tugas strategi pembelajaran fisikafix

27
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] 2013 Anggota Kelompok : 1. Ayu Surya Agustin 100321400869 2. Uswatul Munawaroh 100321400874

Upload: ayuu-suurya-aguustin

Post on 12-Aug-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[

]

2013Anggota Kelompok :

1. Ayu Surya Agustin 100321400869

2. Uswatul Munawaroh 100321400874

Page 2: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL–MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

KONSTRUKTIVISTIK

1. Model Pembelajaran Konstruktivistik

a) Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Para konstruktivis

menjelaskan bahwa satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui

sesuatu adalah indranya.  Seseorang berinteraksi dengan objek lingkungannya melihat,

mendengar, menjamah, mencium, dan melaksanakannya. Dengan sentuhan indrawi itu

seseorang membangun gambaran duniawinya.

Model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu model pembelajaran yang

dirancang yang mengharuskan terjadinya proses belajar peserta didik yang

proaktif. Menurut penganut konstruktivisme pengetahuan di bina secara aktif oleh

seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif.

Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan imformasi

baru atau pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman

yang telah dimilikinnya melalui interaksi sosial dengan peserta didik lain atau dengan

gurunya.

b) Sintak Model Pembelajaran Konstruktivistik

Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Konstruktivistik :

Tabel 1.1 Sintak Model Pembelajaran Konstruktivistik

N

oFase Kegiatan Belajar

1 EksplorasiDalam fase ini seorang guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada saat itu

Guru memancing pengetahuan awal siswa melalui cerita yang diberikan

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang perambatan kalor

Guru mengenalkan berbagai macam benda yang ada diatas meja.

2 Klarifikasi Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Page 3: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Pada fase ini informasi berupa pengetahuan awal siswa diperdalam agar bisa menambah pengetahuan siswa mengenai materi yang dipelajari

Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan kegiatan praktis mengenai perambatan kalor

Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya

Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi nya yang telah dipelajari

Guru memberikan penghargaan kelompok3 Aplikasi

Pada fase ini guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari agar bisa mengetahui apakah perencanaan sesui dengan pelaksanaan.

Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran Melaksanakan kegiatan tindak lanjut

c) Dampak pengiring dan dampak instruksional Model Pembelajaran

Konstruktivistik

Dampak Pengiring : Secara tidak langsung siswa menjadi termotivasi dan

mengembangkan ketrampilan komunikasi.

Dampak Instruksi : Mengembangkan kemampuan mengkonstruk pengetahuan,

mengembangkan sikap aktif dan kreatif siswa.

2. Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving

a) Pengertian Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving

Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level memanggil (retensi),

yang meliputi: basic thinking, critical thinking, dan creative thinking. Termasuk basic

thinking adalah kemampuan memahami konsep. Kemampuan-kemapuan critical thinking

adalah menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah,

mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi,

mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari sebelumnya, menentukan jawaban

yang rasional, melukiskan kesimpulan yang valid, dan melakukan analisis dan refleksi.

Kemampuan-kemampuan creative thinking adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, dan

kompleks, inventif, pensintesis, pembangkit, dan penerap ide.

Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang

mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban dan problem

solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban.

Page 4: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki

sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut (Krulik &

Rudnick, 1996). Jadi aktivitas problem solving diawali dengan konfrontasi dan berakhir

apabila sebuah jawaban telah diperoleh sesuai dengan kondisi masalah. Kemampuan

pemecahan masalah dapat diwujudkan melalui kemampuan reasoning.

b) Sintak Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving

Model reasoning and problem solving dalam pembelajaran memiliki lima langkah

pembelajaran (Krulik & Rudnick, 1996), yaitu:

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving

Fase Kegiatan Belajar

Membaca dan berpikir

mengidentifikasi fakta dan masalah memvisualisasikan situasi mendeskripsikan seting pemecahan

Mengeksplorasi dan merencanakan

pengorganisasian informasi melukiskan diagram pemecahan membuat tabel, grafik, atau gambar

Menseleksi strategi

menetapkan dan menguji pola simulasi atau eksperimen reduksi atau ekspansi deduksi logis dan menulis persamaan

Menemukan jawaban

mengestimasi

Refleksi dan perluasan

mengoreksi jawaban menemukan alternatif pemecahan lain memperluas konsep dan generalisasi mendiskusikan pemecahan memformulasikan masalah-masalah variatif yang orisinil

c) Dampak Pengiring dan Dampak Konstruksional Model

Pembelajaran Reasoning And Problem Solving

Sebagai dampak pembelajaran (instruksional) dalam model ini adalah pemahaman,

keterampilan berpikir kritis dan kreatif, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan

komunikasi, keterampilan mengunakan pengetahuan secara bermakna. Sedangkan

dampak pengiringnya adalah hakikat tentatif krilmuan, keterampilan proses keilmuan,

otonomi dan kebebasan siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah

non rutin.

Page 5: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

3. Model Pembelajaran Problem Based Instruction

a) Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham

konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan

masalah otentik (Arends et al., 2001).

Dalam pemrolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik,

siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan

menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta,

mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual

atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.

b) Sintak Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Model problem-based instruction memiliki lima langkah pembelajaran (Arend etal., 2001),

yaitu:

Tabel 3.1 Sintak Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Fase Kegiatan PembelajaranFase 1 Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang

berkaitan

Fase 2 Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi

Fase 3 Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya)

Fase 4 Pengorganisasian laporan

Fase 5 Presentasi di dalam kelas melibatkan semua siswa

c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran

Problem Based Instruction

Dampak pembelajaran adalah pemahaman tentang kaitan pengetahuan dengan dunia

nyata, dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah kompleks.

Dampak pengiringnya adalah mempercepat pengembangan self-regulated learning,

menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, dan efektif dalam mengatasi keragaman

siswa.

4. Model Pembelajaran Perubahan Konseptual

Page 6: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

a) Pengertian Model Pembelajaran Perubahan Konseptual

Pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang sesungguhnya berasal dari

pengetahuan yang secara spontan diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan.

Sementara pengetahuan baru dapat bersumber dari intervensi di sekolah yang keduanya

bisa konflik, kongruen, atau masing-masing berdiri sendiri.

Dalam kondisi konflik kognitif, siswa dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu: (1)

mempertahankan intuisinya semula, (2) merevisi sebagian intuisinya melalui proses

asimilasi, dan (3) merubah pandangannya yang bersifat intuisi tersebut dan

mengakomodasikan pengetahuan baru.

Perubahan konseptual terjadi ketika siswa memutuskan pada pilihan yang ketiga. Agar

terjadi proses perubahan konseptual, belajar melibatkan pembangkitan dan restrukturisasi

konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran (Brook & Brook,

1993).

b) Sintak Model Pembelajaran Perubahan Konseptual

Model pembelajaran perubahan konseptual memiliki enam langkah pembelajaran (Santyasa,

2004), yaitu:

1. Sajian masalah konseptual dan kontekstual

2. Konfrontasi miskonsepsi terkait dengan masalah-masalah tersebut,

3. Konfrontasi sangkalan berikut strategi-strategi demonstrasi, analogi, atau contoh-

contoh tandingan,

4. Konfrontasi pembuktian konsep dan prinsip secara ilmiah,

5. Konfrontasi materi dan contoh-contoh kontekstual,

6. Konfrontasi pertanyaan-pertanyaan untuk memperluas pemahaman dan penerapan

pengetahuan secara bermakna.

c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran

Perubahan Konseptual

Dampak pembelajaran dari model ini adalah: sikap positif terhadap belajar,

pemahaman secara mendalam, keterampilan penerapan pengetahuan yang variatif.

Page 7: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Dampak pengiringnya adalah: pengenalan jati diri, kebiasaan belajar dengan bekerja,

perubahan paradigma, kebebasan, penumbuhan kecerdasan inter dan intrapersonal

5. Model Pembelajaran Group Investigation

a) Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation

Pendekatan ini awalnya dikembangkan oleh Herbert Thelan sebagai usaha untuk

menggabungkan satu bentuk strategi pengajaran dan dinamika proses demokrasi serta

proses penemuan dalam Murdika (2007: 4).

Dikemukakan pula oleh Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 41) bahwa Group

Investigation merupakan group-process model, yaitu pembelajaran berkelompok

dilakukan dalam suasana yang demokrasi dan yang terjadi negosiasi social dalam proses

pembelajarannya. Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation merupakan

model pembelajaran dalam kelompok kecil yang di dalamnya terjadi komunikasi,

interaksi kooperatif, dan pertukaran intelektual sebagai usaha siswa untuk belajar

menurut Slavin (Mudrika, 2007: 4).

b) Sintak Model Pembelajaran Group Investigation

Slavin (Asthika, 2005: 24) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Sintak Model Pembelajaran Group Investigation

No Fase Kegiatan Belajar

Guru Siswa

1 Pengelompokkan(Grouping)

Guru membagi kelompok 4 sampai 5 orang berdasarkan ketrampilan dan keheterogenan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik

Guru membatasi anggotakelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa danmemberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.

Berkelompok 4 sampai 5 orang

siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan

siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki

Page 8: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

2 Perencanaan(Planning)

merencanakan apa yang mereka peajari

merencanakan bagaimana mereka belajar

merencanakan untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut

3 Penyelidikan(Investigating)

siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki

masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiapkegiatan kelompok

siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan idea dan pendapat.

4 Pengorganisasian(Organizing)

anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing

anggota kelompok merencanakanapa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya

wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelasdalam presentasi investigasi

5 Presentasi(Presenting)

penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentukpenyajian

kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktifsebagai pendengar

pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi danmengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap

Page 9: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

topik yang disajikan6 Evaluasi

(Evaluating)a. guru mengkolaborasi,

mengevaluasi tentangpembelajaran yang telah dilaksanakan

b. menilai hasil belajar siswa

siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya

siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentangpembelajaran yang telah dilaksanakan

c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran

Group Investigation

Dampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation menurut Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 53), dapat dilukiskan dalam

Bagan di bawah ini.

Tabel 5.2 Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional

Dalam Bagan diatas dapat dianggap sebagai suatu cara yang langsung mengena dan

begitu efektif dalam pengajaran ilmu pengetahuan secara akademik serta menyentuh proses

dan aspek-aspek sosial. Model ini juga memunculkan sebuah pengasuhan atau pengarahan

satu sama lain dengan suasana kehangatan dan penuh kepercayaan, respons positif terhadap

peraturan serta kebijakan yang dinegosiasikan, pembelajaran yang mandiri dan tidak terikat,

serta rasa peka terhadap hak orang lain dalam Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 55).

Dampak Pengiring

Kemerdekaan sebagai pelajar

Penghargaanterhadap diri

Kehangatan antar individu

intrapersonal

interpersonal

Dampak Instruksional

Terwujudnya proses efektivitas kelompok

Perkembangan wawasandan pengetahuan

Disiplin dalaminkuiri kolaboratif

Penelitian yang berdisiplin

Pemahaman yang mendalam

Page 10: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

6. Model Pembelajaran Open-Ended (OE)

a) Pengertian Model Pembelajaran Open-Ended (OE)

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang

menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya

juga bisa beragam (multi jawab, fluency).

Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif

tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut

untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi

dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta

untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model

pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk

pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar,

diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa,

kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit

dilepas mandiri).

Model pembelajan ini secara tegas menekankan bukan semata-mata pada kemampuan

siswa untuk mencari sebuah jawaban yang benar (to find a correct solution), tetapi lebih

mendorong siswa untuk belajar membangun, mengkontruksi dan mempertahankan

solusi-solusi yang argumentatif dan masuk akal, yaitu learn to construct and defend

reasonable solutions (bandingkan dg. Shimada, 1997; Land, 2000; Sudiarta, 2003b).

