turbin apung

74
Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository © 2009 PENGUJIAN SUDU RATA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG PADA ALIRAN SUNGAI SKRIPSI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY HARRI SIAHAAN 04 0401 013 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: echo-wiyoun

Post on 12-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Turbin Apung

TRANSCRIPT

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    PENGUJIAN SUDU RATA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG PADA ALIRAN SUNGAI

    SKRIPSI

    Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi

    Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    DANNY HARRI SIAHAAN 04 0401 013

    DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2009

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, suplay energi listrik

    masih mengandalkan pembangkit berbahan bakar fosil yakni minyak bumi, gas alam

    dan batu bara yang terbatas jumlahnya di alam dan suatu saat akan habis, sementara

    permintaan akan energi listrik terus bertambah. Oleh karenanya pemanfaatan energi

    pada masa sekarang ini sudah diarahkan pada penggunaan energi terbarukan yang ada

    di alam.

    Berdasarkan pemikiran tersebut maka dilakukan pengujian prototipe turbin air

    terapung pada aliran sungai. Pada pengujian prototipe ini dipergunakan alternator

    sebagai penghasil listrik dan mengggunakan acci ( baterai basah) yang berfungsi

    sebagai pemberi arus untuk memancing alternator dapat menghasilkan listrik

    sekaligus sebagai penyimpan arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator.

    Tujuan pengujian ini untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan

    oleh turbin air terapung dengan memanfaatkan arus aliran sungai Namu Sira-Sira

    yang terletak di Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

    Dari pengujian prototipe ini diperoleh arus listrik yang dihasilkan oleh

    alternator adalah arus searah (DC) dengan daya sebesar 115 Watt, putaran alternator

    sebesar 1030 rpm, dan beban puntir maksimum yang dialami poros alternator adalah

    sebesar 108,77 kgmm. Arus yang dihasilkan tersebut dapat diubah menjadi arus

    bolak-balik (AC) dengan menggunakan alat tertentu (misalnya inferter) sehingga

    dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada sebuah rumah tangga.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    ABSTRACK

    In mayority of states over the world including Indonesia, the electrical energy

    supply still relies on a generator that moved by a turbine which the fuels are fosil like

    kerosine, natural gas and coal of natural. These fuels are limited by quantity and will

    be depleted over time, otherwise the demand of electrical energy increase

    progressively. Thus the energy utilization nowadays has been on renewable energy

    use in nature.

    Based on logic, a test of floatng water turbine prototype in stream has been

    made. This prototype testing used alternator as electrical generating and acci (battery)

    functioning as current provider to induce the alternator to generate the electrical and

    in the same time as current and voltage storaging generated by alternator.

    The objective of this research would be to know the electrical power that

    produced by the floating water turbine by using the blade that utilizes the stream of

    Namu Sira-Sira river which located in Subdistrict of Sei-Bingai, District of Langkat.

    The Prototype testing indicated that the electrical current generated by

    alternator was Direct Current (DC) with the electical power was 115 Watt, the

    alternator rotation was 1030 rpm, and the maximum torque experienced by the

    alternator shaft was 108,77 kg-mm. The current that generated could be conversed to

    alternating current (AC) by means of certain instument (e.g., inverter), and the it

    could be used to get the electrical needs in certain household.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

    Fakultas Teknik Departemen Teknik Mesin di Universitas Sumatera Utara.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Teristimewa kedua orang tua penulis yang tercinta, kakak, abang penulis yang

    tersayang yang telah banyak berperan memberikan bantuan baik berupa moril

    maupun materi selama perkuliahan sehingga tersusunya skripsi ini.

    2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, MSc selaku dosen pembimbing yang telah banyak

    memberikan arahan dan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.

    3. Bapak Ir. Syahril Gultom, MT selaku koordinator lapangan selama pengujian

    berlangsung serta selaku dosen pembanding pada skripsi ini.

    4. Bapak Ir. Tulus Burhanuddin, ST, MT selaku dosen pembanding sekaligus

    sekretaris Departemen Teknik Mesin yang telah menyediakan waktunya untuk

    memberikan bimbingan pada skripsi ini.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    5. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku ketua Departemen Teknik Mesin

    yang telah memberikan izin untuk peminjaman alat ukur yang penulis

    gunakan selama melakukan pengujian hingga penulisan skripsi ini selesai.

    6. Kepada sahabat-sahabat penulis khususnya Jhony R.H Damanik, Zainal

    Simatupang, dan Adileo Panjaitan serta seluruh stambuk 2004 yang telah

    memberikan dukungan moril dan materi kepada penulis.

    Penulis juga menyadari bahwa masih ada terdapat kekurangan pada

    skripsi ini, oleh sebab itu penulis sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang

    telah bersedia memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

    Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini berguna bagi

    kita semua.

    Medan, 25 Februari 2009

    Penulis

    Danny Harri Siahaan NIM : 04 0401 013

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK/ ABSTRACT

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR LAMBANG

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

    BAB I. PENDAHULUAN

    1. 1. Latar Belakang .............................................................................. 1

    1. 2. Tujuan Penulisan ........................................................................... 3

    1.3. Manfaat Pengujian .......................................................................... 3

    1.4. Metodologi Penulisan ..................................................................... 3

    1.5 Batasan Masalah ............................................................................. 4

    1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Potensi Energi Air .......................................................................... 6

    2.2. Mesin-Mesin Fluida........................................................................ 8

    2.3. Klasifikasi Kincir Air ..................................................................... 9

    2.4. Klasifikasi Turbin Air ..................................................................... 13

    2.5. Gaya Apung, Mengapung dan Kestabilan ....................................... 21

    BAB III. METODOLOGI PENGUJIAN

    3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 24

    3.2. Alat ................................................................................................ 24

    3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 29

    3.4. Metode Pengolahan Data ................................................................ 30

    3.5. Pengamatan dan Tahap Pengujian ................................................... 32

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

    4.1. Data Hasil Pengujian ...................................................................... 33

    4.2. Analisa Daya dan Putaran Alternator di setiap

    Pemberian Beban ............................................................................ 35

    4.3. Analisa Momen Puntir Pada Poros Alternator ................................. 41

    4.4. Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk dan Sisi Keluar

    Setelah Pengujian ........................................................................... 44

    4.5. Perhitungan Efesiensi Turbin dan Efesiensi Alternator ................... 47

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan .................................................................................... 51

    5.2. Saran .............................................................................................. 52

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR LAMBANG

    Simbol Keterangan

    Satuan

    EP Energi potensial Joule

    m Massa Kg

    h Head ( ketinggian) m

    g Percepatan gravitasi m/s2

    t Waktu s (detik)

    P Daya Watt

    Q Kapasitas m3/s

    Densitas (massa jenis) air Kg/m3

    EK Energi kinetis Joule

    v Kecepatan aliran m/s

    A Luas penampang m2

    I Arus listrik Ampere

    V Tegangan listrik Volt

    n Putaran rpm

    MP Momen Puntir Kgmm

    C Kecepatan absolut fluida m/s

    U Kecepatan tangensial sudu m/s

    W Kecepatan relative fluida terhadap sudu m/s

    Besar sudut antara C dan U ( 0)

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Besar sudut antara W dan U ( 0)

    Posisi sudu dari sumbu vertikal ( 0)

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Kincir air overshot 9

    Gambar 2.2 Kincir air undershot 10

    Gambar 2.3 Kincir air breastshot 11

    Gambar 2.4 Kincir air tub 12

    Gambar 2.5 Turbin Pelton 14

    Gambar 2.5a Sudu turbin Pelton 15

    Gambar 2.5b Nosel 15

    Gambar 2.6 Sudu turbin Turgo dan nosel 16

    Gambar 2.7 Turbin Crossflow 16

    Gambar 2.8 Turbin Francis 18

    Gambar 2.9 Sketsa Turbin Francis 18

    Gambar 2.10 Turbin Kaplan 19

    Gambar 2.11 Pembangkit listrik tenaga tidal terapung. 29

    Gambar 3.1 Prototipe turbin air terapung beserta model

    penampang sudu rata 28

    Gambar 3.2 Multitester 28

    Gambar 3.3 Flowmeter 29

    Gambar 3.4 Tachometer 29

    Gambar 3.5 Rangkaian pengukuran arus listrik ( )1A tanpa beban lampu 30

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 3.6 Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )1V

    tanpa beban lampu 31

    Gambar 3.7 Rangkaian pengukuran arus listrik ( )2A dengan beban lampu 31

    Gambar 3.8 Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )2V

    dengan beban lampu 31

    Gambar 3.10 Diagram alir pengujian prototipe Turbin Air Terapung 32

    Gambar 4.1 Pengambilan data kecepatan air masuk dengan flowmeter 33

    Gambar 4.2 Analisa kecepatan pada sisi masuk 44

    Gambar 4.3 Analisa kecepatan pada sisi keluar 45

    Gambar 4.4 Segitiga kecepatan pada sisi keluar 46

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

    Halaman

    A. TABEL

    Tabel 2.1. Pengelompokan turbin ... 13

    Tabel 4.1. Data hasil pengujian Turbin Air Terapung dengan

    menggunakan sudu datar ............................................................... 37

    Tabel 4.2 Data hasil pengujian prototipe turbin air terapung

    dengan menggunakan sudu lengkung ............................................. 40

    Tabel 4.3 Hasil perhitungan Momen Puntir poros untuk

    setiap pembebanan lampu ............................................................... 42

    B. GRAFIK

    Grafik 4.1 Perubahan daya pengisian (cas) ke baterai terhadap

    penambahan beban lampu .............................................................. 38

    Grafik 4.2 Perubahan putaran di poros alternator terhadap

    penambahan beban lampu yang diuji ............................................. 39

    Grafik 4.3 Hubungan perubahan daya pengisian ke baterai

    terhadap perubahan putaran alternator .......................................... 39

    Grafik 4.4. Perubahan momen puntir terhadap perubahan

    putaran poros alternator .. 43

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan zaman yang terus meningkat, kebutuhan akan

    energi semakin meningkat pula, sehingga energi merupakan suatu unsur yang sangat

    penting dalam pengembangan suatu negara atau suatu daerah. Oleh karenanya

    pemanfaatan energi secara tepat guna akan menjadi suatu cara yang ampuh dalam

    perkembangan zaman tersebut.

    Sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, suplay energi listrik

    masih mengandalkan pembangkit berbahan bakar fosil yakni minyak bumi, gas alam

    dan batu bara yang terbatas jumlahnya di alam dan suatu saat akan habis, sementara

    permintaan akan energi listrik terus bertambah. Oleh karenanya pemanfaatan energi

    pada masa sekarang ini sudah diarahkan pada penggunaan energi terbarukan yang ada

    di alam. Misalnya energi air, energi angin, energi matahari, panas bumi, dan nuklir.

    Hal ini karena energi terbarukan ini cukup mudah didapat dan dapat didaur ulang bila

    dibandingkan dengan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Untuk

    mendapatkan sumber energi fosil harus melalui berbagai proses dan susah

    mendapatkannya, karena umumnya terdapat di permukaan bumi. Selain itu cadangan

    sumber daya energi fosil mulai berkurang, karena sumber energi ini tidak dapat

    diperbaharui.

    Sumber-sumber energi yang dikenal dengan sumber energi terbarukan seperti

    yang disebutkan di atas antara lain adalah energi air, energi matahari, energi angin,

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    energi panas bumi, dan lain sebagainya. Semua energi tersebut telah memenuhi

    kriteria sehingga dalam pemanfaatannya dapat menghemat penggunaan energi fosil

    yang terbatas.

    Salah satu sumber energi terbarukan yang sangat berpotensi di negara kita

    adalah pemanfaatan energi air dan apabila pemanfaatan energi tersebut dilakukan

    secara meluas di seluruh wilayah Indonesia maka peluang untuk keluar dari krisis

    listrik akan semakin besar mengingat bahwa terdapat banyak tempat-tempat yang

    berpotensi untuk dimanfaatkan dan semuanya menyebar di seluruh pulau-pulau besar

    yang ada di negara kita.

    Indonesia dengan wilayahnya yang beriklim tropis dengan curah hujan yang

    tinggi dan kondisi topografi yang bergunung-gunung dengan aliran sungai yang

    berpotensi untuk dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Potensi ini

    sebagian besar tersebar di daerah pedesaan, sementara diperkirakan masih banyak

    penduduk desa yang belum menikmati energi listrik sehingga sangat tepat untuk

    mengembangkan pembangkit tenaga listrik.

    Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

    dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun

    energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir

    air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.

    Sejak awal abad 18 kincir air telah banyak dimanfaatkan sebagai penggerak

    penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Sampai sekarang

    penggunaan kincir masih banyak digunakan khususnya untuk pembangkit arus listrik.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    1.2. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari pengujian ini adalah :

    a. Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh

    dibangku kuliah terutama mata kuliah Sistem Pembangkit Tenaga dan

    Mesin Fluida.

    b. Untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin air

    terapung dengan memanfaatkan arus aliran sungai Namu Sira-Sira yang

    terletak di Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

    1.3 Manfaat Pengujian.

    Adapun manfaat pengujian ini adalah Untuk memberikan informasi sebagai

    referensi tambahan bagi kalangan dunia pendidikan yang ingin melakukan riset di

    bidang konversi energi dalam modifikasi dan pengembangan turbin air.

    1.4 Metodologi Penulisan

    Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Survey lapangan, berupa peninjauan ke lokasi dan diskusi dengan pihak-

    pihak yang terkait.

    2. Perencanaan serta pembuatan prototipe turbin air terapung dimana prototipe

    ini yang nantinya akan di uji di lapangan untuk di analisa data hasil dari

    pengujian tersebut.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    3. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, studi internet, serta kajian-kajian

    dari buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan pengujian ini.

    4. Pengambilan data, berupa seluruh data dari hasil pengujian di lapangan yang

    akan di analisa serta di lampirkan pada penulisan tugas akhir ini.

    5. Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing, mengenai isi

    perencanaan serta masalah-masalah yang timbul selama penyusunan tugas

    sarjana.

    1.5. Batasan Masalah

    Dalam tulisan ini dibatasi perencanaan data yang diambil. Untuk pengambilan

    data tersebut berasal dari data hasil pengujian dan pengamatan di lapangan. Masalah-

    masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah :

    Penentuan spesifikasi peralatan dan perlengkapan prototipe turbin air terapung yang

    akan di uji di lapangan.

    1. Penentuan bahan dan jenis yang digunakan pada prototipe turbin air terapung

    yang akan di uji dilapangan.

    2. Analisa kapasitas daya yang dihasilkan oleh prototipe turbin air terapung

    setelah pengujian di aliran sungai Namu Sira-Sira terhadap kapasitas daya

    yang di rencanakan semula.

    3. Analisa daya pengujian prototipe dengan memberikan variasi beban lampu

    4. Analisa grafik hasil pengujian prototipe turbin air terapung.

    5. Efesiensi prototipe turbin air terapung dan efesiensi alternator.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    1.6. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu pada bab I

    berisikan pendahuluan dimana bab ini menjelaskan latar belakang penulisan, tujuan

    penulisan, metodologi penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah serta

    sistematika penulisan. Selanjutnya pada bab 2 berisikan tinjauan pustaka yang

    menjelaskan pembahasan materi mesin-mesin fluida serta klasifikasi turbin. Pada bab

    3 berisikan data spesifikasi peralatan yang digunakan dimana pada bab ini dijelaskan

    seluruh spesifikasi dari peralatan yang digunakan selama pengujian dilakukan. Pada

    bab 4 berisikan perhitungan dan analisa hasil pengujian, dimana seluruh data

    pengujian yang diperoleh akan dianalisa pada bab ini. Pada bab 5 berisikan tentang

    kesimpulan dari seluruh perhitungan dan analisa data yang diperoleh dari pengujian

    yang telah dilakukan.

    Sementara semua literatur yang digunakan selama pengujian dan penulisan skripsi ini

    akan didaftarkan pada daftar pustaka, serta seluruh gambar, tabel juga akan

    dilampirkan pada daftar tabel dan gambar.

    Sebagai lampiran dari skripsi ini, akan dilampirkan gambar penampang sudu rata

    yang digunakan selama pengujian dan transaksi biaya pembuatan turbin air terapung.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB I I

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Potensi Energi Air

    Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena

    pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air

    mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang

    mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud

    energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan

    dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air

    terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan

    sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil.

    Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

    besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah

    beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir

    air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan

    energi potensial air yaitu :

    mghEP = .......................................................... (Lit.8 hal 10)

    dengan :

    EP adalah energi potensial air (Joule)

    m adalah massa air

    h adalah head (m)

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    g adalah percepatan gravitasi

    2sm

    Daya merupakan energi tiap satuan waktu

    tE

    , sehingga persamaan (1.1) dapat

    dinyatakan sebagai :

    ghtm

    tE=

    Dengan mensubsitusikan P terhadap

    tE

    dan mensubsitusikan Q terhadap

    tm

    maka :

    QghP = ........................................................ (Lit.8 hal 12)

    dengan

    P adalah daya (watt) yaitu

    Q adalah kapasitas aliran

    s

    m3

    adalah densitas air

    3mkg

    Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air rata. Dalam

    hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik

    2

    21 mvEK = ........................................................ (Lit.8 hal 10)

    Dimana :

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    E adalah energi kinetis air (Joule)

    v adalah kecepatan aliran air

    sm

    Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :

    2

    21 QvP = ..................................................... (Lit.8 hal 13)

    atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas AvQ = maka

    3

    21 AvP = ...................................................... (Lit.8 hal 14)

    Dimana :

    A adalah luas penampang aliran air ( )2m

    2.2. Mesin Mesin Fluida

    Mesinmesin fluida adalah mesin-mesin yang berfungsi untuk mengubah

    energi mekanis menjadi energi fluida kerja (energi potensial dan energi kinetik) atau

    sebaliknya. Secara umum mesin fluida dapat dibagi atas dua golongan utama, yaitu:

    1 Mesin Kerja

    Merupakan mesin fluida yang berfungsi mengubah energi mekanis menjadi

    energi fluida, misalnya: Pompa, Kompresor, Blower, Fan, dan lain-lain.

    2. Mesin Tenaga

    Merupakan mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida menjadi

    energi mekanis pada poros, misalnya: Turbin Air, Turbin Uap, Turbin Gas, dan

    lain-lain.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2.3 Klasifikasi Kincir Air

    Kincir air merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi

    mekanik berupa putaran pada poros kincir. Ada beberapa tipe kincir air yaitu :

    1. Kincir Air Overshot

    2. Kincir Air Undershot

    3. Kincir Air Breastshot

    4. Kincir Air Tub

    2.3.1 Kincir Air Overshot

    Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian

    sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar.

    Gambar 2.1 Kincir air overshot

    Kincir air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan

    dibandingkan dengan jenis kincir air yang lain.

    Keuntungan

    1. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%.

    2. Tidak membutuhkan aliran yang deras.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    3. Konstruksi yang sederhana.

    4. Mudah dalam perawatan.

    5. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

    Kerugian

    1. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan

    air, memerlukan investasi yang lebih banyak.

    2. Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi.

    3. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.

    4. Daya yang dihasilkan relatif kecil.

    2.3.2 Kincir Air Undershot

    Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu

    yang terletak pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak

    mempunyai tambahan keuntungan dari head.

    Gambar 2.2 Kincir air undershot

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada daerah yang rata.Tipe ini

    disebut juga dengan Vitruvian. Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang

    memutar kincir.

    Keuntungan

    1. Konstruksi lebih sederhana

    2. Lebih ekonomis

    3. Mudah untuk dipindahkan

    Kerugian

    1. Efisiensi kecil

    2. Daya yang dihasilkan relatif kecil

    2.3.3 Kincir Air Breastshot

    Kincir air Breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot

    dilihat dari energi yang diterimanya.

    Gambar 2.3 Kincir air Breastshot Sumber.

    Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir, arah aliran air yang

    menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air. Kincir air jenis ini

    menperbaiki kinerja dari kincir air tipe under shot.

    http://osv.org/education/WaterPower

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Keuntungan

    1. Tipe ini lebih efisien dari tipe under shot

    2. Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek

    3. Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran rata

    Kerugian

    1. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)

    2. Diperlukan dam pada arus aliran rata

    3. Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot

    2.3.4 Kincir Air Tub

    Kincir air Tub merupakan kincir air yang kincirnya diletakkan secara

    horisontal dan sudu-sudunya miring terhadap garis vertikal, dan tipe ini dapat dibuat

    lebih kecil dari pada tipe overshot maupun tipe undershot.

    Gambar 2.4 Kincir air Tub

    Sumber. http://osv.org/education/WaterPower

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Karena arah gaya dari pancuran air menyamping maka, energi yang diterima

    oleh kincir yaitu energi potensial dan kinetik.

    Keuntungan

    1. Memiliki konstruksi yang lebih ringkas

    2. Kecepatan putarnya lebih cepat

    Kerugian

    1. Tidak menghasilkan daya yang besar

    2. Karena komponennya lebih kecil membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih

    teliti.

    2.4 Klasifikasi Turbin Air

    Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk

    pembangkit tenaga listrik.. Turbin air adalah mengubah energi potensial air menjadi

    energi mekanis dengan menggunakan air sebagai fluida kerja. Energi mekanis diubah

    dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin

    dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan

    menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 2.1 Pengelompokan Turbin

    high head medium head low head

    impulse turbines Pelton

    Turgo

    cross-flow

    multi-jet Pelton

    Turgo

    cross-flow

    reaction turbines Francis propeller

    Kaplan

    2.4.1 Turbin Impuls

    Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Air keluar

    nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur

    sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls).

    Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama

    karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan

    atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu

    jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2.4.1.1 Turbin Pelton

    Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set

    sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat

    yang disebut nosel.

    Gambar 2.5 Turbin Pelton

    Sumber.

    Gambar 2.5a. Nosel

    http://en.wikipedia.org/wiki/pelton_wheel

    Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.

    Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.

    Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 2.5b Nosel Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

    Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk

    sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran

    air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air

    dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan

    daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan

    demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin

    Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter

    tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

    2.4.1.2 Turbin Turgo

    Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton

    turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 2.6. Sudu turbin Turgo dan nosel Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

    Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar

    turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi

    langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus

    menurunkan biaya perawatan.

    2.4.1.3 Turbin Crossflow

    Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-

    Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang

    merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.

    Gambar 2.7. Turbin Crossflow

    Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec

    dan head antara 1 s/d 200 m. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang

    yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai

    sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir

    keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat

    masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu

    yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

    2.4.2 Turbin Reaksi

    Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan

    terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini

    memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat

    berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin

    reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah

    turbin.

    2.4.2.1 Turbin Francis

    Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara

    sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian

    keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan

    air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan suatu

    sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat

    diatur merupakan pilihan yang tepat.

    Gambar 2.8 Turbin Francis

    Sumber.

    Gambar 2.9. Sketsa Turbin Francis

    http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine

    Sumber : http://lingolex.com/bilc/engine.html

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2.4.2.2 Turbin Kaplan & Propeller

    Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini

    tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai

    tiga hingga enam sudu.

    Gambar 2.10. Turbin Kaplan Sumber.

    Energi tidal atau energi pasang surut barangkali kurang begitu dikenal

    dibandingkan dengan energi samudera yang lain seperti energi ombak (wave energy).

    Jika dibandingkan dengan energi angin dan surya, energi tidal memiliki sejumlah

    keunggulan antara lain: memiliki aliran energi yang lebih pasti/mudah diprediksi,

    lebih hemat ruang dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit.

    Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang handal

    yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang disebabkan

    antara lain oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.

    Saat ini baru beberapa negara yang yang sudah melakukan penelitian secara serius

    http://en.wikipedia.org/wiki/Kaplan_turbine

    2.4.3 Turbin Energi Tidal (Gelombang)

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    dalam bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan Norwegia. Di Norwegia,

    pengembangan energi ini dimotori oleh Statkraft, perusahaan pembangkit listrik

    terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan memperkirakan energi tidal akan

    menjadi sumber energi terbarukan yang siap masuk tahap komersial berikutnya di

    Norwegia setelah energi hidro dan angin. Keterlibatan perusahaan listrik besar seperti

    Statkraft mengindikasikan bahwa energi tidal memang layak diperhitungkan baik

    secara teknologi maupun ekonomis sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan

    energi dalam waktu dekat.

    Gambar 2.11 Pembangkit listrik tenaga tidal terapung.

    Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/Tidal Turbine

    Perlu diketahui bahwa potensi energi tidal di Indonesia termasuk yang terbesar di

    dunia, khususnya di perairan timur Indonesia. Sekarang inilah saatnya bagi Indonesia

    untuk mulai menggarap energi ini. Jika bangsa kita mampu memanfaatkan dan

    menguasai teknologi pemanfaatan energi tidal, ada dua keuntungan yang bisa

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    diperoleh yaitu, pertama, keuntungan pemanfaatan energi tidal sebagai solusi

    pemenuhan kebutuhan energi nasional dan, kedua, kita akan menjadi negara yang

    mampu menjual teknologi tidal yang memberikan kontribusi terhadap devisa negara.

