isi urinaria

52
HISTOLOGI VETERINER II “Sistem Urinaria” OLEH: Dewa Ayu Paranitha 1209005005 Putu Chyntia Nirmalasari 1209005030 Grace Sophia J.M 1209005031 Ni Made Ayu Sintya Paramita 1209005032 Josia Samuel 1209005033 Edo Leonardo 1209005034 Franky L.H.R. Andung 1209005035 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 1

Upload: ayu-sintya-paramita

Post on 15-Feb-2015

344 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Urinaria

HISTOLOGI VETERINER II

“Sistem Urinaria”

OLEH:

Dewa Ayu Paranitha 1209005005Putu Chyntia Nirmalasari 1209005030Grace Sophia J.M 1209005031Ni Made Ayu Sintya Paramita 1209005032Josia Samuel 1209005033Edo Leonardo 1209005034Franky L.H.R. Andung 1209005035

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

1

Page 2: Isi Urinaria

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan paper ini dapat

diselesaikan.

Paper ini penulis susun sebagai tugas dari mata kuliah Histologi Veteriner

II,yang berjudul “ Sistem Urinaria”. Melalui penulisan paper ini, diharapkan

mahasiswa mampu memahami struktur histologi sistem urinaria pada umumnya

dan hewan pada khususnya.

Terima kasih penulis sampaikan kepada I Putu Suastika selaku dosen mata

kuliah histologi veteriner II yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi

lancarnya terselesaikannya tugas paper ini.

Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat, dan dapat

memenuhi tugas mata kuliah histologi veteriner II.

Denpasar, 9 Maret 2013

Penulis

2

Page 3: Isi Urinaria

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Organ sistem urinaria........................................3

2.2 Struktur Histologi Ginjal..........................................................................4

2.3 Struktur Histologi Ureter, Vesica Urinaria, dan Uretra............................13

2.4 Perbedaan Struktur Histologi Kelenjar Ginjal, Ureter, Vesica Urinaria dan

Uretra.........................................................................................................19

2.5 Sistem urinaria pada Berbagai Jenis Hewan............................................22

BAB III SIMPULAN.........................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................29

3

Page 4: Isi Urinaria

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. System Urinaria..................................................................................3

Gambar 2. Proses pembentukan urine.................................................................4

Gambar 3. Penampang Ginjal..............................................................................6

Gambar 4. Penampang Sinus renalis...................................................................7

Gambar 5. Penampang Renal Korpuskula...........................................................7

Gambar 6. Penampang Tubulus Konvulatus Prokimalis.....................................8

Gambar 7. Penampang loop of henle’s................................................................9

Gambar 8. Penampang Tubulus Konvulatus Distalis..........................................10

Gambar 9. Penampang Tubulus kolektivus.........................................................11

Gambar 10. Penampang Pelvis renalis.................................................................12

Gambar 11. Penampang Ureter (secara histologi)...............................................14

Gambar 12. Vesica Urinaria................................................................................16

Gambar 13. Penampang Vesika Urinaria(secara histologi)................................16

Gambar 14. Uretra hewan jantan.........................................................................17

Gambar 15. Uretra hewan betina.........................................................................18

Gambar 16. Penampang Uretra (secara histologi) 1............................................19

Gambar 17. Penampang Uretra (secara histologi) 2............................................19

Gambar 18. Penampang Kelenjar Adrenal..........................................................20

4

Page 5: Isi Urinaria

Gambar 19. Penampang Kelenjar Prostat............................................................22

Gambar 20. Sistem urinaria pada pisces..............................................................23

Gambar 21. Sistem urinaria pada amphibia.........................................................24

Gambar 22. Sistem urinaria pada reptil...............................................................25

Gambar 23. Sistem urinaria pada unggas............................................................26

5

Page 6: Isi Urinaria

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedikit orang yang menyadari betapa mengagumkannya ginjal kita. Ginjal

sesungguhnya merupakan pabrik kimia yang sangat rumit. Ginjal mampu

menyaring seluruh suplai darah di tubuh kita 25 kali dalam satu hari. Ginjal

membersihkan kotoran beracun yang dihasilkan tubuh sementara dalam waktu

yang bersamaan ginjal juga menjaga keseimbangan kandungan garam, asam dan

air dalam tubuh. Limbah kimia dan kelebihan air dikumpulkan oleh ginjal dan

disalurkan ke kandung kemih dalam bentuk urin. Ginjal juga membantu kondisi

lingkungan tubuh dan menghasilkan hormon penting untuk mengatur tekanan

darah dan produksi sel darah merah. Walaupun kita jarang memperhatikan dan

karena ginjal kita biasa bekerja dengan indahnya, kerja ginjal tidak begitu kita

hargai sampai saatnya kerja ginjal tersebut gagal. Kegagalan kerja ginjal memicu

berbagai kelainan baik yang terdapat didalam urin maupun gangguan sistem

urinaria.

Fungsi terpenting dari ginjal adalah membuang limbah beracun dari darah.

Sebagian besar dari limbah ini adalah senyawa urea mengandung nitrogen dan

asam urat. Kemampuan ginjal untuk menjalankan fungsinya dalam membuang

kotoran, bergantung pada unit fungsional dari ginjal yang disebut nephron.

Bersama dengan kandung kemih, dua ureter, dan satu urethra, ginjal menyusun

sistem uriner tubuh. Di makalah ini akan saya bahas semua proses yang terdapat

di sistem urinaria dan beberapa gangguan yang terjadi jika sistem urinaria kita

mengalami kerusakan.

6

Page 7: Isi Urinaria

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul

sebagai berikut :

1.2.1 Apa pengertian, fungsi, dan organ penyusun sistem urinaria?

1.2.2 Bagaimana struktur histologi dari ginjal?

1.2.3 Bagaimana struktur histologi dari ureter, kandung kemih (vesica

urinaria) dan uretra?

1.2.4 Bagaimana perbedaan struktur histologi kelenjar ginjal, ureter, kandung

kemih (vesica urinaria) dan uretra ?

1.2.5 Bagaimana sistem urinaria pada berbagai jenis hewan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk dapat memahami pengertian, fungsi, dan organ penyusun

sistem urinaria.

1.3.2 Untuk dapat memahami struktur histologi dari ginjal.

1.3.3 Untuk dapat memahami struktur histologi dari ureter, kandung kemih

(vesica urinaria) dan uretra.

1.3.4 Untuk dapat perbedaan struktur histologi kelenjar ginjal, ureter,

kandung kemih (vesica urinaria) dan uretra.

1.3.5 Untuk dapat mengidentifikasi sistem urinaria pada berbagai jenis

hewan.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa Universitas Udayana,

khususnya Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih mengenai

sistem urinaria.

1.4.2 Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk

mengerjakan tugas yang berhubungan dengan sistem urinaria.

7

Page 8: Isi Urinaria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian, Fungsi dan Organ Penyusun System Urinaria

Sistema urinasi pada hewan dimulai dari ginjal, yang ada. sepasang, kiri

dan kanan, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sebagai contoh, pada karnivora

dan ruminansia kecil, setiap ginjal berbentuk kacang polong, halus; pada kuda,

ginjal cenderung ke arah bentuk jantung. Pada sapi, kambing, domba dan unggas,

ginjal terdiri dari beberapa lobus (Bank's, 1993; Aughey, 2001;Junqueira,2007).

Sistem Urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah

sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang

dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Fungsi utama dari sistem urinaria adalah mengekskresi hasil akhir metabolisme

tubuh dan mengatur konsentrasi cairan tubuh. Sistem ini terdiri dari sepasang

ginjal (ren) dengan saluran keluar urine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter

bermuara pada sebuah kandung kemih (vesika urinaria) di ventral bagian bawah di

belakang tuang kemaluan (pubic bone) urine selanjutnya dialirkan keluar melalui

sebuah uretra.

Gambar 1. System Urinaria

8

Page 9: Isi Urinaria

Proses pembentukan urin meliputi: 1) Filtrasi glomeruler; 2) Reabsopsi

tubuler; dan 3) Sekresi tubuler. Saluran yang dilewati oleh darah setelah di

filtrasi oleh glomeruli dari awal hingga akhir sebagai berikut: glomerulus

kapsula Bowman tubulus convulatus proksimal loop of Henle tubulus

convulatus distal tubulus koligen tubulus collectivus kaliks minor

kaliks mayor pelvis renalis ureter vesica urinaria urethra.

Gambar 2. Proses pembentukan urine

2.2 Struktur Histologi Ginjal

Ginjal merupakan organ yang sangat penting karena mempunyai fungsi utama

sebagai filtrasi. Zat-zat yang berbahaya atau tidak digunakan lagi oleh tubuh

difiltrat dan diekskresikan keluar dari tubuh dalam bentuk urin (Dellman dan

Brown, 1992)

Kapsula membungkus seluruh bagian ginjal kecuali hilus renalis. Di bawah

kapsula terdapat korteks renalis yang ditandai dengan adanya korpuskulus renalis

9

Page 10: Isi Urinaria

dan tubulus kontortus (Hartono 1992). Medula renalis tampak seperti piramida

(malphigi) dengan bagian ujung mengarah ke pusat (Guyton 1997). Dasar dari

setiap piramida dimulai pada perbatasan antara korteks dan medula serta diakhiri

pada papila yang menonjol dalam ruang pelvis ginjal, yaitu sambungan berbentuk

cerobong dari ujung akhir ureter. Perbatasan pelvis sebelah luar terbagi menjadi

kantong dengan ujung membuka yang disebut kalises mayor, yang meluas ke

bawah dan terbagi menjadi kalises minor, yang mengumpulkan urin dari tubulus

setiap papila (Guyton 1996). Bagian medula tampak bergarisgaris karena adanya

tubulus-tubulus pengumpul yang tersusun secara radial. Di sanping itu, di dalam

medula juga terdapat loop Henle. Bagian korteks yang terletak di antara medula

dan kapsul jaringan ikat yang tipis, nampak seperti granula karena banyaknya

glomeruli. Tubulus proksimal yang mengalami konvulusi juga terletak pada

bagian korteks dalam ikatan yang erat dengan glomeruli dan loop Henle yang

jumlahnya banyak (Fradson 1992). Pada ujung papila, arteri renalis yang

merupakan cabang dari aorta masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan

kemudian bercabang menjadi arteri interlobularis. Arteri interlobularis kemudian

bercabang lagi menjadi pembuluhpembuluh kecil yang disebut vas arteriola

(afferen). Tiap-tiap vas afferen aka bercabang menjadi kapiler yang membentuk

glomerulus. Melalui glomerulus inilah terjadi filtrasi untuk membentuk urin

(Guyton 1997). Menurut Frandson (1992), nefron merupakan unit fungsional

pada ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus, kapsul glomerulus (kapsul Bowman),

tubulus konvolusi proksimal, loop Henle dan tubulus konvolusi distal. Kapsul

glomerulus (kapsul Bowman) merupakan pengembangan ujung buntu dari

tubulus, yang mengalami evaginasi di sekitar glomerulus dan hampir keseluruhan

menyelimuti. Kompleks yang terdiri dari glomerulus serta lapis-lapis luar dan

dalam kapsul glomerular disebut korpuskel renal atau Malphigi. Malphigi

merupakan lokasi utama terjadinya filtrasi cairan dari darah, yaitu kira-kira

sebanyak 100 kali jumlah cairan yang melintasi saringan ini yangpada akhirnya

dikeluarkan sebagai urin. Tekanan darah di dalam kapiler harus tetap tinggi agar

penyaringan dapat berjalan efektif. Arteriol kapiler yang masuk ke glomerulus

dan arteriol eferen yang keluar dari glomerulus di lengkapi dengan otot polos

10

Page 11: Isi Urinaria

sehingga jumlah darah yang masuk ke dalam glomerulus serta tekanan di dalam

glomerulus dapat dikendalikan dengan konstriksi arteriol aferen maupun arteriol

eferen (Fradson 1992). Arteriol aferen yang mencapai glomerulus diselimuti oleh

sel-sel mioepitelial yang memiliki beberapa sifat otot polos yang disebut dengan

sel-sel juxtaglomerular. Sel ini memproduksi renin yang disekresikan ke dalam

darah sebagai rangsangan pada saat volume darah menurun, saat konsentrasi Na

dalam cairan tubular distal menurun, saat serabut saraf simpatetik yang

menginervasi arteriol aferen dirangsang atau pada saat terjadi renal aschaemia

(Underwood 1992). Ginjal terdiri dari dua daerah, yaitu daerah perifer yang

beraspek gelap disebut korteks dan daerah yang agak cerah disebut medula,

berbentuk piramid terbalik (Dellman 1992). Bagian korteks mengandung jutaan

alat penyaring yang disebut nefron (Anonim 2009). Batas medial dari ginjal

umumnya adalah konkaf dan mempunyai beberapa depresi, yaitu hilus renalis

dimana pembuluh-pembulu darah dan saraf masuk, dan ureter serta pembuluh

limfatik keluar. Pengembangan asal-usul ureter disebut pelvis renal. Bagian ini

menerima urin dari tubulus penampung (Frandson 1992).

Gambar 3. Penampang Ginjal

Sinus renalis

11

Page 12: Isi Urinaria

Sinus renalis tersusun atas beberapa bagian yaitu: 1) pelvis renal, dibentuk

oleh kalik mayor dan kalik minor. Pelvis ini merupakan bagian atas ureter yang

melebar; 2) Arteri, vena dan nervus; 3) Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak

dijumpai jaringan konektif.

Gambar 4. Penampang Sinus renalis

Renal Korpuskula

Renal korpuskula terdiri atas berkas kapiler glomeruli dan glomerulus

yang dikelilingi oleh kapsula berupa epithel yang berdinding ganda disebut:

Kapsula Bowman. Dinding sebelah dalam disebut lapisan viseral sedangkan

yang disebelah luar disebut lapisan pariental, yakni menerima cairan yang akan

difiltrasi melalui dinding kapiler. Korpuskula renalis mempunyai katup vaskular

dimana darah masuk ke arteriole aferent dan keluar melalui arteriole aferent.

12

Page 13: Isi Urinaria

Gambar 5. Penampang Renal Korpuskula

Tubulus Konvulatus Prokimalis

Struktur ini merupakan segmen berkelok-kelok, yang bagian awal dari

tubulus ini panjangnya dapat mencapai 14 mm dengan diameter 57-60 mm.

Tubulus konvulatus proksimalis biasanya ditemukan pada potongan melintang

kortek yang dibatasi oleh epithel selapis kubis atau silindris rendah, dengan

banyak dijumpai mikrovilli yang panjangnya bisa mencapai 1,2 m dengan jarak

satu dengan yang lainnya 0.03 m. Karakteristik dari tubulus ini ditemukan apa

yang disebut Brush Border, dengan lumen yang lebar dan sitoplasma epithel yang

jernih. Tubulus konvulatus prokimalis dibatasi oleh: Simple cuboidal Epithelium

yang bersifat sangat asidofil. Terdapat brush border , Sel epitel besar, terlihat 3-5

inti sferis karena tubulus konvulatus Proksimal lebih panjang daripada tubulus

konvulatus Distal,maka pada preparat akan terlihat lebih banyak.

Gambar 6. Penampang Tubulus Konvulatus Prokimalis

Loop of Henle’s

Loop of Henle’s banyak dijumpai di daerah medula dengan diameter bisa

mencapai 15 m. Struktur segmen tebal mirip dgn tubulus konvulatus distal. Loop

of henle’s berbentuk seperti huruf “U” yang mempunyai segmen tebal dan diikuti

oleh segmen tipis. Pada bagian desenden mempunyai lumen yang kecil dengan

13

Page 14: Isi Urinaria

diameter 12 m panjang 1-2 mm, sedangkan bagian asenden mempunyai lumen

yang agak besar dengan panjang 9 mm dengan diameter 30 m.

Epithel dari Loop of Henle’s merupakan peralihan dari epithel silindris

rendah / kubus sampai squomus, biasanya pergantian ini terdapat di daerah sub

kortikal pada medula, tapi bisa juga terjadi di daerah atas dari Loop of Henle’s.

14

Page 15: Isi Urinaria

Gambar 7. Penampang loop of henle’s

Tubulus Konvulatus Distalis

Perbedaan struktur histologi dengan Tubulus Konvulatus proksimalis antara

lain : Sel epithelnya besar, mempunyai brush border, lebih asidofil, potongan

melintang pada tempat yang sama mempunyai epithel lebih sedikit, Tubulus

Konvulatus distalis : Sel epithel lebih kecil dan rendah, tidak mempunyai brush

border, kurang asidofil, lebih banyak epithel pada potongan melintang

Sepanjang perjalanan pada kortek, tubulus ini mengadakan hubungan

dengan katup vaskuler badan ginjal dari nefronnya sendiri yakni dekat dengan

anteriole aferent dan eferent. Pada tempat hubungan ini, tubulus distalis

mengadakan modifikasi bersama dengan arteriola aferens. Segmen yang

mengadakan modifikasi bersama dengan arteriola aferens. Segmen yang

mengadakan modifikasi ini pada mikroskop cahaya tampak lebih gelap ini

disebabkan dekatnya dengan inti disebut : Makula dense.

Fungsi Makula dense belum begitu jelas, tapi beberapa ahli mengatakan,

fungsinya adalah sebagai penghantar data osmolaritas cairan dalam tubulus distal

ke glomerulus. Pada makula dense yang dekat dengan arteriola aferent

mengandung sel juksta glomerulus yaitu sel yang mempunyai bentuk epitheloid

dan bukan sel otot polos dan ini mungkin merupakan modifikasi dari otot polos.

Sel ini yang nantinya menghasilkan enzim renin. Hormon ini mengubah

hipertensinogen menjadi hipertensin (angiotensin). Angiotensin mempengaruhi

tunika media dari arteriola untuk berkontraksi, yang mengakibatkan tekanan darah

menjadi naik.

15

Page 16: Isi Urinaria

Gambar 8. Penampang Tubulus Konvulatus Distalis

Tubulus kolektivus

Tubulus kolektivus, disebut juga duktus kolektivus (collecting duct) atau

duktus Bellini, adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung urin

dari nefron, untuk disalurkan ke saluran yang lebih besar yaitu renal pelvis (pelvis

renalis), lalu ureter dan kandung kemih. Tubulus kolektivus merupakan lanjutan

dari nefron bagian tubulus konvulatus distalis dan mengisi sebagian besar daerah

medula. Tubulus kolektivus bagian depan mempunyai lumen yang kecil

berdiameter sekitar 40 m dengan panjang 20-22 mm. Lumennya dilapisi epithel

kubis selapis, sedangkan tubulus kolektivus bagian belakangnya sudah berubah

menjadi bentuk silindris dengan diameter 200 m, panjangnya mencapai 30-38

mm.

Gambar 9. Penampang Tubulus kolektivus

Pelvis Renalis

Pelvis renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang

mengalirkan air kemih ke ureter. Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang

menampung urin dari papila renalis. Pada ginjal yang multi-piramid urin pertama

ditampung oleh kaliks renalis kemudian dari sini baru ke pelvis renalis.

16

Page 17: Isi Urinaria

Bangun histologinya adalah sebagai berikut: Mukosa memiliki epithel

peralihan dengan sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal epithel hanya 2

sampai 3 sel. Dengan mikroskop cahaya tidak tampak adanya membran basal

tetapi dengan EM tampak membrana basalis yang sangat tipis. Propria mukosa

terdiri atas jaringan ikat longgar dan pada kuda terdapat kelenjar yang agak

mukus.

Bentuk kelenjar adalah tubulo-alveolar. Tunika muskularis terdiri atas otot

polos, jelas pada kuda, babi dan sapi. Lapis dalam tersusun longitudinal dan lapis

luar sirkuler. Pada hewan lain otot relatif sedikit, pada kalises renalis otot relatif

sedikit, tetapi pada daerah permulaan ureter membentuk semacam sphinter.

Tunika adventitia terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak,

pembuluh darah, pembuluh limfe serta saraf.

Gambar 10. Penampang Pelvis renalis

Ginjal sangat berperan dalam mempertahankan homeokinesis (homeostatis),

yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh.

Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH,

tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja ginjal mencakup komposisi darah,

tekanan darah arterial, hormon, dan sistem saraf otonom (Frandson 1992).

Menurut Sherwood (2001), fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang

sebagian besar ditunjukkan untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan

internal adalah :

17

Page 18: Isi Urinaria

1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.

2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstrasel

(CES) termasuk Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca++, Mg++, SO4 =, PO43-,

dan H+.

3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan

dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini

dilaksanakan melalui peran ginjal sebagai pengatur keseimbangan

garam dan H2O.

4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan

menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin.

5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh,

terutama melalui pengaturan keseimbangan H2O.

6. Mengekskresikan (eliminasi) produk-produk sisa dari metabolisme

tubuh, misalnya urea, asam urat dan kreatinin. Jika dibiarkan

menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama bagi otak.

7. Mengekskresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah

pada makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya

yang berhasil masuk ke dalam tubuh.

8. Mensekresikan eritropoietin, suatu hormon yang dapat merangsang

pembentukan sel darah merah.

9. Mensekresikan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi

berantai yang penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal.

10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

2.3 Struktur Histologi Ureter, Kandung kemih (Vesica Urinaria), dan Uretra

Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis

menuju vesika urinaria (kantong air seni). Mukosa membentuk lipatan

memanjang dengan epithel peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis renalis.

