tujuan

3
TUJUAN Pada akhir praktikum mahasiswa mampu memanipulasi resin akrilik aktivasi kimia dengan cara yang tepat sebagai bahan denture base dan dapat membedakan manipulasi resin akrilik aktivasi kimia yang digunakan sebagai denture base dan sebagai bahan reparasi. PEMBAHASAN Pada percobaan reaksi akrilik sebagai bahan denture base, digunakan akrilik cold cured Pro Base. Berdasarkan aturan pabrik, W/P ratio yang dianjurkan adalah 10 ml dan 20,5 gram. Pada aturan pabrik juga dituliskan waktu untuk adonan mencapai fase dough adalah 3-4 menit dari awal pencampuran pada pot yang disediakan dan fase dough hanya berlangsumg selama 2 menit. Hal ini sesuai dengan yang teori bahwa material cold cured mencapai fase dough lebih cepat dan memiliki working time (waktu yang dibutuhkan ketika meletakkan mould) lebih pendek. (Bhat, 2006). Setelah adonan mencapai fase dough, kemudian proses packing dilakukan. Permukaan adonan dilapisi dengan plastik selopan setelah itu diletakan pada mould yang terdiri dari 2 bagian gypsum mould yang ditanam pada kuvet yang sebelumnya telah diolesi oleh CMS (Cold Mould Seal) sebagai bahan separator antara akrilik dengan gipsum agar tidak lengket. Kemudian dilakukan dua kali pengepresan dengan waktu pengerjaan yang cepat. Pada pengepresan pertama, diperoleh hasil bahwa adonan mengisi ruang mould dan menimbulkan kelebihan yang harus dipotong dengan

Upload: rika

Post on 18-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tujuan

TRANSCRIPT

TUJUAN Pada akhir praktikum mahasiswa mampu memanipulasi resin akrilik aktivasi kimia dengan cara yang tepat sebagai bahan denture base dan dapat membedakan manipulasi resin akrilik aktivasi kimia yang digunakan sebagai denture base dan sebagai bahan reparasi.PEMBAHASAN Pada percobaan reaksi akrilik sebagai bahan denture base, digunakan akrilik cold cured Pro Base. Berdasarkan aturan pabrik, W/P ratio yang dianjurkan adalah 10 ml dan 20,5 gram. Pada aturan pabrik juga dituliskan waktu untuk adonan mencapai fase dough adalah 3-4 menit dari awal pencampuran pada pot yang disediakan dan fase dough hanya berlangsumg selama 2 menit. Hal ini sesuai dengan yang teori bahwa material cold cured mencapai fase dough lebih cepat dan memiliki working time (waktu yang dibutuhkan ketika meletakkan mould) lebih pendek. (Bhat, 2006). Setelah adonan mencapai fase dough, kemudian proses packing dilakukan. Permukaan adonan dilapisi dengan plastik selopan setelah itu diletakan pada mould yang terdiri dari 2 bagian gypsum mould yang ditanam pada kuvet yang sebelumnya telah diolesi oleh CMS (Cold Mould Seal) sebagai bahan separator antara akrilik dengan gipsum agar tidak lengket. Kemudian dilakukan dua kali pengepresan dengan waktu pengerjaan yang cepat. Pada pengepresan pertama, diperoleh hasil bahwa adonan mengisi ruang mould dan menimbulkan kelebihan yang harus dipotong dengan menggunakan pisau malam tepat pada tepi cetakan. Pengepresan kedua tidak menggunakan plastik selopan kemudian dipindahkan pada handpress selama 30 menit. Hasil akhir yang diperoleh resin akrilik dilepas dari mould.Jika dibandingkan dengan bahan akrilik heat cure kekuatan resin akrilik cold cured lebih rendah dari bahan akrilik heat cured, sehingga kekuatan base tidak maksimal, selain itu resin akrilik cold cured ini menghasilkan monomer sisa yang tinggi dan harganya lebih mahal dari pada heat cured. Namun, jika denture base diperlukan dalam waktu cepat, resin akrilik cold cured dapat digunakan.Keuntungan dan kerugian dari cold cured acrylic resin yakni (Bhat, 2006) :1. Keuntungan :a. Prosedur curing laboratorium lebih sederhana, yang tidak memerlukan peralatan pemanas.b. Perubahan dimensi lebih sedikit, karena menurunkan penyusutan termal. c. Lebih sedikit kemungkinan terjadi porositas dari pada heat cured acrylic resin.2. Kerugian: a. Sisa monomer yang berlebih yang mungkin dapat menyebabkan kemungkinan reaksi alergi yang lebih besar.b. Warna kurang stabil, ini dapat disebabkan dari oksidasi amina, secara bertahap warna menguning.c. Mudah fraktur, tidak sekuat heat cure acrylic.

Monomer sisa merupakan sejumlah monomer yang tidak dapat menjadi polimer pada basis resin akrilik dan dapat menimbulkan reaksi alergi pada pasien yang menggunakan gigi tiruan. Beberapa pasien yang menggunakan resin akrilik basis mengalami reaksi alergi yang disebabkan monomer sisa metil metakrilat atau benzoil acid, sedangkan yang tidak alergi dapat mengalami iritasi karena terdapat jumlah monomer sisa yang tinggi pada basis resin akrilik. (Mc Cabe JF, 2008)Reaksi terbakar dan eritma di bawah basis gigi tiruan sering diistilahkan dengan denture sore mouth. Penyebabnya bermacam-macam diantaranya trauma, kebersihan mulut yang jelek, infeksi bakteri serta reaksi alergi. Kebanyakan denture sore mouth disebabkan oleh trauma dari adaptasi basis gigi tiruan yang tidak baik. (Mc Cabe JF, 2008).Monomer sisa metil metakrilat dari resin akrilik merupakan iritan primer yang mendatangkan respon inflamsi secara cepat dengan aksi langsung pada jaringan bila berkontak dengan iritan secara langsung. Akibat tertinggalnya monomer metil metakrilat di dalam resin akrilik, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa monomer sisa metil metakrilat dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas atau alergi, juga iritasi lokal bila tidak mengalami reaksi polimerisasi secara sempurna. Sedangkan bila metil metakrilat berpolimerisasi secara sempurna maka tidak akan menyebabkan reaksi hipersensitifitas atau alergi. (Mc Cabe JF, 2008)