tugas tekber
DESCRIPTION
ini merupakan tugasTRANSCRIPT
TUGAS TEKNOLOGI BERSIH
Oleh :
Iffat Fairuz
Ghani Rasyid Ning (125100600111009)
Sabrina Juniata (125100600111017)
Raditya Gilang
Imam Dzaky
Kelas K
TEP- TEKNIK BIOPROSES
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
DATA UMUM PERUSAHAAN
Perusahaan Coca-Cola di Jawa Tengah dirintis oleh Partogius Hutabarat (almarhum)
dan Mugijanto dengan menggunakan nama PT. Pan Java Bottling Company. Perusahaan ini
resmi didirikan pada tanggal 1 Novembe r 1974 di atas lahan s eluas 8,5 Ha d an mulai
beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976. Karena perkembangan perusahaan yang begitu
cepat, maka pada bulan April 1992 PT. Pan Jawa Bottling Company bergabung dengan
Coca-Cola Amatil Limited Australia, sehingga sejak itu berubah namanya menjadi PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java. Namun sejak tanggal 1 Juli 2002 berubah
menjadi PT. COCA -COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) CENTRAL JAVA.
Sedangkan untuk distribusi bernama PT. COCA-COLA DISTRIBUTION INDONESIA
(CCDI).
Pusat pemasaran CCBI Semarang Operation terbesar di wilayah Jawa Tengah,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Madiun. Adapun produk dari The Coca-Cola Company
antara lain Coca -Cola, Coca-Cola ZERO, Sprite, Fanta, Diet Coke, Frestea, Powerade, Extra
Joss Strikke, Schweppes, A & W dan Ades.
TINJAUAN TEKNOLOGI PROSES INDUSTRI BEVERAGE DAN LIMBAH
Pada perusahan PT.Coca-cola terdapat macam macam proses pengolahan, seperti proses
pengolahan air baku, proses pembuatan syrup, proses pemurnian CO2, proses pencampuran,
proses pengemasan dan pembotolan, dan proses pengolahan air limbah.
1. Pengolahan Air
Pengolahan air untuk proses produksi dilakukan pada unit pengolahanair. Pengolahan ini
bertujuan untuk mengolah air baku menjadi softened water dan treated water yang digunakan
dalam proses produksi. Air yang digunakan berasal dari air tanah dengan kedalaman 92 -110
meter.
a. Pengolahan Air baku menjadi softened water
Air baku yang berasl dari sumur di tampung pada bak aerasi melalui pipa-pipa. Pada saat
dilakukan aerasi terjadi proses oksidasi terhadap kandungan ferum (besi) dan terjadi
pengendapan lumpur yang terdapat pada air baku. Kemudian air di pompa ke dalam sand
filter dan dilanjutkan ke cation excahanger utnuk dilunakkan dengan median resin yang
berfungsi untuk mengikat ion-ion yang menyebabkan menjadi sadah. Setalah itu air
disalurkan kedalam dua bak untuk menjadi softened water chlorine yang akan digunakan
dalam proses pencucian botol dan bak softened water non chlorine yang digunakan untuk
boiler. Berikut diagram alir proses pengolahan air baku pada PT. CCBI.
b. Pengolahan Air Baku Menjadi Treated Water
Hasil pengolahan air bakun menjadi treated water digunakan untuk proses produksi,
dengan menampung air dari sumur kedalam bak resevoir dan terjadi proses pengendapan
awal.Kemudian airdipompa ke dalam reactor tank. Pada reactor tank ditambahkan chemical
lime, ferro sulfat, dan chlorine. Setelah itu air dimasukkan ke settling tank dan terjadi proses
sedimentasi, flokulasi dan koagulasi sehingga didapatkan clear water yang selanjutnya
dimasukkan kedalam break tank sebagai bak penampung. Dari break tank air dipompa ke
sand filter untuk menyaring kotoran – kotoran yang tersuspensi dalam air, kemudian
diteruskan ke storage tank, kemudian disaring dengan carbon filter untuk menyerap warna,
bau dan rasa asin dalam air yang akan merusak cita rasa produk. Selanjutnya air dimasukkan
ke dalam micron filter tank sehingga di peroleh treated water yang langsung disalurkan ke
proses produksi tanpa ada penampungan terlebih dahulu. Berikut diagram alir pengolahan air
baku menjadi treated water.
