dewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah … · pembahasan terkait permohonan persetujuan...

17
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2019 - 2020 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan RI Hari, Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020 Pukul : 10.40 WIB - 12.00 WIB Sifat Rapat : Tertutup Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Meutya Viada Hafid, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : Hadir : Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI AL. PIMPINAN: 1. Meutya Viada Hafid (F-PG) 2. Utut Adianto (F-PDI Perjuangan) 3. H. Bambang Kristiono, S.E. (F-Gerindra) 4. H. Teuku Riefky Harsya, M.T. (F-PD) 5. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Puan Maharani 7. Dede Indra Permana, S.H. 8. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 9. Ir. Rudianto Tjen 10. Charles Honoris 11. Junico BP Siahaan, S.E. 12. Adian Napitupulu, S.H. 13. Dr. H. Hasanuddin, M.M., M.Si. 14. Drs. Mukhlis Basri FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 15. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 16. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 17. H. I. Lodewijk F. Paulus 18. Nurul Arifin, M.Si. 19. Drs. H. Bambang Heri Purnama, S.T., S.H., M.H. 20. Ilham Pangestu

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang

: 2019 - 2020

Masa Persidangan : II

Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan RI

Hari, Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020 Pukul : 10.40 WIB - 12.00 WIB Sifat Rapat : Tertutup

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Meutya Viada Hafid, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : Hadir :

Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI AL. PIMPINAN: 1. Meutya Viada Hafid (F-PG) 2. Utut Adianto (F-PDI Perjuangan) 3. H. Bambang Kristiono, S.E. (F-Gerindra) 4. H. Teuku Riefky Harsya, M.T. (F-PD) 5. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Puan Maharani 7. Dede Indra Permana, S.H. 8. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 9. Ir. Rudianto Tjen 10. Charles Honoris 11. Junico BP Siahaan, S.E. 12. Adian Napitupulu, S.H. 13. Dr. H. Hasanuddin, M.M., M.Si. 14. Drs. Mukhlis Basri

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 15. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 16. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 17. H. I. Lodewijk F. Paulus 18. Nurul Arifin, M.Si. 19. Drs. H. Bambang Heri Purnama, S.T., S.H., M.H. 20. Ilham Pangestu

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

2

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 21. Sugiono 22. Yan Permenas Mandenas, S.Sos., M.Si 23. Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 24. Rachel Maryam Sayidina 25. Fadhlullah, S.E. 26. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 27. Prananda Surya Paloh 28. Muhammad Farhan 29. Kresna Dewanata Phrosakh 30. Willy Aditya 31. Hillary Brigitta Lasut, S.H., LL.M. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 32. Drs. H. Taufiq R. Abdullah 33. Dr. (H.C) H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si. 34. Drs. H. M. Syaiful Bahri Anshori, MP. 35. A. Helmy Faishal Zaini 36. H. Bachrudin Nasori, S.Si., M.M. 37. H. Abdul Kadir Karding, S.PI., M.Si FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 38. Rizki Aulia Rahman Natakusumah 39. H. Darizal Basir, S.Sos., M.B.A. 40. Hasan Saleh

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 41. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 42. H. Sukamta, Ph.D. 43. KH. Toriq Hidayat, Lc. 44. Dr. H. Almuzzammil Yusuf, M.Si.

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 45. Ir. Alimin Abdullah 46. H. A. Hanafi Rais, S.IP., M.P.P. 47. Ir. H. Ahmad Rizki Sadig, M.Sc. 48. Hj. Farah Putri Nahlia, M.Sc. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 49. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. 50. Muhammad Iqbal, S.E., M.Com.

Anggota yang Izin : 1. Mayjen TNI Mar. (Purn) Sturman Panjaitan, S.H. (F-PDIP) 2. Christina Aryani, S.E., S.H., M.H. (F-PG) 3. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. (F-PD)

Undangan

: 1. Wakil Menteri Pertahanan RI, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M.;

2. Arsena Kasal, Laksamana Muda Tni Arusukmono Indra Sucahyo, S.E., M.M.;

beserta jajaran.

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

3

Jalannya Rapat :

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) :

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Menteri Pertahanan, yang hari ini

diwakili oleh Wakil Menteri Pertahanan, atau Wamenhan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono, beserta seluruh jajaran dari Kementerian Pertahanan,

Kemudian yang kami hormati Saudara Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Pak Wakasal, Laksamada Madya TNI. Mintoro Yulianto,

Bapak-Ibu Anggota Komisi I DPR RI. Kita hari ini, ini masih menunggu beberapa anggota hadir, tapi saya rasa sudah kuorum fraksi, jadi sudah bisa kita mulai. Baik, semakin banyak yang hadir, jadi rapat sudah memenuhi kuorum fraksi, dan rapat ini kita akan buka.

Dan dari Pimpinan, mudah-mudahan disepakati oleh Anggota, kami juga sarankan rapat ini agar dapat dilakukan dengan sifat terbuka.

Disepakati?. Baik.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.40 WIB) (RAPAT DINYATAKAN TERBUKA UNTUK UMUM)

Bapak-Ibu sekalian.

Sebagai informasi, bahwa Komisi I DPR RI telah menerima surat dari Menteri Pertahanan RI Nomor : R/97/M/II/2020, tanggal 19 Februari 2020, perihal Permohonan Persetujuan Hibah. Dalam surat tersebut dijelaskan, permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Laut.

Dan berdasarkan Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa “Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah atau pinjaman kepada atau menerima hibah atau pinjaman dari Pemerintah atau lembaga asing dengan persetujuan DPR”.

Dengan demikian maka kita lakukan rapat hari ini untuk pemberian persetujuan dari DPR, yang ditugaskan adalah Komisi I. Untuk itu hari ini Komisi I DPR ingin mendengarkan penjelasan dari Menteri Pertahanan yang diwakili Wamenhan terkait Permohonan persetujuan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Laut. Dan selanjutnya kami persilakan Bapak Wamenhan untuk memberikan penjelasannya. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.):

Yang terhormat Ketua Komisi I, Ibu Meutya, Para wakil Pimpinan dan juga kepada seluruh Anggota Komisi I, Kepada Wakasal dan jajarannya. Juga kepada Pak Sekjen Kemhan yang mendampingi saya semua.

Benar Ibu Ketua, bahwa,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi, selamat sejahtera, om swastiastu.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

4

Bahwa sebagai salah satu wujud ketaatan kami kepada undang-undang tentunya kami dari Kementerian Pertahanan memohon Persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan up grade Helicopter 412 dari Pemerintah Amerika Serikat. Dimana kronologis dari hibah ini adalah sejak tahun 2014, Pemerintah Amerika Serikat memiliki program Foreign Military Financing, yang bisa ditawarkan kepada TNI.

Maka pada tahun 2017, TNI Angkatan Laut mengambil program itu untuk up grade Bell helicopter 412 dan UAV dalam meningkatkan kemampuan intelejen surveilance and recognition, bagi TNI AL. Kementerian Pertahanan melakukan kajian terhadap program FMF tersebut dari aspek teknis dan pertahanan. Hasil kajian tersebut, maka Kemhan mengajukan surat kepada DPR RI untuk mendapatkan persetujuan. Dan hari ini kita menghadap DPR RI. Mekanismenya adalah Menhan membentuk Tim Pengkaji terhadap bantuan langsung dari luar negeri, yang juga melibatkan Kepala Unit Organisasi atau Panglima TNI, lalu kemudian dilaksanakan kajian dari aspek teknis, ekonomis, politis dan strategis. Ketika itu disetujui, ketika tidak disetujui maka stop, ketika disetujui maka proses perundingan berlangsung. Tentu dengan konsultasi dengan Kementerian Keuangan dan seterusnya.

Jika persetujuan itu kemudian, ah selanjutnya setelah itu kita mengajukan persetujuan ke DPR RI berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 2 Tahun 2020, bahwa yang termasuk dalam apa namanya, yang termasuk dalam Hankam yang vital, itu harus minta izin kepada DPR RI. Yaitu dalam Pasal 16 ayat (1), “Dalam pelaksanaan penerimaan hibah langsung maka Menteri harus mengajukan persetujuan kepada DPR RI, apabila memutuskan untuk menerima hibah yang berasal dari luar negeri”. Ini yang tercantum di Permenhan Nomor 2 Tahun 2020. Demikian, sehingga, karena kami melihat bahwa dari sisi Kementerian Pertahanan bahwa ini adalah kita lihat dari sisi kepentingan TNI Angkatan Laut juga butuh, maka kita lakukan persetujuan. Sehingga proses berikutnya kita mohon persetujuan kepada DPR RI. Next slide, saya kira secara teknis tidak perlu, lanjut saja. Nah, kesimpulannya, scan eagle UAV dengan nilai 28,3 juta USD dibutuhkan oleh TNI AL untuk meningkatkan kemampuan ISR maritim guna memperkuat pertahanan negara. Yang kedua, up grade helicopter Bell 412 dengan nilai 6,3 juta USD dibutuhkan juga oleh TNI AL untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kemampuan pertahanan negara. Sehingga kami memohon kepada DPR RI agar penawaran program FMF Penerimaan Hibah Scan Eagle UAV dan up grade helicopter Bell 412 dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI AL dapat disetujui.

Demikian penjelasan kami kepada yang terhormat Ibu Pimpinan dan para wakil Pimpinan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) :

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jadi mengkonfirmasi ini, unitnya satu ya Pak ya?. Unitnya, satu saja?. Unitnya, Scan Eagle UAV itu hanya satu?. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Mungkin dari Angkatan Laut bisa membantu menjelaskannya. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, silakan.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

5

ARSENA KASAL (LAKSAMANA MUDA TNI ARUSUKMONO INDRA SUCAHYO, S.E., M.M.):

Mohon izin.

Yang terhormat Ketua Komisi I, Yang saya hormati Wakil Menteri Pertahanan,

Yang dibutuhkan Ibu, itu yang pertama 6, kemudian 8, jadi totalnya 14 semuanya, Bu. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Ya, soalnya di presentasi tidak dijelaskan. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Ya, mohon maaf, tidak, tadi di teknis, coba di teknis ada mungkin. Di teknis, unitnya, oh, mohon maaf Ibu Ketua, itu ada di angkatan. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, jadi hibahnya adalah 14 unit?.

Baik. ARSENA KASAL (LAKSAMANA MUDA TNI ARUSUKMONO INDRA SUCAHYO, S.E., M.M.):

Baik, jadi kami mengulangi lagi, Ibu Ketua. Jumlah pertama yang diminta itu hibah pertama adalah 6, kemudian yang kedua 8, jadi

14. Kemudian untuk heli, yang akan dihibahkan itu peralatan kelengkapan untuk meningkatkan kemampuan, sebanyak 3 buah, heli, maksud kami.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Oke, baik, kita ke beberapa, mungkin sedikit pendalaman saja dari Anggota Komisi I yang terhormat.

Yang pertama dicatatan ini ada Pak Tubagus Hasanudin, dan bersiap-siap Pak Rizki Aulia. F-PDIP (DR. H. HASANUDDIN, M.M., M.SI.) : Bisa mulai? Baik.

Pimpinan dan Wamenhan serta jajarannya yang saya hormati. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kami sudah membaca dokumennya, dan prinsip saya kira ini bukan alutsista yang spesifik menimbulkan, katakanlah kalau dipakai jatuh, atau dipakai tenggalam dan sebagainya. Tapi ini untuk perkuatan dan menambah kekuatan. Jadi in prinsip, tidak ada masalah. Malah sarana-sarana seperti ini kalau perlu diperbanyak hibahnya, begitu. Jadi dari 14 kalau perlu 28, begitu. Hanya ada resiko up grade terhadap pengangkutnya, dalam hal ini heli. Nah pertanyaan kami, apakah ada catatan hibah ini, misalnya saja, ketika dipakai, tolonglah bagi data, misalnya. Karena ini kan sarana untuk search, sarana bisa untuk dipakai untuk mencari data dilaut dan lain sebagainya. Apakah ada perjanjian atau tidak ada?. Itu yang pertama.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

6

Yang kedua, apakah ada dana pendamping?, begitu. Kalau ada dana pendamping, apakah dari Kemenhan atau dari Angkatan Laut?. Saran saya, mungkin karena hibahnya itu pada negara, dalam hal ini Kemenhan, mungkin dana pendamping itu kalau mungkin dibiayai dari dana Kementerian Pertahanan. Sehingga dana Angkatan Laut masih bisa dipakai untuk kepentingan-kepentingan alutsista dilingkungan Angkatan Laut. Itu saja saya kira.

Terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Terima kasih Bapak Hasanudin. Berikutnya Mas atau Bapak Rizki, dan bersiap-siap Pak Hasan Saleh. F-PD (RIZKI AULIA RAHMAN NATAKUSUMAH) : Terima kasih Pimpinan. Dan terima kasih atas pemaparan yang singkat dan lugas dari Bapak Wamen yang saya hormati, dan juga jajaran dari TNI.

Seperti tadi yang disampaikan oleh Bapak TB. Hasanudin, tentu kita welcome semua bantuan ataupun hibah alutsista yang datang dari negara manapun, walaupun memang perlu penjelasan-penjelasan yang terkait dengan kualitas ataupun spesifikasi daripada alat-alat yang dihibahkan ini, apa, berapa jumlah yang sudah dipakai diwilayah konflik. Sebagai contoh, ataupun kualitas yang lainnya.

Tapi pertanyaan saya mengacu kepada diplomasi pertahanan Pak, karena ujung-ujungnya kita lihat bahwa datangnya hibah ini salah satu faktor utamanya adalah bagaimana Amerika bisa mengimbangi kekuatan China diwilayah Samudera Hindia. Ini tidak bisa kita pungkiri. Dan menurut saya kalau kita belajar dari sejarah, kalaupun ada bantuan atau kerja sama, ini harusnya bisa dilakukan dengan negara-negara yang mempunyai legitimasi lebih untuk berperan di wilayah kita.

Nah sebagai contoh saya ingin mengatakan bahwa India sudah selama ini mempunyai itikad untuk mengimbangi kekuatan China di Samudera Hindia Pak. Dan ini merupakan sesuatu yang menurut saya sudah dipikirkan oleh Pemerintah, karena saya dengar ada trilateral meeting atau trilateral summit, antara 3 negara, Indonesia, India dan Australia di bulan Desember lalu kalau tidak salah, tentang keamanan laut. Jadi bisa diberikan progress-nya sejauh mana Pak, pemikiran-pemikiran seperti ini. Bahwa kita harus mempunyai strategi, bagaimana kita bisa menguatkan ataupun meningkatkan pertahanan kita di wilayah Indonesia tapi dengan negara-negara yang mempunyai legitimasi lebih untuk berperan di wilayah ini Pak. Karena kalau Amerika mungkin kejauhan ataupun mempunyai apa, harus mempunyai conditionality-conditionality tertentu yang harus dipenuhi oleh negara kita. Tapi kalau misalnya kita bekerja sama dengan negara-negara seperti India dan Australia, ini menurut saya mereka mempunyai legitimasi yang lebih untuk berperan di wilayah kita Pak, dan ini akan dampaknya juga bisa lebih positif.

Jadi saya mohon penjelasan dari Bapak Wamenhan, dan juga mungkin dari jajaran TNI terkait ini. Terima kasih . KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, terima kasih Pak Rizki. Pak Hasan Saleh, dan siap-siap setelahnya Pak Dave langsung.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

7

F-PD (HASAN SALEH) : Terima kasih, Bu Ketua.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bapak Wamen yang kami hormati,

Yang kami tanyakan kepada Bapak, terlalu baik Amerika Serikat menghibahkan barang kepada kita itu, kami apresiasi, sangat bagus Pak, terima kasih tentang itu. Namun kami kembali berpikir, di dunia politik ini lagi-lagi tidak ada yang gratis Pak ya. Tidak ada yang gratis. Tentunya ada sesuatu yang dibalik ini kita jadi tanda tanya, dan berulang dan berulang, Amerika Serikat berbuat tentang itu kepada kita. Kemudian terkait dengan itu Pak, tadi ditanyakan oleh rekan kami, kita kan menghadapi Natuna Pak ya. Situasi-situasi saat emergency, sangat-sangat dibutuhkan pas hibah ini sudah habis jam terbangnya atau alutsistanya sudah berkurang atau bagaimana. Juga pada saat dibutuhkan barang itu, Amerika Serikat mengembargo barang kita, lalu bagaimana Pak, ya ini khayalan kami lari kesana, begitu Pak ya. Mengalir kesana, pas dibutuhkan barang ini di Natuna, dan apa dan sebagainya, kita diembargo oleh Amerika. Barang ini tidak bisa lagi terbang, apa dan sebagainya. Saya rasa pertanyaan saya Bapak paham apa yang saya maksud. Mudah-mudahan Bapak mengerti bahwa lagi-lagi dunia politik ini tidak ada yang gratis Pak ya. Sangat memerlukan pemikiran yang komprehensif. Terima kasih Pak. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Ya silakan Pak Dave. F-PG (DAVE AKBARSHAH FIKARNO, M.E.) : Baik, terima kasih Pimpinan.

Selamat pagi menjelang siang kepada Pak Wamen serta seluruh jajaran dan dari Mabes yang hadir.

Ada beberapa pertanyaan yang sudah ditanyakan oleh rekan-rekan saya, cuma saya ingin mempertajam saja Pak.

Yang pertama ini soal scan eagle UAV ini, nah ini seberapa yakin kita, bahwa peralatan yang dihibahkan dari Amerika Serikat ke kita itu full secure. Maksud saya full secure itu dapat beroperasi dengan baik. Karena mengingat, masih kuatlah di ingatan kita, tentang kejadian F-16 yang dihibahkan dari Amerika. Belum sampai ke Jakarta, masih very flight dari Pearl Harbour stop di Guam, pas mau berangkat, pesawatnya stall. Belum, jangankan mau tempur, baru berangkat saja sudah stall pesawatnya. Lalu tambah lagi ada 2 pesawat juga kecelakaan di apa namanya, ada dua itu di Halim dan di Pekanbaru. Itu dua F-16 nya.

Nah ini sekarang UAV-nya ini ketika akan dikirim ke kita berikut juga dengan Heli Bell-nya ketika dihibahkan ke kita, apakah ini bisa operasional fully dengan baik, atau justru akan malah menyebabkan permasalahan bagi Bangsa Indonesia. Dan juga how secure the UAV-nya sendiri. Jangan didalamnya itu ya tanpa kita ketahui sudah dimasukkan koding-koding dari Pentagon, sehingga apa yang kita, ya apa data-data yang kita dapatkan langsung tercopy disana. Itu bukan hal yang, possible, itu hal yang sangat possible. Karena masih ingat juga di memory kita, ketika Presiden China membeli 1 pesawat Boeing 747-nya itu begitu di scan oleh Badan Intejen China, diketemukan hampir 200 alat sadap di dalam pesawat tersebut.

Nah itu ya menjadi ini sangat wajar kalau kita mencurigai, bahwa dalam peralatan ini pasti akan di apa namanya, dimasukkanlah baik apakah sistemlah, apakah alat untuk mendeteksi atau meng-copy semua data yang kita miliki. Karena kita juga jangan lupa, waktu kejadian SARS flu burung yang lalu itu Bu Menkes, Bu Siti tegas-tegas menolak apa namanya,

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

8

bantuan dari Amerika Serikat. Kenapa?. Karena mereka ingin menarik data-data SARS dari kita untuk mereka kembangkan vaksinnya mereka. Nah ini, sehingga mereka mengembangkan vaksin, mereka membuat vaksin, mereka menjual kembali ke kita dengan data yang kita kumpulkan dengan harga selangit. Inilah hal yang harus jadi perhatian juga. Dan ya pertama, kemampuan dari pesawat-pesawat tersebut, apakah ini benar-benar bermanfaat bagi kita, memperkuat apa namanya, alutsista kita, atau justru membuat, membahayakan posisi kita di dunia internasional. Sekian, terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik. Di daftar penanya saya, selesai di Pak Dave.

Ada penambahan?. Pak Tamliha?. Silakan.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) :

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan.

Anggota yang saya hormati, Dan Wakil Menteri Pertahanan yang saya hormati.

Ketika banyaknya pesawat-pesawat tempur kita jatuh dari hibah Amerika Serikat, ada orang Sumatera cerita sama saya, ada kontes Gajah sedunia, Pak, dari Afrika ada, lengkap. Nah tiba-tiba Gajah Indonesia itu menangis. Menangis Pak. Dan dinyatakan juara. Tidak ada gajah yang bisa menangis. Kepada ditanyakan kepada gajah Indonesia, “kenapa kamu bisa menangis?”. “Bagaimana saya tidak bisa menangis, berapa banyak prajurit kami yang jatuh akibat hibah Amerika, dan gugur dalam pesawat itu dan mati”. Jadi sedih melihat alutsista Indonesia itu yang serba bekas. Nah saya tidak mengikuti dari awal, mohon maaf. Ini kita bayar lagi atau tidak?. Kalau bayar, kita tolak. Kalau gratis, oke. Nah, ini nantinya Amerika ini banyak sekali persyaratan-persyaratan yang menurut saya belum tercantum didalam sini. Apa saja konsekuensi kita menerima hibah itu?. Misalnya kita tidak boleh membeli alutsista dari Rusia, atau China. Menurut saya daripada duit yang banyak segini, lebih baik dibelikan untuk amunisi-amunisi untuk kapal-kapal perang kita Pak, amunisi-amunisi untuk pesawat tempur kita. Ngapain kita punya banyak-banyak barang tapi kita tidak punya amunisi?. Amunisi-amunisinya pun, maaf saja, kita kan belinya, eh ini tertutup atau terbuka ya?. Terbuka ya?. Ya jadi begitu, jadi saya minta kalau itu bekas, yang penting Indonesia tidak keluar duit.

