sistem uav pesawat model 2

53
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pesawat UAV Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dalam bahasa Indonesia biasa disebut Pesawat Tanpa Awak adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. (Wikipedia,12 Februari 2013). Pesawat UAV memilki ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi. Adapun sejarah pesawat UAV adalah Drone, sebuah pesawat tanpa awak yang digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit. Kontrol pesawat UAV ada dua variasi utama. Variasi pertama yaitu dikontrol melalui radio control oleh seorang penerbang dari daratan dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan 5

Upload: azim-hujan-tropis

Post on 16-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sistem UAV pada pesawat Model jilid 2

TRANSCRIPT

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pesawat UAVUnmannedAerialVehicle (UAV) dalam bahasa Indonesia biasa disebut Pesawat Tanpa Awak adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh olehpilotatau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. (Wikipedia,12 Februari 2013).Pesawat UAV memilki ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi. Adapun sejarah pesawat UAV adalah Drone, sebuah pesawat tanpa awak yang digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit.Kontrol pesawat UAV ada dua variasi utama. Variasi pertama yaitu dikontrol melalui radio control oleh seorang penerbang dari daratan dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang.Saat ini, pesawat tanpa awak mampu melakukan banyak hal seperti misi militer dalam pengintaian dan penyerangan. Selain untuk keperluan militer, pesawat tanpa awak juga semakin banyak digunakan untuk keperluansipil seperti observasi dan penelitia bumi, pemantauan area, remote sensing serta pengambilan informasi berita berupa gambar dan film untuk media masa.

2.2 Parameter Perancangan Pesawat Model UAVPesawat model UAV mempunyai banyak kegunaan seperti yang telah dipaparkan di subbab sebelumnya. Sebuah pesawat UAV dirancang dan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan misi yang akan dijalankan. Adapun beberapa parameter yang dijadikan tolak ukur pembuatan pesawat model UAV adalah sebagai berikut:a. JangkauanJangkauan pada pesawat Model UAV dapat diartikan sebagai jarak maksimum pesawat model UAV dapat melakukan perjalanan dari titik awal ke titik akhir yang telah diprogram sebelumnya dan tentu saja dengan membawapayloadatau muatan pada pesawat untuk melaksanakan misi tertentu, kemudian kembali lagi tanpa pengisian bahan bakar dengan mempertimbangkan semua faktor keselamatan. Jarak operasi ini secara langsung tergantung pada misi yang dilaksanakan. Jangkauan pada pesawat model UAV akan menentukan kebutuhan sumber tenaga yang diperlukan dalam menjalankan misi.b. Daya Tahan Daya tahan atau Endurace merupakan parameter penting yang meliputi ketahanan pesawat model UAV pada ketinggian tertentu. Ketahanan sebuah pesawat model UAV dapat dipantau pada GCS dengan cara membaca sensor-sensor yang tertanam di dalam pesawat seperti sensor ketinggian dan kecepatan terbang.Daya tahan sebuah pesawat model UAV sangat bergantung pada desain aerodinamika pesawat model UAV itu sendiri dan bahan bakar yang dibawa. Meningkatkan kapasitas bahan bakar biasanya menjadi sebuah masalah tersendiri apabila ketersediaan ruang dan berat bahan bakar yang diizinkan terbatas. Desainaerodinamika pesawat model UAV yang diharuskan memiliki ketahan yang bagus biasanya menggunakan desain pesawat model Glider, karena tipikal pesawat model jenis Glider tidak terbang terlalu tinggi dan juga didisain tidak untuk pesawat dengan kecepatan terbang tinggi, sehinga akan menghemat bahan bakar dan akan meningkatkan ketahanan terbang pesawat UAV itu sndiri.

c. Tipikal Ketinggian TerbangTipikal ketinggian terbang sebuah pesawat Model UAV ditentukan oleh misi yang akan dilakukan oleh pesawat tersebut. Sebuah misi foto udara yang yang dilakukan sebuah pesawat UAV mengharuskan pesawat tersebut untuk terbang cukup tinggi, kurang lebih 100 meter dari permukaan tanah guna mendapatkan cakupan area yang lebih luas. d. Kecepatan Terbang MaksimumKecepatan terbang maksimum sebuah pesawat model UAV tergantung pada kekuatan mesin dan disain aerodinamikapesawat yang digunakan. Sebuah misi yang membutuhkan tingkat kecepatan yang tinggi akan sangat mempegaruhi ketahanan pesawat itu sendiri ketika terbang. Hal ini dikarenakan kebutuhan daya tahan tinggi berbanding terbalik dengan kebutuhan kecepatan maksimal sebuah pesawat. Disain ketahanan tinggi biasanya memiliki mesin kecil yang efisien dan sayap besar dengangaya angkat yang tinggi, sementara pesawat dengan kecepatan tinggi memiliki mesin dengan kapasitas besar yang tentunya akan banyak memerlukan bahan bakar. Untuk sebuah misi pemantauan, psawat model UAV tidak memerlukan kecepatan maksimum yang tinggi. Kecepatan maksimum yang diperoleh dari mesin berkekuatan besar selain akan mengurangi efisiensi bahan bakar atau baterai juga akan menguragi kemampuan pantau dari pesawat itu sediri dikarenakan objek yang diamati akan cepat dilewati. Karena itu untuk sebuah misi pemantauan, pesawat model UAV menggunakan mesin dengan kecepatan maksimum yang tidak terlalu tinggi dibawah 60 km/jam.e. Kecepatan JelajahKecepatan optimal selama terbang, berat dan desain aerodinamika pesawat secara langsung mempengaruhi cakupan areaterbang pada pesawat. Cakupan area yang luas dan bahan bakar yang terbatas menuntut sebuah pesawat UAV agar dapat terbang dengan kecepatan jelajah yang sesuai dengan luasan area yang akan dijelajah, sehingga perhitungan dan desain yang tepat sangat mutlak dibutuhkan untuk membangun sebuah pesawat dengan kecepatan jelajah yang diinginkan pada area yang telah ditentukan, semakin tinggi kecepatan pesawat model UAV dalam menjalankan sebuah misi semakin banyak pula pesawat tersebut membutuhkan sumber tenaga dan hal tersebut mengurangi waktu jelajah dari pesawat tersebut pada saat terbang. Kecepatan jelajah sebuah peawat pemantauan sekitar 30-50 km/jam agar pemantauan objek data lebih efektiv (McLean, 1990).Berdasarkan parameter perancangan pesawat model UAV di atas, sebuah pesawat model UAV harus memenuhi semua parameter tersebut guna menghasilkan sebuah pesawat model UAV yang memiliki kemampuan maksimal.

