tugas pak masfar kelompok (remed)

177
PERANAN SEKTOR PERBANKAN DALAM PEREKONOMIAN KELOMPOK 4 : ALDO EKAKARNANDA INDRAJAYA 025110008 ANNEKE KUSUMA DEWI 025110012 ANNISA PUTRI PRATAMA 025110014 AULIA SESUNAN 025110017 CHANDRA ALIM 025110019 DINA ZATALINA 025110026 EDITA NISA KAMALIAH 025110032 FATIMA FAHERA 025110034 HARY WICHAKSONO 025110043 M.YUSUF ARRASYID 025110059 1

Upload: aulia-sesunan

Post on 29-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

PERANAN SEKTOR PERBANKAN DALAM

PEREKONOMIAN

KELOMPOK 4 :

ALDO EKAKARNANDA INDRAJAYA 025110008

ANNEKE KUSUMA DEWI 025110012

ANNISA PUTRI PRATAMA 025110014

AULIA SESUNAN 025110017

CHANDRA ALIM 025110019

DINA ZATALINA 025110026

EDITA NISA KAMALIAH 025110032

FATIMA FAHERA 025110034

HARY WICHAKSONO 025110043

M.YUSUF ARRASYID 025110059

Universitas Trisakti

D IV ILmu Keuangan Fakultas Ekonomi

Jakarta, 2013

1

Page 2: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat

dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan tugas perencana keuangan

profesional ini dengan tepat waktu.

Tugas ini berisi tentang “Peranan Sektor Perbankan Dalam Perekonomian”, yang penulis

ambil dari beberapa sumber media. Semoga dengan adanya tugas ini bisa menambah wawasan

bagi kita semua tentang peranan sektor perbankan dalam perekonomian.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon

pemakluman bila mana isi tugas ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kami buat kurang

tepat.

Dengan ini kami mempersembahkan tugas ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga allah SWT memberkahi kita semua dan tugas ini bermanfaat bagi kita semua, amin.

Jakarta 2013

"Penulis"

2

Page 3: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Daftar Isi :

Kata pengantar …………………………………………………………… …..….ii

Daftar isi …………………………………………………………………… ……iii

Pendahuluan ……………………………………………………………… ……...1

Pembahasan :

A. Perbankan ……………………………………………………… ... ……..6

B. Jenis-jeni bank dan contohnya……………………………………………7

C. Sejarah perbankan di Indonesia…………………………………………..9

D. Fungsi bank Indonesia…………………………………………………...15

E. Perekonomian,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,…….33

F. Ciri-ciri positif system ekonomi demokrasi……………………………..35

G. Macam-macam system ekonomi………………………………………..36

H. Peranan dan fungsi bank dalam perekonomian…………………………42

I. Peranan Bank Indonesia dalam pemeliharaan kestabilitasan sector

keuangan……………………………..…………………………………..47

J. Peranan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilitasan keuangan……...50

K. Bank dunia…………………………………………………………….....93

L. Sejarah, perkembangan,perana bank dunia bagi internasional …..........103

M. Peran bank dunia terhadap Indonesia……………………………….....107

Kesimpulan……………………………………………………………………..110

Daftar pustaka …………………………………………………………………112

3

Page 4: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Pendahuluan

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan

kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir

Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki

fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang

mereka bayar untuk simpanan deposan.

Perbankan merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni : pihak yang kelebihan

dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998,

tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut UU RI no. 10

tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yangmenghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Seperti pada

pengertiannya, yang pada intinya perbankan merupakan badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali. Dari pengertian tersebut dapat terlihat sekilas

mengenai peranan perbankan yang diharapkan dapat memajukan perekonomian di Indonesia.

Dua hal tersebut merupakan tugas inti dari sebuah Bank Umum. Namun seiring dengan

berjalannya waktu, tugas dari BankUmum kini semakin berkembang, diantaranya yaitu:

1. Penciptaan uang.

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran.

3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat.

4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional.

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga.

4

Page 5: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya.

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk

mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di

negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi

lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem,

seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua

faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara

dua sistem ekstrim tersebut.

5

Page 6: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Pembahasan

A. Perbankan

Pengertian

Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau Italia banca yang berarti bangku. Para

bankir Florence pada masa Renaissans melakukan transaksi mereka dengan duduk di belakang

meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan

mereka untuk duduk sambil bekerja.

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat

disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,

menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan

dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan

pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang

menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan

dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya

diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut

Tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin

dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan

Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan)

Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang

menggunakan prinsip kehati-hatian 4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank

memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.

6

Page 7: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Jenis – Jenis Bank di Indonesia dan Contohnya

A. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

1 ) Bank Sentral

Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai

hak untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara serta menjalan fungsi

sebagai leader of the last resort.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia.

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya

2 ) Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan

oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

3 ) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Ada

kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:

a) menerima simpanan berupa giro,

b) mengikuti kliring,

c) melakukan kegiatan valuta asing,

d) melakukan kegiatan perasuransian.

7

Page 8: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini.

a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.

c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.

B . Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

1 ) Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki

oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya

Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri.

Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan

tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.

2 ) Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian

keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank

Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.

3 ) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta

asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN

AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

8

Page 9: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan

kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau Italia banca

yang berarti bangku. Para bankir Florence pada masa Renaissans melakukan transaksi mereka

dengan duduk di belakang meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang

yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.

Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada

umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun

kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis akan

tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian

berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan

dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana

pembiayaan tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.   

Sejarah Perbankan di IndonesiaSejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia

Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828

kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918

sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri

serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank

yang ada itu antara lain

1.    De Javasce NV

2.    De Post Poar Bank

3.    Hulp en Spaar Bank

4.    De Algemenevolks Crediet Bank

5.    Nederland Handles Maatscappi (NHM)

6.    Nationale Handles Bank (NHB)

9

Page 10: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

7.    De Escompto Bank NV

8.    Nederlansche Indische Handelsbank

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing

seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:

1.    NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank

2.    Bank Nasional indonesia

3.    Bank Abuan Saudagar

4.    NV Bank Boemi

5.    The Chartered Bank of India, Australia and China

6.    Hongkong & Shanghai Banking Corporation

7.    The Yokohama Species Bank

8.    The Matsui Bank

9.    The Bank of China

10.    Batavia Bank

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.

Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman

awal kemerdekaan antara lain:

1.    NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan

4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung

2.    Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan

BNI '46.

3.    Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De

Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.

4.    Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.

5.    Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

6.    Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

7.    Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank

Amerta.

10

Page 11: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

8.    NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.

9.    Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank

Pasifik.

10.    Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger

dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga

keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),

Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat

disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun

dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya

hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan

balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan

menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa

perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. bank

didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

1.    Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu

model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield

enhancement).

2.    Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah

satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga

sebagai risk management.

11

Page 12: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

3.    Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau

memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

4.    Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi

(untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.

5.    Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi

derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam

menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

6.    Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu

diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di

Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam

terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya

harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.4 Hal

ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap

proses pembangunan bangsa.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini

menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada

layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar

untuk simpanan deposan.

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan

pada umumnya terbagi atas dua tujuan :

Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk

ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling

12

Page 13: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini,

maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang

membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang

lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat.

Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat

memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki Jenis-jenis

bank dan fungsinya

  Jasa perbankan

Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan

dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak

langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:

•    Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah

•    Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah

•    Jasa pengiriman uang ( transfer )

•    Jasa penagihan ( inkaso )

•    Kliring

•    Penjualan mata uang asing

•    Penyimpanan dokumen

•    Jasa cek wisata

•    Kartu kredit

•    Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.

•    Jasa Letter of Credit (L/C)

•    Bank garansi dan referensi bank

•    Jasa bank lainnya.

  Jenis-jenis bank dan fungsinya

Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank komersial, lembaga tabungan, dan credit

unions - yang juga disebut lembaga penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari

simpanan nasabah. Bank-bank komersial adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan bila

diukur dengan besarnya aset. Mereka melakukan fungsi serupa dengan lembaga-lembaga

13

Page 14: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

tabungan dan credit unions, yaitu menerima deposito (kewajiban) dan membuat pinjaman

Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan

tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil ( aset di bawah $ 1 miliar). Bank-

bank ini dengan aset dibawah $ 1 milliar - cenderung mengkhususkan diri pada ritel atau

consumer banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit konsumen dan deposito lokal.

Sedangkan aset bank yang relatif lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri dari dua

kelas adalah bank regional atau super regional. Mereka terlibat dalam grosir yang lebih kompleks

tentang kegiatan komersialperbankan, meliputi kredit konsumen dan perumahan serta pinjaman

komersial dan industri (D & I Lending), baik secara regional maupun nasional. Selain itu, bank -

bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) - seperti dana antar bank atau dana

pemerintah ( federal funds)- untuk membiayai pinjaman dan kegiatan investasi mereka. Namun,

beberapa bank yang sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral. Saat ini,

lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche

Bank( melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP Morgan , dan Bank

HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat megamergers. Penting

untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi indikator suatu bank adalah

bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada sumber nondeposit atau

pinjaman dana.

Eksistensi Undang-Undang Perbankan harus dilihat sebagai subsistem dalam hukum

yang lebih luas meliputi hukum publik (hukum pidana dan hukum administratif) dan hukum

perdata. Fungsi perbankan sebagai salah satu norma hukum yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari hukum perdata. Sebagai subsistem hukum perdata, fungsi perbankan melalui

hubungan hukum antara bank dengan nasabah tunduk pada pengaturan hukum perdata.

Hubungan hukum tersebut dapat dikualifikasikan dalam 2 (dua) bentuk. Pertama, hubungan

hukum antara bank dengan nasabah penyimpan disebut perjanjian simpanan. Kedua, hubungan

hukum antara bank dengan nasabah debitor disebut perjanjian kredit bank. Kedua bentuk

hubungan hukum tersebut sangat erat kaitannya dengan jaminan sebagai unsur pengaman. Dalam

bentuk hubungan hukum yang pertama, dana yang disimpan oleh nasabah penyimpan harus

dapat dijamin keamanannya oleh bank. Bentuk jaminan untuk melindungi dana nasabah

penyimpan diatur dalam Lembaga Penjaminan Simpanan, sedangkan bentuk jaminan untuk

14

Page 15: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

melindungi bank sebagai pemberi kredit adalah lembaga jaminan kebendaan dan jaminan

perorangan.

Fungsi Bank Indonesia

Fungsi pokok utama bank ada tiga yaitu :

 (1) menghimpun dana dari masyarakat

 (2) menanamkan dana yang dikelola kedalam berbagai aset produktif, misalnya dalam bentuk

kredit, dan

 (3) memberikan jasa layanan lalu-lintas pembayaran dan jasa layanan perbankan lainnya.

Dengan fungsi itu, bank berperan sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan dua pihak

yang berbeda kepentinganya.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

Setelah diuraikan mengenai tugas/fungsi serta kebijakan moneter bank sentral, berikut

akan dibicarakan mengenai Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia. Undang-undang

yang mengatur tentang Bank Indonesia adalah UU Nomor 13 tahun 1968. Ada beberapa hal yang

penting untuk dibicarakan, berkaitan dengan Undang-undang Bank Indonesia, yang antara lain:

A. Tugas Pokok Bank Indonesia (bab IV pasal 7)

Disebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalam:

1. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta mempesluas kesempatan kerja, guna

meningkatkan taraf hidup rakyat.

Kedua tugas pokok Bank Indonesia dapat dirinci menjadi :

1. Pengedaran uang (pasal 26-28)

a. Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan logam.

b. Bank Indonesia dapat mencabut kembali uang yang telah dikeluarkan serta menarik kembali

dari masyarakat.

2. Perbankan dan Perkreditan (pasal 29-33)

Di bidang perbankan, pembinaan dilakukan dengan :

a. Merperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan kliring.

15

Page 16: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan umum tentang solvabiltas dan likuiditas bank umum

c. Membimbing bank umum.

d. Meminta laporan dan memeriksa aktivitas bank.

Di bidang perkreditan :

a. Menyusun rencana kredit.

b. Menetapkan tingkat dan struktur bunga.

c. Menetapkan batasan pemberian kredit.

d. Memberikan kredit likuiditas kepada bank.

e. Sebagai lender of last resort.

3. Berkaitan dengan pemerintah/APBN (pasal 34-36)

a. Sebagai pemegang kas pemerintah,

b. Menyelenggarakan pemindahan uang pemerintah ke seluruh wilayah Republik Indonesia,

c. Membantu penempatan surat hutang negara, penatausahaan serta pembayaran kupon, dan

pelunasannya,

d. Memberikan kredit dalam bentuk rekening koran untuk memperkuat kas negara..

4. Bidang pengerahan dana masyarakat (pasal 37)

Bank Indonesia mendorong pengerahan dana masyarakat oleh perbankan umum dengan tujuan

untuk usaha pernbangunan yang produktif dan beren¬cana.

5. Bidang hubungan internasional (pasal 38-40)

a. Menyusun rencana devisa guna menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap

valuta asing

b. Melaporkan dan menjaga keseimbangan neraca pembayaran.

B. Dewan Moneter (bab VI pasal 9 s/d 14)

Dalam menjalankan togas pokok tersebut harus bertitik tolak pada kebijakan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Hal ini berkaitan dengan

tugas/fungsi dewan moneter untuk membantu Pemerintah dalam merencanakan dan menetapkan

kebijakan moneter dengan mengajukan patokan-patokan dalam usaha menjaga kestabilan

moneter, pemenuhan kesempatan kerja, dan peningkatan taraf hidup rakyat. Di samping itu,

dewan moneter juga bertugas memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kebijakan moneter

yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keputusan Dewan Moneter diambil dengan hikmah

16

Page 17: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

musyawarah untuk mufakat. Apabila Gubernur Bank Indonesia tidak dapat memufakati hasil

musyawarah Dewan Moneter, maka ia dapat mengajukan pendapatnya kepada pemerintah.

Dewan Moneter ini terdiri atas 3 orang anggota yaitu menteri-menteri yang membidangi

keuangan dan perekonomian serta Gubemur Bank Indonesia. Ketua Dewan moneter dipegang

oleh Menteri Keuangan.

C. Usaha-usaha Bank Indonesia (pasal 41-43)

Dalam melaksanakan tugas sebagai bank sentral maka Bank Indonesia :

a. Memindahkan uang dan penarikan saldo.

b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran.

c. Membeli dan menjual wesel kertas perbendaharaan atas beban negara, dan surat hutang

negara.

d. Membeli dan menjuat cek, surat berharga. Membeli jaminan bank (bank garansi).

e. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga.

    Intrumen Moneter Bank Indonesia

Dalam menjalankan fungsinya untuk mengendalikan sektor moneter. Bank Indo¬nesia

meng-gunakan beberapa instrumen moneter berupa kebijakan :

1.    Cash Ratio (minimum reserve requirement ratio)

2. Discount rate (kebijaksanaan suku bunga)

3. Open market operation (operasi pasar terbuka)

4. Refinancing facility

5. Credit Allocation

6. Foreign exchange rate

Pengalaman krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu ketika terjadinya bank collapse,

nasabah penyimpan tidak memperoleh perlindungan hukum (rechtsbescherming, legal

protection) yang sempurna karena pembentuk Undang-Undang Perbankan sebelumnya tidak

mengaturnya sehingga tidak terdapat adanya kepastian hukum. Dengan perkataan lain, hak

perdata nasabah penyimpan kurang mendapat pengaturan hukum yang memadai. Keadaan dari

peristiwa hukum (rechtsfeit) tersebut menimbulkan persoalan tersendiri dalam bidang hukum

perdata. Solusi hukum yang dilakukan oleh pemerintah pada waktu itu adalah dengan

17

Page 18: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998, yang berisikan penjaminan

pembayaran kepada nasabah penyimpan dana yaitu para deposan.

Lahirnya Surat Keputusan Presiden tersebut bukan berarti tidak menimbulkan masalah

hukum. Kritik hukum yang muncul dan mendasar adalah mengapa pemerintah harus

menanggung beban dari perbuatan hukum para bankir dengan menetapkan jumlah maksimum

pembayaran yang diberikan kepada nasabah penyimpan. Dalam tataran normatif, pemerintah

tidak seharusnya memberikan jaminan dengan beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara

karena lembaga yang lebih berhak adalah Dewan Perwakilan Rakyat. Surat Keputusan Presiden

tersebut lebih bernuansa sebagai produk kebijakan (policy) dalam ranah politik dan bukan

sebagai bagian dari rangkaian hukum perdata. Oleh karena itu sifatnya hanya sementara.

Seharusnya pertanggungjawaban bank dan nasabah (debitor dan penyimpan) diselesaikan dalam

kerangka sistem hukum perdata.

Pemerintah perlu mendorong pengembangan ekonomi mikro di Indonesia karena jika ekonomi

mikro bergerak dengan cepat maka aktivitas perekonomian makro akan mengikuti. “Usaha

pemerintah mendorong ekonomi mikro akan sia-sia jika tidak diikuti kemampuan para

pengusaha menjalankan usahanya,” kata anggota Kadin Provinsi Jateng, Seno Hardiono, di

Semarang, Minggu. Menurut Seno, gerak ekonomi mikro tersebut sangat dipengaruhi cara para

pengusaha menjalankan bisnisnya, perkembangan bisnis pengusaha, dan seberapa dinamis usaha

yang dilakukan pebisnis. Karena itu, katanya, kepiawaian para pengusaha menjalankan usahanya

sangat memengaruhi perkembangan ekonomi mikro di Indonesia. Hal ini perlu mendapat

perhatian semua pebisnis yang menjalankan usaha.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang, Amril Arief

mengakui, jika aktivitas ekonomi di tingkat mikro bergerak cepat maka roda perekonomian

makro di Indonesia bakal mengikuti.Untuk itu, katanya, ISEI melihat pentingnya pertumbuhan

tunas-tunas baru dalam dunia usaha atau sektor riil. Berkembangnya para “entrepreneur” muda

itu akan mengisi sektor riil menjadi agar menjadi lebih dinamis. Semakin banyak pengusaha

yang sukses, katanya, tentu akan mampu menggerakkan sektor riil lebih cepat karena posisi

pengusaha dalam perekonomian mempunyai peran penting sebagai motor penggerak.

Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum dan BPR.

18

Page 19: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak

dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas.

Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu  bank umum dapat

melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah.

Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Perbankan ibarat jantung, peranannya penting untuk memastikan ekonomi bergerak.

Karena itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta perbankan berkontribusi agar

pertumbuhan ekonomi Indonesia terus positif dalam lima tahun mendatang. Presiden

mengatakan hal ini dalam bagian lain sambutannya saat menerima Masyarakat Perbankan

Indonesia di Istana Merdeka.

“Di masa damai, bank menjadi sumber pembiayaan pembangunan. Di masa krisis, apabila bank

runtuh, hampir pasti perekonomian juga runtuh,” kata Presiden. ”Your roles are very important,

memastikan pergerakan perekonomian, termasuk sektor riil itu berjalan dengan baik,” SBY

menambahkan.

Presiden menjelaskan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif dalam lima

tahun mendatang diperlukan penggunaan sumberdaya yang maksimal. ”Berkontribusilah agar

pertumbuhan kita makin tinggi. Berkontribusilah agar investasi makin meningkat, dalam dan luar

negeri, dari segi financing. Berkontribusilah agar ekspor kita juga makin meningkat,” kata

Presiden. ”Kalau ekspor meningkat, industri bergerak, pertanian bergerak, akhirnya pertumbuhan

terjadi dan akhirnya kesejahteraan rakyat bisa kita tingkatkan, pengangguran bisa kita kurangi,

kemiskinan bisa kita turunkan,” Presiden SBY menjelaskan.

Menanggapi isu-isu yang berkembang di masyarakat perbankan terkait KUR (Kredit Usaha

Rakyat) serta isu honor dan fee untuk para pejabat, Presiden meminta perbankan melakukan

beberapa perbaikan. Presiden menganjurkan perbankan memperbaiki mekanisme penyaluran

KUR dan tetap bekerjsama dengan daerah agar KUR tetap bisa mengalir. ”KUR itu sudah kami

alokasikan setiap tahun sebesar Rp 2 trilliun yang bisa digandakan 10 kali, menjadi Rp 20 triliun.

Secara teoritis bisa kita alirkan kepada usaha kecil, mikro, dan menengah.

19

Page 20: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Struktur perbankan Indonesia yang terdiri dari sejumlah bank dengan jumlah kepemilikan

aset yang berbeda dapat berdampak pada perbedaan respon yang diberikan terhadap perubahan

kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ruby P. Kishan & Opiela (2000) terhadap perbankan di Amerika Serikat

pada tahun 1980 sampai dengan 1995 yang bertujuan untuk membuktikan berjalannya

mekanisme transmisi melalui jalur kredit, dengan mengelompokan bank menurut jumlah aset

yang dimiliki dan tingkat capital leverage ratio. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh

Phillip Engler dan Terhi Jokipii (2007) terhadap perbankan Austria pada periode 1997 sampai

dengan 2003 yang bertujuan menganalisis bagaimana kelebihan cadangan modal yang dimiliki

bank dapat mempengaruhi keputusan pemberian kredit bank serta dampaknya terhadap transmisi

kebijakan moneter dari bank sentral terhadap perekonomian di Austria. Kedua penelitian tersebut

menunjukan hasil yang senada yaitu bahwa kelompok bank yang lebih responsif terhadap

perubahan kebijakan moneter. Dampak perubahan adalah kelompok bank kecil, hal ini berarti

transmisi kebijakan moneter bergerak lebih efektif pada kelompok bank kecil.

Peran Perbankan Nasional Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan Perbankan merupakan

salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan

nasional atau regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga

intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor. Dengan demikian, pelaku

ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian

roda perekonomian bergerak.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan

likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi

(kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk

sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),

sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor

yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal

(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana

biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi

dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang

20

Page 21: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan

terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu

kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu

kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full

employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar

yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain

yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,

kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri

keuangan.

Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk

adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang

meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya

produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai

dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai

keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di

sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku

untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu

kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi

pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat

penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :

•    kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya

•    kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang

tidak terkendali (Hiperinflasi Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal

dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai

dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan

menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat

21

Page 22: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri

tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan

harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi

tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara

umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila

serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan

meningkat sehingga orang).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

1.    Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

2.    Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

3.    Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

4.    Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral

suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.

Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa

kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal

ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen

-- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan

moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai

instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban

mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah

mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat

ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh

Bank Indonesia.

Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, keberadaan aset

bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan efisiensi

penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah terjadinya bank runs and

panics. Kepercayaan masyarakat juga diperlukan karena bank tidak memiliki uang tunai yang

22

Page 23: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

cukup untuk membayar kewajiban kepada seluruh nasabahnya sekaligus, Industri perbankan di

Indonesia telah mengalami masalah-masalah yang apabila

diamati akar penyebabnya (root causes) adalah lemah dan tidak diterapkannya tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance). Hal ini menyebabkan industri perbankan

tidak dapat secara berhati-hati (prudent) menyerap pertumbuhan risiko kredit dan harga domestik

yang cepat berubah. Sementara itu, tidak transparannya praktik dan pengelolaan (practices and

governance) suatu bank mengakibatkan badan pengawas sulit mendeteksi praktik kecurangan

yang dilakukan oleh pengurus dan pejabat bank.

Tantangan lain yang dihadapi bank adalah berpalingnya nasabah tradisional bank kepada sumber

pembiayaan lain. Tersedianya banyak alternatif sumber dana bagi perusahaan-perusahaan besar

yaitu antara lain dari perusahaan-perusahaan modal ventura,perusahaan-perusahaan leasing,

perusahaan-perusahaan hire-purchase, perusahaan-perusahaan anjak piutang, perusahaan-

perusahaan forfeiting, pasar uang, dan pasar modal dengan berbagai debt instrumentsnya seperti

promissory notes dan obligasi serta equity instrumentnya mempertajam persaingan yang

dihadapi bank. Sementara itu, larangan terhadap bank untuk melakukan kegiatan di pasar modal

mempersempit kemampuan bank dalam menyalurkan dananya sehingga menjadi alasan bagi

bank untuk melakukan kegiatan pada pemberian kredit yang berisiko tinggi yang pada gilirannya

berakibat pada keamanan dan kesehatan industri perbankan.