Daripada Indonesia keluar duit, lebih baik kapal-kapal perang untuk pesawat-pesawat tempur itu dikasih amunisi, belikan yang, jangan KW 1-nya. Yang betul-betul aslinya. Ini kan tidak akan menyelesaikan masalah. Kita tambahkan kapal perang. Jujur saja, yang jelas kapal perang kita kan tidak memiliki amunisi. Hanya 4 kapal perang lho Pak, yang punya amunisi, dari ratusan itu. Jadi lebih baik membenahi yang didalam dulu. Kita bisa menjelajah yang jauh, tapi kita punya amunisi. Kalau musuh macam-macam, kita tembak. Jangan kemudian kita kayak memberikan nada menyerah. Seperti kasus yang di Natuna ini kan karena kita tidak mempunyai kemampuan tempur melalui Angkatan Laut. KRI Bung Tomo, KRI John Lie yang dikerahkan disitu, tidak ada amunisinya Pak. Lebih baik itu dibelikan ke amunisinya saja, kita memperkuat yang sudah kita miliki. Bukan nambah-nambah, jangan-jangan pinjaman lagi, utang lagi. Ini Pimpinan, terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

9

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pak Sturman, silakan. F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Masih terus tersenyum sampai hari ini ya?. F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) :

Hahaha, terima kasih.

Mohon maaf saya tadi tidak melihat paparan langsung dari Pak Wamen. Pak Wamen, selamat datang kembali. Pak Wakasal. Pak Sekjen dan semua jajaran.

Sebagai purnawirawan TNI, saya sangat mengapresiasi sebenarnya apa yang diberikan Pemerintah Amerika, khususnya militernya kepada Angkatan Laut, scan eagle UAV dan up-datenya untuk helicopter Bell 412 kita itu. Ini sebenarnya hal yang lazim, biasa, dan wajar, bagi negara-negara berkembang, sebenarnya wajar. Dan itu memang harus kita lakukan pada saat kondisi kita belum bisa membuat sendiri. Paling tidak kita belajar dari pengalaman mereka. Ini yang sangat penting. Dari dulu kita juga banyak berkutat dengan hibah-hibah ini, baik pesawat, alat bantu, senjata, teknologi, bahkan kita membuat kerja sama dengan negara-negara sahabat, katakanlah negara sahabat, tentang pola strategi dan taktik berperang secara operasional. Makanya kita ada latihan perang dengan negara-negara sahabat itu. Itu sangat bagus. Tapi seperti apa yang dikatakan teman-teman tadi, jadi kita harus selalu waspada, Bapak-Bapak sekalian. Pengalaman-pengalaman yang lalu, mengatakan, bahwa Amerika sering mengatakan, “no free lunch, tidak ada yang gratis bro, tidak ada yang gratis, absolutely, tidak ada yang gratis”. Even kepada istri kita juga tidak ada yang gratis juga itu, Bu Ketua, tidak ada yang gratis. Selalu ada sesuatu yang kita inginkan. Paling tidak, kesetiaan. Jadi no free lunch, absolutely, jadi tidak ada yang gratis. Jadi sense of intelligence, yang berkaitan dengan TNI atau pertahanan kita, khususnya TNI Angkatan Laut. Tolong diperhatikan, Pak. Karena ini sangat rawan. Pengalaman yang lalu, luar biasa kita, sampai kita tidak bisa menggunakan dan membeli peralatan pesawat kita, hanya karena kita ketergantungan kepada satu negara tertentu, akibatnya kita menyerah tanpa syarat dengan cara-cara mereka yang luar biasa canggihnya. Sampai dengan hari ini pun itu terus berlangsung. Sehingga pada saat kita membuat letter of agreement, mohon Bapak Wamen dan Bapak Wakasal, dan semua yang terlibat, perhatikan betul Pak. Seperti dikatakan Pak Dave tadi itu, peralatan mereka semua ada di dalam. Dan kita, boleh dikatakan, nggak tahu sebenarnya apa yang isinya semua itu. Bukan curiga, tapi waspada, tetap. Inilah yang saya katakan, mohon dari Pimpinan yang pengguna, dalam hal ini Angkatan Laut, disini ada Bapak Asrena yang luar biasa canggihnya ini. Jadi tolong Pak, tolong Pak, sekali lagi apa yang dikuatirkan atau yang menjadi perhatian teman-teman tadi dari DPR RI Komisi I itu, mohon diperhatikan, Pak Wamen. Supaya kita tidak salah melangkah. Terima kasih Ibu Pimpinan.

Selamat siang.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

10

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Jadi sense of intelligence-nya tapi kalau dirumah nggak usah terlalu kuat, Pak. Disini saja, diruangan ini dengan mitra, kita perlu sampaikan ya, supaya selalu mengingat prinsip kehati-hatian. Utamanya pesannya adalah itu.

Kita dengarkan dulu jawaban dari Pemerintah, nanti kalau dari jawaban mungkin dirasa masih perlu ada pendalaman. Tapi mudah-mudahan tidak panjang ya, karena saya rasa ini sifatnya pemberian persetujuan. Silakan. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Baik, terima kasih. Sebelum saya jawab, saya mohon maaf dulu, tadi sempat ada pertanyaan di slide tidak ada jumlah, tapi itu jumlahnya kurang lebih saya hanya concern terhadap rupiahnya. Nah rupiahnya itu kurang lebih sekitar 34,6 juta USD itu sama dengan Rp481 miliar. Kurang lebih angkanya. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) : Sebentar, berapa, Pimpinan?. Dalam rupiah cost-nya ini berapa? WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Rp481 miliar. Totalnya. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Itu value ya Pak?. Itu tadi value Pak kan ya, bukan?. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Value, value, nilainya, nilainya. Baik, secara umum saya jawab saja, bahwa ada konsen yang sama, Ibu dan Bapak-Bapak semua, ada konsen yang sama soal, karena ini adalah diplomasi pertahanan. Jadi artinya kalau negara sebesar Amerika memberikan bantuan yang bentuknya hibah yang senilai, sebesar itu misalnya, dia mau nitip apa ini, dan seterusnya. Nah itu adalah juga suatu concern yang sama antara kami di Kementerian Pertahanan, maka itulah dibentuk satu tim. Nah setelah dari Tim itu kita melihat bahwa secara prinsip tidak ada. Tapi mungkin saya mau sharing sedikit kepada Bapak-Bapak dan Ibu, kebetulan dalam beberapa minggu ini kami juga melakukan suatu analisa, terhadap yang namanya data. Data dinegara kita ini semuanya menggunakan jalur yang namanya routers. Routers kita itu seluruhnya produk Amerika. Dan 2 saja yang dari China itu Huawei dan GTE. Backdoor nya itu semuanya kesedot.

Jadi kalau misalnya datanya ibu Ketua, data saya, data yang lain sebagainya, saya ada satu contoh dari Israel begitu ya, di satu daerah yang lain begitu ya. Mereka sudah bisa mendeteksi bahwa namanya Pak Kadir Karding itu adalah anggota DPR, begini, begini, begini, golongan darahnya sekian, halaman sekian, diluar sana bisa dapat. Darimana?. Karena setiap hari kita menggunakan ini. Dan jaringannya itu melalui routers. Dan routers-nya itu adalah ada Cisco, ada Juniper, dan seterusnya. Jadi begitu Bapak-Bapak, jadi kalau tadi misalnya, nah khusus F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Tempat pijatnya juga dimonitor ya?.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

11

WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Dimonitor, Pak. Hahaha. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Pak Karding namanya disebut, langsung tegang tadi. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Kita menggunakan handphone saja, ini kalau kita bicara ketahanan, handphone kita ini sudah punya luar semua. Itu backhandnya, chip-nya juga, semua produk luar. Kecuali kalau kita, Ibu-Ibu barangkali bekerja sama dengan kita, membuat kebijakan atau policy bahwa seluruh produk harus dibuat didalam negeri, diproduksi didalam negeri. Nah kalau misalnya itu bisa betul terjadi seperti itu, kita masih bisa menjaga, Pak. Backdoornya, data-data kita, tidak akan keluar. Mudah-mudahan begitu. Baik, nah jadi kalau soal terhadap kekuatiran, saya, kita punya persepsi yang sama, bahwa kita juga kuatir, jangan-jangan dipasang chip-nya disitu. Didalam UAV kita. Jangan-jangan dipasang satu alat disitu untuk memonitor. Karena ini untuk kegiatan apa?. Kalau yang namanya UAV kan pasti salah satunya untuk surveilance. Kalau surveilance, dia mau mengambil data apa?. Nah kalau mau jujur, ya seluruh data di republik ini kayaknya sudah ada semua diluar.

Nah oke. Tapi itu menjadi bagian dari concern kita dan khususnya di TNI AL sudah diteliti lebih dalam lagi, diyakini dan bahkan jika perlu itu digunakan untuk kepentingan-kepentingan khusus. Khususnya di maritim. Saya kira demikian, kalau misalnya ada hal yang apa namanya, yang perlu ditambahkan, Bapak Wakasal beserta anggotanya akan menambahkan. Yang berikutnya, dari Pak TB soal adakah anggaran dari kita, saya sepertinya bisa mengatakan tidak ada anggaran. Namun demikian untuk memastikan, bahwa ini kita pasang dan kita integrasikan dengan baik oleh kita sendiri, itu ada biaya kurang lebih sebesar Rp10 miliar, itu untuk kepentingan integrasi dan instalasi yang dilakukan oleh PT LEN. Nah kita harus menyakini bahwa LEN ini adalah BUMN kita yang juga bisa menjaga, untuk memastikan bahwa itu save and secure, begitu.

Jadi demikian Pak, sekaligus menjawab pertanyaan. Demikian, terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) :

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baik,saya rasa tadi cukup penjelasannya. Dan mungkin kita minta dari fraksi-fraksi untuk memberikan pendapatnya ya, terkait permohonan persetujuan ini. Kita mulai dari F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Izin, Pimpinan. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Silakan, Pak Sturman. F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Sebelum pendapat fraksi, bisa tidak ceritakan dulu, Wakasal atau Asrena atau siapapun, Angkatan Laut, Bu, lebih detail lagi Pak. Alat itu. Supaya kita ini jelas. Terima kasih.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

12

F-PKB (H. ABDUL KADIR KARDING, S.PI., M.SI.) :

