tugas tetanus

13
TUGAS ANTI TETANUS SERUM (ATS) TETANUS TOKSOID

Upload: sabella-gustika-vernanda

Post on 10-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ATS

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS TETANUS

TUGAS

ANTI TETANUS SERUM (ATS)

TETANUS TOKSOID

QURRATUL AINI

1008120640

Page 2: TUGAS TETANUS

1. Pendahuluan

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh

neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan

spasme otot yang periodik dan berat. Tetanus ini biasanya akut dan

menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin.

Tetanospamin merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium

tetani.

Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun

1890, diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan

tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung

bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan

pencegahan dari tetanus. ( Nicalaier 1884, Behring dan Kitasato 1890 ).

Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada

kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi

tali pusat (Tetanus Neonatorum ).

PETUNJUK PENCEGAHAN TERHADAP TETANUS PADA

KEADAAN LUKA.

____________________________________________________________ RIWAYAT IMUNISASI Luka bersih, Kecil Luka Lainnya

__________________________________________________ (dosis) Tet. Toksoid (TT) Antitoksin Tet.Toksoid (TT) Antitoksin _________________________________________________________________Tidak diketahui ya tidak ya ya 0 – 1 ya tidak ya ya 2 ya tidak ya tidak* 3 atau lebih tidak** tidak tidak** tidak

* : Kecuali luka > 24 jam

** : Kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun (8, 16)

*** : Kecuali bila imunisasi terakhir >5 tahun (8,16)

Page 3: TUGAS TETANUS

2. Anti Tetanus Serum

Suntikan tetanus ada 2 macam, yaitu anti tetanus serum (ATS) dan vaksin

tetanus toxoid. Serum Anti Tetanus ini adalah serum yang dibuat dari plasma kuda yang

dikebalkan terhadap toksin tetanus. Plasma ini di murnikan dan dipekatkan serta

mengandung fenol 0,25% sebagai pengawet.

a. Komposisi

1. Untuk pencegahan tiap ml mengandung :Antitoksin tetanus 1.500 IUFenol 0,25 %

v/v

2. Untuk pengobatan tiap ml mengandung :Antitoksin tetanus 5.000 IUFenol 0,25 %

v/v

b. Dosis dan Cara Pemberian

1. Pencegahan tetanus : 1 dosis profilaktik (1.500 I.U.) atau lebih, diberikan

intramuskuler secepat mungkin kepada seseorang yang luka dan terkontaminasi dengan

tanah, debu jalan atau lain-lain bahan yang dapat menyebabkan infeksi Clostridium

tetani. Dua minggu kemudian dilanjutkan dengan pemberian kekebalan aktif dengan

vaksin jerap tetanus, supaya jika mendapat luka lagi tidak perlu diberi serum anti

tetanus profilaktik, tetapi cukup diberi booster vaksin jerap tetanus.

2. Untuk pengobatan : 10.000 IU atau lebih, intramuskuler atau intravena,

tergantung dari keadaan penderita.

c. Efek Samping

1. Reaksi anafilaktik jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau

dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.

2. Serum sickness; timbul 5 hari setelah suntikan dan dapat berupa demam, gatal-

gatal, eksantema, sesak nafas dan gejala alergi lainnya. Sebelum memberi suntikan

Page 4: TUGAS TETANUS

serum anti tetanus dengan dosis penuh, sebaiknya dilakukan tes hipersensitifitas

subkutan terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit alergi (asthma, dll).

d. Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum)

Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)

Luka berbentuk bintang

Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat

Luka gigitan hewan dan manusia     

Luka tembak dan luka bakar

Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak ditangani,

atau luka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi, atau luka

kurang dari 6 jam namun timbul karena kekuatan yang cukup besar

(misalnya luka tembak atau terjepit mesin)

 Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak

mendapat booster selama  5tahun atau lebih

3. Tetanus Toksoid

Imunisasi tetanus toksoid adalah adalah preparat toksin tetanus yang

diinaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam alumunium untuk

meningkatkan antigenerasinya (Wahab, 2002, 56-57). Pemberian imunisasi

tetanus toksoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus

kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Page 5: TUGAS TETANUS

Profilaksis the american college of surgeon committee on Trauma

Imunisasi pasif dengan human immune globulin tidak diindikasikan jika

pasien tersebut sudah mendapat suntikan toksoid minimal 2 kali

sebelumnya.

Pasien dengan imunisasi lengkap yaitu, pasien yang sudah mendapat

booster dalam 10 tahun terakhir, tidak memerlukan penatalaksanaan

tambahan untuk luka-luka non tetanus biasa. Jika luka dicurigai

mengandung tetanus, injeksi 0,5 ml toksoid tetanus booster yang dapat

diabsorbsi harus diberikan jika pemberian terakhir telah lebih dari 5 tahun

yang lalu.

Pasien dengan riwayat imunisasi lengkap tetapi booster yang didapat

sudah melewati masa 10 tahun harus mendapat  toksoid tetanus untuk

semua luka tembus.

Pasien dengan riwayat imunisasi pernah mendapat sekali injeksi atau

kurang, atau riwyatnya tidak diketahui harus mendapat toksoid tetanus

untuk luka nontetanus. Untuk luka yang dicurigai tetanus dapat diberikan

ATS.

a. Manfaat imunisasi TT

1. Melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum

Page 6: TUGAS TETANUS

2. Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang

dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari

penyakit tetanus

3. Antitoksin yang yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi aktif

pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus neonatorum. Efektifitas dua

dosis TT selama hamil dalam mencegah tetanus neonatorum berkisar

antara 80-100% (Wahab, 2002: 57)

b. Jumlah dan dosis TT pada ibu hamil

Pasien dianggap mempunyai kekebalan jika telah mendapat 2 dosis

terakhir dengan interval 4 minggu, dan jarak waktu sekurangnya 4 minggu

antara dosis terakhir dengan saat terminasi kehamilan. Pasien yang telah

mendapat vaksinasi lengkap (5 suntikan) lebih dari 10 tahun sebelum

kehamilan sekarang perlu diberi booster, berupa tetanus toksoid 0,5 ml

IM.

Jika pasien belum pernah imunisasi, berikan serum anti tetanus 1500 unit

IM. dan suntikan booster tetanus toksoid (TT) 0,5 ml IM. Diberikan 4

minggu kemudian.(Saifuddin.dkk, 2004: M-45)

c. Umur kehamilan mendapatkan imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk

mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).

Page 7: TUGAS TETANUS

TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di

berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes

RI, 2000).

d. Jadwal imunisasi TT

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan

imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali

(suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan

kedua pada empat minggu kemudian).

Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk

mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan

kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah

TT1 (dengan perlindungan tiga tahun).

Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2

(perlindungan enam tahun), kemudian TT4 diberikan satu tahun setelah TT3

(perlindungan 10 tahun), dan TT5 diberikan setahun setelah TT4

(perlindungan 25 tahun).

e. Efek samping imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan

pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut berlangsung 1-2

hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes

RI, 2000).

Page 8: TUGAS TETANUS

TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil.

Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.

Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT tidak didapatkan perbedaan

resiko cacat bawaan ataupun abortus dengan mereka yang tidak mendapatkan

imunisasi (Saifuddin dkk, 2006: 389).

f. Kontraindikasi

Ibu hamil atau WUS yang mempunyai gejala-gejala berat (pingsan) karena

dosis pertama TT (Depkes RI: 2005).

Page 9: TUGAS TETANUS

Daftar Pustaka

1. Bahar. Perawatan Luka Secara Umum. 15 Januari 2011. Diakses melalui: http://www.suaradokter.com/

2.3. Brinker. General Principles of Trauma. Dalam buku Review of Orthopaedic

Trauma. WB Saunders. 2001.

4. Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta: 1997, hal 72-81

5. Schwartz, Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. EGC, Jakarta: 2003

6. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

7. Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

8. Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

9. Depkes RI. 2000. Imunisasi TT. http:// www. Depkes RI. go. id/ diakses pada tanggal 8 Maret 2011.

10. Hidayat, Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

11. Notoatmodjo, Soekidjo 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

12. Nur Salam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

13. Panitia Pekan Imunisasi Nasional Tingkat Pusat. 1996. Petunjuk Teknis Imunisasi Tetanus Toksoid. Jakarta

14. Saifuddin dkk, Abdul Bari. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

15. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

16. Wahab, A. Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, & Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika