uesunscreen
DESCRIPTION
UESunscreenTRANSCRIPT
-
JURNAL FORMULASI KOSMETIK
I. Nama sediaan Kosmetika : Sunscreen Gel Alami
II. Tinjauan Pustaka :
Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar matahari yang mengenai kulit
sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya. (Depkes RI, 1979: 19). Cara untuk melindungi diri
\secara alami dari efek merugikan sinar matahari dengan menghindari senyawa kimia toksik dalam tabir surya, menggunakan senyawa alami. Dalam sediaan tabir surya,
disamping senyawa yang bersifat fotoprotektif, diperlukan juga senyawa antioksidan dan pelembab (ika dkk, Pemanfaatan limbah biji alpukat yang dikombinasikan
dengan ekstrak lidah buaya sebagai bahan aktif losio tabir surya)/lampiran 1.1
Mekanisme tabir surya sebagai penyerap adalah sebagai berikut:
Molekul bahan kimia tabir surya menyerap energi dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang lebih tinggi.
Sewaktu molekul yang tereksitasi kembali ke kedudukan yang lebih rendah akan melepaskan energi yang lebih rendah dari energi yang semula diserap untuk
menyebabkan eksitasi.
Maka sinar UV dari energi yang lebih tinggi, setelah diserap energinya oleh bahan kimia maka akan mempunyai energi yang lebih rendah
Sinar UV dengan energi yang lebih rendah akan kurang atau tidak menyebabkan efek sunburn pada kulit (FDA, 2003).
Sinar UV terdiri dari:
1. Sinar UV-A: disebut juga radiasi UV gelombang panjang, yang mempunyai panjang gelombang 320 400 nm dengan puncak pada 340 nm. Daerah UV ini
bertanggung jawab terhadap perubahan warna kulit secara langsung menjadi lebih gelap tanpa diawali oleh inflamasi, yang disebabkan karena fotooksidasi
bentuk leuco dari melanin yang ada di lapisan kulit yang lebih luar; tetapi sinar ini menyebabkan eritema.
-
2. Sinar UV-B: juga disebut sebagai radiasi sengatan matahari (sunburn) atau radiasi UV sedang, mempunyai daerah panjang gelombang 290 320 nm dengan
puncak efektif pada 297,6 nm. Ini adalah daerah UV eritemogenik yang bertanggung jawab terhadap reaksi sengatan seperti iritasi yang menyebabkan
pembentukan melanin sehingga kulit menjadi lebih gelap.
3. Sinar UV-C: juga disebut gelombang radiasi UV pendek atau radiasi germisidal, mempunyai panjang gelombang dari 200 290 nm. Meskipun merusak
jaringan, sinar ini sebagian besar disaring oleh ozon di atmosfer. Tetapi sinar ini dapat dipancarkan oleh sumber UV buatan. Meskipun tidak merangsang
pencoklatan kulit, tetapi dapat menyebabkan eritema.
Bahan penyerap UV pada kosmetik biasanya digunakan untuk menyerap sinar UV dengan panjang gelombang 290-400 nm untuk mencegah
kerusakan kulit termasuk eritema, tanning, dan penuaan dini. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk bahan penyerap UV pada kosmetik adalah:
(1) non toksik, dengan keamanan tinggi dan dan tidak menyebabkan kerusakan kulit,
(2) absorbansi UV yang tinggi pada rentang panjang gelombang yang lebar,
(3) tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV dan panas,
(4) kompatibilitas baik dengan material sediaan kosmetik (Mitsui, 1997).
Efektivitas sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan tabir surya dalam
melindungi kulit dari eritema (Stanfield, 2003). SPF ini terutama diperuntukkan bagi perlindungan terhadap UV B dan tidak secara khusus
diperuntukkan untuk melawan UV A . SPF yang sering tercantum dalam tabir surya menunjukkan kemampuan tabir surya melindungi kulit. Nilai
SPF dapat ditentukan secara invitro (menggunakan spektrofotometer) dan juga dapat secara invivo. (Draelos & Thaman, 2006). /lampiran 1.4
sifat yang diperlukan dalam tabir surya menurut Harrys Cosmeticology (1987) adalah:
-
1. Harus efektif dalam menyerap radiasi erythemogenic di kisaran 290-320 nm tanpa kerusakan yang akan mengurangi efisiensi atau menimbulkan senyawa
beracun atau iritasi.
