ucapan terima kasih deteksi protozoa saluran …repository.unair.ac.id/55940/1/kh 107-16 afi d...

92
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA A. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur, Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “ DETEKSI PROTOZOA SALURAN PENCERNAAN PADA KUCING PELIHARAAN DI KOTAMADYA SURABAYA”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya Prof._Hj. Romziah Sidik, drh., Ph.D atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Dr. Endang Suprihati, drh., MS selaku Pembimbing Utama dan Sunaryo Hadi Wardito, drh., MP selaku Pembimbing Serta yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan membantu selama penelitian hingga tulisan skripsi ini diselesaikan. Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti, drh., MP., Nusdianto Triakoso, drh., MP. dan Lianny Nangoi, drh., MS selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan koreksi selama proses penulisan skripsi. Sri Chusniati, drh., M.Si selaku dosen wali yang senantiasa memberi dukungan dan nasihat dari awal proses perkuliahan hingga akhir semester. SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upload: dinhdung

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur, Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “DETEKSI

PROTOZOA SALURAN PENCERNAAN PADA KUCING PELIHARAAN

DI KOTAMADYA SURABAYA”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya

Prof._Hj. Romziah Sidik, drh., Ph.D atas kesempatan yang diberikan untuk

mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Surabaya.

Dr. Endang Suprihati, drh., MS selaku Pembimbing Utama dan Sunaryo

Hadi Wardito, drh., MP selaku Pembimbing Serta yang senantiasa membimbing,

mengarahkan dan membantu selama penelitian hingga tulisan skripsi ini

diselesaikan.

Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti, drh., MP., Nusdianto Triakoso, drh., MP. dan

Lianny Nangoi, drh., MS selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak

masukan dan koreksi selama proses penulisan skripsi.

Sri Chusniati, drh., M.Si selaku dosen wali yang senantiasa memberi

dukungan dan nasihat dari awal proses perkuliahan hingga akhir semester.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Surabaya atas wawasan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Kedua orang tua penulis yang tercinta, ayah H. Nuryadi dan ibu Mas „Ulah

yang telah memberikan segala dukungan moril dan materiil serta nasehat,

bimbingan, motivasi, semangat serta doa yang tak pernah putus dalam

penyusunan skripsi ini, begitu juga dengan adik saya Bahruddin Rohimiy dan

Primadani Wibisono selaku calon suami sekaligus sahabat terdekat saya yang

selalu memberi semangat, dukungan dan doa yang tak pernah berhenti selama

proses penyusunan skripsi. Kalian luar biasa.

Sahabat-sahabat tercinta Dyah Eka, Megan Reinata, Reno Boma, Yonatan

Dimas, Reinata Saras, Ellen Wahyu, Ridho, Ardi dan teman-teman kelas A

angkatan 2011 serta seluruh rekan yang selalu memberikan semangat, keceriaan

dan cintanya serta teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Mas Yoga selaku laboran Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Airlangga atas bantuan teknik dalam proses penelitian ini yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian untuk skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan mendukung proses pengumpulan sampel feses kucing

yang digunakan pada penelitian untuk skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna dan berharap

adanya lanjutan yang mampu menemukan ketidaksempurnaan itu dan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 3: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

memperbaiki dalam tulisan yang lain. Penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga hasil yang dilahirkan dalam

skripsi ini bermanfaat sebaik-baiknya.

Surabaya, 2015

Penulis

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 4: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii

HALAMAN IDENTITAS ............................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ...................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1. 2. Rumusan Masalah ................................................................. 4

1. 3. Landasan Teori ...................................................................... 4

1. 4. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

1. 5. Manfaat Penelitian ................................................................ 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Klasifikasi Kucing ................................................................ 7

2. 2. Saluran Pencernaan Kucing .................................................. 8

2. 3. Diare ...................................................................................... 9

2. 4. Parasit pada Saluran Pencernaan Kucing .............................. 10

2. 5. Protozoa pada Saluran Pencernaan Kucing .......................... 11

2.5.1. Genus Eimeria .......................................................... 11

a. Morfologi .......................................................... 11

b. Siklus Hidup ...................................................... 12

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 14

2.5.2. Genus Isospora ......................................................... 14

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 5: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

a. Morfologi .......................................................... 14

b. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 15

2.5.3. Genus Entamoeba ..................................................... 16

a. Morfologi .......................................................... 16

b. Siklus Hidup ...................................................... 17

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 18

2.5.4. Genus Toxoplasma .................................................... 18

a. Morfologi .......................................................... 18

b. Siklus Hidup ...................................................... 20

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 21

2.5.5. Genus Balantidium .................................................... 22

a. Morfologi .......................................................... 22

b. Siklus Hidup ...................................................... 23

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 23

2.5.6. Genus Giardia ........................................................... 24

a. Morfologi .......................................................... 24

b. Siklus Hidup ...................................................... 25

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 26

2.5.7. Genus Trichomonas .................................................. 26

a. Morfologi .......................................................... 26

b. Siklus Hidup ...................................................... 27

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 27

2.5.8. Genus Cryptosporidium ............................................ 27

a. Morfologi .......................................................... 27

b. Siklus Hidup ...................................................... 28

c. Patogenesis dan Gejala Klinis ........................... 29

2.6. Diagnosa Penyakit ................................................................ 29

2.7. Pencegahan Penyakit Protozoa pada Kucing ........................ 29

2.8. Pengobatan penyakit protozoa ............................................. 30

BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 32

3.2. Bahan dan Alat Penelitian ................................................... 32

3.3. Metode Penelitian ................................................................ 32

3.4. Pengambilan Sampel ........................................................... 33

3.5. Pengumpulan Data ............................................................... 34

3.6. Analisis Data ........................................................................ 34

3.7. Alur Penelitian ..................................................................... 35

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 6: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan di Kotamadya Surabaya ...................................... 36

4.2. Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada

Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya ......................... 36

4.3. Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran

Pencernaan pada Kucing Peliharaan di Kotamadya

Surabaya ................................................................................ 40

4.4. Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap

Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing di

Kotamadya Surabaya ............................................................ 41

4.5. Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Baik yang Mengalami Diare atau

Tidak Diare di Kotamadya Surabaya .................................... 43

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan di Kotamadya Surabaya ...................................... 46

5.2. Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada

Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya ......................... 47

5.3. Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran

Pencernaan pada Kucing Peliharaan di Kotamadya

Surabaya ................................................................................ 51

5.4. Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap

Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing di

Kotamadya Surabaya ............................................................ 53

5.5. Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Baik yang Mengalami Diare atau

Tidak Diare di Kotamadya Surabaya .................................... 58

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ........................................................................... 61

6.2. Saran ..................................................................................... 62

RINGKASAN .............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66

LAMPIRAN .................................................................................................. 70

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 7: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Saluran Pencernaan Kucing .............................................................. 9

2. 2 Morfologi Ookista Eimeria sp. yang Telah Bersporulasi ................. 12

2. 3 Siklus Hidup Eimeria sp. .................................................................. 12

2. 4 Morfologi Ookista Isospora sp. ........................................................ 15

2. 5 Morfologi Stadium Entamoeba histolytica Perbesaran 1700x ......... 17

2. 6 Gambar Mikroskopik Toxoplasma gondii ........................................ 20

2. 7 Morfologi Stadium Tropozoit dan Kista Balantidium coli ............... 23

2. 8 Morfologi Giardia sp. ....................................................................... 25

2. 9 Bentuk Tropozoit Trichomonas ........................................................ 26

2. 10 Gambar Mikroskopik Cryptosporidium sp. ...................................... 27

2. 11 Siklus Hidup Cryptosporidium ......................................................... 28

3. 1 Alur Penelitian Deteksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan di Surabaya ...................................................................... 35

4. 1 Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada Kucing .. 39

4. 2 Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada Kucing .. 40

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 8: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4. 1 Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan

di Kotamadya Surabaya .................................................................... 36

4. 2 Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan di Wilayah-wilayah Kotamadya Surabaya ......... 38

4. 3 Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya ..................................... 38

4. 4 Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan

pada Kucing Peliharaan di Komatadya Surabaya ............................. 41

4. 5 Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Berdasarkan Perbedaan Umur ............................ 41

4. 6 Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Berdasarkan Perbedaan Sistem Pemeliharaan .... 43

4. 7 Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap Prevalensi

Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan

di Kotamadya Surabaya .................................................................... 43

4. 8 Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Berdasarkan Kondisi Feses .................................................. 44

4. 9 Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Baik yang Mengalami Diare atau Tidak Diare

di Kotamadya Surabaya ................................................................... 45

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 9: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemeriksaan Protozoa ....................................................................... 70

a. Natif ...................................................................................... 70

b. Apung .................................................................................... 70

c. Sedimentasi ........................................................................... 70

2. Pewarnaan Asam Kinyoun ................................................................ 72

3. Data dan Hasil Pemeriksaan Protozoa Saluran Pencernaan pada

Sampel Feses Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya ............... 73

4. Foto Penelitian .................................................................................. 78

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 10: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

cm = sentimeter

µm = mikrometer

mg = miligram

rpm = rotasi per menit

K2Cr2O7 = Kalium Bikromat

NaCl = Natrium Clorida

oC = derajat celcius

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 11: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Kucing merupakan salah satu hewan yang mempunyai daya eksotik

tertentu sehingga banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan oleh masyarakat

(Arimbi, 2010). Sistem pemeliharaan kucing yang diterapkan masyarakat

berbeda-beda, menurut Hildreth et al. (2010) ada tiga macam sistem

pemeliharaan: (1) kucing yang sangat diperhatikan oleh pemiliknya, memiliki

kandang dan lingkungan hidup yang bersih, selain itu kesehatan kucing sangat

diperhatikan dan diberikan vaksinasi secara rutin. Biasanya kucing ini, bersifat

jinak dan tidak pernah keluar dari rumah pemiliknya (2) kucing yang tidak

dikandangkan dan dibiarkan bebas, namun masih di dalam lingkungan rumah

pemilik dan tetangga dengan pengawasan pemiliknya. Kebutuhan makanannya

juga diperhatikan pemiliknya (3) kucing yang dipelihara dengan cara diliarkan,

dimana pemilik kucing ini masih menyediakan makan dan minuman, namun

kesehatan kucing tidak diperhatikan. Kucing selalu keluar dari rumah pemiliknya

dan bebas berkeliaran dimana saja.

Pabundu (2007) melaporkan hasil pengamatan terhadap kejadian penyakit

menurut jenis hewan menunjukkan bahwa kucing menempati urutan kedua setelah

anjing yang mempunyai kasus penyakit gastrointestinal paling banyak di Rumah

Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga, yakni sebanyak 938 kasus atau

sekitar 33,34% periode tahun 2003 – 2006. Penyakit sistem gastrointestinal

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 12: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi dari

defekasi abnormal yang ditandai dengan abnormalitas frekuensi, konsistensi dan

volume feses yang diakibatkan peningkatan jumlah cairan dalam feses. Penyebab

diare umumnya karena infeksi virus, bakteri, maupun parasit saluran pencernaan

(protozoa, cacing dan lain-lain) (Lukiswanto dan Yuniarti, 2013; Pabundu, 2007).

Infeksi protozoa pada saluran pencernaan tidak selalu menampakkan

gejala klinis atau bersifat asimtomatis, hanya pada infestasi yang berat yang dapat

menyebabkan diare, nafsu makan dan daya tahan tubuh menurun, serta gangguan

pertumbuhan pada hewan usia muda. Beberapa jenis protozoa saluran pencernaan

yang dapat menyerang kucing adalah genus Entamoeba, Balantidium,

Toxoplasma, Isospora, Eimeria, Giardia, Trichomonas dan Cryptosporidium

(Soulsby, 1986; Levine, 1995).

Kejadian penyakit yang disebabkan protozoa saluran pencernaan sangat

perlu diperhatikan mengingat penyebaran penyakit yang luas, penularan yang

begitu cepat dan beberapa penyakit bersifat zoonosis. Penyakit parasit saluran

pencernaan di Indonesia tersebar luas dengan angka prevalensi 35% – 73% pada

kucing, anjing 75%, kambing 11% – 61%, hewan ternak seperti sapi dan kerbau

kurang dari 10% dan pada manusia 2% – 63% (Gandahusada, 1995; Samil, 1988).

Menurut studi penelitian Bendryman (2000) melaporkan angka prevalensi

infeksi protozoa pada kucing di Surabaya sebesar 2,5 % 40 sampel yang diteliti.

Infeksi protozoa saluran pencernaan terdiri dari Isospora felis, Isospora rivolta

dan Toxoplasma gondii. Pemeriksaan dilakukan terhadap 40 kucing liar yang

tersebar di Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Barat dan Surabaya

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 13: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Timur. Selain mengamati infeksi protozoa saluran pencernaan, penelitian ini juga

mengamati infeksi cacing pada saluran pencernaan, teknik pemeriksaannya adalah

dengan membedah dan mengamati seluruh organ saluran pencernaan kucing.

Faktor-faktor yang diamati adalah angka prevalensi infeksi protozoa dan cacing

saluran pencernaan, pengaruh perbedaan jenis kelamin serta pengaruh perbedaan

wilayah di Surabaya.

Sedangkan studi penilitian yang dilakukan Sucitrayani dkk. (2014)

menemukan infeksi protozoa saluran pencernaan kucing sebanyak 31,3 % dari 80

ekor kucing yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan terhadap 40 ekor kucing liar

dan 40 ekor kucing peliharaan yang terdapat di kota Denpasar, Bali. Pada kucing

yang dipelihara, dari 40 sampel yang diperiksa sebanyak 9 sampel (22,5%)

terinfeksi protozoa saluran pencernaan, Sedangkan kucing yang hidup liar,

didapatkan 16 sampel (40 %) terinfeksi protozoa saluran pencernaan. Beberapa

protozoa saluran pencernaan yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah

Giardia felis, Cryptosporadium felis, Sarcocystis spp, Hammondia hamondi,

Toxoplasma gondii dan Isospora spp.

Melihat besarnya angka prevalensi penyakit saluran pencernaan pada

kucing, maka penelitian tentang deteksi protozoa saluran pencernaan pada kucing

peliharaan di Kotamadya Surabaya sangat diperlukan. Kejadian penyakit yang

disebabkan protozoa saluran pencernaan kucing sangat beragam dan perlu untuk

diteliti agar dapat diketahui kasus protozoa saluran pencernaan manakah yang

tingkat kejadiannya paling besar, sehingga dapat mempermudah dokter hewan

atau praktisi klinik untuk memberikan penanganan lebih lanjut.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 14: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Seberapa besarkah prevalensi protozoa saluran pencernaan pada kucing

peliharaan di Kotamadya Surabaya ?

2. Protozoa apa sajakah yang ditemukan pada kucing peliharaan di Kotamadya

Surabaya ?

3. Apakah perbedaan umur kucing berpengaruh terhadap prevalensi infeksi

protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya ?

4. Apakah perbedaan sistem pemeliharaan berpengaruh terhadap prevalensi

infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya

Surabaya ?

5. Apakah ada perbedaan infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing baik

yang mengalami diare atau tidak diare di Kotamadya Surabaya?

