upaya meningkatkan literasi sains siswa melalui …

203
UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN PETA KONSEP PADA MATA PELAJARAN FISIKA SKRIPSI DEWI NOVITA SARI NIM. TF161150 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BERBANTUAN PETA KONSEP

PADA MATA PELAJARAN

FISIKA

SKRIPSI

DEWI NOVITA SARI

NIM. TF161150

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

i

UPAYA PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BERBANTUAN PETA KONSEP PADA

MATA PELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk memperoleh gelar

Strata 1 (S1) Sarjana Pendidikan

DEWI NOVITA SARI

NIM : TF161150

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

ii

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Jl.lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

36363

Telp/Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

Hal : NOTA DINAS

Lampiran :

Kepada

Yth Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi

saudara :

Nama : Dewi Novita Sari

NIM : TF.161150

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Literasi Sains Siswa melalui Model

Pembelajaran Group Investigation berbantuan Peta Konsep pada Mata

Pelajaran Fisika.

Sudah dapat di ajukan kembali kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pedidikan Guru Fisika.

PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halaman

- 1 Dari 2

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

iii

Dengan ini kami berharap agar Skripsi atau tugas akhir saudara tersebut diatas agar

segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Jl.lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

36363

Telp/Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

Hal : NOTA DINAS

Lampiran :

Kepada

Yth Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi

saudara :

Nama : Dewi Novita Sari

NIM : TF.161150

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Literasi Sains Siswa melalui Model

Pembelajaran Group Investigation berbantuan Peta Konsep pada Mata

Pelajaran Fisika.

Sudah dapat di ajukan kembali kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pedidikan Guru Fisika.

PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halaman

- 1 Dari 2

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

v

Dengan ini kami berharap agar Skripsi atau tugas akhir saudara tersebut diatas agar

segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

vi

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN

KEGURUAN

Jalan Lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang

Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363 Telp/Fax : (0741)

583183 - 584118 website : www.iainjambi.ac.id

PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Literasi Sains Siswa Melalui

Model Pembelajaran Group Investigations Berbantuan Peta Konsep Pada Mata

Pelajaran Fisika” yang telah dimunaqasahkan oleh Sidang Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan(FTK) UIN STS Jambi pada:

Hari : Selasa Tanggal : 21 April 2020

Jam : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Di rumah

(secara online) Nama

:DewiNovit

a Sari

NIM : TF.161150

Judul :Upaya Meningkatkan Literasi SainsSiswa Melalui Model

Pembelajaran

Group Investigations Berbantuan PetaKonsep Pada Mata Pelajaran Fisika.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

vii

telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang di atas dan telah diterima sebagai

bagian dari persyaratan Pengesahan Perbaikan Skripsi.

Mengetahui, Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Hj. Fadlillah NIP. 19670711 1992 03 2 004

PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

No Nama Tandatangan Tanggal

1 Boby Syefrinando, M.Si

(Ketua Sidang)

30 Mei 2020

2 Dr. H. Salahuddin, M.Si

(Sekretaris Sidang)

29 Mei 2020

3 Drs. Rizalman, M.Pd

(Pembimbing I)

21 Mei 2020

4 Dr. Sukarno, M.Pd.I

(Pembimbing II)

29 Mei 2020

5 Rahmi Putri Wirman, M.Si

(Penguji I)

19 Mei 2020

6 Nova Kafrita, M.Pd

(Penguji II)

15 Mei 2020

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

viii

PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian skripsi bukan hasil

karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,

saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku.

Jambi, 3 Februari 2020

Materai 6000

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

ix

Dewi Novita Sari

NIM TF.161150

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk keluarga teruma kedua orang tua

tercinta. Ayah handa Abdul Wahab dan ibunda Nuriah yang selalu mendo’akan

dan telah memberikan semua kasih sayang, cinta, waktu, materi yang selalu

tercukupi dalam pendidikan kepada anak semata wayang nya ini. Teruntuk

Ayahanda semoga apa yang ku dapat hari ini bisa membayar sedikit dari

takhingganya keringat jerih payah mu dan untuk ibundaku semoga dengan

pencapaian ku ini bisa membalas sedikit dari ribuan Doa dan seluruh cinta

tulusmu, meskipun itu semua tidak bakal bisa ku bayar dalam bentuk apapun, dan

antara doamu Tuhan Kabulkan dengan terselesainya perkuliahanku, terimakasih

tak hingga ku ucapkan semoga selalu dalam lindunganNya dan keluarga kecil kita

bisa berkumpul diantara orang-orang beriman. Aamiin.

Skripsi ini juga ku persembahkan untuk kedua dosen pembimbingku yang

telah mencurahkan tenaga dan fikiran demi selesainya skripsi ku ini beliau adalah

bapak Drs.Rizalman, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr.Sukarno,

M.Pd.I terimakasih yang luar biasa ku ucapkan tidak lagi sebatas dosen

pembimbing namun sudah seperti orang tua ku sendiri, semoga selalu diberikan

keberkahan disetiap langkah didunia dan di Akhirat, Aamiin.

Serta aku persembahkan untuk orang yang tidak kalah pentingnya dalam

hidupku, M.akbar Yani S.H yang selalu ada disampingku menemaniku,

menyemangatiku, membantuku, dalam bentuk do’a dan materi. Serta Sahabat

(Afdila Miranda, Nurlaini, dan Nurhikmah) yang selalu memberikan semangat

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sahabatku di bangku perkuliahan

terkhusus Fisika A dan Fisika B angkatan 2016, yang selalu mendukung disetiap

langkahku semoga kesuksesan dan keridhoan selalu mengikuti langkah kita

semua, dan semoga keikhlasan dan dukungan mereka menumbuhkan semangat

aku untuk terus maju.Semoga pengorbanan dan cinta kasih yang telah diberikan

membuahkan rahmat dan berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

x

MOTTO

يجاهد لنفسهومن جاهد فإنما

Artinya, "Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan

tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri" (Qs. Al-Ankabut: 6)

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, TuhanYang Maha'Alim

yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga

skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa bagi

manusia.

Penelitian ini risalah pencerahan dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas

Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah

memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua Orang Tua Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang tak hentinya memberi

support hingga penulis sampai ke titik sekarang ini.

2. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi asy’ari MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

3. Ibu DR. Hj Fadlillah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Boby Syefrinando selaku Ketua Prodi sekaligus Pembimbing Akademik

dan Bapak Ir.Shalahuddin Selaku Sekprodi

5. Bapak Drs.Rizalman, MP.d selaku dosen Pembimbing I dan Bapak

Dr.Sukarno, M.Pd.I sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan watu dan

mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak H.Ambok Pera Afrizal, MA selaku kepala sekolah MAN 2 Kota Jambi

yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data

dilapangan.

7. Sahabat-sabahat mahasiswa Fisika angkatan 2016 lokal A dan B Serta kakak

tingkat dan adik-adik sekalian.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xii

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 3 Februari 2020

Dewi Novita Sari

NIM TF.161150

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xiii

ABSTRAK

Nama : Dewi Novita Sari

Jurusan : Tadris Fisika

Judul : Upaya Meningkatkan Literasi Sans Siswa melalui model

pembelajaran Group Investigation Berbantuan Peta Konsep Pada

mata pelajaran fisika

Penelitian ini membahas tentang model pembelajaran Group Investigation pada

mata pelajaran Fisika untuk meningkatkan Literasi Sains Fisika di Sekolah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi. Fokus penelitian ini yaitu pada aspek

Literasi Sains siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana peningkatan literasi sains siswa setelah kegitan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran berbantuan peta konsep di MAN 2 Kota

Jambi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan

selama2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 24 siswa. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes. Hasil penelitian ini

menunjukkan kualitas Literasi Sains siswa pada mata pelajaran Fisika melalui

model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep meningkat di

setiap siklus. persentase ketuntasan hasil literasi sains siswa dari prasiklus ke

siklus I meningkat sebanyak 47% kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebanyak 79,6%. dan untuk peningkatan N-Gain indikator literasi

sains prasiklus I ke siklus I pada aspek proses meningkat sebanyak 0,57 dengan

kategori sedang, kemudian untuk aspek konten meningkat sebanyak 1,45 dengan

kaegori tinggi, dan pada aspek konteks meningkat sebanyak 0,22 yang masih

berada pada kategori rendah. Kemudian peningkatan N-Gain dari prasiklus ke

siklus II pada aspek proses meningkat sebanyak 0,67 berada pada kategori sedang

kemudian pada aspek konten meningkat sebanyak 1,37 yang berada pada kategori

tinggi dan pada aspek konteks meningkat sebanyak 0,5 yang berada pada kategori

sedang.

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xiv

Kemudian berdasarkan Lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang

menunjukkan aktivitas siswa dari 70% ke 86% dan aktivitas guru dari 69% ke

83%. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan hasil

Literasi Sains siswa Kelas XI MIA I MAN 2 Kota Jambi meningkat dengan baik

setelah menggunakan model pembelajaran group investigation berbantuan peta

konsep.

Kata Kunci : Fisika, Literasi Sains, Group Investigation, Peta konsep

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xv

ABSTRAC

Name : Dewi Novita Sari

Study Program : Physics education

Title : Efforts to Improve Student Literacy through

learningmodels Investigating Assisted Group Concept

Maps in physics subjects

This study discusses the learning model of Group Investigation in Physics

subjects to improve Physics Science Literacy in Madrasah Aliyah Negeri 2 School

of Jambi City. The focus of this research is on aspects of students' Literacy. The

purpose of this study is to find out how to increase students' scientific literacy

after learning activities using a concept map assisted learning model in MAN 2,

Jambi City. This research is a type of classroom action research (CAR) carried out

for 2 cycles, each cycle consisting of 4 stages, namely: planning, implementing,

observing, and reflecting. Research subjects numbered 24 students. Data

collection techniques are done through observation and tests. The results of this

study indicate the quality of students' Literacy in Physics through group

investigation learning models aided by concept maps increases in each cycle. the

percentage of completeness of students' scientific literacy results from pre-cycle to

cycle I increased by 47% then from cycle I to cycle II increased by 79.6%. and for

the increase in N-Gain indicator of prasiklus I science literacy to cycle I in the

process aspect increased by 0.57 with the medium category, then for the aspect of

content increased by 1.45 with a high category, and in the context aspect increased

by 0.22 which is still in the low category. Then the increase in N-Gain from pre-

cycle to cycle II in the aspect of the process increased by 0.67 in the medium

category then in the aspect of the content increased by 1.37 in the high category

and in the context aspect increased by 0.5 in the medium category.

Keywords: Physics, Science Literacy, Group Investigations, Concept Maps

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

NOTA DINAS ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. vi

PERNYATAAN ORISINILITAS ...................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix

MOTTO............................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

ABSTRAC ........................................................................................................ xv

DAFTAR ISI .................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian .............................................................................................. 1

C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

1. Tujuan penelitian ................................................................................. 7

2. Manfaat penelitian ............................................................................... 7

E. Batasan Masalah.............................................................................................. 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat belajar dan Pembelajaran ................................................................... 9

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xvii

B. Pembelajaran Fisika disekolah ....................................................................... 11

C. Hasil Belajar.................................................................................................. 13

1. Ranah kognitif ................................................................................... 15

2. Ranah Afektif .................................................................................... 16

3. Ranah Psikomotorik ........................................................................... 16

D. Literasi Sains ................................................................................................. 19

E. Model Pembelajaran ...................................................................................... 23

F. Model Pembelajaran Group Investigation(GI) ............................................... 24

1. Kelebihan Model Pembelajaran Group Investigation.......................... 25

2. Keuntungan Model Pembelajaran Group Investigation....................... 25

3. Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation ........................ 26

G. Peta Konsep. ................................................................................................. 27

H. Penelitian yang relevan .................................................................................. 28

I. Kerangka berfikir .......................................................................................... 31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian .......................................................................................... 34

1. Tempat penelitian .............................................................................. 34

2. Subjek penelitian................................................................................ 34

B. Sasaran Penelitian ......................................................................................... 34

C. Rencana Tindakan ......................................................................................... 34

1. Tahapan penelitian ............................................................................. 34

2. Prosedur penelitian............................................................................. 36

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37

a.Tes .................................................................................................... 37

b.Observasi .......................................................................................... 38

4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 38

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xviii

a. Instrumen Tes Literasi Sains ............................................................. 38

b. Lembar Observasi ............................................................................ 39

5. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39

6. Indikator Keberhasilan Tindakan ....................................................... 41

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian .............................................................. 42

B. Data Umum Madrasah ................................................................................... 43

C. Visi dan Misi Madrasah ................................................................................. 43

1. Visi .................................................................................................... 43

2. Misi ................................................................................................... 43

Struktur Organisasi Madrasah ............................................................................ 44

D. Deskripsi Pelaksanaan ................................................................................... 44

1. Penelitian Prasiklus ............................................................................ 44

3. Penelitian Siklus I .............................................................................. 47

4. Penelitian Siklus II ............................................................................. 58

E. Interprestasi Hasil Analisis Data .................................................................... 69

1. Lembar observasi .................................................................................... 69

2. Hasil Tes ................................................................................................. 70

F. Pembahasan .................................................................................................. 72

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xix

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Indikator Pengukuran Literasi Sains ................................................ 22

TABEL 3.1 Kriteria Nilai N-Gain ...................................................................... 40

TABEL 3.2 Kriteria Presentase N-Gain ............................................................. 41

TABEL 4.1 Data Pergantian Nama Madrasah .................................................... 42

TABEL 4.2 Identitas Marasah ............................................................................ 43

TABEL 4.4 Hasil Prasiklus ................................................................................ 48

TABEL 4.5 Hasil Prasiklus Literasi Sains .......................................................... 45

TABEL 4.6 Distribusi Frekuensi Pretes ............................................................. 46

TABEL 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I ........................................................... 48

TABEL 4.8 Hasil Tes Literasi Sains Siswa Siklus I............................................ 53

TABEL 4.9 Distribusi Frekuensi Siklus I ........................................................... 54

TABEL 4.10 Rata-Rata N-Gain Individu siswa siklus I. ..................................... 56

TABEL 4.11 Rata-rata indikator literasi sains dari pretest - siklus I ................... 57

TABEL 4.12 Jadwal Perencaan Siklus II. ........................................................... 59

TABEL 4.13 Hasil Tes Literasi Sains Siklus II .................................................. 64

TABEL 4.14 Distribusi Frekuensi Siklus II ........................................................ 65

TABEL 4.16 Rata-Rata N-Gain individu siswa siklus II .................................... 67

TABEL 4.17 Rata-rata indikator literasi sains dari pretest - siklus II ................. 69

TABEL 4.18 Rata-rata keseluruhan indikator literasi sains dari pretest –

siklus……………………………………………………………73

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xx

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Berfikir....................................................................... 33

GAMBAR 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 35

GAMBAR 4.1 Struktur organisasi Madrasah ..................................................... 44

GAMBAR 4.2 grafik Distribusi Frekuensi Pretes .............................................. 46

GAMBAR 4.2 grafik Distribusi Frekuensi Siklus I ............................................. 54

GAMBAR 4.2 grafik Distribusi Frekuensi Siklus II............................................ 66

GAMBAR 4.2 Grafik Aktivitas Siswa ............................................................... 71

GAMBAR 4.3 Grafik Aktivitas Guru ................................................................. 71

GAMBAR 4.4 Grafik Hasil Tes Literasi Sains Siswa ......................................... 72

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 4.1 Beaground Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi .................. 87

LAMPIRAN 4.2 Keadaan Gedung MAN 2 Kota Jambi ..................................... 90

LAMPIRAN 4.3 Hasil Prasiklus ........................................................................ 91

LAMPIRAN 4.4 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ............................................. 92

LAMPIRAN 4.5 Lembar Aktivitas Guru Siklus I ............................................... 93

LAMPIRAN 4.6 Hasil Tes Literasi Sains siswa Siklus I .................................... 95

LAMPIRAN 4.7 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ............................................ 96

LAMPIRAN 4.8 Lembar Aktivitas Guru Siklus II ............................................. 97

LAMPIRAN 4.9 Hasil Tes Literasi Sains siswa Siklus II ................................... 99

LAMPIRAN 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................ 100

LAMPIRAN 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II. .......................... 112

LAMPIRAN 7 Kisi-Kisi Soal Pretest............................................................... 119

LAMPIRAN 8 Soal Pretes ............................................................................... 125

LAMPIRAN 9 Kunci jawaban Pretest ............................................................. 130

LAMPIRAN 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siklus I ...................... 133

LAMPIRAN 11 Soal Tes Literasi Sains Siklus 1.............................................. 146

LAMPIRAN 12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siklus II ..................... 151

LAMPIRAN 13 Soal Tes Literasi Sains Siklus II ............................................. 158

LAMPIRAN 14 Surat Izin Penelitian ............................................................... 161

LAMPIRAN 15 Surat pernyataan Telah Melakukan Penelitian ........................ 162

LAMPIRAN 16 Dokumentasi Penelitian.......................................................... 163

LAMPIRAN 17 Hasil Validasi Instrumen ........................................................ 171

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini negara Indonesia sedang berada di era globalisasi yang

berkembang begitu pesat, seiring dengan perkembangan tersebut maka semakin

besar pula tuntutan kedepannya terutama pada Dunia Pendidikan. Indonesia

merupakan negara yang tingkat pendidikannya relative rendah dibandingkan

negara-negara lainnya terutama dibidang literasi sains. Berdasarkan hasil studi

literasi sains yang diadakan oleh PISA (Programme for International Student

Assessment 2015), tergambar bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bersaing

di tingkat Internasional masih harus lebih ditingkatkan. Dalam beberapa periode

tahun terakhir ini Indonesia menempati peringkat bawah di antara negara-negara

peserta studi literasi lainnya, Indonesia pertama kali mengikuti PISA pada tahun

2000. Indonesia berada di urutan ke 38 dari 41 negara yang terlibat dengan rata-

rata 377. Pada hasil PISA mengenai literasi membaca, Indonesia mendapat

peringkat ke 39 membaca skor 371. Selanjutnya Pada tahun kedua di

selenggarakannya PISA yaitu 2003 yang diikuti oleh 40 negara, literasi membaca

Indonesia mendapat skor 382. Hal ini menunjukkan peningkatan literasi membaca

kala itu. Tahun-tahun selanjutnya di laksanakan pada tahun 2003, 2006, 2009,

2012, dan 2015. Jumlah negara yang turut serta pun semakin bertambah. Tahun

2015, negara yang mengikuti PISA ada 72 negara. Dari hasil tes, literasi membaca

Indonesia mengalami puncak pada tahun 2009 yaitu dengan skor 402,namun

tahun 2012 mengalami penurunan skor menjadi 396 dan tahun 2015 mengalami

kenaikan 1 skor menjadi 397.

Hasil tes PISA pada tahun 2015 Indonesia masih berada di 10 besar

peringkat terbawah yaitu peringkat 62 dari 72 negara dengan rata-rata skor 395.

Hal yang menarik adalah dari ketiga aspek literasi yaitu membaca, kemampuan

matematika, dan kemampuan sains meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun

2012. Tingkat literasi Indonesia dinilai relatif rendah terlihat dari skor PISA yang

masih di bawah rata-rata negara OECD. Skor PISA Indonesia bahkan kalah dari

negara Vietnam. Kemudian laporan terakhir tes PISA tahun 2018 yang rilis pada

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

2

tanggal 3 Desember 2019 hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

membaca Indonesia berada pada peringkat 6 dari bawah yakni peringkat 74

dengan skor rata-rata 371. Kemudian kemampuan Matematika Indonesia

menduduki peringkat ke 7 dari bawah atau 73 dengan skor rata-rata 379 dan

begitupun dengan kemampuan sains Indonesia yang mana berada pada peringkat

6 dari bawah atau peringkat 73 dari 80 negara dengan skor rata-rata 396 dari

standar skor yang telah ditetapkan yaitu 500 (OECD PISA: 2018)

Literasi sains adalah suatu pengetahuan mengenai sains yang menjadikan

pengetahuan ilmiah sebagai landasan berfikir dan mampu merumuskan tentang

hubungan antara fenomena alam dan manusia yang diakhiri dengan penarikan

kesimpulan. Brown dan Reveles (2005) berpendapat bahwa literasi sains adalah

sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep sains seseorang yang

dibutuhkan untuk suatu proses dalam mengambil keputusan dan berpartisipasi

dalam kepentingan umum. Oleh karena itu, literasi sains menjadi fokus tujuan

utama dalam pendidikan sains (American Association for the Advancement of

Science [AAAS], 1993; National Research Council [NRC], 1996; DeBoer, 2000).

Literasi sains ini penting karena dapat membantu sikap siswa dalam

menyikapi dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan sains

dalam kehidupannya. Seperti yang dikatakan Brown dan Reveles (2005)

menyebutkan bahwa literasi sains itu penting karena dengan literasi sains siswa,

dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sains mereka untuk dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu dan warga negara.

Kemampuan sains yang sudah dimiliki peserta didik bisa untuk diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi

dikehidupan sehari-hari karena bisa membuat siswa dapat menyikapi serta berfikir

secara logis mengenai persoalan sains yang terjadi di kehidupannya. Salah satu

bidang sains yang diajarkan disekolah yaitu fisika.

Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang sangat banyak digunakan

sebagai dasar dari ilmu-ilmu lainnya, fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala

alam secara keseluruhan baik itu yang sifatnya makroskopik (berukuran besar)

maupun mikroskopik (berukuran kecil). Seperti yang dikatakan Young &

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

3

Freedman (2002) Dalam perkembangannya teori fisika sangat membutuhkan

kreativitas di setiap tahap perkembangannya. Maka dari itu, ilmu fisika

merupakan salah satu mata pelajaran utama di SMA/MA. Fisika merupakan salah

satu mata pelajaran utama, mata pelajaran Fisika merupakan yang banyak ditakuti

oleh siswa karena presepsi-presepsi negatif yang sudah memasuki fikiran mereka,

padahal fisika tidak selalu terpaku pada rumus-rumus seperti sebagian banyak

orang berfikir dan juga tidak selalu tentang teori yang mesti dihafal akan tetapi

fisika berisi banyak konsep yang harus dipahami secara mendalam. Didalam

kegiatan belajar mengajar mempunyai banyak solusi untuk mencapai tuuan

pembelajaran, salah satu solusi yang baik menurut peneliti dengan menggunakan

pendekatan koperatif tipe group investigation

Pendekatan Koperatif tipe group investigation adalah siswa benar-benar

dibimbing untuk memahami dan juga mengerti, dengan cara ketika diberikan

suatu topik permasalahan mereka tidak dianjurkan untuk menyelesaikan sendiri-

sendiri melainkan harus kerja sama satu sama lain mengenai masalah maupun

pertanyaan yang diberikan dan siswa benar-benar dituntut untuk aktif dalam

mencari informasi maupun memberikan informasi. Seperti pendapat Johnson

Dalam (Etin; 2005) yang mendefinisikan bahwa “belajar kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa

bekerjasama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya

dalam kelompok tersebut”. Group investigation sangat tepat karena seorang guru

tidak boleh menganggap semua siswa dikelasnya sama, karena setiap siswa

memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda, dengan adanya group

investigation akan memungkinkan siswa untuk berkalaborasi antar satu sama lain

untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena Group Investigation

diklasifikasikan sebagai metode investigasi kelompok karena tugas-tugas yang

diberikan sangat beragam, mendorong siswa untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi dari beragam sumber, komunikasinya bersifat bilateral

(Huda: 2011). Model pembelajan group Investigation pada penelitian ini

diaplikasikan menggunakan peta konsep, didalam group investigation memiliki

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

4

langkah presentasi didalam presentasi tersebut siswa menyampaikan materi

menggunakan peta konsep untuk membantu efektivitas pembelajaran.

Peta konsep merupakan inti pokok dari penjabaran yang disatukan, guna

mempermudah siswa dalam mengingat dan membantu siswa agar mengerti akar

dari sesuatu yang dipelajari. Sejalan dengan yang dikatakan Trianto (2009), dalam

buku Mendesain Pembelajaran Inovativ Progresif, menyatakan bahwa peta konsep

adalah lusustrasigrafis konkret yang mengidentifikasi bagaimana sebuah konsep

tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lain pada katagori sama. Peta konsep

digunakan karena dianggap lebih efektif untuk memperkuat daya ingat sekaligus

cara untuk lebih memahami apa saja yang sudah dilalui secara runtut dan benar

(Corebima: 2007).

Merujuk pada uraian diatas dapat dipahami bahwa literasi sains, group

investigation serta peta konsep merupakan satu komponen bagi penunjang SDM

unggul, oleh karena itu banyak peneliti memfokuskan diri terhadap hal-hal

tersebut misalnya Hasil penelitian terdahulu tentang profil literasi sains siswa

SMP di kota Purwokerto yang menunjukkan bahwa literasi sains siswa dalam

aspek konten, konteks, maupun proses masih tergolong rendah (Nofiana: 2017).

Rendahnya literasi sains menyebabkan siswa menjadi kurang tanggap terhadap

perkembangan dan permasalahan yang ada di sekitar lingkungan terutama yang

berkaitan dengan fenomena alam, keunggulan lokal daerah, maupun permasalahan

yang ada di lingkungan sekitar, penelitian tentang penerapan pembelajaran

berbasis keunggulan lokal m endapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan literasi

sains pada aspek konten, konteks, maupun proses sains siswa (Nofiana 2017).

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan peningatan kualitas literasi sains

dengan menggunakan cara atau model pembelajaran yang berbeda dari yang

dilakukan peneliti sebelumnya. Yaitu menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation.

Penelitian mengenai Group investigation pernah dilakukan oleh Wijayanti

(2012) yang hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas proses

pembelajaran baik siswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing maupun

Group Investigation tergolong baik. Model pembelajaran kooperatif tipe Group

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

5

Investigations yang berorientasi konstruktivis akan lebih menguntungkan bagi

siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maupun motivasi berprestasi

rendah karena pada prinsipnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk

membangun konsep atau pengetahuannya berdasarkan pengetahuan awal yang

telah didapatkan melalui pengalaman siswa akan lebih senang diberikan

kebebasan menghadapi tantangan dengan kompetesi bersama teman-temannya

melalui diskusi tentang konsep awal yang dimilikinya untuk memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan awal mereka dijadikan

dasar untuk mengembangkan pembelajaran, hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukaan oleh Ausubel dalam (Dahar: 1988).

Kemudian catatan dalam bentuk peta konsep juga sangat baik digunakan

seperti hasil penelitian Holbrook (2009) menyatakan pembelajaran sains selama

ini kurang relevan dan populer di mata para siswa.Hal ini disebabkan karena

kurikulum lebih banyak menempatkan materi subyek terlebih dahulu namun tidak

pada pengaplikasiannya. Dengan adanya catatan dalam bentuk peta konsep akan

mampu menambah kemampuan berfikir siswa serta menambah semangat siswa

untuk menghubungkan konsep-konsep awal yang dimiliki dengan temuan-temuan

yang mereka cari secara bersama.

Berdasarkan hasil observasi di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA)

di kota Jambi yang dilakukan di bulan September menyimpulkan bahwa tingkat

Literasi Sains siswa masih relatif rendah. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata yang

diperoleh oleh peneliti yaitu 31,9. Yang mana hasil ini apabila dilihat dari kategori

rendah, sedang dan tinggi, masih berada pada kategori rendah (Rizalman,

Sukarno, Sari: 2020). Observasi dilakukan Salah satunya adalah di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yang merupakan salah satu sekolah unggul yang

berada di sukarejo Kota Jambi, Berdasarkan observasi yang bersumber dari guru

mata pelajaran Fisika menyebutkan bahwa Literasi Sains di MAN 2 Kota Jambi

memang belum familiar dan proses pembelajaran belum mengarah kepada

indikator pencapaian literasi sains, untuk penerapan model pembelajaran pada

mata pelajaran fisika juga belum terealisasi dengan baik, dikarenakan terbatas jam

pembelajaran sehingga memang difokuskan kepada materi yang ingin

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

6

disampaikan oleh guru, sehingga apabila ingin menerapkan model pembelajaran

harus dipersiapkan dan direncanakan dengan matang sesuai dengan jam

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil observasi diatas salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas literasi sains siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang

tepat, yang mana model pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini

adalah Model pembelajaran koperatif tipe group investigation yang akan dibantu

dengan peta konsep. Proses pembelajaran fisika di MAN 2 Kota Jambi belum

menerapkan model pembelajaran group investigation, padahal Group

investigation merupakan model pembelajaran yang sangat memungkinkan untuk

meningkatkan literasi sains siswa, model pembelajaran group investigation

merupakan kelompok kecil yang memungkin siswa aktif secara keseluruhan,

kemudian langkah group investigation mengarah kepada aspek literasi sians yaitu

perencanaan, pengelompokan, penyeledikan, pengorganisasian, presentasi dan

evaluasi. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul upaya meningkatkan literasi

sains siswa melalui model pembelajaran group investigation berbantuan peta

konsep pada mata pelajaran fisika.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana upaya meningkatkan

literasi sains siswa melalui model pembelajaran group investigation berbantuan

peta konsep.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu terhadap Literasi Sains terhadap aspek konteks,

konten dan proses.

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini tetap terarah dan sistematis maka peneliti merumuskan

masalah yang akan dikaji sebagai berikut yaitu bagaimana upaya meningkatan

literasi sains siswa melalui model pembelajaran group investigation berbantuan

peta konsep pada pembalajaran fisika ?

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk menjawab bagaimana upaya meningkatan literasi sains siswa

melalui model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep pada

pembalajaran fisika.

2. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai berikut :

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah untuk menghadapi

tuntutan perkembangan dimasa yang akan datang.

b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan terhadap

SMA/MA dengan menggunakan metode catatan berbasis peta

konsep dan model pembelajaran group investigasion untuk

meningk at literasi sains siswa dalam pembelajaran fisika.

c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan upaya peningkatan literasi

sains siswa serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung

tentang cara meningkatkan kemampuan literasi sains siswa

menggunakan model pembelajaran group investigation berbantuan

peta konsep.

b. Bagi pendidik dan calon pendidik

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran

tentang cara meningkatkan literasi sains khususnya melalui model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep.

c. Bagi anak didik

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

8

Anak didik sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat

memperoleh pengalaman langsung dan menambah wawasan siswa

sesuai dengan tujuan dari penelitian.

d. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program

pembelajaran serta menentukan metode dan media pembelajaran

yang tepat untuk meningkatkan literasi sains siswa.

E. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini tidak meluas dan tidak lari dari tujuan utama maka

sangatlah penting dilakukan pembatasan masalah oleh karna itu peneliti

membatasi masalah ini hanya terfokus pada ada tidaknya peningkatan literasi

sains siswa pada aspek proses, konten dan konteks sains dengan menggunakan

model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep pada mata

pelajaran Fisika, materi gelombang bunyi Kelas XI MIA 1 di MAN 2 Kota

Jambi.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap karena adanya

latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik: 2010) sedangkan menurut Hamzah B.

Uno (2011) belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah

memperoleh informasi yang disengaja. Adapun pengertian belajar menurut

Daryanto & Muljo Rahardjo (2012) adalah suatu proses interaksi antara berbagai

unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta

belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, dan situasi belajar yang

memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

Menurut Sardiman (2011) mendefinisikan belajar dalam dua bagian, yaitu

pengertian secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, dalam arti

sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan

yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Sedangkan menurut Gagne yang dikutip Eveline dan Hartini (2011),

mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku yang relative menetap

yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang

direncanakan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,

kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan, dan lain-lain (Sudjana: 2005).

