tugas perilaku organisasi bab 12.docx
TRANSCRIPT
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 1/10
BAB 12
PENDEKATAN –
PENDEKATAN DASAR
KEPEMIMPINAN
Disusun oleh : Roja Putera Mahyudin dan Mahendra Taufik Noviardhi
Pendahuluan
Sebagaimana ditunjukkan oleh Andrea Jung di Avon, pemimpin bisa
membuat perbedaan. Di bab ini, kita akan melihat berbagai pendekatan dasar yang
menentukan apa yang membuat seorang pemimpin efektif dan apa yangmembedakan pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin. Pertama, kita akan
berbicara tentang teori-teori sifat. Teori-teori ini mendominasi studi
kepemimpinan sampai dengan akhir tahun 1940-an. Kemudian kita akan
mendiskusikan teori-teori perilaku, yang populer sampai akhir tahun 1960-an.
Akhirnya, kita akan memperkenalkan teori kemungkinan, yang saat ini menjadi
pendekatan yang dominan di bidang kepemimpinan. Tetapi sebelum meninjau
ketiga pendekatan ini, kita perlu mengklarifikasi terlebih dahulu apa yang
dimaksudkan dengan istilah kepemimpinan.
Apa itu Kepemimpinan ?
Kepemimpinan dan Manajemen adalah dua istilah yang acap kali
membingungkan, apakah perbedaan diantara keduanya? Jhon Kotter dari Harvard
School menyatakan bahwa manajemen terkait dengan usaha menangani
kompleksitas sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Robert
House dan Wharton Scholl sependapatan dengan pandangan tersebut ketika
manajer menggunakan otoritas yang inheren dengan jabatan formal mereka untuk
mendapat keinginan mereka dalam suatu organisasi sedangkan maanjemen
terbentuk dari implementasi visi dan strategi yang ditentukan oleh pemimpin,
susunan kepegawaian organisasi dan penanganan berbagai masalah sehari-hari.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sebuah kelompok untuk
mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu.
Teori Sifat
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 2/10
Teori Sifat Kepemimpinanan (Trait theories of Leadership) membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin dengan berfokus pada berbagai sifat dan
karakteristik pribadi.
Sifat-sifat kepemimpinan dalam kerangka kepribadian model lima besar
(Big Five Model) yang terdiri dari :
1. Ekstraversi yaitu kenyamanan berhubungan dengan individu lain
2. Mudah akur dan mudah bersepakat
3. Sifat hati-hati
4. Stabilitas emosi
5. Terbuka pada hal-hal baru
Beberapa kajian mutakhir menunjukkan bahwa sifat lain yang kiranya
menunjukkan kepemimpinan yang efektif adalah Kecerdasan Emosional(Emotional Intelligence – EI) yang menyatakan bahwa dimana tanpa EI, seseorang
bisa saja memiliki pendidikan yang luar, kemampuan analitis yang tajam, visi
yang hebat dan ide-ide yang cemerlang, tetapi ia tidak bisa menjadi seorang
pemimpin yang besar. Salah satu komponen EI adalah Empati. Pemimpin –
pemimpin yang mempunyai sifat empati bisa merasakan kebutuhan orang lain,
mendengar apa yang dikatakan (dan yang tidak diucapkan) oleh anak buahnya dan
mampu membaca reaksi orang lain. Seperti dinyatakan oleh seorang pemimpin,
“hal yang baik dari empati, terutama bagi orang-orang yang bekerja bersama
anda, adalah apa yang menginspirasi mereka untuk tetap bersama pemimpin itu
ketika keadaan berubah menjadi sulit. Fakta sederhana bahwa seseorang peduli
seringkali dihargai dengan kesetiaan”.
Teori-teori perilaku kepemimpinan
Kegagalan teori sifat kepemimpinan yang sebelumnya mendorong para
peneliti pada akhir tahun 1940-an hingga 1960-an mengambil langkah yang
berbeda, dimana mereka mulai melihat perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh
pemimpin tertentu. Teori perilaku adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari mereka yang bukan
pemimpin. Tiga teori perilaku kepemimpinan adalah :
1. Kajian dari Ohio State University
Teori perilaku kepemimpinan yang paling komprehensif dan replikatif
muncul dari penelitian yang dirintis oleh Ohio State University pada tahun 1940.
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 3/10
Para Peneliti mengidentifikasi dimensi-dimensi independen dari perilaku
pemimpin yaitu :
Struktur Awal, merujuk pada tingkat sampai mana seorang pemimpin
akan menetapkan perannya dan peran anak buahnya dalam mencapai
tujuan.
Tenggang Rasa, dideskripsikan sebagai tingkat smpai mana seorang
pemimpin akan memiliki hubunga-hubungan pekerjaan yang ditandai oleh
kesalingpercayaan, rasa hormat akan ide-ide anak buah dan rasa hormat
akan perasaan-perasaan mereka
Struktur dan tenggang rasa berkaitan dengan kepimpinan efektif, secara
khusus tengagang rasa memiliki hubungan yang paling erat dengan individu,
dengan kata lain anak buah dari pemimpin yang bertenggang rasa tinggi merasalebih puas dengan pekerjaan mereka dan lebih termotivasi serta memiliki rasa
hormat yang lebih besar bagi pemimpin mereka, struktur awal lebih berkaitan
dengan produktivitas kelompok dan organisasi yang lebih tinggi dan evaluasi
kinerja yang lebih positif.
2. Kajian dari University of Michigan
Berbagai kajian tentang kepempinan yang dilakukan di Survey Research
Center University of Michigan , memiliki tujuan menemukan karakteristik-
karakteristik perilaku dari pemimpin yang dianggap berhubungan dengan ukuran
efektivitas kinerja. Menemukan dua dimensi perilaku kepemimpinan yaitu :
Berorientasi Karyawan, mendeskripsikan sebagai pemimpin-pemimpin
yang menekankan hubungan antar personal , mementingkan kebutuhan
para karyawan dan menerima perbedaan individual diantara para anggota.
Berorientasi Produksi, cenderung menekankan aspek-aspek teknis atau
tugas dari pekerjaan – perhatian utama meraka adalah menyelesaikan
tugas-tugas kelompok dan anggota kelompok adalah salah satu cara untuk
mencapai tujuan tersebutKepemimpinan yang berorientasi pada karyawan terkait dengan
produktifitas kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik.
Sedangkan pemimpin yang berorientasi dengan produksi cenderung berhubungan
dengan produktivitas kelompok yang rendah dan kepuasan kerja yang lebih
buruk.
3. Tabel Manajerial
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 4/10
Suatu gambar grafis mengenai gaya kepemimpinan dua dimensional
dikembangkan oleh Blake dan Mauton. Mereka menampilkan suatu tabel
manajerial ( Managerial Grid ) yang kadang disebut juga tabel kepemimpinan,
didasarkan pada “gaya perhatian manusia dan “perhatian pada produksi”. yang
pada dasarnya merepensentasi dimensi tenggang rasa dan struktur awal yang
diperkenalkan Oleh Ohio State University atau dimensi yang berorientasi pada
karyawan dan produksi yang diperkenalkan dari university of Michigan.
Tabel tersebut memiliki 9 kemungkinan posisi dari tiap-tiap sumbunya,
sehingga dihasilkan 81 posisi yang berbeda yang menunjukkan gaya seorang
pemimpin, dimana manajer dipandang mempunya kinerja sangat baik memiliki
gaya kepimpinan 9.9, bila dibanding dengan gaya kepemimpinan 9.1 (tipe
otoritas) atau tipe 1.9 (tipe Laissez-faire) hal tersebut dapat dilihat dari tabeldibawah ini:
Tinggi 9 1,9 9,9
8
7
P e
r h a t i a n
p a
d a
o a
r a n g
6
5 5,5
43
2
Rendah 1 1,1 9,1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rendah Perhatian Produksi Tinggi
Teori Kemungkinan
Hubungan antara gaya dengan efektivitas kepemimpinan menunjukkan
bahwa kondisi a, gaya x tepat, sementara gaya y akan lebih sesuai dengan kondisi
b, dan gaya z untuk kondisi c. tetapi seperti apakah kondisi a, b, c dan seterusnya
itu mengatakan bahwa efektifitas kepemimpinan tergantung kepada situasi adalah
suatu hal dan mampu memisahkan kondisi situasional tersebut adalah hal yang
lain yang mampu memisahkan kondisi-kondisi situasional. Beberapa pendekatan
yang mengisolasi variable-variabel situasional tersebut adalah sebagai berikut :
1. Model Fiedler
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 5/10
2. Teori Situasional Hersey dan Blanchard
3. Teori pertukaran Pemimpin - Anggota
4. Model Jalan - Tujuan
5. Model Partisipasi - Pemimpin
Model Fiedler
Model ini dikembangkan oleh Oleh Fred Fiedler, menyatakan bahwa
kinerja kelompok yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin
dan sejauh mana situasi tersebut memiliki kendali kepada pemimpin tersebut.
1. Mengindentifikasi gaya kepemimpinan, berdasarkan kuesioner rekan kerja
yang paling tidak disukai (least preferred coworker – LPC – Questionnaire),
merupakan kumpulan 16 kata sifat yang saling berlawanan (sepertimenyenangkan - tidak menyenangkan, efisien-tidak efesien, terbuka-tertutup,
suportif-bermusuhan), dengan memberi nilai dengan Skala 1-8
Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai dideskripsikan dalam
pengertian relatif positif (LPC Tinggi), respon tersebut berarti ingin
menjalin hubungan pribadi yang baik dengan rekan kerjanya itu
berorientasi pada hubungan
Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai dinilai relatif tidak baik
(LPC Rendah), responden tersebut tertarik pada produktifitas dan
karenanya akan berorientasi tugas.