2. Pembuatan Sirup
Pada pembuatan sirup dilakukan penentuan banyaknya minuman yang akan diproduksi
sehingga dapat ditentuakn berapa unit concentrate yang diperlukan. Kemudian dapat
diketahui volume air yang dibutuhkan. Pembuatan sirup dilakukan melalui 2 tahap yaitu
a. Simple syrup
1) Pelarutan gula dalam air
Pelarut gula dengan treated water di dalam simple tank pada temperatur kurang dari
30oC hingga didapat larutan gula dengan kadar brix kurang lebih 59.5 kamudian
dilakukan pengadukan kembali hingga gula benar-benar terlarut.
2) Penambahan acitvated carbon dan filter aid
Pada larutan gula tersebut diambhakan material acitvated carbon dan filter aid yang
berfungsi untuk mengurangi aroma dan menurunkan warna. Filter aid yang ditambahkan
sebanyak 0.1 dari jumlah gula yang digunakan dan activated carbon digunakan sebanyak
0,1 dari gula yang digunakan dengan tetap dilakukan pengadukan hingga bahan-bahan
dapat bercampur. Kemudian larutan dari tangki simple syrupi ini dialirkan menuju tangki
precoating melalui sugar screen untuk menyaring benda-benda asing yang ikut pada
larutan.
3) Filtrasi
Proses ini dilakukan pada filter press dengan tujuan untuk menghilangkan benda-
benda yang tidak diinginkan. Proses ini diawali dengan menyiapkan yang disebut proses
precoatingyang bertujuan untuk membuat lapisan pada filter plate yang terdapat pada
filter press.Precoating pada mulanya dilakukan pengisian simple syrup pada tangki
hingga volume mencapai ¾ tangki, kemudian simple syrup dilewatkan sugar screen.
Setelah itu simple syrup disirkulasikan dari tangki precoating ke filter press sehingga
terbentuk lapisan pada filter plate yang ditandai dengan simple syrup berwarna kuning
jernih setelah keluar dari filter press dan ditampung kembali pada tangki precoating,
yang kemudian dihasilkan filtrate simple syrup yang keluar dari outlet tanki.
4) Sterilisasi
Filtrate dari filter press dipompa menuju tanki finish syrup melalui ultra violet lamp
sterilizer yang dimanfaatkan untk membunuh mikroba yang dapat menyebabkan
kerusakan minuman pada botol. Umur simpan dari proses sterilisasi hingga proses
pembuatan finish syrup maksimal adalah 8 jam, jika lebih maka harus dilakukan
sterilisasi ulang.
5) Finish syrup
Simple syrup kemudian ditambahkan concentrate atau beverage base dan treated water
di dalam tangki finish syrup dan hasil akhir pembuatan sirup dinamakan finish syrup.
Berikut adalah diagram alir pembuatan finish syrup.
3. Pemurnian CO2
CO2 yang digunakan adalah CO2 yang berwujud larutan yang kemudian diubah menjadi
gas CO2 oleh evaporizer.Pemurnian dilakukan untuk menghilangakan senyawa-senyawa lain
yang terkandung dalam CO2. Tahap-tahap pemurnian CO2 dilakukan adalah dengan
evaporasi Co2 yang ditampung dalam container masih dalam bentuk cair, maka untuk
mempermudah proses pemurniannya CO2 cair diubah menjadi gas oleh evapolizer.
