tugas pkn n agama

62
PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS NASIONAL Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang berlaku sejak tanggal 18 Agustus 1945 setelah sehari sebelumnya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diproklamirkan. Sejak saat itu, segala aspek kehidupan di Indonesia diatur dan disesuaikan dengan Pancasila. Pancasila yang digali di bumi Indonesia selain sebagai dasar negara merupakan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai salah satu negara yang menduduki peringkat 5 besar negara dengan penduduk terbanyak di dunia, Indonesia memiliki penduduk-penduduk yang berdiam di tiap provinsi dari 33 provinsi yang ada. Tiap masyarakat yang mendiami suatu provinsi tentu saja akan membentuk suatu kebudayaan daerah sebagai identitas dari tiap daerah, yang apabila kesemuanya dikumpulkan akan menjadi kebudayaan nasional. Kebudayaan inilah yang kemudian menjadi aspek cerminan bagi kepribadian bangsa Indonesia. Kebudayaan tersebut bisa saja berupa cara berfikir, cara hidup, dan apapun yang dipengaruhi oleh agama dalam kehidupan sosial di dalamnya. Semua provinsi di Indonesia meskipun memiliki kepribadian masing-masing, akan tetapi mereka dapat mengintegrasikan diri mereka sebagai suatu bangsa karena memiliki rasa senasib sepenanggungan dan tujuan yang sama yaitu kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk itulah, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, harus menjadi suatu instrumen kepribadian bangsa

Upload: catri-dwi-utari-pramasari

Post on 03-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pkn n Agama

PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS NASIONAL

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang berlaku sejak tanggal 18 Agustus

1945 setelah sehari sebelumnya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diproklamirkan.

Sejak saat itu, segala aspek kehidupan di Indonesia diatur dan disesuaikan dengan Pancasila.

Pancasila yang digali di bumi Indonesia selain sebagai dasar negara merupakan kepribadian

bangsa Indonesia.

Sebagai salah satu negara yang menduduki peringkat 5 besar negara dengan penduduk

terbanyak di dunia, Indonesia memiliki penduduk-penduduk yang berdiam di tiap provinsi

dari 33 provinsi yang ada. Tiap masyarakat yang mendiami suatu provinsi tentu saja akan

membentuk suatu kebudayaan daerah sebagai identitas dari tiap daerah, yang apabila

kesemuanya dikumpulkan akan menjadi kebudayaan nasional. Kebudayaan inilah yang

kemudian menjadi aspek cerminan bagi kepribadian bangsa Indonesia.

Kebudayaan tersebut bisa saja berupa cara berfikir, cara hidup, dan apapun yang dipengaruhi

oleh agama dalam kehidupan sosial di dalamnya. Semua provinsi di Indonesia meskipun

memiliki kepribadian masing-masing, akan tetapi mereka dapat mengintegrasikan diri mereka

sebagai suatu bangsa karena memiliki rasa senasib sepenanggungan dan tujuan yang sama

yaitu kesatuan dan persatuan bangsa.

Untuk itulah, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, harus menjadi suatu

instrumen kepribadian bangsa yang mampu merangkul kebudayaan serta aspek kehidupan

bangsa lainnya, yang dapat dilihat pengamalannya dari kelima sila yang merupakan satu

kesatuan di dalamnya sehingga membuatnya berbeda dari dasar negara dari negara lain.

Era globalisasi yang sedang melanda masyarakat dunia, cenderung melebur semua

identitas menjadi satu, yaitu tatanan dunia baru. Masyarakat Indonesia ditantang untuk makin

memperkokoh jatidirinya. Bangsa Indonesia pun dihadapkan pada problem krisis identitas,

atau upaya pengaburan (eliminasi) identitas. Hal ini didukung dengan fakta sering dijumpai

masyarakat Indonesia yang dari segi perilaku sama sekali tidak menampakkan identitas

mereka sebagai masyarakat Indonesia. Padahal bangsa ini mempunyai identitas yang jelas,

yang berbeda dengan kapitalis dan komunis, yaitu Pancasila.

Bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai azas. Maka, seluruh perilaku, sikap,

dan kepribadian adalah pelaksanaan dari nilai-nilai Pancasila. Perilaku, sikap, dan

Page 2: Tugas Pkn n Agama

kepribadian yang tidak sesuai dengan Pancasila berarti bukan perilaku, sikap, dan

kepribadian masyarakat Indonesia.

Penetapan Pancasila sebagai azas selayaknya didukung oleh masyarakat Indonesia

dengan menampilkan jati dirinya yang khas, yaitu identitas bangsa. Manakala masyarakat

tidak menampilkan identitas ini sesungguhnya berarti Pancasila tidak dilaksanakan dalam

berkehidupan di masyarakat. Sebenarnya Pancasila akan mengangkat bangsa ini sebagai

salah satu warna dari berbagai identitas yang ada di masyarakat dunia, baik dalam

bermasyarakat maupun bernegara.

Tetapi mengapa yang ada sekarang ketidakpercayaan dari bangsa ini akan identitas

bangsanya yang telah mana the founding fathers susah-susah merumuskannya, seolah tidak

ada apresiasi yang dilandaskan jiwa nasionalis oleh bangsa ini, sungguh ironis. Bangsa ini

malah bangga mempunyai identitas “baru” yang bila diperhatikan merupakan perwujudan

antara identitas kapitalis dan komunis. Di bidang perekonomian, misalnya, banyak

pergeseran ke arah kapitalis dimana swastanisasi dari sektor usaha yang melayani hajat hidup

masyarakat kini sudah banyak. Atau, pengalihan sektor informasi ke swasta, yang merupakan

pergeseran identitas Pancasila ke Kapitalis/Liberalis.

Penjabaran Kelima Sila Pancasila sebagai Gambaran Kepribadian Bangsa

1. KeTuhanan Yang Maha Esa

Indonesia memiliki 5 agama yang dianut oleh masyarakatnya, antara lain Islam

sebagai agama dominan, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu. Tentunya, setiap

agama tersebut mengajarkan kebaikan kepada umat pengikutnya yang membuat

mereka menaati aturanNya serta berbakti kepadaNya. Sebagai manusia harus berbuat

baik kepada sesama dengan melakukan tindakan sosial dan beramal, bertindak ramah,

serta harus menjunjung toleransi antarumat beragama. Pribadi manusia inilah yang

kemudian menjadi karakteristik bangsa Indonesia.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Perikemanusiaan)

Sebagai negara yang berketuhanan, Indonesia memiliki masyarakat yang bersifat

peduli terhadap kesukaran dan mau membantu orang lain. Sehingga, dapat dikatakan

bahwa perikemanusiaan adalah dasar hidup bangsa Indonesia untuk turut membantu

memajukan umat manusia dan mencapai cita-cita kebahagiaan bagi seluruh dunia.

Page 3: Tugas Pkn n Agama

3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

Persatuan dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dan kebersamaan. Semangat

persatuan yang dianut Indonesia direalisasikan dalam bentuk gotong royong sebagai

sifat bangsa Indonesia.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Sila kerakyatan berakar dalam masyarakat Indonesia dan merupakan suatu unsur

kepribadian bangsa Indonesia. Memang, pada saat ini demokrasi Indonesia yang

berasal dari barat itu, menduduki peringkat ke-3 tertinggi di Dunia. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya, demokrasi ini hanya dijadikan alat bagi para birokrat pemerintah

yang saling bertarung—bahkan menggunakan cara kotor—untuk memenuhi

individual-interest nya. Hal ini cukup bertentangan dengan sifat kerakyatan Indonesia

yang didasarkan atas kekeluargaan dan keputusannya harus mencapai mufakat. Maka,

pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat lah yang harus dilakukan dan

menjadi ciri dari bangsa Indonesia sekarang.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Kepribadian bangsa Indonesia yaitu keadilan sosial Indonesia yang menuju kepada

cita-cita mencapai suatu tata masyarakat yang adil dan makmur. Keadilan harus

dirasakan oleh keseluruhan lapisan masyarakat Indonesia agar dapat memajukan

kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia yang menyeluruh. Oleh karena itu

perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

kegotongroyongan haruslah dikembangkan.

KESIMPULAN

Indonesia merupakan kelompok sosial yang luas dan berisi kelompok-kelompok kecil yang

komponennya adalah keseluruhan provinsi yang memiliki karakteristik tersendiri. Bahkan,

komponen masyarakat Indonesia pun tidak semua berasal dari ras asli, tetapi juga ada ras

pendatang, khususnya Cina. Ditambah lagi, di era globalisasi saat ini, banyak sekali pengaruh

barat yang masuk dan mendoktrin masyarakat Indonesia khususnya the way of life. Meskipun

berada dalam budaya yang beraneka, Indonesia, sebagai sebuah negara, harus memiliki dasar

negara yang menjadi pedoman hidup. Disinilah Pancasila berfungsi sebagai kepribadian

bangsa dimana masyarakat utuh Bangsa Indonesia (sebagai komponen) merupakan

Page 4: Tugas Pkn n Agama

keseluruhan sikap dan kepribadian yang berpedoman pada moral dan nilai-nilai pancasila.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa Indonesia secara

keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti menentang arus

globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan

dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai karakteristik bangsa

dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa, tentunya kedua hal ini merupakan suatu

kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu menggambarkan

karakteristik yang membedakan Indonesia dengan negara lain.

Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang

tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas.

Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan

kehidupannya. Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan

manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya

agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku

yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional

dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah

pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.

Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working

definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya

sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa

seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan

kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,

ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk

diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang

dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap

berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek

kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini

menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi

oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil

Page 5: Tugas Pkn n Agama

pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari

kebudayaan.

Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang sedang

berkembang akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Sebagai bangsa yang

masih dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak

bisa menghindarinya. Globalisasi harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar

kita yang berhasil menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi

kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah bagaimana kita bisa

memahami dan malaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir dan bertindak.

Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih

banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa

persoalan diatas apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari

diri kita masing-masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka

globalisasi akan dapat kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.

Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa

national identity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin

membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya

menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita

terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus

dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada

eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief

system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak

perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah tampak nyata dan personalistik. Slogan

seperti “Membela Pancasila Sampai Mati” atau “Dengan Pancasila Kita Tegakkan Keadilan”

menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis atau lebih buruk lagi, hanya

dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya, kekecewaan bisa mudah mencuat jika slogan-

slogan itu tidak menjadi pantulan realitas kehidupan masyarakat.

Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara

otomatis akan tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti

kehidupan rakyat yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan

demikian, kita lebih leluasa untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.

Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang

dilakukan untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski

Page 6: Tugas Pkn n Agama

dalam hal ini ada pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali

kubur Pancasila itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita

mengikuti alur pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong.

Mungkin inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan

Pancasila. Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong

Royong dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar

dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional

Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga

menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional

berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-

kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang

dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa

Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup

1. Identitas manusia

Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan monopluralistik.

Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik tersebut

akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut

juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman hidupnya. Pada akhirnya yang

menentukan identitas manusia baik secara individu maupun kolektif adalah perpaduan antara

keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan implementasi nilai-nilai yang dianutnya.

2. Identitas nasional

Identitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada keanekaragaman) baik menyangkut

sosiokultural atau religiositas. - Identitas fundamental/ ideal = Pancasila yang merupakan

falsafah bangsa.- Identitas instrumental = identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia

yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu

kebangsaan.- Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.-

Identitas sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas alamiah =

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

3. Nasionalisme Indonesia

Nasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan

langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat efektif sebagai alat merebut

kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut Soekarno adalah bukan yang berwatak

Page 7: Tugas Pkn n Agama

chauvinisme, bersifat toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai

Pancasila.

4.  Integratis Nasional

Menurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang berbeda dari

suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh , secara sederhana

memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan

oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada

hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.

KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam

suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai

yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan

dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang

mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat

penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak

kehilangan identitas.

Page 8: Tugas Pkn n Agama

Al-Quran Dan Temuan Ilmiah

Tim Al-Balagh

Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hukum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan topik yang menarik. Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir. Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah.

Ayat al-Qur’an dan Alam Semesta

Dalam Surat al-Isra’ ayat ke-88, Allah menunjukkan keagungan al-Qur’an: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.’” (QS. Al Israa’, 17: 88)

Allah menurunkan al-Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam al-Quran empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.

Dalam al-Qur’an, terdapat banyak bukti bahwa al-Qur’an berasal dari Allah, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) al-Qur’an yang terdapat di alam semesta.

Sesuai dengan ayat “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilaat, 41: 53), banyak informasi yang ada dalam al-Qur’an ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga yang telah menurunkan al-Qur’an. Bagi orang-orang beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam al-Qur’an yang dapat mereka lihat dan pelajari.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa al-Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan diturunkannya al-Qur’an adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:

“Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim, 14: 1) !

“… untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Al Mu’min, 40: 54) !

Page 9: Tugas Pkn n Agama

Singkatnya, Allah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Al-Qur’an menjelaskan kepada manusia cara menjadi hamba Allah dan mencari ridha-Nya.

Betapapun, al-Qur’an juga memberi informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam al-Qur’an tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa al-Qur’an adalah “firman Allah”. Menurut ayat “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisaa’, 4: 82), terdapat keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam al-Qur’an dan dunia eksternal.

Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam al-Qur’an dan dalam ilmu pengetahuan.

Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Ajarannya

Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hukum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan topik yang menarik.

Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.

Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu ledakan besar.

Selain itu, berlawanan dengan pendapat kaum materialis, kesimpulan ini menyatakan bahwa alam semesta tidaklah stabil atau konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai. Saat ini, fakta-fakta tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan. Sekarang, marilah kita lihat bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.

Pemuaian Alam Semesta

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah.

Page 10: Tugas Pkn n Agama

Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.

Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.

Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai. Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert Einstein, salah seorang ilmuwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya menyimpulkan bahwa persamaan yang dibuatnya menunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Namun, dia mengubah persamaan tersebut, dengan menambahkan sebuah “konstanta” untuk menghasilkan model alam semesta yang statis, karena hal ini merupakan ide yang dominan saat itu. Di kemudian hari Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan terbesar dalam kariernya”.

Jadi, apakah pentingnya fakta pemuaian alam semesta ini terhadap keberadaan alam semesta?

Pemuaian alam semesta secara tidak langsung menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa “satu titik tunggal” yang mengandung semua materi alam semesta ini pastilah memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak terbatas”. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Dentuman Besar (Big Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.

Harus dikatakan di sini bahwa “volume nol” adalah istilah teoretis yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai “titik yang memiliki volume nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak memiliki volume” ini berarti “ketiadaan”. Alam semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.

Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan al-Qur’an empat belas abad yang lalu: “Dia Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al An’aam, 6:101)

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam al-Qur’an 1.400 tahun yang lalu:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat, 51: 47) !

Page 11: Tugas Pkn n Agama

Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain mengenai teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.

Bukti “yang seharusnya ada” ini segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut “radiasi latar belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian mengenai radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada satelit hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menegaskan perhitungan Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali terbentuknya alam semesta.

Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan penghitungan teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian (waktu yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah menjadi helium.

Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam semesta.

Dennis Sciama, yang membela teori keadaan ajeg (steady-state) bersama Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil bagian dalam perdebatan sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan mereka yang menguji dan berharap dapat menyangkal teori tersebut. Dia menambahkan bahwa dulu dia membela teori keadaan ajeg bukan karena menganggap teori tersebut benar, melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Fred Hoyle bertahan menghadapi semua keberatan terhadap teori ini, sementara bukti-bukti yang berlawanan mulai terungkap. Selanjutnya, Sciama bercerita bahwa pertama-tama ia menentang bersama Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan tersebut telah selesai dan teori keadaan ajeg harus dihapuskan.

Prof. George Abel dari University of California juga mengatakan bahwa sekarang telah ada bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta bermula miliaran tahun yang lalu, yang diawali dengan Dentuman Besar. Dia mengakui bahwa dia tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima teori Dentuman Besar.

Dengan kemenangan teori Dentuman Besar, konsep “zat yang kekal” yang merupakan dasar filosofi materialis dibuang ke tumpukan sampah sejarah. Jadi, apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang menjadikan alam semesta ini “ada” melalui

Page 12: Tugas Pkn n Agama

sebuah dentuman besar, jika sebelumnya alam semesta ini “tidak ada”? Pertanyaan ini jelas menyiratkan, dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta “yang tidak menguntungkan secara filosofis” (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu adanya Sang Pencipta. Athony Flew, seorang filsuf ateis terkenal, berkomentar tentang hal ini sebagai berikut:

Semua orang tahu bahwa pengakuan itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan memulai dengan mengaku bahwa kaum ateis Stratonician telah dipermalukan oleh konsensus kosmologi kontemporer. Tampaknya ahli kosmologi memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal yang menurut St. Thomas tidak dapat dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa alam semesta memiliki permulaan. Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir maupun permulaan, orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan alam semesta, dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan terakhir. Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar, tetapi benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan cerita Dentuman Besar.

Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan menjadi ateis, telah mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan alam semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat dan ruang/ waktu, tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli astrofisika terkenal bernama Hugh Ross mengatakan:

Jika waktu memiliki awal yang bersamaan dengan alam semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka penyebab alam semesta pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu yang benar-benar independen dari, dan telah ada sebelum, dimensi waktu kosmos. Kesimpulan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan siapa atau apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya

Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah Raja di surga dan di bumi.

Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan keberadaan-Nya.

Kesempurnaan di Alam Semesta

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al-Mulk, 67: 3 - 4)!

Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.

Page 13: Tugas Pkn n Agama

Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kecepatan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar.

Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)

Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.

Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun, seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan Allah.

Orbit dan Alam Semesta yang Berrotasi

Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam al-Qur’an:

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 33) !

Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas

Page 14: Tugas Pkn n Agama

dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati. (Bilim ve Teknik, Juli 1983)

Matahari

Berjarak 150 juta km dari bumi, matahari menyediakan energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.

Pada benda angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.

Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang dibutuhkan untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasatmata, dan berbentuk panas.

Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan permukaan matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080 km/jam.

Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km.)

Perjalanan Matahari

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin, 36: 38) !

Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000×24 = 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)

Langit Tujuh Lapis

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thaalaq, 65: 12) !

Dalam al-Qur’an Allah menyebutkan tujuh surga atau langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan. Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan lapisan dengan lapisan. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.

Lapisan pertama TROPOSFER: Lapisan ini mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5C, bergantung pada ketinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada 57C.

Page 15: Tugas Pkn n Agama

Lapisan kedua STRATOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas dilepaskan dan suhu mencapai 0C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan ozon yang penting bagi kehidupan.

Lapisan ketiga MESOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga 100C.

Lapisan keempat TERMOSFER: Peningkatan suhu berlangsung lebih lambat

Lapisan kelima IONOSFER: Gas pada lapisan ini berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio dipantulkan kembali oleh ionosfer.

Lapisan keenam EKSOSFER: Karena berada di antara 500 dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.

Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di sinilah letak medan magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut sabuk radiasi Van Allen.

Gunung Mencegah Gempa Bumi

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman, 30: 10)

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’, 78: 7)

Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat al-Qur’an. Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.

Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.

Air Laut Tidak Saling Bercampur

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-Rahmaan, 55: 19-20) !

Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan permukaan”.

Page 16: Tugas Pkn n Agama

Dua Kode dalam Besi

Besi adalah satu dari empat unsur yang paling berlimpah di bumi. Selama berabad-abad besi merupakan salah satu logam terpenting bagi umat manusia. Ayat yang berkenaan dengan besi adalah sebagai berikut:

“…Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” (QS. Al Hadiid, 57: 25) !

Ayat ini melibatkan dua kode matematika yang sangat menarik.

“Al Hadid” (besi) adalah surat ke-57 di dalam al-Qur’an. Nilai numerik (dalam sistem “Abjad” Arab, setiap huruf memiliki nilai numerik) huruf-huruf dari kata “Al Hadid” jumlahnya sama dengan 57, yakni nomor massa besi.

Nilai numerik (Abjad) dari kata “Hadid” (besi) sendiri, tanpa penambahan “al”, jumlahnya 26, yakni nomor atom besi.

KEMAMPUAN MEMAHAMI AYAT-AYAT ALLAH…

Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Naml: 93)

Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al Quran berbeda sama sekali dengan tujuan penurunan Al Quran sebenarnya. Di dunia Islam secara umum, sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al Quran.

Sebagian di antara mereka sering menyampul Al Quran dengan bagus dan menggantungnya pada dinding rumah, dan orang-orang tua membacanya sekali-sekali. Mereka beranggapan bahwa Al Quran melindungi pembacanya dari "kemalangan dan kesengsaraan". Menurut kepercayaan ini, Al Quran dianggap semacam jimat penangkal bala.

Padahal, ayat-ayat Al Quran menyatakan bahwa tujuan Al Quran diwahyukan sama sekali berbeda dengan yang tersebut di atas. Misalnya, dalam surat Ibrahim ayat ke-52, Allah menyatakan, "(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." Dalam banyak ayat lain, Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan utama diturunkannya Al Quran adalah untuk mengajak manusia bertafakur.

Dalam Al Quran, Allah mengajak manusia agar tidak mengikuti secara buta kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat, agar merenung dengan terlebih dahulu menyingkirkan segala prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada dalam pikiran mereka.

Page 17: Tugas Pkn n Agama

Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia akan mati, dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta ini menjadi ada dan bagaimana keduanya terus-menerus ada. Selagi melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.

Jika seseorang berpikir-dengan membebaskan akal dan nuraninya dari segala ikatan sosial, ideologis, dan psikologis-pada akhirnya ia akan merasakan bahwa seluruh alam semesta, termasuk dirinya, telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Mahatinggi. Bahkan ketika mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam, ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam perancangannya.

Al Quran memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al Quran, Allah memberitahukan apa yang hendaknya kita renungkan dan kita amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al Quran, seseorang yang beriman kepada Allah akan dapat lebih baik merasakan kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu, dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Jika seorang beriman mulai berpikir sesuai dengan cara-cara yang diajarkan dalam Al Quran, ia pun segera menyadari bahwa seluruh alam semesta adalah sebuah tanda karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah karya seni, dan bukan pencipta karya seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian pembuatnya yang khas dan unik, serta menyampaikan pesan-pesannya.

Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut "tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.

Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.

Buku ini tidak akan mampu memuat semua tanda kebesaran Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga buku yang lain. Segala sesuatu, tarikan napas manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmis di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, menaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal tanda-tanda (ayat-ayat) Allah memerlukan upaya pribadi. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.

Tentu saja, ada panduan yang mungkin membantu. Pertama-tama, orang dapat mempelajari pokok-pokok tertentu yang ditekankan dalam Al Quran, agar ia memperoleh mentalitas berpikir yang menjadikan dirinya dapat merasakan seluruh alam semesta ini sebagai penjelmaan dari segala ciptaan Allah.

Page 18: Tugas Pkn n Agama

Buku ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang dianjurkan Al Quran agar kita renungkan. Tanda kebesaran Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl:

"Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)

dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami-(nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. An-Nahl, 16: 10-17)

Dalam Al Quran, Allah mengajak kaum berakal untuk memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam" belaka.

Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran:191)

Sebagaimana kita lihat dalam ayat-ayat ini, kaum berakal melihat tanda kebesaran Allah dan berusaha memahami ilmu, kekuasaan, dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.

Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda penciptaan.

"Sesungguhnya, Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang

Page 19: Tugas Pkn n Agama

disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik." (QS. Al Baqarah: 26)

Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitabnya, Fathul Baari menjelaskan makna ‘Iman’ menurut bahasa adalah tashdiq (mempercayai), sedangkan menurut istilah adalah mempercayai Rasulullah SAW dan berita yang dibawanya dari Allah SWT.

Imam al-Bukhari memulai hadisnya di dalam Kitab al-Iman dengan ungkapan ‘Iman adalah perkataan dan perbuatan, dapat bertambah dan berkurang’. Yang dimaksudkan dengan ‘perkataan’ adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, sedangkan yang dimaksud dengan ‘perbuatan’ adalah mencakup perbuatan hati (keyakinan) dan perbuatan anggota badan (ibadah).

1. Amar Makruf Nahi Mungkar Sebagai Tanda Keimanan

Menganjurkan kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran termasuk tuntutan keimanan dan di antara sifat-sifat orang mukmin. Mencegah kemungkaran dengan hati adalah selemah-lemah iman karena perbuatan hati di sini hanyalah mencakup mengingkari, membenci dan tidak meridhai akan kemungkaran itu.

Adapun ridha terhadap hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT adalah bagian dari kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Banyak dari kalangan ulama yang berpendapat bahwa meridhai hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT itu tidak disyariatkan, sebagaimana juga tidak disyariatkan untuk mencintainya, karena sesungguhnya Allah SWT juga tidak meridhai dan tidak mencintainya.

Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:

�ن� ب م�ح�م�د� �ا �ن ح�د�ث �ى، �ن �م�ث ال �ن� ب م�ح�م�د� �ا �ن و�ح�د�ث ، �ان� ف�ي س� ع�ن� �يع�، و�ك �ا �ن ح�د�ث �ة�، �ب ي ش� �ي ب� أ �ن� ب ��ر �ك ب �و ب

� أ �ا �ن ح�د�ث�ر& - - �ك ب �ي ب

� أ ح�د�يث� و�ه�ذ�ا ، ه�اب& �ش ��ن ب �ط�ار�ق ع�ن� ،& �م ل م�س� ��ن ب ��س ق�ي ع�ن� �ه�م�ا ك�ال �ة�، ع�ب ش� �ا �ن ح�د�ث ج�ع�ف�ر&، ��ة �خ�ط�ب ال �ل� ق�ب �ة� الص�ال ف�ق�ال� ج�ل� ر� ��ه �ي �ل إ ف�ق�ام� و�ان� م�ر� ��ة الص�ال �ل� ق�ب ��ع�يد ال �و�م� ي ��ة �خ�ط�ب �ال ب

� �د�أ ب م�ن� و�ل�� أ ق�ال�

. صلى. ��ه الل س�ول� ر� م�ع�ت� س� ��ه �ي ع�ل م�ا ق�ض�ى ف�ق�د� ه�ذ�ا م�ا� أ ع�يد& س� �و ب

� أ ف�ق�ال� �ك� �ال ه�ن م�ا �ر�ك� ت ق�د� ف�ق�ال� " : �م� ل �ن� ف�إ ��ه ان �ل�س� ف�ب �ط�ع� ت �س� ي �م� ل �ن� ف�إ ��د�ه �ي ب ه� Mر� �غ�ي �ي ف�ل ا Oر� �ك م�ن �م� �ك م�ن ى

� أ ر� م�ن� �ق�ول� ي وسلم عليه الله ) ." مسلم رواه ��يم�ان اإل ض�ع�ف�

� أ �ك� و�ذ�ل ��ه �ب �ق�ل ف�ب �ط�ع� ت �س� ي

Orang yang pertama kali berkhutbah sebelum salat pada waktu hari raya adalah Marwan. Lantas ada seorang laki-laki yang berdiri (untuk menghadap) kepadanya. Lelaki itu berkata, “Salat (hari raya itu dilaksanakan) sebelum khutbah.” Marwan berkata. “Hal itu telah ditinggalkan.” Maka Abu Sa’id berkata, Adapun lelaki ini, maka dia telah menunaikan kewajiban atas dirinya. Aku telah mendengar Rasul SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian ada yang melihat sebuah kemungkaran, maka hendaklah dia merubah kemungkaran itu dengan tangannya. Apabila dia tidak mampu, maka hendaklah (dia merubah kemungkaran itu) dengan lisannya. Namun

Page 20: Tugas Pkn n Agama

apabila masih tidak mampu, maka (hendaklah dia mengingkari kemungkaran itu) dengan hatinya. Dan hal itu merupakan tingkat keimanan yang paling lemah.”(Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Imam Muslim di atas menerangkan tentang mencegah kemungkaran adalah bagian dari cabang iman . Sedang iman bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan kondisi seseorang dalam melaksanakan perintah syariat. Semakin banyak melakukan kebajikan, maka iman pun semakin kuat. Sebaliknya semakin banyak melakukan maksiat, maka iman pun semakin rapuh.

