tugas prof erika

24
TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN OLEH : NAMA : RATIA DIARTI NIM : 15.15.039 PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKes DELI HUSADA DELI TUA

Upload: ratiadiarti

Post on 15-Jul-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

file

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Prof Erika

TUGAS

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

OLEH :

NAMA : RATIA DIARTI

NIM : 15.15.039

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT STIKes DELI HUSADA DELI TUA

2016

Page 2: Tugas Prof Erika

Abstrac

   Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh

tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada

masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi

kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SKI/2003 tentang kebijaksanaan

dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor

932/Menkes/SK/VII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem

laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari sisi Kepmenkes

mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi

kesehatan dari sudut pandang manajeman kesehatan, tidak memanfaatkan state of the

art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.

Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga

data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.

   Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer

(computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir

dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan

komputer untuk mendukung oprasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen

Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan

Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu

oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-

rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.

Page 3: Tugas Prof Erika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

   Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi di pengaruhi

dan dapat juga mempengaruhi aspek demografi atau kependudukan, keadaan dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk pendidikan serta keadaan dan

perkembangan lingkungan fisik maupun biologik.

   Salah satu kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan dan usaha mencapai

tujuan pembangunan kesehatan adalah informasi yang valid dan akurat. Oleh karena

itu pembangunan system informasi, kususnya di bidang kesehatan dewasa ini perlu

semakin dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini mendukung pelaksanaan

manajemen kesehatan dan pengembangan upaya–upaya kesehatan demi peningkatan

derajat kesehatan masyarakat.

   Perubahan pelayanan di bidang Kesehatan yang ditandai dengan adanya

perdagangan bebas mengharuskan sektor kesehatan  untuk meningkatkan daya saing

dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Sistem

Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai

strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta

kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian sistem informasi kesehatan ?

2.      Apa manfaat sistem informasi kesehatan ?

3.      Apa peran sistem informasi kesehatan ?

4.      Apa permasalahan sistem informasi kesehatan di Indonesia ?

5.      Apa perkembangan system kesehatan di Indonesia ?

Page 4: Tugas Prof Erika

1.3  Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan.

2.    Untuk mengetahui manfaat sistem informasi kesehatan.

3.    Untuk mengetahui peran sistem informasi kesehatan.

4.    Untuk mengetahui permasalahan sistem informasi kesehatan di Indonesia.

5.    Untuk mengetahui perkembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia.

Page 5: Tugas Prof Erika

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

   Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi

pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau

instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan

dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem

tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini :

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

suatu sasaran yang tertentu”. (Jogiyanto,2005.1).

   Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau

elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu

sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai

suatu tujuan. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat–sifat tertentu, yaitu :

Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem,

Masukan Sistem, Keluaran Sistem, Pengolahan Sistem dan Sasaran Sistem (Edhy

Sutanta, 2009: 4 )

   Pengertian Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data.

Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data adalah

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

(Jogiyanto,2005:11).

   Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi

berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi

ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu

informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya

untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau

ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Relevan (Relevancy), Akurat (Accurancy), Tepat

waktu (Time liness), Ekonomis (Economy), Efisien (Efficiency), Ketersediaan

(Availability), Dapat dipercaya (Reliability), Konsisten (Edhy Sutanta, 2009:8 )

Page 6: Tugas Prof Erika

   Pengertian Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis

(Jogiyanto,2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat

manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

   Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi

beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar

penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan

memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya. Keberhasilan

suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatanya tergantung

pada tiga faktor utama, yaitu : keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan

tatacara penggunaanya. Untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka

struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam

keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Suatu persamaan yang

menonjol ialah suatu sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang

dikumpulkan dari berbagai sumber. Untuk dapat menggabungkan data yang berasal

dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa (transformation) data sehingga jadi

tergabungkan (compatible). Berapa pun ukurannya dan apapun ruang lingkupnya

suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility) data yang

disimpannya. (Hanif Al Fatta, 2009:9)

   Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang

mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan

strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

   Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang dilaksanakan untuk mencapai

suatu tujuan yaitu memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk

mengendalikan organisasi.

Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri  yaitu:

1) Baru, informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi penerima.

2) Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan

pada informasi yang telah ada.

3) Korektif, informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi yang salah

Page 7: Tugas Prof Erika

sebelumnya.

4) Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.

Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya

yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar

yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang

kondusif bagi kesehatan.

   Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah integrasi antara

perangkat, prosedur  dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi

secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu

dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

   Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem

pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara

sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Informasi kesehatan selalu

diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan

prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan

pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program

kesehatan.

   Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan

merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan

informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas

atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang

lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi

kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

   Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh

tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada

masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi

kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SKI/2003 tentang kebijaksanaan

dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor

932/Menkes/SK/VII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem

laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari sisi Kepmenkes

mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi

kesehatan dari sudut pandang manajeman kesehatan, tidak memanfaatkan state of the

Page 8: Tugas Prof Erika

art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.

Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga

data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.

   Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer

(computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir

dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan

komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen

Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan

Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu

oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-

rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dari semua pihak.

   Ketidak berhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih

disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-

faktor penentu keberhasilan (critical succes factors ) dalam implementasi sistem

informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan

yang cepat dalam segala hal juga terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-

mata karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas

dalam masyarakat dan pemeritah dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem

yang lebih global. Perubahan-perubahan di negara lain dalam berbagai sektor

mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan.

   Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang terlepas dari

peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-bidang dan

lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer, baik dibidang piranti

lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga

berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam

biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat dilakukan melalui

media komputer, dengan catatan bahwa penggunaan juga harus terus belajar untuk

mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga, pada akhirnya, solusi apapun teknologi

yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang

menggunakannya.

   Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat

akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan

dalam banyak hal akan mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin

cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa

Page 9: Tugas Prof Erika

layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan

yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam satu kondisi terpadu.

Karena selain memberikan layanan, rumah sakit juga harus mengelola dana untuk

membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah

sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat

kerasnya dalam upaya membantu penanganan manajeman yang sebelumnya

dilakukan secara manual.

   Departemen kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang

ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat,

berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang

disediakan oleh pemerintah atau masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya peran

serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya kesehatan. Dalam

upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastuktur pelayanan

kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional, propinsi,

kabupaten dan seterusnya sampai ke plosok. Setiap unit infrastruktur pelayanan

kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian

visi dan misi Depkes tersebut.  Setiap jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan

yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan

sampai ketingkat nasional.

   Jaringan sistem pelayanan kesehatan tersebut memerlukan sistem informasi

yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan

yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami,

diantisipasi dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah

membangun sistem informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat.

Namun demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum

berjalan sebagaimana semestinya.

Dengan demikian sangat dibutuhkan sekali dibangunnya sistem informasi kesehatan

yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antara program dan jenjang), dan di

luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan

jaringan informasi di pusat.

Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum

terintegrasi. Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh

diperlukan waktu yang cukup lama.

Page 10: Tugas Prof Erika

2) Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di

berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.

3) Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk

mengelola dan mengembangkan sistem informasi

4) Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan

data/informasi.

5) Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi,

sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau

dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.

   Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem

ke 6 yaitu : Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen

dan Informasi Kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi

kebijakan kesehatan, adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum

kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan

nasional agar berdaya guna, berhasil guna dan mendukung penyelenggaraan keenam

subsitem lain di dalam Sistem Kesehatan Nasional sebagai satu kesatuan yang

terpadu. 

 Sistem Kesehatan Nasional Indonesia terdiri dari 7 subsistem, yaitu : 

1) Upaya Kesehatan 

2) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 

3) Pembiayaan Kesehatan 

4) Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan 

5) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 

6) Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan 

7) Pemberdayaan Masyarakat 

2.2 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan 

   Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu

para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan

di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem

dalam hal berikut : 

Page 11: Tugas Prof Erika

1) Mendukung manajemen kesehatan 

2) Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan 

3) Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas 

4) Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan

bukti (evidence-based decision) 

5) Mengalokasikan sumber daya secara optimal 

6) Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 

7) Membantu penilaian transparansi

2.3 Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building

block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.    Keenam

komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan

teknologi kesehatan)

3. Health worksforce (tenaga medis)

4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)

5. Health information system (sistem informasi kesehatan)

6. Leadership and government (kepemimpinan dan pemerintah).

   Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan,  harus dibangun

komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi

Kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi

komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer

(Computer Based Information System).

Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat

menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar

yang ditentukan oleh pemerintah daerah.

2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat

interoperable dengan jaringan lain.

3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan

mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam

Page 12: Tugas Prof Erika

kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai

komponen sistem di masa depan.

4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan

dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam

Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari

jaringan sistem informasi pemerintah daerah.

5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,

mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang

menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.

6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,

menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara

elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.

7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan

access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan

secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan

kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.

8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan

manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan,

pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan

karir.

9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit

organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang

berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan

kedokteran.

10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan

organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan

kompetitif.

11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

   Dinas Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya sistem informasi

kesehatan di dinas kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang akurat,

relevan dan tepat waktu di setiap jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi

dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah

dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut

menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi

Page 13: Tugas Prof Erika

tersebut.

2.4 Permasalahan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia 

   Permasalahan mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini antara

lain : 

1. Faktor Pemerintah 

1) Standar SIK belum ada sampai saat ini

2) Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam 

3) Belum ada rencana kerja SIK Nasional 

4) Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam 

2. Fragmentasi 

1) Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi

(kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data

tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat. 

2) Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat

waktu) 

3) Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim

lebih dari 300 laporan dan ada 8 macam software RR sehingga beban

administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif

dan tidak efisien. 

4) Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar

secara nasional. 

3. Sumber daya masih minim

2.5 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia 

   Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3

pembagian masa sebagai berikut : 

1. Era manual (sebelum 2005) 

2. Era Transisi (tahun 2005 – 2011) 

3. Era Komputerisasi (mulai 2012) 

Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda

sebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi

Page 14: Tugas Prof Erika

dan Komunikasi - TIK). 

1. Era Manual (sebelum 2005) 

1) Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan)

ke pusat melalui berbagai jalan.

2) Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di

Departemen Kesehatan.

3) Bentuk data : agregat.

4) Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.

5) Sangat beragamnya bentuk laporan.

6) Validitas diragukan.

7) Data sulit diakses.

8) Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka

data sulit dioah dan dianalisis.

9) Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah

lingkungan.

2. Era Transisi (2005 – 2011) 

1) Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu,

walau beberapa masih terfragmentasi).

2) Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.

3) Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.

4) Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.

3. Era Komputerisasi (mulai 2012) 

1) Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).

2) Data individual (disagregat).

3) Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah (uploaded) ke bank

data di pusat (e-Health).

4) Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank

data.

5) Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login).

6) Lebih cepat, tepat waktu dan efisien.

7) Lebih ramah lingkungan.

Page 15: Tugas Prof Erika

2.6 Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan

   Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang

mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik.

Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 

1) Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.

2) Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas

kesehatan).

3) Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).

4) Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transparan. Tejadi pengurangan

beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani

pasien atau masyarakat.

5) Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital

di kirim ke bank data nasional (data warehouse).

6) Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan

di Unit pelayanan terdepan.

7) Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis

komputer.

8) Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk

menerapkan Sikda Generik.

9) Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.

10) Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem

Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Page 16: Tugas Prof Erika

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

   Sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan

yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di

semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya

data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat

disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana

dengan baik.