tumor vesika urinaria

8
TUMOR VESIKA URINARIA TUMOR VESIKA URINARIA A. PENDAHULUAN Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak B. DEVINISI Merupakan tumor di daerah vesica urinaria. Gambaran klinis biasanya berupa hematuria tanpa nyeri dan obstruksi. C. PATOFISIOLOGI Tak adanya perlindungan terhadap zat warna anilin, karet, dan zat kimia lain. Pada pria perokok insidensinya

Upload: july-miss-goodbye

Post on 27-Nov-2015

453 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

TUMOR VESIKA URINARIA

TUMOR VESIKA URINARIA

A.    PENDAHULUAN

            Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10%

adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus.

Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat

kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat

deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel

transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi

kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel basal, sel intermediate,

sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung

kemih dalam keadaan distensi atau tidak

B. DEVINISI

Merupakan tumor di daerah vesica urinaria. Gambaran klinis biasanya berupa

hematuria tanpa nyeri dan obstruksi.

C. PATOFISIOLOGI

            Tak adanya perlindungan terhadap zat warna anilin, karet, dan zat kimia lain. Pada

pria perokok insidensinya meningkat. Penyakit ini jarang dan biasanya berhubungan dengan

penyakit batu kandung kemih dan iritasi kronis.

D. FAKTOR RESIKO

            Factor resiko untuk kanker kemih mencakup karsinogen dalam lingkungan kerja,

seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta atau cat. Factor resiko lainnya adalah infeksi

bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih dan kebiasan merokok. Ca kandung kemih

dua kali lebih banyak menyerang perokok daripada yang bukan perokok. Disamping itu,

terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum kopi dan Ca kandung kemih.

Skistasambrosisi kronik (infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih) juga merupakan

factor resiko. Kanker yang tumbuh dari kelenjar prostate, kolon serta rectum pada laki-laki

dan dari traktus ginkologis bawah pada wanita dapat bermetastase di kandung kemih.

E. MANIFESTASI KLINIS

            Tumor ini biasanya muncul dari basic vesica urinaria dan meliputi urivisium eretra

serta kolumna vesica urinaria. Hematuria berat dan tanpa nyeri adalah gejala kandug kemih

yang paling sering ditemukan. ISK merupakan komplikasi yang lazim terjadi dan

menyebabkan gejala berkemih yang sering, urgensi dan disuria. Namun demikian, setiap

perubahan pada urinasi didaerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metastasis kanker

tersebut.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

            Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat

dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kmih dengan salin

mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV

untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada

daerah yang dicurigai.

            Gambaran radiologis akan memperlihatkan vesica urinaria terisi kontras meninggi

keatas. Tampak defek pengisian (filling defect) di kandung kemih pada lebih dari setengah

bagian dekstra, tepi ireguler, batas tidak tegas, menetap.

G.PENATALAKSANAAN

            Factor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis tumor, kedalam

invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Factor-

faktor tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan

vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena

kecepatan kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin

dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk

pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan

lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada

puncak kandung kemih atau dinding laterala atau untuk adenokarsinoma.

            Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan

yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang

pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada

seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah

sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk

sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin

pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan

eksternal.

Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal,

untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih

rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang

tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah

dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.

H. KOMPLIKASI

            Komplikasi pembedhan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi

dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan

daerah metastase penyakit.

I.ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Manifestasi klinis

Hematuria

Frekuensi berkemih

Disuria

Pemeriksaan diagnostic

Sitologi urine — sel kanker

Cuci kandung kemih — sel kanker

Aliran sitometri urine — ploidi DNA

Pielogram intravena (IVP) — evaluasi traktus urinarius atas & pengisian kandung kemih

Sitoskopi — melihat bagiandalam organ

Biopsy

Ultrasound transurethral — luasnya penyakit

CT-Scan — identifikasi nodus limfe regional dan metastase pulmonal

MRI — luas tumor dan terkenanya nodus limfe

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI

1.Perubahan eliminasi urine dan kerusakan integritas kulit R/T pembuatan saluran luar

abdominal untuk urine.

Kriteria Evaluasi : berpartisipasi dalam aktivitas yang b/d perawatan ileostomi

Intervensi perawatan Ostomi :

Pasang alat ostomi yan tepat ukuran

R/ mencegah iritasi pada kulit daerah sekitar ostomi

Bantu pasien melakukan perawatan ostomi secara mandiri

R/ mengembangkan teknik yang benar

Pantau proses penyembuhan luka insisi pada ostomi

R/ mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan komplikasi

Anjurkan klien mengunjungi seseorang yang telah mengalami ostomi

R/ menurunkan nasietas dan ketakutan thd kemampuan beradaptasi

Ganti kantung ostomi sesuai kebutuhan

R/ memberi kesempatan dan penguatan terhadap prosedur mengganti

kantong & mengevaluasi stoma

2.Resiko infeksi R/T pembedahan unuk eliminasi urine

Kriteria Evaluasi : tidak ada infeksi pada saluran kemih

Intervensi :

Gunakan sabun antimicrobial untuk cuci tangan

R/ mencegah transmisi organisme

Pertahankan intake cairan adekuat

R/ meningkatkan aliran urine

Ajarkan klien cuci tangan

R/ memberikan informai ttg personal hygiene

Ajarkan klien ttg gejala dan tanda infeksi serta anjurkan untuk melaporkannya

R/ memberikan info untuk meningkatkan kepatuhan

Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong untuk mencegah refluks

R/ dapat mencegah infeksi

3.Kurang pengetahuan R/T kemoterapi dan imunoterapi

Kriteria Evaluasi : klien mengungkapkan jadwal pengobatan & tujuannya

Intervensi :

Ajarkan klien dan klg prosedur dan tujuan terapi

R/ meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas

Gunakan teknik steril dalam kateterisasi

R/ mencegah infeksi

Instruksikan klien untuk berkemih sebelum obat dimasukkan

R/ meningkatkan retensi obat

Instruksikan untuk selalu mengubah posisi

R/ meningkatkan lapisan bagian dalm k.kemih dengan obat-obatan

Instruksikan untuk menunggu berkemih selama beberapa jam

R/ memberikan kontak yang besar dari obat dgn permukan k.kemih

Instruksikan klien untuk toileting dengan hati-hati

R/ mencegah pemajanan pada kemoterapi &imunoterapi yg dikeluarkan

Melalui urine

4.Gangguan citra tubuh R/Y diversi urinarius

Kriteria Evaluasi : citra diri meningkat, terpelihara dan terjaga

Intervensi :

Anjurkan klien utnuk mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan Ca kandung kemih dan

dampak yg diharapkan pada gaya hidup

R/ meningkatkan integrasi dari perubahan ke dalam gaya tubuh

Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius & efeknya, identitas seksual, hubungan

dan citra diri

R/ sebagai data untuk merumuskan rencana askep

Bantu untuk memisahkan penampilan fisik dan perasaan kesehatan

R/ meningkatkan citra diri

Berikan kesempatan untuk berduka atas kehilangan fx k.kemih

R/ memberi waktu untuk mengatasi kehilangan

Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti marah dan rasa bersalah

R/ meningkatkan koping

Pantau apakah klien dapat melihat ostominya

R/ ketidakmampuan memandang ostominya mengindikasikan kesulitan koping.

BY  : NUR KHOLIFAH 

      04.08.1900

        A / KP / VI