uav
DESCRIPTION
about UAVTRANSCRIPT
A. Latar Belakang
Geodesi merupakan salah satu ilmu yang sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Geodesi terus berkembang siring dengan berjalannya waktu dari masa ke
masa. Teknologi pemetaan yang hadir saat ini juga merupakan perjalanan
panjang yang pada akhirnya mencapai kemudahan dalam menyajikan informasi
geospasial untuk khalayak ramai.
Geodesi pada awal perkembangannya merupakan ilmu untuk menentukan
batas bidang (kadaster) pada masa pemerintahan Raja Firaun di Mesir. Seiring
berkembangnya pola pikir manusia Geodesi berkembang menjadi ilmu yang
besar dan memiliki beberapa cabang ilmu yang saling terkait. Salah satu cabang
ilmu yang saat ini berkembang pesat adalah cabang ilmu Fotogrametri. Teknik
yang digunakan adalah mengukur objek atau permukaan tanpa bersentuhan
langsung dengan objek tersebut.
Fotogrametri menggunakan foto sebagai media untuk melakukan pengukuran
atau penggalian informasi dari suatu objek. Teknik ini memerlukan platform
untuk menempatkan kamera dalam pekerjaannya. Biasanya platform yang
digunakan berupa pesawat terbang. Teknik ini sangat menguntungkan dalam
pemetaan skala besar, karena akan lebih menghemat biaya dengan cakupan
area yang luas. Pada awal perkembangannya sedikit sulit untuk melakukan
pekerjaan pemetaan menggunakan teknik ini karena penyewaan pesawat udara
yang tidak mudah ditemui.
Saat ini seiring dengan perkembangan pesat dari teknologi pesawat udara,
UAV ditemukan untuk meringkas biaya terbang dan mempermudah pekerjaan
lainnya. UAV menjadi satu terobosan baru dalam dunia Fotogrametri. Dengan
UAV pemetaan menggunakan teknk fotogrametri menjadi lebih mudah karena
menggunakan pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak ini dapat diterbangkan
secara otomatis mengikuti program yang ditanamkan kepadanya dapat pula
dijalankan menggunakan remote control. Fleksibilitas UAV ini dapat meringkas
biaya pekerjaan dan juga mempercepat pekerjaan, sehingga pekerjaan lebih
efisien.
B. Sejarah perkembangan UAV
Pada mulanya UAV muncul pada periode Perang Dunia I (1917), meskipun
ide mengenai mesin terbang sudah ada semenjak 2500 tahun yang lalu.
1. Desain awal
Desain ini telah didokumentasikan pada terobosan besar pertama sebagai
kontribusi untuk mesin otomatis yang terjadi sepanjang era pitagoras, yang
merupakan siswa Thales untuk beberapa tahun dan sebagai phytagorean
mathematician. Terobosan pertama dalam mesin otomatis di ikut sertakan
oleh Archytas dari kota Talantas di Selatan Italia, yang diketahui sebagai
Archytas the Tarantine, juga disebut sebagai Leonardo Da Vinci dari masa
lalu. Archytas bukan hanya sebagai inventor nomor “satu” , “ Bapak nomor 1”
untuk masalah teori beliau adalah teknisi pertama. Dengan mengaplikasikan
serangkaian neer geometris dari Reinassance telah di dokumentasikan, lihat
pada Gambar 1. Gambar tersebut tidak tiketahui apakah desain terbaru itu
didasari dari ide Archytas, meskipun konsepnya sangap mirip.
Gambar 1. Alat yang srupa dengan “burung yang terbang” dengan mesin
pada perutnya, di ikut sertakan dalam teknisi pada masa Reinassance
Leonardo Da Vinci, pada tahun 1483, mendesain sebuah instrumen yang
mampu melayang, yang diberi nama Sekrup Udara atau giroskop udara, yang
bisa dilihat pada gambar 2. Instument tersebut memiliki diameter sebesar 5
meter dan idenya adalah untuk membuat porosnya berputar dan jika
kekuatannya telah cukup maka instrument akan berputar dan terbang. Mesin
ini dianggap sebagai leluhur dari helikopter masa kini.
Gambar 2. Giroskop udara milik Leonardo Da Vinci
Pada 1907, Paul Cornu mengembangkan mesin terbang vertikal dengan
dua rotor, lihat pada gambar 3, yang agaknya siasumsikan akan membawa
orang pertama meninggalkan daratan untuk terbang pertama kalinya. Rotor
berputar dalam keadaan melawah arah dan mesin tersebut dapat terbang
selama 20 detik, dan hanya terangkat sebentar dari tanah.
Gambar 3. Helicopter rancangan Paul Carnu
Terobosan besar pada era moderen untuk sejarah helicopter adalah
helicopter milik Igor Ivanovitch Sikorsky, meskipun ia membuat desain
prototipe pada tahun 1909, helicopter koaksial non pilot tidak pernah
diterbangkan dikarenakan masalah vibrasi dan ketidak cukupan dari mesin
penyokongnya. Kontribusi dari Russia baru datang pada tahun 1912; desain
Boris Yur’ev termasuk dengan rotor utama dan rotor ekor (digunakan untuk
pertama kalinya), lihat pada gambar 4, sementara ia adalah orang yang
pertama yang mengususlkan pitch eyelic untuk kontrol rotor.
Gambar 4. Pesawat udara Boris Yu’rev
2. Desain setelah Perang Dunia I
UAV masuk ke dalam penggunaan pada bidang militer selama Perang
Dunia Pertama. Gambar 5 dan 6 adalah gambar yang menggambarkan upaya
besar pasca perang untuk merancang dan menguji mesin terbang berawak
dengan kesuksesan yang berbeda-beda.
Gambar 5. Helicopter yang didesain oleh Stephan Petroczy dan Theodore
von Kharman yang terdiri dari dua baling baling pengangkat yang saling
bertumpangan
Gambar 6. Helicopter milik Bothezat’s dengan 4 rotor, desain disponsori oleh
Tentara US.
Berfokus pada pesawat sayap tetap tak berawak, terobosan besar terjadi
selama 30 tahun terakhir, oleh karena itu bagian selanjutnya akan membahas
mengenai kemajuan dari perkembangan pesawat udara.
3. Era Baru UAV
Berikut ini merupakan bentuk dan perkembangan UAV desain serta
prototipe dari konfigurasi baru UAV. Akan ditampilkan bentuk-bentuk
perkembangan UAV dari skala besar sampai miniatur desainnya. Beberapa
dari model yang ditampilkan digunakan dalam bidang militer diseluruh penjuru
dunia. Keuntungan UAV sendiri dari pesawat berawak adalah kerentanan dan
ketahanannya telah teruji dan terjamin. Berikut ini gambar desain dari UAV
pada era moderen.
Gambar 7. UAV ini bernama RQ-5A/MQ-5B Hunter digunakan oleh militer US.
Ini dipakai untuk mengantar amunisi yang didesain oleh Northrop Grumman.
Gambar 8. RQ-7A/B Shadow 200 diproduksi oleh AAI. Dipakai untuk
pengintaian
Gambar 9. RQ-8A/B Firescout. Didesain oleh Northrop Grumman. Telah di
demonstrasikan autonomous flight capabilities.
Gambar 10. The I-Gnat-ER diproduksi oleh General Atomics Aeronautical
System Inc. Digunakan selama G8 Head of State Meeting in Alberta Canada
untuk menambah peningkatan keamanan.
Gambar 11. X-45 UCAV pesawat udara yang dibangun oleh Boeing Corp,
Demonstrasi teknologi ini untuk keperluan misi penyerangan
Gambar-gambar selanjutnya merupakan UAV dengan desain dan model
yang sudah jauh berkembang. Pesawat udara tak berawak ini dikembangkan
oleh negara-negara maju untuk banyak tujuan yang mayoritas masih dalam
lingkup tujuan militer.
Gambar 12. Seagull di bangun oleh Elbit System (ISRAEL)
Gambar 13. Dragoneye dibangun oleh AcroViroment Inc (USA)
Gambar 14. Skyline dibangun oleh RAFAEL (ISRAEL)
Gambar 15. Mikado Aircraft oleh EMT (JERMAN)
Gambar 16. Sikorsky Cypher II oleh Sikorsky Aircraft Corp.
Gambar 17. Kestrel Aircraft oleh Honeywell
Gambar 18. X-50 Aircraft dibangun oleh Boeing Corp. Teknologi ini untuk
mendemonstrasikan konfigurasi sistem Canard Rotor Wing (CRW)
Gambar 19. Konfigurasi dengan empat rotor, didesain oleh Draganfly
Innovations Inc
Gambar 20. A-160 Humingbird dibangun oleh Boeing/Frontier. Ini
didemonstrasikan untuk pemngembangan lebih lanjut jarak ketahanan dan
pengendalian.
Gambar 21. Long Gun oleh Titan Corp. Ini didesain untuk dapat dipakai lagi,
dengan harga rendah dan bisa dijadikan alternative untuk missile.
Inovasi UAV berikutnya adalah bisa di bangun dalam bentuk yang kecil,
serbaguna,portable dengan harga pembuatan yang cukup minim. Berikut ini
bentuk-bentuk UAV tersebut :
Gambar 22. Force Protection Aerial Surveillance System (FPASS)
dikembangkan oleh Air Force Electronic System Center untuk menambah
kemanan dasar.
Gambar 23. FQM-151 Pointer oleh AeroVironment telah digunakan untuk
menguji beberapa sensor mini
Gambar 24. BUSTER yang dibangun oleh U.S Army Vision Laboratories.
Gambar 25. Silver Fox yang dibangun oleh Office of Naval Research untuk
keamanan kapal dan patroli pelabuhan.
Gambar 26. Sean Eagle menyediakan elemen proteksi untuk keamanan
pasukan angkatan laut
Gambar 27. Hornet yang dibangun oleh AeroVirontment menngunakan
tenaga matahari sebagai sumber tenaganya
Gambar 28. Wasp yang dibangun oleh AeroVironment.
Semua konfigurasi dari UAV diatas adalah model, desain dan seni dari
pembuatan pesawan terbang tak berawak sari yang palin kuno sampai yang
terkini. UAV telah digunakan dalam banyak bidang meskipun kebanyakan
digunakan dalam bidang militer. Namun yang pasti UAV didesain untuk
mengefektifkan penggunaan dari perangkat udara dalam hal penghematan
biaya dan perangkat yang dapat di pakai dalam beberapa tujuan.
C. Pengertian
Menurut John Willey pada bukunya yang berjudul Unmanned Aerial Vehichle
(Embedded Cotrol) UAV yang dapat pula disebut sebagai Drone merupakan
perangkat udara yang biasa digunakan dalam dunia milter yang pada desain
paling barunya dapat digunakan pula oleh masyarakat umum. UAV dapat
didefinisikan sebagai perangkat udara tanpa kehadiran pilot untuk naik pada
perangkat tersebut, digunakan untuk menampilkan kepandaian, pengawasan
serta pengintaian.
Menurut Lawrence R. Newcome dalam bukunya yang berjudul Unmanned
Aviation : A Brief History of Unmanned Aerial Vehichle, UAV dikatakan sebagai
perangkat udara yang tidak membawa operator manusia di dalamnya, yang
menggunakan gaya aerodinamis sebagai daya angkat, dapat terbang secara
otomatis atau dikendalikan menggunakan remot kontrol.
AIAA mendefinisikan UAV sebagai instrumen udara yang didesain atau
dimodifikasi tidak untuk membawa pilot manusia, instrumen ini dioperasikan
melalui inisiasi masukan elektronik oleh controler atau dari sistem manajemen
kontrol terbang otomatis pada instrumen yang tidak terintervensi oleh controler
lainnya.
Sedangkan Rafael Yanusevsky dalam bukunya yang berjudul Guidance of
Unmanned Aerial Vehichle mendefinisikan UAV sebagai alat penjelajah udara
yang terbang tanpa tim manusia didalamnya, dan instrumen tersebut terbang
dapat dikontrol menggunakan remote kontrol ataupun terbang secara otomatis.
Pada dasarnya secara harfiah UAV dapat dikatakan sebagai pesawat tanpa
awak. UAV dapat terbang tanpa kendai manual oleh pilot langsung, dengan kata
lain dapat dikendalikan jarak jauh atau secara otomatis dapat terbang sendiri
sesuai dengan misi yang di tanamkan pada UAV itu sendiri.
UAV merupakan perangkat yang awalnya di desain untuk keperluan militer,
seperti pembawa missile, pembawa logistik, pesawat pengintai, pesawat
keamanan dan lain sebagainya. Namun saat ini seiring berkembangnya
teknologi, UAV tidak lagi digunakan hanya dalam bidang militer, seluruh lapisan
masyarakat dapat menggunakannya.
D. Konsep Fotogrametri
Fotogrametri merupakan ilmu untuk memperoleh informasi yang valid dari
suatu permukaan atau suatu objek tanpa menyentuh langsung permukaan atau
object tersebut juga menghitung dan menginterpretasi permukaan atau objek
tersebut (Schenk, 2005). Kata fotogrametri diambil dari tiga kata yaitu phos atau
phot yang berarti cahaya, gramma yang berarti surat atau sesuatu yang
tergambar, dan metrein yang berarti kata benda dari mengukur. Dari serapan
kata tersebut secara harfiah fotogramteri bisa diartikan sebagai mengukur
sesuatu yang tergambar menggunakan cahaya.
Fotogrametri memiliki dua cabang ilmu yaitu fotogrametri jarak dekat dan
aerial fotogrametri. Aerial fotogrametri merupakan teknik fotogrametri yang
pelaksanaanya menggunakan platform seperti pesawat udara, pengambilan foto
dilakukan pada ketinggian tertentu sesuai dengan keperluan produk akhir.
Sedangkan fotogrametri jarak dekat merupakan teknik yang baru beberapa
tahun terakhir ini dikembangkan, pada teknik ini foto diambil dengan jarak
kurnag dari 300 m. Teknik fotogrametri jarak dekat ini biasa disebut pula sebagai
terrestrial fotogrametri karena pengambilan foto dekat dengan objek atau pada
permukaan bumi.
Gambar 29. Aerial Fotogrametri
Gambar 30. Fotogrametri Jarak Dekat
Fotogrametri jarak dekat biasanya digunakan dalam pemetaan 3 Dimensi
untuk sebuah objek tunggal pada permukaan bumi, seperti rumah, patung,
monumen, candi, bangunan bersejarah dan lain sebagainya. Sedangkan untuk
pemetaan dalam skala besar aerial fotogrametri lebih banyak digunakan.
Aerial fotogrametri dari awal perkembangannya sudah banyak berkembang
pesat, dimulai dari balon udara sebagai pembawa kamera sampai pada saat ini
teknologi UAV sebagai platform pembawa kamera. Perkembangan teknologi ini
dimaksudkan untuk memudahkan manusia dalam melakukan pengumpulan
informasi mengenai suatu objek yang dalam hal ini adalah permukaan bumi.
Dalam fotogrametri untuk mendapatkan informasi berupa informasi spasial,
foto yang digunakan tidak sembarang foto, diperlukan GCP (Ground Control
Point) pada area yang akan difoto sebagai acuan titik kontrol foto yang nantinya
akan di ekstrak informasi spasialnya. Tujuan dari fotogrametri ini pada akhirnya
adalah pembuatan orthofoto yang akan digunakan untuk menghitung dan
mengekstraksi informasi spasial.
Pada teknik fotogrametri tidak hanya memerlukan GCP namun untuk
mendapatkan foto yang baik untuk pada nantinya dapat diproses lebih lanjut,
pada suatu area yang akan di foto perlu direncanakan jalur terbang. Rencana
jalur terbang ini mencakup arah terbang, titik potret (pengambilan gambar),
overlapping antar foto serta jarak antar jalur.
Gambar 31. Contoh rencana jalur terbang dan geometri dari overlapping antar
foto
Gambar 32. Contoh perencanaan jalur diatas peta topografi
Saat melakukan pemotretan udara platform akan dilengkapi alat tambahan
yang menunjang agar terciptanya data yang valid untuk pemrosesan
selanjutnya. Alat tersebut berupa IMU (Inertial Motion Unit) dan GPS (Global
Positioning System). Dua alat ini digunakan untuk mengontrol pergerakan dari
platform agar foto yang dihasilkan tetap menghasilkan kualitas yang baik.
Dengan maraknya pemakaian UAV sebagai pengganti pesawat udara dengan
pilot, pergerakan platform juga hanya dapat dikendalikan dari jarak jauh
sehingga kedua alat ini penting di tanamkan pada platform sebagai alat kontrol
kualitas dari produk yang nantinya akan dihasilkan.
Gambar 33. Contoh UAV yang digunakan dalam Fotogrametri