tugas pandangan sosiolgi pada layanan kesehatan primer

25
PENDAHULUAN Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support bagi kesehatan. 1,2 Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab. 3 Aspek fisik dan aspek non fisik merupakan aspek utama dalam masalah kesehatan masyarakat. Aspek fisik merupakan suatu keadaan dimana ada tidaknya sarana kesehatan dan pengobatan masyarakat, dan aspek non fisik lebih mengarah kepada tindakan atau perilaku kesehatan. Pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan perwujudan dari perilaku individu. Dengan memiliki pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, maka individu akan bertindak dan berperilaku yang berhubungan tentang kesehatan. Sehingga faktor perilaku memiliki pengaruh besar bagi status kesehatan individu maupun masyarakat. 3 Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya

Upload: lyanda-watung

Post on 31-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sosiologi, kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

PENDAHULUAN

Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam

lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan

demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson

mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara hubungan sosial

dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support bagi kesehatan.1,2

Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat dengan

berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga masyarakat

yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga masyarakat bahwa

lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti dengan berbagai

bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.3

Aspek fisik dan aspek non fisik merupakan aspek utama dalam masalah kesehatan

masyarakat. Aspek fisik merupakan suatu keadaan dimana ada tidaknya sarana kesehatan dan

pengobatan masyarakat, dan aspek non fisik lebih mengarah kepada tindakan atau perilaku

kesehatan. Pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan perwujudan dari perilaku individu.

Dengan memiliki pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, maka individu akan bertindak

dan berperilaku yang berhubungan tentang kesehatan. Sehingga faktor perilaku memiliki

pengaruh besar bagi status kesehatan individu maupun masyarakat.3

Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat,

lembaga pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Kesehatan perlu ditingkatkan

karena kesehatan itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu upaya

kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau

individu, harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.2,3

Dalam mengoptimailkan kesehatan baik individu maupun kelompok maka diperlukan

pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat sekaligus yang menyentuh langsung

masalah kesehatan di lapangan. Pelayanan kesehatan primer (Primary health care) adalah

strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk

semua penduduk. Dengan demikian layanan kesehatan primer menjadi pelayanan yang

bersifat mendasar dan terdepan dalam melayani masyarakat sehingga dapat tercipta

masyarakat yang sehat. Sehat dalam hal ini tidah hanya keadaan sejahtera dari badan, jiwa

dan sosial juga yang memungkinkan hidup menjadi lebih produktif secara sosial dan

ekonomi.4

Page 2: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

ISI

I. Pendekatan Sosiologi

Sosiologi terdiri dari kata socius = masyarakat dan logos = ilmu

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku

kelompok, interaksi kelompok dan menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada

anggotanya) atau merupakan pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dari

hubungan tersebut.1

Sosiologi kesehatan merupakan suatu ilmu terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam

konteks kesehatan sedangkan sosiologi kedokteran adalah studi tentang faktor-faktor sosial

dalam etiogi (penyebab), prevalensi (angka kejadian), profesi kedokteran & hubungan dokter-

masyarakat, perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial terhadap perilaku, interaksi antar

petugas & petugas kesehatan-masyarakat. Prinsip dasar dengan penerapan konsep & metode

sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan.2

Peran Sosiolog :

• Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir terhadap masyarakat

• Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan

proses serta perubahan sosial

• Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan masyarakat

• Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman terhadap tenaga kesehatan/

pengambil kebijakan kesehatan

Manfaat Sosiologi bagi kesehatan :

– Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis

– Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan

kesehatan

– Menganalisis faktor – faktor sosial dalam hubungannya dg etiologi penyakit

– Menganalisis fakta – fakta sosial (sakit, cacat fisik)

A. Pendekatan Sosiologi tentang Kesehatan

Dari sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan gejala dan tanda penyakit. Menurut

WHO kesehatan itu mencakup baik kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-

mata terbatas pada ketiadaan penyakit. Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri

atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Definisi yang

menyerupai definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.1

Page 3: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas

optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi,

lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan

sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam

masyarakat. Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem

sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi

mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan

anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya

manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial

seseorang.2,3

Anggota masyarakat yang merasakan penyakit akan menampilkan perilaku sakit. Menurut

Mechanic perilaku sakit merupakan perilaku yang ada kaitannya dengan penyakit. Di bidang

sosiologi kesehatan dikenal pula konsep lain yang berkaitan, yaitu perilaku upaya kesehatan.

B. Pendekatan Sosiologi tentang Penyakit

Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep penyakit (disease) dan sakit

(illness). Menurut Field disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang

menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan gejala tertentu. Sarwono merumuskan disease

sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan,

baginya disease bersifat objektif.3

Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu.

Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita

penyakit, baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif. Sarwono pun menerjemahkan

istilah disease menjadi penyakit dan illness menjadi sakit.3

Dalam setiap masyarakat dijumpai suatu sistem medis. Menurut definisi Foster, sistem

medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta

pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut.

Foster mengidentifikasikan pula beberapa unsur universal dalam berbagai sistem medis tersebut.3

Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas. Menurut

Parson ini disebabkan karena penyakit mengganggu berfungsinya seseorang sebagai anggota

masyarakat dan penyakit yang mengakibatkan kematian dini dapat merugikan kepentingan

masyarakat yang telah mengeluarkan biaya besar bagi kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi

anggota masyarakat.1,3

Penyakit merupakan suatu produk budaya. Sejumlah pengamat masalah kesehatan

mengemukakan bahwa penyakit merupakan konstruksi sosial. Contoh mengenai penyakit sebagai

konstruksi sosial ini antara lain disajikan oleh Conrad dan Kern, yang membahas konstruksi

sosial perempuan sebagai makhluk lemah dan tidak rasional yang terkungkung oleh faktor khas

Page 4: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

keperempuanan seperti organ reproduktif dan keadaan jiwa mereka, dan kecenderungan untuk

mengkonstruksikan sindrom pramenstruasi dan menopause sebagai gangguan kesehatan yang

memerlukan terapi khusus.3

II. Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada

masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem

pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif ( peningkatan

kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI, 2009 pelayanan kesehatan adalah setiap

upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.3,4

Tujuan Pelayanan Kesehatan :

1.    Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan misalnya dalam

peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.

2.    Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit), terdiri dari :

a.  Preventif primer.

Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan

kesegaran fisik.

b.  Preventif sekunder.

Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan

cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.

c.  Preventif tersier.

Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan

diagnosa dan pengobatan.

3.    Kuratif (penyembuhan penyakit).

4.    Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal

atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau

penyalahgunaan.

Bentuk pelayanan kesehatan adalah:3

1.  Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)

Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan

bersama masyarakat dan dimotori oleh dokter umum (Tenaga Medis), perawat mantri

(Tenaga Paramedis). Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan

Page 5: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama

kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau

kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang

sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan

rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat jalan (Ambulatory

Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat

untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya :

Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.

2.    Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)

Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan

bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan kesehatan

sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat

masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat

berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit

kelas A. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter subspesialis

terbatas. Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat

(inpantient services). Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan

perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

3.    Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan

subspesialis serta subspesialis luas. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter

subspesialis dan dokter subspesialis luas. Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat

merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi). Diperlukan untuk

kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan

kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B

Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin

tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada

pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah

dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam

masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau

oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setaip tingkat perkembangan mereka dalam

semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self

Detemination).4

Page 6: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan

kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam

pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu

mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya.5

Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan

telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep

”Upaya Dasar Kesehatan”. Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan

mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan

banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah – daerah pedesaan.

Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan Sedunia ( World Health Essembly )

dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun

2000, dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah :”Tercapainya Derajat Kesehatan yang

Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial Maupun Ekonomi”.5,6

Health For All by the Year 2000 (HFA 2000) atau sehat untuk semua ditahun 2000 adalah

merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO. Pada tahun 1978, dalam

konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global

guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut:4

a. Pemerataan upaya kesehatan

Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan

lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan

sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi

perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.

b. Penekanan pada upaya preventif

Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan

kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu

agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.

c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima

budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).

d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian

Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal,

nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di

mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-

orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam

Page 7: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau

selama pelaksanaan.

Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah

daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah

heterogenitas yang minim.

e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor

kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan

dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya:

pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya

menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan

mereka); perumahan; pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air

bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat

(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).

Konsep pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan

bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. fokus dari

pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat

dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana

konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut seerta mencapai tujuan

umum kesehatan yang lebih baik.2,4

Tujuan umum mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang

diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang menerima

pelayanan. Tujuan khusus adalah pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang

dilayani, pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dialami, pelayanan harus

berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani, serta pelayanan harus secara

maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat. Adapun ciri-ciri layanan kesehatan primer :4

1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat,

2. Pelayanan yang menyeluruh,

3. Pelayanan yang terorganisasi,

4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat,

5. Pelayanan yang berkesinambungan,

6. Pelayanan yang progresif,

Page 8: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga serta pelayanan yang tidak berpandangan

kepada salah satu aspek saja.

Ruang Lingkup Layanan Kesehatan Primer :4

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta

pengendaliannya.

2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama

6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat

7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.

8. Penyediaan obat-obat essensial.

Pelaku primary health care adalah pemerintah dan swasta. Di jajaran pemerintah, PHC

dilaksanakan oleh Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan di kalangan swasta, PHC

dilaksanakan oleh dokter praktik, bidan praktik, dan bahkan oleh pengobat tradisional

(Battra). Reformasi PHC yang mengadopsi pendekatan WHO dalam the WHO Annual Report

2008 dengan judul: “Primary Health Care, Now More Than Ever”, terdiri empat pilar yaitu:6

1. Reformasi pembiayaan kesehatan, pembiayaan pemerintah lebih diarahkan pada upaya

kesehatan masyarakat (public goods) dan pelayanan kesehatan bagi orang miskin,

2. Reformasi kebijakan kesehatan, kebijakan kesehatan harus berbasis fakta (evidence

based public health policy),

3. Reformasi kepemimpinan kesehatan (kepemimpinan kesehatan harus bersifat inklusif,

partisipatif, dan mampu menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi advokasi)

4. Reformasi pelayanan kesehatan (pelayanan kesehatan dasar harus mengembangkan

sistem yang kokoh dalam konteks puskesmas dengan jejaringnya serta dengan

suprasistemnya (Dinkes Kab/kota, dan RS Kab/Kota)

Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal

sebagai berikut :

a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi

pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu

c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat

d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada

masyarakat

Page 9: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral,

partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan

pelaksanaan di masyarakat. Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama

individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan

definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya

Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan

atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan.4

Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi

nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam

pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih.

Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :4

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani;

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang

paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui

pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan)

dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan

Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu).

Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program

yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan

akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan

jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh

masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan

di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC

bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di

kawasan Asia Tenggara.

Page 10: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

III. Masyarakat Sehat

A. Individu & Masyarakat

Individu berasal dari kata Individuum artinya yang tak terbagi. Individu memiliki

jasmani - rohani (fisik-psikis) yang menyatu atau utuh. Setiap individu memiliki

keunikan tersendiri dan tidak ada orang yang persis sama. Manusia sebagai makhluk

sosial tunduk pada aturan maupun norma sosial. Dengan demikian dapat

mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya bila hidup bersama orang lain.2

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan dan

pengaruh kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan dalam suatu rangkaian kesatuan

kehidupan bersama. Unsur dasar masyarakat :2

– Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan

– Hubungan antar-individu terbentuk dalam satu komunikasi yang saling

ketergantungan (interdependensi)

– Menempati wilayah ukuran kecil maupun sangat luas

– Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dgn

perubahan sosial

– Memiliki identitas

– Kelompok perkumpulan secara formal

Berdasarkan tingkah lakunya, masyarakat dapat digolongkan sebagai :

– Social episode : bereaksi thd seseorang dalam hubungannya dg orang lain

– Potentially social episode : tidak bereaksi walaupun hanya terhadap satu orang saja

yang dihadapinya sikap tidak kooperatif

– Nonsocial episode : apatis, menyendiri atau egois

Masyarakat pedesaan yaitu warga memiliki hubungan yang lebih erat. Sistem

kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan. Umumnya hidup dari pertanian.

Golongan orang tua memegang peranan penting. Dari sudut pemerintah, hubungan antara

penguasa & rakyat bersifat informal dimana perhatian masyarakat lebih pada keperluan

utama kehidupan dan kehidupan keagamaan lebih kental. Sekarang, banyak berurbanisasi

ke kota.2

Masyarakat perkotaan jumlah penduduknya tidak tentu dan cenderung bersifat

individualistis. Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya & lebih sulit mencari

pekerjaan. Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan

muda dengan golongan orang tua. Interaksi antar individu lebih disebabkan faktor

kepentingan daripada faktor pribadi. Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup

Page 11: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

yang dikaitkan dengan masalah prestise. Kehidupan keagamaan lebih longgar serta

banyak migran yang berasal dari daerah berakibat pengangguran, naiknya kriminalitas,

dll.2

Komunitas adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis )

dgn batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang

lebih dibandingkan dg penduduk di luar batas wilayahnya Kriteria klasifikasi

masyarakat:2

– Jumlah penduduk

– Luas, kekayaan & kepadatan penduduk

– Fungsi khusus thd seluruh masyarakat

– Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan

B. Konsep umum tentang kesehatan2,3

• Health for all : kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan

status kesehatan (sakit–sehat), ekonomi (kaya-miskin), sosial (kelas atas-bawah),

geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa,

manula), promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan),

rehabilitatif (perbaikan).

• All for health : seluruh aktifitas manusia terkait dan berpengaruh thd kesehatan

• Perspektif nilai kesehatan : kemampuan menggali unsur budaya/sumber daya alam

untuk kesehatan

• Dimensi kesehatan manusia :

1. Jasmaniah material keseimbangan nutrisi

2. Kesehatan fungsional organ energi aktivitas jasmaniah

3. Kesehatan pola sikap dikendalikan pikiran

4. Kesehatan emosi-rohaniah aspek spiritual keagamaan

C. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/ atau masyarakat. Hal ini berarti bahwa

peningkatan kesehatan ini, baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat, harus

diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok

masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Upaya

mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat dari dua aspek, yakni pemeliharaan

Page 12: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek,

yaitu aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek rehabilitatif (pemulihan kesehatan

setelah sembuh dari sakit atau cacat). Sedang peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek,

aspek preventif (pencegahan penyakit) dan aspekpromotif (peningkatan kesehatan itu

sendiri). Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan itu relatif dan mempunyai

bentangan yang luas. Oleh sebab itu upaya kesehatan promotif mengandung makna

bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau individu, harus selalu diupayakan sampai

tingkat yang optimal.4

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah

pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Jadi sarana kesehatan adalah tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya penyelenggaraan

pelayanan kesehatan, pada umunmya dibedakan menjadi tiga, yaitu :2,4

- Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana

kesehatan primer ini adalah sarana yang paling dekat pada masyarakat, artinya,

pelayanan kesehatan paling pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat.

Misalnya puskesmas, poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.

- Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari

sarana pelayanan kesehatan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani

kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer karena

peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya puskesmas dengan rawat inap

(puskesmas pusat), rumah sakit kabupaten, rumah sakit tipe D dan C, dan rumah

bersalin.

- Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertier care)

Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh

sarana-sarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan sekunder. Misalnya

rumah sakit provinsi, rumah sakit tipe B atau A.

Page 13: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

PENUTUP

Setiap individu ingin hidup sehat. Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya

terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Pendekatan sosiologi bagi kesehatan

bermanfaat untuk mempelajari cara orang meminta pertolongan medis, mengetahui latar

belakang sosial – ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan, menganalisis

faktor – faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit serta menganalisis fakta

– fakta sosial (sakit, cacat fisik). Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara kesehatan, mencegah

dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan.

Primary Health Care ( PHC ) atau pelayanan kesehatan primer menjadi ujung tombak

layanan kesehatan di masyarakat. Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada

metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh

individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta

dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap

tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan

menentukan nasib sendiri (self determination).

Sarana pelayanan kesehatan primer di samping melakukan pelayanan kuratif, juga

melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan promotif. Oleh sebab itu puskesmas,

dikatakan melakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif). Berdasarkan empat dimensi kesehatan yakni fisik, mental, sosial, dan

ekonomi, maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan

fisik, mental, sosial, dan bahkan ekonomi. Dalam realisasi sosial memang keempat aspek

tersebut sulit dipisahkan, oleh karena itu pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat

holistik, artinya mencakup keempat jenis pelayanan tersebut.

Page 14: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

DAFTAR PUSTAKA

1. Momon Sudarma. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

2. White Kevin. Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit Edisi 3. Jakarta: Rajawali

Pers. 2011. 

3. Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

4. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. 2009. Available from:

www.depkes.go.id/sistem/kesehatan/nasional.html (6 Oktober 2014)

5. WHO. Primary Health Care Now More Than Ever. 2008. Available from:

http://www.who.int/whr/2008/whr08_en.pdf. (6 Oktober 2014)

6. Depkes. Implementasi Primary Helath Care di Indonesia. 2010. Available from :

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1558-implementasi-primary-

health-care-di-indonesia.html (6 Oktober 2014)

Page 15: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

Pendekatan Sosiologi pada Pelayanan Kesehatan Primer Menuju

Masyarakat yang Sehat

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

1. Juriko Piter Pandean

2. Linda Pengalila

3. Krety Welong

4. Renny Limboki

5. Vania Soplanit

6. Dame Angjelina Sitorus

7. Arini Sylvia Ayusangiang

8. Justitia N Lantu

9. Lyanda Watung

PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2 0 1 4

Page 16: Tugas Pandangan Sosiolgi Pada Layanan Kesehatan Primer

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................ I

PENDAHULUAN ................................................................... 1

ISI ............................................................................................. 2

PENDEKATAN SOSIOLOGI ........................................... 2

LAYANAN KESEHATAN PRIMER ............................... 4

MASYARAKAT SEHAT ................................................... 10

PENUTUP ................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 14