fungsi dan kedudukan bahasa indonesia

39
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kecil, kita sudah mempelajari bahasa secara sendiri, tanpa ada yang mengajari. Kita bisa belajar sedikit demi sedikit. Bahasa yang dituliskan ataupun yang dilafalkan pasti memiliki makna. Melalui bahasa kita dapat menuangkan ide atau gagasan yang kita pikirkan.Bahasa merupakan dasar segala kegiatan yang kita lakukan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola- pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah definisi bahasa ?

Upload: ariprasetyoyl

Post on 26-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak kecil, kita sudah mempelajari bahasa secara sendiri, tanpa ada yang

mengajari. Kita bisa belajar sedikit demi sedikit. Bahasa yang dituliskan ataupun

yang dilafalkan pasti memiliki makna. Melalui bahasa kita dapat menuangkan ide

atau gagasan yang kita pikirkan.Bahasa merupakan dasar segala kegiatan yang

kita lakukan.

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar

agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan

dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat.

Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan

pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi bahasa ?

2. Bagaimanakah ciri-ciri Bahasa ?

3. Bagaimana kedudukan dan fungsi dari bahasa ?

4. Bagaianakah perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi?

5. Bagaimana Bahasa yang Baik dan Benar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bahasa,

Page 2: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

2

2. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa dan,

3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi dari bahasa,

4. Untuk mengetahui perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

dan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi,

5. Untuk mengetahui Bahasa yang Baik dan Benar.

Page 3: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa

bukan satu-satunya alat untuk mengadakan  komunikasi. Mereka

menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi

dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.

Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.

Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan

bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat

untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Menurut sumber dari Wilkipedia, bahasa adalah alat atau perwujudan

budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau

berhubungan, baik lewat tulisan, lisan atau kemauan kepada lawan bicaranya

atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat

istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah

membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.  Fodor (1974)

mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud 

dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat

Page 4: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

4

konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa

hubungan tanda dan makna bukan  konvensional tetapi ditentukan oleh sifat

atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang  dimaksud.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah

amanat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa

sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia),

yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri

khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki

makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata sarang dalam bahasa Korea

artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.

Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata

bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik,

intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung

komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau/silet oleh karena itu

sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai

serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

2.2 Ciri-Ciri Bahasa

Ciri-ciri dari bahasa adalah:

2.2.1 Sistematik.

Bahasa itu terbuat dari gabungan fonem atau huruf yang

membetuk kata-kata, yang tersusun dan mempunyai arti, menjadi

frasa. Dan jika frasa itu digabungkan dengan kata lain akan menjadi

Page 5: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

5

klausa. Ketika klausa diberi ontonasi atau diikuti klausa lain maka

susunan kata menjadi kalimat.

2.2.2 Arbiter

Arbiter yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi

dengan bendanya. Hubungan bahasa dengan kenyataan. Antara bahasa

yang satu dengan yang lain, mempunyai hubungan. Arti yang sama

untuk sebuah objek dilambangkan dengan  kata yang berbeda.

Misalnya: kata matahari dengan sun.

2.2.3 Vokal

Bahasa didasari oleh bunyi yang dihasilkan oleh suatu alat ucap

manusia. Bunyi tersebut divisualisasikan dalam bentuk tulisan yang

disebut huruf, dalam sistem  tulisan gabungan huruf membentuk suku

kata dan kata (Wardhaugh, 1970).

2.2.4 Bermakna

Bahasa merupakan alat yang sistematik untuk menyampaikan

gagasan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, isyarat atau ciri

konvensional yang memiliki arti dan dapat dimengerti (Webster, new

collegiate Dictionary 1981).

2.2.5 Komunikatif

Merupakan sistem komunikasi, berinteraksinya pembicara

dengan pendengar.

Page 6: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

6

2.2.6 Ada di masyarakat

Bahasa tampil dalam banyak model: idiolek, dialek, dan bahasa

itu sendiri. Disamping itu, ada orang ang dapat menguasai lebih arti

satu bahasa.

2.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan

berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan

diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan

integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan

sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Derasnya arus

globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan

dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan

perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era

globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam

dunia persaingan di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. . Konsep-

konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya

khasanah bahasa Indonesia. Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa

(termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain

itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan,

fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus

berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa

Page 7: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

7

itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.

Implikasinya di dalam pengembangandaya nalar, menjadikan bahasa sebagai

prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan

bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin

dari daya nalar (pikiran).

