tugas penstruk 2
TRANSCRIPT
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 1/6
ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA CHALKON TERPRERNILASI BARU
DARI BUAH (HOPS) Humulus lupulus
1. PENDAHULUAN
Humulus lupulus merupakan salah satu spesies tumbuhan berbunga dari famili
Cannabaceae yang berasal dari Eropa, Amerika Utara, Asia Barat dan Asia Timur khususnya
Cina. Tumbuhan ini biasa digunakan sebagai bahan utama untuk pembuatan bir yang dapat
memberikan rasa pahit dan juga memiliki kualitas pengawet. Penelitian terdahulu telah banyak
menemukan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan ini. Pada bagian yang dapat larut
dalam air adalah senyawa jenis flavonoid glikosida, sedangkan pada bagian yang semi polar
adalah senyawa jenis flavonoid terprenilasi. Di Cina, bagian dari tumbuhan ini yaitu hops,
digunakan sebagai obat / jamu tradisional untuk pengobatan anoreksia, anti-inflamasi, TBC dan
insomnia. Dalam penelitian ini membahas tentang elusidasi struktur dari senyawa derivatif
chalkon baru.
2. ELUSIDASI STRUKTUR
Senyawa 2 diperoleh dari hasil isolasi ekstrak etanol bagian hops Humulus lupulus,
berupa minyak berwarna kuning, dengan nilai optik aktif +11,76 menunjukkan senyawa ini
dapat memutar bidang polarisasi ke arah yang positif. Data HRFAB-MS memberikan data m/z
371,1529 [M + H]+, sedangkan secara perhitungan sebesar 371,1494 dimana nilai tersebut
sebanding dengan nilai Mr molekul senyawa 2. Data HRFAB-MS ini juga memberikan databerupa rumus molekulnya yaitu C21H23O6 sehingga nilai DBEnya sebesar 11.
Hasil dari spektrofotometri UV menunjukkan 5 puncak maksimal yaitu pada maks(log )
215 (3,40), 238 (3,30), 290 (3,01), 340 (3,26), dan 360 (3,51) nm. Panjang gelombang 215 nm
merupakan puncak pelarut. Panjang gelombang 340 (3,26) nm merupakan pita 1 dengan
intensitas lebih tinggi daripada pita 2 dengan panjang gelombang 290 (3,01) nm merupakan
puncak karakteristik yang khas untuk senyawa chalkon, dimana intensitas relatifnya tergantung
pada panjang rantai alkil pada substituen senyawa tersebut (Myung Shin, et.al., 2001). Data UV
tersebut diperkuat dengan data IR dimana muncul puncak pada maks 3361 cm-1
menunjukkan
adanya gugus hidroksi bebas. Puncak pada maks 1655 cm-1 menunjukkan adanya gugus
karbonil (C=O), puncak pada maks 1600, 1513, dan 1447 cm-1 menunjukkan adanya kekhasan
( –C=C-) aril sp2 pada sistem aromatik. Selain itu, muncul puncak pada maks 1370 cm-1
menunjukkan adanya gugus C-O eter. Dari data UV dan IR dapat ditarik kesimpulan sementara
ada struktur dasar chalkon dan kemungkinan ada subtituen R berupa hidroksi.
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 2/6
O
OH
OH
HO OH
A
B
Gambar 1. Hipotesis 1 berdasarkan UV dan IR
Selanjutnya untuk mengetahui struktur yang pasti dari senyawa 2 maka dilakukan
karakterisasi dengan 1D dan 2D NMR. Hasil dari spektra 1H NMR (Tabel 1) diperoleh minimal
12 jenis proton yaitu pada H (ppm) 6,64 (d, J =16,0 Hz, 1H) dan 7,02 (d, J =16,0 Hz, 1H)
menunjukkan adanya proton ikatan rangkap pada posisi trans yang khas untuk senyawa
chalkon. Terdapat proton aromatik pada H (ppm) 7,39 (d, J =8,0 Hz, 2H), 6,74 (d, J =8,0 Hz,
2H) dan proton aromatik yang terisolasi pada H (ppm) 6,13 (s). Pada H (ppm) 3,56 (dd, J =7,8
; 5,6 Hz, 1H) menunjukkan adanya proton yang teroksigenasi. Terdapat proton olefin pada H
(ppm) 2,30 (dd, J=15,8 ; 7,8) dan 2,75 (dd, J=15,8 ; 5,6), ada dua proton metil yaitu pada H
(ppm) 1,14 (s) dan 1,04 (s) dan ada satu proton metoksi pada H (ppm) 3,57 (s).
Kemudian data tersebut diperkuat lagi dengan data 13C-NMR dimana, senyawa 2
memiliki minimal 20 atom karbon. Pada C 193,3 ppm adalah pergeseran yang khas untuk
karbon karbonil terkonjugasi, karbon yang khas untuk gugus metoksi pada C 55,4 ppm dan
pada C 25,6 dan 19,9 ppm merupakan dua karbon untuk gugus metil. Terdapat tiga karbon
pada cincin benzena yang teroksigenasi pada C 157,1 ; 156,0 dan 151,4 ppm dan terdapat
karbon , pada C 125,2 dan 143,7 ppm. Terdapat dua karbon yang ekuivalen yaitu pada C
130,2 dan 116,1 ppm dan terdapat karbon kuarterner pada C 77,1 ppm serta satu karbon
metin (CH) teroksigenasi pada C 67,9 ppm. Selain itu, terdapat 6 karbon aromatik pada C
(ppm) 126,0 ; 160,4 ; 109,3 ; 100,4 ; 91,5 ; 26,1.
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 3/6
Tabel 1. Data 1H dan 13C NMR Senyawa 2
H (ppm) C (ppm)
6,64 (d, J=16,0)
7,02 (d, J=16,0)
7,39 (d, J=8,0)
6,74 (d,J=8,0)
6,13 (s)
2,30 (dd, J=15,8 ; 7,8)
2,75 (dd, J=15,8 ; 5,6)
3,56 (dd, J=7,8 ; 5,6)
1,14 (s)
1,04 (s)
3,57 (s)
193,3
125,2
143,7
126,0
130,2
116,1
160,4
109,3
151,4
100,4
157,1
91,5
156,0
26,1
67,9
77,1
25,6
19,9
55,4
Berdasarkan data UV, IR, 1H-NMR dan 13C NMR dapat dinyatakan bahwa hipotesis 2
dari senyawa 2 merupakan turunan dari chalkon yang tersubstitusi, terdapat 1 gugus piran, 1
gugus metoksi, 3 gugus hidroksi, dimana kemungkinan strukturnya sebagai berikut :
O
O
OH
HO OMe
H
H
H
H
CH3
CH3
H
H H
A
B
OH
O
OH
O
HO OMe
H
H
H
H
CH3H3C
H
H
H
A
B
HO
(A) (B)
Gambar 2. Hipotesis 2 Senyawa 2
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 4/6
Tahapan selanjutnya, untuk melengkapi penentuan struktur ini, maka diperlukan
perbandingan secara parsial data 1H dan 13C NMR dengan data penelitian sebelumnya berupa
senyawa xanthohumol (penelitian yang telah dilakukan oleh Huszcza, E., et.al., 2008) untuk
mengetahui secara pasti posisi proton dan karbon pada senyawa 2 ini. Perbandingan datanya
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Parsial Data 1H dan 13C NMR Senyawa 2 dengan Xanthohumol
(Huszcza, E., et.al., 2008)
Nomorkarbon
Senyawa Xanthohumol Senyawa 2
H (ppm) C (ppm) H (ppm) C (ppm)
C=O - 192,1 - 193,3
7,73 (d, J=15,5 Hz) 124,2 6,64 (d, J=16,0 Hz) 125,2
7,64 (d, J=15,5 Hz) 142,9 7,02 (d, J=16,0 Hz) 143,7
1 - 126,5 - 126,0
2 , 6 7,53 (d, J=8,5 Hz) 130,1 7,39 (d, J=8,0 Hz) 130,23 , 5 6,80 (d, J=8,4 Hz) 116,4 6,74 (d, J=8,0 Hz) 116,1
1 - 104,9 - 109,3
3 - 107,8 - 100,4
5 6,05 (s) 91,4 6,13 (s) 91,5
6 160,9 - 156,0
2 5,10 (t, J=6,8 Hz) 123,4 - -
3 - 130,3 - -
4 1,66 (s) 18,1 2,30 (dd, J=15,8 ; 7,8)2,75 (dd, J=15,8 ; 5,6)
26,1
5 1,56 (s) 25,9 - -
6 - - - 77,1
6-Me - - 1,14 (s) 25,66-Me - - 1,04 (s) 19,9
6-OMe 3,83 (s) 56,1 3,57 (s) 55,4
4-OH 10,58 (s) 160,3 - 160,4
2-OH 14,62 (s) 165,0 - 151,4
4-OH 10,08 (s) 162,8 - 157,1
5-OH - - 3,56 (dd, J=7,8 ; 5,6) 67,9
Berdasarkan data perbandingan pada Tabel 2 menunjukkan pergeseran kimia proton
senyawa 2 memiliki kemiripan dengan pergeseran kimia proton senyawa xanthohumol. Akan
tetapi, terdapat perbedaan, yaitu pada xanthohumol terdapat proton olefin pada H 5,10 (t,