Kemudian Gas CO2 yang keluar dari evaporizer dilewatkan dalam tangki yang berisi cairan
KMnO4 melalui pipa sehingga senyawa lain akan bereaksi dengan KMnO4. Gas CO2 yang
keluar dari tangki KmnO4 masih dikhawatirkan mengandung KmnO4, oleh karena itu
dilakukan pencucian dengan cara dilewatkan pada treated water sehingga dihasilkan gas CO2
yang bebas dari KMnO4. Setelah itu gas CO2 dilewatkan pada heater tank dengan suhu 35 –
40oC. Kemudian dilakukan netralisasi bau dan ras agar diperoleh gas CO2 yang tidak berbau
dan tidak berasa, dengan dilewatkan pada carbon purifier tank. Setelah pemrunian rasa dan
bau, gas dilewatkan ultra filter yang befungsi menyaring gas CO2 dari menungkinan adanya
activated carbon. Berikut adalah diaram alir proses pemurnian
4. Pencampuran
Proses pencampuran diawali dengan mengalirkan treated water ke deaerator. Deaerator
ini dilengkapi dengan pompa vakum yang berfungsi membebaskan oksigen yang ada dalam
air. Deaerator merupakan suatu tangki yang berfungsi menghilangkan gelembung udara
yang ada dalam air yang akan ditransfer ke unit water reciever. Air yang ditampung tersebut
akan dialirkan menuju tangki pencampur yang disebut flow mix.
Finis syrup ditampung dalam syrup reciever yang kemudian akan dialirkan menuju flow
mix, finish syrup akan bercampur dengan treated water. Air dialirkan oleh water settling dan
syrup dialirkan oleh orifice. Selanjutnya dengan bantuan mixing pump campuran air dan
finish syrup akan ditransfeerk ke carbo cooler tank.
Carbo cooler tank adalah sauatu unit mesin yang berfungsi sebagai unit pendingin karena
mesin ini dihubungakan dengan unit cooling system. Dalam carbo cooler campuran treated
water dan finish syrup akan bertemu dengan CO2 sehingga bahan-bahan ini akan tercampur.
Larutan yang keluar dari carbo cooler adalah imunam yang siap untk ditransfer ke mesin
pengisian minuman yang disebut dengan filling machine. Berikut adalah diagram alir proses
pencampuran.
BAHAN BAKU DAN PENOLONG
1. Bahan Baku
a. Air
Kebutuhan air bagi PT. CCBI Central Java dipenuhi dari air tanah yang diambil dari 11 sumur
bor (deep well), dengan kedalaman + 100 meter yang berada di lingkungan perusahaan. Air yang
diperoleh dari deep well tersebut perlu dilakukan penanganan tertentu baik air untuk bahan dasar
minuman, untuk pencucian botol, untuk sanitasi maupun untuk utility.
b. Gula Pasir
Gula pasir berfungsi sebagai pemanis dalam pembuatan syrup. Gula pasir atau sukrosa yang
digunakan adalah jenis SHS (Superior Had Sugar) karena memiliki beberapa keunggulan,
misalnya kristal gula lebih putih dan memiliki kemurnian yang tinggi.
c. Concentrate atau Beverage Base
Concentrate atau beverage base adalah ramuan khusus yang menentukan cita rasa atau
flavour, memberikan warna dan sebagai bahan pengawet. Bentuk concentrate atau beverage
base ini ada 2 jenis, yaitu concentrate bubuk dan xxiv concentrate cair. Komposisi concentrate
ini terdiri atas essential oil, vegetable plant dan aromatic chemical serta senyawa asam yang
mempunyai 3 fungsi yang berbeda, yaitu sebagai pemberi rasa asam, untuk memodifikasi
kemanisan gula dan sebagai preservative (pengawet).
d. Karbon Dioksida (CO2)
Gas CO2 berfungsi sebagai penyegar dan pengawet serta memperkuat flavour produk.
