tugas_mp2
DESCRIPTION
testTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai calon seorang guru, hendaknya mahasiswa perlu menyiapkan mental yang kuat
sebelum praktik pembelajaran disekolah. Persiapan mental berkenaan dengan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik persiapan, pelaksanaan, evaluasi,
maupun tindak lanjut kegiatan belajar mengajar.
Agar calon guru memperoleh kesiapan mental yang memadai serta membentuk pribadi calon
guru yang semakin baik, maka perlu dilaksanakan pengajaran mikro secara kontinyu. Oleh
karena itu pengajaran mikro harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai keadaan
kelas yang sesungguhnya. Tanpa dan proses pelatihan yang secara terus menerus tidak akan
memperoleh kesiapan mental yang memadai. Karena tanpa kesiapan mental mahasiswa akan
menemui kesulitan ketika praktik pembelajaran didepan kelas yang sesunggguhnya.
Didalam pengajaran mikro terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar yang akan
membuat calon guru mempunyai persiapan mengajar yang efektif. Dimana seorang calon
guru harus dapat mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan meniadakan
tingkah laku yang tidak diinginkan, dapat mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim
sosioemosional yang positif, serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Tujuan
mengelola kelas itu sendiri adalah agar semua siswa yang ada didalam kelas dapat belajar
dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan diskusi kelompok?
Apakah tujuan diskusi kelompok?
Bagaimanakah manfaat metode diskusi kelompok bagi siswa?
Bagaimanakah prinsip pelaksanaan diskusi kelompok?
Apa saja komponen diskusi kelompok?
Apa sajakah hal yang harus dihindari oleh guru selama metode diskusi kelompok?
Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok?
3. TUJUAN PEMBAHASAN
Mengetahui pengertian diskusi kelompok.
Mengetahui tujuan dilaksanakannya metode diskusi kelompok.
Mengetahui manfaat pelaksanaan diskusi kelompok bagi siswa.
Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi kelompok.
Mengetahui komponen diskusi kelompok.
Mengetahui hal-hal yang harus dihindari oleh guru selama pelaksanaan diskusi kelompok.
Mengetahui kelemahan dan kelebihan metode diskusi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79) diskusi kelompok adalah suatu proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) diskusi kelompok adalah suatu
proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman dan informasi, pengambilan kesimpulan/pemecahan
masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah suatu proses
yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka secara informal
untuk berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil kesimpulan atau pemecahan
masalah.
Sebenarnya,tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Metode diskusi dalam pembelajaran terdapat berbagai macam
diskusi. Ditinjau dari bentuknya, metode diskusi dapat dibedakan sebagai berikut:
WholeGroup, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal, paripurna)
Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan
pertukaran pendapat.
Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang dianggap ahli untuk
mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang
moderator.
Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas
yang berbeda. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap
kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu yag berbeda dengan kelompok lainnya
dan membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih
lanjut.
Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas berbagai aspek
dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini sering menggunakan sidang paralel, karena ada
beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti
dengan sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta. Bahasan dan sanggahan dirumuskan
oleh panitia sebagai hasil simposium.
Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan
ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu, di bawah seorang ketua dan dilaksanakan
dengan cepat (waktu pendek). Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian
diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru
tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang
pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang
longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi.
Seminar, pada umumnya merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok
persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan
kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut.
Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil
kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
Colloqinin, merupukan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada nara sumber untuk
mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari
siswa-siswa yang lain. Dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah
diterima.
Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua.
Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk. Kelompok pendengar yang ingin
menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan
berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok
berkesempatan saling melihat,mendengar,serta beromunikasi secara bebas dan langsung.
Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk
mencapainya.
Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan
kelompok.
B. TUJUAN DISKUSI KELOMPOK
Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa dalamSuwarna (2006:80)
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut:
Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau
masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dengan kegiatan diskusi setiap orang diharapkan mempunyai pendirian dan arah yang jelas
tentang persoalan yang didiskusikan. Hal ini berguna ketika terjun di masyarakat, banyak
persoalan yang harus segera ditangani dengan pemikiran yang rasional, runtut dan mudah
dipahami dan diterima masyarakat.
Dadang Sukirman mengutarakan tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara lain:
Memupuk sikap toleransi
Memupuk kehidupan demokrasi
Mendorong pembelajaran secara aktif
Menumbuhkan rasa percaya diri
C. MANFAAT DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA
Diskusi kelopok kecil bermanfaat bagi siswa untuk:
Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan bertanggungjawab.
PRINSIP-PRINSIP DISKUSI KELOMPOK
Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua prinsip yang digunakan
dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut:
Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar
pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic diskusi dan kesediaan
menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk dikenal dan
dihargai dapat merasa merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:
Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan
kemampuan siswa
Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban tunggal
Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut agar para siswa
memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama
Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga mampu
memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi
siswa.
D. KOMPONEN DISKUSI KELOMPOK
Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan pembimbing diskusi.
Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan dengan optimal. Beberapa
keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi adalah:
Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk di kelompoknya
masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang ditarik membuat kelas menjadi
berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan selingan omongan lain di luar topik diskusi,
atau bercanda antar anggota kelompok. Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-
lama, guru harus segera mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi dengan memusatkan
perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan guru, antara lain dengan:
Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya. Untuk membantu
siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu dengan mengajukan pertanyaan seputar
topik yang sedang dibicarakan. Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa untuk
tahu banyak hal tentang topik tersebut,
Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat melenceng, guru
mengingatkan kembali tentang hal tersebut,
Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan supaya setiap
kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati,
Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun pendapat-pendapat
siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan siswa di dalam kelompok bisa
dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil diskusi kelompok.
Berikut diberikan cara memanfaatkan gagasan siswa:
Memberikan pengakuan terhadap gagasan siswa dengan cara mengulangi bagian penting
yang diucapkan oleh siswa tersebut.
Memodifikasi gagasan siswa tersebut dengan cara menguraikannya kembali.
Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan.
Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan siswa lainnya.
Merangkum hal-hal telah diuraikan oleh siswa di dalam kelompok.
Memperjelas masalah dan memberikan urunan
Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota. Guru mendengarkan
apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut. Bila perdebatan untuk mendapatkan
sebuah kesepakatan, maka itu pertanda bagus untuk berkembangnya kemampuan komunikasi
antar siswa.Tapi apabila menurut guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah
konsep, maka guru harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang
benar.Memperjelas ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa tersebut sehingga
menjadi jelas.
Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
membantu siswa memperjelas ide yang dimaksud dan mengembangkannya.
Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan informasi, atau contoh-
contoh yang tepat, sehingga semua anggota kelompok memperoleh pengertian yang sama
terhadap konsep yang sedang dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas memperperjelas yang dilakukan guru akan meningkatkan efektivitas
waktu, memperjelas masalah, dan memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam materi ajar
tersebut. Motivasi tersebut akan terbawa pada saat siswa merdiskusi untuk sub atau topik
berikutnya.
Menganalisis pandangan siswa
Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam mengemukakan
pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di dalam kelompoknya.Kadang-
kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.Perdebatan menandakan iklim interaksi
sudah berkembang. Namun sebagai control, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan
tersebut. Bila siswa tidak menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka
harus menganalisis pendapat siswa, apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi oleh
argumentasi yang kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali memperjelas hal-hal
yang sudah disepakati sebelum diskusi.
Meningkatkan urunan siswa
Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu pendapat itu tepat atau
benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk saling melengkapi dan saling mengkoreksi
satu sama lain. Sehingga gagasan yang bagus dari siswa terjaring pada diskusi kelompok dan
bermanfaat bagi siswa lain di dalam kelompoknya, dengan kata lain meningkatkan
sumbangan terhadap kelompok. Untuk meningkatkan urunan pendapat siswa guru sebagai
pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir, sehingga
memunculkan ide baru,
Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang tepat. Contoh
non verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau narasi.
Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengundang perbedaan pendapat,
Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa diganggu oleh
komentar-komentar guru,
Memberi dukungan nyata terhadap pendapat siswa dengan cara mendengarkan dengan penuh
perhatian, memberiikan komentar positif, menampilkan mimik senang dan bangga terhadap
mereka, serta menampilkan sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru tersebut
memberii dampak psikologis yang mendorong siswa menemukan gagasan baru.
Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai secara bersama-
sama.Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau jalannya diskusi.Mengamati
apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok, karena tidak diberi kesempatan atau
memang karena pemalu atau tidak punya keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalisis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi terhadap
kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas menyampaikan
pendapat.Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok tertentu. Karena dominasi berarti
tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi tidak tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa
tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota kelompok.
Memfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok. Upaya yang dapat
dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa. Bahwa dia pasti
punya gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi teman-temannya di kelompok.
Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara bersamaan).
Memberi kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat pada siswa yang pendiam.
Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga suasana diskusi
menjadi hidup. Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa
yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah satu pendapat, dan
meyakinkan siswa dengan berbagai alasan bahwa pendapat inilah yang paling tepat.
Menutup diskusi
Agar diskusi memberikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah tujuan diskusi
tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup diskusi. Aktivitas
penutupan diskusi adalah:
Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan menghimpun pendapat
siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan guru dengan menunjuk satu atau dua
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru berperan sebagai narasumber
yang menarik benang merah dari apa yang disampaikan oleh siswa. Sehingga semua siswa di
kelas mendapatkan konsep yang benar.
Memberikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi berikutnya.
Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah berlangsung, untuk
mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini
menjadi masukan berharga bagi guru untuk merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa.
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI SELAMA DISKUSI KELOMPOK
Dalam melaksanakan diskusi kelompok pada peserta didik, ada beberapa hal yang harus
dihindari oleh guru selama keberlangsungan diskusi kelompok, hal tersebut antara lain:
Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang tidak
relevan.
Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
Gagal mengakhiri diskusi secara efektif
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DISKUSI KELOMPOK
Kelebihan metode diskusi kelompok adalah :
a. Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
b. Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada masalah
yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
c. Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis,
sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
f. Siswa dapat belajar bermusyawarah.
g. Termotivasi oleh kehadiran teman.
h. Mengurangi sifat pemalu.
i. Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
j. Meningkatkan pemahaman diri anak.
k. Melatih sisa untuk berfikir kritis.
Kelemahan metode diskusi kelompok adalah :
a. Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
b. Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
c. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
d. Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
e. Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).
f. Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
g. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
h. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka secara informal untuk berbagi informasi dan pengalaman serta
mengambil kesimpulan atau pemecahan masalah.
Tujuan Diskusi
Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau
masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Manfaat Diskusi
a) Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan bertanggungjawab.
Prinsip-prinsip Diskusi Kelompok
Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Komponen-komponen dalam Diskusi Kelompok
Memusatkan perhatian siswa
Memperjelas masalah
Menganalisis pandangan siswa
Meningkatkan urunan siswa
Menyebar kesempatan
Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari dalam diskusi
Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang tidak
relevan.
Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
Gagal mengakhiri diskusi secara efektif
Kelebihan Diskusi
Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang
sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap
kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
Kelemahan Diskusi
Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung
jawab.
Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).
SARAN
Metode diskusi merupakan metode yang sebenarnya cukup bagus dalam proses
pembelajaran. Karena melalui metode diskusi, siswa mampu belajar secara aktif dan dapat
saling menyumbangkan pendapat antara siswa satu dengan siswa yang lain. Namun pada saat
ini, metode ini belum dapat diterapkan secara maksimal oleh guru. Hal ini disebabkan karena
guru belum dapat memfasilitasi atau mengarahkan siswa melalui metode pembelajaran
diskusi kelompok ini. Oleh karena itu guru perlu meningkatkan kemampuan dan daya
kreativitas untuk menemukan ide-ide atau terobosan baru agar metode semacam diskusi ini
dapat terlaksana secara maksimal dan dapat berhasil dalam penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online),
(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html, diakses 1
Mei 2014).
Rudyunismuh. 2010. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil, (Online)
(http://rudyunismuh.blogspot.com/2010/11/penerapan-metode-diskusi-kelompok-kecil.html,
diakses 1 Mei 2014).
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 1
Mei 2014).
Tyanuari. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html , diakses 1
Mei 2014)
http://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/keterampilan-membimbing-diskusi-kelompok-
kecil/
Nama kelompok :
Ardika (8020120234)
Deki kurniawan (8020110216)
Fajar Aprianda (8020120236)