2.3.1 Kedudukan dan Fungsi bahasa secara umum

1. Sebagai alat untuk berkespresi

Contohnya;mampu menggungkapkan

gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita

dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di

dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat

memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis

buku, mereka akan menuangkan segala sesuatu yang mereka

pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca,

mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri. Sebenarnya

ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri,

yaitu:

1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;

2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari

semua tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran

perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan

Page 8: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

8

memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama

warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,

merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf,

1997 : 4). Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari

ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri

kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Pada saat kita

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki

tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin

menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh

orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap

pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh

lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil

pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau

khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan

bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan

khalayak sasaran kita. Pada saat kita menggunakan bahasa untuk

berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah

bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu,

seringkali kita mendengar istilah ³bahasa yang komunikatif´.

Misalnya, kata “makro” hanya dipahami oleh orang-orang dan

tingkat pendidikan tertentu, namun kata “besar” atau “luas” lebih

mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Dengan kata lain, kata

“besar” atau “luas”,dianggap lebih komunikatif karena bersifat

Page 9: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

9

lebih umum. Sebaliknya, kata “makro” akan memberikan nuansa

lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa

intelektualitas, atau nuansa tradisional.

3. Alat untuk mengadakan imtegrasi dan adaptasi sosial

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial

tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan

bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan

menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita

akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-

teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang

yang kita hormati. Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga

berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa

tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan

kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Jangan

sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya

bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita

dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa

tersebut.

4. Sebagai alat kontrol sosial

Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri

atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun

Page 10: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

10

pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran,

buku-buku instruksi, ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau

politik adalah contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol

sosial. Selain itu, kita juga sering mengikuti diskusi atau acara

bincang-bincang(talk show) di televisi dan radio, iklan layanan

masyarakat atau layanan tentang latar belakang dari suatu hal,

misalnya saja untuk mengetahui keberadaan atau asal dari suatu

budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah-naskah kuno atau

penemuan prasasti-prasasti.

5. Mengeksploitasi IPTEK

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki

manusia, ditambah dengan akal dan pikiran yang sudah diberikan

Tuhan hanya kepada manusia, maka manusia akan selalu

mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang

lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu

akan didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat

mempergnakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia

itu sendiri.

2.3.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

1. Lambang kebanggaan nasional

Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia

memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.

Page 11: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

11

Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita

harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus

mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap

bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah

diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya

dengan memelihara dan mengembangkannya.

2. Lambang identitas nasional

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia

merupakan µlambang bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa

Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan

watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang

demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri

kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai

bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia

yang sebenarnya.

3. Alat pemersatu

berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar

belakang sosial budaya dan bahasanya Dengan fungsi ini

memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang

sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan

bersatu dalam kebangsaan, cita- cita, dan rasa nasib yang sama.

Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan

serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak

Page 12: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

12

merasa lagi µdijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan

adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,

identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin

dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi

bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan,

bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa

Indonesia.

4. Alat perhubungan antarbudaya antardaerah.

Bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin

berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang

berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar

pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita

seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak

mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat

menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat

saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi

pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan

dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan

kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan

kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi antarkita

meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan

Page 13: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

13

kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan

pembangunan akan cepat tercapai.

2.3.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Negara/Resmi

Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara/resmi pun mengalami perjalanan

sejarah yang panjang. Secara resmi adanya bahasaIndonesia dimulai

sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ini tidak berarti sebelumnya

tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak langsung dari bahasa

Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasa Melayu

masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang

berbeda. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh

pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia

digunakan di luar situasi pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang

mendambakan persatuan Indonesia dan yang menginginkan

kemerdekaan Indonesia. Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme

pemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa

kolonial dan jiwa nasional. Secara terperinci perbedaan lapangan atau

ranah pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan

berikut ini.

Bahasa Melayu:

1. Bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda, terutama untuk

tingkat yang dianggap rendah.

Page 14: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

14

2. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang didirikan atau

menurut sistem pemerintah Hindia Belanda.

3. Penerbitan-penerbitan yang dikelola oleh jawatan pemerintah

Hindia Belanda.

Bahasa Indonesia:

1. Bahasa yang digunakan dalam gerakan kebangsaan untuk

mencapai kemerdekaan Indonesia.

2. Bahasa yang digunakan dalam penerbitan-penerbitan yang

bertuju-an untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan

Indonesia baik berupa: (1) bahasa pers, dan (2) bahasa dalam

hasil sastra.

Kondisi di atas berlangsung sampai tahun 1945. Bersamaan

dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal

17 Agustus 1945, diangkat pulalah bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara. Hal itu dinyatakan dalam UUD 1945, Bab XV,

Pasal 36. Pemilihan bahasa sebagai bahasa negara bukanlah

pekerjaan yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal yang harus

dipertimbangkan. Salah timbang akan mengakibatkan tidak

stabilnya suatu negara. Sebagai contoh konkret, negara tetangga

kita Malaysia, Singapura, Filipina, dan India, masih tetap

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di negaranya,

walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk

menjadikan bahasanya sendiri sebagai bahasa resmi. Hal-hal

Page 15: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

15

yang merupakan penentu keberhasilan pemilihan suatu bahasa

sebagai bahasa negara apabila; (1) bahasa tersebut dikenal dan

dikuasai oleh sebagian besar penduduk negara itu, (2) secara

geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya, dan

(3) bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu.