2. Bahan Pembantu
Bahan pembantu adalah bahan yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan dalam
pengolahan produk yang berguna untuk menunjang kelancaran proses produksi. Adapun bahan
pembantu yang digunakan antara lain:
a. Lime (Ca(OH)2)
Yaitu berupa bubuk putih yang berfungsi membantu mempercepat proses koagulasi dan
meningkatkan alkalinitas air dalam proses pengolahan air.
b. Ferro Sulfat (FeSO4)
Yaitu berupa butiran putih kehijauan yang berfungsi sebagai koagulan dalam air.
c. Kaporit (Ca(OCl)2)
Yaitu berupa butiran putih untuk mematikan mikroba patogen dalam pengolahan air.
d. Resin
Yaitu berupa butiran coklat kekuningan yang berfungsi untuk menurunkan kesadahan air.
e. Garam (NaCl)
Yaitu berupa butiran putih yang berfungsi untuk mengaktifkan kembali resin yang tidak aktif.
f. Sand Silica
Yaitu berupa butiran putih kecoklatan yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang
tersuspensi dalam air.
g. Activated Carbon
Yaitu berupa bubuk hitam yang berfungsi untuk menyerap warna, bau dan rasa asin dalam air
maupun dalam simple syrup.
h. Filter Aid
Yaitu berupa bubuk putih yang berfungsi sebagai media saring dalam simple syrup.
i. Soda Caustic (NaOH) yang berfungsi untuk sanitasi
j. Diversy-K sebagai pelumas conveyor
k. NH3 sebagai pendingin
Proses produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia meliputi beberapa tahap yaitu
pengolahan air, pembuatan syrup, pemurnian CO2, pencampuran dan pengemasan.
PENGGUNAAN ENERGI
1. Sumber Energi
Sumber energy di PT. Coca Cola Bottling Indonesia ada beberapa macam, namun sumber energy
utama adalah listrik. Selain listrik, perusahaan ini menggunakan fuel sebagai sumber energinya,
antara lain LPG, solarm dan bensin. Fuel tersebut memiliki kegunaan masing-masing, misalnya
LNG sebagai bahan bakar boiler, solar sebagai bahan bakar pengganti boiler, LPG untuk banhan
bakar forklift serta bensin sebagai bahan bakar pengganti forklift. Sedangkan energy listrik
digunakan untuk semua proses produksi, penerangan, utility, dan lain sebagainya.
2. Energi Listrik
D di PT. Coca Cola Bottling Indonesia listrik digunakan untuk menggerakkan motor-motor
listrik dalam proses produksi, Air Conditioner (AC), lighting/penerangan, sistem keamanan
(security system), dan lain-lain. Penggunaan energy listrik sangat dipengaruhi oleh proses
produksi yang berlangsung, karena sebagian besar energy listik dipakai pada saar proses
produksi. Penggunaan energy listrik dan output produksi (LBEV) dapat dilihat pada tabel :
BULAN LBEV (Liter Beverage) TOTAL KWH
Januari 5.566.713,19 330.480
Februari 5.219.808,75 314.280
Maret 7.096.576,83 428.840
April 6.923.257,86 391.960
Mei 6.938.849,85 390.440
Juni 13.904.968,15 715.160
Juli 10.590.148,83 597.760
Agustus 12.487.227,46 629.920
September 14.568.440,11 781.000
Oktober 10.948.475,38 567.280
November 7.698.708,82 405.520
Dari data diatas menunjukkan jumlah output produksi setiap bulan pada tahun 2009. Penentuan
output produksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah cuaca, dan adanya
momen-momen seperti hari besar agama atau hari libur nasional dan tahun ajaran baru. Dari
grafik diatas, dapat dilihat output produksi terbesar adalah pada bulan September, diikuti oleh
Juni, Agustus, Juli, Oktober, dan November. Hal ini disebabkan karena pada bulan-bulan
tersebut sedang terjadi musim kemarau, sehingga cuaca yang panas membuat permintaan
terhadap minuman meningkat. Selain itu, pada bulan-bulan tersebut juga banyak terdapat hari
besar dan libur nasional, misalnya Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada September 2009, Hari
Raya Idul Adha pada bulan November 2009, HUT RI pada bulan Agustus, dan tahun ajarana
baru yang dimulai pada bulan Juli. Momen-momen tersebut mempengaruhi permintaan produk,
sehingga perusahaan memutuskan untuk menaikkan jumlah produksinya.