Masalah paling berat yang dihadapi industri perbankan dan badan pengawas bank adalah

kelalaian pengurus bank serta penipuan dan penggelapan yang mereka lakukan. Hal ini dapat

dilihat dari praktik para bankir antara lain berupa besarnya kredit yang disalurkan kepada

kelompok usahanya sendiri. Pemberian kredit kepada kelompok usaha sendiri tersebut sering kali

tidak diiringi dengan analisis pemberian kredit yang sehat.

Padahal praktik seperti ini pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai penipuan. Untuk

mendapatkan dan atau mempertahankan kepercayaan masyarakat, industri perbankan harus

diatur dan diawasi dengan ketat baik melalui peraturan langsung (direct regulation) maupun

peraturan tidak langsung (indirect regulation). Peraturan langsung bertujuan mengurangi

kewenangan pengurus bank dalam menjalankan kegiatan usaha. Bank misalnya dilarang

memberikan kredit kepada suatu perusahaan melebihi prosentase tertentu dari modalnya.

Sedangkan peraturan tidak langsung didasarkan pada pemberian insentif yang bertujuan

mempengaruhi sikap tertentu dari pengurus bank, misalnya melalui penerapan peraturan

23

Page 24: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

mengenai persyaratan risk-based capital.

Beberapa prinsip dapat dijadikan landasan dalam menyusun peraturan perbankan yaitu: efisiensi,

keadilan sosial, pengembangan sistem, dan pemeliharaan institusi. Tujuannya adalah untuk

menciptakan perbankan yang aman dan sehat (safe and sound banking).

Untuk mencapai tujuan tersebut kepada badan pengawas bank perlu diberi kewenangan luas

untuk mengatur dan mengawasi industri perbankan. Kewenangan tersebut antara lain berupa

kewenangan menetapkan berapa besarnya modal yang harus dimiliki, berapa besarnya pinjaman

yang dapat diberikan kepada suatu perusahaan, siapa yang boleh menjadi pengurus bank dan

sebagainya. Kewenangan mengawasi diberikan dengan tujuan untuk memonitor apakah bank

melakukan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perlu pula dikaji untuk

memberikan kewenangan penyidikan kepada badan pengawas. Kewenangan tersebut bertujuan

untuk melindungi nasabah, melindungi perekonomian dan menjaga tidak terjadinya konsentrasi

bisnis.

Perlindungan terhadap nasabah merupakan alasan paling dasar untuk mengawasi bank

karena nasabah merupakan target yang mudah bagi pencurian oleh pengurus bank. Pentingnya

pengawasan terhadap industri perbankan secara jelas dinyatakan oleh

Adam Smith sebagai berikut:

“being the managers of other people’s money than of their own, it cannot well be expected, that

they should wacth over it with the same anxious vigilance with which partners in a private

copartnery frequently watch over their own… Negligence and profusion, therefore, must always

prevails, more or less, in the management of the affairs of such a company.”

Pentingnya pengawasan juga disebabkan karakteristik usaha bank. Berbeda dengan perusahaan

jasa keuangan lainnya bank menyediakan produk berupa penerimaan simpanan dan pemberian

kredit. Produk dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank setiap saat atau beberapa waktu

setelah adanya permintaan pembayaran dari nasabah.

Produk bank berupa pemberian kredit menggunakan sumber dana yang berasal dari simpanan

nasabah. Aset bank dalam bentuk pemberian kredit tersebut hanya dapat ditagih oleh bank sesuai

dengan jangka waktu perjanjian kredit yang disepakati bank dengan nasabahnya.

Singkat kata, utang bank adalah utang yang setiap saat dapat ditagih dan wajib dibayar

sedangkan piutang bank hanya dapat ditagih oleh bank berdasarkan jangka waktu tertentu.

24

Page 25: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Demikian bank terekspose kepada kemungkinan terjadinya kekurangan dana apabila nasabah

penyimpan menarik simpanannya pada bank. Kondisi ini terjadi apabila mereka kehilangan

kepercayaan kepada bank. Itulah sebabnya bank disebut sebagai lembaga kepercayaan.

 Alan Greenspan mengatakan “When confidence in the integrity of a financial institutions is

shaken or its commitment to the honest conduct of business is in doubt, public trust erodes and

the entire system is weakened.”

Sementara itu, kurang transparannya bank menyebabkan reputasi merupakan masalah sangat

penting bagi kelangsungan hidup suatu bank. Rumor dapat memperlemah kepercayaan nasabah

terhadap bank. Untuk itu bank harus menerapkan prinsip kehatihatian dalam menjalankan

kegiatan usahanya. Industri perbankan tidak saja rawan di rampok oleh pengurus dan atau

pemiliknya tetapi juga rawan sebagai tempat penyembunyian hasil kejahatan. Itulah sebabnya

bank harus mengenal nasabahnya yaitu dengan menerapkan prinsip mengenal nasabah (know

your customer Principe) dan juga menerapkan prinsip kenali karyawan (know your employee).

Dengan menerapkan kedua prinsip itu maka reputasi bank akan terjaga dan kepercayaan nasabah

meningkat.

Pengalaman menunjukan bahwa penyelesaian likuidasi bank selalu berlarut-larut

sehingga merugikan nasabah dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Hal ini dapat membuat

kepercayaan masyarakat terhadap bank menurun. Padahal untuk menyelesaian bank bermasalah

telah diberlakukan ketentuan yang berbeda dengan ketentuan penyelesaian perusahaan non bank.

Maksudnya adalah agar penyelesaian bank bermasalah dapat dilakukan dengan cepat. Kecepatan

penyelesaian bank bermasalah merupakan kunci terciptanya kepercayaan masyarakat.

Berkurangnya kepercayaan terhadap suatu bank dengan mudah menyebar ke bank lain yang pada

dasarnya sehat. Ini terjadi karena nasabah mengetahui bahwa apabila terjadi rush, maka nilai aset

bank akan turun dengan cepat sehingga nasabah akan berupaya menarik simpanannya sebelum

nasabah yang lain.

Untuk mempermudah dikeluarkannya bank bermasalah dari sistem perbankan salah satu

caranya adalah dengan mendirikan asuransi simpanan. Asuransi simpanan merupakan

mekanisme untuk mempermudah bank bermasalah “dikeluarkan” dari industri perbankan.

Alasannya adalah asuransi simpanan menyediakan jalan agar biaya sosial dan politik akibat

kebangkrutan bank dapat diminimalkan. Disamping itu asuransi simpanan juga bertujuan

25

Page 26: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

menurunkan kemungkinan terjadinya rush, dan sekaligus melindungi nasabah penyimpan kecil

yang secara sosial dan politik tidak dapat menanggung beban kerugian akibat kebangkrutan

bank. Teori keuangan modern mengajarkan bahwa pada suatu masyarakat yang corruption-

resistant sekalipun, nasabah penyimpan harus tetap khawatir tentang sikap oportunistik pengurus

dan pemilik bank.

Kesulitan yang dihadapi nasabah penyimpan dalam mengkordinir aksi kolektif guna mengawasi

sikap oportunistik pengurus dan pemilik bank memiliki dua akar yang menjalin.

Pertama, kesulitan yang dihadapi nasabah penyimpan dalam memperoleh informasi terpercaya

tentang perkembangan yang tidak menguntungkan dan mengobservasi tindakan merugikan oleh

pengurus bank termasuk kesemberonoan, ketidak hati-hatian, kecurangan dan self dealing.

Kedua, kesulitan yang dihadapi nasabah penyimpan dalam menganalisis dan merespons setiap

informasi yang diperoleh.

Untuk menanggulangi kesulitan yang dihadapi oleh nasabah penyimpan setidaknya ada

dua pendekatan yang dapat diambil, yaitu keterbukaan maksimal dan pencegahan maksimal.

Keterbukaan maksimal adalah suatu kerangka keterbukaan yang secara sempurna dan tanpa

biaya memberikan informasi kepada nasabah penyimpan tentang perubahan kinerja bank dan

kegiatan penuh risiko yang dilakukan pengurus bank. Sedangkan pencegahan maksimal adalah

suatu situasi dimana nasabah dengan segera mengerti implikasi dari informasi yang mengalir

secara sempurna dan mereka mampu melindungi dirinya sendiri secara lengkap dan tanpa biaya

dari segala ancaman terhadap kekayaan mereka. Situasi seperti itu tentunya sangat sulit bahkan

mustahil untuk tercipta. Untuk itu diperlukan suatu keseimbangan dimana informasi yang

tersedia tidak menyebabkan biaya yang terlalu tinggi bagi industri perbankan sehingga

menghambat pengembangan usaha mereka.

Dalam melakukan pembaruan terhadap industri perbankan, badan pengawas harus sangat

berhati-hati. Pemberlakuan ketentuan dan kebijakan yang di anggap tidak tepat oleh pasar akan

berpengaruh sangat buruk bagi stabilitas perbankan dan keuangan.

Ketua US Federal Reserve, Alan Greenspan mengingatkan bahwa :

"The new world of financial trading can punish policy misalignments with amazing alacrity. This

is a lesson repeated time and again, taught most recently by the breakdown of the European

Exchange Rate Mechanism in 1992 and the plunge in the value of Mexican Peso (in 1994). In the

process of pursuing their domestic objectives, central banks cannot be indifferent to the signals

26

Page 27: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

coming from international financial markets. Although markets can be harsh teachers at times,

the constrains that impose discipline our policy choices and remind us every day of our longer

run responsibilities."

Untuk menciptakan perbankan sehat harus dilakukan pendekatan yang terdiri dari tiga

pilar, yaitu pengawasan, internal governance dan disiplin pasar. Pendekatan ini harus dilakukan

karena badan pengawasan tidak akan mampu berpacu dengan kecepatan liberalisasi, globalisasi

dan kemajuan teknologi pada instrumen keuangan. Dengan demikian pengawasan yang

dilakukan oleh otoritas harus dilengkapi dengan disiplin internal bank serta disiplin pasar.

Melibatkan internal governance dalam melakukan pengawasan karena bank merupakan tempat

terbaik untuk mengatur dan memelihara praktik manajemen bank yang sehat. Pengikutsertaan

disiplin pasar mencerminkan fakta bahwa tanpa pasar yang kompetitif dan punitive atas

kegagalan bersaing di pasar, maka tidak cukup insentif bagi pemilik bank, pengurus dan nasabah

untuk melakukan keputusan keuangan yang tepat. Untuk itu, perlu dilakukan penyempurnaan

terhadap peraturan perbankan.

Banyak negara sepakat bahwa salah satu pendekatan yang diperlukan untuk membangun

suatu sistem perbankan yang sehat dan kuat adalah dengan memberikan jaminan yang eksplisit

bagi nasabah penyimpan. Sebelum pembentukan suatu lembaga penjamin yang permanen,

diperlukan langkah-langkah pembaruan sistem perbankan sebagai prasyarat agar sistem tersebut

dapat berjalan efektif. Alasan dasar (rationale) bagi pemerintah untuk memfasilitasi pendirian

lembaga penjamin simpanan adalah kepercayaan pada industri perbankan sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi dan pada sistem perbankan yang diawasi secara baik dapat meminimalkan

terjadinya kebangkrutan bank, dan kebangkrutan tersebut dapat diprediksi dan merupakan

kejadian yang dapat dicegah. Selain itu, kesetaraan sosial juga merupakan pertimbangan.

Perlindungan nasabah kecil dari bankir yang tidak bertanggungjawab adalah suatu pendekatan

yang adil dan tepat. Dengan demikian, bank dapat beroperasi secara konsisten dan dipercaya

untuk menyediakan kredit dalam jumlah cukup untuk kesehatan perekonomian, mendukung

sistem moneter yang aman dan efisien sekaligus mencegah pengurus bank mengambil risiko

berlebihan yang pada gilirannya menghindari kemungkinan bailout oleh pemerintah.

Masalah-masalah di atas merupakan fokus pembahasan dalam buku ini yang dibagi dalam 5 bab

sebagaimana diuraikan di bawah ini :

27

Page 28: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bab Pertama, menguraikan masalah-masalah yang dihadapi oleh industri perbankan. Globalisasi

dan integrasi sistem keuangan yang diikuti dengan peningkatan persaingan baik antar bank

maupun antara bank dan lembagai keuangan lainnya telah membawa permasalahan tersendiri

bagi bank dan badan pengawas bank.

Bab Kedua, membahas pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan

permasalahan yang timbul pada perbankan dan perekonomian akibat hilangnya kepercayaan

masyarakat.

 Bab Ketiga, mengkaji tentang kejahatan perbankan dan masalah-masalah yang berkaitan

dengan prinsip mengenal nasabah dan tindak pidana pencucian uang. 

Bab Keempat, Masalah yang ditimbulkan pencabutan ijin usaha dan likuidasi bank akibat

kelemahan dari ketentuan yang berlaku.

Bab Kelima, menguraikan mengenai pentingnya perlindungan nasabah penyimpan dalam

bentuk skim asuransi simpanan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai pendirian Lembaga Penjamin Simpanan dan

masalah-masalah yang dihadapi dalam penerapan sistem penjamin simpanan tersebut.

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknya fungsi intermediasi

perbankan. Didukung oleh berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, industri

perbankan semakin solid, sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal

(CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya rasio

kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu, intermediasi

perbankan juga semakin membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir

November 2011 mencapai 26,0% (yoy), di mana kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi

masing-masing tumbuh sebesar 36,0% (yoy), 22,2% (yoy), dan 26,0% (yoy).

Dewan Gubernur meyakini prospek ekonomi Indonesia masih cukup kuat walaupun di tengah

ketidakpastian perekonomian global. Pada triwulan I-2012, pertumbuhan ekonomi diprakirakan

akan mencapai 6,5%, ditopang investasi dan konsumsi rumah tangga yang tetap kuat.

Peningkatan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade diharapkan akan semakin

memperkuat investasi ke depan. Sementara itu, ekspor diprakirakan tetap tumbuh meskipun

28

Page 29: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

melambat sejalan dengan melemahnya ekonomi global. Secara keseluruhan tahun 2012,

pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan pada kisaran 6,3%-6,7% dan akan terakselerasi ke

kisaran 6,4%-6,8% pada 2013 seiring membaiknya ekonomi global. Di sisi harga, Dewan

Gubernur memperkirakan inflasi pada 2012 dan 2013 akan tetap dapat dikendalikan pada kisaran

sasarannya, yaitu 4,5%±1%.

Dewan Gubernur akan terus mewaspadai beberapa faktor risiko terhadap keseimbangan ekonomi

makro Indonesia, termasuk perkembangan ekonomi global yang masih diliputi oleh

ketidakpastian yang tinggi, terutama terkait dengan berlarut-larutnya penyelesaian krisis di

kawasan Eropa. Bank Indonesia akan terus berupaya untuk mengoptimalkan peran kebijakan

moneter dalam mendorong kapasitas perekonomian, menjaga stabilitas pasar keuangan, dan

memitigasi dampak perlambatan ekonomi global, dengan senantiasa menjangkar ekspektasi

inflasi ke depan ke arah sasarannya. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran

kebijakan melalui respon kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan

makroprudensial dalam rangka pengelolaan capital flows, kebijakan makroprudensial dalam

rangka pengelolaan likuiditas, dan koordinasi kebijakan bersama Pemerintah.

Manfaat perbankan dalam kehidupan

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah

satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka

pendek (yield enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah

satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut

juga sebagai risk management.

3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari

atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari

(price discovery).

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan

spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu

sendiri.

29

Page 30: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi

derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen

dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

Jenis-jenis bank dan fungsinya

o Tiga kelompok utama Institusi keuangan

1. bank komersial adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan bila diukur dengan

besarnya asset

2. lembaga tabungan, dan credit unions yang juga disebut lembaga penyimpanan karena

sebagian besar dananya berasal dari simpanan nasabah Mereka melakukan fungsi serupa

dengan lembaga-lembaga lain, yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan membuat

pinjaman ( Namun, mereka berbeda dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh

lebih bervariasi).

Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan

tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil ( aset di bawah $ 1 miliar). Bank-

bank ini dengan aset dibawah $ 1 milliar cenderung mengkhususkan diri pada ritel atau

consumer banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit konsumen dan deposito local.

Sedangkan aset bank yang relatif lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri

dari dua kelas adalah bank regional atau super regional. Mereka terlibat dalam grosir yang

lebih kompleks tentang kegiatan komersial perbankan, meliputi kredit konsumen dan perumahan

serta pinjaman komersial dan industri (D & I Lending), baik secara regional maupun nasional.

Selain itu, bank - bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) seperti dana antar bank

atau dana pemerintah ( federal funds)- untuk membiayai pinjaman dan kegiatan investasi

mereka. Namun, beberapa bank yang sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank

Sentral Saat ini, lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank

New York , Deutsche Bank ( melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP

Morgan , dan Bank HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat

megamergers Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi

indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada

sumber nondeposit atau pinjaman dana

30

Page 31: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Jasa perbankan

Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan

dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak

langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:

Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah

Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah

Jasa pengiriman uang (transfer)

Jasa penagihan (inkaso)

Kliring

Penjualan mata uang asing

Penyimpanan dokumen

Jasa cek wisata

Kartu kredit

Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.

Jasa Letter of Credit (L/C)

Bank garansi dan referensi bank

Jasa bank lainnya.

Peranan Bank

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana

yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka

waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan

sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

2. Transaksi (transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan

transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi

keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham

31

Page 32: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

dan sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

3. Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk

berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing

mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana

dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian

bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus

likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

4. Efisiensi (efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa

mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang

saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric information) antara

peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk

memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu

menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak

sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.

32

Page 33: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

B. Perekonomian

Sejarah

PEREKONOMIAN INDONESIA

Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap bangsa berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan

falsafah dan ideologi dari masing-masing negara. Seperti halnya Indonesia, sistem ekonomi yang

dianut oleh bangsa Indonesia akan berbeda dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Amerika

Serikat ataupun negara-negara lainnya. Pada awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi

liberal, di mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada

pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di

Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah

kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Sistem ini bertahan hingga masa Reformasi.

Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi

kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia.

Pengertian

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang

berhubungan dengan produksi, distribusi, dankonsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah

“ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah

tangga” dan νόμος (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi

diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang

dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan

data dalam bekerja.

Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi

masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa

kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia

jumlahnya terbatas.

33

Page 34: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

o Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang

berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:

-Faktor ekonomi

-Faktor lingkungan sosial budaya

-Faktor fisik

-Faktor pendidikan

-Faktor moral

Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang

didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.

Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu,

atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.

Sistem Ekonomi Demokrasi

Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu

UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan masyarakat dan negara harus berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan

pembangunan ekonomi.

Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut

sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila

dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk

rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

34

Page 35: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi

lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara

berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan

demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

a. Ciri-Ciri Positif Sistem Ekonomi Demokrasi

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara.

3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk permufakatan lembaga-

lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga-lembaga

perwakilan rakyat pula.

5) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta

mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

6) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan

kepentingan masyarakat.

7) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-

batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

8). Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

b . Ciri-Ciri Negatif Sistem Ekonomi Demokrasi

1) Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan

dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan

kelemahan struktural ekonomi nasional.

2) Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta

mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

3) Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk

monopoli yang merugikan masyarakat.

35

Page 36: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Sistem Ekonomi Kerakyatan

Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi,

sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia

usaha.

o Sistem ekonomi kerakyatan mempunyai ciri-ciri berikut ini.

a. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.

b. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.

c. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

d. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.

e. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.\

MACAM-MACAM SISTEM EKONOMI

1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat

zaman dahulu. Dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai sosial, kebudayaan, dan kebiasaan

masyarakat setempat sangat berpengaruh kuat. Dalam bidang produksi, biasanya mereka hanya

memproduksi untuk diri sendiri saja. Oleh karena itu, sistem ekonomi tradisional ini sangat

sederhana sehingga tidak lagi bisa menjawab permasalahan ekonomi yang semakin berkembang.

o Terdapat beberapa ciri sistem ekonomi tradisional sebagai berikut:

a) aturan yang dipakai adalah aturan tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan.

b) kehidupan masyarakatnya sangat sederhana.

c) kehidupan gotong-royong dan kekeluargaan sangat dominan.

d) teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana.

36

Page 37: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

2. Sistem Ekonomi Sosialis atau Komando

Sistem ekonomi komando sering juga disebut sebagai sistem ekonomi sosialis atau

terpusat. Sistem ekonomi komando merupakan sistem ekonomi yang menghendaki pengaturan

perekonomian dilakukan oleh pemerintah secara terpusat. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi

ini peranan pemerintah dalam berbagai kegiatan ekonomi sangat dominan.

Tokoh yang memopulerkan sistem ekonomi komando adalah Karl Marx. Ia adalah

seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman. Bukunya yang terkenal berjudul Das Capital. Dalam

sistem ekonomi komando, semua kegiatan ekonomi diatur dan direncanakan oleh pemerintah.

Pihak swasta tidak memiliki kewenangan dalam kegiatan perekonomian. Semua permasalahan

perekonomian yang meliputi what, how, dan for whom semuanya dipecahkan melalui

perencanaan pemerintah pusat sehingga semua alat produksi dikuasai oleh pemerintah. Sistem

ekonomi komando banyak dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dan Cina.

o Ciri-ciri sistem perekonomian komando adalah sebagai berikut:

a) semua permasalahan ekonomi dipecahkan oleh pemerintah pusat.

b) kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi diatur oleh negara.

c) semua alat produksi dikuasai oleh negara sehingga kepemilikan oleh individu atau pihak

swasta tidak diakui.

3. Sistem Ekonomi Pasar

Sistem ekonomi pasar sering juga disebut sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi pasar

merupakan sistem ekonomi yang menghendaki pengolahan dan pemanfaatan sumber daya di

dalam perekonomian yang dilakukan oleh individu dan terbebas dari campur tangan pemerintah.

Jadi, sistem ekonomi pasar sangat bertolak belakang dengan sistem ekonomi komando.

Tokoh yang memopulerkan sistem ekonomi pasar adalah Adam Smith. Bukunya yang

terkenal berjudul The Wealth of Nation. Adam Smith menyatakan bahwa “perekonomian akan

berjalan dengan baik apabila pengaturannya diserahkan kepada mekanisme pasar atau

37

Page 38: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

mekanisme harga”. Teori ini kemudian dikenal dengan sebutan The Invisible Hands. Sistem

ekonomi pasar banyak dianut oleh negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.

o Ciri sistem perekonomian pasar, di antaranya sebagai berikut:

a) setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor produksi.

b) perekonomian diatur oleh mekanisme pasar.

c) peranan modal dalam perekonomian sangat menentukan bagi setiap individu untuk menguasai

sumber-sumber ekonomi sehingga dapat menciptakan efisiensi.

d) peranan pemerintah dalam perekonomian sangat kecil.

e) hak milik atas alat-alat produksi dan distribusi merupakan hak milik perseorangan yang

dilindungi sepenuhnya oleh negara.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan sistem ekonomi yang lahir sebagai alternatif dari

sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi campuran ini mengambil

kelebihan dari sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar. Dalam sistem ekonomi

campuran, persoalan organisasi ekonomi sebagian dipecahkan melalui mekanisme pasar dan

sebagian lagi dipecahkan melalui perencanaan pemerintah pusat.

o Ciri sistem ekonomi campuran, di antaranya sebagai berikut:

a) hak milik individu atas faktor-faktor produksi diakui, tetapi ada pembetasan dari pemerintah.

b) kebebasan bagi individu untuk berusaha tetap ada sehingga setiap individu memiliki hak

untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

c) kepentingan umum lebih diutamakan.

38

Page 39: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

d) campur tangan pemerintah dalam perekonomian hanya menyangkut faktor-faktor yang

menguasai hajat hidup orang banyak.

C. Peranan sector perbankan dalam perekonomian

Pembangunan pada sektor keuangan khususnya perubahan struktur perbankan Indonesia

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian sebab lembaga keuangan, khususnya lembaga

perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian

suatu negara. Pada masa pemulihan ekonomi bank masih belum secara optimal melakukan

fungsi utamanya sebagai intermediasi keuangan yang digambarkan oleh angka perbandingan

jumlah kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan atau lazim

disebut dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

fungsi intermediasi perbakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

tetapi tingkat pengaruhnya besar. Sehingga dalam periode ini fungsi intermediasi perbankan

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, itu terlihat saat menurunnya  penyaluran kredit

karena perbankan berhati-hati dalam penyaluran kredit maka pertumbuhan ekonomi megalami

perlambatan.

Peran Perbankan Nasional Dalam Membangun Ekonomi merupakan salah satu sektor

yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional atau regional.

Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau

institusiperantara antara debitor dan kreditor. Dengan demikian, pelaku ekonomi yang

membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian roda

perekonomian bergerak.

Untuk menciptakan perbankan sehat harus dilakukan pendekatan yang terdiri daritiga

pilar, yaitu pengawasan, kepemerintahan intern dan disiplin pasar. Pendekatan ini harus

dilakukan karena badan pengawasan tidak akan mampu berpacu dengan kecepatan liberalisasi,

globalisasi dan kemajuan teknologi pada instrumen keuangan. Dengan demikian pengawasan

yang dilakukan oleh otoritas harus dilengkapi dengan disiplin internal bank serta disipli pasar.

Melibatkan kepemerintahan intern dalam melakukan pengawasan karena bank merupakan

tempat terbaik untuk mengatur dan memelihara praktik manajemen bank yang sehat. Pentingnya

39

Page 40: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

pengawasan juga disebabkan karakteristik usaha bank. Berbeda dengan perusahaan jasa

keuangan lainnya bank menyediakan produk berupa penerimaan simpanan dan pemberian kredit.

Produk dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank setiap saat atau beberapa waktu setelah

adanya permintaan pembayaran dari nasabah.

Peran Perbankan Nasional Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan

Perbankanmerupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang

kegiatanpembangunan nasional atau regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya

sebagailembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor. Dengan

demikian,pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat

terpenuhi dankemudian roda perekonomian bergerak.

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank

Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan

(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas

moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas

keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki

dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan

merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan

salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem

keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya,

ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan

akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa

stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan  tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.

Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan bank umum sebagai

institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum

melaksanakan fungsi intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk

deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan

kemampuannya menciptakan uang (giral), bank umum dapat juga disebut sebagai bank

umum pencipta uang giral.

40

Page 41: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan

likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi

(kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk

sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),

sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor

yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government).

Inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan

inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat

terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya

pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri

adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat

biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan

harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi

tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara

umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : 1. Inflasi ringan (kurang dari

10% / tahun) 2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) 3. Inflasi berat (antara 30%

sampai 100% / tahun) 4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun).

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank

sentralsuatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang

wajar.Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian

bahwakebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk

pemerintah.Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang

kurangindependen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan

menggunakankebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat

inflasi yanglebih tinggi. Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau

tingkat sukubunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga

41

Page 42: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena

nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)maupun eksternal

(kurs).

o PERAN DAN FUNGSI BANK DALAM SISTEM PEREKONOMIAN

Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, keberadaan

aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan

efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah terjadinya bank runs

and panics. Kepercayaan masyarakat juga diperlukan karena bank tidak memiliki uang tunai

yang cukup untuk membayar kewajiban kepada seluruh nasabahnya sekaligus, Industri

perbankan di Indonesia telah mengalami masalah-masalah yang apabila diamati akar

penyebabnya (root causes) adalah lemah dan tidak diterapkannya tata kelola perusahaan yang

baik (good corporate governance).

Hal ini menyebabkan industri perbankan tidak dapat secara berhati-hati (prudent)

menyerap pertumbuhan risiko kredit dan harga domestik yang cepat berubah. Sementara itu,

tidak transparannya praktik dan pengelolaan (practices and governance) suatu bank

mengakibatkan badan pengawas sulit mendeteksi praktik kecurangan yang dilakukan oleh

pengurus dan pejabat bank. Tantangan lain yang dihadapi bank adalah berpalingnya nasabah

tradisional bank kepada sumber pembiayaan lain.

Tersedianya banyak alternatif sumber dana bagi perusahaan-perusahaan besar yaitu

antara lain dari perusahaan-perusahaan modal ventura, perusahaan-perusahaan leasing,

perusahaan-perusahaan hire-purchase, perusahaanperusahaan anjak piutang, perusahaan-

perusahaan forfeiting, pasar uang, dan pasar modal dengan berbagai debt instrumentsnya seperti

promissory notes dan obligasi serta equity instrumentnya mempertajam persaingan yang dihadapi

bank. Sementara itu, larangan terhadap bank untuk melakukan kegiatan di pasar modal

mempersempit kemampuan bank dalam menyalurkan dananya sehingga menjadi alasan bagi

bank untuk melakukan kegiatan pada pemberian kredit yang berisiko tinggi yang pada gilirannya

berakibat pada keamanan dan kesehatan industri perbankan. Masalah paling berat yang dihadapi

42

Page 43: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

industri perbankan dan badan pengawas bank adalah kelalaian pengurus bank serta penipuan dan

penggelapan yang mereka lakukan.

Hal ini dapat dilihat dari praktik para bankir antara lain berupa besarnya kredit yang

disalurkan kepada kelompok usahanya sendiri. Pemberian kredit kepada kelompok usaha sendiri

tersebut sering kali tidak diiringi dengan analisis pemberian kredit yang sehat. Padahal praktik

seperti ini pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai penipuan. Untuk mendapatkan dan atau

mempertahankan kepercayaan masyarakat, industri perbankan harus diatur dan diawasi dengan

ketat baik melalui peraturan langsung (direct regulation) maupun peraturan tidak langsung

(indirect regulation). Peraturan langsung bertujuan mengurangi kewenangan pengurus bank

dalam menjalankan kegiatan usaha. Bank misalnya dilarang memberikan kredit kepada suatu

perusahaan melebihi  prosentase tertentu dari modalnya. Sedangkan peraturan tidak langsung

didasarkan pada pemberian insentif yang bertujuan mempengaruhi sikap tertentu dari pengurus

bank, misalnya melalui penerapan peraturan mengenai persyaratan risk-based capital.

Beberapa prinsip dapat dijadikan landasan dalam menyusun peraturan perbankan yaitu:

efisiensi, keadilan sosial, pengembangan sistem, dan pemeliharaan institusi. Tujuannya adalah

untuk menciptakan perbankan yang aman dan sehat (safe and sound banking). Untuk mencapai

tujuan tersebut kepada badan pengawas bank perlu diberi

kewenangan luas untuk mengatur dan mengawasi industri perbankan. Kewenangan

tersebut antara lain berupa kewenangan menetapkan berapa besarnya modal yang harus dimiliki,

berapa besarnya pinjaman yang dapat diberikan kepada suatu perusahaan, siapa yang boleh

menjadi pengurus bank dan sebagainya.

Kewenangan mengawasi diberikan dengan tujuan untuk memonitor apakah bank

melakukan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perlu pula dikaji untuk

memberikan kewenangan penyidikan kepada badan pengawas. Kewenangan tersebut bertujuan

untuk melindungi nasabah, melindungi perekonomian dan menjaga tidak terjadinya konsentrasi

bisnis. Perlindungan terhadap nasabah merupakan alasan paling dasar untuk mengawasi bank

karena nasabah merupakan target yang mudah bagi pencurian oleh pengurus bank.

43

Page 44: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

o Bank dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-

sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu-membahu mengelola dan

menggerakkan semua potensi ekonomi agar beraya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga

keuangan, khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam

menggerakan roda perekonomian dalam suatu negara.

Bankir-bankir yang mengelola bank-nya menurut sistem dan metode yang memacu

tingkat produktivitas usaha para nasabah (baik industri, perdagangan ataupun petani), akan

mampu melihat kedepan dan mengambil keputusan yang gemilang bagi perkembangan ekonomi

negaranya. Negara kita yang telah berswasembada pangan dan mengekspor hasil-hasil industri,

tidak lagi tergolong negara miskin, tetapi telah beralih statusnya menjadi negara berpenghasilan

menengah. Fasilitas yang diberikan bank menjangkau pula secara luas kepada seluruh lapisan

masyarakat petani maupun para pedagang kecil melalui Kredit Usaha Kecil, Kredit Perumahan

Rakyat, Kredit Perdagangan dengan berbagai kemudahan dan persyaratan-persyaratan yang

lunak. Bagi usaha-usaha menengah dan besar, bank menyediakan kredit produksi dan ekspor-

impor serta kredit distribusi berkala besar dengan jangkauan ke seluruh dunia. Dalam kaitan

inilah bank disebut sebagai agent of development atau alat pemerintah dalam membangun

perekonomian bangsa melalui pembiayaan semua jenis usaha pembangunan.1

o Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa

yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.2 Dengan adanya

pembangunan ekonomi maka output suatu masyarakat akan bertambah.3 pembangunan ekonomi

yaitu suatu kegiatan ataupun usaha yang dilakukan atau direncanakan pemerintah untuk

memajukan perekonomian negaranya, misalnya membangun sarana dan prasarana yang

berkaitan dengan pembangunan ekonomi.

1

2

3

44

Page 45: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

o Arti Bank dalam Pembangunan4

Indonesia berusaha untuk membangun ekonominya melalui perencanaan yang diatur oleh

pemerintah, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat daerah, seperti REPELITA

(Rencana Pembangunan Lima Tahun). Karena itu alat-alat produksi, sumber-sumber alam serta

dana dalam masyarakat dikuasai oleh negara untuk disalurkan ke proyek-proyek ekonomi yang

ditetapkan dalam perencanaan, seperti tabungan berjangka, TABANAS (Tabungan

Pembangunan Nasional), TASKA (Tabungan Asuransi Berjangka). Lembaga keuangan bank

memegang peranan yang sangat penting dalam usaha mobilisasi dana-dana dalam bentuk

tabungan-tabungan seperti tersebut diatas.

o Tugas bank dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1)    Sebagai badan untuk melaksanakan mobilisasi dana-dana masyarakat.

2)    Sebagai badan penyalur dana-dana ke berbagai sektor ekonomi yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Alat-alat yang digunakan untuk pembangunan ekonomi antara lain tabungan (saving),

investasi (investment), kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Tabungan artinya

kelebihan pendapatan dari pengeluaran atau sebagai pendapatan yang tidak digunakan untuk

konsumsi. Tabungan ini disimpan pada lembaga-lembaga keuangan seperti bank, Bank

Tabungan Post, asuransi, deposito berjangka, TABANAS, TASKA, dan tabungan biasa. Kepada

para penabung oleh bank diberikan bunga/bagi hasil. Ini merupakan keuntungan bagi orang yang

menabung pada bank, karena setiap bulan atau setiap tahun si penabung memperoleh bunga/bagi

hasil atas uang yang disimpannya. Semua tabungan ini akan menjadi produktif untuk kegiatan

ekonomi. Investasi artinya usaha penanaman modal. Kebijaksanaan fiskal artinya kebijaksanaan

perpajakan dan penetapan jumlah penerimaan pajak-pajak, serta jumlah dan arah dari

pengeluaran pemerintah untuk memperoleh tujuan tertentu. Kebijaksanaan moneter artinya

pengaturan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat untuk mendapatkan tujuan tertentu.5

4

5

45

Page 46: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bank sangat berperan dalam pembangunan, karena adanya pembangunan itu juga tidak

terlepas dari peran masyarakat. Masyarakat yang menggunakan fasilitas pembangunan

diwajibkan untuk membayar pajak, yang kemudian bank disini dapat mengatur penghimpunan

pajak dari masyarakat. Lantas, dana dari pemerintah untuk pembangunan pasti ada keterbatasan,

kemudian bank disini juga dapat membantu pemerintah dalam hal tersebut.

46

Page 47: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

o PERANANAN BANK INDONESIA DALAM PEMELIHARAAN KESTABILAN

SEKTOR KEUANGAN

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas

sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga

stabilitas sistem keuangan itu adalah:

1.     Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui

instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk

mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat

gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek

ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan

cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena

itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu

kebijakan yang disebut inflation targeting framework.

2.     Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan

yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu

dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara

lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh

sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan

mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem

pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu,

disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta

penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan

bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem

keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement)

dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong

kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan

secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia

dan rencana implementasi Basel II.

 

47

Page 48: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

3.     Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam

sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan

mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan

risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang

bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk

mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara

lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan

nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan

keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran,

Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial

dalam sistem pembayaran.

4.     melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses

informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan

secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan

dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem

keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator

macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan

pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam

mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor

keuangan.

