batu vesika urinaria

18
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BATU VESIKA URINARIA Ns. Ana Fitria Nusantara S,Kep Kelompok 2 : Harly Krisdianto Junaedi Efendi Kiki Riski. A Nur Hidayati Rohmawati Safiqurrahman Siti Zahrotul. M Subaida PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PAJARAKAN PROBOLINGGO 2015-2016 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt atas bimbingan dan pertolongan- Nya sehingga makalah system perkemihan ini dapat disusun. Dan semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, yang telah

Upload: zherozhoneg

Post on 11-Jul-2016

237 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

zero

TRANSCRIPT

Page 1: Batu Vesika Urinaria

MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BATU VESIKA URINARIA

Ns. Ana Fitria Nusantara S,Kep

Kelompok 2 :

Harly Krisdianto

Junaedi Efendi

Kiki Riski. A

Nur Hidayati

Rohmawati

Safiqurrahman

Siti Zahrotul. M

Subaida

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

GENGGONG PAJARAKAN PROBOLINGGO2015-2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt atas bimbingan dan pertolongan-

Nya sehingga makalah system perkemihan ini dapat disusun. Dan semoga sholawat

dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, yang telah

Page 2: Batu Vesika Urinaria

membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang akan pengetahuan seperti

saat ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya kepada:1. Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moch. Hasan Mutawakkil

Alaallah, SH. MM.2. Direktur STIKES Hafshawati Zainul Hasan Genggong yaitu: Ns. Iin aini Isnawati,

S.Kep. M.Kes.3. Ketua program studi S1 keperawatan STIKES Hafshawati Zainul Hasan genggong

yaitu: Ns. Ahmad Kyusairi, S.Kep.M.Kep.4. Dosen pembimbing mata kuliah Sistem Perkemihan yaitu: Ns. Ana Fitria

Nusantara,.S,Kep.5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan makalah ini.Dengan disusunnya makalah ini yang berjudul BATU VESIKA URINARIA

diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan menambah

pengetahuan bagi pembaca. Makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, untuk itu

kami mengharap kritik dan saran dari pembaca terutamanya dosen pembimbing.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Lembar Judul................................................................................................Kata Pengantar..............................................................................................Daftar Isi........................................................................................................BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................................1.2.Rumusan Masalah............................................................................1.3.Tujuan Makalah................................................................................1.4.Manfaat.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN2.1 Anatomi dan fisiologi .......................................................................2.2 Pengertian.......................................................................................2.3 Insiden.............................................................................................2.4 Etiologi.............................................................................................2.5 Patofisiologi.....................................................................................2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................

Page 3: Batu Vesika Urinaria

2.7 Pemeriksaan Penunjang..................................................................2.8 Penatalaksanaan.............................................................................2.9 Komplikasi.......................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian.......................................................................................3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................3.3 Rencana Keperawatan....................................................................

BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan......................................................................................4.2 Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan

leher kandung kemih, maka aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba akan

berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri.

Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan batu saluran kemih. Di

Negara maju seperti Amerika serikat, Eropa, Australia, batu saluran kemih sering

dijumpai disaluran kemih bagian atas, sedangkan di Negara berkembang seperti

India, Thailanddan Indonesia lebih banyak dijumpai batukandung kemih (Tim FK

UI, 2000). Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup

bermakna, baik di Indonesia maupun di dunia. Prevalensipenyakit batu

diperkirakan sebesar 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan

dewasa. Prevalensi batu ginjal di Amerika bervariasi tergantung pada ras, jenis

kelamin dan lokasi geografis. Empat dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan

usia puncak adalah dekade ketiga sampai keempat. Angka kejadian batu ginjal di

Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di

seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan

sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar

19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang atau sebesar

1,98% dari semua pasien yang dirawat.

Semua jumlah pasien yang dirawat. Salah satu penyebab batu kandung

kemih kira-kira 75% dari batu yang terbentuk terdiri atas kalsium. Penyebab lain

dari masukan diit tinggi purin, batu asam urat yang menyebabkan PH air kemih

rendah, batu struvit yang menyebabkan infeksi saluran kemih dengan organisme

Page 4: Batu Vesika Urinaria

yang memproduksi urease. Tanda dan gejal batu kandung kemih adalah nyeri

yang ditandai gejala tiba-tiba dan cukup hebat, nyeri bersifat kolik dan menjalar

ke perut bagian bawah.

Upaya penggobatan batu kandung kemih diantaranya

pengangkatan/pembedahan, terapi nutrisi dan medikasi ESWL, pelarutan batu,

uretroskopi, metode endourolodi, dll. Sehingga diperlukan peran seorang

perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan

keperawatan pada vesikolithiasis tidak hanya perawatan fisik tetapi juga keadaan

psikologis pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit Batu Vesika Urinaria?

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum

Mahasiswa S1 keperawatan mampu memahami tentang Vesikholitiasi

dan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Batu Vesika Urinaria

dengan baik

B. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelasakan pengertian Batu Vesika Urinaria

2. Mahasiswa mampu menjelasakan epidemilogi Batu Vesika Urinaria

3. Mahasiswa mampu menjelasakan etiologi Batu Vesika Urinaria

4. Mahasiswa mampu menjelasakan patofisiologi Batu Vesika Urinaria

5. Mahasiswa mampu menjelasakan manifestasi klinis Batu Vesika Urinaria

6. Mahasiswa mampu menjelasakan periksaan pununjang Batu Vesika

Urinaria

7. Mahasiswa mampu menjelasakan penatalaksanaan Batu Vesika Urinaria

8. Mahasiswa mampu menjelasakan asuhan keperawatan terhadap Batu

Vesika Urinaria

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Semoga dengan disusunnya makalah yang berjudul Batu Vesika Urinaria

,bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi salah satu sumber

dalam penerapan asuhan keperawatan.

1.4.2 Manfaat Mahasiswa

Page 5: Batu Vesika Urinaria

Diharapkan dengan disusunnya makalah yang berjudul Batu Vesika

Urinaria ini, bisa menjadi sumber refrensi dalam pengembangan

penerapan asuhan keperawatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1

Anatomi dan fisiologi

Secara anatomi, kedua ginjal terletak pada setiap sisi dari kolumna

tulang belakang antara T12 dan L3. Ginjal kiri terletak agak lebih superior di

banding ginjal kanan. Permukaan anterior ginjal kiri di selimuti oleh tabung,

pankreas, jejunum, dan sisi fleksi kolon kiri. Permukaan superior setiap ginjal

terdapa kelenjar adrenal. Posisi kedua ginjal di dalam rongga abdomen di

pelihara oleh

(1) dingding peritonium

(2) kontak dengan organ-organ veseral, dan

(3) dukungan jaringan penghubung.

Page 6: Batu Vesika Urinaria

Ukuran setiap ginjal orang dewasa adalah panjang 10 cm;5,5 cm pada

sisi lebar; dan 3 cm pada sempit tempit dengan berat setiap ginjal berkisar 150

g. Lapisan kapsul ginjal terdiri atas jaringan fibrous bagian dalam dan bagian

luar. Bagian dalam memperlihatkan anatomis dari ginjal. Pembuluh-pembuluh

darah ginjal dan drinase ureter melewati hilus dan cabang sinus renal. Bagian

luar berupa lapisan tipis yang menutup kapsul ginjal dan menstbilisasi struktur

ginjal (gambar1.2). korteks ginjal merupakan lapisan bagian dalam sebelah luar

yang bersentuhan dengan kapsul ginjal. Medula ginjal terdiri atas 6-18 piramid

ginjal. Bagian dasar piramid bersambungan dengan korteks dan di antara

piramid di pisahkan oleh jaringan kortikal yang di sebut kolum ginjal.

Ada sekitar 1 juta nefron pada setiap ginjal dimna apabila di rangkai

akan mencapai panjang 145 km (85 mil). Ginjal tidak dapat membentuk nefron

baru, oleh karena itu pada keadaan trauma ginjal atau proses penuaan akan

terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap dimana jumlah nefron yang

berfungsi akan menurun sekitar 10% setiap 10 tahun, jadi pada usia 80 tahun

jumlah nefron yang berfungsi 40% lebih sedikit darai pada usia 40 tahun.