Interupsi, Ketua, izin. Kalau seandainya usul dari Beliau diterima, saya sarankan usul untuk tertutup, karena ini menyangkut hal-hal yang riskan. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Nanti mungkin ketika selesai, didiskusikan di ruangan khusus. F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Maksudnya Pimpinan, sebelum kita mengambil kesepakatan, jadi dijelaskan dulu, apa sih KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Jadi detailnya, maksudnya detailnya, F-PDIP (MAYJEN TNI MAR. (PURN) STURMAN PANJAITAN, S.H.) : Apa sih ... itu, tadi kan dari Bapak Wamen kan cuma umum saja, detailnya bagaimana, manfaatnya secara detail, baik itu di pesawat, maupun pada saat beroperasional KRI. Itu mungkin perlu, apakah dari Komando KRI, atau dari Asrena atau Wakasal langsung, atau Aslog, atau Asrenum mungkin yang hadir juga saat ini. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Silakan yang bisa dijawab terbuka. Kemudian tambahan kajian penerimaan hibah dalam program Bell 412 helicopter equipment dari Pemerintah Amerika Serikat, beserta juga Scan Eagle UAV, kita ada kajian khusus, sifatnya rahasia, jadi kita tidak bacakan. Mungkin yang bisa disampaikan terbuka, bisa disampaikan sedikit. WAKIL KEPALA STAF ANGKATAN LAUT (LAKSAMANA MADYA TNI MINTORO YULIANTO, S.SOS., M.SI.) :

Terima kasih yang terhormat Ketua, Pimpinan. Mohon izin kami sampaikan.

Tadi yang sudah disampaikan oleh Bapak Wamen saya rasa sudah sangat jelas sekali. Namun kalau secara detail, intinya adalah untuk meningkatkan kemampuan yang sifatnya operasi militer selain perang, jadi bukan untuk perang. Untuk meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah yang perlu kita kontrol.

Nah kemudian di Laut China Selatan pun juga kita harus waspada, bukan tidak memiliki peluru, tetapi harus ada saling menghormati. Saling menghormati mungkin kami tidak bisa sampaikan disini, karena begitu terbuka nanti kurang baik hubungan kita dengan negara tetangga. Pada intinya adalah saling menghormati itu diutamakan. Penggunaan senjata, juga demikian.

Kemudian penggunaan alat deteksi, itu pun kami memahami, itu perlu kita waspadai, sangat perlu waspadai. Tentunya ada hal-hal yang di dalam peralatan tersebut tentunya ada yang perlu kita pelajari. Tapi hal ini memang harus kita adakan kerja sama dengan sebaik-baiknya.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

13

Demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, kami rasa sudah cukup jelas. Silakan fraksi-fraksi untuk menyampaikan pendapatnya mengenai permohonan persetujuan dari Kementerian Pertahanan. Dimulai dari F-PDIP.

Pak Tubagus Hasanudin, kami persilakan. F-PDIP (DR. H. HASANUDDIN, M.M., M.SI.) : Terima kasih Pimpinan. Setelah kami mendengar penjelasan Wamenhan, kemudian dilengkapi oleh jajaran dari TNI Angkatan Laut, kami mengambil kesimpulan, bahwa hibah ini sudah memenuhi persyaratan undang-undang, sehingga kami sepakat dan melakukan pesetujuan. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, terima kasih F-PDIP. Selanjutnya F-PG. Pak Dave. F-PG (DAVE AKBARSHAH FIKARNO, M.E.) : Ya baik. Kita terima dulu, untuk kita bahas lebih lanjut dengan Komisi. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Ya, saya tambahkan, kita setujui penerimaan. F-PG (DAVE AKBARSHAH FIKARNO, M.E.) : Kita terima dan setujui. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Ya baik. Fraksi Gerindra, silakan Pak. F-GERINDRA (FADHLULLAH, S.E.) : Baik, terima kasih. Saya kira selama hibah tersebut tidak memberatkan keuangan negara, kemudian secure terhadap sistem pertahanan yang kita miliki dan tidak memiliki tuntutan-tuntutan yang lain, maka Fraksi Gerindra menyetujui dan mendukung hibah tersebut. Terima kasih . KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, terima kasih. Kita perlu konsultasi ke Ketua umumnya. Fraksi Nasdem?. Hadir?.

Berikutnya Fraksi PKB, Bapak Karding, silakan.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

14

F-PKB (H. ABDUL KADIR KARDING, S.PI., M.SI.) : Baik, terima kasih Pimpinan. Secara prinsip, kami dapat memahami dan sekaligus menyetujui proses hibah yang terjadi ini, dengan tentu meminta kepada Kementerian Pertahanan untuk melakukan apa yang kita sebut prinsip kehati-hatian. Dari seluruh yang disampaikan teman-teman tadi ini, bagian alarm dari Kemenhan untuk apa namanya, berhati-hati untuk tidak sampai pada hal-hal yang tidak kita inginkan. Saya kira Pak Wamen cukup jujur tadi menyampaikan apa adanya dan itu sinyal bagi kita untuk lebih berhati-hati. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, Fraksi Partai Demokrat, apakah Pak Rizki langsung yang menyampaikan?. Jangan tunjuk-tunjukan, jangan tunjuk-tunjukan.

Pak Hasan Saleh, mungkin kita minta Pak Hasan Saleh. F-PD (HASAN SALEH) : Kami dari F-PD, kami yakin bahwa Menhan dengan TNI Angkatan Laut sudah mempunyai perhitungan dan sudah mempunyai ya sudah diskusilah tingkat tinggi dalam hal ini. Pada dasarnya kami F-PD setuju-setuju saja Pak, tidak ada masalah. Terima kasih . KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, dari F-PKS hanya ada Pak Kharis disini. Silakan. F-PKS/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI) : Baik. Dari F-PKS prinsipnya menyetujui dengan catatan apa merangkum seluruh catatan dari fraksi yang disampaikan, baik yang sudah maupun yang belum. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Seperti Omnibus itu ya Pak, merangkum semuanya. Dari F-PAN?. Tidak ada?. Dari F-PPP.

