tugas uas kki504 ade ilhamsis 200931020

30
TUGAS UAS HIGIENE INDUSTRI KKI504 FAKTOR RESIKO BAHAN KIMIA OLEH : ADE ILHAMSIS BILLY DIANTO 2009 – 31 – 020 FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

Upload: didu-euy

Post on 01-Jul-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

TUGAS UAS HIGIENE INDUSTRI KKI504

FAKTOR RESIKO BAHAN KIMIA

OLEH :

ADE ILHAMSIS BILLY DIANTO

2009 – 31 – 020

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2011

Page 2: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Pendahuluan

Proses industrialisasi di suatu negara berkembang merupakan

upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara tersebut.

Dengan demikian industrialisasi telah mendorong penggunaan bahan –

bahan kimia sebagai bahan baku dalam proses produksi menjadi kian

meningkat baik dalam jumlah maupun jenisnya.

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah bahan kimia yang ada di

dunia ini banyak sekali jumlahnya, yang terdaftar dalam nomor CAS

(Chemical Abstract Number) sampai saat ini lebih dari 14.000.000

buah. Dan dapat dikatakan bahwa 100.000 buah bahan kimia tersebut

dapat ditemukan di pasar dunia, dan kira – kira 1.000 buah

diantaranya dihasilkan dalam jumlah besar. Kenyataan bahwa budaya

manusia dibangun dengan membuat dan menggunakan bahan – bahan

kimia tersebut. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Industry pupuk dan industry pestisida telah menghasilkan pupuk

kimia dan berbagai jenis pestisida yang digunakan untuk

pertanian, ternyata dapat meningkatkan produksi pangan dan

menyelamatkan manusia dari kemiskinan.

- Industry petrokimia telah menawarkan berbagai produk

seperti :

Benang sintetis yang dapat digunakan untuk membuat

pakaian yang lebih tahan lama atau awet.

Plastik, karet sintetis dan lain – lain yang sangat banyak

digunakan untuk berbagai peralatan kebutuhan rumah tangga

dan produk – produk elektronik lainnya.

Bahan – bahan kimia pewarna dapat memberikan corak

kepada bahan pakaian yang telah banyak berhasil

menyelamatkan kehidupan.

Page 3: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

- Industry farmasi telah menghasilkan bahan – bahan kimia

farmasi (obat – obatan) yang telah berhasil menyelamatkan

kehidupan manusia dari penyakit – penyakit menular yang

berbahaya.

Dari contoh – contoh diatas, terlihat bahwa sesungguhnya kita tidak

dapathidup tanpa bahan kimia, meskipun demikian kita juga perlu

mengetahui bahwa beberapa bahan kimia yang dihasilkan dan dijual di

pasar ada yang berbahaya atau sangat berbahaya. Ambient standar

adalah standar sanitasi yang diberlakukan untuk dilingkungan

masyarakat diluar industri. Standar ini ditetapkan atas dasar kelompok

yang mempunyai resistensi kecil, seperti anak – anak, orang tua dan

wanita. Kelompok masyarakat ini akan terpajan oleh factor kimia yang

mencemari lingkungan masyarakat di luar industry selama 24 jam

setiap hari. Di Indonesia ambient standar disebut Baku Mutu

Lingkungan (BML).

Untuk kelompok masyarakat yang bekerja di industry

dikembangkan standar yang disebut Nilai Ambang Batas atau yang

disebut NAB (Threshold Limit Value atau TLV). Kelompok ini adalah

kelompok orang – orang dewasa yang terpilih (artinya untuk masuk

bekerjadi pabrik harus melalui pemeriksaan kesehatan awal) dan juga

kelompok orangh – orang yang terlatih (artinya kelompok ini adalah

orang – orang yang terbiasa terpajan terhadap factor – factor kimia

selama bekerja 8 jam setiap hari, 5 hari seminggu atau selama 40 jam

seminggu sehingga merupakan kelompok sector masyarakat yang

memiliki resistensi besar). Untuk menerapkan NAB di lingkungan

tempat kerja suatu industri adalah dengan menerapkan hygiene

industri.

Atas dasar hal itu pulalah, maka sebaiknya bagi negara – negara

yang sedang berkembang mulai menerapkan higinene industry dengan

sebaiknya agar terhindar dari penyakitv akibat kerja (PAK) atau

kecelakaan kerja terkait dengan factor bahan kimia ditempat kerja.