1. 3. Landasan Teori

Diantara berbagai penyakit yang dapat menginfeksi bangsa kucing adalah

penyakit parasiter yang salah satunya dapat disebabkan oleh infeksi protozoa

saluran pencernaan. Kucing mempunyai kebiasaan defekasi di tanah, hal ini

memungkinkan kontaminasi ookista dari protozoa yang infektif yang terdapat

pada tanah tersebut. Kondisi yang demikian dapat menyebarkan penyakit baik

pada kucing dan hewan lain maupun pada manusia, mengingat beberapa penyakit

pada kucing dapat menular pada manusia atau bersifat zoonosis (Bendryman,

2000).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 15: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Beberapa protozoa saluran pencernaan yang dapat ditemukan pada kucing

berasap dari genus Isospora, Eimeria, Entamoeba, Balantidium, Toxoplasma,

Giardia, Trichomonas dan Cryptosporidium (Suwanti dkk., 1999).

Genus Isospora, Eimeria, Toxoplasma dan Cryptosporidium mempunyai

bentuk ookista yang dapat ditemukan dalam feses, karena pada siklus hidupnya

ookista yang dihasilkan protozoa tersebut akan keluar dari rongga usus yang

selanjutnya akan terbawa oleh feses (Soulsby, 1986).

Berbeda dengan keempat genus diatas, genus Entamoeba, Balantidium dan

Giardia dapat ditemukan dalam feses kucing berupa kista dan tropozoit, karena

pada siklus hidupnya hanya terjadi dua fase tersebut. Sedangkan genus

Trichomonas hanya dapat ditemukan dalam bentuk tropozoit, karena dalam siklus

hidup Trichomonas hanya mempunyai satu fase yaitu tropozoit (Soulsby, 1986;

Prasetyo, 2004).

Bentuk-bentuk protozoa yang keluar bersama feses kucing tersebut dapat

menjadi sumber penularan penyakit protozoa pada kucing lain, karena dapat

mencemari tanah, air dan pakan kucing. Sedangkan pada kucing muda penularan

dapat terjadi secara vertikal yakni melalui air susu induk yang sering disebut

dengan penularan transmammary (Soulsby, 1986; Levine, 1995).

1. 4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya prevalensi protozoa pada saluran pencernaan kucing

peliharaan di Kotamadya Surabaya.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 16: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

2. Mengetahui jenis protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada kucing

peliharaan di Kotamadya Surabaya.

3. Mengetahui pengaruh perbedaan umur kucing terhadap prevalensi infeksi

protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya.

4. Mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan terhadap prevalensi infeksi

protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya.

5. Mengetahui adanya infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing

peliharaan baik yang mengalami diare atau tidak diare di Kotamadya

Surabaya.

I. 5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi besar prevalensi dari jenis protozoa yang menginfeksi

saluran pencernaan kucing peliharaan Kotamadya Surabaya.

2. Memberikan informasi jenis-jenis protozoa saluran pencernaan yang

menginfeksi kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya.

3. Memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi besar prevalensi

infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya

Surabaya.

4. Memberikan informasi perbedaan infeksi protozoa saluran pencernaan pada

kucing baik yang mengalami diare atau tidak diare di Kotamadya Surabaya.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 17: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Klasifikasi Kucing

Kucing merupakan salah satu hewan liar yang sudah mengalami

domestikasi. Kucing pertama kali didomestikasi oleh nenek moyang orang Mesir

(Anonim, 2002). Kucing sudah tersebar di seluruh dunia. Kucing mengalami

perubahan bentuk tubuh pada saat domestikasi dan adaptasi sesuai lingkungan

baru mereka (Norsworty, 1993).

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Karnivora

Famili : Felidae

Genus : Catus

Kucing biasa dimanfaatkan untuk menangkap tikus. Kucing memiliki gigi

dan kuku yang kuat yang digunakan untuk menangkap mangsanya. Mengintip lalu

menyergap dengan cekatan adalah cara kucing untuk menangkap mangsanya,

sesudah berhasil menangkap mangsanya, kucing akan langsung memakan bagian-

bagian tertentu (Sitepoe, 1997).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 18: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

2. 2. Saluran Pencernaan Kucing

Sistem pencernaan kucing terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ

pencernaan yang diawali dari rongga mulut sampai anus. Rongga mulut pada

kebanyakan kucing domestik berukuran pendek dan lebar, begitu juga dengan

esofagusnya. Ukuran esofagus kucing relatif lebar dan dapat otomatis melakukan

dilatasi saat terjadi penyempitan pada rongga esofagus (Getty, 1975).

Lambung kucing memiliki ukuran yang relatif besar untuk menyimpan

makanan dalam jumlah yang sangat banyak. Bagian kanan lambung lebih besar

dan berbentuk membulat, sedangkan bagian kirinya lebih kecil dan berbentuk

silinder. Ketika lambung terisi penuh, maka lambung akan otomatis bergerak

secara piriform. Namun ketika lambung kosong atau mendekati kosong, bagian

kiri lambung akan berkontraksi dengan sangat kuat (Getty, 1975).

Usus halus kucing memiliki panjang rata-rata empat meter dan menempati

sebagian besar cavum abdomen. Usus halus kucing dibagi menjadi tiga bagian,

yakni duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum menempati urutan pertama

bagian usus halus dan memiliki ukuran paling pendek diantara yang lainnya.

Posisi duodenum terletak setelah pilorus. Berbeda dengan duodenum, jejunum

memiliki ukuran terpanjang diantara bagian usus halus. Sedangkan ileum adalah

bagian akhir dari usus halus yang berjalan sepanjang sekum dan merupakan awal

dari usus besar pada bagian akhir ileum. Lapisan otot pada dinding ileum relatif

tebal dan terdapat papil di sepanjang dinding ileum yang disebut dengan ileal

papilla. Namun perbedaan antara jejunum dan ileum tidak dapat terlihat secara

jelas (Getty, 1975).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 19: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Usus besar kucing memiliki panjang rata-rata 60 – 75 cm. Sekum

merupakan bagian dari usus besar yang memiliki panjang 12,5 – 15 cm. Gerakan

fleksor sekum dipertahankan oleh peritonium yang menempel juga pada ileum.

Kolon juga termasuk dalam bagian usus besar. Kolon dibagi menjadi tiga bagian,

yakni bagian ascending (naik), transverse (melintang), dan descending (turun).

Bagian ascending memiliki ukuran yang sangat pendek, ujung kolon bagian

ascending yang membelok ke kiri dan melintasi bidang median perut kucing

disebut kolon bagian transverse. Sedangkan kolon bagian descending letaknya

condong ke arah bidang median perut kucing yang kemudian dilanjutkan dengan

rektum (Getty, 1975).

Gambar 2.1 Saluran pencernaan kucing (sumber: Allen et al., 2011)

2. 3. Diare

Diare adalah manifestasi dari defekasi abnormal yang ditandai dengan

abnormalitas frekuensi, konsistensi dan volume feses yang diakibatkan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 20: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

peningkatan jumlah cairan feses. Diare merupakan manifestasi klinis yang paling

sering ditemukan dan muncul secara konsisten pada anjing atau kucing yang

menderita penyakit atau gangguan intestinal (Lukiswanto dan Yuniarti, 2013).

Berbagai penyebab dapat mengganggu proses fisiologis normal intestinal

sehingga dapat meningkatkan sekresi atau menurunkan absorbsi cairan dan ion

oleh intestinal. Oleh karena itu, diare dapat dan sering menjadi satu-satunya tanda

klinis yang dapat dikenali pada hewan yang mengalami gangguan atau menderita

penyakit pada saluran pencernaan (Lukiswanto dan Yuniarti, 2013).

2. 4. Parasit pada Saluran Pencernaan Kucing

Istilah parasit berasal dari bahasa Yunani yang artinya “makan di meja

orang lain”. Namun, setelah mengalami beberapa kali penyempurnaan maka oleh

beberapa penulis disepakati bahwa arti parasit adalah organisme yang hidup pada

atau di dalam organisme lain yang lebih besar untuk mendapatkan makanan.

Organisme yang lebih besar selanjutnya disebut induk semang atau inang atau

hospes (Noble and Noble, 1989).

Parasit berasal dari hewan bebas yang mengalami evolusi. Pada

perjalanan evolusinya, mereka dapat menyesuaikan diri sebagai parasit.

Penyesuaian tersebut termasuk adaptasi terhadap habitatnya, di mana habitat

parasit merupakan lingkungan yang sangat khusus dan terbatas. Habitat parasit

banyak ragamnya tergantung pada jenis parasit, antara lain di permukaan tubuh, di

dalam kulit, di dalam saluran pencernaan, di dalam saluran pernafasan, di dalam

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 21: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

berbagai jaringan tubuh, di dalam darah dan bahkan di dalam sel (Noble and

Noble, 1989).

Endoparasit adalah parasit yang hidup pada tubuh induk semangnya.

Protozoa adalah parasit yang tergolong endoparasit karena predileksinya berada di

dalam tubuh induk semang (Noble and Noble, 1989).

Seperti hewan lainnya, kucing pun bisa terinfeksi berbagai jenis parasit.

Begitu juga endoparasit yang menyerang saluran pencernaan (Nealma dkk.,

2013).

2. 5. Protozoa pada Saluran Pencernaan Kucing

Protozoa tersusun dari organel-organel yang merupakan deferensiasi dari

satu sel. Protozoa termasuk eukariotik, dimana inti sel mempunyai membran atau

selaput yang memisahkan dari sitoplasmanya (Levine, 1995).

Berbagai genus protozoa dapat tersebar dan menginfeksi seluruh tubuh

kucing. Namun, hanya beberapa jenis protozoa dapat menyerang saluran

pencernaan kucing, yakni dari genus Eimeria, Isospora, Entamoeba, Toxoplasma,

Giardia, Trichomonas dan Cryptosporidium (Suwanti dkk., 1999).

2.5.1. Genus Eimeria

a. Morfologi

Pada stadium ookista, Eimeria mempunyai empat sporokista, dan tiap-tiap

sporokista mengandung dua sporozoit. Umumnya stadium ookista berbentuk

bulat, subsperikal, ovoid, atau elipsoid dengan ukuran yang beragam sesuai

dengan spesiesnya. Dinding kista terdiri dari dua lapis yang berbatas jelas.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 22: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Beberapa spesies mempunyai mikrofil yang tertutup oleh microphile cup (Levine,

1995).

Gambar 2.2 Morfologi ookista Eimeria sp. yang telah bersporulasi

(sumber: Levine, 1995)

b. Siklus Hidup

Gambar 2.3 Siklus hidup Eimeria sp. (sumber: Soulsby, 1986)

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 23: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Siklus hidup dimulai dari tertelannya ookista infektif yakni ookista yang

berspora oleh induk semang. Selanjutnya di dalam usus induk semang, dinding

ookista pecah oleh tekanan dinding usus dan enzim tripsin yang dibebaskan ke

dalam usus, hal ini menyebabkan terbebasnya sporokista. Selanjutnya sporokista

yang pecah karena proses pencernaan akan membebaskan sporozoit. Sporozoit

yang bebas akan bergerak dan menembus sel epitel usus halus. Parasit akan

mengadakan reproduksi secara seksual dan aseksual di dalam sel epitel usus

(Levine, 1995).

Sporozoit yang berada dalam sel epitel usus halus akan membulat dan

menjadi meront atau skizon generasi pertama. Oleh suatu proses reproduksi

aseksual atau yang disebut dengan skizonogi setiap meront akan membentuk 900

merozoit yang panjangnya masing-masing dua sampai tiga mikrometer.

Selanjutnya meront generasi pertama akan membentuk 200 – 350 merozoit yang

panjangnya kira-kira 16 µm dengan cara multiple fission atau pembelahan banyak

(Levine, 1995).

Banyak merozoit generasi kedua masuk ke dalam sel hospes baru dan

memulai fase seksual atau yang disebut dengan gametogoni. Beberapa dari

merozoit tersebut akan berubah menjadi makrogamet (gamet betina) dan sisanya

akan berubah menjadi mikrogamet (gamet jantan). Selanjutnya mikrogamet akan

membuahi makrogamet dan terbentuklah zigot yang akan menjadi ookista.

Ookista kemudia keluar dari sel hospesnya dan menuju rongga usus dan keluar

bersama feses induk semang (Levine, 1995).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 24: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Hewan muda lebih peka dibandingkan hewan tua. Periode prepaten

masing-masing spesies berbeda tergantung proses perkembangan protoza di dalam

sel induk semang. Rata-rata perkembangan Eimeria sp. selama tiga minggu

tergantung spesies. Gejala klinik yang terlihat adalah anoreksia, tubuh hewan

terinfeksi menjadi lemah, dan sedikit mengalami peningkatan suhu tubuh yang

diikuti dengan diare yang bercampur darah atau bahkan kematian. Induk semang

tampak anemia karena terjadi pendarahan usus. Kematian induk semang dapat

terjadi pada hari ke tujuh setelah gejala klinik timbul. Namun waktu yang

dibutuhkan untuk kembali normal sangat lama (Levine, 1995; Noble and Noble,

1989).

2.5.2. Genus Isospora

a. Morfologi

Pada stadium ookista, Isospora mempunyai dua sporokista, dan masing-

masing sporokista berisi empat sporozoit. Umumnya stadium ookista berbentuk

bulat, subsperikal, ovoid, atau elipsoid dengan ukuran yang beragam sesuai

dengan spesiesnya. Dinding ookista terdiri dari dua lapis yang berbatas jelas.

Spesies Isospora yang menginfeksi kucing tidak memiliki mikrofil (Levine,

1995).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 25: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Gambar 2.4 Morfologi ookista Isospora sp. (sumber: Soulsby, 1986)

b. Patogenesis dan Gejala Klinis

Koksidia adalah penyakit yang disebabkan mikroskopik parasit yang hidup

disaluran pencernaan dari anjing dan kucing. Penyakit ini seringkali ditemukan,

tetapi sangat jarang menyebabkan gejala pada hewan dewasa. Pada anak anjing

dan kucing, gejala yang sering adalah diare atau bahkan bisa menyebabkan

kematian. Penyebab penyakit ini adalah protozoa dari Genus Isospora (Levine,

1995; Subronto, 2006).

Diare merupakan gejala klinis paling umum terjadi karena infeksi Isospora

sp. dengan frekuensi diare bervariasi. Pada beberapa kasus diare bisa diikuti

dengan adanya lendir dan bercak darah. Jika tidak segera dilakukan pengobatan

terhadap diare maka hewan akan mengalami dehidrasi, anemia, kurus, lemah dan

akhirnya berujung pada kematian. Namun, infeksi protozoa saluran pencernaan

biasanya bersifat asimptomatis dan dapat menularkan penyakit pada hewan lain

serta menyebarkan ookista infektif ke dalam lingkungan melalui kontaminasi

feses (Levine, 1995; Noble and Noble, 1989; Soulsby, 1986).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 26: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

2.5.3. Genus Entamoeba

Entamoeba histolytica adalah spesies yang paling patogen dari genus

Entamoeba dan sebagai penyebab dari disentri amuba pada manusia, primata,

anjing, kucing, dan tikus. Entamoeba histolytica merupakan spesies patogen

karena dapat menyebabkan kelemahan dan disentri yang fatal (Leventhal and

Cheadle, 1996; Chessbrough, 1998).

a. Morfologi

Tropozoit Entamoeba histolytica berukuran 10 – 60 µm, berinti bulat

dengan diameter empat sampai tujuh mikrometer. Membran intinya berupa garis

dan mempunyai kromatin, sehingga inti terlihat seperti cincin. Sitoplasma

Entamoeba histolytica terbagi menjadi dua, yakni ektoplasma dan endoplasma

yang di dalamnya terdapat vakuola makanan yang berisi eritrosit, bakteri dan

reruntuhan sel. Isi pada vakuola makanan inilah yang membedakan spesies yang

patogen dan non patogen. Terdapat juga pseudopodia yakni alat gerak semu yang

bentuknya seperti jari tangan (Soulsby, 1986).