Fiedler menyatakan bahwa gaya kepemimpinan sesorang bersifat tetap dan
tidak berubah.
2. Memahami Situasi
Fiedler mengidentifikasi 3 dimensi kemungkinan yang menentukan efektifitas
kepemimpinan yaitu:
a. Hubungan Pemimpin-anggota, tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa
hormat para anggota terhadap pemimpin mereka
b.
Struktur Tugas, tingkat sejauh mana menentukan pekerjaandiproseduralkan (yaitu terstruktur dan tidak terstruktur)
c. Kekuatan Posisi, tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin
atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisplinan,
promosi dan kenaikan gaji.
Jadi model Fiedler mengevaluasi situasi kemungkinan berdasarkan tiga
variabel kemungkinan, apakah hubungan pemimpinan baik atau buruk,
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 6/10
apakah struktur tugas tinggi atau rendah dan apakah kekuatan posisi kuat atau
lemah.
3. Mencocokan Pimimpin dan situasi
Dengan mengetahui LPC, 3 dimensi, Model Fiedler mencocok keduanya
untuk mencapai efektifitas kepemimpinan maksimal. Fiedler menyimpulkan :
pemimpin yang berorientasi pada tugas cenderung bekerja secara lebih baik
dalam situasi yang sangat menguntungkan dan situasi yang sangat tidak
menguntungkan sedangkan pemimpin yang berorientasi pada hubungan
mampu bekerja lebih baik dalam situasi-situasi cukup menguntungkan.
4. Evaluasi
Penilaian Model Fiedler, positif: Ada banyak bukti yang mendukung paling
tidak bagian-bagian substansial dan model tersebut. Banyak bukti yangmendukung model, terutama jika delapan kategori aslinya dikelompokkan
menjadi tiga kategori, tetapi masalah adalah Logika yang mendasari LPC
tidak dimengerti dengan baik dan berbagai kajian yang ada menunjukkan
bahwa niali LPC para responden tidak selalu stabil dan variabel rumit dan sulit
dinilai.
5. Teori Sumber daya Kognitif
Untuk Solusi untuk masalah diatas maka Fiedler dan Joe Garcia mengkonsep
ulang teori yang terdahulu sehingga muncul “ Teori Daya Kognitif”, yang
berfokus pada peran stress sebagai salah satu bentuk situasional yang kurang
menguntungkan serta bagaimana kecerdasan dan pengalaman seorang
pemimpin mempengaruhi reaksi terhadap stress. Kemampuan Intelektual
pemimpin berhubungan secara positif dengan kinerja dalam situasi stress
tingkat rendah dan secara negatif pada stress tingkat tinggi sebaliknya
pengalaman seorang pemimpin berhubungan negatif dengan kinerja dalam
situasi stress pada tingkat rendah dan secara positif dalam situasi stress
tingkat tinggi. Jadi tingkat stress yang terkandung dalam situasi menentukan
apakah kecerdasan atau pengalaman seorang individu yang akan memberikankontribusi bagi kinerja pemimpin.
Teori Situasional Hersey dan Blanchard
Paul Hersey dan Ken Blanchard mengembangkan sebuah model
kepemimpinan yang beroleh banyak pengikut setia dikalangan manajemen yaitu
Teori Kepimimpinan Situasional (Situsional Leadership Theory – SLT), yang
berfokus pada kesiapan para pengikut. SLT mendasarkan hubungan hubungan
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 7/10
Pemimpin dengan Pengikut , seperti Hubungan Orangtua dengan Anak, dimana
orangtua akan melepaskan kendali mereka ketika anak menjadi lebih dewasa dan
bertanggungjawab. Empat Perilaku Kepemimpinan yang khusus yang sangat
direktif sampai sangat Laissez Faire dengan asumsi, sebagai berikut :
1. Pengikut tidak mampu dan tidak bersedia, pemimpin harus memberikan
pengarahan secara jelas dan spesifik
2. Pengikut tidak mampu dan bersedia, menampilkan orientasi tugas yang tinggi
yang membuat para pengikut “menuruti” keinginan pemimpin
3. Pengikut mampu namun tidak bersedia, menggunakan gaya yang suportif dan
partisifatif
4. Pengikut mampu dan bersedia, pemimpin tidak perlu berbuat banyak
Teori Pertukaran Pemimpin - Anggota
Teori pertukaran pemimpin-anggota (Leader-Member Exchange-LMX-
Theory) menyatakan bahwa karena tekanan waktu, pemimpin membangun suatu
khusus dengan suatu kelompok kecil dari para pengikutnya. Mereka membentuk
kelompok orang dalam – mereka percaya, memperoleh perhatian yang lebih besar
dari pemimpin, dan kemungkinan juga menerima hak istimewa. Pengikut-
pengikut lain tidak masuk dalam kelompok tersebut. Mereka mendapat sedikit
waktu dari pemimpin, lebih sedikit penghargaan dari pemimpin, dan memiliki
hubungan pemimpin-pengikut yang didasarkan pada interaksi otoritas formal.
Menghasilkan bukti yang subsantatif bahwa para pemimpin memilah-milah para
pengikut mereka, bahwa pemilahan ini jauh dari acak dan para pengikut dengan
status kelompok kesayangan akan memperoleh penilaian kinerja yang lebih tinggi,
dan kepuasan keseluruhan yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang
bukan kesayangan.
Teori Jalan - Tujuan
Dikembangkan oleh Robert House yang mengambil elemen-elemen penelitian kepemimpinan Ohio State University tentang struktur awal dan
tenggang rasa dan pengharapan motivasi. Teori Jalan – Tujuan (Path – Goal
Theory), menyatakan bahwa tugas pemimpin memberikan informasi, dukungan,
atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan para pengikut agar mereka bisa
mencapai berbagai tujuan mereka. Teori ini mengindentifikasikan 4 perilaku
kepemimpinannya yaitu:
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 8/10
1. Kepemimpinan yang Direktif, memberitahu para pengikut mengenai apa yang
diharapkan mereka, menentukan pekerjaan yang harus mereka selesaikan, dan
memberikan bimbingan khusus terkait dengan cara penyelesaian berbagai
tugas tersebut.
2. Kepemimpinan yang suportif, pemimpin yang ramah dan memperhatikan
kebutuhan para pengikutnya.
3. Kepemimpinan yang partisipatif, berunding dengan para pengikut dan
menggunakan saran-saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
4. Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian, menetapkan tujuan-tujuan
yang besar dan mengharapkan para pengikutnya untuk bekerja dengan baik.
Model Pemimpin - PartisipasiVictor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah Model
Pemimipin Partisipasi ( Leader – Participation Model ) yang mengaitkan perilaku
kepemimpinan dengan partisipasi dalam pembuatan keputusan. Perilaku
pemimpin harus disesuaikan untuk mencerminkan struktur tugas dan bersifat
normatif yaitu meyediakan serangkaian peraturan yang harus diikuti ketika
menentukan bentuk dan besarnya partisipasi dalam pembuatan keputusan, seperti
ditentukan dari berbagai situasi yang berbeda.
Variabel-variabel kemungkinan dalam model pemimpin partisipasi yang
telah direvisi :
1. Pentingnya keputusan.
2. Pentingnya mendapatkan komitmen dari para pengikut bagi keputusan
tersebut.
3. Apakah pemimpin memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan
yang baik.
4. Tingkat kerumitan masalah tersebut.
5. Apakah keputusan yang autokratis akan memenangkan komitmen para
pengikut.6. Apakah para pengikutny “turut berkongsi” dalam “tujuan-tujuan organisasi”.
7. Apakah ada kemungkinan konflik diantara pengikut terkait alternatif-alternatif
solusi.
8. Apakah para pengikut memiliki informasi yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang baik.
9. Batasan waktu yang dihadapi pemimpin yang mungkin menghambat
keterlibatan pengikut.
7/21/2019 Tugas perilaku organisasi bab 12.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perilaku-organisasi-bab-12docx 9/10
10. Apakah biaya untuk mengumpulkan para anggota secara geografis terpisah
masuk akal.
11. Pentingnya pemimpin meminimalisasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan.
12. Pentingnya pengguna partisipasi sebagai alat untuk mengembangkan
keterampilan keputusan pengikut.
Kesimpulan
Kepemimpinan memainkan peran sentral dalam usaha memahami perilaku
kelompok, karena pimpinanlah yang biasanya memberikan pengarahan untuk
mengejar tujuan. Karena itu, kapabilitas prediktif yang lebih akurat akan jadisangat bermanfaat untuki memperbaiki kinerja kelompok.
Pencarian awal untuk menemukan serangkaian sifat kepemimpinan yang
universal telah menemui kegagalan. Namun, usaha lebih mutakhir dengan
menggunakan kerangka kepribadian Model Lima Besar telah membuahkan jauh
lebih banyak hasil yang membesarkan hati. Secara khusus sifat ekstraversi, kehati-
hatian dan keterbukaan terhadap pengalaman memiliki hubungan yang kuat dan
kosisten dengan kepemimpinan.
Sumbangan utama pendekatan perilaku adalah mengerucutnya
kepemimpinan kedalam gaya yang berorientasi tugas dan yang berorientasi
manusia.