tugas profesi pendidikan

Upload: widya-cahya

Post on 07-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini sebagai pelengkap untuk tugas mata kuliah Profesi Pendidikan di PGSD Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.Penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan Makalah ini. Penulis juga minta maaf apabila dalam penulisannya ada kesalahan. Semoga pembaca berkenan memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan juga kelengkapan Makalah ini, sehingga dalam penyusunan berikutnya akan berusaha lebih baik. Dan semoga isi Makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca untuk memahami pelajaran lebih lanjut.

Sukoharjo, 26 September 2013

Penulis

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemampuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan ilmu yang mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional, sebab kemampuan profesional bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar merupakan syarat utama. Seorang guru memerlukan pengetahuan tentang ilmu pendidikan secara general.Tenaga kependidikan merupakan suatu profesi. Tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selain itu bertugas untuk melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. Tenaga kependidikan terdiri dari pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik/pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa arti guru menurut educator dan paedagoc?2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru?3. Mencangkup aspek apa saja ruang lingkup kerja guru?4. Apa saja peranan guru dalam sekolah dan masyarakat?5. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru?6. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi siswa?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Profesi Kependidikan/KeguruanMakna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalammya pasti terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

Untuk memperjelas pengertiannya, berikut ini dikutip beberapa defenisi atau istilah pendidikan: Menurut Carter V.good dalam "Dictionary Of Education" dijelaskan sebagai berikut :a. Pedagogy (1) seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar (pengajaran) (2) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan, murid, dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.b. Juga menurut Carter, Education berarti: Proses perkembangan pribadi, Proses sosial, Professional cources, Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang di warisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

Menurut buku "Higher Educatoin for American Democracy" menyatakan bahwa Pendidikan ialah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).

Menurut prof. Richey, dalam buku "Planning for Teaching, an Intruction to Education" dinyatakan Istilah "Pendidikan" berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan lembaga dengan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan in-formal di luar sekolah.

Menurut prof. Lodge dalam buku "Philosophy of Education" dinyatakan sebagai berikut: Perkataan "Pendidikan" dipakai kadang-kadang dalam pengertian yang lebih luas, kadang-kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Seorang anak mendidik orang tuanya, seperti pula halnya seorang murid mendidik gurunya, bahkan seekor anjing mendidik tuannya. Segala sesuatu yang kita katakana, pikiran atau kerjakan mendidik kita, baik dari benda-benda hidup maupun benda-benda mati. Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup. Selanjutnya dalam pengertian yang lebih sempit, "Pendidikan" dibatasi pada fungsi tertentu dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya dan demikian seterusnya. Dalam pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya identik dengan "Sekolah" yaitu pengajaran formal dalam kondisi yang di atur.

Menurut Brubacher dalam bukunya "Modern Philosophies of Education" dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman, dan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisi dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani (pancaindera), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya.

Adapun kesimpulan dari beberapa uraian tentang pengertian pendidikan di atas dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).2. Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah, dan masyarakat (Negara).3. Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

1. Profesi GuruProfesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang kusus diperuntukan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:a. Standar untuk kerjab. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawabc. Organisasi profesid. Etika dan kode etik profesie. Sistem imbalanf. Pengakuan masyarakat.Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini di mungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh oleh lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.National Education Association menyusun sebuah syarat atau kriteria yang mesti ada pada jabatan guru yaitu:1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu kusus.3) Jabatan yang memerlikan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).4) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.6) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Syarat Sertifikasi Guru:a. Guru yang belum memiliki sertifikat pendidik dan masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali guru Pendidikan Agama. Sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama dan semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.c. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:1) diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), dan2) memiliki usia setinggi-tingginya 50 tahun pada saat diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.d. Guru yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:1) pada 1 Januari 2013 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).e. Sudah menjadi guru pada suatu satuan pendidikan (PNS atau bukan PNS) pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan tanggal 30 Desember 2005.f. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap minimal 2 tahun secara terus menerus dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Bupati/Walikota.g. Pada tanggal 1 Januari 2014 belum memasuki usia 60 tahun.h. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. Jika peserta diketahui sakit pada saat datang untuk mengikuti PLPG yang menyebabkan tidak mampu mengikuti PLPG, maka LPTK BERHAK melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatan peserta tersebut. Jika hasil pemeriksanaan kesehatan menyatakan peserta tidak sehat, LPTK berhak menunda atau membatalkan keikutsertaannya dalam PLPG.i. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

2. Lingkup profesi guruGuru dengan Tugas Tambahan 1. Kepala SekolahGuru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin dan mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkanmutu pendidikan. Regulasi penugasan guru sebagai kepala sekolah diaturdalam Keputusan Menteri Pendidikan Indonesia nomor : 162/U/2003 tanggal 24 Oktober 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang palingberperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kompetensi yang harus dimiliki guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah adalah:a) Kepribadian dan Sosialb) Kepemimpinanc) Pengembangan Sekolah/Madrasahd) Pengelolaan Sumber Dayae) Kewirausahaanf) Supervisi

