tugas tk3

28
PENANGANAN dan PENGOLAHAN LIMBAH Oleh: Atikah risyad Budi warman Christianto sitio Dasa Haryuwibawa Sola fide gavra tarigan Departemen teknik kimia fakultas teknik Universitas sumatera utara 2011

Upload: tika-risyad

Post on 30-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 1/28

PENANGANAN dan

PENGOLAHAN LIMBAH

Oleh:

Atikah risyad

Budi warman

Christianto sitio

Dasa Haryuwibawa

Sola fide gavra tarigan

Departemen teknik kimia

fakultas teknik

Universitas sumatera utara

2011

Page 2: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 2/28

Kata pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

makalah tentang penanganan dan pengolahan limbah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja penulis yaitu

Ir.Anizar, M.Kes

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Teknik Kesaelamatan dan Kesehatan Kerja sekaligus

untuk menambah pengetahuan pembaca maupun penulis tentang apa itu limbah, dampaknya, dan

 pengolahan yang dapat dilakukan utntuk mengatasi permasalahan lingkungan yang sedang marak 

terjadi belakangan ini.

Dengan membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperluas wawasan tentang

 pengolahan limbah sehingga pembaca akan lebih memperhatikan lingkungan dengan cara

mengolah limbah dengan langkah yang baik dan benar.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. Untuk itu

 penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulis di masa yang

akan datang karena pada dasarnya, penulis jauh dari sempurna dalam melakukan pembahasan

tentang penangan dan pengolahan limbah.

Medan, Oktober 2011

Penulis

2

Page 3: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 3/28

Daftar isi

Kata Pengantar ................................................................ 2

Daftar Isi ................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

a.Latar Belakang ................................................................ 4

 b.Tujuan ................................................................ 4

BAB II ISI

a. Pengertian dan Jenis-Jenis Limbah ............................................ 5

 b. Dampak-Dampak yang Disebabkan Oleh Limbah..................... 7

c. Instansi yang Mengelola dan Mengawasi Pengelolaan Limbah.. 8

d. Sanksi dan Tindak Pidana Pencemaran

Lingkungan Akibat Limbah ....................................................... 9

e. Penanganan dan pengolahan limbah .......................................... 11

f. Hasil positif dari penanganan dan pengolahan limbah ............... 22

g. Contoh Kasus Akibat Limbah .................................................... 23

h. Terobosan terbaru dalam pengolahan limbah ............................. 24

BAB III KESIMPULAN

a.Kesimpulan ............................................................... 26

 b.Saran ............................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 27

3

Page 4: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 4/28

Latar Belakang

Permasalahan lingkungan merupakan permasalahan yang sangat serius bagi seluruh umat

manusia, dimana fungsi lingkungan tempat kita tinggal sekarang sudah menurun. Artinya

lingkungan kita sudah tercemar. Hal ini disebabkan oleh kalangan industri yang mengolah

limbahnya sesuai dengan standar baku mutu limbah yang ditetapkan oleh pemerintah ataupun

limbah rumah tangga yang dibuang masyarakat secara sembarangan.

Pemerintah sebenarnya sudah memiliki Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap

saja pemecahan masalah lingkungan hidup masih belum dapat diselesaikan. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya kesadaran masyarakat di dalam pemeliharaan lingkungan maupun tindakan nakal

 pengusaha yang membuang limbah hasil usahanya tanpa melalui proses pengolahan limbah.

 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan limbah yang

 baik dan sesuai standar baku mutu, sehingga jika dibuang tidak mencemari lingkungan dan juga

menjamin keselamatan manusia dan lingkungan pada masa sekarang dan waktu yang akan

datang.

4

Page 5: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 5/28

Pengertian dan Jenis-Jenis Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun

domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang

kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki

nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

Jenis-jenis Limbah Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam:

1.Limbah cair

Yaitu sisa dari suatu uasaha/produksi berupa zat cair (PP 82 thn. 2001).

Limbah cair digolongkan berdasarkan;

1. sifat fisika dan akregat contoh dapat di ukur menurt titrimetrik 

2. parameter logam arsen (As) dan dengan metoda SSA

3. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol

4. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)

5. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN

6. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik 

7. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

2.Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk 

limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta

dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,

gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll

3.Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel

(asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon

monoksida dan timah.