J=6,8 Hz) dalam gugus prenil, sedangkan pada senyawa 2 digantikan oleh proton teroksigenasi
pada H 3,56 (dd, J=7,8 ; 5,6). Selain itu, terdapat dua sinyal metil pada senyawa 2 yang lebih
upfield yaitu pada H 1,14 dan 1,04 ppm dibandingkan senyawa xanthohumol yaitu pada H
1,66 dan 1,56 ppm. Sedangkan untuk pergeseran kimia karbonnya juga memiliki kemiripan
dengan pergeseran kimia karbon senyawa xanthohumol, sehingga posisi karbon tersebut dapat
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 5/6
ditempatkan sesuai dengan senyawa pembanding. Akan tetapi, terdapat perbedaan yaitu
terdapat dua ikatan rangkap dalam gugus prenil pada senyawa xanthohumol, sedangkan pada
senyawa 2 terdapat satu karbon kuarterner pada C 77,1 ppm dan satu karbon metin (CH)
teroksigenasi pada C 67,9 ppm, sehingga dapat ditentukan hipotesis 3 sebagai berikut
O
OH
HO OMe
H
H
H
H
H
A
B
3
4
5
2
6
1
1'
2'
6'5'
4'
a
b
OH
3'
Gambar 3. Senyawa Xanthohumol
O
OH
O
HO OMe
H
H
H
H
CH 3H3C
H
H
H
A
B
3
4
5
2
6
1
1'
2'
6'5'
4'
3'
2''3''
4''
5''6''
a
b
HO
Gambar 4. Hipotesis 3 Senyawa 2
Selanjutnya, untuk memastikan posisi subtituen-subtituen pada senyawa 2 memang
benar pada posisi seperti pada hipotesis 3 maka dilakukan karakterisasi dengan 2D NMR yaitu
HMBC. Data HMBC senyawa 1 adalah sebagai berikut: terdapat korelasi antara H-5 dengan C-
6 dan C-4.
O
OH
O
HO OMe
H
H
H
H
CH3H3C
H
H
H
A
B
3
4
5
2
6
1
1'
2'
6'5'
4'
3'
2''3''
4''
5''6''
a
b
HO
Berdasarkan analisis data di atas menunjukkan struktur senyawa 2 memiliki kemiripan
struktur dengan senyawa xanthohumol, hanya berbeda pada posisi 3 pada xanthohumol
7/23/2019 TUGAS PENSTRUK 2
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-penstruk-2 6/6
berupa gugus prenil sedangkan pada senyawa 2 merupakan suatu benzopiran. Dengan
demikian struktur senyawa 2 adalah 5-hidroksi-6,6-dimetil-dihidropirano-[2,3-b]-4,4-
dihidroksi-6-metoksi-chalkon dan dibuat nama lainnya yaitu Xanthohumol C
O
OH
O
HO OMe
A
B
HO
Gambar 5. Struktur Senyawa 2
3. KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah dilakukan proses ekstraksi dan isolasi bagian hops (buah)
Humulus lupulus dari Cina. Hasilnya diperoleh 2 senyawa chalkon terprenilasi baru dan 2
senyawa yang telah ditemukan sebelumnya. Senyawa baru tersebut kemudian dikarakterisasi
dan ditentukan struktur molekulnya dengan data spektroskopi. Salah satu senyawa baru
tersebut yaitu senyawa 2 berdasarkan data-data spektroskopinya adalah 5-hidroksi-6,6-
dimetil-dihidropirano-[2,3-b]-4,4-dihidroksi-6-metoksi-chalkon dan dibuat nama lainnya yaitu
Xanthohumol C.
4. DAFTAR PUSTAKA
Huszcza, E., Bartmańska, A. and Tronina, T., (2008), Glycosylation Of Xanthohumol By Fungi ,
Journal Of Z. Naturforsch, Vol. 63c, page 557-560
Myung Shin, D., Mee Song, D., Hoon Jung, K., and Hye Moon, J., (2001), Photochemical
Transformation Of Chalcone Derivatives, Journal Of Photoscience, Vol. 8 (1), page 9-12
Shu Wang, W., Hua Ye, Y. and Wei Zhou, Y., (2008), New Prenylchalcones From The Hops Of
Humulus lupulus, Journal Of Asian Natural Products Research, Vol. 10, No. 6, page
485-490