mochamad rizki pratama 0109u010).pdf

130
PENGARUH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP REAKSI PASAR MODAL INDONESIA (Survey terhadap perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Disusun oleh : NAMA : MOCHAMAD RIZKI PRATAMA NPM : 0109U010 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) Nomor : 014/BAN-PT/AK-XII/S1/VI/2009 Tanggal 12 Juni 2009 2013

Upload: buidung

Post on 31-Dec-2016

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

PENGARUH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP REAKSI

PASAR MODAL INDONESIA

(Survey terhadap perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam

Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Pada

Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

Disusun oleh :

NAMA : MOCHAMAD RIZKI PRATAMA

NPM : 0109U010

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA

Terakreditasi (Accredited)

SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT)

Nomor : 014/BAN-PT/AK-XII/S1/VI/2009

Tanggal 12 Juni 2009

2013

Page 2: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

PENGARUH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP REAKSI

PASAR MODAL INDONESIA

(Survey terhadap perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011)

SKRIPSI

Disusun oleh:

Nama : Mochamad Rizki Pratama

NPM : 0109U010

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(Erly Sherlita, S.E.,M. Si., Ak.)

NIP: 111.11.99.056

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Ekonomi Akuntansi S1

(Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M. Si. Ak.) (Erly Sherlita, S.E.,M. Si., Ak.) NIP:

195.512.181.986.011.001 NIP: 111.11.99.056

Page 3: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam

majlis", mak lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: “ Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS Al Mujadilah (58) Ayat 11)

Page 4: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

“Pelajari ilmu syariat untuk menunaikan segala perintah Allah SWT dan juga ilmu akhirat

yang dapat menjamin keselamatanmu di akhirat nanti.”

(Imam Al Ghazali)

”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.”

(Mario Teguh)

“Tak ada rahasia untuk menggapai sukses.

Sukses dapat terjadi karena persiapan, kerja keras,

dan mau belajar dari kegagalan.”

(Collin Powell)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang Bertanda Tangan di bawah ini:

Page 5: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Nama : Mochamad Rizki Pratama

NPM : 0109U010

Tempat dan Tanggal Lahir : Garut, 4 November 1990

Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerbitan Obligasi

Syariah (sukuk) terhadap Reaksi Pasar Modal Indonesia Survey terhadap Perusahaan-

Perusahaan yang Menerbitkan Obligasi Syariah dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama Tahun 2011” adalah benar dan merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila terbukti

pernyataan ini tidak benar adanya. Maka saya bersedia menerima seluruh sanksi yang

diberikan. Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya dan apa adanya.

Bandung, 04 Februari 2013

Penulis,

(Mochamad Rizki Pratama)

ABSTRAK

Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) terhadap Reaksi Pasar Modal Indonesia

(Survey terhadap perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011)

Page 6: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian

suatu negara. Salah satu ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya

pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengumuman penerbitan obligasi

menjadi informasi menarik bagi investor (good news), karena dipersepsikan bahwa prospek

perusahaan di masa yang akan datang bagus. Adanya penerbitan obligasi menunjukkan

bahwa perusahaan akan melakukan ekspansi yang akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Informasi mengenai pengumuman penerbitan obligasi syariah akan direspon oleh investor.

Jika investor benar-benar memanfaatkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan

investasinya, maka pengumuman tersebut akan berdampak pada perubahan harga saham dan

aktivitas volume perdagangan saham (trading volume activity).

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti secara empirik mengenai pengaruh penerbitan

obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal yang dilakukan penelitian terhadap

perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

terdapat 31 sampel yang dijadikan tolak ukur penelitian. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian event study yang merupakan study dalam melihat reaksi pasar terhadap

suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, dan data yang

digunakan penelitian ini adalah laporan keuangan, daftar harga saham harian, nilai penerbitan

obligasi syariah, dan rating penerbitan obligasi syariah.

Untuk memberikan bukti adanya pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) penulis

menggunakan pendekatan micro struktur, yaitu: Sukuk Equity Ratio dan konversi rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk). Dan untuk memberikan bukti reaksi pasar modal, penulis

menggunakan perhitungan cumulative abnormal return. Penelitian ini menggunakan regresi

linear berganda terhadap 31 sampel yang dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Hal ini dibuktikan dengan besarnya pengaruh penerbitan obligasi syariah

terhadap reaksi pasar modal yaitu sebesar 11,8% sedangkan 88,2% lainnya dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian.

Kata Kunci : Obligasi Syariah, Sukuk Equity Ratio, Cumulative Abnormal Return

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Page 7: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah

memberikan banyak kenikmatan, untuk setiap nafas yang terhembus, kekuatan dan

hidayahnya. Atas kehendak-Nya dan izin-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan

buah karya ini. Shalawat serta Salam tercurah limpahkan kepada baginda Rasullallah

Muhammad SAW untuk sauri tauladan yang paling sempurna bagi seluruh umat manusia.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) terhadap

Reaksi Pasar Modal Indonesia Survey terhadap Perusahaan-Perusahaan yang

Menerbitkan Obligasi Syariah dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Tahun

2011”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana

tingkat Strata-1 jurusan Akuntansi Universitas Widyatama.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kekurangan

tersebut masih terlihat dari segi penerapan metode penelitian, penyajian data, penulisan dan

pengemasan kata-kata.

Namun dengan segala kekurangan tersebut penulis berharap bahwa karya ilmiah dapat

diterima dalam sidang skripsi dan yang lebih utama bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca karya ilmiah ini.

Selama kegiatan ilmiah ini, analisis data, dan penyusunan skripsi, penulis

mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik itu berupa bimbingan, dorongan moril,

informasi dan data-data penelitian. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Sembah sujud ananda persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Herlansyah dan

Sri Rini Rahayu untuk doa restu, kasih sayang, perhatiannya, pengorbanannya baik

fisik maupun materi dan semuanya yang tak pernah bisa terbalas “Mah,,Bapa,,sebuah

karya kecil ini kupersembahkan, semoga dapat dijadikan satu bukti baktiku pada

kalian”.

2. Ibu Erly Sherlita, S.E., M. Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama dan dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini serta dengan sabar dan tanpa lelah memberikan pengarahan

dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Koesbandijah, A. K, M.Si., Ak., selaku Ketua Badan Pengurus

Yayasan Widyatama.

4. Bapak Dr. H. Mame S Sutoko, Ir., D. E. A., selaku Rektor Universitas Widyatama.

Page 8: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

5. Bapak Dr. H. Islahuzzaman, S. E., M. Si., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama.

6. Dua adikku Restu Sri Gandari dan Mochamad Ridho Athallah yang selalu

memberikan warna di keluarga, terima kasih telah memberikan semangat kepada

kakakmu ini, mari kita banggakan kedua orang tua kita.

7. Saudara-saudara dan segenap keluarga besar Garut dan Cikampek, yang telah

memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan doa kepada penulis.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

yang telah banyak memberikan bekal pendidikan dan ilmu pengetahuan yang sangat

berharga dan berguna selama penulis melakukan perkuliahan di Universitas

Widyatama.

9. Keluarga besar Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Masa Bakti 2011-2012 yang telah

memberikan pengalaman organisasi serta memberikan berbagai macam pengalaman

seru lainnya dalam menyelenggarakan suatu acara,terutama buat BIG FIVE SENAT,

Amoy, Manto, Ken, Novi“I miss you all… :‟)…”.

10. Teman-teman Paduan Suara Universitas Widyatama “Widyatama Choir”, penulis

bangga menjadi bagian dari kalian, sejak penulis pertama kali menginjakkan kaki di

Widyatama sampai akhirnya penulis menyelesaikan studi tetap bersama kalian

“Ayooo nyanyi yang bagus ya di Wisudaan aku, sedih harus berpisah sama kalian

Choir”.

11. Anak-anak GSG GARIS KERAS a.k.a Anak Tangga Mainhall, Abah, Dena, Ariyo,

Bangded, Arma, Ihsan, Rizki Wedi, Ali, Botak, Eki, Rony, Buuk, Erwan, Haris,

Wafa, Tresna, Fajar, Mario, Erfan, Manto dan banyak lagi “Semakin kompak ya

kalian, tetap cetarr membahanaa ^.^”.

12. Para Asisten Dosen Akuntansi 2009, banyak ilmu pengetahuan Akuntansi yang

penulis dapat, dan merasakan juga akhirnya bagaimana mengajar layaknya dosen.

13. Teman-teman Accounting A (Kelas A Akuntansi 09), kalian adalah teman-teman yang

memberikan semangat kepada penulis ketika pertama kali kuliah di Universitas

Widyatama, terima kasih atas dukungan dan doanya.

14. Tamy dan Ain, sahabat-sahabat penulis yang dari awal memberikan support kepada

penulis.

15. Sahabat-sahabat penulis di SMAN 1 Cikampek, PUNK5 yang selalu kompak dari

dulu sampai sekarang, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Page 9: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

16. Guru-guru dan sahabat penulis di SMPN 2 Cikampek, terima kasih atas dukungan dan

doanya.

17. Teman-teman Akuntansi 2009, teman-teman universitas widyatama, serta teman-

teman dari universitas lain, baik angkatan bawah maupun angkatan atas yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

18. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh teman, saudara, dan orang-

orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga turut memberikan dukungan

dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat kepada saudara, sahabat, teman

dan orang-orang yang selalu memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis, juga

anugerah yang luar biasa atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi

penulisan, tata bahasa maupun pembahasannya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Jazakumullahu khairan katsira. Amin.

Bandung, 04 Februari 2013

Penulis,

(Mochamad Rizki Pratama)

DAFTAR ISI

Page 10: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

ABSTRAK………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………………. 1

1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………….. 6

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 7

1.5 Metode Penelitian.............................................................................. 8

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Pasar Modal..................................... 10

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pasar Modal......................................... 12

2.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal........................................................ 13

2.1.4 Instrumen Pasar Modal......................................................... 15

2.2 Pasar Efisien

2.2.1 Efisiensi Pasar Secara Informasi........................................... 16

2.2.1.1 Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form).............. 17

2.2.1.2 Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat...................... 17

2.2.1.3 Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form).............. 18

2.3 Investasi

2.3.1 Pengertian Investasi............................................................... 19

2.3.2 Risiko dan Pengembalian (return)......................................... 20

2.4 Obligasi

2.4.1 Pengertian Obligasi................................................................ 21

2.4.2 Jenis-Jenis Obligasi................................................................ 23

2.4.3 Karakteristik Obligasi............................................................ 27

2.4.4 Return Obligasi...................................................................... 28

2.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Obligasi..................................... 29

Page 11: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

2.4.6 Harga Obligasi....................................................................... 30

2.4.7 Yield Obligasi........................................................................ 30

2.5 Obligasi Syariah

2.5.1 Pengertian Obligasi Syariah.................................................. 33

2.5.2 Karakteristik Obligasi Syariah (sukuk)................................. 34

2.5.3 Perbedaaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional.... 36

2.5.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam

Penerbitan Obligasi Syariah................................................... 39

2.5.5 Struktur Obligasi Syariah....................................................... 42

2.5.6 Obligasi Syariah sebagai Sumber Pendanaan

Bagi Perusahaan............................................................. 48

2.6 Saham

2.6.1 Pengertian Saham...................................................................51

2.6.2 Tingkat Pengembalian (return) Investasi

yang Diterima Pemegang Saham........................................... 51

2.6.3 Cumulative Abnormal Return................................................ 54

2.6.4 Risiko Saham......................................................................... 57

2.7 Signalling Theory............................................................................... 58

2.8 Pengaruh Penerbitan Obligasi terhadap

Cumulative Abnormal Return Saham........................................... 59

2.9 Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah terhadap

Cumulative Abnormal Return Saham................................................ 61

2.10 Perumusan Hipotesis.......................................................................... 63

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian................................................................................. 65

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................... 66

3.3 Metode Penelitian.............................................................................. 68

3.4 Operasionalisasi Variabel.................................................................. 70

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 76

3.5.2 Rancangan Analisis Data...................................................... 77

3.5.3 Penggunaan Uji Asumsi Klasik............................................. 78

3.5.4 Penggunaan Metode Uji Statistik Lainnya............................ 83

3.5.5 Penetapan Tingkat Signifikansi............................................. 87

3.5.6 Pengolahan Data Statistik...................................................... 88

Page 12: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

3.5.7 Penarikan Kesimpulan........................................................... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel.................................. 89

4.1.2 Pengolahan Data Peneltian.................................................... 92

4.1.3 Analisis Deskriptif........................................................... 98

4.1.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik............................................ 101

4.1.5 Analisis Uji Statistik Penelitian

4.1.5.1 Model Persamaan Linear Regresi Berganda............ 106

4.1.5.2 Uji t........................................................................... 108

4.1.5.3 Uji F.......................................................................... 110

4.1.5.4 Analisis Koefisien Determinasi ....................... 112

4.2 Pembahasan...................................................................................... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................................... 120

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Investor........................................................ 122

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya............................................ 123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Page 13: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Obligasi

Tabel 2.2 Perbedaan antara Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

Tabel 3.2 Nilai Konversi Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

Tabel 3.3 Level dan Penilaian Rating oleh PT PEFINDO

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel 4.1 Tanggal Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan

Tabel 4.2 Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan

Tabel 4.3 Nilai Konversi Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

Tabel 4.4 Hasil Statistik Deskriptif

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Regresi

Tabel 4.9 Hasil Uji t

Tabel 4.10 Hasil Uji F

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi

DAFTAR GAMBAR

Page 14: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Gambar 2.1 Struktur Obligasi Syariah Mudharabah

Gambar 2.2 Struktur Obligasi Syariah Ijarah

Gambar 4.1 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Lampiran 1 Data Nilai Nominal Sukuk (Sukuk Equity Ratio)

Lampiran 2 Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan Tahun 2011

Lampiran 3 Data Harga Saham Harian, Actual Return, Expected Return, Abnormal

Return dan Cumulative Abnormal Return Perusahaan Tahun 2011

Lampiran 4 Data Riwayat Hidup

Lampiran 5 Photocopy Kartu Bimbingan

Lampiran 6 Formulir Revisi Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

Page 16: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan

perekonomian suatu negara. Salah satu ciri negara industri maju maupun negara

industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dari angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), bisa diketahui perusahaan-

perusahaan yang listing di Bursa Efek. IHSG juga dapat mencerminkan kondisi

perekonomian suatu negara.

Pasar modal memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional. Peran

tersebut antara lain adalah sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan dan wahana

investasi bagi masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan dana mempunyai beberapa

cara, antara lain dengan meminjam ke bank, menerbitkan saham atau obligasi.

Perkembangan pasar modal tidak bisa lepas dari kondisi lingkungan, baik

lingkungan makro maupun lingkungan mikro. Pengaruh lingkungan mikro meliputi:

kinerja perusahaan, pengumuman penerbitan obligasi syariah, pengumuman dividen,

dan sebagainya. Sementara lingkungan makro meliputi: inflasi, kenaikan suku bunga,

dan kurs valuta asing. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh pada keputusan investasi di

pasar modal. Pengaruh ini ditunjukkan oleh perubahan harga saham maupun aktivitas

volume perdagangan saham.

Informasi yang dimiliki oleh investor lebih sedikit dibanding informasi yang

dimiliki oleh pihak manajemen, hal ini disebut sebagai informasi yang tidak simetris

(asymetric information). Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan investasinya,

investor sering mendasarkan pada sinyal yang diberikan oleh perusahaan, salah satunya

adalah pengumuman penerbitan obligasi syariah. Pengumuman penerbitan obligasi

menjadi informasi menarik bagi investor (good news), karena dipersepsikan bahwa

Page 17: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

prospek perusahaan di masa yang akan datang bagus. Adanya penerbitan obligasi

menunjukkan bahwa perusahaan akan melakukan ekspansi yang akan meningkatkan

kinerja perusahaan. Informasi ini akan direaksi oleh investor yang secara metodologis

disebut sebagai event study. Beberapa penelitian yang menggunakan event study untuk

menguji efisiensi pasar modal pada PT. Bursa Efek Jakarta, antara lain dilakukan oleh

Suryawijaya dan Setiawan (1998) mengenai Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap

Peristiwa Politik Dalam Negeri pada tanggal 27 Juli 1996. Hasil yang diperoleh adalah

adanya negative abnormal return yang signifikan (reaksi negatif) pada event date.

Dalam waktu tiga hari terjadi perubahan abnormal return menjadi positif, sebagai

reaksi atas pernyataan pemerintah bahwa kerusuhan telah terkendali dan dijamin akan

kestabilan politik yang berkaitan erat dengan kelangsungan dan kepastian melakukan

kegiatan bisnis.

Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya yang

lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga dan pokok

pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan lebih kaku. Namun, jika dilihat dari

keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih menyukai pendanaan

obligasi daripada saham.

Di pasar modal Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang sebelumnya telah

menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ini bisa

memberikan dampak pada harga saham karena hal ini merupakan sinyal bagi investor

untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan diperkirakan perkembangannya di

masa datang (Sumardi, 2007).

Keuntungan dalam berinvestasi dengan obligasi dipengaruhi oleh banyak hal.

Salah satunya adalah pengetahuan tentang peluang para individu dalam melihat

peluang dan mempelajari seluk beluk sarana investasi itu sendiri. Dalam mencapai

Page 18: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

berbagai tujuan keuangan beragam produk investasi tersedia, tinggal para investor

untuk memilih produk alternatif mana yang akan dijadikan andalan investasi, entah

dalam bentuk reksadana, saham, emas, dan investasi di sektor properti di pasar modal.

Selain produk ini, pasar modal juga menawarkan investasi melalui surat utang jangka

panjang atau obligasi.

Kieso, et al. (2011) menyatakan bahwa :

“A Company may sell an entire bond issue to an investment bank, which act

as a selling agent in the process of marketing the bonds. In such

arrangements, investment banks may either underwrite the entire issue by

guaranteeing a certain sum to the company, thus taking the risk of selling the

bonds for whatever price they can get (firm underwriting). Or, they may sell

the bond issue for a commission on the proceeds of the sale (best-efforts

underwriting). Alternatively, the issuing company may sell the bonds directly

to a large instution, financial or otherwise, without the aid of an underwriter

(private placement)”

Instrumen investasi di pasar modal Indonesia tidak hanya instrumen investasi

konvensional, namun juga instrumen investasi yang mempunyai prinsip syariah,

misalnya obligasi syariah, reksadana syariah, saham syariah. Fenomena ini merupakan

berita baik bagi investor akan kinerja perusahaan.

Mengacu pada kondisi pasar dalam negeri Indonesia, industri perbankan dan

keuangan syariah tumbuh dengan pesat. Data Direktorat Perbankan Syariah Bank

Indonesia 2009, menyaatakan bahwa sepanjang tahun 2008 dan 2009 pemerintah telah

menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebanyak 4 kali dengan total

akumulatif mencapai Rp 19,8 triliun. Awal tahun 2009 pemerintah menerbitkan

Obligasi syariah (sukuk) ritel seri SR -001 dan Obligasi syariah (sukuk) global SNI 14.

Untuk penerbitan obligasi syariah (sukuk) global sebesar 650 juta US dolar mengalami

over subscribed hingga 7 kali lipatnya atau 4,7 miliar US dolar.

Kelebihan permintaan atas obligasi syariah (sukuk) global yang cukup besar ini

menjadi sinyal prospek obligasi syariah (sukuk) sebagai alternatif sumber pembiayaan

Page 19: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

untuk membiayai pembangunan dalam negeri, khususnya pembangunan infrastruktur.

Sedangkan penerbitan obligasi syariah (sukuk) korporasi tahun 2009 sebesar Rp 2,070

triliun. Naik 34,94 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 1,534 triliun (Rama,

2009).

Obligasi syariah atau sering disebut juga sukuk sudah dikenal dalam Islam sejak

abad pertengahan, dimana umat islam menggunakannya dalam konteks perdagangan

internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk yang berarti sertifikat atau

note. Pada saat itu sukuk digunakan oleh para pedagang sebagai dokumen yang

menunjukan kewajiban financial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktiva

komersial lainnya.

Prinsip obligasi syariah pada dasarnya berbeda dengan obligasi konvensional.

Semenjak ada konvergensi pendapat fiqh bahwa bunga diharamkan dalam Islam karena

merupakan salah satu bentuk dari riba, maka muncul pertanyaan-pertanyaan tentang

diskonto dalam evaluasi investasi. Maka instrumen-instrumen yang mempunyai

komponen bunga (interest-bearing instrument) ini keluar dari daftar investasi halal.

Seperti halnya perusahaan yang menjamin dana melalui alat utang jangka panjang

seperti obligasi konvensional pasti memberikan pendapatan kepada investor berupa

bunga atau kupon (Huda & Nasution, 2007). Obligasi konvensional pun merupakan

salah satu produk pendanaan utang yang tidak halal. Kemudian muncul alternatif yang

dinamakan Obligasi syariah (sukuk).

Perkembangan di pasar merupakan indikator yang penting untuk mengetahui

tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal akan

mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya. Informasi yang

relevan dengan pasar modal merupakan sesuatu yang dicari oleh investor dalam upaya

pengambilan keputusan investasi. Penerbitan obligasi syariah (sukuk) merupakan salah

Page 20: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

satu bentuk kebijakan perusahaan yang yang akan berdampak pada terjadinya

perubahan struktur modal perusahaan. Karena obligasi sendiri merupakan Fixed Claim

yang berarti berapa pun laba yang dihasilkan perusahaan, mereka hanya akan menerima

penghasilan berupa pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

Informasi mengenai pengumuman penerbitan obligasi syariah akan direspon

oleh investor. Jika investor benar-benar memanfaatkan informasi tersebut dalam

pengambilan keputusan investasinya, maka pengumuman tersebut akan berdampak

pada perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (trading volume

activity). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mujahid (2010) yang meneliti

analisis pengaruh penerbitan obligasi syariah yang diwakilkan oleh nilai dan rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham di

Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2009. Hasilnya bahwa nilai dan rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk), baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap cumulative abnormal return saham.

Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh

antara penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang diwakili oleh total nilai emisi sukuk

dan total jumlah emisi sukuk terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Maka dari itu, penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi

pasar modal Indonesia.

2. Apakah terdapat pengaruh rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap

reaksi pasar modal Indonesia.

Page 21: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

1.3 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah peneliti melakukan penelitian dengan tujuan sebagai

berikut:

1. Mengetahui pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) oleh perusahaan.

2. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh dari penerbitan obligasi syariah

(sukuk) perusahaan yang diwakili oleh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan

rating penerbitan obligasi syariah sukuk) terhadap reaksi pasar modal yang

ditunjukkan melalui tingkat cumulative abnormal return saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal

Menjadi sumber informasi mengenai dampak penerbitan obligasi syariah terhadap

perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham yang dapat

mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh investor, dan juga dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam memilih instrumen investasi di pasar modal.

2. Bagi Peneliti

Sebagai sumber referensi dan tambahan pengetahuan dalam rangka pengembangan

penelitian selanjutnya yang sejenis.

3. Bagi Akademisi

Sebagai tambahan refrensi dan pengetahuan mengenai dampak penerbitan obligasi

syariah terhadap reaksi pasar modal di Indonesia sehingga dapat diterapkan dalam

kegiatan akademisinya.

Page 22: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

1.5 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event study. Menurut

Hartono (2003:318), studi peristiwa (event study) merupakan study yang mempelajari

reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman. Pengertian yang lain mengenai event study menurut Peterson

(1989) dalam Asri (1998) adalah pengamatan mengenai harga saham di pasar modal

untuk mengetahui apakah ada cumulative abnormal return yang diperoleh pemegang

saham akibat adanya suatu peristiwa tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan jenis

penelitian survey data sekunder. Metode deskriptif digunakan dengan tujuan untuk

membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta serta sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Sekaran, 2006)

menjelaskan bahwa studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan

menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu

situasi. Metode yang dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang,

dengan tujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual, dan

akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti tidak memiliki control terhadap

variable dan tidak dilakukan pengaturan atau manipulasi terhadap variable (Mariana,

2007).

Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan survey atas data

sekunder, yaitu data yang didapat dari perkembangan penerbitan obligasi syariah

(sukuk) selama tahun 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah melalui studi dokumen, mendapatkan, serta mengumpulkan data-

Page 23: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

data yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Selain itu, penulis juga

melakukan studi kepustakaan melalui jurnal-jurnal ilmiah serta refrensi lain yang dapat

digunakan sebagai landasan teoritis penelitian ini.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk keperluan penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada

beberapa perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

melalui media internet dengan situs www.idx.co.id dan www.bapepam.go.id. Adapun

waktu penelitian dilaksanakan pada periode Agustus 2012 sampai dengan selesai.

Page 24: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya

pada tahun 1912 di Batavia. Meskipun pasar modal telah ada sejak 14

Desember 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan

seperti yang diharapkan. Perkembangan pasar modal Indonesia ternyata

mengalami pasang dan surut, seiring dengan perjalanan negara dan bangsa

Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda, misalnya, pasar modal Indonesia

pernah mengalami pasang. Kemudian, seiring dengan berakhirnya kekuasaan

Belanda di Indonesia, pasar modal juga mengalami kemunduran. Selanjutnya,

saat negara Indonesia mengalami kemelut (termasuk kesulitan ekonomi), pada

tahun 1960-an, pasar modal juga tidak bisa menunjukan aktivitas yang baik.

Catatan terakhir menunjukkan, pasar modal Indonesia mengalami masa

pasang ketika pembangunan ekonomi yang dilakukan sejak Orde Baru mulai

menunjukan hasil pada akhir tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an. Pada

tahun 1997, ekonomi Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan

pasar modal juga terkena imbasnya (Widoatmodjo, 2009).

Dengan demikian, tidaklah terlalu salah jika perkembangan pasar

modal Indonesia dapat didekati melalui sejarah perjalanan negara dan bangsa

Indonesia (Winarto, 1997) dalam (Widoatmodjo, 2009).

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar

Modal mendefinisikan pasar modal sebagai berikut : ”Kegiatan yang

Page 25: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan

publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Sedangkan menurut Husnan (2001), pasar modal didefinisikan sebagai

Instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

pemerintah maupun perusahaan swasta.

Dari definisi tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa pasar modal

adalah pasar untuk melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang

diterbitkan oleh perusahaan publik maupun pemerintah serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pasar Modal

Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang

(Samsul, 2006), yaitu :

Sudut Pandang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu

negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara

memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi

tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Tetapi negara mempunyai kewajiban

membuat perundang-undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur

Page 26: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

dan tidak terjadi monopoli. Negara tidak perlu membiayai pembangunan

ekonominya dengan cara meminjam dana dari pihak asing, sepanjang pasar

modal dapat difungsikan dengan baik. Pinjaman dari pihak asing akan

membebani APBN yang pada akhirnya akan dibebankan kepada rakyat

melalui pungutan pajak.

Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan suatu sarana untuk mencari tambahan modal.

Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih

murah dan hal itu bisa diperoleh di pasar modal. Karena modal pinjaman

dalam bentuk obligasi lebih murah daripada kredit jangka panjang perbankan.

Meningkatkan modal sendiri lebih baik dari pada meningkatkan modal

pinjaman. Jadi, pasar modal dapat menjadi saran untuk memperbaiki struktur

permodalan perusahaan. Perusahaan yang masuk ke pasar modal akan lebih

dikenal karena setiap hari bursa, namanya selalu muncul dalam berita televisi,

radio, atau surat kabar. Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih

mudah mencari hubungan bisnis dengan perusahaan domestik atau luar negeri.

Sudut Pandang Masyarakat

Dengan adanya pasar modal, maka masyarakat memiliki sarana baru untuk

menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk

deposito, emas, tanah, atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk

saham dan obligasi. Jika pasar modal itu berjalan dengan baik, jujur, dan

pertumbuhannya stabil maka dapat mendatangkan kemakmuran bagi

masyarakat.

2.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal

Page 27: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu :

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama

kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Penawaran umum

awal ini, yang disebut juga Initial Public Offering (IPO), telah mengubah

status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk). Masyarakat

umum yang ingin membeli efek dapat melakukan pesanan beli langsung

kepada penjamin emisi atau kepada agen penjual terdekat.

2. Pasar Kedua (Secondary Market)

Pasar kedua (sekunder) adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di

Bursa Efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada

para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa,

setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar ini, efek-efek

diperdagangkan dari satu investor ke investor lainnya. Terbentuknya harga

pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga

dengan istilah Order Driven Market.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa

(over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan

efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi. Jadi, dalam pasar ketiga ini

tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai

bursa).

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli efek antar investor jual dan

investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap

Page 28: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

muka antar investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Dengan

kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui Electronic

Communication Network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat yaitu

memiliki efek dan dana di central custodian dan central clearing house. Pasar

keempat ini hanya dilaksanakan oleh investor besar karena dapat menghemat

biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar sekunder.

2.1.4 Instrumen Pasar Modal

Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang

berupa :

1. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut

juga sebagai pemegang saham.

2. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka

panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun.

3. Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam

jangka waktu tertentu.

4. Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka

waktu tertentu.

5. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan

untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging).

2.2 Pasar Efisien (Efficient Market)

Di dalam suatu pasar modal akan banyak sekali informasi yang masuk, baik

dari dalam (intern) emiten, maupun dari kondisi eksternal emiten. Informasi dari

dalam emiten misalnya adalah corporate action (pengumuman pembagian dividen,

Page 29: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

stock-split, penerbitan laporan keuangan, dll), sedangkan informasi dari luar emiten,

misalnya adalah penetapan regulasi baru dari pemerintah, tingkat inflasi, nilai tukar

Rupiah terhadap mata uang asing (khususnya Dollar Amerika), harga komoditas

global seperti minyak mentah, dll. Informasi – informasi tersebut dapat

mempengaruhi harga saham emiten tersebut di bursa efek. Apabila pasar bereaksi

dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya

mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan

pasar efisien.

Definisi efisiensi pasar menurut Beaver (1989) dalam Hartono (2007) adalah

hubungan antara harga – harga sekuritas dengan informasi. Pasar efisien yang ditinjau

dari sudut informasi saja disebut pasar informasi (informationally efficient market).

Sedangkan, pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan para pelaku pasar

dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan

efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).

2.2.1 Efisiensi Pasar Secara Informasi

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan

antara harga sekuritas dengan informasi. Tiga macam bentuk utama efisiensi

pasar secara informasi menurut Fama (1970) dalam Hartono (2008) adalah :

2.2.1.1 Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form)

Jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect)

terhadap informasi masa lalu. Investor tidak dapat menggunakan

informasi masa lalu tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang

tidak normal.

Page 30: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

2.2.1.2 Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semistrong form)

Jika harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan (fully

reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available

information) termasuk informasi-informasi yang berada di laporan

keuangan perusahaan. Menurut Hirsehey (2001) : “ According to the

semi-strong hypothesis, anything you read in the newspaper, hear on

television, or see on the internet is already reflected in stock and bond

prices”.

Dalam pasar ini tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat

menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapat

keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama. Reaksi pasar

ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang

bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return

sebagai nilai perubahan harga saham atau dengan menggunakan

abnormal return.

2.2.1.3 Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form)

Jika harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan (fully

reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available

information) dan informasi-informasi privat (nonpublic information).

Dalam pasar ini tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat

memperoleh keuntungan tidak normal karena mempunyai informasi

privat.

Page 31: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Sendi pokok dalam gagasan dasar pasar efisien adalah bahwa semua

partisipan pasar mengetahui informasi publik karena informasi yang

terkandung dalam laporan arus kas bertujuan untuk dipublikasikan. Jika

seperangkat informasi secara luas diketahui oleh partisipan pasar (publik) pada

saat yang sama, dan jika mereka sepakat dengan implikasi tersebut terhadap

harga saham, persaingan akan menggerakan harga pada pasar tersebut. Ini

berarti bahwa para investor hanya bisa berharap untuk mendapatkan

keuntungan atas saham yang seimbang dengan risikonya. Sehubungan dengan

informasi akuntansi, seseorang tidak bisa mengharapkan pasar bereaksi

kecuali jika informasi tersebut berguna. Informasi yang berguna adalah

informasi yang relevan dan dapat dipercaya bagi pihak yang berkepentingan

Sunariyah (2008).

2.3 Investasi

2.3.1 Pengertian Investasi

Dewasa ini investasi sudah merupakan gaya hidup yang mencirikan

manusia modern. Terlebih lagi, media investasi yang tersedia sudah semakin

beragam saja. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang investasi

menurut Fisher and Jordan (1996) :

“ An Investment is a commitment of funds made in the expectation some

positive rate of return”.

Sedangkan Reilly (2003) mengatakan definisi investasi sebagai berikut

:

Page 32: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

“The current commitment of dollars for a period of time derive future payment

that will compensate the investors for (1) the time of funds are committed (2)

Expected rate of inflation and (3) The Uncertainity of future payment”.

Ada 3 atribut yang melekat dalam suatu investasi, yaitu risiko, hasil

dan waktu. Pengorbanan sumber daya ekonomi dalam investasi dilakukan saat

ini dengan tujuan mendapatkan hasil, ataupun peningkatan kesejahteraan di

masa yang akan datang dan tidak pasti (berisiko).

Investasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu investasi pada real assets

dan financial assets. Investasi pada real assets berarti menanamkan investasi

pada barang-barang seperti mesin, gedung maupun tanah. Sedangkan investasi

pada financial assets berarti investasi pada sekuritas, baik yang

diperdagangkan dalam pasar uang maupun sekuritas pasar modal. Jenis

sekuritas yang diperdagangkan dalam pasar uang berdurasi waktu kurang dari

satu tahun, sedangkan di pasar modal sekuritas yang diperdagangkannya

berdurasi waktu lebih dari satu tahun. Investasi di pasar modal dapat berupa

sekuritas ekuitas dan hutang, sekuritas ekuitas berupa saham sedangkan

hutang jangka panjang berupa obligasi.

Setiap investor memiliki motif dan tujuan tertentu yang ingin

dicapainya melalui keputusan investasi yang diambil. Secara umum, tentunya

motif berinvestasi adalah memperoleh keuntungan dalam arti seluas-luasnya.

Biasanya, motif-motif investasi khususnya di pasar modal diantaranya adalah

motif keamanan, pendapatan, spekulasi dan pertumbuhan. Seorang investor

tentu tidak memiliki motif tersebut di atas secara tunggal, namun setiap

investor memiliki preferensi masing-masing berkaitan dengan motif-motif

tersebut di atas.

Page 33: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

2.3.2 Risiko dan Pengembalian (return)

Dalam investasi tentunya investor menginginkan suatu tingkat hasil

tertentu, dan tentunya juga hasil tersebut bersifat tidak pasti. Ada 2

kemungkinan dalam investasi tersebut, yaitu hasil lebih kecil dari yang

diharapkan atau sebaliknya. Ketidakpastian itulah yang disebut dengan

risiko.Semua investasi tentunya berisiko.

Pengertian risiko menurut Watson dan Brigham (1993) : “Investment

risk that is related to the probability of actually earning less than the expected

return the greater the chance of low or negative returns”.

Menurut Hartono (2008) risiko dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Systematic Risk

Bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan

membentuk portofolio. Istilah lain dari risiko ini adalah risiko pasar atau

risiko umum atau risiko sistematik.

2. Unsystematic Risk

Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk

portofolio. Istilah lain dari risiko ini adalah risiko perusahaan, risiko

spesifik atau risiko tidak sistematik.

Ada beberapa tipe investor dalam berinvestasi. Tipe pertama disebut

risk averse, yaitu tipe investor yang tidak menyukai risiko. Tipe kedua adalah

risk neutral, yaitu tipe investor yang netral terhadap risiko. Tipe ketiga adalah

risk seeker, yaitu tipe investor yang menyukai risiko.

2.4 Obligasi

2.4.1 Pengertian Obligasi

Page 34: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Menurut Bursa Efek Indonesia :

“Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat

dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk

membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok

utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi

tersebut”.

Sedangkan Hartono (2008) mendefinisikan obligasi sebagai hutang

jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan

bunga yang tetap jika ada. Dari definisi ini dapat dimengerti bahwa obligasi

adalah suatu hutang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedangkan hutang

jangka pendek disebut bill. Nilai hutang dari obligasi akan dibayarkan pada

saat jatuh temponya. Nilai hutang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat

hutangnya. Obligasi mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu

pelunasannya yang sudah ditentukan. Bunga dari obligasi adalah tetap

(misalnya 14% setahun) jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi

membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai

sekuritas pendapatan tetap (fixed claim). Walaupun kebanyakan obligasi

memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga (zero

coupon bonds).

Setiap perusahaan memerlukan modal untuk melakukan kegiatan

operasionalnya. Modal ini didapat dari ekuitas atau dari hutang. Ekuitas adalah

modal sendiri yang terdiri atas saham, retained earnings, dan agio saham.

Namun, dari tiga jenis ekuitas itu, yang bisa diperoleh dari masyarakat adalah

saham dan agio saham. Jika pemilik perusahaan bersedia berbagi kepemilikan

dan menginginkan penggalian dana yang tidak terbatas, maka perusahaan bisa

Page 35: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

menjual saham kepada masyarakat melalui pasar modal. Sedangkan dana yang

berasal dari hutang adalah berupa obligasi. Obligasi yang diterbitkan di pasar

modal tidak memerlukan jaminan aset karena sudah dijamin oleh penjamin

emisi. Selanjutnya, hutang demikian memiliki jatuh tempo yang panjang

karena memang obligasi didesain sebagai hutang jangka panjang. Jumlahnya

tidaknya terbatas karena dana digali dari masyarakat luas. Sepanjang

masyarakat masih memiliki dana dan percaya kepada pasar modal, maka dana

ini akan terus tersedia (Widoatmodjo, 2009). Upaya perusahaan untuk

mendapatkan dan menambah modal ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari kegiatan berinvestasi terutama di pasar modal.

2.4.2 Jenis Obligasi

Sebagai salah satu instrumen pendanaan bagi perusahaan, obligasi memiliki

beberapa jenis, yaitu :

1. Dilihat dari sisi penerbit :

a) Corporate Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik

yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau badan usaha

swasta.

b) Government Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c) Municipal Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah

untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan

public (public utility).

2. Dilihat dari system pembayaran bunga :

Page 36: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

a) Zero Coupon Bonds : Obligasi yang tidak melakukan pembayaran

bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus

pada saat jatuh tempo.

b) Coupon Bonds : Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c) Fixed Coupon Bonds : Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah

ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan

dibayarkan secara periodic.

d) Floating Coupon Bonds : Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang

ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan

(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-

rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah atau

swasta.

3. Dilihat dari penukaran/opsi :

a) Convertible Bonds : Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah

saham milik penerbitnya.

b) Exchangeable Bonds : Obligasi yang memberikan hak kepada

pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam

sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c) Callable Bonds : Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk

membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi

tersebut.

Page 37: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

d) Putable Bonds : Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga

tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya

a) Secured Bonds : Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari

penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam

kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah :

- Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya

dijamin dengan penanggungan pihak ke tiga.

- Mortgage Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya

dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

- Collateral Trust Bonds : Obligasi yang dijamin dengan efek yang

dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak

perusahaan yang dimilikinya.

b) Unsecured Bonds : Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan

tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari segi nominalnya

a) Conventional Bonds : Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu

nominal, Rp. 1 Miliar per satu lot.

b) Retail Bonds : Obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai

nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil

Page 38: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

a) Conventional Bonds : Obligasi yang diperhitungkan dengan

menggunakan system kupon bunga.

b) Syariah Bonds : Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan

menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal

dua macam obligasi syariah, yaitu :

- Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan

yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah

mengetahui pendapatan emiten.

- Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)

bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi

diterbitkan.

2.4.3 Karakteristik Obligasi

Obligasi memiliki beberapa karakteristik seperti :

1. Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan

diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

2. Kupon (The Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang

obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah

setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual

percentage.

Page 39: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

3. Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang

dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari

sampai dengan di atas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam

waktu 1 tahun akan lebih mudah diprediksi, sehingga memiliki risiko yang

lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh

tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo

suatu obligasi, semakin tinggi kupon/bunga nya.

4. Penerbit/Emiten (issuer) mengetahui dan mengenal penerbit obligasi

merupakan factor penting dalam melakukan investasi obligasi ritel.

Mengukur risiko/kemungkinan dari penerbit tidak dapat melakukan

pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default

risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh

lembaga pemeringkat seperti Pefindo atau Kasnic Indonesia.

2.4.4 Return Obligasi

Return adalah tingkat pengembalian yang diperoleh investor atas

investasi yang dilakukannya. Menurut Prasetya (2007) return terdiri dari :

- Required return adalah return yang diinginkan atau disyaratkan

oleh investor pada awal investasi

- Expected return adalah return yang diestimasikan dari asset yang

diharapkan oleh investor dimasa depan

- Realized return adalah return yang benar-benar dapat direalisasikan

dari investasi

Page 40: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Total return adalah ukuran presentase yang berhubungan dengan

seluruh arus kas suatu sekuritas dalam periode tertentu terhadap

harga belinya.

2.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Obligasi

Kelebihan dan kekurangan obligasi menurut Prasetya (2007) antara lain :

Tabel 1.1

Kelebihan dan Kekurangan Obligasi

Kelebihan Kekurangan

Bagi Emiten - Relatif murah, karena

tingkat bunga telah

ditentukan sejak awal,

jadi jumlah bunga yang

harus dibayarkan pasti

- Jangka waktu jatuh

temponya (maturity)

biasanya panjang,

membuat perusahaan

emiten lebih fleksibel

dalam menggunakan

dana obligasi

- Memberatkan emiten

jika kondisi

perusahaan sedang

tidak baik, karena

bunga wajib dibayar

oleh emiten kepada

pemegang obligasi,

tidak peduli apakah

kondisi perusahaan

untung maupun rugi.

Page 41: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Bagi Investor - Investasi yang relatif

aman, pendapatan yang

akan diperoleh pasti

(fixed income

securities) yaitu berasal

dari bunga kupon dan

pokok pinjaman

- Kemungkinan untuk

mendapatkan capital

gain apabila investor

menjual obligasi

tersebut pada pihak

ketiga

- Investasi yang jangka

waktunya relatif

panjang sehingga

merupakan asset yang

tidak likuid bagi

investor

- Pemegang obligasi

tidak memiliki hak

suara dalam

perusahaan

2.4.6 Harga Obligasi

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata

uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu presentase dari

nilai nominal.

Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan,

yaitu :

1. At par : Harga obligasi sama dengan nilai nominal.

2. At premium (dengan Premi) : Harga obligasi lebih besar dari nilai

nominal.

3. At discount (dengan diskon) : Harga obligasi lebih kecil daripada nilai

nominal.

2.4.7 Yield Obligasi

Page 42: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari

investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh

investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum

memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan

besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian

tahunan yang akan diterima.

Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield

to maturity.

Current Yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang

diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

Current Yield = Bunga tahunan

Harga obligasi

Sementara itu yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau

pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai

jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku

adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut :

YTM approximation = C + R – P

n

x 100%

R + P

2

Keterangan :

C = kupon

n = periode waktu yang tersisa (tahun)

Page 43: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

R = redemption value

P = harga pembelian (purchase value)

2.5 Obligasi Syariah

Menurut The Council of the Islamic Fiqh Academy dalam Sunarsih (2008),

membahas mengenai obligasi menurut Islam. Adapun bahasan tersebut adalah :

- Obligasi yang memberikan kewajiban untuk membayar jumlah obligasi dan

bunganya terkait dengan face value atau keuntungan yang telah ditetapkan

sebelumnya, dilarang dalam syariah. Penerbitan, pembelian dan negosisasi

obligasi tersebut semuanya dilarang karena terkait dengan bunga pinjaman

(interest-bearing loans)

- Zero coupon bonds juga dilarang karena dijual pada harga yang lebih rendah dari

face value-nya. Pemilik obligasi tersebut akan memperoleh keuntungan dari

perbedaan harga yang merupakan diskon dari obligasi

- Prize Bonds (obligasi berhadiah) juga dilarang karena dipinjamkan dengan

kewajiban untuk membayar keuntungan yang telah ditentukan atau jumlah

tambahan yang diambil sesuai keinginan pihak-pihak tertentu. Obligasi ini juga

diibaratkan sebagai judi (Qimar).

Dengan kata lain, obligasi dilarang dalam Islam karena mengandung unsur

riba (bunga) didalamnya juga mengharuskan peminjam untuk membayar sejumlah

nilai obligasi ditambah jumlah tertentu sesuai bunga.

Page 44: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Dilarangnya kegiatan yang berkaitan dengan obligasi, membuat AAOIFI

Shari‟a Board membuat suatu alternatif pembiayaan sebagai pengganti obligasi yang

disebut Sukuk. Di Indonesia, sukuk dikenal dengan nama obligasi syariah yang

dibedakan dengan obligasi konvensional.

2.5.1 Pengertian Obligasi Syariah

Menurut The Accounting and Auditing Organization For Islamic

Financial Institutions (AAOIFI):

“Certficates of equal value representing undivided shares in ownership of

tangible assets, and services or (in the ownership of) the assets of particular

projects or special investment activity”.

Menurut Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN):

“Surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti

atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing”.

Akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan SBSN : Ijarah,

Mudarabah, Musyarakah, Istishna‟, akad lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan kombinasi dari 2 akad atau lebih.

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan No. KEP130/BL/2006 Peraturan No. IX.A.13:

“sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang

bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisah atau tidak

terbagi atas kepemilikan asset berwujud tertentu, nilai manfaat, dan jasa atas

asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.”

Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002:

Page 45: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

“surat berharga syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi

syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada

pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar

kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”

Sedangkan menurut Academy for International Moslem Studies

(AIMS) UK Islamic Banking and Finance:

”Islamic bond or sukuk is well described as „Trust Certificates‟ or

„Participation Securities‟ that grants the investor a share of an asset along

with the cashflows and risk commensurate with such ownership. The central

merit of the sukuk structure is that it is based on real underlying assets. This

approach discourages over-exposure of the financing facility beyond the value

of the underlying asset, given that the issuer cannot leverage in excess of the

assets value.”

Obligasi syariah dalam kegiatan investasi merupakan terobosan baru

dalam dunia keuangan Islam. Menurut beberapa pendapat dari para ahli, dapat

disimpulkan bahwa obligasi syariah (sukuk) adalah surat berharga yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, yang mewajibkan pemilik obligasi

syariah membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah dengan cara

bagi hasil.

2.5.2 Karakteristik Obligasi Syariah (sukuk)

Obligasi yang diterbitkan oleh setiap perusahaan yang terdaftar dalam

Jakarta Islamic Index maupun Bursa Efek Indonesia belum tentu merupakan

obligasi syariah (sukuk). Karena sebuah obligasi dapat disebut sebagai

obligasi syariah (sukuk), seandainya obligasi tersebut bisa memenuhi

persyaratan sebagai berikut (Sunarsih, 2008):

1. Akad yang digunakan dalam penerbitan obligasi syariah tersebut, dapat

berupa :

a) Mudharabah/Qiradh

b) Musyarakah

Page 46: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

c) Murabahah

d) Salam

e) Istishna‟

f) Ijarah

2. Jenis usaha yang dilakukan oleh emiten (mudharib) tidak boleh

bertentangan dengan syariah.

3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang

obligasi syariah harus bersih dari unsure non halal.

4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad

yang digunakan.

5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang

digunakan.

6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau

Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak

proses emisi obligasi syariah.

Sementara itu, Hanafi (2006) menyatakan bahwa obligasi syariah

(sukuk) memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sukuk (obligasi syariah) berbeda dari interest/bunga.

2. Sukuk (obligasi syariah) tidak dapat diubah dalam bentuk saham.

2.5.3 Perbedaan Obligasi Syariah dengan Obligasi Konvensional

Berdasarkan pengertian dan karakteristik obligasi syariah yang telah

diapaparkan, maka dapat diketahui bahwa obligasi syariah berbeda dengan

konsep obligasi konvensional yang sudah dikenal di kalangan praktisi dan

Page 47: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

masyarakat pada umumnya. Menurut Magginson (1997), obligasi adalah

instrumen hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan atas

pemerintah untuk meningkatkan uang (modal), khusus dari sekelompok

pemberi pinjaman yang berbeda. Kebanyakan obligasi membayar bunga

secara semesteran (tiap enam bulan) pada tingkat bunga kupon yang telah

ditentukan, memiliki jatuh tempo awal 10 sampai 30 tahun. Dan par value

(nilai nominal) yang harus dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Menurut

definisi dari Bursa Efek Indonesia, obligasi merupakan surat utang jangka

menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak

yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada

pihak pembeli obligasi tersebut .

Obligasi ini merupakan fixed income security yang memberikan bunga

kepada pemegangnya sebagai pendapatan bondholder. Hal ini sangat berbeda

dengan karakteristik obligasi syariah yang tidak mendasar pada bunga tetapi

pada bagi hasil/margin/fee. Selain itu, ada beberapa hal lain yang

membedakan antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional,

diantaranya tentang syarat adanya underlying asset dalam penerbitan.

Sementara itu, menurut Academy for International Moslem Studies

(AIMS) UK Islamic Banking and Finance, perbandingan antara obligasi

syariah dan obligasi konvensional adalah :

“A bond is a contractual obligation whereby the issuer contractually obliged

to pay bondholders, on certain specified dated, interest and principal, whereas

the sukuk holders claims and undivided beneficial ownership in underlying

assets. Consequently, sukuk holders are entitled to shares in the revenues

generated by the sukuk assets as well as being entitled to share in the proceeds

of the realization of the sukuk assets. A distinguishing feature of a sukuk is

that in instance where the certificate represents a debt to the holder, the

Page 48: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

certificate will not be tradable on the secondary market and instead is held

until maturity or sold at par.”

Perbedaan antara obligasi syariah, obligasi konvensional, dan saham

menurut Adam & Thomas (2004) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan antara Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional

Instrumen Obligasi Syariah (sukuk) Obligasi

Sifat Bukan merupakan hutang

bagi penerbitnya tetapi

merupakan lembar saham

kepemilikan atas asset/

proyek/jasa spesifik yang

tidak dibagikan

Hutang bagi penerbitnya

Nilai buku asset Minimum 51% asset

berwujud (tangible asset)

pada kontrak mereka

disyaratkan untuk

menyokong penerbitan

sukuk al-ijarah

Secara umum tidak

mensyaratkan

Tuntutan (claim) Pemilik menuntut atas

asset/proyek/jasa yang

dijaminkan dan lain-lain

Kreditor menuntut atas

peminjaman hutang, dan

pada beberapa kasus

menerapkan hokum gadai

Page 49: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

atas asset

Keamanan Keamanan dijamin oleh

hak kepemilikan atas asset

atau proyek yang

dijaminkan dalam

penjaminan asset atau

proyek selain bentuk-

bentuk peningkatan

jaminan yang telah

ditentukan

Secara umum obligasi

tidak aman kecuali pada

kasus seperti firs mortgage

bond (obligasi yang

dijamin dengan properti),

equipment trust

certificates (obligasi yang

dijamin dengan asset

tertentu) dan lain-lain.

Prinsip dan

pengembalian (return)

Tidak dijamin oleh

penerbit

Dijamin oleh penerbit

Tujuan Harus diterbitkan hanya

untuk tujuan halal secara

Islami

Dapat diterbitkan untuk

beberapa tujuan

Perdagangan Sekuritas Penjualan atas minat

kepemilikan pada

asset/proyek/jasa yang

spesifik dan lain-lain

Penjualan atas intrumen

hutang

Tanggung jawab

pemegang/pemilik

Tanggung jawab untuk

kewajiban yang telah

ditentukan berkaitan

dengan

asset/proyek/transaksi

yang dijaminkan terbatas

pada partisipasi dalam

penerbitan

Bondhoder/ pemegang

obligasi tidak

bertanggungjawab atas

kondisi keuangan penerbit

2.5.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Obligasi Syariah

Page 50: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Dalam penerbitan obligasi syariah, akan melibatkan beberapa pihak

yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Pihak-pihak tersebut menurut

Sunarsih (2008) adalah:

1. Obligor

Obligor adalah pihak yang bertanggungjawab atas pembayaran imbalan

dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk/obligasi

syariah jatuh tempo. Dalam hal sovereign sukuk, obligor nya adalah

pemerintah.

2. Investor

Investor adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, marjin,

dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing. Investor yang

dimaksud disini bisa islamik investor ataupun investor konvensional.

3. Special Purpose Vehicle (SPV)

Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang didirikan khusus

untuk penerbitan sukuk. Special Purpose Vehicle (SPV) berfungsi : (i)

sebagai penerbit sukuk, (ii) menjadi counterpart pemerintah atau

corporate, dalam transaksi pengalihan asset, (iii) bertindak sebagai wali

amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.

4. Trustee, bisa Principal Trustee atau Co Trustee

Trustee mewakili kepentingan pembeli obligasi, trustee melakukan

semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi

untuk meminimalkan resiko yang akan ditanggung obligor.

Page 51: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

5. Appraiser

Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penilaian terhadap aktiva

tetap perusahaan yang akan melakukan emisi, untuk memperoleh nilai

yang dipandang wajar.

6. Custody

Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggungjawab untuk

menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain

sesuai kontrak antara kustodian dan pemegang rekening. Kustodian bisa

berupa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, dan

Bank Umum yang telah memperoleh persetujuan Bapepam.

7. Shariah Advisor

Penerbitan sukuk (obligasi syariah) harus terlebih dahulu mendapatkan

pernyataan kesesuaian prinsip syariah (syariah compliance endorsement)

untuk meyakinkan investor bahwa sukuk (obligasi syariah) telah distruktur

sesuai syariah. Pernyataan syariah compliance tersebut bisa diperoleh dari

individu yang diakui secara luas pengetahuannya di bidang syariah atau

institusi yang khusus membidangi masalah syariah. Untuk penerbitan

sukuk (obligasi syariah) di dalam negeri, syariah compliance endorsement

dapat dimintakan kepada Dewan Syariah Nasional-MUI. Untuk penerbitan

sukuk (obligasi syariah) internasional, diperlukan endorsement dari

ahli/lembaga syariah yang diakui komunitas syariah internasional misalnya

IIFM.

8. Arranger atau Manajer Investasi

Manajer investasi merupakan pihak yang mengelola dana yang dititpkan

investor untuk diinvestasikan di pasar modal.

Page 52: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

9. Paying Agent

Agen, biasanya sebuah bank komersial yang diberi wewenang oleh

penerbit surat berharga untuk membayar kewajiban pokok dan bunga

kepada pemegang surat berharga, agen tersebut bertindak sebagai

pembayar dan menarik biaya untuk jasa pelayanan.

2.5.5 Struktur Obligasi Syariah

Menurut Sunarsih (2008), obligasi syariah sebagai sumber pendanaan

dan sekaligus investasi, memungkinkan berbagai bentuk struktur yang dapat

ditawarkan untuk tetap menghindarkan dari riba. Berdasarkan pengertian

obligasi syariah, maka obligasi syariah dapat memberi :

1. Bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah, Muqaradhah, Qiradh atau

Musyarakah. Karena akad Mudharabah atau Musyarakah adalah kerjasama

dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi ini akan

memberikan return dengan menggunakan term indicative/expected return

karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang

dibagihasilkan.

2. Margin/Fee berdasarkan akad Murabahah atau Salam atau Istishna’ atau

Ijarah. Dengan akad Murabahah/Salam/Istishna atau Ijarah sebagai bentuk

jual beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan

fixed return.

Walaupun bentuk akad yang diterapkan dalam obligasi syariah itu

banyak, namun dilihat dari akad yang digunakan sampai saat ini baru dua jenis

obligasi syariah yang sedang berkembang di Indonesia, yaitu : obligasi

Page 53: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Mudharabah dan Ijarah. Keduanya sesuai kaidah syariah namun berbeda

dalam perhitungan, penilaian, dan pemberian hasil (return).

1. Obligasi Mudharabah

Obligasi Mudharabah adalah skema kerja sama dengan skema bagi

hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi jenis ini akan memberikan

return dengan menggunakan term indicative/expected return karena

sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang

dibagihasilkan.

Alasan memilih penerbitan obligasi syariah dengan struktur

mudharabah, dikarenakan obligasi syariah mudharabah ini telah memiliki

pedoman khusus, yaitu dengan disahkannya Fatwa No. 33/DSN-MUI

/IX/2002. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa obligasi syariah

mudharabah adalah obligasi syariah yang menggunakan akad

mudharabah.

Selain itu pemilihan obligasi mudharabah juga disebabkan karena :

a. Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah

besar dan jangka yang relatif panjang.

b. Dapat digunakan untuk pendanaan umum (general financing).

c. Mudharabah merupakan pencampuran kerja sama antara modal dan

jasa (kegiatan usaha) sehingga menjadikan strukturnya memungkinkan

untuk tidak memerlukan jaminan (collateral) atas asset yang spesifik.

Hal ini berbeda dengan struktur yang menggunakan dasar akad jual beli

yang mensyaratkan jaminan atas asset yang didanai.

d. Kecenderungan regional dan global, dari penggunaan struktur

mudharabah dan bai bi-tharman ajil menjadi mudharabah dan ijarah.

Page 54: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Beberapa hal pokok mengenai obligasi syariah mudharabah

meliputi :

a. Kontrak atau akad mudharabah harus dituangkan dalam perjanjian

perwaliamanatan (trusty).

b. Rasio bagi hasil (nisbah) didasarkan pada pembagian pendapatan

(revenue sharing).

c. Nisbah (profit loss sharing) dapat ditetapkan konstan, meningkat atau

menurun tetapi harus ditetapkan dengan jelas di dalam kontrak.

d. Penerbit obligasi (emiten) membayar semua keuntungan yang

ditetapkan dalam kontrak bagi hasil (profit loss sharing), dan total

keuntungan di dalam aporan keuangan.

e. Pembayaran keuntungan atau tingkat pengembalian ini dapat dilakukan

secara periodik.

f. Obligasi mudharabah ini memberikan indikasi tingkat pengembalian

(return), sebab besarnya pendapatan bagi hasil (revenue) didasarkan

pada kinerja yang aktual dari emiten (penerbit).

Berikut ini adalah model struktur obligasi mudharabah menurut

Nafik (2009):

Gambar 2.1

Struktur Obligasi Syariah Mudharabah

Perusahaan

Mudharabah

SPV/KIK

Investor/Sukuk

holders

Penerimaan

Bagi Hasil

Kontribusi Skill/

Profesionalisme

Penerimaan

Bagi Hasil

Kontibusi

Dana 100%

Investasi /

Membeli Sukuk

Pendapatan

Bagi Hasil

Page 55: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Pihak-pihak yang terlibat dalam obligasi mudharabah adalah

investor, (sukuk holders atau shahibul maal), Special Purpose Vehicle

(SPV) atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dan perusahaan (emiten

atau mudharib). Investor membeli sukuk mudharabah setelah

mempertimbangkan prospectus yang diterbitkan oleh perusahaan dan

informasi-informasi lain yang relevan.

Investor yang membeli sertifikat sukuk mudharabah berarti telah

menjadi shahibul maal bagi emiten yang komposisinya adalah sebesar

rasio total nilai sertifikat sukuk dibagi total modal yang dibutuhkan.

Komposisi ini juga merupakan porsi bagian pembagian hasil dari

pengelolaan dana.

Total modal yang terkumpul pada SPV dan para investor

diberikan kepada Mudharib (emiten) oleh SPV. Pembagian hasil antara

SPV dan emiten didasarkan atas nisbah yang disepakati antara SPV dan

emiten.

Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV

sesuai nisbahnya, kemudian SPV akan membagikannya secara periodik

kepada para pemegang sukuk mudharabah sesuai dengan komposisi

kepemilikan masing-masing sukuk. Pokok sukuk akan dibayar kembali

pada saat jatuh tempo sebesar nilai penyertaan masing-masing investor.

2. Obligasi Ijarah

Page 56: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat penggunaan suatu asset

sebagai ganti pembayaran. Obligasi ijarah adalah surat berharga yang

berisi akad pembiyaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh

perusahaan (emiten), pemerintah atau institusi lainnya yang mewajibkan

penerbit obligasi untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi

berupa fee hasil penyewaan asset serta membayar dana pokok obligasi

pada saat jatuh tempo.

Penerbitan obligasi ijarah ini harus didasarkan pada ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional-MUI

melalui Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang obligasi syariah ijarah.

Dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa obligasi syariah ijarah adalah

obligasi yang berdasarkan akad ijarah dengan memperhatikan substansi

Fatwa Dewan Nasional Syariah-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang

pembiayaan ijarah.

Dalam praktik, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Investor sebagai penyewa (musta‟jir) dan emiten sebagai perwakilan

(agent) investor dan pemilik properti sebagai orang yang menyewakan

properti (mu‟jir). Dengan cara ini ada dua jenis kontrak yaitu: kontrak

antara investor dengan emiten disebut kontrak wakala (agent contract)

dan kontrak antara emiten dengan pemilik properti disebut kontrak

ijarah.

b. Investor menyewakan properti kepada emiten dengan kontrak ijarah

dan menerbitkan obligasi syariah ijarah. Emiten wajib membayar

margin/fee kepada investor dan membayar dana obligasi syariah

Page 57: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

setelah waktu yang telah ditetapkan (pada waktu obligasi jatuh

tempo).

Berikut ini adalah model struktur obligasi syariah ijarah menurut

Nafik (2009):

Gambar 2.2

Struktur Obligasi Syariah Ijarah

2.5.6 Obligasi Syariah Sebagai Sumber Pendanaan bagi Perusahaan

Setiap perusahaan memerlukan modal untuk melakukan kegiatan

operasionalnya. Modal ini didapat dari ekuitas atau dari hutang. Ekuitas disini

adalah modal sendiri yang terdiri atas saham, retained earnings, dan agio

saham. Namun, dari tiga jenis ekuitas itu, yang bisa diperoleh dari masyarakat

adalah saham dan agio saham. Jika pemilik perusahaan bersedia berbagi

kepemilikan dan menginginkan penggalian dana yang tidak terbatas, maka

perusahaan bisa menjual saham kepada masyarakat melalui pasar modal.

Sedangkan dana yang berasal dari hutang adalah berupa obligasi. Obligasi

yang diterbitkan di pasar modal tidak memerlukan jaminan aset karena sudah

dijamin oleh penjamin emisi. Selanjutnya, hutang demikian memiliki jatuh

Obligator

(penjual/dealer)

SPV/KIK Obligator

(penyewa)

Investor (sukuk

holder)

Proses sukuk

untuk membeli

aset

Hak atas aset

Pendapatan sewa /

Margin penjualan

Proses pembelian

/ penjualan aset

sewa

Sewa asset

Membeli sukuk Sukuk Ijarah

Sertifikat Ijarah

Page 58: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

tempo yang panjang karena memang obligasi didesain sebagai hutang jangka

panjang. Jumlahnya tidaknya terbatas karena dana digali dari masyarakat luas.

Sepanjang masyarakat masih memiliki dana dan percaya kepada pasar modal,

maka dana ini akan terus tersedia (Widoatmodjo, 2009). Upaya perusahaan

untuk mendapatkan dan menambah modal ini menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kegiatan berinvestasi terutama di pasar modal.

Sejak tahun 2002, di Bursa Efek Indonesia diperdagangkan instrumen

keuangan baru, yaitu obligasi syariah. Obligasi syariah ini diterbitkan selain

untuk menutupi kebutuhan modal kerja juga bisa digunakan untuk

pembangunan infrastruktur baik oleh perusahaan ataupun pemerintah. Dengan

demikian obligasi syariah bisa dimanfaatkan sebagai alternatif seumber

pendanaan bagi perusahaan.

Obligasi syariah sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan lebih

kompetitif dibandingkan dengan obligasi konvensional, hal ini disebabkan :

1. Kemungkinan memperoleh dari bagi hasil pendapatan lebih tinggi

daripada obligasi konvensional.

2. Obligasi syariah aman karena digunakan untuk mendanai proyek-proyek

yang prospektif.

3. Bila terjadi kerugian (di luar kontrol) investor tetap memperoleh aktiva.

4. Terobosan paradigma, bukan lagi surat hutang tetapi surat investasi.

Lebih lanjut Hanafi (2006) menyatakan bahwa obligasi syariah yang

merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal memiliki kelebihan dan

kekurangan dibandingkan dengan instrumen yang lain, yaitu:

1. Obligasi syariah meningkatkan likuiditas pemula dan investor dan hal ini

akan mengurangi risiko tambahan (risk premium) pada produk pasar

Page 59: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

modal yang lain dan memberikan kontribusi pada biaya yang lebih rendah

untuk wirausahawan.

2. Obligasi syariah meningkatkan aliran dana terhadap total asset di pasar

modal.

3. Obligasi syariah meningkatkan diversifikasi instrumen di pasar modal.

4. Beberapa model dapat di derivasi dari obligasi syariah selama dibutuhkan.

5. Emiten terbatas dibanding dengan instrumen keuangan yang lain.

6. Biaya obligasi syariah cukup tinggi dan memiliki skala yang luas.

2.6 Saham

2.6.1 Pengertian Saham

Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah

dalam bentuk saham. Wujud saham adalah berupa kertas yang menerangkan

bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas

tersebut. Menurut Bapepam-LK dan PT. Bursa Efek Indonesia, saham

didefinisikan sebagai berikut:

“Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan

yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.

Saham menyatakan bahwa pemilik saham adalah juga pemilik sebagian dari

perusahaan. Dengan demikian, jika seorang Investor membeli saham, maka

ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.”

2.6.2 Tingkat Pengembalian (return) Investasi yang Diterima Pemegang Saham

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor

selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi

yang dihadapinya. Pengertian umum dari tingkat pengembalian (return) adalah

suatu hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang

Page 60: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

ditanamkan pada suatu investasi, baik berupa asset riil (real asset) maupun

asset keuangan (financial asset).

Menurut Brigham et al. (1999) yang diambil dari penelitian Michell

Suharli (2004), pengertian dari return adalah: “measure the financial

performance of an investment”. Pada penelitian tersebut return digunakan

pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan perusahaan.

Menurut Gitman (2006) :

“The return is the total gain or loss experienced on investment over a given

period of time, calculated by dividing the assets cash distributions during the

period, plus change in value, by its beginning of period investment value.”

Menurut Jones (2000), terdapat 2 komponen dari return, yaitu:

1. Yield: The basic component that usually comes to mind when discussing

investing returns is periodic cash flow (or income) on the investment either

interest or dividends. The distinguishting feature of these payments is that

the issuer makes the payments in case to the holder of the asset. Yield

measure relate these cash flows to a price for the security, such as the

purchase price or the current market price.

2. Captal gain (loss): The second component is also important, particulary for

common stocks but also for long-term bonds and other fixed-income

securities. This component is the appreciation (or depreciation) in the price

of asset, commonly called the capital gain (loss). We will refer to it simply

as the price change.In the case of a long position, it is the difference

between the purchase price and the price at which the asset can be, or is,

for a short position it is the difference between the sale price and the

subsequent price at which the short position is closed out. In either case, a

gain or loss can occur.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian (return) saham dapat

diperoleh dari capital gain dan dividen. Tingkat pengembalian yang diperoleh

dari capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga

periode yang lalu jika investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi

periode masa lalu (Pt-1). Ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain),

Page 61: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

sebaliknya jika harga investasi sekarang (Pt) lebih rendah dari harga investasi

periode masa lalu (Pt-1) terjadi kerugian modal (capital loss). (Hartono,

2008).

Jenis-jenis return menurut Hartono (2008) dibedakan menjadi dua: (1)

return realisasi, merupakan return yang telah terjadi, (2) return ekspektasi,

merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan

datang. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil

yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham

periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen,

maka dapat ditulis rumus seperti dibawah ini berdasarkan referensi Francis

(1988) dan Hartono (2008) apabila kita abaikan dividen:

Rt = Pt – Pt-1

Pt-1

Dimana :

Rt = tingkat pengembalian saham pada hari ke-t

Pt = harga penutupan saham pada hari ke-t

Pt-1 = harga penutupan saham pada hari ke- t-1

2.6.3 Cumulative Abnormal Return

Menurut Hartono (2008), return tidak normal atau abnormal return

merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return

yang tidak normal. Dengan demikian return tidak normal dapat dicari dari

selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi,

sebagai berikut:

Page 62: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

RTNi,t = Ri,t – E[Ri,t]

Keterangan :

RTNi,t = return tidak normal (abnormal return)

sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk

Sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode

peristiwa ke-t

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t

yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya

atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t – Pi,t-1)/Pi,t-1. Sedangkan return

ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Model yang digunakan

untuk menghitung return ekspektasi saham dalam penelitian ini adalah

market adjusted model, mean adjusted model dan market model. Penjelasan

lebih lanjut mengenai metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Market Adjusted Model

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi

return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.

Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan

periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return

sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

2. Mean Adjusted Model

Page 63: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode

estimasi sebagai berikut:

t2

∑Ri,j

E[Ri,j] = J = t1

T

Keterangan :

E[Ri,j] = return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode

peristiwa ke-t

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-I pada periode

Peristiwa ke-t

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1sampai

dengan t2

3. Market Model

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua

tahapan yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan

data realisasi selama periode estimasi, dan (2) menggunakan model

ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS

(Ordinary Least Square) dengan persamaan:

Ri,j = αi + βi – Rmj + εi,j

Keterangan :

Ri,j = return realisasi

αi = intercept untuk sekuritas ke-I

Page 64: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

βi = koefisien slope yang merupakan beta dari

sekuritas ke-I

Rmj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode

estimasi ke-j

Abnormal Return = Actual return – Normal return

“In contrast, excess returns are returns above the risk-free rate, what as used

in the CAPM is the expected excess return instead of excess return itself.

Expected excess return is so called risk premium by definition

(www.wikipedia.com)”

Cumulated Abnormal Return (CAR) adalah selisih antara return

realisasi masing-masing saham dengan return ekspektasi masing-masing

saham. CAR merupakan akumulasi abnormal return selama periode

peristiwa untuk masing-masing saham.

2.6.4 Risiko Saham

Menurut Reilly (2003), jenis-jenis risiko saham meliputi:

1. Risiko Bisnis

Business risk is the uncertainty of income flows caused by the nature of

firm‟s business

2. Risiko Finansial

Financial risk is the uncertainty introduced by the method by which the

firm finances its investment.

3. Risiko Likuiditas

Liquidity risk is the uncertainty introduced by the secondary market for

an investment.

Page 65: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

4. Risiko Nilai Tukar

Currency risk is the uncertainty of returns so an investors who acquires

securities denominated in a currency different from his or her own.

5. Risiko Negara

Currency risk is also called political risk. It is the uncertainty of returns

caused by the possibility of a major change, in the political or economic

environment of a country.

2.7 Signalling Theory

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik

untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan

tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai analisis untuk

mengambil keputusan investasi.

Menurut Hartono (2008), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Jika pengumuman tersebut nilai positif, maka diharapkan pasar akan

bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar

ditunjukan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu

diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku

pasar terlebih dahulu mengintrepretasikan dan menganalisis informasi tersebut

sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman

informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam

volume perdagangan saham.

Page 66: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Signalling Theory menurut Gitman (2006): “A financing action by

management that is believed to reflect its view of the firm‟s stock value”. Menurut

Fama dalam Procianoy (2006):

“Stock prices in efficient capital markets are adjusted at the precise moment that

relevant information („relevant‟ meaning the information which affects the

company‟s cash flow now and in the future) becomes publicly available. Thus, when

managers announce their signals to the market, stock prices should immediately

adjust, capitalizing the associated value with the new information content”.

Akan tetapi pada hakikatnya, signaling theory ini tidak hanya selalu berasal

dari corporate action, bahkan tidak hanya ada dalam ilmu ekonomi saja. Hagen dan

Hammerstein dalam Bird dan Smith (2006) menyatakan:

“The essence of signaling theory, as Bliege Bird and Smith explain, is what is

variously termed private, incomplete, or asymmetrical information--some

participants in a social interaction have difficult-to observe qualities that are

critical to the decision making of other participants. Bliege Bird and Smith

insightfully apply signaling theory to phenomena frequently observed in nonmarket

economies. This theory has also been widely applied to phenomena in market

economies. We agree with Bliege Bird and Smith that signaling theory is likely to be

broadly useful in the social sciences”.

Oleh karena itu, signaling theory yang digunakan dalam penelitian ini lebih

mengarah kepada suatu pertanda yang dapat ditangkap oleh para investor mengenai

berbagai informasi yang relevan yang masuk ke pasar modal. Pertanda tersebut

dapat berarti positif maupun negatif. Apabila positif, maka investor akan makin

tertarik untuk berinvestasi di dalam pasar modal tersebut, dan sebaliknya pertanda

yang negatif dapat membuat investor beralih kepada investee lainnya yang lebih

menguntungkan.

2.8 Pengaruh Penerbitan Obligasi Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham

Menurut penelitian Afaf (2007) yang menganalisis pengaruh penerbitan

obligasi terhadap return saham, di dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa

Page 67: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

pasar modal merupakan sarana investasi bagi investor sekaligus juga sarana bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana. Keputusan para investor dalam berinvestasi di

pasar modal ditentukan oleh pengharapan investor atas keberhasilan suatu usaha

dimasa yang akan datang, para investor akan bersedia menginvestasikan dana jika

menganggap prospek suatu investasi menguntungkan. Investor yang rasional akan

mempertimbangkan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan

tingkat risiko dari investasinya.

Penerbitan obligasi salah satu bentuk kebijakan perusahaan yang akan

berdampak pada terjadinya struktur modal perusahaan. Apabila informasi

diterbitkannya obligasi oleh perusahaan merupakan informasi yang memiliki makna

bagi pasar maka akan tercermin dari adanya fluktuasi harga saham. Hal ini terjadi

karena para investor bersifat mengantisipasi informasi yang memberikan indikasi

baik positif maupun negatif. Fluktuasi harga saham yang terjadi disekitar hari

pengumuman penerbitan obligasi memberikan peluang bagi investor untuk dapat

memperoleh return baik dibawah atau diatas return normal yang disebut abnormal

return.

Penelitian tersebut menggunakan analisis event study untuk melihat pengaruh

peristiwa pengumuman penerbitan obligasi terhadap return saham perusahaan

emiten yang menerbitkan obligasi serta utuk menganalisis perbedaan tingkat

volatilitas return saham sesudah dan sebelum pengumuman obligasi.

Selain itu, penelitian Cheng et al. (2005) pada penelitiannya mengenai a stock

market reaction following convertible bond issuance, yang melihat reaksi pasar

modal terhadap penerbitan convertible bond, hasil dari penelitian tersebut

menunjukan bahwa reaksi harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap

Page 68: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

penerbitan convertible bonds. Penelitian tersebut pernah diteliti di pasar Amerika

dan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.

2.9 Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Terhadap Cumulative Abnormal

Return Saham

Pada penelitian yang meneliti tentang pengaruh penerbitan obligasi syariah

(sukuk) terhadap abnormal return saham oleh Ghoniyah dkk. (2008) dapat

disimpulkan bahwa pasar bereaksi tetapi tidak signifikan terhadap pengumuman

penerbitan obligasi syariah. Dengan kata lain bahwa penerbitan obligasi syariah

tidak memuat kandungan informasi (information content) yang bermakna (good

news) bagi investor.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mujahid (2010) menyimpulkan bahwa

nilai dan rating penerbitan obligasi syariah, baik secara simultan maupun parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return. Hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai informasi bagi investor dalam mengambil keputusan

untuk melakukan investasi dengan melihat kegunaan atas suatu informasi keuangan

yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) dari suatu perusahaan. Bagi

investor yang akan berinvestasi di pasar modal dan memiliki orientasi jangka

pendek, faktor yang mempengaruhi harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh

laporan keuangan perusahaan tersebut tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi keuangan

global. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan investasi seorang investor

harus juga peka terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan kondisi

keuangan yang berhubungan dengan perusahaan atau industri keuangan tersebut.

Beberapa penelitian lain mengenai obligasi syariah dilakukan oleh Agus dan

Wafa (2010), penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

Page 69: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

dependen (permintaan atas sukuk negara ritel yang diwakili volume permintaan)

dipengaruhi oleh empat variabel independen (harga sukuk negara ritel yang diwakili

dengan data indeks sukuk Negara ritel-IS-, harga obligasi ritel lain dengan padanan

indeks obligasi ritel-IO-, tingkat suku bunga deposito satu bulan bank umum-TU-,

dan tingkat bagi hasil deposito satu bulan pada bank syariah). Pada penelitian

tersebut peneliti menyajikan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan

terhadap beberapa variabel yang dipakai dalam model regresi berganda. Populasi

dalam penelitian tersebut adalah seluruh data terkait dengan variabel tersebut selama

periode Maret 2009 sampai dengan Juli 2010. Dari hasil penelitian tersebut, bahwa

faktor-faktor yang non-syariah seperti halnya nilai pada obligasi ritel dan tingkat

suku bunga bank umum pada dasarnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pertimbangan perubahan permintaan obligasi syariah (sukuk).

2.10 Perumusan Hipotesis

Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas

bersangkutan yang dapat diukur dengan cumulative abnormal return (Hartono,

2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ukuran cumulative abnormal

return saham karena penerbitan obligasi syariah (sukuk) memiliki kandungan

informasi yang memengaruhi perilaku pasar dan harga sekuritas. Penerbitan obligasi

syariah (sukuk) akan berdampak pada semakin tersedianya jumlah dana yang dapat

digunakan perusahaan untuk menjalankan kegiatan investasi dan operasionalnya.

Meningkatnya aktivitas investasi dan operasi perusahaan akan menciptakan produksi

dan distribusi barang dan jasa akan meningkat pula. Tingginya produktivitas dan

Page 70: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

distribusi barang dan jasa akan meningkatkan roda ekonomi. Tercukupinya supply

barang dan jasa akan mendorong pergerakan demand dari konsumen. Keseimbangan

harga yang tercapai dari aktivitas ekonomi ini akan turut menciptakan tingkat

keuntungan yang optimal, sehingga net income perusahaan akan semakin meningkat.

Semakin besar net income menunjukan semakin efektif perusahaan dalam

menjalankan aktivitas operasionalnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan pun

semakin meningkat. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka hal

ini berdampak positif terhadap cumulative abnormal return saham. Dalam penelitian

ini, peneliti memfokuskan return atas investasi penerbitan obligasi syariah (sukuk)

ini melalui cumulative abnormal return yang diperoleh dengan cara mengakumulasi

abnormal return saham yang terjadi.

Karena itu, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah penerbitan

obligasi syariah (sukuk) perusahaan berpengaruh terhadap cumulative abnormal

return saham. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh variabel independen

X (total nilai dan rating penerbitan obligasi syariah) terhadap variabel Y (reaksi

pasar terhadap cumulative abnormal return saham). Maka hipotesis yang ditetapkan

peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho1 : β = 0, Total nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap reaksi pasar (cumulative abnormal return saham)

Ha1 : β ≠ 0, Total nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap reaksi pasar (cumulative abnormal return saham)

Ho2 : β = 0, Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap reaksi pasar (cumulative abnormal return saham)

Ha2 : β ≠ 0, Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap reaksi pasar (cumulative abnormal return saham)

Page 71: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

BAB III

OBJEK & METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data total nilai dan rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan sebagai variable independen, dan

cumulative abnormal return saham perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah

Page 72: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

(sukuk) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sebagai variabel

dependen. Peneliti menggunakan data perusahaan-perusahaan yang sudah go public

karena informasinya mudah diperoleh dan perusahaan-perusahaan tersebut telah

berkewajiban untuk melaporkan laporan keuangan tahunannya kepada stakeholders

perusahaan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban mereka, khususnya

terhadap investor. Selain itu , informasinya pun dapat diandalkan untuk pengambilan

keputusan investasi oleh investor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data total nilai dan rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan. Data total nilai dan rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk) diambil sesuai waktu penerbitan obligasi syariah (sukuk) oleh

perusahaan sampel, sedangkan data harga saham diambil secara harian.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Besarnya populasi

yang digunakan dalam suatu penelitian tergantung pada jangkauan kesimpulan yang

akan dibuat atau dihasilkan. Populasi dapat berupa manusia, file-file atau dokumen-

dokumen yang dapat dipandang sebagai objek penelitian. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) perusahaan.

Unit analisis dari penelitian ini adalah cumulative abnormal return saham harian

perusahaan yang dihitung dari perubahan harga saham harian. Data harga saham

harian tersedia di www.idx.co.id.

Page 73: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel adalah bagian dari populasi. Survey

sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil

dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi

(Nazir, 2005). Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan

purposive sampling method yaitu pemilihan sampel yaitu pemilihan sample atas dasar

kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria perumusahan masalah. Metode

purposive sampling digunakan dalam penarikan sampel, dengan alasan metode ini

dianggap paling tepat untuk penelitian ini karena dari populasi yang dipilih pada

akhirnya harus tersaring untuk dijadikan sampel didasarkan pada penerbitan obligasi

syariah (sukuk) dan saham. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Misalnya akan melakukan penelitian

tentang musik, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli di bidang musik.

Menurut (Sekaran, 2006), penarikan atau pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu melibatkan pemilihan subjek yang berada ditempat paling

menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang

diperlukan.

Pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun

2011.

2. Perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk).

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka diperoleh sampel sebanyak 31

perusahaan untuk tahun 2011. Adapun penentuan sampel dapat dilihat dalam tabel

3.4:

Page 74: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Tabel 3.4

Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Total perusahaan yang telah menerbitkan saham (lisitng

di BEI) per 31 Desember 2011

Total perusahaan yang telah menerbitkan obligasi per 31

Desember 2011

Total perusahaan yang tidak menerbitkan obligasi

syariah (sukuk) per 31 Desember 2011

Total perusahaan yang telah menerbitkan obligasi

syariah (sukuk) per 31 Desember 2011

Jumlah sampel

442

105

74

31

31

Sumber: www.idx.co.id

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas, dari perusahaan yang telah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia terdapat 31 perusahaan yang telah menerbitkan obligasi syariah

(sukuk) sekaligus menerbitkan saham dengan total 31 obligasi syariah (sukuk) yang

memenuhi syarat untuk menjadi sampel pada penelitian ini.

3.3 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yang bertujuan untuk

melihat reaksi pasar modal terhadap peristiwa penerbitan obligasi syariah (sukuk)

yang diwakili oleh total nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk), yang

dilakukan masing-masing perusahaan dimana perusahaan tersebut juga terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Karena itu, ruang lingkup penelitian dibatasi pada pemilihan

metodologi yang meneliti pergerakan cumulative abnormal return saham.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian survei

data sekunder. Metode deskriptif digunakan untuk tujuan membuat deskripsi atau

Page 75: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat dan

hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir,2006). Metode ini meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk membuat deskripsi

atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-

sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki. Selain itu, dalam penelitian ini,

peneliti tidak memiliki kontrol terhadap variabel dan tidak dilakukan pengaturan atau

manipulasi terhadap variabel (Mariana,2007). Penelitian deskriptif ini dilakukan

dengan menggunakan survey atas data sekunder, yaitu data yang didapat dari data

total nilai dan total jumlah emisi obligasi syariah (sukuk) dan harga saham harian

perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) tersebut pada tahun 2011.

Peneliti telah menetapkan dugaan dasar yang kebenarannya masih perlu diuji,

yang disebut dengan hipotesis. Tujuan dari hipotesis salah satunya untuk menjelaskan

masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional (Indriantoro,2002). Dalam hal

ini, peneliti melakukan penelitian berdasarkan hipotesis, diawali dengan pengumpulan

data yang relevan dengan hipotesis hingga pengujian hipotesis tersebut.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel ini diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator

dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu proses ini juga

dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat digunakan secara benar.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 variabel penelitian yaitu 2 variabel

independen dan 1 variable dependen, yaitu “Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah

(sukuk) terhadap Reaksi Pasar Modal Indonesia (Survey terhadap perusahaan-

perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan terdaftar di Bursa Efek

Page 76: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Indonesia pada tahun 2011”. Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas 1 (independent variable) atau variabel X1

Variabel independen/bebas 1 (X1) yaitu variabel nilai penerbitan obligasi

syariah (sukuk) yang diwakili oleh tingkat leverage (sukuk) ratio yang dinilai

sebesar perbandingan nilai nominal penerbitan obligasi dengan total ekuitas

perusahaan, (sukuk equity ratio). Data ini diperoleh dengan menggunakan rumus:

Sukuk Equity Ratio =

2. Variabel Bebas 2 (independent variable) atau variabel X2

Variabel independen/bebas 2 (X2) yaitu variabel rating penerbitan obligasi

syariah (sukuk) yang dikonversikan ke dalam bentuk interval dari bentuk huruf

yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO. Berikut ini adalah hasil konversi sebagai

rating acuan untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari rating yang

dikeluarkan PT. PEFINDO:

Tabel 3.1

Nilai Konversi Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)

Huruf Angka

AAA+ 20

Rating Acuan

Page 77: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

AAA 19

AAA- 18

AA+ 17

AA 16

AA- 15

A+ 14

A 13

A- 12

BBB+ 11

BBB 10

BBB- 9

BB+ 8

BB 7

BB- 6

B+ 5

B 4

B- 3

CCC 2

D 1

Dimana peneliti memberikan penilaian atas rating obligasi syariah (sukuk)

perusahaan sebagai berikut:

20 = Rating obligasi tertinggi/sangat baik

2-19 = Rating obligasi relatif rendah/buruk sampai relatif sangat

baik

1 = Rating obligasi terendah/sangat buruk

Model konversi rating dari bentuk huruf ke bentuk interval yang dilakukan

peneliti untuk penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Silitonga dan Tobing

(2007). Dan PT. PEFINDO sebagai lembaga rating lokal yang banyak memberikan

penilaian rating terhadap surat hutang berbagai perusahaan di Indonesia memiliki

rating sebagai berikut:

Tabel 3.2

Level dan Penilaian Rating oleh PT. PEFINDO

AAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan efek hutang dengan

Page 78: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor

yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan

AA Efek hutang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di

bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat

kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai

dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas lainnya

A Efek hutang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor

yang kuat dibandingkan dengan entitas lainnya untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan,

namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan

BBB Efek hutang dengan peringkat BBB didukung oleh kemampuan obligor

yang relatif memadai dibandingkan dengan entitas lainnya untuk

memenuhi kebutuhan finansial, namun kebutuhan tersebut dapat

diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang

merugikan

BB Efek hutang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan

obligor yang relatif agak lemah dibandingkan dengan entitas lainnya

untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan

yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian

yang tidak menentu

B Efek hutang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan

yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya

perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan

memperburuk kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban

finansialnya

CCC Efek hutang dengan peringkat CCC menunjukan efek hutang yang tidak

mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya bergantung

pada perbaikan keadaan eksternal

D Efek hutang dengan peringkat D menandakan efek hutang yang macet.

Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha

3. Variabel Terikat (dependent variable) atau Variabel Y

Variabel terikat yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah cumulative

abnormal return saham. Cumulative abnormal return merupakan penjumlahan

return tidak normal dari harga saham masing-masing perusahaan di sekitar

penerbitan obligasi syariah (sukuk). Menurut Hartono (2007), return tidak normal

atau abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return tidak normal.

Page 79: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat

dihitung dengan rumus:

Ri,t = (Pi,t – Pi,t-1)/Pi,t-1

Keterangan:

Ri,t = return sesungguhnya

Pi,t = harga sekarang pada waktu ke-t

Pi,t-1 = harga sebelum pada waktu ke-t

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Model

yang digunakan untuk menghitung return ekspektasi saham dalam penelitian ini

adalah market adjusted model. Model ini dipilih karena setelah dilakukan

perhitungan dengan menggunakan ketiga model yang ada, model inilah yang

memberikan hasil yang paling mendekati hipotesis yang ditetapkan.

Market Adjusted Model. Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik

untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode

estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi

adalah sama dengan return indeks pasar. Return indeks pasar dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Rmj = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1

IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Dengan demikian return tidak

normal dapat dicari dari selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan

return ekspektasi, sebagai berikut:

RTNi,t = Ri,t – E[Ri,t]

Keterangan :

Page 80: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

RTNi,t = return tidak normal (abnormal return)

sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk

Sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode

peristiwa ke-t

Rekapitulasi dari operasionalisasi variabel yang telah dijelaskan, dapat dilihat

pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi

Operasional

Jenis

Data

Indikator Skala

Independen

1:

Nilai

penerbitan

obligasi

syariah

(sukuk) yang

diwakili oleh

tingkat sukuk

equity ratio

(X1)

Informasi nilai

penerbitan

obligasi syariah

(sukuk) yang

diwakili oleh

tingkat leverage

(sukuk) ratio

yang ditunjukan

dengan sukuk to

equity ratio

Sekunder SER =Total Sukuk

Total Ekuitas (Modal)

Rasio

Independen

2:

Rating

penerbitan

obligasi

syariah

(sukuk)

(X2)

Informasi

variabel rating

penerbitan

obligasi syariah

(sukuk) yang

dikonversikan

ke dalam bentuk

ordinal dari

bentuk huruf

yang

dikeluarkan PT.

PEFINDO

Sekunder Nilai konversi rating dari

bentuk huruf ke bentuk angka

Interval

Dependen:

Cumulative

Abnormal

Return

Menggambarkan

Akumulasi

abnormal return

sesudah dan

sebelum

Sekunder Market Adjusted Model

RTNi,t = Ri,t – E[Ri,t]

Rasio

*H-1

*H

Page 81: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

(Y) publikasi

penerbitan

obligasi syariah

(sukuk)

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan studi dokumentasi,

mendapatkan data, mengumpulkan data, mempelajari dokumen serta

pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh BEI, BAPEPAM-LK,IBPA dan

perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

Kajian (studi) kepustakaan juga digunakan dengan mempelajari jurnal-

jurnal ilmiah serta referensi lainnya sebagai landasan teoritis penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

3.5.2 Rancangan Analisis Data

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yang disesuaikan

dengan standar metodologi yang digunakan dalam event study adalah:

1. Mendapatkan data-data yang berkaitan dengan pengujian hipotesis, yaitu

data periode, nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) serta

harga saham harian perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk)

dan saham sekaligus.

2. Mengkuantifikasi variabel independen yaitu nilai penerbitan obligasi

syariah (sukuk) ratio yang diwakili oleh Sukuk Equity Ratio dan rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) dengan mengkonversi bentuk huruf ke

dalam bentuk angka interval.

Page 82: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

3. Menentukan hari penerbitan setiap perusahaan atau event period dan

memberi tanda 0.

4. Menentukan periode pengamatan yaitu 1 hari sebelum penerbitan dan

diberi tanda -1 dan saat hari penerbitandiberi tanda 0. Periode pengamatan

ini dianggap cukup untuk memadai untuk menggambarkan harga saham

dan dalam waktu tersebut informasi yang dipublikasikan, yaitu

pengumuman sudah diterima investor dan dianggap cukup bagi investor

untuk melakukan reaksi terhadap publikasi penerbitan tersebut. Periode

waktu pengamatan ini juga lebih bisa menggambarkan ada atau tidaknya

abnormal return saham yang terjadi atas pengumuman suatu peristiwa.

5. Menghitung actual return. Actual return adalah tingkat keuntungan yang

diterima dari investasi dalam saham, dengan harga saham yang dipakai

adalah harga saham pada saat penutupan (closing price).

6. Menghitung expected return dengan menggunakan metode Market

Adjusted Model.

7. Menghitung abnormal return semua sampel selama periode pengamatan

yang dihitung dengan mengurangi actual return dengan return yang

diharapkan.

8. Menghitung cumulative abnormal return saham perusahaan yang dijadikan

sampel.

9. Melakukan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan data agar dapat

dilanjutkan pada uji statistika parametrik, dalam hal ini uji regresi linear

berganda.

10. Melakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis serta

menginterpretasikan dan menganalisa hasil pengujian hipotesis.

Page 83: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

11. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian statistik.

3.5.3 Penggunaan Uji Asumsi Klasik

Data didalam suatu penelitian memiliki kedudukan yang sangat

penting karena data tersebut merupakan suatu gambaran atau variabel-variabel

yang akan diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian suatu hipotesis.

Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan Software SPSS

19.0 for Windows. Karena itu, sebelum data yang diperoleh digunakan dalam

pengujian suatu hipotesis, maka data tersebut harus diuji terlebih dahulu

dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik. Bila data dari setiap variabel tidak

normal, maka pengujian hipotesis tidak bisa dilakukan dengan menggunakan

statistik parametrik Hartono (2007).

Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Normalitas Data

Normalitas merupakan syarat yang sangat penting pada pengujian statistik

parametrik. Apabila data pengamatan tidak berdistribusi normal maka

analisis parametrik tidak dapat digunakan, karena analisis parametrik

diturunkan dari distribusi normal. Uji normalitas digunakan dengan tujuan

untuk menganalisis apakah dalam sebuah model regresi data yang dipakai

berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji normalitas juga bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada 2 cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik atau dengan uji statistik, yaitu:

a. Analisa Grafik

Page 84: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Namun agar lebih tepat, metode lain yang lebih handal adalah dengan

melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal, dan plotting data residual akan dibandingkan

dengan garis diagonal. Ada dua dasar dalam pengambilan

keputusannya, yaitu:

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menujukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas data yang akan peneliti lakukan adalah

dengan menggunakan analisis statistik. Penulis menggunakan Software

SPSS 19.0 for Windows dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test. Analisis Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi

kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara

teoritis. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data residual tidak berdistribusi normal

Page 85: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Ha : Data residual berdistribusi normal

Kriteria yang digunakan:

Jika P ≥ 5% maka distribusi dari populasi adalah normal, maka Ha

tidak dapat ditolak.

Jika P ≤ 5% maka distribusi dari populasi adalah tidak normal, maka

Ho tidak dapat ditolak.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi (autocorrelation) merupakan pelanggaran asumsi

klasik yang menyatakan bahwa dalam pengamatan-pengamatan yang

berbeda tidak terdapat korelasi antar error term. Autokorelasi dapat terjadi

pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan

memiliki arti. Oleh karena itu, Autokorelasi atau yang sering disebut

dengan korelasi serial (serial correlation) terjadi pada kebanyakan

serangkaian data runtun waktu.

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan masalah Autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan

yang yang lainnnya. Masalah ini timbul residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross-

section (silang waktu), masalah Autokorelasi relative jarang terjadi karena

“gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok

Page 86: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi. Dan dalam penelitian ini yang akan digunakan

sebagai alat untuk melakukan analisis adalah Uji Dublin-Watson dengan

alat bantu Software SPSS 19.0 for Windows. Uji Dublin-Watson hanya

digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation)

dan tidak ada variabel lagidi antara variabel independen.

Nilai DW menggunakan rumus:

DW = – –

Menurut Nachrowi (2007), pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi berdasarkan pada kriteria dibawah ini yaitu:

d < 1.25, artinya ada korelasi positif

1.25 ≤ d ≤ 1.72, artinya tidak dapat diambil kesimpulan

1.72 ≤ d ≤ 2.28, artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif

2.28 ≤ d ≤ 2.75, artinya tidak dapat diambil kesimpulan

d > 2.75, artinya ada korelasi negatif

3.5.4 Penggunaan Metode Uji Statistik Lainnya

Setelah ketiga uji asumsi klasik tersebut dipenuhi, jika data yang

dianalisis terbukti normal, maka data dianalisis dengan bantuan analisis

parametrik. Langkah-langkah dalam melakukan analisis parametrik yaitu:

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Page 87: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel berdasarkan

nilai variabel independen yang diketahui Sekaran (2006).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing

variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi

nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi

dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan

penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen

berdasarkan data yang ada.

Rumus manual untuk regresi linear berganda dengan Metode Least

Square ini adalah dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Y = a + bx1 + bx2 + bxn + e

Keterangan:

Y = variabel terikat (cumulative abnormal return saham)

x1 = variabel bebas 1 (nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)

perusahaan)

x2 = variabel bebas 2 (rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

perusahaan)

a = konstanta; harga Y apabila x1 dan x2 = 0

b = koefisien arah regresi

E = faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Arti koefisien b adalah jika variabel b positif (+), maka hal tersebut

menyatakan hubungan yang searah antara variabel independen dengan

Page 88: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

variabel dependen. Dengan kata lain, peningkatan/penurunan variabel

dependen. Sebaliknya, jika nilai b adalah negatif (-), maka hal tersebut

menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel independen

dengan variabel dependen, artinya jika variabel independen mengalami

peningkatan, maka akan mengakibatkan penurunan pada variabel

dependen, dan sebaliknya.

2. Analisis Koefisien Determinasi dan Non-Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin angkanya

mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena mampu

menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati angka 0 maka kita akan

mempunyai garis regresi yang kurang baik. Nilai yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen. Jika untuk mengukur besarnya pengaruh

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) digunakan

koefisien determinasi, maka untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-

faktor lain selain variabel independen (X) terhadap variabel (Y), digunakan

koefisien nn-determinasi, yaitu suatu bilangan yang dinyatakan dalam

presentase, dengan nilai 100% dikurangi koefisien determinasi dan dapat

dinyatakan sebagai berikut:

+ = 100%

Page 89: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Dimana:

= koefisien determinasi

= koefisien non-determinasi

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan adjusted

pada saat mengevaluasi dan memilih mana model regresi yang terbaik.

3. Uji t

Sebelum koefisien korelasi digunakan untuk menarik kesimpulan

hipotesis penelitian, terlebih dahulu harus diuji keberartian koefisien (t)

dengan menggunakan uji t dengan menggunakan rumus:

t = r

Dimana:

t = nilai t hitung

= koefisien determinasi

(n-2) = derajat kebebasan

Hasil perhitungan uji t kemudian dibandingkan dengan distribusi t-

tabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) dan

derajat kebebasan (n-2). Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau –t hitung < -t

tabel

Ho diterima bila : -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Nilai t tabel ditentukan oleh:

1. Degree of freedom (df) : n-k-l = 31-2-1 = 28

Page 90: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

n = jumlah observasi

k = jumlah variabel tidak termasuk konstanta

2. α = 0,05

α = 0,10

3. Uji dua pihak

Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruhnya tidak signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya

mempunyai pengaruh yang signifikan atau berarti.

3.5.5 Penetapan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi (level of significance) adalah besarnya risiko

kekeliruan, yaitu kekeliruan menerima hipotesis alternatif (Ha) padahal yang

seharusnya hipotesis nol (Ho) yang seharusnya diterima. Pengujian hipotesis

akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 0)

atau tingkat keyakinan sebesar 0,95 dan sebesar 0,10 (α = 0) atau tingkat

keyakinan sebesar 0,90 karena tingkat signifikansi itu yang umum digunakan

pada penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili

hubungan antar-variabel yang diteliti Nazir (2006).

3.5.6 Pengolahan Data Statistik

Perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini akan

dihitung dengan menggunakan software SPSS for Windows 19.0 sebagai alat

bantu dalam melakukan perhitungan dan analisis statistik yang kemudian akan

dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan.

Page 91: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

3.5.7 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pengujian hipotesis yang

dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan atas penelitian yang

dilakukan yaitu apakah variabel-variabel bebas, yaitu penerbitan obligasi

syariah (sukuk) perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak

terhadap variabel terikat, yaitu reaksi pasar (cumulative abnormal return

saham).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap emiten yang telah menerbitkan

obligasi syariah (sukuk) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan

sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu mengambil

perusahaan-perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dan

Page 92: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

menerbitkan obligasi syariah (sukuk). Mengacu pada Indonesian Capital

Market Directory, Siaran Pers BAPEPAM-LK, dan Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id), maka diperoleh 31 perusahaan yang memenuhi kriteria

sampling, dimana tanggal penerbitan obligasi syariah (sukuk) masing-masing

perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tanggal Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan

No Nama Sukuk Struktur/

Akad

Nama Penerbit

Efek

Tanggal

Penerbitan

1 OS Ijarah PLN

I Tahun 2006

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

22-Jun-06

2 Sukuk Ijarah

Indosat II

Tahun 2007

Ijarah PT Indosat Tbk 30-Mei-07

3 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker Tahun

2007

Ijarah PT Berlian Laju

Tanker Tbk

06-Jul-07

4 Sukuk

Mudharabah I

Adhi Tahun

2007

Mudharabah PT Adhi Karya

(Persero) Tbk

09-Jul-07

5 Sukuk Ijarah Ijarah PT Perusahaan 11-Jul-07

Page 93: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

PLN II Tahun

2007

Listrik Negara

(Persero)

6 Sukuk Ijarah

Indosat III

Tahun 2008

Ijarah PT Indosat Tbk 10-Apr-08

7 Sukuk

Mudharabah I

Mayora Indah

Tahun 2008

Mudharabah PT Mayora

Indah Tbk

06-Jun-08

8 Sukuk Ijarah I

Summarecon

Agung Tahun

2008

Ijarah PT Summarecon

Agung Tbk

26-Jun-08

9 Sukuk Ijarah

Aneka Gas

Industri I

Tahun 2008

Ijarah PT Aneka Gas

Industri

09-Jul-08

10 Sukuk Ijarah

Metrodata

Elektronics I

Tahun 2008

Ijarah PT Metrodata

Electronics Tbk

07-Jul-08

11 Sukuk

Subordinasi

Mudharabah PT Bank

Syariah

11-Jul-08

Page 94: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Mudharabah

Bank

Muamalat

Tahun 2008

Muamalat

Indonesia Tbk

12 Sukuk Ijarah

PLN III Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

12-Jan-09

13 Sukuk Ijarah

PLN III Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

12-jan-09

14 Sukuk Ijarah

Matahari Putra

Prima II Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Matahari

Putra Prima Tbk

15-Apr-09

15 Sukuk Ijarah

Matahari Putra

Prima II Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Matahari

Putra Prima Tbk

15-Apr-09

16 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker II

Tahun 2009

Seri A

Ijarah PT Berlian Laju

Tanker Tbk

29-Mei-09

Page 95: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

17 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker II

Tahun 2009

Seri B

Ijarah PT Berlian Laju

Tanker Tbk

29-Mei-09

18 Sukuk Ijarah

Bakrieland

Development

Tahun 2009

Seri B

Ijarah PT Bakrieland

Development

Tbk

09-Jul-09

19 Sukuk Ijarah

Salim Ivomas

Pratama I

Tahun 2009

Ijarah PT Salim

Ivomas Pratama

02-Des-09

20 Sukuk Ijarah

Pupuk Kaltim I

Tahun 2009

Ijarah PT Pupuk

Kalimantan

Timur (Persero)

07-Des-09

21 Sukuk Ijarah

Indosat IV

Tahun 2009

Seri A

Ijarah PT Indosat Tbk 09-Des-09

22 Sukuk Ijarah

Indosat IV

Tahun 2009

Ijarah PT Indosat Tbk 09-Des-09

Page 96: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Seri B

23 Sukuk Ijarah

Mitra

Adiperkasa I

Tahun 2009

Seri A

Ijarah PT Mitra

Adiperkasa Tbk

17-Des-09

24 Sukuk Ijarah

Mitra

Adiperkasa I

Tahun 2009

Seri B

Ijarah PT Mitra

Adiperkasa Tbk

17-Des-09

25 Sukuk Ijarah

PLN IV Tahun

2010 Seri A

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

13-Jan-10

26 Sukuk Ijarah

PLN IV Tahun

2010 Seri B

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

13-Jan-10

27 Sukuk Ijarah

Titan

Nusantara

Tahun 2010

Ijarah PT Titan

Petrokimia

Nusantara

03-Jun-10

28 Sukuk Ijarah

PLN V Tahun

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

09-Jul-10

Page 97: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

2010 Seri A (Persero)

29 Sukuk Ijarah

PLN V Tahun

2010 Seri B

Ijarah PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero)

09-Jul-10

30 Sukuk

Mudharabah

Bank Nagari

Tahun 2010

Mudharabah PT Bank

Pembangunan

Daerah

Sumatera Barat

(Bank Nagari)

14-Jan-11

31 Sukuk

Mudharabah

Bank Sulselbar

I Tahun 2011

Mudharabah PT Bank

Pembangunan

Daerah Sulawesi

Selatan

13-Mei-11

Sumber: www.idx.co.id

4.1.2 Pengolahan Data Penelitian

Data penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa nilai

penerbitan obligasi syariah (sukuk), yang bersumber dari situs resmi

Indonesian Bond Pricing Agency (www.ibpa.co.id), rating penerbitan obligasi

syariah yang didapat dari situs resmi Pefindo (new.pefindo.com) dan harga

saham harian perusahaan-perusahaan sampel yang diperoleh dari situs resmi

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data tersebut oleh peneliti diolah lebih

lanjut dengan menggunakan Software SPSS versi 19.0 for Windows. Hasil

pengolahan data tersebut beserta data mentah akan peneliti sajikan di halaman

lampiran.

Page 98: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Berikut ini adalah tabel nilai obligasi syariah (sukuk) perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2

Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan

No

Nama Sukuk

Struktur/

Akad

Nama

Penerbit

Efek

Nilai

Penerbitan

Obligasi

Syariah

(Sukuk

Equity

Ratio)

1 OS Ijarah PLN I

Tahun 2006

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,001287422

2 Sukuk Ijarah

Indosat II Tahun

2007

Ijarah PT Indosat

Tbk

0,021258534

3 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker Tahun

2007

Ijarah PT Berlian

Laju Tanker

Tbk

0,02307439

4 Sukuk

Mudharabah I

Adhi Tahun 2007

Mudharabah PT Adhi

Karya

(Persero) Tbk 0,12621571

5 Sukuk Ijarah PLN

II Tahun 2007

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,001931134

6 Sukuk Ijarah

Indosat III Tahun

2008

Ijarah PT Indosat

Tbk

0,030293411

7 Sukuk

Mudharabah I

Mayora Indah

Tahun 2008

Mudharabah PT Mayora

Indah Tbk

0,082485486

8 Sukuk Ijarah I

Summarecon

Agung Tahun

2008

Ijarah PT

Summarecon

Agung Tbk

0,081729394

9 Sukuk Ijarah

Aneka Gas

Industri I Tahun

2008

Ijarah PT Aneka

Gas Industri

0,3440696

10 Sukuk Ijarah Ijarah PT Metrodata 0,154500337

Page 99: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Metrodata

Elektronics I

Tahun 2008

Electronics

Tbk

11 Sukuk

Subordinasi

Mudharabah

Bank Muamalat

Tahun 2008

Mudharabah PT Bank

Syariah

Muamalat

Indonesia

Tbk 0,151881517

12 Sukuk Ijarah PLN

III Tahun 2009

Seri A

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,001886074

13 Sukuk Ijarah PLN

III Tahun 2009

Seri B

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,003006131

14 Sukuk Ijarah

Matahari Putra

Prima II Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Matahari

Putra Prima

Tbk

0,015835458

15 Sukuk Ijarah

Matahari Putra

Prima II Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Matahari

Putra Prima

Tbk

0,023929136

16 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker II Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Berlian

Laju Tanker

Tbk

0,005191738

17 Sukuk Ijarah

Berlian Laju

Tanker II Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Berlian

Laju Tanker

Tbk

0,006345457

18 Sukuk Ijarah

Bakrieland

Development

Tahun 2009 Seri

B

Ijarah PT

Bakrieland

Development

Tbk

0,008255312

19 Sukuk Ijarah

Salim Ivomas

Pratama I Tahun

2009

Ijarah PT Salim

Ivomas

Pratama

0,183242053

20 Sukuk Ijarah

Pupuk Kaltim I

Tahun 2009

Ijarah PT Pupuk

Kalimantan

Timur

(Persero) 0,031432001

21 Sukuk Ijarah

Indosat IV Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Indosat

Tbk

0,001488097

Page 100: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

22 Sukuk Ijarah

Indosat IV Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Indosat

Tbk

0,00914117

23 Sukuk Ijarah

Mitra Adiperkasa

I Tahun 2009 Seri

A

Ijarah PT Mitra

Adiperkasa

Tbk

0,053507709

24 Sukuk Ijarah

Mitra Adiperkasa

I Tahun 2009 Seri

B

Ijarah PT Mitra

Adiperkasa

Tbk

0,021737507

25 Sukuk Ijarah PLN

IV Tahun 2010

Seri A

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,000836825

26 Sukuk Ijarah PLN

IV Tahun 2010

Seri B

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,001074998

27 Sukuk Ijarah

Titan Nusantara

Tahun 2010

Ijarah PT Titan

Petrokimia

Nusantara 0,00006527

28 Sukuk Ijarah PLN

V Tahun 2010

Seri A

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,001029938

29 Sukuk Ijarah PLN

V Tahun 2010

Seri B

Ijarah PT

Perusahaan

Listrik

Negara

(Persero) 0,002188618

30 Sukuk

Mudharabah

Bank Nagari

Tahun 2010

Mudharabah PT Bank

Pembangunan

Daerah

Sumatera

Barat (Bank

Nagari) 0,128729785

31 Sukuk

Mudharabah

Bank Sulselbar I

Tahun 2011

Mudharabah PT Bank

Pembangunan

Daerah

Sulawesi

Selatan 0,029535405

Page 101: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Berikut ini adalah hasil konversi rating untuk sampel yang digunakan

dalam penelitian ini. Rating acuan yang digunakan adalah rating yang

dikeluarkan PT Pefindo.

Tabel 4.3

Nilai Konversi Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

No

EMITEN

Rating Obligasi Syariah

(Sukuk)

Waktu

Penilaian

Rating Huruf Data

Ordinal

Succesive

Interval

1 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) I

AA+

17

9,488

04-Mei-11

2 PT Indosat Tbk II AA+ 17 9,488 07-Okt-11

3 PT Berlian Laju

Tanker BBB-

9

6,082

16-Jan-12

4 PT Adhi Karya

(Persero) A- 12

7,220

08-Jul-11

5 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) II AA+ 17

9,488

04-Mei-11

6 PT Indosat III AA+ 17 9,488 07-Okt-11

7 PT Mayora Indah

Tbk I AA- 15

8,845

04-Mei-11

8 PT Summarecon

Agung Tbk I A 13

7,664

29-Apr-11

9 PT Aneka Gas

Industri A 13

7,664

27-Jun-11

10 PT Metrodata

Electronics Tbk A+ 14

8,320

16-Jan-12

11 PT Bank Syariah

Muamalat

Indonesia Tbk AA+ 17

9,488

13-Mei-11

12 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) III AA+ 17

9,488

04-Mei-11

13 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) III AA+ 17

9,488

04-Mei-11

14 PT Matahari Putra

Prima Tbk II

A+ 14

8,320

11-Jan-12

15 PT Matahari Putra

Prima Tbk II

A+ 14

8,320

09-Mar-11

16 PT Berlian Laju BBB- 9

Page 102: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Tanker Tbk II 6,082 16-Jan-12

17 PT Berlian Laju

Tanker Tbk II BBB- 9

6,082

16-Jan-12

18 PT Bakrieland

Development Tbk BBB+ 11

6,726

09-Jun-11

19 PT Salim Ivomas

Pratama AA 16

9,166

07-Sep-11

20 PT Pupuk

Kalimantan Timur

(Persero)

AA

16

9,166

07-Sep-11

21 PT Indosat Tbk IV

AA+ 17

9,488

07-Okt-11

22 PT Indosat Tbk IV AA+ 17 9,488 07-Okt-11

23 PT Mitra

Adiperkasa I A+ 14

8,320

30-Sep-11

24 PT Mitra

Adiperkasa I A+ 14

8,320

30-Sep-11

25 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) IV AA+ 17

9,488

04-Mei-11

26 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) IV AA+ 17

9,488

04-Mei-11

27 PT Titan

Petrokimia

Nusantara A+ 14

8,320

29-Jul-11

28 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) V AA+ 17

9,488

04-Mei-11

29 PT Perusahaan

Listrik Negara

(Persero) V AA+ 17

9,488

04-Mei-11

30 PT Bank

Pembangunan

Daerah Sumatera

Barat (Bank

Nagari) A 13

7,664

30-Sep-11

31 PT Bank

Pembangunan

Daerah Sulawesi

Selatan A 13

7,664

24-Mar-11

4.1.3 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui

Page 103: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2012).

Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah nilai penerbitan

obligasi syariah (sukuk) perusahaan (X1), yang dinilai sebesar perbandingan

nilai nominal penerbitan dengan total ekuitas perusahaan dan rating penerbitan

obligasi syariah (X2) yang dikonversikan ke dalam bentuk interval dari bentuk

huruf yang dikeluarkan oleh PT Pefindo. Sedangkan variabel dependen (Y)

adalah cumulative abnormal return saham harian perusahaan yang

menerbitkan obligasi syariah (sukuk) tersebut, yang merupakan hasil

akumulasi abnormal return saham selama 2 hari (satu hari sebelum dan pada

saat hari penerbitan obligasi syariah (sukuk)) dari 31 perusahaan yang

termasuk kedalam sampel penelitian. Variabel Y yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan data harian. Pertimbangan utama digunakannya

data harian adalah karena harga saham senantiasa berfluktuasi setiap harinya,

dan perubahan harga tersebut menimbulkan efek-efek tertentu, salah satunya

adalah reaksi dari investor yang berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Untuk mengetahui gambaran dari data yang digunakan pada penelitian

kali ini, maka dilakukan analisis deskriptif statistik pada variable -variabel

penelitian. Berikut ini adalah hasil deskriptif statistik pengujian variabel-

variabel penelitian.

Tabel 4.4

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

NILAI 31 ,0001 ,3441 ,049909 ,0137503 ,0765582

Page 104: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

RATING 31 6,0820 9,4880 8,520484 ,2058546 1,1461499

CAR 31 -,1471 ,1771 -,000951 ,0089006 ,0495564

Valid N (listwise) 31

Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai terendah obligasi

syariah (sukuk) perusahaan adalah sebesar 0,01% dan nilai tertinggi sebesar

34,41% dari total ekuitas perusahaan. Nilai rata-rata obligasi syariah (sukuk)

perusahaan adalah 4,9909% dari total ekuitas perusahaan, dengan simpangan

baku sebesar 7,65582%. Sedangkan nilai terendah rating penerbitan obligasi

syariah (sukuk) perusahaan adalah 6,082 dan nilai tertingginya adalah 9,488.

Nilai rata-rata rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan adalah

852,048% dengan simpangan baku sebesar 114,614%.

Untuk Cumulative Abnormal Return saham perusahaan, nilai

terendahnya adalah -14,71% dan nilai tertingginya adalah 17,71%. Serta nilai

rata-rata cumulative abnormal return saham perusahaan senilai -0,0951%

dengan simpangan baku 4,95564%.

4.1.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Analisis regresi merupakan teknik membangun persamaan garis lurus

untuk membuat penaksiran. Agar penaksiran tersebut tepat, maka persamaan

yang digunakan untuk menaksir juga harus tepat (fitted). Karena itu, sebelum

dilakukan analisis regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis, terlebih

dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk meyakinkan validitas

data yang di uji. Untuk regresi linear berganda, secara teoritis model yang

digunakan sahih apabila memenuhi asumsi data berdistribusi normal, tidak

Page 105: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi

autokorelasi (Suharyadi, 2009).

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NILAI RATING CAR

N 31 31 31

Normal Parametersa,b

Mean ,049909 8,520484 -,000951

Std. Deviation ,0765582 1,1461499 ,0495564

Most Extreme Differences Absolute ,305 ,229 ,258

Positive ,305 ,199 ,258

Negative -,258 -,229 -,245

Kolmogorov-Smirnov Z 1,698 1,278 1,435

Asymp. Sig. (2-tailed) ,006 ,076 ,033

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kriterianya.

Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas,

yaitu:

Jika P ≥ 5% maka distribusi dari populasi adalah normal,

Jika P ≤ 5% maka distribusi dari populasi adalah tidak normal

Dari hipotesisnya adalah:

Ho : Data residual tidak berdistribusi normal

Ha : Data residual berdistribusi normal

Page 106: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Dari tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai Assymp. Sig. (2-tailed)

0,076 > 0,05 yang berarti menolak Ho dan menerima Ha, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi

normal. Dapat disimpulkan kembali bahwa dalam model regresi ini

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang

berdistribusi normal dinyatakan dapat mewakili populasi.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi pada model penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria Uji Durbin-Watson yang

digunakan untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi

(Nachrowi, 2002) adalah:

d < 1,25, artinya ada korelasi positif

1,25 ≤ d ≤ 1,72, artinya tidak dapat diambil kesimpulan

1,72 ≤ d ≤ 2,28, artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif

2,28 ≤ d ≤ 2,75, artinya tidak dapat diambil kesimpulan

d > 2,75, artinya ada korelasi negatif

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,344a ,118 ,055 ,0481627 2,346

a. Predictors: (Constant), RATING, NILAI

b. Dependent Variable: CAR

Pada tabel hasil uji autokorelasi di atas, tertera nilai Durbin-

Watson sebesar 2,346, dimana nilai tersebut berada diantara 2,28 ≤ d ≤

Page 107: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

2,75, artinya tidak dapat diambil kesimpulan apakah ada korelasi positif

maupun negatif atau tidak.

3. Uji Multikolinearitas

Dengan uji VIF, pengujian ini melihat nilai tolerance dan

inflation factor (VIF) pada model regresi, variabel yang menyebabkan

multikolenearitas apabila tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 NILAI ,973 1,028

RATING ,973 1,028

a. Dependent Variable: CAR

Dari output dapat dilihat bahwa nilai tolerance lebih dari 0,10,

dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas antarvariabel.

4. Uji Heteroskedastisitas

Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan grafik plot

adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 108: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Gambar 4.1

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot

tidak menunjukan adanya pola yang jelas serta menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model ini.

4.1.5 Analisis Uji Statistik Penelitian

Di bawah ini akan disajikan hasil statistik deskriptif dari pengolahan

variabel-variabel penelitian yang digunakan.

4.1.5.1 Model Persamaan Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi linear berganda secara ceteris paribus

adalah:

Y = a + bx1 + bx2 + bxn + e

Dalam penelitian ini diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

CAR = α + bSER + bRAT + e

CAR = Cumulative Abnormal Return saham perusahaan sampel

SER = Sukuk Equity Ratio, Nilai penerbitan obligasi syariah

(sukuk) perusahaan sampel

Page 109: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

RAT = Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan

Sampel

Hasil pengujian regresi menunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,115 ,068 1,690 ,102

NILAI ,052 ,116 ,080 ,447 ,658

RATING -,014 ,008 -,322 -1,788 ,085

a. Dependent Variable: CAR

Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan koefisien regresi dan

konstanta regresi yang kemudian akan membentuk persamaan regresi

linear dengan nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan dan

rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan sebagai variabel

bebas dan cumulative abnormal return saham sebagai variabel terikat.

Koefisien regresi X1 bertanda positif menunjukan setiap

kenaikan satu satuan SER maka cumulative abnormal return saham

akan naik sebesar 0,52. Koefisien regresi X2 bertanda negatif sebesar -

0,014 menunjukan setiap kenaikan satu satuan RAT maka cumulative

abnormal return saham akan turun sebesar 0,014. Konstanta yang

bernilai 0,115 mengindikasikan bahwa apabila peningkatan atau

penurunan nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) sama

Page 110: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

dengan 0, maka cumulative abnormal return saham akan bernilai

0,115.

4.1.5.2 Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2006). Berikut ini

adalah hasil perhitungan koefisien regresi dan konstanta yang

diperoleh.

Tabel 4.9

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,115 ,068 1,690 ,102

NILAI ,052 ,116 ,080 ,447 ,658

RATING -,014 ,008 -,322 -1,788 ,085

a. Dependent Variable: CAR

Dari tabel di atas dapat diperoleh:

1. t hitung untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah sebesar 0,447

2. t hitung untuk variabel rating penerbitan obligasi syariah sebesar –

1,788

Lalu langkah selanjutnya adalah menentukan daerah

penerimaan dan penolakan Ho dengan membandingkan antara t hitung

dengan t tabel. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan daerah

penerimaan dan penolakan Ho adalah:

Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau –t hitung

< -t tabel

Page 111: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Ho tidak berhasil ditolak bila : -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Nilai t tabel ditentukan oleh:

4. Degree of freedom (df) : n-k-l = 31-2-1 = 28

n = jumlah observasi

k = jumlah variabel tidak termasuk konstanta

5. α = 0,05

6. α = 0,10

7. Uji dua pihak

Berdasarkan daftar nilai t tabel, df = 28, dengan tingkat

signifikansi 0,05 dan 0,10, akan diperoleh t tabel sebesar ± 2,048 untuk

tingkat signifikansi 0,05 dan ± 1,701 untuk tingkat signifikansi 0,10. Nilai

t hitung pada tabel 4.8, hasil Koefisien Regresi menunjukkan bahwa:

1. Variabel nilai penerbitan obligasi syariah : -t hitung < -t tabel pada

tingkat signifikansi 0,05 adalah (-0,447 < -2,048) sehingga Ho tidak

berhasil ditolak. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (-

0,447 < -1,701), sehingga Ho tidak berhasil ditolak.

2. Variabel rating penerbitan obligasi syariah : -t hitung < -t tabel pada

tingkat signifikansi 0,05 adalah (-1,788 < -2,048) sehingga Ho tidak

berhasil ditolak. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah

(1,788 > 1,701), sehingga Ho ditolak.

Hal ini diperkuat dengan dengan nilai Sig. untuk masing-

masing variabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 dimana:

1. Variabel X1 – Y : Sig > α ( 0,658 > 0,05)

2. Variabel X2 – Y : Sig < α ( 0,085 < 0,10)

Dari uji hipotesis yang dilakukan , maka dapat ditarik kesimpulan:

Page 112: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

1. Dengan tingkat signifikansi 0,05 dan 0,10, nilai penerbitan obligasi

syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap reaksi pasar modal (cumulative abnormal return)

saham.

2. Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan pada tingkat signifikansi 0,05,

namun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar

modal (cumulative abnormal return) saham pada tingkat α = 10% atau

0,10.

4.1.5.3 Uji F

Pengujian hipotesis yang dilakukan pada tahap ini adalah uji

parameter ρ (uji regresi) dengan menggunakan uji statistik F. Hal ini

dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh variabel X

(independen) terhadap variabel Y (dependen). Dan hasilnya adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,009 2 ,004 1,881 ,171a

Residual ,065 28 ,002

Total ,074 30

a. Predictors: (Constant), RATING, NILAI

b. Dependent Variable: CAR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai F hitung

sebesar 1,881. Setelah itu langkah selanjutnya adalah menentukan

daerah penerimaan dan penolakan Ho dengan membandingkan antara

Page 113: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

nilai F hitung dengan F tabel. Adapun criteria yang digunakan untuk

menentukan daerah penerimaan dan daerah penolakan sebagai berikut:

Ho ditolak : F hitung > F tabel

Ho diterima : F hitung < F tabel

Nilai F tabel ditentukan oleh:

1. Degree of freedom (V1) pembilang : k = 2

Degree of freedom (V2) penyebut:

n-k-l = 31-2-1 = 28

2. α = 0,05

α = 0,10

3. Uji dua pihak

Berdasarkan data F tabel yang diperoleh dari tabel distribusi,

maka diperoleh nilai F tabel adalah 2,16 untuk tingkat signifikansi 0,05

dan 1,82 untuk tingkat signifikansi 0,10. Dengan demikian, F hitung <

F tabel untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah (1,881 < 2,16). Dimana

nilai Sig. 0,171 > 0,05. Maka Ho tidak berhasil ditolak. Sedangkan F

hitung > F tabel untuk tingkat signifikansi 0,10 adalah (1,881 > 1,82).

Dimana nilai Sig. 0,171 > 0,10. Maka Ho ditolak.

Dari hasil pengujian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang diwakili dengan nilai

penerbitan obligasi syariah pada tingkat signifikasi 0,05 dan 0,10 serta

untuk rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) pada tingkat

signifikansi 0,05 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap reaksi pasar (cumulative abnormal return) saham. Namun

untuk rating penerbitan obligasi pada tingkat signifikansi 0,10

Page 114: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar

(cumulative abnormal return) saham.

4.1.5.4 Analisis Koefisien Determinasi

Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui seberapa luas

variabel independen tersebut menerangkan perubahan variabel

dependen, dapat dilihat melalui koefisien determinasi pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.11

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,118a 1,881 2 28 ,171

a. Predictors: (Constant), RATING, NILAI

b. Dependent Variable: CAR

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat berapa

presentase dari variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tabel 4.11 di atas, diketahui

bahwa koefisien determinasi adalah 11,8%. Hal ini menunjukan

besarnya kemampuan variabel bebas nilai penerbitan obligasi syariah

(sukuk) perusahaan dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

perusahaan untuk menerangkan variabel terikat cumulative abnormal

return saham perusahaan sebesar 11,8%. Sedangkan 88,2% nya

dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya di luar penelitian yang dilakukan

peneliti.

Page 115: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

4.2 Pembahasan

Pengujian penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Dimana

uji parameter β dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan dan

variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan terhadap cumulative

abnormal return saham. Uji parameter β ini dilakukan dengan menggunakan uji t.

Sedangkan uji parameter ρ dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh

variabel nilai penerbitan syariah (sukuk) perusahaan dan variabel rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk) perusahaan terhadap cumulative abnormal return saham. Uji

parameter ρ ini dilakukan dengan menggunakan uji F.

1. Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

- Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)

menunjukan nilai penerbitan tidak berpengaruh positif terhadap cumulative

abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai -t hitung < -t tabel (-

0,447 < -2,048) dan nilai signifikansi uji statistik untuk variabel ini sebesar Sig

> α ( 0,658 > 0,05). Berdasarkan hal ini, maka hipotesis nol pertama (Ho1)

tidak berhasil ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel penerbitan obligasi

syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel cumulative abnormal return saham perusahaan.

- Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)

menunjukan nilai penerbitan tidak berpengaruh positif terhadap cumulative

abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai -t hitung < -t tabel (-

0,447 < -1,701) dan nilai signifikansi uji statistik untuk variabel ini sebesar Sig

> α ( 0,658 > 0,10). Berdasarkan hal ini, maka hipotesis nol pertama (Ho1)

Page 116: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

tidak berhasil ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel penerbitan obligasi

syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel cumulative abnormal return saham perusahaan.

2. Pengaruh Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

- Pengujian terhadap variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

menunjukan rating penerbitan obligasi syariah tidak berpengaruh positif

terhadap cumulative abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai -t

hitung < -t tabel (-1,788 < -2,048) dan nilai signifikansi uji statistik untuk

variabel ini adalah sebesar Sig > α ( 0,085 > 0,05). Berdasarkan hal ini, maka

hipotesis nol kedua (Ho2) juga tidak berhasil ditolak atau dapat dinyatakan

bahwa variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel cumulative abnormal

return saham perusahaan.

- Pengujian terhadap variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

menunjukan rating penerbitan obligasi syariah berpengaruh positif terhadap

cumulative abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai t hitung > t

tabel ( 1,788 > 1,710 ) dan nilai signifikansi uji statistik untuk variabel ini

adalah sebesar Sig > α ( 0,085 < 0,10). Berdasarkan hal ini, maka hipotesis nol

kedua (Ho2) dapat ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan pada tingkat signifikansi ini

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel cumulative abnormal

return saham perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Spiess dan John (2002), yang meneliti kinerja saham dalam jangka panjang setelah

penawaran obligasi. Hasilnya menunjukan bahwa kinerja cumulative abnormal return

Page 117: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

saham dalam jangka panjang adalah underperformance, baik obligasi biasa maupun

convertible bond. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Cheng et al.

(2005) yang menyatakan bahwa cumulative abnormal return tidak berpengaruh positif

pada pengumuman convertible bond di pasar modal Jepang. Penelitian tersebut juga

menyatakan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk menjelaskan adanya hubungan

asosiasi antara leverage dan abnormal return.

Di sisi lain, koefisien variabel X2, rating penerbitan obligasi syariah bernilai

negatif atau tidak berpengaruh signifikan, yaitu sebesar -0,014. Hal ini menunjukkan

hubungan yang negatif atau berlawanan arah antara cumulative abnormal return

saham perusahaan dengan nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk). Di mana apabila

terjadi peningkatan satu satuan pada rating penerbitan obligasi syariah, maka

cumulative abnormal return saham perusahaan sampel akan turun sebesar 0,014.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Murdiati (2007) yang

menyatakan bahwa pengumuman bond rating tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman bond rating

tersebut. Sumardi (2007) juga menyatakan hal serupa dalam penelitiannya, bahwa

rating obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham. Untuk

kasus perubahan bond rating terhadap return saham juga hasilnya tidak berbeda.

Perkembangan di pasar merupakan indikator yang penting untuk mengetahui

tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal akan

mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya. Informasi yang

relevan dengan pasar modal merupakan sesuatu yang dicari oleh investor dalam upaya

pengambilan keputusan investasi. Penerbitan obligasi adalah salah satu bentuk

kebijakan perusahaan yang akan berdampak pada terjadinya perubahan struktur modal

perusahaan. Apabila informasi diterbitkannya obligasi oleh perusahaan merupakan

Page 118: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

informasi yang memiliki makna bagi pasar maka akan tercermin dalam perubahan

harga saham yang akan menghasilkan selisih antara return yang diharapkan dengan

return sesungguhnya. Oleh karena itu, dampak dari nilai dan rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk) perusahaan (mengacu dari fenomena penerbitan obligasi

konvensional) yang saat ini sedang berkembang di pasar modal tak luput dari

perhatian investor, walaupun sampai saat ini pengaruhnya masih belum signifikan dan

relatif kecil.

Untuk kasus penelitian yang dilakukan peneliti saat ini, arah hubungan negatif

antara nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative

abnormal return saham perusahaan sebagai hasil penelitian ini dapat terjadi karena

harga saham perusahaan yang mengalami penurunan cumulative abnormal return

tersebut mendominasi perusahaan lainnya. Oleh karena itu, secara agregat

pengaruhnya akan negatif. Selain itu, rendahnya kemampuan variabel independen,

yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan dalam

menjelaskan cumulative abnormal return saham sebagai variabel dependen ini dapat

juga dikarenakan masih begitu banyak faktor eksternal dan internal perusahaan

lainnya yang turut berpengaruh terhadap nilai cumulative abnormal return saham

harian perusahaan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Suharli (2004) yang

melakukan penelitian dalam 2 tahap. Tahap pertama dengan menggunakan regresi

time series yang hasilnya menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mendasari

perubahan harga saham, yaitu:

1. Tingkat inflasi

2. Perbedaan antara tingkat suku bunga jangka pendek dan jangka panjang

3. Perbedaan antara tingkat keuntungan obligasi yang berisiko tinggi dan rendah

4. Tingkat kegiatan dalam industri

Page 119: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Suharli (2004) melanjutkan penelitian Chen et al. (1986) yang hasilnya

menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara variabel makroekonomi terhadap

return suatu saham. Nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) hanya

merupakan bagian kecil dari keseluruhan variabel makro yang turut mempengaruhi

aktivitas perekonomian negara umumnya, dan perusahaan khususnya. Walaupun

begitu, nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) tetap patut diperhitungkan

dalam pengambilan suatu keputusan investasi karena nilainya akan senantiasa berubah

dari waktu ke waktu dan diprediksi akan semakin berkembang di masa yang akan

datang. Nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) ini bisa saja akan

berdampak pada harga saham perusahaan dalam beberapa waktu kedepan.

Pengujian hipotesis juga menghasilkan perhitungan koefisien determinasi

yang menunjukkan angka sebesar 0,118 atau 11,8%. Hal ini berarti 11,8% variasi

cumulative abnormal return saham perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen dan nilai rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan,

sedangkan sisanya 88,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk)

perusahaan yang diwakili oleh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

terhadap cumulative abnormal return saham pada perusahaan yang telah menerbitkan

obligasi syariah (sukuk) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun

2011, dimana jumlah sampel yang diteliti terdapat 31 sampel yang menjadi target

Page 120: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Total Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) terhadap Cumulative Abnormal

Return Saham

Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah

(sukuk) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap variabel cumulative abnormal

return saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah

(sukuk) tidak memiliki kandungan informasi yang cukup terhadap keputusan yang

diambil oleh investor. Informasi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) secara

tersendiri tidak dijadikan pertimbangan utama oleh investor dalam pengambilan

keputusan investasi.

2. Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) terhadap Cumulative Abnormal

Return Saham

Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel rating penerbitan obligasi syariah

(sukuk) adalah dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap variabel

cumulative abnormal return saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak memiliki kandungan informasi yang

cukup terhadap keputusan yang diambil oleh investor. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dikatakan bahwa rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mampu

mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi seperti yang

terjadi juga pada variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk). Namun pada

tingkat signifikansi 10% atau 0,10 rating penerbitan obligasi syariah mempunyai

pengaruh yang signifikan.

Page 121: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

3. Hasil yang diperoleh dari uji F menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)

terhadap variabel cumulative abnormal return saham. Namun demikian, bukan

berarti informasi nilai dan rating obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak

memberikan informasi apapun terhadap keputusan yang akan diambil oleh

investor, karena nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) bisa

menunjukkan tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan dalam perusahaan

dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bisa berguna bagi investor.

Walaupun dalam hal ini pengaruhnya sangat kecil atau bahkan bisa diabaikan.

Penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempengaruhi

cumulative abnormal return saham perusahaan bisa juga dikarenakan pasar modal

Indonesia masih sangat besar dipengaruhi oleh aktivitas pasar global dimana faktor-

faktor makroekonomi masih cukup dominan mempengaruhi pasar dibandingkan

dengan penerbitan obligasi syariah (sukuk) oleh perusahaan.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang

diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

5.2.1 Saran Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi investor

dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi dengan melihat

kegunaan atas suatu informasi keuangan yaitu nilai dan rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk) dari suatu perusahaan. Bagi investor yang akan

berinvestasi di pasar modal dan memiliki orientasi jangka pendek, faktor yang

Page 122: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

mempengaruhi harga sahamtidak hanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan

global. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan investasi seorang

investor harus juga peka terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan

kondisi keuangan yang berhubungan dengan perusahaan atau industri tersebut.

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Saran untuk peneliti-peneliti selanjutnya antara lain:

Memperluas populasi yang digunakan dan memperpanjang periode waktu

penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian akan datang diharapkan lebih

lengkap dan bervariasi dengan menambah variabel independen lain di luar

variabel yang digunakan peneliti saat ini.

Melakukan penelitian dengan topik yang sama, namun menggunakan

variabel independen dan dependen yang berbeda dari penelitian yang telah

peneliti lakukan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afaf, Nafiah. 2008. Analisis Pengaruh Pengumuman Penerbitan Obligasi terhadap

Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Tesis S2 yang tidak dipublikasikan.

Barron, M. J., A. D. Clare and S. H. Thomas. 2003. “The Effect of Bond Rating Changes

and New Ratings on UK Stock Return”. Journal of Business and Accounting, Vol.

24, No 3, pp.497-509.

Bird, Rebecca Bliege and Smith, Eric Alden. 2005. Signalling Theory, Strategic

Interaction, and Simbolic Capital. Current Anthropology Volume 46, number 2.

The Wenner-Gren Foundation for Anthropological Research. United States of

America.

Page 123: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Cheng, Wei., Visaltanachoti, N., and Kesayan, P. 2005. “A Stock Reaction Following

Convertible Bond Issuance : Evidence from Japan”. International Journal of

Business, 10 (4) 2005.

Fischer, Donald E. and Ronald J. Jordan. 1996. Security Analysis and Portfolio

Management. Sixth Edition. Prentice Hall of India.

Francis, Jack Clark. 1988. Management of Investment. McGraw-Hill International

Edition: United States of America.

Ghazali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro: Semarang.

Ghoniyah, N., Mutaminah., dan Widayati, J. 2008. “Reaksi Pasar Modal Indonesia

terhadap Pengumuman Penerbitan Obligasi Syariah”. Simposium Nasional

Akuntansi XI.

Gitman, Lawrence. 2006. Principles of Managerial Finance. Pearson Addison- Weasley.

Hartono, J. M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2008. BPFE.

Yogyakarta.

Hirschey, Mark. 2001. Investment Theory and Applications. Harcourt College Publisher:

United States of America.

Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. 2007. Investasi pada Pasar Modal Syariah.

Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UMP AMP

YKPN: Yogyakarta.

Indriantoro, Nur. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. BPFE:

Yogyakarta.

Jones, Charles Parker. 2000. Investement Analysis and Management. John Willey &

Sons, Inc: New York.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. 2008. Intermediate Accounting

Volume 1 IFRS Edition. John Wiley & Sons: New Jersey United States.

Mamduh. M, Hanafi. 2006. Valuation of Syariah Bond. Jurnal Asy-Syir’ah Fakultas

UIN Sunan Kalijaga. Vol. 40.No II.

Mujahid., Fitrijanti, T. 2010. “Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)

Perusahaan terhadap Reaksi Pasar : Survey terhadap perusahaan-

perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2002-2009”. Simposium Nasional Akuntansi XIII

Purwekerto.

Page 124: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Murdiati, Prita. 2007. Dampak Pengumuman Bond Rating terhadap Return

Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas

Negeri Semarang.

Nachrowi D. Nachrowi dan Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. PT

Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Sinar Grafika: Jakarta.

Nazir, Mochammad. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Prasetya, Devi. 2008. Analisis Perbedaan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi

Konvensional. Universitas Indonesia.

Procianoy, Jairo Laser. 2006. A New Signalling More Complete Explanation Investor

Behavior to Corporate Announcements. Brazil.

Rama, Ali. 2009. Islamic Banking/Islamic Economics. Syarif Hidayatullah State Islamic

University. Jakarta.

Reilly, et al. 2003. Investment Analysis & Portfolio Management. Thomson: South

Western.

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Erlangga: Jakarta.

Sekaran, Uma. 2009. Business Research Method. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Metode Penelitian. CV Alfabeta: Bandung.

Suharli, Michelle. 2004. Studi Empiris terhadap Dua Faktor yang mempengaruhi Return

Saham pada Industri Food&Beverages di Bursa Efek Jakarta. Universitas

Katolik Indonesia Atmajaya.

Suharyadi. 2009. Statistika: untuk Akuntansi dan Keuangan Modern. Salemba Empat:

Jakarta.

Sumardi, Lucy. 2007. Analisis Pengaruh Penerbitan Obligasi terhadap Abnormal

Return Saham di Bursa Efek Jakarta : Periode 2000-2006”. Tesis yang tidak

dipublikasikan. Universitas Indonesia.

Sunarsih. 2008. Potensi Obligasi Syariah Sebagai Sumber Pendanaan Jangka Menengah

dan Panjang bagi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Asy-Syir’ah Fakultas Syariah

UIN Sunan Kalijaga. Vol. 42 No. I.

Spiess, D. Katherine and Affleck-Graves, John. 1999. “The Long-Run Performance of

Common Stock Following Debt Offering”. Journal of Financial Economics, 54

(1999),p.45-73.

Wafa, M. A Khoirul. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Permintaan Sukuk Ritel-I: Periode Maret 2009-Juni 2010. Jurnal Ekonomi

Islam La-Riba Vol IV No 2.

Page 125: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

Watson, J. Fred and Bringham, Eugene F.. 1993. Essentials of Managerial Finance. The

Dryen Press Harcourt Brace College Publishing.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dan Studi Kasus.

Ghalia Indonesia: Bogor.

Indonesian Capital Market Directory. 2010.

http://www.bapepam-lk.go.id/ Siaran Pers BAPEPAM-LK Departemen Keuangan Republik

Indonesia 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011 diakses pada 14 Agustus 2012

http://www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisBond/tabid/89/lang/id-ID/language/id-

ID/Default.aspx diakses pada 14 Agustus 2012

http://www.idx.co.id/MainMenu/Announcement/Bonds/Announcement/tabid/301/lang/id-

ID/language/id-ID/Default.aspx diakses pada 14 Agustus 2012

http://new.pefindo.com/ diakses pada 27 Oktober 2012

http://new.pefindo.com/r_release.php diakses pada 27 Oktober 2012

Page 126: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

http://www.ibpa.co.id/BondMarketData/BondMaster/IDRCorpBondSukuks/tabid/80/languag

e/en-US/Default.aspx diakses pada 27 Oktober 2012

http://www.isefid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=495:refleksi-

ekonomi-syariah-2009-dan-outlook-2010&catid=27:opini&Itemid=18 diakses pada 27

Oktober 2012

http://www.isefid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=496:sukuk-success-

stories-in-indonesia-and-beyond&catid=27:opini&itemid=18 diakses pada 27 Oktober 2012

http://www.isefid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=500:krisis-dubai-

dan-sukuk-default&catid=27:opini&itemid=18 diakses pada 27 Oktober 2012

http://finance.yahoo.com/education/bond/article/101190/Corporate_Bonds_Explained diakses

pada 4 November 2012

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^JKSE+Historical+Prices diakses pada 4 November 2012

Page 127: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

LAMPIRAN 1 Data Nilai Nominal Sukuk (Sukuk Equity Ratio)

Page 128: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

LAMPIRAN 2 Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)

Perusahaan Pada Tahun 2011

Page 129: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

LAMPIRAN 3 Data Harga Saham Harian, Actual Return, Expected Return,

Abnormal Return, dan Cumulative Abnormal Return

Perusahaan Tahun 2011

Page 130: MOCHAMAD RIZKI PRATAMA 0109U010).pdf

LAMPIRAN 4 Data Riwayat Hidup