uas pup

6
1. Business Detail a. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu kota Administrasi yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Depok ini terletak di selatan kota DKI Jakarta, yaitu antara Jakarta-Bogor. Kota Depok dahulu adalah kota kecil kecamatan yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Bogor, lalu mendapat status kota administratif pada tahun 1982 silam. Akhirnya, Semenjak tanggal 20 Bulan april 1999, Kota Depok ini di tetapkan men-jadi kotamadya (kini: kota) yang berdiri sendiri dan terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok ini terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi men-jadi 63 kelurahan. Sebagai salah satu kota di Jawa Barat dan dekat dengan Ibukota Jakarta, Kota Depok mengandalkan keunggulan perekonomian di bidang jasa dan perdagangan. Seiring berjalannya waktu, Depok juga sudah mulai mengandalkan bidang kuliner serta industri kreatif. Usaha kuliner di Depok terus berkembang terlihat dari banyaknya tempat makan mulai dari skala kecil hingga skala besar yang didirikan. Hal tersebut didukung oleh lokasi Depok yang strategis serta banyaknya sekolah dan perguruan tinggi sehingga mahasiswa dan pelajar dapat menjadi sasaran utamanya. Namun banyaknya usaha kuliner tersebut masih belum banyak kuliner yang fokus di bidang perikanan serta masih rendahnya konsumsi ikan di masyarakat. Padahal faktanya, ikan, baik ikan segar maupun ikan olahan memiliki kandungan gizi sangat tinggi, yakni rendah kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda omega-3 dan relatif lebih tinggi kuantitas dan mutu protein (kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahan untuk dicerna) daripada bahan pangan sumber protein lainnya. Oleh karena itu, ikan dengan segala keunggulan gizi yang

Upload: nhlh

Post on 16-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan Usaha

TRANSCRIPT

Business Detail

Business Detail

Latar Belakang

Kota Depok merupakan salah satu kota Administrasi yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Depok ini terletak di selatan kota DKI Jakarta, yaitu antara Jakarta-Bogor. Kota Depok dahulu adalah kota kecil kecamatan yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Bogor, lalu mendapat status kota administratif pada tahun 1982 silam. Akhirnya, Semenjak tanggal 20 Bulan april 1999, Kota Depok ini di tetapkan men-jadi kotamadya (kini: kota) yang berdiri sendiri dan terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok ini terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi men-jadi 63 kelurahan. Sebagai salah satu kota di Jawa Barat dan dekat dengan Ibukota Jakarta, Kota Depok mengandalkan keunggulan perekonomian di bidang jasa dan perdagangan. Seiring berjalannya waktu, Depok juga sudah mulai mengandalkan bidang kuliner serta industri kreatif.

Usaha kuliner di Depok terus berkembang terlihat dari banyaknya tempat makan mulai dari skala kecil hingga skala besar yang didirikan. Hal tersebut didukung oleh lokasi Depok yang strategis serta banyaknya sekolah dan perguruan tinggi sehingga mahasiswa dan pelajar dapat menjadi sasaran utamanya. Namun banyaknya usaha kuliner tersebut masih belum banyak kuliner yang fokus di bidang perikanan serta masih rendahnya konsumsi ikan di masyarakat. Padahal faktanya, ikan, baik ikan segar maupun ikan olahan memiliki kandungan gizi sangat tinggi, yakni rendah kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda omega-3 dan relatif lebih tinggi kuantitas dan mutu protein (kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahan untuk dicerna) daripada bahan pangan sumber protein lainnya. Oleh karena itu, ikan dengan segala keunggulan gizi yang dimiliki dapat dijadikan sebagai sumber pangan masa depan yang mempunyai banyak manfaat untuk pertumbuhan (Wahyuni, 2007).

Rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia dapat disebabkan oleh dua hal yang terkait dengan lemahnya sisi ketersediaan (supply) dan rendahnya tingkat permintaan (demand). Pada sisi ketersediaan, rendahnya konsumsi ikan masyarakat Indonesia disebabkan kurang meratanya suplai ikan bermutu, kurangnya sarana prasarana penjualan, distribusi ikan yang baik dan higienis, yang mampu menjangkau seluruh penjuru daerah dan adanya produk substitusi ikan. Sementara pada sisi permintaan, banyak faktor diduga berperan dalam pembentukan budaya makan ikan yang masih rendah di Indonesia sampai saat ini, di antaranya: (1) ketersediaan ikan segar yang rendah di pasaran, (2) perilaku dan budaya tabu makan ikan dalam komunitas masyarakat tertentu, (3) pengetahuan gizi di kalangan ibu yang masih rendah, (4) harga ikan dan produknya yang relatif lebih mahal daripada yang lainnya, serta daya beli masyarakat yang rendah, (5) rendahnya ragam jenis ikan dan produk diversifikasi olahan hasil perikanan dan penguasaan teknologi yang masih minim, (6) masalah prestise dan preferensi di kalangan masyarakat tertentu yang menganggap bahwa produk ikan merupakan bahan pangan inferior, (7) ketakutan akan terkontaminasi logam-logam berat dari perairan tercemar (Poernomo dalam Kusharyanti, 2007).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut serta untuk meningkatkan konsumsi makan ikan khususnya masyarakat Depok maka usaha yang dapat dilakukan adalah membuat usaha kuliner olahan ikan menjadi sosis bakar dengan berbagai rasa.

Tujuan

Tujuan dari usaha ini adalah untuk membuat produk olahan ikan yang inovatif serta meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Depok.Deskripsi Produk

Produk sosis bakar yang diproduksi adalah sosis berbahan dasar ikan lele dengan nama SOSIKAN yang diolah secara higienis kemudian ditusuk dan dibakar kemudian diberi varian rasa original dan pedas. Keunggulan dari SOSIKAN adalah kaya gizi serta dapat dikonsumsi oleh semua kalangan karena harga yang terjangkau.Tempat Produksi

Produksi pembuatan sosis ikan dilakukan di rumah kantor yang terletak di daerah Kelapa Dua, Depok dan produksi sosis bakar (SOSIKAN) dilakukan di kedai yang berlokasi di Jl. Margonda Raya.

Pemilik

Kepemilikan usaha bersifat pribadi yang bekerjasama dengan anggota keluarga.

Skala Usaha

Skala usaha sosis ikan yang dilakukan adalah skala menengah karena produksi yang dilakukan masih terbatas, Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran produk SOSIKAN yakni Depok dan sekitarnya serta menerima pesanan sosis ikan mentah beku yang dapat dikirim ke seluruh Indonesia.Sistem Manajemen Mutu

Mutu produk sosis ikan dijaga kualitasnya mulai dari penanganan bahan baku ikan lele, pembuatan sosis ikan, serta pembuatan sosis bakar SOSIKAN dengan memperhatikan sanitasi dan higienitas serta menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, tidak menggunakan bahan pengawet dan tidak membahayakan konsumen.

Marketing and Sales Strategy

Segmentasi Pasar

Konsumen utama yang dituju dari produk SOSIKAN adalah pelajar dan mahasiswa yang saat ini suka mencari makanan yang inovatif serta kaya akan gizi. Namun SOSIKAN dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan harga yang sangat terjangkau.Cara Penjualan

Penjualan produk SOSIKAN dilakukan dengan membuka kedai kecil berbentuk gerobak yang disediakan meja serta kursi (seperti sistem angkringan) di Jl. Margonda Raya untuk produk sosis bakar serta melakukan penjualan sosis ikan mentah beku yang belum dibakar dengan sistem penjualan pre-order secara online. Promosi

Promosi yang dilakukan untuk produk SOSIKAN adalah melalui akun jejaring sosial karena target utama adalah pelajar dan mahasiswa serta dengan membuat leaflet mengenai produk SOSIKAN. Promosi dilakukan dengan memberikan potongan harga setiap menunjukkan Kartu Tanda Pelajar (KTP) maupun Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) pada saat pembayaran serta memberikan potongan harga khusus bagi yang sedang berulang tahun di hari pembelian SOSIKAN.Management Team and Personel

Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada yakni pemilik usaha (Direktur) yang membawahi manajer operasional. Manajer operasional membawahi bagian keuangan, bagian produksi, serta bagian pelayanan konsumen. Deskripsi PekerjaanDirekturBertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi pada usaha termasuk urusan permasalahan modal, melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap semua aktivitas usaha SOSIKAN, menentukan garis besar kebijakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan SOSIKAN, menentukan target produksi, bertanggung jawab terhadap perkembangan usaha serta meninjau secara keseluruhan produksi dari awal hingga ke tangan konsumen.Manajer Operasional

Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan usaha serta mengkoordinasi bagian-bagian dibawahnya. Manajer operasional bertanggung jawab kepada pemilik usaha.Bagian KeuanganBertugas mencatat keuangan, membuat neraca keuangan, dan mendata kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keluar dan masuknya keuangan. Bagian keuangan membawahi kasir pada kedai SOSIKAN.Bagian Produksi

Bagian produksi bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi sosis ikan hingga produksi sosis bakar SOSIKAN, mengatur serta mengawasi kerja karyawan produksi sehingga kontinuitas produksi terjamin, dan mengawasi jalannya produksi secara keseluruhan.Bagian PenjualanBagian penjualan bertanggungjawab untuk mencari dan memasarkan produk pada konsumen, membuat event promosi untuk meningkatkan penjualan, mencatat setiap hasil penjualan produk-produk perusahaan yang terjual serta persediaan yang masih tersisa, serta melakukan kerjasama dengan pihak luar untuk peningkatan penjualan SOSIKAN.

Bagian Pelayanan Konsumen

Setup

Sarana dan Prasarana

Supplier

Proses Produksi

Penanganan Bahan

Financial Plan and Projection

Modal

Pribadi, pinjaman bank, warisan

Biaya Produksi

Biaya tetap, biaya variabel

Harga Jual

Prediksi Untung Rugi

Prediksi BEP