Page 4: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

ASPEK FAKTOR BAHAYA

A. Mengenal Jenis Bahan Kimia

Mengingat jenis bahan kimia yang umum digunakan di dalam

proses industry setiap industry jumlahnya cukup banyak,

sedangkan setiap jenis bahan kimia memiliki sifat – sifat berbeda

sehingga bahan kimia tersebut memilki pengaruh yang berbeda

pula maka langkah pertma yang perlu dilakukan adalah mengenal

bahan kimia ditempat kerja. Ada dua cara yang praktis yang dapat

digunakan :

1. Membaca diagram alir proses produksi

Agar proses pengenalan ini menjadi lebih mudah maka sangat

penting untuk mempelajari beberapa masalah teknis dengan

melihat secara garis besar tentang diagram alir proses produksi

didalam suatu industry sebagai berikut :

Dari diagram alir proses produksi, misalnya proses produksi

industrin peleburan baja, kita akan dapat mengetahui :

- Bahan – bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku

yang akan diproses (dilebur)

- Bahan – bahan kimi yang digunakan sebagai bahan additive

yaitu bahan kimi yang akan ditambahkan ke dalam proses,

yang tujuannya untuk menghasilkan produk dengan kualitas

tertentu atau duigunakan untuk memperbaiki kualitas hasil

produksi.

Page 5: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

- Sering untuk suatu hasil proses produksi di dalam industry

yang lain (misalnya : industry cat), di samping bahan – bahan

kimia pigmen yang digunakan sebagai bahan baku, maka

sering digunakan bahan – bahan kimia lain sebagai

pengisi/filler, misalnya sebagian kecil penggunaan bahan

baku titan oksida digantin dengan kaolin yang harganya jauh

lebih murah. Tujuannya adalah untuk menurunkan harga jual

hasil produksi (cat) tanpa menurunkan kualitas hasil produksi.

- Dari diagram alir proses produksi, kita juga dapat membaca

proses yang digunakan dalam memproduksi suatu barang

yang diinginkan, misalnya di dalam industry peleburan baja

dengan bahan baku adalah besi tua yang akan diproses

(dilebur) dan untuk menghasilkan kualitas baja yang baik

maka ke dalam besi tua atau baja tua yang telah melebur

dimasukan bahan kimia additive dan didalam baja didalam

baja ini akan timbul kerak yang mengambang sebagai hasil

samping (limbah padat) selain dihasilkan kerak pada besi atau

baja meleleh tadi akan menguap (terbentuk uap logam)

masuk ke lingkungan tempat kerja. Uap logam yang panas ini

akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara membentuk

oksida logam, uap oksida logam naik ke atas dan setelah

sampai di tempat yang dingin (pada suhu tertentu) uap oksida

logam tersebut akan mengkondensasi membentuk partikel –

partikel padat dari oksida logam yang ukurannnya sangat

kecil (diameter partikel kurang dari 5 mikron), sehingga akan

mengambang di udara sebagai pencemar udara di lingkungan

tempat kerja.

Dengan demikian, dengan diketahuinya (bahwa) proses produksi

industri peleburan baja ini menggunakan dapur untuk melebur

besi tua dan bahan – bahan additive, maka dapur peleburan ini

juag akan menjadi sumber dipancarkannya pencemar udara

(uap logam), dan kita akan memperkirakan partikel oksida

logam apa yang terdapat di udara lingkungan tempat kerja

Page 6: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

(partikel debu oksida logam yang terbentuk ini merupakan hasil

samping).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dari diagram alir proses

produksi, kita juga dapat membaca proses yang digunakan

dalam memproduksi barang yang diinginkan (dapat diketahui

mesin, alat – alat kerja atau fasilitas yang dipakai setiap tahapan

proses produksi) maka kita mampyu memperkirakan bahwa

bahan kimia yang terbentuk dari suatu reaksi saat proses

produksi.

2. Melakukan survey bahan – bahan kimia di tempat kerja

Tuuan utama dari survey bahan – bahan kimia, baik sebagai

bahan baku, bahan additive, bahan pengisi maupun bahan kimia

yang terbentuk dari hasil antara, hasil akhir serta hasil

sampingan adalah untuk menentukan apakah ada bahaya

potensial dari bahan – bahan yang ada di lingkungan kerja. Jadi

di dalam survey ini kita harus mencacat atau melakukan

inventarisasi terhadap semua bahan yang dugunakan dalam

proses produksi maupun yang dihasilkan selam proses sampai

akhir proses. Disamping itu, dalam rangka mengenal bahaya

factor kimia tempat kerja ini masih ada hal – hal yang perlu

diperhatikan adalah bahwa kita perlu mengetahui tentang

kondisi dari setiap operasi atau setiap tahapan proses produksi

serta memperhatikan setiap jenis pekerjaan yang ada, bahkan

juga tentang ada tidaknya alat – alat pelindung diri yang

disediakan oleh pihak perusahaan serta informasi yang

diperlukan.

