uas praktikum kitik 2006
DESCRIPTION
Kimia AnalitikTRANSCRIPT
Jawaban UAS Praktikum KITIK 2006-2007Modul 1: Gravimetri
1. factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan analisis gravimetric endapan harus memiliki kelarutan yang kecil sehinga tidak banyak unsure
yang hilang ketika ndapan difiltrasi keadaan fisik endapan harus dapat dipisahkan melalui filtrasi dan bisa
dicuci dengan mudah endapan harus murni
2. kelebihan dan kekurangan analisis gravimetric kelebihan: diperoleh unsur tunggal dengan kemurnian tinggi dan akurasi
percobaan tinggi kekurangan: prosedur percobaan membutuhkan waktu yang lama
3. kegunaan larutan AgNO3 sebagai indicator kemurnian filtrate saat endapan difiltrasi. Filtrat yang
belum murni akan menunjukkan warna biru transparan ketika ditetesi AgNO3
4. kandungan senyawa sulfur yang terdapat di dalam cuplikan SO32-, SO42-, dll.
Modul 2: Analisis Volumetri 1. syarat dasar titrasi
reaksi harus berlangsung cepat reaksi harus berlangsung secara stoikiometrik dan tidak boleh ada reaksi
samping dapat diamati pada penambahan jumlah ekivalen dari zat penetrasi ada indikator untuk menunjukkan perubahan-perubahan di atas
2. a) — pernyusun: cari sendiri ya—b) sebab-sebab ketidakstabilan — pernyusun: cek lagi dong—
ada bakteri yang dapat mengubahion tiosulfat menjadi sulfat, sulfit, dan sulfur
berada pada kondisi asam sehingga terdekomposisi menjadi hidrogen sulfit dan sulfur
3. sifat ligan EDTA memiliki lebih dari satu pasang donor electron dapat membentuk kompleks dengan beberapa ion logam dengan rasio 1:1
tanpa tergantung pada muatan ion logam tersebutModul 3: Titrasi Potensiometri
1. a) — pernyusun: udah semestre 4 masa’ gak’ tau’—b) dengan melihat ada atau tidaknya perubahan pH — pernyusun: cek lagi ya—
2. a) endpoint: suatu titik dimana penambahan titran tidak akan merubah nilai pH campuranb) — pernyusun: cari sendiri ya—
3. — pernyusun: cari sendiri ya—4. — pernyusun: cari sendiri ya—
Modul 4: Spektrofotometri1. menentuka konsentrasi larutan X dan Y
Sebenarnya soal ini dapat diselesaikan dengan banyak cara, salah satunya hádala interpolasi linear.Untuk X:Perhatikan kumpulan datanya, Anda akan melihat adanya hubungan kalau semakin besar konsentrasi Cr(III) dan Co(II) maka transmitansinya semakin kecil. Dari data transmitansi X, nilainya ada diantara transmitansi pada konsentrasi Cr(III) 0,02 dan 0,03. Ambil salah satu data saja kemudian diinterpolasi. Misal 43 yang berada diantara 34,8 dan 49,6.
Untuk Y:Dari data transmitansi Y, nilainya ada diantara transmitansi pada konsentrasi Co(II) 0,1128 dan 0,0752. Ambil salah satu data saja kemudian diinterpolasi. Misal 91,2 yang berada diantara 89,1 dan 92,3.
Metode lanilla adalah dengan menggambarkan garis yang menghubungkan data transmitansi pada tiap-tiap konsentrasi Cr(III) dan Co(II) untuk panjang gelombang yang sama.
2. Jelaskan hasil yang diperoleh Ada banyak hal yang dapat Anda jelaskan dari hasil yang telah Anda
dapat, salah satunya adalah konsentrasi Cr(III) dan Co(II) berbanding terbalik dengan transmitansinya
Modul 5: Metode Konduktometri1. tujuan konduktometri: — pernyusun: kan’ udah’ praktikum, pasti tau’ dong
jawabannya—2. tiga titrasi yang dilakukan:
titrasi asam kuat oleh basa kuat
Pada titrasi ini konduktansi larutan akan berkurang akibat penetralan yang dilakukan ion OH- terhadap ion H+. Konduktansi larutan akan berkurang hingga tercapai suatu nilai tertentu dimana konduktansinya tidak akan berkurang lagi namun akan bertambah. Hal ini diakibatkan oleh campuran yang memiliki ion OH- berlebih. Perlu diketahui ion H+ dari larutan asam
kuat dan ion OH- dari larutan basa kuat merupakan ion yang mobilitasnya tinggi. Karena kedua ion tersebut memiliki mobilitas yang tinggi, maka kedua ion tersebut memiliki konduktivitas yang tinggi pula. titrasi asam lemah oleh basa kuat
Sama halnya dengan titrasi awal, hanya saja larutan asam yang digunakan merupakan larutan asam lemah. Ion H+ yang berasal dari larutan asam lemah merupakan ion dengan mobilitas lebih rendah daripada ion H+ yang berasal dari larutan asam kuat. Oleh sebab itu, slop kemiringan penurunan konduktansinya lebih curam daripada titrasi asam kuat oleh basa kuat. Akan tetapi, slop kenaikan konduktansinya sama dengan titrasi asam kuat oleh basa kuat. titrasi basa kuat oleh asam lemah
Pada titrasi ini, awalnya sama dengan kedua titrasi sebelumnya. Akan tetapi hingga diperoleh suatu titik dimana nilai konduktansinya tidak akan kembali meningkat maupun tidak akan berkurang (konstan). Kekonstanan ini diakibatkan terbentuknya larutan buffer.
Modul 6: Gas ChromatographyComponen instrumentasi dan penjelasannya:
carrier gas: gas inert yang berfungsi untuk ‘membawa’ sampel melalui komponen instrumen GC lainnya
carrier gas supplyer: pensuplai carrier gas sample injection port: tempat diinjeksikannya sampel ke dalam GC
kolom kromatografi: ada beberapa tipe kolom yaitu, packed, open tubular, wall-coated-open-tubular. Kegunaannya adalah untuk melakukan kromatografi (pemisahan) komponen-kompoenen sampel
kolom temperatur/ oven: berguna untuk memanaskan sampel hingga sampel berubah menjadi vasa uap
detektor: berguna untuk mendeteksi komponen-komponen sampel. Ada beberapa jenis detektor, yaitu, flame ionization detector, thermal conductivity detector, photo ionization detector, dll.
Modul 7: Thin Layer Chromatography1. Prinsip kerja kromatografi kolom dan TLC
Kromatografi kolom: kromatografi (pemisahan komponen-komponen sampel) berdasarkan polaritas sample dengan cara mengelusi sampel dengan pelarut yang kepolarannya dinaikkan
TLC: kromatografi tiap-tiap sampel hasil dari kromatografi kolom berdasarkan kelarutannya dengan suatu pelarut dan diamati berdasarkan kapilaritasnya terhadap plate TLC.
2. Hal-hal yang mempengaruhi hasil pemisahan dengan kromatografi kolom dan TLC
Polaritas sampel Polaritas pelarut Adanya udara di dalam kolom yang digunakan pada kromatografi kolom — pernyusun: cek lagi dong—