tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi akbid paramata raha

24
Tugas Terbaik Makalah Manajemen Organisasi PBI-3 Sem II :Pengambilan Keputusan Pengambilan Keputusan MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Organisasi D I S U S U N Oleh : Kelompok 1 An-nisa Eko Susanto Ratna Sari Lubis Wanda Lestari Dosen Pembimbing: Fitri Hayati,S.E.MA

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 20-Jun-2015

211 views

Category:

Engineering


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

Tugas Terbaik Makalah Manajemen Organisasi PBI-3 Sem II :Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah

Manajemen Organisasi

DISUSUN

Oleh : Kelompok 1

An-nisaEko Susanto

Ratna Sari LubisWanda Lestari

Dosen Pembimbing: Fitri Hayati,S.E.MA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Page 2: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

SUMATERA UTARA2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan kesempatan

dalam menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam marilah kita kirimkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita kearah yang terang benderang yang disinari

iman dan Islam.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Fitri Hayati,S.E.MA yang merupakan dosen

pada mata kuliah Manajemen Organisasi yang telah memberikan bimbingan dan arahan

dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu

pemakalah mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan pemakalah

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah kami ini

kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah

wawasan bagi pembaca dan terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan.

                                                                                                            

  Medan, 22 Maret 2014

Hormat Kami

Pemakalah

Page 3: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I  PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pengambilan Keputusan.................................................... 3

B.   Sifat Dasar Pengambilan Keputusan.................................................. 4

C.  Konsepsi Dasar Pengambilan Keputusan ........................................... 5

D.  Proses Pengambilan Keputusan........................................................... 7

E.  Gaya Pengambilan Keputusan Manajemen ......................................... 8

F.  Metode Keputusan ............................................................................ 10

G.  Langkah-Langkah Menjadi Pembuat Keputusan Yang Baik ........... 11

BAB III PENUTUP

A.       Kesimpulan ...................................................................................... 14

B.       Saran ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Page 4: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

Pengambilan keputusan sering kita lakukan dalam keseharian, tetapi terkadang tidak

kita sadari. Banyak keputusan yang harus di ambil setiap hari, tetapi kadang-kadang satu hari

hanya satu keputusan kita buat, tergantung keperluannya. Membuat keputusan dan

pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus di mainkan setiap leader dan

manajer. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan.

Perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadi factor yang harus di

pertimbangkan menajemen yang mendorong manajer untuk mampu membuat sejumlah

keputusan dalam waktu yang tepat dan cepat. Untuk mampu mengimbangi cepatnya

perubahan waktu, seorang manajer harus sanggup menghadapi  minimal tiga tantangan, yaitu 

keadaan yang sangat kompleks, keadaan yang tidak menentu, dan tuntutan untuk dapat

bertindak luwes.

Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir manajer. Oleh karna itu,

berpikir dalam hubungannya dengan mengambil keputusan dan memecahkan masalah  harus

di usahakan agar tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien.[1]

Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa setiap organisasi yang sukses harus mampu dan

mau membuat keputusan yang memungkinkan organisasi mencapai sasaran dan mencapai

kebutuhan utama anggota organisasi. Pemimpin organisasi mempermudah proses membuat

keputusan dan juga mempermudah komunikasi keputusan kepada semua anggota organisasi

dan kepada masyarakat.

Dijelaskan oleh Adair bahwa : “the essence of management is decision making”.

Artinya esensi yang sesungguhnya dari manajemen adalah pengambilan keputusan. Karena

itu teori pengambilan keputusan perlu dipelajari dan dipahami oleh para manajer yang ingin

berhasil dalam mengelola organisasi.

Bagaimanapun seluruh aktivitas dan fungsi manajemen pada pokoknya memiliki esensi

pengambilan keputusan. Sebab proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan semuanya mengandung konsep dan perilaku pengambilan keputusan. Dengan

kata lain, esensi dari kegiatan manajer di dalam menjalankan manajemen pada sebuah

organisasi bertitik tolak dan berintikan pengambilan keputusan. Karena pengambilan

keputusan pada kegiatan perencanaan dimulai dari menentukan visi, misi, sasaran, strategi

dan tujuan organisasi dalam proses perencanaan strategic. Begitu pula halnya dalam

perencanaan operasional, seorang manajer menengah dan rendah juga harus mengambil

keputusan mengenai cara kerja yang harus ditempuhnya dalam mencapai tujuan. Di dalam

pelaksanaan program inilah dperlukan adanya kegiatan mengorganisasikan sumberdaya

Page 5: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

personil yang diperlukan, sumberdaya material, barang, uang dan lingkungan diperlukan agar

kegiatan dapat terlaksana.

Dengan demikian harus ditentukan manajer, siapa yang bertanggung jawab dalan

bidang apa dia mengerjakan kegiatan atau program/proyek. Untuk itu haruslah disusun

struktur organisasi sebagai kelengkapannya, dibuat tugas-tugas dan tanggung jawab setiap

personil. Untuk menjalankan tugas-tugas organisasi maka direncanakan pula kualifikasi

sumberdaya personil yang diperlukan dan diputuskanlah berapa tenaga yang dibutuhkan.

Keseluruhan proses ini mengandung pengambilan keputusan sejak dari rekrutmen,

penempatan, pelatihan, pengembangan dan lain-lain. Agar supaya para pegawai dan personil

lainnya bekerja, maka manajer juga mengambil keputusan proses memotivasi mereka, yaitu

dengan membagi tugas dan prosedur kerja, menentukan gaji, insentif, bonus, disiplin kerja,

hukuman, reward dan lain sebagainya.

Bahkan pengawasan juga memiliki tindakan pengambilan keputusan melalui

menetapkan teknik pengawasan fungsional atau struktural dari para manajer. Tak terkecuali

jenis pengawasan harus menjadi bahagian dari proses manajemen dan pengambilan

keputusan dari keseluruhan organisasi.[2]

Page 6: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

BAB II

PEMBAHASAN

A.       Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan sebuah problem atau kesulitan.

Melalui sesuatu keputusan dan penerapannya, orang mengharapkan bahwa akan dicapai

sesuatu pemecahan atas problem tersebut atau penyelesaian konflik.

Secara harfiah pengambilan keputusan berarti me-motong (atau me-mutuskan atau

secara praktis mencapai sesuatu kesimpulan). Dalam kamus Webster hal ini tersebut

dinyatakan sebagai tindakan menentukan sesuatu pendapat atau langkah-langkah tindakan.[3]

Banyak defenisi mengenai pengambilan keputusan dalam organisasi. Sebagaimana

Winardi mengemukakan bahwa secara sederhana pengambilan keputusan adalah adanya

kemungkinan pilihan antara dua macam tindakan altenatif (atau lebih).

Pendapat lain dikemukakan Mondy dan Premeaux bahwa: “decision making is the

process of generating and evaluating altenatives and making choise among them’’. Pendapat

ini menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pengajuan dan evaluasi

beberapa altenatif serta membuat pilihan di antara beberapa alternatif yang ada.

Morphet mengatakan, bahwa jenis keputusan yang dibuat mempengaruhi level

pembuatan keputusan, proses membuat keputusan dan pelaksanaan keputusan setelah

keputusan tersebut dibuat.

Ivancevic dan Matesson, menyebutkan ada dua jenis keputusan, yaitu:[4]

1.      Keputusan terprogram, yaitu jika pada situasi tertentu ada prosedur rutin yang biasanya

bekerja dalam memecahkan masalah. Maka keputusan terprogram dalam memecahkan

masalah. Maka keputusan terprogram adalah untuk memperluas kemampuan organisai dalam

memechkan masalah dengan adanya informasi yang yang mencukupi.

2.      Keputusan tidak terprogram tidak terprogram, yaitu bila tidak ada cerita atau informasi tidak

tidak terstruktur. Tidak ada ada prosedur yang tersusun bagi menangani masalah, juga sebab

tidak ada secara benar-benar sama masalah sebelumnya sehingga sangat rumut dan penting

penting sekali.

