pbb 2 tugas iii makalah literasi sains

21
Literasi Sains Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PBB2 Kelompok 6 : Halimatul Sa’diyah 102154102 Rika Mustika 122154076 Dewi Diyanti 122154089 Ade Rijal Sumarwan 122154080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: sriie-yupitasarie

Post on 09-Nov-2015

268 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

literasi sains PISA

TRANSCRIPT

Literasi Sains

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugasMata Kuliah PBB2

Kelompok 6 :

Halimatul Sadiyah102154102

Rika Mustika122154076

Dewi Diyanti122154089

Ade Rijal Sumarwan122154080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGITASIKMALAYA2014

1. Pendahuluan Standar kompetensi lulusan Kelompok mata pelajaran IPA (sains) pada kurikulum 2006 menyebutkan bahwa sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains disekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains berarti mampu menerapkan konsep-konsep atau fakta-fakta yang didapatkan disekolah dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan literasi sains mencerminkan kesiapan warga negara dalam menjawab tantangan global yang semakin hari semakin mendesak.Literasi sains merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran-mata pelajaran yang berumpun pada sains. Salah satu mata pelajaran yang mengampu pada sains adalah mata pelajaran biologi. Melalui mata pelajaran biologi, diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Jika tingkat literasi sains siswa meningkat maka bukan suatu yang mustahil untuk dapat meningkatkan literasi sains nasional.PISA-OECD (Programe for International Student Assessment-Organisation for Economic Cooperation and Development)telah melakukan suatu pemonitoran mengenai kemampuan literasi sains Negara Indonesia. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran PISA-OECD diketahui bahwa kemampuan peserta didik di Indonesia dalam hal literasi sains yang diukur berdasarkan PISA Nasional 2006 masih berada pada tingkatan rendah, yakni 29% untuk konten, 34% untuk proses, dan 32% untuk konteks, sebanding dengan tingkat literasi pada PISA Internasional. Berdasarkan hasil studi ini, diketahui bahwa literasi membaca siswa-siswaIndonesiamasih sangat rendah dibandingkan dengan siswa-siswa seusia mereka di dunia internasional. Dari 57 negara yang disurvei, siswaIndonesia menduduki peringkat ke-50 dengan rata-rata nilai 393. Skor rata-rata tertinggi dicapai oleh Finlandia (563) dan terendah dicapai oleh Kyrgyzstan (322). Dari hasil temuan tersebut, terutama untuk konteks aplikasi sains terbukti bahwa banyak peserta didik di Indonesia tidak dapat mengaitkan pengetahuan sains yang dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Data tersebut menunjukan bahwa tujuan pembelajaran sains di Indonesia belum tercapai.Para praktisi di bidang pendidikan selakyanya dapat mengurai lebih detail pengertian literasi sains, bagaimana literasi sains dapat dilatihkan dan bagaimana cara yang tepat agar literasi sains dapat diukur dengan baik. Makalah ini berisikan uraian mengenai pengertian sains, bagaimana kemampuan sains itu dapat dilatihkan dan menguraikan alat ukur yang tepat mengenai literasi sains.

2. Pembahasana. Pengertian Literasi SainsSecara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek hurufaau gerakan bemberantasan buta huruf. Kata sains berasal dari kata science yang berarti ilmu pengetahuan.PISA (Programme for International Student Assesment) mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka mengerti serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang terjadi pada alam sebagai akibat manusia (Witte, 2003). Literasi sains atau scientific literacy didefinisikan PISA sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Literasi sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa, apakah meneruskan mempelajari sains atau tidak setelah itu. Berpikir ilmiah merupakan tuntutan warganegara, bukan hanya ilmuwan. Keinklusifan literasi sains sebagai suatu kompetensi umum bagi kehidupan merefleksikan kecenderungan yang berkembang pada pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan teknologis.Sedangkan Holbrook (2009) dalam jurnalnya The meaning of science, menyatakan literasi sains berarti penghargaan pada ilmu pengetahuan dengan cara meningkatkan komponen-komponen belajar dalam diri agar dapat memberi kontribusi pada lingkungan sosial. Berdasarkan pernyataan diatas literasi sains memiliki arti luas, setiap kalangan dapat memberikan kontribusi dalam mengartikan literasi sains. Setiap kalangan umur memberikan kontribusi terhadap teknolgi berdasarkan tingkat pemahaman yang dimilikinya.Literasi sains juga merupakan pengetahuan tentang manfaat dan kerugian sains (Shamos, 1995). Pengertian lain literasi sains adalah sikap pemahaman terhadap sains dan aplikasinya (Shortland, 1988; Eisenhart, Finkel & Marion, 1996; Hurd, 1998; De Boer, 2000), kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains dalam upaya memecahkan masalah (NRC, 1996), kemampuan untuk berfikir secara ilmiah (De Boer, 2000), serta kemampuan untuk berfikir kritis tentang sains untuk berurusan dengan keahlian sains (Shamos, 1995; Korpan, et al., 1997).b. Dimensi Literasi SainsDalam rangka mentransformasikan definisi literasi sains ke dalam penilaian (assessment) literasi sains,PISAmengidentifikasi tiga dimensi besar literasi sains, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui akitivitas manusia. Dan, konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi lahan bagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, seperti misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi dan iklim dalam konteks global.PISAlebih lanjut mengelaborasi dimensi-dimensi literasi sains tersebut menjadi komponen-komponen utama yang akan dinilai. Komponen-komponen yang dipilih serta alasan bagi pemilihan komponen tersebut dipaparkan di bawah ini.1) Proses SainsPISAmemandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang ada. Alasan ini yang menyebabkanPISAmenetapkanlima komponen proses sains berikut ini dalampenilaianliterasi sains.a) Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara menyajikan suatu situasi yang di dalamnya pertanyaan dapat dijawab secara ilmiah dan kemudian meminta pertanyaan itu diidentifikasi, atau menyajikan sejumlah pertanyaan dan menanyakan pertanyaan mana yang dapat dijawab dengan penyelidikan sains.b) Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperleh bukti itu. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara memaparkan suatu penyelidikan dan meminta anak mengidentifikasi bukti yang diperlukan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk memperoleh bukti yang valid.c) Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu. Kemampan ini dapat dinilai dengan menyediakan paparan suatu penyelidikan dan kesimpulan yang dihasilkan dari penyelidikan itu, kemudian menanyakan kesimpulan atau alternatif kesimpulan mana yang sesuai dengan bukti yang diperoleh pada penyelidikan.d) Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara menyajikan suatu situasi yang memerlukan informasi atau bukti dari pelbagai sumber untuk diintegrasikan oleh anak dalam menunjang kesimpulan yang diberikan. Dalam hal ini titik berat diberikan pada kejelasan komunikasi daripada kesimpulan yang dikomunikasikan.e) Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya. Proses ini tidak hanya menyebutkan kembali pengetahuan, tetapi juga memperlihatkan relevansi pengetahuan itu atau menggunakannya untuk memprediksi atau menmberikan penjelasan. Kemampuan ini dapat dinilai dengan meminta penjelasan atau prediksi tentang situasi, fenomena atau peristiwa yang diberikan.2) Konten SainsLiterasi sains memerlukan pemilikan pengetahuan tentang fakta, peristilahan dan konsep sains, serta pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan hukum sains. Oleh karenanya pengembangan pengetahuan dan pemahanan sains menjadi komponen penting dalam pendidikan sains. Namun demikianPISAtidak secara khusus membatasi cakupan pengetahuan dalamPISAhanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains di sekolah.PISA melibatkan pengetahuan yang penting untuk literasi sains, termasuk pengetahuan sains yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber lain di sekitar anak di samping dari pembelajaran di sekolah. Konsep-konsep sains dalamPISAdipilih dari bidang-bidang biologi, fisika, kimia, serta bumi dan antariksa, yang dapat digunakan secara integratif dalam mengembangkan gagasan untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi di sekitar. Keterbatasan waktu pengetesan menyebabkanPISAtidak mungkin memuat semua konsep yang memenuhi kriteria di atas, melainkan sampel-sampel konsep sains yang terkait erat pada tema-tema utama berikut:a) Struktur dan sifat materib) Perubahan atmosferc) Perubahan fisis dan perubahan kimiad) Transformasi energie) Gayadan gerakf) Bentuk dan fungsig) Biologi manusiah) Perubahan fisiologisi) Keragaman mahluk hidup (biodiversitas)j) Pengendalian genetikk) Ekosisteml) Bumi dan tempatnya di alam semestam) Perubahan geologis3) Konteks Aplikasi SainsDefinisi modern tentang literasi sains menekankan pentingnya mengenal dan memahami konteks aplikasi sains, serta mampu mengaplikasikan sains dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapinya, baik yang terkait pada diri pribadi anak (contohnya makanan), komunitas lokal tempat anak berada (contohnya pasokan air), maupun kehidupan di muka bumi secara lebih global (contohnya pemanasan global).PISAmembagi bidang aplikasi sains ke dalam tiga kelompok berikut:a) Kehidupan dan kesehatanb) Bumi dan lingkunganc) TeknologiMasalah dan isu sains dalam bidang-bidang di atas dapat terkait pada anak sebagai individu, bagian dari komunitas lokal, serta warga dunia, atau ketiganya sekaligus. Situasi-situasi nyata yang menjadi konteks aplikasi sains dalam penilaianPISAtidak diangkat dari materi yang umumnya dipelajari di kelas dan laboratorium, melainkan diangkat dari kehidupan sehari-hari, sebagaimana diilustrasikan pada Tabel 1.

