tugas pkn siti nuraeni(11140162000049) kimia 3b

4
Nama/NIM : SITI NURAENI/11140162000049 Kelas : Kimia 3B Judul Isu : Fadli Zon: Kabinet Kerja Belum Memuaskan, Mesti Reshuffle Wakil Ketum Partai Gerindra Fadli Zon menjadi pembicara pada diskusi 'Reshuffle Datang, Parpol Tegang' di Jakarta, Sabtu (7/11). Diskusi itu membahas isu perombakan kedua Kabinet Kerja dalam keterkaitannya dengan parpol. (Liputan6.com/Immanuel Antonius) Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai komposisi menteri diKabinet Kerja belum memuaskan. Dia meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera merombak susunan kabinetnya agar janji-janji masa kampanyenya terlaksana. "Banyak janji Presiden ke masyarakat, khusus di ekonomi tak tercapai. Ini bukan kabinetdream team," kata Fadli dalam diskusi bertajuk 'Reshuffle Datang, Parpol Tegang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2015). Politikus Partai Gerindra ini menyayangkan bila kabinet yang sudah berumur satu tahun lebih, belum punya banyak prestasi. Dia menyoroti sektor ekonomi yang menurutnya masih karut-

Upload: siti-nuraeni

Post on 02-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama/NIM: SITI NURAENI/11140162000049Kelas: Kimia 3BJudul Isu : Fadli Zon: Kabinet Kerja Belum Memuaskan, Mesti Reshuffle

Wakil Ketum Partai Gerindra Fadli Zon menjadi pembicara pada diskusi 'Reshuffle Datang, Parpol Tegang' di Jakarta, Sabtu (7/11). Diskusi itu membahas isu perombakan kedua Kabinet Kerja dalam keterkaitannya dengan parpol. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)Liputan6.com, Jakarta -Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai komposisi menteri diKabinet Kerjabelum memuaskan. Dia meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera merombak susunan kabinetnya agar janji-janji masa kampanyenya terlaksana.

"Banyak janji Presiden ke masyarakat, khusus di ekonomi tak tercapai. Ini bukan kabinetdream team," kata Fadli dalam diskusi bertajuk 'Reshuffle Datang, Parpol Tegang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2015).Politikus Partai Gerindra ini menyayangkan bila kabinet yang sudah berumur satu tahun lebih, belum punya banyak prestasi. Dia menyoroti sektor ekonomi yang menurutnya masihkarut-marut. "Terakhir, BUMN soal Penyertaan Modal Negara," ujar dia.

Fadli memandang, berbagai masalah ini sebenarnya berakar dari konflik di dalam Kabinet Kerja. Ke depan, ia mengimbau, Jokowi harus lebih teliti dan sangat hati-hati dalam memilih seseorang menjadi pembantunya di pemerintahan.

"Ambil dari mana terserah. Tapi, Presiden harusright man on the right placebukan yang punya agenda sendiri," imbau Fadli.Selain itu menurut dia, Jokowi juga perlu lebih tegas dalam mengatur para menterinya yang dianggap berjalan sendiri-sendiri. Agar, jangan sampai kegaduhan menteri malah menjadi konsumsi publik."Jangan bikin aturan tanpa sepengetahuan Presiden, yang bicara itu Presiden, kan lucu," kata Fadli.SegeraReshuffleFadli Zon menilai, mestinya Jokowi melakukanreshufflekabinet jilid II sesegera mungkin. Alasannya, karena hingga kini menurut dia pemerintah belum merealisasikan target yang dicanangkan.

"Kalau menurut saya,reshufflejilid II dilakukan kemarin. Intinya sesegera mungkin. Alasannya, karena realisasi dari target tidak tercapai, itu mestinya jadi indikator," imbuh Fadli Zon.Meski demikian, Fadli menyebut bahwa pergantian menteri merupakan hak prerogratif Presiden. Namun, ia menggarisbawahi target dan realisasi sejumlah kementerian."Ada beberapa kementerian yang tidak tercapai targetnya, mulaipenyerapan anggarandan tingkat kepercayaan publik turun," ucap dia.Dalam hal ekonomi misalnya, Fadli bahkan mengaku telah meramalkan bahwa Kabinet Kerja bukanlah 'the dream team'. Dengan demikian, menurutnya, sulit mengharapkan hasil sejak awal terbentuknya."Reshufflepertama, pergeseran Menko itu momentum, tapi apa hasilnya. Saya keliling daerah, fokus masalah ekonomi. Dan terakhir yang mencuat soal BUMN, saat sulit mereka punya keistimewaan karena perwujudan Pasal 33 UUD 1945," tandas Fadli Zon. (Ron/Sun)*

Pandangan saya : Saya setuju dengan Bpk. Fadhli Zon yang berpendapat bahwa kabinet kerja dari Presiden kita memang belum memuaskan dan harus dilakukan reshuffle. Melihat janji-janji Jokowi banyak yang belum terealisasikan khususnya dalam bidang ekonomi. Beliau pernah berjanji akan mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat kalangan bawah, namun kenyataannya saat ini keadaan ekonomi Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Dengan makin lemahnya rupiah, Indonesia makin terpuruk dalam bidang ekonomi semisal bahan pangan yang kian naik sehingga membuat masyarakat kalangan bawah makin terpuruk dan kesulitan untuk menyambung hidup. Bisa dibilang bahwa sektor ekonomi saat ini masih karut-marut. Apalagi sektor ekonomi menurut saya adalah sektor yang penting. Selain di bidang ekonomi, penyelesaian masalah kebakaran hutan di Riau juga sangat lambat progresnya. Sudah berbulan-bulan masalah kebakaran hutan di Riau tak kunjung selesai. Sudah terlalu banyak korban berjatuhan namun masalah kebarakan hutan ini masing tak kunjung usai, bahkan saat ini asap dari kebarakan hutan di Riau tersebut sudah mulai memasuki daerah ibukota. Hal ini sudah membuktikan bahwa kurangnya kinerja dari Kabinet Kerja milik Pak Jokowi. Saya juga sangat menyayangkan kabinet yang sudah berumur satu tahun ini ternyata masih belum memiliki prestasi. Saya juga mengira bahwa lemahnya kinerja Kabinet Kerja dipicu oleh masalah pengrekrutan menteri-menterinya. Seharusnya pak Jokowi benar-benar mementingkan kualitas dari nama-nama calon menterinya agar kabinet yang dipimpin oleh Pak Jokowi dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan untuk mensejahterakan rakyat dapat tercapai. Selain itu, Pak Jokowi juga harus lebih tegas mengatur menteri-menterinya agar tidak ada pandangan bahwa menteri-menterinya berjalan masing-masing tanpa arahan dari Pak Jokowi.Jadi, menurut saya hendaknya Pak Jokowi sesegera mungkin mengganti atau mereshuffle kabinetnya, meskipun mereshuffle kabinet adalah hak dari Presiden itu sendiri. Namun jika melihat banyak menteri yang tak kunjung melaksanakan tugasnya dengan baik, reshuffle kabinet memang harus dilakukan oleh Pak Jokowi.