uas ilmu lingkungan upload ke scrib

6
TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGAN NAMA : PERTANYAAN : I. Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan pembangunan secara berkelanjutan (misal telah ada agenda 21 Indonesia) namun demikian kebijakan maupun implementasi pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya mengarah ke sana, mengapa? Jawab : Komitmen pembangunan berkelanjutan belum sepenuhnya dapat di implementasikan di Indonesia, adalah : 1. Masih kuatnya kepentingan korporasi global. Hal ini terlihat pada kasus penerbitan Perpu Nomor 1 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No 41/1999 tentang Kehutanan, 11 Maret 2004. Perpu ini menegaskan, semua perizinan atau perjanjian di bidang pertambangan di kawasan hutan sebelum berlakunya UU No 41/1999 dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya izin atau perjanjian tersebut. Dengan keluarnya perpu tersebut tegas bahwa pemerintah memberikan kompromi terhadap adanya kepentingan korporasi global, Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim menyebutkan terbitnya perpu itu sebagai suatu kecelakaan. “seharusnya itu diperlakukan sebagai suatu kecelakaan. Ini kasus aneh. Mudah-mudahan tidak terulang lagi” kata makarim. Pada kasus ini sebenarnya Negara ini mempunyai kedaulatan berdasarkan prinsip hak menentukan nasib sendiri (the right to self-determination) untuk mengelola kekayaan alamnya. Pengalaman Pemerintah Kosta Rika pada bulan Juni 2002 perlu dijadikan rujukan untuk menentukan sekap terhadap intervensi kekeuatan korporasi global. Dimana presiden Abel Pacheco ketika itu, berani membuat keputusan untuk melarang praktek tambang terbuka dengan sebuah deklarasi damai terhadap alam dan lingkungan. "Kita tidak bisa

Upload: danjartatang

Post on 26-Jul-2015

62 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uas Ilmu Lingkungan Upload Ke Scrib

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGANNAMA :

PERTANYAAN :

I. Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan pembangunan secara berkelanjutan (misal telah ada agenda 21 Indonesia) namun demikian kebijakan maupun implementasi pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya mengarah ke sana, mengapa?

Jawab :Komitmen pembangunan berkelanjutan belum sepenuhnya dapat di implementasikan di Indonesia, adalah :

1. Masih kuatnya kepentingan korporasi global.

Hal ini terlihat pada kasus penerbitan Perpu Nomor 1 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No 41/1999 tentang Kehutanan, 11 Maret 2004. Perpu ini menegaskan, semua perizinan atau perjanjian di bidang pertambangan di kawasan hutan sebelum berlakunya UU No 41/1999 dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya izin atau perjanjian tersebut. Dengan keluarnya perpu tersebut tegas bahwa pemerintah memberikan kompromi terhadap adanya kepentingan korporasi global, Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim menyebutkan terbitnya perpu itu sebagai suatu kecelakaan. “seharusnya itu diperlakukan sebagai suatu kecelakaan. Ini kasus aneh. Mudah-mudahan tidak terulang lagi” kata makarim.Pada kasus ini sebenarnya Negara ini mempunyai kedaulatan berdasarkan prinsip hak menentukan nasib sendiri (the right to self-determination) untuk mengelola kekayaan alamnya. Pengalaman Pemerintah Kosta Rika pada bulan Juni 2002 perlu dijadikan rujukan untuk menentukan sekap terhadap intervensi kekeuatan korporasi global. Dimana presiden Abel Pacheco ketika itu, berani membuat keputusan untuk melarang praktek tambang terbuka dengan sebuah deklarasi damai terhadap alam dan lingkungan. "Kita tidak bisa mengatakan kontrak itu tidak berlaku karena kawasannya ditetapkan sebagai hutan lindung setelah kontrak ditandatangani. Artinya, kalau kita mau kawasan itu tetap menjadi hutan lindung, harus ditebus dengan ganti rugi.”(Ahsinin, Adzkar, 2005, Ancaman Globalisasi terhadap Implementasi Hukum Lingkungan : Sebuah Tinjauan Perspektif Feminist Legal Theory, web site : http://2249363212105494688-a-1802744773732722657-s-sites.googlegroups.com/site/miftahhurrahman/Ancaman_Globalisasi_terhadap_Impleme.pdf?attachauth=ANoY7crsFoR8NKTRLr0hXZraMXl-JcQOPo8WVEAzS48ihZYDy4Gi4M2OUlp--R93NmE85LFGa8VBp6QYq8GayXmbbqQDWCOu59Xtc-DU1S3Myt9Rd1rGQ88nZdZ0GN4eug7M6NkAgHwvba9PJSqehBpxw

Page 2: Uas Ilmu Lingkungan Upload Ke Scrib

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGANNAMA :

ehLH68xB3NCu39QGhrgQb-LKLlxqCjYIHWhF9A80dv7zi0Aa1qRY2mxSioxhpenIxATA9fJQEsIZYD1Upy_4bU8jWJC1mc%3D&attredirects=0, Diakses tanggal 24/11/2010)

2. Mental Birokrat yang lemah.

Dalam hal kegagalan pengelolaan lingkungan apabila dianalisa lebih jauh adalah adanya kendala pada penegakan hokum lingkungan di Indonesia terletak pada birokrat. Melalui kerja dan relasi yang sistematis dan massal, pihak korporasi dengan dukungan modal kuat dapat mengaburkan penegakan hokum atas kasus lingkungan. Dokumen-dokumen lingkungan seperti (AMDAL, UKL-UPL) hanya menjadi bagian teori yang tidak pernah diimplementasikan dan tidak pernah ada tindakan riil atas ketidakpatuhan korporasi dalam menjalankan AMDAL atau UKL-UPL. Massal yaitu melibatkan pengerahan massa yang gampang digerakan dengan iming-iming uang. Keterlibatan masyarakat dalam siding-sidang AMDAL atau UKL-UPL, hanya persyaratan kelengkapan administrasi dan cenderung tidak mewakili kepentingan masyarakat umum. “Kerusakan lingkungan karena pola konsumsi yang berlebihan bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3 belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh sumber daya alam dunia”. (Lihat M. Ridha Saleh, Rezim Ecoside, ibid, hal. 32)

3. Tidak merupakan prinsip pokok politik pembangunan

Paradigma pembangunan berkelanjutan kurang dipahami sebagai memuat prinsip-prinsip kerja yang menentukan dan menjiwai seluruh proses pembangunan. Paradigma ini tidak dipahami sebagai bentuk prinsip pokok politik pembangunan itu sendiri yang pada akhir cita-cita yang dituju dan ingin diwujudkan dibalik paradigma tersebut tidak tercapai. Karena, prinsip politik pembangunan yang seharusnya menuntut pemerintah dan semua pihak lainnya dalam rancang dan mengimplementasikan pembangunan tidak dipatuhi. Dengan kata lain, paradigma pembangunan berkelanjutan harus dipahami sebagai etika politik pembangunan, yaitu sebuah komitmen moral tentang bagaimana seharusnya pembangunan itu diorganisir dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam kaitan dengan itu, paradigma pembangunan berkelanjutan bukti sebuah konsep tentang pembangunan lingkungan hidup. Paradigma pembangunan berkelanjutan juga bukan tentang pembangunan ekonomi. Ini sebuah etika politik pembangunan mengenai pembangunan secara keseluruhan dan bagaimana pembangunan itu seharusnya dijalankan. Dalam arti ini, selama paradigma pembangunan berkelanjutan tersebut tidak dipahami, atau dipahami secara luas, cita-cita moral

Page 3: Uas Ilmu Lingkungan Upload Ke Scrib

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGANNAMA :

yang terkandung di dalamnya tidak akan terwujud (Keraf, 2002 : 176) (Sumber : Makalah yang disampaikan pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII, JUDUL Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia oleh DR. H. ABDURRAHMAN, H. MH, Denpasar, 14-18 Juli 2003)