3. Bahan Bakar (Fuel)
Fuel yang dipakai sebagai sumber energy di PT CCBI adalah LPG, solar, dan bensin. Peralatan
yang memerlukan bahan bakar adalah boiler (Dual Fuel) menggunakan LPG dan solar, dan
Forklift (Dual Fuel) menggunakan bensin dan solar. Data pemakaian fuel adalah sebagai
berikut :
BULANPEMAKAIAN FUEL
(m3)LBEV
Januari 72.191,369 5.566.713,19Februari 63.392,026 5.219.808,75Maret 75.057,649 7.096.576,83April 80.807,311 6.923.257,86Mei 73.237,085 6.938.849,85Juni 92.431,135 13.904.968,15Juli 94.188,444 10.590.148,83
Agustus 97.968,426 12.487.227,46Septembe
r88.422,407 14.568.440,11
Oktober 96.394,189 10.948.475,38November 96.993,418 7.698.708,82
953.992,008 101.942.175,2
PENGGUNAAN AIR
Air merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan minuman. Sumber air yang
digunakan di PT CCBI ini berasal dari sumur bor (deep well) dan air PAM. Air yang digunakan
untuk proses produksi harus bebas dari pengotor-pengotor (impurities), seperti warna dan bau
asing, padatan terlarut, bahan-bahan organik, dan alkanity yang dapat mempengaruhi minuman
yang dihasilkan. Oleh kaena itulah air ini sebelum masuk dan digunakan untuk proses produksi
harus diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan air di PT CCBI ini meliputi Reverse Osmosis
(RO) dan Water Softener Process.
Pada proses produksi di PT CCBI ini, terdapat proses pembuatan syrup dimana
membutuhkan bahan gula dan air yang cukup banyak. Berat gula sebenarnya (actual) dapat
dihitung sebagai berikut.
Berat gula aktual = berat gula standart x 100,5%
= 292,65 kg x 100,5%
= 294,11 kg
Tabel Kebutuhan Gula dan Air untuk Memproduksi Produk per Unit
No Flavour Standart/unit (Kgs) Brix Volume/unit (Lt)
1 Coca Cola 203,225 54,85 300
2 Sprite 258,081 55,96 370,83
3 Sprite Ice 258,081 55,95 370,83
4 Fanta Strawberry 292,65 57,85 400,58
5 Fanta Melon 259,20 55,96 370.80
6 Fanta Apel 258,30 55,95 370.83
7 Fanta Anggur 257,71 55,96 370,83
8 Nestea 244,50 54,10 370,80
9 Frestea 166,80 8,40 2000
10 Frestea Green 166,80 8,40 2000
11 Fanta Soda Water 312,50
Karena produk ini dibuat sebanyak 60 unit maka kebutuhan gula total yang diperlukan sebanyak
294,11 kg x 60 unit = 17646,66 kg. Jadi volume air yang digunakan sebanyak (dengan asumsu
brix sample syrup sebesar 59,80)
Vair = 100- brix simple syrup x berat gula
Brix simple syrup
Vair = 100-59,80 x 17646,66 kg
59,80
= 11862,80 Ltr
PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan Coca-cola terdiri dari beberapa proses yaitu, proses pengolahan air,
epmbuatan syrup , dan lain-lain.
1. Pengolahan Air Baku menjadi Softened Water
2. Pengolahan Air Baku Menjadi Treated Water
3. Pembuatan Syrup
4. Pemurnian CO2
5. Proses Pencampuran
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH PADA PT. CCBI
Perencanaan Program Produksi Bersih
PT. Coca Cola Amatil Indonesia – Semarang mempunyai departemen lingkungan yang
bernama Environment Management System (EMS). Fungsinya disini adalah untuk membahas
masalah lingkungan akibat aktivitas pabrik yang terjadi kemudian mencari solusi terbaik untuk
menyelesaikannya.
Penerapan Program Produksi Bersih
Dalam pelaksanan program produksi bersih penerapan yang dilakukan meliputi good
housekeeping, modifikasi teknologi, serta pemanfaatan limbah. Karyawan disetiap tingkatan
perusahaan terus didorong untuk berpartisipasi dalam program produksi bersih pada setiap
bagian proses produksi. Pelatihan serta motivasi pada karyawan mempunyai peranan penting
dalam strategi penerapan produksi bersih di perusahaan.
Evaluasi dan Perbaikan Program Produksi Bersih
Evaluasi dan Perbaikan dilakukan setiap harinya untuk menjaga kestabilan proses produksi.
Proses evaluasi dilakukan dari mulai bahan baku masuk, sampai produk jadi dan siap dipasarkan.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimisasi limbah yang keluar dan memaksimalkan hasil
produksi, dengan demikian penerapan produksi bersih berjalan dengan baik.
Mempertahankan Program Produksi Bersih
Untuk mempertahankan program yang telah berjalan perlu adanya kerjasama antara atasan
dengan karyawan. Atasan berperan untuk mengawasi berjalannya proses produksi bersih,
sedangkan karyawan menjalankan proses produksi sesuai dengan perintah atau arahan dari
atasan. Untuk membudayakan produksi bersih dan untuk menjaga proses produksi agar berjalan
dengan baik maka setiap seminggu sekali tepatnya pada hari senin dilakukan program
maintenance day selama 6 jam. Pada saat maintenance day proses produksi dihentikan sejenak
untuk perbaikan dan pembersihan mesin-mesin produksi serta lingkungan sekitar pabrik.
Penerapan 5R
Penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang dilakukann PT CCAI yaitu:
1. Ringkas
Tujuan penerapan ringkas yaitu mengetahui benda mana yang diperlukan, tidak diperlukan
dan yang harus disimpan.
2. Rapi
Tujuan dari penerapan rapi yaitu memudahkan menemukan barang yang dibutuhkan.
3. Resik
Tujuan resik yaitu menciptakan tempat kerja selalu bersih, mencegah rusaknya
perlengkapan peralatan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
4. Rawat
Tujuan rawat yaitu mencegah penurunan kondisi kebersihan lingkungan.
5. Rajin
Tujuan rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang telah tercapai.
Reduksi Pada Sumber
Good Housekeeping
Praktek Good Housekeeping di PT. Coca Cola Amatil Indonesia – Semarang mengacu pada
prosedur Good Manufacturing Practices (GMP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Praktek
Good housekeeping yang telah dilakukan yaitu :
Segregasi Limbah
Penerapan segregasi/pemilahan limbah pada sumbernya di PT CCAI dilakukan antara limbah B3
dan non B3 yang meliputi seluruh area. Area dibagi menjadi 2 bagian besar :
1. Area Non-Produksi
Area Non-Produksi PT. CCAI yaitu area office, kantin, jalan dan ruang terbuka. Di Area
ini disediakan beberapa bak sampah kemudian diberi label sesuai dengan jenis sampahnya,
yaitu sampah workshop, sampah beling dan sampah non-beling. Sampah tersebut
kemudian dibuang di TPA.
2. Area Produksi
Di area produksi,limbah yang dihasilkan sebagian besar berupa grease dan oli yang
merupakan kategori limbah B3. Limbah cair B3 tersebut dihasilkan dari mesin-mesin
produksi yang kemudian ditampung dalam jerigen dengan menggunakan spons.Jerigen-
jerigen tersebut diletakkan di dalam bunding dan setelah penuh dibawa ke TPS khusus
untuk menampung sementara limbah padat dan limbah B3 yang terletak di area belakang
pabrik.
Manfaat
Pemilahan sampah secara tidak langsung dapat mengurangi timbulan jumlah sampah, karena
dengan memisahkan sampah sesuai jenisnya, dapat diketahui sampah mana yang dapat
dimanfaatkan kembali, sampah yang bisa di jual ke penampung atau sampah yang harus dibuang
ke TPA. Limbah padat yang dapat dijual seperti kardus bekas, plastik, beling dapat memberikan
keuntungan ekonomi bagi PT. CCAI, tetapi PT. CCAI tidak terlalu memperdulikan hal tersebut
karena jumlahnya yang tidak cukup besar. Pemisahan limbah B3 dengan limbah non-B3 juga
mencegah terjadinya kontaminasi silang limbah B3 ke limbah non-B3 sehingga dapat
meminimasi timbulnya limbah. Penempatan limbah B3 di TPS khusus juga dapat menghindari
ceceran limbah B3 tersebut di sembarang tempat karena dapat membahayakan lingkungan dan
kesehatan.
Pencegahan Terjadinya Kebocoran dan Tumpahan
1. Grease dan Oli
Untuk area pabrik, setiap mesin yang menghasilkan grease dan oli, diberi bunding untuk
penampungan, sehingga grease dan oli tidak tercecer kemana-mana, kemudian apabila
ditemukan sumber kebocoran segera diperbaiki. Ceceran/tumpahan oli yang masih tersisa
di lantai dibersihkan dengan spon, kemudian ditampung di tempat yang telah disediakan
dan dimasukan jerigen. Apabila jerigen penuh, limbah oli diangkut dan disimpan di TPS
khusus limbah B3 di PT. CCAI.
2. Di gudang solar diberi bunding untuk menampung apabila terjadi kebocoran, sehingga
apabila terdapat ceceran solar tidak akan mencemari tanah maupun area yang lain.
Kemudian apabila akan menggunakan solar, pipa diletakkan di atas bunding agar solar
yang tumpah tidak tercecer. Supaya terhindar dari kebocoran pada tangki solar dan pipa
maka dilakukan pengecekan sebelum pemakaian dan pengecekan rutin setiap bulannya.
Manfaat
Untuk melakukan penanganan terhadap tumpahan dan kebocoran, PT. CCAI telah membuat
suatu prosedur dan petunjuk kerja lingkungan mengenai bagaimana menangani kebocoran atau
tumpahan oli, bahan bakar solar maupun kimia. Petunjuk tersebut kemudian disosialisasikan
kepada seluruh karyawan di bagian produksi, sehingga proses pelaksanaan kegiatan distribusi
dan pemakaian oli. Bahan bakar solar dan bahan kimia dapat dilakukan sesuai prosedur sehingga
terjadinya tumpahan dapat dihindari dan kebocoran dapat segera ditangani Manfaat yang
diperoleh dari pencegahan/penanganan tumpahan dan kebocoran ini adalah sebagai berikut :
1. Tumpahan oli, bahan bakar solar, dan bahan kimia, tidak tercecer di sembarang tempat
karena dapat membahayakan para pekerja apabila terjadi reaksi dengan api dan tidak
mencemari lingkungan sekitar.
2. Menjaga agar bahan-bahan tersebut tidak tercampur dengan saluran air hujan atau drainase
yang dialirkan ke sungai sehingga tidak mencemari badan penerima.
1. Penerapan FEFO dan FIFO
FEFO (First Expired First Out) yaitu barang masuk ruang penyimpanan berupa bahan baku
seperti gula,konsentrat dan sebagainya yang akan digunakan terlebih dahulu untuk diproses
adalah barang yang masa kadaluarsanya paling cepat, sedangkan FIFO (First In First Out)
adalah barang masuk ruang penyimpanan seperti botol,krat botol yang dikeluarkan dahulu adalah
yang terlebih dahulu masuk gudang.
Manfaat
Penerapan FEFO dan FIFO di CCAI dimaksudkan untuk menghindari penumpukan bahan baku
di ruang penyimpanan dan mencegah rusaknya bahan baku dan produk karena proses
penyimpanan yang terlalu lama.
Pengecekan dan Perawatan Peralatan Secara Rutin
Semua peralatan yang digunakan dilakukan pengecekan dan perawatan secara rutin agar
peralatan dapat bekerja secara efisien dan mendapatkan hasil yang maksimal.
a. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi seperti boiler, mesin filling, washer,
dll dilakukan perawatan secara rutin setiap hari. Pengecekan tersebut dilakukan oleh
bagian Maintenance and Engineering (ME).
b. Untuk forklift, perawatannya dilakukan di bengkel forklift oleh mechanic PT CCAI.
Apabila ada forklift yang rusak diberi tanda “dalam perbaikan”.
Manfaat
Perawatan pada mesin yang dilakukan secara rutin dapat mencegah terjadinya kerusakan karena
peralatan dapat bekerja secara efisien. Hal ini juga berpengaruh terhadap limbah yang dihasilkan
sehingga menjadi berkurang. Pencegahan kerusakan dengan dilakukannya perawatan mesin
mempunyai biaya yang lebih rendah dibandingkan biaya perbaikan atau penggantian mesin.
UPAYA PRODUKSI BERSIH YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN
Limbah PT. CCBI semua telah ditangani dengan baik. Untuk limbah padat ditangani dengan
pengumpulan oleh petugas kebersihan kemudian dilakukan pembuangan ke TPA dan sebagian
dijual serta untuk sisa ekstrak frestea diolah sebagai pupuk. Sebelum limbah cair dibuang ke
badan air atau sungai diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah (WWTP). Dari hasil
analisa air limbah yang dilakukan oleh PT. Sucofindo, pH air yang dibuang ke lingkungan masih
sesuai dengan peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 tahun 2004 tentang baku Mutu
Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan Usaha akan tetapi didapatkan parameter BOD dan COD
yang melebihi kadar maksimum syarat baku mutu air limbah golongan II.
TINJAUAN LIMBAH
Dalam setiap produksi pasti menghasilkan produk sampingan berupa
limbah yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak
negatif bagi manusia dan lingkungan. Limbah yang dihasilkan oleh PT. CCBI
antara lain:
1. Limbah Padat
Jenis Limbah Padat dan Sistem Penanganannya
2. Limbah Cair
Sebelum dibuang ke lingkungan sekitar air limbah PT. CCBI diolah terlebih dahulu di unit
pengolahan air limbah atau Waste Water Treatment Plant (WWTP). Tujuan dari pengolahan air
limbah ini adalah untuk memperoleh airbuangan yang standart. Air limbah yang berasal dari
plant ditampung dalam colector tank untuk proses penyaringan. Tujuannya untuk memisahkan
air dari kotoran-kotoran. Kemudian air dipompa ke oil sparator untuk proses pemisahan air
dengan minyak. Selanjutnya air menuju bak equalisasi untuk proses homogenisasi, sehingga
dicapai pH antara 6-9. Apabila diperoleh pH yang terlalu tinggi maka
ditambahkan asam (HCl) dan jika pH terlalu rendah maka ditambahkan basa (NaOH).
Dari bak equalisasi air limbah masuk ke tangki aerasi (ICEAS). Di dalam bak ICEAS ini
berlangsung 3 proses yaitu proses aerasi selama 2 jam, proses pengendapan selama 1 jam dan
proses dekantasi selam 1 jam. Pada saat berlangsungnya proses aerasi di bak ICEAS ini
ditambahkan nutrient berupa urea untuk dianbil nitrogennya. Air dari bak ICEAS sebelum
dibuang ke sungai ditampung dalam bak effluent. Sebagian dibuang ke sungai dan sebagian di
recycle dengan media saring untuk dimanfaatkan kembali seperti untuk menyiram tanaman,
mengepel dan fire fighting (hydrant). Air limbah yang dihasilkan oleh PT. CCBI dianalisa oleh
PT. Sucofindo untuk mengetahui apakah sesuai dengan batas standar yang ditentukan.
PELUANG PRODUKSI BERSIH YANG DAPAT DILAKUKAN
Dari studi yang telah kami lakukan, beberapa penerapan produksi bersih yang memiliki potensi
untuk perlu dilakukan di PT CCBI diantaranya adalah:
1. Penggantian botol PET dengan botol biodegradable
2. Penggantian desain kemasan botol plastik untuk mengurangi penggunaan bahan plastik non-
biodegradable
3. Penggunaan air hasil pengolahan limbah untuk wilayah pabrik tidak hanya dibuang ke
selokan, minimal seperti penyiraman taman atau pembersihan gedung
4. Peningkatan efisiensi mesin untuk penghematan bahan bakar yang digunakan
5. Penggunaan bahan bakar terbarukan, seperti penggunaan biodiesel pada mesin produksi untuk
mendukung program energi terbarukan