tugas strategi kompotitif 3

21
Nama : Muhardin Julfa NIM : 1104106010004 Mata Kuliah : Strategi Kompetitif Dosen : Bapak, Dr. Ir. Hasan Yudie Sastra, DEA Gambaran Umum Posisi Indonesia Pada ASEAN Economic Community (AEC) Latar belakang Indonesia adalah salah satu negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus dan ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara ASEAN saat ini. Selain itu AEC juga dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis

Upload: amirul-mukminin

Post on 18-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ib;noi

TRANSCRIPT

Nama : Muhardin JulfaNIM : 1104106010004Mata Kuliah : Strategi KompetitifDosen: Bapak, Dr. Ir. Hasan Yudie Sastra, DEA

Gambaran Umum Posisi Indonesia Pada ASEAN Economic Community (AEC)

Latar belakang Indonesia adalah salah satu negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus dan ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015.ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara ASEAN saat ini. Selain itu AEC juga dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional. Dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi dialog antar sektor yang nantinya juga saling melengkapi di antara para stakeholder seperti pemerintah, pengusaha/industri, akademisi dan lain-lain. Membahas tentang infrastruktur mungkin Indonesia masih sangat dinilai kurang, baik itu berupa jalan raya, bandara, pelabuhan, dan lain-lain. Dalam hal ini kita dapat memperoleh manfaat dari saling tukar pengalaman dengan anggota ASEAN lainnya.Jika dilihat dari sisi demografi SDM, Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenagakerjaan kita memiliki 110 juta tenaga kerja (data BPS, Tahun 2007). ASEAN pada awalnya hanyalah sebuah organisasi regional yang bertujuan menjaga bentuk kerja sama agar tidak longgar, namun dengan adanya ASEAN Charter maka negara-negara ASEAN ini membentuk masyarakat ASEAN yang mempunyai tiga pilar utama yaitu, ASEAN Economic Community, ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community dengan tujuan terciptanya stabilitas, perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan ASEAN. ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara. Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter, insinyur, akuntan dsb. Celakanya tenaga kerja kasar yang merupakan kekuatan Indonesia tidak termasuk dalam program liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber devisa non-migas yang cukup berpotensi bagi Indonesia, cenderung dibatasi pergerakannya di era AEC 2015.

Ada empat indikator untuk melihat posisi Indonesia dalam AEC 2015, antara lain: Pangsa ekspor Indonesia ke negara-negara utama ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina) cukup besar yaitu 13.9% dari total ekspor. Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Kekayaan SDA Indonesia yang tidak ada duanya di kawasan, merupakan local-advantage yang tetap menjadi daya tarik kuat. Jumlah penduduk terbesar yang dapat menyediakan tenaga kerja murah. Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya antara lain disebabkan oleh merosotnya kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Hal ini tentunya berakibat pada pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa hal yang mengakibatkan merosotnya kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia adalah sebagai berikut: Instabilitas politik Buruknya infrastruktur Instabilitas makro ekonomi Ketidakpastian hukum dan kebijakan Ekonomi biaya tinggi

Pengenalan Komunitas ASEAN 2015ASEAN Community 2015 adalah tempat dimana sepuluh negara ASEAN datang bersama sama untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Sebenarnya ASEAN Community baru akan terbentuk tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Sebelum mendengar ASEAN Community 2015 mungkin kita sebelumnya hanya mengenal ASEAN, karena ASEAN telah dibentuk sejak tahun 1967 namun kita dapat melihat bagaimana kerjasama antar negara ASEAN masih sangat terbatas, diharapkan dengan dibentuknya ASEAN Community 2015 ini dapat memperluas kerjasama antar negara di ASEAN. Dasar terbentuknya ASEAN Community 2015 ini ditopang oleh tiga pilar utama, yaitu Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN. Setiap pilar utama mempunyai tujuannya masing-masing dan pada makalah ini akan lebih fokus membahas mengenai Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.2.2 Tujuan Ekonomi ASEAN 2015Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997.2.3 Ekonomi ASEAN 2015Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dimana dengan tujuan yang baik itu diharapkan mampu membawa perubahan untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia agar lebih baik. Apabila kita melihat lebih jauh dibalik tujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian antar negara ASEAN artinya sisi lain yang dapat kita lihat bahwa sama saja seperti meliberalisasikan arus barang, tenaga kerja, investasi dan modal. Liberalisasi arus barang artinya akan terjadi pengurangan dan penghilangan hambatan tarif. Liberalisasi modal akan dilakukan dengan meniadakan aturan administrasi yang menghambat penanaman modal, artinya semua orang yang masuk kawasan ASEAN dapat menanamkan modalnya dinegara ASEAN secara lebih mudah. Selain itu adanya liberalisasi tenaga kerja dimana kita bebas mencari lapangan pekerjaan tidak hanya di dalam negeri melainkan dikawasan ASEAN.Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Namun banyak peluang yang dapat kita lihat dari Ekonomi ASEAN 2015 ini. Banyak kalangan yang merasa ragu dengan kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Dalam kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor-sektor usaha dalam negeri kita, jika kita mengingat bagaimana hubungan bilateral Indonesia dengan China. Kini China mampu menguasi pasar domestik kita yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas Indonesia. Tentunya hal ini tidak ingin terjadi pada Indonesia apabila era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti akan membuat semakin terpuruknya usaha-usaha dan produk lokal. Kita tidak ingin sektor usaha khususnya kelas mikro, kecil dan menengah harus mati karena tidak mampu bersaing dengan masuknya produk dari sembilan negara lainnya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan produk dalam negeri oleh pemerintah, namun hal terpenting yang sebaiknya dilakukan adalah meningkatkan daya saing Indonesia. Berdasarkan fakta peringkat daya saing Indonesia periode 2012-2013 berada diposisi 50 dari 144 negara, masih berada dibawah Singapura yang diposisi kedua, Malaysia diposisi ke dua puluh lima, Brunei diposisi dua puluh delapan, dan Thailand diposisi tiga puluh delapan. Melihat kondisi seperti ini, ada beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya daya saing Indonesia menurut kajian Kementerian Perindustrian RI yaitu kinerja logistik, tarif pajak, suku bunga bank, serta produktivitas tenaga kerja. Jika kita menilai terlihat industri Indonesia masih belum siap untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 karena masih banyaknya masalah yang belum menemui titik terang seperti lemahnya terhadap pengawasan produk-produk impor, penyelundupan, isu keamanan yang mengganggu investasi, serta mahalnya tarifterminal handling charge.Ada beberapa cabang industri yang perlu ditingkatkan daya saingnya agar dapat mengamankan pasar dalam negeri yaitu cabang otomotif, elektronik, pakaian jadi, alas kaki, makanan dan minuman, serta funitur. Mungkin beberapa cabang industri lain Indonesia masih lebih unggul dari negara tetangga akan tetapi pada sektor industri jasa Indonesia dianggap sama sekali tidak memiliki keunggulan. Tantangan lain dalam sektor industri adalah mengenai upah minimum, kepastian hukum, biaya transportasi barang terlampau mahal. Kekhawatiran lain juga terjadi akibat lemahnya daya saing sumber daya manusia bangsa, hal ini tercermin dalam rendahnya kualitas SDM di Indonesia. Berdasarkan fakta yang dirilis.