2.3 Kemudi Terbang Pesawat ModelSecara keseluruhan, kemudi terbang pesawat model memiliki mekanisme yang sama dengan kemudi pesawat terbang yang sesunguhnya, yang membedakan hanya pada alat kontrolnya saja. Pesawat terbang sesunguhnya dikendalikan melalui tuas kontrol pada kokpit pesawat, sedangkan pada pesawat model dikontrol dari jauh menggunakan radio control (gambar 2.1).Radio control pada pesawat model mentransmisikan data menggunakan teknik Pulse With Modulation atau PWM pada frekuensi 2.4 GHz. Pulse With Modulation atau PWM pada radio control pesawat adalah suatu teknik menggerakan servo atau motor listik pada fekuensi radio tertentu dengan cara mengubah lebar pulsa dari suatu pulsa data yang ditransmisikan oleh radio control (http://digilib.ittelkom.ac.id, 1 November 2013)Tidak seperti pada kendaraan jalan raya yang beroperasi hanya pada bidang, pesawat terbang beroperasi dalam ruang. Bergerak di dalam ruang membutuhkan pengendalian gerakan dalam tiga arah atau sumbu. Pada sumbu horizontal melintang pesawat terbang dapat mengatur sikapnya: lurus, menukik atau mendongkak, sementara pada sumbu horizontal membujur pesawat terbang dapat dimiringkan ke kiri atau ke kanan. Pada sumbu vertikal pesawat terbang dapat mengubah arah untuk berbelok ke kiri atau kanan. Pengaturan ini dilakukan oleh apa yang disebut primary flight control atau kemudi terbang utama (Capt. Desmond Hutagaol, 2002)

Gambar 2.1 Radio Control Pesawat Model(http://rcplanesforbeginners.net, 28 Juni 2013)

2.3.1 Bidang-bidang Kemudi Pesawat ModelBidang kemudi adalah bidang yang digerakan oleh penerbang pada pesawat model melalui radio control untuk mengendalikan pesawat model sebagaimana yang telah diuraikan pada subbab ini.Bidang kemudi ini dikendalikan oleh penerbang melalui stik pada radio control yang diarakan sesuai dengan keinginan. Pesawat model memiliki bidang kemudi yang sama dengan pesawat terbang sesunguhnya, terdiri atas aileron, elevator dan rudder (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Bidang Kemudi Pesawat(http://www.pongo-air.com, 24 Juli 2013)a. AileronAileron adalah bagian kecil dari sayap pesawat model yang terpasang pada tepi belakang dibagian ujung sayap itu sendiri. Aileron digunakan untuk untuk memiringkan badan pesawat (roll) ketika hendak miring, berbelok, atau untuk mengubah haluan di udara. Pemiringan badan pesawat ini diperlukan agar badan pesawat tidak terlempar akibat gaya sentrifugal yang timbul akibat pesawat berbelok. Pada pesawat model, kendali aileron terletak di stik radio control bagian kanan. Pergerakan stik ke kiri untuk memiringkan pesawat ke kiri dan sebaliknya (gambar 2.3).

Gambar 2.3 Stik kemudi bagian kanan digerakan ke kanan untuk memiringkan pesawat ke kanan dan digerakan sebaliknya untuk memiringkan pesawat ke kiri.(http://www.hooked-on-rc-airplanes.com, 28 Juni 2013)b. ElevatorElevator berfungsi untuk mendongkakkan atau menukikkan pesawat pada saat terbang (pitch and down). Elevator terdapat di belakang stabilator horizontal dan dipegang oleh beberapa engsel. Bila bagian kemudi elevator yang berada pada stik sebelah kanan radio control digerakkan oleh penerbang, maka elevator kiri dan kanan akan bergerak secara bersamaan atau lebih tepat disebut defleksi. Ketika kemudi elevator pada radio control digerakkan ke ke belakang, maka pada pesawat aliran udara akan menekan elevator ke bawah sehingga bagian depan pesawat akan naik. Ketika kemudi elevator pada radio control di gerakkan ke depan maka kejadian sebaliknya akan terjadi untuk menurunkan pesawat terbang (gambar 2.4)

Gambar 2.4 Stik kemudi bagian kanan digerakan ke bawah untuk menaikan moncong pesawat dan digerakan sebaliknya untuk menurunkan pesawat.(http://www.hooked-on-rc-airplanes.com, 28 Juni 2013)

c. RudderRudder terdapat pada bagian belakang stabilator vertikal dan dipegang oleh beberapa engsel. Rudder berfungi untuk menggerakan ekor pesawat ke kiri atau ke kanan agar badan pesawat berubah haluan (berbelok) di udara, mirip bidang kemudi kapal laut. Gerakan perubahan haluan ialah bila pesawat bergerak pada sumbu vertikal. Pada beberapa jenis pesawat model, rudder dihubngkan dengan roda yang berfungsi untuk merubah haluan pesawat ketika masih di landasan. Pada pesawat model yang dikendalikan menggunakan radio control, rudder dikendalikan oleh stik remote control di sebelah kiri. Untuk mengubah haluan pesawat ke kiri maka gerakan stik kearah kiri dan begitu juga sebaliknya untuk mengubah haluan pesawat kearah berlawanan (gambar 2.5)

Gambar 2.5 Stik kemudi bagian kiri digerakan ke kiri untuk mengubah haluan pesawat ke kiri dan gerakan stik ke kanan untuk mengubah haluan pesawat kearah sebaliknya.(http://www.hooked-on-rc-airplanes.com, 28 Juni 2013)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara bidang kemudi pesawat model dan pesawat terbang yang sebenarnya kecuali pada bagian kontrol. Pesawat model memiliki bidang kemudi yang sama dengan pesawat sesungguhnya yaitu menggunakan aileron, rudder dan elevator.