2. Wakil kepala sekolahSama seperti kepala sekolah, guru memiliki tugas lain yaitu sebagai wakilkepala sekolah yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) membantu danbertanggung jawab kepada kepala sekolah, dalam hal ini wakil kepala sekolahdibagi menjadi beberapa bidang sesuai dengan kebutuhan sekolah, semisalwakil kepala sekolah dan penanggung jawan manajemen mutu, wakil kepalasekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakilkepala sekolah bidang sarana dan prasarana, wakil kepala sekolah bidanghubungan masyarakat.Kompetensi yang harus dimiliki guru dengan tugas wakil kepala sekolah adalah:a) Kepribadian dan Sosialb) Kepemimpinanc) Pengembangan Sekolah/Madrasahd) Kewirausahaane) Bidang Tugas

3. Kepala Laboratorium/BengkelKompetensi yang harus dimiliki guru sebagai kepala laboratorium/bengkeladalah:a) Kepribadianb) Pengelolaan Lingkungan dan P3c) Sosiald) Pengorganisasian Guru/Laboran/Teknisie) Pengelolaan dan Administrasif) Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasig) Pengembangan dan Inovasi

4. Kepala perpustakaan Sebagai kepala perpustakaan guru harus dapat:a) Merencanakan program perpustakaanb) Melaksanakan program perpustakaanc) Mengevaluasi program perpustakaand) Kembangkan koleksi perpustakaane) Mengorganisasi layanan jasa informasi perpustakaanf) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasig) Mempromosikan perpustakaan & literasi informasih) Mengembangkan kegiatan perpustakaan sebagai sumber blajarkependidikani) Memiliki integritas dan etos kerjaj) Mengembangkan profesionalitas kepustakawanan

5. Kepala Kompetensi KeahlianGuru dengan tugas tambahan sebagai kepala kompetensi keahlian harus memiliki kompetensi:a) Kepribadianb) Sosialc) Perencanaand) Pengelolaan Pembelajarane) Pengelolaan Sumber Daya Manusiaf) Pengelolaan Sarama Prasaranag) Pengelolaan Keuanganh) Evaluasi dan PelaporanRuang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiriatas:1) layanan administrasi pendidikan2) layanan instruksional3) layanan bantuan,Ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secaraoptimal. Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu pelajaran.Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar. Penguasaan bahan ajardapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar. Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan disekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Untuk maksud tersebut, maka peranan professional itu mencangkup tiga bidang layanan, yaitu layanan intruksional, layanan administrasi, dan layanan bantuan akademik social pribadi.Pertama, penyelenggaraan proses belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar Dari profesi keguruan.Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.Ketiga, disamping kedua hal tersebut, guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelolah, apa peranan guru didalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru.Secar kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencangkup aspek-aspek :1. Kemampuan profesional mencangkup :a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannyab. Penguasaan dan penghayatan atas wawasan dan landasan kependidikan dan keguruan.c. Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran.2. Kemampuan social mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.3. Kemampuan personal (pribadi) mencakup :a. Penampilan sikap yang positif terhdap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure-unsurnya.b. Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya di anut oleh seorang guru.Seorang menampilkan unjuk kerja yang professional apabila dia mampu menampilkan keandalannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Keandalan kerja itu dapat di lihat dari berbagai segi berikut ini:1. Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus di kerjakan sebagai guru.2. Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu.3. Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan menghormati profesi lain.4. Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik, mengejar dan melatih.