48

Page 49: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

5.   Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi

bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran

tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna

menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup

penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan

kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya

krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada

bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan

untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia

harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik

dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

o Peran bank sentral sebagai otoritas moneter

Peran bank sentral dalam perekonomian suatu negara sangat penting. Bank sentral adalah

mitra utama pemerintah dalam menggerakkan berbagai kegiatan ekonomi melalui kebijakan suku

bunga dengan statusnya sebagai otoritas moneter. Sebagai otoritas moneter, bank sentral

memiliki tujuan, tugas, maupun wewenang yang tidak dimiliki lembaga ekonomi lainnya.

otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan

jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga

dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Umumnya otoritas moneter

adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga eksekutif pemerintah mempunyai hak

tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter dengan cara mengendalikan bank sentral. Ada

berbagai jenis otoritas moneter lainnya, seperti dibentuknya satu bank sentral untuk beberapa

negara, terdapatnya suatu dewan yang mengkontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata

uang lain, dan juga diperbolehkannya beberapa entitas untuk mencetak uang kertas ataupun uang

logam.

49

Page 50: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

o PERAN BANK INDONESIA DALAM MENJAGA KESTABILAN KEUANGAN

Meskipun secara umum, terutama di kalangan pelaku pasar keuangan telah terbiasa

mendengar istilah kestabilan sektor keuangan, kiranya tidak ada salahnya untuk

mengungkapakan kembali pengertian dari istilah tersebut. Belum terdapat suatu definisi yang

universal mengenai kestabilan sektor keuangan. Andrew Crockett mengemukakan bahwa untuk

memahami konsep kestabilan sektor keuangan, perlu dibedakan antara stabilitas moneter dengan

stabilitas keuangan. Bila stabilitas moneter mengacu pada stabilitas harga dalam bentuk

kestabilan nilai mata uang, maka stabilitas keuangan mengacu pada kestabilan institusi

keuanagan itu sendiri dan stabilitas pasar yang tergabung dalam sistem keuangan.

Dalam konteks stabilitas keuangan, perlu diperjelas lembaga keuangan yang berpengaruh

secara signifikan terhadap sistem keuangan secara keseluruhan, agar diperoleh kesamaan

persepsi di semua lembaga yang terkait. Dalam praktiknya memang belum terdapat suatu

rumusan standar mengenai masalah ini.

Komponen yang kedua adalah kestabilan pasar, baik pasar modal maupun pasar uang.

Pasar dimaksud dapat dikatakan stabil apabila pelaku pasar (misalnya investor) masih percaya

untuk melakukan traksaksi pada tingkat harga yang merupakan refleksi dari fundamental

ekonomi dan volatilitas harga pasar yang tidak ekstrem dalam jangka pendek. Kondisi yang tidak

stabil tersebut perlu diwaspadai mengingat dalam kondisi terjadinya krisis keuangan maka

kondisi tersebut dapat berdampak kepada:

 1. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat (depositor dan investor) terhadap sistem

keuangan sehingga dapat menimbulkan bank run,

2. Fungsi intermediasi menjadi tidak efektif mengingat suku bunga bank menjadi tidak realistis,

3. Alokasi sumber-sumber dana menjadi tidak efektif karena orang akan lebih senang

menyimpan uang di rumah atau di luar negeri,

4. Biaya yang relatif besar untuk menyelamatkan lembaga keuangan atau bank yang memiliki

dampak sistemik terhadap perekonomian,

5. Kebijakan moneter tidak dapat diterapkan dengan baik. 

50

Page 51: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Dalam hubungan ini, dapat dijelaskan bahwa selama ini sebenarnya tugas menjaga kestabilan

sektor keuangan sudah secara langsung menjadi satu dalam tugas Bank Sentral menjaga

kestabilan moneter. Mengingat bahwa berbagai permasalahan baru di bidang ekonomi dan

keuangan dewasa ini terus bermunculan maka fungsi kestabilan sektor keuangan ke dalam fungsi

menjaga kestabilan moneter dinilai kurang efektif, dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

  1. Kompleksitas usaha lembaga keuangan/bank terus meningkat pesat, bahkan dalam

beberapa kasus terdapat kesulitan untuk menentukan posisi unit usaha bank di dalam suatu

struktur konglomerasi yang relatif besar.

2. Dengan semakin majunya sistem informasi dan globalisasi operasi perusahaan

keuangan/bank, permasalahan yang terjadi di pasar internasional dapat berdampak langsung

terhadap kondisi pasar domestik (contagion effect).

3. Kebijakan moneter dan fiskal yang kurang tepat memungkinkan juga timbulnya

permasalahan di sektor keuangan dan bank.

4. Hutang luar negeri yang jatuh tempo di masa mendatang dapat pula menyebabkan

adanya tekanan terhadapa pasar valas, dimana tingginya permintaan valas tidak sepenuhnya

dapat diimbangi oleh penawaran.

5. Struktur ekonomi yang terkonsentrasi pada beberapa kelompok usaha (konglomerat)

akan dapat memberikan tekanan dalam kestabilan sektor keuangan.

6. Apabila dapat dilakukan pemantauan secara rutin terhadap komponen-komponen yang

dapat memberikan tekanan terhadap stabilitas keuangan sebagaimana tersebut di atas maka

diharapkan akan dapat dilakukan pencegahan terhadap terjadinya krisis dan pemecahan

permasalahannya sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai oleh pihak-pihak

yang berwenang (crises resolution).

o Peranan Bank Dalam Pembangunan Nasional

Kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana yang menganggur dari

masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian disalurkan ke dalam usaha-usaha yang

produktif untuk berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian,

51

Page 52: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional dan

pendapatan masyarakat.

Demikian pula akan membuka dan memperluas lapangan atau kesempatan kerja.

Sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur di dalam masyarakat. Kegiatan dalam

pemberian jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dapat membantu

memperbesar dan memperlancar arus barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat.

* Peranan Bank dalam Pembagian Pendapatan Masyarakat

Dalam kebijakan pemberian kredit bank mempunyai peranan yang sangat penting karena

turut menentukan pembagian pendapatan masyarakat. Kredit merupakan sarana yang ampuh bagi

mereka yang memperolehnya, sebab dengan memperoleh kredit seseorang dapat menguasai

faktor-faktor produksi untuk kegiatan usahanya. Makin besar kredit yang diperoleh, makin besar

pula faktor produksi yang dikuasai, sehingga makin besar pula bagian pendapatan masyarakat

yang dapat diraihnya. Sehubungan dengan itu melalui sistem perbankan yang kita miliki dan

kebijakan perkreditan yang tepat bank dapat melaksanakan fungsinya dalam membantu

pemerintah untuk memeratakan kesempatan berusaha dan pendapatan di dalam masyarakat.

Dengan demikian kita dapat turut mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu

masyarakat yang adil dan makmur.

* Dunia usaha dan peran perbankan

Ketergantungan dunia usaha (sektor riil) terhadap sektor perbankan tampaknya semakin

tinggi. Usaha apapun, baik dalam bidang industri, perdagangan, jasa, konstruksi, pertambangan,

pertanian, dan sebagainya amat tergantung pada pembiayaan dari bank.

Berbagai proyek investasi dalam lingkup dan skala apapun sering menggunakan dana perbankan,

yakni dalam bentuk kredit atau pinjaman. Sudah tentu berbagai usaha atau investasi tersebut

harus memberikan keuntungan yang memadai, paling tidak dapat menutupi biaya produksi dan

membayar pinjaman bank dan bunganya.

Di sinilah manajemen berperan. Manajemen tak lain merupakan seni, mengupayakan agar

berbagai faktor produksi dapat terintegrasi secara terpadu, hingga menghasilkan nilai tambah

52

Page 53: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

yang optimal. Nilai tambah tersebut bisa diukur dengan besarnya Return On Equity (ROE),

yakni menggambarkan berapa besarnya keuntungan yang bisa diperoleh untuk setiap uang

(rupiah/dolar) yang ditanamkan.

Peran sektor keuangan dalam perekonomian sangat krusial, utamanya sebagai penyedia

dana bagi pembiayaan perekonomian, khususnya investasi. Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika

kapasitas perekonomian mengalami peningkatan dibanding dengan periode sebelumnya. 

Sementara peningkatan kapasitas ekonomi terjadi jika terdapat investasi baru ke dalam

perekonomian, agar pengembangan sektor keuangan tidak berdampak negatif terhadap

pertumbuhan perekonomian, maka perlu diperhatikan ; 1). pengembangan sektor keuangan tidak

boleh hanya fokus pada kuantitas/volume saja, 2). penguatan regulasi dan supervisi untuk

meningkatkan kualitas sektor keuangan sangat diperlukan, 3). untuk itu sektor keuangan,

khususnya perbankan, menjadi highly regulated industry.

Sedangkan pengembangan sistem keuangan di Indonesia lebih dekat kepada tipe “ bank-based

system “ dimana perbankan mendominasi sektor keuangan, dari pada tipe “ market-based

system“. 

Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank

Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan

(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas

moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas

keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.Kebijakan moneter memiliki

dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas

keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter.Sistem keuangan

merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan

sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.

Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas

sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar

53

Page 54: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung

jawab Bank Indonesia.

Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem

keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga

stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen

dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui

instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu

menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan

stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan

moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat

mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya.Oleh karena itu, untuk menciptakan

stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation

targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga

keuangan yang sehat, khususnya perbankan.Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu

dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain,

sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu,

kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu

perekonomian.Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan

kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.Selain itu, disiplin pasar melalui

kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law

enforcement) harus dijalankan.Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang

menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh.Sementara itu,

upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan

stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan.Untuk

menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah

menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam

sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan

54

Page 55: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko

yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat

sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi

risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan

menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem

RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan

kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia

memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem

pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat

mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.Melalui

pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor

keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas

sistem keuangan.Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan

indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan

pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam

mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui

fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran

tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari

terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan

likuiditas pada kondisi normal maupun krisis.Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang

menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat

sistemik.Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami

kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya

moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus

diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

55

Page 56: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Peranan Bank Indonesia dalam Pengendalian Inflasi

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia (BI), pada salah satu pasalnya disebutkan bahwa BI adalah lembaga negara yang

independen.Maksud kalimat tersebut adalah Independen diartikan sebagai lembaga negara

yang bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lainnya. Selanjutnya, dalam Pasal

9 dinyatakan bahwa pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap

pelaksanaan tugas BI, dan demikian pula BI wajib menolak atau mengabaikan segala bentuk

campur tangan dari pihak manapun dalam rangka melaksanakan tugasnya. Independensi

tersebut ditandai dengan diberikannya kewenangan penuh pada BI dalam menetapkan target-

target yang akan dicapai (goal independence) dan kebebasan dalam menggunakan berbagai

piranti moneter (instrument independence) dalam mencapai target tersebut. Selanjutnya,

dalam Pasal 10 ditegaskan bahwa BI memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan

moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju

inflasi.Demikian pula, untuk lebih meningkatkan efektivitas pengendalian moneter serta

kapasitasnya sebagai lender of the last resort, dalam Pasal 11 dinyatakan bahwa pemberian

kredit oleh BI kepada bank dibatasi.

Jangka waktu kredit kepada bank maksimal 90 hari dan penggunaannya hanya untuk

mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek. Selain itu, kredit tersebut harus dijamin

dengan surat berharga yang bernilai tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal

sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterima oleh bank.

Tujuan dan tugas BI saat ini sesuai dengan undang-undang baru tersebut adalah tujuan BI

adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut BI

mempunyai 3 tugas utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang

menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang

ditetapkan.Perlu dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak diterapkannya undang-

undang tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi,

menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai rupiah) menjadi single

objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah). Dengan demikian tingkat

keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

56

Page 57: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah adalah kestabilan nilai rupiah tercermin

dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi.Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga

barang-barang secara umum.Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2

macam, yaitu tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran.Dalam

hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal

dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, musim

kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya berada diluar pengendalian BI.Oleh karena

itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan

adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun

swasta. Tanpa dukungan dan komitmen tersebut niscaya tingkat inflasi yang sangat tinggi

selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya nilai tukar rupiah sepenuhnya ditetapkan oleh

kekuatan permintaan dan panawaran yang terjadi di pasar.Apa yang dapat dilakukan oleh BI

adalah menjaga agar nilai rupiah tidak terlalu berfluktuasi secara tajam.

BI mengontrol tingkat inflasi dengan cara Seperti dikemukakan diatas bahwa kontrol BI

atas inflasi sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI

selalu melakukan assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap

kemungkinan tekanan inflasi.Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan kepada hasil

assessment tersebut.Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan

hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga kebijakan ekonomi makro lainnya seperti

kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar

lembaga lintas sektoral sangatlah penting dalam menangani masalah inflasi ini.

Kebijakan moneter BI kedepan yang lebih memfokuskan pada sasaran tunggal inflasi

dilakukan dengan cara Sasaran akhir kebijakan moneter BI di masa depan pada dasarnya

lebih diarahkan untuk menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan pula

dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia, dimana banyak

bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya pengendalian

inflasi.Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama, bukti-bukti empiris

menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi

tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat mempengaruhi variabel riil, seperti

pertumbuhan output ataupun tingkat pengangguran.Kedua, pencapaian inflasi rendah

merupakan prasyarat bagi tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan

57

Page 58: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

pada tingkat kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang seluas-

luasnya. Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan akhir

kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.

Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah :

1. Mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.

2. Menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.

3. Mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.

4. Memformulasikan respon kebijakan moneter.

Dapat ditambahkan bahwa laju inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen (IHK)

sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core atau underlying inflation) sebagai sasaran

operasional.

Konsep inflasi inti (core inflation) dapat kita bagi menjadi dua yaitu Berdasarkan

pengertiannya, ada 2 konsep dalam pengertian inflasi inti.Pertama, inflasi inti sebagai

komponen inflasi yang cenderung ‘menetap’ atau persisten (persistent component) di dalam

setiap pergerakan laju inflasi.Kedua, inflasi inti sebagai kecenderungan perubahan harga-

harga secara umum (generalized component).Core inflation pada beberapa literatur disebut

juga dengan underlying inflation.Inflasi inti inilah yang dapat dipengaruhi atau dikendalikan

oleh BI.Di dalam operasionalnya, BI tidak menggunakan inflasi IHK sebagai acuan dalam

mengambil kebijakan moneter, namun menggunakan inflasi inti.

Penggunaan inflasi inti sebagai sasaran operasional dikarenakan inflasi inti dapat

memberikan signal yang tepat dalam memformulasikan kebijakan moneter. Sebagai contoh,

dalam hal terjadi gangguan permintaan (demand shock) yang mengakibatkan inflasi tinggi,

respon bank sentral akan mengetatkan uang beredar sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.

Disamping itu, kebijakan tersebut dapat juga untuk menyesuaikan kembali pertumbuhan

ekonomi pada tingkat yang sesuai dengan kapasitas perekonomian.Sebaliknya, jika inflasi

meningkat karena terjadinya gangguan penurunan di sisi penawaran (supply side), misalnya

kenaikan harga makanan karena musim kering maka kebijakan uang ketat justru dapat

memperburuk tingkat harga dan pertumbuhan ekonomi.Respon yang dapat dilakukan oleh

bank sentral adalah kebijakan melonggarkan likuiditas perkonomian justru diperlukan untuk

menstimulir peningkatan penawaran.

58

Page 59: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Inflasi yang akan dipakai BI dalam menetapkan targetnya adalah BI menetapkan IHK

sebagai targetnya, seperti yang diterapkan di semua negara yang menganut sistem target

inflasi secara eksplisit. Ada beberapa alasan yang mendasari dipilihnya IHK sebagai target

bank sentral, baik dari sisi teoritis maupun dari segi kepraktisannya. Kelebihan digunakannya

IHK ini antara lain adalah merupakan alat ukur yang paling tepat dalam mengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat karena IHK mengukur indeks biaya hidup konsumen. Seperti yang

berlaku pada negara-negara lain institusi yang bertugas mengumpulkan data statistik selalu

memfokuskan sebagian besar sumber dayanya untuk menghasilkan data IHK yang reliable

dibandingkan indeks harga lainnya, sehingga hasil pengukuran IHK selalu memiliki kualitas

yang lebih baik dan selalu tersedia secara tepat waktu.

Tekanan terhadap angka inflasi dapat dibagi dua Dilihat dari asalnya, tekanan inflasi

dapat dibedakan atas domestic pressures (berasal dari dalam negeri) dan external pressures

(berasal dari luar negeri). Tekanan yang berasal dari dalam negeri dapat diakibatkan oleh

adanya gangguan dari sisi penawaran dan permintaan serta kebijakan yang diambil oleh

instansi lain di luar BI, misalnya kebijakan penghapusan subsidi pemerintah, kenaikan pajak,

dll. Gangguan dari sisi penawaran dapat timbul apabila terjadi musim kering yang

mengakibatkan gagal panen, terjadinya bencana alam, gangguan distribusi tidak lancar dan

adanya kerusuhan-kerusuhan sosial yang berakibat terputusnya pasokan dari luar

daerah.Gangguan dari sisi permintaan dapat terjadi apabila otoritas moneter menerapkan

kebijakan uang longgar.

Peranan Bank Indonesia Dalam Sistem Pembayaran

Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai peranan penting dalam sistem

pembayaran. Ada beberapa pihak yang terlibat di dalam sistem pembayaran yaitu pihak yang

menyelenggarakan sistem pembayaran, pihak yang mendukung sistem pembayaran, pihak

yang memberikan jasa dalam sistem pembayaran, dan pihak yang mengatur serta mengawasi

sistem pembayaran.

Peranan Bank Indonesia dalam sistem pembayaran sangat luas, karena sebagai operator,

regulator, dan sekaligus sebagai pengawas. Hubungan bank sentral dengan sistem

pembayaran setiap Negara memiliki kadar yang berbeda, ada yang memiliki keterlibatan

tinggi (Indonesia), dan ada yang sedikit (Hongkong).

59

Page 60: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Berdasarkan UU. No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, wewenang mengatur,

mengawasi, dan memberi atau mencabut izin berdirinya bank mutlak menjadi wewenang

Bank Indonesia. Luasnya cakupan tugas dan wewenang Bank Indonesia menimbulkan

kerentanan akan keefektifan khususnya tugas pengawasan. Mengingat begitu banyaknya

bank-bank umum dan Bank Prekreditan Rakyat yang harus diawasi.Maraknya kasus

perbankan seperti kasus Bank Century, City Bank, dan pembobolan bank oleh orang dalam

menunjukkan lemahnya system intern bank itu sendiri dan pengawasan oleh Bank Indonesia.

Oleh sebab itu, timbul gagasan tugas pengawasan perbankan diserahkan ke lembaga

khusus. Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan

yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang yang pembentukannya dilaksanakan

selambat-lambatnya 31 Desember 2010. Tetapi sampai dengan akhir tahun 2010, lembaga

yang rencananya akan diberi nama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum terbentuk.

Tarik menarik kepentingan antara Bank Indonesia dengan pihak-pihak lain terus terjadi,

sehingga terbentuknya OJK berjalan dengan alot. Rencanana OJK tidak hanya bertugas

mengawasi sektor perbankan, tetapi juga jasa keuangan lainnya seperti: asuransi, dana

pensiun, bursa efek, bursa berjangka, dan badan penyelenggara program jaminan sosial.

Peranan Perbankan Sebagai Otoritas Moneter

Peran bank sentral dalam perekonomian suatu negara sangat penting.Bank sentral adalah

mitra utama pemerintah dalam menggerakkan berbagai kegiatan ekonomi melalui kebijakan

suku bunga dengan statusnya sebagai otoritas moneter.Sebagai otoritas moneter, bank sentral

memiliki tujuan, tugas, maupun wewenang yang tidak dimiliki lembaga ekonomi lainnya.

Sebelum membahas mengenai beberapa hal terkait otoritas moneter yang dimiliki oleh

Bank Indonesia, maka perlu diketahui terlebih dahhulu mengenai definisi dari kebijakan

moneter dan otoritas moneter itu sendiri.

Dalam ”kamus hukum ekonomi” yang disusun oleh A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu

dikatakan bahwa kebijakan moneter (monetary policy) adalah tindakan bank sentral selaku

pemegang otoritas moneter dalam menjaga keseimbangan moneter negara.

Sedangkan otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk

mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk

60

Page 61: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang.

Umumnya otoritas moneter adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga eksekutif

pemerintah mempunyai hak tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter dengan cara

mengendalikan bank sentral. Ada berbagai jenis otoritas moneter lainnya, seperti

dibentuknya satu bank sentral untuk beberapa negara, terdapatnya suatu dewan yang

mengkontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata uang lain, dan juga diperbolehkannya

beberapa entitas untuk mencetak uang kertas ataupun uang logam.

Agus Santoso dan Anton Purba mengatakan dalam tulisannya yang berjudul “Kedudukan

Bank Indonesia dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen Keempat)

dan Usulan Komisi Konstitusi dalam Konsep Amandemen Kelima UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945” bahwa kewenangan otoritas moneter yang dimiliki Bank Indonesia

merupakan hasil dari sharing of executive power kekuasaan Pemerintah di bidang ekonomi

Sharing of executive power ini dimaksudkan untuk menghindarkan Bank Indonesia dari

posisi yang dapat menimbulkan conflict of interest, yaitu antara “agen program Pemerintah”

dan “pengelola kebijakan moneter.Kedua fungsi tersebut memang tidak dapat dilakukan oleh

satu lembaga, karena kedua fungsi tersebut memiliki tujuan yang berbeda.Disatu sisi,

Pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan

kebijakan fiskal dan dilain pihak Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mendukung

kestabilan ekonomi melalui kebijakan moneternya.Dengan demikian, pembagian kekuasaan

(sharing of executive power) ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mendukung terciptanya

demokratisasi dalam pengelolaan (ekonomi) Negara.

Dalam konsep sharing of executive power ini, maka Pemerintah memegang otoritas fiskal

(dan sektor riil), sedangkan Bank Indonesia sebagai lembaga Negara yang memliki fungsi

khusus, yaitu sebagai otoritas di bidang moneter, perbankan, dan system pembayaran, dengan

tujuan menkonstruksikan pertumbuhan ekonomi nasional yang sehat yang tercermin dari

terjaganya kestabilan rupiah. fungsi ini diyakini tidak dapat berjalan dengan baik apabila

tercampur dengan ragam fungsi departemental pemerintahan yang sarat dengan tarik menarik

kepentingan politik dan seringkali berubah karena mengandung faktor subyektifitas yang

tinggi.

61

Page 62: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Dengan demikian, maka dengan adanya sharing of executive power ini, kekuasaan

Pemerintah dalam kebijakan ekonomi tidak terkonsentrasi.Hal ini juga secara tegas

tercantum dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara yang mengatur bahwa kekuasaan Presiden selaku Kepala Pemerintahan

“tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan

mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang”.

Namun, sebagai organ of state Bank Indonesia dalam beberapa hal harus tetap

berkoordinasi dengan Pemerintah.Dengan kata lain, hubungan ini dapat digambarkan sebagai

fungsi pengelolaan moneter yang tidak berada di bawah pengelolaan kebijakan fiskal, tetapi

yang terpisah, namun tetap bekerjasama dengan pengelola fiskal untuk memperoleh manfaat

yang semaksimal mungkin dalam pembangunan ekonomi nasional.

1. Sebelum Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia (UU No.

23/1999 jo UU No. 3/2004)

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada masa awal kemerdekaan, terdapat dua

bank yang menjalankan fungsi sebagai bank sentral, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI)

1946 dengan De Javasche Bank milik Belanda. Secara formal sendiri, Indonesia hanya

mengakui Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sentral.

Bank Negara Indonesia pada masa itu memiliki fungsi sebagai bank komersial (dalam

hal-hal khusus) dan fungsi utama sebagai bank sentral.Sebagai bank sentral Bank Negara

Indonesia memiliki kewenangan sebagai otoritas moneter, tetapi tidak murni sebagai otoritas

moneter, karena masih melakukan tugas lain seperti pemberian kredit kepada badan

Pemerintah.

Sejak diundangkannya UU No.11/1953 tentang Bank Indonesia, maka fungsi bank sentral

beralih dari Bank Negara Indonesia kepada Bank Indonesia. Bank Indonesia mempunyai

tugas membantu Pemerintah dibidang moneter dan perbankan.