2.4 Sistem Gerak PesawatSetiap benda yang ada di permukaan bumi ini yang bobotnya lebih berat dari udara (heavier than air) pasti akan jatuh ke permukaan bumi karena fenomena ini menyangkut hukum gravitasi (G). Untuk mempertahankan agar benda tetap pada tempatnya dan tidak jatuh ke permukaan bumi, maka dibutuhkan gaya (Force) sebesar gaya gravitasi (G-Force) yang timbul terhadap benda itu, yang disebut bobot (weight). Hal ini berlaku juga pada pesawat terbang sebagai benda yang lebih berat dari udara. (Andi Haris Rinaldi, 2012).Gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang terdiri dari: gaya dorong (thrust) yang mendorong pesawat ke depan, gaya hambat (drag) yang arahnya kebelakang pesawat, berlawanan dengan gaya dorong, gaya angkat (lift) yang mengangkat pesawat keatas, dan gaya gravitasi yang bekerja pada pesawat sehingga menimbulkan bobot (weight) yang arahnya selalu kebawah atau ke pusat bumi. Gaya-gaya yang terjadi ketika pesawat sedang dalam keadaan terbang dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Gaya-gaya yang Bekerja Pada Pesawat (http://greatchange.wordpress.com, 13 Mei 2013)

Berdasarkan sifat gerakan pesawat terbang, dinamika pesawat terbang dikelompokkan menjadi dua model dinamik yaitu dinamika lateral dan dinamika longitudinal. Gambar 2.7 mengilustrasikan dinamika pesawat terbang.

Gambar 2.7 Dinamika Pesawat Terbang(http://greatchange.wordpress.com,14 Mei 2013)

a. Dinamika LateralDinamika lateral adalah model matematika yang menggambarkan dinamika gerakan pesawat terbang untuk gerakan mendatar yang meliputi gerakan berbelok. Pada gerak lateral hanya dua kontrol defleksi yang berpengaruh pada respon gerak pesawat yaitu aileron dan rudder. b. Dinamika LongitudinalDinamika longitudinal adalah model matematika yang menggambarkan dinamika gerakan pesawat terbang untuk gerakan dalam arah vertikal misalnya gerakan mendaki atau menukik. Pada gerak longitudinal hanya satu kontrol defleksi yang berpengaruh pada respon gerak pesawat yaitu elevator. (http://greatchange.wordpress.com,14 Mei 2013)

2.5 Pesawat Model SolFixSolfix adalah sebuah pesawat model UAV jenis glider yang dirancang untuk pemantauan titik api kebakaran hutan (Gambar 2.8). Solfix dibangun menggunakan perpaduan Balsa Wood dan komposit serta carbon fiber di beberapa bagiannya, hal tersebut dilakukan untuk menguragi bobot dari pesawat sehingga tidak memerlukan mesin dengan kapasitas besar untuk menerbangkannya.Pesawat model Solfix menggunakan brushless electric motor sebagai tenaga pendorongnya, selain itu ditanamkan 4 buah panel surya yang digunakan sebagai power source yang menggerakan motor servo yang dihubungkan dengan bagian kendali pesawat.

Gambar 2.8 SolFix-UAV pemantau kebakaran hutan2.6 Navigasi Navigasi dalam subbab ini meliputi pengertian navigasi, navigasi penerbangan, dan peralatan navigasi, selengkapnya sebagai berikut:2.6.1 Pengertian NavigasiNavigasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata navis yang artinya perahu atau kapal dan agake yang artinya mengarahkan. Navigasi adalah cara menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Untuk mendalami ilmu navigasi, teknik dan penggunaan alat bantu seperti peta, kompas, Global Positioning System (GPS) dan radar sangat penting untuk dipelajaridan hal penting lainnya yang harus diketahui adalah membaca medan perjalanan juga tanda-tanda alam maupun buatan manusia sebagai penunjuk arah. (Petautara.com, diakses pada tangal 1 Juli 2012)2.6.2 Peralatan NavigasiPeralatan navigasi dibutuhkan untuk mempermudah seseorang dalam mengetahui posisi dan memandu perjalanan. Kemajuan teknologi yang semakin pesat meahirkan beberapa peralatan navigasi berbasis satelit dengan kecanggihan serta berbagai kemudahan yang ditawarkan dalam ber-navigasi serta keperluan lainnya. Berikut adalah beberapa peralatan navigasi yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Navigasi (akses 1 Juli 2013):a. KompasKompasadalah alatnavigasiuntuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya denganmedan magnetbumisecara akurat (Gambar 2.9). Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angina yang ditunjukan adalah utara, selatan, timur dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritime dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandngkan saat manusia masih berpedoan pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

Gambar 2.9 Kompas (http://www.belantaraindonesia.org, 14 Mei 2013)

Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam bukuLoven Heng. Pada abad ke-9, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar. Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877, William Thomson, 1st Baron Kelvin (Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.Alat apapun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebuah kompas.b. PetaPeta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (gambar 2.10). Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.