3. Pengenalan dengan panca indera

Bahanya faktor kimia di lingkungan kerja juga dapat dikenal

dengan menggunakan panca indera untuk mencatat keadaaan

yang tidak diinginkan atau keadaan yang tidak terduga. Sebagai

contoh seseorang yang sedang melakukan pengamatan di

Page 7: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

dalam suatau lingkungan kerja yang tercemar suatu gas bahan

kimia tertentu atau melakukan identifikasi bahan kimia tersebut

dengan cara mencium baunya. Apabila orang tersebut berada

dalam lingkungan dan mencium bau namun setelah beberapa

saat tidak mencium sesungguhnya bukan baha kimia ynag

sudah hilang tetapi indera penciumannya yang sudah kelelahan

sehingga bau tadi seperti hilang. Seharusnya orang tadi segera

keluar dari ruangan dan menghirup udara segar maka bau

bahan kimia tadi akan tercium kembali. Disamping itu banyakn

juga gas – gas dan uap yang memilki ambang bau lebih tinggi

dari kadar pemajanan yang diperkenankan sehingga akan

memungkinkan terjadinya pemajanan berlebihan sebelum bahan

kimia tersebut tercium baunya. Agar tetap diingat bahwa panca

indera dapat membantu menemukan pencemar namun tidak

dapat dipercaya untuk mengenal semua bahaya kesehatan.

B. Mengenal Bahaya Bahan Kimia

1. Toksikologi dan Racun

Toksikologi didefinisikan secara sederhana dan ringkas sebagai

kajian tentang hakekat dan mekanisme pengaruh racun dan

berbagai bahan terhadap mahluk dan system kuantitatif

terhadap berat dan kekerapan pengaruh racun yang

dihubungkan dengan pajanan baha kimia terhadap tenaga kerja

tersebut.

Ada juga pengertian tentang toksikologi yang lain yaitu ilmu

tentang racun. Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah

relative sedikit telah berbahaya bagi kesehatan, bahkan dapat

membayakan jiwa manusia. Toksikologi industri adalah ilmu

tentang racun – racun yang dugunakan, diolah dan dihasilkan di

dalam industri. Suatu bahan atau zat dikatakan beracun atau

tidak, sangatlah tergantung kuantitas bahan atau zat tersebut.

Untuk menimbulkan pengaruh yang merugikan maka bahan –

bahan beracun harus mencapai organ yang menjadi sasaran

dimana bahan dapat menyebabkan kerusakan. Jalan yang

Page 8: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

ditempuh oleh bahan kimia untuk masuk kedalam tubuh adalah

pernapasan, penyerapan melalui kulit, menelan atau saluran

pencernaan.

2. Dampak Bahan Kimia

a. Pengaruh akut

Pemajanan dan pengaruh akut umumnya termasuk

pemajanan terhadap konsentrasi tinggi dalam jangka waktu

yang pendek dan segera menghasilkan beberapa akibat

(penyakit, iritasi, kematian). Pemajanan kerja akut sering

dihubungkan dengan terjadinya kecelakaan.

Pemajanan akut memiliki cirri khusus ialah mendadak dan

berat serta digolongkan dengan absorpsi cepat dari bahan –

bahan yang mengganggu (dapat menimbulkan gangguan).

Sebagai contoh menghirup karbon monoksida kadar tinggi

atau tertelan senyawa sianida dalam jumlah besardapat

menghasilkan keracunan akut dengan sangat cepat.

Pengaruh bahan kimia berbahaya dianggap akut bial terlihat

dalam waktu yang singkat, seperti dalam beberapa menit

atau beberapa jam dan tidak lama bertahan (pendek umur).

b. Pengaruh Kronis

Berlawanan dengan pengaruh akut pengaruh kronis atau

sakit digolongkan dengan gejala – gejala atau penyakit yang

berlangsung lama atau sering kambuh. Pengaruh kronis

sering berkembang lama. Istilah pemajanan kronis adalah

menunjukan terhadap pemajanan berkelanjutan/kontinyu

untuk jangka waktu yang lama, umumnya bertahun – tahun.

Suatu standar yang ditetapkan oleh suatu organisasi dunia,

sekarang mencoba untuk menetapkan batas pengendalian

pengaruh kronis sama baiknya dengan pengendalian

terhadap pengaruh akut.

Page 9: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Keracunan kronis berarti bahwa suatu tingkat bahan secara

berkelanjutan ada di dalam jaringan. Keracunan kronis dapat

juga dihasilkan oelh pemajanan terhadap suatu bahan yang

berbahaya yang dapat mengakibatkan kerusakan ireversibel,

sehingga timbul luka – luka akibat keracunan, penimbunan

atau perkembangannya. Tanda – tanda dari keracunan kronis

umumnya berbeda dengan yang sering terlihat dari

keracunan akut oleh bahan beracun yang sama, dank arena

tingkat/kadar kontaminan relative rendah, tenaga kerja

sering tidak menyadari terhadap pemajanan seperti yang

mereka alami.

Sensititasi adalah salah satu contoh yang lain dari bahan

yang mempunyai pengaruh kambuh setelah tenaga kerja

menjadi sensitive / alergi terhadap racun. Pemajanan

pertama yang hanya sekejap dapat mengakibatkan tidak

terjadi reaksi, namun sekali seseorang menjadi sensitive,

reaksi dapat terjadi sejak kontak terakhir dengan sejumlah

kecil bahan dan dalam waktu yang sangat singkat.

C. Bahan Kimia Berdasarkan Bentuk Fisik

1. Kelompok Bukan Partikel

a. Gas

Gas adalah suatu cairan yang tidak memiliki wujud sendiri

dan mengisi ruangan tertutup pada keadaan suhu dan

tekanan normal. Wujud dari gas dapat diubah menjadi cair

atau menjadi padat dengan cara mengubah gabungan

tekanan dan suhu (misalnya dengan menaikan tekanan dan

menurunkan suhu). Gas umumnya tidak terlihat dan

mendifusi mengisi seluruh ruangan. Gas dapat berasal dari

unsur ataupun suatu senyawa kimia. Sebagai contoh oksigen

(O2) adalah gas, demikian pula karbon monoksida (CO)

adalah gas.

Page 10: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Gas dapat dibagi menjadi 2 kelompok antara lain :

- Kelompok gas yang memiliki pengaruh terhadap

kesehatan terutama pengaruh asphyxiant sederhana

(inert), termasuk He, Ne, N2, H2, CH4, atau gas – gas yang

memiliki pengaruh asphyxiant dari senyawa - senyawa

seperti CO, HCN, H2S.

- Kelompok dari gas lain yang memiliki pengaruh buruk

terhadap kesehatan dan sifat meracuni yang ditentukan

oleh rantai C dari senyawa organik dan rekativitasnya.

b. Uap

Uap adalah bentuk gas dari bahan – bahan yang umumnya

berbentuk padat atau cair dan dapat dikembalikan kepada

bentuk semula, baik hanya dengan mengubah tekanannya

taupun hanya mengubah suhunya. Uap umumnya tidak

kelihatan dan mendifusi ke seluruh ruangan. Untuk tujuan

praktis, tidak ada perbedaan antara gas dan uap. Di dalam

suatu campuran gas, tekanan total (dari campuran gas) sama

dengan jumlah tekanan partial dari setiap komponen gas

tersebut. Gas dan uap keduanya digambarkan dengan

dukungan persamaan keadaan yang sama, yang dikenal

sebagai Hukum Gas Ideal.

Dimana :

P = Tekanan

V = Volume

n = jumlah molelkul

gas

R = konstante gas

ideal

PV = nRT

Page 11: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

c. Cairan

Cairan adalah tidak berbentuk, mengalir mengikuti hukum

gravitasi. Cairan oleh NFPA (National Fire Protection

Association) dibagi dalam 2 kelompok antara lain :

- Cairan yang dengan mudah dapat terbakar (flamable

liquid)

Cairan yang memiliki titik nyala dibawah 100o F (37,8o C)

dan suatu tekanan uap ialah lebih dari 40 psi absolut

(psia).

Cairan ini masih dibedakan dalam

Cairan yang memiliki titik nyala di bawah 73o F (22,8o

C) dan titik didih dibawah 100o F (37,8o C)

Cairan yang memiliki titik nyala dibawah 73o F (22,8o

C) dan titi didih pada atau diatas 100o F (37,8o C)

Cairan yang memiliki titik nyala pada atau di atas 73o

C (22,8o C) dan titik didih dibawah 100o F (37,8o C).

- Cairan mudah terbakar (combustible liquid)

Suatu cairan yang memiliki nyala pada atau diatas 100o F

(37,8o C), ini masih dibedakan dalam :

Cairan yang memiliki titik nyala pada atau diatas 100o

F dan titik didih di bawah 140o F

Cairan yang memiliki titik nyala pada atau diatas 100o

F dan titik didih dibawah 140o F

Cairan yang memiliki titik nyala pada atau diatas 200o

F

d. Pelarut

Page 12: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

- Pelarut air

Pelarut ini dasarnya adalah air. Sebagai contoh larutan

asam, larutan basa dan deterjen yang dilarutkan di dalam

air. Umumnya sistem pelarut air memiliki tekanan uap

yang rendah pada suhu kamar sehingga bahaya potensial

oleh penghirupan dan sistemik toxicity tidak besar.

Asam – asam organik biasa termasuk hidrogen halida (HF,

HCl, HI dan HBr), asam – asam oksigen (nitrat/HNO3,

fosfat/H3PO4 dan sulfat/H2SO4 dan lain – lain seperti

hidrogen sulfida/ H2S dan hidrogen sianida/HCN).

Pengaruhnya terhadap kesehatan berubah – ubah dan

tergantung kepada konsentrasi, yang sering terjadi adalah

kontak terhadap jaringan tubuh termasuk iritasi terhadap

(mucous membrance) selaput lendir atau saluran

pernapasan, misalnya oleh HCl (oksidasi) dan dehidrasi

oleh H2SO4 HCN dan H2S adalah asam – asam yang sangat

beracun dengan akibat yang berbeda dibanding dengan

asam lainnya. Asam tersebut dapat membentuk senyawa

kompleks dengan logam yang ada dalam enzym

(cytochrome) yang dapat mencegah terjadinya

metabolisme oksigen dalam sel.

- Pelarut organik (bahan kimia organik)

Bahaya pelarut organik yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan, karena pelarut tersebut dapat

menguap dengan cepat di udara dan menghasilkan kadar

uap yang tinggi pada keadaan tertentu. Bahaya terhadap

kesehatan yang ditimbulkan oleh pelarut tidak hanya

ditentukan dari sifat – sifatnya yang khusus atau

karakteristik pelarut, namun juga ditentukan oleh cara –

cara penggunaannya.

Page 13: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Sifat umum sebagian besar pelarut organik ialah dapat

mengakibatkan hilang kesadaran (pengaruh narkosis).

Sel – sel syaraf karena mengandung bahan yang

berlemak, maka sangat peka terhadap pelarut yang

sedang bersirkulasi dalam darah.

Beberapa pelarut yang bersifat racun, pengaruhnya

berjalan secara perlahan dan biasanya membahayakan

serta cenderung untuk memberikan efek yang berat.

Beberapa bahan dapat digunakan sebagai sumber

energi, misalnya etil alkohol.

Beberapa pelarut dapat berubah di dalam tubuh

menjadi bahan yang kurang beracun. Perunahannya

biasanya terjadi di dalam hati dan hasilnya dikeluarkan

melalui ginjal. Oleh karena itu hati dan ginjal kadang

rusak karena keracuna kronis dari pelarut tersebut.

2. Kelompok Partikel

Kelompok yang berbentuk partikel mencakup :

a. Debu

Debu adalah partikel padat yang dipancarkan/dihasilkan oleh

proses alami atau proses mekanis seperti pemecahan,

penghalusan, penggilingan, pukulam ataupun peledakan.

Menghirup debu terlalu banyak dapat mengakibatkan terjadi

pneumokoniosis. Pneumokoniosis adalah istilah dari bahasa

Greek yang berarti paru – paru yang berdebu. Debu juga

dapat masuk ke udara melalui cara pengisisian bahan – baha

kimia kering ke dalam kantong, seperti pengisisna talk,

semen, pupuk, asbes atau kegiatan – kegiatan pengeboran

dengan mesin pengebor, mesin penghalus, pembersih karat

dengan cara menembakan pasir kepada plat – plat baja yang

berkarat (proses sand blasting). Akibat dari benturan antara

Page 14: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

pasir engan baja, maka pasir dan karat pecah menjadi debu

masuk ke udara.

b. Fume

Fume atau uap logam, sebenarnya adalah partikel – partikel

benda padat, yang terbentuk sebagai hasil dari kondensasi

uap logam di udara (uap tersebut berasal dari logam yang

dipanaskan seperti pengelasan, solder, logam cair dan lain –

lain). Dala banyak hal, bahan yang panas akan bereaksi

dengan oksigen (O2) di udara dan membentuk oksida logam.

Uap logam/fume timah oksida misalnya dapat terbentuk

selama pelelehan (pada saat timah dipanaskan dan meleleh),

demikian pula uap logam besi oksida dapat terbentuk dari

proses pengelasan. Fume berbeda dari debu baik dari cara

terbentuknya maupun ukuran partikelnya. Ukuran partikel

darin uap logam yang mengkondensasi sangat kecil

diameternya yaitu kurang dari 1 mikron, sehingga apabila

uap logam tersebut terhirup bersama udara pernapasan dan

masuk ke dalam paru – paru akan dapat mengendap dalam

paru – paru.

c. Kabut

Kabut adalah partikel – partikel yang sangat halus, tidak lain

adalah titik – titik air yang mengambang di udara yang

terbentuk oleh proses pemecahan suatu cairan menjadi butir

– butir kecil, seperti proses splashing, foaming atau

atomizing. Contoh yang sering ditemui adalah kabut oli yang

dihasilkan selama pemotongan logam atau penggilingan,

disamping itu sering juga ditemukan kabut asam dari proses

electroplating atau pickling atau kabut cat yang dihasilkan

dari proses pengecatan yang menggunakan penyemprot atau

sprayer.

d. Serat

Page 15: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Serat berarti tipis dan panjang, misalnya serat asbes. Serat

yang menyerupai benang ini dipisahkan dari batu aslinya

selama pemecahan, pemotongan dan penambangan.

D. Bahan Kimia Berdasarkan Farmakologis

1. Iritant

Salah satu pengaruh bahan kimia terhadap tubuh adalah

iritasi. Sesungguhnya iritasi adalah akibat yang

ditimbulkan oleh bahan – bahan yang bersifat korosi,

bahan ini dapat menimbulkan peradangan pada

permukaan mucous yang lembab dari tubuh. Gas – gas

yang mempunyai sifat iritasi misalnya akan

mengakibatkan iritasi pada hidung, mulut, saluran

penapasan, paru – paru dan mata. Bahan – bahan kimia

tersebut dapat menimbulkan suatu iritasi akut dari sekali

pemajanan dengan konsentrasi tinggi atau menimbulkan

iritasi kronis oleh karena pemajanan dengan konsentrasi

yang terjadi dalam waktu yang lama dan berulang –

ulang.

Contoh iritant yang dapat mengakibatkan pengaruh

utama pada saluran pernapasan bagian atas adalah debu

aldehida dan kabut basa, kabut asam atau gas amonia.

Bahan – bahan yang berpengaruh buruk pada saluran

pernapasan bagian atas dan jaringan paru – paru adalah

klorin, bromin dan ozon.

2. Asphyxian

Kelompok bahan kimia yang memilki sifat ini

mempengaruhi tubuh dengan menggangu proses

oksigenasi pada jaringan dan dapat mengakibatkan

seseorang meninggal karena lemas. Gas – gas asphyxia

umumnya dibagi menjadi dalam 2 kelompok diantaranya:

- Asphyxia sederhana

Page 16: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Yang secara psikologi bersifat sebagai gas – gas inert

yang larut dalam atmosphere atau menggantikan

tempat oksigen dalam udara yang dibutuhkan untuk

mendukung kehidupan (kandunag oksigen di udara

menurun menjadi kurang dari 18%). Contoh yang

umum adalah karbon dioksida, etana, helium, metana,

hidrogen dan nitrogen.

- Asphyxia dari senyawa kimia

Contohnya adalah karbon monoksida (CO), hidrogen

sianida (HCN) dan hidrogen sulfida (H2S). Gas – gas

tersebut dengan cepat dapat melewati selaput alveolar

masuk ke dalam sel – sel darah dan jaringan, gas – gas

ini segera bergabung dengan besi protein.

3. Anesthesia dan Narkosa

Bahan – bahan yang termasuk kelompok anesthesia dan

narkosa menekan pengaruhnya terhadap tubuh sebagai

anesthesia sederhana melalui aktivitasnya sebagai

depressant kepada sistem syaraf pusat. Umumnya bahan

kimia kelompok ini dapat menyebabkan orang mengantuk

atau mabuk ringan. Dalam jumlah banyak bahan – bahan

kimia ini dapat menyebabkan seseorang menjadi pingsan,

koma, kejang atau bahkan kematian.

Banyak senyawa kimia yang termasuk chlorinated

hydrocarbon memiliki sifat narkosa sampai beberapa

tingkat. Senyawa ini adalah larutan atau pelarut yang

banyak digunakan secara luas di lingkungan industri

seperti methylene klorida, trikloro ethylene dan kloro

ethylene. Yang termasuk alkohol adalah metanol, etanol,

dan butanol juga termasuk narkosa.

4. Karsinogen

Page 17: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

Bahan kimia yang menjadi penyebab timbulnya kanker

disebut karsinogen. Beberapa bahan yang dikenal sebagai

karsinogen adalah asbes, benzene, nitrosamine, vinil

klorida, bahan warna benzene, kromium, arsen dan ter

batu bara yang menguap.

5. Mutagen

Bahan kimia mutagen adalah bahan – bahan yang

menyebabkan terjadinya perubahan di dalam sperma

atau sel – sel telur. Perubahan dapat menghasilkan

kanker, kelainan atau cacat lahir. Ozon dan bahan –

bahan yang bersifat radioaktif adalah contoh yang

termasuk bahan kimia mutagen.

6. Teratogen

Bahan kimia teratogen adalah bahan kimia yang

menghasilkan cacat dari perkembangan sel, jaringan atau

organ dari fetus. Pengaruh ini dapat dihasilkan dalam

perlambatan pertumbuhan atau mengakibatkan

penmgaruh kemunduran. Bahan yang sampai saat ini

dikenal sebagaia teratogen adalah logam timah hitam dan

merkuri, bahan – bahan kimia termasuk PCBs dan radiasi

pengion.

7. Sistemic Poison

Bahan yang memiliki pengaruh sistemik poison adalah

bahan – bahan yang menyebabkan luka, khususnya

terhadap organ khusus di dalam tubuh. Senyawa

hidrokarbon halogen (seperti hidrokarbon klorida) dapat

menyebabkan luka pada hati dan ginjal. Sedangkan

benzena dan fenol dapat menyebabkan kerusakan

terhadap sistem pembentukan darah. Contoh dari

kelompok bahan ini seperti racun syaraf : karbon disulfida,

metil alkohol, timbal tetra etil dan senyawa – senyawa

insektisida organofosfat. Timbal, merkuri kadmium dan

Page 18: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

mangan adalah jenis logam yang juga menyebabkan

sistemik poison.

PENCEGAHAN FAKTOR BAHAYA

A. Pengendalian Secara Teknis

1. Penegendalian Langsung Kepada Sumbernya

a. Substitusi bahan berbahaya dengan bahan yang tidak atau

kurang berbahaya.

Cara ini adalah tindakan yang paling baik untuk

menghentikan penggunaan bahan kimia berbahaya. Sebagai

contoh : cara pengendalian terhadap uap bahan kimia yang

dipancarkan dari salah satu tahapan proses produksi dalam

industri perakitan mesin atau industri logam (berupa tangki

yang berisi bahan kimia organik trikloroetilen) yang

digunakan untuk membersihkan (menghilangkan) gemuk,

minyak pelumas, debu atau kotoran – kotoran yang lain yang

menempel pada logam – logam yang akan dirakit.

Trikloroetilen adalah bahan kimia organik yang mudah

menguap, sangat berbahaya dan beracun. Agar uap bahan

kimia tersebut tidak menimbulkan pengaruh buruk kepada

kesehatan tenaga kerja maka bahan tersebut dapat diganti

dengan bahan kimia yang tidak mudah menguap dan tidak

atau kurang berbahaya terhadap kesehatan tenaga kerja

seperti surface active agent misalnya dengan detergen atau

bahan aktif lainnya yang sejenis dan dilarutkan dengan air

sehingga tidak mudah menguap.

Page 19: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

b. Mengubah proses atau meningkatkan metode kerja

Dengan mengubah sebagian proses atau metode kerja atau

menukar urutan prosesnya (menukar antara tahapan proses

yang satu dengan proses yang lainnya), maka terjadi pajanan

terhadap bahan kimia berbahaya dapat dihindari atau

emisinya dapat dicegah atau dikurangi. Sebagai contoh :

proses pencampuran tanah liat (lempung = clay) dengan

bahan – bahan lain didalam proses produksi atau pembuatan

keramik (porcelin) yang pada umumnya pencampuran

dilakukan setelah proses pengeringan. Agar tidak

menimbulkan debu yang merugikan maka proses

pencampuran dilakukan sebelum proses pengeringan.

c. Mengubah proses kering menjadi proses basah

Proses kering yang banyak menghasilkan debu misalnya

dalam proses sand blasting. Umumnya proses sand blasting

dilakukan di ruangan tertutup. Untuk menekan agar debu

yang dihasilkan tidak membahayakan tenaga kerja maka

pada saat menembakan pasir dimulai, sebaiknya mulai

disemburkan titik – titik air ke udara lingkungan kerja

(dengan menggunakan nozzle), sehingga debu pasir aka

bertemu dengan titik – titik air dan menjadi basah dan

menjadi lebih berat, akhirnya turun mengendap lebih cepat

dan udara lingkungan kerja terbebas dari debu pasir atau

debu silika bebas.

d. Pengamanan operasi secara tepat

Upaya pencegahan yang lain adalah denga cara menekan

keluarnya bahan – bahan kimia berbahaya dari mesin atau

peralatan kerja yang digunakan dalam proses yaitu dengan

cara mengendalikan beban. Cara ini agak berbeda dari upaya

menekan pancaran emisi. Namun secara umum, suatu mesin

yang mengeluarkan bahan pada saat dioperasikan (bocor),

maka akan mengeluarkan bahan berbahaya dalam jumlah

Page 20: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

yang lebih banyak, apabila diberi muatan yang lebih besar

dari kapasitas yang direncanakan.

e. Menekan penghamburan kimia yang berbahaya

- Isolasi atau menyekat dan menutup sumber emisi

Dapat dilakukan dengan cara meletakan di dalam booth

atau dipasang penyekat atau dipisahkan dari tahapan

proses produksi yang lainnya, hal ini untuk mencegah

bocoaran atau emisi bahan kimia berbahaya agar tidak

menyebar ke ruangan kerja yang lainnya.

- Pemasangan ventilasi (local exhaust ventilation)

Tujuan dari pemasangan ventilasi keluar adalah untuk

mengeluarkan emisi ( bahan kimia berbahaya yang

dipancarkan) dari sumber tanpa memberi kesempatan

kepada kontaminan untuk mendifusi ke udara di dalam

lingkungan tempat kerja. Sistem ventilasi ini adalah suatu

rangkaian peralatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu :

Hood (tudung atau ceobong) yang dipasng tepat diatas

sumber emisi atau sangat dekat dengan sumber emisi.

Duct atau pipa yang dihubungkan dengan hood, juga

dihubungkan dengan aie cleaner (pembersih udara).

Air cleaner harus mampu mengumpulkan bahan kimia

pencemar dari suatu konsentrasi sehingga tidak

menyebabkan pencemaran terhadap udara di

lingkungan masyarakat industri.

Exhaust fan, diperlukan untuk menghasilkan aliran

udara di dalam sistem ventilasi keluar setempat ini.

Dan volume udara yang mengalir harus mampu

mendapatkan kecepatan pengendalian dan tekanan

statis untuk mengatasi resistensi (tahanan) aliran

Page 21: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

udara akibat turbulensi dan friksi (gesekan) yang

dihasilkan di dalam hood, pipa dan pembersih udara.

- Pemisahan tenaga kerja dari sumber emisi

Proses produksi yang menghasilkan bahan kimia

berbahaya di lingkungan kerja harus ditutup sempurna,

artinya proses harus terpisah dari proses yang lain atau

proses harus diletakan di dalam gendungg atau bangunan

yang terpisah dari gedung untuk proses yang lain dan

kepada sumber – sumber emisi harus dipasangi sistem

ventilasi setempat.

2. Pengendalian Kepada Lingkungan Kerja

a. Ventilasi keluar (aliran udara keluar) dipasang di atap (roof

fan).

b. Ventilasi untuk memasukan udara segar dari luar (dilution

ventilation).

c. Mengatur agar jarak sumber emisi dijauhkan dari tenaga

kerja yang bekerja.

d. Program pemeliharaan yang baik.

Mesin

A

B

C

Page 22: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

3. Pengendalian Langsung Kepada Tenaga Kerja

a. Latihan dan pendidikan

b. Mutasi tenaga kerja

c. Mengisolasi tenaga kerja, misalnya pengemudi crane. Apabila

di ruang kerja terdapat sumber emisi baik yang berupa gas,

uap, bahan kimia maupun fume dari dapur peleburan, maka

sebaiknya pengemudi crane diberikan kabin dan untuk

mendapatkan udara segar ke dalam crane dimasukan udara

bersih atau udara dingin dari AC.

d. Tenaga kerja dilengkapi dengan alat – alat pemantau

perorangan / monitoring devices.

e. Tenaga kerja dilengkapi dengan alat pelindung diri.

f. Program pemeliharaan yang baik.

B. Pengendalian Secara Administratif

1. Pengurangan Waktu Kerja

Pengurangan waktu kerja merupakan cara pengendalian yang

lain dalam tempat yang tertentu (terbatas), dimana

pengendalian secara teknis kepada sumber tidak dapat

dilaksanakan. Misalnya pemajanan terhadap tekanan panas

(heat stress) dapat diatur dengan menggunakan pengaturan

(putaran) antara kerja dan istirahat yang dapat mencegah

timbulnya kelelahan yang berlebihan dan mengurangi denyut

nadi.

Sebagai contoh pekerjaan menempa di dalam industri logam

(baja) terutama pada musim panas, hari kerja diubah menjadi

lebih pendek dan sering istirahat. Cara ini digunakan untuk

megurangi pengaruh pajanan terhadap suhu tinggi, cara

Page 23: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

demikian untuk mengurangi bahaya heat exhaustion atau heat

stoke.

2. Cara Basah

Bahaya debu pencemar udara sering dapat diturunkan atau

dikurangi secara besar – besaran dengan menggunakan air atau

larutan lain. Membasahi lantai yang berdebu sebelum disapu,

untuk menekan penyebaran debu yang berbahaya ke udara

lingkungan kerja sangat dianjurkan dan merupakan cara yang

lebih baik dimana penggunaan alat pembersih debu dengan

menyedot (vacuum cleaner) tidak boleh digunakan.

Membasahi debu di udara lingkungan tempat kerja adalah cara

pengendalian debu yang sangat sederhana. Namun

keefektifannya akan tergantung dari keberhasilan dalam

membuat basah debu. Untuk upaya ini perlu ditambahkan suatu

bahan surfaktan ke dalam air dan cara pembuangan yang baik

dari debu bash harus dilakukan sebelum debu tersebut menjadi

kering dan kembali menyebar ke udara.

3. Kebersihan Atau Kesehatan Perorangan

Kebiasaan membersihkan diri seperti cuci tangan juga penting

untuk menghilangkan bahan – bahan beracun atau iritan yang

menempel. Penempatan tempat cuci tangan yang kurang tepat

akan menyebabkan terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan

seperti mencuci tangan dengan menggunakan pelarut minyak

mineral atau deterjen yang digunakan dalam industri. Untuk

orang – orang yang sensitif akan membutuhkan sabun dengan

pH netral atau bahan pelembab. Sabun anti bakteri diperlukan di

tempat – tempat kerja dimana bahan – bahan yang

menyebabkan infeksi atau penyakit menular ditemukan.

C. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri sangat sederhana ialah alat pelindung yang

dikenakan oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan

Page 24: Tugas UAS KKI504 Ade Ilhamsis 200931020

pencegahan kecelakan yang disebabkan oleh aneka faktor yang

ada (timbul) di lingkungan tempat kerja.

1. Pemilihan APD

Alat pelindung diri yang baik harus memilki beberapa

persyaratan diantaranya adalah sebagai berikut :

- aaa

- aaa

-

2. Macam – macam APD

3. ssss

D. Pemeriksaan Medis Dan Pertolongan Pertama

KESIMPULAN

SARAN

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA