tugas uas r-i
TRANSCRIPT
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
SISTEM SENSOR
Sistem sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik
menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Sensor pada
robot merupakan alat pengumpul informasi lingkungan tempat robot berada. Berdasarkan
masukan sensor-sensor yang terpasang, unit mikrokontroler dapat menganalisanya dan
menentukan keputusan yang tepat, sesuai dengan algoritma yang telah dirancang.
Kecanggihan teknologi pada saat ini bisa membantu siapa saja dan dimana saja dan dapat
dinikmati oleh siapa saja tanpa terkecuali penyadang cacat. Teknologi pada zaman sekarang
dapat dinikmati oleh hanya beberapa orang saja, dan kita harus membuat suatu terobosan untuk
menciptakan barang yang bermanfaat dan bisa dinikmati oleh semua orang, dan itu harus
membutuhkan SDM yang tinggi untuk menciptakan produk baru dan murah.
Teknologi sensoring dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menekan
angka pemborosan energy listrik. Navigasi adalah alat untuk penunjuk jalan atau arah-arah jalan.
Teknologi semacam ini sangat dibutuhkan oleh semua orang khususnya bagi kalangan
penyadang cacat agar tidak sesat di jalan dan sampai ketujuan.
Penggunaan sistem sensor akan meningkatkan interface antar manusia dan komputer
yang menjadikan interface seperti manusia dan lingkungan. Penggunaan sistem sensor sebagai
media masukan berkaitan dengan :
1. Penglihatan ( Visual )
2. Suara ( Sound )
3. Pendengran ( Hearing )
4. Rasa ( Taste )
5. Bau ( Smell)
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
Image interface dan penjelasan dari masing-masing sistem sensor.
1. Penglihatan ( Visual )
Indera penglihatan adalah salah satu sumber informasi yang vital bagi manusia. Tidak
berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia
berasal dari indera penglihatan, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang lain.
Sebagai konsekuensnya, bila seseorang mengalami gangguan pada indera penglihatan, maka
kemampuan aktifitas yang bersangkutan. akan sangat terbatas, karena informasi yang diperoleh
akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal. Apabila tidak mendapat
penanganan/rehabilitasi khusus, hal ini akan mengakibatkan timbulnya berbagai kendala
psikologis, seperti misalnya perasaan inferior, depresi, atau hilangnya makna hidup, dsb.
Dalam survey di Jepang pada th.1981, diketahui bahwa penderita tuna netra di negara ini
berkisar pada angka 353.000 orang. Sebagai negara maju, Jepang telah melakukan serangkaian
langkah untuk membantu para penduduknya yang mengalami gangguan pada indera penglihatan.
Pertama-tama, bagi para tuna netra, setelah melewati prosedur pemeriksaan formal mereka akan
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interfacemendapat buku/kartu pengenal penyandang cacat (termasuk di dalamnya gangguan visual
sebagai salah satu kategori).
Dengan kartu/buku pengenal ini, penyandang tuna netra akan memperoleh berbagai
fasilitas kesejahteraan maupun pelayanan khusus yan disediakan oleh pemerintah Jepang.
Misalnya mendapat keringanan biaya saat membeli piranti pendukung a.l. voice watch, tape
recorder maupun fasilitas-fasilitas sosial yang lain. Adapun alat pembantu berjalan seperti stick
putih, papan Braille (“Tenjiban”) dapat diperoleh langsung di loket pelayanan khusus yang
tersedia di bagian kesejahteraan kantor kelurahan atau kecamatan setempat dan tidak bisa
dipungkiri lagi sekarang teknologi sudah berperan aktif dalam kehidupan umat manusia yang tak
terkecuali orang yang disable dalam melihat atau yang biasa disebut Tunanetra.
Banyak alat-alat tradisional yang digunakan untuk melihat atau membaca tetapi
dipandang secara teknologi zaman sekarang kuno dan masih banyak penyandang tunanetra
masih kesulitan dalam melakukan aktifitasnya. Biasanya mereka mendapatkan bantuan dari
pembimbing mereka untuk memabaca dan mengarah-arahkan jalan.
