tugas sains

22
1.1 DEFINI Definisi Falsafah Ada beberapa definisi tentang falsafah, yaitu: 1. Menurut Tomey and Alligood (2006), falsafah merupakan pekerjaan yang menyediakan pemahaman yang luas yang digunakan oleh disiplin selanjutnya dalam aplikasi profesional. 2. Filosofi adalah sebuah konsep yang mengarahkan tujuan ontological menjelaskan tentang kepentingan sentral dari sebuah disiplin ilmu, epistemic menjelaskan tentang bagaimana fenomena terjadi untuk diketahui, dan etik menjelaskan tentang nilai-nilai disiplin ilmu. (Fawcet, 2003) 3. Filosofi menunjukkan sesuatu hal yang lebih berfokus pada tujuan hidup manusia yang dikarakteristikkan dengan merumuskan setiap asumsi dan kepercayaan, teori dan pengetahuan terbatas yang diperoleh dari pengalaman dan perenungan seseorang dalam pengalaman pembelajaran lainnya (Reed, 2004). 4. Hidayat (2008) mengartikan falsafah sebagai suatu pandangan dasar. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari pemahaman tentang falsafah ilmu itu sendiri. 5. Menurut Nurachmah (2010), falsafah ialah pengetahuan yang menguraikan logika, etika, estetika, metafisika, dan epistemologi. Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Upload: ichsan-rizany

Post on 02-Dec-2015

260 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

File ini berisi tentang penjelasan filsafah, paradigma, dan sains keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Sains

1.1 DEFINI

Definisi Falsafah

Ada beberapa definisi tentang falsafah, yaitu:

1. Menurut Tomey and Alligood (2006), falsafah merupakan pekerjaan yang menyediakan

pemahaman yang luas yang digunakan oleh disiplin selanjutnya dalam aplikasi profesional.

2. Filosofi adalah sebuah konsep yang mengarahkan tujuan ontological menjelaskan tentang

kepentingan sentral dari sebuah disiplin ilmu, epistemic menjelaskan tentang bagaimana

fenomena terjadi untuk diketahui, dan etik menjelaskan tentang nilai-nilai disiplin ilmu.

(Fawcet, 2003)

3. Filosofi menunjukkan sesuatu hal yang lebih berfokus pada tujuan hidup manusia yang

dikarakteristikkan dengan merumuskan setiap asumsi dan kepercayaan, teori dan

pengetahuan terbatas yang diperoleh dari pengalaman dan perenungan seseorang dalam

pengalaman pembelajaran lainnya (Reed, 2004).

4. Hidayat (2008) mengartikan falsafah sebagai suatu pandangan dasar. Perkembangan ilmu

pengetahuan tidak terlepas dari pemahaman tentang falsafah ilmu itu sendiri.

5. Menurut Nurachmah (2010), falsafah ialah pengetahuan yang menguraikan logika, etika,

estetika, metafisika, dan epistemologi. Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan

hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang

lebih berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Dari beberapa pandangan para ahli tersebut, maka kelompok bisa menyimpulkan bahwa

falsafah merupakan pijakan dasar yang melandasi berbagai pengetahuan untuk menemukan

kebenaran yang hakiki, prima causa dari suatu realitas dan hasil refleksi dari seluruh

rangkaian proses belajar. DALAM MEMAHAMI SEBUAH FENOMENA

MISAL: FENOMENA : PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN DAUN KELAKAI

FILOSOFI :

PARADIGMA: PERAWAT MELAKUKAN

Falsafah Keperawatan

Page 2: Tugas Sains

Falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang

mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan

sakit, serta terutama berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi (Nurachmah,

2010).

Jadi kesimpulannya falsafah keperawatan memandang manusia secara biologis, holistik, unik

dan individualistik. Setiap individu akan berespon secara berbeda dalam menghadapi situasi

termasuk situasi sehat-sakit tergantung terhadap pengalaman yang dialami oleh individu

tersebut.

Definisi Paradigma

Paradigma mengarahkan topik penelitian pada apa yang diselidiki, bagaimana penelitian

dilakukan dan bagaimana asalnya teori dalam keperawatan (Monti & Tingen, 1999).

Sedangkan menurut Mariner (1989), paradigma merupakan diagram konseptual yang bisa

menggambarkan struktur besar sebuah teori. Paradigma adalah pandangan fundamental

tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Paradigma merupakan pola kepercayaan dan praktek; identifikasinya menguraikan asumsi

para peneliti filosofis tentang materi subjek (Weaver & Olson, 2006).

Dapat disimpulkan, bahwa paradigma adalah sebuah kerangka berpikir dan cara pandang

yang luas mengenai berbagai kejadian dari suatu ilmu, yang penjabarannya didukung secara

kuat oleh penelitian dan teori yang sesuai dan khusus untuk disiplin ilmu tertentu.

Paradigma Keperawatan

Menurut Kozier (2000) bahwa paradigma keperawatan adalah interaksi antara manuasia yang

menerima perawatan, lingkungan tempat manusia berada, kesehatan yang selalu menjadi

bagian dari bidang keperawatan serta tindakan keperawatan

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang merupakan kesepakatan bersama

antar ilmuwan keperawatan tentang konsep – konsep utama yang mendasari perkembangan

disiplin ilmu keperawatan dan praktek keperawatan (Dharma, 2011)

Maka, dapat kelompok simpulkan bahwa paradigma keperawatan merupakan kerangka

berpikir, konsep, atau cara pandang yang spesifik dari para ahli dan praktisi keperawatan

Page 3: Tugas Sains

mengenai rentetan konsep dan fenomena keperawatan yang didukung oleh kombinasi antara

teori dan penelitian keperawatan.

1.2 SAINS KEPERAWATAN

1.2.1 Sifat-sifat/karakteristik sains keperawatan

Sains keperawatan memiliki beberapa sifat yaitu, objektif, logis dan taat asas ilmiah.

Objektif berarti melihat sesuatu apa adanya dan memandang secara adil (tidak berpihak) dari

berbagai sudut. Sifat kedua yaitu logis, yang berarti melihat sesuatu masalah dari berbagai

sisi. Sifat sains keperawatan yang ketiga adalah taat asas ilmiah, yang artinya ilmu harus

mengikuti tahapan-tahapan dalam menciptakan suatu kebenaran. Reed (2004) menjelaskan

karakteristik sains keperawatan yaitu:

1. Sains harus meunujukkan suatu hubungan yang logis

Sains harus menghubungkan fakta, prinsip, hukum, dan teori yang sesuai.

Penjelasan yang tidak berhubungan dengan data, persoalan yang tidak bernilai,

tidak dikatakan sebagai sains.

2. Sains fokus pada pengetahuan yang jelas dan pasti

Seseorang tidak dapat memahami lebih dalam tentang tentang semua hal.

Sebagai konsekuensinya, harus memiliki spesialisasi tertentu sehingga ia mampu

memahami lebih dalam tentang suatu bidang/ aspek dengan baik.

3. Sains dinyatakan dalam pernyataan universal

Dalam menemukan pemecahan masalah, sains menggunakan sifat-sifat yang

umum untuk menjelaskan fenomena yang ada.

4. Pernyataan sains harus benar atau mendekati benar

Para ilmuan sering membantu menemukan kenyataan secara sistematis,

ilmiah, dan dapat dipercaya. Menurut Scheffler (1965, dalam Reed 2004), apa

yang dilakukan oleh ilmuan, tidak menghakimi kebenaran dengan sempurna,

tetapi untuk memperkirakan kebenaran dengan bertanggungjawab dengan cara

pengujian lebih lanjut.

5. Pernyataan sains harus berdasarkan penalaran logis

Ilmuan tidak menarik kesimpulan sebelum ada pernyataan hipotesis. Sains

biasanya terlihat melalui observasi yang teliti menurut metode keilmuan seperti

metode deduktif induktif, atau analitik sintetik.

6. Sains harus dapat menjelaskan investigasi dan pendapat

Page 4: Tugas Sains

Ilmuan mempunyai tanggung jawab tidak hanya melaporkan penemuan

penelitiannya, tetapi untuk menjelaskan argumen dari penelitian yang mereka

simpulkan.

1.2.2 Filosofi Keperawatan

Filosofi adalah sebuah nilai atau perilaku, ilmu yang mempelajari tentang study kenyataan dan alami yang berlaku. Terdiri dari teapi tidah terbatas untuk analisa, epistemology, etik, logika, dan metaphisik (Sandra, 2013). Filosofi dapat didefinisikan sebagai pernyataan meliputi pernyataan ontologikal tentang fenomena menarik pusat untuk disiplin, pernyataan epistemik tentang bagaimana fenomena datang untuk dikenal, dan pernyataan ethik tentang apa nilai disiplin para anggota (Martha, 2014).

Filsafat diarahkan pada penemuan pengetahuan dan kebenaran, serta identifikasi apa yang berharga dan pentingnya untuk anggota dalam sebuah disiplin; fokus masalah filosofi pada sifat eksistensi, pengetahuan, moral, alasan, dan tujuan manusia. Fungsi filsafat adalah untuk mengkomunikasikan apa para anggota dari disiplin yakini untuk menjadi kebenaran dalam hubungannya dengan fenomena yang menarik untuk disiplin, apa mereka yakini tentang perkembangan pengetahuan tentang fenomena mereka, dan apa mereka nilai berkaitan dengan tindakan dan praktik mereka. Dengan kata lain, fungsi setiap filosofi adalah untuk menginformasikan anggota dari disiplin-disiplin dan masyarakat tentang keyakinan dan nilai dari pendisiplin tertentu (Martha, 2014).

Reaksi Pandangan Dunia

Pandangan dunia ini, yang mengandung unsur pandangan dunia yang mekanistik, ketekunan, totalitas, dan partikular-deterministik, memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Jacqueline, 2005) :

1. Manusia sebagai bio-psiko-sosial-spiritual. Metafora adalah manusia terkotak, yangdipandang sebagai jumlah dari diskrit bagian biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.

2. Manusia bereaksi terhadap rangsangan lingkungan eksternal yang linear. Human dianggap sebagai inheren saat istirahat, menanggapi secara reaktif untuk rangsangan lingkungan eksternal. Perilaku dianggap rantai linear dari sebab dan akibat, atau rangsangan dan reaksi.

3. Perubahan hanya terjadi untuk kelangsungan hidup dan sebagai konsekuensi dari kondisi yg diprediksi dan dikendalikan. Perubahan hanya terjadi ketika manusia harus memodifikasi perilaku untuk bertahan hidup. Akibatnya, stabilitas dihargai.Ancaman terhadap stabilitas, bagaimanapun, dapat diprediksi dan dikontrol jika cukup diketahui tentang stimulus yang akan memaksa perubahan.

4. Tujuan Fenomena lainnya yang dipelajari adalah dapat diisolasi, diamati, didefinisikan, dan diukur. Pengetahuan dikembangkan hanya tentang tujuan, fenomena kuantitatif yang dapat diisolasi dan diamati, didefinisikan secara konkret, dan diukur dengan instrumen objektif.

Page 5: Tugas Sains

Pandangan dunia interaksi-timbal balik

Pada pandangan dunia ini adalah sintesis dari elemen dari organisasi, simulasi, totalitas, perubahan, ketekunan, dan interaktif-integratif , sebagai berikut (Jacqueline, 2005) :

1. Manusia adalah holistik, bagian yang dilihat hanya dalam konteks menyeluruh. Metaphor adalah hal menyeluruh, interaksi antar manusia yang dilihat sebagai integritas, masuknya organisasi tidak dapat direduksi ke bagian diskrit. Walaupun bagian diketahui, mereka mempunyai makna hanya tanpa konteks dari perilaku manusia secara menyeluruh.

2. Manusia merupakan aktif dan interaksi timbal balik antara perilaku manusia dengan lingkungan mereka

3. Perubahan adalah sebuah fungsi dari beberapa faktor yang mendahului, probabilistik, dan mungkin terus menerus atau mungkin hanya untuk kelangsungan hidup. Perubahan perilaku terjadi sepanjang hidup sebagai hasil dari beberapa faktor dalam diri individu dan dalam lingkungan. perubahan terjadi terus menerus. Selain itu, ketekunan atau stabilitas pemerintahan dan perubahan hanya terjadi untuk mendorong kelangsungan hidup. Probabilitas perubahan pada waktu tertentu hanya dapat diperkirakan.

4. Realitas adalah multidimensi, tergantung pada konteks, dan relative. fenomena obyektif dan subyektif dipelajari melalui metode kuantitatif dan kualitatif; penekanan ditempatkan pada pengamatan empiris, kontrol metodologis, dan tehnik data analitik inferensial. Pengembangan pengetahuan berfokus pada fenomena obyektif dan pengalaman subjektif dan dicapai dengan cara kedua metodologi kuantitatif dan kualitatif. Pengalaman beberapa diperhitungkan, konteks interaksi lingkungan manusia, dan produk dari upaya pengembangan pengetahuan dianggap sebagai relatif ke waktu sejarah dan tempat. Penekanan selalu ditempatkan pengamatan empiris dalam situasi metodologis, dan data kuantitatif biasanya dianalisis secara objektif dengan cara deskriptif dan statistika inferensial.

Pandangan dunia secara simultan

Pandangan dunia yang mengkombinasikan elemen dari organisasi, simulasi, perubahan, dan pandangan dunia transformatif-kesatuan, sebagai berikut (Jacqueline, 2005) :

1. Manusia kesatuan diidentifikasi oleh pola. metafora adalah manusia kesatuan, yang dianggap sebagai holistik, bidang self-organized. Manusia lebih dari dan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya dan diakui melalui pola perilaku.

2. Manusia sebagai ritmik tukar menukar saling menguntungkan dengan lingkungan mereka. Pertukaran Manusia -lingkungan adalah proses ritmis bersama.

3. Manusia berubah terus menerus, tak terduga, dan di arah yang lebih kompleks diri-organization. Perubahan pola perilaku terjadi terus menerus, tidak langsung, dan tak terduga sebagai manusia berkembang. Meskipun pola kadang-kadang diatur dan kadang-kadang tidak teratur, perubahan pada akhirnya dalam arah peningkatan organisasi pola perilaku.

Page 6: Tugas Sains

4. Fenomena yang menarik adalah pengetahuan pribadi dan pola pengembangan. Pengembangan pengetahuan menekankan menjadi pribadi melalui pengakuan dari pola. Fenomena yang menarik adalah pengalaman manusia, perasaan, nilai-nilai, pikiran, dan pilihan. Newman (2002) menganggap pandangan dunia yang beragam tidak alami yang terpisah dari pengetahuan atau badan sebagai kompetitif pengetahuan melainkan seperti inklusif. Jika posisi Newman diterima, pandangan dunia tindakan simultan akan menjadi yang paling inklusif, Pandangan dunia Reaksi akan menjadi kasus khusus dari pandangan dunia interaksi timbal balik, dan pandangan dunia interaksi timbal balik akan menjadi kasus khusus dari pandangan dunia tindakan simultan .

Kategori Pengetahuan

Klaim ontologis di filsafat keperawatan juga mencerminkan satu atau lebih kategori pengetahuan yang ditemukan dalam disiplin ilmu ajuvan dan keperawatan. Kategori pengetahuan dari disiplin ajuvan adalah perkembangan, sistem, dan interaksi (Johnson, 1974; Reilly, 1975; Riehl & Roy, 1980). Bunker (Pilkington, bunker, Clarke, & Frederickson, 2002) bertanya-tanya apakah ada kategori pengetahuan yang unik untuk keperawatan karena teori perawat telah diambil secara bebas dari disiplin lain untuk membuat model konseptual keperawatan yang khas atau unik dan teori, bukti kategori unik di mana pengetahuan keperawatan mungkin cocok belum jelas. Kategori pengetahuan yang telah disebutkan dalam literatur keperawatan yang kebutuhan dan hasil (Meleis, 1997); clientfocused, orang-lingkungan terfokus, dan terapi keperawatan terfokus (Meleis, 1997); bidang energi (Hickman, 1995; Marriner-Tomey, 1989); dan intervensi, substitusi, konservasi, rezeki / dukungan, dan peningkatan (Barnum, 1998). Tak satu pun dari tampaknya sangat unik untuk menyusui. Jelas, pertanyaan Bunker 'pantas lebih pemikiran dan penelitian. Berbagai kategori pengetahuan yang "berbeda kelas pendekatan untuk memahami orang yang pasien, sehingga mereka tidak hanya panggilan untuk bentuk yang berbedapraktek menuju tujuan yang berbeda, tetapi juga menunjukkan berbagai jenis fenomena, menyarankan berbagai jenis pertanyaan.

Perkembangan Kategori pengetahuan.

1. Asal kategori ini pengetahuan adalah disiplin psikologi. Dalam kategori ini:2. Identifikasi perkembangan aktual dan potensial masalah dan delineasi strategi

intervensi yang pertumbuhan maksimum angkat dan pengembangan orang dan lingkungan mereka ditekankan.

3. Proses pertumbuhan, perkembangan, dan pematangan juga ditekankan. 4. Perubahan adalah fokus utama, dengan asumsi yang dibuat "Bahwa ada perbedaan

mencolok antara negara-negara dari sistem pada waktu yang berbeda, bahwa suksesi ini negara menyiratkan sistem sedang menuju suatu tempat, dan bahwa ada proses yang teratur yang menjelaskan bagaimana sistem mendapat dari keadaan sekarang ke mana pun itu akan

5. Perubahan dianggap sebagai individu, kelompok, situasi, dan peristiwa menarik yang menuju beberapa arah.

Page 7: Tugas Sains

6. Negara yang berbeda dari manusia diperiksa lebih waktu. Negara-negara yang sering diistilahkan tahap, tingkat, fase, atau periode pembangunan; mereka mungkin secara kuantitatif maupun kualitatif dibedakan dari satu sama lain.

7. Perubahan perkembangan dianggap mungkin melalui empat bentuk yang berbeda dari perkembangan: (1) searah pembangunan dapat mendalilkan, sehingga "sekali panggung adalah bekerja melalui, sistem klien menunjukkan terus perkembangan dan biasanya tidak pernah berubah kembali, "(2) perubahan perkembangan dapat mengambil bentuk spiral, sehingga meskipun kembali ke masalah sebelumnya mungkin terjadi, Masalah ini ditangani di tingkat yang lebih tinggi; (3) pengembangan dapat dilihat sebagai "fase yang terjadi dan terulang ... di mana ada prioritas kronologis ditugaskan untuk setiap negara; di sana adalah siklus, "atau (4) pembangunan dapat mengambil sebuah “sebuah bentuk dan proses dibedakan, setiap bagian peningkatan spesialisasi dan pada saat waktu yang sama memperoleh otonomi dan signifikansi sendiri.

8. Pasukan dianggap sebagai "faktor penyebab memproduksi perkembangan dan pertumbuhan"

9. Manusia dianggap memiliki potensi yang melekat untuk perubahan; potensi mungkin terbuka atau laten, dipicu oleh keadaan kondisi internal atau lingkungan tertentu.

Sistem Kategori Pengetahuan.

Asal-usul dari kategori pengetahuan adalah disiplin biologi dan fisika. Dalam kategori ini (Jacqueline, 2005):

● Identifikasi masalah aktual dan potensial di fungsi sistem dan delineasi intervensi strategi yang memaksimalkan sistem yang efisien dan efektif.

●Sebuah sistem didefinisikan sebagai "satu set objek bersama-sama dengan hubungan antara objek dan antara atribut mereka" (Hall & Fagen, 1968, hlm. 83).

● Fenomena diperlakukan "seperti jika ada organisasi, interaksi, saling ketergantungan, dan integrasi bagian dan elemen "(Chin, 1980, hal. 24).

● Sistem dipandang sebagai terbuka atau tertutup.

● Lingkungan didefinisikan sebagai "Himpunan semua benda yang perubahan atribut mempengaruhi sistem dan juga benda-benda yang atribut diubah oleh perilaku sistem "(Hall & Fagen, 1968, hlm. 83).

● Batas adalah garis demarkasi antara sistem dan lingkungannya, "garis membentuk ditutuplingkaran di sekitar dipilih variabel, di mana ada pertukaran kurang energi ... di garis lingkaran dari dalam lingkaran pembatasan "(Chin, 1980, hal. 24). Penempatan batas harus mengambil semua sistem yang relevan bagian ke rekening. Batas tersebut dapat memikirkan Ketegangan, stres, ketegangan, dan konflik adalah kekuatan yang mengubah struktur sistem. Perbedaan dalam bagian sistem sebagai serta kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan gangguan luar, menyebabkan jumlah yang berbeda dari ketegangan dalam sistem (Chin,1980). Ketegangan internal yang timbul dari pengaturan struktural sistem disebut ketegangan

Page 8: Tugas Sains

dan tekanan dari sistem (Chin, 1980). Konflik terjadi ketika ketegangan menumpuk dan menjadi menentang sepanjang garis dua atau lebih komponen dari sistem. Berubah maka terjadi untuk menyelesaikan konflik.

● Sistem diasumsikan cenderung bergerak ke arah keseimbangan antara kekuatan internal dan eksternal.

●Umpan balik adalah aliran energi antara sistem dan yang lingkungan Hidup. Sistem dipengaruhi oleh dan pada gilirannya mempengaruhi lingkungan. Sementara mempengaruhi lingkungan, sebuah Proses kita sebut output, sistem mengumpulkan informasi tentang bagaimana mereka lakukan. Informasi tersebut kemudian dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai input untuk membimbing dan mengarahkan operasinya "(Chin, 1980, hal. 27). Proses umpan balik bekerja sehingga, sebagai sistem terbuka berinteraksi dengan lingkungan mereka, setiap perubahan sistem ini terkait dengan perubahan dalam lingkungan, dan sebaliknya.

Interaksi Kategori Pengetahuan.

Asal usul ini kategori pengetahuan adalah interaksionisme simbolik, dari disiplin sosiologi. Pandangan interaksionisme simbolik manusia sebagai makhluk yang mendefinisikan dan mengklasifikasikan situasi, termasuk diri mereka sendiri, dan yang memilih cara bertindakarah dan dalam diri mereka "(Benoliel, 1977, hal. 110), dan "Mendalilkan bahwa pentingnya kehidupan sosial terletak dalam memberikan manusia dengan bahasa, konsep diri, roletaking kemampuan, dan keterampilan lainnya" (Heiss, 1976, hlm. 467). Didalam kategori:

●Identifikasi masalah aktual dan potensial dalam hubungan interpersonal dan delineasi intervensi strategi yang mempromosikan sosialisasi optimal ditekankan.

● tindakan sosial dan hubungan antara manusia juga menekankan.

●Persepsi manusia tentang orang lain, lingkungan, situasi, dan peristiwa-yaitu, kesadarandan pengalaman dari fenomena-tergantung pada makna melekat pada fenomena. Makna, atau definisi situasi, menentukan bagaimana manusia berperilaku dalam situasi tertentu. Manusia secara aktif menetapkan tujuan berdasarkan persepsi mereka terhadap faktor-faktor yang relevan dalam mengingat situasi, yang berasal dari interaksi sosial dengan orang lain.

●Komunikasi melalui bahasa, "sistem simbol yang signifikan" (Heiss, 1981, hal. 5). Oleh karena itu, komunikasi melibatkan transfer makna / hal dari satu manusia ke yang lain. Manusia diperkirakan aktif mengevaluasi komunikasi dari yang lain, bukan pasif menerima ide-ide mereka.

●Peran untuk perilaku yang berhubungan dengan aktor tertentu-lain kombinasi ... yang cara kita berpikir orang dari jenis tertentu harus bertindak terhadap berbagai kategori lain "(Heiss, 1981, hal. 65). Setiap manusia memiliki banyak peran yang berbeda, masing-masingmenyediakan repertoar perilaku. Manusia mengadopsi perilaku terkait dengan peran yang diberikan, ketika, melalui komunikasi, mereka menentukan bahwa peran yang diberikan adalah disebut dalam situasi tertentu.

Page 9: Tugas Sains

● Konsep diri didefinisikan sebagai "pengalaman individu dan perasaan tentang dia "(Heiss, 1981, hal. 83). Sebuah aspek penting dari konsep diri adalah evaluasi diri, yang mengacu pada "pandangan kita tentang seberapa baik kita pada apa yang kita pikirkan kita "(Heiss, 1981, hal. 83).

1.2.3 Paradigma Sains Keperawatan

Menurut Kozier (2000) bahwa paradigma keperawatan adalah interaksi antara

manuasia yang menerima perawatan, lingkungan tempat manusia berada, kesehatan yang

selalu menjadi bagian dari bidang keperawatan serta tindakan keperawatan. Paradigma

keperawatan adalah suatu cara pandang yang merupakan kesepakatann bersama antar

ilmuwan keperawatan tentang konsep – konsep utama yang mendasari perkembangan disiplin

ilmu keperawatan dan praktek keperawatan (Dharma, 2011)

Menurut La Ode Jumadi (1999) bahwa paradigma keperawatan adalah cara pandang

yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih

tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan sehingga paradigma keperawatan

adalah cara pandang yang spesifik dari ilmuwan keperawatan tentang konsep dan fenomena

keperawatan yang didukung oleh teori keperawatan yang didapat melalui penelitian

keperawatan.

Proposal metaparadigma keperawatan

Fawcett (1978) mengidentifikasi metaparadigma keperawatan menjadi 4 konsep.

Konsep dibagi menjadi dalil yang tidak berhubungan dan dalil yang berhubungan. 4 konsep

itu adalah manusia, lingkungan, kesehatan, keperawatan. Dalil yang tidak berhubungan dari

metaparadigma keperawatan merupakan definisi pokok dari konsep metaparadigma, yaitu: a)

konsep metaparadigma manusia mengacu ke individu, jika individu dikenali pada sebuah

budaya, kemudian keluarga, komunitas dan grup lain atau agregat yang berpartisipasi di

dalam keperawatan, b) konsep metaparadigma lingkungan mengacu ke lingkungan fisik,

dimana lingkungan tersebut merupakan tempat kegiatan keperawatan dilakukan, dari rumah

pribadi sampai ke fasilitas kesehatan. Ruang lingkup lingkungan juga termasuk lokal,

regional, nasional dan budaya luar, sosial, politik dan kondisi ekonomi yang berhubungan

dengan kesehatan manusia, c) konsep metaparadigma kesehatan mengacu pada proses

kehidupan dan kematian manusia, d) konsep metaparadigma keperawatan mengacu pada

definisi keperawatan, aksi yang dilakukan oleh perawat untuk kepentingan manusia, tujuan

Page 10: Tugas Sains

dan hasil dari keperawatan. Aksi keperawatan digambarkan sebagai sebuah proses antara

pelaku dalam keperawatan dan perawatnya. Proses kegiatan mencakup pengkajian, diagnosa,

perencanaan, intervensi dan evaluasi.

Dalil yang berhubungan dengan metaparadigma keperawatan menurut Donaldson dan

konsep manusia dan lingkungan, b) konsep kesehatan dan keperawatan, c) konsep manusia,

lingkungan dan kesehatan. Dalil yang berhubungan itu adalah:

1. Kedispilinan keperawatan berhubungan dengan prinsip dan hukum tentang proses

hidup dan matinya manusia

2. Kedisiplinan keperawatan berhubungan dengan pola pengalaman kesehatan manusia

dengan konteks lingkungan

3. Kedisplinan keperawatan berhubungan dengan aksi keperawatan atau proses yang

menguntungkan manusia

4. Kedispilinan keperawatan berhubungan dengan proses hidup dan mati manusia,

mengenal hubungan yang berkelanjutan dengan lingkungannya

Model Konseptual

Konsep ketiga dari ilmu pengetahuan keperawatan kontemporer adalah model-model

konseptual. Model konseptual merupakan rangkaian dari konsep-konsep yang relatif abstrak

dan umum yang ditujukan kepada kepentingan utama fenomena dari sebuah disiplin ilmu,

dalil-dalil yang secara luas menggambarkan konsep-konsepnya, dan dalil yang menjelaskan

dengan relative abstrak dan umum hubungan diantara dua atau lebih konsep.

Model-model konseptual telah hadir sejak seseorang mulai berpikir tentang diri mereka dan

lingkungan di sekitar mereka. Saat ini, model konseptual hadir dalam seluruh area kehidupan

dan di semua disiplin ilmu.

Konsep-konsep dari model konseptual sangat abstrak dan umum sehingga tidak dapat secara

langsung diobservasi di dunia nyata, tidak memiliki batasan untuk sebagian individu,

kelompok, situasi, ataupun kejadian. Sistem adaptasi manusia adalah contoh konsep dari

model konseptual (Roy Andrew, 1999)

Fungsi Model Konseptual

Konseptual model memberikan kerangka referensi yang khusus. Setiap konseptual model

menghadirkan fokus unik yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada persepsi

individual. Fokus unik dari setiap model konseptual adalah karakteristik dari realitas yang

Page 11: Tugas Sains

mungkin. Setiap model konseptual termasuk konsep-konsep dan rancangan-rancangan yang

dianggap relevan oleh penulis dan sebagai alat bantuk untuk memahami.

Konseptual model juga menyediakan cara pandang alternatif dari suatu pokok keilmuan;

tidak ada cara yang “terbaik”. Secara lebih spesifik, aspek pasti dari kepentingan fenomena

dari sebuah disiplin ilmu dikaitkan secara sebagian.

Setiap model konseptual juga menyediakan sebuah struktur dan dasar pemikiran untuk

aktivitas ilmiah dan praktis dari penganut-penganutnya, yang terdiri dari sebuah subkultur

atau komunitas ilmiah. Secara lebih spesifik lagi, setiap model konseptual memberikan

arahan untuk mencari pertanyaan-pertanyaan relevan tentang kepentingan sentral untuk

sebuah disiplin ilmu dan menyarankan solusi untuk masalah-masalah praktis.

Model Konseptual Keperawatan

Model-model konseptual bukanlah hal yang baru untuk dunia keperawatan. Keperawatan

memiliki model konseptual sejak Nightingale (1859/1946), sebagai orang pertama yang

menampilkan idenya tentang keperawatan.

Peterson (1977) dan Hall (1979) menghubungkan perkembangan model konsep formal dari

keperawatan dengan kepentingan dalam konseptualisasi perawat sebagai sebuah disiplin ilmu

yang jelas dan pengenalan yang cocok dari ide-ide tentang teori keperawatan. Meleis (1997)

mencapai kesimpulan yang sama di dalam penulisan sejarah tentang perkembangan ilmu

keperawatan.

Bisa kita lihat, saat ini karya dari para sarjana atau lulusan keperawatan. Dari beberapa karya

yang terkenal ada diantaranya Model Sistem Perilaku Johnson, Konsep “Self Care” Dorothea

Orem, Model Adaptasi Roy, Model Sistem Neuman, Konservasi Model Levine, dan lain-lain.

1.2.4 Falsafah Sains Keperawatan

Menurut Grace (2002) bahwa falsafah keperawatan adalah upaya untuk menjawab pertanyaan

”apa itu keperawatan?” dan terkait dengan pertanyaan ”mengapa keperawatan penting bagi

manusia?” (Fawceet, 2005, p. 27). Falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang

pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan

perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit, serta terutama berfokus kepada respons mereka

terhadap suatu situasi (Nurachmah, 2010). Sedangkan falsafah keperawatan menurut Dharma

(2011) adalah keyakinan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang

Page 12: Tugas Sains

menjadi kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Jadi kesimpulannya falsafah

keperawatan memandang manusia secara biologis, holistik, unik dan individualistik. Setiap

individu akan berespon secara berbeda dalam menghadapi situasi termasuk situasi sehat-sakit

tergantung terhadap pengalaman yang dialami oleh individu

1.3. Pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian Andrew (2012), bahwa menanamkan sikap klinik pada awal pembelajaran mahasiswa akan memberikan pengaruh pada pengembangan sikap perawat saat bekerja dan pengembangan karier dalam jangka waktu yang lama. Beberapa pendapat masih menjadi perdebatan apakah hal ini memberikan pengaruh yang relevan saat diberika materi itu tahun pertama. Dari sudut pandang penelitian yang dilakukan pada tingkah laku binatang yang diteliti oleh Konrad Lorenz (1903 – 1989) tentang membentuk sikap atau perilaku.

Penelitian yang mengelompokkan ada 2 group angsa (burung) dengan satu group di erami oleh induknya dan satu lagi tetaskan dalam inkubator. Saat tumbuh dan berkembang maka angsa dengan dierami induknya akan dengan mudah mengikuti induknya tersebut dan bersikap atau perilaku menirukan induknya. Tetapi yang ditetaskan dalam inkubator akan mengalami kesulitan. Lalu dengan stimuli yang diberikan oleh lingkungan dalam hal ini peneliti, akan memberikan pengaruh tingkah laku dari binatang tersebut.

Teori menguatkan bahwa manipulasi dan lingkungan yang kontruktif akan memengaruhi sikap seseorang pada awal pembentukan filosofi dan mental klinik yang akan diterapkan dan dibawa jangka panjang di pelayanan.

Contoh dalam pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan dan riset keperawatan. Seorang mahasiswa keperawatan pada waktu awal diberikan materi falsafah dan paradigma keperawatan. Falsafah keperawatan membahas sikap batin setiap profesi, kerangka berpikir dan dengan pengetahuannya untuk dijadikan modal saat praktek klinik. Caring untuk pasien stoma sebagai mata ajar perawatan stoma diajarkan sikap (care) dan dipraktekkan pada mahasiswa tersebut dengan beberapa perlakuan berkaitan dengan mahasiswa tersebut.

1. Mahasiswa A diberikan colostomy bag dengan double tape dan plastik kantong gula yang di buat oleh perawat yang ada di ruangan tersebut. Kantong plastik dengan double tape sebagai colostomy bag tersebut dipasang pada mahasiswa tersebut dan akan merasakan dampak dari pemasangan tersebut. Sikap caring dan imprinting clinic pada saat dipasang colostomy bag ini akan mempengaruhi sikap mahasiwa tersebut ketika di pelayanan.

2. Mahasiswa B diberikan colostomy bag standart yang sesuai dengan kondisi stoma pasien tersebut dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Pengaruh positive sebagai “getting it right at the beginning” akan mempengaruhi sikap dan cara pandang mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien stoma tersebut.

3. Mahasiswa C diberikan colostomy bag yang sudah expaired dan dipasangkan pada mahasiswa tersebut. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang kurang baik

Page 13: Tugas Sains

dengan dampak adanya iritasi pada kulit bagian perut. Konsep awal ini akan mempengaruhi sikap dan pola pikir saat berinteraksi dengan pasien saat melakukan fungsi layanan asuhan keperawatan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman klinik pada saat belajar sangat mempengaruhi saat di pelayanan dan hal ini relevan dengan penelitian terkait. Perawat harus paham kenapa sama sama lengket tetapi memberikan dampak sakit dan perih. Saat ini dikembangkan beberapa quasi eksperimen berkaitan stoma bag saat ini.

Untuk itulah menurut (Borneuf and Haigh, 2010) menyatakan perlunya “practical room” pada mahasiswa yang sudah lulus dan mulai bekerja untuk menyatukan antara prosedur perawatan yang didapatkan saat pendidikan dengan kondisi saat di pelayanan. Kontrol sebagai bentuk belajar dan mengajar sangat diperlukan karena pelayanan di klinik itu sangat menantang dan kompleks.

Menciptakan atau menanamkan hal positif dan mengubah prasangka buruk.

Memberikan stimuli yang maksimal kepada mahasiswa merupakan bagian dari pembentukan sikap klinik yang positif. Menanamkan cikap ini dipercaya dan sudah pasti memberikan efek baik dan mengurangi efek negatif terhadap pandangan yang sudah diyakini. Hasil akhirnya akan memberikan efek positif saat magang pada awal bekerja.

Pada penelitian yang dilakukan Fisher (perbandingan nilai profesional antar keperawatan tingkat asosiasi, diploma, dan sarjana ilmu keperawatan) bahwa setiap tingkatan pendidikan akan berbeda-beda sistem mengajar-belajar, cara memberikan arah untuk adopsi dan integrasi nilai-niali profesional profesi keperawatan, dan output dari keluaran sistem pendidikan. Output tersebut tentang nilai profesional.

Dulu paradigma masyarakat terhadap perawat di Indonesia adalah “pembantu”. Paradigma tersebut muncul karena masyarakat melihat kondisi seperti itu dilapangan dan mereka meyakini akan hal itu. Namun, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan juga berdampak pada pendidikan keperawatan di Indonesia sehingga membuat paradigma tersebut sudah mulai berkurang. Selain itu, NLN sebagai badan keuangan yang memberikan fasilitas pengembangan pendidikan juga tidak henti-hentinya mendukung dunia keperawatan dalam mengembangkan sains keperawatan. Pada penelitian Duffy (2011), menyebutkan bahwa bantuan dana dari National League Nursing (NLN) untuk pengembangan penelitian di sains keperawatan sudah banyak tetapi masih dirasa kurang oleh pengguna untuk mengembangan sains keperawatan. Oleh karena itu perlu bantuan dana dari instansi/organisasi yang peduli tentang pengembangan sains keperawatan.

Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Tagney (2009) didapatkan ada hambatan yang didapatkan oleh perawat dalam melakukan penelitian yaitu hambatan untuk menemukan dan meninjau bukti, hambatan untuk mengubah praktik, dan kurangnya dukungan untuk mengubah praktik.

REFERENSI

Dharma., K., K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Page 14: Tugas Sains

Reed, Pamela G., Nelma C Shearee., Leslie H Nicoll. 2004. Perspectives on Nursing Theory.

Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Tomey, A.M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Sixth Edition.

St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier, Inc.

Hidayat., A., A., A., (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan., Jakarta : Salemba

Medika.

Nurachmah, E. (2010). Hubungan antara Falsafah, Paradigma, Model Konseptual, teori

Keperawatan dan Metodologi Ilmiah. 9 September 2015.

http://www.andaners.files.wordpress.com/2010/11/materi-prof- elly -baru.doc

Jacqueline, F. 2005. Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories 2nd Ed. Philadelphia: F.A Davis Company.

Sandra,J.P., Timothy, S.B. 2013. Middle Range Theories: Application to Nursing Research 3rd Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Andrew, N. Clinical imprinting: the impact of early clinical learning on career long professional development in nursing. Nurse Education in Practice 2013;13:161-164.

Martha, R.A. 2014. Nursing Theory Utilization & Application 5th Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier, Inc.

Duffy,J.R., Frenn,M., Patterson,B. Advancing nursing education sience: An anlysis of the NLN’s grants program 2008-2010. Nursing Education Perspectives 2011;32(1):10-13.

Fisher,M.D. A comparisonofProfessional value development among pre-licensure nursing studentsin associate degree, diploma,and bachelorof sciencein nursing programs. Nursing Education Perspectives 2014;35(1):37-42.

Tagney,J., Haines,C. Using evidence-based practice to address gaps in nursing knowledge. British Journal of Nursing, 2009;18(8):484-489.