makalah turbin

27
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR……………………………………..….……........... DAFTAR ISI………………………………………………………............. BAB I PENDAHULUAN………………………….…………..…. …… 1.1. Latar Belakang………………….………….……………… 1.2. Rumusan Masalah………………..……….……………...... 1.3. Tujuan Praktikum………………….……….……………… 1.4. Pengumpulan Data………………………………………… BAB II PEMBAHASAN……….......................................... ..................... 2.1. Prinsip Kerja Turbin Uap…………………………..……… 2.2. Klasifikasi Turbin Uap……………….………………….… 2.3. Bagian – Bagian Turbin Uap…………..…….………... ….. 2.4. Persiapan Dan Pemeriksaan Sebelum Start Up …………… 2.5. Star Up…………….…………………………………….. 2.6 Pembebanan Dengan Lstrik……………………………… 2.7 Pembebanan Panas………………………………………. 2.8 Normal Shut Down……………………………………… 2.9 Emergency Stop…………………………………………. 2.10 Prosedur Emergency Stop………………………………

Upload: muhammadilss-rahman

Post on 08-Aug-2015

1.059 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Turbin

DAFTAR ISI

                                                                                                                     

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………..….……...........

DAFTAR ISI……………………………………………………….............

BAB I      PENDAHULUAN………………………….…………..….

……                     

1.1. Latar Belakang………………….………….………………

1.2. Rumusan Masalah………………..……….……………......

1.3. Tujuan Praktikum………………….……….………………

1.4. Pengumpulan Data………………………………………… 

BAB II     PEMBAHASAN………...............................................................

2.1. Prinsip Kerja Turbin Uap…………………………..………

2.2. Klasifikasi Turbin Uap……………….………………….…

2.3. Bagian – Bagian Turbin Uap…………..…….………...…..

2.4. Persiapan Dan Pemeriksaan Sebelum Start Up ……………

2.5. Star Up…………….……………………………………..

2.6 Pembebanan Dengan Lstrik………………………………

2.7 Pembebanan Panas……………………………………….

2.8 Normal Shut Down………………………………………

2.9 Emergency Stop………………………………………….

2.10 Prosedur Emergency Stop………………………………

2.11 Perawatan Priodik Turbin Uap…………………………

2.12  Preventive Mainteance Pada Turbin Uap……………..

BAB III   PENUTUP………………………………………………………

4.1. Kesimpulan……………………………………..…….........

4.2. Saran………………………..……………....………….   

DAFTAR PUSTAKA

Page 2: Makalah Turbin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik

tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,

kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai

fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk

mengubah air menjadi uap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil dan

dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi topik bahasan

pembuatan laporan ini, yaitu :

1.        Bagaimana prinsip kerja turbin Uap?

2.        Bagaimana menagani kerusakan pada turbin uap?

3.        Pemeliharaan apa saja yang dilakukan pada sistem turbin uap?

1.3 Tujuan Praktikum

1.        Mengetahui prinsip kerja turbin uap?

2.        Mengetahui ara menangani kerusakan yang terjadi pada turbn uap?

3.        Mengetahui pemeliharaan yang diakukan pada turbin uap?

1.4 Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, penulis memakai beberapa metode

pengumpulan data, yaitu :

1. Metode Observasi

Yaitu metode pengumpula data dengan pengamatan secara langsung pada

obyek yang akan dibahas.

2. Metode Interview

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab

tentang permasalahan yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan

penyelidikan.

3. Metode Literatur

Page 3: Makalah Turbin

Yaitu metode pengumpulan data dengan melalui bahan-bahan bacaan

atau media cetak yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya.

Page 4: Makalah Turbin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Kerja Turbin Uap

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :

   Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap

dirubah menjadi energi kinetis  dan uap mengalami pengembangan. Tekanan uap

pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam  nosel, akan

tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke

dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin

yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang

mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti

lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya

yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.

   Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya

sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang

berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin

dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.

Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris

kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna

untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu

gerak dengan arah yang tepat.

   Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat

sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak

mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena

kehilangan energi relatif kecil.

2.2  Klasifikasi Turbin Uap

Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang

berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses

penurunan tekanan uap sebagai berikut:

2.2.1   Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya

1.    Turbin Impulse

Page 5: Makalah Turbin

Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu

atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu

biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.

  Turbin satu tahap.

  Turbin impuls gabungan.

  Turbin impuls gabungan kecepatan.

Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:

-      Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam

/ nosel.

-           Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.

2.        Turbin Reaksi

Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris

sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan

dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai

nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya

berlawanan.

Ciri-ciri turbin ini adalah :

-            Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu  Gerak

-            Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.

2.2.2  Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam

Turbin

  Turbin Tunggal ( Single Stage )

      Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil,

misalnya penggerak kompresor, blower, dll.

  Turbin Bertingkat  (Aksi dan Reaksi ).

   Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada

turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut

terjadi distribusi kecepatan / tekanan.    

2.3.3   Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap

  Turbin Kondensasi.

   Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.

  Turbin Tekanan Lawan.

Page 6: Makalah Turbin

   Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari  1 atm     sehingga masih dapat

dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.

  Turbin Ekstraksi.

   Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan

lain,  misalnya proses industri.

2.3  Bagian – Bagian Turbin Uap

Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran  dari gambar

Turbin Part SR 434450 maka bagian – bagian Turbin dapat diuraikan sebagai

berikut :

1.        Cassing

Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.

2.         Rotor

Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau

deretan sudu yaitu  Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan

tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu

di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap

poros.

3.    Bearing Pendenstal

Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.

4.    Journal Bearing

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau

Gaya Tegak Lurus Rotor.

5.    Thrust Bearing

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima

gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju

mundurnya poros rotor.

6.    Main Oli Pump

Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada

bagian – bagian yang berputar pada turbin .  Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :

  Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.

  Sebagai Pendingin  ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan

akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler

Page 7: Makalah Turbin

  Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.

  Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari

benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh

oli yang masuk .

7.    Gland Packing

Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap

maupun kebocoran oli.

8.    Labirinth Ring

Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.

9.    Impuls Stage

Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116

buah

10.    Stasionary Blade

Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang

masuk.

11.  Moving Blade

              Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah

Energi Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.

12.    Control Valeve

              Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang

masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

13.  Stop Valev

                    Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau

menghentikan aliran steam yang menuju turbin.

14.  Reducing Gear

Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-

turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros

rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.

       Bagian-bagian  dari  Reducing Gear adalah :

   Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam

reducing gear.

Page 8: Makalah Turbin

   Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya

merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

   Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical  yang putarannya

akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm

menjadi 1500 rpm.

   Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gaya

tegak lurus  dari pinion gear.

   Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya

radial shaft pinion gear.

   Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial

dari shaft gear wheel.

   Wheel Holding Ring  adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial

atau tegak lurus shaft gear wheel.

   Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima

gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju

mundurnya poros.

2.4 Persiapan Dan Pemeriksaan Sebelum Start Up

1.    Periksa dengan teliti semua pemasangan atau tindakan perawatan pada turbin,

generator dan perlengkapannya apakah sudah semuanya selesai.

2.    Periksa bahwa semua peralatan dalam kondis yang bagus dengan isolasi panas

yang bagus dan lingkungan kerja bersih dari benda-benda yang tidak di perlukan.

Alat –alat kerja harus di persiapkan di tempat kerja seperti, alat pengukur getaran,

tachometer, alat untuk pembuka kran, stik untuk mendengarkan suara bearing, dll.

3.    Periksa semua panel dan instrumen dalam kondisi bagus dan dengan indikasi

yang benar. Semua power instrumen sudah ON.

4.    Minta bagian listrik untuk mengukur insulasi motor.

5.    Periksa dan pastikan semua instrumen lokal dalam kondisi bagus, kran-kran

utama dan kran secondary nya dalam keadaan terbuka.

6.    Periksa kondisi generator, exsiter dan carbon brush.

7.    Periksa dan pastikan turning gear dalam keadaan bagus dan kran olinya harus

dalam keadaan terbuka. Dan periksa putaran motornya apakah dalam arah yang

benar.

Page 9: Makalah Turbin

8.    Periksa sistem olinya sebagai berikut:

a)    Hidupkan pompa oli dengan penggerak steam maupun dengan penggerak motor

(AC/DC), dan matikan kembali jika ternyata kondisinya bagus.

b)   Periksa pipa pada oli sistem semuanya dalam kondisi bagus dan tidak terdapat

kebocoran.

c)    Periksa kran pembuangan pada tangki oli dan pada oil cooler apakah dudah

tertutup dengan rapat dan sudah terpasang label “jangan di ganggu”.

d)   Buka kran masuk dan kluar pada oil cooler yang beroperasi, buka kran keluar dan

tutup kran masuk oil cooler yang standby.

e)    Periksa level oli di tangki dan indikatornya bisa bergerak dengan normal.

9.    Steam dan water sistem harus di periksa sebagai berikut:

a)    Tutup kran auto steam utama, kran manual, kran dengan penggerak motor listrik

dan kran ekstraksi.

b)   Tutup kran pengatur tekanan (DP) dan kran suplai steam ke gland sistem

(bearing).

c)    Tutup steam masuk ke gland heater tapi tutup kran masuk dan kran keluar airnya.

Buka kran steam dan waterbalance dari flash tank dan tutup kran pembuangan

airnya yang menuju kelantai dasar.

d)   Tutup kran masuk steam turbo oil pump. Buka kran pembuangan air di steam

lead.

2.5  Start Up

1.    Buka kran pembuang air sebelu kran listrik steam utama (MV201). Buka kran by

pass pada kran manual steam utama. Tambah temperaturnya secara perlahan

sampai pada temperatur normal secara bertahap, dan atur pembuka kran

pembuangan air sesuai dengan temperaturnya.

2.    Hidupkan turbo oil pump.

Ketika tekanan steam mencapai 2.0 Mpa, buka kran by pass masuk steam dan

panaskan pompa selama kurang lebih 3-5 menit. Tambah tekanan steamnya secara

bertahap sampai pada tekanan normalnya, kemudian tutup kran pembuangan

airnya.

3.    Pengoprasian turning gear (jigger device).

Page 10: Makalah Turbin

Buka kran masuk. Putar roda pemutar berlawanan arah jarum jam dan putar

handle sampai pada posisi “ON”. Mulai putar motor penggerak dengan menekan

tombom “ON” pada box panel. Setelah rotor berputar dengarkan suara bearing

dan suara putaran motornya. Turning gear ini harus di putar paling sedikit selama

2 jam.

4.    Buka secara perlahan kran by pass pada kran listrik steam utama. Buka kran

pembuangan airnya. Panaskan pipa steam sebelum pipa steam utama (MSV)

kurang lebih selama 20 menit pada tekanan 0.2-0.3 Mpa. Kemudian naikkan

tekanan dengan kecepatan 0.1-0.15 Mpa/menit.laju pertambahan temperaturnya

tidak boleh melebihi 50 C/menit. Buka penuh kran listrik steam utama (MV201)

setelah pemanasan di rasa cukup.

5.    Periksa bahwa semua pipa steam, pemuaiannya, penyangga pipanya, serta

penggantung pipanya, dalam kondisi yang bagus selama waktu pemanasan dan

selama naiknya tekanan.

6.    Hidupkan pompa air condenser untuk mengsirkulasikan air selama pemanasan.

7.    Hidupkan pompa vakum dan mulai jalankan sistem vakum.

8.    Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum proses start up di mulai:

a)    Buka kran utama pada gland steam sistem, dan buka sedikit kran steam lainnya.

Bila dalam keadaan dingin vakum harus ada terlebih dahulu baru steamnya bisa di

alirkan. Tetapi bila dalam keadaan panas suplai steam dahulu baru kemudian atur

vakumnya.

b)   Temperatur air keluar pada oil cooler harus berkisar antara 25-35oC.

c)    Vakuum di condenser harus di jaga pada kisaran 53-66 Kpa.

d)   Pastikan bahwa semua temperatur dan tekanan oli pada kondisi yang normal, dan

beri signal untuk siap di operasikan.

e)    Reset sistem proteksi pada magnetik shuct off pilot valve, emergency governor,

dan axial displacement. Kencangkan mur pada axial displacement secara kuat.

f)    Putar sedikit handle pemutar pada main starting steam valve, putar belawanan

arah jarum jam, kira-kira ½ putaran, kemudian secara perlahan buka valve

goernor LP dan HP. Steam valve harus tertutup jika handlenya sudah di buka

penuh.

9.    Setelah waktunya cukup, matikan turning gear. Putar handlenya searah jarum jam

sampai pada posisi “OFF”, dan tutup kran oilnya. Kemudian secara perlahan buka

Page 11: Makalah Turbin

main stop valve. Pada saat rotor turbin mulai berputar, tutup main stop valve

sampai pada keadaan rotor turbin berputar pada kecepatan yang tetap. Periksa

bahwa tidak terdapat keganjilan pada flow path, gland, dan main oil pump.

10.  Pertahankan putaran turbin pada 300-500 RPM jika semuanya normal, panaskan

turbin selama 20-30 menit dan periksa naiknya temperatur bearing dan pemuaian

pada beberapa titik yang berbeda.

11.  Pertahankan vakum condenser pada 50-70 Kpa (375-525 mmHg) selama

pemanasan turbin.

12.  Mulai operasikan oil cooler ketika temperatur bearing mencapai 40-45oC dan

temperatur keluar oil return pada 38-42oC.

13.  Tambah kecepatan putar turbin secara perlahan sampai pada 1000-1200 RPM dan

panaskan turbin selama 60-90 menit. Periksa bahwa temperatur bearing, aliran oli

kembali, temperatue oli, tekanan oli, level oli, gland steam leakage dalam kondisi

baguss.

14.  Tambah kecepatan putaran turbin, lewati putaran kritisnya pada 1760 RPM secara

cepat dan mantap, kemudian tambah laju penambah nya pada 3000 RPM per

menit.

15.  Ketika putaran turbin mencapai 2700 RPM,sistem governor mulai berfungsi.

Tambah tekanan pada steam chamber secara perlahan, tutup kran pembuangan air

pada stead leads dan buka penuh main steam stop valve. Secara manual

operasikan synchronizer untuk menambah putaran turbin  sampai dengan 3000

RPM.

16.  Berikut adalah aktifitas yang harus dilakukan selama waktu penambahan

kecepatan turbin

a)    Naikkan vacum condenser secara perlahan juga untuk mencegah laju

penambahan kecepatan turbin yang terlalu cepat.

b)   Kurangi kecepatan putaran turbin jika terdapat suara atau getaran yang tidak

normal pada turbin. Lanjutkan pemanasan turbin selama 10-20 menit kemudian

baru naikkan putaran turbin secara perkahan. Aktifitas yang sama harus diulangi

jika masih terdapat atau getaran yang tidak normal. Hal tersebut hanya bisa

dilakukan maksimal selama tiga kali pengulangan. Jika hal tersebut terjadi maka

turbin harus di matikan dan diperiksa. Jika getaran melebihi 0.1 mm pada waktu

pertama kali pengulangan, turbin harus dimatikan dan perhatikan suara

Page 12: Makalah Turbin

internalnya. Turbin tidak boleh di start ulang sampai dengan permasalahan sudah

diperbaiki.

c)    Hentikan penambahan kecepatan jika pemuaian turbin berubah secara cepat.

d)   Atur temperatur oli pada 35-45oC dan operasikan oil cooler jika temperatur udara

masuk generator mencapai 30oC. Matikan turbo oil pump jika putaran turbin

mencapai 2900 RPM. Hidupkan pompa pelumas dengan penggerak motor terlebih

dahulu dan matikan kembali jika mail oil pump bisa berfungsi dengan baik.

e)    Atur level air di condenser dan atur masuknya steam ke gland secara berkala.

17.    Periksa secara menyeluruh ketika turbin mencapai kecepatan yang di inginkan.

Beberapa aktivitas penting yang harus dii lakukan

a)        Tutup kran pembuangan air sebelum dan sesudah isolating valve ketika

temperatur steam mencapai 400oC, dan tutuplah secara rapat setelah proses

synchronisasi.

b)        Catat getaran dan pemuaian turbin. Pemuain maksimum turbin head adalah 3 mm

pada waktu turbin mencapai kecepatan yang di inginkan. Sampai kebagian

laboratorium untuk memeriksa kualitas air di condenser. Pompa dan alirkan air

condensate ke deaerator jika kualitasnya memenuhi standard.

18.    Periksa tekanan oli pada axial displacement pastikan tekanannya berkisar antara

0.4 Mpa. Ubah synchronizer agar bisa dioperasikan ssecara elektris.

19.    Tutup kran pembuangan air pada pipa steam utama.

20.    Test over speed harus di lakukan pada pertama kali start up, setelah di adakan

overhaul, setiap akhir bulan atau setiap 2000 jam operasa. Trip kan turbin untuk

memeriksa adanya kebocoran pada main steam stop valve dan pada sistem

governor sebelum melakukan test over speed.

21.    Jika turbin di start dari kondisi yang dingin harus di panaskan selama 1-2 jam

pada kecepatan rata-ratanya sebelum di test. Emergency governor harus di test

sebanyak tiga kali. Perbedaan antara trip speed untuk yang pertama kali dengan

trip speed yang kedua tidak boleh melebihi 1800 RPM, perbedaan antara trip

speed yang ke tiga dengan rata-rata trip speed yang pertama dan yang kedua tidak

boleh melebihi 3000 RPM.

22.    Turbin tidak boleh di start up atau di operasikan dalam beberapa kasus berikut:

a)      Tacho meter tidak terpasang atau tacho meter tidak bekerja dengan baik.

Page 13: Makalah Turbin

b)      Turbo oil pump tidak bekerja dengan baik atau ada beberapa bearing yang tidak

terlumasi dengan baik.

c)      Ada suara gesekan logam atau suara tidak normal lainnya selama dalam proses

menambah kecepatan turbin.

d)     Kunci/tombol protective rusak, misalnya emergency governor, axial

displancement, dll.

e)      Main steam valve, ekstraksi steam, dan governing valve tidak bisa bergerak

dengan bebas.

f)       Governing sistem tidak bisa menjaga putaran turbin ketika belum ada beban atau

tidak bisa mengatur kecepatan di dalam batas emergency governor setelah

bebannya di lepas.

g)      Getaran turbin mencapai 0.07 mm.

h)      Kualitas, temperatur dan tekanan oli turbin tidak memenuhi standar.

2.6  Pembebanan Dengan Listrik

1.    Periksa secara menyeluruh bahwa turbin beroperasi dengan benar dan kemudian

laporkan ke kepala operator serta sampaikan kebagian listrik bahwa turbin siap

untuk di sinchronkan. Perhatian harus di berikan kepada flow steam setelah signal

synchronisasi diberikan. Atur secara berkala suplai steam di gland, level air

condenser selama proses penbebanan.

2.    Setelah proses synchronisasi, masukkan beban 500 KW dan panaskan turbin

selama 10-30 menit. Setelah di periksa dan semuanya normal, naikkan beban

menjadi 3000 KW dengan laju penambahan 120 KW permenit kemudian tahan

selama 10 menit untuk mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh. Atur secara

berkala temperatur oli dan aliran pada gland steam serta buka sedikit kran

pembuangan air sebelum isolating valve.

3.    Periksa bahwa unit beroperasi dengan normal pada beban 3000 KW, kemudian

tambahkan beban dengan laju penambahan 120 KW permenit. Waktu

penambahan sampai mencapai beban penuh tidak boleh kurang dari 30 menit.

Tutup kran untuk suplai steam ke gland dan buka kran no 1 yang menuju

deaerator sesuai dengan banyaknya air dari gland heater.

4.    Periksa dengan hati-hati bahwa semua instrument dan peralatan bekerja dengan

baik.

Page 14: Makalah Turbin

5.    Tabel waktu pembebanan

500 KW Pemanasan selama 10menit

500 KW-3000 KW Pemanasna selama 20 menit

3000 KW Pemanasan selama 10 menit

3000 KW-6000 KW Pemanasan selama 30 menit

2.7  Pembebanan Panas

Operator harus mengatur pembebana listrik dan pembebanan panas sesuai

dengan diagram kondisi dan kurva koreksi tenaga. Jumlah total steam memasuki

turbin tidak boleh melebihi 40.1 T/jam dalam kondisi apapun.

2.8  Normal Shut Down

1.    Persiapan

Apabila ada informasi dari kepala operator bahwa turbin akan di stop/di

matikan, para opertor harus melakukan persiapan sesuai prosedur berikut:

a)    Sampaikan kepada bagian listrik dan boiler untuk membuat persiapan untuk

mematikan turbin.

b)   Lakukan pemeriksaan dan pastikan bahwa pompa oli baik yang di gerakkan

dengan motor maupun yang di gerakkan dengan steam, dalam kondisi bagus.

c)    Periksa bahwa turning gear dalam kondisi bagus dalam keadaan tanpa beban.

d)   Periksa bahwa handle dari main stop valve bisa bergerak dengan bebas.

2.    Pelepasan Beban Panas (Heat Unloading)

a)    Suplai panas ini tidak bisa di tutup/di stop selama beban listrik belum mencapai

3000 KW.

b)   Kurangi beban panas secara perlahan-lahan dengan menggunakan pressure

regulator.

c)    Buka kunci handle pressur regulator setelah roda pemutarnya sudah berputar

sampai kedasar paling bawah dari pada pressur regulator.

d)   Tutup valve ekstraksi yang menuju ke pemakai panas, dan atur masuknya steam

ke gland serta level air condenser.

3.    Pelepasan Beban Listrik (Electrikal Unloading)

Page 15: Makalah Turbin

a)    Sampaikan kebagian listrik untuk mengurangi beban listrik, setelah beban panas

di stop.

b)   Atur gland steam dan level air di condenser sesuai dengan kondisi inii.

c)    Periksa valve governing beberapa kali selama pelepasan beban. Jika ternyata

valve governing tidak dapat bergerak dengan bebas dan tidak bisa di selesaikan

dalam kondisi di operasikan, operator di control room harus di beri tahu dan

kendalikan main steam valve secara perlahan-lahan untuk pelepasan beban

maupun untuk mematikan

d)   Tutup kran air condensate menuju deaerator dan buka kran fresh steam ke gland

steam sistem ketika beban ssudah sampai 0. Hidupkan turbo oil pump (pompa oli

dengan penggerak steam), dan sampaikan kepada operator di control room untuk

melepaskan sinkronnya.

4.    Shut Down

a)    Periksa bahwa turbin dalam kondis sudah tanpa beban ketiak signal      “

Disconected” menyala. Jika turbin tetap beraklerasi (kecepatan putaran bertambah

terus) secara manual trip kan Emergency governor.

b)   Putar handle main steam stop valve serah jarum jam sampai pada posisi 1/3 dari

posisi terbuka penuh kemudian secara manual trip kan Emergency Governor

untuk menutupnya. Semua kran ekstraksi harus di tutup pada keadaan ini. putar

starting valve dan tutup penuh. Vakuum condenser dan kecepatan putaran turbin

akan turun secara bersama.

c)    Aktivitas berikut ahrus di lakukan selama turbin berputar tanpa beban (Idli Runs).

Dengarkan suara dari dalam turbin dan periksa tekanan oli, temperatur oli, aliran

oli serata getarannya.

Stop suplai steam dari gland ketika vacuum condenser turun sampai dengan 40

Kpa-30 Kpa (300-22.5 mmHg) atau kecepatan putar turbin turun sampai dengan

500 RPM.

Buka kran pembuangan air pada pipa main steam.

d)       Aktivitas berikut harus di lakukan ketika rotor turbin berhenti berputar.

Kran untuk suplai steam ke gland steam sistem harus di tutup, dan stop pompa

condensate dengan memperhatikan temperatur exhaust steam/exhaust chamber.

Operasikan turning gear dan tetap putar sampai 48 jam sampai rotor turbin menjadi

dingin. Hidupkan lagi pompa oli jika temperatur naik menjadi di atas 65oC setelah

Page 16: Makalah Turbin

pompa di matikan. Setelah 2-3 jam operasi, ganti turbo oil pump dengan pompa

oli pelumasan.

Tutup kran manual dan kran dengan penggerak motor listrik, dan buka semua kran

pembuangan air.

Periksa bahwa semua kran pada pipa main steam dan ekstraksi steam sudah

tertutup dengan rapat. Periksa temperatur semua bearing. Semua motor beroprasi

dengan normal.

Matikan pompa oli setelah turning gear selesai beroperasi.

5.   Tutup kran masuk air sirkulasi jika temperatue exhaust steam turun mencapai

500C.

6.   Apabila turbin stop dalam jangka waktu yang lama, air condenser sebainya di

buang/di kosongkan.

7.   Laporkan kepada kepala operator secara berkala tentang ketidak normalan dan

kelainan yang di temukan selama proses shut down dan cacat.

8.   Air condensate harus di jaga dengan ketat agar tidak bocor dan masuk dalam

condenser. Tutup kran make up water dan buka kran pembuangan pada hot well.

2.9  Emergency Stop

Emergency stop di lakukan apabila terjadi hal-hal tersebut di bawah ini:

1.        Putara Turbin mencapai 3360 RPM tetapi selenoid valve tidak berfungsi sehingga

Turbin tidak bisa berhenti sendiri.

2.        Air masuk kedalam Turbin, karena temperatur steam terlalu rendah.

3.        Bearing terlalu mundur mendekati generator sampai dengan 1 mm tetapi Turbin

tidak bisa berhenti secara otomatis.

4.        Ada getaran atau suara tidak normal di dalam Turbin.

5.        Sistem sirkulasi air tidak normal, misalkan motor terbakar.

6.        Level oli di tangki turn sampai dengan – 50.

7.        Termperatur salah satu bearing mencapai 700 C atau bearing keluar asap.

8.        Generator keluar asap/terbakar.

9.        Pompa oli utama (Mail Oil Pump) tidak berfungsi.

10.    Getaran melebihi batas maksimuum 0,07 mm.

11.    Tekanan oli turun sampaii dengan 0,03 Mpa dan back up pump tidak berfungsi

dengan baik.

Page 17: Makalah Turbin

2.10  Prosedur Emergency Stop

1.    Tekan tombol emergency stop. Periksa apakah main steam valve, high pressure

servo dan low pressure servo piston sudah tertutup dengan rapat. Tutup semua

exhaust steam pada turbin dan hidupkan diesel generator.

2.    Hidupkan turbo oil pump.

3.    Stop pompa vacuum kemudian buka vacuum demolish valve.

4.    Kalau tekanan vacuum sudah sama dengan 0, tutup valve exhaust atas dan bawah.

5.    Kendalikan level air di Hot well, tutup kran deaerator. Sirkulasikan air dari Hot

Well ke condenser, tujuannya adalah untuk pendingin.

6.    Tunggu sampai putaran turbin berhenti, baru kemudian jigger di masukkan dan

putar turbin dengan menggunakan motor listrik.

Buka semua kran air pembuangan.

2.11  Perawatan Priodik Turbin Uap

-          Periksa baut pondasi turbin

-          Periksa bearing turbin

-     Lakukan pelumasan dengan motor digunakan saat start atau peraturan turbin itu

sendiri digunakan saat turbin beroprasi.

2.12  Preventive Mainteance Pada Turbin Uap

  Man Power                  : 4 Orang

  Man Hour                    : 6 jam

  Tool                             : - Kunci ring pas ¾, 15/16, Kunci Shock, tang,      martil,

obeng minus dan obeng plus.

Page 18: Makalah Turbin

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik

tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,

kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai

fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk

mengubah air menjadi uap. Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai

berikut: Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas

dari uap dirubah menjadi energi kinetis  dan uap mengalami pengembangan.

Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke

dalam  nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari

pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan

ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda

turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan

kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini

menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros

turbin.

3.2 Saran

Perhatikan hal – hal yng mempengaruhi gangguan sistem kerja turbin dan perhtikan perawatan - perawatan yang dilakukan sesuai prosedur yang benar.