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

pasal 1 Dalam, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Martinis & Bansu (2012)

kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-

komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai

tambah terhadap adalah komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

10

Dari berapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan agar peserta

didik belajar. Kegiatan atau upaya guru memegang peranan penting sebab gurulah

yang membuat perencanaan, persiapan bahan, sumber, alat, dan faktor pendukung

pembelajaran lainnya, serta memberikan sejumlah pelayanan dan perlakuan

kepada siswa.

Belajar dan pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan

yang mana yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara dalam

Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang standar proses disebutkan bahwa

tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,

menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-

alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran

(standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Upaya merumuskan tujuan

pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa.

Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan

pembelajaran, yaitu:

1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar

mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan

belajarnya secara lebih mandiri.

2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar.

3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media

pembelajaran.

4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.

Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran,

saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. Popham

dan Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan

tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran,

dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini

tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan

pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

11

berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori

dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih

memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan

kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau

performansi.

Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran

ini terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Selanjutnya, Popham dan Baker (2005)

menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan

pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu

menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti

pelajaran. Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (Written plan/RPP),

untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara

sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.

Popham dan Baker (2005) menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam

memilih tujuan pembelajaran, yaitu:

1. Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa

yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara

membelajarkannya.

2. Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di

atas, dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat

menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang

akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada

pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.

B. Pembelajaran Fisika disekolah

Fisika merupakan matapelajaran wajib yang ada di Sekolah Menengah

Atas jurusan IPA karena pembelajaran Fisika merupakan bagian dari pelajaran

ilmu pengetahuan alam, fisika sangat penting untuk Tujuan dasar setiap ilmu

adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum,

kaidah, asas yang dapat diandalkan. Dengan suatu analisa yang tepat dan dapat

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

12

dipercaya akan didapatkan suatu kesimpulan yang tergeneralisasi dalam wujud

hukum, teori, konsep, atau masalah baru yang perlu dipertanggung jawabkan.

Fisika sebagai ilmu merupakan landasan pengembangan teknologi,

sehingga teori-teori fisika membutuhkan tingkat kecermatan dan pemahaman

yang tinggi. Oleh karena itu fisika berkembang dari ilmu yang bersifat kualitatif

menjadi ilmu yang bersifat kuantitatif.Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan

daya prediksi dan kontrol fisika (Mundilarto: 2010). Fisika memiliki karakterisitik

bangun ilmu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum postulat, dan teori.

Sebagai ilmu dasar, fisika memenuhi metodologi keilmuan Tujuan pembelajaran

fisika yaitu untuk menguasai konsep-konsep fisika sendiri dan mampu

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan

Yang Maha Esa.

Ilmu pengetahuan alam secara klasikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu

(1) ilmu-ilmu fisik (physical sciences) yang objeknya zat, energi, dan transformasi

zat dan energi, (2) ilmu-ilmu biologi (biological sciences) yang objeknya adalah

makhluk hidup dan lingkungannya (Kemble: 1966). Pembelajaran fisika yang

harus dikuasi siswa yang utama ialah pemahaman konsep, prinsip dan juga

hukum-hukum yang ada, barulah kemudian siswa diharapkan untuk mampu

menjelaskan serta memahami dengan kata-kata sendiri yang mana maknanya

sama seperti apa yang disampaikan guru sesuai dengan kemampuan siswa itu

sendiri. Namun kebanyakan yang terjadi disekolah-sekolah pembelajaran fisika

yang aktif kebanyakan guru sedangkan siswa pasif sehingga siswa menjadi

ngantuk dan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif, sudah saat

pembelajaran fisika disekolah diterapkan metode yang menjadikan siswa aktif

mencari informasi sehingga mampu menarik kesimpulan berdasarkan penelitian

yang sudah di amati. Selanjutnya belajar fisika yang harus dikembangkan adalah

kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Depdiknas: 2003).

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

13

Hamid dalam (Sulistyono; 1998) mengungkapkan secara garis besar

pembelajaran fisika merupakan proses belajar yang bersifat untuk menentukan

konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan

reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan

rasional. Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilih

strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar

Fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan

proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum

alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, hasil belajar Fisika

merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep

Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk

menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupannya sehari-hari.

C. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar dari segi bahasa yaitu terdiri dari dua kata ‘hasil’

dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang

diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan ; buah. Belajar adalah perubahan

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Secara umum

hasil belajar ialah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar (Abdurrahman: 1999). Anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah

berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Adapun

yang dimaksud dengan belajar ialah “Perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara

individu dengan lingkungan”(Muhammad: 2000). Lebih luas lagi Subrata (1995)

mendefenisikan belajar adalah membawa kepada perubahan, perubahan itu pada

pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru yang terjadi karena usaha dengan

sengaja.

Dari beberapa defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan istilah

“perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan.

Kemudian Mardianto (2012) memberikan kesimpulan Belajar adalah suatu usaha,

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

14

yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis,

dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.

Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara lain

perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan, mengadakan

perubahan sikap, dari sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat

menjadi hormat, perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan

baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang

agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah

masyarakat, mana yang harus dihindari dan mana pula yang harus dipelihara,

perubahan pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu

membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis, tidak

dapat berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya, perubahan dalam hal

keterampilan, misalnya keterampilan bidang olahraga, bidang kesenian, bidang

tekhnik dan sebagainya.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih

baik dari sebelumnya (Purwanto: 2002). Hasil belajar merupakan salah satu

indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku uyang

diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator tercapai

atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang

dicapai oleh siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), dapat dipahami bahwa yang

dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana

siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar

mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol

tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. Dari beberapa teori

di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan

psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

15

Menurut Sudjana (2005) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah

laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, hasil

belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari

dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada

faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom .

Purwanto (2008) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam

kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi

kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam

otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika

diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom secara hirarki

tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana

yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.Enam

tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),

analisis (C4), sintesis (C5)dan evaluasi (C6).

1. Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain

sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui

penjelasan dari kata- katanya sendiri.

3. Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan

ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus-

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

16

rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan

kongkret.

4. Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu

bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu

memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.

5. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian bagian

atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan

terstruktur.

6. Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam

ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah

kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu

situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan

nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.

2. Ranah Afektif

Menurut Kratwohl (Purwanto; 2008) membagi belajar afektif

menjadi lima tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan),

partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan),

organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi

(menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun

secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling

tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai

yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.

3. Ranah Psikomotorik

Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasil

belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari

yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat

dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah.

Simpson (Purwanto: 2008) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik

menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan

(menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing

(meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

17

tanpa model hingga mencapai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan

serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas

(menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli).

Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi

setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan

diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian diatas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku

individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa

menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu.

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor Menurut Slameto (2010)

menerangkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

a. Faktor intern meliputi :

1. Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.

2. Faktor psikologis terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan baik kelelahan secara jasmani maupun kelelahan

secara rohani.

b. Faktor ekstern meliputi:

1. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

18

Prinsip penilaian hasil belajar kurikulum 2013 berbeda dari kurikulum

sebelumnya ada beberapa hal penting sebagai berikut :

1. Sahih maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang

mencerminkan kemampuan yang ingin diukur

2. Objektif, adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru);

3. Adil, suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa

hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki

perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, penilaian dikatakan memenuhi prinsip ini apabila guru yang

merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan

pembelajaran;

5. Transparan, di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan

yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan;

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup segala aspek kompetensi

dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan

demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa;

7. Sistematis, Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan

dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;

8. Akuntabel, penilaian yang proses dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya;

9. Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan

siswa.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria

(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada

kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar

minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan

karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik

peserta didik.Standar penelian K13 lebih kepada prinsip kejujuran yang

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

19

mengedepankan Knowlage, skill dan attitude salah satunya adalah penilaian

otentik yang mana penilaian yang mencakup tiga hal tersebut.

D. Literasi Sains

Literasi adalah satu pengetahuan atau kemampuan yang luas untuk

memecahkan suatu permasalahan yang mendasar pada suatu hal yang bersifat

ilmiah atau real, literasi selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari karena literasi

ini sendiri sangat berguna dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat maka dari

itulah sangat penting adanya upaya meningkatkan literasi. seperti pendapat

National institude for literasi literasi adalah sebagai kemampuan individu untuk

membaca,menulis,berbicara, menghitung, memecahkan masalah pada tingkat

keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Kemudian

dalam Tes literasi yang dilakukan oleh PISA dalam rentang tiga tahun sekali ada

yang namanya literasi sains, literasi sains ini merujuk pada semua kemampuan

yang terkandung dalam literasi itu sendiri.

Literasi sains (Science Literacy) berasal dari gabungan dua kata Latin,

yaitu literatus yang berarti huruf, melek huruf, atau berpendidikan dan scientia

yang artinya memiliki pengetahuan. Paul de Hart Hurt dalam (Adisendjaja; 2007)

adalah orang pertama yang menggunakan istilah literasi sains, menurut Hurt

scienci literacy berarti tindakan memahami sains dan mengaplikasikannya bagi

kebutuhan masyarakat (Toharudin dkk: 2011).

Literasi ilmiah (scientific literacy) menurut NSES (1996) adalah

pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang

diperlukan untuk pengambilan keputusan pribadi, partisipasi dalam hal

kenegaraan dan budaya, dan produktivitas ekonomi. Literasi ilmiah berarti bahwa

seseorang dapat bertanya, menemukan, atau menentukan jawaban atas pertanyaan

yang berasal dari rasa ingin tahu tentang pengalaman sehari-hari.Ini berarti bahwa

seseorang memiliki kemampuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan

memprediksi fenomena alam dari argumen tersebut dengan tepat.

Literasi sains didefinisikan pula sebagai kapasitas untuk menggunakan

pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan

berdasarkan fakta dan data untuk memahami alam semesta dan membuat

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

20

keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. literasi sains

menurut C.E de Boer (1991), orang yang pertama menggunakan istilah literasi

sains adalah Paul de Hurt dari Stanford University. Menurut

Hurt, science literacy berarti tindakan memahami sains dan mengaplikasikannya

bagi kebutuhan masyarakat.

Literasi sains yaitu sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan

ilmiah, kemampuan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, menarik kesimpulan

berdasarkan bukti-bukti yang ada sehingga dapat memahami dan membantu

peserta didik untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia

dengan alam PISA pada tahun 2003 (OECD, 2003). Selanjutnya pada 2006 PISA

menguatkankan penjelasan mengenai literasi sains dalam domain kompetensi

adalah kemampuan untuk mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena

secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah itu dalam kehidupan sehari-hari.

Dan yang pada tahun 2015 PISA menyempurnakan defenisi dari litersi sains

bahwa literasi sains adalah kemampuan untuk menjelaskan fenomena ilmiah,

merancang dan mengevaluasi penelitian ilmiah, serta menginterpretasikan data

dan bukti ilmiah.

Literasi sains penting karena dengan literasi sains siswa, dapat

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sains mereka untuk dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu dan warga negara

(Brown dan Reveles: 2005). Selain itu Brown dan Reveles (2005) mendefinisikan

literasi sains sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep sains seseorang

yang dibutuhkan untuk suatu proses dalam mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam kepentingan umum. Oleh hal tersebut literasi sains menjadi

fokus tujuan utama dalam pendidikan sains (American Association for the

Advancement of Science [AAAS], 1993; National Research Council [NRC], 1996;

DeBoer, 2000).Dalam science for all Americans (1990) yang menyatakan bahwa

untuk proyek dua ribu enam puluh satu pembelajaran sains sebaiknya berfokus

pada pencapaian literasi sains. Dengan demikian literasi sains merupakan

kemampuan yang dianggap penting, karena dengan literasi sains dapat membantu

seseorang untuk mengambil keputusan.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

21

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

literasi sains harus dihubungkan dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari yang nantinya fenomena tersebut akan dianalisis dan ditelaah melalui

kegiatan ilmiah yang berakhir dengan penarikan kesimpulan berdasarkan konsep

yang utuh, pembelajaran yang dilakukan harus memiliki aktivitas sains melalui

kegiatan ilmiah yang akan sekiranya mampu diteliti serta diselesaikan oleh siswa,

sehingga apabila kegiatan berlansung secara baik dan benar akan dapat melatih

literasi sains siswa dengan baik.

Hasil riset PISA juga mengungkapkan adanya variasi perolehan prestasi

literasi sains berdasarkan tiga aspek.

1. Aspek peranan sekolah terbukti berpengaruh terhadap capaian nilai sains

siswa, tercatat para siswa yang mendapat nilai tinggi untuk literasi sains

karena adanya peranan kepala sekolah, yaitu menunaikan

tanggungjawabnya atas tata kelola sekolah yang baik, murid-muridnya

tercatat mencapai nilai yang lebih tinggi dalam hal sains. Jika proporsi

kepala sekolah yang memonitor prestasi murid-murid dan melaporkannya

secara terbuka lebih tinggi, maka angka pencapaian PISA mereka terbukti

lebih tinggi. Disisi lain, proporsi kepala sekolah yang mengeluhkan

kekurangan materi pelajaran lebih tinggi dari negara-negara lain, yaitu

sebesar 33% di Indonesia, 17% di Thailand dan 6% di negara-negara

OECD lainnya.

2. Aspek prestasi sains antara siswa dari sekolah swasta dengan sekolah

negeri menunjukkan perbedaan capaian nilai yang signifikan. Sekitar 4

dari 10 siswa di Indonesia bersekolah di sekolah swasta, secara signifikan

jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata negara OECD dan negara tetangga

seperti Thailand dan Vietnam. Murid-murid Indonesia di sekolah negeri

mencatat nilai 16 poin lebih tinggi di bidang kompetensi sains,

dibandingkan rekan-rekannya di sekolah swasta, dengan

mempertimbangkan latar belakang status sosial ekonomi mereka.

3. Aspek latar belakang sosial ekonomi, dari hasil PISA 2015 menunjukkan,

1 dari 4 responden sampel PISA Indonesia memiliki orangtua dengan

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

22

pendidikan hanya tamat SD atau tidak tamat SD. Jumlah ini merupakan

terbesar kedua dari seluruh negara peserta. Namun jika dibandingkan

dengan siswa-siswa di negara lain yang memiliki orang tua berlatar

belakang pendidikan sama, maka pencapaian sains murid-murid Indonesia

masih lebih baik dari 22 negara lainnya. Tercatat skor sains Indonesia

dalam PISA 2015 adalah 403, jika latar belakang sosial ekonomi negara-

negara peserta disamakan, maka pencapaian skor sains Indonesia berada di

angka 445 dan posisi Indonesia naik sebanyak 11 peringkat.

Hal yang terpenting dari survei benchmarking internasional seperti PISA

ini adalah bagaimana kita melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa yang

dihasilkan dari survei tersebut. Peningkatan capaian yang terjadi harus terus

ditingkatkan dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Bila laju

peningkatan tahun 2012-2018 dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030

capaian kita akan sama dengan capaian rerata negara-negara OECD. Perlu optimis

untuk terus bekerja keras. Adapun indikator pengukuran literasi sains adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 indikator pengukuran literasi sains

NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN

1 mengidentifikasi

pertanyaan ilmiah

1. Siswa mampu mengidentifikasi kata-kata kunci

untuk mencari imformasi ilmiah tentang topic

yang diberikan.

2

Menjelaskan

fenomena secara

ilmiah

1. Mendeskripsikan .

2. Manafsirkan.

3. Memprediksi.

3. Menggunakan bukti

ilmiah

1. Menilai informasi ilmiah

2. Menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.

3. Memilih alternative kesimpulan yang terkait

bukti yang diberikan.

4. Memberikan alasan untuk setuju atau menolak

kesimpulan .

5. Membuat refleksi berdasarkan implikasi social

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

23

dari kesimpulan ilmiah.

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu gambaran yang harus direncanakan

oleh guru yang nantinya dijadikan pedoman ketika berlansungnya kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, model pembelajaran sendiri

mencangkup pola interaksi siswa dengan guru melalui pendekatan strategi,

motode serta teknik pembelajaran yang diterapkan didalam kelas.Arends

(Suprijono: 2013) menyampaikan bahwa dalam suatu model pembelajaran

ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut

tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang

yang disyaratkan.

Menurut Joice& Weil (Isjoni: 2013) model pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan tujuan pembelajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang

sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Sedangkan Istarani (2011) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian

penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah

pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang

digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.

Menurut Amri (2013) Model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki

empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut yaitu:

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

24

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai. Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta

didik dilibatkan secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari

kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi dan karakter.

Sangat banyak model yang bisa digunakan dalam pembelajaran fisika

salah satunya yaitu model pembelajaran koperatif tipegroup invertigation

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Hertiavi (2009) Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada kerja sama dalam penggunaan kelompok

kecil dengan tujuanmemaksimalkan kondisi belajar sehingga mencapai tujuan

belajar. Menurut Istikomah (2006), hal-hal yang harus dipenuhi dalam

pembelajaran kooperatif adalah:

a. Siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka

bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus

dicapai.

b. Siswa menyadari bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah

kelompok, dan berhasil tidaknya kelompok menjadi tanggung jawab

bersama.

c. Siswa harus mendiskusikan masalahnya dengan seluruh anggota

kelompoknya untuk mencapai hasil maksimal

F. Model Pembelajaran Group Investigation(GI)

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan salah

satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 sampai dengan 5 peserta

didik, masing-masing anggota kelompok heterogen menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin, dan suku, peserta didik memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan

penyelidikan atas topik yang dipilih, yang selanjutnya mereka menyiapkan dan

mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas dan diakhiri dengan melakukan

evaluasi dan umpan balik. Peserta didik pada model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan

pengetahuannya tentang fisika yang nantinya akan menambah ilmu literasi sains

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

25

siswa tersebut sesuai dengan kemampuan masing masing dalam mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama

teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok

kecil sehingga sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation akan lebih efektif jika guru memahami

komponen penting dalam pembelajaran kooperatif.

Menurut (Slavin: 2011). Dalam model pembelajaran Group Investigation

guru hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru mengawasi

jalannya investigasi kelompok yang terjadi, untuk melihat apakah mereka dapat

mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam

interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas yang

berkaitan dengan pembelajaran media pembelajaran.

1. Kelebihan Model Pembelajaran Group Investigation

a) Mengupayakan adanya interaksi antar siswa dalam sebuah kelompok

dalam menginvestigasi suatu masalah.

b) Menekankan pada pencapaian tujuan bersama

c) Menciptakan interdependensi positif di kalangan anggota kelompok

d) Memperhitungkan kemampuan masing-masing anggota kelompok

secara adil

e) Tidak membatasi kreativitas siswa

2. Keuntungan Model Pembelajaran Group Investigation

Setiawan dalam (Habsari: 2010) menyebutkan bahwa keuntungan bagi

peserta didik menggunakan model pembelajaran Group Investigation adalah:

a) Keuntungan pribadi: dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas;

memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif; rasa percaya diri

lebih meningkat, dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu

masalah, mengembangkan antusiasme.

b) Keuntungan sosial: meningkatkan belajar bekerjasama, berkomunikasi

baik dengan teman sendiri atau dengan guru, belajar menghargai orang

lain, dan meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

26

c) Keuntungan akademis: peserta didik terlatih untuk bertanggungjawab

dengan jawaban yang diberikan, bekerja secara sistematis

mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang,

merencanakan dan mengkoordinasikan pekerjaannya, mengecek

kebenaran yang mereka buat, selalu berpikir tentang cara atau strategi

yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

3. Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation

a) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Group

Investigation membutukan waktu yang lama

b) Siswa yang belum terbiasa akan mengalami kesulitan

c) Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation.

Langkah-langkah kooperatif yang terdiri dari enam langkah atau fase

sesuai seperti yang telah dikemukakan oleh Shara, dkk (Dalam Trianto, 2009:80).

Fase 1 : Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu masalah umum

yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya, siswa diorganisasikan

menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok -

kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya

heterogen secara akademis maupun etnis.

Fase2 : Perencanaan

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan

tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah dipilih

pada fase pertama.

Fase3 : Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di

dalam fase kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam

aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa

kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar

sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

menawarkan bantuan bila diperlukan.

Fase 4 : Analisis dan sintesis

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

27

Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada

fase ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan

disajikan dengan cara menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan

kepada seluruh kelas.

Fase 5 : Presentasi

Hasil final beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara presentasi kelas.

Fase 6 : Memberikan penghargaan

Kegiatan guru dalam fase 6 adalah mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa, langkah-langkah model cooperative learning

tipe group investigatioan ada 6 tahap : (1) pengelompokan, (2) perencanaan, (3)

penyelidikan, (4) pengorganisasian, (5) presentasi dan (6) evaluasi. Model

pembelajaran group investigation pada penelitian ini akan diaplikasikan

berbantuan dengan peta konsep.

G. Peta Konsep.

Peta konsep merupakan suatu teknis grafis yang dapat membantu kita

untuk mengekplorasi seluruh kemampuan otak sesuai dengan apa yang kita

butuhkan untuk keperluan berfikir dan belajar. Metode peta konsep yang berupa

hasil visualisasi dari simbol atau gambar yang dapat digunakan sebagai suatu

catatan tertulis dan hasilnya akan mudah diingat dalam pikiran. Metode peta

konsep cocok diterapkan pada kelas eksperimen, karena Target dari metode ini

diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dalam membuat peta konsep,

siswa diberikan kebebasan untuk menjelajahi ruang seluas-luasnya, namun siswa

dibatasi pada materi yang disampaikan (Sarmidi: 2012).

Peta konsep merupakan inovasi yang baik dikembangkan untuk membantu

anak lebih cepat dalam mengingat serta menghasilkan pembelajaran bermakna

dalam kelas. Pembelajaran menitik beratkan pada bagaimana proses belajar siswa

dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dahar R (2011)

menyatakan bahwa peta konsep dikembangkan untuk menggali kedalam struktur

kognitif pelajaran dan untuk mengetahui baik bagi siswa maupun guru, melihat

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

28

apa yang diketahui siswa. Kemudian Sugiyanto (2013) menyatakan bahwa peta

konsep menggunakan pengingat visual sensorik dalam suatu pola dari ide-ide

yang berkaitan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan, peta ini

dapat membangkitkan ide-ide orsinil dan memicu ingatan dengan mudah jauh

lebih mudah daripada pencatatan tradisional. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu metode pembelajaran yang

meminta siswa untuk mengaitkan konsep-konsep yang saling berhubungan dalam

bentuk gambar atau diagram dan memiliki hubungan yang mengaitkan antara

konsep-konsep tersebut.

Ciri-ciri Peta Konsep Dahar dalam (Holil; 2008) mengemukakan ciri-ciri

peta konsep sebagai berikut:

a. Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan

proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta

konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan

mempelajarinya lebih bermakna.

b. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu

bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang

memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antar konsep-

konsep.

c. Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep tidak semua

mempunyai bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep

yang lebih umum dari pada konsep-konsep yang lain, Bila dua atau

lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih

inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu.

H. Penelitian yang relevan

Penelitian mengenai literasi sains sudah banyak dilakukan oleh beberapa

peneliti terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Ika maryani: 2010) yang

berjiudul Pembelajaran Kooperatif Gi (Group Investigation) Berbantuan Media

Laboratorium Virtual Dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses

Dan Hasil BelajarTujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran kimia dalam tingkat reaksi materi pelajaran dengan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

29

menggunakan pembelajaran kooperatif Metode GI (Group Investigations) dibantu

oleh media laboratorium virtual diselesaikan dengan handout, kemudian untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia di laju reaksi

subjek dengan pembelajaran kooperatif menggunakan GI (Group Investigation)

metode yang dibantu oleh media laboratorium virtual yang dilengkapi oleh

selebaran. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus. subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA

Muhammadiyah I Surakarta di Yogyakarta 2009/2010. Data diperoleh dengan

observasi, wawancara dengan guru, tes, kuesioner, dan dokumentasi.

Menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif menggunakan GI

(Investigasi Kelompok) metode dibantu oleh media laboratorium virtual

diselesaikan oleh handout dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran kimia

pada materi laju reaksi yang dibuktikan dengan adanya peningkatan dari 37.50%

ke 62,50% dan aspek frekuensi siswa yang bertanya pada proses pembelajaran

pada siklus I adalah 23,75% kemudian menjadi 31,25% pada siklus II.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusakhiril Lukman (2013) dengan judul

Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Blended Learning Terhadap

Literasi Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Sma Negeri 5 Malang, model

yang digunakan adalah pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning

Pembelajaran ini terdiri dari pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Desain penelitian yang

digunakan adalah non randomized control group pretest posttest. Hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning

Berpengaruh meningkatkan kemampuan literasi sains dan hasil belajar siswa kelas

XI SMA Negeri 5 Malang.

Penelitian yang dilakukan oleh Azimi 2017 dengan judul Pengembangan

media pembelajaran IPA berbasis Literasi Sains pada Siswa Sekolah Dasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis

literasi sains untuk siswa sekolah dasar. Uji coba produk dilakukan menggunakan

pretes-postes one group design melalui dua tahap, yaitu uji skala terbatas dan

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

30

luas.Teknik analisis data dilakukan dengan deskriptif persentase, analisis respons,

dan uji N-gain. Hasil uji validasi terhadap kelayakan media pembelajaran IPA

berbasis literasi sains berada pada kategori “sangat layak” dengan skor 88,40%.

Pada uji skala terbatas, siswa memperoleh skor 89,12 ˃ 75,00 berdasarkan hasil

praktikum, skor 82,63 ˃ 65,00 berdasarkan nilai belajar, N-gain skor sebesar 0,67

˃ 0,30, kemampuan literasi sains 11,60 ˃ 11,00 poin masuk dalam kategori level

2, dan Aktif dalam proses pembelajaran dengan skor 2,93 ˃ 2,51. Pada uji skala

luas siswa memperoleh skor 93,04 ˃ 75,00 pada hasil praktikum, skor 86,37 ˃

65,00 pada nilai belajar, N-gain skor sebesar 0,69 ˃ 0,30, kemampuan literasi

sains 19,92 ˃ 11,00 poin masuk dalam kategori level 2, dan sangat aktif dalam

proses pembelajaran dengan skor 3,48 ˃ 2,51. Berdasarkan perhitungan tersebut,

penerapan media pembelajaran IPA berbasis literasi sains efektif dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran skala terbatas dan luas. Hasil uji kepraktisan

media pembelajaran IPA berbasis literasi sains berada pada kategori praktis

dengan respons positif 86,75% untuk uji skala terbatas dan 87,88% untuk uji skala

luas. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran

materi benda dan sifatnya dengan menggunakan media pembelajaran IPA berbasis

literasi sains di SD efektif dan praktis

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dewi Cahyani (2018) yang

berjudul Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Melalui Pembelajaran Model

Group Investigation (GI) Pada Materi Ekosistem Siswa Kelas X di MAN 3

cirebon. Penelitian ini dilator belakangi oleh rendahnya literasi sains siswa MAN

3 Cirebon dengan rata-rata sebesar 57 dari KKM 70. Untuk meningkatkan literasi

sains siswa, peneliti menawarkan solusi alternatif berupa penerapan model

pembelajaran Group Investigation (GI). Berdasarkan hasil rekapitulasi observasi

aktivitas siswa pada penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)

termasuk kriteria baik. Hasil rekapitulasi angket menunjukkan respons siswa

terhadap penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) adalah kuat

sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa memberi tanggapan positif terhadap

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI).

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

31

Penelitian yang dilakukan oleh Mufida Nofiana 2018 yang berjudul Upaya

peningkatan literasi sains siswa melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi sains siswa dalam aspek konten,

konteks, maupun proses masih tergolong rendah. Rendahnya literasi sains

menyebabkan siswa menjadi kurang tanggap terhadap perkembangan dan

permasalahan yang ada di sekitar lingkungan terutama yang berkaitan dengan

fenomena alam, keunggulan lokal daerah, maupun permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah strategi untuk

meningkatkan literasi sains siswa menggunakan model pembelajaran berbasis

keunggulan lokal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek

penelitian adalah siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Sokaraja. Prosedur penelitian

dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan/

analisis data, dan pelaporan. Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis

keunggulan lokal mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan literasi sains pada

aspek konten, konteks, maupun proses sains siswa. Sebelum diterapkan

pembelajaran berbasis keunggulan lokal, kemampuan literasi sains siswa pada

aspek konten dan konteks sains termasuk dalam kategori sangat rendah dengan

persentase aspek konten 12,78% dan aspek konteks 28,75%, sedangkan

penguasaan aspek proses sains adalah 68,2%. Setelah dilakukan pembelajaran

berbasis keunggulan lokal aspek konten sains meningkat menjadi 70,62% dan

termasuk dalam kategori baik, konteks sains meningkat menjadi 43,87% dan

termasuk dalam kategori rendah, serta aspek proses sains meningkat menjadi 77,

18% dan termasuk kategori baik. Meskipun peningkatan tersebut belum

signifikan, namun dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis

keunggulan lokal dapat meningkatkan kemampuan konten, konteks, dan proses

sains siswa.

I. Kerangka berfikir

Hasil observasi awal yang telah dilakukan dibeberapa Sekolah Menengah

Atas di Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi siswa masih

berada dikategori rendah, hal ini disebabkan banyak hal salah satunya mereka

belum terbiasa dengan istilah Literasi Sains kemudian proses pembelajaran yang

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

32

telah berlansung tidak begitu menunjang peningkatan literasi sains siswa, seperti

kurangnya pembelajaran dalam bentuk kelompok, kurangnya praktikum

menggunakan laboratorium, sehingga siswa benar-benar terpaku pada apa yang

dijelaskan guru semata.

Salah satu upaya untuk meningkatkan Literasi Sains siswa yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Group Investigation, model pembelajaran

Group Investigation merupakan model pembelajaran yang didalamnya terdapat

kelompok-kelompok kecil yang sangat memungkinkan untuk siswa lebih aktif

dalam pembelajaran, model pembelajaran Group Investigation ini memiliki 6

tahapan yaitu (1) pengelompokan, (2) perencanaan, (3) penyelidikan, (4)

pengorganisasian, (5) presentasi dan (6) evaluasi, yang tentunya ini sangat

menunjang keberhasilah Literasi Sains siswa, pada penelitian ini model

pembelajaran Group Investigtion penerapannya dibantu dengan Peta Konsep.

Peta konsep digunakan agar siswa lebih cepat dalam mengingat serta

menyimpulkan apa yang dipelajari berdasarkan konsep yang benar, karena

disekolah yang dilakukan observasi, peneliti menemukan beberapa faktor yang

menyebabkan guru tidak menerapkan model pembelajaran yang efektif salah

satunya yaitu keterbatasan waktu dalam pembelajaran, karena pembelajaran fisika

sendiri hanya mendapat 2 jam/pertemuan, dan ada juga 2 jam tersebut dipenggal

menjadi 1 jam/pertemuan dalam hari berbeda. Hal ini yang menjadikan peneliti

berfikir untuk menggunakan peta konsep agar pembelajaran berlansung cepat,

tepat dan lengkap.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk lembar observasi dan

tes yang telah mencakup aspek konten, konteks dan proses berdasarkan keteapan

yang telah ditetapkan oleh PISA soal-soal tes yang digunakan sudah melewati uji

kelayakan oleh para ahli sehingga bisa digunakan untuk mengukur tingkat literasi

sains siswa.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

33

Berikut kerangka berfikir dalam penelitian ini :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Masalah :

1. Kemampuan Literasi Sains siswa di Indonesia masih di bawah standar

Internasional

2. Terbatasnya penerapan Model pembelajaran

Solusi :

Penerapan Model Pmbelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep

pada mata pelajaran Fisika

Uji kelayakan Oleh validator

Pretest

Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Pembelajaran :

Model Pembelajaran Group Investigation

Peta Konsep

Indikator pencapaian Literasi Sains :

1. Aspek Proses

2. Aspek Konten

3. Aspek Konteks

Posttest

Analisis

Kesimpulan

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MAN 2 Kota Jambi kelas XI semester

genap.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN 2 Kota Jambi

Alasan pengambilan subjek penelitian sebanyak satu kelas karena jumlah

populusi siswa sedang (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) ,agar

penelitian ini fokus terhadap hasil yang dicapai siswa.

B. Sasaran Penelitian

Tingkat keberhasilan literasi sains dikatakan berhasil apabila siswa sudah

mencapai minimal rata-rata nilai KKM di MAN 2 Kota Jambi

C. Rencana Tindakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), Menurut (Arikunto, 2015) PTK merupakan pendekatan

untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dengan melakukan ke arah

perbaikan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran sehingga dapat

memperbaiki proses dan hasil pendidikan pembelajaran.

1. Tahapan penelitian

Desain penelitian tindakan kelas pada penelitian ini mengacu rancangan

model Kemmis & Taggart, dimana masing-masing siklus pada penelitian ini

terdiri dari empat tahapan yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus

atau putaran, artinya sesudah tahap ke-4 kembali lagi ketahap pertama dan

seterusnya.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

35

Gambar 3.1 prosedur penelitian tindakan kelas

( sumber: suharsimi arikumto dkk 2009)

a. Perencanaan (planning)

Yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi.

b. Tindakan (acting)

Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang

merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

c. Pengamatan (Observation)

Yaitu kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan

dalam proses belajar mengajar.

d. Refleksi (Reflektion)

Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang

telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

PERENCANAAN

PERENCANAAN

PENGAMATAN

PELAKSANAAN REFLEKSI

?

REFLEKSI

PENGAMATAN

PELAKSANAAN

SIKLUS II

SIKLUS I

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

36

2. Prosedur penelitian

A. Siklus 1

a. perencanaan

1. Membuat rencana pembelajaran.

2. Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan dikelas

sesuai dengan rencana pembelajaran.

3. Membuat lembar kerja siswa.

4. Membuat lembar observasi siswa.

5. Mendesain alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban.

6. Pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan tindakan

Langkah yang dilakukan setelah perencanaan selesai ialah

pelaksanaan tindakan, Dalam pelaksanaan ini pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan,

Secara umum tahap dari pelaksaan tindakan adalah sebagai berikut :

1. Memotivasi siswa untuk belajar

2. Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran

(RPP)

3. Melakukan evaluasi

4. Menganalisis hasil evaluasi

5. Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan

tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya.

c. Obsevasi dan Evaluasi

Observasi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan sebuah

penilaian dengan melalui pengamatan secara lansung dan sistematis.

Observasi dilakukandengan menggunakan lembar observasi siswa dan

lembar observasi aktivitas guru, hasil dari obserbas tersebutlah yang

menjadi penentu apa saja yang harus dilakukan untuk seklus berikutnya.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

dilakukan tindakan, dan evaluasi dilakukan setelah proses kegiatan belajar

mengajar pada setiap akhir siklus dengan memberika tes akhir untuk

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

37

mengetahui apakah ada peningkatan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

d. Analisis dan refleksi

Refleksi adalah memikirkan sesuatu dari hasil observasi peneliti

dapat mengamati apakah usaha yang dilakukan dapat meningkatkan

kemampuan literasi sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation di bantu peta konsep dalam pembelajaran fisika. Data

tes dianalis dengan perhitungan data penilaian terhadap hasil observasi

mengenai aktivitas hasil belajar siswa dan data mengenai hasil belajar

siswa persiklus, apabila hasil belum sesuai yang diharapkan atau masalah

yang ada belum terselesaikan maka terus dilakukan perbaikan di siklus

berukutnya.Dan jika sudah mencapai hasil yang diharapkan pada siklus

berikutnya maka tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya.

B. Siklus II

Sama seperti siklus pertama siklus kedua juga terdiri dari empat

tahap, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, peneliti

melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus pertama. Apabila hasil

analisis dan refleksi belum tercapai atau masalah yang ada belum

terselesaikan maka dilakukan perbaikan pada siklus ke dua dengan tahapan

yang sama seperti siklus pertama. Dan apabila sudah tercapai tujuan yang

diharapkan maka tidak lagi dilakukan siklus berikutnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi beberapa cara

yaitu :

a. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, itelegensia, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok menurut Webster’s

Collegiate dalam (Arikunto: 2012). Kemudian Sudijono (2013) Mengatakan

bahwa tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran

dan penilaian. Selanjutnya Riduan (2015) mengatakan bahwa tes adalah istrumen

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

38

pengumpulan data yang berisi serangkaian pertanyaan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, serta

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik ini

akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data hasil tingkat literasi sains

siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tes akan

diadakan setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat literasi sains siswa.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,

logis, objektif, dan rasional, mengenai beberapa kegiatan yang bertujuan untuk

menguimpulkan data mengenai informasi dan untuk mengukur perilaku siswa

maupun guru didalam kelas (Arifin: 2012).

Observasi awal dilakukan pada penelitian ini sebelum dilaksanakan

penelitian yang mana bertujuan untuk mengetahui tingkat rata-rata literasi sains

siswa. Observasi awal ini dilakukan menggunakan tes yang diajukan kepada siswa

dan wawancara umum yang ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika yang

nantinya akan menjadi tolak ukur disaat penelitian berlansung.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

tingkat keberhasilan penelitian baik itu fenomena alam maupun sosial yang telah

diamati. Adapun instrument penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Instrumen Tes Literasi Sains

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

tes literasi sains. Soal tes dibuat mencakup aspek konten, konteks dan proses.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa sesudah

menggunakan model pembelajaran Group Investigation di bantu peta konsep

di MAN 2 Kota Jambi. Adapun soal tes literasi yang digunakan berbentuk

essay dengan materi gelombang bunyi yang memenuhi indikator kemampuan

literasi sains.

Sebelum soal kemampuan literasi sains digunakan, maka terlebih

dahulu dilakukan validasi soal yang akan digunakan pada penelitian.

Validitas atau keshahihan menunjukkan sejauh mana alat ukur yang kita

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

39

gunakan mampu mengukur apa yang akan kita ukur. Uji validitas pada

instrument tes pada penelitian ini sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yaitu oleh (Indrawati: 2017) peneliti hanya menguji soal untuk pretest guna

mengetahui hasil sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

Group Investigation. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah

validitas butir soal. Uji validitas butir soal berfungsi untuk memperoleh soal-

soal yang bermutu sebelum soal tersebut digunakan. Penilaian ini dilakukan

oleh para pakar (experts judgment) yang ahli pada bidangnya. Uji validasi ini

dilakukan dengan penelaahan dan pengkajian masalah oleh validator yakni

oleh dosen yang telah dipilih.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai lembar pengamatan yang

digunakan untuk mengukur bagaimana proses berlansungnya pembelajaran

menggunakan model pembelajaran yang diterapkan, serta mengetahui

terlaksana atau tidaknya tujuan dari pembelajaran yang semestinya. Proses

observasi ini menggunakan instrument keterlaksaan pembelajaran yang akan

di isi oleh observer.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptip

kuantitatif dengan pengolahan data tunggal yaitu dengan menentukan distribusi

frekuensi kemudian dilakukan perhitungan presentasi peningkatan pada setiap

siklus analisis data pada penelitian iniyang digunakan untuk mengamati penilaian

hasil tes yang diperoleh siswa pada masing-masing siklus digunakan rumus yang

dikemukakan Oleh Purwanto (2008) dengan menggunakan Persamaan berikut :

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100

Nilai rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan persamaan yang

dikemumukakan oleh Sudjana(1992) sebagai berikut :

x =∑Na

N

Keterangan :

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

40

x = Nilai rata-rata

Na = jumlah nilai ulangan siswa

N = jumlah siswa keseluruhan

Untuk mengalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini harus

memenuhi beberapa, komponen, indikator penilaian seperti: Siswa mampu

mengidentifikasi kata-kata kunci untuk mencari informasi ilmiah tentang topik

yang diberikan, mendeskripsikan, menafsirkan, memprediksi, menilai informasi

ilmiah dan mampu Menarik kesimpulan.

Uji N-Gain pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

dan seberapa besarkah tingkat kepercayaan peserta didik sebelum dilakukannya

perlakuan dan sesudah dilakukannya perlakuan. Formulasi N-Gain skor yang

didefinisikan oleh Hakkedalam maltzer: 2002) yaitu:

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

Penentuan kriteria nilai n-gain yang dikemukakan oleh Hake (1999), yaitu :

Tabel 3.1 kriteria nilai N-Gain

NO Persentase (%) Tafsiran

1 < 0,3 Rendah

2 0,3 – 0,7 Sedang

3 > 0,7 Tinggi

(Sumber Hakke 1999)

Kemudian dijadikan dalam bentuk persentase sebagai berikut :

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

41

Penentuan nilai N-gain dalam presentase sebagai berikut :

Tabel 3.2 kriteria persentase N-Gain

NO Persentase (%) Tafsiran

1 < 40 Tidak efetif

2 40 -55 Kurang efektif

3 56 – 75 Cukup Efektif

4 > 76 Efektif

(Sumber Hakke,1999)

Keterangan :

Spos : Skor Postest

SPre : Skor Prettest

SMaks : Skor Maksimal

Untuk mengihitung presentase tingkat keberhasilan literasi sains siswa

yaitu dengan bersama rumus persentase :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎2 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛100%

6. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan tindakan pada penelitian ini yaitu adanya

peningkatan presentase pencapaian literasi sains siswa dari prasiklus ke siklus I

dari pra-suiklus ke siklus berikutnya sehingga mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sekolah yaitu sebesar 75.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

42

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi berada dikomplek perguruan JL.

Adityawarman Thehok berasal dari komplek PGAN Jambi yang luasnya mencapai

4,3 Ha. MAN 2 Kota jambi ini dahulunya dikenal dengan MAN Model Jambiyang

selanjutnya berubah jadi MAN 2 Kota Jambi berdasarkan P.Ma No 681 tahun

2016. Perubahan nama diresmikan pada tanggal 28 April 2018 oleh KaKanwil

Prov. Jambi Bapak H. Muhammad pada masa kepemimpinan H.Ambok Pera

Aprizal, MA.

Sebelum ditetapkan MAN 2 Kota Jambi ini mengalami beberapa

perubahan nama, lebih lengkapnya akan dijelaskan pada table berikut :

Tabel 4.1 data pergantian nama Madrasah

No Tahun Nama Madrasah

1 1960 – 1964 PGAN 4 JAMBI

2 1965 – 1978 PGAN 6 JAMBI

3 1978 – 1990 PGAN JAMBI

4 1990 – 1998 MAN JAMBI

5 1998 – 2018 MAN MODEL JAMBI

6 2018 – sekarang MAN 2 KOTA JAMBI

(Sumber website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

43

B. Data Umum Madrasah

Tabel 4.2 Identitas Madrasah

NO IDENTITAS MADRASAH

1 Nama Madrasah MAN 2 Kota Jambi

2 Alamat JL. Adityawarman Thehok

3 Kelurahan Thehok

4 Kecamatan Jambi Selatan

5 Kab/Kota Jambi

6 Provinsi Jambi

7 Telpon/HP 0741-41213

8 Status Sekolah Negeri

9 KBM Pagi dan Siang

10 Tahun Berdiri Sekolah 1960

11 Luas Tanah Bangunan 4,3 Ha

(Sumber website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)

C. Visi dan Misi Madrasah

1. Visi

“Menjadi madrasah terdepan dalam mewujudkan generasi berakhlak mulia,

unggul, berbudaya, dan berwawasan lingkungan”.

2. Misi

a. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah yang memadai.

b. Meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan – kegiatan keagamaan.

c. Meningkatkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan adab islami.

d. Menumbuh kembangkan prilaku islami sehingga siswa dapat menjadi

teladan bagi teman dan masyarakatnya.

e. Menerapkan system penerimaan siswa baru yang selektif untuk

memperoleh siswa/I yang berpotensi.

f. Meningkatkan kualitas dan efektifitas Pelaksanaan Belajar Mengajar

(PBM) yang berbasis IT.

g. Meningkatkan pelaksanaan pengembangan diri sehingga siswa

berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

44

h. Meningkatkan layanan dan bimbingan, terkait dengan peningkatan

jumlah lulusan yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

favorit.

i. Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan hijau sebagai

upaya dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

j. Membiasakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan disiplin

dalam semua kegiatan dilingkungan madrasah.

k. Melaksanakan keterampilan berbasis nilai – nilai kearifan lokal, seperti

seni budaya khas Jambi.

Struktur Organisasi Madrasah

Gambar 4.1 Struktur organisasi Madrasah

(Sumber website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)

D. Deskripsi Pelaksanaan

1. Penelitian Prasiklus

Penelitian Prasiklus atau observasi awal dilakukan oleh peneliti dengan

tujuan melihat bagaimana keadaan nyata di lapangan. Observasi awal dilakukan

dengan cara berkomunikasi bersama guru bidang studi dan memberikan soal tes

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

45

umum yang berkaitan dengan literasi sains. Berikut data analisis hasil evaluasi

prasiklus di MAN 2 Kota Jambi

Tabel 4.4 Hasil Tes Prasiklus

No NAMA KK

M

Nilai

Postest Proses Konten Konteks Keterangan

1 AP 75 50 0 2 3 Tidak Tuntas

2 AR 75 70 0 6 1 Tidak Tuntas

3 BMF 75 40 3 1 0 Tidak tuntas

4 DE 75 30 2 0 1 Tidak Tuntas

5 DCN 75 70 1 4 2 Tidak Tuntas

6 FAN 75 70 0 7 0 Tidak Tuntas

7 IU 75 50 3 1 1 Tidak tuntas

8 JJ 75 80 4 2 2 Tuntas

9 MM 75 60 1 4 1 Tidak Tuntas

10 MN 75 0 0 0 0 Tidak Tuntas

11 NRD 75 60 1 3 2 Tidak Tuntas

12 NW 75 60 2 0 4 Tidak Tuntas

13 NZ 75 70 1 2 4 Tidak Tuntas

14 NA 75 60 4 1 1 Tidak Tuntas

15 NC 75 50 3 2 0 Tidak Tuntas

16 OD 75 40 1 1 2 Tidak Tuntas

17 RF 75 0 0 0 0 Tidak Tuntas

18 RA 75 50 1 3 1 Tidak Tuntas

19 RAW 75 70 1 3 3 Tidak Tuntas

20 RS 75 60 4 0 2 Tidak Tuntas

21 RN 75 20 1 1 0 Tidak Tuntas

22 SA 75 70 2 4 1 Tidak Tuntas

23 VV 75 70 1 2 4 Tidak Tuntas

24 YA 75 30 1 1 1 Tidak Tuntas

Jumlah 1.244 37 50 36

Siswa Tuntas 1

Belum Mencapai KKM Siswa Tidak Tuntas 23

Persentase Tuntas 4.17%

Presentase Tidak Tuntas 95.83%

RATA-RATA 51.8 3,7 5 3,6

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

46

2. Analisis data prasiklus

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretes

NO Nilai (xi) Frekuensi X

1 70-83 8 76,5

2 56-69 5 62,5

3 42-55 4 48,5

4 28-41 4 34,5

5 14-27 1 20,5

6 0-13 2 6,5

Jumlah 24 249

Gambar 4.2 grafik Distribusi Frekuensi Pretes

Presentase nilai Pretes sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎2 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =1.244

24100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) = 5.18%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

6,5 20,5 34,5 48,5 62,5 76,5

Nil

ai

tengah

Frekuensi

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

47

3. Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Tahap Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan

meganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi (SK) dan

kopetensi dasar (KD) pada mata pelajaran Fisika yang akan disampaikan

kepada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPP agar

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain

membuat RPP Peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru yang

berguna untuk memonitor bagaimana situasi dan kondisi ketika diterapkan

model pembelajaran yang ditetapkan.Selain RPP dan juga lembar

Observasi peneliti juga teah menyiapkan lembar tes yang berisi soal untuk

Post Test.

Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Kamis

6 Februari 2020 Pertemuan I Dasar Gelombang Bunyi

2 Jum’at

7 Februari 2020 Pertemuan II Efek Dopler dan Pipa Organa

b. Pelaksanaan (Tindakan)

Pada siklus I tindakan yang dilakukan peneliti yaitu membahas

materi gelombang bunyi yang kegiatan belajar mengajarnya menggunakan

model pembelajaran Group investigation berbantuan prta konsep yang

dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Adapun prosedur pelaksanaannya

sebagai berikut :

1) Pendahuluan

a) Memberisalam

b) Mengecek kehadiransiswa.

c) Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengandoa.

d) Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang

berkaitan dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

48

doppler, dan telinga sebagai penerimabunyi.

e) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

Kemudian mulai masuk ke tahap penerapan model pembelajaran

yang terdiri dari 6 Fase sebagai berikut :

2) Fase 1 (Pengelompokan)

a) Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi menjadi 4-5

orang siswa dan guru membagikan pokok bahasan yang berbeda

b) Guru memberikan sub topik

3) Fase 2 (Planning)

Guru Dan siswa merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan

tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah

dipilih pada fase pertama (Pengelompokan)

4) Fase 3 (Penyelidikan)

a) Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di

dalam fase kedua.

b) Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar yang susuai

dengan materi kelompok yang diberikan.

c) Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

menawarkan bantuan bila diperlukan

5) Fase 4 (Pengorganisasian)

a) Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh

pada fase ketiga

b) Merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan

disajikan dengan cara menarik sebagai bahan untuk

dipresentasikan kepada seluruh kelas

6) Fase 5 (Presentasi)

Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil makalah yang

mereka buat dengan bentuk peta konsep dan setiap siswa di dalam

kelompok diharuskan untuk aktif.

7) Fase 6 (Evaluasi)

Guru memberikan penghargaan atas semua yang dilakukan baik

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

49

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

8) Penutup

a) Peserta didik kembali ke tempat dudukmasing-masing

b) Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran yang

telah dipelajari.

c) Do’a

c. Pengamatan

1) Observasi aktivitas siswa

Observasi aktivitas siswa pada siklus I pada penelitian ini berdasar

kepada indikator penilaian literai sains maka dapat dilihat aktivitas siswa

pada komponen literasi pertama yaitu mengidentifikasi pertanyaan ilmiah

dengan indikator siswa mampu mengidentifikasi kata-kata kunci

untukmencari informasi ilmiah tentang topik yang diberikan mendapat

skor 10 dari skor maksimal 15, kemudian pada komponen yang kedua

yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah indikator pertama yaitu

mendeskripsikan mendapat skor 8 dari skor maksimal 10, selanjutnya pada

indikator yang kedua yaitu menafsirkan mendapat skor 8 dari skor

maksimal 10, selanjutnya pada indikator yang ke tiga yaitu memprediksi

mendapat skor 7 dari skor maksimal 10 dan ada komponen yang terakhir

yaitu menggunakan bukti ilmiah yang indikatornya terdiri dari yang

pertama yaitu menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah mendapat

skor 7 dari skor maksimal 15, yang kedua indikator siswa mampu memilih

alternativ kesimpulan terkait bukti yang diberikan mendapat skor 8 dari

skor maksimal 10, selanjutnya yang ketiga ada indikator yaitu memberikan

alasan untuk setuju atau menolak kesimpulan mendapat skor 8 dari 10,

kemudian indikator yang terakhir yaitu membuat refleksi berdasarkan

implikasi sosial dari kesimpulan ilmiah mendapat skor 7 ari skor maksimal

10 dan setelah di rata-ratakan aktivitas siswa pada siklus I penelitian ini

hanya mencapai 70%.

Itulah pemaparan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

untuk melihat secara lebih rinci hasil observasi yang telah dilakukan

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

50

terhadap siswa di kelas selama proses pembelajaran berlansung pada siklus

I dapat dilihat berdasar tabel 4.7 yang ada pada lampiran 4.4.

2) Observasi aktivitas guru

Adapun aktivitas guru pada siklus I pada ditahapan pendahuluan

ada 5 aspek yang diamati oleh observer yaitu aspek yang diamati pertama,

guru mengucap salam pembuka dan mengkondisikan siswa terlihat bahwa

sudah berjalan dengan sangat baik sehingga mendapat point 4, selanjutnya

pada aspek yang kedua yaitu guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif selama proses pembelajaran aspek ini dilihat sudah berjalan baik

dengan point 3, selanjutnya aspek yang ketiga yaitu guru menyampaikan

tujuan pembelajaran juga dilihat sudah berjalan baik dengan point 3,

selanjutnya ada aspek yang keempat yaitu guru melakukan apersepsi

dengan memberikan pertanyaan kepada siswa aspek ini terlihat pada

kategori cukup baik dengan point 2, kemudian ada aspek yang kelima

yaitu guru menginformasikan dan menegaskan kepada siswa tentang jenis-

jenis penilaian yang akan dilakukan selama proses pembelajaran

berlansung terlihat berjalan cukup baik dengan point 2.

Pada tahapan Kegiatan inti ada 13 aspek yang diamati oleh

observer yaitu yang pertama guru membagikan materi kepada siswa aspek

ini berjalan sangat baik dengan mendapat point 4, kemudian yang kedua

yaitu guru menyampaikan gambaran umum tentang materi yang akan

dipelajari, aspek ini juga sudah berjalan dengan sangat baik yaitu

mendapat poin 4, selanjutnya aspek yang ketiga yaitu guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya aspek ini juga suah berjalan

sangat baik dengan point 4, kemudian aspek yang keempat yaitu guru

mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar aspek ini juga sudah

berjalan dengan sangat baik yang mendapat point 4, yang kelima guru

mengingatkan siswa tentang ketentuan dalam model pembelajaran

kooperatif group investigation, aspek ini sudah berjalan baik dengan point

3.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

51

Selanjutnya yang keenam yaitu, guru menginstrusikan siswa untuk

membahas materi penguasan secara berkelompok dengan menyuruh siswa

untuk mengidentifikasi toipk/ masalah yang sedang dipelajari, memilih

masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah

yang akan dikaji dari berbagai sumber belajar, aspek ini sudah berjalan

sangat baik dengan point 4, kemudian yang ketujuh yaitu, guru berkeliling

untuk memonitor kinerja siswa dalam belajar kelompok aspek ini sudah

berjalan baik dengan point 3, yang kedelapan guru mendorong siswa aktif

dalam proses pembelajaran, aspek ini sudah berjalan cukup baik dengan

point 2, selanjutnya yang kesembilan yaitu guru memberikan kesempatan

untuk masing-masing kelompok untuk bertanya, menyanggah dan

menjawab pertanyaan, aspek ini sudah berjalan dengan baik yaitu

mendapat point 3, selanjutnya yang kesepuluh yaitu guru menguatkan

kesimpulan yang diperoleh siswa dari hasil kerja kelompok siswa aspek ini

sudah berjalan baik dengan point 3, selanjutnya yang kesebelas yaitu

setelah presentasi guru menginstruksikan siswa untuk kembali ke tempat

aspek ini juga sudah berjalan dengan baik yaitu mendapat point 3,

selanjutnya yang ke dua belas yaitu guru membagikan soal tes dan

menginstruksikan agar siswa mengerjakan tes secara individu aspek ini

juga sudah berjalan dengan baik dengan point 3 ,dan yang ketiga belas

guru membantu pelaksanaan tes, aspek ini sudah berjalan sangat baik

dengan point 4.

Terakhir kegiatan penutup, ada tiga aspek yang diamati pada

kegiatan penutup yaitu yang pertama Guru memberikan kesimpulan

tentang materi yang baru saja dibahas aspek ini mendapat point 4 karen

sudah berjalan sangat baik, selanjutnya yang kedua yaitu guru

menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini sudah

berjalan baik sehingga mendapat point 3, selanjutnya yang terakhir yaitu

Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

52

berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini sudah

berjalan sangat baik sehingga mendapat point 4.

Dari hasil pengamatan observer diatas setelah dianalisis aktivitas

guru pada siklus pertama mendapat rata-rata 69%.untuk lebh jelas hasil

observasi aktivitas guru pada siklus I akan dijelaskan pada tabel yang

terdapat pada lampiran 4.5.

3) Hasil Postest Siklus I

Selain lembar observasi aktivitas siswa dan guru, teknik

pengumpulan data penelitian ini yaitu tes, berikut perolehan Nilai Tes

Evaluasi Siklus 1 tingkat Literasi Sains Siswa dengan Menggunakan

Model pembelajaran Group Investigation Berbantuan peta konsep pada

siklus I.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

53

Tabel 4.7 hasil tes literasi sains siklus I

No NAMA KKM Nilai

Postest Proses Konten Konteks Keterangan

1 AP 75 70 4 6 4 Tidak Tuntas

2 AR 75 75 4 7 4 Tuntas

3 BMF 75 75 6 6 3 Tuntas

4 DE 75 75 5 8 2 Tuntas

5 DCN 75 70 3 7 4 Tidak Tuntas

6 FAN 75 75 5 8 1 Tuntas

7 IU 75 80 4 6 6 Tuntas

8 JJ 75 90 5 7 6 Tuntas

9 MM 75 75 7 4 4 Tuntas

10 MN 75 60 3 7 2 Tidak Tuntas

11 NRD 75 80 5 8 3 Tuntas

12 NW 75 70 6 6 2 Tidak Tuntas

13 NZ 75 75 4 7 4 Tuntas

14 NA 75 90 6 8 4 Tuntas

15 NC 75 75 5 7 3 Tuntas

16 OD 75 75 3 7 5 Tuntas

17 RF 75 75 7 4 4 Tuntas

18 RA 75 70 5 5 4 Tidak Tuntas

19 RAW 75 70 4 8 2 Tidak Tuntas

20 RS 75 75 5 5 5 Tuntas

21 RN 75 75 4 7 4 Tuntas

22 SA 75 70 3 7 4 Tidak Tuntas

23 VV 75 70 4 5 5 Tidak Tuntas

24 YA 75 75 5 8 2 Tuntas

Jumlah 1.790 112 158 87

Siswa Tuntas 16

Belum Mencapai KKM Siswa Tidak Tuntas 8

Persentase Tuntas 66,7%

Presentase Tidak Tuntas 33,3%

RATA-RATA 74,45 5,6 7,9 4,35

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

54

d. Analisis Data Siklus 1

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Siklus I

NO Nilai (xi) Frekuensi X

1 86-90 2 88

2 81-85 0 83

3 76-80 2 78

4 71-75 12 73

5 66-70 7 68

6 60-65 1 63

Jumlah 24 453

Gambar 4.3 Grafik distribusi frekuensi siklus I

Presentasi nilai rata-rata siklus I sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎2 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =1.790

24100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) = 7,45%

0

2

4

6

8

10

12

14

63 68 73 78 83 88

Nilai Tengah

Frekuensi

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

55

Kemudian dapat dilihat peningkatan setelah diberlakukan model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep dengan rumus berikut :

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

N-Gain (g) =74.5−51.8

100−51.8

=22.7

48.2

= 0,47

Jadi berdasarkan kategori perolehan N-gain yang ditetap hake 1999 setelah

diberlakukan model pembelajaran pada siklus 1 dapat disimpulkan nilai

peningkatan N-gain masih berada pada kategori sedang dengan angka kurang dari

0,7 dan lebih dari angka 0.3

Kemudian dihitung dalam persentase yaitu :

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%

N-Gain (g) = 𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%

N-Gain (g) = 74.5−51.8

100−51.8 𝑥 100%

= 22.7

48.2𝑥 100%

= 47%

Dari hasil persentase terlihat bahwa ada peningkatan setelah diberlakukan

model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep sebanyak 47%

berdasarkan ketetapan presentase N-Gain jika peningkatan dari hasil Pretest ke

Postest 40-55% maka masih berada pada kategori kurang efektif.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

56

Tabel 4.9 Rata-Rata N-Gain individu siswa siklus I

NO Nama Siswa Nilai

N-Gain Kriteria Pretest Postest

1 AP 50 70 0,4 Sedang

2 AR 70 75 0,166 Rendah

3 BMF 40 75 0,583 Sedang

4 DE 30 75 0.643 Sedang

5 DCN 70 70 0 Rendah

6 FAN 70 75 0,166 Rendah

7 IU 50 80 0,6 Sedang

8 JJ 80 90 0,5 Sedang

9 MM 60 75 0,375 Rendah

10 MN 0 60 0,6 Sedang

11 NRD 60 80 0,5 Sedang

12 NW 60 70 0,25 Rendah

13 NZ 70 75 0,166 Rendah

14 NA 60 90 0,75 Tinggi

15 NC 50 75 0,5 Sedang

16 OD 40 75 0,583 Sedang

17 RF 0 75 0,75 Tinggi

18 RA 50 70 0,4 Sedang

19 RAW 70 70 0 Rendah

20 RS 60 75 0,375 Rendah

21 RN 20 75 0,687 Sedang

22 SA 70 70 0 Rendah

23 VV 70 70 0 Rendah

24 YA 30 75 0,643 Sedang

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

57

Tabel 4.10 Persentase N-GAIN Literasi Sains praiklus ke siklus 1

Pelaksanaan Presentase Proses Persentase Konten Persentase Konteks

Pretest 3,7 5 3,6

Postest 5,6 7,9 4,35

N-gain 0,57 1,45 0,22

Kriteria Sedang Tinggi Rendah

e. Refleksi Siklus 1 (Pertama)

Berdasarkan hasil refleksi diri peneliti, hasil pengamatan observer, dan

didukung oleh data dokumentasi berupa pada pembelajaran siklus I, aktivitas

siswa yang masih berada pada kriteria cukup dan hasil belajar siswa yang belum

mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan, yaitu ≥75%. Setelah tindakan

observasi siklus I, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:.

1) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan karena masih

ada siswa yang ramai dan tidak konsentrasi saat temannya presentasi

didepan

2) Kemampuan guru memberikan apersepsi masih kurang bervariasi

3) Siswa Kurang memperhatikan proses pembelajaran sehingga mereka

hanya akan paham dengan materi kelompok masing-masing tidak dengan

materi pada kelompok lain.

4) Siswa sudah terbiasa dengan presentasi kelompok yang begitu formal

sehingga membutuhkan waktu lama dalam penyampaian materi pada

setiap kelompok.

5) Siswa belum terlihat menyimpulkan hasil pembelajaran.

6) Siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal essay karena mereka tidak

fokus membaca soal tersebut melainkan hanya terpaku pada jumlah soal

dan uraian artikel sains yang lumayan panjang. Padahal soal tersebut

dibuat berdasarkan indikator pencapaian pembelajaran.

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

58

7) Guru harus benar-benar konsisten dan mengajarkan bergerak cepat dalam

proses penyampaian materi karena kediaan waktu yang terbatas pada

setiap pertemuan

8) Hasil Literasi Sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Group investigation berbantuan Peta konsep menunjukkan bahwa

ketuntasan klasikal sebesar 7.45% dengan peningkatan literasi sains

sebanyak 47% dari hasil pretes dan berdasarkan lembar aktivitas siswa

guru menunjukkan belum tercapainya ketuntasan atau peningkatan yang

diinginkan yang mana lembar aktivitas siswa pada siklu I menunjukkan

rata-rata 70% dan aktivitas guru masih berada pada angka 64% sehingga

diperlukan pertemuan berikutnya. Peningkatan indikatoe literasi sains

masih ada yang berada pada kategori rendah yaitu pada aspek konteks.

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 dan

untuk meningkatkan hasil Literasi Sains siswa dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep maka perlu dilanjutkan

pada siklus II dengan melakukan perbaikan pada hal- hal berikut:

1) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola kelas agar siswa

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Guru perlu meningkatkan kemampuan memberikan apersepsi dengan

memberipelajaran di papan tulis agar siswa memahami tujuan serta

indikator dari materi yang akan dipelajari.

3) Menegur dengan tegas ketika ada siswa yang gaduh serta dapat diatasi

dengan pendekatan membimbing siswa.

4) Meningkatkan hasil Literasi Sains siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Group investigation berbantuan peta konsep.

4. Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Tahapan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus pertama, pada

siklus II peneliti merancang pokok-pokok pembelajaran dan menyiapkan materi

lanjutan dari siklus I, yang tersusun pada rencana pembelajaran yang disiapkan

serta lembar observasi untuk mengetahui hasil dari upaya peningkatan literasi

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

59

sains siswa menggunakan model pembelajaran Group Investigation berbantuan

peta konsep pada mata pelajaran fisika.

Tabel 4.12 Jadwal perencanaan siklus II

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1

Kamis

13 Februari 2020

Pertemuan I

Gelombang

2 Jum’at

14 Februari 2020 Pertemuan II Intensitas Gelombang Bunyi

b. Pelaksanaan (Tindakan)

Pada siklus II ini tindakan yang dilakukan peneliti yaitu materi gelombang

bunyi pada siklus I dengan sub materi gelombang, dan Intensitas gelombang

bunyi, pelaksanaan siklus ini dilakukan dua kali pertemuan, dengan prosedur

pelaksanaannya adalah :

1) Pendahuluan

a) Memberi salam

b) Mengecek kehadiransiswa.

c) Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengandoa.

d) Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan

dengan gelombang kejut dan intensitas gelombang bunyi.

e) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

f) Kemudian mulai masuk ke tahap penerapan model pembelajaran yang

terdiri dari 6 Fase sebagai berikut :

2) Fase 1 (Pengelompokan)

a) Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi menjadi 4-5 orang

siswa dan guru membagikan pokok bahasan yang berbeda

b) Guru memberikan sub topik

3) Fase 2 (Planning)

Guru Dan siswa merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan

tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah dipilih

pada fase pertama (Pengelompokan)

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

60

4) Fase 3 (Penyelidikan)

a) Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam

fase kedua.

b) Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar yang susuai

dengan materi kelompok yang diberikan.

c) Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

menawarkan bantuan bila diperlukan

5) Fase 4 (Pengorganisasian)

a) Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada

fase ketiga

b) Merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan

dengan cara menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada

seluruh kelas

6) Fase 5 (Presentasi)

Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil makalah yang

mereka buat dengan bentuk peta konsep dan setiap siswa di dalam

kelompok diharuskan untuk aktif.

7) Fase 6 (Evaluasi)

Guru memberikan penghargaan atas semua yang dilakukan baik

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

8) Penutup

a) Peserta didik kembali ke tempat dudukmasing-masing

b) Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran yang telah

dipelajari.

c) Do’a

c. Pengamatan

1) Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi siswa berdasarkan indikator literasi sains pada mata

pelajaran Fisika dengan menggunakan model pembelajaran Group

Investigation berbantuan peta konsep pada siklus II dapat dilihat aktivitas

siswa pada komponen literasi pertama yaitu mengidentifikasi pertanyaan

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

61

ilmiah dengan indikator siswa mampu mengidentifikasi kata-kata kunci

untuk mencari informasi ilmiah tentang topic yang diberikan mendapat skor

13 dari skor maksimal 15, kemudian pada komponen yang kedua yaitu

menjelaskan fenomena secara ilmiah indikator pertama yaitu

mendeskripsikan mendapat skor 10 dari skor maksimal 10, selanjutnya

pada indikator yang kedua yaitu menafsirkan mendapat skor 9 dari skor

maksimal 10, selanjutnya pada indikator yang ke tiga yaitu memprediksi

mendapat skor 9 dari skor maksimal 10 dan ada komponen yang terakhir

yaitu menggunakan bukti ilmiah yang indikatornya terdiri dari yang

pertama yaitu menilai informasi ilmiah mendapat skor 8 dari skor

maksimum 10 kemudian menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah

mendapat skor 10 dari skor maksimal 15, yang ketiga indikator siswa

mampu memilih alternativ kesimpulan terkait bukti yang diberikan

mendapat skor 10 dari skor maksimal 10, selanjutnya yang keeempat yaitu

memberikan alasan untuk setuju atau menolak kesimpulan mendapat skor 9

dari 10, kemudian indikator yang terakhir yaitu membuat refleksi

berdasarkan implikasi sosial dari kesimpulan ilmiah mendapat skor 8dari

skor maksimal 10 dan setelah di rata-ratakan aktivitas siswa pada siklus II

penelitian rata-rata hasil observasi aktivitas siswa telah mencapai 86%.

Itulah pemaparan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II untuk

melihat secara lebih rinci hasil observasi yang telah dilakukan terhadap

siswa di kelas selama proses pembelajaran berlansung pada siklus I dapat

dilihat berdasar tabel 4.8 yang ada pada lampiran 4.7.

2) Observasi aktivitas guru siklus II

Adapun aktivitas guru pada siklus II pada tahapan pendahuluan ada

5 aspek yang diamati oleh observer yaitu aspek yang diamati pertama,

guru mengucap salam pembuka dan mengkondisikan siswa terlihat bahwa

sudah berjalan dengan sangat baik sehingga mendapat point 4, selanjutnya

pada aspek yang kedua yaitu guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif selama proses pembelajaran aspek ini dilihat sudah juga berjalan

sangat baik dengan point 4, selanjutnya aspek yang ketiga yaitu guru

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

62

menyampaikan tujuan pembelajaran juga dilihat sudah berjalan sangat baik

dengan point 4, selanjutnya ada aspek yang keempat yaitu guru melakukan

apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa aspek ini terlihat

pada kategori sangat baik baik dengan point 4, kemudian ada aspek yang

kelima yaitu guru menginformasikan dan menegaskan kepada siswa

tentang jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan selama proses

pembelajaran berlansung terlihat berjalan sangat baik dengan point 4.

Pada tahapan kegiatan inti ada 13 aspek yang diamati oleh observer

yaitu yang pertama guru membagikan materi kepada siswa aspek ini

berjalan sangat baik dengan mendapat point 4, kemudian yang kedua yaitu

guru menyampaikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari,

aspek ini juga sudah berjalan dengan sangat baik yaitu mendapat poin 4,

selanjutnya aspek yang ketiga yaitu guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya aspek ini juga suah berjalan sangat baik dengan point

4, kemudian aspek yang keempat yaitu guru mengorganisasikan siswa

kedalam kelompok belajar aspek ini juga sudah berjalan dengan sangat

baik yang mendapat point 4, yang kelima guru mengingatkan siswa

tentang ketentuan dalam model pembelajaran kooperatif group

investigation.

Aspek ini sudah berjalan sangat baik dengan point 4, selanjutnya

yang keenam yaitu, guru menginstrusikan siswa untuk membahas materi

penguasan secara berkelompok dengan menyuruh siswa untuk

mengidentifikasi toipk/ masalah yang sedang dipelajari, memilih masalah

untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan

dikaji dari berbagai sumber belajar, aspek ini sudah berjalan sangat baik

dengan point 4, kemudian yang ketujuh yaitu, guru berkeliling untuk

memonitor kinerja siswa dalam belajar kelompok aspek ini sudah berjalan

sangat baik dengan point 4, yang kedelapan guru mendorong siswa aktif

dalam proses pembelajaran, aspek ini sudah berjalan sangat baik dengan

point 4, selanjutnya yang kesembilan yaitu guru memberikan kesempatan

untuk masing-masing kelompok untuk bertanya, menyanggah dan

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

63

menjawab pertanyaan, aspek ini sudah berjalan dengan sangat baik yaitu

mendapat point 4, selanjutnya yang kesepuluh yaitu guru menguatkan

kesimpulan yang diperoleh siswa dari hasil kerja kelompok siswa aspek ini

sudah berjalan sangat baik dengan point 4, selanjutnya yang kesebelas

yaitu setelah presentasi guru menginstruksikan siswa untuk kembali ke

tempat aspek ini juga sudah berjalan dengan sangat baik yaitu mendapat

point 4, selanjutnya yang ke dua belas yaitu guru membagikan soal tes

dan menginstruksikan agar siswa mengerjakan tes secara individu aspek

ini juga sudah berjalan dengan sangat baik dengan point 4, dan yang ketiga

belas guru membantu pelaksanaan tes, aspek ini sudah berjalan sangat baik

dengan point 4.

Terakhir kegiatan penutup, ada tiga aspek yang diamati pada

kegiatan penutup yaitu yang pertama Guru memberikan kesimpulan

tentang materi yang baru saja dibahas aspek ini mendapat point 4 karena

sudah berjalan sangat baik, selanjutnya yang kedua yaitu guru

menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini sudah

berjalan sangat baik sehingga mendapat point 4, selanjutnya yang terakhir

yaitu Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada

pertemuan berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini

sudah berjalan sangat baik sehingga mendapat point 4.

Dari hasil pengamatan observer diatas setelah dianalisis aktivitas

guru pada siklus II mendapat rata-rata 83%.untuk lebih jelas hasil

observasi aktivitas guru pada siklus I akan dijelaskan pada tabel yang

terdapat pada lampiran 4.8.

3) Hasil Postest Siklus II

Selain lembar observasi aktivitas siswa dan guru, teknik

pengumpulan data penelitian ini yaitu tes, berikut perolehan Nilai Postest

Evaluasi Siklus 1 tingkat Literasi Sains Siswa dengan Menggunakan

Model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep pada

siklus II, tabel lengkapnya bisa dilihat pada lampiran 4.9.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

64

Tabel 4.12 Hasil tes literasi sains Siswa Siklus II

No NAMA KKM Nilai

Postest Proses Konten Konten Keterangan

1 AP 75 75 4 3,5 0 Tuntas

2 AR 75 75 2 3,5 2 Tuntas

3 BMF 75 85 2 3 3,5 Tuntas

4 DE 75 80 2 3 3 Tuntas

5 DCN 75 75 4,5 2 1 Tuntas

6 FAN 75 75 2 2 3,5 Tuntas

7 IU 75 90 1 5 3 Tuntas

8 JJ 75 90 1 4 4 Tuntas

9 MM 75 80 4 1 3 Tuntas

10 MN 75 70 2 3 2 Tidak Tuntas

11 NRD 75 90 3 4,5 1,5 Tuntas

12 NW 75 75 1,5 3 2 Tuntas

13 NZ 75 80 2 4,5 1,5 Tuntas

14 NA 75 90 4,5 2 2,5 Tuntas

15 NC 75 80 1,5 4 2,5 Tuntas

16 OD 75 85 2 2,5 4 Tuntas

17 RF 75 80 3 3 2 Tuntas

18 RA 75 75 2 3 2,5 Tuntas

19 RAW 75 75 2 4 1,5 Tuntas

20 RS 75 80 4 3 1 Tuntas

21 RN 75 80 4 2 2 Tuntas

22 SA 75 75 1,5 4 2 Tuntas

23 VV 75 75 3 3 1 Tuntas

24 YA 75 80 4 5 2 Tuntas

Jumlah 1.915 59,5 77,5 53

Siswa Tuntas 23

Sudah Mencapai KKM Siswa Tidak Tuntas 1

Persentase Tuntas 95.83%

Presentase TidakTuntas 4.17%

RATA-RATA 7,98% 5,95 7,75 5,3

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

65

d. Analisis Data Siklus II

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Siklus II

NO Nilai (xi) Frekuensi X

1 90-93 4 91,5

2 86-89 0 87,5

3 82-85 2 83,5

4 78-81 8 79,5

5 74-77 9 75,5

6 70-73 1 71,5

Jumlah 24 489

Presentasi nilai rata-rata siklus II sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎2 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) =1.915

24100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑃) = 7.98 %

Kemudian dapat dilihat peningkatan setelah diberlakukan model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep dengan rumus berikut :

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

71,5 75,5 99,5 83,5 87,5 91,5

Frekuensi

Nilai Tengah

Gambar 4.4 Grafik distribusi frekuensi siklus

II

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

66

N-Gain (g) =79,79−0,47

100−0.47

=79.32

99,53

= 0,796

Jadi berdasarkan kategori perolehan N-gain yang ditetap hake 1999 setelah

diberlakukan model pembelajaran pada siklus II dapat disimpulkan nilai

peningkatan N-gain sudah berada pada kategori tinggi dengan angka lebih dari

dari 0,7 yaitu 0,796

Kemudian dihitung dalam persentase yaitu :

N-Gain (g) =𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%

N-Gain (g) = 79,79−0,47

100−0.47 x100%

= 79.32

99,53 x100%

= 79.6%

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

67

Tabel 4.14 Rata-Rata N-Gain individu siswa siklus II

NO Nama Siswa Nilai

% N-Gain Kriteria Pretest Postes

1 AP 50 75 0,5 Sedang

2 AR 70 75 0,166 Rendah

3 BMF 40 85 0,75 Tinggi

4 DE 30 80 0,71 Tinggi

5 DCN 70 75 0,166 Rendah

6 FAN 70 75 0,166 Rendah

7 IU 50 90 0,8 Tinggi

8 JJ 80 90 0,5 Sedang

9 MM 60 80 0,5 Sedang

10 MN 0 70 0,7 Sedang

11 NRD 60 90 0,75 Tinggi

12 NW 60 75 0,37 Sedang

13 NZ 70 80 0,5 Sedang

14 NA 60 90 0,75 Tinggi

15 NC 50 80 0,6 Sedang

16 OD 40 85 0,75 Tinggi

17 RF 0 80 0,8 Tinggi

18 RA 50 75 0,5 Sedang

19 RAW 70 75 0,166 Rendah

20 RS 60 80 0,5 Sedang

21 RN 20 80 0,75 Tinggi

22 SA 70 75 0,166 Rendah

23 VV 70 75 0,166 Rendah

24 YA 30 80 0,71 Tinggi

Tabel 4.15 Presentase N-Gain indikator literasi sains pretes - siklus II

Pelaksanaan Presentase Proses Persentase Konten Persentase Konteks

Pretest 3,7 5 3,6

Postest 5,95 7,75 5,3

N-gain 0,67 1,375 0,5

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

68

Kriteria Sedang Tinggi Sedang

Dari hasil perhitungan nilai individu siswa pada siklus II dapat dilihat

peningkatan yang terjadi dari siklus prasiklus ke siklus II sebesar 0,79 yang mana

pada ketetapan hakke 1999 sudah berada pada kategori efektif. Maka perlakuan

pada penelitian ini diakhiri pada siklus II.

e. Refleksi Siklus II

Dalam Penelitian Tindak Kelas (PTK) Tahapan refleksi dilakukan setelah

melewati tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi, kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang terjadi pada siklus II dari

siklus sebelumnya yaitu siklus I. Hal ini terlihat dari upaya meningkatkan literasi

sains siswa yang sudah memenuhi indikator literasi sains berupa tes. data yang

ada dapat diketahui bahwa siklus dua sudah berada pada kategori baik yaitu

dengan persentase 79,6%. dan berdasarkan lembar observasi siswa dan guru yang

mana lembar observasi siswa pada siklus II menunjukkan angka 86% dan lembar

aktivitas guru menunjukkan angka 80% Berdasarkan hasil refleksi tersebut

penelitian pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi

indikator keberhasilan tindakan maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri

pada siklus II.

Dari beberapa uraian di atas kemudian data dalam penelitian ini dianalisis

serta disimpulkan, berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan pengerjaan

instrument tes sebagai berikut :

1. Hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase sebesar

70%, sedangkan pada siklus II diperoleh persentase sebesar 86%. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan aspek literasi sains siswa yang

menggunakan model pembelajaran group investigation berbantuan peta

konsep pada mata pelajaran fisika.

2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 69%, sedangkan pada siklus II diperoleh persentase

sebesar 83%. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan kemampuan

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

69

guru dalam memanejemen kelas sehingga mampu meningkatkan

keefektifan belajar siswa.

3. Sedangkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dengan teknik tes

evaluasi Literasi Sains siswa meningkat dari pra siklus dengan rata-rata

5,18 belum mencapai KKM, siklus 1 dengan rata-rata 7,45 yang belum

juga mencapai KKM namun sudah ada peningkatan sebesar 0,47 yang

jika dipersentasekan 47%, jika ditinjau dari ketetapan hakke 1999

mengenai N-Gain peningkatan dalam persentase 47% masih berada pada

kategori kurang sehingga harus dilanjutkan siklus berikutnya yaitu siklus

II, pada siklus II mendapat rata-rata 79,8 atau 7,98% dan peningkatan

dari siklus sebelumnya adalah 7,96% dengan kriteria sudah mencapai

KKM yang maksimal, dan dibuktikan dengan lebih dari 75% siswa telah

dinyatakan tuntas hal ini membuktikan adanya peningkatan dalam upaya

meningkatkan literasi sains siswa dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep pada mata

pelajaran fisika.

E. Interprestasi Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa

pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran menunjukan aktivitas belajar siswa serta aktivitas guru yang belum

begitu optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan aktivitas

guru setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Adapun data yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam

melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dan aktivitas mengajar guru

selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari lembar

observasi digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk melakukan

refleksi terhadappelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan sebagai acuan

untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil observasi yang

diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

70

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus I Siklus II

Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru

Aktivits Guru

Sebagaimana ditunjukkan pada table dan grafik diatas terjadi peningkatan

aktivitas siswa dan guru dari siklus I ke siklus II. Dibuktikan dengan hasil

aktivitas siswa pada siklus I dengan angka 70% meningkat menjadi 86% dan pada

aktivitas guru dari 69% ke 83% Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran Group investigation berbantuan peta konsep efektif meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru di MAN 2 kota Jambi.

Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Siswa

Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Guru

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

71

2. Hasil Tes

Selain hasil observasi peningkatan literasi sains siswa setelah

menggunakan model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep

juga dapat dilihat dari hasil tes yang menggunakan instrument Literasi Sains

berdasarkan table dan grafik berikut :

Berdasarkan tabel dan Grafik diatas dapat dilihat peningkatan aspek

literasi sains siswa dari prasiklus ke siklus 1 dengan dengan persentase hasil

peningkaan yaitu 47% yang mana berdasarkan ketentuan persentase N-Gain

menurut hakke 1999 masih berada pada kategori kurang yaitu pada kategori 40-

55. dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebanyak 79.6% dan

persentase tersebut menunjukkan kategori Efektif dengan pertase lebih dari 76%.

dan dapat dilihat peningkatan aspek proses, konten, dan konteks sains yang dijelas

pada tabel berikut.

Tabel 4.17 persentase peningkatan indikator pencapian literasi sains

Indikator Proses sains Konten sains Konteks sains

Siklus I 0,57 1,45 0,22

Siklus II 0,67 1,37 0,5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Prasiklus Siklus I Siklus II

Hasil Tes siswa

Rata-rata

Gambar 4.7 Grafik Hasil tes literasi sains Siswa

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

72

Kriteria Sedang Tinggi Sedang

Berdarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga aspek literasi dapat

dicapai dengan baik setelah diterapkan model pembelajaran Group investigations

berbantuan peta konsep pada mata pelajaran fisika.

F. Pembahasan

Berdasarkan penelitian hasil observasi dan hasil tes terlihat adanya

peningkatan dari aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II yaitu dari 70% ke 86%

begitu juga dengan aktivitas guru yang mengalami peningkatan dari 69% ke 83%

hal ini menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran bisa tercapai menggunakan

model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh ika mariani pada tahun 2010, yang

berjudul Pembelajaran kooperatif Gi (Group Investigation)berbantuan media

Laboratorium Virtual Dilengkapi Handout untuk meningkatkan kualitas proses

dan hasil belajar, bedanya hanya pada bantuan yang digunakan, dan hasil dari

penelitian beliau menunjukkan adanyanya peningkatan kualitas proses dan hasil

belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Group Investigation.

Group investigation berbantuan peta konsep mampu meningkatkan literasi

sains hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil tes siswa yang meningkat dari

prasiklus ke seklus I sebanyak 47% dari rata-rata prasiklus 51,8 ke siklus I

dengan rata-rata 74,5 untuk indikator pencapaian literasi sians pada aspek proses

meningkat dari prasiklus ke siklus I sebanyak 0,57 dengan kategori sedang, pada

aspek konten meningkat sebanyak 1,45 dengan kategori tinggi kemudian pada

aspek konteks meningkat sebanyak 0,22 yaitu dengan kategori rendah. Karena

karena pada siklus I juga belum mencapai KKM yang diinginkan maka dilakukan

lanjutan siklus yaitu siklus II, setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat

kenaikan yang terjadi dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 79,6% dari rata-rata

siklus I 74,5 ke siklus II 79,8, kemudian pada indikator literasi sains prasiklus ke

siklus II sebanyak 0,67 dengan kategori sedang, pada aspek konten meningkat

sebanyak 1,37 dengan kategori tinggi kemudian pada aspek konteks meningkat

sebanyak 0,5 yaitu dengan kategori sedang, sehingga dapat dikatakan bahwa

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

73

penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep

mampu meningkatkan literasi siswa.

Hasil ini sejalan dengan penelitian dewi cahyani (2018) yang

menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka terlihat

bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat

memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan literasi sains siswa. Hal ini

disebabkan karena penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat

membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dikelas sehingga mudah

memahami atas teori-teori yang mereka pelajari dengan apa yang mereka temukan

Literasi sains siswa bisa ditingkatkan meskipun tidak secara spontan

ataupun lansung, model pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi

tercapai atau tidaknya indikator literasi sains, pengembangan sikap ilmiah siswa

sangat berperan penting dalam hasil yang dicapai, sikap ilmiah ini disebutkan

dalam PISA 2015 yang menyebutkan bahwa keyakinan dalam literasi sains

seseorang mencakup sikap-sikap tertentu, diantaranya terdapat keyakinan,

orientasi motivasi, rasa percaya diri, nilai-nilai, dan tindakan utama. (OECD,

2016). Pengukuran terhadap pencapaian literasi sains berdasarkan standar PISA

yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk

pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau

memecahkan masalah, seperti mengidenifikasi dan menginterpretasi bukti serta

menerangkan kesimpulan, termasuk juga mengenal jenis pertanyaan yang dapat

dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam

suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti

yang ada. Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk

memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui

akitivitas manusia, dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan

konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains

sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-

sumber lain .seperti yang dikatakan Toharudin., et al,(2011) Situasi atau konteks

adalah area aplikasi konsep-konsep sains yang dikelompokkan menjadi tiga area

sains yaitu kehidupan dan kesehatan, bumi dan lingkungan dan teknologi.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

74

Sikap ilmiah akan muncul sendirinya ketika adanya penerapan

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif dan tepat sebagaimana

yang diungkapkan Atiyah, et al. (2016) dalam pengetahuan yang dibangun sendiri

oleh oleh siswa (Student Centered), sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan

mediator. Guru tidak perlu mentransfer semua pengetahuan kepada siswa tetapi

mengajak siswa untuk berfikir dan mencari jawaban sendiri atas permasalahan

yang diberikan oleh guru maupun siswa itu sendiri melalui diskusi kelas. Model

pembelajaran koperative tipe group investigation proses dan tahapannya

mengarah kepada lahirnya siswa yang memiliki sikap ilmiah yang mampu berfikir

kritis hal ini bisa dilihat dari tahapan pembelajaran group investigation yaitu :

Pengelompokan, perencanaan, penyelidikan, pengorganisasian, presentasi dan

evaluasi, Tahapan tersebut sesuai dengan defenisi literasi sains itu sendiri menurut

OECD (2013) mendefinisikan literasi sains sebagai (1) pengetahuan ilmiah

individu dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk

mengidentifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena

ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang berhubungan dengan isu

sains; (2) memahami karakteristik utama pengetahuan yang dibangun dari

pengetahuan manusia dan inkuiri; (3) peka terhadap bagaimana sains dan

teknologi membentuk material, lingkungan intelektual dan budaya; (4) adanya

kemauan untuk terlibat dalam isu dan ide yang berhubungan dengan sains.Oleh

karena itu model pembelajaran group investigation mampu meningkatkan literasi

sains siswa, ditambah lagi dengan penenerapan group investigation pada

penelitian ini berbatuan peta konsep.

Peta konsep merupakan upaya mengingat dengan cara yang cepat

berdasarkan konsep-konsep dasar dari pembelajaran, literasi sains bisa

ditingkatkan melalui penerapan peta konsep karena dengan mengimplementasikan

peta konsep akan memancing siswa untuk berfikir kreatif namun tetap terarah.

Penelitian peningkatan literasi sains menggunakan peta konsep juga telah

dibuktikan oleh Syam Hadinugraha (2012) yang berjudul Menggambar Peta

Pikiran dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa yang

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

75

hasil penelitiannya menyimpulkan Penerapan metode mind mapping dalam

pembelajaran IPA telah berhasil dalam membantu peningkatan literasi sains siswa

SMP kelas VII. Peta konsep sendiri memiliki kelebihan Novak dan Gowin dalam

(Haris; 2005) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan siswa,

Kelebihan peta konsep bagi guru adalah:

1. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses

belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan

daya ingat belajarnya.

2. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang pada

gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada

siswa.

3. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang

akan memudahkan belajar

4. Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih

komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali

miskonsepsi.

Selain kelebihan peta konsep memiliki manfaat yaitu, menyelidiki apa

yang telah diketahui siswa, mengungkap miskonsepsi yang salah, dan sebagai alat

evaluasi (Dahar: 2006). Dari kelebihan serta manfaat peta konsep sudah

tergambar jelas apabila peta konsep diterapkan akan berpeluang besar sebagai

alternative permasalahan yang terjadi kepada siswa terutama pada aspek berfikir

kritis, dan dengan diterapkannya model pembelajaran yang dikalaborasikan

dengan peta konsep tentunya indikator pencapaian literasi sains akan mudah untuk

dicapai yang mana indikator tersebut sangat relevan dengan langkah model

pembelajaran Group investigation, serta dengan tujuan dan manfaat dari peta

konsep.

Setelah mengetahui bagaimana langkah, kemudian kelebebihan serta

manfaat dari Group investigation dan peta konsep dan juga indikator pencapaian

literasi sains, dapat dilihat sangat dekat hubungannya dengan hakekat sains yaitu

sebagai berikut :

1. Hakikat Sains sebagai Produk

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

76

Produk adalah hasil atau keluaran yang diperoleh dari suatu pengumpulan

data yang disusun secara lengkap dan sistematis.Sains sebagai produk adalah

kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik dari para ahli saintis sejak

berabad-abad berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori.Jadi hasil yang

berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data,

konsep, prinsip dan teori dalam Sains merupakan hasil kegiatan analitik.

2. Hakikat Sains sebagai Proses

Sains sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli

saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-

temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Proses yang

dimaksud adalah bagaimana cara berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang

ada di lingkungan. Pengetahuan sains disusun dan diperoleh melalui metode

ilmiah.Untuk itu diperlukan sejumlah keterampilan sains yang sering disebut

science processes skills, meliputi :

a. Mengenal dan merumuskan masalah.

b. Mengumpulkan data.

c. Melakukan percobaan atau penelitian.

d. Melakukan pengamatan.

e. Melakukan pengukuran.

f. Menyimpulkan.

g. Mengkomunikasikan pegetahuan atau melaporkan hasil penemuan.

Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :

a. Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan

panca indra.

b. Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan

kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah

diperoleh.

c. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari

hasil pengamatan.

d. Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.

Tahap- tahap penelitian:

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

77

1) Menetapkan masalah penelitian.

2) Menetapkan hipotesis penelitian.

3) Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.

4) Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.

e. Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan

pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti. Variabel

terdiri atas tiga yaitu:

1) Varibel bebas yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya

perubahan.

2) Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.

3) Variabel control yaitu variabel yang dibuat tetap.

f. Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang

kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.

g. Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.

3. Sains Sebagai Sikap Ilmiah

Dalam Sains mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dalam

memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap

tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan.Sikap ini

dinamakan sikap ilmiah.Sikap-sikap tersebut antara lain:

a. Objektif terhadap fakta atau kenyataan

b. Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.

c. Berhati terbuka

d. Dapat membedakan antara fakta dan pendapat

e. Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang

didasarkan atas fakta.

f. Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka.

g. Tidak percaya akan takhayul

h. Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah.

i. Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya

untuk diselidiki, dikritik dan disempurnakan.

j. Dapat bekerjasama dengan orang lain.

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

78

k. Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu

masalah atau gejala yang dijumpainya.

Pada penelitian ini model pembelajaran yang diterapkan yaitu group

investigation berbantuan peta konsep dan langkah-langkah, kelebihan dan manfaat

yang ada pada Group investigation dan peta konsep berdasarkan pemaparan diatas

fokus kepada aspek proses hakikat sains, meskipun ketiga hakikat tersebut selalu

berkaitan namun setelah di telaah group investigation dan peta konsep lebih

mengarah kepada hakikat proses sains yang mana berdasarkan penelitian mampu

peningkatkan literasi sains siswa di MAN 2 Kota Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan literasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation berbantuan peta konsep penelelitian ini dilakukan di Di Madrasah

Aliyah Negeri Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-

tahapan model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep dan

indikator pencapaiannya berlandasan indikator literasi sains. Setelah dilakukan

analisis data terlihat literasi sains siswa meningkat dengan adanya peningkatan

literasi sains siswa, siswa menjadi lebih aktif, kemudian responsiif terhadap

fenomena-fenomena yang dikaitakan dalam pembelajaran dan menjadikan siswa

lebih mudah dalam mengingat serta memunculkan ide-ide kreatif yang bersumber

dari pengamplikasian langkah Group Investigation berbantuan peta konsep.

Dengan meningkatnya literasi sains siswa mampu meningkatkan cara

berfikir, dan hasil belajar siswa pun menjadi meningkat, dari yang tadinya mereka

tidak peka terhadap kejadian atau fenomena ilmiah yang terjadi namun setelah

mereka paham bahwa ternyata fisika tidak selalu tentang rumus, dengan mereka

paham terhadap konsep dan akar dari semua yang mereka pelajari maka rumus

yang ada dalam fisika akan nampak dengan sendiri tanpa perlu menghafal untuk

mencari jawaban. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep mampu meningkatkan

literasi sains siswa, tidak hanya itu dengan pengaplikasian model pembelajaran ini

juga mampu meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar yang dapat

dilihat dari peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru di dalam kelas.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

79

Dalam penerapan model pembelajaran group investigation berbantuan peta

konsep pasti ada yang harus diperhatikan tidak hanya sebatas membagi kelompok

dan menunggu siswa presentase, namun pengawasan guru sangat diperlukan agar

tahapan-tahapan pembelajaran bisa berjaan sebagaimana semestinya. Guru harus

menyiapkan perencanaan yang matang agar waktu tidak banyak terbuang sia-sia

karena waktu kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fisika lumayan singkat,

kemudian pembagian kelompok pada group investigation juga sebaiknya diatur

oleh guru dengan melihat kemampuan siswa, didalam kelompok tersebut

kemampuan siswa harus saling melengkapi agar penyampaian materi bisa sampai

dengan baik kepada teman-teman yang lain.

Kemampuan siswa dalam berbicara dan menulis harus seimbang karena

masih banyak siswa yang sulit untuk menyampaikan materi sekali gus menata

peta konsep yang ingin mereka sampaikan dipapan tulis, sehingga dalam tahapan

presentasi membutuhkan waktu yang agak panjang karena mereka membuat peta

konsepnya terlebih dahulu barulah mereka menyampaikan isi konsep tersebut.

Hal ini sebenarnya tidak buruk namun akan lebih efektif apabila siswa lebih bisa

aktif dalam menulis konsep sekalian menerangkan isi konsep tersebut.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

80

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Fisika sudah seharusnya menjadi matapelajaran yang diminati, presepsi-

presepsi negatif tentang fisika sendiri bisa dihilangkan meskipun tidak spontan

dan perlu adanya pemberlakuan khusus terutama dari tenaga pendidik terlebih

dahulu seperti penerapan model yang mampu menarik minat bakat serta tidak

membosankan bagi siswa. Penerapan model pembelajaran group investigation

pada penelitian ini memperlihatkan bahwa efektifitas proses belajar mengajar

dapat dicapai hal ini dapat disimpulkan dari observasi aktivitas siswa pada siklus I

dengan rata-rata 70% kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata 86%,

peningkatan juga terlihat dari observasi akivitas guru yang mana pada siklus I

memperoleh rata-rata 69% kemudian pada siklus II memperoleh rata-rata 83%

selain berasarkan lembar observasi peningkatan juga dapat dilihat berdasarkan

data hasil tes literasi sains siswa terjadi peningkatan dari prasiklus dengan rata-

rata 51,8 yang masih belum mencapai KKM kemudian dilanjutkan pada siklus I

dengan rata-rata 74,5 dan masih juga belum mencapai KKM namun terjadi

penigkatan sebanyak 47% peningkatan ini berdasarkan ketetapan hakke 1999

masih berada pada kategori kurang.

Karena masih belum mencapai KKM maka dilanjutkan dengan siklus

kedua yang memperoleh hasil rata-rata 79,8 persentase peningkatan dari siklus I

ke siklus II sebanyak 79,6% dan peningkatan ini sudah dianggap efektif yaitu

dengan angka lebih dari 76 begitu juga untuk peningkatan N-Gain indikator

pencapian literasi sains yaitu aspek proses meningkat dari prasiklus ke siklus I

yaitu sebanyak 0,57 dengan kategori sedang kemudian pada aspek konten

meningkat sebanyak 1,45 dengan kategori tinggi dan untuk konteks meningkat

0,22 dengan kategori rendah. Peningkatan N-Gain indikator literasi sains dari

prasiklus ke siklus I pada aspek proses sains meningkat sebanyak 0,67 dengan

kategori sedang, kemudian pada aspek konten meningkat sebanyak 1,375 dengan

kategori tinggi dan untuk konteks sains meningkat sebanyak 0,5 dengan kategori

sedang.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

81

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan

literasi sains siswa menggunakan model pembelajaran group investigation

berbantuan peta konsep mampu meningkatkan literasi sains siswa, baik itu pada

indikator pencapaian prose, konten, dan konteks sains.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas serta untuk lebih meningkatkan tingkat

literasi sains siswa, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Diharapkan guru lebih menekankan pembelajaran ke aspek literasi

sains.

2. Diharapkan guru bisa memenage waktu yang singkat umumnya pada

mata pelajaran fisika agar bisa menerapkan model pembelajaran

sehingga proses belajar mengajar tidak monoton.

3. Diharapkan guru bisa menggunakan moel pembelajaran group

Investigation dalam proses pembelajaran dan mengkaitkan proses

pembelajaran dengan aspek ilmiah berdasarkan kehidupan sehari-hari

sehingga literasi sains siswa secara perlahan bisa lebih meningkat.

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 106: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

83

LAMPIRAN 4.1 Beaground Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi

A. Keadaan Pendidik dan kependidikan Madrasah

1. Keadaan Guru

Tenaga pengajar di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi mempunyai tugas

utama dalam mengelola pelajaran untuk disampaikan kepada siswa dan siswi.Selain

itu guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi tahun 2018 juga harus

menjalankan tugas piket dan sebagai wali kelas. Ketentuan yang menunjukkan bahwa

tenaga dalam satu lembaga pendidikan harus mempunyai ijazah guru untuk menjadi

tenaga pengajar.

Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan dalam proses

belajar mengajar. Seorang guru mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk membina

dan mengembangkan anak-anak didiknya.Adapun guru-guru yang ada di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Kota Jambi berjumlah 98 orang. Dari segi sumberdaya mengajar

mereka rata-rata mempunyai kualifikasi sebagai guru, baik dari lembaga pendidikan

umum maupun dari pendidikan agama. Dengan demikian sumber daya mengajar di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi telah mempunyai persyaratan baik dari segi

pendidikan umum mapun pendidikan agama tabel lengkap mengenai daftar jumlah

tenaga pendidik bisa dilihat pada lampiran 4.1

Tabel 4.3 Daftar jumlah tenaga pendidik MAN 2 Kota Jambi

No Status Jumlah

1 PNS 58

2 GTT 40

Jumlah = 98 tenaga

pendidik

(Sumber website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)

2. Keadaan Siswa

Dalam pengamatan saya selama berada di MAN 2 Kota Jambi,saya melihat

adanya suatu hubungan baik dalan menjalankan kerja sama, contohnya dalam bidang

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

84

akademisi siswa sangat disiplin serta taat pada tata tertib yang di berlakukan oleh

pihak sekolah, bahkan dalam bidang keorganisasian siswa yang terdapat di MAN 2

Kota Jambi sangat aktif dan boleh saya bahasakan hampir semua siswa yang

memilki potensi atau bakat dapat disalurkan melalui kegiatan Ekstra maupun intra

sekolah, seperti Pramuka, Drum Band, PMI, OSIM, Olahraga dan lain sebagainya.

Adapun jumlah siswa yang terdapat di MAN 2 Kota Jambi kelas X berjumlah

381 siswa kelas XI berjumlah 433 siswa kemudian kelas XII berjumlah 355.

B. Keadaan Srana dan Prasrana Madrasah

Adapun sarana prasarana yang terdapat di MAN 2 Kota Jambi adalah sebagai

berikut:

1. Tanah dan Halaman

MAN 2 Kota Jambi berdiri diatas tanah sertifikat hak milik Departemen

Agama RI dengan nomor sertifikat: 38 luas tanah: 35.385 m. Luas bangunan 6771 m.

Sekitarnya dikelilingi oleh pagar beton. Di sebelah Barat berbatasan dengan

pemukiman penduduk, sebelah utara berbatasan dengan gedung MTS Negeri 2,

sebelah timur dan Selatan berbatasan dengan jalan Umum.

2. Gedung Madrasah

Bangunan gedung MAN 2 Kota Jambi saat ini pada umumnya dalam keadaan

baik dan terpelihara, seluruhnya dangan konstruksi beton. Gedung ini terdiri dari 36

ruang kelas dengan luas 8 x 8 m2 dengan kondisi baik, kemudian ada 5

bengkel/keterampilan dengan luas10 x 8 m2dalam kondisi baik, 2 ruangan

Laboratorium IPA dengan luas 10 x 8 m2 dalam kondisi baik, 2 ruangan labor bahasa

dengan luas 8 x 8 m2 dengan kondisi bangunan baik, 1 perpustakaan dengan luas 20 x

8 m2 dalam kondisi baik, 1 ruangan guru dengan luas bangunan 13 x 20 m2 dengan

kondisi baik, 1 ruang kepala sekolah dengan luas 2.5 x 2.5 m2 dengan kondisi

bangunan baik, 1 ruang kepala TU dengan luas 2.5 x 2.5 m2 dengan kondisi bangunan

baik.

Kemudian memiliki 1 ruang bendahara dengan luas 2.5 x 2.5m dengan

kondisi baik, kemudian ada 1 ruangan staf administrasi dengan luas 5 x 6m2dan

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

85

kondisi baik, selanjutnya ada 1 ruang operator komputer dengan luas 36m2 , kemudian

ada 1 ruang BK dengan luas 32m2dalam kondisi, kemudian 2 ruang UKS dengan luas

32m2dalam kondisi baik, ada 1 ruang koperasi dengan luas 48m2dalam kondisi baik,

selanjutnya ada 1 buah aula PSBB dengan luas bangunan 450m2dalam kondisi baik,

kemudian ada 16 kamar asrama putri dengan luas bangunan 10 x 8m2dalam kondisi

sangat baik.

Kemudian 21 kamar wisma engan luas 4 x 4m2dalam kondisi baik, ada 4 unit

WC guru seluas 1,5m2dengan kondisi layak pakai, kemudian ada 10 WC siswa

dengan luas 1,5m2dengan kondisi layak pakai, selanjutnya ada 4 ruang kelas diklat

PSBB dengan luas 8 x 8m2dalam kondisi baik, kemudian ada 1 ruang makan PSBB

dengan luas 100m2dalam kondisi baik, ada 1 unit kantin siswa dengan luas 8 x

10m2dalam kondisi baik, kamudian ada 1 unit masjid seluas 332m2dalam kondisi

sangat baik, ada 5 unit sarana olahraga dengan kondisi baik, ada 1 ruang OSIM

dengan luas 3 x 8m2dalam kondisi baik, kemudian ada 2 unit pos satpam dengan luas

2x3m2 dalam kondisi baik, dan yang terakhir ada 2 Tempat parkir seluas 120m2alam

keadaan baik.

Itulah keadaan srana dan prasrana yang ada di MAN 2 Kota jambi yang

disajikan lengkap pada lampiran 4.2.

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

86

No Nama Keterangan

1 Ambok Pera Afrizal, MA PNS

2 Dra. Hj Lili Rosita, S.Pd PNS

3 Dra Rosmawati PNS

4 Mistriza Elvy, S.Pd PNS

5 Drs. Syaiful Bahri PNS

6 Drs. Basyir, M.Pd.I PNS

7 Drs. Hj. Marwen PNS

8 Drs. Panji, M.Pd PNS

9 Drs. Hj Muslim, S.Pd, M.Pd.I PNS

10 Drs. Ahadiyanto, M.Si PNS

11 Drs. Herry Santoso PNS

12 Dra. Nurnas, M.Pd.I PNS

13 Dra. Hj. Nurhayati PNS

14 Drs. Siti Maryam, M.Pd PNS

15 Sapar Marwan, S.Pd, M.Pd PNS

16 Harbon Kosassih, M.Pd PNS

17 Ali Imron, S.Pd, M.Pd.I PNS

18 Dr. Michrunnisa Ramli M.Pmat PNS

19 Yenni, S.Pd, M.Pd PNS

20 Dra. Juslina Ernawati, M.Pd PNS

21 Heryani, S.Pd PNS

22 Hj. Dian Saptarini, S.Pd PNS

23 Butet Noperita, S.Pd PNS

24 Tridiawati, S.Pd PNS

25 Yokmi, S.Pd PNS

26 Awaludin, S.Pd, M.Si PNS

27 Tri Astutiek, ST, M.Pd PNS

28 Zaimarni, S.Pd, M.Si PNS

29 Rahwamawati, S.Pd PNS

30 Nurjamal, S.Pd, M.Pd PNS

31 Latipah Hanum Lubis, M.Pd PNS

32 Nurasiah, S.Pd PNS

33 Dr. Darma Putra, M.Pkim PNS

34 Siti Ropiah, SP, M.Si PNS

35 Andi Neha, M.Fil.I PNS

36 Dr. Doddy Prabencana, M.Pd.I PNS

Daftar Jumlah Tenaga Pendidik Madrasah

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

87

37 M. Ichsan Amin, S.Ag PNS

38 Durrah, S.Ag PNS

39 Ismail Fahmi, S.Ag PNS

40 M.Adong, S.Ag PNS

41 Gogor Hestiwono, S.Pd PNS

42 Al Wardah Mardiah, S.Sos PNS

43 Marini Ariesta, S.Sos PNS

44 Brianti Amazona, S.Pd PNS

45 Deni Nusfa, S.Pd PNS

46 Sri Raihana, S.Pt PNS

47 Fidya Nova Frismayanti, SE PNS

48 Dra. Jaudah PNS

49 Dra. Irwinda PNS

50 Drs. Sawang PNS

51 Dra. Herni Suryaningsih PNS

52 Roslina, S.Ag PNS

53 Budhi Harsono, SH PNS

54 Rini Mariani, S.Pd PNS

55 Rahayu Eulandari. S, S.Pd.I PNS

56 Vinda Nur Rahmawati, S.Pd PNS

57 Zamrizal, S.Pd. I. MA PNS

58 Hj. Rahmawati, S.Ag PNS

59 Drs. Ali Hasbi Pulungan GTT

60 M.Basid, S.Sos.I GTT

61 Deddy Purwandi, S.Pd GTT

62 Sri Wahyuningsih, S.Pd GTT

63 Leni Marlina, S.Kom GTT

64 Sastria Hedrayani, S.Pd GTT

65 Tri Iskawati, S.Pd.I GTT

66 Keristinah, S.Kom GTT

67 Widya Andriyani,S.Pd GTT

68 Lasmira, S.Pd GTT

69 Rika Maryati. A, S.Pd GTT

70 Rahmi Fitriani, S.Ag GTT

71 Dra. Defita Ridayani GTT

72 Mutamimah, S.Pd.I GTT

73 Faiza, S.Ag GTT

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

88

74 Ida Agustia Wati, SH GTT

75 Ifit Mandalia. S.Pd GTT

76 M.Riko Apriyanto, S.Pd GTT

77 Eni Astuti, S.Pd GTT

78 Hijrah, S.Pd.I GTT

79 Syamsu Akmal, S.Pd.I GTT

80 Martha Wahyudi, S.Pd GTT

81 May Suryeti, S.Pd GTT

82 Ary Triandiah, S.Pd GTT

83 Syamsiah HS, S.Pd.I GTT

84 Ambok Maik, S.Pd GTT

85 Yunita, S.Pd GTT

86 Sukmawati, S.Pd GTT

87 Suprapno, M.Pd GTT

88 Yuvi Septyan Aswad, S.Pd GTT

89 Drs. H. Nawawi GTT

90 Ridwan, S.Hum GTT

91 Syah Albani, A.Md, S.Pd GTT

92 Desi Parwanti, S.Pd GTT

93 Novita Sari, S.Pd GTT

94 Afriani Ramadhan, M.Pd.I GTT

95 Oktarian Saputra, S.Pd GTT

96 Yoos Tefiana, S.Pd GTT

97 Drs. A Muhid, M.Pd.I GTT

98 Junika Wulandari Putri, S.Pd GTT

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

89

LAMPIRAN 4.2 Keadaan gedung MAN 2 Kota Jambi

Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah Ukuran Luas Kondisi

Ruang Kelas 36 rg 8 x 8 m2 Baik

Bengkel/ Ruang keterampilan 5 rg 10 x 8 m2 Baik

Laboratorium IPA 2 rg 10 x 8 m2 Baik

Laboratorium Bahasa 2 rg 8 x 8 m2 Baik

Perpustakaan 1 rg 20 x 8 m2 Baik

Ruang Guru 1 rg 13 x 20 m2 Baik

Ruang Kepala Madrasah 1 rg 5 x 5 m2 Baik

Ruang Kepala TU 1 rg 2,5 x 2,5 m2 Baik

Ruang Bendahara 1 rg 2,5 x 2,5 Baik

Ruang Staf Administrasi 1 rg 5 x 6 m2 Baik

Ruang Operator Komputer 1 rg 36 m2 Baik

Ruang BK 1 rg 32 m2 Baik

Ruang UKS 2 rg 32 m2 Baik

Ruang Koperasi 1 rg 48 m2 Baik

Aula PSBB 1 unit 450 m2 Baik

Asrama Siswa (Pr) 16 Kamar 10 x 8 m2 Sangat Baik

Wisma 21 Kamar 4 x 4 m2 Baik

WC Guru 4 Unit 1,5 m2 Layak Pakai

WC Siswa 10 Unit 1,5 m2 Layak Pakai

Ruang Kelas Diklat PSBB 4 rg 8 x 8 m2 Baik

Ruang Makan PSBB 1 Unit 100 m2 Baik

Kantin Siswa 1 Unit 8 x 10 m2 Baik

Masjid 1 Unit 332 m2 Sangat Baik

Sarana Olahraga 5 Unit Baik

Ruang OSIM 1 rg 3 x 3 m2 Baik

Pos Satpam 2 Unit 2 x 3 m2 Baik

Tempat Parkir 2 Unit 120 m2 Baik

(Sumber : Website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

90

LAMPIRAN 4.3 Hasil Prasiklus

No Nama Nilai Postest

Keterangan

1 Amelia Putri 50 Tidak Tuntas

2 Andik Ramatiah 70 Tuntas

3 Bima Miftahul Fatwa 40 Tidak tuntas

4 Daliyah Elsyafira 30 Tidak Tuntas

5 Dwi Cahyaningsih 70 Tuntas

6 Fradisca adde Nur 70 Tuntas

7 Inayah Uzma 50 Tidak tuntas

8 Jesti Jannati 80 Tuntas

9 M. Mauluddin 60 Tidak Tuntas

10 M. Nabil 0 Tidak Tuntas

11 Nanda Rosa Defani 60 Tidak Tuntas

12 Navalia Wardani 60 Tidak Tuntas

13 Nia Zulkarnain 70 Tidak Tuntas

14 Niken Amelia 60 Tidak Tuntas

15 Nurifah Cahya 50 Tidak Tuntas

16 Opinur Destiana 40 Tidak Tuntas

17 Rafly Fadhil 0 Tidak Tuntas

18 Rahmah Aufathiya 50 Tidak Tuntas

19 Rahmayani Anwar 70 Tidak Tuntas

20 Reni Septiani 60 Tidak Tuntas

21 Rizqi Nurandika 20 Tidak Tuntas

22 Sabrina Azzahra 70 Tidak Tuntas

23 Veronika Vitadela 70 Tuntas

24 Yudha Andrean 30 Tidak Tuntas

Jumlah 1.244

Belum Mencapai

KKM

Siswa Tuntas 1

Siswa Tidak Tuntas 23

RATA-RATA 51.8

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

91

LAMPIRAN 4.4 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I

NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN Skor Rentang

Skor

1 mengidentifikasi

pertanyaan

ilmiah

1. Siswa mampu

mengidentifikasi kata-

kata kunci untuk

mencari imformasi

ilmiah tentang topic

yang diberikan.

10

1 - 15

2 Menjelaskan

fenomena secara

ilmiah

1. Mendeskripsikan . 8 1 - 10

2. Manafsirkan. 8 1 - 10

3. Memprediksi. 7 1 - 10

3. Menggunakan

bukti ilmiah

1. Menilai informasi

ilmiah 7 1 - 10

2. Menarik kesimpulan

berdasarkan bukti

ilmiah.

7 1 - 15

3. Memilih alternative

kesimpulan yang

terkait bukti yang

diberikan.

8

1 - 10

4. Memberikan alasan

untuk setuju atau

menolak kesimpulan .

8

1 - 10

5. Membuat refleksi

berdasarkan implikasi

social dari kesimpulan

ilmiah.

7

1 - 10

JUMLAH 70% 100%

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

92

LAMPIRAN 4.5 Lembar Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Guru mengucap salam pembuka dan

mengkondisikan siswa 4

2. Guru memotivasikan siswa untuk

berpartisipasi aktif selama proses

pembelajaran

3

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan hari ini.

3

4. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan pada siswa

2

5. Guru menginformasikan dan menegaskan

kepada siswa tentang jenis-jenis penilaian

yang akan dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung

2

B Kegiatan inti

1. Guru membagikan materi kepada siswa

4

2. Guru menyampaikan gambaran umum

tentang materi yang akan dipelajari

4

3. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

4

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

93

4. Guru mengingatkan siswa tentang ketentuan

dalam model pembelajaran kooperatif group

investigation (GI)

3

5. Guru menginstrusikan siswa untuk membahas

materi penguasan secara berkelompok dengan

menyuruh siswa untuk mengidentifikasi toipk/

masalah yang sedang dipelajari, memilih

masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan

informasi tentang masalah yang akan dikaji dari

berbagai sumber belajar.

4

6. Guru berkeliling untuk memonitor kinerja

siswa dalam belajar kelompok

3

7. Guru mendorong siswa aktif dalam proses

pembelajaran

2

8. Guru memberikan kesempatan untuk masing-

masing kelompok untuk bertanya, menyanggah

dan menjawab pertanyaan

3

9. Guru menguatkan kesimpulan yang

diperoleh siswa dari hasil kerja kelompok siswa

3

10. Setelah presentasi guru menginstruksikan siswa

untuk kembali ke tempat

3

11. Guru membagikan soal tes dan

menginstruksikan agar siswa mengerjakan tes

secara individu

3

12. Guru membantu pelaksanaan tes 4

C Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan tentang

materi yang baru saja dibahas

4

2. Guru menginformasikan kegiatan yang akan

dilakukan pada pertemuan berikutnya dan

memberikan penugasan untuk siswa

3

3. Guru menginformasikan kegiatan yang akan

dilakukan pada pertemuan berikutnya dan

memberikan penugasan untuk siswa

4

Rata-rata = 69

Rata-rata persentase = 69%

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

94

LAMPIRAN 4.6 Hasil tes literasi sains Siswa Siklus I

No Nama

Nilai Tes

Evaluasi

Siklus I

Keterangan

1 Amelia Putri 70 Tidak Tuntas

2 Andik Ramatiah 75 Tuntas

3 Bima Miftahul Fatwa 75 Tuntas

4 Daliyah Elsyafira 75 Tuntas

5 Dwi Cahyaningsih 70 Tidak Tuntas

6 Fradisca adde Nur 75 Tuntas

7 Inayah Uzma 80 Tuntas

8 Jesti Jannati 90 Tuntas

9 M. Mauluddin 75 Tuntas

10 M. Nabil 60 Tidak Tuntas

11 Nanda Rosa Defani 80 Tuntas

12 Navalia Wardani 70 Tidak Tuntas

13 Nia Zulkarnain 75 Tuntas

14 Niken Amelia 90 Tuntas

15 Nurifah Cahya 75 Tuntas

16 Opinur Destiana 75 Tuntas

17 Rafly Fadhil 75 Tuntas

18 Rahmah Aufathiya 70 Tidak Tuntas

19 Rahmayani Anwar 70 Tidak Tuntas

20 Reni Septiani 75 Tuntas

21 Rizqi Nurandika 75 Tuntas

22 Sabrina Azzahra 70 Tidak Tuntas

23 Veronika Vitadela 70 Tidak Tuntas

24 Yudha Andrean 75 Tuntas

Jumlah 1.790

Belum Mencapai

KKM

Siswa Tuntas 16

Siswa Tidak Tuntas 8

RATA-RATA 74,5

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

95

LAMPIRAN 4.7 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II

NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN Skor Rentang

Skor

1 mengidentifikasi

pertanyaan ilmiah

1. Siswa mampu

mengidentifikasi kata-

kata kunci untuk

mencari imformasi

ilmiah tentang topic

yang diberikan.

13

1 - 15

2 Menjelaskan

fenomena secara

ilmiah

2. Mendeskripsikan . 10 1 - 10

3. Manafsirkan. 9 1 - 10

4. Memprediksi. 9 1 - 10

3. Menggunakan

bukti ilmiah

1. Menilai informasi

ilmiah 8 1 - 10

2. Menarik kesimpulan

berdasarkan bukti

ilmiah.

10 1 - 15

3. Memilih alternative

kesimpulan yang

terkait bukti yang

diberikan.

10

1 - 10

4. Memberikan alasan

untuk setuju atau

menolak kesimpulan .

9

1 - 10

5. Membuat refleksi

berdasarkan implikasi

social dari kesimpulan

ilmiah.

8

1 - 10

JUMLAH 86% 100%

LAMPIRAN 4.8 Lembar Aktivitas Guru Siklus II

No Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

A Pendahuluan

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

96

1. Guru mengucap salam pembuka dan

mengkondisikan siswa 4

2. Guru memotivasikan siswa untuk

berpartisipasi aktif selama proses

pembelajaran

4

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan hari ini.

4

4. Guru melakukan kegiatan apersepsi

dengan memberikan pertanyaan pada siswa

4

5. Guru menginformasikan dan menegaskan

kepada siswa tentang jenis-jenis penilaian

yang akan dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung

4

B Kegiatan Inti

6. Guru membagikan materi kepada siswa

4

7. Guru menyampaikan gambaran umum

tentang materi yang akan dipelajari

4

8. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

4

9. Guru mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok belajar

4

10. Guru mengingatkan siswa tentang

ketentuan dalam model pembelajaran

kooperatif group investigation (GI)

3

11. Guru berkeliling untuk memonitor kinerja

siswa dalam belajar kelompok

4

12. Guru mendorong siswa aktif dalam proses

pembelajaran

4

13. Guru memberikan kesempatan untuk

masing-masing kelompok untuk bertanya,

menyanggah dan menjawab pertanyaan

4

14. Guru menguatkan kesimpulan yang

diperoleh siswa dari hasil kerja kelompok

siswa

4

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

97

15. Setelah presentasi guru menginstruksikan

siswa untuk kembali ke tempat

4

16. Guru membagikan soal tes dan

menginstruksikan agar siswa mengerjakan

tes secara individu

4

17. Guru membantu pelaksanaan tes 4

C Penutup

4. Guru memberikan kesimpulan tentang

materi yang baru saja dibahas

4

5. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilakukan pada pertemuan berikutnya

dan memberikan penugasan untuk siswa

4

6. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilakukan pada pertemuan berikutnya

dan memberikan penugasan untuk siswa

4

Rata-rata = 83

Rata-rata persentase = 83%

LAMPIRAN 4.9 Hasil tes Literasi sains siswa Siklus II

No Nama

Nilai Tes

Evaluasi

Siklus II

Keterangan

1 Amelia Putri 75 Tuntas

2 Andik Ramatiah 75 Tuntas

3 Bima Miftahul Fatwa 85 Tuntas

4 Daliyah Elsyafira 80 Tuntas

5 Dwi Cahyaningsih 75 Tuntas

6 Fradisca adde Nur 75 Tuntas

7 Inayah Uzma 90 Tuntas

8 Jesti Jannati 90 Tuntas

9 M. Mauluddin 80 Tuntas

10 M. Nabil 70 Tidak Tuntas

11 Nanda Rosa Defani 90 Tuntas

12 Navalia Wardani 75 Tuntas

13 Nia Zulkarnain 80 Tuntas

14 Niken Amelia 90 Tuntas

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

98

15 Nurifah Cahya 80 Tuntas

16 Opinur Destiana 85 Tuntas

17 Rafly Fadhil 80 Tuntas

18 Rahmah Aufathiya 75 Tuntas

19 Rahmayani Anwar 75 Tuntas

20 Reni Septiani 80 Tuntas

21 Rizqi Nurandika 80 Tuntas

22 Sabrina Azzahra 75 Tuntas

23 Veronika Vitadela 75 Tuntas

24 Yudha Andrean 80 Tuntas

Jumlah 1.915

Sudah Mencapai

KKM

Siswa Tuntas 23

Siswa Tidak Tuntas 1

RATA-RATA 7.97

LAMPIRAN 5 Rencana Pelaksanaan pembelajaran siklus I

Satuan Pendidikan : MAN 2 KOTA JAMBI

Kelas/semester : XI MIA /2

Materi Pokok : Gelombang Bunyi

Alokasi Waktu : 5 x 45 menit

A. Kegiatan Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2:

Mengembangkan prilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan

proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaualan dunia.

KI 3:

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

99

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4:

Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya dari sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator NO

KD Indikator

1 1.1 Menyadari kebesaran

Tuhan yang menciptakan dan

mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan

fenomenal alam fisis dan

pengukurannya

1.1 Mengenali dan mengagumi kebesaran Tuhan

melalui pengamatan gejala-gejala alami

gelombang bunyi dan aplikasi gelombang bunyi

dalam teknologi.

2 2.1 Menunjukan prilaku

ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; bertanggung jawab;

terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli

lingkungan) dalam aktivitas

sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam

melakukan percobaan,

melaporkan, dan berdiskusi.

2.1 Melakukan kegiatan pengamatan peserta

didik dapat terbuka, jujur,hati-

hati,aktif,disiplin, kerjasama dan

bertanggung jawab.

3 3.1 Menerapakan konsep dan

prinsip gelombang bunyi

Siklus 1

1. menjelaskan karakteristik gelombang bunyi

2. menggunakan persamaan cepat rambat

gelombang pada zat gas, zat padat, dan zat

cair untuk penyelesaian masalah.

3. Menggunakan efek doppler untuk

penyelesaian masalah

4. Menjelaskan telinga sebagai penerima bunyi

5. Menjelaskan fenomena dawai

6. Menjelaskan fenomena pipa organa

7. Menjelaskan intensitas gelombang

8. Menjelaskan taraf intensitas bunyi

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

100

C. TujuanPertemuan

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, peserta didik

dapat memahami pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang

gelombang bunyi.

Melalui mengamati gejala-gejala alami gelombang bunyi dan aplikasi

gelombang bunyi dalam teknologi peserta didik dapat menyadari

kebesaran Tuhan.

Sesuda melakukan Kegiatan Mengamati dan mencoba Peserta Didik dapat

terbuka, jujur,hati- hati,aktif,disiplin, kerjasama dan bertanggung jawab.

1.7 Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat :

1. Menjelaskan apa itu gelombang bunyi

2. Menentukan cepat rambat gelombang bunyi

3. Menjelaskan efek doppler

4. Menjelaskan sumber bunyi

5. Mendefinisikan cepat rambat gelombang transversal pada dawai

6. Memahami resonansi pada dawai

7. Menentukan hubungan antara frekuensi nada dasar dan nada atas lainya

pada pipa organa terbuka/tertutup

8. .Menerapkan konsep gelombang bunyi pada pembuatan seruling dan gitar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian gelombang bunyi

Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium

ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang

memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula

yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut

dapat merambat melalui vakum ( hampa udara) , seperti gelombang listrik

magnet dapat merambat dalam vakum.

Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat

melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

101

hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar

memancarkan gelombang gelombang longitudinal ke segala arah.

Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal.

Hal ini berarti bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat.

Medium perambatan bunyi dapat berupa zat padat ataupun fluida (zat alir,

meliputi zat cair dan gas).

Menurut Ruwanto(2007)menuyimpulkan bahwa,”gelombang

bunyi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu gelombang infrasonik,

gelombang audio (audiosonik) dan gelombang ultrasonik”.

a) Gelombang Infrasonik

Gelombang infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya

kurang dari 20 Hz. Gelombang ini tak dapat dideteksi oleh telinga

manusia. sebagai contoh sumber-sumber gelombang infrasonic yaitu

gempa bumi ( aktivitas seismik ) dan aktivitas gunung berapi (aktivitas

vulkanik ). Gelombang infrasonik dari aktivitas seismik ataupun vulkanik

juga mampu dideteksi oleh binatang – binatang di sekitarnya. Oleh karena

itu biasanya sebelum terjadinya bencana berupa gunung meletus ataupun

gempa bumi, binatang-binatang itu lebih dulu bermigrasi atau berpindah

dari lokasi tersebut. Meskipun tak mampu mendeteksinya, ternyata

manusia memiliki reaksi tertentu terhadap adanya gelombang infrasonic.

Beberapa penelitian para ahli menunjukkan bahwa seseorang yang berada

di sekitar gelombang infrasonik akan cenderung merasa cemas, gelisah,

ngeri dan merasakan sesuatu keanehan emosi.

Contoh Soal :

Sebuah gelombang pada permukaan air dihasilkan dari suatu

getaran yang frekuensinya 30 Hz. Jika jarak antara puncak dan lembah

gelombang yang berturutan adalah 50 cm, hitunglah cepat rambat

gelombang tersebut!

Penyelesaian :

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

102

Diketahui : f = 30 Hz , ½ λ = 50 cm

λ = 100 cm = 1 m

Ditanya : v = ..?

Jawab : v = λ.f = 1.30 = 30 m/s

b) Gelombang audio

Gelombang audio merupakan gelombang bunyi yang frekuensinya

20 Hz hingga 20.000 Hz. Gelombang audio ini misalnya dihasilkan oleh

alat musik, percakapan, tumbukan antar benda, serta semua getaran bunyi

yang bunyinya mampu didengar manusia.

c) Gelombang ultrasonic

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi dengan

frekuensi diatas 20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga tak mampu

terdengar oleh manusia. Beberapa binatang mampu mendeteksi

gelombang ultrasonic ini, seperti, anjing, tikus, lumba-lumba dan

kelelawar. Ada banyak manfaat gelombang ultrasonic misalnya di bidang

medis dan industry. Di bidang medis gelombang ini dapat digunakan

untuk mencitrakan janin yaitu dengan ultrasonografi (USG ) dan juga

untuk membersihkan gigi. Di bidang industri , gelombang ini dapat

digunakan untuk melakukan uji tak rusak atau Non Destructive Testing

(NDT)

2. Sumber Gelombang Bunyi

Sumber gelombang bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Hampir

semua benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Misalnya dawai gitar

atau biola tampak bergetar sewaktu dibunyikan. Bunyi yang dihasilkan

oleh getaran dawai menyerupai superposisi dari gelombang- gelombang

sinusoidal berjalan. Gelombang berdiri pada dawai dan gelombang bunyi

yang merambat di udara mempunyai kandungan harmonik (tingkatan di

mana terdapat frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi dasar) yang

serupa. Kandungan harmonik bergantung pada cara dawai itu digetarkan.

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

103

3. Resonansi

Resonansi merupakan keadaan yang terjadi pada suatu benda

ketika pada benda itu datang gaya periodik yang frekuensinya sama

dengan frekuensi alamiah benda tersebut. Akibat keadaan resonansi,

benda akan bergetar dengan amplitudo terbesar yang mungkin dapat

terjadi karena gaya periodik itu. Resonansi dapat juga berarti bergetarnya

suatu benda karena getaran benda lain. Fenomena resonansi dapat juga

ditunjukkan dengan gelombang longitudinal (bunyi) dapat ditimbulkan

oleh garpu tala. Resonansi memegang peranan penting dalam instrument

musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring jika tidak

dilengkapi dengan ruang resonansi. Ruang resonansi ini dapat beresonansi

dengan dawai yang bergetar di dekatnya. Tanpa ruang resonansi, gitar dan

biola tidak akan menghasilkan nada yang nyaring dan merdu.

Sumber pada terompet adalah getaran bibir peniupnya. Jika

terompet tidak dilengkapi dengan ruang resonansi yang berupa pipa

dengan bentuk tertentu, getaran bibir saja tidak akan menghasilkan nada

yang nyaring dan merdu. Instrumen musik gamelan juga menggunakan

ruang resonansi yang terletak di bagian bawah. Demikian juga angklung

bambu yang sangat terkenal dari jawa barat.

4. Efek Doppler pada Bunyi

Bila seorang pendengar bergerak menuju sebuah sumber bunyi

yang stasioner, maka titi nada (frekuensi) bunyi yang terdengar adalah

lebih tinggi daripada bila pendengar tersebut berada di dalam keadaan

diam. Bila pendengar bergerak menjauhi sumber stationer tersebut, maka

dia akan mendengarkan titi nada yang lebih rendah daripada bila

pendengar tersebut berada di dalam keadaan diam. Doppler (1842)

menyatakan bahwa “sumber dan pengamat bergerak sepanjang garis yang

menghubungkan sumber dan pengamat medium melalui dimana bunyi

berjalan. Untuk menganalisis Efek Doppler pada gelombang bunyi, kita

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

104

perlu menentukan hubungan antara pergeseran frekuensi, kecepatan

sumber dan kecepatan pendengar relatif terhadap medium (biasanya

udara) yang dilalui gelombang bunyi tersebut. Dengan demikian seorang

pengamat yang bergerak menuju sumber bunyi yang diam akan

mendengar frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi sumber bunyi

yang sebenarnya Sebaliknya seseorang pengamat yang bergerak menjauhi

sumber bunyi akan mendengar frrekuensi yang lebih rendah daripada

frekuensi sumber bunyi yang sebenarnya.

Efek Doppler adalah efek yang penting di dalam cahaya. Laju

cahaya begitu besar sehingga hanya sumber astronomik atau sumber

atomik , yang mempunyai kecepatan- kecepatan tinggi dibandingkan

dengan sumber makroskopik bumi, yang memperlihatkan efek Doppler

yang sangat nyata. Efek astronomik terdiri dari pergeseran panjang

gelombang yang diamati dari cahaya yang dipancarkan oleh elemen-

elemen yang ada pada elemen astronomik yang bergerak dibandingkan

terhadap panjang gelombang yang diamati dari elemen- elemen yang

sama ini di bumi.

Konsekuensi dari efek Doppler yang mudah diamati adalah

pelebaran (penyebaran frekuensi) radiasi yang dipancarkan dari gas-gas

yang panas. Pelebaran ini berasal dari kenyataan bahwa atom-atom atau

molekul-molekul yang memancarkan cahaya bergerak di dalam semua

arah dan laju yang berbeda-beda relatif terhadap alat pengamat sehingga

penyebaran frekuensi akan dideteksi

5. Pemanfaatan Gelombang Bunyi

Beberapa pemanfaatan gelombang bunyi:

a. Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut serta lokasi dan jarak

objek dalam air gelombang Bunyi yang digunakan adalah ultrasonik.

b. Digunakan untuk mendeteksi janin dalam rahim, biasanyamenggunakan

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

105

bunyi infrasonik.

c. Digunakan mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.

d. Diciptakannya Pengeras Suara termasuk manfaat dari bunyi audiosonik.

e. Digunakan utuk kita mendengar suara, musik dan untukmemperlancar

komunikasi.

f. Menentukan jarak dari sesuatu tempat.

g. Pemecahan batu karang dalam usus

Manfaat gelombang bunyi (gelombang ultrasonic)

a. Pemanfaatan untuk Sonar (Sound Navigation Ranging)

Sonar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan

letak benda di bawah laut dengan menggunakan metode pantulan

gelombang. Pantulan gelombang oleh suatu permukaan atau benda

sehingga jenis gelombang yang lebih lemah terdeteksi tidak lama setelah

gelombang asal disebut gema. Gema merupakan bunyi yang terdengar

tidak lama setelah bunyi asli. Perlambatan antara kedua gelombang

menunjukkan jarak permukaan pemantul.

Penduga gema (echo sounder) ialah peralatan yang digunakan

untuk menentukan kedalaman air di bawah kapal. Kapal mengirimkan

suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu yang dibutuhkan gema

untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain kedalaman laut,

metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi karang, kapal

karam, kapal selam, atau sekelompok ikan.

b. Pencitraan Medis

Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan

menggunakan teknik pulsa-gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar.

Pulsa bunyi dengan frekuensi tinggi diarahkan ke tubuh, dan pantulannya

dari batas atau pertemuan antara organ-organ dan struktur lainnya dan

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

106

luka dalam tubuh kemudian dideteksi. Dengan menggunakan teknik ini,

tumor dan pertumbuhan abnormal lainnya, atau gumpalan fluida dapat

dilihat. Selain itu juga dapat digunakan untuk memeriksa kerja katup

jantung dan perkembangan janin dalam kandungan. Informasi mengenai

berbagai organ tubuh seperti otot, jantung, hati, dan ginjal bisa diketahui.

Frekuensi yang digunakan pada diagnosis dengan gelombang

ultrasonik antara 1 sampai 10 MHz, laju gelombang bunyi pada jaringan

tubuh manusia sekitar 1.540 m/s, sehingga panjang gelombangnya adalah:

λ = v/f = (1.540 m/s) / (106 s-1) = 1,5 × 10-3 = 1,5 mm.

Panjang gelombang ini merupakan batas benda yang paling kecil

yang dapat dideteksi. Makin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang

yang diserap tubuh, dan pantulan dari bagian yang lebih dalam dari tubuh

akan hilang.

Pencitraan medis dengan menggunakan bunyi ultrasonik

merupakan kemajuan yang penting dalam dunia kedokteran. Metode ini

dapat menggantikan prosedur lain yang berisiko, menyakitkan, dan

mahal. Cara ini dianggap tidak berbahaya.

c. Terapi Medis menggunakan Bunyi Ultrasonik

Dalam dunia kedokteran, gelombang ultrasonik digunakan dalam

diagnosa dan pengobatan. Diagnosa dengan menggunakan gelombang

ultrasonik berupa USG (ultrasonografi), dapat digunakan untuk

mengetahui janin di dalam kandungan. Pengobatan meliputi

penghancuran jaringan yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya batu

ginjal atau tumor, dengan menggunakan gelombang ultrasonik

berintensitas tinggi (setinggi 107 W/m2) yang kemudian difokuskan pada

jaringan yang tidak diinginkan tersebut. Selain itu bunyi ultrasonik juga

digunakan untuk terapi fisik, yaitu dengan memberikan pemanasan lokal

pada otot yang cedera.

d. Penerapan dalam Bidang Industri

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

107

Dalam dunia industri, dengan menggunakan bor-bor ultrasonik

dapat dibuat berbagai bentuk atau ukuran lubang pada gelas dan baja.

e. Mengetahui Keadaan Bagian dalam Bumi

Pergeseran tiba-tiba segmen-segmen kerak bumi yang dibatasi

zona patahan dapat menghasilkan gelombang seismik. Ini memungkinkan

para ahli geologi dan geofisika untuk memperoleh pengetahuan tentang

keadaan bagian dalam Bumi dan membantu mencari sumber bahan bakar

fosil baru. Ada empat tipe gelombang seismik, yaitu gelombang badan P,

gelombang badan S, gelombang permukaan Love, dan gelombang

permukaan Rayleigh.

Alat yang digunakan untuk mendeteksi gelombang-gelombang ini

disebut seismograf, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya

gempa bumi. Seperti semua gelombang, laju gelombang seismik

bergantung pada sifat medium, rigiditas, ketegaran, dan kerapatan

medium. Grafik waktu perjalanan dapat digunakan untuk menentukan

jarak stasiun seismograf dari episenter gempa bumi.

E. Model dan Metode Pembelajaran

Pert Model Metode Pembelajaran

I Group

Investigation

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

4. Presentasi II Group

Investigation

F. Langkah-langkah pembelajaran

Rincian Kegiatan Waktu

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

108

Pendahuluan

1. Memberi salam

2. Mengecek kehadiran siswa.

3. Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengan doa.

4. Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan

dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek doppler, dan

telinga sebagai penerima bunyi.

5. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

5 menit

Kegiatan Inti

Tahap Langkah/Kegiatan Pembelajaran

Pengelompokan

10 Menit

Fase 1

1. Guru memberikan sub topik

2. Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi

menjadi 4-5 orang siswa dan guru membagikan pokok

bahasan yang berbeda

Fase 2

Planning

20 Menit

3. Guru Dan siswa merencanakan prosedur pembelajaran,

tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan

subtopik pelajaran yang telah dipilih pada fase

pertama.

Penyelidikan

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

109

Fase 3

4. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka

kembangkan di dalam fase kedua.

5. Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar yang

susuai dengan materi kelompok yang diberikan.

6. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

menawarkan bantuan bila diperlukan

30 menit

Fase 4

Pengorganisasian

30 menit

7. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang

diperoleh pada fase ketiga

8. merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas

dan disajikan dengan cara menarik sebagai bahan untuk

dipresentasikan kepada seluruh kelas

Fase 5

Presentasi

60 menit

9. Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil diskusi

dalam bentuk peta konsep dan setiap siswa di dalam

kelompok diharuskan untuk aktif.

Fase 6

Evaluasi

5 menit 10. Guru memberikan penghargaan atas semua yang

dilakukan baik upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok

Penutup

1. Peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing

2. Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran

yang telah

Berlansung dalam bentuk peta konsep.

20 menit

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

110

3. Guru memberikan post test kepada peserta didik

4. Doa penutup.

45 Menit

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

111

LAMPIRAN 6. Rencana Pelaksanaan pembelajaran siklus II

Satuan Pendidikan : MAN 2 KOTA JAMBI

Kelas/semester : XI MIA /2

Materi Pokok : Gelombang Bunyi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

G. Kegiatan Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2:

Mengembangkan prilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan

proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaualan dunia.

KI 3:

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4:

Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya dari sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

H. Kompetensi Dasar dan Indikator NO

KD Indikator

1 1.1 Menyadari kebesaran

Tuhan yang menciptakan dan

mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan

fenomenal alam fisis dan

pengukurannya

1.1 Mengenali dan mengagumi kebesaran Tuhan

melalui pengamatan gejala-gejala alami

gelombang bunyi dan aplikasi gelombang bunyi

dalam teknologi.

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

112

2 2.1 Menunjukan prilaku

ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; bertanggung jawab;

terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli

lingkungan) dalam aktivitas

sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam

melakukan percobaan,

melaporkan, dan berdiskusi.

2.1 Melakukan kegiatan pengamatan peserta

didik dapat terbuka, jujur,hati-

hati,aktif,disiplin, kerjasama dan

bertanggung jawab.

3 3.1 Menerapakan konsep dan

prinsip gelombang bunyi

Siklus 1

1. menjelaskan gelombang kejut

2. intensitas gelombang

3. pemecahan masalah dengan menggunakan

persamaan intensitas gelombang

4. Mengetahui skala kebisingan

5. mengetahui intensitas gelombang bunyi pada

kehidupan sehari-hari

6. mengetahui bahaya intensitas taraf gelombang

bunyi

I. TujuanPertemuan

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, peserta didik dapat

memahami pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang intensitas

gelombang bunyi. Melalui mengamati gejala-gejala alami intensitas gelombang

bunyi dan aplikasi intensitas gelombang bunyi serta bahaya yang disebabkan oleh

intensitas gelombang bunyi pada taraf tertentu. Sesudah melakukan Kegiatan

Mengamati dan mencoba Peserta Didik dapat terbuka, jujur,hati- hati,aktif,disiplin,

kerjasama dan bertanggung jawab.

1.8 Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat :

a. menjelaskan gelombang kejut

b. intensitas gelombang

c. pemecahan masalah dengan menggunakan persamaan intensitas

gelombang

d. Mengetahui skala kebisingan

e. mengetahui intensitas gelombang bunyi pada kehidupan sehari-hari

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

113

f. mengetahui bahaya intensitas taraf gelombang bunyi

J. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian intensitas gelombang bunyi

Secara sederhana, Taraf intensitas bunyi bisa diartikan dengan tingkat kebisingan

suatu bunyi pada pendengaran manusia. Bunyi yang mempunyai taraf intensitas yang

tinggi akan memekakkan telinga kita seperti bunyi ledakan bom atau pesawat

terbang. Namun ada juga bunyi yang sangat pelan sampai sampai tidak terdengar

oleh telinga kita.

Secara fisika, Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma

antara intensitas bunyi yang diukur (I) dengan intensitas ambang pendengaran (Io).

Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih

mampu didengar oleh telinga, Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10 -

12 W/m2. Satuan dari Taraf Intensitas bunyi adalah desiBell (dB).

Berikut tabel taraf intensitas beberapa sumber bunyi

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

114

RUMUS TARAF INTENSITAS BUNYI

Taraf intensitas dari sebuah sumber bunyi dirumuskan dengan :

TARAF INTENSITAS DARI n BUAH SUMBER BUNYI IDENTIK Jika terdapat

sebanyak n buah sumber bunyi yang identik (mempunyai intensitas bunyi sama),

besar Taraf intensitas totalnya dirumuskan dengan persamaan :

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

115

PERBANDINGAN TARAF INTENSITAS PADA RADIUS YANG BERBEDA

Taraf intensitas bunyi pada jarak yang berbeda dari sumber bunyi akan berbeda,

dirumuskan dengan :

Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada

telinga manusia adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut

intensitas ambang Pendengaran. Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga

manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah

pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan batasan pendengaran tertinggi pada manusia

adalah 1 Wm-2.

K. Model dan Metode Pembelajaran

Pert Model Metode Pembelajaran

I Group

Investigation

5. Ceramah

6. Diskusi

7. Tanya jawab

8. Presentasi II Group

Investigation

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

116

L. Langkah-langkah pembelajaran

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1. Memberi salam

2. Mengecek kehadiran siswa.

3. Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengan doa.

4. Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan

dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek doppler, dan telinga

sebagai penerima bunyi.

5. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

5 menit

Kegiatan Inti

Tahap Langkah/Kegiatan Pembelajaran

Pengelompokan

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

117

Fase 1

6. Guru memberikan sub topik

7. Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi

menjadi 4-5 orang siswa dan guru membagikan

pokok bahasan yang berbeda (Kelompok pada siklus

I)

5 Menit

Fase 2

Planning

20 Menit

8. Guru Dan siswa merencanakan prosedur

pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang

konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah

dipilih pada fase pertama.

Fase 3

Penyelidikan

25 Menit

9. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka

kembangkan di dalam fase kedua.

10. Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar

yang susuai dengan materi kelompok yang diberikan.

11. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok

dan menawarkan bantuan bila diperlukan

Fase 4

Pengorganisasian

15 menit

12. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang

diperoleh pada fase ketiga

13. merencanakan bagaimana informasi tersebut

diringkas dan disajikan dengan cara menarik sebagai

bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas

Fase 5

Presentasi

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

118

14. Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta konsep dan setiap siswa di

dalam kelompok diharuskan untuk aktif.

45 menit

Fase 6

Evaluasi

5 menit 15. Guru memberikan penghargaan atas semua yang

dilakukan baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok

Penutup

a. Peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing

b. Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran yang

telah berlansung.

c. Guru memberikan post test kepada peserta didik

d. Doa penutup

60 menit

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

119

LAMPIRAN 7 Kisi-Kisi Soal Pretest

KISI-KISI SOAL PRETEST

UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA

Satuan Pendidika : MAN 2 Kota Jambi

Kelas/Semester : XI/ II

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Indikator

Kemampuan

Literasi Fisika

Indikator Soal Soal dan No. Soal

Menjelaskan

Fenomena Ilmiah

Menjelaskan konsep

suhu melalui istilah

kontak termal dan

kesetimbangan termal

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

120

1. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam kontak termal dan benda

ketiga C merupakan termometer. Apakah benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal

satu sama lain?

A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama lain, karena dari hasil

pembacaan termometer bernilai sama.

B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.

C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.

D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.

E. Benda A mengalami pertukaran energi.

Menjelaskan

Fenomena Ilmiah

Menjelaskan konsep

kalor

2. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa dan suhu diletakkan secara

kontak termal, maka

A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar .

B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.

C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya. D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi.

E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.

Setiap bahan/zat memiliki karakteristik koefisien rata-rata pemuaian masing-masing. Sebagai contoh,

ketika suhu dari batang kuningan dan batang baja dengan panjang yang sama dinaikkan dengan

jumlah yang sama dari suatu keadaan awal, batang kuningan akan lebih memuai dibandingkan dengan

batang baja karena kuningan memiliki koefisien muai rata-rata yang lebih besar dibandingkan baja.

Mekanisme sederhana yang disebut strip bimetal menggunakan prinsip ini.

Figur 1 Untuk Soal 3 dan 4

Mengidentifikasi

isu /pertanyaan

ilmiah

Menjelaskan faktor

pemuaian padakeping

bimetal

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

121

Menggunakan bukti

ilmiah

Menentukan

pertambahan ukuran

benda akibat

pemuaian

3. Perhatikan tabel berikut!

Zat Konduktivitas termal (kal/ms ℃) Panjang (m)

Baja 0,0046 5

Kuningan 0,01 4

Perak 0,42 2

Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut ini!

1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak mempunyai konduktivitas termal

paling besar.

2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja mempunyai konduktivitas paling kecil. 3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.

4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.

a. 1 dan 4

b. 1,2, dan 3

c. 4 dan 2

d. 1 dan 3

e. 3 dan 2

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

122

4. Perhatikan tabel berikut!

Zat Titik

didih

(℃ )

Kalor

didih

(J/Kg)

Kalor

Jenis (J/kg

K)

Massa (kg)

Alkohol 78 853x 103 2400 12

Raksa 357 272x103 140 7,5

Air 100 2256x103 4180 2

Timah 1750 870x103 130 4

Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah yang

membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?

A. Timah

B. Raksa

C. Air

D. Alkohol

E. Air dan Raksa

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

123

Menjelaskan

fenomena ilmiah

Menjelaskan konsep

perpindahan kalor

secara konveksi

5.

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

124

Mengidentifikasi isu

ilmiah/pertanyaan

ilmiah

Mengindetifikasi

contoh kehidupan

sehari-hari pada

konsep kalor

6. Artikel

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id

Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan oleh faktor?

A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah menyebabkan suhu rata-rata

tahunan yang rendah.

B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat, semakin tinggi

suhunya.

C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,

semakin rendah suhunya.

D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.

E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

125

Menjelaskan

fenomena ilmiah

Menganalisis

perpindahan kalor

dengan cara konduksi

7. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin

kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.

Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!

A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah

nol dan titik didih semakin rendah.

B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.

C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.

D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.

E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.

Mengidentifikasi isu

ilmiah/pertanyaan

ilmiah

Mengidentifikasi

konsep kalor dan

perubahan wujud zat

8. Perhatikan tabel analisis data berikut!

No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)

1. 20 8 800

2. 30 13 1300

3. 40 17 1700

Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃–1

Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!

A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang diserap

D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang diserap

E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang sebanding

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

126

Menjelaskan

fenomena ilmiah

Menganalisis

perpindahan kalor

dengan cara konduksi

9. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin

kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.

Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!

A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah

nol dan titik didih semakin rendah.

B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.

C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.

D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.

E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.

Mengidentifikasi isu

ilmiah/pertanyaan

ilmiah

Mengidentifikasi

konsep kalor dan

perubahan wujud zat

10. Perhatikan tabel analisis data berikut!

No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)

1. 20 8 800

2. 30 13 1300

3. 40 17 1700

Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃–1

Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!

A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang diserap

D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang diserap

E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang sebanding.

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

127

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

128

LAMPIRAN 8 Soal Pretest

SOAL PRETEST DAN POSTTES

SUHU DAN

KALOR MAN 2

KOTA JAMBI

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 60 menit

Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor Nama :

Petunjuk umum mengerjakan soal

1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal dibawah ini!

2. Bacalah perintah soal dengan seksama.

3. Tulislah nama pada lembar soal sesuai dengan tempat yang ditentukan.

4. Kerjakan soal berikut ini dengan jujur.

5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.

Soal

Gambar untuk soal no 1 dan 2

1. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam

kontak termal dan benda ketiga C merupakan termometer. Apakah

benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain?

A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama

lain, karena dari hasil pembacaan termometer bernilai sama.

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

129

B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama

lain.

C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.

D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.

E. Benda A mengalami pertukaran energi.

2. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa

dan suhu diletakkan secara kontak termal, maka

A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar.

B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

130

C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya.

D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang

lebih tinggi.

E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.

Gambar untuk soal 3 dan 4

3. Berdasarkan gambar 1(a) diatas apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

A. Koefisien muai panjang yang berbada yakni baja memiliki koefisien

muai lebih besar.

B. Koefisien muai baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga

keping bimetal akan melengkung ke arah baja.

C. Koefisien pemuaian baja lebih kecil dibanding kuningan

sehingga bimetal akan melengkung ke arah kuningan.

D. Koefisien kuningan lebih kecil daripada baja.

E. Kedua benda mempunyai koefisien muai yang sama.

4. Berdasarkan gambar 1(b) strip bimetal pada termostat digunakan sebagai?

A. Menyambungkan hubungan listrik pada suhu 30℃

B. Mengikat hubungan listrik

C. Memutus listrik pada suhu 25℃

D. Memutus hubungan listrik pada suhu 30℃ dan

menyambungkan hubungan listrik pada suhu 25℃

E. Menghubungkan aliran arus listrik

5. Perhatikan tabel berikut!

Zat Konduktivitas termal (kal/ms ℃)

Panjang (m)

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

131

Baja 0,0046 5

Kuningan 0,01 4

Perak 0,42 2

Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut

ini!

1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak

mempunyai konduktivitas termal paling besar.

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

132

Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah yang

membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?

Timah

Raksa

Air

Alkohol

Air dan Raksa

2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja

mempunyai konduktivitas paling kecil.

3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.

4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.

A. 1 dan 4

B. 1,2, dan 3

C. 4 dan 2

D. 1 dan 3

E. 3 dan 2

6. Perhatikan tabel berikut!

Zat Titik

didih

(℃ )

Kalor

didih

(J/Kg)

Kalor

Jenis (J/kg

K)

Massa (kg)

Alkohol 78 853x 103 2400 12

Raksa 357 272x103 140 7,5

Air 100 2256x103 4180 2

Timah 1750 870x103 130 4

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

133

Pertanyaan:

Berdasarkan gambar diatas, apa yang dimaksud dengan

perpindahan kalor secara konveksi?

A. Pemanasan secara kontak langsung, terjadi karena molekul-

molekul udara yang dekat dengan permukaan bumi akan

menjadi panas setelah bersinggungan.

B. Pemanasan secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi

akibat adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara

di atas yang belum panas ini menjadi panas karena pengaruh

udara dibawah sudah terlalu panas.

C. Penyebaran panas secara berputar-putar dan penyebaran

panasnya menyebabkan udara yang sudah panas bercampur

dengan udara yang belum panas.

D. Penyebaran panas secara horizontal yang mengakibatkan

perubahan fisik udara disekitar yaitu udara menjadi panas.

E. Penyebaran panas secara vertikal dan horizontal.

8. Artikel

Letak astronomis Indonesia terletak pada 95º-141ºBT Dan 6ºLU-11ºLS

Serta dilalui oleh garis Khatulistiwa sehingga sangat mempengaruhi

keadaan suhu udara rata-rata setiap hari sepanjang tahunnya. Posisi

Indonesia yang terletak pada daerah lintang rendh menyebabkan suhu rata-

rata tahunan yang tinggi, yaitu kurang lebih 26ºC perbedaan suhu juga

dipengaruhi oleh ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin

tinggi suatu tempat maka semakin rendah suhunya. Perbedaan suhu ini

mempengaruhi berbagai habitat beragam jenis tanaman yang tumbuh

didalamnya Wilayah Indonesia merupakan kepulauan sehingga luas wilayah

perairan sangat luas hal ini sangat mempengaruhi kondisi suhu di

wilayahnya. Karena kondisi tersebut mengakibatkan tidak terjadi perbedaan

suhu yang besar antara suhu maksimum dan minimum tahunannya

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id

Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan

oleh faktor?

A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah

menyebabkan suhu rata-rata tahunan yang rendah.

B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi

suatu tempat, semakin tinggi suhunya.

C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut,

semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhunya.

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

134

D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.

E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi

rendahnya temperatur

9. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik

didih air. Makin kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan

bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.

Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!

A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas

permukaan air adalah nol dan titik didih semakin rendah.

B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.

C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih

tinggi.

D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan

menjadi uap.

E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.

10. Perhatikan tabel analisis data berikut!

No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)

1. 20 8 800

2. 30 13 1300

3. 40 17 1700

Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃–1

Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!

A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang

diserap

D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang

diserap

E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang

sebanding.

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

135

LAMPIRAN 9 Kunci Jawaban Fretest

Kunci Jawaban & Pedoman Penskoran Soal Uji Coba

Kunci Jawaban Pedoman Penskoran

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Kelas/Semester : XI / 1

No.

Butir

Soal

Jawaban Skor

maksimum

1. Jawab: A

Penjelasan berdasarkan gambar dan artikel, bahwa

Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal

satu sama lain, karena dari hasil pembacaan

termometer bernilai sama.

1

2. Jawab: B

Berdasarkan petunjuk artikel dan gambar, menunjukkan

bahwa tidak ada pertukaran energi antar benda.

1

3. Jawab: B

Berdasarkan keterangan dari gambar, Koefisien muai

baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga keping

bimetal akan melengkung ke arah baja.

1

4.

Jawab: D

Dari keterangan gambar, strip bimetal pada termostat

digunakan sebagai Memutus hubungan listrik pada

suhu 30℃ dan menyambungkan hubungan listrik pada suhu 25℃

1

5. Jawab: D Yang merupakan konduktor paling balik adalah perak. Di antara zat yang lainnya, perak mempunyai nilai konduktivitas termal paling besar. Dan zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah Baja. Baja: Q/t = k/l

1

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

136

= 0,0046/5 = 0,00092 Kuningan: Q/t = k/l = 0,01/4 = 0,0025 Perak : Q/t = k/l = 0,42/2= 0,21

6. Jawab: B Untuk menentukan zat yang membutuhkan kalor paling kecil mencapai titik didih dengan menggunakan persamaan Q= m c ∆T Yang membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih adalah Raksa

1

7. Jawab: B Berdasarkan keterangan gambar bahwa, pemanasan secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi akibat

adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas ini menjadi panas

karena pengaruh udara dibawah sudah terlalu panas.

1

8 Jawab: C

Berdasarkan artikel, Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,

semakin rendah suhunya.

1

9 Jawab: A

Tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin kecil tekanan, maka titik didih air semakin rendah pula. Di bulan tidak ada atmosfer, sehingga tekanan di atas permukaan air adalah nol.

1

10 Jawab: B

Dibuktikan dengan rumus

Q = Nc

∆T Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap

1

b. Pedoman Penskoran Pedoman penskoran pada soal berbentuk pilihan ganda

menggunakan rumus sebagai berikut.

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

137

S = (Rx1)-(Wx0)

Dimana:

S = skor yang dicari

R = jumlah jawaban benar

W = jumlah jawaban salah

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

138

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

136

LAMPIRAN 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siklus I

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN LITERASI SAINS FISIKA PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/1 (satu)

Kompetensi Dasar :

3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi.

4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya misalnya sonometer dan kisi difraksi.

Materi Pokok : Gelombang Bunyi

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

PERCOBAAN GELOMBANG BUNYI

Seorang peserta didik melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui perambatan gelombang bunyi. Langkah-langkah yang diberikan dalam pedoman prosedur percobaan adalah sebagai berikut:

1) Sediakan labu erlenmeyer, sumbat, lonceng kecil dan pensil. 2) Buat dua buah lubang pada sumbat. 3) Masukkan pensil ke dalam salah satu lubang sumbat dan

biarkan satu lubang sumbat tetap terbuka! 4) Ikatkan lonceng kecil dengan menggunakan benang pada

ujung pensil yang akan dimasukkan dalam labu, lalu pasang sumbat pada mulut labu!

5) Tutup lubang sumbat dengan menggunakan ibu jari Anda, lalu goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi lonceng kecil yang berada di dalamnya!

6) Buka lubang yang telah Anda tutup dengan menggunakan ibu jari tadi. Goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi lonceng kecil yang berada di dalamnya!

Tujuan/Indikator Soal:

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : membuat prediksi yang tepat

Konteks : lokal; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang (medium)

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

137

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Diberikan langkah-langkah percobaan sederhana terkait perambatan gelombang bunyi, peserta didik dapat memprediksikan apa yang terjadi dari langkah-langkah yang disediakan dengan tepat.

1. Bagaimanakah hasil prediksi Anda terhadap bunyi lonceng yang terdengar saat lubang sumbat ditutup maupun dibuka? Pada saat lubang sumbat ditutup, kita tidak dapat mendengar bunyi lonceng yang berada dalam labu atau mungkin mendengarnya, tetapi tidak terlalu keras. Baru ketika lubang sumbat dibuka, bunyi lonceng dapat kita dengar.

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan langkah-langkah percobaan sederhana terkait perambatan gelombang bunyi, peserta didik dapat menjelaskan perbedaan cepat rambat gelombang bunyi pada medium yang berbeda dengan tepat.

2. Bunyi dapat merambat karena adanya medium. Jelaskan bahwa gelombang bunyi merambat paling cepat pada medium zat padat, cair ataukah gas disertai dengan penyebabnya! Urutan cepat rambat bunyi dari yang terbesar adalah pada medium padat, cair, kemudian gas. Hal ini dikarenakan susunan partikel medium paling rapat adalah pada zat padat, agak rapat pada zat cair dan paling renggang pada zat gas. Sehingga gelombang bunyi merambat paling cepat pada zat padat.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis, menginterpretasi data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : lokal; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi (high)

GAJAH DAN KELELAWAR

Gambar sekawanan gajah (kiri) dan kelelawar mendeteksi pohon di depannya (kanan).

Meskipun memiliki kebiasaan hidup berbeda, gajah dan kelelawar mempunyai kemiripan, yaitu memiliki kemampuan mengeluarkan dan mendeteksi bunyi yang tidak dapat didengar manusia. Gelombang bunyi yang bisa dideteksi gajah antara 1 sampai 20 Hz dimana udara dan tanah menjadi medium. Gajah memang

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

138

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

mempunyai kemampuan pendengaran yang luar biasa dan dapat mengeluarkan bunyi khusus yakni infrasonik, yang dapat didengar gajah lain dalam radius 10 km. Bunyi ini sebagai pemberitahuan akan bahaya, salam, lokasi makanan, kegembiraan, ketakutan dan lainnya. Bunyi ini juga dapat membantu jantan menemukan lokasi betina terutama pada musim kawin.

Berbeda dengan gajah, kelelawar merupakan hewan yang bisa terbang dalam kegelapan. Mereka tidak menggunakan mata untuk melihat dalam gelap melainkan dengan menggunakan ultrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi tinggi. Ketika terbang, kelelawar memancarkan gelombang bunyi untuk menentukan seberapa jauh jarak tubuhnya dengan benda tersebut, itu sebabnya mereka tidak akan menabrak dinding atau benda dihadapan mereka walaupun dalam keadaan gelap sekalipun. Cara kelelawar tersebut diilustrasikan oleh gambar di atas. Batas frekuensi yang bisa didengar oleh kelelawar adalah 3.000 Hz s.d. 120.000 Hz, dimana frekuensi ini jauh diatas frekuensi suara audiosonik yang bisa didengar oleh manusia yakni antara frekuensi 20 Hz s.d. 20.000 Hz.

Prinsip pengukuran jarak oleh kelelawar telah dimanfaatkan dalam pengukuran kedalaman laut menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh alat pemancar dan penerima gelombang (Fathometer). Dengan mengetahui cepat rambat bunyi dalam air laut, dan waktu penerimaan gelombang oleh Fathometer, maka kedalaman laut dapat dihitung.

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Gajah dan Kelelawar, peserta didik dapat menjelaskan karakteristik gelombang bunyi yang dibedakan berdasarkan frekuensi dengan tepat.

3. Jelaskan karakteristik bunyi yang dibedakan berdasarkan frekuensinya! a. Infrasonik: frekuensi getaran kurang dari 20 Hz, contoh hewan yang mampu mendengar bunyi ini adalah gajah

dan anjing. b. Audiosonik : frekuensi getaran antara 20 Hz sampai 20 KHz, bunyi yang dapat terdengar oleh manusia c. Ultrasonik : frekuensi getaran lebih dari 20 KHz, yang mampu mendengar bunyi ini adalah kelelawar dan lumba-

lumba

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : rendah (low)

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Gajah dan Kelelawar; dan ilustrasi pengukuran kedalaman laut, peserta didik dapat menjelaskan prosedur pengukuran tersebut beserta perhitungan yang digunakan dengan tepat.

4. Prinsip pengukuran kedalaman laut dengan Fathometer diilustrasikan sebagai berikut.

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

139

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Jelaskan prosedur pengukuran kedalaman laut tersebut berdasar gambar dan lengkapi dengan persamaan atau perhitungan yang digunakan. Prosedur : gelombang ultrasonik dipancarkan oleh pemancar (Fathometer). Ketika telah mengenai dasar laut, maka gelombang ultrasonik akan dipantulkan dan diterima oleh Fathometer. Kedalaman laut dihitung menggunakan data selang waktu antara gelombang dikirim dan saat gelombang pantul diterima, dan data kecepatan gelombang bunyi dalam air laut. Perhitungan yang digunakan: 𝑠 = 𝑣𝑡

Karena waktu yang dihitung merupakan waktu dua kali perjalanan, maka kedalaman =ℎ =1

2𝑠 =

1

2𝑣𝑡

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : mentransformasi data dari satu representasi ke representasi yang lain

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi (high)

ULTRASONOGRAFI (USG)

Di banyak negara, dapat diambil gambar dari janin (perkembangan bayi) menggunakan pencitraan ultrasonik (ultrasound imaging) atau yang biasa disebut Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan menggunakan USG berguna bagi kehamilan agar dapat segera diketahui jika terdapat kemungkinan kelainan pada janin. Oleh karena itu, biasnya dokter menganjurkan pemeriksaan USG setidaknya tiga kali selama kehamilan. USG bekerja dengan memakai energi mekanik yang berasal dari gelombang bunyi ultrasonik (± 20kHz) yang akan

menyebar ke seluruh permukaan dan hanya sekitar 0-1% yang diserap oleh tubuh. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gelombang ultrasonik akan berakibat negatif ketika dipakai sampai 400 kali.

Dokter memegang probe dan menggerakkan pada perut ibu. Gelombang ultrasonik ditransmisikan ke dalam perut. Di dalam perut gelombang tersebut dipantulkan dari permukaan janin. Pantulan gelombang terdeteksi oleh probe dan diteruskan ke mesin yang dapat menghasilkan gambar.

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

140

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Ultrasonografi dan argumentasi terkait, peserta didik dapat mengevaluasi argumen yang diberikan dengan tepat.

5. Penggunaan gelombang ultrasonik pada kehamilan dianggap aman bagi ibu maupun janin. Jelaskan alasan-alasan yang mendasari anggapan tersebut!

- Energi yang digunakan USG berasal dari gelombang bunyi ultrasonik (20 kHz) tersebar ke seluruh permukaan dan hanya sedikit yang diserap tubuh

- Pemakaian untuk pemeriksaan kehamilan tidak terlalu sering (sekitar 3 kali selama masa kehamilan) sehingga tidak berbahaya sebab menurut WHO, gelombang ultrasonik akan berbahaya pada pemakaian sampai 400 kali.

Jenis Pengetahuan : epistemik

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengevaluasi argumen ilmiah

Konteks : global; aplikasi sains dan teknologi, kesehatan

Tingkat kognitif : sedang

SIRINE MOBIL POLISI

Sebuah mobil polisi dengan sirine menyala bergerak mendekat, maka kita mendengar nada bunyi sirine tersebut semakin tinggi. Selanjutnya, apabila mobil polisi bergerak menjauh, terdengar nada bunyi sirine yang semakin rendah. Suara sirine tersebut memiliki frekuensi dan kecepatan yang relatif terhadap gerak mobil maupun pengamat. Peristiwa ini dikenal sebagai Efek Doppler, yang diilustrasikan oleh gambar di bawah ini.

Gambar ilustrasi Efek Doppler

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Page 167: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

141

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi, peserta didik dapat menjelaskan perubahan frekuensi yang terjadi dengan tepat.

6. Setelah Anda membaca dan mengamati ilustrasi di atas, jelaskan mengapa frekuensi yang didengar lebih rendah saat mobil polisi menjauh! Ketika sumber bunyi menjauh setiap gelombang secara berurutan akan menempuh jarak yang lebih jauh, selang waktu kedatangan gelombang akan semakin besar, panjang gelombang semakin besar (λ) sehingga frekuensi menjadi lebih rendah.

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi, peserta didik dapat mengusulkan percobaan sederhana untuk sesuai dengan keadaan dalam bacaan dengan tepat.

7. Bagaimanakah percobaan sederhana efek doppler yang dapat Anda lakukan sesuai dengan kondisi dalam bacaan di atas jika hanya disediakan alat sirine (dengan baterai)? Percobaan sederhana yang mungkin dilakukan adalah menggunakan sirine (dengan baterai) sebagai sumber bunyi. Percobaan dilakukan dengan seseorang sebagai pengamat yang diam, dan seseorang lainnya membawa sirine menyala yang bergerak dari jauh kemudian mendekati pengamat dan kembali menjauh dari pengamat. Pengamat bertugas mendengarkan bagaimana perubahan keras lemahnya bunyi yang terjadi saat sumber mendekat atau menjauh.

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : mengevaluasi dan mendesain penemuan ilmiah

Sub Kompetensi : mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi, peserta didik dapat menjelaskan perubahan frekuensi pada efek Doppler dengan tepat.

8. Pada gambar yang diberikan, frekuensi bunyi yang diterima oleh pengamat wanita berbeda dengan frekuensi bunyi yang diterima pengamat pria. Apakah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan dan kebelakang oleh sirine mobil polisi berbeda? Jelaskan alasan Anda! Frekuensi yang dipancarkan (frekuensi sumber) besarnya sama, frekuensi yang diterima pengamat berbeda. Saat mobil polisi bergerak, seolah-olah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan berbeda dengan frekuensi yang dipancarkan ke belakang. Hal ini tidak benar. Yang berubah bukan frekuensi sumber namun frekuensi yang didengar oleh pengamat akibat pengaruh kecepatan sirine terhadap pengamat. Sirine akan terdengar lebih keras pada pengamat di depan mobil polisis sebab mobil polisi mendekati pengamat tersebut sehingga gelombang lebih rapat (frekuensi yang diterima pengamat di depan lebih besar).

Jenis Pengetahuan : epistemik

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi

Tujuan/Indikator Soal: Jenis Pengetahuan : konten

Page 168: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

142

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi, peserta didik dapat menjelaskan pernyataan terkait kecepatan gelombang bunyi pada efek Doppler dengan tepat.

9. Gelombang bunyi bergerak dengan perantara udara. Saat sumber bunyi maupun pendengar tidak bergerak (diam) sedangkan udara disekitar bergerak dengan kecepatan v, maka manakah dari pernyataan dibawah ini yang benar? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!

1. Frekuensi yang diterima pendengar sama seperti frekuensi sumber.

2. Frekuensi yang diterima pendengar berubah akibat pengaruh kecepatan udara.

Pernyataan yang benar adalah pernyataan kedua. Udara (angin) yang berhembus ketika peristiwa efek Doppler berlangsung menyebabkan cepat rambat bunyi di udara berubah karena pengaruh kecepatan udara tersebut. Kecepatan sumber bunyi maupun kecepatan pendengar merupakan resultan dari kecepatan udara dan kecepatan sumber atau pendengar itu sendiri. Oleh karena itu, frekuensi yang diterima pendengar juga berbeda dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber.

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengevaluasi argumen ilmiah

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi dan keterangan frekuensi serta kecepatan dalam keadaan khusus, peserta didik dapat menerapkan formulasi efek Doppler dengan tepat.

10. Berdasarkan ilustrasi di atas, jika mobil polisi bergerak dengan kecepatan 54 𝑘𝑚 𝑗𝑎𝑚⁄ dan frekuensi dari sirine yang dinyalakan sebesar 800 Hz. Tentukan frekuensi yang terdengar oleh pengamat pria yang sedang berjalan dengan kecepatan 5 𝑚 𝑠⁄ searah dengan mobil polisi! (Cepat rambat gelombang bunyi dalam udara = 340 𝑚/𝑠) Diketahui : 𝒗 = 340 𝑚 𝑠⁄ ; 𝒗𝑫 = 5 𝑚 𝑠⁄ ; 𝒗𝑺 = 15 𝑚 𝑠⁄ ; 𝑓 = 800 Hz Ditanya: 𝑓′ = ⋯ ? Jawab : Dalam hal ini, 𝒗𝑫 bernilai negatif karena bergerak menjauhi sumber bunyi, juga 𝒗𝑺 bernilai negatif karena mendekati pendengar.

𝑓′ = 𝑓𝒗 − 𝒗𝑫

𝒗 − 𝒗𝑺

= 800 Hz340 𝑚 𝑠⁄ − 5 𝑚 𝑠⁄

340 𝑚 𝑠⁄ − 15 𝑚 𝑠⁄

𝑓′ = 800 Hz335 𝑚 𝑠⁄

325 𝑚 𝑠⁄= 824,62 Hz

Jadi frekuensi yang didengar oleh pendengar pria sebesar 824,62 Hz

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

BERMAIN GITAR

Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan dengan cara memetik dawai yang ujung-ujungnya

Jenis Pengetahuan : konten

Page 169: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

143

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

diikatkan pada pegangan dan pangkal gitar. Cara menyetel gitar ini tanpa kita sadari menggunakan konsep Hukum Melde. Selain itu frekuensi bunyi yang dihasilkan juga dapat dipelajari dengan persamaan Marsenne. Variasi frekuensi bunyi pada saat gitar dipetik dapat menghasilkan bunyi yang beragam.

Saat memetik gitar, jari tangan tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu nada yang diharapkan. Setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Jadi, perpindahan jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi

yang diharapkan. Misalnya, salah satu senar dipetik tanpa ditekan mendapatkan nada A yang berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan pegangan, berarti sudah mengurangi panjang tali dan bagian massa tali yang bergetar. Akibatnya, frekuensi akan naik. Hal ini juga sesuai dengan hukum Mersenne. Berikut persamaan hukum Mersenne:

𝑓𝑛 =𝑛

2𝑙𝑣 =

𝑛

2𝑙√

𝑇

𝜇 ; 𝑛 = 1, 2, 3, …

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Bermain Gitar, peserta didik dapat menjelaskan bagian yang merupakan sumber bunyi pada alat musik gitar dengan tepat.

11. Salah satu syarat terjadinya bunyi adalah adanya sumber bunyi. Jelaskan bagian manakah dari gitar yang merupakan sumber bunyi dan mengapa bagian tersebut dapat disebut sebagai sumber bunyi! Sumber Bunyi pada gitar adalah senar atau dawai dan rongga gitar. Hal ini dikarenakan dawai atau senar bergetar saat dipetik, getaran tersebut mengusik udara dalam rongga gitar sehingga menghasilkan bunyi.

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Diberikan bacaan berjudul Bermain Gitar, peserta didik dapat menjelaskan terjadinya resonansi pada alat musik gitar dengan tepat.

12. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi antara senar dan kolom udara pada gitar sehingga dapat dihasilkan bunyi yang beragam! Senar pada gitar dapat dianalogikan dengan dawai yang kedua ujungnya diikatkan pada batang. Saat dipetik, dawai bergetar dan menghasilkan frekuensi tertentu yang kemudian menggetarkan udara dalam kolom resonansi gitar sehingga timbul bunyi. Variasi frekuensi yang dihasilkan dengan mengubah-ubah tegangan dawai, dapat menimbulkan bunyi yang beragam.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Bermain Gitar, peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan variasi bunyi

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara

Page 170: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

144

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

dari gitar dengan tepat.

13. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh gitar saat dipetik atau dimainkan!

- Panjang dawai yang juga dipengaruhi letak jari tangan pada pegangan gitar(fret) - Luas penampang dawai (jenis dawai yang digunakan) - Tegangan pada setelan gitar - Bahan senar (dawai) yang berbeda pada gitar (massa jenis dan massa senar). - Kuat lemahnya petikan pada dawai

ilmiah

Sub Kompetensi : mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam teks terkait sains

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Bermain Gitar, peserta didik dapat menerapkan formulasi hukum Mersenne pada dawai dengan tepat.

14. Berdasarkan keterangan pada paragraf ke dua dalam bacaan di atas, tentukan frekuensi dawai setelah senar ditekan 8 cm dari ujung papan pegangan tersebut, jika cepat rambat bunyi tetap! Diketahui: 𝑓 = 440 𝐻𝑧, 𝑙′ = (𝑙 − 0,08)𝑚, 𝑣; = 𝑣 = 340 𝑚/𝑠 Ditanya : 𝑓′ = ⋯ ? Jawab: n = 1 karena Nada A merupakan nada dasar

𝑓 =1

2𝑙340

440Hz =1

2𝑙340 → 𝑙 =

170 𝑚

440 = 0,386 𝑚

𝑓′ =1

2𝑙′𝑣 =

1

2(𝑙 − 0,08)𝑚340 𝑚/𝑠

𝑓′ =1

2(0,386 − 0,08)𝑚340

𝑚

𝑠= 555,56 Hz

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : personal; aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

SERULING BAMBU VERSUS KLARINET

Gambar Seruling bambu (kiri) dan Klarinet (kanan)

Page 171: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

145

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Seruling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional. Seruling bambu umumnya dibuat dari sebilah bambu dengan lubang nada yang sejajar dalam satu barisan. Badan suling memiliki enam lubang-jari dengan jarak tertentu yang sudah diukur. Seruling dimainkan dengan cara ditiup sambil membuka dan menutup lubang pada badan seruling secara teratur. Membuka dan menutup lubang-lubang tersebut dengan jari akan mengubah panjang efektif kolom udara sehingga dapat memberikan bunyi yang berbeda.

Klarinet merupakan alat musik tiup pula, namun perbedaan dengan seruling adalah, salah satu ujung klarinet tertutup, sedangkan kedua ujung seruling terbuka. Cara memainkan klarinet sama dengan memainkan seruling, yakni dengan meniupkan udara melalui lubang peniup dan membuka serta menutup lubang-lubang kecil di sepanjang badan klarinet.

Seruling dan klarinet, keduanya merupakan contoh dari pipa organa, seruling untuk pipa organa terbuka, dan klarinet untuk pipa organa tertutup.

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan bacaan berjudul Seruling vs Klarinet, peserta didik dapat menjelaskan resonansi yang terjadi pada alat musik dengan tepat.

15. Jelaskan terjadinya resonansi dalam pipa organa pada seruling dan klarinet! Resonansi terjadi saat udara yang ditiupkan dari lubang peniup seruling maupun klarinet menggetarkan kolom udara dalam pipa sehingga dapat menghasilkan gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu yang dapat diubah-ubah dengan menutup dan membuka lubang-lubang di sepanjang badan seruling atau klarinet.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : rendah

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan bacaan berjudul Seruling vs Klarinet, dan keterangan frekuensi pipa organa, peserta didik dapat menentukan jenis pipa organa dengan tepat.

16. Jika sebuah pipa organa dapat menghasilkan frekuensi harmonik berturut-turut 680 Hz dan 1360 Hz , apakah pipa organa tersebut merupakan bunyi dari seruling atau klarinet? Pipa organa dapat dikenali dengan perbandingan frekuensinya. Perbandingan dari frekuensi yang diketahui adalah 680 Hz ∶ 1360 Hz = 1: 2. Perbandingan dari frekuensi menunjukkan bahwa nada tersebut berasal dari pipa organa terbuka, dalam hal ini seruling.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan bacaan berjudul Seruling vs Klarinet, dan keterangan frekuensi pipa organa, peserta didik dapat mengidentifikasi

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara

Page 172: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

146

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

nada dasar dari pipa organa yang diberikan dengan tepat.

17. Berdasarkan keterangan pada nomor 16, tentukan frekuensi nada dasar pipa organa tersebut! Frekuensi nada dasar, dapat diketahui dari FPB (Faktor Persekutuan terbesar) dari ketiga frekuensi yang diketahui, yakni sebesar 680 Hz ; atau dapat secara langsung pada frekuensi yang diketahui di atas yang memiliki pembanding 1 yaitu frekuensi 680 Hz

ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Suatu percobaan sederhana pipa organa terbuka dilakukan untuk menguji hipotesis yang diperoleh berdasarkan fenomena bunyi yang terdengar saat menggesek bibir gelas di atas. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan tersebut.

Tabel hasil pengamatan

Volume air dalam gelas Bunyi yang terdengar

3/4 bagian Sangat nyaring.

1/2 bagian bunyinya menjadi sedikit lebih pelan dan lebih berat.

1/4 bagian bunyinya menjadi semakin berat dan seperti bass.

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan data hasil pengamatan percobaan sederhana pipa organa, peserta didik dapat membuat kesimpulan dalam percobaan pipa organa dengan tepat.

18. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan pipa organa di atas! Semakin besar panjang ruang pada gelas (semakin kecil volume air di dalamnya), maka akan semakin kecil frekuensi bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin kecil panjang ruang pada gelas (semakin besarnya volume air di dalamnya), maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin besar. Sehingga, panjang ruang (kolom udara) berbanding terbalik dengan frekuensi bunyi yang dihasilnya.

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi

PERCOBAAN PIPA ORGANA

Seorang peserta didik melakukan pengamatan dengan menggesek bibir gelas berisi air dengan dua jari yang basah. Saat menggesek bibir gelas berisi air yang hampir penuh, terdengar bunyi yang sangat nyaring. Kemudian air di dalam gelas sedikit dikurangi dan saat bibir gelas tersebut digesek lagi, bunyi yang dihasilkan

Page 173: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

147

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

menjadi sedikit lebih pelan dan tidak nyaring.

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan fenomena terkait pipa organa, peserta didik dapat membuat rumusan masalah yang dapat digunakan dalam percobaan pipa organa dengan tepat.

19. Berdasarkan fenomena di atas, buatlah rumusan masalah yang digunakan dalam percobaan beserta hipotesis yang dapat diajukan!

Rumusan masalah :

Bagaimanakah hubungan antara panjang kolom udara dalam pipa organa dengan frekuensi bunyi yang dihasilkan?

Hipotesis :

Semakin kecil panjang ruang pada gelas (semakin besar volume air di dalamnya), maka akan semakin nyaring bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin besar panjang ruang pada gelas (semakin kecil volume air di dalamnya), maka bunyi yang dihasilkan akan semakin berat (tidak nyaring).

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : mengevaluasi dan mendesain penemuan ilmiah

Sub Kompetensi : mengidentifikasi pertanyaan yang diselidiki dalam suatu penelitian yang diberikan

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi (high)

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan fenomena terkait pipa organa, peserta didik dapat mengidentifikasi variabel dalam percobaan pipa organa yang akan dilakukan dengan tepat.

20. Identifikasi variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol dari percobaan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis berdasar fenomena di atas!

Variabel manipulasi : panjang kolom udara (volume air dalam gelas)

Variabel respon: frekuensi bunyi (bunyi yang terdengar)

Variabel kontrol: cepat rambat gelombang bunyi dalam gelas, dan air serta gelas yang digunakan

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah

Sub Kompetensi : mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : tinggi

KD 3.10 menerapakan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi

1. Mengidentifikasi karakteristik gelombang bunyi pada suatu fenomena

a. Gelombang bunyi berasal dari sumber bunyi yang bergetar

b. Gelombang bunyi merambat melalui medium

Page 174: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

148

c. Frekuensi, gelombang bunyi dibedakan menjadi: infrasonik, audiosonik, ultrasonik

d. resonansi

2. Memformulasikan cepat rambat bunyi

3. Menerapkan cepat rambat bunyi

4. Menjelaskan aplikasi cepat rambat bunyi dalam teknologi (mengukur laut dkk)

5. Menjelaskan efek doppler

6. Menerapkan formulasi efek doppler pada suatu keadaan

7. Menjelaskan aplikasi efek doppler pada fenomena/teknologi

8. Menerapkan formulasi dawai

9. Menjelaskan aplikasi dawai pada fenomena/teknologi

10. Menerapkan formulasi pipa organa

11. Menjelaskan aplikasi pipa organa pada fenomena/teknologi

12. Menerapkan formulasi intensitas

13. Menjelaskan aplikasi intensitas pada fenomena/teknologi

14. Menerapkan formulasi taraf intensitas

15. Menjelaskan aplikasi taraf intensitas pada fenomena/teknologi

Page 175: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

149

Page 176: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

149 LAMPIRAN 11 Soal Tes Literasi Sains Siklus 1

TES LITERASI SAINS FISIKA

Bacalah langkah-langkah percobaan sederhana berikut dan jawablah pertanyaan nomor 1-3

Seorang peserta didik melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui perambatan gelombang bunyi. Langkah-langkah yang diberikan dalam pedoman prosedur percobaan adalah sebagai berikut:

1) Sediakan labu erlenmeyer, gabus sebagai sumbat pada mulut labu erlenmeyer, lonceng kecil dan pensil! 2) Buat dua buah lubang pada gabus! 3) Masukkan pensil ke dalam salah satu lubang gabusdan biarkan

satu lubang tetap terbuka! 4) Ikatkan lonceng kecil dengan menggunakan benang pada ujung

pensil yang akan dimasukkan dalam labu, lalu pasang gabus pada mulut labu!

5) Tutup lubang gabus dengan menggunakan ibu jari Anda, lalu goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi lonceng kecil yang berada di dalamnya!

6) Buka lubang yang telah Anda tutup dengan menggunakan ibu jari tadi. Goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi lonceng kecil yang berada di dalamnya!

1. Bagaimanakah hasil prediksi Anda terhadap bunyi lonceng yang terdengar saat lubang gabus ditutup maupun dibuka?

2. Bunyi dapat merambat karena adanya medium. Jelaskan bahwa gelombang bunyi merambat paling cepat pada medium zat padat, cair ataukah gas disertai dengan penyebabnya!

Bacalah artikel berikut

GAJAH DAN KELELAWAR

Gambar sekawanan gajah (kiri) dan kelelawar mendeteksi pohon di depannya (kanan).

Meskipun memiliki kebiasaan hidup berbeda, gajah dan kelelawar mempunyai kemiripan, yaitu memiliki kemampuan mengeluarkan dan mendeteksi bunyi yang tidak dapat didengar manusia. Gelombang bunyi yang bisa dideteksi gajah antara 1 sampai 20 Hz dimana udara dan tanah menjadi medium. Gajah memang mempunyai

PETUNJUK:

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan. 2. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang telah disediakan dan jangan lupa menuliskan identitas pada

kolom yang disediakan. 3. Bacalah dengan cermat perintah pengerjaan soal, bacaan atau tabel yang terdapat pada soal. 4. Tidak diperkenankan berpindah-pindah tempat saat mengerjakan soal. 5. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal. 6. Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung (elektronik maupun cetak) dan internet. 7. Tidak diperkenankan membuka buku materi Fisika atau sumber apapun. 8. Acungkan tangan jika terdapat soal yang kurang jelas.

Page 177: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

150 kemampuan pendengaran yang luar biasa dan dapat mengeluarkan bunyi khusus yakni infrasonik, yang dapat didengar gajah lain dalam radius 10 km. Bunyi ini sebagai pemberitahuan akan bahaya, salam, lokasi makanan, kegembiraan, ketakutan dan lainnya. Bunyi ini juga dapat membantu jantan menemukan lokasi betina terutama pada musim kawin.

Berbeda dengan gajah, kelelawar merupakan hewan yang bisa terbang dalam kegelapan. Mereka tidak menggunakan mata untuk melihat dalam gelap melainkan dengan menggunakan ultrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi tinggi. Ketika terbang, kelelawar memancarkan gelombang bunyi untuk menentukan seberapa jauh jarak tubuhnya dengan benda tersebut, itu sebabnya mereka tidak akan menabrak dinding atau benda dihadapan mereka walaupun dalam keadaan gelap sekalipun. Cara kelelawar tersebut diilustrasikan oleh gambar di atas. Batas frekuensi yang bisa didengar oleh kelelawar adalah 3.000 Hz s.d. 120.000 Hz, dimana frekuensi ini jauh diatas frekuensi suara audiosonik yang bisa didengar oleh manusia yakni antara frekuensi 20 Hz s.d. 20.000 Hz.

Prinsip pengukuran jarak oleh kelelawar telah dimanfaatkan dalam pengukuran kedalaman laut menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh alat pemancar dan penerima gelombang (Fathometer). Dengan mengetahui cepat rambat bunyi dalam air laut, dan waktu penerimaan gelombang oleh Fathometer, maka kedalaman laut dapat dihitung.

3. Berdasarkan atikel diatas jelaskan karakteristik bunyi yang dibedakan berdasarkan frekuensinya!

Gambar Pengukuran Kedalaman Laut menggunakan Fathometer

4. Jelaskan prosedur pengukuran kedalaman laut tersebut berdasar gambar dan lengkapi dengan persamaan atau perhitungan yang digunakan.

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 5

ULTRASONOGRAFI (USG) Di banyak negara, dapat diambil

gambar dari janin (perkembangan bayi) menggunakan pencitraan ultrasonik (ultrasound imaging) atau yang biasa disebut Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan menggunakan USG ini berguna bagi kehamilan agar dapat segera diketahui jika terdapat kemungkinan kelainan pada janin. Oleh karena itu biasanya dokter menganjurkan pemeriksaan USG bekerja dengan memakai energi mekanik yang berasal dari gelombang bunyi ultrasonik (± 20kHz) yang akan menyebar ke seluruh

permukaan dan hanya sekitar 0-1% yang diserap oleh tubuh. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gelombang ultrasonik akan berakibat negatif ketika dipakai sampai 400 kali.

Dokter memegang probe dan menggerakkan pada perut ibu. Gelombang ultrasonik ditransmisikan ke dalam perut. Di dalam perut gelombang tersebut dipantulkan dari permukaan janin. Pantulan gelombang terdeteksi oleh probe dan diteruskan ke mesin yang dapat menghasilkan gambar.

5. Penggunaan gelombang ultrasonik pada kehamilan dianggap aman bagi ibu maupun janin. Jelaskan alasan-alasan yang mendasari anggapan tersebut!

Gambar Pemeriksaan janin menggunakan USG (kiri) dan hasil

pencitraan USG (kanan)

Page 178: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

151

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 10-14!

SIRINE MOBIL POLISI

Bila sebuah mobil polisi dengan sirine menyala bergerak mendekati kita maka terdengar nada bunyi sirine tersebut semakin tinggi. Selanjutnya, jika mobil polisi bergerak menjauhi kita, terdengar nada bunyi sirine yang semakin rendah. Suara sirine tersebut memiliki frekuensi dan kecepatan yang relatif terhadap gerak mobil maupun pengamat. Peristiwa ini dikenal sebagai Efek Doppler, yang diilustrasikan oleh gambar di samping.

6. Setelah Anda membaca dan mengamati ilustrasi gambar di atas, jelaskan mengapa frekuensi yang didengar lebih rendah saat mobil polisi menjauh!

7. Bagaimanakah percobaan sederhana efek doppler yang dapat Anda lakukan sesuai dengan kondisi dalam bacaan di atas jika alat yang disediakan hanya sirine (dengan baterai)?

8. Pada gambar yang diberikan, frekuensi bunyi yang diterima oleh pengamat wanita berbeda dengan frekuensi bunyi yang diterima pengamat pria. Apakah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan dan ke belakang oleh sirine mobil polisi berbeda? Jelaskan alasan Anda!

9. Gelombang bunyi bergerak dengan perantara udara. Saat sumber bunyi maupun pendengar tidak bergerak (diam) sedangkan udara disekitar bergerak dengan kecepatan 𝑣 , maka manakah dari pernyataan dibawah ini yang benar? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!

1. Frekuensi yang diterima pendengar sama seperti frekuensi sumber. 2. Frekuensi yang diterima pendengar berubah akibat pengaruh kecepatan udara.

10. Berdasarkan ilustrasi di atas, jika mobil polisi bergerak dengan kecepatan 54 𝑘𝑚 𝑗𝑎𝑚⁄ dan frekuensi dari sirine yang dinyalakan sebesar 800 Hz. Tentukan frekuensi yang terdengar oleh pengamat pria yang sedang berjalan dengan kecepatan 5 𝑚 𝑠⁄ searah dengan mobil polisi! (Cepat rambat gelombang bunyi dalam udara = 340 𝑚/𝑠)

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 11-14!

Page 179: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

152

BERMAIN GITAR

Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan dengan cara memetik dawai yang ujung-ujungnya diikatkan pada pegangan dan pangkal gitar. Cara menyetel gitar ini tanpa kita sadari menggunakan konsep Hukum Melde. Selain itu frekuensi bunyi yang dihasilkan juga dapat dipelajari dengan persamaan Marsenne. Variasi frekuensi bunyi pada saat gitar dipetik dapat menghasilkan bunyi yang beragam.

Saat memetik gitar, jari tangan tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu nada yang diharapkan. Setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-

beda. Jadi, perpindahan jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan. Misalnya, salah satu senar dipetik tanpa ditekan

mendapatkan nada A yang berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan pegangan, berarti sudah mengurangi panjang tali dan bagian massa tali yang bergetar. Akibatnya, frekuensi akan naik. Hal ini juga sesuai dengan hukum Mersenne. Berikut persamaan hukum Mersenne:

𝑓𝑛 =𝑛

2𝑙𝑣 =

𝑛

2𝑙√

𝑇

𝜇 ; 𝑛 = 1, 2, 3, …

11. Salah satu syarat terjadinya bunyi adalah adanya sumber bunyi. Jelaskan bagian manakah dari gitar yang merupakan sumber bunyi dan mengapa bagian tersebut dapat disebut sebagai sumber bunyi!

12. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi antara senar dan kolom udara pada gitar sehingga dapat dihasilkan bunyi yang beragam!

13. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh gitar saat dipetik atau dimainkan!

14. Berdasarkan keterangan pada paragraf ke dua dalam bacaan di atas, tentukan frekuensi dawai setelah senar ditekan 8 cm dari ujung papan pegangan tersebut, jika cepat rambat bunyi tetap!

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 15-17!

SERULING vs KLARINET

Gambar Seruling bambu (kiri) dan Klarinet (kanan)

Seruling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional. Seruling bambu umumnya dibuat dari sebilah bambu dengan lubang nada yang sejajar dalam satu barisan. Badan suling memiliki enam lubang-jari dengan jarak tertentu yang sudah diukur. Seruling dimainkan dengan cara ditiup sambil membuka dan menutup lubang pada badan seruling secara teratur. Membuka dan menutup lubang-lubang tersebut dengan jari akan mengubah panjang efektif kolom udara sehingga dapat memberikan bunyi yang berbeda.

Klarinet merupakan alat musik tiup pula, namun perbedaan dengan seruling adalah, salah satu ujung klarinet tertutup, sedangkan kedua ujung seruling terbuka. Cara memainkan klarinet sama dengan memainkan seruling, yakni dengan meniupkan udara melalui lubang peniup dan membuka serta menutup lubang-lubang kecil di sepanjang badan klarinet.

Seruling dan klarinet, keduanya merupakan contoh dari pipa organa, seruling untuk pipa organa terbuka, dan klarinet untuk pipa organa tertutup.

15. Jelaskan terjadinya resonansi dalam pipa organa pada seruling dan klarinet!

16. Jika sebuah pipa organa dapat menghasilkan frekuensi harmonik berturut-turut 680 Hz dan 1360 Hz, apakah pipa organa tersebut merupakan bunyi dari seruling atau klarinet?

Gambar Orang Memainkan Gitar

Page 180: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

153

17. Berdasarkan keterangan pada nomor 16, tentukan frekuensi nada dasar pipa organa tersebut!

PERCOBAAN PIPA ORGANA I

Suatu percobaan sederhana pipa organa terbuka dilakukan untuk menguji hipotesis yang diperoleh berdasarkan fenomena bunyi yang terdengar saat menggesek bibir gelas di atas. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan tersebut.

Tabel hasil pengamatan

Volume air dalam gelas Bunyi yang terdengar

3/4 bagian Sangat nyaring.

1/2 bagian bunyinya menjadi sedikit lebih pelan dan lebih berat.

1/4 bagian bunyinya menjadi semakin berat dan seperti bass.

18. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan pipa organa di

atas!

PERCOBAAN PIPA ORGANA II

Seorang peserta didik melakukan pengamatan dengan menggesek bibir gelas berisi air dengan dua jari

yang basah. Saat menggesek bibir gelas berisi air yang hampir penuh, terdengar bunyi yang sangat

nyaring. Kemudian air di dalam gelas sedikit dikurangi dan saat bibir gelas tersebut digesek lagi, bunyi

yang dihasilkan menjadi sedikit lebih pelan dan tidak nyaring.

19. Berdasarkan fenomena di atas, buatlah rumusan masalah yang digunakan dalam percobaan beserta hipotesis yang dapat diajukan!

20. Identifikasi variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol dari percobaan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis berdasar fenomena di atas!

Page 181: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

154

Page 182: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

154

LAMPIRAN 12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siklus II

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN LITERASI SAINS FISIKA PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/1 (satu)

Kompetensi Dasar :

3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi.

4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya misalnya sonometer dan kisi difraksi.

Materi Pokok : Gelombang Bunyi

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

SUARA PESAWAT JET TEMPUR

Suara keras pesawat Sukhoi milik TNI AU saat melakukan latihan sempat menggegerkan masyarakat, dan bahkan memecahkan kaca jendela salah satu rumah makan di Makassar, Kamis malam. Karena panik, pemilik rumah makan menghubungi polisi, limabelas menit kemudian polisi yang dipimpin Kapolresta Makassar Timur, AKBP Mansyur datang dan langsung melakukan pemeriksaan dari serpihan kaca yang pecah. Pecahnya kaca tersebut diakibatkan getaran yang dihasilkan dari suara keras pesawat Sukhoi tersebut.

Kepanikan juga terjadi di Mall Panakkukang, salah satu Mall terbesar di Makassar. Hanya beberapa saat kejadian, baik pengunjung maupun pemilik gerai berlarian keluar toko. Andi Irsan, salah seorang pengunjung mall tersebut mengatakan, lantai mall tersebut sempat bergetar. "Saya bersama keluarga langsung lari keluar mall untuk menyelamatkan diri," ujarnya.

Kepala Urusan Penerangan Lanud Hasanuddin, Kapten Agus yang dihubungi wartawan malam tadi membenarkan, jika hari ini ada pesawat sukhoi yang melakukan latihan terbang. Soal sumber ledakan tersebut Ia memperkirakan, bisa muncul saat pesawat jet tempur itu mengubah kecepatan terbangnya.

Page 183: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

155

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

"Armada tempur itu mengubah kecepatan terbangnya dari kecepatan biasa menjadi kecepatan supersonik, sehingga menghasilkan ledakan. Itu bisa sangat terdengar jika posisi pesawat sedang terbang rendah," kata Kapten Agus tadi malam. (Sumber: http://nasional.news.viva.co.id)

Saat pesawat tempur mengubah kecepatan menjadi kecepatan supersonik, kecepatan pesawat tersebut melebihi kecepatan gelombang suara yang dihasilkan. Akibatnya, gelombang-gelombang suara tertahan di bagian depan pesawat. Karena tertahan di bagian depan, berbagai gelombang suara itu pun mengumpul dan terakumulasi. Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara” atau gelombang kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah ”Sonic Boom“. Sonic Boom ini memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan jendela.

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan bacaan berjudul Suara Pesawat Jet Tempur, peserta didik dapat menjelaskan fenomena terkait gelombang kejut dengan tepat.

1. Mengapa suara pesawat dapat menyebabkan kaca jendela retak bahkan pecah? Pesawat terbang dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan gelombang kejut yang memancar ke segala arah dengan energi yang cukup besar sehingga mampu memecahkan kaca jendela

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : Lokal/nasional, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : rendah (low)

Tujuan/Indikator Soal:

Disajikan bacaan berjudul Suara Pesawat Jet Tempur, peserta didik dapat menerapkan formulasi intensitas gelombang bunyi dengan tepat.

2. Pesawat terbang, dapat menghasilkan bunyi dengan daya 64𝜋 × 105 W. Jika seseorang berada pada jarak 8000 km dari lokasi terbang pesawat jet tempur tersebut, apakah orang tersebut masih dapat mendengar bunyi dari pesawat? Diketahui: P = (64𝜋 × 105) W, 𝑟 = (8 × 106) 𝑚 Ditanya: 𝐼 = ⋯ ? Jawab:

𝐼 =𝑃

4𝜋𝑟2=

64𝜋 × 105 W

4𝜋(8 × 106 𝑚)2= (2,5 × 10−8) W 𝑚2⁄

Karena intensitas terkecil yang masih dapat didengar (ambang pendengaran) adalah 10−12 W 𝑚2⁄ dan intensitas

Jenis Pengetahuan : prosedural

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang

Page 184: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

156

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

pada posisi orang tersebut (8000 km dari sumber bunyi) sebesar (2,5 × 10−8) W 𝑚2⁄ masih di atas ambang pendengaran, maka orang tersebut masih dapat mendengar bunyi (suara) pesawat jet.

PABRIK MEUBEL

Suatu pabrik meubel menggunakan mesin pemotong kayu sebagai alat di salah satu bagian pekerjaannya. Setidaknya terdapat sepuluh mesin pemotong kayu yang digunakan di pabrik tersebut. Masing-masing mesin yang digunakan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 75 dB. Pabrik tersebut dapat membahayakan para pekerja, karena suara mesin seperti mesin pemotog kayu tersebut menimbulkan kebisingan dan dapat mengganggu pendengaran. Selain suara mesin, terdapat banyak sumber bunyi yang juga menyebabkan kebisingan. Berikut diberikan tabel skala kebisingan dan batasan waktu pemaparan kebisingan untuk intensitas tertentu menurut Mennakertrans.

Tabel 1. Skala kebisingan (Sumber: Gabriel, Fisika Kesehatan)

Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Sumber Bunyi

Batas dengar tertinggi 120

Menulikan 100 – 120 Halilintar Meriam Mesin uap

Sangat hiruk pikuk 80 – 90 Jalan hiruk pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi

Kuat 50 – 70

Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan

Sedang 40 – 50

Rumah gaduh Kantor umunya Percakapan kuat Radio perlahan

Tenang 20 – 30 Rumah tenang Kantor perorangan

Page 185: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

157

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Auditorium Percakapan

Sangat tenang 10 – 20 Bunyi daun Berbisik

Batas dengar terendah 0

Tabel 2. Skala Lama Pemaparan Suara

(Sumber: Mennakertrans, 2011) Batas suara (dB) Lama pemaparan tiap hari (jam)

80 16

85 8

88 4

91 2

94 1

97 ½

100 ¼

103 1/8

106 1/16

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Pabrik Meubel, peserta didik dapat menerapkan formulasi taraf intensitas gelombang bunyi dengan tepat.

3. Jika 10 mesin dalam pabrik tersebut digunakan secara serentak, tentukan tingkat kebisingan yang dialami pekerja dari pabrik tersebut berdasarkan tabel skala kebisingan di atas! Intensitas satu mesin:

𝛽 = (10𝑑𝐵) log𝐼

𝐼0

75 = (10𝑑𝐵) log𝐼

𝐼0

𝐼 = 108,5𝐼0 Intensitas 10 mesin = 10 ∙ 107,5𝐼0 = 108,5𝐼0 Sehingga taraf intensitas menjadi

𝛽 = (10𝑑𝐵) log108,5𝐼0

𝐼0= 85𝑑𝐵

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : Lokal/nasional, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : sedang (medium)

Page 186: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

158

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

Atau 𝛽𝑛 = 𝛽 + log 𝑛 = 75 + 10 log 10 = 85 𝑑𝐵

Taraf intensitas yang dialami pekerja jika 10 mesin digunakan serentak adalah sebesar 85dB yang termasuk ke dalam tingkat kebisingan sangat hiruk pikuk

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Pabrik Meubel, peserta didik dapat menjelaskan suatu permasalahan taraf intensitas bunyi menggunakan data yang diberikan dengan tepat.

4. Apabila seseorang bekerja di tempat pemotongan logam/besi dengan intensitas kebisingan 105 dB, berapa lamakah ia boleh melakukan pekerjaannya? Intensitas kebisingan yang dialami pekerja tersebut lebih dari 103 dB dan mendekati 106dB, maka ia hanya boleh memotong logam selama 1/16 jam (3,75 menit) hingga kurang dari 1/8 jam (7,5 menit). Setelah itu ia harus berhenti beberapa saat, baru kemudian melanjutkan kembali pekerjaan.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat

Konteks : Lokal/nasional, kesehatan

Tingkat kognitif : rendah (low)

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Pabrik Meubel, peserta didik dapat menjelaskan gangguan kesehatan akibat taraf intensitas bunyi dengan tepat.

5. Berikan empat kemungkinan pengaruh kebisingan tersebut terhadap pendengaran pekerja jika dilakukan melebihi waktu pemaparan yang diperbolehkan dan tanpa jeda?

a. Hilangnya pendengaran sementara, dapat pulih jika bising tersebut dihindari. b. Orang menjadi kebal terhadap bising. c. Telinga berdengung. d. Kehilangan pendengaran secara permanen, biasanya dimulai pada frekuensi 4 kHz, kemudian menghebat dan

meluas pada frekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi percakapan.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : Lokal/nasional, kesehatan

Tingkat kognitif : tinggi

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Pabrik Meubel, peserta didik dapat mengidentifikasi bukti dari pernyataan yang diberikan dengan tepat.

6. Dalam artikel di atas, terdapat pernyataan bahwa pabrik meubel membahayakan bagi para pekerjanya. Identifikasi dua bukti yang mendukung pernyataan tersebut?

Jenis Pengetahuan : epistemik

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda

Page 187: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

159

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

- Suara mesin yang digunakan dapat menimbulkan kebisingan atau dapat mengganggu pendengaran . - Terdapat sekitar 10 mesin dengan taraf intensitas yang termasuk tingkat kebisingan kuat hingga hiruk pikuk

Konteks : Lokal/nasional, kesehatan

Tingkat kognitif : medium

EARPHONE

Headphone bisa diartikan sebagai sebuah speaker single kecil, yang dipakai dekat dengan telinga, dan dihubungakan ke suatu player musik seperti mp3 player hingga iPod dan sejenis portable player lainya. Persamaan dengan produk sejenis bisa disebut sebagai, stereophone, headset, atau juga earphone. Ternyata earphone memiliki bahaya yang sangat

menyeramkan, yaitu ketulian. Namun, terlalu banyak dari kita yang mengabaikan atau cuek seolah-olah ini hanya mitos, terlebih karena kita bisa merasa nyaman ketika menggunakan earphone.

Menurut penelitian di North Western University, earphone yang dipakai dekat sekali dengan gendang telinga dapat memperkeras suara sebanyak 6 sampai 9 dB. Padahal suara yang dihasilkan iPod bisa mencapai

115 dB. Lebih dari setengah murid SMA menjadi obyek penelitian, mereka mengalami sedikitnya satu gejala penurunan fungsi pendengaran karena memiliki kebiasaan mendengarkan iPod lewat earphone dengan volume keras.

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat menjelaskan gangguan kesehatan akibat taraf intensitas bunyi dengan tepat.

7. Terkait dengan intensitas bunyi, jelaskan mengapa penggunaan earphone dapat mengganggu pendengaran? Earphone dapat memperkeras suara hingga 6 sampai 9 dB, dan suara yang dihasilkan ipod mencapai 115 dB. Level bunyi ini termasuk dalam kebisingan.

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : rendah

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat menyebutkan beberapa pencegahan gangguan kesehatan terkait intensitas gelombang bunyi dengan tepat.

8. Berdasarkan bacaan di atas, jelaskan empat hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah

Jenis Pengetahuan : konten

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

Page 188: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

160

TUJUAN/INDIKATOR SOAL & SOAL KERANGKA KATEGORI

resiko gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone! - Menghindari mendengarkan musik dengan volume maksimal (lebih baik tombol volume dipasang 50-60% dari

total volume) - Mengurangi durasi penggunaan earphone - Memberikan waktu istirahat telinga setiap ½ - 1 jam jika harus menggunakan earphone dalam waktu yang lama - Lakukan tes pendengaran secara berkala pada ahlinya

Konteks : personal, kesehatan

Tingkat kognitif : tinggi

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat menjelaskan keterkaitan pengetahuan ilmiah bagi masyarakat berdasar bacaan yang diberikan dengan tepat.

9. Jelaskan tiga peran pengetahuan ilmiah bagi masyarakat dalam artikel di atas? - Pengetahuan ilmiah dapat membantu perkembangan teknologi earphone, headset dan sebagainya - Pengetahuan ilmiah dapat membantu masyarakat lebih bijaksana dalam menggunakan earphone dengan

mengetahui bahaya penggunaan earphone - Pengetahuan ilmiah dapat memberikan ide untuk pengembangan earphone yang lebih aman

Jenis Pengetahuan : epistemik

Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah

Sub Kompetensi : menjelaskan potensial implikasi dari pengetahuan ilmiah bagi masyarakat

Konteks : Lokal/nasional, aplikasi sains dan teknologi

Tingkat kognitif : medium

Tujuan/Indikator Soal:

Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat mengidentifikasi bukti dari pernyataan yang diberikan dengan tepat.

10. Berdasarkan artikel di atas, earphone dapat menyebabkan ketulian. Jelaskan dua bukti yang mendukung pernyataan tersebut?

- Earphone yang digunakan dekat dengan gendang telinga dapat memperkeras suara sebanyak 6 dB sampai 9 dB - Penelitian pada siswa SMA pengguna earphone menunjukkan mereka mengalami gejala penurunan fungsi

pendengaran

Jenis Pengetahuan : epistemik

Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah

Sub Kompetensi : mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda

Konteks : Lokal/nasional, kesehatan

Tingkat kognitif : rendah

Page 189: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

161 LAMPIRAN 13 Soal Tes Literasi Sains Siklus II

TES LITERASI SAINS FISIKA

Bacalah langkah-langkah percobaan sederhana berikut dan jawablah pertanyaan nomor 1-3

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 1-3 !

SUARA PESAWAT TERBANG

Suara keras pesawat Sukhoi milik TNI AU saat melakukan latihan sempat menggegerkan masyarakat, dan bahkan memecahkan kaca jendela salah satu rumah makan di Makassar, Kamis malam. Karena panik, pemilik rumah makan menghubungi polisi, 15 menit kemudian polisi yang dipimpin Kapolresta Makassar Timur, AKBP Mansyur datang dan langsung melakukan pemeriksaan dari serpihan kaca yang pecah. Pecahnya kaca ternyata diakibatkan getaran yang dihasilkan dari suara keras pesawat Sukhoi tersebut.

Kepanikan juga terjadi di Mall Panakkukang, salah satu Mall terbesar di Makassar. Hanya beberapa saat kejadian, baik pengunjung maupun pemilik gerai berlarian keluar toko. Andi Irsan, salah seorang pengunjung mall tersebut mengatakan, lantai mall tersebut sempat bergetar. "Saya bersama keluarga langsung lari keluar mall untuk menyelamatkan diri," ujarnya.

Kepala Urusan Penerangan Lanud Hasanuddin, Kapten Agus yang dihubungi wartawan malam tadi membenarkan, jika hari ini ada pesawat Sukhoi yang melakukan latihan terbang. Soal sumber ledakan tersebut, ia memperkirakan, bisa muncul saat pesawat jet tempur itu mengubah

kecepatan terbangnya.

"Armada tempur itu mengubah kecepatan terbangnya dari kecepatan biasa menjadi kecepatan supersonic, sehingga menghasilkan ledakan. Itu bisa sangat terdengar jika posisi pesawat sedang terbang rendah," kata Kapten Agus tadi malam. (Sumber: http://nasional.news.viva.co.id)

Saat pesawat tempur mengubah kecepatan menjadi kecepatan supersonik, kecepatan pesawat tersebut melebihi kecepatan gelombang suara yang dihasilkan. Akibatnya, gelombang-gelombang suara tertahan di bagian depan pesawat. Karena tertahan di bagian depan, berbagai gelombang suara itu pun mengumpul dan terakumulasi. Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara” atau gelombang kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah ”Sonic Boom“. Sonic Boom ini memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan jendela.

1. Mengapa suara pesawat dapat menyebabkan kaca jendela retak bahkan pecah?

2. Pesawat terbang, dapat menghasilkan bunyi dengan daya 64𝜋 × 105 W. Jika seseorang berada pada jarak 8000 km dari lokasi terbang pesawat jet tempur tersebut, apakah orang tersebut masih dapat mendengar bunyi dari pesawat?

PETUNJUK:

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan. 2. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang telah disediakan dan jangan lupa menuliskan identitas pada

kolom yang disediakan. 3. Bacalah dengan cermat perintah pengerjaan soal, bacaan atau tabel yang terdapat pada soal. 4. Tidak diperkenankan berpindah-pindah tempat saat mengerjakan soal. 5. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal. 6. Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung (elektronik maupun cetak) dan internet. 7. Tidak diperkenankan membuka buku materi Fisika atau sumber apapun. 8. Acungkan tangan jika terdapat soal yang kurang jelas.

Page 190: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

162

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 33-36!

PABRIK MEUBEL Suatu pabrik meubel menggunakan mesin pemotong kayu sebagai alat di salah satu bagian pekerjaannya.

Setidaknya terdapat sepuluh mesin pemotong kayu yang digunakan di pabrik tersebut. Masing-masing mesin yang digunakan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 75 dB. Pabrik tersebut dapat membahayakan para pekerja, karena suara mesin seperti mesin pemotog kayu tersebut menimbulkan kebisingan dan dapat mengganggu pendengaran. Selain suara mesin, terdapat banyak sumber bunyi yang juga menyebabkan kebisingan. Berikut diberikan tabel skala kebisingan dan batasan waktu pemaparan kebisingan untuk intensitas tertentu menurut Mennakertrans.

Tabel 1. Skala kebisingan

(Sumber: Gabriel, Fisika Kesehatan)

Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Sumber Bunyi Batas dengar tertinggi 120

Menulikan 100 – 119 Halilintar Meriam Mesin uap

Sangat hiruk pikuk 80 – 99 Jalan hiruk pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi

Kuat 50 – 79

Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan

Sedang 40 – 59

Rumah gaduh Kantor umunya Percakapan kuat Radio perlahan

Tenang 20 - 39

Rumah tenag Kantor perorangan Auditorium Percakapan

Sangat tenang 10 – 19 Bunyi daun Berbisik

Batas dengar terendah 0

Tabel 2. Skala Lama Pemaparan Suara

(Sumber: Mennakertrans, 2011) Batas suara (dB) Lama pemaparan tiap hari (jam)

80 16 85 8 88 4

91 2 94 1 97 ½ 100 ¼

103 1/8 106 1/16

Page 191: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

163 Nnnn

3. Jika 10 mesin dalam pabrik tersebut digunakan secara serentak, tentukan tingkat kebisingan yang dialami pekerja dari pabrik tersebut berdasarkan tabel skala kebisingan di atas!

4. Apabila seseorang bekerja di tempat pemotongan logam/besi dengan intensitas kebisingan 105 dB, berapa lamakah ia boleh melakukan pekerjaannya? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!

5. Berikan empat kemungkinan pengaruh kebisingan tersebut terhadap pendengaran pekerja jika dilakukan melebihi waktu pemaparan yang diperbolehkan dan tanpa jeda?

6. Dalam artikel di atas, terdapat pernyataan bahwa pabrik meubel membahayakan bagi para pekerjanya. Identifikasi dua bukti yang mendukung pernyataan tersebut?

Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 37-40!

EARPHONE Headphone bisa diartikan sebagai sebuah speaker single kecil, yang dipakai

dekat dengan telinga, dan dihubungakan ke suatu player musik seperti mp3 player hingga iPod dan sejenis portable player lainya. Persamaan dengan produk sejenis bisa disebut sebagai, stereophone, headset, atau juga earphone. Ternyata earphone memiliki bahaya yang sangat menyeramkan, yaitu ketulian. Namun, terlalu banyak dari kita yang mengabaikan atau cuek seolah-olah ini hanya mitos, terlebih karena kita bisa merasa nyaman ketika menggunakan earphone.

Menurut penelitian di North Western University, earphone yang dipakai dekat sekali dengan gendang telinga dapat memperkeras suara sebanyak 6 sampai 9 dB. Padahal suara yang dihasilkan iPod bisa mencapai 115 dB. Lebih dari setengah murid SMA menjadi obyek penelitian, mereka mengalami sedikitnya satu gejala penurunan fungsi pendengaran karena memiliki kebiasaan mendengarkan iPod lewat earphone dengan volume keras.

7. Terkait dengan intensitas bunyi, jelaskan mengapa penggunaan earphone dapat mengganggu

pendengaran?

8. Berdasarkan bacaan di atas, jelaskan empat hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah resiko gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone!

9. Jelaskan tiga peran pengetahuan ilmiah bagi masyarakat dalam artikel di atas?

10. Berdasarkan artikel di atas, earphone dapat menyebabkan ketulian. Jelaskan dua bukti yang mendukung

pernyataan tersebut?

Page 192: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

164

Lampiran 14 Hasil Validasi Instrumen

Hasil Validasi Logis Instrumen Penilaian Literasi Sains Fisika

No.

Aspek Validasi

Skor Perolehan Persen- Kriteria

tase (%)

A. MATERI

1 Soal sesuai indikator 147 147 124 87,08 SL

2 Soal menuntut peserta didik untuk mengolah

148

155

132

90,63

SL informasi dalam soal

3 Soal mencakup aplikasi pengetahuan pada

147

157

122

88,75

SL fenomena dalam kehidupan dan/atau teknologi

4 Batasan pertanyaan dan jawaban yang

137

141

127

84,38

SL diharapkan jelas

5 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi

160

158

160

99,58

SL atau tujuan tes

6 Isi materi yang ditanyakan mengenai bahasan

159

158

140

95,21

SL gelombang bunyi di kelas XI

B. KONSTRUKSI (Komponen Soal)

7 Terdapat wacana (sejumlah informasi atau data)

141

152

119

85,83

SL tentang fenomena atau isu-isu di sekitar

8 Terdapat petunjuk yang jelas mengenai cara

159

141

126

88,75

SL mengerjakan soal

9 Rumusan kalimat soal menggunakan kata tanya

155

152

143

93,75

SL atau perintah yang menuntut jawaban terurai

Hal-hal yang menyertai soal (gambar, grafik, 10 tabel, diagram, dan sejenisnya) jelas, terbaca dan 159 146 135 91,67 SL

berfungsi

11 Terdapat pedoman penskoran 159 80 159 82,92 SL

C. BAHASA

12 Rumusan kalimat soal komunikatif 118 122 120 75,00 L

12 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang

159

153

160

98,33

SL baku

Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang 14 menimbulkan penafsiran ganda atau salah 159 158 157 98,75 SL

pengertian

15 Tidak mengandung kata yang menyinggung

160

160

160

100

SL perasaan peserta didik

16 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku

160

160

160

100

SL setempat atau tabu

Page 193: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

uuttty

DEWI NOVITA SARI

Date Of Birth : September 27 1998

Gender : Famale

Relegion : Islam

Nationality : Indonesian

Marital Status : Singel

Hobbies : Reading, writing.

To obtain a scholarship for a master degree funded by the

development – Related Postgraduate Courses (Epost)

Tertiary Education

State Islamic University Of Physics Education June, 2020

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, TF.161150

Indonesia

Secondary Education

Islamic Senior High School Science June, 2016

NO 1 Pulau Temiang, Jambi

Indonesia

Efforts to Improve Student Literacy Writer June, 2020

through learning models Investigating

Assisted Group Concept Maps

in physics subjects

International Seminar on Participant march 2018

CONTACT PERSON

081370722112

Dewi_vita0402

[email protected]

jl.lingkar selatan, rt 05

Kelurahan lingkar selatan, kota

jambi

skills

Ms Office

Delphi

Macromedia Flash

Language :

English

Arabic

Bahasa

PERSONAL INFORMATION

Education Beaground

Papers and ARTICLES

CURICULUM VITAE

OBJECTIVE

Page 194: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

Motivation & Enterpreneurship,

become a classy generation of today in 2018

Book (Filsafat Antroposentrisme – Writer June, 2017

Teologis, Pustaka Ma’arif (Press)

National Seminar on literacy culture Comitte June, 2017

of higher education

National Seminar on realize the brightest Participant 2017

generation in the eyes of the world.

National Seminar on entepreneurship Participant 2016

and independent youth

“Better Life With Action”,

by Trainer Mr. Syafii Efendi. SE.

National Seminar on education Participant 2016

as the foundation of the nation to

build civilization with Zumi Zola.

Integrated Laboratory in Indonesia Education University. 2019

Indonesian Islamic student movement Member 2016

(PMII)

open guidance to read jambi (iqra 'juz-amma, and al- Qur'an) 2020

have taught physics tutoring 2019

Ever Opened a Culinary 2018

Business ayam Geprek

(While Lecturing)

Once a THE-NET Warnet Oprator 2016

(While Lecturing)

Field practis

Organization

Work experience

Page 195: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

Dr. Sukarno M.Pd.I

Lecturer

State Islamic University Of Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

Indonesia

Contact Person : 081273026702

References

Page 196: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 197: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …

LAMPIRAN 21 DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 198: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 199: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 200: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 201: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 202: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …
Page 203: UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI …