tugas perilaku organisasi bab 12.docx

10
BAB 12 PENDEKATAN    PENDEKATAN DASAR KEPEMIMPINAN Disusun oleh : Roja Putera Mahyudin dan Mahendra Taufik Noviardhi Pendahuluan  Sebagaimana ditunjukkan oleh Andrea Jung di Avon, pemimpin bisa membuat perbedaan. Di bab ini, kita akan melihat berbagai pendekatan dasar yang menentukan apa yang membuat seorang pemimpin efektif dan apa yang membedakan pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin. Pertama, kita akan  berbicara tentang teori-teori sifat. Teori-teori ini mendominasi studi kepemimpinan sampai dengan akhir tahun 1940-an. Kemudian kita akan mendiskusikan teori-teori perilaku, yang populer sampai akhir tahun 1960-an. Akhirnya, kita akan memperkenalkan teori kemungkinan, yang saat ini menjadi  pendekatan yang dominan di bidang kepemimpinan. Tetapi sebelum meninjau ketiga pendekatan ini, kita perlu mengklarifikasi terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan istilah kepemimpinan. Apa itu Kepemimpinan ? Kepemimpinan dan Manajemen adalah dua istilah yang acap kali membingungkan, apakah perbedaan diantara keduanya? Jhon Kotter dari Harvard School menyatakan bahwa manajemen terkait dengan usaha menangani kompleksitas sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Robert House dan Wharton Scholl sependapatan dengan pandangan tersebut ketika manajer menggunakan otoritas yang inheren dengan jabatan formal mereka untuk mendapat keinginan mereka dalam suatu organisasi sedangkan maanjemen terbentuk dari implementasi visi dan strategi yang ditentukan oleh pemimpin, susunan kepegawaian organisasi dan penanganan berbagai masalah sehari-hari. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu. Teori Sifat

Upload: la-furia

Post on 12-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 1/10

BAB 12

PENDEKATAN – 

 PENDEKATAN DASAR

KEPEMIMPINAN

Disusun oleh : Roja Putera Mahyudin dan Mahendra Taufik Noviardhi

Pendahuluan 

Sebagaimana ditunjukkan oleh Andrea Jung di Avon, pemimpin bisa

membuat perbedaan. Di bab ini, kita akan melihat berbagai pendekatan dasar yang

menentukan apa yang membuat seorang pemimpin efektif dan apa yangmembedakan pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin. Pertama, kita akan

 berbicara tentang teori-teori sifat. Teori-teori ini mendominasi studi

kepemimpinan sampai dengan akhir tahun 1940-an. Kemudian kita akan

mendiskusikan teori-teori perilaku, yang populer sampai akhir tahun 1960-an.

Akhirnya, kita akan memperkenalkan teori kemungkinan, yang saat ini menjadi

 pendekatan yang dominan di bidang kepemimpinan. Tetapi sebelum meninjau

ketiga pendekatan ini, kita perlu mengklarifikasi terlebih dahulu apa yang

dimaksudkan dengan istilah kepemimpinan.

Apa itu Kepemimpinan ?

Kepemimpinan dan Manajemen adalah dua istilah yang acap kali

membingungkan, apakah perbedaan diantara keduanya? Jhon Kotter dari Harvard

School menyatakan bahwa manajemen terkait dengan usaha menangani

kompleksitas sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Robert

House dan Wharton Scholl sependapatan dengan pandangan tersebut ketika

manajer menggunakan otoritas yang inheren dengan jabatan formal mereka untuk

mendapat keinginan mereka dalam suatu organisasi sedangkan maanjemen

terbentuk dari implementasi visi dan strategi yang ditentukan oleh pemimpin,

susunan kepegawaian organisasi dan penanganan berbagai masalah sehari-hari.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sebuah kelompok untuk

mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu.

Teori Sifat

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 2/10

Teori Sifat Kepemimpinanan (Trait theories of Leadership) membedakan

 pemimpin dan bukan pemimpin dengan berfokus pada berbagai sifat dan

karakteristik pribadi.

Sifat-sifat kepemimpinan dalam kerangka kepribadian model lima besar

(Big Five Model) yang terdiri dari :

1.  Ekstraversi yaitu kenyamanan berhubungan dengan individu lain

2.  Mudah akur dan mudah bersepakat

3.  Sifat hati-hati

4.  Stabilitas emosi

5.  Terbuka pada hal-hal baru

Beberapa kajian mutakhir menunjukkan bahwa sifat lain yang kiranya

menunjukkan kepemimpinan yang efektif adalah Kecerdasan Emosional(Emotional Intelligence – EI) yang menyatakan bahwa dimana tanpa EI, seseorang

 bisa saja memiliki pendidikan yang luar, kemampuan analitis yang tajam, visi

yang hebat dan ide-ide yang cemerlang, tetapi ia tidak bisa menjadi seorang

 pemimpin yang besar. Salah satu komponen EI adalah Empati. Pemimpin  –  

 pemimpin yang mempunyai sifat empati bisa merasakan kebutuhan orang lain,

mendengar apa yang dikatakan (dan yang tidak diucapkan) oleh anak buahnya dan

mampu membaca reaksi orang lain. Seperti dinyatakan oleh seorang pemimpin,

“hal yang baik dari empati, terutama bagi orang-orang yang bekerja bersama

anda, adalah apa yang menginspirasi mereka untuk tetap bersama pemimpin itu

ketika keadaan berubah menjadi sulit. Fakta sederhana bahwa seseorang peduli

seringkali dihargai dengan kesetiaan”.

Teori-teori perilaku kepemimpinan

Kegagalan teori sifat kepemimpinan yang sebelumnya mendorong para

 peneliti pada akhir tahun 1940-an hingga 1960-an mengambil langkah yang

 berbeda, dimana mereka mulai melihat perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh

 pemimpin tertentu. Teori perilaku adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari mereka yang bukan

 pemimpin. Tiga teori perilaku kepemimpinan adalah : 

1.  Kajian dari Ohio State University

Teori perilaku kepemimpinan yang paling komprehensif dan replikatif

muncul dari penelitian yang dirintis oleh Ohio State University pada tahun 1940.

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 3/10

Para Peneliti mengidentifikasi dimensi-dimensi independen dari perilaku

 pemimpin yaitu :

  Struktur Awal, merujuk pada tingkat sampai mana seorang pemimpin

akan menetapkan perannya dan peran anak buahnya dalam mencapai

tujuan.

  Tenggang Rasa, dideskripsikan sebagai tingkat smpai mana seorang

 pemimpin akan memiliki hubunga-hubungan pekerjaan yang ditandai oleh

kesalingpercayaan, rasa hormat akan ide-ide anak buah dan rasa hormat

akan perasaan-perasaan mereka

Struktur dan tenggang rasa berkaitan dengan kepimpinan efektif, secara

khusus tengagang rasa memiliki hubungan yang paling erat dengan individu,

dengan kata lain anak buah dari pemimpin yang bertenggang rasa tinggi merasalebih puas dengan pekerjaan mereka dan lebih termotivasi serta memiliki rasa

hormat yang lebih besar bagi pemimpin mereka, struktur awal lebih berkaitan

dengan produktivitas kelompok dan organisasi yang lebih tinggi dan evaluasi

kinerja yang lebih positif.

2.  Kajian dari University of Michigan

Berbagai kajian tentang kepempinan yang dilakukan di Survey Research

Center University of Michigan , memiliki tujuan menemukan karakteristik-

karakteristik perilaku dari pemimpin yang dianggap berhubungan dengan ukuran

efektivitas kinerja. Menemukan dua dimensi perilaku kepemimpinan yaitu :

  Berorientasi Karyawan, mendeskripsikan sebagai pemimpin-pemimpin

yang menekankan hubungan antar personal , mementingkan kebutuhan

 para karyawan dan menerima perbedaan individual diantara para anggota.

  Berorientasi Produksi, cenderung menekankan aspek-aspek teknis atau

tugas dari pekerjaan  –   perhatian utama meraka adalah menyelesaikan

tugas-tugas kelompok dan anggota kelompok adalah salah satu cara untuk

mencapai tujuan tersebutKepemimpinan yang berorientasi pada karyawan terkait dengan

 produktifitas kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik.

Sedangkan pemimpin yang berorientasi dengan produksi cenderung berhubungan

dengan produktivitas kelompok yang rendah dan kepuasan kerja yang lebih

 buruk.