4.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat

dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan

hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku

yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa

5

Page 6: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 6/28

 proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini

termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah

terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji

dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Macam macam libah beracun;

• Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas

dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

• Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan

atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus

terbakar hebat dalam waktu lama.

• Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima

oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

• Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan

lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh

melalui pernapasan, kulit atau mulut.

• Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang

mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh

manusia yang terkena infeksi.

• Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau

mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifatasam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Sumber sumber limbah

1. Aktivitas manusia2. Aktivitas alam

3. Perkembangan industry

4. Moderenisasi

5. Pertambahan penduduk 

Alasan mengapa limbah harus dibuang :

1. produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan

2. produk sudah kadaluwarsa

3. material tumpah,hilang atau mengalami kecelakaan

4. bahan terkontaminasi akibat kerja yang memang direncanakan

6

Page 7: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 7/28

5. barang tidak terpakai,misalnya baterai habis,dll

6. senyawa yang tidak memenuhi persyaratan,misalnya:asam terkontaminasi

7. residu proses industri seperti ampas logam

8. bahan,substansi,dan produk yang menggunakannnya dilarang oleh hukum

Dampak-Dampak yang DisebabkanOleh Limbah

Dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Gangguan Kesehatan yaitu timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat

yang dapat mendorong penularan infeksi dan timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;

 b. Menurunnya kualitas lingkungan

c. Menurunnya estetika lingkungan yaitu timbulan sampah yang bau, kotor dan

 berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;

d. Terhambatnya pembangunan Negara

Dampak limbah bagi makhluk hidup dan lingkungan

Berdampak pada kesehatan/keselamatan pada makhluk hidup baik secara langsung

(kebakaran,reaktif dan korosi) maupun secara tidak langsung (toksit akut dan kronis) dan dapat

melalui ;

1. Oral (mulut,saluran pencernaan)

2. Inhalasi (saluran pernapasan)

3. Dermal (kulit)

4. Peritoneal (memasuki peredaran darah)

7

Page 8: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 8/28

Ada 4 proses yang dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu absorbsi, distribusi,

metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif bahan toksikan tersebut di dalam tubuh,

 perlu diketahui perihal zat toksik dan sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya.

Zat toksik akan dibawa oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian

mengganggu organ tubuh antara lain:

keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju otak,

atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang, syaraf, liver,

 pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan ke luar tubuh.Beberapa contoh zat toksit itu adalah ;

1. Cadmium (di adsorbsi dan menumpuk pada hati dan ginjal menyebabkan terjadinya gagal

ginjal)

2. Timbal timah hitam (akibat pembakaran yang tidak sempurna menyeba ganguan system

saraf)

3. Merkuri ( ditandai sakit kepala,sukar menelan,mata kabur,merasa tebal pada kakinya)

Instansi yang Mengelola dan

Mengawasi Pengelolaan Limbah

Pengawasan pengelolaan limbah dilakukan oleh Menteri dan pelaksanaannya diserahkan kepada instansi

yang bertanggung jawab. Pengawasan meliputi pemantauan terhadap penaatan persyaratan serta

ketentuan teknis dan administrasi oleh penghasil, pemanfaat, pengumpul, pengangkut, pengolah, dan penimbun limbah.

Pelaksanaan pengawasan pengelolaan limbah di daerah dilakukan menurut tata laksana yang ditetapkan

oleh Kepala instansi yang bertanggung jawab.

Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat pada tingkat nasional dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pada tingkat daerah dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

dan/atau Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

Contoh skema pengawasan limbah B3 adalah sebagai berikut

8

Page 9: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 9/28

Sanksi dan Tindak PidanaPencemaran

Lingkungan Akibat Limbah

Ketentuan pidana pada UU PPLH merupakan tidak pidana kejahatan, salah satunya tindak pidana baku

mutu lingkungan diatur dalam pasal 98 yakni:

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku

mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh miliar rupiah).

(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya

kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12

(dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak 

Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

9

Page 10: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 10/28

(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati,

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan

denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00

(lima belas miliar rupiah).

Dari ketentuan pidana Pasal 98 tersebut menunjuk baku mutu lingkungan hidup itu pada ketentuan Pasal

20 yang di dalamnya mengatur ketentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku

mutu lingkungan hidup.

Baku mutu lingkungan hidup dibagi atas beberapa, yang meliputi:

a. baku mutu air;

 b. baku mutu air limbah;

c. baku mutu air laut;

d. baku mutu udara ambien;

e. baku mutu emisi;

f. baku mutu gangguan; dan

g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Namun, jika dicermati dalam Pasal 98 tersebut yang dapat dikenai tindak pidana hanya pada

dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan

lingkungan hidup.

Sedangkan untuk baku mutu air limbah, baku mutu emisi, baku mutu gangguan, dan baku mutu lain

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diatur sanksinya dalam pasal tersebut.

Ini tentu dapat ditafsirkan hanya bersifat tindak pidana ringan seperti pelanggaran yang hanya perlu diatur 

 pada tingkatan peraturan pemerintah dan peraturan menteri, gubernur.

Dengan demikain bahwa hanya 4 (empat) hal yang lebih penting dan krusial yang dilampauinya baku

mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

untuk mendapat sanksi dengan tegas dalam undang undang lingkungan hidup ini.

10

Page 11: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 11/28

Penanganan dan pengolahan limbah

11

Karakterisasi sumber limbah

Pengumpulan informasiPenetapan contoh

Pengambilan

contoh

Karakterisasi sumber

limbah

Keadaan fisikKomposisi kimia

*total limbah

*tiap fase limbah

Karakterisasi buangan/transformasi limbah

Kemampuan mengalami perlakuanintermedietUji perilaku dan evolusinyaKarakterisasi hasil pelepasannya

Pengambilan keputusan opersional

Langkah regulasiPemilihan perilaku pendahuluanPemilihan metode penghilangan akhir

Penetapan langkah pemilihan dalamkeadaanRehabilitasi dum -site, zona baha a, etc.

Page 12: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 12/28

Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan limbah

•  pemisahan limbah,

•  penyimpanan limbah,

•  pengolahan limbah,

•  pengangkutan limbah,

•  pembuangan limbah.

12

Page 13: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 13/28

Industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di

dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe

 pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkanvolume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan

 pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar 

sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

 Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena

 pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak 

sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah

(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan.

Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,

karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat

13

Parameter Konsentrasi

(mg/L)

COD 100 – 300

BOD 50 – 150

Minyak nabati 5 – 10

Minyak mineral 10 – 50

Zat padat tersuspensi

(TSS)

200 – 400

pH 6.0 – 9.0

Temperatur 38 – 40 [oC]

Ammonia bebas

(NH3)

1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N) 20 – 30

Senyawa aktif biru

metilen

5.0 – 10

Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1

Fenol 0.5 – 1.0

Sianida (CN) 0.05 – 0.5

Page 14: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 14/28

organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC),

chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak 

(O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat

dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial

reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau

anorganik.

Batasan Air Limbah untuk Industri

Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995

Pemilihan Teknologi

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam

air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas.

Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek 

ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya,

teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah

yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi

kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan

karakteristik limbah yang akan diolah.2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi

 pengolahan yang diharapkan.

3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skalasebenarnya.

Metode Penanganan Limbah Cair

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam

air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.

Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pengolahan Awal/Pendahuluan ( Preliminary Treatment )Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi

 pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limba, seperti pasir, kayu,

sampah, plastik dan lain-lain.

14

Page 15: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 15/28

 

2. Pengolahan Primer ( Primary Treatment )

Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padatorganik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat

akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas /

 permukaan (disebut grease).

3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment )Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau

menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yangumum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.

4. Pengolahan Akhir ( Final Treatment )Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab

 penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun

dengan menggunakan sinar ultraviolet.

 

5. Pengolahan Lanjutan ( Advanced Treatment )Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang

dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.

Salah satu teknologi untuk mendaur ulang limbah cair menjadi air bersih

15

Page 16: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 16/28

Metode Penanganan Limbah Padat

1. Penimbunan

Salah satu metode penanganan limbah padat adalah dengan cara ditimbun atau yang lebih

dikenal dengan istilah penimbunan terbuka (open dumping) dan sanitary landfill. Dalam metodeini biasanya limbah ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada lahan, seperti pada TPA

(Tempat Pembuangan Akhir).

 Namun metode penimbunan terbuka ini masih beresiko karena dapat menyebabkan bibit

 penyakit berkembang biak, dan gas metana yang dikeluarkan oleh limbah dapat menyebarkan bau busuk dan udah terbakar, juga cairan yang merembes ke tanah dapat menyebabkan

tercampurnya dengan air tanah yang nantinya akan menyebabkan pencemaran air.

Masih tidak sempurnanya metode penimbunan terbuka, mendorong manusia menemukan metode baru yang lebih efektif dan tidak mencemari lingkungan yaitu sanitary landfil. Dalam metode ini,

sampah ditimbun pada lubang yang telah dilapisi lempung dan lembaran plastik untuk menghindarinya perembesan cairan limbah.

Agar gas metana tidak mencemari udara dan agar tidak terjadi perkembangbiakan bibit penyakit,maka dilakukan pemadatan dan penutupn dengan tanah-tanah tipis tiap harinya.

 Namun, metode ini pun masih memiliki kelemahan yaitu proses penimbunan akan menghabiskan

lahan, limbah yang sulit untuk terdegradasi akan tetap berada di bawah tanah dalam waktu yang

lama, walaupun sudah menggunakan metode sanitary landfill, tidak menutup kemungkinanterjadinya kebocoran pada lempung ataupun lembaran plastik.

2. Insinerasi

Insinerasi merupakan metode penanganan limbah padat dengan cara pembakaran yang dilakukan

oleh alat yang disebut insinerator. Keuntungan dari metode ini ialah hasil insinerasi dapatmenghasilkan listrik atau pemanas pada ruangan.

 Namun tidak semua limbah padat dapat ditangani dengan metode ini. Hanya limbah kertas,

 plastik, dan saja yang dapat ditanganui dengan metode ini. Kelemahan dari metode ini adalah

 biayanya yang mahal dan asap hasil pembakaran dapat mencemari udara, serta abu hasil pembakaran dapat mengandung senyawa-senyawa berbahaya.

3. Pembuatan Kompos

Metode ini adalah mengolah sampah organik seperti sayuran, daun-daun kering atau kotoran

hewan melalui penguraian oleh mikroorganisme tertentu untuk pembuatan pupuk.

Metode Penanganan Limbah B3

16

Page 17: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 17/28

Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di

antaranya ialah chemical conditioning , solidification/Stabilization, dan incineration.

1. Chemical Conditioning Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning . TUjuan utama

dari chemical conditioning ialah:o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur 

o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur 

o mendestruksi organisme patogen

o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki

nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion

o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman

dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1.Concentration thickening 

Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara

meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah  gravity

thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal

sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak 

sepopuler  gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan

 proses flotation pada tahapan awal ini.

2.Treatment, stabilization, and conditioning 

Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen.

Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.

Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-

 bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan

memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian

secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi

oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning , anaerobic digestion,

aerobic digestion, heat treatment , polyelectrolite flocculation, chemical conditioning , dan

elutriation.

3.De-watering and drying 

 De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan

sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah

 pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed , filter press, centrifuge,

vacuum filter , dan belt press.

17

Page 18: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 18/28

4.Disposal 

Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum

limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting . Tempat pembuangan

akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill , crop land , atau injection well .

2. Solidification/StabilizationDi samping chemical conditiong , teknologi solidification/stabilization juga dapat

diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan

sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuanmenurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas

limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu

 bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkaitsehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi

 berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:

1.Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus

dalam matriks struktur yang besar 

2.Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan

 pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik 

3.Precipitation

4.Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan

 pemadat melalui mekanisme adsorpsi.

5.Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan

 padat

6.Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain

yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan

 bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing,

in-situ mixing , dan plant mixing . Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur olehBAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

4.  Incineration

Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).

Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada

dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak 

kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi

memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat

dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang

relatif kecil.

18

Page 19: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 19/28

Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value)

limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses

 pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh darisistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah

 padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed , open pit , single chamber ,

multiple chamber , aqueous waste injection, dan starved air unit . Dari semua jenisinsinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat

mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.

Penanganan Limbah B3

Hazardous Material Container 

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang

mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses

 pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuaidengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa

kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, sertaharus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk 

limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam

harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam

atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus

dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian (dekomposisi) saat

 berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400

kg per kemasan.

Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan

dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpananharus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus

diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan

 penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai kearah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi

19

Page 20: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 20/28

yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem

 penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan

yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dandibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.

Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan

 pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang

harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi

 pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak 

 berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi dengan

head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus

selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di

setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.

Secured Landfill. Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan, topografi, dan faktor-faktor lainnya harus

diperhatikan agar  secured landfill tidak merusak lingkungan. Pemantauan pasca-operasi harus terus

dilakukan untuk menjamin bahwa badan air tidak terkontaminasi oleh limbah B3.

Pembuangan Limbah B3 ( Disposal )

Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yangtersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal ). Tempat pembuangan akhir yang banyak 

digunakan untuk limbah B3 ialah landfill (lahan urug) dan disposal well ( sumur pembuangan).

Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan lahan urug telah diatur oleh BadanPengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

20

Page 21: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 21/28

 Landfill untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1) secured 

landfill double liner , (2) secured landfill single liner , dan (3) landfill clay liner dan masing-

masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.

Dimulai dari bawah, bagian dasar  secured landfill terdiri atas tanah setempat, lapisan dasar,

sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan lindi(leachate), dan lapisan pelindung. Untuk kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem

 pengumpulan dan pemindahan lindi harus dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutupterdiri dari tanah penutup, tanah tudung penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung

drainase, dan pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup. Secured landfill harus dilapisi

sistem pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di sekitar lokasi agar mengetahuiapakah secured landfill  bocor atau tidak. Selain itu, lokasi secured landfill tidak boleh

dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.

21

Page 22: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 22/28

Deep Injection Well. Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih

diperlukan pengkajian yang komprehensif terhadap efek yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan

 bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan pada tahun 1965-1974 dan

hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980.

Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di Amerika Serikat sebagaisalah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid hazardous wastes). Pembuangan limbah ke

sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang

 berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama

halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Halyang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi

serta hidrogeologi wilayah setempat.

Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah lapisan yang

mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat lapisan impermeable seperti shale atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman

sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari permukaan tanah.

Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa jenis limbahdapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan formasi penerima limbah. Hal

tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami presipitasi,

memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat

aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alamidalam formasi geologi.

Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan limbah B3 ke sumur 

dalam (deep injection well ). Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh Amerika

Serikat dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:

1. Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara vertikal keluar dari

zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.

2. Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di atas, limbah telah

mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan beracun.

22

Page 23: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 23/28

Hasil positif dari penanganan dan

pengolahan limbah

1.limbah tersebut dapat dipakai sebagai bahan bakar atau alternatif lain untuk menghasilkan

energi

2.limbah menjadi pelarut bahan organik untuk reklamasi atau daur ulang

3.limbah dapat didaur ulang atau direklamasi untuk menghasilkan logam dan komponennya

4.limbah dapat menghasilkan bahan anorganik lainnya

5.limbah dapat diperoleh kembali untuk meredakan pencemaran

23

Page 24: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 24/28

Contoh Kasus Akibat Limbah

Virus E-Coli Mewabah di Eropa, Mentimun Spanyol Jadi Sasaran Diposkan oleh accylum di Jumat, Juni 03, 2011 |

BERLIN – Bakteri E-Coli jenis baru yang menyebabkan wabah dan menewaskan 18 orang dan

mengakibatkan ribuan warga Eropa jatuh sakit, membuat Rusia kalang-kabut. Negeri Beruang Merah ini

 pun melarang impor sayur mayur dari Uni Eropa.

 Namun Komisi Eropa menyerukan kepada Rusia untuk segera menarik larangan impor yang diberlakukan

Moskow karena kekhawatiran akan bakteri misterius yang mematikan. Keluhan Komisi Eropa

disampaikan melalui sepucuk surat yang dilayangkan komisaris bidang kesehatan Uni Eropa, John Dalli.

Duta besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, menanggapi dengan menyatakan bahwa sudah

sebulan berlalu sejak penyakit ini mewabah dan Rusia belum menerima informasi apapun dari Uni Eropa.

Impor sayuran Uni Eropa ke Rusia tahun lalu bernilai hampir 600 juta Euro. Uni Emirat Arab menjadi

negara lain yang juga memberlakukan larangan impor sayuran dari Jerman, Spanyol, Belanda dan

Denmark hingga keluar hasil penyelidikan selanjutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa bakteri E-Coli yang menewaskan 18 orang di

Jerman dan satu orang di Swedia tersebut belum dikenali sebelumnya. WHO masih menunggu laporan

lebih detail dari laboratorium yang tengah menganalisa bakteri. Varian bakteri mematikan yang sangat

langka dan hanya ditemui dalam kasus yang jarang terjadi. Varian E-Coli kebanyakan tidak menyebabkan

 penyakit, namun ada varian yang mampu menempel pada dinding usus dan memproduksi racun.

Para peneliti dari Institut Genomika Beijing yang bekerjasama dengan Klinik Universitas Hamburg-

Eppendorf di Jerman, telah berhasil merunut genom bakteri dan menyebut varian baru ini sebagai sangat

menular dan beracun. Para peneliti juga menambahkan bahwa varian baru bakteri E-Coli mengandung

rangkaian gen yang kebal terhadap antibiotik sehingga mempersulit perawatan menggunakan antibiotik.

Bakteri tersebut serupa dengan varian lain yang menyebabkan diare dan gagal ginjal.

24

Page 25: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 25/28

Selain korban tewas, sudah lebih dari 1.200 orang terkonfirmasi terkena wabah bakteri E-Coli di Eropa.

Bahkan sejumlah kasus telah ditemukan di Amerika Serikat. Infeksi E-Coli dapat ditularkan dari manusia

ke manusia, namun hanya melalui rute yang melibatkan kotoran manusia. Para ahli kesehatan di Jerman

telah memperingatkan warga untuk menghindari konsumsi sayuran mentah.

Wabah menyebabkan infeksi berat yang banyak ditemukan pada perempuan dewasa dan di sejumlah

kasus menyebabkan komplikasi serius terhadap darah dan ginjal. Sindrom hemolitik uremik yang dikenal

sebagai HUS—semacam komplikasi luar biasa dari beberapa tipe bakteri E-Coli—telah terdiagnosa di

ratusan kasus.

Komisi Eropa mencoret mentimun Spanyol dari sistem waspada pangan bagi 27 negara Uni Eropa.

Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero mengkritik Jerman dan Komisi Eropa yang

menangani wabah. Spanyol menuntut ganti rugi atas kerugian sebesar 200 juta Euro yang dialami para

 petani Spanyol.

Terobosan terbaru dalam

pengolahan limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah

(MPAL) PT PUSRI

Pengolahan air limbah di pabrik PT Pusri Palembang kini kian disempurnakan dengan telah

dioperasikannya pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah

Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok. Sebelumnya Pusritelah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi, namun seiring dengan

 perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan lagi.

“Sistem pengolahan air limbah yang baru pertama di Indonesia ini, diyakini dapat membantumeredam dan menurunkan beban limbah cair; seperti kandungan amoniak (NH3), Total Keydal

 Number (TKN), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspend Solid (TSS) serta minyak”,

kata Dr. Imam Prasetyo. Lebih lanjut kata Ketua perancang penyempurnaan IPAL dan MPAL inidipilihnya tanaman enceng gondok sebagai media untuk membantu mengatasi air limbah

dikarenakan tanaman itu memiliki kekuatan terhadap lingkungan yang keras asam maupun basa,

ujar dosen fakultas Teknik Kimia Universitas Gajah Mada ini.

Ditempat yang sama General Manajer Produksi Ir. Sudadi Kartosomo dalam laporannya

mengatakan dari hasil uji coba awal menunjukkan adanya penurunan beban limbah cair 

dibanding dari sebelum dioperasikannya proyek ini. Hasil ini sangat menggembirakan terlihat pada setiap parameter limbah cair seperti, kandungan Amoniak, TKN (total keydal number),

COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (total suspended solid), Minyak dan pH mengalami

 penurunan yang signifikan.

25

Page 26: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 26/28

Biaya proyek IPAL dan MPAL ini hanya menelan biaya sebesar Rp 10.392.503.542,- dari

anggaran yang disiapkan sebanyak Rp. 16.500.000.000,- lebih jauh Sudadi merincikan

Menurut Direktur Produksi PT PUSRI Ir. Indrajaya, tujuan proyek ini adalah mengembangkanmetode penanggulangan limbah cair dengan melakukan penyempurnaan instalasi pengolahan air 

limbah yang ada di PT Pupuk Sriwidjaja. Hasil yang diharapkan adalah kualitas limbah cair yangkeluar dari system IPAL ini akan memenuhi Baku Mutu Limbah cair yang telah ditetapkan oleh

 pemerintah sesuai dengan SK Menteri Lingkungan Hidup No. 122 Tahun 2004 dan SK.Gubernur No. 18 tahun 2005.

Lebih lanjut Indra menjelaskan Proyek IPAL dan MPAL ini terdiri dari beberapa unit proses

antara lain:1. Kolam Emergency

2. Kolam Ekualisasi

3. Kolam / Tangki Net ralisasi

4. Scrubber 

5. Kolam Wetland6. Kolam Mikrobiologis

7. Bak Penampung di masing-masing pabrik atau MPAL8. Serta unit-unit pendukungnya.

“Kita juga mendukung sepenuhnya PT Pusri membangun penyempurnaan IPAL dan MPAL ini.

Karena dari upaya itu diharapkan dapat menghindari masalah pencemaran lingkungan khususnya

Sungai Musi yang menjadi ternpat pengeluaran limbah. Jika pencemaran terus terjadi di SungaiMusi tentu yang merasakan dampak negatifnya adalah warga Kota Palembang. Selain itu akan

menimbulkan penyakit dan merusak ekosistem sungai itu sendiri” kata Walikota palembang

Eddy Santana ketika meresmikan pemakaian IPAL dan MPAL.

Demildan halnya Dirut PT Pusri berharap agar prestasi di bidang pegelolaan lingkungan dapatmeningkat, dimana pada tahun 2006 memperoleh Predikat BIRU dan tahun berikutny naik ke

 prediat HIJAU yag seterusnya ke predikat EMAS, harap Dadang menjawab pertanyaan

warawan. Keberhasilan ini sangat menggembirakan sebagai perwujudan tanggung jwab kitauntuk menuju Produksi bersih ramah lingkungan. Lestari pabrikku lestari alamku.

26

Page 27: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 27/28

Kesimpulan

Di dalam pengolahannya, limbah harus diolah di tempat khusus dan kualitas mutu limbah

harus sesuai standar baku mutu yang sudah ditetapkan pemerintah di mana unsur-unsur 

(kandungan) limbah yang dulunya berbahaya bagi lingkungan hidup menjadi tidak berbahaya

lagi sehingga ekosistem lingkungan dapat terpelihara.

Saran

1. Lingkungan adalah tempat tinggal kita bersama, oleh karena itu kita harus menjaga dan

melestarikannya.

2. Setiap kalangan industri haruslah memiliki instalasi pengolahan limbah.

3. Kesadaran semua pihak di dalam pengolahan limbah mutlak diperlukan di dalam

 pengawasan dan pengolahan limbah agar tidak terjadi pembuangan limbah secara

langsung tanpa melalui proses pengolahan limbah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang

tidak bertanggung jawab.

27

Page 28: tugas TK3

7/16/2019 tugas TK3

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tk3 28/28

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

Majari Magazine.htm

anneahira.com

aimyaya.com

www.ima-api.com

 politik.kompasiana.com

www.kompas.com

Laporan Pelaksanaan Kursus Analisis Limbah Industri