Ide / Pertanyaan / Masalah

Skema Open-Ended Problem

Masalah Fisika

Metode

Solusi

Metode

Solusi

Metode

Solusi

Page 11: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

b) Sintak Model Pembelajaran Open-Ended (OE)

Model Pembelajaran Matematika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual

Open-Ended ini terdiri dari lima tahap utama (sintaks) yang dimulai dari guru

memperkenalkan kepada siswa suatu masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisi

hasil kerja siswa. Jika masalah yang dikaji sedang-sedang saja, kelima tahapan mungkin

dapat diselesaikan dalam 1 pertemuan tatap muka. Namun bila masalahnya kompleks

mungkin akan memerlukan waktu lebih lama. Kelima tahapan ini dapat dilihat pada

tabel.

Tabel 6.1 Sintak Model Pembelajaran Open-Ended (OE)

Kegiatan Guru Langkah-langkah Utama Kegiatan Siswa

Memaparkan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

Tahap 1Orientasi siswa pada masalah matematika open-ended

Menginventarisasi dan mempersiapkan logistik yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Siswa berada dalam kelompok yangteah ditetapkan

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan

Tahap 2Mengorganisasi siswa dalam belajar pemecahan masalah

Menginvestigasi konteks masalah, mengembangkan berbagai persepektif dan pengandaian yang masuk akal

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan trial and error/eksperimen untuk mendapatkan suatu pemecahan yang masuk akal, mengulanginya lagi untuk

Tahap 3Membimbing penyelidikan baik secara individual maupun didalam kelompok

Siswa melakukan inkuiri investigasi, dan merumuskan kembali masalah, untuk mendapatkan suatu kemungkinan pemecahan dan solusi yang masuk akal. Mengevaluasi strategi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi dan sekaligus untuk menyusun kemungkinan pemecahan dan jawaban alternatif yang lain

Investigasi + bandingkan + diskusi + argumentasi + komunikasi

Page 12: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

mendapatkan kemungkinan pemecahan dan solusi alternatif

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti ringkasan, laporan, model-model pemecahan masalah, dan mambantu salam berbagai tugas dalam kelompok

Tahap 4Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya

Menyusun ringkasan atau laporan baik secara individual atau kelompok dan menyajikannya dihadapan kelas dan berdiskusi dalam kelas

Membantu siswa melakukan refleksi dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka gunakan.

Tahap 5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Evaluasi dengan penilaian autentik yang dilakanakan pada setiap tahap.

Mengikuti asesmen dan menyerahkan tugas-tugas sebagai bahan evaluasi proses belajar.

c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran

Open-Ended (OE)

Model yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki dampak pembelajaran bagi

peserta didik. Hal ini merupakan kompetensi matematis yang ingin dicapai melalui Model

Pembelajaran Fisika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended ini, yaitu

meliputi kompetensi peserta didik dalam:

a. memengerti konsep, prinsip dan ide-ide matematika yang berhubungan dengan tugas

matematika (conceptual understanding),

b. memilih dan menyelenggarakan proses dan strategi pemecahan masalah (processes

and strategies),

c. menjelaskan dan mengkomunikasikan mengapa strategi itu berfungsi (reasoning and

communication), dan

d. mengidentifikasi dan melihat kembali alasan-alasan mengapa solusi dan prosedur

menuju solusi itu adalah benar (interpret reasonableness).

Page 13: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Keempat kompetensi matematis ini akan dijadikan kriteria dasar pengukuran

mengenai efektifitas model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini. Selain

dampak pembelajaran tersebut, model pembelajaran ini juga diharapkan menimbulkan

dampak pengiring (nurturanteffect) yang berupa kesadaran dan pemahaman guru terhadap

karakteristik pembelajaran matematika berorientasi pemecahan masalah matematika open-

ended yang bercirikan:

a. menekankan proses belajar berorientasi pengembangan pemahaman yang mendalam

(learning with understanding)

b. menggunakan permasalahan kontekstual, yaitu permasalahan yang nyata atau dekat

dengan lingkungan dan kehidupan siswa atau minimal dapat dibayangkan oleh siswa,

c. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), serta

kemampuan berargumentasi dan berkomunikasi secara matematis (mathematical

reasoning and communication),

d. memberikan kesempatan yang luas untuk penemuan kembali (invention dan re-

invention) dan untuk membangun (construction dan re-construction) konsep, definisi,

prosedur dan rumus-rumus matematika secara mandiri,

e. melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui

kegiatan penyelidikan, explorasi, experimen, dll.,

f. mengembangkan kompetensi berfikir kreatif dan kritis (creative and critical thinking)

yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan melalui convergence atau

divergence thinking, orisinal, membuat prediksi dan memcoba-coba (trial and error),

g. menggunakan model (modelling), dan

h. memperhatikan dan mengakomodasikan perbedaan-perbedaan kharakteristik

individual siswa

7. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

a) Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Pembelajaran CTL dilatar belakani oleh filsafat konstruktivisme dan psikologi

kognitif. Filsafat konstruktivisme berpandangan bahwa belajar bukanlah sekedar

menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman sedangkan

psikologi kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena pemahaman individu

akan lingkungan (sanjaya, 2006).

Page 14: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu

strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna pelajaran

yang sedang dipelajari dengan cara mengaitkan materi pelajaran tersebut dengan

pengalaman awal serta lingkungan hidup mereka sehari-hari guna memecahkan

permasalahan dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung

jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan siswa.

b) Sintak Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Sa’ud (2008;173), menyatakan bahwa : “Model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning meliputi empat tahapan, yaitu invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi,

dan pengambilan tindakan”.

Tahapan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :

Sedangkan sintak dari tahapan model pembelajaran CTL tersebut dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini.

Tabel 7.1 Sintak Model Pembelajaran CTL

Tahapan Kegiatan Belajar Siswa

INVITASI Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut.

EKSPLORASI Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok siswa melkaukan kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang ia bahas.

PENJELASAN DAN SOLUSI

Siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru. Siswa dapat menyampaikan gagasan,

INVINTASI

EKSPLORASI

PENJELASAN DAN SOLUSI

PENGAMBILAN TINDAKAN

Page 15: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

membuat model, membuat rangkuman dan ringkasan.

PENGAMBILAN TINDAKAN

Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan informasi pengetahuan dan ketrampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Contextual Teaching

and Learning (CTL)

Dampak Pengiring : Meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dampak Instruksional : Mengembangkan kemampuan dalam mengkonstruk

pengetahuan, meningkatkan pemahaman konsep.

8. Probing-Prompting

Teknik Probing-Pompting merupakan suatu teknik pembelajaran dengan cara guru

menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehngga terjadi

proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan

pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Probing-Prompting

Tahap Kegiatan

Tahap I Menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki

(menyajikan masalah) melalui gambar, peragaan, dan lain-lain

Tahap II Tunggu beberapa saat (1-3 menit)

Tahap III Ajukan pertanyaan sesuai indikator

Tahap IV Tunggu sebentar (1-3 menit)

Tahap V Minta seseorang siswa untuk menjawabnya

(Jjika respon siswa relevan maka dilanjutkan ke tahap VII. Jika respon

siswa tidak relevan maka ke tahap VI terlebih dahulu)

Tahap VI Mengajukan pertanyaan sesuai indicator dengan satu seri

pertanyaan probing-pompting

Page 16: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

Tahap VII Mengajukan pertanyaan akhir untuk menguji indicator

Keterangan :

1. Tahap I : menghadapkan siswa pada situasi baru ( berupa penyajian masalah), misalnya

dengan memperlihatkan gambar, alat, menunjuk gambar, atau situasi lainnya yang

mengandung teka-teki

2. Tahap II : menunggu beebrapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada

siswa memahami masalah

3. Tahap III : mengajukan pertanyaan sesuai dengan indicator kepada seluruh siswa

4. Tahap IV : menunggu beberapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada

siswa merumuskan jawabannya

5. Tahap V : meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut

6. Tahap VI : dari respon pertama itu, apabila jawabannya relevan dan benar, maka

mintalah tanggapan dari siswa yang lainnya untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa

terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan berilah pujian atas jawaban yang

benar. Namun apabila jawaban tdak relevan, maka ajukanlah dengan pertanyaan yang

menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi sampai siswa dapat menjawab

pertanyaan tersebut. Pertanyaan pada langkah VI ini sebaiknnya diajukan pada bebrapa

siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam satu kegiatan Probin-Pompting

7. Tahap VII : mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih

menekankan bahwa indicator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.

Dampak pembelajaran: mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun

pengetahuaannya sendiri.

Dampak pengiring : meningkatkan motivasi belajar siswa

9. Demonstrasi

Model pembelajaran demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan

dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang

Page 17: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar ahli dalam topik bahasan yang harus

didemonstrasikan.

Model pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau

eksperimen. Model ini biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang

dilakukan, misalnya: proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara

lain, untuk mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Demonstrasi:

Tahap Kegiatan

Pendahuluan Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

Kegiatan Inti Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk

mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.

Seluruh peserta didik/siswa memperhatikan demontrasi dan

menganalisisnya.

Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisisnya dan

mendemonstrasikan pengalaman peserta didik

Penutup Guru membuat kesimpulan.

Guru melakukan evaluasi dan refleksi

Dampak intruksional : Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Dampak Pengiring : Menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa.

10. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif

membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara

mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Model pengajaran ini dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory, Intellectually dan

Repetition sehingga dapat meningkatkan  penguasaan dan pengetahuan faktual siswa.

Page 18: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

o Auditory, berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan,

menyimak, berbicara, mengemukakan pemdapat, menanggapi, presentasi, dan

argumentasi.

o Intellectually, berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar,

mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan

masalah.

o Repetition (pengulangan), berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman peserta

didik lebih luas dan mendalam.

Pencapaiannya dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu tentang

penguasaan isi akademik. Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai pusat

perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melalui tahapan-tahapannya, siswa diberikan

kesempatan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya.

Di samping itu, guru yang menggunakan model pembelajaran ini bertanggung jawab penuh

dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang

akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan

pemodelan atau demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan

konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

Langkah-langkah  Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR),

N

o

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa AIR

1 Pendahuluan Menjelaskan model

pembelajaran AIR

pada siswa agar tahu

maksud dan tujuan

model pembelajaran

ini

Mendengarkan dan

bertanya

Auditory

Menjelaskan garis

besar materi yang

akan disampaikan

Mendengarkan dan

bertanya

Auditory

Kegiatan inti Member tugas kepada

siswa untuk

mempelajari materi

lebih anjut secara

Mempelajari materi

dan memecahkan

masalah

Intellectually

Page 19: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

individu maupun

kelompok

Mendampingi siswa Membuat ringkasan

dan menemukan

ide-ide pokok

materi dalam kelas

Intellectually

Menghubungkan

ide-de pokok

dengan kehidupan

nyata atau

pelajaran yang

pernah dipelajari

sebelumnya

Intellectually

Secara bergantian

mempresentasikan

tentang materi

yang telah mereka

pelajari dan siswa

lain menanggapi

Auditory

3 Penutup Membimbing siswa

membuat kesimpulan

materi pelajaran

Membuat

kesimpulan

Auditory &

intellectually

Memberikan kuis atau

tugas

Mengerjakan tugas

atau kuis

Repetition

Mengakhiri

pembelajaran

Mendengarkan guru Auditory

Model pembelajaran AIR dapat juga dilakukan dengan lengkah-langkah sebagai berikut :

1. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru membagikan LKS.

3. Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS

dengan cara eksplorasi media pembelajaran (auditory).

4. Secara berpasangan peserta didik tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan

media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy).

5. Peserta didik mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara

mengajukan pertanyaan (Intellectualy).

Page 20: Tugas Strategi Pembelajaran Fisikafix

[ ] March 1, 2013

6. Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model,

mengemukakan gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan

(Intellectualy).

7. Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan

(Intellectualy).

8. Seorang peserta didik wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).

9. Kegiatan penutupan peserta didik diberi kuis (Repetition).

Dampak pembelajaran : mengembangkan kemampuan berpikir dan komunikasi siswa,

meningkatkan hasil belajar siswa

Dampak pengiring : menimbulkan sikap positif, seperti menghargai guru yang sedang

menjelaskan atau pendapat dari teman.