Stadium kista berbentuk bulat atau ovoid dengan ukuran diameter 5 – 20

µm. Kista dewasa mempunyai empat inti, dan badan kromatin yang panjang

seperti cambuk (Soulsby, 1986).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 27: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Gambar 2.5 Morfologi stadium Entamoeba histolytica perbesaran 1700x

(sumber: Levine, 1995)

A: stadium tropozoit; B: stadium kista

b. Siklus Hidup

Induk semang tertular parasit karena menelan bentuk kista dewasa. Kista

dalam lumen usus mengalami ekskistasi. Setiap inti mengadakan pembelahan

ganda. Selanjutnya bentuk ini disebut dengan metakista (Levine, 1995).

Metakista berkembang menjadi lebih besar, stadium ini disebut dengan

tropozoit. Tropozoit inilah yang tetap tinggal di lumen usus dan menembus ke

mukosa usus besar. Stadium tropozoit akan memperbayak diri dengan cara

pembelahan ganda atau binnary fission dan berkembang menjadi stadium prekista

yang berinti satu. Selanjutnya stadium prekista membuat dan membentuk kista.

Mulanya kista berinti satu, lalu mengadakan pembelahan ganda dari satu inti

menjadi dua, membelah lagi menjadi berinti empat sampai delapan. Selanjutnya

kista akan keluar bersama feses induk semang (Levine, 1995; Soulsby, 1986).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 28: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

c. Patogenesis dan Gejala Klinik

Amoebiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus

Entamoeba. Entamoeba histolytica marupakan spesies dari genus Entamoeba

yang bersifat pathogen. Parasit ini dapat menyerang manusia, kera, anjing, kucing,

tikus dan babi (Levine, 1995; Soulsby, 1986).

Penyakit ini menyebabkan diare dan merusak dinding sekum dan kolon.

Parasit masuk ke dalam mukosa kemudian berkembang biak dan membentuk

koloni, selanjutnya meluas ke sub mukosa sampai ke muskularis usus. Patogenitas

Entamoeba diperkuat akibat masuknya bakteri saat infeksi, yakni Escherihcia coli

dan Aerobacter aerogenes. Kedua bakteri memperparah rusaknya jaringan

predileksi parasit, yakni dengan membentuk ulkus dan peradangan (Soulsby,

1986).

2.5.4. Genus Toxoplasma

Spesies Toxoplasma gondii merupakan satu-satunya spesies dari genus

Toxoplasma sebagai parasit penyebab toksoplasmosis. Protozoa ini merupakan

parasit intraseluler obligat. Kucing dan bangsa feline merupakan induk semang

utama, sedangkan yang bertindak sebagai induk semang antara adalah manusia,

mamalia lainnya dan burung (Gandahusada dkk., 1998).

a. Morfologi

Stadium takizoit atau tropozoit Toxoplasma gondii berbentuk seperti

pisang atau bulan sabit. Salah satu ujungnya tumpul dan berukuran dua sampai

enam mikrometer. Secara ultrastruktur stadium takizoit mengandung berbagai

macam organel seperti ribosom, nukleus, komplek golgi, retikulum endoplasma,

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 29: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

dan mitokondria (Sasmita, 2006). Stadium ini memerlukan habitat untuk hidup

dan berkembang, serta melakukan reproduksi dalam jaringan. Bila sel terinfeksi

telah penuh dengan takizoit, maka sel akan pecah dan takizoit yang terbebas akan

menginfeksi sel lain di sekitarnya (Gandahusada dkk., 1998; Suwanti dkk., 1999).

Pada tubuh kucing, perkembangan takizoit terjadi pada lamina propria,

limfonodus mesenterika, jejunum, dan illeum. Sedangan pada hewan lain, bentuk

takizoit didapat setelah tertelannya ookista berspora (Soulsby, 1986; Dubey et al,

1998).

Stadium bradizoit merupakan stadium istirahat karena perkembangannya

yang sangat lambat dalam kista jaringan, umumnya ditemukan dalam keadaan

penyakit yang sudah kronis dan sudah terbentuk antibodi dalam tubuh induk

semang. Kista jaringan mempunyai ukuran 200 µm dan berisi sekitar 60.000

bradizoit. Kista jaringan mampu bertahan hidup sampai beberapa tahun dan

bahkan bisa bertahan beberapa hari pada induk semang yang mati (Soulsby, 1986;

Sasmita, 2006).

Stadium ookista merupakan bentuk yang hanya terdapat dalam tubuh

induk semang utama yang menderita toksoplasmosis (Soulsby, 1986). Pada epitel

usus kucing berlangsung daur hidup aseksual (skizogoni) dan daur seksual

(gametogoni) yang nantinya akan menghasilkan ookista yang dikeluarkan

bersama feses kucing (Gandahusada dkk., 1998). Ookista yang belum berspora

berbentuk bundar, namun setelah berspora bentuknya agak bundar oleh karena

desakan dua sporokista yang berada di dalamnya. Dua sporokista tersebut masing-

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 30: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

masing mengandung empat sporozoit. Ukuran ookista mencapai 11 – 14 x 9 – 11

µm (Levine, 1995).

Gambar 2.6 Gambar mikroskopik Toxoplasma gondii yang ditemukan pada feses

kucing (sumber: Soulsby, 1986).

A: Stadium kista yang belum bersporula; B: Stadium kista yang telah

bersporula

b. Siklus Hidup

Menurut Sasmita (2006) siklus hidup Toxoplasma gondii dibagi menjadi

dua siklus, yakni seksual dan aseksual. Siklus seksual lazim disebut dengan siklus

intraintestinal dan berlangsung dalam tubuh induk semang utama. Sedangkan

siklus ekstraintestinal terjadi di luar tubuh kucing maupun induk semang lainnya.

Gandahusada (1992) menambahkan bahwa hewan selain induk semang utama dan

hewan berdarah panas dapat bertindak sebagai induk semang antara dan siklus

aseksual hanya terjadi pada tubuh induk semang antara.

Siklus seksual terjadi hanya pada tubuh induk semang utama, yakni kucing

dan sebangsanya. Ookista berspora dan kista jaringan yang tertelan oleh kucing

akan masuk ke dalam usus. Aktifitas di dalam lambung dan usus kucing

menyebabkan dinding ookista dan kista jaringan hancur, membebaskan sporozoit

dari ookista dan bradizoit dari kista. Zoit yang terbebas akan menembus lamina

propria usus halus dan berubah bentuk menjadi tropozoit atau takizoit. Inti

tropozoit berkembang biak skizogoni dan menghasilkan skizon. Skizon yang

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 31: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

pecah akan membebaskan merozoit yang akan menginfeksi sel baru. Beberapa

dari merozoit tersebut akan memproduksi gamet, yakni mikrogamet (gamet

jantan) dan makrogamet (gamet betina). Mikrogamet akan membuahi

makrogamet dan menghasilkan zigot yang selanjutnya disebut dengan ookista.

Ookista akan terlepas dari lumen usus dan keluar bersama feses kucing (Soulsby,

1986; Dubey et al., 1998).

Pada siklus aseksual, sporozoit dan bradizoit yang telah terbebas akan

menembus dinding usus dan membelah secara endodiogeni dalam lamina propria

menjadi takizoit. Takizoit membelah diri dengan cepat yang selanjutnya akan

menginfeksi organ dan menembus sel. Akumulasi takizoit berbentuk kelompok

atau koloni yang disebut dengan rosset berisi delapan sampai 16 takizoit, setelah

mencapai jumlah tersebut rosset akan pecah bersamaan dengan pecahnya sel

induk semang yang terinfeksi (Soulsby, 1986; Suwanti, 1999; Sasmita, 2006).

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Toxoplasma gondii adalah penyebab utama terjadinya penyakit

toksoplasmosis. Toksoplasmosis pada umumnya tidak menunjukkan gejala klinis

(asimptomatik). Gejala akan tampak pada keadaan tertentu, seperti pada penyakit

yang sudah akut dan pada kucing dan sebangsanya sebagai induk semang utama.

Kehadiran kucing sebagai induk semang utama Toxoplasma gondii sangatlah

penting, berdasarkan adanya ookista Toxoplasma gondii pada feses yang

berjumlah sangat banyak semua itu dapat teratasi dengan antibodi dalam tubuh

kucing. Hal tersebut menunjukkan bahwa umumnya kucing dan sebangsanya

terinfeksi Toxoplasma gondii secara alami. Kerusakan pada jaringan tubuh akibat

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 32: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

serangan Toxoplasma gondii tergantung pada umur, virulensi, jumlah parasit dan

organ yang diserang (Gandahusada dkk., 1998; Soulsby, 1986).

Gejala klinis dapat berupa enteritis yang disertai ulser dan pada

kebanyakan kasus ditemukan adanya lesi atau perlukaan pada kelenjar limpa, otak

dan hati. Infeksi pada kucing muda bisa menyebabkan diare (Soulsby, 1986).

2.5.5. Genus Balantidium

a. Morfologi

Seluruh permukaan tubuh spesies dari genus Balantidium tertutup oleh

silia yang merupakan alat gerak. Organisme ini aktif bergerak dan berpindah cepat

pada area pandang mikroskop (Soulsby, 1986). Spesies dari genus ini yang

penting yaitu Balantidium coli. Balantidium coli memiliki bentuk tropozoit dan

kista dalam siklus hidupnya. Bentuk tropozoitnya oval dengan panjang 30 – 100

µm dan lebarnya antara 30 – 80 µm. Mempunyai cytostome (mulut sel) pada

bagian anterior dan cytopyge (alat pembuangan) pada bagian posterior. Bentuk

tropozoit Balantidium coli juga memiliki dua buah inti, makronukleus berbentuk

seperti ginjal dan mikronukleus berbentuk bulat, serta terdapat vakuola kontraktil

pada sitoplasma. Sedangkan bentuk kista Balantidium coli memiliki bentuk bulat

hingga elips dengan ukuran 45 – 65 µm. Memiliki dua lapis dinding yang di

antara keduanya terdapat cilia, namun dapat menghilang pada kista dewasa (Yulfi,

2006).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 33: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Gambar 2.7 Morfologi stadium tropozoit dan kista Balantidium coli (sumber: Levine, 1995).

A dan B: Stadium tropozoit; C dan D: Stadium kista.

b. Siklus Hidup

Infeksi Balantidium coli terjadi dengan memakan bentuk kista melalui

makanan atau minuman yang tercemar. Pada usus halus kista akan mengalami

eksistasi yakni proses keluarnya tropozoit dari kista. Bentuk tropozoit ini akan

bermultiplikasi dengan cara konjugasi di dalam lumen ileum dan sekum.

Selanjutnya di dalam kolon bentuk tropozoit akan mengalami enkistasi yakni

proses pembentukan kista dari fase tropozoit. Selanjutnya kista akan dikeluarkan

bersama tinja (Yulfi, 2006).

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Balantidiasis merupakan penyakit yang menyerang saluran pencernaan

yang disebabkan oleh spesies dari genus Balantidium (Mufasirin dkk., 2012).

Balantidiasis ditandai dengan gejala nyeri abdomen dan diare yang berdarah,

mirip dengan infeksi oleh Entamoeba histolytica. Pada infeksi berat dapat timbul

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 34: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

abses dan ulkus di mukosa dan submukosa usus besar. Infeksi kronis dapat timbul

tanpa terlihat gejala. Insiden balantidiasis cukup rendah, walaupun organisme ini

tersebar di seluruh dunia. Balantidium coli juga dapat menghasilkan

hyaluronidase yang dapat mempermudah spesies tersebut masuk ke dalam

jaringan (Yulfi, 2006; Levine, 1995; Soulsby, 1986).

2.5.6. Genus Giardia

a. Morfologi

Bentuk tropozoit dari genus Giardia adalah piriform sampai elipsoid, dan

simestris bilateral, tampak depan terlihat seperti buah pir. Tropozoit Giardia

memiliki panjang 10 – 18 µm dengan ketebalan 2 – 4 µm. Ujung anterior

berbentuk bulat dan melebar sedangkan ujung posteriornya meruncing. Memiliki

cakram penghisap yang berada di sisi ventral. Terdapat dua inti anterior, dua

axostyle serta terdapat delapan flagela yang letaknya rata pada permukaan epitel

(Levine, 1995; Ford, 2005; Prasetyo, 2004).

Giardia memiliki kista yang berbentuk oval, mempunyai dua atau empat

inti, berdinding tebal sehingga tampak sebagai garis ganda (Levine, 1995;

Prasetyo, 2004).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 35: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Gambar 2.8 Morfologi Giadia sp. (sumber: Prasetyo, 2004)

A: stadium tropozoit; B: stadium kista; a: axostyle; b: blefaroplast;

c.w.: dinding kista; d:batil isap; l.f.: flagel lateral; n: inti; p.b.: benda

parabasal; p.f.: flagel posterior; p.fib.: serabut parabasal; r: rhizoplast;

s: perisai; v.f.: flagel ventral.

b. Siklus Hidup

Siklus hidup Giardia dimulai dari keluarnya kista bersama feses hewan

atau individu yang terinfeksi. Hal tersebut akan mencemari lingkungan dan air di

sekitarnya. Selanjutnya hewan lain yang mengonsumsi air atau makanan yang

tercemar Giardia akan terinfeksi, kista Giardia yang tertelan akan menuju usus

halus dan sesampainya disana akan terjadi pembentukan tropozoit oleh kista yang

infektif, yakni kista yang berinti empat. Tropozoit inilah yang akan tetap hidup,

melekat pada sel epitel dan melakukan perkembangbiakan. Setelah itu tropozoit

akan membulat dan berhenti bergerak, dari sinilah proses enkistasi dimulai. Lalu

inti membelah tanpa terjadi pembelahan sitoplasma, hal tersebut terjadi untuk

membentuk kista yang infektif dengan empat inti. Selanjutnya kista infektif akan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 36: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

keluar bersamaan dengan keluarnya feses. Sedangkan tropozoit yang berada pada

lumen usus halus akan tetap berada disana dan melakukan perkembangbiakan

aseksual dengan cara pembelahan (Ford, 2005; ESCCAP, 2011).

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Giardiosis adalah penyakit yang disebabkan protozoa dari genus Giardia.

Kebanyakan infeksi Giardia tidak memperlihatkan gejala klinis, namun pada

sebagian kecil spesies yang terinfeksi akan menampakkan gejala yakni diare

menahun. Penyebaran giardiosis yang berasal dari air menjadi perhatian yang

terus meningkat (Levine, 1995).

2.5.7. Genus Trichomonas

a. Morfologi

Bentuk tubuh Trichomonas seperti buah per dengan panjang 10 – 25 µm

dan lebar 3 – 15 µm. Trichomonas mempunyai tiga flagel pada bagian anterior

sedangkan satu flagel pada bagian posterior. Terdapat undulating membrane pada

satu sisi dan memiliki satu inti (Levine, 1995; Prasetyo, 2004).

Gambar 2.9 Bentuk tropozoit Trichomonas (sumber: Prasetyo, 2004)

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 37: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

b. Siklus Hidup

Siklus hidup Trichomonas sangat sederhana, genus Trichomonas tidak

memiliki bentuk kista pada siklus hidupnya. Trichomonas berkembang biak

dengan cara pembelahan secara longitudinal di dalam tubuh induk semang,

khususnya di dalam sekum atau kolon pada hewan peliharaan (Prasetyo, 2004;

Levine, 1995)

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Infeksi Trichomonas pada kucing bersifat non-patogen. Namun pada

infeksi berat dapat berbahaya bagi induk semang (Soulsby, 1986).

2.5.8. Genus Cryptosporidium

a. Morfologi

Pada pemeriksaan tinja Cryptosporidium sp. ditemukan dalam bentuk

ookista yang berukuran 3 – 5 µm, memiliki dinding tebal dan memiliki empat

sporozoit (Levine, 1995).

Gambar 2.10 Gambar mikroskopi Cryptosporidium sp. (tanda panah, berwarna

merah) pada sediaan feses dengan pewarnaan ZN perbersaran 600x

(sumber: Prasetyo, 2004)

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 38: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

b. Siklus Hidup

Siklus hidup Cryptosporidium dimulai dari tertelannya bentuk ookista

infektif pada induk semang. Selanjutnya ookista tersebut akan masuk ke dalam

saluran pencernaan dan melepaskan sporozoit, sporozoit-zporozoit tersebut akan

menginfeksi sel epitel usus halus induk semang dan melakukan

perkembangbiakan melalui proses skizogoni (Prasetyo, 2004).

Skizon-skizon yang dihasilkan melalui proses skizogoni akan

menghasilkan meront yang selanjutnya menghasilkan gamet. Gamet tersebut

selanjutnya akan berkembang menjadi makrogamet (gamet betina) dan

mikrogamet (gamet jantan). Selanjutnya mikrogamet akan membuahi

makrogamet, proses ini disebut gametogoni yang akan menghasilkan ookista.

Ookista infektif inilah yang akan keluar bersama feses induk semang. Periode

prepaten bervariasi, sekitar 2 – 14 hari untuk Cryptosporidium canis dan

tiga sampai tujuh hari untuk Cryptosporidium felis (Prasetyo, 2004; ESCCAP,

2011).

Gambar 2.11 Siklus hidup Cryptosporidium (sumber: Prasetyo, 2004)

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 39: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

c. Patogenesis dan Gejala Klinis

Cryptosporidium awalnya diketahui sebagai protozoa usus yang

menyebabkan diare pada hewan mamalia (sapi, domba, babi, mencit, kelinci,

monyet, anjing dan kucing), aves dan reptil (Prasetyo, 2004).

Kemudian diketahui pula dapat menimbulkan diare bahkan diare kronis

pada manusia khususnya dengan imunitas yang sangat rendah (seperti penderita

AIDS) (Prasetyo, 2004).

2. 6. Diagnosa Penyakit

Secara umum akibat yang ditimbulkan infeksi atau infestasi parasit tidak

begitu jelas atau bersifat asimptomatis. Infeksi yang ditimbulkan berupa infeksi

subklinik, maka untuk menentukan diagnosa tidak cukup hanya dengan melihat

gejala klinis yang timbul, namun juga harus dilakukan pemeriksaan laboratorium,

yakni dengan pemeriksaan feses (Sudrajat, 1991).

2. 7. Pencegahan Penyakit Protozoa pada Kucing

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit

yang disebabkan protozoa antara lain: (1) batasi kontak dengan induk semang

utama yakni kucing, (2) jika memiliki hewan peliharaan kucing, batasi kontak

kucing dengan hewan liar seperti tikus atau reservoir lain, (3) pemasakan daging

sebelum dimakan higga matang sempurna membantu membunuh protozoa yang

terkandung dalam daging, dan sebaiknya kucing diberi makanan yang sudah

masak (4) mencucian sayuran dan buah-buahan hingga bersih dalam keadaan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 40: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

mentah, (5) penanganan yang tepat pada tempat pembuangan feses kucing, (6)

peralatan yang baru digunakan untuk mengolah daging harus dicuci, (7) dan

sebelum makan tangan harus dicuci dengan sabun sampai bersih (Brown, 1979;

Soulsby, 1986).

2. 8. Pengobatan Penyakit Protozoa

Terapi pemberian mepacrine dengan dosis 0,01 gram per kilogram berat

badan sangat efektif untuk kasus koksidiosis pada kucing yakni yang disebabkan

spesies dari genus Eimeria dan Isospora. Penggunaan nitrofurazone dengan dosis

rata-rata 15,4 mg/kg berat badan, pemberian selama tiga sampai sepuluh hari.

Pengobatan untuk stadium awal dapat diberikan sulphadimidine satu gram per

lima kilogram berat badan atau zoaquin dengan dosis satu gram per 50 kg berat

badan diberikan selama satu sampai tiga hari (Mufasirin dkk., 2012; Soulsby,

1986).

Untuk penyakit disentri amuba atau amoebiasis yang disebabkan oleh

protozoa genus Entamoeba, metronidazole dapat menjadi pilihannya, untuk kasus

ringan atau yang bersifat asimptomatis diberikan dengan dosis 400 mg selama tiga

sampai lima hari, dan 800 mg Metronidazole untuk kasus akut. Pilihan lain dapat

diberikan diloxanide furoat 500 mg diberikan tiga kali sehari selama 10 hari atau

Tetrasiklin 250 mg diberikan tiga kali sehari selama 7 – 10 hari, atau dengan

pemberian Di-iodohydroxyquinoline 600 mg diberikan tiga kali sehari selama 21

hari (Soulsby, 1986).

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 41: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Tidak ada pengobatan yang betul-betul memuaskan untuk memberantas

penyakit toksoplasmosis yang disebabkan Toxoplasma gondii. Pengobatan dapat

dilakukan dalam jangka waktu yang lama dengan menggunakan Pyrimethamine

atau Sulfonamide atau bisa dipakai secara bersamaan karena kedua obat tersebut

dapat bekerja sinergisme. Gandahusada (1992) menambahkan bahwa antibiotik

seperti Spiramisin juga dapat diberikan namun bersifat kurang toksik dibanding

Sulfonamide. Antibiotik lain seperti Klindamisin juga dapat digunakan untuk

pengobatan toksoplasmosis akut maupun kronis dan dapat mengurangi

pengeluaran ookista dari kucing yang terinfeksi, akan tetapi klindamisin dapat

menyebabkan kolitis ulceratif, maka tidak dianjurkan untuk pengobatan rutin

(Soulsby, 1986; Gandahusada, 1992).

Pengobatan untuk infeksi akut penyakit balantidiasis yang disebabkan oleh

protozoa dari genus Balantidium dapat dilakukan dengan pemberian tetracycline

atau dengan pemberian carbazone dengan dosis 250 mg per hari selama 10 hari

(Soulsby, 1986).

Metronidazole efektif untuk mengobati penyakit giardiosis dengan dosis

125 mg yang diberikan dua kali setiap hari selama lima hari. Sedang untuk

pengobatan penyakit yang disebabkan spesies protozoa dari genus

Cryptosporidium dapat menggunakan antibiotika, seperti chlortetracycline dan

oxytetracycline untuk mengendalikan infeksi sekunder. Infeksi Trichomonas pada

kucing dapat sembuh sendiri, dan mayoritas bersifat non-patogen, namun bukan

berarti untuk tidak memperhatikan penyakit tersebut (Levine, 1985; Soulsby,

1986)

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 42: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 3

MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel feses kucing

peliharaan yang tersebar di Surabaya, Jawa Timur dan untuk pemeriksaan feses

lebih lanjut dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu bulan

dimulai bulan November 2014 sampai Februari 2015.

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian berupa sampel feses kucing peliharaan, larutan kalium

bikromat (K2Cr2O7) 2%, NaCl 0,9%, air, methanol, kinyoun, alkohol 50%, asam

sulfat (H2SO4) 1%, methylen blue dan minyak emersi.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot salep sebagai

tempat sampel feses, kertas label untuk melabeli dan memberi keterangan sampel

yang sudah diambil. Selain itu alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lidi atau gelas pengaduk, saringan teh, pipet, kaca obyek, kaca penutup,

tabung sentrifus, alat sentrifus, rak tabung, sarung tangan dan masker.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Feses kucing peliharaan

diambil sebagai sampel penelitian. Untuk pemeriksaan protozoa dilakukan dengan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 43: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

tiga metode yang digunakan, yakni metode natif, apung dan sedimentasi (lampiran

1). Serta dilakukan pewarnaan menggunakan metode asam kinyoun (lampiran 2).

3.4. Pengambilan Sampel

Jenis penelitian ini dilakukan dalam bentuk survey dengan metode

pengambilan sampel secara acak pada feses kucing peliharaan yang tersebar di

Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari tanpa batasan jumlah.

Sampel feses kucing peliharaan yang diambil dimasukkan dalam pot salep yang

telah berisi larutan kalium bikromat 2%. Selanjutnya beri etiket pada pot salep

yang sudah berisi sampel feses, dalam etiket tercantum nama hewan, umur hewan,

jenis kelamin hewan, kondisi feses, serta tempat dan tanggal pengambilan sampel.

Setelah itu sampel feses yang diperoleh, dibawa ke Laboratorium Parasitologi

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga untuk diperiksa. Jika dalam

pemeriksaan tidak ditemukan adanya stadium protozoa atau didiagnosa adanya

stadium protozoa namun belum bisa diindentifikasi, maka sampel tersebut

didiamkan selama satu sampai tiga hari agar terjadi proses sporulasi yang

bertujuan untuk mempermudah identifikasi bentuk kista dan ookista protozoa.

Sampel diperoleh dengan mengambil langsung feses segar dari tempat

hewan defekasi.

Pengambilan sampel juga dikelompokkan berdasarkan tiga tipe sistem

pemeliharaan, sistem pemeliharaan tipe (1) yakni kucing yang sangat diperhatikan

oleh pemiliknya, memiliki kandang dan lingkungan hidup yang bersih, selain itu

kesehatan kucing sangat diperhatikan dan diberikan vaksinasi secara rutin.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 44: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Biasanya kucing ini, bersifat jinak dan tidak pernah keluar dari rumah pemiliknya.

Sistem pemeliharaan tipe (2) yaitu kucing yang tidak dikandangkan dan dibiarkan

bebas, namun masih di dalam lingkungan rumah pemilik dan tetangga dengan

pengawasan pemiliknya. Kebutuhan makanannya juga diperhatikan pemiliknya.

Sedangkan sistem pemeliharaan tipe (3) adalah kelompok kucing yang dipelihara

dengan cara diliarkan, dimana pemilik kucing ini masih menyediakan makan dan

minuman, namun kesehatan kucing tidak diperhatikan. Kucing selalu keluar dari

rumah pemiliknya dan bebas berkeliaran dimana saja (Hildreth et al., 2010).

3.5. Pengumpulan Data

Sampel feses yang diperiksa dinyatakan positif apabila ditemukan

tropozoit, kista, atau ookista protozoa pada salah satu metode pemeriksaan

(lampiran 1).

3.6. Analisa Data

Identifikasi data hasil pengamatan penelitian ini dinyatakan positif bila

sampel feses yang diamati ditemukan adanya tropozoit, kista, atau ookista

berdasarkan ukuran dan morfologi (Chessbrough, 1998). Angka prevalensi infeksi

protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di Surabaya dihitung

berdasarkan rumus Murtidjo (1994) sebagai berikut:

Jumlah sampel positif

Prevalensi = X 100%

Jumlah seluruh sampel

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 45: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

3.7. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian Deteksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan di Surabaya

KOTAMADYA SURABAYA

PENGAMBILAN SAMPEL

FESES KUCING PELIHARAAN

LAB. PARASITOLOGI

FKH UA

APUNG SEDIMENTASI NATIF

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN

PROSES SPORULASI 1- 3 HARI

UMUR > 12 BULAN UMUR ≤ 12 BULAN

SISTEM

PEMELIHARAAN

TYPE 1

SISTEM

PEMELIHARAAN

TYPE 2

SISTEM

PEMELIHARAAN

TYPE 3

DIARE TIDAK DIARE

IDENTIFIKASI

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 46: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di

Kotamadya Surabaya

Pemeriksaan laboratorium menggunakan metode natif, sedimentasi dan

apung terhadap 100 sampel feses kucing yang diambil dari beberapa lokasi di

Surabaya yaitu selama bulan November 2014 – Februari 2015. Empat belas

sampel feses dinyatakan positif, dan 86 sampel feses dinyatakan negatif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel feses yang positif, diperoleh angka

prevalensi sebesar 14%. Hasil tersebut bisa dilihat di tabel 4.1.

Tabel 4.1. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di

Kotamadya Surabaya

Hasil Jumlah Sampel Persentase (%)

Positif 14 14%

Negatif 86 86%

Total 100 100%

4.2. Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada Kucing

Peliharaan di Kotamadya Surabaya

Protozoa yang ditemukan pada penelitian ini berasal dari genus Isospora

yakni Isospora felis dan Isospora rivolta, Balantidium yakni Balantidium coli dan

Cryptosporidium sp. yang berasal dari genus Cryptosporodium. Identifikasi

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 47: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

protozoa dilakukan dengan melihat morfologi serta pengukuran pada stadium

protozoa saluran pencernaan yang ditemukan serta konsultasi dengan dosen

pembimbing dan dosen protozoologi. Pengukuran bentuk kista dan ookista

dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer

dan mikroskop yang menggunakan program Optilab Imagescaster.

Protozoa yang ditemukan berasal dari genus Isospora dengan ukuran

diameter ookista Isospora felis 42,72 µm, berbentuk oval, memiliki dinding yang

tipis dan halus, tidak memiliki mikropil dan mengandung dua sporokista.

Sedangkan ukuran diameter ookista Isospora rivolta 27,78 µm, berbentuk lebih

bulat dari Isospora felis, berdinding tipis dan halus, terdapat mikropil dan

mengandung dua sporokista. Tropozoit Balantidium coli yang ditemukan pada

penilitian kali ini masih aktif bergerak dengan cepat pada pemeriksaan mikroskop.

Tubuhnya tertutupi oleh silia. Selanjutnya ookista Cryptosporidium sp. yang

ditemukan berwarna merah pekat pada pewarnaan asam kinyoun dan berukuran

3,01 µm. gambaran jenis-jenis protozoa hasil penelitian seperti terlihat pada

gambar 4.1 dan 4.2.

Pada penelitian ini protozoa saluran pencernaan yang ditemukan di

wilayah utara Kotamadya Surabaya terdiri dari Isospora felis dengan angka

infeksinya 7,40%, infeksi Cryptosporidium sp. mencapai angka 22,22% dan

infeksi Balantidium coli sebesar 3,70%. Protozoa saluran pencernaan pada kucing

di wilayah selatan Kotamadya Surabaya terdiri dari infeksi Isospora felis dengan

angka infeksi sebesar 9,52% dan Isospora rivolta dengan angka 9,52%, untuk

wilayah timur ditemukan Cryptosporidium sp. dengan angka prevalensi 4%,

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 48: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

sedangkan wilayah barat Kotamadya Surabaya tidak terdapat infeksi protozoa

saluran pencernaan pada kucing peliharaan. Prevalensi setiap spesies pada

wilayah-wilayah Kotamadya Surabaya tertera pada tabel 4.2. Sedangkan

prevalensi setiap spesies di seluruh wilayah Kotamadya Surabaya tertera pada

tabel 4.3.

Tabel 4.2. Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan di Wilayah-wilayah Kotamadya Surabaya.

Wilayah Jumlah

Sampel

Sampel

Positif Prevalensi (%) Spesies

Utara 27

2 7,40 % Isospora felis

6 22,22 % Cryptosporidium sp.

1 3,70 % Balantidium coli

Selatan 21

2 9,52 % Isospora felis

2 9, 52 % Isospora rivolta

Timur 25 1 4 % Cryptosporidium sp.

Barat 27 0 0 % -

Tabel 4.3. Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya.

Spesies Sampel Positif Jumlah Sampel Prevalensi (%)

Isospore felis 4 100 4 %

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 49: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Isospora rivolta 2 100 2 %

Balantidium coli 1 100 1 %

Cryptosporidium sp. 7 100 7 %

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 50: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Gambar 4.1 Jenis-jenis protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada

kucing antara lain: (A) Isospora rivolta (400x); (A1) Isospora

rivolta (100x) menggunakan mikroskop mikrometer; (B) Isospora

felis (400x); (B1) Isospra felis (400x) menggunakan mikroskop

mikrometer; (C) Cryptosporidium sp. (pewarnaan asam kinyoun;

1000x); (C1) Cryptosporidium sp. menggunakan mikroskop

dengan program optilab imagecaster

Gambar 4.2 Jenis-jenis protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada

kucing antara lain: Balantidium coli (100x)

4.3. Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan

pada Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya

Hasil pemeriksaan feses menunjukkan bahwa kucing berumur di bawah

12 bulan (16,98%) memiliki angka prevalensi lebih tinggi dibandingkan kucing

berumur di atas 12 bulan (10,64%). Hal ini menunjukkan bahwa kucing yang

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 51: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

berumur dibawah 12 bulan memiliki tingkat infeksi lebih tinggi. Pengaruh umur

terhadap prevalensi protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di

Kotamadya Surabaya tertera pada tabel 4.4.

Beberapa protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada kucing yang

berumur di bawah 12 bulan adalah Cryptosporidium sp. dengan angka prealensi

tertinggi 8,51% diikuti Isospora felis dengan angka prevalensi 6,38%, selanjutnya

Isospora rivolta dengan angka prevalensi 4,26% dan Balantidium coli dengan

angka prevalensi terendah 2,13%. Sedangkan protozoa saluran pencernaan yang

ditemukan pada kucing yang berumur di bawah 12 bulan adalah Cryptosporidium

sp. dengan angka prevalensi 5,66%, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan

dengan infeksi Isospora felis dengan angka prevalensi 1,89%. Prevalensi setiap

spesies berdasarkan perbedaan umur kucing tertera pada tabel 4.5.

Tabel 4.4. Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan

pada Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya

Umur Jumlah Sampel Sampel Positif Prevalensi (%)

≤ 12 bulan 53 9 16,98%

> 12 bulan 47 5 10,64%

Tabel 4.5. Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Peliharaan Berdasarkan Perbedaan Umur

Umur Sampel

Positif

Spesies Jumlah

Sampel

Prevalensi

(%)

≤ 12 bulan 4 Cryptosporidium sp. 47 8,51%

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 52: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

3 Isospora felis 47 6,38%

2 Isospora rivolta 47 4,26%

1 Balantidium coli 47 2,13%

> 12 bulan 3 Cryptosporidium sp. 53 5,66%

1 Isospora felis 53 1,89%

4.4. Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap Prevalensi

Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di Kotamadya

Surabaya

Berdasarkan pengaruh perbedaan sistem pemeliharaan terhadap prevalensi

protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan, infeksi paling tinggi pada

sistem pemeliharaan tipe 3 (36,36%) yakni sistem pemeliharaan dengan cara

memperbolehkan kucing untuk hidup bebas di luar rumah pemilik kucing, pemilik

kucing ini juga masih menyediakan pakan dan minuman, namun kesehatan kucing

tidak diperhatikan, kucing selalu keluar dari rumah pemiliknya dan bebas

berkeliaran kemana saja. Selanjutnya diikuti sistem pemeliharaan tipe 2 (14,70%)

yakni sistem pemeliharaan dengan cara kucing yang dipelihara tidak

dikandangkan dan dibiarkan bebas, namun masih di dalam lingkungan rumah

pemilik dan tetangga dengan pengawasan pemiliknya, kebutuhan pakan dan

minumnya juga diperhatikan pemiliknya. Sedangkan pada sistem pemeliharaan

tipe 1 (2,27%) dengan angka infeksi paling rendah, yakni sistem pemeliharaan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 53: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

dimana kucing yang dipelihara sangat diperhatikan oleh pemiliknya, kucing

memiliki kandang dan lingkungan hidup yang bersih, selain itu kesehatan kucing

sangat diperhatikan dan diberikan vaksinasi secara rutin, kucing tersebut juga

tidak pernah keluar dari rumah pemiliknya, dapat diketahui bahwa perbedaan

sistem pemeliharaan kucing berpengaruh terhadap prevalensi protozoa saluran

pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya, seperti terlihat pada

tabel 4.7.

Protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada sistem pemeliharaan

tipe (1) hanya Balantidium coli dengan angka prevalensi 2,27%. Berbeda dengan

sistem pemeliharaan tipe (1), sistem pemeliharaan tipe (2) ditemukan dua spesies

protozoa saluran pencernaan yakni Isospora felis dengan angka prevalensi 2,94%

dan Cryptosporidium sp. dengan angka prevalensi 11,76%. Sedangkan pada

sistem pemeliharaan tipe (3) ditemukan tiga spesies protozoa saluran pencernaan,

yakni Isospora felis dan Cryptosporidium sp. dengan angka prevalensi 13,64%,

sedangkan Isospora rivolta dengan angka prevalensi 9,09%. Prevalensi setiap

spesies protozoa saluran pencernaan berdasarkan sistem pemeliharaan tertera pada

tabel 4.6.

Tabel 4.6. Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Berdasarkan Perbedaan Sistem Pemeliharaan

Sistem

Pemeliharaan

(tipe)

Sampel

Positif

Spesies Jumlah

Sampel

Prevalensi

(%)

1 1 Balantidium coli 44 2,27%

2 1 Isospora felis 34 2,94%

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 54: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

4 Cryptosporidium sp. 34 11,76%

3

3 Isospora felis 22 13,64%

2 Isospora rivolta 22 9,09%

3 Cryptosporidium sp. 22 13,64%

Tabel 4.7. Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap Prevalensi

Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di

Kotamadya Surabaya

Sistem Pemeliharaan Jumlah Sampel Sampel Positif Prevalensi (%)

1 44 1 2,27%

2 34 5 14,70%

3 22 8 36,36%

4.5. Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan Baik yang Mengalami Diare atau Tidak Diare di

Kotamadya Surabaya

Telah diteliti sebanyak 100 sampel feses kucing peliharaan di Kotamadya

Surabaya dan didapatkan hasil sebanyak 54% kucing mengalami diare, 20,37%

diantaranya terinfeksi protozoa saluran pencernaan dan 46% kucing tidak

mengalami diare tetapi ditemukan adanya infeksi protozoa saluran pencernaan

sebanyak 6,52%. Data yang diperoleh tertera pada tabel 4.9.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 55: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Deteksi protozoa saluran pencernaan pada kucing diare, ditemukan

Balantidium coli dan Isospora rivolta dengan angka prevalensi terendah yakni

1,85%, selanjutnya Isospora felis dengan angka prevalensi 7,41% dan angka

prevalensi tertinggi 9,26% yakni Cryptosporodium sp. Sedangkan pada kucing

yang tidak mengalami diare ditemukan Cryptosporidium sp. dengan angka

prevalensi 4,35% dan Isospora rivolta dengan angka prevalensi 2,17%. Prevalensi

setiap spesies protozoa saluran pencernaan yang ditemukan berdasarkan kondisi

feses tertera pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Prevalensi Setiap Spesies Protozoa Saluran Pencernaan pada

Kucing Berdasarkan Kondisi Feses

Kondisi Feses Sampel

Positif

Spesies Jumlah

Sampel

Prevalensi

(%)

Diare

5 Cryptosporodium sp. 54 9,26%

4 Isospora felis 54 7,41%

1 Isospora rivolta 54 1,85%

1 Balantidium coli 54 1,85%

Tidak Diare

(Feses Normal)

2 Cryptosporidium sp. 46 4,35%

1 Isospora rivolta 46 2,17%

Tabel 4.9. Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliaharaan Baik yang Mengalami Diare atau Tidak Diare di

Kotamadya Surabaya.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 56: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Kondisi Feses Jumlah Sampel Infeksi Protozoa Prevalensi Infeksi

Protozoa (%)

Diare 54 11 20,37%

Tidak Diare

(Feses Normal)

46 3 6,52%

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 57: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di

Kotamadya Surabaya

Berdasarkan hasil penelitian dari 100 sampel yang diambil dari beberapa

wilayah di Surabaya, didapatkan 14 sampel feses positif ditemukan ookista, kista

atau tropozoit protozoa saluran pencernaan, dapat diketahui bahwa prevalensi

infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing adalah 14%. Angka prevalensi

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Sucitrayani

dkk. (2014) di Denpasar yang melaporkan prevalensi protozoa saluran pecernaan

pada kucing lokal sebesar 31,3%. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena

perbedaan jenis kucing yang diteliti. Penelitian deteksi protozoa saluran

pencernaan pada kucing peliharaan di kotamadya Surabaya menggunakan kucing

peliharaan sebagai sampel, sedangkan penelitian yang dilakukan Sucitrayani dkk.

(2014) menggunakan kucing yang hidup liar dan kucing peliharaan sebagai

sampel, sehingga angka prevalensinya lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan Sucitrayani dkk (2014) menggunakan sebanyak

40 sampel feses kucing liar dan 40 sampel feses kucing peliharaan, dari 40 sampel

feses kucing liar yang diperiksa, ditemukan sebanyak 16 sampel positif terinfeksi

protozoa saluran pencernaan dengan angka prevalensi 40%. Sedangkan dari 40

sampel feses kucing peliharaan, ditemukan sebanyak sembilan sampel feses

positif terinfeksi protozoa saluran pencernaan dengan angka prevalensi 22,5%.

Tingginya angka prevalensi yang didapat dari sampel feses kucing liar tersebut

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 58: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

ikut meningkatkan angka prevalensi protozoa saluran pencernaan pada kucing

lokal di Denpasar.

5.2. Jenis Protozoa Saluran Pencernaan yang Ditemukan pada

Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya

Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan jenis-jenis protozoa saluran

pencernaan kucing yang berasal dari genus Isospora yakni Isospora felis dan

Isospora rivolta, Balantidium yakni Balantidium coli dan Cryptosporidium.

Penentuan jenis protozoa tersebut berdasarkan morfologi dan ukuran dari kista,

ookista ataupun tropozoit yang ditemukan.

Pada penelitian ini, ukuran ookista dari Isospora felis mempunyai ukuran

panjang 42,72 µm, berbentuk bulat sedikit oval, berdinding tipis dan halus yang

terdiri dari satu lapis, mengandung dua sporokista dan tidak memiliki mikropil.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Soulsby (1986) yang menyatakan

bahwa ookista Isospora felis mempunyai ukuran 38 – 51 µm dan berbentuk oval,

memiliki dinding yang halus, serta tidak nampak adanya mikropil, pada

pewarnaan menggunakan metode asam kinyoun akan terlihat sedikit pink.

Sedangkan ookista Isospora rivolta yang ditemukan pada penelitian ini berukuran

lebih kecil yakni 27,78 µm, berbentuk lebih bulat dari Isospora felis, mempunyai

dinding tipis dan halus, mengandung dua sporokista dan memiliki mikropil. Hal

tersebut juga sama dengan yang diungkapkan Soulsby (1986) yakni ookista

Isospora rivolta memiliki ukuran 21 – 28 µm dengan lebar 18 – 23 µm, berbentuk

bulat elips, berdinding tipis dan halus, mengandung dua sporokista serta nampak

adanya mikropil.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 59: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Pada penelitian ini juga ditemukan tropozoit Balantidium coli yang masih

aktif bergerak dengan cepat pada pemeriksaan mikroskop. Tubuhnya tertutupi

oleh silia yang merupakan alat gerak, hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Soulsby (1986) dan Levine (1995) yang menyatakan bahwa bentuk

tropozoit Balantidium coli dapat bergerak bebas dan sangat cepat pada lapangan

pandang mikroskop dan permukaan tubuhnya oleh deretan silia longitudinal yang

berbentuk agak miring yang merupakan alat gerak.

Ookista Cryptosporidium sp. yang ditemukan pada penelitian ini memiliki

bentuk bulat dengan ukuran 3,01 µm dan berwarna merah pekat pada pewarna

asam kinyoun.

Pada penilitian ini didapat angka prevalensi infeksi Isospora felis sebesar

4%, infeksi Isospora rivolta sebesar 2%, infeksi Cryptosporidium sp. sebesar 7%

serta infeksi Balantidium coli sebesar 1% dari 100 sampel feses kucing peliharaan

yang diperiksa di Kotamadya Surabaya. Angka ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mircean et al. (2010) yakni 8,9% infeksi oleh Isospora

rivolta dan 5,3% infeksi oleh Isospora felis. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Abel-Maksoud dan Ahmed (1999) di Aswan ditemukan sebanyak 20%

kucing positif terinfeksi Cryptosporidium sp., namun kejadian infeksi

Balantidium coli pada kucing sangat jarang dilaporkan. Adanya perbedaan angka

prevalensi ini mungkin disebabkan karena perbedaan jenis kucing, sistem

pemeliharaan, umur, kondisi wilayah serta waktu penelitian yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan Mircean et al. (2010) menggunakan 414 sampel

feses kucing peliharaan yang diambil dari berbagai wilayah yang tersebar di

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 60: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Transylvania. Adanya perbedaan angka prevalensi dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mircean et al. (2010) kemungkinan disebabkan olehperbedaan

lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Mircean et al. (2010) dilakukan

di Transylvania yang merupakan kota yang terletak di Rumania, negara bagian

Eropa yang mempunyai suhu rata-rata 17oC namun suhu terendah pada kondisi

normal dapat mencapai suhu 6oC. Berbeda dengan Rumania, Surabaya memunyai

suhu rata-rata 27oC dengan suhu minimum 23

oC. Hal tersebut dapat menjadi

faktor yang menyebabkan adanya perbedaan angka infeksi protozoa saluran

pencernaan karena ketahanan tubuh kucing terhadap suhu ekstrim terbatas

(Puspita, 2013).

Penelitian yang dilakukan Abel-Maksoud dan Ahmed (1999)

menunjukkan angka prevalensi infeksi Cryptosporodium sp. yang berbeda dengan

penelitian deteksi protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan di

Kotamadya Surabaya. Adanya perbedaan dikarenakan lokasi dan waktu penelitian

yang berbeda. Penelitian Abel-Maksoud dan Ahmed dilakukan di Aswan, sebuah

kota yang terletak di Mesir yang merupakan negara dengan suhu rata-rata di siang

hari mencapai 50 oC, sedangkan suhu rata-rata pada malam hari mencapai 8

oC,

dan dilakukan pada tahun 1999, sedangkan penelitian deteksi protozoa saluran

pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya dilakukan di

Kotamadya Surabaya pada tahun 2014-2015. Selain itu, ketahanan tubuh kucing

terhadap suhu ekstrim terbatas (Puspita, 2013), sehingga parasit bisa dengan

mudah menginfeksi kucing yang hidup pada daerah tersebut.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 61: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Protozoa saluran pencernaan yang ditemukan menginfeksi kucing yang

berada di wilayah utara Kotamadya Surabaya adalah Cryptosporodium sp. yang

memiliki angka prevalensi tertinggi yakni 22,22%, diikuti oleh infeksi Isospora

felis dengan angka prevalensi 7,40% dan infeksi terendah oleh Balantidium coli

dengan angka prevalensi sebesar 3,70%. Kejadian tersebut dikarenakan beberapa

kemungkinan, yang pertama karena mayoritas kucing yang terinfeksi dipelihara

dengan sistem pemeliharaan tipe (2) dan (3) yang cenderung membebaskan

kucing berkeliaran di luar rumah pemiliknya, yang kedua karena adanya proses

skizogoni pada siklus hidup protozoa yang termasuk golongan koksidia, dalam

proses skizogoni, koksidia dapat menghasilkan ratusan merozoit yang selanjutnya

akan berkembang biak menjadi gamet, lalu gamet tersebut akan melakukan

perkembangbiakan seksual dan terbentuklah zigot yang akan menjadi ookista,

ookista kemdian keluar bersama feses dan menjadi sumber penularan bagi hewan

lain (Levine, 1995). Sedangkan infeksi oleh Balantidium coli terjadi pada kucing

muda berumur tiga bulan yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan tipe (1), hal

tersebut dapat terjadi karena kemungkinan kucing tersebut bermain dengan kecoa

atau serangga lain yang menjadi induk semang perantara Balantidium coli

(Rahayu, 2008).

Protozoa saluran pencernaan yang ditemukan menginfeksi kucing yang

berada di wilayah selatan Kotamadya Surabaya adalah Isospora felis dan Isospora

rivolta dengan angka prevalensi yang sama yakni 9,52%, pada wilayah timur

Kotamadya Surabaya ditemukan satu infeksi oleh Cryptosporidium sp. dengan

angka prevalensi 4%. Infeksi tersebut dapat terjadi karena kemungkinan kucing

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 62: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

tersebut dipelihara dengan sistem pemeliharaan tipe (3), selain itu Isospora felis

dan Isospora rivolta adalah protozoa yang termasuk dalam golongan koksidia

yang pada siklus hidupnya dapat menghasilkan ratusan merozoit, sehingga ookista

keluar bersama feses juga banyak yang menyebabkan banyaknya pula sumber

penularan.

Sedangkan pada wilayah barat Kotamadya Surabaya tidak ditemuan

adanya infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing peliharaan, hal tersebut

dapat terjadi karena kemungkinan di wilayah barat Kotamadya Surabaya pemilik

kucing banyak yang menerapkan sistem pemeliharaan tipe (1), sehingga

kebersihan lingkungan dan kesehatan hewan peliharaan dapat terjaga dengan baik.

5.3. Pengaruh Umur Terhadap Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan

pada Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya

Kucing yang berumur di bawah 12 bulan, lebih banyak terinfeksi protozoa

saluran pencernaan dibandingkan kucing yang berumur di atas 12 bulan. Hal

tersebut dapat terjadi karena kemungkinan kucing yang berumur di bawah 12

bulan belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna (Levine, 1995).

Selain itu sifat aktif yang dimiliki kucing muda dapat menjadi kemungkinan

penularan protozoa saluran pencernaan, karena dapat saja kucing muda tersebut

bermain di tempat kotor yang menjadi sumber penyakit.

Beberapa protozoa saluran pencernaan yang ditemukan menginfeksi

kucing berumur di bawah 12 bulan adalah Isospora felis dengan angka prevalensi

infeksi tertinggi yakni 6,38%, angka prevalensi tersebut sama dengan angka

prevalensi infeksi Cryptosporodium sp.. Selanjutnya infeksi lebih rendah oleh

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 63: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Isospora rivolta dengan angka prevalensi 4,26% dan angka prevalensi paling

rendah adalah infeksi Balantidium coli dengan angka prevalensi 2,13%. Hal

tersebut dapat terjadi karena kemungkinan tubuh kucing muda belum

memproduksi hormon estradiol yang membantu pembentukan antibodi terhadap

parasit, selain itu infeksi tunggal oleh genus Isospora dapat menghasilkan

kekebalan yang sangat kuat terhadap infeksi ulang, inilah yang menyebabkan

kucing tua seringkali resisten terhadap infeksi berikutnya. Kucing tua yang

resisten terhadap infeksi Isospora merupakan sumber infeksi bagi hewan muda,

atau sering disebut dengan carier (Yudhie, 2010). Sifat aktif kucing muda

kemungkinan dapat menjadi penyebab penularan Balantidium coli. Kucing muda

kerap aktif bermain dengan serangga yang berperan sebagai induk semang antara

Balantidium coli, hal tersebut mendukung teori yang ditulis Rahayu (2008).

Rahayu (2008) mengatakan bahwa cara lain penularan endoparasit, termasuk

protozoa saluran pencernaan adalah melalui plasenta, kolostrum, menembus

melalui kulit dan adanya induk semang antara (serangga dan arthropoda).

Koksidiosis adalah penyakit yang salah satunya disebabkan oleh genus

Isospora merupakan salah satu masalah utama hewan muda karena pada hewan

yang berumur tua kekebalan tubuhnya lebih baik dalam proteksi dari agen infeksi

(Susilo dkk., 2014). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini. Protozoa

saluran pencernaan yang ditemukan menginfeksi kucing yang berumur di atas 12

bulan adalah Isospora felis dengan angka prevalensi yang rendah yakni 1,89%,

selanjutnya Cryptosporidium sp. dengan angka prevalensi 5,66%. Infeksi

Cryptosporidium sp. dapat terjadi karena kemungkinan kucing tua mempunyai

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 64: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

kecenderungan ingin memiliki daerah kekuasaan yang lebih luas, terlebih jika

kucing tersebut dipelihara dengan cara dibiarkan hidup bebas diluar rumah

pemilik kucing. Karena kecenderungan tersebut, kucing mempunyai potensi

penularan yang lebih banyak pula disebabkan perilaku kucing yang melakukan

kontak langsung dengan lingkungan yang kemungkinan terkontaminasi oleh

Cryptosporidium sp..

5.4. Pengaruh Perbedaan Sistem Pemeliharaan Terhadap Prevalensi

Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Peliharaan di

Kotamadya Surabaya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kucing yang dipelihara

dengen sistem pemeliharaan tipe (3) memiliki angka prevalensi paling tinggi, hal

tersebut menunjukkan bahwa kucing yang dipelihara dengan sistem pemeliharan

tipe (3) memiliki kondisi kesehatan paling rendah dibandingkan kucing dengan

sistem pemeliharaan tipe (1) dan (2). Angka prevalensi yang tinggi tersebut

kemungkinan bisa disebabkan karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dan

kucing yang dibiarkan bebas berkeliaran mempunyai banyak potensi tertular

protozoa saluran pencernaan. Stadium infektif protozoa saluran pencernaan

terkandung dalam feses hewan terinfeksi, selanjutnya feses tersebut dapat

mengkontaminasi pakan dan minuman kucing lain serta dapat juga

mengkontaminasi tanah dan lingkungan tempat kucing melakukan aktivitas,

mengingat kucing yang dibiarkan bebas berkeliaran mempunyai kebiasaan

mencari makan di tempat kotor. Hal ini perlu diwaspadai mengingat kucing

tersebut merupakan kucing peliharaan yang dapat melakukan kontak langsung

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 65: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

dengan manusia, apabila kucing tersebut terinfeksi protozoa saluran pencernaan

maka bisa menjadi tempat penularan pada manusia, mengingat penyakit protozoa

saluran pencernaan kucing ada yang bersifat zoonosis. Perilaku pemilik hewan

yang terkadang mencium, menggendong, membersihkan kandang serta berbagai

bentuk kontak dengan kucing dapat menjadi sumber penularan penyakit protozoa

saluran pencernaan. Sistem pemeliharaan dan lingkungan berpengaruh terhadap

penularan penyakit protozoa, kucing dengan sistem pemeliharaan tipe (2) dan (3)

rentan terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit protozoa saluran pencernaan

yang berbahaya dan dapat ditularkan pada hewan lain dan manusia, karena

pemilik kucing tidak pernah tahu apa yang dilakukan kucing peliharaannya saat

berada di luar rumah. Kucing biasanya mencari makan di tempat sampah,

memangsa tikus, rodensia dan hewan lain yang terinfeksi penyakit protozoa

saluran pencernaan (Hildreth et al., 2010). Sebaliknya, kucing yang dipelihara

dengan sistem pemeliharaan tipe (1) mendapat pakan, minum dan tempat tinggal

yang terjamin kebesihannya, serta penggunaan pendingin ruangan membuat

kucing lebih nyaman dan tidak mudah stres sehingga tidak mudah tertular

penyakit protozoa (Suwed, 2006)

Beberapa infeksi protozoa yang ditemukan merupakan protozoa yang

bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia. Hasil keseluruhan sampel yang

diteliti dalam penelitian ini, protozoa Cryptosporidium sp. merupakan protozoa

saluran pencernaan yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini dengan

angka prevalensi 7%, infeksi Cryptosporidium sp. ditemukan pada sistem

pemeliharaan (2) dengan angka prevalensi 11,76% dan (3) dengan angka

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 66: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

prevalensi 13,64%, karena penularan Cryptosporidium sp. terjadi melalui berbagai

macam media seperti tanah, air, pakan, minum dan kontak langsung dengan feses

yang terkontaminasi. Tingginya tingkat resistensi ookista Cryptosporidium sp.

terhadap desinfektan memungkinkan Cryptosporidium sp. untuk dapat bertahan

hidup dalam jangka waktu yang lama. Cryptosporidium sp. juga dapat menular

melalui pakan hewan yang mentah, atau bahan pakan yang telah dicuci dengan air

yang terkontaminasi Cryptosporidium sp.. Selain itu kebiasaan kucing makan

rumput-rumputan yang bertujuan untuk membersihkan saluran pencernaannya

juga menjadi salah satu penyebab tertularnya Cryptosporidium sp., karena

kemungkinan rumput yang berada di alam bebas telah terkontaminasi oleh feses

kucing lain yang terinfeksi Cryptosporidium sp.. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penularan Cryptosporidium sp. adalah kurangnya air bersih,

sanitasi lingkungan yang buruk, kepadatan tempat tinggal, letak tempat tinggal,

musim serta resiko individu seperti status gizi yang kurang baik (Medema et al.,

2006). Cryptosporidium sp. juga merupakan protozoa saluran pencernaan yang

bersifat zoonosis yang dapat menimbulkan diare bahkan diare kronis pada

manusia khususnya dengan imunitas yang sangat rendah (Prasetyo, 2004). Orang-

orang yang memelihara kucing dengan sistem pemeliharaan (2) dan (3) beresiko

terhadap penularan penyakit protozoa, khususnya Cryptosporidium sp. mengingat

angka prevalensi yang cukup tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Samie et

al. (2013) di Afrika Selatan ditemukan sebanyak 32% kucing yang positif

Cryptosporidium sp. dari 25 sampel yang diperiksa, sedangkan pada penelitian

yang dilakukan Abel-Maksoud dan Ahmed (1999) di Aswan ditemukan sebanyak

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 67: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

20% kucing positif terinfeksi Cryptosporidium sp. dari 59 sampel yang diperiksa.

Penularan dapat dicegah dengan menghindari kontak secara langsung dengan

hewan, menjaga sanitasi lingkungan dan diri serta menjaga kesehatan kucing

peliharaan (Brown, 1979; Soulsby, 1986).

Spesies dari genus Isospora yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

Isospora felis ditemukan pada sistem pemeliharaan tipe (2) dengan angka

prevalensi 2,94% dan (3) dengan angka prevalensi 13,64%. Sedangkan Isospora

rivolta hanya ditemukan pada sistem pemeliharaan tipe (3) dengan angka

prevalensi 9,09%. Protozoa yang berasal dari genus Isospora bersifat spesies

spesifik, yakni tiap spesies hanya akan menginfeksi satu macam induk semang.

Infeksi primer oleh Isospora felis dan Isospora rivolta biasanya melalui indukan

yang menyusui anaknya pada usia tiga hingga delapan minggu, sehingga pada

kebanyakan kasus Isospora felis dan Isospora rivolta ditemukan pada kucing usia

di bawah satu tahun. Selain itu penularan Isospora felis dan Isospora rivolta juga

dipengaruhi oleh lingkungan, karena ookista dari Isospora felis dan Isospora

rivolta dapat bertahan selama beberapa bulan pada lingkungan yang mendukung

(ESCCAP, 2011). Sistem pemeliharaan juga berpengaruh terhadap proses

penyebaran Isospora felis dan Isospora rivolta, kucing yang dibiarkan hidup

bebas pada sistem pemeliharan tipe (2) dan (3) kemungkinan besar dapat tertular

Isospora felis dan Isospora rivolta melalui kontak antar kucing. Kucing dapat

terinfeksi karena melakukan aktifitas di tanah yang mengandung ookista dari feses

kucing lain yang mengandung Isospora, selain itu kucing juga dapat terinfeksi

karena mencari makanan tambahan di tempat sampah yang kotor, karena tempat

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 68: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

yang kotor merupakan agen penularan berbagai penyakit, termasuk penyakit

protozoa saluran pencernaan (Sucitrayani dkk., 2014). Kebiasaan kucing makan

rumput-rumputan yang bertujuan untuk membersihkan saluran pencernaannya

juga menjadi salah satu penyebab tertularnya Isospora, karena kemungkinan

rumput yang berada di alam bebas telah terkontaminasi oleh feses kucing lain

yang terinfeksi Isospora. Hal tersebut perlu diwaspadai mengingat penyakit

koksidiosis (penyakit protozoa saluran pencernaan yang disebabkan genus

Isospora) yang menyerang kucing muda memperlihatkan gejala yang serius

(Levine, 1995). Kejadian infeksi protozoa dari genus Isospora menunjukkan

angka prevalensi 3% dari 1355 kucing yang diperiksa oleh Tzannes et al. (2008)

di Inggris, sedangkan angka prevalensi lebih tinggi didapat dari penelitian yang

dilakukan oleh Mircean et al. (2010) yakni 8,9% infeksi oleh Isospora rivolta dan

5,3% infeksi oleh Isospora felis dari 414 sampel feses kucing yang diperiksa di

Transylvania. Namun penularan dapat dicegah dengan memperhatikan sanitasi

lingkungan, mengganti pasir kucing setiap hari, menyemprotkan desinfektan pada

kotak pasir kucing, kandang serta lantai tempat kucing tinggal dan yang paling

penting adalah menjaga kebersihan diri dan individu setiap kucing (ESCCAP,

2011).

Selanjutnya pada penelitian ini ditemukan satu sampel feses kucing yang

positif mengandung Balantidium coli yang ditemukan pada kucing betina yang

berumur tiga bulan yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan tipe (1), hal ini

dapat terjadi karena kemungkinan kucing tersebut berkeliaran di dalam rumah dan

bermain dengan kecoa, tikus atau hewan lain yang menjadi induk semang

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 69: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

perantara Balantidium coli. Hal tersebut sama dengan tulisan Rahayu (2008) yang

mengatakan bahwa cara lain penularan endoparasit, termasuk protozoa saluran

pencernaan adalah melalui plasenta, kolostrum, menembus melalui kulit dan

adanya induk semang antara (serangga dan arthropoda). Kejadian infeksi ini

kemungkinan juga disebabkan kucing tersebut belum memiliki sistem kekebalan

tubuh yang kompleks dikarenakan belum dewasa kelamin, sehingga belum

terbentuk pula hormon estradiol yang merupakan faktor pemicu peningkatan

sistem kekebalan tubuh pada hewan betina yang telah dewasa. Walaupun kejadian

Balantidium coli pada kucing sangat sedikit dilaporkan, namun penyakit yang

disebabkan protozoa ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan gejala klinis

diare disertai darah pada hewan terinfeksi (Levine, 1995; Soulsby, 1986).

Penularan dapat dicegah dengan selalu memperhatikan sanitasi lingkungan.

5.5. Perbedaan Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing

Peliharaan Baik yang Mengalami Diare atau Tidak Diare di

Kotamadya Surabaya

Telah dilakukan penelitian terhadap 100 sampel feses kucing peliharaan di

Kotamadya Surabaya dengan hasil sebanyak 54% kucing mengalami diare dan

46% kucing tidak mengalami diare. Sebanyak 20,37% dari kucing yang

mengalami diare adalah kucing yang terinfeksi protozoa saluran pencernaan.

Sedangkan 6,52% dari kucing yang tidak mengalami diare adalah kucing yang

terinfeksi protozoa saluran pencernaan. Hal tersebut menunjukkan mayoritas

kucing yang terinfeksi protozoa saluran pencernaan akan mengalami diare, karena

diare disebabkan adanya gangguan atau penyakit pada intestinal (Lukiswanto dan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 70: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Yuniarti, 2013), mengingat hampir semua predileksi protozoa saluran pencernaan

berada di daerah intestinal. Namun pada kasus diare yang terjadi, tidak

sepenuhnya disebabkan oleh penyakit protozoa saluran pencernaan.

Beberapa protozoa saluran pencernaan yang ditemukan pada sampel feses

kucing diare adalah Cryptosporodium sp. dengan angka prevalensi tertinggi yakni

9,26%, diikuti oleh infeksi Isospora felis dengan angka prevalensi 7,41% dan

infeksi terendah oleh Isospora rivolta dan Balantidium coli dengan angka

prevalensi masing-masing 1,85%. Kejadian tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Artama dkk. (2005) bahwa Cryptosporodium sp. adalah protozoa

saluran pencernaan yang menyebabkan diare pada induk semangnya terlebih

dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Soulsby (1986) juga

mengungkapkan bahwa infeksi oleh genus Isospora dapat menimbulkan gejala

klinis berupa diare, anoreksia, emasiasi, bahkan kematian pada infeksi berat. Pada

penelitian ini, Balantidium coli ditemukan pada kucing dengan gejala klinis diare

disertai darah hematochezia, yakni darah yang keluar bersama feses merupakan

darah segar dan berwarna merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa darah yang

keluar bersama feses merupakan hasil perlukaan dari usus besar. Kejadian tersebut

menguatkan teori yang ditulis Soulsby (1986) bahwa Balantidium coli normalnya

ditemukan pada lumen usus besar babi, kemungkinan bisa ditemukan dalam

saluran pencernaan kucing karena kucing tersebut bermain atau memakan kecoa

atau serangga lain yang menjadi induk semang antara Balantidium coli, hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Rahayu (2008). Infeksi Balantidium coli

menyebabkan diare berdarah karena Balantidium coli dapat menghasilkan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 71: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

hyaluronidase, yakni enzim bersifat merusak ikatan sel yang berfungsi untuk

memudahkannya masuk ke dalam jaringan (Soulsby, 1986).

Pada kucing yang tidak diare ditemukan adanya infeksi protozoa saluran

pencernaan sebanyak 6,52%, dengan infeksi Cryptosporidium sp. sebanyak 4,35%

dan Isospora rivolta sebanyak 2,17%, hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit

protozoa saluran pencernaan tidak selalu menampakkan gejala klinis atau bersifat

asimptomatis, tidak nampaknya gejala klinis tersebut mungkin dikarenakan

infeksi yang terjadi pada kucing merupakan infeksi ringan atau karena tingginya

sistem kekebalan tubuh pada kucing tersebut, namun hal ini perlu diwaspadai

karena dampak negatif yang ditimbulkan dari infeksi yang bersifat asimptomatis

ini justru akan berbahaya bagi kucing lain yang ada di lingkungan tersebut dan

bagi para pemilik hewan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga sanitasi

lingkungan dan kebersihan individu kucing serta pemilik hewan. Selain itu

pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi kucing peliharaan juga menjadi salah

satu upaya untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari infeksi

protozoa saluran pencernaan.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 72: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1) Angka prevalensi infeksi protozoa pada kucing-kucing yang

dipelihara di Surabaya adalah 14%

2) Protozoa yang ditemukan menginfeksi kucing-kucing yang

dipelihara di Surabaya berasal dari genus Isospora yakni Isospora

felis dan Isospora rivolta, dari genus Balantidium yakni

Balantidium coli serta dari genus Cryptosporidium.

3) Umur kucing berpengaruh terhadap prevalensi infeksi protozoa

saluran pencernaan. Kucing yang berumur di bawah 12 bulan lebih

banyak terinfeksi protozoa saluran pencernaan dibandingkan

kucing yang berumur di atas 12 bulan.

4) Sistem pemeliharaan juga berpengaruh terhadap prevalensi infeksi

protozoa saluran pencernaan kucing peliharaan di Kotamadya

Surabaya. Kucing yang dipelihara dengan cara diliarkan dan tidak

diperhatikan kesehatannya memiliki kondisi kesehatan paling

rendah dibandingkan kucing yang dipelihara dengan cara

dikandangkan, diperhatikan sanitasi lingkungannya dan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 73: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

kesehatannya serta tidak diperbolehkan keluar rumah pemilik

kucing.

5) Gejala klinis diare pada kucing tidak selalu disebabkan oleh infeksi

protozoa saluran pencernaan, namun mayoritas kucing yang

terinfeksi menandakan gejala klinis diare. Hanya beberapa kucing

yang terinfeksi protozoa saluran pencernaan tidak menunjukkan

gejala klinis diare.

6.2. Saran

Melalui penelitian mengenai prevalensi infeksi protozoa saluran

pencernaan pada kucing yang dipelihara di Surabaya, adapun saran yang diberikan

adalah:

1) Pemeriksaan prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan pada

kucing yang dipelihara di Surabaya sebaiknya dilakukan secara

berkala, sehingga infeksi protozoa saluran pencernaan dapat

dikendalikan penyebarannya.

2) Memberikan edukasi mengenai penyakit protozoa saluran

pencernaan kepada para pemilik kucing di Surabaya sehingga dapat

meminimalisir infeksi protozoa pada kucing yang dipelihara

tersebut, mengingat adanya penyakit protozoa saluran pencernaan

kucing yang bersifat zoonosis.

3) Pemilik hewan harus memperhatikan dengan seksama kondisi

kesehatan hewan peliharaannya (terlebih pada kucing yang

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 74: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

mengalami diare), termasuk status hewan tersebut telah bebas dari

penyakit baik yang bersifat zoonosis maupun tidak. Begitu juga

dengan kondisi kesehatan hewan tua hewan carier penyakit

protozoa saluran pencernaan sehingga dapat menjadi sumber

penularan pada hewan lain dan hewan muda. Maka pemeriksaan

oleh dokter hewan secara berkala penting untuk dilakukan,

mengingat penyakit protozoa saluran pencernaan kucing tidak

selalu menampakkan gejala klinis atau bersifat asimtomatis.

4) Pemilik hewan hendaknya selalu menjaga sanitasi lingkungan

tempat hewan dipelihara dengan mengganti pasir kucing setiap

hari, membersihkan serta menyemprotkan desinfektan sehingga

dapat menghindarkan pemilik hewan dan hewan peliharaan dari

penyakit protozoa yang bersifat zoonosis.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 75: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

RINGKASAN

Nur Shofa ‘Afiyah. Kucing merupakan salah satu hewan yang

mempunyai daya eksotik tertentu sehingga banyak dijadikan sebagai hewan

peliharaan oleh masyarakat, khususnya masyarakat di Kotamadya Surabaya.

Sistem pemeliharaan kucing yang diterapkan masyarakat berbeda-beda, menurut

Hildreth et al. (2010) ada tiga macam sistem pemeliharaan: (1) kucing yang

sangat diperhatikan oleh pemiliknya, memiliki kandang dan lingkungan hidup

yang bersih, selain itu kesehatan kucing sangat diperhatikan dan diberikan

vaksinasi secara rutin. Biasanya kucing ini, bersifat jinak dan tidak pernah keluar

dari rumah pemiliknya (2) kucing yang tidak dikandangkan dan dibiarkan bebas,

namun masih di dalam lingkungan rumah pemilik dan tetangga dengan

pengawasan pemiliknya. Kebutuhan makanannya juga diperhatikan pemiliknya

(3) kucing yang dipelihara dengan cara diliarkan, dimana pemilik kucing ini

masih menyediakan makan dan minuman, namun kesehatan kucing tidak

diperhatikan. Kucing selalu keluar dari rumah pemiliknya dan bebas berkeliaran

dimana saja.

Kucing sebagai hewan peliharaan tidak terlepas dari berbagai penyakit,

diantaranya adalah penyakit parasiter yang salah satunya dapat disebabkan oleh

protozoa saluran pencernaan. Infeksi protozoa pada saluran pencernaan tidak

selalu menampakkan gejala klinis atau bersifat asimtomatis, hanya pada infestasi

yang berat yang dapat menyebabkan diare, nafsu makan dan daya tahan tubuh

menurun, serta gangguan pertumbuhan pada hewan usia muda. Beberapa jenis

protozoa saluran pencernaan yang dapat menyerang kucing adalah genus

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 76: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Entamoeba, Balantidium, Toxoplasma, Isospora, Eimeria, Giardia, Trichomonas

dan Cryptosporidium. Beberapa protozoa saluran pencernaan juga bersifat

zoonosis (Soulsby, 1986; Levine, 1995).

Penelitian ini menggunakan 100 sampel feses kucing peliharaan yang

tersebar di berbagai wilayah di Kotamadya Surabaya, yaitu wilayah Utara,

Selatan, Barat dan Timur. Sampel feses diperiksa dengan menggunakan metode

natif, apung, sedimentasi serta pewarnaan asam kinyoun. Pada sampel yang

positif terinfeksi protozoa saluran pencernaan, dilakukan identifikasi terhadap

jenis protozoa. Selanjutnya perhitungan prevalensi menggunakan rumus

prevalensi dan penyajian data berupa tabel.

Hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode natif, apung, sedimentasi

serta pewarnaan asam kinyoun terhadap 100 sampel feses kucing menunjukkan 14

sampel positif dan 86 sampel negatif. Angka prevalensi infeksi protozoa saluran

pencernaan pada kucing peliharaan di Kotamadya Surabaya adalah 14%. Protozoa

yang ditemukan yaitu Isospora felis, Isopora rivolta, Balantidium coli serta

Cryptosporidium sp..

Prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan paling tinggi ditemukan

pada kucing yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan tipe 3 (36,36%) diikuti

sistem pemeliharaan tipe 2 (14,70%) dan yang paling rendah adalah sistem

pemeliharaan tipe 1 (2,27%). Hasil penelitian menunjukkan umur kucing

berpengaruh terhadap infeksi protozoa saluran pencernaan. Kucing yang berumur

di bawah 12 bulan lebih rentan terhadap infeksi protozoa saluran pencernaan

dibandingkan dengan kucing yang berumur di atas 12 bulan.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 77: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Maksoud, N. M. and M. M. Ahmed. 1999. Hygienic Surveillance of

Cryptosporodiosis in Dogs (Canis familiaris) and Cats (Felis catus). Ass.

Univ. Bull. Environ. Res. Vol:1-2(2).

Allen, D. G., S. Campbell., B. H. Colmery., J. G. Fox., C. L. Gyles., W.

Ingwersen., L. E. Moore., S. Muylle., S. Patton., A. S. Peregrine., S. I.

Rubin., H. C. Rutgers., J. M. Steiner., and T. W. Swerczek. 2011.

Digestive Disorders of Cats. //http.www.merckmanuals.com. [17 Juni

2014].

Anonim. 2002. Pocket Reference Book Cats. Paragon. United Kingdom.

Arimbi. 2010. Studi Kasus : Suspec Feline Infectious Peritonitis (FIP) Pada

Kucing Ras di Surabaya. Case Study : Suspec Feline Infectious Peritonitis

(FIP) of Cat in Surabaya. Veterinari Medika. Vol:3(2).

Artama, I. K., U. Cahyaningsih dan E. Sudarnika. 2005. Prevalensi Infeksi

Cryptosporodium parvum pada Sapi Bali di Dataran Rendah dan Dataran

Tinggi di Kabupaten Karangasem Bali. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner.

Bendryman, S. S. 2000. Prevanlensi Infeksi Cacing dan Protozoa Saluran

Pencernaan pada Kucing Liar di Kotamadya Suravaya. Faculty of

Veterinary Medicine. Airlangga University.

Brown, H. W. 1979. Dasar Parasitologi Klinik. Edisi III. PT Gramedia. Jakarta.

156 – 160.

Chessbrough, M. 1998. Entamoeba Histolytica. District Lab. Practice in Tropical

Countries. Part I. Cambridge University Press. United Kingdom.

Dubey, J. P., D. S. Lindsay and C. A. Speer. 1998. Structures of Toxoplasma

gondii Takhizoites, Bradyzoites and Sporozoites and Biology and

Development of Tissue Cysts. Clin. Mikrobiol. Rev. 267 – 299.

ESCCAP. 2011. Control of Intestinal Protozoa in Dogs and Cats. ESCCAP

Guideline 06 First Edition. ESCCAP 2011©.

Eyspana, B. D. 2014. Prevalence of Intestinal Pathogen Protozoa on Diary Calves

in Setia Kawan Diary Cooperates Nongkojajar Pasuruan [Skripsi].

Universitas Airlangga.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 78: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Ford, B. J. 2005. The Discovery of Giardia. Gonville and Caius College,

University of Cambridge, United Kingdom. Microscope. Vol:53(4).

Gandahusada, S. 1992. Diagnosa dan Penata Laksanaan Toxoplasmosis. Majalah

Parasitologi Indonesia. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit

Indonesia. 5(1):7 – 14.

Gandahusada, S. 1995. Penanggulangan Toksoplasmosis dalam Meningkatkan

Sumber Daya Manusia. Maj. Kedok. Ind. Juni; 45: 365 – 70.

Gandahusada, S., H. H. D. Illahude dan W. Pribadi. 1998. Parasitologi

Kedokteran. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta. 153 – 161.

Getty, R. 1975. Sisson and Grossman‟s: The Anatomy of the Domestic Animals.

5th

Edition.

Hildreth, A. M., S. M. Vantassel and S. E. Hygnstrom. 2010. Feral Cats and Their

Management. University of Nebraska. Lincoln.

Leventhal, R. and R. F. Cheadle. 1996. Class Lobusca. Medical Parasithology. A

Self-instructional Text. 4th

Edition. Davis Company. Philadelphia.

Levine, N. D. 1995. Protozoologi Veteriner (terjemahan). Alih bahasa:

Soekardono, S. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Lukiswanto B. S. dan W. M. Yuniarti. 2013. Pemeriksaan Fisik pada Anjing dan

Kucing. Airlangga University Press.

Medema, G., P. Teunis, M. Blokker, D. Deere, A. Davison, P. Charles and J.

Loret. 2006. Cryptosporodium. WHO Guidelines for Drinking Water

Quality.

Mircean, V., A. Titilincu and C. Vasile. 2010. Prevalence of Endoparasites in

Householed Cat (Felis catus) Populatian from Transylvania (Romania) and

Association with Risk Factors. 171(1-2): 163 – 166.

Murtidjo, B. A. 1994. Metode Riset Epidemiologi. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Nealma, S., I. M. Dwinata., and I. B. M. Oka. 2013. Prevalensi Infeksi Cacing

Toxocara cati pada Kucing Lokal di Wilayah Denpasar. Fakultas

Kedokteran Hewan. Udayana. Denpasar.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 79: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Noble, E. R. and G. A. Noble. 1989. Parasitology: biologi Parasit Hewan. Edisi

Kelima (terjemahan). Alih Bahasa: Widiarto. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Norsworty, G. D. 1993. Feline Practice. J. B. Lippincoft Company. Philadelphia.

Pabundu, D. 2007. Kasus Penyakit Hewan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Periode 2003-2006

[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Prasetyo, R. H. 2004. Atlas Berwarna Protozoologi Veteriner. Airlangga

University Press.

Puspita, L. T. 2013. Pusat Kegiatan Bagi Penyayang Serta Anjing dan Kucing di

Daerah istimewa Yogyakarta [Tugas Akhir]. Universitas Atma Jaya

Yogyakarta.

Rahayu, N. R. T. 2008. Identifikasi Endoparasit Saluran pencernaan Simakobu

(Simias concolor siberru) dan Joja (Presbytis potenziani siberu) di Siberut

Utara [Skrpsi]. Fakultas kedokteran Hewan. Universitas Udayana.

Denpasar.

Samie, A., M. A. Tsipa and P. Bessong. 2013The Epidemology of

Cryptosporodium in Cats and Dogs in the Thohoyandou Region, South

Africa. Academic Journal. 7(21):2510 – 2518.

Samil, R. S. 1988. Toksoplasmosis pada Ibu Hamil dan Bayi. Seminar Sehari

Penyakit-Penyakit Manusia yang Ditularkan Hewan Peliharaan. Jakarta,

31 Oktober, 1988.

Sasmita, R. 2006. Toksoplasmosis Penyebab Kelainan dan Keguguran Bayi:

Pengenalan, Pemahaman, Pencegahan dan Pengobatan. Universitas

Airlangga. Fakultas Kedokteran Hewan. Airlangga University Press.

Surabaya.

Sitepoe, M. 1997. Nyaman Bersama Hewan Kesayangan. Grasindo. Jakarta.

Soulsby, E. J. L. 1986. Helminths, Arthropods and Protozoa of Domestic

Animals. 5th

Edition. The English Language Book Soc and Bailliere

Tindall. London.

Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing.

Gadjah Mada Press. Bulaksumur, Yogyakarta.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 80: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Sucitrayani, P. T. E., I. B. M. Oka dan M. Dwinata. 2014. Prevalensi Infeksi

Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Lokal (Felis catus) di

Denpasar. Buletin Veteriner Udayana. Vol:6(2).

Sudrajat, S. 1991. Epidemologi Penyakit Hewan. Jilid I. Direktorat Bina

Kesehatan Hewan. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian.

Susilo, J., Siswanto, A.J., Heni A. dan Triwibowo, B. 2014. Infeksi Coccidia pada

Sapi Potong di Balai Peneliltian Tanah Bogo Probolinggo Lampung

Timur. Buletin Laboratorium Veteriner. Vol:31(01).

Suwanti, L. T. 1999. Pengaruh Splenektomi terhadap Infeksi Toxoplasma gondii

pada Mencit. Lembaga Penelitian. Universitas Airlangga. Surabaya.

Suwanti, L. T., N. D. R. Lastuti., E. Suprihati. 1999. Diktat Protozoologi

Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Suwanti, L. T., N. D. R. Lastuti., Mufasirin dan E. Suprihati. 2011. Petunjuk dan

Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Protozoa. Fakultas Kedokteran Hewan.

Universitas Airlangga. Surabaya.

Suwed, M. A. dan N. S. Budiana. 2006. Membiakkan Kucing Ras. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Tzannes, S. Batchelor D. J., Graham P. A., Pinchbeck G. L., Wastling J. and

German A. J. 2008. Prevalence of Cryptosporodium, Giardia and

Isosporan Species Infections in Pet Catswith Clinical Signs of

Gastrointestinal Disease. Journal Feline Medicine Surgery. 10(1): 1 – 8.

Wastomi, Z. N. 2014. Prevalensi dan Derajat Infeksi cacing Saluran Pencernaan

pada Kucing di Beberapa Pet Shop di Kota Surabaya [Skripsi]. Universitas

Airlangga.

Yudhie. 2010. Koksidiosis pada Kucing dan Anjing.

http://yudhiestar.blogspot.com/2010/01/koksidiosis-pada-

kucinganjing.html. [24 Juni 2015].

Yulfi, H. 2006. Protozoa Intestinalis. Universitas Sumatera Utara Repository©.

Medan.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 81: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Lampiran 1. Pemeriksaan Protozoa

a. Metode Natif

Sampel feses yang telah diberi larutan K2Cr2O7 2% diambil secukupnya

dengan menggunakan lidi atau gelas pengaduk untuk dioleskan pada kaca obyek,

setelah itu ditambahkan satu sampai dua tetes air dan ditutup dengan kaca

penutup. Selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 – 400

kali.

b. Metode Apung

Suspensi tinja dibuat dengan perbandingan satu bagian tinja dan 10 bagian

air lalu disaring dengan menggunakan saringan teh. Filtrat yang didapat

dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, dan disentrifugasi selama lima menit

dengan kecepatan 1500 rpm. Proses sentrifugasi diulang beberapa kali sampai

supernatan jernih. Setelah itu pelarut dibuang dan diganti dengan larutan NaCl

0,9% sampai ketinggian satu sentimeter dibawah mulut tabung, lalu disentrifugasi

selama lima menit dengan kecepatan 1500 rpm.

Tabung hasil sentrifugasi diletakkan pada rak tabung dan secara perlahan

ditetesi dengan larutan NaCl 0,9% sampai cairan terlihat cembung pada mulut

tabung. Setelah itu diatas mulut tabung sentrifus diletakkan kaca penutup dan

dibiarkan satu sampai dua menit, kemudian kaca penutup diambil dan diletakkan

diatas kaca objek untuk diperiksa dibawah mikroskop.

c. Metode Sedimentasi

Suspensi tinja dibuat dengan perbandingan satu bagian tinja dan 10 bagian

air lalu disaring dengan menggunakan saringan teh. Filtrat yang didapat

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 82: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, dan disentrifugasi selama dua sampai lima

menit dengan kecepatan 1500 rpm. Supernatan hasil proses sentrifugasi dibuang

dan endapannya ditambah air kemudian disentrifugasi. Proses sentrifugasi diulang

beberapa kali sampai supernatan jernih.

Setelah terlihat jernih, supernatan dibuang dan disisakan sedikit. Lalu

endapan dan supernatan yang tersisa diaduk dan diambil sedikit dengan

menggunakan pipet pasteur, kemudian diteteskan di atas kaca objek dan tutup

dengan kaca penutup. Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop dengan

perbesaran 100 kali.

Sumber: Suwanti dkk., 2011

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 83: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Lampiran 2. Pewarnaan Asam Kinyoun

Ookista yang terdapat pada sampel feses sulit dideteksi tanpa pewarnaan

khusus. Tujuan dari pewarnaan ini untuk membantu mengidentifikasi ookista,

karena ookista tidak berwarna dan berukuran kecil. Tidak seperti pewarnaan zhiel-

neelsen yang dimodifikasi, pewarnaan asam kinyuon tidak memerlukan

pemanasan reagen yang digunakan pada proses pewarnaan.

Tahap pertama, kaca obyek dibersihkan dari debu atau kotoran lain, lalu

sampel feses disebar secara tipis dan luas dengan menggunakan pipet dan

dikeringkan. Setelah itu, sampel yang sudah kering difiksasi dengan

menggunakan methanol absolut selama satu menit. Selanjutnya kinyoun

diteteskan hingga menutupi sampel, lalu dibiarkan selama lima menit. Kemudian

dibilas dengan menggunakan alkohol 50% selama kurang lebih tiga sampai lima

detik. Setelah itu dicuci dengan air mengalir. Lalu asam sulfat (H2SO4) 1%

diteteskan untuk melunturkan warna hingga tetesannya bening. Selanjutnya,

methylen blue diteteskan untuk memberikan warna background pada preparat

sampel feses yang telah diwarnai selama satu menit. Terakhir, preparat sampel

tersebut dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan. Kemudian lihat

menggunakan mikroskop perbesaran 400 dan 1000 dengan bantuan minyak

emersi.

Sumber: Eyspana, 2014

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 84: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Lampiran 3. Data dan Hasil Pemeriksaan Protozoa Saluran Pencernaan pada

Sampel Feses Kucing Peliharaan di Kotamadya Surabaya.

No Wilayah

Surabaya

Jenis Kelamin

Umur* Hasil SP** Diare Jenis Protozoa

Jantan Betina

1. Utara X 18 - 2 -

2. Utara X 8 - 2 - -

3. Utara X 8 - 2 -

4. Utara X 8 - 2 - -

5. Utara X 2 + 2 Isospora felis

6. Utara X 11 - 2 -

7. Utara X 36 - 1

(+ darah) -

8. Utara X 48 - 1 -

9. Utara X 3 - 2 -

10. Utara X 15 + 2 - Cryptosporidium sp.

11. Utara X 8 + 3 Cryptosporidium sp.

12. Utara X 12 + 2 Cryptosporidium sp.

13. Utara X 16 + 3 - Cryptosporidium sp.

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 85: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

14. Utara X 20 - 1 -

15. Utara X 6 - 2 - -

16. Utara X 19 - 3 - -

17. Utara X 4 - 1 -

18. Utara X 18 + 2 Cryptosporidium sp.

19. Utara X 11 + 3 Isospora felis

20. Utara X 3 - 3 -

21. Utara X 8 - 3 -

22. Utara X 4 - 3 - -

23. Utara X 10 - 3 -

24. Utara X 3 - 3 - -

25. Utara X 3 - 3 -

26. Utara X 18 - 3 Cryptosporidium sp.

27. Utara X 3 + 1

(+ darah) Balantidium coli

28. Timur X 14 - 2 -

29. Timur X 8 - 2

(+ darah) -

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 86: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

30. Timur X 18 - 1 - -

31. Timur X 3 - 1 - -

32. Timur X 15 - 1 -

33. Timur X 3 - 1 -

34. Timur X 3 - 1 - -

35. Timur X 3 - 1 - -

36. Timur X 15 - 1 -

37. Timur X 3 - 1 - -

38. Timur X 61 - 1 - -

39. Timur X 6 - 1 - -

40. Timur X 7 - 1 -

41. Timur X 7 - 1 - -

42. Timur X 7 - 1 -

43. Timur X 16 - 2 - -

44. Timur X 16 - 2 - -

45. Timur X 60 - 2 - -

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 87: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

46. Timur X 4 + 2 Cryptosporidium sp.

47. Timur X 18 - 2 -

48. Timur X 18 - 2 -

49. Timur X 18 - 2 -

50. Timur X 48 - 2 - -

51. Timur X 48 - 2 - -

52. Timur X 10 - 2 -

53. Barat X 37 - 1 - -

54. Barat X 37 - 1 - -

55. Barat X 37 - 1 - -

56. Barat X 4 - 2 -

57. Barat X 20 - 1 - -

58. Barat X 15 - 1 - -

59. Barat X 13 - 1 - -

60. Barat X 19 - 1 - -

61. Barat X 20 - 1 - -

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 88: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

62. Barat X 20 - 1 - -

63. Barat X 5 - 2 -

64. Barat X 8 - 2 -

65. Barat X 10 - 2 -

66. Barat X 12 - 3 - -

67. Barat X 9 - 3 - -

68. Barat X 17 - 1 - -

69. Barat X 3 - 1 -

70. Barat X 3 - 1 -

71. Barat X 3 - 1 -

72. Barat X 48 - 1 - -

73. Barat X 10 - 2 -

74. Barat X 48 - 2 - -

75. Barat X 18 - 1 -

76. Barat X 18 - 1 -

77. Barat X 18 - 2 -

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 89: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

78. Barat X 4 - 1 -

79. Barat X 5 - 1 -

80. Selatan X 23 - 1 - -

81. Selatan X 23 - 1 - -

82. Selatan X 23 - 1 - -

83. Selatan X 23 - 1 - -

84. Selatan X 26 - 1 - -

85. Selatan X 49 - 1 - -

86. Selatan X 12 - 1 -

87. Selatan X 34 - 1 - -

88. Selatan X 3 + 3 - Isospora rivolta

89. Selatan X 4 + 3 Isospora rivolta

90. Selatan X 18 + 3 Isospora felis

91. Selatan X 3 - 3 -

92. Selatan X 4 - 3 -

93. Selatan X 5 + 3 Isospora felis

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 90: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

94. Selatan X 3 - 3 - -

95. Selatan X 6 - 2 - -

96. Selatan X 8 - 2 -

97. Selatan X 13 - 2 -

98. Selatan X 3 - 3 -

99. Selatan X 10 - 3 - -

100. Selatan X 12 - 2 -

Keterangan: *) dalam bulan

**) Sistem Pemeliharaan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 91: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Lampiran 4. Foto Penelitian

Sampel Feses

Mikroskop

Alat Sentrifus Alat dan Bahan Penelitian

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 92: UCAPAN TERIMA KASIH DETEKSI PROTOZOA SALURAN …repository.unair.ac.id/55940/1/KH 107-16 Afi d ABSTRAK.pdf · umumnya memperlihatkan gejala klinis diare. Diare adalah manifestasi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA „A.

Kucing Peliharaan

SKRIPSI DETEKSI PROTOZOA SALURAN ... NUR SHOFA 'AFIYAH

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA