tugas_ seleksi

13
PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT SELEKSI Disusun oleh : ANA WIDHI HASTUTI 11762001 ASRY KURNIAWATI 11762002 ANGGRAENI GATI SATITI 11762003 ASNIAR ZULQAINA 11762004 PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Upload: hendri-hermawan

Post on 30-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS_ Seleksi

PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT

SELEKSI

Disusun oleh :

ANA WIDHI HASTUTI 11762001

ASRY KURNIAWATI 11762002

ANGGRAENI GATI SATITI 11762003

ASNIAR ZULQAINA 11762004

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2011

Page 2: TUGAS_ Seleksi

A. PENDAHULUAN

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

system pelayanan kesehatan di rumah sakit. Fungsi pelayanan farmasi rumah sakit adalah

melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam

penggunaan obat dan alat kesehatan, dimana kedua fungsi tersebut saling terkait dan

tidak dapat dipisahkan satu sama lain sehingga dapat menjaga mutu pelayanan rumah

sakit pada umumnya, khususnya mutu pelayananan farmasi rumah sakit yaitu pelayanan

farmasi yang menunjuk pasa tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan

kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat serta

penyelenggaraannya sesuai dengan tingkat kepuasan masyarakat serta

penyelenggaraannya sesuai dengan standar profesi yang ditetapkan serta sesuai kode etik

profesi farmasi.

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan salah satu penentu mutu pelayanan

rumah sakit, oleh karena itu harus ada upaya pengelolaan perbekalan farmasi yang

bermutu yaitu pengelolan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien, bermutu dan

aman serta fleksibel. Contoh perbekalan farmasi adalah obat dan alat kesehatan. Obat

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat oleh karena itu harus

dijamin ketersediaannya dalam jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan

pola penyakit, tepat waktu, merata dan berkesinambungan. Pemilihan obat yang aman,

tepat dan rasional akan mempengaruhi proses penyembuhan.

Umumnya penerimaan dana dari sektor obat di rumah sakit swasta merupakan

penunjang utama bagi pemasukan dana rumah sakit. Oleh karena itu pembelanjaan obat

di RS merupakan komponen pembiayaan yg paling besar. Obat akan menyebabkan

inefisiensi pengelolaan dan penggunaan obat di RS jika tidak dikelola dengan baik. Hal

ini dikarenakan masih banyaknya ketidaksesuaian persepsi tentang penggunaan obat di

rumah sakit. Selain itu dikarenakan banyaknya promosi obat yang terdorong oleh target

penjualan tertentu akan menimbulkan konsumsi berlebihan berupa penggunaan obat yang

tidak rasional dan merugikan pemakai obat. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan

pengelolan obat yang baik. Masing-masing tahap (seleksi dan perencanaan, pengadaan,

Page 3: TUGAS_ Seleksi

distribusi, penggunaan) dapat berjalan sinkron dan saling mengisi, masukan informasi

masing-masing tahap hrs dpt dipercaya dan sumber informasi harus tersedia. Gambar di

bawah ini adalah tahapan-tahapan dalam pengelolaan obat.

Gambar 1. Diagram Tahap Pengelolan Obat

Dilihat dari diagram tersebut seleksi merupakan proses yang sangat vital dalam

pengelolan obat, tanpa seleksi yang baik, maka proses selanjutnya juga tidak akan

berjalan dengan baik. Oleh karena itu kami akan membahas bagaimana proses seleksi ini

dengan segala aspek didalamnya.

Page 4: TUGAS_ Seleksi

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian seleksi

Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di

Rumah Sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria

pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan

memperbaharui standar obat. Proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan di rumah

sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk sediaan, kriteria pemilihan,

standarisasi/penyusunan formularium.

2. Tujuan

Proses seleksi bertujuan menjamin penggunaan obat yang rasional, pengelolaan

perbekalan farmasi yang efektif dan kualitas perbekalan farmasi yang digunakan di

Rumah Sakit.

