low profile

mengungkapkan lebih sedikit lagi, yakni hanya sebesar (19%) saja

(Lihat lampiran 4). Karena nilai rata-rata pengungkapan kedua industri

tersebut dibawah (50%), maka dapat dikatakan bahwa kepedulian

perusahaan terhadap lingkungan di Indonesia masih rendah, khususnya

untuk perusahaan-perusahaan dalam industri high profile.

3) Variabel Pengungkapan Aspek Sosial

H3 : Ada perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan aspek sosial

antara High profile industry dan Low profile industry.

Berdasarkan tabel 4.4, nilai signifikansi aspek sosial sebesar

0,976, atau lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan hipotesis H3 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam pengungkapan aspek sosial antara High profile

industry dan Low profile industry. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suresh et. al. (2010). Namun

hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Chariri (2009), Mirfazli (2008), serta Branco dan

Rodrigues (2008).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dalam pengungkapan aspek sosial antara high profile

industry dengan low profile industry. Berdasarkan hasil penelitian

Page 87: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

72

Suresh et. al. (2010) bahwa perusahaan-perusahaan di dalam industri

high profile dalam mengungkapkan informasi sosial tingkat

pengungkapannya tidak berbeda dengan industri low profile.

Berdasarkan standar GRI G4 juga dijelaskan bahwa

pengungkapan item sosial menunjukkan bagaimana dampak yang telah

diberikan perusahaan dalam sistem sosial dimana perusahaan tersebut

beroperasi. Seberapa besar dampak-dampak yang diberikan

perusahaan terkait dengan isu-isu sosial seperti hak asasi manusia,

ketenagakerjaan, masyarakat sekitar, hingga tanggung jawab

perusahaan atas produk mereka.

Hasil olah data penelitian menunjukkan tidak adanya

perbedaan rata-rata dalam pengungkapan aspek sosial antara kedua

industri. Kedua industri baik high profile dan low profile sama-sama

hanya mengungkapkan sebesar (36%) saja dari total 48 item sosial

yang dapat diungkapkan (Lihat lampiran 5). Karena nilai tersebut

masih dibawah (50%), maka dapat dikatakan bahwa pengungkapan

aspek sosial seperti masalah ketenagakerjaan, hak asasi manusia, dan

hal lainnya tidak begitu penting untuk diungkapkan bagi perusahaan-

perusahaan terkait.

Namun terdapat perbedaan dalam cara pengungkapan informasi

sosial antara high profile industry dan low profile industry. Perusahaan

–perusahaan yang terdapat di dalam hign profile industry dalam

mengungkapkan informasi sosialnya cenderung menggunakan

Page 88: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

73

pendekatan secara simbolik dibandingkan perusahaan –perusahaan di

dalam low profile industry (Suresh et. al., 2010). Menurut Suresh et. al.

(2010), pengungkapan simbolik merupakan suatu strategi

pengungkapan dengen melakukan pemilihan kata atau kalimat tertentu

dengan tujuan membentuk suatu citra positif bagi pembacanya. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan – perusahaan dalam high

profile industry ingin membentuk suatu citra positif bagi para pembaca

informasi. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, high profile

industry memiliki tekanan dan perhatian lebih dari masyarakat maupun

stakeholder lainnya, sehingga perusahaan –perusahaan di dalam high

profile industry merasa perlu untuk membuat suatu image positif

melalui pemberian informasi. Walaupun jumlah informasi yang

diberikan tidak lebih banyak dari low profile industry, namun

pendekatan yang digunakan cenderung berbeda.

4) Variabel Pengungkapan Sustainability report Keseluruhan

H4 : Ada perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan

sustainability report antara High profile industry dan Low profile

industry.

Berdasarkan tabel 4.4, nilai signifikansi pengungkapan

sustainability report keseluruhan sebesar 0,130, atau lebih besar dari

tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis H4 ditolak

yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan

sustainability report secara keseluruhan antara High profile industry

Page 89: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

74

dan Low profile industry. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Suresh et. al. (2010). Namun hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Arga dan Badingatus (2015), Chariri (2009), Branco dan

Rodrigues (2008).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dalam pengungkapan sustainability report secara

keseluruhan antara high profile industry dengan low profile industry.

Berdasarkan hasil penelitian dari (Suresh et. al., 2010) bahwa tipe

industri tidak menentukan besarnya tingkat pengungkapan

sustainability report suatu perusahaan. Perusahaan – perusahaan dalam

industri high profile maupun low profile memiliki kecenderungan yang

berbeda dalam strategi pengungkapan informasi, meskipun begitu

dalam hal jumlah informasi yang diungkapkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (Suresh et. al, 2010).

Hasil olah data penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat

pengungkapan sustainability report kedua industri baik high profile

maupun low profile masih sama-sama rendah. High profile industry

hanya mengungkapkan (42%) saja dari total 91 item yang dapat

diungkapkan. Sedangkan low profile industry lebih rendah lagi, yakni

hanya sebesar (31%) saja dari total 91 item yang dapat diungkapkan

(Lihat lampiran 6).

Page 90: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

75

Hal tersebut dapat terjadi salah satunya karena saat ini

pengungkapan sustainability report berbasis GRI G4 sudah tidak

menggunakan sistem ranking. Sistem ini membuat semakin banyak

item yang diungkapkan maka semakin baik kualitas laporan yang

disajikan. Namun dengan penghapusan sistem rangking tersebut

perusahaan hanya perlu menyajikan informasi yang mereka anggap

material dan penting dalam aspek bisnis mereka. hal tersebut

mengindikasikan saat ini baik high profile industry maupun low profile

industry sudah tidak lagi menargetkan jumlah pengungkapan item

dalam sustainability report mereka. Hal tersebut membuat tingkat

pengungkapan sustainability report secara keseluruhan dalam high

profile industry maupun low profile industry untuk periode 2014 tidak

ada perbedaan.

Page 91: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang uji beda pengungkapan sustainability report

sebagai variabel independen yang dibandingkan dalam dua kelompok industri

yang berbeda yakni high profile industry dan low profile industry. Analisis

dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, uji normalitas dan

independent t-test dengan dua kelompok sampel yang saling bebas,

menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 19.

Data sampel perusahaan yang digunakan sebanyak 36 pengamatan atas

perusahaan-perusahaan skala besar dan menengah berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik tahun 2014 dan meliputi perusahaan-perusahaan yang

listed maupun non-listed di BEI selama periode 2014.

Berdasarkan hasil penemuan dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan atas penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil uji beda t dari variabel pengungkapan aspek ekonomi dalam

sustainability report perusahaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam tingkat pengungkapan aspek ekonomi perusahaan

antara high profile industry dan low profile industry.

2. Hasil uji beda t dari variabel pengungkapan aspek lingkungan dalam

sustainability report perusahaan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan dalam tingkat pengungkapan aspek lingkungan perusahaan

antara high profile industry dan low profile industry. Hasil penelitian ini

Page 92: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

77

mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arga dan

Badingatus (2015), Yendrawati dan Tarusnawati (2013), Frendy (2011),

Chariri (2009), serta Branco dan Rodrigues (2008). Namun bertentangan

dengan hasil penelitian dari Suresh et. al. (2010).

3. Hasil uji beda t dari variabel pengungkapan aspek sosial dalam

sustainability report perusahaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam tingkat pengungkapan aspek sosial perusahaan

antara high profile industry dan low profile industry. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suresh et. al.

(2010). Namun bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Chariri (2009), Mirfazli (2008), serta Branco dan Rodrigues (2008).

4. Hasil uji beda t dari variabel pengungkapan sustainability report

keseluruhan dalam sustainability report perusahaan menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengungkapan aspek

sosial perusahaan antara high profile industry dan low profile industry.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Suresh et. al. (2010). Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Arga dan Badingatus (2015), Chariri

(2009), Branco dan Rodrigues (2008).

Page 93: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

78

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat implikasi untuk beberapa

pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, di antaranya:

1. Perusahaan

Diharapkan perusahaan baik dalam high profile maupun low profile

industry memberikan perhatian lebih terhadap pengungkapan

sustainability report, karena saat ini informasi terkait aspek sosial,

ekonomi, dan lingkungan telah menjadi salah satu penilaian penting atas

keberlanjutan dari kelangsungan hidup perusahaan. Pengungkapan

sustainability report diharapkan akan mampu memberikan dampak positif

bagi perusahaan tidak hanya sebagai laporan sukarela, tapi juga sebagai

laporan yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan

khususnya yang berkaitan dengan isu lingkungan.

2. Investor dan Pemegang Saham

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu investor dan

pemegang saham untuk mempertimbangkan keputusan dalam penanaman

modal di suatu perusahaan, yang tidak hanya melihat dari sisi profit atau

keuangan saja melainkan juga kepedulian sosial dan lingkungan.

3. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan masukkan untuk

pemerintah dalam membuat kebijakan terkait dengan industri-industri

sensitif, dan dapat dijadikan pertimbangan untuk membentuk peraturan

Page 94: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

79

yang baku terkait pengungkapan sustainability report pada setiap

perusahaan.

C. Saran

Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang

akan datang diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih berkualitas,

dengan mempertimbangkan beberapa saran di bawah ini:

1. Penelitian selanjutnya disarankan menambah jumlah sampel yang lebih

besar.

2. Penelitian selanjutnya disarankan dapat memperhatikan kualitas isi

laporan keberlanjutan, mengingat standar GRI G4 terbaru saat ini sudah

tidak menerapkan sistem ranking dalam penerapan standarnya.

Penambahan variabel yang berkaitan dengan isu sustainability report juga

perlu dilakukan agar dapat dilihat betapa pentingnya pengungkapan

sustainability report perusahaan.

Page 95: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

80

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Reza. 2015. Program 100 juta pohon http://www.indopos.co.id. Diakses

Selasa, 27 Oktober 2015, pukul 08.35 WIB.

Akuntono. 2015. Sebanyak 127 Orang dan 10 Perusahaan Jadi Tersangka

Kebakaran Hutan. http://nasional.kompas.com. Diakses Senin, 26

Oktober 2015, pukul 11.20 WIB.

Arga, Mustika dan Badingatus Sholikhah. 2015. Pengaruh Media, Sensitivitas

Industri dan Karakteristik Corporate Governance Terhadap Kualitas

Environmental Disclosure. Jurnal Analisis Akuntansi Universitas Negeri

Semarang. Accounting Analysis Journal 4.

Branco, Castello dan Lima Rodrigues. 2008. Factors Influencing Social

Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business

Ethics 83:685–701.

Chariri, Anis. 2009. Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis Semiotik Atas

Sustainability Report PT. Aneka Tambang, tbk. Jurnal Akuntansi

Universitas Diponegoro Semarang. Simposium Nasional Akuntansi XII

Chariri dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Crowther, David dan Seifi Shahla. 2011. Corporate Governance and

International Business. Ventus Publishing ApS.

Deegan, Craig. 2004. Environmental Disclosure and Share Price- A Discussion

about Efforts to Study This Relationship. Accounting Forum. Vol.28

pp.122- 136.

Donaldson, Thomas and Lee E. Preston. 1995. The Stakeholder Theory of The

Corporation: Concepts, Evidence, and Implications. Vol.20. Academy of

Management Review.

Dunphy et. al. 2000. Corporate Sustainability: Integrating Human and Ecological

Sustainability Approaches. University of Technology, Sydney, Australia.

Dyanty, Vera dan Marissa Putri. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keberlanjutan. Universitas Indonesia. Seminar Nasional

Akuntansi 17.

Elkington, John. 1997. Canibal with Forks, The Triple Bottom Line of 21st

Century. Capstone Publishing Ltd, Oxford.

Page 96: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

81

Freeman, E. R. 2004. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman.

Marshfield MA

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan

Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Global Reporting Initiatives. 2006. Sustainability Reporting Guideliness. Diunduh

dari: www.globalreporting.org/guideliness/062006guidelines.asp, pada

Selasa, 20 Oktober 2015, pukul 22.00 wib.

Gunawan, Yovie. 2015. Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Nilai

Perusahaan dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel

Moderating. E-Journal Akuntansi Trisakti Volume. 2, Nomor. 1, Hal. 1-12.

Harsanti, Ponny. 2011. Corporate Social Responbility dan Teori Legitimasi.

Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.

Indriantoro, N dan Supomo. 2002. Metedologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Jenia, dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Universitas

Diponegoro Semarang.

Kurniawan, Aryo. 2015. Aqua Raih 13 Penghargaan Masyarakat Berbasis 2015.

http://www.indopos.co.id. Diakses Selasa, 27 Oktober 2015. Pukul 09.17

WIB.

Mirfazli, Edwin. 2008. Evaluate Corporate Social Responsibility Disclosure at

Annual Report Companies in Multifarious Group of Industry Members of

Jakarta Stock Exchange (JSX), Indonesia. Social Responsibility Journal

Vol. 4 No. 3, pp. 388-406. Q Emerald Group Publishing Limited.

Nasir, Azwir, Ilham, dan Vadela. 2014. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report

pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal Ekonomi Volume 22, No 1

Maret 2014.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Tentang Penyajian

Laporan Keuangan.

Prayosho, Indra Sari dan Hari Hananto. 2013. Pengaruh Sustainability Reporting

Terhadap Abnormal Return Saham Pada Badan Usaha Sektor

Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Akuntansi Universitas Surabaya Vol. 2 No. 2.

Page 97: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

82

National Center for Sustainability Reporting. 2011. Report of The Judges. 2011:

Indonesia Sustainability Reporting Awards. www.ncsr-id.org. Diakses

pada 11 November 2015, pukul 19.14 WIB.

Rusman. 2015. Pencemaran Limbah B3 Tarakan Butuh Perhatian Serius.

http://www.antaranews.com. Diakses Senin, 26 Oktober 2015. Pukul 12.30

WIB.

Suresh Cuganesan, James Guthrie dan Leanne Ward. 2010. Legitymacy Theory :

Story Of Reporting Social And Environmental Matters Within The

Australian Food and Beverage Industry. The University of Sydney,

Economics and Business Building.

Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Manajemen Lingkungan.

Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Whitehead, John. 2006. Global Warming and Sustainability. http://www.env-

econ.net/2006/08/global_warming.html. Diakses Jumat, 30 Oktober 2015,

pukul 20.32 WIB.

Yendrawati, Reni dan Lalitya Reni Tarusnawati. 2013. Peran Environmental

Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic

Performance. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.3, hlm. 434-

442. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

World Business Council for Sustainable Development. Sustainability Report.

http://www.wbcsd.org/. Diakses Rabu, 28 Oktober 2015, pukul 19.23

WIB.

http://www.insist.or.id. Limbah beracun Chevron. Diakses pada Senin, 26 Oktober

2015, pukul 14.52 WIB.

Page 98: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

83

LAMPIRAN

Page 99: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

84

(Codes) Sektor Industri (Codes) Sub Sektor

(1) Agriculture (11) Crops

(12) Plantation

(13) Animal Husbandary

(14) Fishery

(15) Forestry

(19) Others

(2) Minning (21) Coal Mining

(22) Crude Petroleum & Natural Gas

Production

(23) Metal And Mineral Mining

(24) Land / Stone Quarrying

(29) Others

(3) Basic Industry and

Chemicals

(31) Cement

(32) Ceramics, Glass, Porcelain

(33) Metal And Allied Products

(34) Chemicals

(35) Plastics & Packaging

(36) Animal Feed

(37) Wood Industries

(38) Pulp & Paper

(39) Others

(4) Miscellaneous Industry (41) Machinery And Heavy Equipment

(42) Automotive And Components

(43) Textile, Garment

(44) Footwear

(45) Cable

(46) Electronics

(49) Others

(5) Consumer Good

Industry

(51) Food And Beverages

(52) Tobacco Manufacturers

(53) Pharmaceuticals

(55) Houseware

(59) Others

(6) Property, Real Estate,

and Building Construction

(61) Property And Real Estate

(62) Building Construction

(69) Others

(7) Infrastructure, Utilities, (71) Energy

KLASIFIKASI INDUSTRI MENURUT

JASICA 2015

LAMPIRAN 1

Page 100: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

85

Sumber : IDX Fact Book 2014

and Transportation

(72) Toll Road, Airport, Harbor, And

Allied Products

(73) Telecommunication

(74) Transportation

(75) Non Building Construction

(79) Others

(8) Finance (81) Bank

(82) Financial Institution

(83) Securities Company

(84) Insurance

(85) Investment Fund/Mutual Fund

(89) Others

(9) Trade, Services, and

Investment

(91) Wholesale (Durable & Non-

Durable Goods)

(93) Retail Trade

(94) Tourism, Restaurant, And Hotel

(95) Advertising, Printing, And Media

(96) Health Care

(97) Computer And Services

(98) Investment Company

(99) Others

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 101: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

86

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AAL PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK

2 ANT PT. ANTAM, TBK

3 BBA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM, TBK

4 HOL PT. HOLCIM INDONESIA, TBK

5 INE PT. INDIKA ENERGY, TBK

6 INP PT. INDONESIA POWER, TBK

7 ITP PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

8 MEI PT. MEDCO ENERGY INDONESIA, TBK

9 PET PT. PETROSEA, TBK

10 PGN PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA, TBK

11 SEM PT. SEMEN INDONESIA, TBK

12 TIM PT. TIMAH, TBK

13 UNI PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

14 BDK PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION

15 DNN DANONE

16 IDA PT. INDO AGRI RESOURCE, LTD

17 KPC PT. KALTIM PRIMA COAL

18 PTM PT. PERTAMINA

LAMPIRAN 2

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 ADM PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE, TBK

2 ASI PT. ASTRA INTERNATIONAL, TBK

3 BBR PT. BAKRIE AND BROTHERS, TBK

4 BNI PT. BANK BNI, TBK

5 DAN PT. BANK DANAMON INDONESIA, TBK

6 JMA PT. JASA MARGA, TBK

7 MAN PT. BANK MANDIRI, TBK

8 MAY PT. BANK INTERNATIONAL INDONESIA

(MAYBANK), TBK

9 NIS PT. BANK NISP OCBC, TBK

10 TEL PT. TELKOM, TBK

11 UNT PT. UNITED TRACTORS, TBK

12 WIJ PT. WIJAYA KARYA, TBK

13 XLA PT. XL AXIATA, TBK

14 BAS PT. BANK ASIA, LTD

15 BJA PT. BANK DAERAH JAWA TENGAH

16 BJB PT. BANK BJB

17 PTR PATRA JASA

18 PLN PLN PERSERO

DATA SAMPEL PERUSAHAAN HIGH PROFILE INDUSTRY

DATA SAMPEL PERUSAHAAN LOW PROFILE INDUSTRY

Page 102: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

87

DATA PENELITIAN

VARIABEL ASPEK EKONOMI

HIGH PROFILE INDUSTRY LOW PROFILE INDUSTRY

LAMPIRAN 3

Page 103: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

88

DATA PENELITIAN

VARIABEL ASPEK LINGKUNGAN

HIGH PROFILE INDUSTRY LOW PROFILE INDUSTRY

LAMPIRAN 4

Page 104: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

89

DATA PENELITIAN

VARIABEL ASPEK SOSIAL

HIGH PROFILE INDUSTRY LOW PROFILE INDUSTRY

LAMPIRAN 5

Page 105: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

90

DATA PENELITIAN

VARIABEL KESELURUHAN ASPEK

HIGH PROFILE INDUSTRY LOW PROFILE INDUSTRY

LAMPIRAN 6

Page 106: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

91

PERSENTASE PENGUNGKAPAN ITEM SUSTAINABILITY REPORT

PERUSAHAAN

PERSENTASE PENGUNGKAPAN ITEM (LISTED COMPANY)

Aspek High % Low % Total %

Profile Profile

Industry Industry

Ekonomi 52 11.5% 59 18.0% 111 14.2%

Lingkungan 200 44.2% 66 20.1% 266 34.1%

Sosial 201 44.4% 203 61.9% 404 51.7%

Total 453 100% 328 100.0% 781 100.0%

PERSENTASE PENGUNGKAPAN ITEM (NON-LISTED COMPANY)

Aspek High % Low % Total %

Profile Profile

Industry Industry

Ekonomi 23 10.1% 28 15.2% 51 12.4%

Lingkungan 97 42.5% 50 27.2% 147 35.7%

Sosial 108 47.4% 106 57.6% 214 51.9%

Total 228 100% 184 100.0% 412 100.0%

LAMPIRAN 7

Page 107: UJI BEDA PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39607/2/MOCHAMAD... · manusia, kini permasalahan kerusakan lingkungan mendapat sorotan

92

EKONOMI LINGKUNGAN SOSIAL TOTAL

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

Equal variances

not assumed

-.918 5.176 .030 1.566

30.251 22.407 26.043 23.755

.366 .000 .976 .130

-.07500 .29500 .00167 .08722

.08170 .05699 .05501 .05568

Lower -.24179 .17693 -.11139 -.02777

Upper .09179 .41307 .11472 .20221

Levene's Test for

Equality of Variances

F

Sig.

t-test for Equality of

Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Independent Samples Test

HASIL ANALISIS SPSS VER. 19

LAMPIRAN 8