tugas teori akuntansi sejarah dan perkembangan akuntansi
DESCRIPTION
Teori Akuntansi Sejarah Dan Perkembangan AkuntansiTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH
TEORI AKUNTANSI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
AKUNTANSI
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Wahyu Widodo NPM : C1C111075
Dian Radikal Utama M. NPM : C1C111074
Fenny Lisdiani NPM : C1C111071
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul ” SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN AKUNTANSI”. Yang ditujukan sebagai syarat dalam
pembelajaran tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Terutama kepada Ibu Nila Aprila, SE., M.Si. Ak, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Teori Akuntansi.
.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna
dan masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Februari 2013
Penulis
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI
1. 1 EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN
1. 1. 1 Sejarah Awal Akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan
waktu dari lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah
menghasilkan berbagai skenario. Kebanyakan skenario tersebut
mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan di
sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi.
A. C. Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya
pembukuan yang sistematis :
1. Seni Penulisan (The Art of Writing), karena pembukuan pada
intinya adalah sebuah catatan;
2. Aritmetika (Arithmetic), karena aspek mekanis dari pembukuan
mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana;
3. Milik Pribadi (Private Property), karena pembukuan hanya
berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta
benda dan hak miliknya;
4. Uang (Money) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak
akan ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh
pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga;
5. Perdagangan (Commerce), karena sebuah penjualan lokal saja
tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk
merangsang manusia mengkoordinasikan berbagai pemikiran ke
dalam suatu sistem;
6. Modal (Capital), karena tanpa modal perdagangan tidak akan
berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin
bisa dibayangkan.
Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah
mencakup prasyarat-prasyarat tersebut, sekaligus menjelaskan mengapa
telah terdapat semacam pembukuan didalamnya. Jika kita ingin melacak
ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali ke asal usulnya, kita secara
alamiah akan menganggap pertemuan pertamanya akan berasal dari
para pedagang yang pertama; dan tidak ada seorang pun yang layak
mengklaim hal itu tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-
orang Mesir, yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di
dunia perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan
tersebut melalui interaksinya dengan bangsa tersebut; dan, sebagai
konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus melakukan
suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan
yang umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah.
Bisnis perdagangan, yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa
dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula memperkenalkan
metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan
pencatatan berpasangan; yang kini dikenal dengan sebutan pembukuan
Italia.
Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan
perdagangan dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan
pencatatan berpasangan di abad ke-14. Buku pencatatan berpasangan
yang pertama kali dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa, yang
bertanggal sejak tahun 1340.
1. 1. 2 Kontribusi Luca Pacioli
Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada
umumnya diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan pencatatan
berpasangan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan
bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita
yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et Scripturis-yang
menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Ia menyatakan bahwa
tujuan pembukuan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak
tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-
utangnya”. Debit (adebeo) dan kredit (credito) digunakan dalam
pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan berpasangan. Ia
berkata, “Seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika Anda
membuat seorang kreditor, maka Anda harus membuat seorang debitor”.
Tiga buku digunakan disini : sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan
sebuah buku besar. Pada waktu yang bersamaan, mengingat umur yang
pendek dari perusahaan-perusahaan bisnis, Pacioli menyarankan
perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku. Dibawah ini
adalah saran yang diberikan:
Merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun,
terutama jika Anda memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak
lain. Seringnya melakukan pencatatan akuntansi akan memperpanjang
persahabatan.
1. 1. 3 Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-
teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah
diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis
transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan
keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad
ke-18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan
transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan
debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti
hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-
jenis organisasi yang lain.
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun
persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya
diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan
revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik,
yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya,
dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai
kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi
pada abad ke-18.
7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap
hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari
revolusi industri.
9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada
teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan
akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya
perhitungan dari laba periodik.
10.Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan
dana.
11.Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode
akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per
saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi,
sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting
dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan
(financial engineering).
1. 2 PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA
SERIKAT
1. 2. 1 Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi
muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan
ekonomi dominan yang dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri
setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi
akuntan profesional, American Institute of Accountans (AIA).
Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal
(Fedeal Trade Commission-FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya
penjualan, beban bunga atau beban administrasi di dalam biaya overhead
pabrik”. Penentang atas posisi dari Institut ini menghadapi pernyataan di
dalam laporan yang mengatakan “diperhitungkannya bunga di dalam
biaya produksi adalah teori yang tidak berdasar dan salah, dan dapat
dikatakan mustahil (absurad) di dalam praktiknya”. Pihak yang menentang
pun mengalami kekalahan. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah
meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba
usaha. Meskipun Undang-Undang pendapatan tahun 1913 telah
memberikan dasar kalkulasi laba kena pajak dengan dasar penerimaan
dan pengeluaran kas, Undang-Undang tahun 1918 adalah yang pertama
mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena
pajak.
1. 2. 2 Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
1. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk
mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk
Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur
penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan
Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur
perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel
yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang
memperdayakan, George O. May, kebangsaan Inggris,
mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika
(American Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai
sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai akibatnya,
Komite Khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan Bursa Efek
menyarankan solusi umum berikut ini :
Alternatif yang lebih pratikal adalah membiarkan setiap perusahaan
untuk bebas memilih metode-metode akuntansinya sendiri di
dalam …batasan yang sangat luas…namun mengharuskan
adanya pengungkapan dari metode yang dipergunakan dan
konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke tahun..
Sebagai tambahan, Komite mengusulkan percobaan resminya
yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang
berlaku umum. Dikenal sebagai “prinsip-prinsip umum” (board
principles).
3. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang
profesi akuntan untuk memberikan “dukungan substansial dari yang
berwenang” bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan
meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American
Accounting Association) dan para anggotanya yang baru saja
dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan
memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee
Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.
1. 2. 3 Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun
manajemen di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah
mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif
sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan standarnya-sebuah
situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa
angka-angka akuntansi memengaruhi prilaku berekonomi dan, sebagai
konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam
arena politik.
Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif
dan quasi politik dalam formulasi dari prisnip-prinsip akuntansi. Hal yang
dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan
adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau
kesepakatan dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai
kelompok yang berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan bagi
penerimaan “umum” atas standar baru. Oleh sebab itu, proses penetapan
standar memiliki aspek politis di dalamnya.
Proses dari penetapan standar dapat digambarkan sebagai
demokratis karena, seperti semua badan pembuat peraturan, hak Dewan
untuk membuat peraturan pada akhirnya akan sangat bergantung kepada
persetujuan dari pihak yang diatur. Tetapi karena penetapan standar
membutuhkan beberapa perspektif, maka tidaklah tepat jika suatu standar
ditetapkan dengan hanya didasarkan pada penggambaran dari para
pemilihnya. Hal yang serupa pula, proses tersebut dapat diuraikan
sebagai legislatif karena penetapan standar harus dimusyawarahkan dan
karena seluruh pandangan harus didengarkan. Tetapi para penyusun
standar diharapkan untuk dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu
kesatuan dan tidak menjadi perwakilan dari sekelompok pemilih tertentu.
Proses ini dapat diuraikan sebagai bersifat politis karena terdapat satu
usaha pembelajaran yang terkait dengan usaha untuk mendapatkan
penerimaan satu standar baru.
1. 3 AKUNTANSI DAN KAPITALISME
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa
sejarawan ekonomi dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan
pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital di dalam
perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan
argumentasi sebagai berikut :
“Organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak
akan mungkin terjadi tanpa adanya dua faktor penting didalam
perkembangannya : pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan
erat dengannya, pembukuan yang rasional”.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal
sebagai tesis atau argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa
transformasi aktiva menjadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari
aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan
pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang
wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan, dan
mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan
pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan
adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut ini
umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan
berpasangan di dalam ekspansi ekonomi :
1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya
satu sikap baru atas kehidupan ekonomi.
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh
adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya
organisasi yang sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya
pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya
meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham
gabungan.
Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke-16
sampai dengan abad ke-18 tidak pernah menggunakan pembukuan
dengan pencatatan berpasangan untuk melacak laba dan modalnya,
namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia
mengatakan :
“sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit
dari pemberian kerangka kerja di mana data akuntansi dapat ditempatkan
dan sementara datanya dapat diatur, dikelompokkan, dan dikelompokkan
ulang kembali. Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari
data yang harus dimasukan kedalam satu aturan tertentu, maupun
memaksakan adanya pola tertentu dalam pengurutan internal dan
pengurutan ulang data”.
1. 4 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik
akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik …
memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan
kita”.
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat berguna
untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai
bidang akuntansi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran
yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi
diuraikan dibawah ini :
Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang
dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para
anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka
miliki. Kedua, adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-
kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting
mungkin saja akan hilang, terfragmentasikan, atau dipelajari secara tidak
sempurna di dalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka
telah didokumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar
yang memiliki keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada
analisis dan interpretasi dari sejarah perkembangan pemikiran dan praktik
akuntansi, para empiris saat ini akan berisiko mendasarkan investigasi
yang mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap
atau tidak berdasar.
Berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat
memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku
dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah
digunakan di masa lalu.
1. 5 ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL
1. 5. 1 Definisi akuntansi internasional
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas
ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasioanal
menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara
internasional.
Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional
dianggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di
semua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang
diterima di seluruh dunia, seperti yang berlaku di Amerika Serikat, akan
dibentuk. Praktik dan prinsip-prinsip yang dikembangkan akan dapat
diberlakukan di seluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi
dari suatu sistem internasional.
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional
mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas
perbedaan-perbedaan nasional di dalam skuntansi. Hal ini meliputi :
1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam
akuntansi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.
2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari
masing-masing negara.
3. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik
akuntansi pada pelaporan keuangan.
Munculnya paradigma baru di dalam akuntansi internasional memperluas
kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari
akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, terbit daftar yang sangat
panjang akan konsep-konsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh
Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Teori universal atau dunia
2. Teori multinasional
3. Teori komparatif
4. Teori transaksi-transaksi internasional
5. Teori translasi
Masing-masing teori-teori di atas memberikan dasar bagi pengembangan
dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional.
Meskipun akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan
lebih disukai.
1. 5. 2 Harmonisasi standar akuntansi
Arti harmonisasi standar akuntansi
Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti
sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini
lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada
standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang
dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang
lain. Harmonisasi menjdai suatu bagian yang penting untuk menghasilkan
komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan
dipahami secara internasional.
Definisi dari harmonisasi tersebut dianggap lebih realistis dan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima daripada standardisasi.
Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya
masing-masing di tingkat nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau
pengendalian dari sumber-sumber daya nasional.
Manfaat dari harmonisasi
Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi.
Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi
akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara
internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk
negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk
dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang
berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian
dunia dan meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di
dalam kaitannnya dengan perdagangan dan arus investasi internasional
adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar
akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk
memperolah modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di
tahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negri
yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi
akuntansi.