Gambar 2.10 Peta (http://kapurwakan.wordpress.com, 15 Mei 2013)

Istilah peta berasal dari bahasa Yunani yaitu mappa yang berarti kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut Kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.c. Global Positioning System (GPS)Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi (Gambar 2.11). Sistem ini didisain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari satuan milimeter sampai dengan puluhan meter.Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, satuan cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan satuan nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data dan metode pengolahan datanya.

Gambar 2.11 Perangkat GPS Elektronik (http://www.engadget.com, 15 Mei 2013)

Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pengukuran GPS memiliki empat parameter yang harus ditentukan: yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di GPS receiver. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit. Skema kerja GPS dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Skema Kerja GPS (http://www.engineersgarage.com, 15 Mei 2013)

GPS adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survei pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Penggunaan GPS khususnya di Indonesia terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya. d. RadarRadar kependekan dari Radio Detection and Ranging. Radar merupakan sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat petapesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca.Gelombang radio atau sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh Radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun Radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.Radar mendeteksi pantulan dari gelombang elektromagnetik dengan bentuk tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah elektromagnetik yang semula dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target atau objek yang dikenalinya. Dengan cara ini Radar telah meningkatkan kemampuan manusia untuk mengamati atau melihat ligkungan, terutama secara fisik. Walau demikian tidak berarti bahwa Radar telah bisa menggantikan fungsi dari mata sebagai panca untuk melihat, sama sekali tidak. Radar hanya dapat memperpanjang jarak jangkau dari mata sampai batas tertentu, sehingga manusia dapat melihat apa yang tidak dapat diamatinya secara langsung dengan mata.Meski Radar yang modern telah mempunyai beragam fungsi, namun tugas pertamanya sebagai pengukur jarak masih tetap merupakan salah satu dari fungsinya yang penting, karena sampai dengan saat ini masih belum ada satupun sistem lain yang mampu mengukur jarak secepat dan seakurat yang dilakukan radar.

2.6.3 Navigasi PenerbanganMenurut Capt. Desmond Hutagaol, ada tiga cara navigasi dalam dunia penerbangan yang dapat dilakukan oleh penerbang selama penerbangannya dari bandar udara A menuju Bandar udara B, yaitu: Berdasarkan penglihatan (visual) dan mengenali tanda-tanda atau tanda khusus visual di pemukaan bumi (pilotage) Perhitungan dan perkiraan arah, jarak dan waktu berdasarkan sebuah posisi yang telah dilewati (dead reckoning) Menggunakan stasiun radio navigasi, atau menggunakan bantuan peralatan navigasi elektronik.Ketiga cara bernavigasi diatas tentulah menggunakan peta yang mencakup jalur penerbangan beserta daerah sekitarnya. Apabila menggunakan cara pertama dan kedua, penerbang harus menggunakan peta geografi sehingga dapat mengenali kota, sungai serta gunung yang dilewati.

2.6.4 Sistem Navigasi Pesawat UAVUAV telah ditemukan dalam bidang ilmu Inertial Navigation System (INS). Prinsip kerja pengukuran orientasi dan posisi benda bergerak dengan hanya menggunakan sensor accelerometer dan gyroscope khususnya pada pesawat model sistem navigasi awalnya dibangun dengan platform sistem gimbal yang stabil. Sistem gimbal adalah sebuah sistem yang memungkinkan untuk suatu benda menghadap suatu arah tertentu untuk suatu waktu. Pesawat model UAV menggunakan sensor gyro untuk pengendalian serta memanfaatkan accelerometer untuk mendapatkan posisi pada masing-masing arah (sumbu x, y dan z) yang sebelumnya sudah deprogram di Ground Control Station (GCS). (science.howstuffworks.com, 17 juni 2013)

2.7 Sistem Autopilot Pesawat TerbangPilot otomatis atau autopilot merupakan seperangkat peralatan untuk mengendalikan pesawat luar angkasa (spacecraft), pesawat udara (aircraft), kapal laut, misil (peluru kendali) dan kendaraan lain tanpa intervensi tangan manusia secara konstan. Banyak yang beranggapan bahwa autopilot hanya terdapat pada pesawat terbang, namun pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sama dimanapun alat ini dipasang.Menurut http://nurfadli-chemeng.blogspot.com (akses 1 juli 2013), Dalam dunia pesawat terbang, autopilot merupakan salah satu bagian dariaircraft'savionics yaitu sistem elektronik dan peralatan yang digunakan untuk mengendalikan sistem-sistem penting dari pesawat terbang dan penerbangan. Sistem pengendalian penerbangan meliputi sistem elektronik untuk komunikasi, navigasi dan cuaca. Penggunaan awal AFCS adalah untuk memberikan bantuan bagi pilot selama tahap penerbangan yang membosankan seperti pada saat terbang pada ketinggiaan yang tinggi. Banyak lagi yang bisa dilakukan oleh sistem autopilot, seperti membuat pesawat bermanuver dengan sangat tepat seperti mendaratkan pesawat pada kondisi jarak pandang nol (zero visibility).

2.7.1 Macam-macam AutopilotSistem autopilot mampu mengendalikan salah satu atau semua bagian dari sistem pengendalian pesawat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan jumlah bagian yang dikendalikan sistem autopilot dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Single-axis AutopilotSingle-axis Autopilot atau autopilot sumbu tunggal adalah sistem autopilot yang hanya mengendalikan salah satu dari ketiga bagian utama dalam pengendalian pesawat. Bagian yang dikendalikan biasanyaaileron. Tipe sederhana dari autopilot ini dikenal juga dengan "wing leveler" karena dengan mengendalikanroll(gerakan berguling) alat pengendali ini akan menjaga sayap pesawat dalam keadaan stabil.b. Two-axis AutopilotTwo-axis autopilot atau autopilot dua sumbu adalah sistem autopilot yang hanya mengendalikan dua dari tiga bagian utama pengendali pesawat, biasanya mengendalikanelevatordanaileron.