3. Pelaksana seleksi adalah Panitia Farmasi dan Terapi dengan melibatkan peran aktif

apoteker sebagai sekretaris.

4. Kriteria seleksi

Seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria seleksi sbb:

a. Relevan dengan pola penyakit, Determinasi penyakit yang umumnya ada dan

menganalisa kecenderungan. Misal : Digeneratif, Infeksi pernafasan, Infeksi

saluran gastroin testinal, Infeksi saluran uriner, Luka (injuries).

b. Terbukti aman dan efektif, yakni menyangkut karakteristik pasien (anak, orang

dewasa, ibu hamil, dll).

c. Performance baik dalam berbagai setting.

d. Kualitas memadai termasuk bioavailabilitas, bioekivalensi dan stabilitas, serta

memiliki Certificate of Analysis (CoA).

e. Memiliki rasio cost-benefit yang tinggi dihitung dari total biaya perawatan

f. Diutamakan obat yang sudah dikenal baik dengan profil farmakokinetik yang baik

dan dibuat di dalam negeri.

g. Diproduksi oleh perusahaan farmasi yang sudah memiliki sertifikat mutu

CPOB/GMP

h. Diutamakan obat esensial dan senyawa tunggal

Page 5: TUGAS_ Seleksi

5. Pedoman Seleksi Obat

a. Obat yang dipilih harus bermutu

b. Jenis obat sesedikit mungkin. Hindari duplikasi dan kesamaan jenis dan bentuk

sediaan obat.

c. Obat baru hanya dipakai bila lebih besar keuntungannya dibanding obat yang

sudah ada.

d. Kombinasi obat dipakai bila lebih menguntungkan dibanding obat tunggal.

e. Pilih obat yang merupakan drug of choice penyakit yang ada.

f. Kontraindikasi, efek samping harus diamati agar diperoleh gambaran rasio risiko

dan keuntungan produk

g. Upayakan jenis obat termasuk sediaan obat generik

h. Penggunaan obat tradisional sangat dimungkinkan apabila ada permintaan khusus.

6. Implikasi seleksi obat di Rumah Sakit

a. Formularium Rumah Sakit

b. Penerapan sistem formularium

Gambar 2. Skema Sistem Formularium

Page 6: TUGAS_ Seleksi

7. Sistem Formularium Rumah Sakit adalah daftar obat yang diterima/disetujui oleh

Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) untuk digunakan di RS dan dapat dievaluasi,

direvisi dan disuplementasi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Proses evaluasi,

revisi dan suplementasi dilakukan oleh PFT secara reguler berdasarkan usulan dari

dokter/SMF dan masukan dari Instalasi Farmasi. Penggunaan obat diluar formularium

diperkenankan apabila diperlukan dan mendapat persetujuan dari Komite Medik.

8. Monitoring dan Evaluasi kepatuhan formularium.

Monitoring terhadap pelaksanaan formularium dilakukan oleh Kepala Instalasi secara

berkala meliputi kesesuaian penulisan resep dengan formularium dan penulisan obat

di luar formularium.

9. Evaluasi terhadap proses seleksi dilakukan setiap 1 tahun sekali meliputi:

a.Persentase obat DOEN dalam formularium

b.Persentase usulan kebijakan obat yang diterima PFT

c.Persentase kepatuhan terhadap formularium

d.Persentase kepatuhan terhadap SOP form pengusulan obat baru.

10. Keuntungan dan kerugian memakai system formularium

a. Keuntungan Sistem Formularium

Sistem formularium yang dikelola dengan baik memberikan tiga keuntungan bagi

rumah sakit, antara lain :

1) Merupakan pendidikan terapi obat yang tepat bagi staf medik.

2) Memberikan manfaat dalam pengurangan biaya dengan sistem pembelian dan

pengendalian persediaan yang efisien.

3) Pembatasan jumlah obat dan produk obat yang secara teratur tersedia di

apotek akan memberikan keuntungan bagi pelayanan penderita dan

keuntungan secara ekonomi.

Page 7: TUGAS_ Seleksi

b. Prinsip Pengelolaan Sistem Formularium , Prinsip pengelolaan sistem formularium

terdiri atas tiga bagian:

1) Evaluasi Penggunaan Obat, adalah suatu proses yang dilaksanakan terus-

menerus dan terstruktur yang diakui oleh rumah sakit dan ditujukan untuk

menjamin bahwa obat digunakan secara tepat, aman dan efektif.

2) Pemeliharaan Formularium

1. Pengkajian golongan terapi obat. Pengkajian ulang dilakukan setiap tahun oleh

Tim Farmasi dan Terapi, bertujuan agar formularium dapat memberikan

informasi yang selalu mutakhir. Kriteria pengkajian meliputi kemanfaatan,

toksisitas, perbedaan harga dari antara golongan obat yang sama, laporan reaksi

obat yang merugikan, informasi baru tentang suatu obat dari penelitian atau

pustaka medik mutakhir, dan penghapusan golongan obat. Hasil pengkajian

golongan terapi obat dapat menjadi masukan bagi pengembangan kriteria

penggunaan obat baru, dan perubahan formularium.

2. Penambahan atau penghapusan monografi obat formularium, yang

disampaikan oleh apoteker atau dokter dalam bentuk formulir permohonan

perubahan formularium, disertai laporan evaluasi obat, dan data mengenai

pengaruh obat yang diusulkan terhadap mutu dan biaya perawatan penderita.

3. Penggunaan obat nonformularium untuk penderita khusus. Kebijakan dan

prosedur penggunaan obat-obat nonformularium perlu ditetapkan oleh Tim

Farmasi dan Terapi dan perlu pengkajian tentang kecenderungan penggunaan

obat nonformularium di rumah sakit, yang akan mempengaruhi keputusan

penambahan atau penghapusan obat formularium.

c. Seleksi sediaan obat, mencakup konsep kesetaraan terapi yang terdiri dari subsitusi

generik dan pertukaran terapi. Subsitusi generik adalah obat yang mengandung zat aktif

sama dan mempunyai bentuk, konsentrasi, kekuatan dan rute pemberian yang sama,

Page 8: TUGAS_ Seleksi

tetapi dapat menghasilkan respon farmakologi yang berbeda, sedangkan pertukaran terapi

adalah obat-obat dengan kandungan zat aktif berbeda tetapi dapat menghasilkan respon

farmakologi yang sama.

Page 9: TUGAS_ Seleksi

C. KESIMPULAN

Obat merupakan sarana intervensi penting dalam pelayanan medis di rumah sakit

dimana perlu dilakukan pembelanjaan obat di RS merupakan komponen pembiayaan yg

paling besar.Oleh karena itu, perlu diadakan tahap seleksi untuk pengadaan dengan

memperhatikan Kuantitas mencukupi, Mutu terjamin, Banyaknya jenis obat dapat

mempersulit seleksi, Obat yg toksisitasnya sangat besar dibanding khasiatnya, harus

merupakan pilihan sekunder, Informasi tentang khasiat dan toksisitas obat baru relatif

kurang memadai, Jenis obat sesedikit mungkin. Hindari duplikasi dan kesamaan jenis

dan bentuk sediaan obat, Obat baru hanya dipakai bila lebih besar keuntungannya

dibanding obat yang sudah ada, Kombinasi obat dipakai bila lebih menguntungkan

dibanding obat tunggal, Kontraindikasi, efek samping harus diamati agar diperoleh

gambaran rasio risiko dan keuntungan produk, Upayakan jenis obat termasuk sediaan

obat generik dan Penggunaan obat tradisional sangat dimungkinkan apabila ada

permintaan khusus.

Page 10: TUGAS_ Seleksi

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A.W., 2011. Seleksi Dalam Materi kuliah. RS Margono : Purwokerto

Anonim., 2010. Pedoman Pelayanan Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2010. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Yogyakarta: Yogyakarta.