keramba jaring apung

21
KERAMBA JARING APUNG Posted by Kun Kurokawa on Wednesday, January 27, 2010 bX-rzhfst Indonesia sebagai Negara kepualauan yang mempunyai garis pantai kurang lebih 81.000 km dengan luas perairan pantai 5,8 juta km 2 merupakan potensi yang sangat besar bagi pengembangan budidaya laut. Kondisi seperti ini merupakan modal untuk pengembangan perekonomian, khususnya bagi sub sector perikanan. Selama ini pemanfaatan sumber daya perikanan laut sebagian besar masih terbatas psda usaha penangkapan atau pengumpulan dari alam. Usaha yang sepenuhnya mengantungkan kepada hasil penangkapan atau pengumpulan dari alam tersebut akan membawa pengaruh terhadap kontinuitas produksi. Kegiatan penangkapan atau pengumpulan hasil laut yang tidak bijaksana atau penangkapan lebih (Over Fishing) dapat berakibat menurunnya populasi dan kelestarian sumber itu sendiri. Meskipun beberapa sumber hayati laut mempunyai sifat dapat pulih kembali (renewable). Oleh sebab itu upaya peningkatan produksi melalui pemanfaatan sumber daya laut, tidak hanya dilakukan melalui usaha penangkapan tetapi juga perlu dikembangkan melalui usaha budidaya. Salah satunya adalah budidaya perikanan dengan teknik keramba jaring apung. Kegiatan budidaya merupakan kegiatan perikanan yang bersifat dapat memilih tempat yang sesuai dan memilih metode yang tepat serta komoditas yang diperlukan, sehingga dengan sifatnya yang luwes ini maka pendistribusian produk dapat disesuaikan dengan permintaan yang ada ataupun pemanfaatannya. Kegiatan budidaya laut makin mendapatkan perhatian karena dari kegiatan penangkapan tidak lagi dapat diandalkan untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan pasok semakin besar dan menginginkan standar kualitas yang lebih pasti. Meningkatnya kemakmuran dunia juga menuntut adanya variasi baru dari makanan laut, sehingga budaya untuk membeli hasil laut yang

Upload: apriadi-budi-raharja

Post on 14-Feb-2015

1.476 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keramba Jaring Apung

KERAMBA JARING APUNG

Posted by Kun Kurokawa on Wednesday, January 27, 2010

bX-rzhfst

Indonesia sebagai Negara kepualauan yang mempunyai garis pantai

kurang lebih 81.000 km dengan luas perairan pantai 5,8 juta km2 merupakan

potensi yang sangat besar bagi pengembangan budidaya laut.

Kondisi  seperti ini merupakan modal untuk pengembangan perekonomian,

khususnya bagi sub sector perikanan. Selama ini pemanfaatan sumber daya

perikanan laut sebagian besar masih terbatas psda usaha penangkapan atau

pengumpulan dari alam. Usaha yang sepenuhnya mengantungkan kepada

hasil penangkapan atau pengumpulan dari alam tersebut akan membawa

pengaruh terhadap kontinuitas produksi. Kegiatan penangkapan atau

pengumpulan hasil laut yang tidak bijaksana atau penangkapan lebih (Over

Fishing) dapat berakibat menurunnya populasi dan kelestarian sumber itu

sendiri. 

Meskipun beberapa sumber hayati laut mempunyai sifat dapat pulih kembali

(renewable). Oleh sebab itu upaya peningkatan produksi melalui

pemanfaatan sumber daya laut, tidak hanya dilakukan melalui usaha

penangkapan tetapi juga perlu dikembangkan melalui usaha budidaya. Salah

satunya adalah budidaya perikanan dengan teknik keramba jaring apung.

Kegiatan budidaya merupakan kegiatan perikanan yang bersifat dapat

memilih tempat yang sesuai dan memilih metode yang tepat serta

komoditas yang diperlukan, sehingga dengan sifatnya yang luwes ini maka

pendistribusian produk dapat disesuaikan dengan permintaan yang ada

ataupun pemanfaatannya. Kegiatan budidaya laut makin mendapatkan

perhatian karena dari kegiatan penangkapan tidak lagi dapat diandalkan

untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan pasok semakin

besar dan menginginkan standar kualitas yang lebih pasti.

Meningkatnya kemakmuran dunia juga menuntut adanya variasi baru dari

makanan laut, sehingga budaya untuk membeli hasil laut yang segar bahkan

dalam keadaan hidup semakin besar. Oleh karena itu selama PJPT I

strukuktur produksi perikanan nasional mulai bergeser dari kegiatan

penangkapan kearah budidaya.

Page 2: Keramba Jaring Apung

Produksi ikan melalui usaha budidaya dimulai sejak tahun 1960, namun

penerapan kolam dan keramba jaring apung sebgai sarana produksi untuk

tujuan komersil baru dimulai pada tahun 1970 (Parker dan Brousard,1997).

Selanjutnya usaha budidaya ikan laut di Indonesia pertama kali dirintis oleh

nelayan Kepulauan Riau pada tahun 1978 yakni dengan sistem karamba

taneap (pen cage culture) dengan pasaran pasar Singapura, sedangkan

komoditas yang dibudidayakan adalah ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus

Tauvina). Usaha budidaya ikan laut terus berkembang sejalan dengan

meningkatnya permintaan pasar baik domestik maupun internasional. Untuk

memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, beberapa

pengusaha petani ikan di Kepulauan Seribu, karimun jawa, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara

Barat telah melakukan budidaya ikan laut terutama dari jenis ikan Kerapu,

Kakap Merah, Baronang dan Ikan Lemak/Siomay atau lebih dikenal dengan

“Napoleon Fish”.

Budidaya laut yang juga dikenal sebagai Marine Aquaculture atau

Mariculture, secara lebih luas juga disebut Sea Farming, terdiri dari beberapa

kegiatan pemeliharaan berbagai species organisme laut secara terkendali,

disimak dari tingkat pengendalian pada budidaya laut dikenal teknologi

pameliharaan intensif, semi intensif, dan ekstensif. Kata keramba jaring

apung (kejapung) bisa digunakan untuk menamai wadah pemeliharaan ikan

terbuat dari jaring yang di bentuk segi empat atau silindris adan diapungkan

dalam air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu,

atau besi, serta sistem penjangkaran. Lokasi yang dipilih bagi usaha

pemeliharaan ikan dalam kejapung relative tenang, terhindar dari badai dan

mudah dijangkau. Ikan yang dipelihara bervariasi mulai dari berbagai jenis

kakap, sampai baronang, bahkan tebster. Keberhasilan teknologi keramba

jaring apung atau KJA (Floating net cage) membuka peluang untuk budidaya

perikanan laut (mariculture). KJA ini juga merupakan proses yang luwes

untuk mengubah nelayan kecil tradisional menjadi pengusaha agribisnis

perikanan.

Nelayan kecil yang setiap hari berusaha menangkap beberapa kilogram ikan

secara untung-untungan, dapat mengubah nasibnya dengan memiliki KJA.

Peluang usaha KJA ini tidak saja bermanfaat untuk pengusaha perikanan

besar, tetapi juga sangat strategis untuk pengusaha perikanan kecil, sebab

Page 3: Keramba Jaring Apung

selain murah juga mudah dalam pengelolaanya. Keramba jaring apung dapat

dibangun dengan cepat, serta dapat dipindahkan apabila ternyata

perairannya sudah tidak cocok lagi untuk diusahakan. Teknologi KJA  jauh

lebih mudah untuk dikuasi oleh nelayan dari pada teknologi permesinan

pada perahu bermotor atau alat-alat pendingan. KJA selain memberikan

kepastian hasil produksi, juga meningkatkan posisi tawar menawar yang

lebih baik karena tidak perlu lagi tergesa-gesa menjualnya. Ikannya dapat

terus disimpan dan dipelihara didalam KJA sampai mendapat harga yang

baik.

Gambaran umum keramba jaring apung 

Keramba jarring apung merupakan salah satu metode pemeliharan

ikan dalam kurungan yang terdiri atas 4 pola dasar pemeliharan ikan,

yaitu :

1        Kurung tancap ; bentuk kurungan ikan yang peletakannya

menggunakan tiang-tiang pancang yang ditancapkan ke dasar

perairan.

2        Kurungan terendam ; bentuk kurungan ikan yang secara

keseluruhan terendam didalam air dan bergantung kepada

pelampung / rangka apung.

3        Kurungan lepas dasar ; biasanya terbuat dari kotak kayu / bambu

dan diletakan pada dasar air yang beraliran deras, dan diberi

pemberat / jangkar.

4        Keramba jarring apung ; jaring kurung apung ini terikat pada suatu

rangka dengan disukung oleh pengapung-pengapung.

Keramba jarring apung merupakan bentuk /sistem kurungan yang

banyak sekali di pakai dan bentuk serta ukurannya bervariasi sesuai

dengan tujuan penggunaannya, (Beveridge 1987, Christensen, 1989)

dikarenakan sistem keramba ini memiliki nilai yang ekonomis (murah)

dan merupakan cara yang sangat baik untuk menyimpan berbagai

organisme air, maka banyak sekali kegunaannya yaitu :

-       Sebagai sarana penyimpanan sementara

-       Sebagai tempat pemeliharaan pembesaran ikan - ikan konsumsi

Page 4: Keramba Jaring Apung

-       Tempat penyimpanan dan transportasi ikan umpan

-       Wadah organisme air untuk memonitor kualitas lingkungan 

-       Sarana pemeliharaan untuk tujuan “ Re – Stocking “

Sejauh ini keramba jarring apung merupakan yang paling baik

untuk budidaya ikan secara intensif dibandingkan cara lain seperti

kurung tancap (Pens), Tambak (pond), kolam (tank), ataupun kolam arus,

ditinjau dari segi- segi ; 

 Teknologi yang diperlukan untuk konstruksi 

-       Pengelolaan mudah diterapkan 

 Tingkat kualitas ikan peliharaan 

  Pemanfaatan sumber daya maupun nilai ekonomisnya

Konstruksi Keramba Jaring Apung

Konstruksi yang dibahas mencakup wadah pemeliharaan dalam

bentuk keramba jaring apung. Bahan, rancangan, tata letak, harus

diperhitungkan untuk keamanan dan kemudahan kerja, perpanjangan

umum keramba jaring apung, dan optimasi produksi. Secara garis besar

keramba jaring apung terdiri dari jaring kurung-kurung (cages), keramba

atau rakit (frame), dan pengapung (flotter), dan bahan yang diperlukan

juga dapat bervariasi.

Dalam pembuatan keramba jaring apung banyak faktor yang perlu

menjadi perhatian seperti kondisi lingkungan, metode pemeliharaan,

ketersediaan pakan, jenis ikan, pembiayaan maupun tenaga terampil

dilokasi (Beveridge 1987, Christensen, 1989). Disamping itu bahan yang

diperlukan untuk suatu konstruksi keramba jaring apung sebaiknya

memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

-       Kuat, ringan, tidak mudah lapuk / keropos / karatan 

-       Mempunyai ketahanan terhadap organisme penggangu

-       Mudah kerjakan dan diperbaiki

-       Tidak merupaan hambatan, lentur dan tidak melukai ikan 

Page 5: Keramba Jaring Apung

-       Murah ( dan mudah didapat )

a.         Jaring kurung

       Bahan utama untuk pembuatan kurung-kurung adalah jaring

( netting). Jaring yang digunakan sebaiknya yang tanpa simpul serta

tahan terhadap sinar matahari. Jenis-jenis serat sintetis yang banyak

digunakan sebagai bahan jaring adalah polymide (PA), Polyester

(PES), maupun Polyethylene (PE). Kantong atau kurung-kurung

berfungsi untuk menyimpan / menampung ikan dan tidak

menghambat pertukaran air. Bentuk kurung-kurung keramba jaring

apung umumnya berbentuk bujur sangkar / kubus. 

b.         Kerangka rakit 

       Untuk penopang atau tempat bergantung dari kantong/ kurung –

kurung dupoerlukan suatu kerangka rakit dengan bentuk khusus yang

dilengkapi dengan sarana pengapung, disamping itu juga berfungsi

sebagai lantai kerja, penyiompanan barang dan saran kerja. Secara

umum kerangka rakit merupakan rangkaian dari tiang / batang yang

diikat satu sama lain menjadi bentuk yang diinginkan dalam

penentuan bentuk konstruksi harus diperhitungkan dari kondisi fisik

perairan terutama tinggi gelombang atau ombak, dimana konstruksi

rakit harus mampu bertahan dan meredamnya untuk keamanan dan

kenyamanan aktivitas pemeliharaan biota laut. Bahan untuk

pembuatan cukup bervariasi, mulai dari bambu, tiang, balok kayu,

besi, maupun batang-batang plastik PVC.  

c.         Sarana pengapung

Pelampung sebagai sarana pengapung merupakan salah satu

peralatan yang penting pada satu sisitem keramba jaring apung.

Cukup banyak pilihan bahan yang dapat digunakan sebagai

pelampung, yaitu : drum besi, drum plastic, blok Sterofoam, kayu

gelondong, bambu, maupun tangki fiberglass, yang masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dalam hal daya terpakai,

daya apung, daya tahan maupun nilai ekonomisnya.

Pengelompokan Dan Penyambungan Keramba Jaring Apung

Page 6: Keramba Jaring Apung

Dalam suatu unit usaha budidaya keramba jaring, pengelompokan

serta cara penyambungan tiap unit jaring apung tergantung atau

dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

  Skala usaha budidaya 

  Ukuran dan bentuk unit rakit keramba jaring apung

  Kondisi perairan lokasi budidaya

  Sistem penambat / jangkar

  Pertimbangan kondisi lingkungan

Pada usaha skala kecil hal ini tidak begitu penting, tetapi pada unit

usaha budidaya dengan skala besar, masalah pengelompokan dan

penyambungan penting terutama dalam perencanaan masa produksi

( panen ) serta menjaga agar kualitas perairan tetap dalam keadaan

optimal. Pengelompokan dan tata letak juga akan menetukan pasok air

bersih secara merata pada setiap unit kurungan, hal ini dapat diupayakan

dengan penempatan setiap unit keramba jaring apung tegak lurus arah

arus yang dominan. Jumlah baris dari unit keramba jaring apung tegak

lurus arah arus dominan sebaiknya tidak lebih dari sepuluh.

Pengaruh arus, gelombang, dan pasang surut terhadap tata letak

rangkaian unit keramba jaring apung dapat dikurangi dengan pengaturan

sistem tambat atau penjangkaran yang benar. Kebutuhan tipe

penambatan ditentukan oleh jenis kurung-kurung yang digunakan, pola

konstruksi rakit yang dipakai serta sifat dan kondisi perairan dari lokasi.

Secara umum unit keramba jaring apung akan mengalami dua jenis

tekanan yaitu tekanan dinamis horizontal maupun tekanan statis vertical.

Tekanan  dinamis horizontal merupakan kumulasi tekanan-tekanan yang

disebabkan oleh arus pada dinding jaring maupun rakit, pengaruh tiupan

angina pada unit keramba yang berada diatas permukaan air, serta

tekanan yang berasal dari hempasan ombak, sedangkan tekanan statis

vertical lebih banyak disebabkan oleh beban keramba yang turun naik

kerena gelombang.

Jenis-Jenis Ikan Yang Dipelihara Dalam KJA

Page 7: Keramba Jaring Apung

Komoditas yang dapat dipelihara dalam keramba jaring apung

terutama berbagai spesies ikan Kerapu seperti Kerapu Lumpur, Kerapu

Macan, Kerapu Sunu, Kerapu Tikus, dan Kerapu Lemak, serta beberapa

spesies lain seperti Beronang (Siganus Spp), Lobster (Panulirus Spp),

Kakap Merah (Lutjanus Spp), Kakap Putih ( Later Calcalifer), Bandeng

(Chanos-Chanos) dan Nila Merah.

 Prospek Budidaya Dalam Keramba Jaring Apung

Permintaan dunia akan ikan berdaging putih (white meat )

mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Hal ini menjadi dasar pemikiran

dalam upaya pengembangan budidaya perikanan. Menurut beberapa

peneliti, perhitungan ekonomi KJA adalah usaha agribisnis yang

menguntungkan. Penerapan keramba jaring apung mini investasinya

tidak terlalu besar sehingga diharapkan mampu dipraktekkan oleh petani

dan pengusaha kecil. (Anggawati, 1991, Krismono, 1991 dan Nikijuluw et

al, 1991 ) 

Meskipun demikian pengembangan KJA masih menghadapi masalah

antara lain :

1).    pemilihan lokasi budidaya yang setidaknya dapat berjalan sepenjang

tahun, bebas dari pengaruh gelombang besar, sehingga menjamin

penggunan keramba jaring apung secara optimal 

2).    Ketersediaan benih sampai saat ini masih mengandalkan dari alam

dan sedikit jumlahnya karena sangat dipengaruhi oleh musim.

Penyediaan pakan berupa ikan rucah masih terbatas dan

penyediaannya bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia

3).    Pengenalan kepada petani ikan dan nelayan yang mungkin saja masih

dihadapkan pada kendala-kendala social budidaya karena sudah

terpaku anggapan bahwa laut adalah tangkap menangkap bukan

tempat budidaya

Teknik Budidaya Dengan Keramba Jaring Apung

Page 8: Keramba Jaring Apung

Teknik Budidaya Laut dengan Keramba Jaring Apung oleh Dr. Taufi

Akhmad, Dr. Akhmad Rukyani dan Ir. Artaty Wijono, mengutarakan

antara lain:

-       Lingkungan bagi kegiatan budidaya laut harus dipilih dengan

memperhatikan fakor kondisi fisik dan biologis;

-       kondisi lingkungan fisik dibagi dalam 3 kategori:

         Kategori 1 : suhu air, salinitas, pencemaran (kondisi daratan

penyangganya-hinterland), padatan terlarut, perkembangan

algae organisme penyakir, pergantian kulit.

         Kategori 2 : arus (4-8 meter/menit), pasang surut (pasut) da

gelombang (kurang dari 2 meter), kedalaman (lebih dari 5

meter dengan kecerahan lebih dari 3 meter), substrat,

naungan dan biofouling (terhindar dari umbalan - up welling

dan badai).

         Kategori 3 : aspek legal, aksesibiliras, keamanan, kedekatan

dengan pasar. 

-       kondisi biologi: jenis ikan, ketersediaan benih, pakan, gangguan

hama dan penyakit;

-       masalah utama budidaya laut adalah kekurangan benih, khususnya

kesulitan untuk memperoleh induk;

-       produksi benih komersial yang ada: bandeng, kakap putih, nila

merah;

-       produksi skala lab : kerapu jenis macan, lumpur, sunu, rikus;

-       sedang diteliti upaya pembenihan: kerapu alis, kuwe, kakap merah

dan lobster;

-       waktu pembenihan di hatchery  sampai pendederan (10 g)

membutuhkan waktu 3-4 bulan;

-       waktu pendederan sampai siap tebar (100 g) membutuhkan 3-5

bulan;

-       waktu pembesaran di dalam KJA sampai ukuran komersial (800-

1000 g) antara 5-7 bulan;

Page 9: Keramba Jaring Apung

-       konstruksi KJA tergantung pada kondisi lingkungan, sifat dan biaya

keterampilan, dan jenis ikan yang akan dipelihara: silindris untuk

bandeng dan kuwe, perenang cepat; banyak sudut untuk kerapu,

cenderung bersembunyi; segi empat untuk beronang, kakap putih,

kakap merah, lobster; 

-       dikenal ada 3 jenis pakan: 

         ikan rucah segar umuk kerapu sunu, tikus dan macan, serta

ikan lainnya kecuali bandeng dan beronang ;

         pelet basah - ikan rucah yang diramu dengan bahan

pengikat, vitamin, mineral dan protein tambahan ;

         pelet kering untuk beronang dan kerapu alis 

-       pemilihan dan pemberian pakan perlu dilakukan dengan hati-hati

dan efisien karena dapat menimbulkan pencemaran; 