Tabel 1Konteks Aplikasi SainsPISARelevansiBidang Aplikasi

Kehidupan dan KesehatanBumi dan LingkunganTeknologi

Pribadi,Komunitas,GlobalKesehatan, penyakit dan gizi.Pemeliharaan dan keberlanjutan spesiesKesalingbergantungan antara sistem fisik dan sistem biologisPencemaranPembetukan dan perusakan tanahCuaca dan iklimBioteknologiPenggunaan material dan pembuangan sampahPenggunaan energiTransportasi.

c. Indikator literasi sains PISA mentapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yaitu proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains.. PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains sekolah, namun pengetahuan ini dapat pula bersumber dari sumber-sumber yang lain. Konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi lahan bagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains. Dalam kaitan ini PISA membagi bidang aplikasi literasi sains dalam beberapa kelompok, yaitu; kehidupan dan kesehatan, bumi dan lingkungan, serta teknologi.Tiga dimensi versi PISA juga bisa dijadikan acuan dalam penyusunan indikator ketercapaian literasi sains siswa pada proses pembelajaran di sekolah. Dimensi-dimensi diatas tinggal disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Berikut adalah tabel indikator kemampuan literasi sains yang diadaptasi dari kuosioner literasi sains PISA 2006.

Tabel 2Indikator Literasi Sains PISANo.Variabel BidangIndikator

1. Latar Belakang Siswa1) Pendidikan Ibu2) Pendidikan Ayah

2.Variabel Sikap terhadap Sainsa. Dukungan terhadap penyelidikan sains

1) Nilai sains umum2) Nilai sains personal

b. Kepercayaan diri1) Self-efficay2) Self-concept

c. Minat sains1) Minat sains secara umum2) Kesukaan terhadap sains3) Motivasi belajar sains4) Motivasi berorientasi masa depan5) Kegiatan yang berkaitan dengan sains

d. Tanggungjawab terhadap lingkungan1) Kesadaran akan masalah lingkungan2) Perhatian terhadap masalah lingkungan3) Harapan akan masalah lingkungan4) Tanggungjawab terhadap pembangunan

3.Variabel Strategi Belajar/Mengajar Sains1) Penggunaan fenomena mengilustrasikan topik2) Problem based learning3) Penyelidikan lab

4.Karir yang Berhubungan dengan Sains1) Karir yang berkaitan dengan sains2) Informasi karir berkaitan dengan sains

5.Lama Waktu untuk Belajar Sains1) Waktu untuk belajar sains di sekolah2) Waktu untuk les sains

3) Kategori Kemampuan Literasi SainsDalam pengukuran tingkat literasi sains, maka tes kemampuan literasi sains dan pedoman pengkategorian jawaban siswa disusun berdasarkan tingkat literasi sains. Tes dan pedoman pengkategorian kemampuan literasi sains siswa diadaptasi dari Soobard & Rannikmae (2011) disusun seperti pada Tabel 6.

Tabel 3Kategori Jawaban Siswa Menurut Tingkat Literasi Sains

TingkatDeskripsi

Nominal Siswa setuju dengan apa yang dinyatakan orang lain tanpa adanya ide-ide sendiri. Siswa mengunakan/memanfaatkan dan menuliskan istilah ilmiah, namun tidak mampu untuk membenarkan istilah atau mengalami miskonsepsi.

Fungsional Siswa mampu mengingat informasi dari buku teks misalnya menuliskan fakta-fakta dasar, tetapi tidak mampu membenarkan pendapat sendiri berdasarkan pada teks atau grafik yang diberikan.Siswa bahkan mengetahui konsep antar disiplin, tetapi tidak mampu menggambarkan hubungan antara konsep-konsep tersebut.

Konseptual/ProseduralSiswa memanfaatkan Konsep antar disiplin ilmu dan menunjukkan pemahaman dan saling keterkaitan. Siswa memiliki pemahaman tentang masalah,membenarkan jawaban dengan benar informasi dari teks, grafik atau tabel. Siswa mampu menganalisis alternatif solusi.

MultidimensionalSiswa memanfaatkan berbagai konsep dan menunjukkan kemampuan untuk menghubungkan konsep-konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Siswa mengerti bagaimana ilmu pengetahuan, masyarakat dan teknologi yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Siswa juga menunjukkan pemahaman tentang sifat ilmu pengetahuan melalui jawabannya.

3. Penelitian yang RelevanNoviyanti, Linda et. al dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Instrumen Self dan Peer Assessment Berbasis Literasi Sains di Tingkat Sma menyimpulkan bahwa instrumen self dan peer assessment berbasis literasi sains dapat mengakses kemampuan peserta didik pada aspek-aspek literasi sains. Kemudian Astuti, Widi Puji et. al dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains Pada Materi Sistem Ekskresi menyimpulkan bahwa Instrumen autentik meningkatkan indeks gain meskipun tidak terlalu signifikan. Selanjutnya Ngertini, N et. al dalam penelitiannya yang berjudu Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Literasi Sains Siswa Kelas X Sma Pgri 1 Amlapura menyimpulkan bahwa model pembelajaran inquiri terbimbing memberikan pencapaian pemamahan konsep lebih optimal dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Dan Suciati, Sudarisman dalam penelitiannya yang berjudul Tugas Rumah Berbasis Home Science Process Skill (Hsps) Pada Pembelajaran Biologi Untuk Mengembangkan Literasi Sains Siswa menyimpulkan bahwa tugas rumah berbasis HSPS memiliki banyak keunggulan-keunggulan, sehingga sangat tepat untuk dijadikan alternatif solusi dalam mengembangkan KPS peserta didik dalam pembelajaran biologi secara non-formal, dalam upaya mewujudkan literasi sains

4. Kisi-Kisi Instrumen Literasi SainsBerikut ini adalah kisi-kisi instrumen yang disusun berdasarkan soal-soal uji instrumen PISA.

Tabel 4KISI-KISI InstrumenNo.Indikator Proses TemaArea Pertan-yaan Penskoran

1. Penggunaan fenomena mengilustrasikan topikDemonstrasi pengetahuan dan pemahamanPengenda-lian genetisSains tentang kehidupan dan kesehatan11:jawaban A0:jawaban selain A

Demonstrasi pengetahuan dan pemahamanBentuk dan fungsiSains tentang kehidupan dan kesehatan22:jawaban D1:jawaban C0:jawaban selain C dan D

Mengenal pertanyaanPengendalian genetisSains tentang kehidupan dan kesehatan33:alasan (b) kategori tidak ilmiah2:alasan (a) kategori ilmiah1:alasan (b) kategori ilmiah0:alasan (a) kategori tidak ilmiah

5. Contoh InstrumenBacalah artikel surat kabarini danjawablah pertanyaan-pertanyaanberikut!

MESIN TIRUAN UNTUK KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP

Tanpa diragukanlagi, jikaseandainyaada pemilihan binatang tahun 1997,Dolly mungkin akan jadi pemenang. Dolly adalah seekor domba dari Scotlandiayang kamu lihat padafoto. Tapi Dolly bukan sekedar seekor dombabiasa. Dia itu merupakan klon dari domba lain. Klon artinya salinan atau tiruan. Kloningartinyamengkopidarisuatutiruaninduktunggal.Parasaintis telah berhasil menciptakan seekor domba (Dolly) yang identikdengan domba yang berfungsi sebagaitiruan induk. Seorang saintis dari Scotlandia, Ian Wilmuttelah merancang mesin tiruan untuk domba itu. Diamengambil bagian yang sangat kecil sekali dari kambing seekor dombadewasa (domba 1).Dari bagiankecil itu dia memindahkan inti selnya, kemudian dia mentransfer inti sel itu kedalam sel telur domba betina lain (domba 2). Tetapi dengan terlebih dahulu diamemindahkan dari sel telur itu semua materi yang akan menentukan karakteristik domba 2 dalam seekor bayi domba yang dihasilkan dari sel telur itu. IanWilmutmenanamkan sel telur domba 2 yang telah termanipulasi itu ke dalam domba betina lain (domba 3). Domba 3menjadi hamil dan kemudian mempunyai bayidomba:Dolly. Beberapa saintis beranggapan bahwa dalam beberapa tahun ini,akan dimungkinkan untuk mengklon manusia juga. Tetapi banyak pemerintah telah memutuskan untuk melarang kloning manusia karena hukum.

Gambar Domba Doly

Pertanyaan 1: KloningDengan domba yang manakah Dolly identik? A.domba1B.domba2C.domba3D.ayahDolly

Pertanyaan 2: KloningPada baris ke-9 , bagian dari kambing yang digunakan itu dilukiskan dengan bagian yang sangat kecil. Dari teks artikel itu kamu dapat menentukan bagian yang sangat kecil itu.Bagian yang sangat kecil itu adalah:A. SelB. GenC. NukleusD. Kromosom

Pertanyaan 3: KloningPada kalimat terakhir artikel itu, dinyatakan bahwa banyak pemerintah telah memutuskan untuk melarang kloning manusia karena hukum. Dua alasan yang mungkin untuk keputusan ini disebutkan di bawah ini. Apakah alasan ini merupakan alasan ilmiah? Lingkri Ya atau Tidak untuk masing-masing alasan!Alasan Ilmiah?

Manusia klon akan lebih sensitif terhadap penyakit daripada manusia normal (a)Ya / Tidak

Manusia tidak harus mengambil alih peran Pencipta (b)Ya / Tidak

6. KesimpulanSecara harfiah literasi berasal dari Literacy (dari bahasa inggris) yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Kata sains berasal dari Science (dari bahasa inggris) yang berarti ilmu pengetahuan. Salah satu indikator keberhasilan siswa menguasai berpikir logis, berpikir kreatif, dan teknologi dapat dilihat dari penguasaan Literasi Sains siswa dari Program PISA.

7. Daftar Pustaka

Astuti, Linda et. al. 2014. Pengembangan Instrumen Self dan Peer Assesment Berbasis Literasi Sains di Tingkat SMA. April, I. Semarang.

Haris, Abdul. (2014). Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa Pada Konsep IPA. (September). Gorontalo.

Ngertini, N et. al. 2013. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemempuan Pemahaman Konsep dan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA PGRI Amlapura. Volume IV. Bali.

Novianti, Linda et. al. 2014. Pengembangan Instrumen Self dan Peer Assesment Berbasis Literasi Sains di Tingkat SMA. April, I. Semarang.

PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrows World Volume 1-analysis.OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/statistics/statlink. [ 08 April 2015].

Sofanismath. 2011. Shofan Matematics. [online]. Tersedia: http://mathematicshofan.blogspot.com/2011/11/contoh-soal-pisa.html. [08 April 2011]

Sudarisman, Suciati. 2008. Tugas Rumah Berbasis Home Science Process Skill (HSPS) pada Pembelajaran Biologi untuk mengembangkan Literasi Sains Siswa. Surakarta.

Yusuf. S. (2003). Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.[Online]. Tersedia: http://www.p4tkipa.org. [08 April 2015].

Zuriyani, Eris. (2011). Literasi Sains dan Pendidikan. PDF.