Tunika propria terdiri atas jaringan ikat dimana pada kuda terdapat kelenjar

tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan lumen agak luas. Tunika

muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam yang

18

Page 19: Isi Urinaria

longitudinal dan lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal

khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada vesika urinaria hanya

lapis longitudinal yang nampak jelas. Dari Kaliks  sampai dengan Vesika

Urinaria mempunyai struktur histologis sama yang semakin tebal mendekati

Vesika Urinaria. Dinding Ureter memiliki tiga lapisan diantaranya : 1. Lapisan

paling luar: Lapisan jaringan ikat fibroelastik 2. Lapisan tengah: muskularis yg

terdapat otot polos 3. Lapisan dalam: membrana mukosa yg terdapat epitel dan

lamina propia.

Membrana Mukosa memiliki ciri-ciri yaitu terdapat epithel transisional,

tebal 4-5 lapis sel, memiliki lamina basalis tipis atau kadang tidak terlihat jelas.

Lamina propia yg merupakan jaringan fibrosa yg relatif padat dengan banyak serat

elastin. Lumen pd potongan melintang berbentuk bintang “Star shaped

appereance” adanya lipatan mukosa yg memanjang, lipatan ini terjadi akibat

longgarnya lapis luar lamina propia, adanya jaringan elastis & muskularis.

Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan (distensi). Muskularis

terdapat berkas sel otot polos yg dipisahkan berkas-berkas jaringan ikat, otot polos

ini terdiri dari 2 lapisan, diantaranya : 1. Lapis dalam longitudinal, 2. Lapis luar

sirkuler, 3. Lapis luar Longitudinal. Lapisan jaringan disusun oleh jar ikat fibro-

elastis yang mengandung pembuluh darah limfe, dan dipersarafi oleh plexus

hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron simpatis dan beberapa sel lemak.

Lapisan adventisia (fibrosa) pada sel superficial epitel transisional terdapat Facet

Cell yang bertanggung jawab akan barier osmotic antara urine dan cairan.

Jaringan sel ini mempunyai membran dari lempeng tebal terpisahkan oleh pita –

pita sempit membran yang tipis.

19

Page 20: Isi Urinaria

Gambar 11. Penampang Ureter (secara histologi)

Ciri-ciri gambar ureter : 2-3 cm proximal Vesika Urinaria, Selubung Waldeyer

ditemukan dipermukaan luar ureter, meluas ke meatus ureter dan menyebar

membentuk Trigonum Profunda berakhir pada leher Vesika Urinaria. Ureter

menembus dinding vesika urinaria secara miring sehingga terbentuk katup – katup

yang mencegah aliran balik urine. Ureter yang terletak di dalam vesika urinaria

hanya mempunyai serabut otot longitudinal.

Kandung kemih (Vesica Urinaria)

Dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi oleh epitel jenis

khusus (Sherwood 2001). Pelvis, ureter, kandung kemih, dan uretra pada bagian

dalamnya diselaputi oleh epitel transisional. Lapisan yang terletak di bagian itu

penting karena lumen tersebut sering mengalami distensi. Ketika organ-organ itu

sedang kosong, dindingnya akan tebal, sel-sel epitel pelapis itu membentuk strata

yang terdiri atas banyak lapis. Apabila organ tersebut mengalami distensi, lumen

menjadi lebih besar, dindingnya menipis, dan terjadi suatu transisi ke stratifikasi

yang lebih sedikit. Oleh karena itu disebut dengan epitel transisional (Fradson

1992). Tebal epitel transisional bervariasi dari 3-14 lapis sel, tergantung pada

spesies serta derajat pemekarannya (Dellman 1992). Otot polos kandung kemih

disebut otot detrusor, serat-serat ototnya meluas ke segala arah dan bila

berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan dalam kandung kemih menjadi 40

sampai 60 mmHg (Guyton 1996). Diantara lapisan epitel dan otot polos dari

dinding organ terdapat sejumlah jaringan ikat yang disebut lamina propria.

20

Page 21: Isi Urinaria

Jaringan yang lebih banyak lagi terdapat pada bagian superficial dari serabut-

serabut melingkar dan longitudinal otot polos. Lapis luar dari jaringan ikat

tersebut disebut adventitia, ditutupi oleh peritoneum pada aspek dan badan

bladder (Frandson 1992). Nodus limfatikus sering dijumpai pada lamina propria

semua hewan piaraan. Banyak pembuluh kapiler terdapat di dekat epitel, dan

pada ruminansia cenderung membentuk lapisan langsung di bawah membran

basal. Kandung kemih memiliki lamina muskularis yang tipis. Jaringan ikat pada

submukosa kandung kemih bersifat agak longgar dan mengandung lebih banyak

serabut elastis dari pada lamina propria (Dellman 1992).

Vesika urinaria atau kandung kemih berfungsi untuk menampung urin yang

telah dibentuk oleh ginjal untuk mengekskresikan sisa metabolisme. Urin

mengandung berbagai produk sisa dengan konsentrasi tinggi ditambah sejumlah

bahan dengan jumlah bervariasi yang diatur oleh ginjal, dan kelebihannya akan

dikeluarkan melalui urin. Bahan-bahan yang bermanfaat ditahan melalui proses

reabsorbsi sehingga tidak muncul di urin (Sherwood 2001). Urin akan dikeluarkan

dari kandung kemih secara periodik melalui ureter.

Gambar 12. Vesica Urinaria

21

Page 22: Isi Urinaria

Gambar 13. Penampang Vesika Urinaria(secara histologi)

Uretra

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria

menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada hewan jantan

dan hewan betina. Uretra pada hewan jantan memiliki panjang sekitar 20 cm dan

juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),

sedangkan uretra pada hewan betina panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, hewan

jantan memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan

dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars

membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada hewan betina hanya memiliki

m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).

Katup uretra posterior adalah lipatan mukosa abnormal kongenital pada uretra

pars prostatika yang menyerupai membran tipis yang menghambat drainase

kandung kemih.

Pada hewan jantan, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars

prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.

a. Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan

aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m.

sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat.

Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.

22

Page 23: Isi Urinaria

b. Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus

kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar

dibanding bagian lainnya.

c. Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan

tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis

melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh

m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter

(somatis).

d. Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,

membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar

penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Gambar 14. Uretra hewan jantan

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding

uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara

pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m.

spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak

seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

23

Page 24: Isi Urinaria

Gambar 15. Uretra hewan betina

Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Membran mukosa yg dibatasi oleh

epitel yg terletak di atas jaringan ikat, jenis sel ini bervariasi pada beberapa

bagian uretra, namun baik uretra hewan jantan maupun hewan betina bagian

terbesar disusun oleh Pseudostratified columnar epithelium. Bagian atas uretra yg

berbatasan dengan kandungan kemih: Transisional epithelium, bagian bawah yang

berbatasan dengan orifisium externa: Stratified Squamous Epithelium. 2.

Submukosa, terdiri dari jaringan ikat longgar, 3. Lapisan otot polos, tersusun atas

lapisan bagian dalam yang longitudinal dan luar yang sirkuler, lapisan ini lebih

jelas terlihat pada uretra wanita.

24

Page 25: Isi Urinaria

Gambar 16. Penampang Uretra (secara histologi) 1

Gambar 17. Penampang Uretra (secara histologi) 2

2.4 Perbedaan Struktur Histologi Kelenjar Ginjal, Ureter, Vesica Urinaria

dan Uretra

Kelenjar ginjal

25

Page 26: Isi Urinaria

Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar supra renal) terletak di

atas ginjal bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar adrenal berwarna

kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks dan  bagian medula

yang menghasilkan adrenalin atau epinefrin dan non adrenalin atau nor eprinefrin.

            Kelenjar adrenal beratnya kira-kira 4 gram. Kelenjar adrenal terdiri atas

dua bagian yang berbeda, yaitu: Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar

suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian

tengah (medula). Medula Adrenal yang berada di pusat, bagian ini kira-kira 20%

dari keseluruhan kelenjar adrenal, berkaitan dengan sistem saraf simpatis,

bertugas untuk mensekresi hormon epinefrin dan norepinefrin. Korteks Adrenal, 

bagian ini berada di luar dan berfungsi untuk mensekresi hormon kortikosteroid

dan androgen.

Hormon yang dihasilakan kelenjar adrenal 

a. Pada korteks menghasilkan hormon deoksikortison dan kortison dengan

fungsi mempengaruhi penyerapan. Apabila kekurangan menyebabkan

penyakit adison. 

b. Pada medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) dengan fungsi

mengubah glikogen menjadi glukosa, menaikkan gula darah dan

mempercepat kerja jantung. Hormone adrenalin bekerja antagonis

dengan hormone insulin dalam mengatur gula dalam darah agar tetap

normal.

26

Page 27: Isi Urinaria

Gambar 18. Penampang Kelenjar Adrenal

Kelenjar Ureter, Vesica Urinaria dan Uretra

Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh

kapsul fibromuskuler, yang terletak di sebelah inferior vesika urinaria,

mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah

anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada hewan

dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar

yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm. Kelenjar prostat terbagi menjadi 5

lobus : lobus medius, lobus lateralis (2 lobus, lobus anterior, lobus posterior.

Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior

akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang, lobus medius

kadang-kadang tak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen

berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut

kelenjar prostat.

Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain

adalah: zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior,

dan zona periuretral. Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona

transisional yang letaknya proksimal dari sfincter eksternus di kedua sisi dari

verumontanum dan di zona periuretral. Kedua zona tersebut hanya merupakan 2%

dari seluruh volume prostat. Sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal

dari zona perifer.

Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara di kanan dari

verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. Di sebelah depan

didapatkan ligamentum pubo prostatika, di sebelah bawah ligamentum triangulare

inferior dan di sebelah belakang didapatkan fascia denonvilliers. Fascia

denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan

vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat secara longgar dengan

27

Page 28: Isi Urinaria

fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. Antara fascia endopelvic

dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi

pleksus prostatovesikal.

Pada potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari 1). kapsul anatomis

sebagai jaringan ikat yang mengandung otot polos yang membungkus kelenjar

prostat 2). Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan

muskuler.

Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian: 1). Bagian luar

disebut glandula principalis atau kelenjar prostat sebenarnya yang menghasilkan

bahan baku sekret. 2). Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini

disebut juga sebagai adenomatous zone. 3). Di sekitar uretra disebut periurethral

gland atau glandula mukosa yang merupakan bagian terkecil. Bagian ini serinng

membesar atau mengalami hipertrofi pada usia lanjut.

Secara histologis, prostat terdiri atas kelenjar-kelenjar yang dilapisi epitel

thoraks selapis dan di bagian basal terdapat juga sel-sel kuboid, sehingga

keseluruhan epitel tampak menyerupai epitel berlapis.

Gambar 19.

Penampang Kelenjar Prostat

28

Page 29: Isi Urinaria

2.5 Sistem Urinaria pada Berbagai Jenis Hewan

2.5.1 Pada Pisces

Tipe ren adalah opistonefros, letaknya di dorsal. Bentuknya panjang,

sempit, terletak di dinding tubuh sebelah dorsal di atas peritonium perietal,

pada kanan kiri sisi garis tengah. Ren memanjang hampir ke seluruh

panjang rongga tubuh. Ren pada ikan jantan lebih panjang dari pada ikan

betina, pada ujung anteriornya terdapat sistem reproduksi. Dari tubulus

kolektivis pada pisces urin menuju  ke duktus arkinefrik yang merupakan

suatu saluran  seperti ureter, menuju kloaka. Dilatasi duktus arkinefrik

membentuk pembesaran seperti vesika urinaria untuk penyimpanan urine

sementara.

Gambar 20. Sistem urinaria pada pisces

2.5.2 Pada Amfibia

Ren meluas pada sebagian besar panjang rongga tubuh dan berlobus,

tipe ren adalah opistonefros. Pada Amfibia berekor ren terdiri dari 2 bagian

yaitu pada bagian anterior merupakan bagian yang sempit, pada hewan

jantan lebih berhubungan dengan fungsi reproduksi, sedangkan pada bagian

29

Page 30: Isi Urinaria

posterior merupakan bagian yang meluas,merupakan penyusunan bagian

utama opistonefros (Van Kampen, P. N. 1923). Duktus  arkinefrik   pada

hewan jantan juga berfungsi sebagai suatu duktus deferensi disamping untuk

mengangkut zat-zat sisa. Pada hewan betina hanya berfungsi  sebagai

pengangkut  zat –zat sisa. Duktus arkinefrik bermuara di kloaka. Pada

katak jenis rana sp. dan Bufo sp. Ren tidak berhubungan dengan sistem

reproduksi. Pada Amfibia terdapat vesika urinaria yang berdinding tipis

yang muncul sebagai suatu tonjolan dinding ventral kloaka, vesika urinaria

ini berongga 2 dan tidak ada hubungan langsung antara duktus dengan

vesika urinaria. Urine langsung menuju kloaka, dari kloaka urin didorong

ke vesika urinaria.

Gambar 21. Sistem urinaria pada amphibia

2.5.3 Pada Reptilia

Tipe ren adalah adalah metanefros, ren terdapat  pada sebagian

posterior rongga abdominal, di daerah pelvis. Bentuk ren kecil dan padat,

tetapi permukaannya berlobus. Bagian posterior lebih sempit. Ureter 

bermuara terpisah di kloaka dan tidak berhubungan dengan vesika urinaria

kecuali pada penyu hijau (chelonia sp). Vesika urinaria sebagian

merupakan derivat kloaka dan sebagian dari basal alantois vesika urinaria

tidak terdapat pada ular dan buaya. Cecak dan kura-kura  mempunyai

vesika urinaria yang berkembang baik dan biasanya berlobus 2 yang

bermuara ke kloaka.

30

Page 31: Isi Urinaria

Gambar 22. Sistem urinaria pada reptil

2.5.4 Pada  Unggas

Ginjal unggas mempunyai tipe metanephros yaitu evolusi dan

kombinasi dari tipe ren mamalia dan reptilia (Sakas, 2002; Kardong, 2002).

Sekresi urine unggas didominasi oleh asam urat (CsH4N40) yang proses

pengeluaran asam urat tersebut hampir sempurna dari ginjal, karena adanya

aliran darah ke ginjal melalui sistem porta renalis. Saat urine terkonsentrasi

akibat pemindahan air di tubulus ginjal, maka asam urat dan urea

terpresipitasi namun tidak mempengaruhi tekanan osmolaritas urine. Hal ini

menyebabkan kemampuan unggas untuk mensekresi urine yang hypotonik

dengan konsentrasi asam yang tinggi (Marshall, 1960). Jumlah glomeruli

ginjal unggas lebih banyak daripada mamalia, sehingga lebih banyak filtrasi

yang terukur, air juga dapat diabsorbsi pada tubulus kontortus distal. Seperti

pada reptil, sisa air dan metabolik secara primer yaitu berupa asam urat

(uricotelism) keluar melalui kloaka dan bercampur dengan materi feses, air

kemudian direabsorbsi, dan residu pasta dibuang dari kloaka (Webster dan

Webster, 1974;Kardong, 2002). Sepasang ginjal unggas berbentuk

irreguler, panjang berwarna coklat gelap, terletak pada dorsal abdomen di

dinding eksternal peritoneum dalam rongga synsacrum; ukurannya

bervariasi menurut jenis dan umur unggas. Batas kranial sepasang ginjal

31

Page 32: Isi Urinaria

tepat di kaudal paru diantara vertebrae toraksalis ke 6 dan 7 mengikuti

bentuk tulang synsacrum, sedangkan bagian ventralnya terlihat lebih rata

dan terbagi-bagi menjadi 3 - 4 bagian yang disebut lobus(Hodges, 1974).

Tiap-tiap lobus dibagi lagi menjadi lobulus yang lebih kecil (Andrew dan

Hickman, 1974). Setiap lobulus ginjal terdapat cabang ureter dengan

tubulus kolektivus yang terbuka (Marshall, 1960). Secara makroskopis,

bagian luar ginjaldinamai korteks dan bagian dalam adalah medula; batas

antara kedua bagian itu tidak sejelas pada mamalia. Bagian elemen di

medula dibungkus jaringan ikat, disebut konus medularis; bagian korteks

seperti tudung jamur (cap), sedangkan bagian medula seperti tangkaijamur

(R~ece;2009). Nephron unggas mempunyai dua tipe, yaitu tipe mamalia

dan tipe reptilian. Tiap-tiap nefron terdiri dari korpuskulum renalis, tubulus

kontortus proksimal, loop Henle tipis dan tebal (seperti pada mamalia),

tubulus kontortus distal, yang kemudian melanjut menjadi tubulus

kolektivus yang bermuara ke ureter, lalu ke kloaka. Nephron tipe reptilian,

umumnya terletak pada bagian korteks dan memiliki loop Henle pendek

dan kecil, atau bahkan tidak memiliki loop Henle sarna sekali. Tubuli di

daerah medula bergabung menjadi satu membetuk traktus medularis yang

dikelilingi jaringan ikat tipis. Traktus medularis melanjut menjadi konus

medularis yang berisi tubulus kolektivus, loop Henle tipis dan tebal.

udianberakhir menjadi cabang tunggal ureter (Sturkie, 2000; Kardong,

2002; Bacha dan Bacha, 2006).

32

Page 33: Isi Urinaria

Gambar 23. Sistem urinaria pada unggas

BAB III

SIMPULAN

3.1 Sistema urinasi pada hewan dimulai dari ginjal, yang ada. Sepasang, kiri dan

kanan, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sistem Urinaria adalah suatu

sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari

zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih

dipergunakan oleh tubuh. Fungsi utama dari sistem urinaria adalah

mengekskresi hasil akhir metabolisme tubuh dan mengatur konsentrasi cairan

tubuh.

3.2 Ginjal terdiri dari dua daerah, yaitu daerah perifer yang beraspek gelap disebut

korteks dan daerah yang agak cerah disebut medula, berbentuk piramid

terbalik. Ginjal sangat berperan dalam mempertahankan homeokinesis

(homeostatis), yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan

internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam

seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan

konsentrasi banyak zat di dalam plasma. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kerja ginjal mencakup komposisi darah, tekanan darah arterial, hormon, dan

sistem saraf otonom.

3.3 Berdasarkan struktur histologinya, Pelvis, ureter, kandung kemih, dan uretra

pada bagian dalamnya diselaputi oleh epitel transisional. Lapisan yang

terletak di bagian itu penting karena lumen tersebut sering mengalami

distensi. Ketika organ-organ itu sedang kosong, dindingnya akan tebal, sel-

sel epitel pelapis itu membentuk strata yang terdiri atas banyak lapis.

Apabila organ tersebut mengalami distensi, lumen menjadi lebih besar,

dindingnya menipis, dan terjadi suatu transisi ke stratifikasi yang lebih

sedikit.

3.4 Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar supra renal) terletak di atas

ginjal bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar adrenal berwarna

33

Page 34: Isi Urinaria

kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks dan  bagian

medula yang menghasilkan adrenalin atau epinefrin dan non adrenalin atau

nor eprinefrin. Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang

dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak di sebelah inferior vesika

urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan

berada disebelah anterior rektum.

3.5 Sistema urinasi pada hewan dimulai dari ginjal, yang ada. sepasang, kiri dan

kanan, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sebagai contoh, pada karnivora

dan ruminansia kecil, setiap ginjal berbentuk kacang polong, halus; pada

kuda, ginjal cenderung ke arah bentuk jantung. Pada sapi, kambing, domba

dan unggas, ginjal terdiri dari beberapa lobus. Pada Pisces tipe ren adalah

opistonefros, letaknya di dorsal. Bentuknya panjang, sempit pada reptil tipe

ren adalah adalah metanefros, ren terdapat  pada sebagian posterior rongga

abdominal, di daerah pelvis, bentuk ren kecil dan padat.

34

Page 35: Isi Urinaria

DAFTAR PUSTAKA

Andrew W., Hickman, Cleveland P. 1974. Histology of The Vertebrate's

Comparative Text'. C. V. Mosby Company, Saint Louis: 197, 199.

Aughey, E., Frye, F. L. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical

Correlates.VeterinaryPress, London: 143.

Bacha, William. J., Bacha, Linda M. 2006. Color Atlas of VeterinaryHistology.

2nded. Blackwell Publishing, London: 163-174.

Banks. W.J. 1993.Applied VeterinaryHistology. 3'd ed. Mosby,London: 375-389

Beresford, W. 1983.Lecture Notes on Histology. Jrd ed. Blackwell Scientific

Publications, London:149

Dellman, D. H dan E. M. Brown.1992. Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta :

UI-Press.

Hodges, R.D. 1974. The Histology of The Fowl. Academic Press, London: 490-

495, 498-501

Iswanto, H. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Walet Budidaya dan

Aspek Bisnisnya. Agro Media Pustaka, Tangerang: 6-15

Nugiaswari,Putu Primeriana. Duarsa, Gede Wirya Kusuma. Maliawan, Sri.

2012.Diagnosis dan Penatalaksanaan Katup Uretra Posterior. 2,3Bagian/SMF

Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah

35

Page 36: Isi Urinaria

Nutrianat, Citra. Jatman, Soehartini. 2010. Studi Anatom~ Ginjal Burung Walet

Sarang Putih (Colloca/Iafuciphaga) dan Sriti (Colloca/Ia /Inchi. Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

BagianAnatomi Fakultas Kedokteran Hewan, trniversitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Samuelson, Don A 2007. Textbook of Veterinary Histology. Saund~,rs Elsevier. St

Louis,Missouri: 371-396'

Suastika, Putu.2011.Buletin Veteriner Udayana. Studi Histologi Efek Pemberian

Buah Merah (Pandanus Conoideus) Terhadap Perubahan Histopatologik Ginjal

dan Hati Mencit Pasca Pemberian Paracetamol. Vol. 3 No.1. :39-44

Van Kampen, P. N. 1923. The Amphibia of the Indo-Australian Archipilago. E. J.

Brill, Ltd. Leidin.

36