B. Kedudukan guruDalam ilmu Sosiologi kita biasa menemukan dua istilah yang akan selalu berkaitan, yakni status (merupakan sebuah peringkat, kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain) dan peran sosial (merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut) di dalam masyarakat.Status sebagai guru, atau kedudukan sebagai guru dapat dipandang sebagai yang tinggi atau rendah, tergantung di mana ia berada. Sedangkan perannya yang berkedudukan sebagai pendidik seharusnya menunjukkan kelakuan yang layak sesuai harapan masyarakat, dan guru diharapkan berperan sebagai teladan dan rujukan dalam masyarakat dan khususnya anak didik yang dia ajar. Guru tidak hanya memiliki satu peran saja, ia bisa berperan sebagai orang yang dewasa, sebagai seorang pengajar dan sebagai seorang pendidik, sebagai pemberi contoh dan sebagainya.C. Peranan Guru di SekolahPeranan guru terhadap murid-muridnya merupakan peran vital dari sekian banyak peran yang harus ia jalani. Hal ini dikarenakan komunitas utama yang menjadi wilayah tugas guru adalah di dalam kelas untuk memberikan keteladanan, pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada mereka. Begitupun peranan guru atas murid-muridnya tadi bisa dibagi menjadi dua jenis menurut situasi interaksi sosial yang mereka hadapi, yakni : (1). Situasi formal dalam proses belajar mengajar di kelas dan, (2). Situasi informal di luar kelas.Dalam situasi formal, seorang guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai seorang yang mempunyai kewibawaan dan otoritas tinggi, guru harus bisa menguasai kelas dan bisa mengontrol anak didiknya. Hal ini sangat perlu guna menunjang keberhasilan dari tugas-tugas guru yang bersangkutan yakni mengajar dan mendidik murid-muridnya. Hal-hal yang bersifat pemaksaan pun kadang perlu digunakan demi tujuan di atas. Misalkan pada saat guru menyampaikan materi belajar padahal waktu ujian sangat mendesak, pada saat bersamaan ada seorang murid ramai sendiri sehingga menganggu suasana belajar mengajar di kelas, maka guru yang bersangkutan memaksa anak tadi untuk diam sejenak sampai pelajaran selesai dengan cara-cara tertentu.Tentunya hal di atas juga harus disertai dengan adanya keteladanan dan kewibawaan yang tinggi pada seorang guru. Keteladanan sangatlah penting. Hal ini sejalan dengan teori Mekanisme Belajar yang disampaikan David O Sears (1985) bahwa ada tiga mekanisme umum yang terjadi dalam proses belajar anak.Pertama : Asosiasi atau classical conditioning ini berdasarkan dari percobaan yang dilakukan Pavlov pada seekor anjing. Anjing tersebut belajar mengeluarkan air liur pada saat bel berbunyi karena sebelumnya disajikan daging setiap saat terdengar bel. Setelah beberapa saat, anjing itu akan mengeluarkan air liur bila terdengar bunyi bel meskipun tidak disajikan daging, karena anjing tadi mengasosiasikan bel dengan daging. Kita juga belajar berperilaku dengan asosiasi. Misalnya, kata Nazi biasanya diasosiasikan dengan kejahatan yang mengerikan. Kita belajar bahwa Nazi adalah jahat karena kita telah belajar mengasosiasikannya dengan hal yang mengerikan.Kedua : Reinforcement, orang belajar menampilkan perilaku tertentu karena perilaku itu disertai dengan sesuatu yang menyenangkan dan dapat memuaskan kebutuhan (atau mereka belajar menghindari perilaku yang disertai akibat-akibat yang tidak menyenangkan). Seorang anak mungkin belajar membalas penghinaan yang diterimanya di sekolah dengan mengajak berkelahi si pengejek karena ayahnya selalu memberikan pujian bila dia membela hak-haknya. Seorang mahasiswa juga mungkin belajar untuk tidak menentang sang professor di kelas karena setiap kali dia melakukan hal itu, sang professor selalu mengerutkan dahi, tampak marah dan membentaknya kembali.Ketiga : Imitasi. Seringkali orang mempelajari sikap dan perilaku sosial dengan meniru sikap dan perilaku yang menjadi model. Seorang anak kecil dapat belajar bagaimana menyalakan perapian dengan meniru bagaimana ibunya melakukan hal itu. Anak-anak remaja mungkin menentukan sikap politik mereka dengan meniru pembicaraan orang tua mereka selama kampanye pemilihan umum. Imitasi ini bisa terjadi tanpa adanya reinforcement eksternal dan hanya melalui observasi biasa terhadap model.Di antara ketiga macam mekanisme belajar di atas, imitasi adalah mekanisme yang paling kuat. Dalam banyak hal anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa dan selain orang tua si anak, guru di sekolah merupakan orang dewasa terdekat kedua bagi mereka. Bahkan di zaman sekarang ini banyak terjadi kasus anak lebih mempunyai kepercayaan terhadap guru dibanding pada orang tua mereka sendiri. Maka dari itulah seorang guru harus bisa menunjukkan sikap dan keteladanan yang baik di hadapan murid-muridnya, biar dikemudian hari tidak akan ada istilah guru kencing berdiri, murid kencing berlari.Selain keteladanan, kewibawaan juga perlu. Dengan kewibawaan guru menegakkan disiplin demi kelancaran dan ketertiban proses belajar mengajar. Dalam pendidikan, kewibawaan merupakan syarat mutlak mendidik dan membimbing anak dalam perkembangannya ke arah tujuan pendidikan. Bimbingan atau pendidikan hanya mungkin bila ada kepatuhan dari pihak anak dan kepatuhan diperoleh bila pendidik mempunyai kewibawaan.Kewibawaan dan kepatuhan merupakan dua hal yang komplementer untuk menjamin adanya disiplin (S. Nasution, 1995).D. Peranan Guru dalam MasyarakatPeranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru dan status sosialnya di masyarakat. Kedudukan sosial guru berbeda di negara satu dengan negara lain dan dari satu zaman ke zaman lain pula. Di negara-negara maju biasanya guru di tempatkan pada posisi sosial yang tinggi atas peranan-peranannya yang penting dalam proses mencerdaskan bangsa. Namun keadaan ini akan jarang kita temui di negara-negara berkembang seperti Indonesia.Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas pribadi guru yang bersangkutan serta kompetensi mereka dalam bekerja. Pada masyarakat yang paling menghargai guru pun akan sangat sulit untuk berperan banyak dan mendapatkan kedudukan sosial yang tinggi jika seorang guru tidak memiliki kecakapan dan kompetensi di bidangnya. Ia akan tersisih dari persaingan dengan guru-guru lainnya. Apalagi guru-guru yang tidak bisa memberikan keteladanan bagi para muridnya, sudah barang tentu ia justru menjadi bahan pembicaraan orang banyak. Jika dihadapan para muridnya seorang guru harus bisa menjadi teladan, ia pun dituntut hal yang sama di dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kenapa demikian ? Karena hal tersebut sesuai pula dengan kedudukan mereka sebagai agent of change yang berperan sebagai inovator, motivator dan fasilitator terhadap kemajuan serta pembaharuan.Dalam masyarakat, guru adalah sebagai pemimpin yang menjadi panutan atau teladan serta contoh (reference) bagi masyarakat sekitar. Mereka adalah pemegang norma dan nilai-nilai yang harus dijaga dan dilaksanakan. Ini dapat kita lihat bahwa betapa ucapan guru dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap orang lain. Ki Hajar Dewantoro menggambarkan peran guru sebagai stake holder atau tokoh panutan dengan ungkapan-ungkapan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.Ing ngarsa sung tulada : "(yang) di depan memberi teladan/contoh"Ing madya mangun karsa : "(yang)" di tengah membangun prakarsa/ semangat"Tut wuri handayani : ("dari belakang mendukung").Ketiga prinsip tersebut sampai sekarang masih tetap dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.Dengan ketiga prinsip tersebut, tampak jelas bahwa guru memang sebagai pemeran aktif, dalam keseluruhan aktivitas masyarakat sercara holistik. Tentunya para guru harus bisa memposisikan dirinya sebagai agen yang benar-benar membangun, sebagai pelaku propaganda yang bijak dan menuju ke arah yang positif bagi perkembangan masyarakat. (T. Raka Joni, 1984).

? Upaya-upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme1. Peningkatan profesionalisme guru sebenarnya ditentukan oleh seorang guru itu sendiri. Apakah seorang guru tesebut ingin menjadi seorang guru yang profesional atau tidak Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru jika ingin meningkatkan keprofesionalisme, yaitu :Memahami standart tuntutan profesi yang ada.Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan Profesionalismenya.Sebab, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara, sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melului training, seminar, dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.3. Membangun kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi.Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilkukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui jaringan kerja inilah guru dapat memperoleh akses terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya.Dalam hal ini juga dapat di bina melalui jaringan kerja yang luas dengan menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi, misal melalui korespondensi dan mungkin melalui internet. Apabila hal ini dilakukan secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan profesi dari sejawat guru di Indonesia bahkan dunia.4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen. Upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituenya yaitu siswa , Orang tua dan sekolah . Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang di danai, di adakan dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan inmormasi mutkhir agar senantiasa tidak keinggalan dalam kemampuannya menggelola pembelajaran. Satu hal lagi yang dapat diupayakan ntuk peningkatan profesionalisme guru adalah melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreatifitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan informasi mutakhir. Guru dapat memanfaatkan media presentasi komputer dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang tekhnologi pendidikan. Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukunganya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.E. Jabatan Guru,Pangkat dan Golongan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a yang akan naik pangkat menjadi Guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata,golongan ruang III/c angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang akan naik pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 6 (enam) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit 8 (delapan) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Madya, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/c yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d, angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit 14 (empat belas) angka kredit dari sub unsur publiksi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 5 (lima) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 20 (dua puluh) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 5 (lima) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri Guru Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d wajib melaksanakan presentasi ilmiah Kenaikan pangkat bagi Guru dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi dapat dipertimbangkan apabila kenaikan jabatannya telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan Guru yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut secara kumulatif diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat berikutnya

F. Cara mengembangkan potensi peserta didikPengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (active learning). Dengan demikian, siswa terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan bahasa saat menyampaikan secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan keuletan saat harus beradu argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap toleran kepada yang lain, dan seterusnya.Selain dalam kegiatan intrakurikuler, pengembangan potensi siswa dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini sejalan dengan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh BSNP. Dalam panduan tersebut pengembangan potensi siswa disebut Kegiatan Pengembangan Diri. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.G. Peranan LPTKPeranan LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) sebagai lembaga penyelenggara program pendidikan bagi calon guru yang profesional mendapat tantangan. Dengan diberlakukannya UU.No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik memiliki kesempatan untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian profesi guru menjadi profesi terbuka artinya mereka yang diterima menjadi guru tidak harus lulusan LPTK. Peluang lulusan LPTK menjadi berkurang sebab harus bersaing dengan mereka yang berasal dari lulusan Non-LPTK. LPTK sebagai lembaga profesi pencetak guru hendaknya senantiasa meningkatkan peranannya sehingga dapat mewujudkan guru yang profesional. LPTK bertugas menghasilkan Guru TK, SD, SMP, SMA. LPTK yang menghasilkan guru bidang studi tertentu, guru berkebutuhan khusus. Tuntutan globalisasi pendidikan memaksa LPTK untuk melakukan peninjauan ulang tentang kurikulumnya. Kendatipun amanat dari perubahan kurikulum merujuk SK Mendiknas No: 232 telah diluncurkan implementasinya masih dijumpai beberapa kendala dalam konteks penetapan perumusan kompetensi utama dan pendukung yang terumus dalam penetapan profil lulusan memperkuat eksistensi dalam sistem pendidikan Indonesia. Tuntutan kualitas LPTK semakin diperkuat dengan adanya sertifikasi guru, LPTK melakukan pembenahan, LPTK memiliki peran sentral dalam peningkatan kualitas guru. LPTK dituntut untuk memahami pengembangan profesi guru sebagi upaya pembinaan guru dalam konteks pembekalan kompetensi sosial dan kepribadian. Pengembangan profesi, kompetensi dan sertifikasi merupakan mata rantai dalam upaya peningkatan kualitas guru sudah diamanatkan dalam UU no. 14 tahun 2005. LPTK perlu mengantisipasi berbagai kebijakan tersebut di atas, melalui upaya pengembangan kurikulum dan arah pengembangan LPTK dalam rangka peningkatan kompetensi lulusan. Seorang guru dituntut untuk memiliki kualifikasi dan standar kompetensi tertentu sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Pola Pendidikan di Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) sudah saatnya diubah. LPTK harus lebih fokus untuk mengembangkan profesionalisme guru.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah yang telah dibuat yaitu sebagai berikut :Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.Profesi kependidikan/keguruan adalah keahlian khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru) serta menuntut keprofesionalan pada bidang tersebut.Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas layanan administrasi pendidikan, layanan instruksional dan layanan bantuan.

B. SaranProfesi dan profesional memiliki makna yang berbeda. Namun kesamaannya adalah menuntut komitmen anggota profesi, khususnya pendidik untuk sama-sama berjuang memajukan pendidikan Indonesia. Memahami dan memiliki komitmen untuk menjalankan tugas mulia sebagai pendidik adalah landasan utama kita dalam memajukan bangsa. Untuk itu masing-masing kita calon pendidik harus memiliki tanggung jawab pada profesi yang akan kita pegang.

DAFTAR PUSTAKA

Sutomo. dkk. 1998. Profesi Kependidikan. Ikip Semarang Press. Semarang.Prof.dr. hamzah B. Uno, M. Pd.2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi aksara.http://chrisnayk.blogspot.com/2010/05/konsep-dasar-profesi-kependidikan.html. Diakses pada tanggal 19 September 2013.http://kholidsibagariang.blogspot.com/2012/07/etika-profesi-keguruan.html. Diakses pada tanggal 19 September 2013.

http://diananggeraini.blogspot.co.id/2013/03/ruang-lingkup-profesi-kependidikan.htmlRuang Lingkup Profesi Kependidikan (Makalah)BAB IPENDAHULUANProfesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:1. Standar unjuk kerja2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab3. Organisasi profesi4. Etika dan kode etik profesi5. Sistem imbalan6. Pengakuan masyarakat

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi KeguruanPada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.

B. Ciri-Ciri Profesi KeguruanCiri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

C. Latar Belakang Profesi KeguruanJabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui akta mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

D. Ruang Lingkup Profesi KeguruanRuang lingkup profesi keguruan terbagi atas dua yaitu :a. Gugus Pengetahuan dan Penguasaan Teknik Dasar ProfesionalGugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional mencakup hal-hal berikut :1. Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi (structure,concepts and ways of knowing)2. Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.3. Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.4. Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar5. Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar6. Pengetahuan tentang karakteristik dan kosdisi sosial, ekonomi, budaya, politik sebagai latar belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.7. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi8. Pengetahuan dan penghayatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.9. Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.10. Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya.11. Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.12. Penguasaan berbagai metode mengajar13. Penyusunan teknik menyusun instrument penilaian kemajuan belajar.14. Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan teknik belajar mengajar.15. Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam proses belajar mengajar.16. Pengetahuan tentang sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari sistem sosial negara-bangsa.17. Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untuk kepentingan proses pengambilan keputusan

b. Gugus Kemampuan ProfesionalGugusan kemampuan professional, mencakup :1. Merencanakan program belajar mengajar2. Merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran3. Menguraikan deskripsi satuan bahasan4. Merancang kegiatan belajar mengajar5. Memilih media dan sumber belajar6. Menyusun instrumen evaluasi7. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar8. Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar9. Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar10. Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar11. Menilai kemampuan belajar12. Memberikan skor atas hasil evaluasi13. Menstransformasikan skor menjadi nilai14. Menetapkan rangking15. Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penelitian untuk memecahkan masalah professional kependidikan.

E. Ruang Lingkup Layanan GuruRuang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas :a. Layanan AdministrasiLayanan administrasi digunakan oleh guru untuk mendesign kurikulum agar materi yang diberikan kepada siswa terstruktur dan tidak acak-acakan, biasa disebut juga administrasi pendidikan, contoh penggunaannya yaitu pada : Rancangan Pembelajaran (RP), silabus, absen, evaluasi (cara2 memberikan penilaian), yang terkait dengan pengelolaan instruksional. Layanan administrasi lebih banyak dilaksanakan diluar kelas daripada didalam kelas.b. Layanan InstruksionalLayanan instruksional berkaitan dengan PBM (Proses Belajar Mengajar) dan kurikulum. Dalam PBM, yang akan disampaikan adalah kurikulum (Ilmu pengetahuan), jadi sebelum melaksanakan PBM, guru harus berpedoman kepada kurikulum. Kewajiban guru adalah mengembangkan kurikulum yang ada. Jika tidak, siswa akan miskin ilmu pengetahuan. Dalam mengembangkan kurikulum, guru tidak boleh salah, karena proses itu tidak dapat diulangi lagi, hal ini disebut dengan Einmalig (pendidikan hanya dilaksanakan satu kali). Untuk menjadi guru professional, harus mengikuti program prajabatan terlebih dahulu, yaitu pendidikan yang harus dilaksanakan sebelum memegang jabatan tertentu). Pendidikan prajabatan untuk guru dilaksanakan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), disana akan diberikan modal pendidikan layanan instruksional.c. Layanan BantuanLayanan bantuan diberikan oleh seorang guru terkait dengan proses PBM dan terkait dengan persoalan-persoalan pribadi. Dalam proses PBM, contohnya saat siswa tidak mengerti dengan apa yang diterangkan, maka guru wajib untuk mengulanginya lagi sampai siswa mengerti. Terkait dengan bantuan terhadap masalah pribadi dan masalah-masalah dalam belajar maka bantuan berkaitan dengan Bimbingan & Konseling (BK). Bimbingan & Konseling pada dasarnya harus dijalani selama 4 tahun. Sebagai guru (yang bukan guru BK), harus memahami konsep dasarnya, misalnya : mempelajari psikologi anak. Layanan admin dan bantuan jarang dilakukan oleh seorang guru langsung berhadapan dengan siswa. Dari 3 layanan yang diberikan kepada siswa, sasaran akhirnya adalah Perkembangan siswa secara optimal. Optimal disini maksudnya : dalam PBM dan kurikulum. Penanganan terhadap murid dikelas terlebih dahulu dihandle oleh guru kelas.F. Komponen Kompetensi Profesional Guru1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.2. Pengelolaan program belajar-mengajar.3. Pengelolaan kelas.4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.8. Menguasai metode berpikir.9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.16. Berani mengambil keputusan.17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanProfesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Ruang lingkup profesi keguruan terbagi atas 2 gugus yaitu Gugusan Pengetahuan dan Penguasaan Teknik Dasar dan Gugus Kemampuan Profesional.Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

Ruang Lingkup Profesi Kependidikan atau Keguruan

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangYang menjadi latar belakang penulis dalam menyusun dan menulis makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu profesi kependidikan/ atau profesi keguruan serta mengetahui ruang lingkup dari profesi kependidikan atau profesi keguruan.

B.Rumusan MasalahAdapun yang dibahas dalam makalah ini adalah :1.Pengertian Profesi Keguruan2.Profesi Pendidikan3.Ruang lingkup profesi keguruan

BAB IIPEMBAHASANPROFESI KEGURUAAN / KEPENDIDIKANA.Pengertian Profesi KeguruanProfesi pada hakekatnya adalah sikap yang bijaksana (informent resvonsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdiaan yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, tehnik, dan prosedurmantap yang diiringi sikap kepribadiaan tertentu.

Pengertiaan profesi menurut beberapa para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :1.Vomer and Mills 1966Profesi adalah sebagai suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan mensuplay keterampilan melalui pelayanan dan bimbingan pada orang lain untuk mendapatkan bayaran (fee) atau gaji.2.Mc Cully 1969Mengungkapkan bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan profesional menuntut dipergunakannya tehnik atau prosedur yang berlandaskan intelektualitas yang secara sengaja harus dpelajari kemudian secara langsungdapat di abadikan pada orang lain.3.Diana W. KommersProfesi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh lewat pendidikan atau training dengan waktu yang panjang yang di asumsi beroriatasi pelayanan dan memiliki otonomi.[1]

Jadi profesi keguruan menurut UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, melatih, meilai dan mengevaluasi pesrtadidik pada susia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dan dalam UU tersebut juga dijelaskan bahwasanya profesiguru adalah pendidik profesional dimana guru profesioanal adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.[2]

B.Profesi PendidikanJabatan urusan pendidikan pada pemerintahan seperti departemen pendidikan nasional pada pemerintahan pusat, dan dinas pendidikan pada pemerintahan propinsi dan kabupaten /kota adalah jabatan struktural birokrasi bukan jabatan profesional kependidikan.Guru, konselor, supervisor, dan tenaga kependidikan yang lainnya adalah profesi kependidikan. Guru sebagai suatu profesi melaksanakan tugasnya dilandasi atas panggilan hati nurani, ilmu pengetahuan, teknologi serta seni yang bertumpu pada pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia. Pada hakekatnya tugas guru tidak saja diperlukan sebagai suatu tugas profesional, tetapi juga sabagai tugas profesi utama menyiapkan tenaga pembangunan nasional.[3]DalamUUSPNtahun 2003 dalam pasal 39 ayat 1 yang menyatakan tugas tenaga kependidikan adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2 menyatakan pendidik merupakan tenaga propesioal yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.Dalam PP RI No 38 tahun 1992 Bab II pasal 3 ayat 1 menyatakan, tenaga kependidikan terdiri atas pendidik, pengelolah satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji. Pada ayat ke 2 menyatakan tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.Sesuatu tersebut disebut sebagi profesi jika memiliki cakupan rana kawasan pekerjaan atau pelayanan khas, definitif dan sangat penting serta dibutukan oleh masyarakat.[4]C.Ruang lingkup profesi keguruanDalam profesi kependidikan ada beberapa hal yang dibahas diantaranya :1.Profesionalisme keguruanPengajaran merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu maupun teoritikal, keterampilan dan mengharapkan idiologi profesional tersendiri.oleh sebab itu, seseorang yang bekerka di institusi pendidikan dengan tugas mengajar jika diukur dari teori dan praktek tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya, maka guru juga merupakan profesi sebagaimana profesi lainnya.

2.Otoritas profesional guruDisiplin guru memiliki hubungandengan anak didik, para guru melaksanakan tugasnya dengan penuh gairah, keriangan, kecekatan(exhilration) dan metode yang bervariasi dalam mendidik anak-anak. Penekanan tugas profesi kependidikan adalah memberi bantuan sampai tuntas (advocation) kepada anak didik, jadi guru yang profesional tidak hanya terkosentrasi pada materi pengajaran, tetapi juga memperhatikan situasi-situai tertentu.

3.Kebebasan akademik (academic freedom)Kebebasan akademik adalah suatu kebebesan yang memberikan kebebasan bereaksi dalam suatu forum dalam lingkup kebenaran dan dalam kasus ini secara positis memiliki tanggung jawab keilmuanGuru bekerja bukan atas tekanan kebutuhan muridnya, tetapi atas tuntunan profesional, dan ini adalah batas kebebebasan yang dimaksud.

4.Tanggung jawab moral (responsible)dan pertanggung jawaban jabatan (accountability)Responsiblemaksudnya memiliki otoritas untuk mampu membuat suatu tanpa supervisi, sedangkanaccaountabilityadalah tanggung jawab atau bisa dipertanggungjawabkan atas suatu tindakannya. Jadi penekananya adalah cara guru mempertanggungjawabkan keputusannya tentang apa yang diajarkan, kapan diajarkannya, dan bagaimana mengajarkannya berdasarkan otoritas profesionalnya sendiri sebagai perpaduan kompetensi disiplin, metode, dan pengajaran keilmuan.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa status profesi kependidikan dan guru pada dasarnya baru memperoleh pengakuan sebagai jenis profesi yang sedang tumbuh, dilihat dari persyaratan pendidikan guru termasuk profesi, tetapi dilihat dari otoritasnya memberikan pelayanan belajar memang masihperlu mendudukan secara benar sehingga memenuhi persyaratan otoritas profesi.[5]Selain 4 persoalan yang menjadi ruang lingkup profesi keguruan diatas, ruang lingkup profesi keguruan terbagi pula dua gugus,yaitu :1.Gugus pengetahuan dan penguasaan tehnik dasar profesional2.Gugus kemampuan profesionalKemampuan dasar yang harus dimiliki seorang profesional adalah sebagai berikut :a.Menguasai bahanb.Mengelolah program belajar menajarc.Mengelolah kelasd.Menggunakan media/sumbere.Menguasai landasan pendidikanf.Mengelolah interaksi belajar mengajarg.Menilai prestasi siswa untuk pendidikan pengajaranh.Melaksanakan program bimbingan dan konselingi.Menyelenggarakan adminitrasi sekolahj.Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan[6]

Beberapa ruang lingkup guru dalam melaksanakan profesinya adalah sebagai berikut :a.Layanan adminitrasib.Layanan instruksionalc.Layanan bantuanKetiga berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.[7]

BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanDari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwasannya profesi kegurukeguruan menurut UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, melatih, meilai dan mengevaluasi pesrtadidik pada susia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dan dalam UU tersebut juga dijelaskan bahwasanya profesiguru adalah pendidik profesional dimana guru profesioanal adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.Dan ruang lingkup profesi keguruan terbagi dua gugus adalah sebagai berikut :

1.Gugus pengetahuan dan penguasaan tehnik dasar profesional2.Gugus kemampuan profesionalDalam profesi kependidikan ada beberapa hal yang dibahas adalah :1.Profesionalisme keguruan2.Otoritas profesional guru3.Kebebasan akademik (academic freedom)4.Tanggung jawab moral (responsible)dan pertanggung jawaban jabatan (accountability)

b.SaranDengan adanya makalah ini penulis berharap pada pembaca agar dapat menjadikan makalah ini sebagai rujukan serta sumber dalam proses belajar mengajar dan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai meteri yang dibahas dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful sagala,admitsrasi pendidikan konterporer,Bandung ;Alpabet, 2006Susi Herawati,etika dan profesi keguruan,STAIN Batusangkar,2009http://ruangguru.blogspot.com/2009/05/profesi-keguruan-dalam-mengembangkan.

http://massova.wordpress.com/2008/01/24/provesi-keguruan

http://makalah-pedia.blogspot.com/2013/11/ruang-lingkup-profesi-keguruan.html

Ruang Lingkup Profesi Keguruan1.Ruang Kingkup Profesi KeguruanPeranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan disekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.Untuk maksud tersebut, maka peranan professional itu mencangkup tiga bidang layanan, yaitu layanan intruksional, layanan administrasi, dann layanan bantuan akademik social pribadi.Pertama, penyelenggaraan proses belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar Dari profesi keguruan.Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belarnya.Ketiga, disamping kedua hal tersebut, guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelolah, apa peranan guru didalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru.Secar kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencangkup aspek-aspek :a.Kemampuan profesional mencangkup :1)Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya2)Penguasaan dan penghayatan atas wawasan dan landasan kependidikan dan keguruan.3)Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran.b.Kemampuan social mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.c.Kemampuan personal (pribadi) mencakup :1)Penampilan sikap yang positif terhdap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure-unsurnya.2)Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya di anut oleh seorang guru.Seorang menampilkan unjuk kerja yang professional apabila dia mampu menampilkan keandalannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Keandalan kerja itu dapat di lihat dari berbagai segi berikut ini:a.Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus di kerjakan sebagai guru.b.Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu.c.Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan menghormati profesi lain.d.Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik, mengejar dan melatih.Ruang lingkup profesi guru dapat pula di bagi ke dalam dua gugus, yaitu:a.Gugus kemampuan profesional (soedarjo, 1982)b.Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professionalGugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional danMencakup hal-hal berikut:a.Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi (structure, concept,and way of knowing).b.Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.c.Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.d.Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar(umum maupun khusus).e.Pengetahuan dan penguasaan berbagai prosese belajar(umum dan khusus)f.Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi social, ekonomi, budaya, politi sebagai latar belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.g.Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.h.Pengetahuan dan penghayatan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.i.Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.j.Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya.k.Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.l.Penguasaan berbagai metode belajar.m.Peguasaan tekhnik meyusun instrument penilaian kemajuan belajar.n.Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan program belajar mengajar.o.Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam proses belajar mengajar.p.Pengetahuan tentang system pendidikan sebagai bagian terpadu dari system social Negara bangsa.q.Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.Gugus kemampuan profesional, mencakup :a.Merencanakan programbelajar mengajar1)Merumuskan tujuan-tujuan instruksional2)Menguraikan deskripsi satuan bahasan3)Merancang kegiatan belajar mengajar4)Memilih media dan sumber mengajar5)Menyusun instrument informasib.Melaksanakan dan memimpin proses belajar mnengajar.1)Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar.2)Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar.3)Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar.c.Menilai kemajuan belajar.1)Memberikan skor atas hasil evaluasi2)Menstransformasikan skor menjadi nilai.3)Menetapkan rengking.d.Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk memcahkan masalah professional kependidikan.Profil kemampuan dasar guru yang harus dimiliki sebagai seorang professional yaitu sebagai berikut.1.Menguasai bahana.Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.b.Menguasai bahan pendalaman bidang studi.2.Mengelola program belajar mengajar.a.Merumuskan tujuan instruksonalb.Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.c.Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat.d.Melaksanakan program belajar mengajar.e.Mengenal kemampuan anak didik.f.Merencanakan dan melaksanaakan pengajaran remedial.3.Mengelola kelasa.Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran .b.Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.c.Menciptakan disiplin kelas.4.Menguanakan media atau sumbera.Mengenal, memilih dan mengunakan media.b.Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.c.Mengunakan dan mengelola laboraturium dalam rangka proses belajr mengajard.Mengembangkan laboratorium.e.Menggunakan micro teeching unut dalam program pengalaman lapangan.f.Menguasai landasan-landasan kependidikang.Mengelola interaksi belajar mengajarh.Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajarani.Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konselingj.Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konselingk.Menyelenggarakan program pe layanan bimbingan dan konseling di sekolah5.Menyelenggarakan administrasi sekolah6.Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2168519-ruang-lingkup-profesi-sebagai-guru/#ixzz2F8sxaLGxhttps://docs.google.com/document/d/1Elt5XYtXL4ChuRmHt16XWbch05LDpMtirBeLOJ1J59o/edit?hl=en&pli=1#http://massofa.wordpress.com/2008/01/24/profesi-keguruan/.http://sopwanhadi.wordpress.com/2010/02/28/makalah-profesi-keguruan/