Karena itu, setiap muslim diperintahkan agar selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah segala bentuk kemungkaran. Yang dimaksudkan dengan mengingkari kemungkaran dalam hati adalah membenci kemungkaran tersebut di dalam hati. Untuk mengingkari sebuah kemungkaran, seseorang tidak diharuskan mampu menghilangkan atau mengubah perilaku orang yang mengerjakan kemungkaran tersebut. Akan tetapi dia hanya wajib memberikan peringatan sebatas yang dia mampu berikan.

Hadis di atas berkaitan juga dengan hadis berikutnya ini yang kandungannya adalah anjuran untuk berjihad terhadap orang-orang yang melakukan kebatilan, baik jihad melalui tangan, jihad melalui lisan maupun jihad melalui hati. Orang yang mengaku beriman akan berjihad sesuai dengan kemampuannya namun hal ini tetap dengan syarat tidak sampai menimbulkan fitnah dan kemudharatan yang lebih besar bagi dirinya dan orang lain.

Sabda Rasulullah SAW:

�ن� - - ب �ع�ق�وب� ي �ا �ن ح�د�ث �وا ق�ال �د& �ع�ب ل �ف�ظ� و�الل �د& ح�م�ي �ن� ب �د� و�ع�ب ��ض�ر الن �ن� ب ��ر �ك ب �و ب� و�أ �اق�د�، الن و ع�م�ر� �ي �ن ح�د�ث

��ن ب ��ه الل ��د ع�ب ��ن ب �ج�ع�ف�ر ع�ن� ، ��ح�ار�ث ال �ع�ن ، ان� �س� �ي ك ��ن ب ��ح ص�ال ع�ن� �ي، ب� أ �ي �ن ح�د�ث ق�ال� ع�د&، س� ��ن ب اه�يم� �ر� �ب إ

��ه الل س�ول� ر� ن�� أ ع�ود&، م�س� ��ن ب ��ه الل ��د ع�ب ع�ن� ، اف�ع& ر� �ي ب

� أ ع�ن� ،�و�ر �م�س� ال ��ن ب �ح�م�ن الر� ��د ع�ب ع�ن� ،� �م �ح�ك ال " : Yون� ح�و�ار�ي ��ه م�ت� أ م�ن� �ه� ل �ان� ك � �ال إ �ل�ي ق�ب م�ة&

� أ ف�ي �ه� الل �ه� �ع�ث ب �ي] �ب ن م�ن� م�ا ق�ال� وسلم عليه الله صلى�ون� �ف�ع�ل ي � ال م�ا �ون� �ق�ول ي ل�وف� خ� �ع�د�ه�م� ب م�ن� ل�ف� �خ� ت �ه�ا �ن إ �م� ث �م�ر�ه

� �أ ب �د�ون� �ق�ت و�ي ��ه �ت ن �س� ب خ�ذ�ون�� �أ ي ص�ح�اب�

� و�أو�م�ن� م�ؤ�م�ن� ف�ه�و� ��ه ان �ل�س� ب اه�د�ه�م� ج� و�م�ن� م�ؤ�م�ن� ف�ه�و� ��د�ه �ي ب اه�د�ه�م� ج� ف�م�ن� ون� �ؤ�م�ر� ي � ال م�ا �ف�ع�ل�ون� و�ي

) ." مسلم رواه د�ل& خ�ر� �ة� ب ح� ��يم�ان اإل م�ن� ذ�ل�ك� اء� و�ر� �س� �ي و�ل م�ؤ�م�ن� ف�ه�و� ��ه �ب �ق�ل ب ج�اه�د�ه�م�

“Tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah kepada sebuah umat sebelum aku kecuali memiliki hawariyyun (para penolong) dan para sahabat dari kalangan umatnya. Mereka akan mengambil ajaran sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian akan datang pada generasi setelah mereka orang-orang yang merubah (semua tatanan) dengan sesuatu yang buruk. Mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan kepada mereka. Barangsiapa memerangi mereka dengan tangannya sendiri, maka dia adalah seorang mukmin. Barangsiapa memerangi mereka dengan lisannya, maka dia adalah seorang mukmin. Dan barangsiapa memerangi mereka dengan hatinya, maka dia adalah seorang mukmin. Tidak ada lagi sedikit pun keimanan untuk sikap

Page 21: Tugas Pkn n Agama

di bawah tersebut, (maksudnya di bawah sikap pengingkaran dengan hati).” (Riwayat Muslim)

Di dalam kitab Syarah Hadis 40, mengatakan bahwa semua ulama sepakat bahwa memberantas kemungkaran hukumnya wajib. Karenanya setiap muslim wajib memberantas kemungkaran yang ada sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik dengan tangan, lisan atau hatinya. Mampu mengetahui hal-hal yang makruf dan mengingkari kemungkaran melalui hati merupakan fardhu ain bagi setiap individu muslim, dalam kondisi apapun. Barangsiapa yang mengetahui kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka itu pertanda hilangnya iman dari hati. Ali r.a pernah berkata, “Jihad yang menjadi kunci pertama kemenangan kalian, adalah jihad dengan tangan, lalu dengan lisan, lalu dengan hati. Barangsiapa yang tidak mengetahui yang baik, dan tidak mengingkari dengan hatinya kemungkaran yang terjadi, maka ia akan kalah. Sehingga, kondisi pun berbalik, yang di atas menjadi yang di bawah”.

Imam Muslim mengelompokkan dua hadis di atas di dalam Kitab al-Iman pada bab ‘Mencegah Kemungkaran Sebagian Dari Iman, Dan Iman Bertambah dan Berkurang, Dan Wajib Menyuruh Kepada Kebaikan Dan Mencegah Kemungkaran’. Walaupun begitu, Imam Bukhari tidak memasukkan kedua-dua hadis berkenaan di dalam kitab shahihnya.

Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang muslim, sebab iman menentukan nasib seorang didunia dan akherat. Bahkan kebaikan dunia dan akherat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman seseorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akherat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah. Dengan iman seseorang akan mendapatkan pahala besar yang menjadi sebab masuk ke dalam surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu semua, mendapatkan keridhoan Allah Yang Maha kuasa sehingga  Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan melihat wajah Allah diakherat nanti. Dengan demikian permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari kita semua.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil usaha jiwa dan qolbu (hati) yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan ketinggian di dunia dan akherat adalah ilmu dan iman. Oleh karena itu Allah Ta’ala menggabung keduanya dalam firmanNya,

��ع�ث �ب ال � �و�م ي �ل�ى إ ��ه الل ��اب �ت ك ف�ي �م� �ت �ث �ب ل �ق�د� ل �يم�ان� و�اإل� �م� �ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� ال و�ق�ال�

“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit.” (QS ar-Ruum: 56)

Dan firman Allah Ta’aa,

ج�ات& د�ر� �م� �ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� و�ال �م� �ك م�ن �وا م�ن

� آ �ذ�ين� ال �ه� الل �ف�ع �ر� ي

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).

Page 22: Tugas Pkn n Agama

Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinyalah satu-satunya yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya setelah beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….”.[1]

Demikian bila kita melihat kepada pemahaman kaum muslimin saja tentang iman didapatkan banyak kekeliruan dan penyimpangan. Sebagai contoh banyak dikalangan kaum muslimin ketika berbuat dosa masih mengatakan, “Yang penting kan hatinya”. Ini semua tentunya membutuhkan pelurusan dan pencerahan bagaimana sesungguhnya konsep iman yang benar tersebut.

Makna Iman

Dalam bahasa Arab, ada yang mengartikan kata iman dengan “tashdîq” (membenarkan); thuma’nînah (ketentraman); dan iqrâr (pengakuan). Makna ketiga inilah yang paling tepat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Telah diketahui bahwa iman adalah iqrâr (pengakuan), tidak semata-mata tashdîq (membenarkan). Dan iqrâr (pengakuan) itu mencakup perkataan hati, yaitu tashdîq (membenarkan), dan perbuatan hati, yaitu inqiyâd (ketundukan hati)”.[2]

Dengan demikian, iman adalah iqrâr (pengakuan) hati yang mencakup:

1. Keyakinan hati, yaitu membenarkan terhadap berita.

1. Perkataan hati, yaitu ketundukan terhadap perintah.

Yaitu: keyakinan yang disertai dengan kecintaan dan ketundukan terhadap semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala .

Adapun secara syar’i (agama), iman yang sempurna mencakup qaul (perkataan) dan amal (perbuatan). Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dan di antara prinsip Ahlus sunnah wal jamâ’ah, ad-dîn (agama/amalan) dan al-imân adalah perkataan dan perbuatan, perkataan hati dan lisan, perbuatan hati, lisan dan anggota badan”.[3]

Dalil Bagian-Bagian Iman

Dari perkataan Syaikhul Islam di atas, nampak bahwa iman menurut Ahlus sunnah wal jamâ’ah  mencakup lima perkara, yaitu [1] perkataan hati, [2] perkataan lisan, [3] perbuatan hati, [4] perbuatan lisan dan [5] perbuatan anggota badan.

Banyak dalil yang menunjukkan masuknya lima perkara di atas dalam kategori iman, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Perkataan hati, yaitu pembenaran dan keyakinan hati. Allah Ta’ala berfirman,

Page 23: Tugas Pkn n Agama

��ه الل ��يل ب س� ف�ي ه�م� ��ف�س ن� و�أ �ه�م� م�و�ال

� �أ ب اه�د�وا و�ج� �وا �اب ت �ر� ي �م� ل �م� ث ��ه ول س� و�ر� ��ه �الل ب �وا م�ن� آ �ذ�ين� ال �ون� �م�ؤ�م�ن ال �م�ا �ن إ

الص�اد�ق�ون� ه�م� �ك� �ئ ول� أ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15)

Kedua: Perkataan lisan, yaitu mengucapkan syahadat Lâ ilâha illallâh dan syahadat Muhammad Rasulullâh dengan lisan dan mengakui kandungan syahadatain tersebut. Di antara dalil hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�ة� الص�ال �م�و�ا �ق�ي و�ي ��ه الل و�ل� س� ر� م�ح�م�دOا ن�� و�أ �ه� الل � �ال إ �ه� �ل إ � ال ن�

� أ ه�د�و�ا �ش� ي �ى ت ح� �اس� الن �ل� ق�ات� أ �ن� أ ت� م�ر�

� أ ��ه الل ع�ل�ى �ه�م� اب و�ح�س� � �م ال �س� �إل ا Mح�ق� ب � �ال إ �ه�م� م�و�ال

� و�أ د�م�اء�ه�م� Mي م�ن ع�ص�م�و�ا ذ�ل�ك� �و�ا ف�ع�ل �ذ�ا ف�إ �اة� ك الز� �و�ا �ؤ�ت و�ي

“Aku diperintah (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan sampai mereka menegakkan shalat, serta membayar zakat. Jika mereka telah melakukan itu, maka mereka telah  mencegah darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka pada tanggungan Allah.”[4]

Pada hadits lain disebutkan dengan lafazh,

�ه� الل � �ال إ �ه� �ل إ � ال �و�ا �ق�ول ي �ى ت ح� �اس� الن �ل� ق�ات� أ �ن� أ ت� م�ر�

� … أ

“Aku diperintah (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan “Lâ ilâha illallâh”….[5]

Ketiga: Perbuatan hati, yaitu gerakan dan kehendak hati, seperti ikhlas, tawakal, mencintai Allah Ta’ala , mencintai apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala , rajâ’ (berharap rahmat/ampunan Allah Ta’ala), takut kepada siksa Allah Ta’ala , ketundukan hati kepada Allah Ta’ala, dan lain-lain yang mengikutinya. Allah Ta’ala berfirman,

Mه�م� ب ر� و�ع�ل�ى Oا �يم�ان إ �ه�م� اد�ت ز� �ه� �ات ي� آ �ه�م� �ي ع�ل �ت� �ي �ل ت �ذ�ا و�إ �ه�م� �وب ق�ل و�ج�ل�ت� �ه� الل �ر� ذ�ك �ذ�ا إ �ذ�ين� ال �ون� �م�ؤ�م�ن ال �م�ا �ن إ

�ون� �ل �و�ك �ت ي

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, hati mereka gemetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS al-Anfâl: 2). Dan dalil-dalil lainnya yang menunjukkan amalan-amalan hati termasuk iman.

Keempat: Perbuatan lisan/lidah, yaitu amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan lidah. Seperti membaca al-Qur’ân, dzikir kepada Allah Ta’ala, doa, istighfâr, dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

�ح�دOا �ت م�ل ��ه د�ون م�ن� �ج�د� ت �ن� و�ل ��ه �م�ات �ل �ك ل �دMل� م�ب ال� Mك� ب ر� ��اب �ت ك م�ن� �ك� �ي �ل إ وح�ي�� أ م�ا �ل� و�ات

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’ân). Tidak ada (seorang pun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya.” (QS al-Kahfi: 27). Dan dalil-dalil lainnya yang menunjukkan amalan-amalan lisan termasuk iman.

Page 24: Tugas Pkn n Agama

Kelima: Perbuatan anggota badan, yaitu amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan anggota badan. Seperti: berdiri shalat, rukû’, sujud, haji, puasa, jihad, membuang barang mengganggu dari jalan, dan lain-lain. Allah Ta’ala berfirman,

�ح�ون� �ف�ل ت �م� �ك �ع�ل ل �ر� ي �خ� ال �وا و�اف�ع�ل �م� �ك ب ر� �د�وا و�اع�ب و�اس�ج�د�وا �ع�وا ك ار� �وا م�ن� آ �ذ�ين� ال Yه�ا ي

� أ �ا ي

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah, sujudlah, sembahlah Rabbmu dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS al-Hajj: 77)

Rukun-Rukun Iman

Sesungguhnya iman memiliki bagian-bagian yang harus ada, yang disebut dengan rukun-rukun (tiang; tonggak) iman. Ahlus sunnah wal jamâ’ah meyakini bahwa rukun iman ada enam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata pada permulaan kitab beliau, ‘Aqîdah al-Wâsithiyah’, “Ini adalah aqîdah Firqah an-Nâjiyah al-Manshûrah (golongan yang selamat, yang ditolong) sampai hari kiamat, Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Yaitu: beriman kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, kebangkitan setelah kematian, dan beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk”.[6]

Dalil rukun iman yang enam ini adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada malaikat Jibrîl ‘alaihis salam, ketika menjelaskan tentang iman,

�ه Mر و�ش� ��ر�ه ي خ� ��ق�د�ر �ال ب �ؤ�م�ن� و�ت �خ�ر اآل� � �و�م �ي و�ال ��ه ل س� و�ر� ��ه �ب �ت و�ك ��ه �ت �ك �ئ و�م�ال ��ه �الل ب �ؤ�م�ن� ت ن�� أ

Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.”[7]

Rukun iman ini wajib diyakini oleh setiap Mukmin. Barangsiapa mengingkari salah satunya, maka dia kafir.

Syaikh Muhammad Khalîl Harrâs berkata, “Enam perkara ini adalah rukun-rukun iman. Iman seseorang tidak sempurna kecuali jika dia beriman kepada semuanya dengan bentuk yang benar sebagaimana ditunjukkan oleh al-Kitab dan Sunnah. Barangsiapa mengingkari sesuatu darinya, atau beriman kepadanya dengan bentuk yang tidak benar, maka dia telah kafir.” [8]

Iman Bertambah dan Berkurang

Sudah dimaklumi banyak terdapat nash-nash al-Qur`an dan as-Sunnah yang menjelaskan pertambahan iman dan pengurangannya. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat sebagiannya lebih sempurna imannya dari yang lainnya. Ada di antara mereka yang disebut assaabiq bil khoiraat (terdepan dalam kebaikan)[9], al-Muqtashid (pertengahan)[10] dan zholim linafsihi (menzholimi diri sendiri). Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan mereka tidak berada dalam satu martabat. Ini menandakan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang.

Bukti dari Al Qur’an dan As Sunnah Bahwa Iman Bisa Bertambah dan Berkurang

Pertama: Firman Allah Ta’ala ,

Page 25: Tugas Pkn n Agama

�ع�م� و�ن �ه� الل �ا �ن ب ح�س� �وا و�ق�ال Oا �يم�ان إ اد�ه�م� ف�ز� و�ه�م� ف�اخ�ش� �م� �ك ل ج�م�ع�وا ق�د� �اس� الن �ن� إ �اس� الن �ه�م� ل ق�ال� �ذ�ين� ال�يل� �و�ك ال

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung“.” (QS Alimron: 173).

Para ulama Ahlus Sunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar adanya pertambahan dan pengurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan  kepada imam Sufyaan bin ‘Uyainah rahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar firman Allah Ta’ala,

Oا �يم�ان إ اد�ه�م� ف�ز�

“Maka perkataan itu menambah keimanan mereka”. (QS Alimron: 173) dan firman Allah Ta’ala,

ه�دOى �اه�م� و�ز�د�ن

“Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.(QS al-Kahfi: 13) dan beberapa ayat lainnya”. Ada yang bertanya, “Bagaimana iman bisa dikatakan berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Jika sesuatu bisa bertambah, pasti ia juga bisa berkurang”.[11]

Kedua: Firman Allah Ta’ala,

دlا م�ر� �ر� ي و�خ� Oا �و�اب ث Mك� ب ر� �د� ن �ع �ر� ي خ� �ح�ات� الص�ال �ات� �اق�ي �ب و�ال ه�دOى �د�و�ا اه�ت �ذ�ين� ال �ه� الل �ز�يد� و�ي

“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.” (QS Maryam: 76).

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan tafsir ayat ini dengan menyatakan, “Terdapat dalil yang menunjukkan pertambahan iman dan pengurangannya, sebagaimana pendapat para as-Salaf ash-Shaalih. Hal ini dikuatkan juga dengan firman Allah Ta’ala,

Oا �يم�ان إ �وا م�ن� آ �ذ�ين� ال د�اد� �ز� و�ي

“Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS al-Mudatstsir: 31) dan firman Allah Ta’ala,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS al-Anfaal:8/2)

Juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa iman itu adalah perkataan qolbu (hati) dan lisan, amalan qolbu, lisan dan anggota tubuh. Juga kaum mukminin sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini.[12]

Page 26: Tugas Pkn n Agama

Ketiga: Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ح�ين� ر�ق� �س� ي و�ال� م�ؤ�م�ن� و�ه�و� ب� ر� �ش� ي ح�ين� �خ�م�ر� ال ب� ر� �ش� ي و�ال� م�ؤ�م�ن� و�ه�و� �ي ن �ز� ي ح�ين� �ي ان الز� �ي ن �ز� ي ال�م�ؤ�م�ن� و�ه�و� ر�ق� �س� ي

“Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah minum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan mukmin”.[13]

Ishaaq bin Ibraahim an-Naisaaburi berkata, “Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang iman dan berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Dalil mengenai berkurangnya iman terdapat pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah mencuri dalam keadaan mukmin.” [14]

Keempat: Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ع�ن� ذ�ى� األ� �م�اط�ة� إ �اه�ا د�ن

� و�أ �ه� الل �ال� إ �ه� �ل إ ال� ق�و�ل� �ه�ا ف�ض�ل� ف�أ Oة� ع�ب ش� Yون� ت �و�س �ض�ع� ب و�

� أ �ع�ون� ب و�س� �ض�ع� ب �يم�ان� اإل� ��يم�ان اإل� م�ن� �ة� ع�ب ش� �اء� ي �ح� و�ال � الط�ر�يق

“Iman itu lebih dari tujuh puluh atau lebih dari enampuluh. Yang paling utama adalah perkataan: “Laa Ilaaha Illa Allah” dan yang terendah adalah membersihkan gangguan dari jalanan dan rasa malu adalah satu cabang dari iman.”[15]

Hadits yang mulia ini menjelaskan bahwa iman memiliki cabang-cabang, ada yang tertinggi dan ada yang terendah . Cabang-cabang iman ini bertingkat-tingkat dan tidak berada dalam satu derajat dalam keutamaannya, bahkan sebagiannya lebih utama dari lainnya. Oleh karena itu Imam At-Tirmidzi memuat bab dalam sunannya: “Bab Kesempurnaan, bertambah dan berkurangnya iman”.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas menyatakan, Ini jelas sekali menunjukkan iman itu bertambah dan berkurang sesuai dengan pertambahan aturan syariat dan cabang-cabang iman serta amalan hamba tersebut atau tidak mengamalkannya. Sudah dimaklumi bersama bahwa manusia sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini. Siapa yang berpendapat bahwa iman itu tidak bertambah dan berkurang, sungguh ia telah menyelisihi realita yang nyata di samping menyelisihi nash-nash syariat sebagaimana telah diketahui.[16]

Pendapat Ulama Salaf Bahwa Iman Bisa Bertambah dan Berkurang

Sedangkan pendapat dan atsar as-Salaf ash-Shaalih sangat banyak sekali dalam menetapkan keyakinan bahwa iman itu bertambah dan berkurang, diantaranya:

Pertama: Dari kalangan sahabat  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya :

Satu ketika Kholifah ar-Rsyid Umar bin al-Khathaab rahimahullah pernah berkata kepada para sahabatnya,

Oا �م�ان �ي إ د�اد� �ز� ن �مYو�ا ه�ل

Page 27: Tugas Pkn n Agama

“Marilah kita menambah iman kita.”[17]

Sahabat Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari rahimahullah berkata,

�ق�ص� �ن ي و� د�اد� �ز� ي �م�ان� �ي اإل

“Iman itu bertambah dan berkurang.”[18]

Kedua: Dari kalangan Tabi’in, di antaranya:

Abu al-Hajjaaj Mujaahid bin Jabr al-Makki (wafat tahun 104 H) menyatakan,

�ق�ص� �ن ي و� �د� �ز�ي ي ع�م�ل� و� ق�و�ل �م�ان� �ي اإل

“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.”[19]

Abu Syibl ‘Alqamah bin Qais an-Nakhaa’i (wafat setelah tahun 60 H) berkata kepada para sahabatnya,

Oا �م�ان �ي إ د�د� �ز� ن �ا �ن ب و�ا ام�ش�

“Mari kita berangkat untuk menambah iman.”[20]

Ketiga: Kalangan tabi’ut Tabi’in, di antaranya:

Abdurrahman bin ‘Amru al-‘Auzaa’i (wafat tahun 157 H) menyatakan,

�د�ع� �ت م�ب �ه� �ن ف�إ و�ه ف�اح�ذ�ر� �ق�ص� �ن ي � ال و� �د� �ز�ي ي � ال �م�ان� �ي اإل ن�� أ ع�م� ز� ف�م�ن� �ق�ص� �ن ي و� �د� �ز�ي ي ع�م�ل� و� ق�و�ل �م�ان� �ي اإل

“Iman adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Siapa yang meyakini iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang maka berhati-hatilah terhadapnya karena ia adalah seorang ahli bid’ah.”[21]

Beliau juga ditanya tentang iman, “Apakah bisa bertambah?” Beliau  menjawab, “Iya, hingga menjadi seperti gunung.” Beliau ditanya lagi, “Apakah bisa berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Iya, hingga tidak tersisa sedikitpun darinya”.[22]

Ketiga: Empat imam madzhab (Aimmah arba’ah), di antaranya:

Muhammad bin Idris asy-Syaafi’i rahimahullah menyatakan,

�ق�ص� �ن ي و� �د� �ز�ي ي ع�م�ل� و� ق�و�ل �م�ان� �ي اإل

“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan bertambah dan berkurang.”[23]

Ahmad bin Hambal rahimahullah menyatakan, “Iman itu sebagiannya lebih unggul dari yang lainnya, bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman adalah dengan beramal. Sedangkan berkurangnya iman dengan tidak beramal. Dan perkataan adalah yang mengakuinya.”[24]

Page 28: Tugas Pkn n Agama

Demikianlah pernyataan dan pendapat para ulama ahlus sunnah seluruhnya, sebagaimana dijelaskan syeikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam pernyataan beliau, “Para Salaf telah berijma’ (bersepakat) bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang”.

-bersambung insya Allah pada pembahasan “Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman”-

Sebab-SebabIman Bisa Bertambah dan Berkurang

Mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat di dunia dan akherat.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari AllahTa’ala selalu berusaha melakukan dua perkara:

1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama.

2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang. (At-taudhih wa al-Bayaan Lisyajaratal-Imaan hlm 38).

Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus didalamnya.

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah.

Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas.

Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:

1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu

2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu

3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu

4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya

5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari

6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka

Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.

Page 29: Tugas Pkn n Agama

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan,“Di antara sebab dan faktor pendorong keimanan adalah tafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.( At-taudhih wa al-Bayaan Lisyajaratal-Imaan hlm 31).

Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan, “Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelaksanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenisamalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya amalan.”( Fathu rabbi al-Bariyah hlm 65).

Sebab-sebabBerkurangnya Iman

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman

Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.

Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman.

Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat-tingkat”.( Ighaatsatual-Lahafaan 2/142 ).

Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz,

يم� �ح ر� غ�ف�ور� Mي ب �ر� �ن إ Mي ب ر� ح�م� ر� م�ا �ال� إ �وء Yالس� ب ة� م�ار�� أل� �ف�س� الن �ن� إ �ف�س�ي �ن ئ Mر� ب

� أ و�م�ا

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.

Page 30: Tugas Pkn n Agama

Faktore ksternal berkurangnya iman

Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.

Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.

Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,

�ل� ال �خ� ي م�ن� �م� ح�د�ك� أ �ظ�ر� �ن �ي ف�ل ��ه �يل ل �خ� د�ين ع�ل�ى ج�ل� الر�

“Seorang itu berada di atas agamakekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihatsiapa yang menjadi kekasihnya.”

( HR at-Tirmidzi4/589 dan dinilai hasan oleh iman al-Albani. )

 

Demikianlah perkara yang harus diperhatikan dalam iman, mudah-mudahan hal ini dapat menggerakkan kita untuk lebih mengokohkan iman  dan menyempurnakannya.

Pembahasan.

Islammerupakan salah satu agama samawi yang meletakan nilai-nilai kemanusia atauhubungan personal, interpersonal dan masyarakat secara agung dan luhur, tidakada perbedaan satu sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian yang mengikatsemua aspek manusia. Karena Islam yang berakar pada kata “salima” dapatdiartikan sebagai sebuah kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itusifatnya fitrah. Kedamaian akan hadir, jika manuia itu sendiri menggunakan dorongandiri (drive) kearah bagaimana memanusiakan manusia dan atau memposisikandirinya sebagai makhluk ciptaaan Tuhan yang bukan saja unik, tapi jugasempurna, namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalanseiring fitrah, maka janji Tuhan adzab dan kehinaan akan datang.

Fitrahkemanusiaan yang merupakan pemberian Tuhan (Given) memang tidak dapat ditawar,dia hadir sering tiupan ruh dalam janin manusia dan begitu manusia lahir dalambentuk “manusia” punya mata, telinga, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya

Page 31: Tugas Pkn n Agama

sangat tergantung pada wilayah, tempat, lingkungan dimana manusia itudilahirkan. Anak yang dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan muslim sudahbarang tentu secara akidah akan mempunyai persepsi ketuhanan (iman) yang sama,begitu pun nasrani dan lain sebagainya. Inilah yang sering dikatakan sebagaisudut lahirnya keberagamanaan seorang manusia yang akan berbeda satu denganyang lainnya. Dalam wacana studi agama sering dikatakan bahwa fenomenakeberagamaan manusia tidak hanya dapat dilihat dari berbagai sudut pandangnormativitas melainkan juga dilihat dari historisitas. .

Konsepmanusia

       Ada 3 teori dalamkonsepsi manusia yaitu :

Pertama yaitu TeoriEvolusi.

Teoriini pertama kali dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis J.B de Lamarck yang menyatakan bahwa kehidupan berkembang daritumbuh – tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju manusia. Teori inimerupakan perubahan atau perkembangan secara berlahan – lahan dari tidaksempurna menjadi perubahan yang sempurna.

 

Kedua yaitu TeoriRevolusi

Teorirevolusi ini merupakan perubahan yang amat cepat bahkan mungkin dari tidak adamenjadi ada. Teori ini sebenarnya merupakan kata lain untuk menanamkanpandangan pencipta dengan kuasa Tuhan atas makhluk-Nya. Pandangan ini

Page 32: Tugas Pkn n Agama

gabunganpemikiran dari umat manusia yang berbeda keyakinan yaitu umat Kristen dan umatIslam tentang proses kejadian manusia yang dihubungkan dengan keMaha KuasaanTuhan.

DalamAjaran Kristen dijumpai kisah kejadian manusia dalam surat Kejadian 1-11 dan 12-50 tentang kisah oleh Martinusdalam “ Bagaimana Agama Kristen Memandang teori Darwin “.

Dalamajaran Islam terbentuk opini dan tidak berlebihan jika dikatakan sebagaikeyakinan, bahwa manusia dan juga alam semesta tercipta secara cepat oleh KuasaAllah.Keyakinan tersebut merupakan hasil interpretasi dari ayat – ayat Al-Qurandalam surat Al-Baqarah ayat 30yang menjelaskan tetntang kejadian Adam yaitu “ Adam adalah suatu makhluk yangdiciptakan dari tanah yang diambil dari berbagai jenis yang kemudian dicampurdengan air, dibentuk dan ditiupkan ruh kedalamnya, dan kemudian menjadi makhlukhidup ”, serta Yasin ayat 82yang berbunyi kun fayakundengan arti “ jadilah maka terjadilah dia ”.

Ketiga yaitu TeoriEvolusi Terbatas.

Teoriini adalah gabungan pemikiran dari pihak-pihak agama yang berlandaskan denganalasan-alasan serta pembuktian dari pihak sarjana penganut teori evolusi.Seperti yang dikemukakan oleh FransDahler, yang mengakui bahwa tumbuh-tumbahan, binatang, danmanusia selama ribuan atau jutaan tahun yang benar-benar mengalami mutasi(perubahan) yang tidak sedikit.

Page 33: Tugas Pkn n Agama

Menurut RHA. Syahirul Alim cendekiawan Muslimahli kimia menyatakan bahwa kita sebagai manusia harus merasa terhormat kalaudiciptakan dari keturunan kera karena secara kimia molekul-molekul kera jauhlebih kompleks dibandingkan dengan tanah, karena tanah molekulnya lebih rendahketeraturannya.

 

Menurut Al-Syaibani manusia dikelompokkanmenjadi delapan definisi,antara lain:

1. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling muliadimuka bumi

2. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi.

3. Insan manusia sebagai makhluk sosial yangberbahasa.

4. Insan yang mempunyai tiga dimensi yaitu badan,akal, dan ruh

5. Insan dengan seluruh perwatakannya dan ciripertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua factor, yaitu faktor warisandan lingkungan.

6. Manusia mempunyai motivasi, kecenderungan, dankebutuhan permulaan baik yang diwarisi maupun yang diperoleh dalam prosessosialisasi.

7. Manusia mempunyai perbedaan sifat antara yangsatu dengan yang lainnya.

 

 

Page 34: Tugas Pkn n Agama

 

 Manusia Dalam pandangan islam

Dalampandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,mukhaiyar, dan mujzak.

Manusia adalah makhluk yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat-sifatinsaniah, seperti dha’if ‘lemah’ (an-Nisaa’: 28), jahula ‘bodoh’ (al-Ahzab:72), faqir ‘ketergantungan atau memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ‘sangatmengingkari nikmat’ (al-Israa’: 67), syukur (al-Insaan:3),  serta fujurdan taqwa (asy-Syams: 8).

Selainitu, manusia juga diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban ilahiah yangmengandung maslahat dalam kehidupannya. Ia membawa amanah ilahiah yang harusdiimplementasikan dalam kehidupan nyata. Keberadaannya di alam mayapadamemiliki arti yang hakiki, yaitu menegakkan khilafah. Keberadaannya tidaklahuntuk huru-hara dan tanpa hadaf  ‘tujuan’ yang berarti. Perhatikanlahayat-ayat Qur`aniah di bawah  ini.

“Ingatlahketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendakmenjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkauhendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakanpadanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memujiEngkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:  “Sesungguhnya Akumengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (al-Baqarah: 30)

“Danaku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-Ku.” (adz-Dzariyat: 56)

Page 35: Tugas Pkn n Agama

“SesungguhnyaKami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, makasemuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim danamat bodoh.” (al-Ahzab: 72)

Manusiaadalah makhluk pilihan dan makkhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT darimakhluk-makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan yang dimilikinya,seperti akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannya, dankemudian memilihnya. Allah SWT telah menciptakan manusia  dengan ahsanutaqwim, dan telah menundukkan seluruh alam baginya agar ia mampu memelihara danmemakmurkan serta melestarikan kelangsungan hidup yang ada di alam ini. Denganakal yang dimilikinya, manusia  diharapkan mampu memilah dan memilihnilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam risalahpara  rasul. Dengan hatinya, ia mampu memutuskan sesuatu yang sesuaidengan iradah Robbnya dan dengan raganya, ia diharapkan pro-aktif untukmelahirkan karya-karya besar dan tindakan-tindakan yang benar, sehingga iatetap mempertahankan gelar kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanyaseperti ahsanu taqwim, ulul albab, rabbaniun dan yang lainnya.

Maka,dengan sederet sifat-sifat kemuliaan dan sifat-sifat insaniah yang berkaitandengan keterbatasan dan kekurangan, Allah SWT membebankan misi-misi khususkepada manusia untuk menguji dan  mengetahui siapa yang jujur dalamberiman dan dusta dalam beragama.

“Apakahmanusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan  (saja)  mengatakan: “Kamitelah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telahmenguji  orang-orang  yang  sebelum  mereka,maka   sesungguhnya   Allah  mengetahui   orang-orang  yang  benar  dansesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-Ankabuut: 2-3).

Olehkarena itu, ia harus benar-benar mampu menjabarkan kehendak-kehendak ilahiahdalam setiap misi dan risalah yang diembannya.

Page 36: Tugas Pkn n Agama

1.Misi Manusia

Manusiadi dalam hidup ini memiliki tiga misi khusus: misi utama; misi fungsional; danmisi operasional.

A. Misi Utama

Keberadaanmanusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu beribadah kepada Allah SWT.Maka, setiap langkah dan gerak-geriknya harus searah dengan garis yang telahditentukan. Setiap desah nafasnya harus selaras dengan kebijakan-kebijakanilahiah, serta setiap detak jantung dan keinginan hatinya harus seirama denganalunan-alunan kehendak-Nya. Semakin mantap langkahnya dalam merespon seruanIslam dan semakin teguh hatinya dalam mengimplementasikan apa yang telahmenjadi tugas dan kewajibannya, maka ia akan mampu menangkap sinyal-sinyal yangada di balik ibadahnya. Karena, dalam setiap ibadah yang telah diwajibkan olehIslam memuat nilai filosofis, seperti nilai filosofis yang ada dalam ibadahshalat, yaitu sebagai ‘aun (pertolongan) bagi manusia dalam mengarungi lautankehidupan (al-Baqarah:153), dan sebagai benteng kokoh untuk menghindari,menghadang, dan mengantisipasi gelombang     kekejiandan kemungkaran (al-Ankabuut: 45).

Adapun nilai filosofis ibadah puasa adalah untuk menghantarkan manusia muslimmenuju gerbang ketaqwaan, dan ibadah-ibadah lain yang bertujuan untukmelahirkan manusia-manusia muslim yang berakhlak mulia (al-Baqarah: 183 danaat-Taubah:103). Maka, apabila manusia mampu menangkap sinyal-sinyal nilaifilosofis dan kemudian mengaplikasikan serta mengekspresikannya dalam bahasalisan maupun perbuatan, ia akan sampai gerbang ketaqwaan. Gerbang yangdijadikan  satu-satunya tujuan penciptaannya.

Namun,tidak semua manusia di dunia ini mengikuti perintah dan merespon risalah yangdi bawa oleh para Rasul. Bahkan, banyak di antara mereka yang berpaling dariajaran-ajaran suci yang didakwahkan kepada mereka. Ada juga yang secara terang-terangan mengingkari danmemusuhinya (an-Nahl: 36, al-An’aam: 26, dan al-Baqarah: 91).

Page 37: Tugas Pkn n Agama

Halini bisa terjadi pada manusia karena dalam dirinya ada dua kekuatan yang sangatdominan mempengaruhi setiap pikiran dan perbuatannya, kekuatan taqwa dankekuatan fujur. Kekuatan taqwa didorong oleh nafsu mutmainnah (jiwa yangtenang) untuk selalu menterjemahkan kehendak ilahiah dalam realitas kehidupan,dan kekuatan fujur yang di dominasi oleh nasfu ammarah (nafsu angkara murka)yang senantiasa memerintahkan manusia untuk masuk dalam dunia kegelapan.

Maka, dalam bingkai misi utama ini, manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga,yaitu sabiqun bil khairat, muqtashidun, dan dzalimun linafsihi. Hal inidijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut.

“KemudianKitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antarahamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiridan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yanglebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalahkarunia yang amat besar.” (Faathiir: 32)

•   Sabiqun bil khairat

HambaAllah SWT yang termasuk dalam kategori ini adalah hamba yang tidak hanya puasmelakukan kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh-Nya, namun iaterus berlomba dan berpacu untuk mengaplikasikan sunnah-sunnah yang telahdigariskan, dan menjauhi hal-hal yang dimakruhkan. Akal sehatnya menerawangjauh ke depan untuk menggagas karya-karya besar dan langkah-langkah positif.Hati sucinya menerima pilihan-pilihan akal selama tidak bertentangan dengannilai-nilai Islam. Inilah hamba yang selalu melihat kehidupan dengan cahayabashirah. Hamba yang hatinya senantiasa dihiasi ketundukan, cinta, pengagungan,dan kepasrahan kepada Allah SWT.

•   Muqtashidun

Page 38: Tugas Pkn n Agama

HambaAllah yang masuk dalam kategori ini adalah manusia muslim yang puas ketikamampu mengamalkan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT. Dalam benaknya,tidak pernah terlintas ruh kompetitif dalam memperluas wilayah iman ke wilayahibadah yang lebih jauh lagi, yaitu wilayah sunnah. Imannya hanya bisa menjadibenteng dari hal-hal yang diharamkan dan belum mampu membentengi hal-hal yangdimakruhkan.

•   Dzalimun linafsihi

Hambayang termasuk dalam kelompok ini adalah yang masih mencampuradukkan antara hakdan batil. Selain ia mengamalkan perintah-perintah Allah SWT, ia juga masihsering berkubang dalam kubangan lumpur dosa. Jadi, dalam diri seorang hamba adadua kekuatan yang mempengaruhinya, tergantung kekuatan mana yang lebihdominan,  dan dalam kelompok ini, nampaknya kekuatan syahwat yangmendominasi kehidupannya, sehingga hatinya sakit parah.

“Mengikuti syahwat adalah penyakit, sedangkan durhaka kepadanya adalah obatmujarab dab terapi yang manjur” (Adab ad-Diin wa ad-Dunya, Abu al-Hasan Alial-Mawardy)

Apabilamanusia mengikuti libido, mengekor nafsu angkara murka, dan menjadi budaksyahwatnya, maka ia akan keluar dari poros yang telah digariskan oleh AllahSWT. Ia akan mencampakkan dan mensia-siakan amanah yang agung. Bahkan, ia akanmelakukan konspirasi bersama thogut-thogut untuk memberangus nilai-nilaikebenaran. Di sini, manusia akan bergeser dari gelar khairul barriah‘sebaik-baik makhluk’ dan ahsanu taqwim ke gelar baru, yaitu syarrul barriah‘seburuk-buruk makhluk’, asfalus saafilin ‘tempat yang paling rendah’,al-an’aam ‘binatang ternak’, kera, babi, batu, dan kayu yang berdiri. Inilahmanusia-manusia yang memiliki hati, mata dan telinga, numun ia tidak pernahberfikir, tidak pernah melihat kebenaran, dan tidak pernah mendengar ayat-ayatQur`aniah dan Kauniah dengan tiga faktor tersebut. Mereka adalah sebuahkomunitas dari manusia-manusia yang dungu, buta, tuli, dan bisu darinilai-nilai Islam (al-Bayyinah: 6-7, al-A’raaf: 179, al-Maidaah: 60,al-Munaafiquun: 4, dan al-Baqarah:74)

Page 39: Tugas Pkn n Agama

Alibin Abu Thalib ra. berkata, “Ada dua masalah yang saya takutkn menimpa kamu. Pertama,mengikuti hawa nafsu. Kedua, banyak menghayal. Karena, yang pertama akanmenjadi tembok penghalang antara dirinya dan kebenaran, dan yang keduamengakibatkan lupa akan akhirat.”

Sebagian ahli hikmah berkata, “Akal merupakan teman setia, dan hawa nafsuadalah musuh yang ditaati.”

Sebagian ahli hikmah yang lain berkata, “Hawa nafsu adalah raja yang bengis danpenguasa yang lalim.” (Adab ad-Diin wa ad-Dunya)

B. MisiFungsional

Selainmisi utama yang harus diemban manusia, ia juga mempunyai misi fungsionalsebagai khalifah. Manusia tidak mampu memikul misi ini, kecuali ia istiqamah diatas rel-rel robbaniah. Manusia harus membuang jauh bahasa khianat dari kamuskehidupannya. Khianat lahir dari rahim syahwat, baik syahwat mulkiah‘kekuasan’, syahwat syaithaniah, maupun syahwat bahaimiah ‘binatangternak’.(al-Jawab al-Kaafi, Ibnu Qaiyim al-Jauziah)

Ketikajiwa manusia di kuasai oleh syahwat mulkiah, maka ia akan mempertahankankekuasaan dan kedudukannya, meskipun dengan jalan yang tidak dibenarkan olehIslam. Ia senantiasa melakukan makar, adu domba, dan konspirasi politik untukmenjegal lawannya (al-Anfal: 26-27  dan Shaad: 26).

Adapun ketika jiwa manusia terbelenggu oleh syahwat syaithaniah dan bahaimiah,maka ia akan selalu menciptakan permusuhan, keonaran, tipuan-tipuan, dan menjadi rakus serta tamak akan harta. Tidak ada sorot mata persahabatan dansentuhan kasih dalam dirinya. Ia bersenang-senang di atas penderitaan rakyatdan tak pernah berhenti mengeruk kekayaan rakyat.

C. MisiOperasional

Page 40: Tugas Pkn n Agama

Manusiadiciptakan di bumi ini—selain untuk beribadah dan sebagai khalifah,  jugaharus bisa bermain cantik untuk memakmurkam bumi (Huud: 61). Kerusakan didunia, di darat, maupun di lautan bukan karena binatang ternak yang tidak tahuapa-apa, tetapi ia lahir dari tangan-tangan jahil manusia yang tidak pernahmengenal rambu-rambu Tuhannya. Benar, semua yang ada di bumi ini diciptakan untukmanusia, namun ia tidak bebas bertindak diluar ketentuan dan rambu ilahi(ar-Ruum: 41). Oleh karena itu, bumi ini membutuhkan pengelola darimanusia-manusia yang ideal. Manusia yang memiliki sifat-sifat luhur sebagaimanadisebutkan di bawah ini.

   Syukur  (Luqman: 31)

    Sabar  (Ibrahim: 5)

    Mempunyai belas kasih  (at-Taubah: 128)

    Santun  (at-Taubah: 114)

    Taubat  (Huud: 75)

    Jujur  (Maryam: 54)

    Terpercaya  (al-A’raaf: 18)

Maka,manusia yang sadar akan misi sucinya harus mampu mengendalikan nafsu danmenjadikannya sebagai tawanan akal sehatnya dan tidak sebaliknya, diperbudak hawa nafsu sehingga tidak mampu menegakkan tonggak misi-misinya.Hanya dengan nafsu muthmainnahlah, manusia akan sanggup bertahan mengibarkanpanji-panji kekhilafahan di antara awan jahiliah modern, sanggupmengaplikasikan simbol-simbol ilahi dalam realitas kehidupan, membumikanseruan-seruan langit, dan merekonstruksi peradaban manusia kembali. Inilahsebenarnya hakikat risalah insan di muka bumi ini.

Hubungan ilmu Akhlak dengan Tasawuf . ini lah yang mau saya share, pelajaran saya di semester 2 yang bersumber dari mata kuliah akhlak atau agama 4, silahkan di baca dan dimanfaatkan .

HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TASAWUF

Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki, dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini

Page 41: Tugas Pkn n Agama

tujuannya yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga macam tasawuf ini berbeda dalam hal pendekatan yang digunakan. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karena dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat pada kalangan filosof, seperti filsafat tentang Tuhan, manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dengan akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang (hijab) yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nur Ilahi tampak jelas padanya. Sedangkan pada tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliah atau wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat. Dengan mengamalkan tasawuf baik yang bersifat falsafi, akhlaki atau amali, seseorang dengan sendirinya berakhlak baik. Perbuatan yang demikian itu ia lakukan dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri, dan bukan karena terpaksa.Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu tasawuf lebih lanjut dapat kita ikuti uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya ketika mempelajari Tasawuf ternyata pula bahwa al-Qur’an dan al-hadis mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan al-hadis menekankan kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong –menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan kedalam dirinya dari semasa ia kecil.Sebagaimana diketauhi bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat menonjol, karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, haji, zikir, dan lain sebagainya, yangsemuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan akhlak. Dalam hubungan ini Harun Nasution lebih lanjut mengatakan, bahwa ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam al-Qur’an dikaitkan dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang berbuat baik dan jauh dari yang tidak baik. Inilah yang dimaksud dengan ajaran amar ma’ruf nahi munkar, mengajak orang pada kebaikan dan mencega orang dari hal-hal yang tidak baik. Tegasnya orang yang bertakwa adalah orang yang berakhlak mulia. Harun Nasution lebih lanjut mengatakan, kaum sufilah, terutama yang pelaksanaan ibadahnya membawa kepada pembinaan akhlak mulia dalam diri mereka. Hal itu, dalam istilah sufi disebut dengan al-takhalluq bi akjlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau al-ittishab bi shifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki Allah.

Read more: http://www.berryhs.com/2011/12/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-tasawuf.html#ixzz1h98OLJzJ