Bahasa-bahasa yang terdapat di Malaysia, Singapura, Filipina,

dan India tidak mempunyai ketiga faktor di atas, terutama faktor

yang nomor (3). Masyarakat multilingual yang terdapat di negara

itu saling ingin mencalonkan bahasa daerahnya sebagai bahasa

negara. Mereka saling menolak untuk menerima bahasa daerah

lain sebagai bahasa resmi kenegaraan. Tidak demikian halnya

dengan negara Indonesia. Ketiga faktor di atas sudah dimiliki

bahasa Indonesia sejak tahun 1928. Bahkan, tidak hanya itu.

Sebelumnya bahasa Indonesia sudahmenjalankan tugasnya

sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

Dengan demikian, hal yang dianggap berat bagi negara-negara

lain, bagi kita tidak merupakan persoalan. Oleh sebab itu, kita

patut bersyukur kepada Tuhan atas anugerah besar ini. Dalam

Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional´ yang

diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975

dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa

negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai berikut:

1. Bahasa resmi kenegaraan

Page 16: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

16

Pembuktian bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa

resmi kenegaran ialah digunakannyabahasaIndonesia dalam

naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. sa penhasa

pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman

kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja

untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan redah yang

anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daer

kelas tiga Sekolah Dasar. Untukapat dilakukan dengan

menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau

menynnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah

membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia

sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang

sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris.

Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat

nasional untuk kepentingan pe-rencanaan dan pelaksanaan

pembangunan serta pemerintah. Bahasa Indonesia dipakai

dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan

informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu

hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan

mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan

peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang

Page 17: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

17

disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh

orang kedua (baca: masyarakat).

Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan

pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional,

ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali

manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang

berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula,

rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada dan

dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain

selain bahasa Indonesia. Apakah mungkin guru tari Bali

mengajarkan menari Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan

Bugis dengan bahasa Bali? Tidak mungkin! Hal ini juga

berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern.

Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu

dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku

populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain,

hendaknya menggunakn bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini

mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai

bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembagapendidikan,

khususnya di perguruan tinggi.

Page 18: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

18

2.4 Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa

Indonesia

Sebagai Bahasa Negara/Resmi

2.4.1 Perbedaan dari Segi Wujudnya

Jika kita mendengarkan pidato sambutan Menteri Sosial dalam

rangka peringatan Hari Hak-hak Asasi Manusia dan pidato sambutan

Menteri Muda Usaha wanita dalam rangka peringatan Hari Ibu,

misalnya. Tentunya kita tidak menjumpai kalimat-kalimat yang

semacam ini. “Sodara-sodara! Ini hari adalah hari yang bersejarah.

Sampeyan tentunya udah tau, bukan? Kalau kagak tau yang kebacut,

gitu aja”. Kalimat tersebut juga tidak pernah kita jumpai pada saat kita

membaca surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi, dan peraturan-

peraturan pemerintah. Namun di sisi lain, ketika kita berkenalan

dengan seseorang yang berasal dari daerah atau suku yang berbeda,

pernahkah kita memakai kata-kata seperti kepingin, paling banter,

kesusu dan mblayu. Jika kita menginginkan tercapainya tujuan

komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata ataupun struktur

kalimat yang tidak akan dimengerti oleh lawan bicara kita

sebagaimana contoh di atas. Perbedaan wujud secara khusus antara

bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi sebagaimana yang kita

dengar dan kita baca pada contoh di atas, dan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional, sebagaimana yang pernah juga kita lakukan pada saat

Page 19: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

19

berkenalan dengan orang lain daerah atau lain suku memang ada,

misalnya penggunaan kosakata dan istilah. Hal ini disebabkan oleh

lapangan pembicaraannya berbeda. Dalam lapangan politik diperlukan

kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakata yang diperlukan

dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam lapangan ekonomi,

sosial, dan yang lain-lain. Akan tetapi, secara umum terdapat

kesamaan. Semuanya menggunakan bahasa yang berciri baku. Dalam

lapangan dan situasi di atas tidak pernah digunakan, misalnya, struktur

kata kasih tahu (untuk memberitahukan), bikin bersih (untuk

membersihkan), dia orang (untuk mereka), diapunya harga (untuk

harganya), dan kata situ (untuk Saudara, Anda, dan sebagainya),

kenapa (untuk mengapa), bilang (untuk mengatakan), nggak (untuk

tidak), gini (untuk begini), dan kata- kata lain yang dianggap kurang

atau tidak baku.