Bapak Tamliha, silakan. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) : Terima kasih Pimpinan. Kami dari F-PPP berpendapat bisa menyetujui usulan dari Kementerian Pertahanan ini. Dengan catatan di kesimpulan, tidak ada satu sen pun uang negara keluar untuk kepentingan ini.

Terima kasih.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

15

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, terima kasih. Seluruh fraksi yang hadir, Pak Wamenhan, mewakili Menhan, memberikan persetujuan untuk penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan program Bell 412 helicopter equipment dari Pemerintah Amerika Serikat, dengan ada beberapa catatan, nanti mungkin kita tambahkan di point kesimpulan. Boleh dibuka, draft kesimpulan?.

Yang pertama kami bacakan sambil menunggu. 1. Komisi I DPR RI menyetujui program Foreign Military Financing (FMF) penerimaan hibah

14 unit Scan Eagle Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan 3 unit program Bell 412 helicopter equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Laut. Coba kita lihat dulu poin 2 nya, nanti kita ketok sama-sama saja. Komisi I, ini tadi dari

beberapa masukan, dari Bapak-Ibu yang terhormat Anggota Komisi I adalah untuk juga mengedepankan prinsip kehati-hatian atau prudent, kerahasiaan atau security dalam setiap penerimaan hibah dari negara asing, ada tambahan?.

Cukup ya?, dua ini. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) :

Pimpinan,

Ada catatan, tanpa menggunakan APBN. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Karena ini hibah, memang tidak pakai APBN.

Apakah cukup penjelasan saja, atau harus kita masukkan disini?. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) : Ya menurut saya perlu ada kesimpulan itu. Sebab kita sudah kapok waktu F-16, ternyata ada alat avionic itu 670 juta USD yang harus kita tambahkan. Sehingga perlu ada kejelasan disini. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Mungkin dari Pemerintah ada tanggapan?. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Saya setuju dengan Pak Tamliha, untuk ditambahkan. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Bahasanya boleh dibantu Pak Tamliha, tadi redaksionalnya?.

Di poin 3.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.) : Apa yang di poin 1 saja, bahwa dengan catatan, TNI Angkatan Laut dengan catatan, tanpa membebani APBN. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Di poin 3 saja Pak.

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

16

F-PKS/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI) : Ketua,

Izin sedikit, Ketua. ANGGOTA KOMISI I DPR RI (....) : Benar di nomor 2 barangkali ya, sudah benar disitu mungkin, menurut saya. “serta tidak membebani APBN”. F-PKS/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI) :

Ketua,

Izin, pendalaman sedikit. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Silakan Pak. F-PKS/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI) : Untuk kesimpulan ini. Begini Pak Wamen, ketika kita mendapatkan hibah F-16 itu kan kenyataannya ada sekian anggaran harus dikeluarkan untuk meningkatkan, jadi begini, itu kan software, ios-lah kalau di hp itu kan sudah out of date. Kemudian harus di up grade, nah up grade-nya ini cukup mahal. Nah ini nanti apakah seperti ini atau nggak?. Kalau nggak, ya akan terpenuhi permintaan Pak Tamliha. WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Tidak, tidak ada. F-PKS/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI) : Tidak ada ya?. Oke, berarti aman. Terima kasih. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Baik, clear, kita bacakan kembali.

1. Komisi I DPR RI menyetujui program Foreign Military Financing (FMF) penerimaan hibah 14 unit Scan Eagle Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan 3 unit program Bell 412 helicopter equipment dari Pemerintah Amerika Serikat untuk TNI AL.

2. Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Pertahanan untuk mengedepankan prinsip kehatian-hatian (pruden) dan kerahasiaan (security) serta tidak membebani APBN dalam setiap penerimaan hibah dari negara asing. Saya rasa ini sangat logis, kita sepakati?

(RAPAT SETUJU) Dengan demikian persetujuan telah kami berikan.

Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan yang diwakili oleh Bapak Wakil Menteri Pertahanan, kami minta sebelum kami tutup, tanggapan Pemerintah atas persetujuan dari Komisi I DPR.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · Pembahasan terkait Permohonan persetujuan penerimaan hibah Scan Eagle UAV dan Program Bell 412 Helicopter Equipment dari

17

WAKIL MENTERI PERTAHANAN RI (IR. SAKTI WAHYU TRENGGONO, M.M.): Baik.

Yang pertama, kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan juga seluruh Anggota Komisi I, atas persetujuan dari hibah yang diberikan oleh Pemerintah AS terhadap 2 hal, yaitu up grade helicopter Bell 412 serta UAV. Demikian, terima kasih. Mungkin ada tambahan?. Cukup?. Pak Sekjen?. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID) : Pak Wamen sudah diberikan persetujuan, masih lemas saja, hahaha. Baik, terima kasih Bapak-Ibu sekalian. Dengan demikian rapat kita sepakati untuk diakhiri, dan terima kasih sekali lagi.

Biilahitaufik Walhidayah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 12.00 WIB)

Jakarta, 26 Februari 2020 a.n Ketua Rapat

SEKRETARIS RAPAT,

Ttd.

SUPRIHARTINI, S.I.P., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001