Human Development Index Indonesia masih berada di posisi 121 dari 185 negara, itu artinya masih perlu pembenahan dalam memaksimalkan daya saing SDM di Indonesia melalui kesempatan pendidikan, dan kesehatan. Masalah yang kita lihat mengenai kualitas SDM sebenarnya hanyalah salah satu masalah mendasar yang dialami Indonesia. Tanpa SDM yang berkualitas rakyat didaerah tidak mampu mengolah kekayaan alam yang berlimpah menjadi produk yang bernilai ekspor. Peningkatan SDM yang masih menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia ini tak kunjung usai. Apabila era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti telah datang, kita mesti sadar bahwa semua ini menuntut kita untuk bisa meningkatkan kualitas SDM jika tidak jangan berharap bahwa era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 menjadi peluang besar, bisa jadi akan menimbulkan masalah yang sama tapi lebih besar. Contoh dari kasus yang terjadi nanti ketika memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dimana semua tenaga kerja dapat mencari pekerjaan dikawasan ASEAN dengan beberapa profesi yang disepakati untuk bebas bekerja di negara-negara ASEAN seperti perawat, arsitek, dokter, akuntan, dan lain-lain dan segala kemudahan yang didapat namun masalah yang dipastikan akan terjadi apabila SDM di Indonesia tidak mampu bersaing mendapatkan pekerjaan tersebut, bisa kita bayangkan berapa persentase pengangguran dengan sebagian kecil orang yang mampu bersaing dengan sembilan negara lainnya, sudah pasti tingkat pengganguran akan jauh lebih besar. Dalam waktu yang cukup singkat ini sebelum memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, bangsa Indonesia sebaiknya berbenah untuk memperbaiki kualitas SDM melalui mutu pendidikan yang merata tanpa kesenjangan sehingga kita akan percaya diri untuk bersaing dengan bangsa lain. Selain dua hal tersebut kekhawatiran lain muncul dari segi infrastruktur, menurut data kementerian keuangan anggaran infrastruktur tahun ini mncapai 206 triliun rupiah atau naik dibanding tahun lalu, namun rasionya masih dibawah 2% dari PDB meskipun setiap tahun anggaran infrastruktur mengalami kenaikan tetap belum signifikan untuk meningkatkan pembangunan. Minimnya anggaran infrastruktur dan masalah regulasi yang kurang jelas membuat pembangunan infrastruktur terhambat. Padahal apabila ada kejelasan regulasi akan ada investor yang menanamkan modalnya. Kualitas dan kuantitas infrastruktur di Indonesia sudah tidak mampu mendorong percepatan pembangunan ekonomi padahal Indonesia sebentar lagi akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dimana semua ini menuntut adanya infrastruktur yang memadai untuk menunjang percepatan pembangunan ekonomi. Yang paling krusial adalah membenahi infrastruktur serta biaya logistik, saat ini Indonesia biayanya mencapai 16% dari total biaya produksi padahal normalnya hanya berkisar 9-10%.Kurangnya SosialiasiJika kita bertanya pada pelaku ekonomi di daerah mengenai wacana Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 kita akan bertanya kembali apakah mereka mengetahui atau bisa jadi mendengar pun tidak pernah, padahal hanya tersisa waktu satu tahun terakhir tapi sosialisasi masih sangat kurang. Mengantisipasi dampak negatif dan positif dapat dilakukan dengan sosialisasi yang baik, khususnya untuk pelaku ekonomi daerah dan pemerintah daerah. Sebenarnya mereka mempunyai peran penting dalam menghadapi persaingan global, yang diinginkan adalah pengusaha didaerah harus bangkit agar menjadi pemain utama tidak hanya jadi sekedar penonton.

Pekerjaan Rumah Lainnya dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015Selain kekhawatiran terhadap sekor usaha, kualitas SDM dan infrastrukur ada masalah lain yang masih menjadi pekerjaan rumah yang belum menemukan titik terang terhadap solusinya yaitu masalah korupsi dan birokrasi yang tidak efisien, pemberantasan korupsi saat ini masih berorientasi pada menindak pelaku korupsi belum pada penciptaan pembangunan sistem yang mencegah. Selain itu defisit neraca perdagangan menjadi masalah yang mendasar, serta menjaga stabilitas moneter.Mempersiapkan Langkah StrategisPelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah di depan mata. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya produk-produk negara anggota ASEAN. Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman pelaksanaan free trade agreement (FTA) dengan China, akibatnya China menguasai pasar komoditi Indonesia. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini. Beberapa langkah strategis yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah ialah dari sektor usaha perlu meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, memberikan bantuan modal bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, memperbaiki kualitas produk dalam negeri dan memberikan label SNI bagi produk dalam negeri agar memiliki nilai ekspor sehingga mampu bersaing, mendorong swasta untuk memanfaatkan pasar terbuka. Dalam sektor investasi, Indonesia dinilai akan menjadi negara yang lebih banyak diuntungkan karena diharapkan investasi asing mampu tumbuh pesat di Indonesia. Dalam sektor tenaga kerja Indonesia perlu meningkatkan kualifikasi pekerja, meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataannya dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat. Sektor infrastruktur perlu adanya perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, dan restrukturisasi industri. Selain itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan kesiapannya ketika era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 datang. Kita akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan dalam datangnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 apabila kita mempunyai daya saing yang kuat, persiapan yang matang, sehingga produk-produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 untuk kepentingan bersama dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hambatan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015Hambatan yang dihadapi oleh pekerja Indonesia untuk bekerja di negara ASEAN adalah mengenai bahasa dan perbedaan peraturan kerja, maka perlu ditingkatkan kemampuan bahasa dan pemahaman aturan di negara-negara ASEAN

SWOT Analysis

Analisa yang dapat dilakukan untuk melihat Strength, Weakness, Opportunities, Threath dari Indonesia dalam menghadapi persaingan global Market 2015 (ASEAN Economic Community) adalah sebagai berikut:Strength (kekuatan) Indonesia memiliki Sumber Daya Alam yang berkualitas dan berkuantitas tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya sehingga dapat menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup produktif sehingga diharapkan dapat bersaing dengan masyarakat ekonomi ASEAN lainnya. Indonesia memiliki biaya upah pekerja murah sehingga perindustrian dapat memproduksi dengan kuantitas lebih besar. Indonesia memiliki pangsa ekspor yang cukup besar bagi negara-negara ASEAN sehingga membuat produk Indonesia selangkah lebih menguasai pasar global.Weakness (Kelemahan) Indonesia tertinggal dari segi penggunaan teknologi Indonesia memiliki infrastruktur yang buruk Indonesia kekurangan tenaga ahli

Opportunity (Peluang)Dengan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kesempatan terbuka bagi Indonesia untuk memperluas pasar. Selain itu MEA juga memberikan dorongan positif bagi seluruh stakeholder yang ada Indonesia untuk membuka penglihatan dan pemikiran untuk bekerja lebih keras dikarenakan persaingan yang muncul tidak hanya sesama pelaku bisnis dalam negeri namun juga persaingan muncul dari negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN Economic Community..Threat (Ancaman)Dikhawatirkan dengan diberlakukannya pasar perdagangan bebas 2015 ini dapat merugikan Indonesia seandainya Indonesia tidak siap dan tidak mampu untuk menguasai pasar perdagangan bebas tersebut.

Strategi Yang Harus Dilakukan Untuk Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)

Penguatan Daya Saing GlobalUpaya yang dilakukan dalam upaya penguatan daya saing global meliputi: Penataan lahan dan kawasan industri Pembenahan infrastruktur dan energi Pemberian insentif pada perusahaan lokal Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Perluasan akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga (KUR, Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, modal ventura, keuangan syariah, anjak piutang, lembaga pembiayaan ekspor Indonesia dan lain-lain) Pembenahan sistem logistik Perbaikan pelayanan publik Membentuk pusat-pusat pelatihan bagi tenaga kerja Penguatan seluruh sistem yang mendukung pertumbuhan daya ekspor

Pengamanan Pasar DomestikUpaya mengamankan pasar domestik antara lain: Promosi anjuran penggunaan produk dalam negeri Menggiatkan program 100% cinta Indonesia dan industri kreatif Pengawasan peredaran barang luar pada pasar lokal

Aksi dan tindakan nyata merupakan hal terpenting. Untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015 sudah di depan mata, kewajiban bagi seluruh stakeholder baik pemerintah, pengusaha/industri, akademisi maupun masyarakat umum untuk saling bahu membahu dalam mengutamakan kepentingan bersama dan tidak terjebak dalam kepentingan yang sempit. ASEAN Economic Community dapat merupakan program yang dapat menjadi peluang bangkitnya perekonomian nasional sekaligus dapat pula menjadi momok menakutkan bagi Indonesia seandainya tidak mampu bersaing. Bagi bangsa yang besar seperti Indonesia hal itu tentu mustahil terjadi, mengingat Indonesia memiliki segalanya hanya dibutuhkan pengelolaan oleh tangan-tangan bijak.