Tujuan dalam pembuatan artikel ini bertujuan untuk :
Mempermudah para penyandang Tuna netra untuk melakukan aktivitasnya sebagai mana
mestinya.
Menunjukan bahwa teknologi masa kini tidak hanya bisa dinikmati oleh orang yang
normal saja, melainkan orang yang disfungsi mata juga.
Meningkatkan kesejahteraan dan menghidarkan pelecahan terhadap kaum tuna netra.
2. Suara ( Sound )
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
Rangkaian di atas memanfaatkan mikrofon sebagai alat pengubah suara menjadi
gelombang listrik. Gelombang listrik yang dihasilkan oleh mikrofon sangat kecil sekali dan
berbentuk bolak balik atau sinus. Gelombang listrik sinus ini kemudian diloloskan melalui
kapasitor C3 untuk kemudian diperkuat oleh rangkaian penguat darlington yang terdiri dari
transistor Q1 dan Q2.
Kolektor dari transistor Q2 langsung dikopel dengan input pemicu rangkaian monostable.
Rangkaian monostable tersebut akan menghasilkan output yang positif jika pada bagian
triggernya (pin 2) berubah dari logika 1 ke 0. Jika kita amati pada saat rangkaian sensor tanpa
sinyal input maka kolektor-emitor transistor Q2 akan seperti saklar terbuka (kondisi cut-off),
dengan kata lain idealnya tegangan pada kolektor akan sebesar tegangan supply.
Tapi karena kolektor tersebut paralele dengan input IC 555 maka bisa saya pastikan
tegangan pada kolektor akan berkurang pengaruh hubungan parallel keduanya. Tetapi dengan
demikian tegangan kolektor akan memberikan kondisi tinggi pada input monostable (pin 2).
Pada saat sinyal suara dari input sensor membuat transistor Q2 jenuh maka hubungan antara
kolektor dan emitor idealnya bagai seutas kawat, sehingga tegangan pada kolektor akan 0 volt.
Dengan begitu rangkaian monostable akan terpicu dan mengaktifkan rangkaian output (pin 3)
selama waktu yang ditentukan oleh R1 dan C!. Jika anda ingin mengkondiskan lebih lama, anda
cukup memperbesar nilai dari R1 dan atau C1.
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
Sensor suara digunakan sebagai penentu waktu dimulainya robot bekerja, yang akan
mendeteksi sinyal yang dikeluarkan oleh suatu alat. Modul ini terdiri dari dua bagian: alat
penghasil suara yang diaktifkan oleh operator robot, dan alat pendeteksi suara yang terpasang di
robot. Alat pendeteksi sinyal suara bekerja berdasarkan prinsip pemfilteran suara yang didengar
oleh komponen mikrofon. Sinyal analog hasil pembacaan mikrofon akan disaring dengan
menggunakan unit bandpass filter yang meloloskan sinyal analog.
3. Pendengaran ( Hearing )
Kerusakan yang terjadi pada telinga bagian dalam karena penuaan, kebisingan, atau
infeksi virus dan faktor genetik mengakibatkan gangguan pendengaran sensorineural, sehingga
mengurangi kemampuan untuk memahami pembicaraan dan menganggap suara. Kerugian
tersebut berbeda dari gangguan pendengaran konduktif yang terjadi jika gelombang suara tidak
dapat mengirimkan mestinya melalui telinga tengah atau telinga luar atau keduanya. bedah atau
perawatan medis Sering dapat kembali mendengar dalam orang yang menderita gangguan
pendengaran konduktif yang bisa menghasilkan karena tertusuk gendang telinga, atau adanya
kotoran telinga atau cairan di ruang telinga tengah.
Alat bantu dengar baru mencakup tiga komponen implan, pemrograman dan alat uji
eksternal. Komponen implan adalah sensor, prosesor suara, dan sopir. getaran mekanis dari
tulang telinga tengah dan gendang telinga dideteksi dan diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang
dikirim ke prosesor suara. prosesor kemudian menguatkan dan filter sinyal listrik sehingga
gangguan pendengaran pasien dikompensasikan. Sopir kemudian mengubah sinyal listrik
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interfacediperkuat kembali ke getaran mekanik yang kemudian dikirim ke telinga bagian dalam untuk
mempersepsikan mereka sebagai suara.
MD, JD, dan direktur Pusat untuk Perangkat dan Radiologi Kesehatan FDA, Jeffrey
Shuren, mengatakan bahwa persetujuan FDA dari pasien Esteem menawarkan kesempatan untuk
mendapatkan bantuan dari gangguan pendengaran mereka melalui perangkat yang tidak memiliki
mudah terlihat komponen eksternal.
Perancangan sistem Esteem membantu untuk meringankan efek karena gangguan
pendengaran pada pasien berusia 18 tahun ke atas. Stabil bilateral sensorineural kehilangan
pendengaran, telinga tengah anatomi utuh, dan Eustachio tabung bekerja dengan baik adalah
beberapa kondisi lain untuk perangkat yang akan digunakan. Kemampuan Esteem untuk
meningkatkan pasien sidang harus setara dengan alat bantu dengar tradisional.
Selama studi multicenter melibatkan pra-implan alat bantu dengar versus Esteem,
ditemukan bahwa 93% dari pasien dengan implan Esteem dilakukan sama baiknya atau lebih
baik dalam tes kejelasan pidato dibandingkan dengan implan alat bantu dengar-pra. Selama tes
ini, 7% pasien dengan Esteem nilai kurang dibandingkan dengan pasien dengan pra-implan alat
bantu, sedangkan 56% pasien implan Esteem dilakukan lebih baik bila dibandingkan dengan pra-
sendiri implan alat bantu mereka.
Tujuh persen dari peserta dalam penelitian mengalami kelumpuhan wajah, sementara
42% dari peserta menderita dari gangguan rasa, dan keduanya pengalaman disebabkan oleh
prosedur operasi yang diperlukan untuk menanamkan perangkat. Sebagian besar masalah yang
merugikan diselesaikan pada tahun studi klinis periode-satu.
Persetujuan FDA telah menetapkan ketentuan bahwa Utusan Medical Corporation St
Paul, Minn, produsen Esteem, harus melakukan dua-persetujuan studi pasca. Pada studi pertama,
Utusan akan harus terus menindaklanjuti 61 subyek yang dipilih dari studi awal untuk jangka
waktu lima tahun untuk menganalisis efektivitas dan keamanan. Penelitian lainnya akan di 120
baru terdaftar peserta dan akan melibatkan menganalisis terjadinya kelumpuhan wajah untuk
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interfacejangka waktu satu bulan setelah implantasi, diikuti dengan evaluasi efektivitas Esteem setelah
lima tahun pelaksanaan.
4. Rasa ( Taste )
Seiring dengan perkembangan teknologi,maka perkembangan dalam bidang industri juga
berkembang. Salah satunya industri makanan dan minuman, terutama dalam pembuatan
makanan dan minuman kemasan. Ketentuan rasa dari suatu makanan dan minuman sangat
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
Pekerjaan mencicipi ( merasakan makanan ) dengan metode konvensional dilakukan oleh
ahli pakar yang memiliki keahlian khusus. Ahli pengindraan rasa untuk menentukan nilai
makanan itu enak atau tidak mempunyai keterbatasan yang berkaitan dengan kesehatan dan
perasaan sesaat ( mood ), sehingga dapat mempengarui kepekaannya. Penentuan rasa dari suatu
makanan sulit untuk dilakukan oleh peralatan elektronik, hal ini disebabkan belum ditemukannya
sistem sensor rasa.
Tujuan dari perancangan sistem ini yaitu menghasilkan sistem identifikasi hasil keluaran
yang tidak tetap dengan menggunakan metode normalisasi pada keluaran sensor. Secara
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interfacekeseluruhan hardware sistem yang dihasilkan terdiri dari sensor rasa, dan pengkonversi analog
ke digital (ADC). Sistem ini dapat diimplementasikan pada berbagai jenis larutan dengan
konsentrasi yang berbeda. Sensor berfungsi sebagai identifikasi tegangan dari larutan. Analog to
Digital Converter (ADC) berfungsi untuk mengkonversi tegangan dari sensor menjadi data
digital agar dapat diproses oleh Personal Computer.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dimana kelemahan yang diperoleh tidak tetap,
penelitian ini dengan menggunakan metode normalisasi pola rasa dari hasil identifikasi keluaran
suatu zat sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut sehingga keluaran sensor pola rasa akan
tetap. Hasil dari normalisasi tersebut digunakan sebagai acuan pembuatan data base untuk sistem
pakar identifikasi suatu larutan.
5. Bau ( Smell)
Sensor gas sangat sensitive, jika jarak yang digunakan terlalu dekat maka bau gas akan
terus terdeteksi di sensor. Hal ini akan menyulitkan untuk melakukan percobaan pada jarak yang
berbeda karena bau gas masih melekat dalam waktu yang cukup lama. Penciuman elektronik
adalah suatu alat hasil dari penelitian yang kemampuannya ditujukan untuk mendeteksi berbagai
karakteristik aroma. Pendeteksi elektronik lumrah disebut dengan penciuman bionik. Dalam
sebuah kamus, Bionik adalah organ yang digerakkan dengan elektronika.
Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas Dengan Menggunakan Sensor Gas Figarro TGS 2610
Berbasis Mikrokontroler AT89S52
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
Sensor TGS 2610 dalah suatu jenis semikonduktor oksida logam film tebal yang
menawarkan biaya rendah, daya tahan yang lama, sensitifitas yang bagus terhadap gas (target)
yang disensor dengan menggunakan rangkaian elektronik yang sederhana. Sensor ini terutama
sesuai untuk aplikasi dalam mendeteksi kebocoran gas untuk jenis gas beracun dan gas yang
muah meledak. Sensor gas sangat sensitive, jika jarak yang digunakan terlalu dekat maka bau
gas akan terus terdeteksi di sensor. Hal ini akan menyulitkan untuk melakukan percobaan pada
jarak yang berbeda karena bau gas masih melekat dalam waktu yang cukup lama.
Mekanisme penciuman pada manusia
Sinyal listrik yang dikirim ke otak akibat adanya interaksi zat dengan reseptor indra
penciuman menimbulkan sensasi wangi/bau. Reseptor ini merupakan sel saraf yang berupa
benang halus. Pada satu ujung sel saraf berinteraksi dengan zat berbau, sedangkan ujung yang
lainnya berkumpul dalam suatu tulang menuju bagian otak yang bertugas menerjemahkan
sensasi dari indra penciuman.
Interaksi molekul dengan reseptor sampai dihasilkannya sinyal listrik merupakan
rangkaian proses yang terjadi dalam benang halus. Reseptor teraktifkan akibat dari interaksi
molekul dengan sel saraf reseptor.
Perkembangan penciuman elektronik
Teknologi penciuman elektronik memang sangat ditunggu perkembangannya. Ilmuwan
mengalami kesusahan untuk mendeteksi dan mendiferensiasikan jenis aroma. Penciuman
manusia dapat mengenali jenis aroma antara 4.000 hingga 10.000 jenis. Di dalam penciuman
anda terdapat sekitar seratus juta alat pendeteksi aroma dan dapat mengenali jenis aroma
tercampur (maupun tidak) pada otak anda.Berikut empat tanggal penting dalam sejarah dan
perkembangan penciuman elektronik (eNose) :
o Pembuatan sensor gas pertama, Hartman 1954
o Membangun array dari 6 termistors, Moncrief 1961
o Elektronik Pertama Hidung, Persaud dan Dodd, 1982
o Ikegami (Hitachi Research Laboratory, J) array untuk kualitas bau – 1985
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface
Fungsi penciuman elektronik
Salah satu fungsi utama teknologi ini berada dalam industri makanan dan minuman, yaitu
untuk memonitor atau mengontrol kualitas suatu produk atau melakukan klasifikasi. Seperti pada
proses pembuatan kopi, tembakau ataupun produk yang akan diekspor ke negara asing.
Selain itu dapat digunakan di daerah lain seperti minyak bumi untuk analisis kualitatif
dan kuantitatif, deteksi bahan peledak, klasifikasi dan degradasi minyak zaitun penelitian,
pengembangan bidang lingkungan detektor bau aplikasi, aplikasi kontrol kualitas dalam industri
otomotif, membedakan antara sapi perah bersih dan tercemar, analisis bahan baku kosmetik,
serta banyak bidang penting lainnya seperti dalam bidang medis dan ruang.
Berbagai aplikasi penciuman elektronik
a. Bidang kesehatan, keamanan dan ilmu pengetahuan
November 2008, Insinyur-insinyur Amerika Serikat dari Massachusetts Institute of
Technology (MIT) menemukan cara untuk membuat memproduksi massal sejumlah alat
pengenal yang dapat mendeteksi penyakit. Diabetes, Bladder, dan kanker kulit adalah beberapa
jenis penyakit yang dapat dideteksi
September 2008, pengembangan jenis biosensor telah teliti oleh ilmuwan dari Temple
University School of Medicine. Biosensor ini dapat mencium bahan peledak. Untuk membuat
alat ini, Danny Dhanasekaran dan kolega meneliti penciuman tikus dan mengaitkan dengan
protein yang mengandung warna hijau.
Maret 2009, peneliti dari Tel Aviv University (TAU) mengembangkan penciuman bionik
yang dapat mencegah bahan peledak, sekaligus mendeteksi gejala kanker awal. Penciuman
bionik ini dapat mendeteksi, mengenali dan memperbesar sinyal dari berbagai macam bahan
seperti air yang tercemar, bahan kimia pada bom, gejala awal kanker.
April 2009, Para ilmuwan di Korea Selatan berhasil membuat sebuah “hidung bio-
elektronik” jenis baru dengan cara menggabungkan reseptor-reseptor penciuman manusia dengan
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interfacenanoteknologi. Penemuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang
indera penciuman manusia. Dengan menempelkan protein-protein reseptor penciuman (hOR)
pada tabung-nano polimer penghantar dan dilekatkan ke sebuah array mikroelektroda untuk
membuat transistor efek-medan. Sistem yang dikembangkan oleh Tai Hyun Park dan Jyongsik
Jang dari Seoul National University memungkinkan perubahan sinyal listrik yang terjadi ketika
molekul-molekul bau terikat ke protein reseptor yang akan dideteksi.
September 2009, Paul Thomas mengepalai tim di University of New South Wales,
Sydney, Australia untuk mengembangkan alat pendeteksi perokok. Dengan menggunakan 32
sensor array alat tersebut dapat mendeteksi 37 dari 39 relawan yang terdiri dari perokok dan
bukan perokok. Tim tersebut menyebutkan untuk mendeteksi perokok tidak lagi memerlukan tes
urin maupun tes darah. Namun alat ini baru dapat mendeteksi perokok setelah beberapa jam usai
merokok.
Bidang makanan
Maret 2008, meskipun alat yang dikembangkan peneliti the Nestlé Research Center di
Switzerland dapat mengenali 11 jenis espresso masih ada beberapa kesalahan. Para peneliti juga
ingin memasukkan 8 jenis espresso baru pada alatnya.
Di tahun 2009, dengan biaya kurang dari 10 juta rupiah Dr Muhammad Rivai ST MT
menciptakan penciuman elektronik. Penciuman elektronik buatan Indonesia ini mempunyai
sensor yang dapat mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa 32 jenis aroma. Diantaranya
aroma apel, melati, dan peppermint. Dosen Teknik Elektro ITS ini berharap alat tersebut dapat
digunakan untuk kebutuhan industri rokok, makanan dan minuman, hingga dunia kesehatan.
Bidang luar angkasa
National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengembangkan penciuman
buatan yang sangat sensitif untuk penjelajahan luar angkasa. Penciuman elektronik ini dapat
mendeteksi polusi pada pesawat ruang angkasa. Bahkan penciuman ini dapat membedakan bau
pisang dan susu. Kamampuan ini timbul berkat sensor kimia yang terhubung dengan komputer
dan dapat membedakan pola molekul.
Nama : Zaini Saputra Dosen : Karpen,M.KomNim : 08.10.031.802.Mtk : Rekayasa Interface