B.       Sifat Dasar Pengambilan Keputusan

Dalam situasi atau manajemen tertentu, suatu keputusan harus mendahului suatu semua

pekerjaan. Dengan kata lain, rangakaian pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang

pertama dan paling awal dari sebuah pelaksanaan pekerjaan suatu organisasi kelompok,

kelompok, unit atau individu. Bagaimanapun  sebuah pekerjaan dalam pelaksanaannya adalah

Page 7: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

diawali dari keputusan. Dalam hal ini keputusanlah yang akan menentukan corak masa depan

suatu organisasi. Dengan adanya keputusan-keputusan strategis, seperti; penambahan

pegawai karena jumlah pekerjaan semakin banyak, dan pembukaan cabang baru, karena

pendistribusian semakin gencar, dll.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan akan tetap menjadi sebuah

tindakan yang mendahului pelaksanaan pekerjaan sebab keputusan sebagai pangkal tolak

semua kegiatan dan akan menentukan masa depan organisasi, baik berupa kemajuan,

pengembangan atau mungkin saja kemunduran atau bangkrut akibat salah dalam mengambil

keputusan. Meskipun penuh ketidakpastian, sebuah keputusan dibuat justru bersifat masa

depan dan menjadi panduan dalam menentukan tindakan manajemen dan organisasi.

Berkenaan dengan hal ini, Adair menjelaskan bahwa; “Inany management situation, a

decision or series of decision must precede implementation”.

Oleh sebab itu sebuah organisasi atau perubahan baru akan berhasil, pertama sekali

adalah memerlukan keputusan yang berkualitas tinggi, penuh perhitungan, keberanian dan

informasi yang pasti kebenarannya. Ditegaskannya, bahwa: “the first requirement for success

in any enterprise, then is high quality management decision”.[5]

C.      Konsepsi Dasar Pengambilan Keputusan

Para ilmuan perilaku organisasi, ahli penelitian operasional, dan manajer berpendapat

bahwa dalam suatu organisasi, sebagian besar para bawahan menginginkan kesempatan untuk

di libatkan dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran peran

serta yang meningkat dalam keputusan, memiliki dampak meningkatnya keterkaitan mereka

pada organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi, serta

penerimaan inovasi. Cara manajer memengaruhi para bawahan lebih berdasarkan tukar

fikiran dan kerja sama dari pada berdasarkan otoritas.

Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan, dan sebagai dampaknya

adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja, serta efektivitas yang lebih tinggi. Para

pendukung  pandangan tersebut memiliki alasan tambahan atas keterlibatan bawahan dalam

pengambilan keputusan. Ditunjukkan bahwa beberapa permasalahan yang di hadapi oleh

organisasi makin bertambah kompleks, memerlukan pengetahuan dalam bidang yang

canggih, dan merupakan bentuk permasalahan yang tidak pernah di hadapi organisasi

sebelumnya, baik bersifat technologi, social, maupun manusiawi.

Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap

permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai esensi

Page 8: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

atas permasalahan yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan

permasalahan yang dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan fakta dan data,

mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga di temukan alternatif

yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang di capai.

Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang di lakukan oleh seseorang

dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang di hadapi kemudian menetapkan

berbagai alternatif yang di anggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi.

Jadi, mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap

paling menguntungkan dari beberapa alternatef yang di hadapi. Alternatif yang di tetapkan

merupakan keputusan. Kualitas dari keputusan yang diambil tersebut merupakan  standar dari

efektifitas mereka.

Analisis yang sistematis mengenai pengambilan keputusan terkenal dengan nama teori

keputusan. Teori keputusan berakar kuat dalam bidang statistika dan ilmu perilaku serta

memiliki tujuan sebagai pengambilan keputusan dalam ilmu tersebut bukan hanya sebagai

kiat saja. Pada pertengahan abad dua puluhan, para ahli penelitian operasional, ahli statistika,

ahli computer dan ahli pelaku berusaha mengidentifikasikan elemen dalam pengambilan

keputusan. Hal itu dapat memberikan kerangka kerja bagi menejer sebagai pengambil

keputusan untuk memungkinkan mereka secara lebih efektif menganalisis lingkungan yang

rumit serta mengandung berbagai macam alternatif serta konsekuensi yang mungkin.

Herbert  A. Simon mengatakan, bahwa Ia telah mengembangkan klasifikasi jenis

keputusan yang berbeda, yaitu keputusan yang diprogram ( programmed decisions  ) dan

keputusan yang tidak diprogram ( nonprogammed decisions ) seperti yang telah dibahas juga

di bahas diatas, yaitu:

1.      Keputusan yang Diprogram ( Programmed decisions )

Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang dan rutin serta telah di

kembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Contohnya:[6] keputusan kenaikan kelas

peserta didik, keputusan pengangkatan, keputusan penetapan gaji  pegawai baru, keputusan

pensiun, dan sebagainya.

2.      Keputusan yang Tidak Diprogram ( Non programmed decisions )

Suatu keputusan tidak diprogram manakala keputusan tersebut baru dan tidak tersusun. Oleh

karena keputusan tersebut memiliki karasteristik demikian maka tidak ada prosedur yang

pasti untuk menangani permasalahan. Hal ini disebabkan tidak timbul dengan cara yang

persis sama dengan sebelumnya atau karena permasalahan tersebut rumit atau bahkan luar

biasa urgensinya sehingga keputusan tersebut memerlukan manajemen yang spesifik.

Page 9: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

Keputusan yang tidak diprogram harus diidentifikasi dengan tepat karena jenis pengambilan

keputusan sering kali memerlukan alokasi dana yang sangat besar. Keputusan yang tidak

diprogrma secara tradisional telah ditangani dengan proses pemecahan umum, pertimbangan,

intuisi, dan kreativitas. Namun, manajemen modern belum banyak kemajuan dalam

meningkatkan pengambilan keputusan yang tidak diprogram dibandingkan dengan kemajuan

dalam pengambilan keputusan yang diprogram.[7]

Contohnya:[8] keputusan lembaga baru, keputusan terjadinya musibah kebakaran, kebanjiran,

robohnya sekolah, dan sebagainya.

D.      Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan yang telah ditetapkan oleh manajer bukanlah tujuan organisasi, keputusan

tersebut lebih tepat dilaksanaknan sebagai cara yang tepat untuk merealisasikan tujuan.

Keputusan sebenarnya merupakan suatu tanggapan keorganisasian terhadap suatu

permasalahan. Setiap keputusan adalah keluaran dari proses dinamis yang dipengaruhi oleh

kekuatan yang banyak sekali. Herbert A.Simon mengajukan model yang bermanfaat sebagai

dasra dalam proses pengambilan keputusan. Model yang diajukan terdiri atas tiga tahap

pokok, yaitu:[9]

1.        Penelitian, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data

mentah diperoleh, diolah , dan diuji untuk dijadikan arah tindakan yang dapat

mengidentifikasikan perrmasalahan.

2.        Desain, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin.

Aktivitas ini meliputi proses untuk memahami permasalahan, menghasilkan pemecahan, dan

menguji kelayakan pemecahan tersebut.

3.        Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari keseluruhan yang ada. Pilihan

ditentukan dan dilaksanakan.

Page 10: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

E.       Gaya Pengambilan Keputusan Manajemen

Faktor penting dalam proses pengambilan keputusan adalah permasalahan yang harus

dihadapi. Dalam kehidupan organisasi mutlak di perlukan kemampuan untuk melihat,

mengenal, dan mengedintifiksai permasalahan, dipandang dari segi pengambilan keputusan,

manakala pihak tertentu khususnya manajer memiliki tujuan yang jelas dan yang sedang

diusahakannya.

Untuk merealisasikan tujuan, aktivitas perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu

secara sederhana maupun rumit sehingga timbul aktivitas yang efektif dengan rencana

tertentu sebagai standar melakukan aktifitas dalam organisasi.

Terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah di tetapkan merupakan salah satu

contoh suatu permasalahan yang ada dalam organisasi dan memerlukan aktivitas

pengambilan keputusan.Manajer karena otoritasnya dalam suatu organisasi dipenuhi dengan

serangkaian pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif tindakan dalam

penyelesaian permasalaahn yang dihadapi. Pengambilan keputusan merupakan komponen

aktivitas manajer, terutama apabila manajer manajer tersebut menjalankan perencanaan.

Dalam proses perencanaaan tersebut manajer menetapkan tujuan organisasi, sumber daya

yang akan digunakan, dan bawahan mana yang akan menjalankan setiap tugas yang telah di

tetapkan.

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai macam gaya.

Pada beberapa organisasi seringkali terdapat variasi gaya pengambilan keputusan manajemen

antara stu manajer dengan menejer lain. Gaya manajer dalam mengambil keputusan akan

banyak di warnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilaku ,

pengalaman dan sejenisnya.

Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai berikut:[10]

1.    Manajer mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang

tersedia pada waktu tertentu.

2.    Manajer memeperoleh informasi yang diperlukan dari pada bawahan dan kemudian

menetapkan keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah

lebih, dalam hal informasi yang diperlukan kepada manajer daripada rumusan atau penilaian

alternatif.

3.    Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan bawahan secara

individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan bawahan sebagai

suatu kelompok. Kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat atau tidak dapat

mencerminkan masukan atau intuisi maupun anspirasi para bawahan.

Page 11: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

4.    Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan tersebut dalam suatu

konferensi atau pertemuan kelompok. Keputusan yang diambil dapat atau tidak

mencerminkan masukan dan aspirasi para bawahan.

5.    Manajer membicarakan situasi keputusan dengan bawahan sebagai suatu kelompok dan

kelompok menyusun serta menilai alternative. Manajer tidak bermaksud untuk

mempengaruhi para bawahan dan berkeinginana untuk menerima implementasi serta

merealisasikan setiap keputusan hasil musyawarah bersama.

Pengambilan keputusan (Manager) sebagai seorang yang harus melakukan pengambilan

keputusan harus memenuhi berbagai criteria dasar, terutama syarat intelektual dan mental.

Menejer harus mampu membedakan antara tanggung jawab untuk mengambil keputusan

dengan tanggung jawab untuk menjalankan keputusan.

Dalam organisasi, sering kali timbul keputusan untuk membentuk pusat penyimpangan

informasi. Organisasi besar biasanya memiliki pusat informasi yang sekaligus mendukung

pusat-pusat keputusan. Pusat keputusan berkaitan antara satu yang lainnya dengan mengikuti

struktur organisasi. Dengan demikian, semacam jaringan keputusan dengan dibayangi

sebagai penunjang oleh system jaringan informasi melalui jaringan komunikasi.

F.       Metode Keputusan

Pengamatan proses pengambilan keputusan dalam kelompok diarahkan pada cara atau

metode dalam mengambil keputusan. Suatu metode belum tentu lebih baik dibandingkan

metode lainnya. Setiap metode mempunyai kegunaannya sendiri-sendiri tergantung pada

kelompoknya, waktu yang tersedia, dan fasalitas yang ada. Berikut disajikan enam metode

pengambilan keputusan.[11]

1.      Keputusan Yang Kurang Tanggapan

Metode ini banyak digunakan sekaligus merupakan metode yang biasanya kurang di

perhatikan. Seseorang mengemukakan suatu saran dan sebelum didiskusikan. Orang lain

mengusulkan gagasan lain. Prosesnya berulang dengan sendirinya sehingga akhirnya

kelompok mendapatkan beberapa gagasan. Semua gagasan telah menjadi keputusan bersama.

Tanpa pertimbangan atau pengulasan. Sering terjadi dalam suatu konferensi ada saran yang

tidak pernah dipertimbangkan untuk didiskusikan.

2.      Keputusan Dengan Otoritas

Suatu metode yang efisien jika pimpinan sidang atau rapat mendengarkan secara seksama

gagasan anggotanya. Gagasan yang disampaikan didiskusikan, pimpinan mendengarkan

Page 12: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

dengan baik. Setelah pimpinan mendapatkan informasi yang cukup, ia kemudian

memutuskan dengan menggunakan otoritasnya.

3.      Keputusan Minoritas

Keputusan minoritas terjadi jika satu atau dua anggota kelompok dapat mengatasi anggota

kelompok lainnya. Penyebabnya ialah karena yang  minoritas tersebut memiliki enam

kekuasaan.

4.      Keputusan Mayoritas.

Keputusan mayoritas merupakan metode pengambilan keputusan yang paling banyak di kenal

orang di Negara yang menerapkan system demokrasi. Keputusan di adakan dengan cara

pemungutan suara. Suara terbanyak adalah pemenangnya. Kelemahan metode ini adalah

pemungutan suara cenderung mengarah kepada pembentukan koalisi sehingga ada minoritas

yang di kalahkan.

5.      Keputusan Konsensus

Keputusan konsensus merupakan metode yang banyak menyita waktu karena memberikan

kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berkonsensus.

6.      Keputusan Bulat

Metode ini yang paling ideal, tetapi sulit direalisasikan. Keputusan ini terjadi apabila semua

anggota kelompok telah menyetujui keputusan yang akan diambil.

G.      Langkah-Langkah Menjadi Pembuat Keputusan Yang Baik

Secara formal dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan dapat didefenisikan

sebagai pilihan yang didasarkan atas kriteria tertentu mengenal alternatif kelakuan tertentu

daripada dua buah altenatif atau lebih. Dan langkah-langkahnya yaitu:[12]

1.        Waspadalah terhadap petunjukk-petunjuk yang menunjukkan perlu diambilnya sesuatu

keputusan.

2.        Ambillah waktu cukup (tanpa gangguan guna memikirkan serta merefleksi hal-hal yang akan

diputuskan.

3.        Tetapkanlah prioritas-prioritas untuk keputusan-keputusan yang berbeda-beda.

4.        Pisahkan diri saudara sendiri dari problem yang dihadapi dan jawablah pertanyaan:

bagaimanakah orang lain memutuskan persoalan ini?

5.        Tanyalah apakah keputusan yang sedang dipertimbangkan tepat.

Page 13: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

6.        Tanyalah apakah Saudara puas dengan diri Saudara sendiri apabila saudara merenungkan apa

yang merupakan akibat keputusan Saudara.

7.        Usahakan adanya keputusan-keputusan tambahan apabila hal tersebut diperlukan.

8.        Gunakanlah waktu cukup untuk mengambil sesuatu keputusan; merenungkan subyek yang

dihadapi merupakan suatu alat guna mencegah pengambilan keputusan secara impulsif.

Tetapi sebaliknya janganlah terlampau banyak bertele-tele. Hingga timbul kebingungan dan

tidak dapat dilakukan tindakan defenitif.

Page 14: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

BAB III

KESIMPULAN

A.      Kesimpulan

1. Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang di lakukan oleh seseorang dalam

usaha memecahkan permasalahan yang sedang di hadapi kemudian menetapkan berbagai

alternatif yang di anggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi.

2. Sifat Dasar Pengambilan keputusan akan tetap menjadi sebuah tindakan yang mendahului

pelaksanaan pekerjaan sebab keputusan sebagai pangkal tolak semua kegiatan dan akan

menentukan masa depan organisasi, baik berupa kemajuan, pengembangan atau mungkin saja

kemunduran atau bangkrut akibat salah dalam mengambil keputusan.

3. Jenis-jenis keputusan menurut Herbert  A. Simon terbagi menjadi dua Keputusan yang

Diprogram ( Programmed decisions dan Keputusan yang Tidak Diprogram ( Non

programmed decisions .

4. Proses pengambilan keputusan terdapat tiga langkah yaitu penelitian, desain, dan pemilihan.

B.   Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini, maka penyusun sangat mengarapkan respon

dari para teman – teman mahasiswa ataupun dari dosen dan saran konstruktif dari siapapun

datangnya, demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat adanya,

khususnya bagi penyusun sendiri, dan umumnya para pembaca lainnya.

Amin ya robbal a’lamiiin.

DAFTAR PUSTAKA

Usman, Husaini. 2011. Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.Fadhli,M. & M.Rifa’i. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis

Winardi, & George R. Terry. 1986. Asas-Asas Menejemen. Bandung: Penerbit Alumni.

Page 15: Tugas terbaik makalah manajemen organisasi pbi AKBID PARAMATA RAHA

B.Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sayles,R. Leonard & George Strauss. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta Pusat: CV Teruna

Grafica.

[1]Husaini Usman, Manajemen. ( Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2011), Cet III, hlm. v.[2] M.Rifa’i & M.Fadhli, Manajemen Organisasi. ( Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2013 ),

Cet.I, hlm.156[3] George R. Terry  & Winardi, Asas-Asas Menejemen. ( Bandung: Penerbit Alumni, 1986).  hlm.

112[4] M.Rifa’i & M.Fadhli, Manajemen Organisasi., hlm.158

[5] M.Rifa’i & M.Fadhli, Manajemen Organisasi., hlm.158[6] Husaini Usman, Manajemen., hlm. 393[7] B.Siswanto, Pengantar Manajemen. ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005 ), Cet I, hlm 171[8] Husaini Usman, Manajemen., hlm. 393[9] Siswanto, Pengantar Manajemen. , hlm 173[10] Siswanto, Pengantar Manajemen. , hlm 173[11] Husaini Usman, Manajemen., hlm. 406[12] George R. Terry  & Winardi, Asas-Asas Menejemen. ( Bandung: Penerbit Alumni, 1986).  hlm.

126