-       penurunan mutu lingkungan dapat merangsang pertllmbuhan

berbagai patogen yang menyebabkan kematian total ;

-       penggunaan teknologi yang modern dan imensif dapat mengurangi

dampak pencemaran;

-       penyakit yang sering ditemui: penyakit parasitik, bakterial dan viral,

serta gangguan nutrisi dan lingkungan;

 Pakan Untuk Budidaya Jaring Apung

Pakan untuk Budidaya Keramba Jaring Apung oleh Dr. I Putu

Kompiang, menuliskan: 

-        pertumbuhan ikan di dalam KJA sangat tergantung pada kualitas

dan kuantitas pakannya;

-        kualitas pakan adalah komposisi kandungan nutrisinya yang sesuai

dengan stadia/umur ikan, dimana ratio protein, enersi, mineral dan

vitamin seimbang dengan kebutuhan ikan ;

-        kuantitas pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ikan,

bukan jumlah yang diberikan. Kuantitas ini tergantung pada bentuk

fisik, ukuran, keambaan, daya tarik dsb ;

Page 10: Keramba Jaring Apung

-        pola makan dari ikan (feeding behaviour) sangat penting untuK

diketahui sebelum dapat ditentukan jenis pakan yang sesuai ;

-        mengingat masih langkanya informasi mengenai kebutuhan nutrisi

dan pola makan dari berbagai ikan laut yang dapat dibudidayakan

di dalam KJA ;

-        pakan alami berupa ikan rucah dapat membawa penyakit

ketersediaannya berfluktuasi dan sukar disimpan dalam jumlah

banyak dan lama, harganya tidak stabil-tergantung persediaan dan

musim, pemanfaatan bahan pakan tidak ekonomis ; 

-        pakan buatan yang aman atau sudah cukup dikuasai adalah untuk

beronang yang herbivora, mujair merah ;

Pengelolaan Dan Perawatan Keramba Jaring Apung (KJA)

Pengawasan dan perawatan rutin setiap hari merupakan faktor

keberhasilan dari upaya pembesaran ikan dengan KJA. Pengotoran jaring

(kurungan) baik yang disebabkan oleh sampah, pelumpuran maupun

jasad pengganggu yang menempel pada jaring akan menjadi penyebab

turunnya derajat pergantian air dalam kurungan.

Terhambatnya pertukaran massa air didalam kurungan akan

membawa akibat menurunnya mutu air (low oxygen) yang dapat

menyebabkan timbulnya stress pada ikan peliharaan yang pada

gilirannya akan mudah terserang penyakit.

Pergantian kerusakan jaring juga dapat diakibatkan organisme

pengganggu (teritip) mallpun biota laut seperti kepiting, ikan buntal

hingga hewan air yang ingin memangsa ikan didalam kurungan. 

Pergantian dan pembersihan secara berkala akan menjamin

keamanan ikan peliharaan, karena kualitas air yang selalu optimal dan

kondisi jaring yang kuat terpelihara. Pergantian sebaiknya setiap 1-2

bulan dan kemudian dibersihkan dengan semprotan air dengan tekanan

tinggi.

Faktor keamanan unit KJA beserta ikannya merupakan hal yang

perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sejak awal usaha, dan setiap

Page 11: Keramba Jaring Apung

kegiatan perlu dicatat. Catatan yang lengkap dan baik akan merupakan

dokumen berharga untuk mengevaluasi dan melacak suatu kegagalan.

Keramba Jaring Apung Modern

Dapat kita temukan KJA modem berbahan Polyethylene (PE). Bahan

ini dipilih karena sifatnya yang tahan Utraviolet (UV) sehingga tahan lama

dan tingkat daur ulangnya yang tinggi. Menurut laporan Reuters yang

dimuat di KOMPAS 4 Maret 2009, High Density Polyethylene (HDPE)

merupakan bahan yang paling didaur wang dari seluruh jenis bahan hasil

olahan Polyolefin.

Masih belum banyak KJA berbahan PE di Indonesia Ini dikarenakan

oleh: 

-       Harga yang mahal karena besamya KJA 

-       Biaya transportasi yang tinggi karena besamya volume KJA 

-       Pemasangan yang lama dan rumit karena membutuhkan aIaf dan

teknisi khusus 

-       Biaya merangkai yang tinggi karena arus menyewa alat dan membayar

teknisi terampil untuk merangkainya

  Keramba jaring apung Aqua Tech

Untuk mengatasi permasalahan diatas, dibuatlah KJA dengan

metode bongkar pasang (knockdown). KJA AquaTech terbuat dari 2 (dua)

komponen utama, yaitu pipa SSP dan Kubus Serba Guna (KSG).

Komponen utama dari KTS adalah pipa HDPE untuk air minum yang

oleh produsen pipa diclaim bertahan 50 tahun dalam tekanan 5 bar. Pipa

yang kami gunakan adalah pipa berketebalan dinding pipa dari 10 s/d 14

mm yang sudah anti UV.

Page 12: Keramba Jaring Apung

Ujung pipa dipasang baut stainless steel (SS) dengan metode SSP

yang telah mendapatkan paten, pipa tersebut selanjutnya disebut Pipa

SSP.

Komponen penting kedua dalam KTS adalah KSG (hak paten) yaitu

sebuah alat penghubung pipa berbentuk kubus. Beberapa Pipa, SSP dapat

digabungkan menggunakan alat ini. KSG bias menghubungkan sampai

dengan 4 Pipa SSP dari ke 4 sisi dengan mengencangkan mur.

Page 13: Keramba Jaring Apung

  Sistem pengikatan jaring ikan yang unik dari KTS

Page 14: Keramba Jaring Apung

PipaHDPE ǿ75mm masuk melalui lubang di KSG kedalam air

sedalam kurang lebih 150cm, diikatkan dengan tali ke jaring bagian

tengah, sedangkan pemberat diikat ke ujung bawah pipa, ujung jaring

lantas diikatkan ke tali pemberat sehingga tidak membebani jaring. Bila

terjadi arus cukup kencang, maka jaring tidak akan mengalami perubahan

volume/bentuk yang berarti, sehingga ikan dalam jaring tidak terganggu.

Pipa pengikat jaring dapat dinaik turunkan untuk memudahkan

penggantian jaring.

kecuali kemudahan tersebut diatas, KTS juga menyajikan alat kaitan Net

yang otomatis terkunci bila tali dari Net dimasukan (option). Sebuah

komponen yang unik yang telah kami patenkan, alat tersebut mengirit

waktu pemasangan/penggantian jaring.

Page 15: Keramba Jaring Apung

  Keunggulan KJA AquaTech

Berbagai keunggulan dalam KJA bersystem KTS:

1.      KTS dapat dlpasang/dibongkar kembali oleh siapa pun yang memiliki

keterampilan teknis standar, pemasangan/pembongkaran bisa

dilakukan di darat bahkan dipermukaan laut dengan hanya

mengandalkan peralatan sederhana seperti kunci pas.

2.      KTS bisa di ekspansi kapan saja sesuai perkembangan usaha dengan

membeli beberapa komponen tanpa harus membeli seluruh KTS

lengkap 

3.      Memiliki ketahanan sampai dengan 15 tahun 

4.      Kuat, fleksibel, sehingga lebih bisa bertahan dalam cuaca buruk 

5.      Menggunakan bahan baku ramah lingkungan (HDPE) dan Stainless

steel 

6.      Menggunakan pipa HDPE berstandar air minum, dengan ketebelan

dinding 10 s/d 14mm 

7.      Komponen KTS adalah bagian-bagian yang siap pasang sehingga

deliverynya sangat cepat 

8.      Kecepatan pemasangan di lapangan berkat pipa SSP dan KSG 

9.      System KTS bisa menerima order berikut jaring ikan, juga penutup

jaring ikan 

Page 16: Keramba Jaring Apung

10.  Memiliki mekanisme pipa pengikatan jaring yang unik sehingga lebih

tahan arus 

11.  KTS sudah dilengkapi track untuk pembudidaya berjalan diatasnya 

12.  KTS sudah berikut perangkat kaitan Net yang diperlukan 

13.  Irit biaya pemasangan berkat system knockdown yang sangat simpel

14.  Kualitas tinggi dengan ketahanan yang luar biasa namun harga

ekonomis

Page 17: Keramba Jaring Apung

Gambar Keramba Jaring Apung RenovaSea

Page 18: Keramba Jaring Apung

Salah satu potensi kekayaan yang belum tergarap dengan baik adalah

sector budidaya perikanan karena masih menggunakan meode tradisional.

Metode tradisional ini masih menggunakan cara-cara yang mengakibatkan

biaya yang tinggi, baik bagi sipembudidaya maupun terhadap lingkungan,

karena penggunaan material yang tidak tahan terhadap tantangan alam

yang sangat ganas dan bahan-bahan yang sangat merusak lingkungan.

Penggunaan material seperti bambu, kayu, plastic yang tidak dapat

didaur ulang, besi-besi dan jala dari bahan nylon yang mudah rusak,

membutuhkan biaya perawatan yang tinggi dan berumur sangat singkat

sehingga harus dibikin kembali dan menyisakan sampah yang merusak

sumberdaya alam. Dibutuhkan suatu solusi yang tepat guna dan tidak

membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk permasalahan budidaya

perikanan tersebut. Suatu solusi yang juga dapat memudahkan para

pembudidaya, mengembangkan usaha dan mata pencaharian bagi

masyarakkat pesisir pantai.

Penggunaan HDPE (High Density Polyethylene) sebagai bahan baku

utama dari produk ini menjamin bahwa komponen-komponen produk

Renovasea merupakan komponen yang ramah lingkungan. Bahan ramah

lingkungan tersebut di desain dan direkayasa dengan menggunakan

teknologi tinggi terkini serta diproduksi dengan fasilitas produksi yang

modern sehingga memudahkan para pembudidaya dalam hal pelaksanaan

pengadaan, pemasangan, pengerjaan, dan pemeliharaannya.

Page 19: Keramba Jaring Apung

Dengan menimbang beragam aspek dalam kehidupan pembudidaya

dan masyarakat pesisir pantai serta lingkungan alam serta ketersediaan

infrastruktur di Indonesia, Renovasea diyakini marupakan produk yang

paling tepat untuk diterapkan dalam usaha budidaya perikanan di Indonesia.

Dengan adanya Renovasea sebagai produk yang sepenuhnya

merupakan hasil anak bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa

Indonesia tidak ketinggalan dalam riset yang mendalam, penguasaan

teknologi ramah lingkungan yang tinggi, dan produktivitas kerja yang baik.

  

Kesimpulan

Kegiatan budidaya merupakan kegiatan perikanan yang bersifat dapat

memilih tempat yang sesuai dan memilih metode yang tepat serta

komoditas yang diperlukan, sehingga dengan sifatnya yang luwes ini maka

pendistribusian produk dapat disesuaikan dengan permintaan yang ada

ataupun pemanfaatannya.

Keramba jarring apung merupakan salah satu metoda

pemeliharaan ikan dalam kurungan yang terdiri dari 4 pola dasar

pemeliharaan, yaitu :

1.      Kurung tuncap

2.      Kurungan terendam

3.      Kurungan lepas dasar

4.      Keramba jaring apung

 Referensi

 Ahmad et al, 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam Keramba

Jaring Apung. Balai Penelitiaan Perikanan Budidaya Pantai, Macros.

Anggawati, 1991. Budidaya Laut dengan Keramba Jaring Apung Mini. Penas

VII. Pertasi Kencana 13-20 juli, Magelang

Hanafi A. et al. 1990.  Potensi Sumberdaya Perikanan dan Prospek

Pengembangan. Laporan Akhir. Balitkandita Macros

Nikijuluw V.P.H, 1992. Tinjauan Ekonomi Budidaya Ikan di Keramba Jaring

Apung

Page 20: Keramba Jaring Apung

Ismael W, Bambang Priono Mubarak. 1994. Penelitian Factor-faktor Yang

Berpengaruh Terhdap Tingkat Adopsi Teknologi KJA Mini.

Nontji, A, 1993. Laut Nusantara. Penerbit Jambatan, Jakarta