4. Kemampuan sumber daya

Yang dimaksud kemampuan sumber daya adalah kemampuan masyarakat dan bangsa untuk memberi nilai tambah terhadap suatu sumber daya alam yang dimanfaatkan atau diambil. Dengan demikian hasil yang diperoleh akan jauh lebih memberikan nilai ekonomis yang berimplikasi kepada tingkat pendapatan. Yang berdasarkan teori bahwa kerusakan lingkungan bisa disebakan oleh faktor kemiskinan. Dengan kemampuan memberikan nilai tambah, pengambilan atau pemanfaatan sumber daya alam yang sedikit dapat memperoleh nilai yang setara dengan jumlah sumber daya alam yang banyak tanpa diberi nilai tambah. Contoh hasil penjualan 1 buah rotan dibuat meja setara dengan hasil menjual 10 buah rotan secara mentah.Kemampuan sumber daya manusia untuk memberi “nilai tambah” sumber daya pendukung pembangunan melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan kunci apakah pembangunan yang dilaksanakan itu “sustainable” berkelanjutan, berkesinambungan atau tidak (Soerjani,1997 :66-67)

5. Kegagalan mempertahankan modal sosial

Modal sosial adalah nilai-nilai yang dimiliki dari interaksi manusia dengan manusia yang lain, sehingga misalnya kalau ada keakraban, nilai saling gotong royong, mau saling membantu dan sebagainya, itu merupakan bagian dari modal social. Nah..ini yang harus didorong terus supaya ada keseimbangan antara tujuan-tujuan ekonomi, tujuan-tujuan lingkungan maupun tujuan sosial dan budaya juga termasuk di dalamnya.

PERTANYAAN :

II. Apakah implementasi pembangunan berkelanjutan dapat membuat pertumbuhan ekonomi Negara berkembang seperti Indonesia semakin jauh tertinggal dibandingkan dengan Negara-negara maju?

JAWAB :

1. Pertama perlu kita perhatikan situasi ekonomi Indonesia pada tahun 1989. Menurut Scientific American (1989) menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia pada saat itu ditentukan oleh kegiatan-kegiatan

Page 4: Uas Ilmu Lingkungan Upload Ke Scrib

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGANNAMA :

yang bersumber pada sumber daya alam (mencapai 79%). Ekonomi yang bertumpu kepada eksploitasi sumber daya alam ini sangat berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup. Kenaikan tingkat hidup serta penurunan tingkat kemiskinan yang didorong oleh ekspolitasi sumber daya alam ini dengan sendirinya bukan saja mengurangi cadangan sumber daya alam tetapi juga merusak lingkungan. Dampak dari kerusakan lingkungan ini baru terjadi pada generasi berikutnya, ketika sumber daya alam yang semakin langka tidak mampu lagi menunjang pembangunan. Lingkungan hidup yang rusak juga tidak mampu menunjang kehidupan. Jadi, kenaikan kesejahteraan dengan merusak lingkungan bukannya tidak mungkin terjadi. Hanya saja, peningkatan kesejahteraan yang terjadi bersifat sementara, tidak berkelanjutan, dan dampaknya di kemudian hari justru negatif.

2. Kedua dilihat kepekaan antara pembangunan (ekonomi) dan sumber daya alam. Hubungan ini dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini.

Pendapatan tinggi Pendapatan rendah

Ketergantungan ekonomi terhadap SDA dan LH tinggi

Dampak kerusakan terhadap kesejahteraaan sedang (misalnya : New Zealand)

Dampak kerusakan terhadap kesejahteraan tinggi (misal Indonesia)

Ketergantungan ekonomi terhadap SDA dan LH rendah

Dampak kerusakan terhadap kesejahteraaan rendah (misalnya : Singapura)

Dampak kerusakan terhadap kesejahteraan sedang

Ekonomi Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan.

3. Dari postulat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konflik antara “ekonomi dan lingkungan”. Kepentingan “ekonomi” hanya dapat dinikmati dalam jangka pendek saja bila kita mengorbankan keberlanjutan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa implementasi pembangunan berkelanjutan dapat menghambat pertumbuhan ekoinomi Negara berkembang seperti Indonesia sepanjang roda perekonomian bertumpu pada pemanfaatan

Page 5: Uas Ilmu Lingkungan Upload Ke Scrib

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGANNAMA :

sumber daya alam. (Sumber Bacaan Lembaga Penelitian SMERU, ISSN 0216-8634, No. 15 : Jul-Sep/2005)