c. Three-axis AutopilotThree axis autopilot atau autopilot tiga sumbu mengendalikan ketiga sistem pengendali pesawat yaitu aileron, elevator dan rudder. Pengendalian keseluruhan terhadap bagian pengendali pesawat menjadikan pesawat tersebut dapat terbang dan menstabilkan dirinya sendiri dengan lebih baik daripada sistem autopilot yang hanya mengendalikan sebagian dari bagian pengendalian pesawat.Banyak sistem autopilot modern mampu menerima data dari penerimaGPS yang terpasang pada pesawat. Penerima GPS dapat menentukan posisi pesawat di udara dengan mengkalkulasi jarak pesawat dari tiga atau lebih satelit yang terhubung dalam jaringan GPS. Dilengkapi dengan alat pemberi informasi posisi tersebut, autopilot dapat melakukan lebih dari menjaga pesawat tetap berada pada posisi dan ketinggian yang sama, sistem autopilot bahkan mampu melakukan perencanaan penerbangan yang baik.

2.8 Perangkat Sistem UAV Pesawat ModelSecara umum pesawat Aeromodeling dan Pesawat UAV memiliki kesamaan, adapun yang membedakan kedua tipe pesawat tersebut adalah pada sistem kontrolnya. Pesawat Aeromodeling masih dikontrol secara manual menggunakan radio control sedangkan pesawat UAV menggunakan kombinasi radio control dan autopilot.Terdapat tiga bagian yang diperlukan untuk menerapkan sistem UAV pada sebuah pesawat model, yaitu autopilot, Ground Control Station (GCS) dan perangkat wireless telemetry. Skema sistem UAV pada pesawat model dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13: Skema Sistem UAV Pada Pesawat Model

Perangkat sistem UAV pesawat model dirancang dengan dimensi yang tidak terlalu besar agar dapat diaplikasikan terhadap pesawat model yang memiliki ukuran kecil dan ringan untuk menjalani misi tertentu.Berikut adalah beberapa perangkat UAV yang digunakan untuk menerbangkan sebuah pesawat model secara autonomous:

2.8.1 AutopilotUntuk menerbangkan sebuah pesawat model UAV secara autonomous, maka dibutuhkan sebuah perangkat autopilot yang dihubungkan dengan perangkat GPS. Terdapat banyak jenis autopilot yang dapat digunakan untuk keperluan sistem UAV seperti Arduflyer 2.5, PX4, DJI Naza, Panda Autopilot dan lain sebagainya. Penggunaan autopilot diesuaikan dengan misi yang akan dilakukan pesawat.

Gambar 2.14: Autopilot Pesawat Model UAV (http://diydrones.com, 12 Maret 2013)

Gambar 2.15 Perangkat Autopilot yang Telah Terpasang Pada Bagian dari Badan Pesawat Model (ardupilot-mega.com, 25 Juni 2013)

Autopilot memiliki beberapa sensor yang bekerja bersamaan ketika menerbangkan pesawat model, adapun snsor pada autopilot pesawat model adalah sbagai berikut:

a. Sensor AltimeterSensor altimeter adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur ketinggian pesawat dari atas permukaan laut. Secara umum sensor ini bekerja mengukur ketinggian pesawat dengan mengukur tekanan udara disekitar pesawat menggunakan barometer ataupun memantulkan radar ke arah target.b. Sensor IMUIMU atau Inertial Measurement Unit adalah salah satu instrumen yang digunakan pada sistem navigasi. IMU merupakan suatu unit dalam modul elektronik yang mengumpulkan data percepatan angular dan akselerasi linear, yang kemudian dikirim ke unit proses utama. IMU terdiri dari kombinasi accelerometer (sensor percepatan), Gyroscope (sensor angular) dan Magnetometer untuk mengetahui keberadaan dan pergerakan suatu benda. Accelerometer Accelerometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran (vibrasi), dan mengukur percepatan akibat gravitasi (inklinasi). Sensor accelerometer mengukur percepatan akibat gerakan benda yang melekat padanya. Percepatan dapat diukur menggunakan sensor accelerometer, sehingga untuk sistem tiga dimensi diperlukan tiga accelerometer yang dipasang tegak lurus. Gerak rotasi suatu benda dengan referensi kerangka inertial dapat dideteksi menggunakan sensor gyroscope yang dapat digunakan untuk mengukur orientasi dari accelerometer pada suatu waktu. GyroscopeGyroscope adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, dengan prinsip ketetapan momentum sudut. Gyroscope bisa mendeteksi gerakan sesuai gravitasi atau dengan kata lain mendeteksi gerakan pesawat. Gyroscope memiliki keluaran berupa kecepatan sudut dari arah 3 sumbu, yaitu: sumbu x yang nantinya akan menjadi sudutphi(kanan dan kiri) dari sumbu y nantinya menjadi suduttheta(atas dan bawah) dan sumbu z nantinya menjadi sudutpsi(depan dan belakang). (Desy Okriaviani, 2012) MagnetometerMagnetometer adalah sebuah sensor pada autopilot pesawat model yang befungsi sebagai kompas. Magnetometer beroperassi dengan cara mengukur medan magnet bumi dalam tiga sumbu yang dapat digunakan untuk menentukan sudut arah hadap.

Pada autopilot Terdapat Flight mode atau metode penerbangan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan ketika hendak melakukan penerbangan. Setiap autopilot memiliki flight mode yang berbeda-beda tergantung dari jenis autopilot itu sendiri. Beberapa flight mode yang biasa terdapat pada autopilot adalah sebagai berikut: a. Manual ModePada manual mode, pergerakan pesawat sepenuhnya masih dikendalikan oleh pilot menggunakan radio control.b. Stabilize ModeStabilize adalah metode penerbangan dimana perangkat autopilot akan menjaga level pergerakan pesawat ketika terbang agar tetap stabil. Pergerakan pesawat ketika dikendalikan dengan menggunakan radio control akan sulit untuk stabil mengingat keterbasan sudut pandang pilot, dengan begitu stabilize mode akan sangat membantu ketika melakukan penerbangan yang menuntut kestabilan yang tinggi.

c. Run to Launch (RTL) ModePada RTL mode, pesawat akan terbang kembali ke titik dimana saat pesawat diterbangkan. RTL mode biasa digunakan setelah pesawat berhasil menuju titik tujuan akhir ataupun pesawat mengalami kendala ketika melakukan misi penerbangan.d. Auto ModeAuto mode adalah metode penerbangan dimana pesawat akan terbang mengikuti jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya. Pesawat akan terbang menuju titik koordinat yang ditentukn pada GCS. e. LoiterLoiter adalah metode penerbangan yang dapat diaktifkan agar pesawat terbang berputar mengelilingi suatu titik yang ditentukan pada ground control station atau pesawat akan terbang mengelilingi titik terakhir dimana metode Loiter diaktifkan ketika terbang pada ketinggian yang telah ditetapkan sebelumnya. f. Fly by WireFly by Wire menerbangkan pesawat model dengan menggunakan input dari radio control yang dikombinasikan dengan auto mode. Terdapat dua jenis metode fly by wire yang dapat digunakan ketika menerbangkan pesawat model: Fly By Wire APada metode fly by wire A, ketinggian pesawat akan di atur oleh mode auto mode sementara kecepatan pesawat dikendalikan secara manual menggunakan radio control. Fly By Wire BPada metode fly by wire B, ketinggian dan kecepatan pesawat akan dikendalikan oleh auto mode. Untuk menggunakan metode fly by wire B, maka autopilot diharuskan memiliki sensor airspeed yang akan membaca kecepatan pesawat ketika terbang.

2.8.2 Global Positioning System (GPS)Autopilot menggunakan bantuan perangkat GPS (gambar 2.18) untuk mengetahui koordinat posisi pesawat secara real time ketika terbang. Proses kerja perangkat GPS adalah dengan menerima sinyal dari satelit berupa data posisi dalam koordinat lintang dan bujur. Pada autopilot, GPS di posisikan terpisah,namun ada beberapa autopilot yang memiliki GPS sendiri yang langsung tertanam pada autopilot itu sendiri. Autopilot dengan GPS terpisah terhubung menggunakan kabel. Hal ini berguna agar GPS dapat diposisikan di bagian pesawat yang memiliki sedikit hambatan bagi perangkat GPS dalam menerima sinyal dari satelit.

Gambar 2.16 Perangkat GPS(http://diydrones.ning.com, 21 Juni 2013)

2.8.1 Wireless TelemetryWireless Telemetry (Gambar 2.19) pada pesawat model UAV berfungsi sebagai media penghubung pesawat model UAV terhadap Ground control station (GCS) secara wireless. Adapun data yang akan ditampilkan pada GCS adalah data berupa posisi pesawat pada peta, ketingian pesawat, kecepatan angin, kemiringan pesawat hingga kapasitas batere yang digunakan sebagai sumber tenaga pada perangkat UAV.

Gambar 2.17 Perangkat Telemetri (,20 Maret 2013)

2.9 Ground Control Station (GCS)Ground Control Station (GCS)adalah sebuah software yang dipakai pada komputer yang digunakan sistem UAV untuk memberi input dan menerima data dari pesawat model UAV melalui perangkat wireless telemetry. Beberapa GCS yang biasa digunakan pada sistem UAV adalah Mission Planner (Gambar 2.20), QGround Kontrol, HappyKillMore GCS dan lain sebagainya. Beberapa GCS memiliki kemampuan untuk melakukan rekam flight data yang diperoleh dari sensor-sensor yang terpasang pada perangkat autopilot. Untuk menerbangkan pesawat secara autonomous, rute penerbangan atau waypoint juga dapat ditetukan pada GCS.

Gambar 2.18 Tampilan Mission Planner GCS.(http://www.diydrones.com,20 Maret 2013)

Adapun beberapa fitur yang wajib dimiliki sebuah GCS adalah sebagai beikut:a. Visualisasi Data PesawatPada GCS, data pesawat yang ditampilkan ketika melakukan penerbangan tebilang cukup lengkap. Adapun data pesawat yang ditampilkan GCS meliputi kecepatan angin, posisi pesawat pada peta, ketinggian pesawat, kemiringan pesawat, kapasitas batere, dan lain sebagainya.b. Peta Digital Untuk mengetahui keberadaan pesawat ketika terbang, GCS akan menampilkan peta digital yang terhubung langsung dengan beberapa peta digital yang telah tersedia, salah satunya adalah google maps. Peta digital akan menampilkan lokasi dimana pesawat berada berdasarkan koordinat yang diberikan oleh GPS yang terpasang pada autopilot.c. Input WaypointGCS memiliki fitur untuk menentukan waypoint pesawat yang telah disinkronisasikan terhadap peta digital. Untuk menentukan waypoint dapat langsung dilakukan dengan langsung menyeleksi daerah atau point yang akan menjadi rute penerbangan pesawat.d. Autopilot SettingUntuk menyesuaikan autopilot dengan pesawat yang akan digunakan, maka diperlukan beberapa penyetingan terhadap autopilot. GCS memiliki fitur dimana setingan terhadap autopilot dapat dilakukan seperti pemilihan jenis pesawat, ketinggian pesawat, sudut belokan, dan lain sebagainya. e. SimulasiUntuk mengetahui kemampuan sebuah pesawat yang telah terpasang sistem UAV dapat dilakukan simulasi menggunakan GCS yang dihubungkan dengan beberapa software simulasi pesawat terbang. GCS akan menghubungkan perangkat autopilot terhadap software simulasi sehingga kinerja dan setingan yang telah dilakukan pada perangkat autopilot dapat langsung diketahui tanpa melakukan penerbangan menggunakan pesawat yang sesungguhnya secara langsung yang memiliki resiko tinggi.f. Parameter Kontrol PenerbanganParameter kontrol penerbangan adalah parameter yang dapat dikonfigurasi yang mengatur kontrol dari bidan kemudi pesawat ketika melakukan penerbangan selain manual mode. Adapun parameter penerbangan ini mengatur pergreakan bidang kemudi pesawat dan dikonfigurasikan melalui GCS ketika pesawat dalam keadaan tidak terbang maupun sedang dalam penerbangan.

2.10 Penggunaan Pesawat UAVPenggunaan pesawat UAV terbagi 2, yaitu untuk keperluan militer dan non militer.

2.10.1 Penggunaan Pesawat UAV Untuk Keperluan MiliterPesawat UAV untuk keperluan militer digunakan untuk melakukan misi-misi yang berahaya ataupun dipergunakan untuk menjalankan misi-misi militer yang tidak dapat dilakukan oleh pesawat berukuran besar. Penggunaan pesawat UAV dapat secara langsung meminimalisir korban pada saat melaksanakan misi-misi berbahaya karena pesawat UAV tidak berawak. Adapun penggunaan pesawat UAV untuk kepentingan militer adalah sebagai berikut:a. PengebomSalah satu pemanfaatan pesawat UAV dibidang militer adalah sebagai pesawat pengebom. Pesawat UAV yang sama sekali tidak memiliki awak akan sangat efektif dalam melakukan misi pengeboman, karena akan meminimalisir adanya korban jiwa pada pihak yang menjalankan misi. Pesawat UAV biasanya dilengkapi dengan mode siluman sehingga pesawat tidak terdeksi radar. b. Pemantauan dan Mata-mataPesawat mata-mata diciptakaan untuk mengintai dan mendeteksi keberadaan musuh serta untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam sebuah oprasi militer. Pesawat mata-mata yang untuk keperluan militer sebagian besar menggunakan sistem UAV. Pesawat UAV untuk mata-mata dilenkapi kamera dengan kemampan khusus yang dapat dikendalikan dari jauh untuk memata-matai suatu daerah.c. Latihan MiliterKeunggulan pesawat UAV yang dapat terbang tanpa awak dapat dijadikan sebagai sarana latihan militer. Pesawat UAV dapat dijadikan sebagai sasaran peluru kendali dalam latihan militer. Pesawat UAV yang dirancang memiliki kecepatan dan kemampuan dalam bernuver selayaknya pesawat tempur akan sangat efektif untuk mengetahui kemampuan dan keakuratan sebuah peluru kendali.

2.10.2 Penggunaan Pesawat UAV Untuk Keperluan NonmiliterWalaupun pesawat model UAV lebih banyak dimanfaatkan untuk keperluan militer, namun dewasa ini banyak misi nonmiliter dapat dilakukan oleh pesawat UAV dengan berlatar belakang kemampuan dan keunggulan yang dimilikinya. Adapun penggunaan pesawat UAV untuk keperluan nonmiliter adalah sebagai berikut:a. Observasi dan Penelitian Bumi Observasi permukaan bumi meliputi pemantauan permukaan bumi baik daratan maupun perairan dari udara untuk berbagai keperluan telah lama dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang dan satelit. Selain itu, dikembangkan pula pesawat UAV untuk tujuan serupa.Pesawat model UAV dari beberapa aspek memiliki kelebihan dibandingkan sarana pemantauan menggunakan pesawat terbang dan satelit. Untuk kegiatan survei udara, pesawat UAV biaya produksinya lebih rendah. Pesawat UAV yang didisain kusus mampu menjelajah medan berbahaya yang tidak mungkin dilakukan pesawat biasa, seperti terbang rendah untuk pemantauan wilayah kebakaran hutan dan wilayah perbatasan.b. Pemantauan AreaKemampuan pesawat UAV dengan berbagai fungsinya dapat digunakan untuk memantau area-area yang tidak dapat dijangkau ataupun area-area yang terkena bencana alam seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan. Menggunakan pesawat UAV, pemantauan daerah bencana akan sangat efektif karena tidak membutuhkan dana yang besar serta dimensi pesawat UAV yang relatif kecil dapat diandalkan untuk memantau area-area yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan biasa seperti mobil ataupun kapal boat.c. Foto UdaraPengambilan foto melalui udara untuk memperoleh informasi suatu daerah atau obyek yang diinginkan dapat dengan mudah menggunakan Pesawat UAV sebagai sarana untuk mengambil gambar. Ketinggian pesawat UAV saat pemotretan udara mempengaruhi skala foto udara yang dihasilkan. Semakin tinggi pesawat, maka akan menghasilkan skala foto udara yang relatif kecil, namun cakupan cukup luas, akan tetapi objek yang di tampilkan tidak terlalu detil. Jika pemotretan di lakukan pada ketingian rata-rata, maka maka hasil foto adalah cakupan yang cukup luas serta dan penampakan objek yang detil.

2.11 Jenis-jenis Pesawat UAVPesawat UAV dirancang dan dibangun sesuai dengan kebutuhan dan misi yang akan dijalankan, oleh karena itu banyak pesawat UAV dibangun untuk mengakomodasi hanya satu jenis misi baik untuk keperluan militer ataupun nonmiliter. 2.11.1 Pesawat UAV untuk Keperluan MiliterBeberapa pesawat UAV yang dipergunakan untuk keperluan militer adalah sebagai berikut:a. RQ-2B PioneerPesawat tanpa awak ini adalah hasil kolaborasi antara AAI Amerika dan Israel Aircraft Industries (Gambar 2.21). Pesawat ini telah dipergunakan oleh U.S. Marine Corps, U.S. Navy dan U.S. Army sejak 1986. Pioneer bertugas melakukan pengintaian, pengawasan, pencarian target, dan mendukung penembakan angkatan laut baik pada siang hari maupun malam hari. Pesawat ini dapat diluncurkan dari kapal dengan bantuan dorongan roket atau diluncurkan dari darat dengan bantuan ketapel. Dengan panjang badan 14 kaki dan rentang sayap 17 kaki, Pioneer dapat terbang hingga ketinggian 15,000 kaki selama lima jam. Pioneer dapat mengangkut beban hingga 37 Kg dan dapat dilengkapi dengan sensor optik atau infra-red dan alat pendeteksi ranjau.