2.4.2 Perbedaan dari Proses Terbentuknya

Secara implisit, perbedaan dilihat dari proses terbentuknya

antara kedua kedudukan bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara dan

nasional, sebenarnya sudah diuraikan sebelumnya. Akan tetapi, untuk

mempertajam perbadaan latar belakangnya dapat ditelaah hal berikut.

Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didorong

oleh rasa persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra

Indonesia sadar bahwa persatuan merupakan sesuatu yang mutlk untuk

mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguh bercerai

Page 20: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

20

kta runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka juga sadar

bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya saran yang

menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang tidak kalah

pentingnya adalah sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan

pertimbangan kesejarahan dan kondisi bahasa Indonesia yang lingua

franca itu, maka ditentukanlah ia sebagai bahasa nasional. Berbeda

halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi.

Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi

dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara

geografis menyebar pemakiannya ke hampir seluruh wilayah Indonesia

dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya. Di samping itu, pada

saat itu bahasa Indonesia telah disepakati oleh pemakainya sebagai

bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai

bahasa negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus

sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya dengan suara bulat.

2.4.3 Perbedaan dari Segi Fungsinya

Perbedan fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional dengan fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

negara terlihat juga pada wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita

terhadap pemakaian fungsi itu. Kapan bahasa Indonesia sebagai bahasa

negara/resmi dipakai, kiranya sudah kita ketahui. Yang menjadi

masalah kita adalah perbedaan sehubungan dengan tanggung jawab

kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi itu. Ketika kita (misalnya,

Page 21: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

21

karena kita sebagai bangsa Indonesia yang hidup di wilayah tanah air

Indonesia) menggunakannya sebagai bahasa negara/resmi, maka

Bahasa Indonesia dipakai sebagai alat penghubung antarsuku,.

Sehubungan dengan itu, apabila ada orang yang berbangsa lain yang

menetap di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia, dia

tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa

Indonesia sebagai fungsi tersebut.

2.5 Bahasa yang baik dan benar

Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran

dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif.

Bahasa yang komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa standar.

Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu

baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi

dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar

(Alwi dkk., 1998: 21) .

2.5.1 Bahasa yang baik

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan pada aspek

komunikatif bahasa, sehingga kita harus memperhatikan sasaran

bahasa kita, kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Untuk

itu, unsur-unsur seperti umur, pendidikan, agama, status sosial,

lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh

kita abaikan. Akan sangat berbeda cara kita berbahasa kepada anak

kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa. Sudah pasti

Page 22: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

22

kita akan mempergunkan bahasa yang lebih baik dan sopan kepada

orang dewasa daripada kepada anak kecil Penggunaan bahasa untuk

lingkungan yang berpendidikan tinggi dengan yang berpendidikan

rendah juga tidak dapat disamakan.

2.5.2 Bahasa yang benar

Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni

peraturan bahasa yang terdiri  dari 4 hal, yaitu:

1. tata bahasa

2. pilihan kata

3. tanda baca

4. dan ejaan.

Pengetahuan atas tata  bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki

dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca

dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis.. Kriteria yang

akan digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah

kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek, yaitu :

1. Tata bunyi (Fonologi), misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan

z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif,

variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip,

pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga

termasuk aspek tata bumi. Pelafalan yang benar adalah kompleks,

transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi, ekspot.

Page 23: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

23

2. Tata bahasa (kata dan kalimat), misalnya, bentuk kata yang benar

adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan

pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari, kedesak,

ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.

3. Kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih, entar

dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi,

sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang benar. Dalam

hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar

udara, keluaran (output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai

istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara,

hasil, dan pajak bumi.

4. Ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal,

kualitas, dan hierarki.

5. Makna, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan

menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya,

dalam penggunaan bahasa dalam ilmu pengetahuan tidak tepat

menggunakan bahasa konotasi memiliki makna kiasan.

Page 24: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa adalah amat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer)

dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh

alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol

bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di

telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh. Bahasa adalah alat

komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan

oleh alat ucap manusia.

3.2 Saran

Dengan adanya sistematika Bahasa Indonesia sebaiknya kita

memahami betul tentang pengertian dari bahasa ciri dan fungsinya agar di

dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mempergunanakannya dengan baik.

Page 25: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

25

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin, A.R 2004 Kompetensi berbahasa Sastra Indonesia. Solo : tiga

serangkai.

Eneste,P. 2001 buku pintar berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Jakarta :

Kompas.

Efendi 1995 Panduan berbahasa indonesia. Jakart : Pustaka jaya

Alwi, Hasan dkk ” Tata bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka