(tujuan dan fungsi bahasa)-bab ii

10
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI BAHASA Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri (Chaer, 2004:1). Hal ini memberi gambaran bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi. Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Sapir (1921) dalam Sibarani (2004:36) mengatakan bahwa bahasa adalah metode atau alat penyampaian ide, perasaan, dan keinginan yang sungguh manusiawi dan noninstingtif dengan mempergunakan sistem simbol- simbol yang dihasilkan dengan sengaja dan suka rela. Sedangkan menurut Sibarani (2004:37) Bahasa adalah bahasa sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat. Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai A systematic means of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds, gestures, or mark having understood meanings. Dari dua makna umum tentang bahasa di atas, ada persamaan yang jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. Sebagai sebuah istilah dalam linguistik, Kridalaksana (1993:21) mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jalaludin Rakhmat (1992:269), seorang pakar komunikasi, melihat bahasa dari dua sisi

Upload: halimasiregar

Post on 08-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

..SAMBUNGAN DARI POSTINGAN SEBELUMNYA.. BAB II makalah b.indo semoga bermnafaat

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DEFINISI BAHASA

Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri (Chaer, 2004:1). Hal ini memberi gambaran bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi. Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Sapir (1921) dalam Sibarani (2004:36) mengatakan bahwa bahasa adalah metode atau alat penyampaian ide, perasaan, dan keinginan yang sungguh manusiawi dan noninstingtif dengan mempergunakan sistem simbol- simbol yang dihasilkan dengan sengaja dan suka rela. Sedangkan menurut Sibarani (2004:37) Bahasa adalah bahasa sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat.

Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai A systematic means of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds, gestures, or mark having understood meanings.

Dari dua makna umum tentang bahasa di atas, ada persamaan yang jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan.

Sebagai sebuah istilah dalam linguistik, Kridalaksana (1993:21) mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jalaludin Rakhmat (1992:269), seorang pakar komunikasi, melihat bahasa dari dua sisi yaitu sisi formal dan fungsional. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut tatabahasa. Sedangkan secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Definisi yang diajukan Rakhmat ini tampak mencoba merangkum pengertian umum dengan pendapat linguis. Istilah sisi formal yang dikemukakan Rakhmat mirip dengan istilah sistem, sedangkan sisi fungsional sejalan dengan bahasa sebagai alat komunikasi.

Pemahaman bahwa bahasa sebagai alat komunikasi, juga didukung oleh seorang sosiolinguis bernama Ronald Wardhaugh. Ia menyatakan bahwa bahasa adalah A System of aribtrary vocal symbols used for human communication

Penggambaran yang lebih luas tentang bahasa pernah disampaikan oleh bapak linguistik modern, Ferdinan de Saussure. Ia menjelaskan bahasa dengan menggunakan tiga istilah yaitu langage, Langue, dan parole. Ketiga istilah dari bahasa Prancis itu dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan satu istilah saja yaitu ‘bahasa’. Langage adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal. Langage ini bersifat abstrak. Istilah langue mengacu pada sistem lambang bunyi tertentu yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu. Sedangkan parole adalah bentuk konkret langue yang digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan oleh anggota masyarakat dengan sesamanya (Chaer, 1995:39-40; Chambers, 95:25; Verhaar,81:1).

Definisi lain tentang bahasa, antara lain bisa kita dapat dari Finochiaro. Meskipun tidak terlalu berbeda dengan definisi-definisi di atas, ia memasukkan kaitan bahasa sebagai bentuk budaya. Ia menyatakan bahwa Language is a system of arbitrary, vocal sumbols which permits all peaple in a given culture, or other peaple who have learned the system of the culture, to communicate or to interact.

Dari sudut pandang psikologi, karena bahasa itu sebuah sistem simbol terstruktur, maka bahasa bisa dipakai sebagai alat berpikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu. De Vito menyatakan bahwa bahasa adalah A potentially self-refleksive, structired system of symbols which catalog the objects, events, and relation in the world .

Dengan melihat deretan definisi tentang bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang bahasa yang bisa kita temui. Variasi itu wajar terjadi karena sudut pandang keilmuan mereka yang juga berbeda. Meskipun demikian, variasi tersebut terletak pada penekanannya saja, akan tetapi hakikatnya sama. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada pula yang memposisikan bahasa sebagai alat.

Indonesia adalah Negara yang wilayahnya sangat luas dengan penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, maka pengunaan bahasa Indonesia juga beragam. Apabila beberapa orang berbicara dalam bahasa yang tidak dapat dipahami, pertama yang terdengar adalah berbagai bunyi dan berselang- seling dan rumit sekali. Ketika ingin semakin akrab dengan bahasa itu bunyi yang berselang- seling tadi berubah menjadi bunyi yang dapat dibedakan. Tiap bahasa memiliki aturan-aturan sendiri yang menguasai bunyi- bunyi dan urutan- urutannya, kata dan bentukan- bentuknya, kalimat dan susunannya.

Indonesia adalah Negara yang multilingual. Selain bahasa Indonesia yang digunakan secara nasional, terdapat pula ratusan bahasa daerah , besar maupun kecil, yang digunakan oleh para anggota masyarakat bahasa daerah itu untuk keperluan yang bersifat kedaerahan, tetapi di samping itu banyak pula yang hanya menguasai satu bahasa, namun ada pula yang menguasai dwi bahasa (bilingual) atau lebih dari dua bahasa (multilingual).

(Isma, 2013 )

2.2

2.3

2.4 Fungsi Bahasa dalam Kebudayaan

Kebudayaan merupakan segala daya upaya manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidup, baik kebutuhan lahir maupun batin. Untuk membina dan

pengembangan kebudayaan, bahasa merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab

itu, ada beberapa fungsi bahasa dalam kebudayaan, seperti yang dikemukakan

Ridwan (dalam Parlaungan Ritonga, 2011:9) seperti berikut ini :

a. Sarana Pengembangan Kebudayaan

Kebudayaan suatu suku atau bangsa bukanlah terjadi begitu saja, tetapi

kebudayaan itu harus selalu dikembangkan dari satu waktu ke waktu yang lain atau

dari satu tempat ke tempat lain. Jadi, dalam usaha pengembangan kebudayaan

tersebut bahasa sangat memegang peranan penting karena dengan kebudayaan itu

dapat disebarkan ke semua penjuru, yang tidak terbatas kepada waktu dan tempat.

b. Sarana Pembinaan Kebudayaan

Kebudayaan suatu suku atau bangsa yang sudah ada dan dijalankan masyarakat

pada kurun waktu dan tempat tertentu. Kebudayaan itu belum dapat bertahan untuk

melintasi masa tertentu. Oleh karena itu, bahsa sangat diperlukan untuk membina

kebudayaan, sehingga kebudayaan yang memiliki nilai-nilai falsafah hidup atau

kearifan lokal dapat dipertahankan di dalam kehidupan masyarakat yang

bersangkutan.

c. Saran Pemeliharaan dan Penerus Kebudayaan

Bahasa merupakan salah satu alat untuk menyampaikan pesan baik lisan maupun

tulisan kepada pendengar atau pembaca. Jadi, apa yang disampaikan kepada

pembaca melalui bahasa telah berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan

dari masa ke masa.

d. Sarana Inventarisasi kebudayaan

Kebudayaan setisp suku atau bangsa biasanya tersebar atau berkembang pada

kehidupan masyarakat yang berangkutan. Jadi, dengan meneliti dan menuliskan

kebudayaan itu berarti bahasa sudah berfungsi sebagai sarana atau alat inventarisasi

semua aspek kebudayaan.

Sesuatu yang ada dalam kebudayaan mempunyai nama dalam bahasa

kebudayaan dan inilah yang dimaksud dengan bahasa sebagai inventarisasi

kebudayaan. Seperti belimbing (Indonesia) tidak dikenal dalam budaya Inggris,

sehingga dinamai seperti bentuknya dengan starfruit (buah bintang).

(Tantawi, 2013)

2.5 Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum

di dalam:

1.  Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan putri

Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing

Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa

Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Maka kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Kedudukannya

berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa

Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975

menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi sebagai :

a. Lambang kebanggaan Nasional

Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-

nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang

dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan

mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus

memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga

memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b. Lambang Identitas Nasional

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang

bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas

seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus

menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan

sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang

sebenarnya.

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang

sosial budaya dan bahasanya

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar

belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu

dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,

bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa

bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan

adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan

nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-

masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit

pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa

Indonesia.

d. Alat penghubung antarbudaya antardaerah

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek

kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan

ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah

diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat

berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan

seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

(Rizki, 2014)

2.6 Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi

Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang

diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan

bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi

sebagai :

a. Bahasa resmi kenegaraan

Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah

digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.

Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta

kegiatan kenegaraan.

b. Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga

pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk

memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media

cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan

menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat

membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu

pengetahuan dan teknolologi (iptek).

c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah

Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan

penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya

diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.

Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang

disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan

ilmu pengetahuan serta teknologi modern

Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia

yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar

jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui

buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media

cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai

hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat

lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

(Rizki, 2014)

2.7