2. harus memungkinkan transmisi penuh dalam kisaran 300-400 nm untuk mengizinkan efek tanning maksimum
3. harus non volatile dan tahan terhadap air dan keringat
4. harus dimiliki karakteristik kelarutan cocok untuk memungkinkan formulasi vehicle kosmetik yang cocok untuk mengakomodasi jumlah yang diperlukan tabir
surya (Lampiran 1.2)
Tujuan Pemakaian :
Untuk mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari radiasi matahari dan untuk membantu dalam penyamakan kulit dari efek menyakitkan. (Harrys
cosmeticology 7 th
,251 )/lampiran 1.3
III. Karakteristik Sediaan :
1. Mudah digunakan
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.
4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003)/lampiran 1.1
-
IV. Rancangan Modifikasi Formula
Nama formula standar :
Oil in water cream with a moderate oil content of mixed character
(Harrys Cosmeticology, p 254)/lampiran 4.1
Formula Pembanding :
Vaselin UV lightening
Modifikasi terhadap formula :
Lotion
Nama Bahan Fungsi Konsentrasi
Nama Bahan Fungsi Konsentrasi
Nama Bahan Fungsi Konsentrasi
Lazim Terpilih Lazim Terpilih Lazim Terpilih
(*)Sunscreen Sunscreen agent q.s - - (*)Ekstrak pati Bengkoang Sunscreen Agent 25%
Niacinamid (vitamin B3)
dryness of the skin, less frequently,
pruritus, erythema, burning
sensation, and irritation. (Md 36 p.1958)
Glyceril monosterarat Emollient; emulsifying agent;
solubilizing agent; stabilizing agent
(HPE 6th p.290)
16% Glyseril sterat Emollient; emulsifying agent;
solubilizing agent; stabilizing agent
(HPE 6th p.290)
Glyceril monosterarat
Emollient; emulsifying agent;
solubilizing agent; stabilizing
agent (HPE 6
th p.290)
12%
Cetyl alkohol emulsifying agent; stiffening agent
(HPE 6th P.156)
2-5% 1% Setyl alcohol emulsifying agent; stiffening agent
(HPE 6th P.156)
2-5% Cetyl alkohol emulsifying agent; stiffening
agent (HPE 6th P.156)
2-5% 1%
Mineral oil
Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6
th P.445)
1-32% 10% Mineral oil Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6
th P.445)
1-32% Mineral oil
Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6
th P.445)
1-32% 10%
Glyserin
Antimicrobial preservative;
cosolvent; emollient; humectant
(HPE 6th p.283)
-
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe Krim : Oil in Water (O/W)
Alasan/HLB :
Berdasarkan harrys cosmetology sunscreen
dengan standar formula cream larut dalam air
penggunaan pengemulsinya dan jumlah
minyaknya berbeda dibandingkan dengan
formulasi cream tipe water in oil
(Harrys Cosmeticology, p 254)/ lampiran 4.1
Bentuk Sediaan dasar : Lotion
Tipe : Oil in Water (O/W)
Alasan : Pembanding yang digunakan
merupakan sediaan yang ada dipasaran yang
memiliki beberapa bahan yang sama dengan
formula standar, sehingga dapat menentukan
bahan untuk modifikasi yang sesuai.
Bentuk sediaan dasar : Lotion
Alasan/HLB :
Sediaan losion merupakan emulsi dengan
kandungan lilin dan minyak yang lebih rendah
dibandingkan krim, sehingga menyebabkan
sediaan losion lebih encer dan kurang berminyak.
Sifat itulah yang menyebabkan sediaan losion
memberikan rasa nyaman dan enak pada kulit.
Sebagai emulsi, losion lebih mudah dibuat
dibandingkan dengan krim karena lebih encer,
waktu pemanasan dan pendinginannya lebih
singkat ( Rieger, 2000). /lampiran 1.4
-
Penjelasan Terhadap formula Modifikasi
Modifikasi bahan aktif Modifikasi bahan tambahan penyusun basis
Nama bahan aktif yang diganti : Sunscreen agent
Alasan :
Pengembangan kosmetik untuk tabir surya dewasa ini banyak digunakan bahan aktif kimia sintetik dan bahan
aktif dari bahan alam. Bahan aktif sintetik dilaporkan telah menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti
reaksi alergi maupun reaksi toksisitas ringan, bahkan sampai menimbulkan kanker kulit (Brezova et al.,2005).
Kosmetik tabir surya dari bahan alam akhir-akhir ini banyak dikembangkan karena diyakini aman dan tidak
banyak efek sampingnya. / lampiran 1.4
*Bahan tambahan : nipagin dan nipasol
Alasan : sebagai antimikrobial, anti kapang, anti jamur, dan memiliki PH 4-8
(HPE 6th P.441, 596)/ lampiran 4.8 & 4.9
*Konsentrasi terpilih : 0,02 dan 0,018 %
Alasan : masuk rentang dalam konsentrasi lazim penggunaan nipagin nipasol sebagai
pengawet. Tidak mutagenik, Tidak teratogenik, non carsenogenik. Selain itu Propylparaben
(0,02% b / v) bersama-sama dengan Methylparaben (0.18% b / v) telah digunakan dalam
berbagai formulasi farmasi parenteral.
(HPE 6th P.441, 596))/ lampiran 4.8 & 4.9
Nama bahan pengganti : Ekstrak Pati Bengkoang
Alasan :
tanaman yang sedang banyak dikembangkan sebagai tabir surya adalah bengkuang (Pachyrrizus erosus(L.)
Urban) yang di dalam umbinya terdapat pati (amilum). Amilum yang dibuat dengan ukuran partikel kecil dapat
berfungsi sebagai tabir surya fisik. Selain itu, sifat opaque amilum yang tidak dapat ditembus cahaya tetapi
dapat memantulkan sinar, sangat bermanfaat untuk mencegah penetrasi radiasi sinar ultraviolet pada kulit
(Nursal et al., 2006). Penambahan pati bengkuang dalam lotiondan krim dapat meningkatkan nilai SPF menjadi
lebih tinggi dibandingkan nilai SPF pada kontrol negatif./ lampiran 1.4
*Bahan tambahan : Alpha Tocopherol (Vitamin E)
Alasan :
Mencegah dan mengatasi kulit terbakar akibat sinar matahari dengan melindungi lapisan
epidermis pada kulit dari kerusakan awal yang diakibatkan sinar matahari. Vitamin E juga
meningkatkan efektivitas sunscreen ketika digunakan pada kulit (www.jawaban.com)/
lampiran 1.6
*Konsentrasi terpilih : 0,2%
Alasan : konsentrasi yang digunakan sebagai antioksidan dan masuk dalam rentang
konsentrasi optimum alpha tocopherol
(HPE 6th p 31)/ lampiran 4.10
Konsentrasi terpilih : 25%
Alasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati bengkuang, daya pelindung
suryanya semakin besar. Lotion yang mengandung pati bengkoang 25% memiliki nilai spf 2,38. Pati
bengkuang 25% memiliki mekanisme aksi sebagai pemblok fisik yang bekerja dengan cara memantulkan atau
menghamburkan sinar ultraviolet.
(Abdul Karim Zulkarnain, dkk. 2013)/lampiran 1.4
-
V. Matrik (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No Nama bahan
Sifat Kimia
(pustaka) Sifat fisika (pustaka) Kadar
fungsi Nilai
HLB Alasan dipakai dalam formula
PH stabilitas Pemerian kelarutan Lazim Terpilih
1
(*)Ekstrak pati Bengkoang
(Abdul Karim Zulkarnain,
dkk. 2013)/lampiran 1.4
Berdasarkan penelitian nilai
spfnya pada konsentrasi 15%
adalah sebesar 1,22; pati bengkuang
20% sebesar 1,52; dan pati
bengkuang 25% sebesar 2,38
25%
Sebagai sunscreen
agent -
memiliki sifat opaque amilum yang
tidak dapat ditembus cahaya tetapi
dapat memantulkan sinar, sangat
bermanfaat untuk mencegah penetrasi
radiasi sinar ultraviolet pada kulit
(Nursal et al., 2006). Penambahan
pati bengkuang dalam lotiondan krim
dapat meningkatkan nilai SPF
menjadi lebih tinggi dibandingkan
nilai SPF pada kontrol negatif.
2 Glyceril monosterarat (A)
(HPE 6th p.290) / lampiran 4.2
Kelarutan: larut dalam etanol
panas,ether, chloroform, hot
acetone, mineral oil, fixet oil,
praktis tidak larut dalam air
16% 12%
Emollient;
emulsifying agent;
solubilizing agent;
stabilizing agent
3,8
3 Cetyl alcohol (A)
(HPE 6th P.156) / lampiran
4.3
Kelarutan: mudah larut dalam
etanol, dan ether, tidak mudah larut
dalam air.
1% 15
emulsifying agent;
stiffening agent
4 Mineral oil (M)
(HPE 6th P.445)/ lampiran4.4
Stabilitas :
Terlindung dari
cahaya dan
disimpan ditempat
kering
Transparan, tidak berwarna, cairan
kental, tidak berasa dan tidak
berbau.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam
etanol, gliserin dan air. Larut dalam
aseton, benzen, kloroform,
bercampur dengan volatile 0,1 dan
1-32% 25% emolient 9-12
Sebagai bahan tambahan dalam
formulasi topikal, bersifat sebagai
emolient. Masuk dalam fase minyak
-
minyak campura
5 Glyserin (A)
(HPE 6th p.283)/ lampiran 4.5
Kelarutan : larut dalam air, etanol,
sukar larut dalam acetone, praktis
tidak larut dalam
chloroform,benzene
7% 7%
Antimicrobial
preservative;
cosolvent;
emollient;
humectant
6 Water
(HPE 6th P.766)/ lampiran 4.6 Titik didih : 100o
Cairan jernih,tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Ad 100
Sebagai pelarut
(Solvent) - Pelarut inert
7 Sesame oil (M)
(HPE 6th P. 614)/ lampiran
4.7
Stabilitas : ketika
dingin menjadi
keruh pada suhu 10o
dan massa seperti
mentega hampir 00
Jernih, tidak berwarna, kuning
kehijauan, cairan berminyak.
Kelarutan : larut dalam etanol,
bercampur dengan eter, klorofrom,
petrolium light
10% Pelarut (Solvent) 7
Dapat sebagai emolien dan
menyejukkan yang radang,
melembutkan kulit serta sebagai
pelicin, tidak menyebabkan iritasi dan
non toxic
8 (*)Metilparaben (A)
(HPE 6th P.441)/ lampiran 4.8
PH : 4-8
larut air pada ph 8
atau diantaranya
jarang terhidrolisis
Pemerian : hablur kecil, tidak
berwarna/sebuk halus putih, tidak
berbau khas lemah, punya sedikit
rasa terbakar.
Densitas : 1,352 g/cm3
Kelarutan : etanol (1:2) ; etanol
95% (1:3) ; eter (1:10)
0,015
0,3 0,02% Sebagai pongawet - Tidak mutagenik, Tidak teratogenik,
non carsenogenik
9 (*)Propyl paraben (A)
(HPE 6th P.596) / lampiran4.9
aktivitas
antimikroba antara
pH 4-8.
Propylparaben telah
digunakan dengan
Methylparaben
dalam persiapan
parenteral, dan
digunakan dalam
kombinasi dengan
paraben lain dalam
topikal dan oral
Pemerian : putih, kristal, tidak
berbau, dan tidak berasa
Kelarutan : Water 1 in 4350 at
158C
1 in 2500
1 in 225 at 808C
Propylene glycol 1 in 3.9
Acetone Freely soluble
Ethanol (95%) 1 in 1.1
0,01-0,6 0,18% Sebagai pengawet -
Propylparaben (0,02% b / v) bersama-
sama dengan Methylparaben
(0.18% b / v) telah digunakan dalam
berbagai
formulasi farmasi parenteral
-
formulasi.
10 (*)Alfa tocoperol (M)
(HPE 6th p 31). Lampiran
4.10
Tidak stabil
terhadap cahaya dan
udara terutama
dalam suasan alkali
Kelarutan : tidak larut dalam air,
sukar larut dalam l,arutan alkali,
larut dalam etanol dan minyak
nabati.
Tidak berbau berasa
1,4 gr unit
(1 mg vit
E 1,4 gr
unit d-
tokoferol)
0,2% antioksidan -
Mencegah dan mengatasi kulit
terbakar akibat sinar matahari dengan
melindungi lapisan epidermis pada
kulit dari kerusakan awal yang
diakibatkan sinar matahari. Vitamin E
juga meningkatkan efektivitas
sunscreen ketika digunakan pada kulit
11 TEA
Triethanolamine
dapat berubah
menjadi cokelat
pada paparan udara
dan cahaya.
85% trietanolamin
cenderung
stratifikasi di bawah
158C;
homegeneity dapat
dikembalikan
dengan pemanasan
dan pencampuran
sebelum digunakan.
Larut dalam aseton, Carbon
tetracloride,Metanol dan Air
Benzene 1 : 24
Ethyl ether 1 : 63
0,1% Emulsifyng agent -
12 Oleum Roseus
q.s
q.s Perfume - Memberikan aroma mawar untuk
sediaan
M = Fase minyak A= Fase air
-
V.I.1. Bentuk sediaan Dasar
i. Bentuk : Krim
ii. Definisi : Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai. (FI IV, P 6)/ Lampiran 1.5
iii. Persyaratan Umum :
- Kandungan air 60%
- Untuk pemakaian luar
- Disimpan dalam wadah tertutup baik
- Dapat tercucikan oleh air (FI III, P 8)/ Lampiran 1.5
V.I.2. Bentuk sediaan kosmetik terpilih
a. Bentuk : Lotion O/W
b. Definisi :
Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus
dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok (Depkes RI, 1979: 19)/ lampiran 1.1
c. Persyaratan Umum :
1. Mudah digunakan
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tamSbahan lain.
4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003)/lampiran 1.1
-
VI. Susuna formula ( 1 Formula dan 1 Batch )
No Nama Bahan Sinonim Bahan
Pengganti
Konsentrasi 1 Resep
(30 g)
1 Batch
(90 g) Pelarut
Awal Modifikasi
1
(*)Ekstrak pati
Bengkoang
(Abdul Karim
Zulkarnain, dkk.
2013)/lampiran 1.4 (A)
Pachyrhizus erosus (L.) Urb. - - 25% 75
2 Glyceril monosterarat
(HPE 6th p.290)
glycerine monostearate; glycerin
monostearate; glycerol
monostearate; glycerol stearate; glyceryl
stearate
- 16% 12% 3,6 10,8
3 Cetyl alcohol
(HPE 6th P.155)
Cetanol, Alcohol cetylicus; Avol;
Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90;
Crodacol C95; ethal; ethol
- 1% 1% 0,3 0,9
4 Mineral oil
(HPE 6th P.445)
liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum
liquidum; Sirius; white
mineral oil. Liquid Paraffin
- 10% 10% 3 9
5 Glyserin
(HPE 6th p.283) glicerol; glycerine; glycerolum - 7% 7% 2,1 6,3
6 Sesame oil
(HPE 6th P. 614)
Benne oil; gingelly oil; gingili oil; jinjili
oil, olive oil - 10% 10% 3 9
7 (*)Metilparaben
(HPE 6th P.441)
Methyl Parahydroxybenzoate, Methyl
Parasept; Nipagin - q.s 0,18% 0,054 0,162
8 (*)Propyl paraben
(HPE 6th P.596)
Nipasol M; propagin, Propyl
Parahydroxybenzoate - q.s 0,02% 0,006 0,018
9 (*)Alfa tocoperol
(HPE 6th p 31)
Alpha tocopherol, Vitamin E, Eastman
Vitamin E TPGS; synthetic alpha
tocopherol
- - 0,2% 0,06 0,18
10 Oleum Roseus - q.s q.s q.s q.s
11 TEA
(HPE 6th p 754)
triethylolamine; trihydroxytriethylamine;
tris (hydroxyethyl)amine; trolaminum - - 0,1% 0,03 0,09
12 Water
(HPE 6th P.766)
Purified water, Aqua; aqua purificata;
hydrogen oxide. - Add 100
Total 37,15
-
Perhitungan bobot sediaan :
(Yanhendri, dkk. 2012)/Lampiran 5.2
- Luas Permukaan Seluruh Tubuh(%) = 100%
- Pengaplikasian pada seluruh = 30 - 40 g (untuk 1x aplikasi)
- Perkiraan lama penggunaan losion = 1 hari sekali untuk sekali pemakaian.
Maka, 1 Resep = 30 gr
1 Batch = 30 gr x 3 = 90 gr
Perhitungan konversi SPF dan ekstrak bengkoang :
- Konsentrasi 25% dari ekstrak bengkoang memberikan nilai SPF 2,38 (Zulkarnaen). /Lampiran 1.4
- Menurut Nguyen and Rigel (2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2 untuk produk akhir.
- Maka nilai spf dari ekstrak telah sesuia karena telah lebih dari 2
Untuk ekstrak kental digunakan konsentrasi 25%, yaitu :
u/ 1R/ u/ 1 batch
Segar 2500g 7500 g
Cair 250 g 750 g
Kental 25 g 75 g
Kering 2,5 g 7,5 g
Perhitungan sisa air :
1 Resep : 30 25 -3,6 0,3 3- 2,1 3 0,054 0,006 0,06 0,03
1 Batch : 90 75 10,8 0,9 9 6,3 9 0,162 0,018 0,18 -0,09 = - 11,45 (kurang air dianggap dalam ekstrak bengkoang)