    Belajar dari India yang mampu menjadi salah satu pemain teknologi turbin angin

    dunia (dengan produk turbin angin Suzlon), maka tujuan yang kedua bukanlah hal

    yang terlalu muluk untuk kita wujudkan.

    2.5 Gaya Apung,Mengapung dan Kestabilan

    2.5.1 Prinsip Archimedes (287-212 SM)

    Jika sebuah benda diam terendam seluruhnya di dalam sebuah fluida,atau

    mengapung sedemikian sehingga hanya sebagian saja yang terendam,gaya fluida

    resultan yang bekerja pada benda itu disebut gaya apung (buoyant force). Sebuah

    gaya netto ke arah atas terjadi karena tekanan meningkat dengan kedalaman dan

    gaya-gaya tekan yang bekerja dari bawah lebih besar daripada gaya-gaya yang

    bekerja dari atas. Gaya ini dapat ditentukan dengan pendekatan yang sama seperti

    yang digunakan pada bagian sebelumnya mengenai gaya-gaya pada permukaan

    lengkung. Oleh karena itu, gaya apung mempunyai besar yang sama dengan berat

    fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut dan mengarah vertikal ke atas. Hal ini

    disebut sebagai prinsip Archimedes. Untuk menghormati Archimedes (287-212

    SM),seorang ahli mekanik dan matematika Yunani yang pertama kali mengemukakan

    gagasan-gagasan dasar yang berkaitan dengan hidrostatika. Letak garis dari gaya

    apung dapat ditentukan dengan menjumlahkan momen gaya-gaya terhadap suatu

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    sumbu yang memudahkan. Misalnya dengan menjumlahkan momen terhadap sebuah

    sumbu tegak lurus terhadap permukaan kertas. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya

    apung melewati pusat massa dari volume yang dipindahkan. Titik yang dilalui gaya

    apung yang bekerja disebut pusat apung ( center of buoyancy ).

    Hasil yang sama juga berlaku pada benda-benda yang terapung di mana hanya

    sebagian saja yang terendam. Jika berat jenis fluida di atas permukaan cairan sangat

    kecil dibandingkan dengan berat cairan di mana benda tersebut akan mengapung,

    karena fluida di atas permukaan biasanya udara. Namun demikian, gaya apung

    tersebut tidak melewati pusat massa tetapi akan melewati pusat gravitasi dari volume

    yang dipindahkan tersebut.

    2.5.2 Kestabilan

    Sebuah benda dikatakan berada dalam suatu posisi kesetimbangan yang stabil

    jika benda tersebut kembali ke posisi kesetimbangannya ketika diusik. Sebaliknya,

    benda berada dalam keadaan kesetimbangan yang tidak stabil jika ketika diusik

    (meskipun sedikit),benda tersebut bergerak menuju posisi kesetimbangan baru.

    Pertimbangan kestabilan sangat perlu khususnya bagi benda-benda yang terendam

    atau terapung karena pusat apung dan pusat gravitasi tidak selalu bertepatan. Sebuah

    rotasi kecil dapat menghasilkan kopel yang mungkin mengembalikan posisi atau yang

    menggulingkannya. Misalnya, untuk benda yang terendam penuh yang mempunyai

    pusat gravitasi di bawah pusat apung, suatu rotasi dari posisi kesetimbangannya akan

    menghasilkan sebuah kopel pemulih yang dibentuk oleh berat dan gaya apung yang

    akan menyebabkan benda berotasi kembali ke posisi asalnya. Jadi, untuk konfigurasi

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    ini benda tersebut stabil. Perlu dicatat bahwa selama pusat gravitasi berada di bawah

    pusat apung, kondisi ini selalu berlaku; artinya benda berada dalam posisi

    kesetimbangan stabil terhadap rotasi-rotasi kecill. Sebaliknya jika pusat gravitasi si

    atas pusat apung, kopel yang terbentuk dari berat dan gaya apung akan menyebabkan

    benda terguling dan menuju sebuah kesetimbangan baru. Jadi, sebuah benda yang

    terendam penuh dengan pusat gravitasi di atas pusat apungnya berada dalam posisi

    kesetimbangan tidak stabil.

    Untuk benda yang terapung, masalah kestabilan lebih rumit, karena jika benda

    berotasi, lokasi dari pusat apungnya (yang melewati pusat massa dari volume yang

    dipindahkannya) bisa berubah. Hal ini dapat terjadi karena jika benda berputar, gaya

    apung bergeser melewati pusat massa dari volume yang terdesak yang baru terbentuk.

    Gaya apung ini berkombinasi dengan berat, membentuk sebuah kopel yang akan

    menyebabkan benda tersebut kembali ke posisi kesetimbangan semula.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB III

    METODOLOGI PENGUJIAN

    3.1 Waktu dan tempat

    Pengujian dilakukan di sungai Namo Sira-Sira yang terletak di desa Namo

    Tating Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat selama 1 bulan.

    3.2 Alat

    Alat yang dipakai dalam pengujian ini terdiri dari :

    1. Prototipe turbin air terapung yang memiliki spesifikasi peralatan dan

    perlengkapan sebagai berikut :

    a) Sudu Turbin

    Bahan : ST-37

    Tebal : 2 mm

    Model sudu : Rata (sebagai perbandingan terhadap sudu

    lengkung)

    Luas penampang : 16 x 49 cm

    Untuk menentukan jumlah sudu turbin didapatkan dari persamaan :

    tDN t= ..(Lit.10 Hal 4)

    Dimana :

    N = jumlah sudu

    tD = diameter turbin = 0,75 m

    t = jarak antar sudu (m)

    Jarak antar sudu (t) dapat dihitung dari persamaan :

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    t = sinis .(Lit.10 Hal 4)

    is = k tD .(Lit.10 Hal 4)

    Dimana :

    k = konstanta tetapan = 0,13

    = sudut yang dibentuk oleh letak sudu rata terhadap sumbu

    vertikal poros = 30 0

    maka : is = k tD

    is = 0,13 x 0,75

    is = 0,0975 m

    t = sinis

    t = 030sin0975,0

    t = 0,195 m

    sehingga :

    tDN t=

    195,0

    75,0xN

    =

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    buahN

    N12

    07,12==

    Jadi jumlah sudu rata yang digunakan adalah 12 buah dengan posisi letaknya

    30 0 terhadap sumbu poros turbin.

    b) Poros

    Bahan : SC-45

    Diameter poros : 1 inch ( 25,4 mm )

    : 411 inch ( 32 mm )

    c) Bantalan (Bearing)

    Bahan : Baja Karbon

    Type : Ball bearing

    Nomor bantalan : P 205 ( untuk diameter poros 1 inch )

    P 207 ( untuk diameter poros 411 inch )

    d) Puli ( pulley)

    Bahan : S-45C

    Jumlah puli : 4 buah

    Diameter puli I : 362 mm

    Diameter puli II : 145 mm

    Diameter puli III : 362 mm

    Diameter puli IV : 72 mm

    e) Sabuk ( V-Belt)

    Bahan : Karet

    Jumlah sabuk : 2 buah

    Type sabuk I : A-62

    sabuk II : B-117

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Merk sabuk : Mitshubishi

    f) Sproket

    Bahan : Baja Karbon

    Jumlah sproket : 2 buah

    Diameter Sproket I : 84.50 mm

    Diameter Sproket II : 236,54 mm

    Jumlah gigi Sproket I : 13

    Jumlah gigi Sproket II : 39

    g) Rantai (chain)

    Bahan : S-45C

    Type : rantai rol

    Nomor : 50

    Jumlah mata rantai : 106 mata rantai

    h) Alternator

    Pabrikan / merk : Toyota

    Diameter pulley : 72 mm

    Putaran maksimum : 1500 rpm

    Putaran minimum : 1000 rpm

    Voltase : 12 Volt

    Arus Maksimum : 30 Ampere

    Aplikasi / Fungsi : Penghasil arus listrik

    i) Baterai mobil

    Pabrikan / Merk : NS-40

    Voltase : 12 Volt

    Arus : 32 Ampere

    Dalam pembuatan prototipe turbin air terapung ini terdiri atas dua bagian pembuatan

    yaitu mekanisme turbin yang terdiri dari rangka pelampung yang terbuat dari besi,

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    sproket dan rantai serta beberapa puli dengan ukuran diameter yang berbeda dimana

    pulli ini digunakan untuk menaikkan putaran pada alternator hingga melewati batas

    putaran minimumnya yaitu 1000 rpm agar dapat menghasilkan arus dan tegangan

    listrik. Mekanisme turbin terapung yang memiliki ukuran sekitar 1 x 2 meter tersebut

    dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menjadi mekanisme rasio perbandingan

    putaran. Setelah menyelesaikan mekanisme turbinnya maka pengerjaan selanjutnya

    adalah pembuatan penampang sudu rata. Sudu dibuat dari plat besi ST-37 yang

    dipotong menjadi 12 bagian yang masing masing bagian berukuran 16 cm x 49 cm,

    kemudian sudu-sudu tersebut disambungkan pada impeller yang berdiameter 75 cm

    dengan metode las titik. Selanjutnya pada impeler diberi lubang sebagai tempat poros

    sudu tersebut.

    Prototipe turbin air terapung ini sendiri merupakan alat yang akan di uji di

    lapangan untuk mengetahui besar daya yang mampu dihasilkannya dengan

    menggunakan model sudu rata agar dapat dibandingkan terhadap daya yang

    dihasilkan alternator bila menggunakan sudu lengkung. Berikut ini adalah gambar

    prototipe turbin air terapung beserta model penampang sudu rata yang akan di uji

    tersebut.

    Gambar 3.1 Prototipe turbin air terapung beserta model penampang sudu rata

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2. Multitester

    Alat ini digunakan untuk mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan di

    alternator.

    Gambar 3.2 Multitester

    3. Flowmeter

    Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan arus aliran sungai di lokasi

    pengujian

    Gambar 3.3 Flowmeter

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    4. Tachometer

    Alat ini digunakan untuk mengukur putaran pada sudu turbin dan alternator

    Gambar 3.4 Tachometer

    5. Kabel listrik dan lampu.

    6. Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci Inggris, kunci ring, kunci L,

    obeng, tang, palu, dan lain sebagainya.

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Data yang dipergunakan dalam pengujian ini merupakan data yang diperoleh

    langsung dari pengukuran dan pembacaan pada alat ukur pengujian.

    3.4 Metode Pengolahan Data

    Data yang diperoleh diolah ke dalam rumus empiris, kemudian data dari

    perhitungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.

    3.5 Pengamatan dan tahap pengujian

    Pada pengujian ini yang akan diamati adalah :

    1. Parameter arus (A) dan parameter tegangan (V)

    2. Parameter putaran turbin (rpm)

    3. Parameter kecepatan arus sungai ( v )

    4. Effisiensi turbin ( )T

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Prosedur pengujian dapat dilakukan dengan beberapa tahap antara lain :

    1. Pengukuran kecepatan air dengan menggunakan flowmeter kemudian mencatat

    hasilnya.

    2. Pengukuran putaran turbin dengan menggunakan tachometer kemudian mencatat

    hasilnya.

    3. Pengukuran arus dan tegangan yang dihasilkan turbin dengan multitester dapat

    dilakukan dengan cara atau rangkaian sebagai berikut :

    a. Rangkaian pengukuran arus listrik ( )1A tanpa beban lampu atau pengisian (charger) alternator terhadap baterai digambarkan sebagai berkut

    (+) (-) (+} (+) (-) (-)

    Gambar 3.5 Rangkaian pengukuran arus listrik ( )1A tanpa beban lampu

    b. Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )1V tanpa beban lampu atau besar tegangan yang dicharger alternator terhadap baterai digambarkan sebagai

    berikut :

    (+) (-) (+} (+) (-) (-)

    Gambar 3.6 Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )1V tanpa beban lampu

    A

    Alt Bat

    V

    Alt Bat

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    c. Rangkaian pengukuran arus listrik ( )2A dengan beban lampu digambarkan sebagai berikut :

    (+) (-) (+} L (+) (-) (-) L

    Gambar 3.7 Rangkaian pengukuran arus listrik ( )2A dengan beban lampu

    d. Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )2V dengan beban lampu dapat

    digambarkan sebaga berikut : (+) (-) (+} L (+) (-) (-) L

    Gambar 3.8 Rangkaian pengukuran tegangan listrik ( )2V dengan beban lampu Untuk pengukuran arus listrik dan tegangan listrik dengan beban lampu dilakukan dengan mencatat besar arus dan tegangan dengan 1 beban lampu, 2 beban lampu,dan seterusnya sampai mencapai limit kemampuan turbin menghasilkan arus listrik. 4. Mengulang pengujian beberapa kali dengan metode yang sama.

    A

    Alt Bat

    V

    Alt Bat

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Prosedur tahap pengujian diatas dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut :

    Gambar 3.9 Diagram alir Pengujian Prototipe Turbin Air Terapung

    Mengukur kecepatan arus aliran sungai.

    Mengukur putaran turbin. Mengukur arus (A) dan

    tegangan (V) yang dihasilkan turbin dengan mengunakan beban lampu

    Selesai

    Berhenti

    Menganalisa data hasil pembacaan alat ukur dengan rumus empiris untuk mendapatkan kesimpulan dari pengujian

    Mengulang pengujian hingga 5 kali dengan metode yang sama, dan melakukan penambahan beban 2-5 buah lampu

    Mulai

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB IV

    HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

    4.1 Data Hasil Pengujian

    Adapun data yang diperoleh dari pengujian prototipe turbin air terapung dengan

    menggunakan sudu rata meliputi :

    1. Kecepatan rata-rata air masuk ( )rataratav

    Setelah melakukan 10 kali pengukuran kecepatan air dengan menggunakan

    alat ukur flowmeter, diperoleh data seperti berikut ini :

    Gambar 4.1 pengambilan data kecepatan air masuk dengan alat ukur flowmeter

    1v = 1,75 m/s 6v = 1,75 m/s

    2v = 1,73 m/s 7v = 1,77 m/s

    3v = 1,74 m/s 8v = 1,77 m/s

    4v = 1,74 m/s 9v = 1,75 m/s

    5v = 1,75 m/s 10v = 1,76 m/s

    10

    76,175,177,177,175,175,174,174,173,175,1 +++++++++=rataratav

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    = 1,75 m/s

    Maka kecepatan rata-rata air masuknya adalah sebesar 1,75 m/s

    2. Arus, tegangan dan putaran

    Dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur multitester dan

    tachometer pada pengujian diperoleh data sebagai berikut :

    a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 8,50 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 13,52 Volt

    3) Putaran alternator (n1) : 1030 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 27,4 rpm

    rpm27

    b. Untuk pembebanan dengan menggunakan 1 lampu (25 Watt) :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 6,87 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 13,10 Volt

    3) Putaran (n1) : 1025 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 27,3 rpm

    rpm27

    c. Untuk pembebanan dengan menggunakan 2 lampu (50 Watt) :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 5,11 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 12,72 Volt

    3) Putaran alternator (n1) : 1015 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 27 rpm

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    d. Untuk pembebanan dengan menggunakan 3 lampu (75 Watt) :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 3,25 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 12,31 Volt

    3) Putaran (n1) : 1008 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 26.8 rpm

    rpm27

    e. Untuk pembebanan dengan menggunakan 4 lampu (100 Watt) :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 0,99 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 12,05 Volt

    3) Putaran (n1) : 985 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 26,8 rpm

    rpm27

    f. Untuk pembebanan dengan menggunakan 5 lampu (125 Watt) :

    1) Arus yang diisi dari alternator ke baterai (I1) : 0 Ampere

    2) Tegangan yang diisi dari alternator ke baterai (V1) : 0 Volt

    3) Putaran (n1) : 985 rpm

    4) Putaran poros sudu (n2) : 26,8 rpm

    rpm27

    4.2. Analisa daya dan putaran alternator di setiap pemberian beban

    Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengujian di lapangan, dapat

    diketahui bahwa tegangan dan besar arus yang pengisian dari alternator ke baterai

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    tergantung pada besar jumlah beban (lampu) yang digunakan, sehingga dapat

    dihitung besar daya pengisian (cas) ke baterai dengan menggunakan rumus :

    IVP = (Watt) ........................................... (Lit 9. Hal 228)

    maka daya pengisian (cas) ke baterai adalah sebagai berikut :

    1. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

    Pc = V1 x I1

    = 13,52 x 8,50

    = 115,03 Watt

    2. Untuk pembebanan dengan menggunakan 1 lampu (25 Watt) :

    Pc = V1 x I1

    = 13,10 x 6,87

    = 90,04 Watt

    3. Untuk pembebanan dengan menggunakan 2 lampu (50 Watt) :

    Pc = V1 x I1

    = 12,72 x 5,11

    = 65,05 Watt

    4. Untuk pembebanan dengan menggunakan 3 lampu (75 Watt) :

    Pc = V1 x I1

    = 12,31 x 2,44

    = 40,06 Watt

    5. Untuk pembebanan dengan menggunakan 4 lampu (100 Watt) :

    Pc = V1 x I1

    = 12,05 x 0,99

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    = 11,92 Watt

    Dari perhitungan data diatas, dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yakni

    sebagai berikut :

    Tabel 4.1. Data hasil pengujian Turbin Air Terapung dengan menggunakan sudu rata

    Jumlah

    Beban

    lampu

    I 1

    (Ampere)

    V 1

    (Volt)

    Pc (Watt)

    1n (rpm)

    2n

    (rpm)

    0 8.50 13.52 115.03 1030 27

    1 6.87 13.10 90.04 1025 27

    2 5.11 12.72 65.05 1015 27

    3 3,33 12.31 41,06 1008 27

    4 0.99 12,05 11.92 1005 27

    5 0 0 0 985 26

    Dimana : I1 = Pengisian arus dari alternator ke baterai (Ampere)

    V1 = Pengisian Tegangan dari alternator ke baterai ( Volt )

    Pc = Daya pengisian alternator ke baterai

    = A1 x V1 (Watt)

    1n = Putaran alternator (rpm)

    2n = Putaran poros sudu (rpm)

    Dari tabel diketahui daya listrik yang dihasilkan oleh alternator adalah sebesar

    115,03 Watt, sehingga hanya dapat diberi pembebanan sebanyak 4 buah lampu (100

    Watt). Pada pembebanan dengan 5 lampu alternator tidak dapat menghasilkan daya

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    listrik sama sekali, karena putaran di poros alternator telah berada di bawah 1000

    rpm, sementara alternator membutuhkan putaran 1000 rpm agar dapat

    menghasilkan listrik (sesuai dengan spesifikasi alternator 30A, 12V yang memiliki

    putaran minimum 1000 rpm, dan putaran maksimum 1500 rpm).

    Data tabel diatas dapat ditampilkan kedalam bentuk grafik untuk mengetahui

    lebih jelas fenomena yang terjadi pada perubahan daya pengisian (cas) ke baterai dan

    putaran di poros alternator terhadap penambahan beban lampu yang digunakan.

    R2 = 0.99250

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    0 1 2 3 4 5 6

    Jumlah beban lampu

    Pc (W

    att)

    Perubahan dayapengisian ke bateraioleh alternatorterhadappenambahan bebanlampuLinear (Perubahandaya pengisian kebaterai olehalternator terhadappenambahan bebanlampu)

    Grafik 4.1 Perubahan daya pengisian (cas) ke baterai terhadap penambahan beban lampu

    Dengan melihat grafik diatas, dapat dianalisa masih bahwa semakin besar

    penambahan beban lampu yang digunakan maka semakin sedikit daya yang akan diisi

    alternator ke baterai. Dari grafik juga dapat diketahui bahwa masih terdapat kesalahan

    dalam pengambilan data pengukuran, hal ini dapat dilihat dari nilai R2 regresi

    linearnya sebesar 0,9925 (tidak mencapai angka 1).

    Selanjutnya hubungan antara perubahan putaran di poros alternator terhadap

    penambahan beban lampu yang digunakan dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    R2 = 0.9621

    980985990995

    10001005101010151020102510301035

    0 2 4 6

    Jumlah Beban Lampu

    Putar

    an A

    ltern

    ator (

    rpm)

    Perubahan putaran diporos alternatorterhadap penambahanpembebanan lampuyang diuji

    Poly. (Perubahanputaran di porosalternator terhadappenambahanpembebanan lampuyang diuji)

    Grafik 4.2 Perubahan putaran di poros alternator terhadap penambahan beban lampu yang diuji Dengan melihat grafik diatas, dapat dianalisa bahwa putaran di poros

    alternator polynomial terhadap jumlah beban lampu yang digunakan. Dengan melihat

    dari nilai R2 regresi linearnya yaitu sebesar 0,9621 (tidak mencapai angka 1) dapat

    diketahui bahwa terdapat kesalahan-kesalahan di beberapa titik pengambilan data

    pengukuran putaran alternator terhadap jumlah beban lampu yang diuji.

    R2 = 0.9625

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    980 990 1000 1010 1020 1030 1040

    Putaran Alternator (rpm)

    Pc (W

    att)

    Perubahan dayapengisian ke bateraiterhadap putaranalternatorPoly. (Perubahan dayapengisian ke bateraiterhadap putaranalternator)

    Grafik 4.3 Hubungan perubahan daya pengisian ke baterai terhadap perubahan putaran alternator

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Dari grafik diatas, diketahui besar daya pengisian ke baterai polynomial

    terhadap perubahan putaran di poros alternator, dimana semakin besar putaran di

    poros alternator maka semakin besar pula daya listrik yang akan diisi alternator ke

    baterai. Dengan melihat nilai R2 regresi linearnya yang tidak mencapai angka 1, dapat

    disimpulkan bahwa masih terdapat kesalahan dalam pengambilan data pengukuran.

    Besar daya listrik yang dihasilkan alternator yang digerakkan oleh prototipe

    turbin air terapung bersudu rata ini, dapat dibandingkan dengan melihat tabel data

    hasil pengujian prototipe turbin air terapung dengan menggunakan sudu lengkung

    seperti dibawah ini agar dapat diketahui kinerja alternator dari kedua jenis prototipe

    tersebut.

    Tabel 4.2 Data hasil pengujian prototipe turbin air terapung dengan menggunakan

    sudu lengkung

    Jumlah

    Lampu

    I1

    (Ampere)

    V1

    (Volt)

    P

    (Watt)

    n1

    (rpm)

    n2

    (rpm)

    0 9.03 13.95 125.97 29 1088

    1 7.68 13.27 101.91 29 1083

    2 5.84 13.0 75.92 29 1075

    3 3.96 12.85 50.90 28 1064

    4 2.19 12.26 26.85 28 1046

    5 0.008 0.1 0.1 27 1012

    6 0 0 0 26 975

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa daya listrik maksimum yang dihasilkan

    alternator dengan menggunakan sudu rata adalah sebesar 115,03 Watt dan putaran

    maksimum poros alternator sebesar 1030 rpm, sementara daya listrik maksimum

    yang dihasilkan alternator bila menggunakan sudu lengkung adalah sebesar 125,97

    Watt dan putaran maksimum poros alternator sebesar 1088 rpm (lihat tabel 4.2). Hal

    ini dapat disimpulkan bahwa daya listrik yang dihasilkan dengan menggunakan sudu

    rata lebih kecil bila dibandingkan terhadap daya listrik yang dihasilkan dengan

    menggunakan sudu lengkung, atau dengan kata lain kerja alternator lebih maksimal

    bila digerakkan oleh prototipe turbin air terapung yang menggunakan sudu lengkung

    daripada yang menggunakan sudu rata.

    4.3. Analisa momen puntir pada poros alternator

    Poros yang digunakan untuk alternator pada prototipe turbin air terapung ini

    akan mengalami beban puntir akibat putaran dari poros tersebut. Beban puntir yang

    dialami poros bertambah seiring dengan pertambahan beban lampu yang digunakan.

    Dari data hasil pengujian yang diperoleh ( tabel 4.1), momen puntir yang dialami

    poros alternator dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

    n

    PM DP51074,9 = .. (Lit 3 Hal 10)

    maka ;

    1. Untuk tanpa pembebanan lampu

    77,108103011503,01074,9 50 ==PM kgmm

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2. Untuk pembebanan 1 lampu

    30,109102511503,01074,9 51 ==PM kgmm

    3. Untuk pembebanan 2 lampu

    38,110101511503,01074,9 52 ==PM kgmm

    4. Untuk pembebanan 3 lampu

    15,111100811503,01074,9 53 ==PM kgmm

    5. Untuk pembebanan 4 lampu

    5,111100511503,01074,9 5 ==PM kgmm

    Kelanjutan hasil dari seluruh perhitungan momen puntir poros untuk

    alternator diatas dapat dilihat dari tabel berikut ini :

    Tabel 4.3 Hasil perhitungan Momen Puntir poros untuk setiap pembebanan lampu

    Jumlah

    Beban lampu 1n

    (rpm)

    Palt (Watt)

    Momen Puntir

    (kgmm)

    0 1030 115,03 108,77

    1 1025 115,03 109,30

    2 1015 115,03 110,38

    3 1008 115,03 111,15

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    4 1005 115,03 111,5

    Dari tabel hasil perhitungan diatas diketahui bahwa alternator mengalami

    beban puntir maksimum sebesar 111, 5 kgmm yakni pada saat putaran 1005 rpm dan

    beban puntir minimumnya sebesar 108,77 pada putaran 1030 rpm.

    R2 = 0.9999

    108.50

    109.00

    109.50

    110.00

    110.50

    111.00

    111.50

    112.00

    1000 1010 1020 1030 1040

    Putaran alternator (rpm)

    Mom

    en P

    untir

    alte

    rnat

    or (k

    gmm

    ) Perubahan momenpuntir terhadapputaran alternator

    Linear (Perubahanmomen puntirterhadap putaranalternator)

    Grafik 4.4. Perubahan momen puntir terhadap perubahan putaran poros alternator

    Dengan melihat grafik diatas, dapat dianalisa perubahan momen puntir linear

    terhadap perubahan putaran di poros alternator. Nilai R2 regresi linearnya hampir

    mencapai angka 1 yaitu sebesar 0,9999, hal ini dapat dilihat pada grafik dimana

    semua titik tersebut hampir tepat berada garis linearnya.

    Besar beban puntir alternator dipengaruhi oleh perubahan putaran di poros

    alternator yang diakibatkan oleh adanya variasi beban yang digunakan pada

    alternator, atau dengan kata lain semakin kecil putaran alternator maka semakin besar

    beban puntir yang dialami oleh poros alternator tersebut dimana daya alternator

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    U1C1W1

    dianggap konstan yaitu sebesar 115,03 Watt. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

    analisa tersebut sesuai dengan rumus teori untuk menghitung besar beban puntir pada

    poros alternator, dimana besar harga beban puntir di alternator bergantung pada

    perbandingan daya yang dihasilkan terhadap putaran porosnya sendiri.

    4.4 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk Dan Sisi Keluar Setelah Pengujian 4.4.1 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk

    Analisa kecepatan sisi masuk pada prototipe turbin air terapung ini adalah

    sebagai berikut :

    Gambar 4.2 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk

    Dari gambar diatas diketahui bahwa :

    1C : Kecepatan Absolut Fluida Masuk

    1U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu yang arahnya

    searah dengan arah putaran sudu.

    1W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu ( impeller )

    Adapun nilai dari 1C dan 1U adalah sebagai berikut :

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    1C = sm /75,1 ( sesuai hasil yang dipeoleh dengan menggunakan flowmeter )

    1U = 60nD

    ...................................................................(Lit. 7 hal 56)

    Dimana :

    D : diameter sudu yang direncanakan ( 0,75 m )

    n : putaran maksimum dialami sudu ( 27 rpm )

    Sehingga :

    1U = smmenitikrpmm /059,1

    /det602775,0

    =

    Maka harga 1W dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

    CosUCUCW 112

    12

    12

    1 2+= .......................... ( Lit.7 hal 58 )

    dengan 00= ( karena 1C dan 1U segaris), sehingga persamaan diatas menjadi :

    CosUCUCW 112

    12

    12

    1 2+=

    02221 0059,175,12059,175,1 CosW +=

    7065,312,10625,321 +=W

    4775,021 =W

    smW /691,01 =

    Jadi besar Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu ( impeller ) pada sisi masuk

    adalah 0,691 m/s.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    C2W2

    U22

    U1C1W1

    4.4.2 Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar

    Analisa kecepatan sisi keluar pada prototipe turbin air terapung ini adalah

    sebagai berikut :

    Gambar 4.3 Analisa Kecepatan Pada Sisi Keluar

    Dari gambar diatas, dapat diperoleh gambar segitiga kecepatan pada sisi keluar

    sebagai berikut :

    Gambar 4.4. Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar

    Dari gambar diatas diketahui bahwa :

    2C : Kecepatan Absolut Fluida Keluar

    2U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu yang arahnya

    searah dengan arah putaran sudu.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    2W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu ( impeller )

    Maka harga 2W dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

    CosUCUCW 222

    22

    22

    2 2+=

    dimana : 2C = 0,691 m/s 2U = 1,059 m/s 090= ( karena 2C 2U ) Sehingga persamaan diatas menjadi :

    CosUCUCW 222

    22

    22

    2 2+=

    02222 90059,1691,02059,1691,0 CosW +=

    01215,14775,022 +=W

    599,122 =W

    smW /264,12 =

    Jadi besar Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu ( impeller ) pada sisi keluar

    adalah 0,018 m/s.

    Besar sudut antara 2W dengan 2U ( 2 ) dapat dihitung dengan menggunakan

    persamaan :

    2

    22

    2

    22 W

    UArcCosWUCos ==

    smsmArcCos

    /264,1/059,1

    2 =

    837,02 ArcCos=

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    002 3312,33 =

    Jadi besar sudut antara 2W dengan 2U ( 2 ) adalah 033

    4.5 Efisiensi Turbin dan Efisiensi Alternator 4.5.1. Efesiensi turbin ( T )

    Efesiensi turbin dapat dihitung dari persamaan-persamaan berikut ini :

    t

    EP K= . (lihat pada bab 2)

    dimana 221 mvEK =

    t

    mvP

    2

    21

    = , dimana rv =

    t

    rmP

    2)(21

    = , dimana r = D

    t

    DmP

    2)21(

    21

    =

    t

    DmP

    22 ))(41(

    21

    =

    t

    mDP

    22 )(81

    =

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    Dari persamaan diatas maka dapat dihitung daya poros turbin dan daya poros

    alternator yaitu :

    a. Daya Poros Turbin )( ptP

    t

    DmP

    ptptpt

    pt

    22 )(81

    =

    Dimana : =ptm massa turbin = 75 kg

    =ptD diameter poros turbin = 32 mm = 0,032 m

    =ptn Putaran poros turbin = 27 rpm (27 putaran dalam 1 menit), sehingga

    t = 1 menit = 60 detik

    dari persamaan : tpt =

    ptpt n 2=

    dimana

    = kecepatan sudut poros turbin (rad/s)

    pt = besar perpindahan sudut (rad)

    Maka

    8678,260

    )27(2==

    rad/s

    Sehingga diperoleh,

    t

    DmP

    ptptpt

    pt

    22 )(81

    =

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    60

    )8678,2()032,0)(75(81 22

    =ptP

    00132,0=ptP Watt

    Jadi daya yang dihasilkan pada poros turbin adalah sebesar 0,00132 Watt.

    b. Daya Poros Alternator )( pAltP

    t

    DmP

    pAltpAltpAlt

    pAlt

    22 )(81

    =

    Dimana : =pAltm massa poros alternator = 0,3 kg

    =pAltD diameter poros alternator = 10 mm = 0,01 m

    =pAltn Putaran poros alternator = 1030 rpm (1030 putaran dalam 1 menit),

    jadi t = 1 menit = 60 detik

    dari persamaan : tpAlt =

    pAltpAlt n 2=

    dimana

    = kecepatan sudut poros alternator (rad/s)

    pAlt = besar perpindahan sudut (rad)

    Maka

    80,10760

    )1030(2==

    rad/s

    Sehingga diperoleh,

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    t

    DmP

    pAltpAltpAlt

    pAlt

    22 )(81

    =

    60

    )80,107()01,0)(3,0(81 22

    =pAltP

    000726,0=pAltP Watt

    Jadi daya yang dihasilkan pada poros alternator adalah sebesar 0,000726 Watt.

    Maka Efesiensi daya Turbin adalah

    T = %100xPP

    pt

    pAlt

    T = %10000132,0000726,0 x

    T = 55 %

    Sehingga diperoleh efisiensi turbin dengan menggunakan sudu rata adalah sebesar

    55 %

    4.5.2. Efesiensi daya Alternator ( A )

    Efesiensi daya alternator dapat juga dihitung dari persamaan :

    A = %100xPP

    Max

    A

    Dimana AP = daya alternator hasil pengujian = 115,03 Watt

    MaxP = daya maksimum alternator = 360 Watt (berdasarkan spesifikasi

    alternator)

    maka : A = %10036003,115 x

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    A = 31,95 %

    A = 32 %

    Sehingga diperoleh efesiensi dari daya listrik yang dihasilkan alternator bila

    digerakan oleh turbin air terapung dengan menggunakan sudu rata adalah sebesar 32

    % dari daya maksimum yang dapat dihasilkannya.

    Sebagai bahan perbandingan efisiensi terhadap prototipe turbin air terapung

    dengan menggunakan sudu lengkung, dimana dari hasil pengujian diperoleh efisiensi

    turbin terapung yang menggunakan sudu lengkung tersebut adalah sebesar 57% dan

    efisiensi daya yang dihasilkan alternatornya adalah sebesar 35%. Hal ini berarti

    bahwa efisiensi dari prototipe turbin air terapung dengan menggunakan sudu

    lengkung lebih besar dibandingkan efisiensi yang terjadi bila menggunakan sudu rata,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa prototipe turbin air terapung ini lebih efektif bila

    menggunakan sudu lengkung daripada sudu berbentuk rata.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Daya yang dihasilkan alternator yang digerakkan oleh prototipe turbin air

    terapung dengan menggunakan sudu rata adalah sebesar 115,03 Watt.

    2. Efesiensi turbin yang diperoleh dengan menggunakan sudu rata adalah

    sebesar 55 %, dan efesiensi alternatornya adalah sebesar 32 %

    3. Putaran rata-rata yang dialami prototipe turbin air terapung dengan

    menggunakan sudu rata selama pengujian adalah sebesar 27 rpm.

    4. Putaran maksimum yang terjadi di poros alternator prototipe turbin air

    terapung dengan menggunakan sudu rata adalah sebesar 1030 rpm

    5. Beban puntir maksimum yang dialami oleh poros alternator adalah sebesar

    111,5 kgmm.

    6. Perubahan beban puntir yang dialami oleh alternator dipengaruhi oleh

    perubahan daya dan putaran yang terjadi di alternator akibat dari adanya

    variasi beban yang dialaminya, dimana semakin besar putaran di poros

    alternator maka semakin besar pula beban puntir yang dialaminya.

    7. Dari data tabel dan grafik pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa :

    a. Semakin besar pembebanan yang diberikan pada prototipe turbin

    air terapung, maka putaran turbin akan semakin berkurang.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    b. Semakin besar pembebanan yang diberikan pada prototipe turbin

    air terapung, maka pengisian daya dari alternator ke baterai akan

    semakin berkurang.

    c. Hambatan kabel berpengaruh pada besar daya yang dihasilkan

    turbin.

    8. Arus listrik maksimum yang dihasilkan oleh turbin air terapung adalah

    arus searah (DC) yakni sebesar 8,50 Ampere, sehingga untuk

    mengubahnya menjadi arus AC (arus bolak-balik) harus mengunakan alat

    tertentu (misalnya inferter) agar dapat digunakan untuk mencukupi

    kebutuhan listrik pada sebuah rumah tangga

    9. Kecepatan aliran sungai yang dibutuhkan untuk menggerakan prototipe

    turbin air terapung adalah sebesar 1,75 m/s.

    10. Prototipe turbin air terapung dengan menggunakan sudu rata kurang

    efisien bila dibandingkan dengan prototipe yang sama tetapi menggunakan

    sudu lengkung, dimana efisiensi turbin yang terjadi dengan menggunakan

    sudu lengkung tersebut adalah sebesar 57%.

    5.2 SARAN

    Untuk mendapatkan efisiensi daya dan putaran yang lebih maksimal dari

    prototipe turbin air terapung disarankan :

    1. Penentuan kecepatan aliran sungai yang direncanakan lebih besar dari

    1,75 m/s.

    2. Pemilihan jenis bahan sudu yang lebih ringan dan tipis.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    3. Pemilihan jenis kabel yang memiliki hambatan kecil.

    4. Pemilihan model sudu yang lebih tepat.

    Selain itu, untuk memperoleh data hasil pengujian yang lebih valid disarankan agar

    menggunakan alat-alat ukur yang lebih akurat.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Lalu Makrup, Dasar-Dasar Analisis Aliran Sungai di Sungai dan Muara

    Penerbit UII Pres,Yogyakarta, 2001

    2. Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, Dr.Ir.Harnaldi,

    Ir.Budiarso,M.Eng (Penerjemah) Mekanika Fluida,Edisi Keempat,Jilid

    2,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003

    3. Sularso, Kiyokatsu Suga,Dasar-Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen

    Mesin, Penerbit PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 1997

    4. http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

    5. http://osv.org/education/WaterPower

    6. http://lingolex.com/bilc/engine.html

    7. Fritz Dietzel, Dakso Sriyono (Penerjemah),Turbin Pompa dan

    Kompressor,Penerbit Erlangga,Jakarta,1990.

    8. M. M. Dandekar, K. N. Sharma, Pembangkit Listrik Tenaga Air,Penerbit

    Erlangga, Jakarta, 1998

    9. Halliday, Fisika Universitas,Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta,1980

    10. S.Warsito, Abdul Syukur, Agus Adhi Nugroho, Studi Awal Perencanaan

    Sistem Mekanikal dan Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-

    Hidro,Universitas Islam Agung, 2005.

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    LAMPIRAN

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    BIAYA PEMBUATAN TURBIN AIR TERAPUNG

    Biaya perencanaan pembuatan turbin air terapung adalah sebagai berikut :

    A. Transaksi Biaya Bahan Turbin Air Terapung

    NAMA BAHAN HARGA

    1. Plat baja ST-37,tebal 2 mm (3 lembar) Rp.750.000,00

    2. Baja S-45C, = 141 inch (1 meter) Rp.800.000,00

    3. Baja S-45C, = 1 inch (2 meter) Rp.750.000,00

    4. Sproket kecil, = 84,50 mm Rp.300.000,00

    5. Sproket besar, = 236,54 mm Rp.375.000,00

    6. Pulley, = 362 mm (2 buah) Rp.200.000,00

    7. Pulley, = 145 mm (1 buah) Rp.150.000,00

    8. Rantai rol no.50, Lp = 106 mata rantai Rp.250.000,00

    9. Sabuk A-62 (1 buah) Rp.175.000,00

    10. Sabuk B-117 (1 buah) Rp.200.000,00

    11. Bantalan (bearing) P 205, = 141 inch (4 buah) Rp.350.000,00

    12. Bantalan (bearing) P 207, = 1 inch (4 buah) Rp.452.000,00

    13. Baja bulat 2 meter, = 10 mm (10 batang) Rp.400.000,00

    14. Plat siku 2 meter (10 batang) Rp.500.000,00

    15. Deregen ukuran 20 liter (10 buah) Rp.150.000,00

    JUMLAH Rp.5.802.000,00

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    B. Transaksi Biaya Perlengkapan Turbin Air Terapung

    NAMA BAHAN HARGA

    1. Kabel warna hitam 5 meter, = 5 mm Rp. 15.000,00

    2. Kabel warna merah 5 meter, = 5 mm Rp. 15.000,00

    3. Fitting lampu 15 buah Rp. 37.500,00

    4. Bola lampu 12 volt, 15 buah Rp. 30.000,00

    5. Baterai 30 Ampere Rp.400.000,00

    6. Alternator Rp.300.000,00

    7. Panel voltmeter 2 buah Rp. 60.000,00

    8. Panel amperemeter 1 buah Rp. 35.000,00

    9. Cat warna biru 1 kg Rp. 25.000,00

    10. Kepala baterai 2 buah Rp. 5.000,00

    11. Saklar lampu 2 buah Rp. 10.000,00

    12. Kabel 3 phasa untuk alternator Rp. 15.000,00

    JUMLAH Rp. 947.500,00

    C. Transaksi Biaya Pembuatan Turbin Air Terapung

    JENIS BIAYA HARGA

    1. Biaya mengelas + Upah Rp.2.000.000,00

    2. Biaya membubut Rp. 500.000.00

    JUMLAH Rp.2.500.000,00

    D. Transaksi Biaya Operasional

    JENIS OPERASIONAL HARGA

  • Danny Harri Siahaan : Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009. USU Repository 2009

    1. Biaya sewa pick up untuk percobaan I Rp. 300.000,00

    2. Sewa pick up untuk percobaan II Rp. 300.000,00

    3. Sewa pick up untuk percobaan III Rp. 300.000,00

    4. Sewa pick up untuk percobaan IV (2 hari) Rp. 600.000,00

    JUMLAH Rp.1.500.000,00

    Jadi Total biaya dari pembuatan hingga pengujian Turbin terapung adalah :

    A. Transaksi Biaya Bahan Turbin Air Terapung Rp.5.802.000,00

    B. Transaksi Biaya Perlengkapan Turbin Air Terapung Rp. 947.500,00

    C. Transaksi Biaya Pembuatan Turbin Air Terapung Rp.2.500.000,00

    D. Transaksi Biaya Operasional Rp.1.500.000,00

    TOTAL BIAYA Rp. 10.749.500,00

    PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Tujuan Penulisan1.5. Batasan MasalahMETODOLOGI PENGUJIAN

    DAFTAR PUSTAKA