3.  Tabel Manajerial

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 4/10

  Suatu gambar grafis mengenai gaya kepemimpinan dua dimensional

dikembangkan oleh Blake dan Mauton. Mereka menampilkan suatu tabel

manajerial ( Managerial Grid ) yang kadang disebut juga tabel kepemimpinan,

didasarkan pada “gaya perhatian manusia dan “perhatian pada produksi”.  yang

 pada dasarnya merepensentasi dimensi tenggang rasa dan struktur awal yang

diperkenalkan Oleh Ohio State University atau dimensi yang berorientasi pada

karyawan dan produksi yang diperkenalkan dari university of Michigan.

Tabel tersebut memiliki 9 kemungkinan posisi dari tiap-tiap sumbunya,

sehingga dihasilkan 81 posisi yang berbeda yang menunjukkan gaya seorang

 pemimpin, dimana manajer dipandang mempunya kinerja sangat baik memiliki

gaya kepimpinan 9.9, bila dibanding dengan gaya kepemimpinan 9.1 (tipe

otoritas) atau tipe 1.9 (tipe  Laissez-faire) hal tersebut dapat dilihat dari tabeldibawah ini:

Tinggi 9 1,9  9,9 

8

7

   P  e

  r   h  a   t   i  a  n

  p  a

   d  a

  o  a

  r  a  n  g

6

5 5,5 

43

2

Rendah 1 1,1  9,1 

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rendah Perhatian Produksi Tinggi

Teori Kemungkinan

Hubungan antara gaya dengan efektivitas kepemimpinan menunjukkan

 bahwa kondisi a, gaya x tepat, sementara gaya y akan lebih sesuai dengan kondisi

 b, dan gaya z untuk kondisi c. tetapi seperti apakah kondisi a, b, c dan seterusnya

itu mengatakan bahwa efektifitas kepemimpinan tergantung kepada situasi adalah

suatu hal dan mampu memisahkan kondisi situasional tersebut adalah hal yang

lain yang mampu memisahkan kondisi-kondisi situasional. Beberapa pendekatan

yang mengisolasi variable-variabel situasional tersebut adalah sebagai berikut :

1.  Model Fiedler

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 5/10

2.  Teori Situasional Hersey dan Blanchard

3.  Teori pertukaran Pemimpin - Anggota

4.  Model Jalan - Tujuan

5.  Model Partisipasi - Pemimpin

Model Fiedler

Model ini dikembangkan oleh Oleh Fred Fiedler, menyatakan bahwa

kinerja kelompok yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin

dan sejauh mana situasi tersebut memiliki kendali kepada pemimpin tersebut.

1.  Mengindentifikasi gaya kepemimpinan, berdasarkan kuesioner rekan kerja

yang paling tidak disukai (least preferred coworker  –  LPC –  Questionnaire),

merupakan kumpulan 16 kata sifat yang saling berlawanan (sepertimenyenangkan - tidak menyenangkan, efisien-tidak efesien, terbuka-tertutup,

suportif-bermusuhan), dengan memberi nilai dengan Skala 1-8

  Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai dideskripsikan dalam

 pengertian relatif positif (LPC Tinggi), respon tersebut berarti ingin

menjalin hubungan pribadi yang baik dengan rekan kerjanya itu

 berorientasi pada hubungan

  Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai dinilai relatif tidak baik

(LPC Rendah), responden tersebut tertarik pada produktifitas dan

karenanya akan berorientasi tugas.

Fiedler menyatakan bahwa gaya kepemimpinan sesorang bersifat tetap dan

tidak berubah.

2.  Memahami Situasi

Fiedler mengidentifikasi 3 dimensi kemungkinan yang menentukan efektifitas

kepemimpinan yaitu:

a.  Hubungan Pemimpin-anggota, tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa

hormat para anggota terhadap pemimpin mereka

 b. 

Struktur Tugas, tingkat sejauh mana menentukan pekerjaandiproseduralkan (yaitu terstruktur dan tidak terstruktur)

c.  Kekuatan Posisi, tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin

atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisplinan,

 promosi dan kenaikan gaji.

Jadi model Fiedler mengevaluasi situasi kemungkinan berdasarkan tiga

variabel kemungkinan, apakah hubungan pemimpinan baik atau buruk,

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 6/10

apakah struktur tugas tinggi atau rendah dan apakah kekuatan posisi kuat atau

lemah.

3.  Mencocokan Pimimpin dan situasi

Dengan mengetahui LPC, 3 dimensi, Model Fiedler mencocok keduanya

untuk mencapai efektifitas kepemimpinan maksimal. Fiedler menyimpulkan :

 pemimpin yang berorientasi pada tugas cenderung bekerja secara lebih baik

dalam situasi yang sangat menguntungkan dan situasi yang sangat tidak

menguntungkan sedangkan pemimpin yang berorientasi pada hubungan

mampu bekerja lebih baik dalam situasi-situasi cukup menguntungkan.

4.  Evaluasi

Penilaian Model Fiedler, positif: Ada banyak bukti yang mendukung paling

tidak bagian-bagian substansial dan model tersebut. Banyak bukti yangmendukung model, terutama jika delapan kategori aslinya dikelompokkan

menjadi tiga kategori, tetapi masalah adalah Logika yang mendasari LPC

tidak dimengerti dengan baik dan berbagai kajian yang ada menunjukkan

 bahwa niali LPC para responden tidak selalu stabil dan variabel rumit dan sulit

dinilai.

5.  Teori Sumber daya Kognitif

Untuk Solusi untuk masalah diatas maka Fiedler dan Joe Garcia mengkonsep

ulang teori yang terdahulu sehingga muncul “ Teori Daya Kognitif”, yang

 berfokus pada peran stress sebagai salah satu bentuk situasional yang kurang

menguntungkan serta bagaimana kecerdasan dan pengalaman seorang

 pemimpin mempengaruhi reaksi terhadap stress. Kemampuan Intelektual

 pemimpin berhubungan secara positif dengan kinerja dalam situasi stress

tingkat rendah dan secara negatif pada stress tingkat tinggi sebaliknya

 pengalaman seorang pemimpin berhubungan negatif dengan kinerja dalam

situasi stress pada tingkat rendah dan secara positif dalam situasi stress

tingkat tinggi. Jadi tingkat stress yang terkandung dalam situasi menentukan

apakah kecerdasan atau pengalaman seorang individu yang akan memberikankontribusi bagi kinerja pemimpin.

Teori Situasional Hersey dan Blanchard

Paul Hersey dan Ken Blanchard mengembangkan sebuah model

kepemimpinan yang beroleh banyak pengikut setia dikalangan manajemen yaitu

Teori Kepimimpinan Situasional (Situsional Leadership Theory – SLT), yang

 berfokus pada kesiapan para pengikut. SLT mendasarkan hubungan hubungan

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 7/10

Pemimpin dengan Pengikut , seperti Hubungan Orangtua dengan Anak, dimana

orangtua akan melepaskan kendali mereka ketika anak menjadi lebih dewasa dan

 bertanggungjawab. Empat Perilaku Kepemimpinan yang khusus yang sangat

direktif sampai sangat Laissez Faire dengan asumsi, sebagai berikut :

1.  Pengikut tidak mampu dan tidak bersedia, pemimpin harus memberikan

 pengarahan secara jelas dan spesifik

2.  Pengikut tidak mampu dan bersedia, menampilkan orientasi tugas yang tinggi

yang membuat para pengikut “menuruti” keinginan pemimpin

3.  Pengikut mampu namun tidak bersedia, menggunakan gaya yang suportif dan

 partisifatif

4.  Pengikut mampu dan bersedia, pemimpin tidak perlu berbuat banyak

Teori Pertukaran Pemimpin - Anggota

Teori pertukaran pemimpin-anggota (Leader-Member Exchange-LMX-

Theory) menyatakan bahwa karena tekanan waktu, pemimpin membangun suatu

khusus dengan suatu kelompok kecil dari para pengikutnya. Mereka membentuk

kelompok orang dalam –  mereka percaya, memperoleh perhatian yang lebih besar

dari pemimpin, dan kemungkinan juga menerima hak istimewa. Pengikut-

 pengikut lain tidak masuk dalam kelompok tersebut. Mereka mendapat sedikit

waktu dari pemimpin, lebih sedikit penghargaan dari pemimpin, dan memiliki

hubungan pemimpin-pengikut yang didasarkan pada interaksi otoritas formal.

Menghasilkan bukti yang subsantatif bahwa para pemimpin memilah-milah para

 pengikut mereka, bahwa pemilahan ini jauh dari acak dan para pengikut dengan

status kelompok kesayangan akan memperoleh penilaian kinerja yang lebih tinggi,

dan kepuasan keseluruhan yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang

 bukan kesayangan.

Teori Jalan - Tujuan

Dikembangkan oleh Robert House yang mengambil elemen-elemen penelitian kepemimpinan Ohio State University tentang struktur awal dan

tenggang rasa dan pengharapan motivasi. Teori Jalan – Tujuan (Path – Goal

Theory), menyatakan bahwa tugas pemimpin memberikan informasi, dukungan,

atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan para pengikut agar mereka bisa

mencapai berbagai tujuan mereka. Teori ini mengindentifikasikan 4 perilaku

kepemimpinannya yaitu:

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 8/10

1.  Kepemimpinan yang Direktif, memberitahu para pengikut mengenai apa yang

diharapkan mereka, menentukan pekerjaan yang harus mereka selesaikan, dan

memberikan bimbingan khusus terkait dengan cara penyelesaian berbagai

tugas tersebut.

2.  Kepemimpinan yang suportif, pemimpin yang ramah dan memperhatikan

kebutuhan para pengikutnya.

3.  Kepemimpinan yang partisipatif, berunding dengan para pengikut dan

menggunakan saran-saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.

4.  Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian, menetapkan tujuan-tujuan

yang besar dan mengharapkan para pengikutnya untuk bekerja dengan baik.

Model Pemimpin - PartisipasiVictor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah Model

Pemimipin Partisipasi ( Leader  –  Participation Model ) yang mengaitkan perilaku

kepemimpinan dengan partisipasi dalam pembuatan keputusan. Perilaku

 pemimpin harus disesuaikan untuk mencerminkan struktur tugas dan bersifat

normatif yaitu meyediakan serangkaian peraturan yang harus diikuti ketika

menentukan bentuk dan besarnya partisipasi dalam pembuatan keputusan, seperti

ditentukan dari berbagai situasi yang berbeda.

Variabel-variabel kemungkinan dalam model pemimpin partisipasi yang

telah direvisi :

1.  Pentingnya keputusan.

2.  Pentingnya mendapatkan komitmen dari para pengikut bagi keputusan

tersebut.

3.  Apakah pemimpin memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan

yang baik.

4.  Tingkat kerumitan masalah tersebut.

5.  Apakah keputusan yang autokratis akan memenangkan komitmen para

 pengikut.6.  Apakah para pengikutny “turut berkongsi” dalam “tujuan-tujuan organisasi”. 

7.  Apakah ada kemungkinan konflik diantara pengikut terkait alternatif-alternatif

solusi.

8.  Apakah para pengikut memiliki informasi yang dibutuhkan untuk membuat

keputusan yang baik.

9.  Batasan waktu yang dihadapi pemimpin yang mungkin menghambat

keterlibatan pengikut.

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 9/10

10. Apakah biaya untuk mengumpulkan para anggota secara geografis terpisah

masuk akal.

11. Pentingnya pemimpin meminimalisasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat

keputusan.

12. Pentingnya pengguna partisipasi sebagai alat untuk mengembangkan

keterampilan keputusan pengikut.

Kesimpulan

Kepemimpinan memainkan peran sentral dalam usaha memahami perilaku

kelompok, karena pimpinanlah yang biasanya memberikan pengarahan untuk

mengejar tujuan. Karena itu, kapabilitas prediktif yang lebih akurat akan jadisangat bermanfaat untuki memperbaiki kinerja kelompok.

Pencarian awal untuk menemukan serangkaian sifat kepemimpinan yang

universal telah menemui kegagalan. Namun, usaha lebih mutakhir dengan

menggunakan kerangka kepribadian Model Lima Besar telah membuahkan jauh

lebih banyak hasil yang membesarkan hati. Secara khusus sifat ekstraversi, kehati-

hatian dan keterbukaan terhadap pengalaman memiliki hubungan yang kuat dan

kosisten dengan kepemimpinan.

Sumbangan utama pendekatan perilaku adalah mengerucutnya

kepemimpinan kedalam gaya yang berorientasi tugas dan yang berorientasi

manusia.

7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 10/10