uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol rimpang (alpinia galanga) pada tikus putih...

16
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Oleh: INTAN ARSYITA SARI K 100 140 176 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: trinhhanh

Post on 25-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG

LENGKUAS (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR

WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi

Oleh:

INTAN ARSYITA SARI

K 100 140 176

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

i

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG

LENGKUAS (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR

WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

INTAN ARSYITA SARI

K 100 140 176

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

Azis Saifudin, Ph.D., Apt

ii

HALAMAN PENGESAHAN

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (Ipomoea

Batatas L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG

DIINDUKSI KARAGENAN

OLEH:

INTAN ARSYITA SARI

K 100 140 176

Telah dipertahankan di depan Penguji

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ……., ………. 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Agus Purnomohadi, M. Biotech. (……..……..)

(Ketua Penguji)

2. Mariska Sri Harlianti, M.Sc., Apt (……………)

(Anggota I Penguji)

3. Arifah Sri Wahyuni, M.Sc.,Apt. (…………….)

(Anggota II Penguji)

Dekan,

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 31 Desember 2017

Penulis

INTAN ARSYITA SARI

K 100 140 176

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

1

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS

(Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI

KARAGENIN

Abstrak

Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap rangsang fisik, kimia maupun mekanis.

Rimpang lengkuas (Alpinia galanga) digunakan sebagai antiinflamasi secara ilmiah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengukur aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia

galanga) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi karagenin 1%.Metode pembuatan

ekstrak dengan maserasi menggunakan penyari etanol 96%. Untuk mengetahui kandungan

zerumbon dalam ekstrak dilakukan uji kualitatif dengan KLT. Sebanyak 12 ekor hewan uji dibagi

menjadi empat kelompok. Kelompok I (kontrol negatif) diberi perlakuan CMC-Na 0,5%, kelompok

II (kontrol positif) diberi Na diklofenak dosis 10 mg/kgBB, serta kelompok III dan IV diberi

perlakuan dengan ekstrak etanol rimpang lengkuas dengan dosis 200 dan 500 mg/kgBB.

Pengamatan dilakukan selama 7 jam dengan frekuensi pengukuran volume udem tiap 30 menit.

Data yang diperoleh dari pengukuran volume udem digunakan untuk menghitung AUC (Area

Under Curve) dan persen daya antiinflamasi. Data kemudian dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis

dan dilanjutkan uji Moses extreme reaction. EERL memberikan aktivitas penghambatan inflamasi

pada tikus putih jantan galur Wistar sebesar 31,22% untuk dosis 200 mg/kgBB dan 18,49% pada

dosis 500 mg/kgBB.

Kata kunci: antiinflamasi, ekstrak etanol, rimpang lengkuas (Alpinia galanga), karagenin

Abstract

Inflammation is the body's defense response to physical, chemical and mechanical stimuli. The

galangal rhizome (Alpinia galanga) is used as an anti-inflammation empirically. The objective of

this research was to determine the antiinflammatory activity of galanga rhizome extract in white

male rats wistar strain induced by 1% carragenin. The extraction of galanga rhizome was done by

using maceration in ethanol 96%. Zerumbon content in the extract was known by qualitative test

with TLC. A total of 12 rats were divided into four groups. Group I (negative control) was treated

with 0.5% CMC-Na, group II (positive control) was given with 10 mg/kgBB dose of Diclofenac, and

groups III and IV were treated with ethanol extract of galangal rhizome with doses of 200 and 500

mg/kg body weight. The observation was performed for 7 hours with frequency measurement of

oedem volume every 30 minutes. Data obtained from udem volume measurements were used to

calculate AUC (Area Under the Curve) and percent anti-inflammatory power. The data were then

analyzed by Kruskal-Wallis and continued by Moses extreme reaction test. Result showed that 200

and 500 mg/kg body weight of ethanol extract of galangal rhizome has antiinflammatory effect on

Wistar strain white male rat 31,22% and 18,49%, respectively.

Keywords: antiinflammatory, ethanol extract, galangal rhizome (Alpinia galanga), karagenin

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

2

1. PENDAHULUAN

Tanaman obat telah digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan. Salah tanaman obat yang tersebar luas di daerah Asia yaitu tanaman

keluarga Zingiberaceae (Depkes RI, 1977). Zingiberaceae diketahui dapat dimanfaatkan sebagai

agen terapi dari penyakit kronis seperti osteoartritis dan artritis reumatoid (Lakhan et al, 2015).

Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan salah satu tanaman keluarga temu-temuan yang

dapat dimanfaatkan sebagai alternatif salah satunya dalam pengobatan inflamasi (Wohlmuth, 2008).

Inflamasi terjadi karena suatu rangsang yang dapat menyebabkan lepasnya mediator kimiawi seperti

5˗hidroksitriptamin, bradikinin, leukotrien serta prostaglandin sebagai respon pertahanan tubuh

(Syarif et al., 2012). Faktor yang mendominasi terjadinya peradangan yaitu prostaglandin, dengan

menimbulkan pembentukan edema serta infiltrasi leukosit pada daerah yang meradang.

Pembentukan prostaglandin dipengaruhi oleh siklooksigenase (Smyth dan FitzGerald, 2012).

Senyawa lain dalam ekstrak rimpang lengkuas yang berpotensi sebagai agen antiinflamasi

yaitu galangin, berdasarkan uji in vivo dengan menggunakan tikus sebagai permodelan diketahui

bahwa aktivitasnya melalui penghambatan enzim COX-2 (Honmore et al., 2016). Lengkuas juga

mengandung zerumbon dalam minyak atsirinya (Taylor et al., 2011), zerumbon tersebar hampir

dalam seluruh familia Zingiberaceae. Zerumbon merupakan metabolit sekunder golongan

seskuiterpen monosiklik yang memiliki mekanisme kerja mirip dengan piroksikam, sehingga

potensial dalam menghambat inflamasi (Somchit et al., 2012). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etanol rimpang lengkuas dengan menetapkan

persentase daya antiinflamasi dari tikus jantan wistar yang diinduksi dengan karagenin.

2. METODE

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

Alat gelas (Pyrex), rotary evaporator (Stuart), plat silika GF254, vortex, timbangan analitik,

oven (Memmert), almari pengering, moisturizer balance, mikropipet (Scorex), corong buchner

(Schott), lampu UV portable 254 nm, silika GF 254 nm (Merck), inkubator (Memmert), mikrotube,

spuit injeksi (terumo), jarum oral, pletismometer (kepekaan 0,05mL), stopwatch, neraca analitik,

timbangan hewan uji.

2.1.2 Bahan

Rimpang lengkuas (A. galanga) yang diperoleh dari desa Bawang Kabupaten Batang yang

dipanen pada bulan Agustus (kemarau) dengan masa usia panen 1 tahun, etanol 96% (teknis), n-

Heksan (pro analisis), Etil asetat (pro analisis), DMSO (pro analisis), zerumbon standar (Sigma),

Natrium diklofenak (Pharmaceutical grade), Natrium Klorida 0,9%, karagenin, CMC-Na, akuades.

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

3

2.2 Jalannya Penelitian

2.2.1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinis Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2.2.2 Determinasi tanaman

Determinasi tanaman bertujuan untuk mengetahui keaslian dari bahan yang akan diuji.

Tanaman yang digunakan untuk determinasi yaitu tanaman utuh. Pengamatan dilakukan pada

bagian akar, batang, daun dan bunga kemudian dicocokkan dengan kunci determinasi. Determinasi

tanaman lengkuas dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta

2.2.3 Penyiapan ekstrak

Rimpang lengkuas dibuat simplisia kering. Metode yang digunakan untuk membuat

ekstrak yaitu dengan maserasi menggunakan etanol 96% sebagai pelarut. Perbandingan antara

serbuk kering rimpang lengkuas dengan etanol yakni 10:75 (Depkes RI, 1986). Sebanyak 150 g

serbuk simplisia dimaserasi dengan etanol 96% selama 72 jam, lalu filtrat dipisahkan dengan

penyaringan menggunakan corong Buchner. Kemudian filtrat diuapkan dengan rotary evaporator

dengan suhu optimum 40-50°C (Lee et al., 2009). Proses ekstraksi diulang tiga kali dan ekstrak

etanol gabungan diuapkan sampai kering pada suhu 35°C di atas tangas air hingga diperoleh ekstrak

kental (Kirana et al., 2017). Kemudian dilakukan pengecekan kadar air pada ekstrak kental yang

diperoleh dengan menggunakan 3 gram ekstrak. Instrumen yang digunakan untuk pengecekan kadar

air yaitu moisturizer balance.

2.2.4 Skrinning Zerumbon dengan KLT

Dalam penelitian ini zerumbon digunakan sebagai standar yang diidentifikasi dengan

kromatografi lapis tipis. Zerumbon yang termasuk dalam metabolit sekunder golongan seskuiterpen

monosiklik, diketahui berpotensi sebagai agen antiinflamasi (Somchit et al., 2012). Deteksi

senyawa zerumbon yakni dengan metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan dengan 2mL

campuran antara heksan dan etil asetat sebagai fase gerak. Plat silika GF254 ditotolkan dengan

ekstrak etanol lengkuas, kemudian elusi dilakukan dalam chamber yang telah diisi dengan fase

gerak hingga batas yang ditandai. Hasil elusi kemudian dideteksi dengan UV 254 nm.

2.2.5 Pembuatan larutan stok

2.2.5.1 Pembuatan Larutan NaCl 0,9 %

Sebanyak 0,9 g NaCl dilarutkan dalam akuades hingga diperoleh volume akhir100 mL

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

4

2.2.5.2 Karagenin 1%

Sebanyak 0,05 gram karagenin, kemudian dilarutkan dalam larutan NaCl 0,9 % hingga

diperoleh volume akhir 5 mL. Karagenin berfungsi untuk menginduksi edema pada kaki tikus.

2.2.5.3 Pembuatan Larutan CMC-Na 0,5%

CMC-Na sebagai suspending agent digunakan untuk mensuspensikan Natrium diklofenak

dan ekstrak etanol rimpang lengkuas. Sebanyak 500 mg CMC-Na dicampur dalam mortir dengan 35

mL aquadest panas dan didiamkan selama 15 menit hingga terbetuk massa gel transparan, kemudian

diencerkan hingga diperoleh volume akhir 100 mL dengan akuades.

2.2.5.4 Dosis Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif efek antiinflamasi pada tikus, dosis

yang diberikan yaitu 10 mg/kg (Honmore et al., 2016). Sebanyak 20 mg natrium diklofenak

disuspensikan dengan CMC-Na 0,5% hingga diperoleh volume akhir 25 mL. Natrium diklofenak

berfungsi sebagai kontrol positif dalam pengujian aktivitas antiinflamasi.

2.2.5.5 Dosis Ektrak etanol rimpang Lengkuas

Dosis ekstrak lengkuas (A. galanga) yang diberikan pada hewan uji yaitu 200 dan 500

mg/KgBB secara oral (Lee et al., 2009). Ekstrak etanol lengkuas disuspensikan dalam CMC-Na

hingga diperoleh volume akhir 25 mL.

2.2.6 Penyiapan hewan uji

Semua tikus putih galur wistar yang akan digunakan untuk uji efek antiinflamasi

diaklimatisasi terlebih dahulu, ditempatkan di ruang hewan dalam kondisi normal 24 ± 1oC, siklus

gelap 12 jam dan kelembaban 55 ± 5% selama seminggu dan sebelum percobaan tikus dipuasakan

selama 18 jam dengan tetap memberi asupan air. Tikus yang akan digunakan dalam percobaan

merupakan tikus yang sehat, yang tidak mengalami perubahan berat badan >10% selama

aklimatisasi serta menunjukkan perilaku yang normal.

2.2.7 Uji pola inflamasi

Sebelum dilakukan uji efek antiinflmasi EERL pada tikus jantan galur wistar, perlu

dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui pola inflamasi. Uji pendahuluan dilakukan dengan

menggunakan 3 hewan uji dengan menggunakan metode dari Winter et al. (1962) yaitu dengan

menyuntikkan 0,1 mL karagenin 1% pada kaki tikus secara subplantar. Volume udem diamati dan

diukur tiap setengah jam kurang lebih selama 6 jam dengan pletismometer.

2.2.7 Uji Efek Antiinfamasi EERL

Uji efek anti inflamasi dilakukan dengan menginduksi edema pada kaki belakang tikus,

dengan menyuntikkan 0,1 mL karagenin 1% (b/v) dalam NaCl secara subkutan ke dalam kaki tikus

bagian bawah. Volume kaki dari tiap tikus diukur menggunakan pletismometer sebelum diberi

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

5

injeksi karagenin dan pada interval 1 jam hingga lima kali pengamatan. Setiap kelompok uji diberi

perlakuan dengan pemberian ekstrak lengkuas secara oral dengan dosis yang berbeda yaitu 200 dan

500 mg/KgBB satu jam sebelum diberi perlakuan dengan karagenin (Lee et al., 2009).

Tikus yang digunakan dalam penelitian yaitu jenis wistar dengan berat badan berkisar 150-

200gram. Tikus dikelompokkan secara acak dalam 4 kelompok perlakuan yaitu:

Kelompok 1: kontrol negatif (diberikan CMC-Na 0,5% saja, diinjeksikan

secara oral 30 menit setelah induksi karagenin)

Kelompok 2: kontrol positif (diberikan standar natrium diklofenak 10

mg/KgBB, diinjeksikan secara oral 30 menit setelah induksi

karagenin)

Kelompok 3: kelompok uji 1 (diberikan ekstrak rimpang lengkuas

dengan dosis 200 mg/KgBB 30 menit setelah diberi

perlakuan dengan karagenin)

Kelompok 4: kelompok uji 2 (diberikan ekstrak rimpang lengkuas

dengan dosis 500 mg/KgBB 30 menit setelah diberi

perlakuan dengan karagenin)

2.3 Analisis Data

Hasil yang diperoleh dari uji efek antiinflamasi yaitu data volume kaki tikus sebelum dan

setelah perlakuan dengan karagenin 1%. Data volume edema yang akan diolah yaitu selisih antara

volume kaki sebelum dan sesudah perlakuan dengan karagenin 1%, atau dapat dihitung dengan

rumus berikut:

Vu = Vt - Vo

Keterangan:

Vu : Volume edema pada kaki tikus tiap waktu

Vt : Volume edema kaki tikus setelah diberi perlakuan dengan karagenin 1% pada waktu

tertentu

Vo : Volume kaki tikus sebelum diberi perlakuan dengan karagenin 1%

Berdasarkan data volume udem lalu dihitung nilai AUC (Area Under Curve), yaitu luas

rata-rata daerah di bawah kurva yang menggambarkan hubungan antara volume udem rata-rata

dengan waktu pengambilan data. Nilai AUC dapat dihitung dengan rumus berikut:

AUCtn−1tn =

Vtn−1 + Vtn

2(tn − tn−1)

Keterangan :

Vtn-1 :rata- rata volume udem pada tn-1

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

6

Vtn : rata-rata volume udem pada tn

Untuk mengetahui nilai presentase daya antiinflamasi (penghambatan volume udem) yang

didasrkan dari persen penurunan udem dapat dihitung dengan rumus berikut:

%DAI = AUCk − AUCp

AUCkx100%

Keterangan :

AUCk : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kontrol negatif

AUCp : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kelompok

perlakuan pada tiap individu.

Analisis statistik hasil penelitian untuk tahap awal dilakukan dengan tes dengan kruskal

Wallis, untuk mengetahui perbedaan pada semua kelompok perlakuan. Kemudian, dilanjutkan

dengan uji Moses extreme reaction untuk mengetahui perbedaan antara 2 kelompok perlakuan.

Program komputer yang digunakan untuk mengolah data yaitu Microsoft Excel dan SPSS versi 23.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui identitas dan keaslian dari tanaman yang

akan diuji. Berdasarkan surat keterangan nomor 698/A.E-1/LAB.BIO/XII/2017 yang terdapat pada

Lampiran 1, hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang dikumpulkan merupakan

tanaman lengkuas (A. galanga).

3.2 Hasil Pembuatan EERL

Metode yang digunakan dalam pembuatan EERL yaitu dengan maserasi menggunakan

etanol 96% sebagai pelarut. Pelarut dipilih berdasarkan sifat dari metabolit sekunder yang diduga

memiliki aktivitas antiinflamasi salah satunya yaitu zerumbon yang merupakan golongan

seskuiterpen. Seskuiterpen memiliki kelarutan dalam penyari polar seperti etanol (Saifudin, 2014).

Sebanyak 217,39 gram berat kering simplisia diperoleh dari 2 kg berat basah dari rimpang lengkuas

setelah pengeringan dalam lemari pengering selama 3 hari. Ekstrak kental yang diperoleh

memenuhi kriteria jika rendemen tidak kurang dari 16%b/b, dan hasil pemeriksaan kadar air tidak

lebih dari 7,7% (BPOM RI, 2004). Berdasarkan tabel 2 rata-rata persentase rendemen ekstrak yang

diperoleh yaitu sebesar 19,09% dan rata-rata persentase kadar air yang diperoleh yaitu 3,84%,

sehingga dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh memenuhi kriteria.

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

7

Tabel 1. Hasil persentase rendemen dan kadar air EERL

EERL Bobot simplisia

(gram)

% rendemen % Kadar air

Sampel 1 150,07 19,11 7,49

Sampel 2 150,10 19,07 0,18

Rata-rata 19,09 3,84

3.2 Hasil Analisis Kualitatif Zerumbon dengan Kromatografi Lapis Tipis

Komponen utama minyak atsiri dari ekstrak rimpang lengkuas yaitu zerumbon dengan

kadar 44.9% (Taylor et al., 2011). Sebagian besar keluarga Zingiberaceae diketahui memiliki

kandungan zerumbon dalam minyak atsirinya. Zerumbon merupakan metabolit sekunder golongan

seskuiterpen monosiklik yang memiliki aktivitas dalam menghambat inflamasi dan nyeri (Somchit

et al., 2012). Identifikasi non spesifik senyawa terpenoid yaitu dengan mengamati bercak yang

terbentuk pada lempeng silica gel254 nm kromatografi lapis tipis yang disinari lampu UV 254,

terbentuk bercak warna ungu dengan fluoresensi hijau pada lempeng (Saifudin, 2014).

Perbandingan fase gerak yang terbaik diperlukan agar diperoleh jumlah bercak yang

banyak, sehingga optimasi fase gerak perlu dilakukan. Berdasarkan hasil optimasi diperoleh

perbandingan fase gerak antara heksan dan etil asetat yaitu 4:6. Hasil elusi dengan KLT (Gambar 1)

menunjukkan adanya 2 totolan yang tingginya hampir sejajar, rf yang diperoleh yaitu 0,81. Secara

kualitatif, adanya totolan yang sejajar pada plat antara standar dan ekstrak mengindikasikan adanya

senyawa zerumbon dalam EERL.

EERL (kanan),

zerumbon (kiri) Gambar 1. Perbandingan elusi EERL (kanan) dan standar zerumbon (kiri) menggunakan KLT dengan fase

gerak heksan dan etil asetat (4:6), jarak elusi 9 cm.

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

8

3.3 Hasil Uji Pola Inflamasi

Sebelum dilakukan pengujian utama perlu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji pola

inflamasi, yang bertujuan untuk mengetahui induksi karagenin secara subplantar dapat memberikan

efek udem pada kaki kiri tikus sehingga dapat diukur dan diketahui pola udem yang terbentuk.

Karagenin secara luas digunakan sebagai permodelan untuk menginduksi udem pada uji

eksperimental dengan hewan tanpa menyebabkan perlukaan atau kerusakan jaringan (Sini et al.,

2010). Injeksi karagenin memicu reaksi inflamasi yang khas dan dapat diukur dengan mudah.

Karagenin merupakan polisakarida yang akan melepaskan mediator inflamasi karena dikenali tubuh

sebagai substansi asing (Necas dan Bartosikova, 2013). Udem yang ditimbulkan dari induksi

karagenin terjadi secara akut (Singh et al., 2008). Udem yang dihasilkan dapat bertahan selama 6

jam dan berangsur-angsur turun dalam 24 jam setelah induksi karagenin (Baghdikian et al., 1997).

Karagenin terdiri atas 3 jenis yakni iota, kappa, dan lambda. Karagenin tipe lamda memiliki

karakteristik paling mudah larut dan dapat membentuk massa gel yang baik (Almutairi et al., 2013),

maka dari itu dipilih karagenin tipe lamda dalam penelitian ini.

Sebanyak 3 hewan uji digunakan untuk pengujian ini, dengan durasi pengamatan volume

udem selama 6,5 jam dan pengamatan tiap 30 menit. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa

udem dimulai berselang 1 jam dari penginduksian karagenin 1% dan volume udem maksimal terjadi

pada 2,5 jam setelah proses penginduksian. Diketahui bahwa onset dari Na diklofenak yaitu 30-45

menit (Brogden et al., 1980). Sehingga berdasarkan grafik pola inflamasi dan onset maka dapat

ditentukan waktu pemberian Na diklofenak sebagai kontrol positif yakni berselang 30 menit dari

pemberian karagenin. Pemberian jeda dimaksudkan agar terjadi penghambatan sebelum terjadi

udem maksimal, sehingga dapat diketahui potensi ekstrak dalam menghambat proses inflamasi.

Apabila perlakuan dilakukan sebelum penginduksian dengan karagenin dikhawatirkan efek dari

EERL maupun Na diklofenak telah habis sebelum durasi udem berakhir sehingga kemungkinan

efeknya sudah tidak optimal.

Gambar 2. Grafik volume udem kaki tikus yang diinduksi karagenin 1% dengan volum 0,1mL secara

subplantar (n=3)

0,12

0,25 0,28

0,47

0,620,72

0,62 0,620,55

0,50

0,370,32 0,28 0,25

-0,20

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5Rat

a-ra

ta V

olu

me

Ud

em

(mL)

Waktu (jam)

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

9

3.4 Hasil Uji Aktivitas Antiinflamasi EERL

Pengujian aktivitas antiinflamasi EERL menggunakan 12 hewan uji, dengan 4 kelompok

perlakuan. Kelompok terdiri atas kontrol positif yang diberikan Na diklofenak dengan dosis 10

mg/kgBB secara oral, kontrol negatif yang diberi perlakuan CMC Na 0,5% secara oral, kelompok

perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgBB dan kelompok perlakuan ekstrak dosis 500 mg/kgBB.

Kelompok perlakuan dengan Na diklofenak dan EERL diberikan setengah jam setelah induksi

karagenin 1%, dan dilakukan pengamatan dengan mengukur volume udem kaki tikus selama 7 jam

dengan waktu pengambilan data tiap 30 menit.

Berdasarkan grafik pada Gambar 3, kedua ekstrak menunjukkan volume udem rata-rata

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Na diklofenak dan lebih rendah jika dibandingkan

dengan kontrol negatif (CMC-Na) karena tidak memiliki aktivitas antiinflamasi. Sehingga dapat

diketahui bahwa EERL memiliki aktivitas menghambat inflamasi namun potensinya tidak sebaik

kontrol positif. Rata-rata volume udem tiap pada perlakuan dosis 200mg/kgBB lebih rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan dosis 500mg/kgBB. Hal tersebut mengndikasikan bahwa perlakuan

dosis 200mg/kgBB memiliki potensi penghambatan udem yang lebih baik daripada perlakuan dosis

500mg/kgBB.

Gambar 3. Grafik rata-rata volume udem terhadap waktu pada uji antiinflamasi EERL dosis 200 mg/KgBB dan

Dosis 500 mg/KgBB, kontrol positif Na diklofenak dan kontrol negatif CMC-Na 0,5% dengan volume pemberian

2,5mL/200gBB

Na diklofenak memiliki aktivitas dalam menghambat siklooksigenase, sehingga dipilih

sebagai kontrol positif karena ekstrak yang diuji memiliki aktivitas dalam menghambat COX. Salah

satu senyawa yang terkandung dalam rimpang lengkuas yaitu zerumbon memiliki aktivitas

antiinflamasi yang potensial. Zerumbon diketahui memiliki potensi dalam menghambat inflamasi

menyerupai piroksikam (Somchit et al., 2012). Isolat galangin dari ekstrak rimpang lengkuas juga

memiliki aktivitas pada COX-2 yang mirip dengan Na diklofenak (Honmore et al., 2016).

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8

Volu

me

Ud

em (

mL

)

Waktu (jam)

Kontrol Positif

Kontrol Negatif

Ekstrak Lengkuas

200 mg

Ekstrak Lengkuas

500 mg

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

10

Piroksikam dan Na diklofenak sama-sama memiliki aktivitas dalam menghambat siklooksigenase,

namun memiliki perbedaan pada indikasinya. Piroksikam diindikasikan untuk terapi osteoartritis

dan artritis reumatoid, sedangkan Na diklofenak digunakan untuk indikasi yang lebih luas seperti

dismenore primer, terapi artritis reumatoid akut dan kronis, osteoartritis dan nyeri akut (Aberg et

al., 2009).

Data yang diperoleh diolah berdasarkan analisis non parametrik, karena data diperoleh

hanya dari 3 sampel dengan SD yang besar. Dilakukan analisis data persentase DAI dengan Kruskal

Wallis untuk mengetahui perbedaan pada setiap kelompok perlakuan. Hasil uji beda untuk

perlakuan dengan Na diklofenak, EERL dosis 200mg/KgBB dan dosis 500mg/KgBB dengan uji

Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,027 yang berarti terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan.

Analisis statistik dilanjutkan dengan uji Moses extreme reaction untuk mengetahui perbedaan antara

2 kelompok perlakuan, diperoleh hasil p = 0,00 yang bermakna bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara 2 kelompok perlakuan yang diuji. Berdasarkan Tabel 3 terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan EERL dosis 200mg/kgBB

dan 500mg/kgBB.

Tabel 2. Nilai AUC, %DAI hasil uji aktivitas antiinflamasi EERL dan hasil uji statistik %DAI dengan moses

extreme reaction

Perlakuan Nilai AUC

(mL.jam) x̄ ±SEM

Persen Daya Antiinflamasi

x̄ ±SEM

Kontrol Negatif (CMC Na 0,5%) 2,52±0,3 -

Kontrol Positif (Na diklofenak

10mg/kgBB) 0,92±0,07 63,46±2,32 b, c

EERL dosis 200 mg/kgBB 1,73±0,03 31,22±1,7 a, c

EERL dosis 500 mg/kgBB 2,05±0,04 18,49±0,8 a, b Keterangan :

x̄ : Rata-rata AUC

SEM :Standard Error of Mean

Dari hasil pada tabel 3, diketahui bahwa Na diklofenak memiliki nilai AUC yang paling

kecil diantara kelompok uji dan persen daya antiinflamasinya menunjukkan nilai yang paling besar

diantara kelompok uji. Persen daya antiinflmasi dari kedua dosis ekstrak memiliki nilai yang lebih

rendah jika dibandingkan dengan Na diklofenak. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai AUC yang

semakin kecil maka persen daya antiinflamasinya semakin besar. Pengobatan antiinflamasi

dikatakan berhasil jika setidaknya terjadi penghambatan inflamasi sebesar 50% (Moore et al.,

1998). Berdasarkan data pada tabel 3 hasil untuk persentase DAI yang diperoleh yaitu untuk EERL

dosis 200mg/KgBB sebesar 31,22% dan untuk dosis 500mg/KgBB diperoleh 18,49%. Sehingga

aberbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol positif

bberbeda bermakna dengan EERL dosis 200 mg/KgBB

cberbeda bermakna dengan EERL dosis 500mg/KgBB

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

11

dapat dikatakan bahwa EERL memiliki aktivitas penghambatan udem, akan tetapi memiliki efek

antiinflamasi yang rendah karena nilai %DAI yang kurang dari 50%.

Rendahnya potensi EERL dalam menghambat inflamasi kemungkinan karena kandungan

zerumbon sebagai senyawa yang potensial sebagai agen antiinflamasi rendah. EERL dengan dosis

500mg/KgBB memiliki persentase penghambatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

dosis 200mg/KgBB. Kepekaan hewan uji terhadap dosis perlakuan dapat mempengaruhi efektivitas

penghambatan inflamasi. Sehingga perlu dilakukan optimasi dosis dengan rentang yang lebih

bervariasi untuk mengetahui aktivitas penghambatan inflamasi yang optimal dari EERL.

Kandungan metabolit sekunder yang bervariasi dapat memberikan efek yang berlainan yang dapat

mempengaruhi potensi penghambatan inflamasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut terkait isolasi senyawa dalam rimpang lengkuas yang potensial dalam menghambat inflamasi.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa

EERL mengandung zerumbon dan memiliki potensi menghambat inflamasi dengan persentase DAI

untuk dosis 200 dan 500 mg/kgBB masing-masing sebesar 31,22% dan 18,49%. Perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut terkait optimasi dosis untuk mengetahui aktivitas penghambatan inflamasi

yang optimal, serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait isolasi senyawa yang poten dalam

memberikan efek dalam menghambat inflamasi.

PERSANTUNAN

Terimakasih diucapkan kepada Ibu Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt selaku pembimbing

skripsi dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J. A., Lacy, C. F., Amstrong, L. L., Goldman, M. P. And Lance, L. L. 2009, Drug

Information Handbook, 17th Edition, Lexi-comp for the American Pharmacist Association

Almutairi, Fahad M., Gary G Adams, Mehmet S. Kök, Christopher J. Lawson, Roland Gahler,

Simon Wood, 2013, An Analytical Ultracentrifugation Based Study on the Conformation of

Lambda Carrageenan in Aqueous Solution, Carbohydrate Polymers, 97, 203–9.

Baghdikian B., Lanhers M.C., Fleurentin J., Olliver E., Maillard C., Balansard G., Mortier F., 1997,

An Analytical Study, Anti-inflammatory and Analgesic Effects of Harpagophytum procumbens

and Harpagophytum zeyheri, Planta Med, 63(2):171-6.

BPOM RI, 2004, Monografi Ekstrak Tanaman Obat Indonesia Volume 1, Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Brogden R.N., Heel R.C., Pakes G.E., Speight T.M. and Avery G.S., 1980, Diclofenac Sodium: A

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG (Alpinia galanga) PADA TIKUS PUTIH ...eprints.ums.ac.id/59393/23/Naskah Publikasi revisi 1.pdf · 2018-02-06 · pada tikus putih

12

Review of its Pharmacological Properties and Therapeutic Use in Rheumatic Diseases and

Pain of Varying Origin, Drugs, 20 (1), 24–48. TBruton L., Chabner B. and Knollman B., 2011,

Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutic, 12th ed., The McGraw-Hill

Companies, USA.

Depkes RI, 1977, Materia Medika Indonesia Volume 1, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan, Jakarta.

Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Honmore V.S., Kandhare A.D., Kadam P.P., Khedkar V.M., Sarkar D., Bodhankar S.L., Zanwar

A.A., Rojatkar S.R. dan Natu A.D., 2016, Isolates of Alpinia officinarum Hance as COX-2

inhibitors: Evidence from anti-inflammatory, antioxidant and molecular docking studies,

International Immunopharmacology, 33, 8–17.

Kirana C., Mcintosh, Graeme H, Record, Ian R dan Jones, Graham P., 2017, Antitumor Activity of

Extract of Zingiber aromaticum and Its Bioactive Sesquiterpenoid Zerumbone, Nutrition and

cancer, 45(2), 218–225.

Lakhan, S.E., Ford, C.T. dan Tepper, D., 2015, Zingiberaceae extracts for pain : a systematic

review and meta-analysis. Nutrition Journal, pp.1–10. Available at: www.biomedcentral.com.

Lee J., Kyoung A. K., Seonhui J., Sung Geum L., Hi Joon P., Nam Jae K. dan Sabina L., 2009,

Anti-inflammatory, anti-nociceptive, and anti-psychiatric effects by the rhizomes of A.

officinarum on complete Freund’s adjuvant-induced arthritis in rats. Journal of

Ethnopharmacology, pp.258–264.

Moore, R. A., Carroll, D., Wiffen, P. J. dan Mcquay, H. J., 1998, Quantitive systematic review of

topically applied, pp. 333–338.

Necas, J. dan Bartosikova, L., 2013,‘Carrageenan : a review, Veterinarni Medicina, pp. 187–205.

Saifudin A., 2014, Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik Pemurnian,

Deepublish, Yogyakarta.

Singh A., Malhotra S. dan Subban R., 2008, Anti-inflammatory and analgesic agents from Indian

medicinal plants, International Journal of Integrative Biology, 57–72.

Sini JM, Yaro AH, Ayanwuyi LO, Aiyelero OM, Mallum SM, Gamaniel KS, 2010, Antinociceptive

and antiinflammatory activities of the aqueous extract of the root bark of Combretumsericeum

in rodents. African Journal of Biotechnology, 8872–8876

Smyth, E.M. & FitzGerald, G. a., 2012, The Eicosanoids: Prostaglandins, Thromboxanes,

Leukotrienes, and Related Compounds.

Somchit M.N., Mak J.H., Bustamam, A.A., Zuraini A., Arifah A.K., Adam Y. dan Zakaria Z.A.,

2012, Zerumbone isolated from Zingiber zerumbet inhibits inflammation and pain in rats,

Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, pp.177–180.

Syarif A., Estuningtyas A., Setiawati A., Muchtar A., Arif A., Bahry B., Suyatna F. D., dan Dewoto

H. R., 2012, Farnakologi dan Terapi edisis 5, Badan Penerbit FKUI, Jakarta.

Taylor P., Arambewela L.S.R., Arawwawala M.,Owen N.L. dan Jarvis B., 2011, Volatile Oil of

Alpinia galanga Willd of Sri Lanka, Journal of Essentialoil Research, pp.8–10.

Winter, C.A., Risley, E.A., Nuss, G.W., 1962, Carrageenan induced edema in hind paw of the rats

as an assay for anti-inflammatory drugs, Proceedings of the Society for Experimental Biology

and Medicine 111, 544–547.

Wohlmuth, H., 2008. Phytochemistry and pharmacology of plants from the ginger family,

Zingiberaceae. Southern Cross University.