Penurunan fungsi ini tidak mengancam jiwa karena perubahn adaptif sisa

nefron dalam pengeluarkan produk sisa yang tepat (Guyton,1997).

Ginjal menerima sekitar 1.200 ml darah per menit atau 21% dari curah

jantung. Aliran darah yang sangat besar ini tidak di tunjukkan untuk memenuhi

kebutuhan energi yang berlebihan, tetapi agar ginjal dapat secara terus-

menerus menyesuaikan komposisi darah. Dengan menyesuaikan komposisi

darah, ginjal mampu mempertahankan volume darah memastikan

keseimbangan natrium klorida, kalium, kalsium, fosfat dan pH, serta membuang

produk-produk metabolisme sebagai urea. Kecepatan eksresi berbagai zat

dalam urine menunjukan jumlah ketiga proses ginjal, yang memperlihatkan

pada gambar 1.5, yaitu (1) filtrasi glomerulus, (2) reabsorpsi zat dari tubulus

renal ke dalam darah, dan (3) sekresi zat dari darah ke tubulus renal.

2.2 Pengertian

Page 7: Batu Vesika Urinaria

Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak divesika urinaria yang

menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya biasa sakitnya yang

menyebar ke paha, abdomen dan daerah genitalia. Medikasi yang diketahui

menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid diamox, vitamin

D, Laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria terutama

mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,

oksalat, dan zat-zat lainnya (Suddarths dan Brunner, 2001)

Batu kandung keming (Vesikholitiasi) merupakan batu ginjal yang turun

kedalam kandung kemih dan membesar.mereka mungkin berbentuk di dalam

kandung kemih didalam urina yang terinfeksi, sebagai kalsium,magnesium

amonium fosfat (Mansyur, 2011)

Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika

urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung

kemih.( Smeltzer and Bare, 2000 ).Kesimpulannya vesikholitiasis adalah penyumbatan di dalam kandung

kemih yang disebabkan oleh peningkatan kadar kalsium ataupun peningkatan

kadar asam urat di dalam urin.

2.3 Insiden

Diperkirakan 10% pria dan 5% wanita di Amerika Serikat akan mengalami

penyakit batu kandung kemih dalam hidupnya (Pearle,2007). Prevelensi kejadian

penyakit ini telah bertambah dua kali lipat dari periode 1964 sampai 1972 dan

cenderung stabil sejak 1990 an (Romea et al, 2010). Pada tahun 2000, insiden

kejadian batu kandung kemih di Amerika Serikat dilaporkan 116 individu per

100.000 populasi.

2.4 Etiologi

Batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas

(drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium). Faktor- faktor

yang mempengaruhi menurut Soeparman (2001:378) batu kandung kemih

(Vesikolitiasis) adalah:

1. Hiperkalsiuria

Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena,

hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi

Page 8: Batu Vesika Urinaria

natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan

kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.

2. Hipositraturia

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,

khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap

atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein

tinggi.

3. Hiperurikosuria

Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu

pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.

4. Penurunan jumlah air kemih

Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.

5. Jenis cairan yang diminum

Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus

anggur.

6. Hiperoksalouria

Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan

oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan

penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu

absorbsi garam empedu

7. Ginjal Spongiosa Medula

Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak

dijumpai predisposisi metabolik).

8. Batu Asan Urat

Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan

hiperurikosuria (primer dan sekunder).

2.5 Patofisiologi

A. Patwhay terlampir

B. Narasi

Kebanyakan kalkuli vesikalis terbentuk di nofo kandung kemih, tetapi

beberapa awalnya mungkin telah tebentuk didalam ginjal, kemudian menuju

kedalam kandung kemih, diamana dengan adanya pengendapan tambahan yang

Page 9: Batu Vesika Urinaria

akan menyebabkan tumbuhnya batu kristal. Pada pria yang lebih tua, batu

kandung kemih terdiri atas asam urat. Batu jenis ini merupakan batu yang paling

mungkin terbentuk didalam kandung kemih. Batu yang terdiri atas kalsiu oksalat

biasanya awalnya terbentuk diginjal.Jenis umum dari sebagian batu vesikalis pada orang dewasa terdiri atas

asam urat (>50%). Pada kondisi yang lebih jarang, btau kandung kemih terdiri

atas kalsium oksalat, kalsium pospat, amonium urat, sistein, atau magnesium

amonium fosfat (bila dikaitkan dengan infeksi). Menariknya, pasien dengan batu

asam urat jarang pernah memiliki gout atau hiperurisemia.Batu pada anak-anak terdiri atas asam urat amonium, kalsium oksalat,

atau campuran tercemar asam urat dan oksalat kalsium amonium dengan fosfat

kalsium. Pemberian air tajir (air mendidih atau pada saat menanak nasi) sebagai

pengganti ASI memiliki rendah fosfor, akhirnya menyebabkan ekskresi amonia

tinggi. Anak-anak biasanya juga memiliki asupan tinggi sayuran kaya oksalat

(meningkatkan kristaluria oksalat) dan protein hewani (siltrat diet rendah)Dengan terbentuknya batu didalam kandung kemih, maslah akan

tergantung pada besarnya batu dalam menyumbat muara uretra. Berbagai

manifestasi akan muncul sesuai dengan derajat penyumbatan tersebut.Ketika batu menghambat dari saluran urine, terjadi obstruksi, meningkatkan

tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi secara akut dan disertai nyeri

tekan suprapupik, serta muncul mual muntah, maka klien mengalami episode

kolik rena. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi.

Gejala gastrointestinal ini terjadi akibat reflek dan proksimitas anatomi ginjal ke

lambung, prankreaas dan usus besar. Batu yang terjebak dikandung kemih

menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke

kepala, abdomin dan genetalia. Klien sering merasa ingin BAK, namun hanya

sedikit urin yang keluar, biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu,

gejala ini disebabkan kolik ureter. Umumnya, klien akan mengeluarkan batu yang

berdiameter 0,5 sampai 1 cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1

cm biasayang harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan

secara spontan dan saluran urine membaik dan lancar.(Arif,2011)

2.6 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala vesikholitiasis

1. kencing kurang lancar

2. Nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi/teraba adanya urine yang banyak

Page 10: Batu Vesika Urinaria

3. Rasa terbakar pada saat ingin kencing dan setelah kencing

4. Kalau terjadi infeksi ditemukan tanda: sistisis, kadang terjadi hematuria

5. Demam

6. Hematuria

7. Mual muntah

2.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi

pemeriksaan:

Urine

Ph lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat

berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah

menyebabkan pengendapan batu asam urat.

Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan

batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.

Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam

proses pembentukan batu saluran kemih.

Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah

terjadi hiperekskresi.

Darah

Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

Lekosit terjadi karena infeksi.

Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

Kalsium, fosfat dan asam urat.

b. Sistoskopi

Sistoskopi digunakan

untuk mengkonfirmasi keberadaan batu kandung kemih

c. Intravenous Pyelogram (IVP)

Page 11: Batu Vesika Urinaria

Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum

dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan

fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.

d. Radiologis

Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi

bendungan atau tidak.

Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan

ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad

pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.

e. USG (Ultra Sono Grafi)

Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan

ginjal.Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.

Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi

intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam

untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total

merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya

riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan

untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung

kemih pada klien.

2.8 Penatalaksanaan

tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan

jenis batu, mencegah kerusakan nefron,mengendalikan infeksi dan mengurangi

obstruksi yang terjadi.

1. Penanganan nyeri

morfin diberikan untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar

biasa.mandi air hangat diarea panggul dapat bermanfa'at

2. Terapi nutrisi dan medikasi

terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal. masukan yang

adekuat dan menghindari makanan tertentu dalam diet yang merupakan bahan

utam pembentuk batu (kalsium) efektif untuk mencegah pembentukan batu atau

lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Beberapa terapi medikasi

menurut jenis batunya, antara lain:

Page 12: Batu Vesika Urinaria

a. Batu kalsium dapat diturunkan dengan diet rendah kalsium, amonium klorida

atau asam asetohdrosemik (lithostat)

b. Batu fosfat dapat diturunkan dengan jeli alumunium hidroksida

c. Batu asam urat dapat diturunkan dengan allofurinol (zyloprime)

d. Batu oksalat bisa diturunkan dengan pembatasan pemasukan oksalat, terapi

gelombang kejut ekstrokoproreal, pengangkatan batu perkutan atau

uretroskopi

3. Litrottipsi gelombang kejut ekstrokoproreal (ESWL) adalah prosedur non infasif

yang digunakan untuk manghancurkan batu, setelah batu tersebut pecah

menjadi bagian yang kecil, seperti pasir sisa-sisa batu tersebut dikeluarkan

secara spontan

4. Cystotomi suprapubik terbuka, digunakan untuk menghilangkan batu.

5. Bidang endourologi mengembangkan ahli radiologi dan urologi untuk

mengangkat batu renal tanpa pembedahan

6. Uretroskopi

uretroskopi mencangkup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan

suatu alat uretroskop melalui sitoskop. batu dapat dihancurkan dengan

menggunakan laser, lithotripsi elektrohidrolik atau ultrasound kemudian

diangkat.

7. Pengangkatan batu pada kandung kemih dengan cara: vesikolitotomi

(pengangkatan batu pada kandung kemih)

2.9 Komplikasi

adapun komplikasi yang mungkin muncul pada penderita vesikolitiasis

1. Hipertensi adalah adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam

pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.

2. Isk adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme didalam saluran

kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus

atau mikroorganisme lain.

3. Gagal ginjal adalah hilangnya kemampuannya untuk mempertahankan volume

dan kompesisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal

Page 13: Batu Vesika Urinaria

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

a. Identitas Pasien

Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,

alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai,

status pendidikan dan pekerjaan pasien.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama yang sering terjadi pada klien batu kandung kemih adalah rasa

terbakar pada saat kencing dan setelah kencing. klien dapat juga mengalami

gangguan gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi urine(kencing tidak

lancar).

c. Riwayat penyakit dahulu

Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang

mungkin berhubungan dengan batu saluran kemih antara lain

hiperparatiroidisme,gout, keadaan-keadaan yang mengakibatkan

hiperkaslemia, immobilisasi lama dan dehidrasi.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan salah satu keluarganya ada yang mengalami batu ginjal

3.2 Pemeriksaan Fisik

Menurut Arif Muttaqin (2011:113) pada pemeriksaan fokus nefrolitiasis

didapatkan adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri kolik. Pasien terlihat

sangat kesakitan, keringat dingin, dan lemah.

a. Inspeksi

Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi

urine, dan sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual

dan muntah.

b. Palpasi

Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa kasus

dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis dan pasien demam.

c. Perkusi

Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan

pada sudut kostovertebral dan didapatkan respon nyeri.

Page 14: Batu Vesika Urinaria

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d peningkatan kontraksi ureteral

2. Perubahan eliminasi urine b.d iritasi ginjal

3. Resiko infeksi b.d luka pasca bedah

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah

5. Ansietas b.d prognosis pembedahan

3.4 Intervensi

a. Nyeri b.d peningkatan kontraksi ureteral

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam nyeri hilang

KH : - skala nyeri(1-3)

- Wajah tampak rileks

Intervensi Rasional1. Catat karakteristik nyeri, lokasi,

intensitas, lama dan penyebarannya

Variasi penampilan dan perilaku klien

karena nyeri terjadi sebagai temuan

pengkajian2. Berikan tindakan kenyamanan contoh:

pijat punggung

Menurunkan tegangan otot,

meningkatkan relaksasi

3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi

contoh: imajinasi

Membantu pasien untuk istirahat lebih

efektif dan menfokuskan kembali

perhatian dan menurunkan nyeri4. Berikan obat sesuai indikasi contoh

analgesik

Menghilangkan nyeri, meningkatkan

kenyamanan dan meningkatkan

kenyamanan

b. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pola

eliminasi urine membaik

KH : dapat mengidentifikasi aktivitas yang mengakibatkan atau menutunkan

perubahan pola miksi

Intervensi Rasional

1. Awasi intake dan output, karakteristik urine,

catat adanya pengeluaran batu

memberikan informasi tentang

fungsi ginjal dan adanya

komplikasi.penemuan batu

memungkinkan identifikasi tipe batu

Page 15: Batu Vesika Urinaria

dan mempengaruhi pilihan terapi

2. Dorong peningkatan asupan cairan peningkatan hidrasi dapat membilas

bakteri, darah, dan membantu

lewatnya batu

3. Observa perubahan status mental, perilaku,

atau tingkat kesadaran

akumulasi sisa uremik dan

ketidakseimbangan elektrolit dapat

menjadi toksik pada SSP

4. Kolaborasi pemberian obat seperti

asetazolamid

dapat meningkatkan PH urine

(alkalinitas) untuk menurunkan

pembentukan batu asam

c. Resiko infeksi b.d luka pasca bedah

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

tidak ada tanda infeksi

KH : - Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu

- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko

infeksi

Intervensi Rasional

1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan

sebelum menyentuh

Menurunkan jumlah bakteri pada

tangan, mencegah kontaminasi area

operasi

2. Ganti balutan sesuai indikasi Drainase basah bertindak sebagai

sumbu untuk luka dan memberikan

media untuk pertumbuhan bakterial

3. Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi

indikasi kemajuan atau penyimpangan

dari hasil yang diharapkan.

4. Berikan antibiotik sesuai indikasi Mungkin diberikan secara profilaktik

sehubungan dengan peningkatan

resiko infeksi pada prostatektomi

Page 16: Batu Vesika Urinaria

d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek

sekunder dari nyeri kolik

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah di berikan asupan nutrisi klien

terpenuhi KH :

- klien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat- pertanyaan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

Intervensi RasionalKaji nutrisi klien, turgor kulit, berat badan dan

derajat penurunan berat badan, integritas

mukosa oral, kemampuan menelan, riwayat

mual/muntah dan diare.

Memvalidasi dan menetapkan derajat

masalah untuk menetapkan pilihan

intervensi yang tepat.

Fasilitasi klien memperoleh diet biasa yang

disukai klien (sesuai indikasi) atau dengan

makan sedikit tapi sering.

Memperhitungkan keinginan individu

dapat memperbaiki nutrisi.

Lakukan dan ajarkan perawatan mulut

sebelum dan sesudah makan, serta sebelum

dan sesudah intervensi/pemeriksaan oral.

Menurunkan rasa tak enak Karena sisa

makanan atau bau obat yang dapat

merangsang pusat muntahKolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan

komposisi dan jenis diet yang tepat

Merencanak Merencanakan diet dengan kandungan

nutrisi yang adekuat untuk memenuhi

peningkatan kebutuhan energi dan kalori

sehubungan dengan status

hipermetabolik.

BAB IVPENUTUP

4.1. Kesimpulan

Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak divesika urinaria yang

menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya biasa sakitnya yang

menyebar kepaha, abdomen dan daerah genitalia. Medikasi yang diketahui

menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid diamox,

Page 17: Batu Vesika Urinaria

vitamin D, Laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria

terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan

fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya

Upaya penggobatan batu kandung kemih diantaranya

pengangkatan/pembedahan, terapi nutrisi dan medikasi ESWL, pelarutan batu,

uretroskopi, metode endourolodi, dll. Sehingga diperlukan peran seorang

perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan

keperawatan pada vesikolithiasis tidak hanya perawatan fisik tetapi juga keadaan

psikologis pasien.

4.2. Saran dan Kritikan

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini,oleh

karena itu kami mengharap sekali kritikan dan saran yang membangun bagi

makalah ini , agar kami dapat membuat lebih baik lagi di kemungkinan

hari.semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada

pembaca pada umunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta :Salemba Medika.

Kowalak Welsh Mayer. 2011. Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC

Mansjoer, A,.Suprohaita, Wardhani WI,.& Setiowulan, (2011). Kapita Selekta

Kedokteran edisi 2. Jakarta: EGCDoenges, M.E. Moorhouse M.F., Geissler A.C., (2000) Rencana Asuhan

Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC.

Page 18: Batu Vesika Urinaria