Gambar 2.19 RQ-2B Pioneer (itjen.kemhan.go.id, 2 Juni 2013)

b. Boeing Scan EagleScan Eagle adalah pesawat tanpa awak yang tidak dapat dideteksi oleh radar, selain itu suaranya pun hampir tidak terdengar (Gambar 2.22).Pesawat berbobot 20 Kg ini dapat terbang selama 15 jam dengan ketinggian lebih dari 16,000 kaki dan kecepatan 60 mil per jam. Pesawat ini dapat diluncurkan dari darat maupun dari kapal laut. Scan Eagle terbang dengan dipandu sistem GPS dan dilengkapi dengan kamera dan sensor infra-red.

Gambar 2.20 Boeing Scan Eagle(itjen.kemhan.go.id, 2 Juni 2013)c. General Atomics MQ-9 ReaperReaper adalah pesawat multi fungsi tanpa awak yang dikembangkan untuk menjadi mesin penghancur (Gambar 2.23). Dalam operasi militer Amerika di Afghanistan dan Irak, MQ-9 dilengkapi dengan rudal AGM-114 Hellfire dan dipergunakan untuk memburu dan menghancurkan target. Pesawat ini dapat mengangkut beban hingga 5 ton, terbang dengan kecepatan 230 mil per jam pada ketinggian 50,000 kaki dan daya jelajah hingga 3,682 mil. Pesawat ini dilengkapi dengan IR targeting sensor, laser rangefinder dan synthetic aperture radar. MQ-9 dapat dibongkar pasang dan diangkut ke berbagai lokasi dengan mudah.

Gambar 2.21 General Atomics MQ-9 Reaper(itjen.kemhan.go.id, 2 Juni 2013)

d. AeroVironment Raven Aero Vironment Raven,yang dibuat pada tahun 2002-2003 (Gambar 2.24). Dilengkapi dengan GPS navigation system, dan peralatan kontrol. Badan pesawat ini terbuat dari kevlar dan berbobot 2 Kg. Pesawat tanpa awak ini memiliki radius operasi lebih dari 6 mil dan dapat terbang selama 80 menit pada kecepatan 60 mil per jam. Aero Vironment Raven dilengkapi dengan berbagai jenis sensor dan laser target designator.

Gambar 2.22 AeroVironment Raven(itjen.kemhan.go.id, 2 Juni 2013)

2.11.2 Pesawat UAV Untuk Keperluan NonmiliterBeberapa pesawat UAV yang digunakan untuk keperluan nonmiliter adalah sebagai berikut:a. Gatewing X100Gatewing X100 (Gambar 2.25) adalah sebuah pesawat UAV yang dirancang khusus untuk kebutuhan pemetaan. Gatewing X100 dapat mengambil gambar dari udara secara otomatis hingga 600 gambar per kilometer persegi pada ketinggian 100 hinga 750 meter.Gatewing X100 biasa digunakan untuk kebutuhan pemetaan kawasan industri, hal tersebut dikarenakan pesawat UAV tersebut memiliki jarak jelajah terbang yang tidak terlalu jauh yaitu 1,5 kilometer.

Gambar 2.23 Gatewing X100(http://www.positionpartners.com.au, 19 Juni 2013)b. Global HawkGlobal Hawk adalah pesawat UAV yang dipergunakan oleh Angkatan Udara AS (USAF) dan Angkatan Laut (US Navy) sebagai pesawat intai (Gambar 2.26). Kemampuan Global Hawk dalam misi pemantauan kemudian dimanfaatkan oleh NASA untuk sebagai salah satu sarana yang digunakan untuk meneliti angin tornado.Global Hawk menggunakan mesin turbofan Allison Rolls-Royce AE3007H dengan rentang sayap 116 kaki serta dapat terbang hingga 36 jam. Global Hawk diharapkan dapat memberikan sebuah pandangan terhadap angin tornado dari sisi yang berbeda yang tidak mungkin didapat dari daratan. Global Hawk akan memantau angin tornado dari ketinggian 60.000 kaki diatas permukaan laut dengan menggunakan kamera bersensor tinggi.

Gambar 2.24 Global Hawk (http://www.aviationnews.eu, 19 Juni 2013)

c. Orbiter 3Orbiter 3 adalah pesawat UAV dengan ukuran kecil dan ringan (Gambar 2.27). Orbiter 3 digunakan untuk melakukan misi pemantauan wilayah tertentu dalam jarak dekat. Rancangan Orbiter 3 yang menggunakan alat peluncur untuk lepas landas menjadikan pesawat ini sangat mudah dioperasikan karena tidak membutuhkan landasan pacu untuk memulai penerbangan. Orbiter 3 menggunakan motor elektrik brushless sebagai penggeraknya serta dapat terbang selama 7 jam pada ketinggian 18.000 kaki.

Gambar 2.25 Orbiter 3 (http://www.uasvision.com, 19 Juni 2013)

d. AerostarAeostar dirancang untuk dapat terbang dengan sangat stabil (Gambar 2.28). Kemampuan aerodinamika yang sangat baik, dapat terbang selama 12 jam dan memiliki karakteristik terbang pelan menjadi keunggulan Aerostar, sehingga sering digunakan untuk misi pemantauan kilang minyak di lepas pantai.

Gambar 2.26 Aerostar(http://www.aeronautics-sys.com, 19 Juni 2013)

40