Berdasarkan tugas pokok bank sentral yang digariskan pada UU No.11/1953, maka peran

pokok Bank Sentral yang harus dijalankan oleh Bank Indonesia selain sebagai otoritas

moneter adalah mengembangkan sistem perbankan, mengawasi kegiatan perbankan,

penyaluran kredit bank dan merangkap sebagai bank komersil. Selain itu karena pada masa

itu Bank Indonesia menjadi bagian dari Pemerintah, maka Bank Indonesia juga melaksankan

peran sebagai agen pembangunan dengan keharusan menyalurkan kredit (berbunga) murah

62

Page 63: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

kesektor pertanian, perkebunan, usaha kecil dan koperasi.Dengan demikian Bank Indonesia

sebagai bank sentral berfungsi ganda yaitu sebagai banker’s bank merangkap sebagai bank

komersial.

Namun setelah diundangkannya UU No.13/1968 fungsi Bank Indonesia sebagai bank

komersial dicabut.Dengan demikian bank sentral menurut Undang-undang ini tidak lagi

berfungsi ganda (merangkap sebagai bank komersial), tetapi bank sentral masih

melaksanakan tugas/peran sebagai bankir sekaligus sebagai kasir pemerintah (Pasal 34, 36,

dan Pasal 38).

2. Sesudah Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia (UU No.

23/1999 jo UU No. 3/2004)

Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Dan untuk

mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: (i) menetapkan

dan melaksankan kebijakan moneter; (ii) mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran; (iii) mengatur dan mengawasi Bank.

Dalam menetapkan dan melaksankan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang

menetapkan sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter dengan cara-cara

yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia melaksankan kebijakan nilai

tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa utnuk

memenuhi kewajiban luar negeri, memelihara keseimbangan neraca pembayaran dan dapat

juga menerima pinjaman luar negeri.

Awalnya, untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, Bank Indonesia juga mempunyai

fungsi sebagai lender of the last resort dan melaksanakan pemberian kredit program yang

telah disetujui tetapi belum ditarik. Dalam melaksankan fungsi ini, Bank Indonesia hanya

membantu untuk mengatasi mismatch (ketidakseimbangan) yang disebabkan oleh resiko

kredit atau resiko pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, resiko manajemen, dan resiko

pasar.Namun setelah diundangkannya UU No.23/1999, maka sesuai dengan status Bank

Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, maka pemberian kredit program tidak

lagi menjadi tugas Bank Indonesia.

Dalam rangka menetapkan dan melaksankan kebijakan moneter, Bank Indonesia

berwenang: (a) menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju

inflasi; (b) melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk

63

Page 64: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

tetapi tidak terbatas pada: (i) operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta

asing; (ii) penetapan diskonto; (iii) penetapan cadangan wajib minimum; (iv) pengaturan

kredit atau pembiayaan.

3. Peran Strategis Otoritas Jasa Keuangan

Peran strategis Otoritas Jasa Keuangan diatur dalam Pasal 34 UU No. 3/2004. Dikatakan

dalam ayat (1) bahwa ”Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh oleh lembaga pengawas

sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang”. Dalam

penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan

dibentuk melakukan pengawasan terhadap Bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa

keuangan lainnya yang meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan

perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana

masyarakat.

Lembaga ini bersifat independen dalam menjalankan tugsnya dan kedudukannya berada

di luar Pemerintah dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakya (DPR). Dalam melakukan tugasnya lembaga

ini (supervisory board) melakukan koordinasi dan kerjasma dengan Bank Indonesia sebagai

bank sentral yang akan diatur dalam Undang-undang pembentukan lembaga pengawasan

yang dimaksud.

Lembaga pengawasan ini dapat mengeluarkan ketentuan yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas pengawasan Bank dengan berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan

meminta penjelasan dari Bank Indonesia keterangan dan data makro yang diperlukan.

Dalam ayat Pasal 34 ayat (2) dikatakan bahwa Pembentukan lembaga pengawasan

tersebut akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada 31 Desember 2010. Sebelumnya, pada

Pasal 34 ayat (2) UU No.23/1999, disebutkan bahwa pembentukan lembaga pengawasan

(Otoritas Jasa Keuangan) yang dimaksud akan dilaksankan selambat-lambatnya pada 31

Desember 2002. Namun, karena waktu yang diamanatkan telah terlampaui maka dengan UU

No.3/2004 ditegaskan kembali bahwa pengawasan terhadap bank akan dilaksanakan oleh

lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen yang akan dibentuk selambat-

lambatnya pada 31 Desember 2010.

64

Page 65: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Pengunduran batas waktu pembentukan lembaga tersebut, ditetapkan dengan

memperhatikan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur lembaga tersebut dalam

menerima pengalihan pengawasan bank dari Bank Indonesia.

Pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia kepada lembaga pengawasan

sektor jasa keuangan dilakukan secara bertahap setelah dipenuhinya syarat-syarat yang

meliputi infrastruktur, anggaran, personalia, struktur organisasi, sistem informasi, sistem

dokumentsi, dan peraturan pelaksanaan berupa perangkat hukum serta dilaporkan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka fungsi Bank Indonesia untuk

melakukan pengawasan bank sebgaimana diatur dalam Pasal 8 huruf c jo Pasal 24 jo Pasal 27

UU No.23/1999 diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan. Namun demikian, selama

Lembaga tersebut belum dibentuk maka tugas pengaturan dan pengawasan Bank

dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Peranan Bank Dalam Pembangunan Nasional

Kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana yang menganggur dari

masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian disalurkan ke dalam usaha-usaha yang

produktif untuk berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian,

pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional

dan pendapatan masyarakat.

Demikian pula akan membuka dan memperluas lapangan atau kesempatan kerja.

Sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur di dalam masyarakat.Kegiatan

dalam pemberian jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dapat

membantu memperbesar dan memperlancar arus barang-barang dan jasa-jasa dalam

masyarakat.

Peranan Bank dalam Pembagian Pendapatan Masyarakat

Dalam kebijakan pemberian kredit bank mempunyai peranan yang sangat penting karena

turut menentukan pembagian pendapatan masyarakat.

Kredit merupakan sarana yang ampuh bagi mereka yang memperolehnya, sebab dengan

memperoleh kredit seseorang dapat menguasai faktor-faktor produksi untuk kegiatan

65

Page 66: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

usahanya.Makin besar kredit yang diperoleh, makin besar pula faktor produksi yang dikuasai,

sehingga makin besar pula bagian pendapatan masyarakat yang dapat diraihnya.Sehubungan

dengan itu melalui sistem perbankan yang kita miliki dan kebijakan perkreditan yang tepat

bank dapat melaksanakan fungsinya dalam membantu pemerintah untuk memeratakan

kesempatan berusaha dan pendapatan di dalam masyarakat.Dengan demikian kita dapat turut

mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

Dunia Usaha dan Peran Perbankan

Ketergantungan dunia usaha (sektor riil) terhadap sektor perbankan tampaknya semakin

tinggi.Usaha apapun, baik dalam bidang industri, perdagangan, jasa, konstruksi,

pertambangan, pertanian, dan sebagainya amat tergantung pada pembiayaan dari bank.

Berbagai proyek investasi dalam lingkup dan skala apapun sering menggunakan dana

perbankan, yakni dalam bentuk kredit atau pinjaman. Sudah tentu berbagai usaha atau

investasi tersebut harus memberikan keuntungan yang memadai, paling tidak dapat menutupi

biaya produksi dan membayar pinjaman bank dan bunganya.

Di sinilah manajemen berperan. Manajemen tak lain merupakan seni, mengupayakan

agar berbagai faktor produksi dapat terintegrasi secara terpadu, hingga menghasilkan nilai

tambah yang optimal. Nilai tambah tersebut bisa diukur dengan besarnya Return On Equity

(ROE), yakni menggambarkan berapa besarnya keuntungan yang bisa diperoleh untuk setiap

uang (rupiah/dolar) yang ditanamkan.

Bank selaku kreditur atau pembiaya, cenderung hanya memilih perusahaan yang

memiliki ROE yang cukup tinggi.Sebab, jika tingkat keuntungan usaha masih di bawah

tingkat suku bunga deposito, bisa dikatakan bahwa usaha itu relatif kurang menguntungkan.

Para pemilik modal akan berpikir-pikir dulu sebelum membeli saham perusahaan, sebab

suku bunga deposito relatif lebih tinggi dari ROE. Demikian juga dengan perbankan, melalui

analisis kredit akan mencoba mengukur, membandingkan dan memperhitungkan tingkat

keuntungan (feasibility study) dari sebuah usaha.

Berdasarkan fakta di atas, sudah tentu tingkat suku bunga yang tinggi sebenarnya kurang

dikehendaki oleh dunia usaha.Karena secara langsung menuntut tingkat ROE yang tinggi,

berarti perusahaan harus benar-benar meningkatkan produktivitas dan efisiensinya.

66

Page 67: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Sepanjang tingkat suku bunga itu masih logis, sebenarnya dunia usaha terkena dampak

positif, yakni senantiasa meningkatkan produktivitasnya dan efisiensinya. Tetapi jika tingkat

suku bunga itu sudah tak logis lagi, hanya akan menimbulkan kepenatan dan frustasi bagi

para pengusaha. Nah, tingkat keuntungan usaha yang tinggi sebagai besar justru harus

diserahkan pada bank untuk membayar utang ditambah bunga.Sedangkan kesempatan untuk

menikmati hasil dan melakukan reinvestasi relatif kecil. Dengan kata lain, menjalankan

usaha hanya untuk membayar suku bunga kredit yang menggunung. Sudah jelas, kondisi

tersebut sama sekali tak menyehatkan iklim berusaha.

Selain masalah suku bunga yang tinggi, hal lainnya yang menyebabkan terhambatnya

dunia usaha ialah persoalan mengenai agunan.Terutama bagi usaha skala menengah ke

bawah, agunan seolah menjadi bumerang.

Sudah tentu, sebagian besar pelaku usaha kecil tidak memiliki agunan.Padahal, salah satu

syarat utama untuk memperoleh kredit perbankan, yakni adanya barang yang dijaminkan

(agunan), umpamanya sertifikat hak milik (tanah, bangunan, atau yang lainnya).

Dengan adanya aturan mengenai agunan ini, usaha besar yang relatif memiliki modal

yang kuat (cadangan agunanya besar), bisa menikmati kredit perbankan dengan

mudah.Bahkan, untuk perusahaan-perusahaan yang dikenal bonafide, agunan seolah bukan

menjadi persyaratan. Hal itu tak lain karena tingkat keuntungan usaha (ROE) yang cukup

tinggi, hingga perbankan seolah tak khawatir dana yang disalurkan akan macet. Padahal,

kredit macet terjadi dalam semua skala usaha, baik kecil, menengah, besar atau raksasa.

Hanya sektor usaha yang benar-benar “sehat” saja yang mampu mengembalikan kredit

sesuai jadwal.Jadi persoalannya, bagaimana agar sektor usaha benar-benar sehat.Dalam hal

ini tidak selalu tergantung pada besar skala usaha.Usaha kecil yang sehat lebih berhak atas

kredit perbankan daripada usaha besar yang “sakit”.

Supaya agunan tidak lagi menjadi syarat mutlak, maka sangat diperlukan kepiawaian

tenaga perbankan (analisis kredit) dalam menilai kelayakan usaha, yakni melalui proposal.

Selain itu, diperlukan kecermatan dalam menilai siapa pelaku usahanya, apakah secara

keseluruhan bisa dikatakan bonafide.Dalam hal ini, bonafide tidak hanya ditentukan oleh

besarnya modal atau agunan yang dimiliki, tetapi bagaimana kapasitas sumber daya atau

potensinya.

67

Page 68: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Apakah memiliki prospek dan wawasan yang jelas dan konkret dalam dunia usaha, atau

hanya sekedar mencoba-coba, tak begitu serius.Sekali lagi, dalam hal ini hendaknya pihak

perbankan tidak bersikap apriori terhadap kemampuan pengusaha skala kecil.

Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berorientasi profit, senantiasa

menghindari hal-hal yang akan menyebabkan terjadinya kredit macet. Bagaimanapun,

perbankan bertanggung-jawab langsung kepada para pemilik dana, terutama para nasabah,

deposan atau masyarakat luas.

Pada dasarnya antara sektor perbankan dan dunia usaha terjadi simbiosis mutualisme,

simbiosis yang saling menguntungkan. Dunia usaha tumbuh dan berkembang tak lain karena

kontribusi perbankan.

Demikian pula sebaliknya, volume usaha bank membengkak, tak lain karena adanya

aktivitas dunia usaha. Simbiosis itu bisa terus meluas dan makin berkembang, mencakup

semua skala usaha, mengikutsertakan seluruh bank, baik bank yang kecil maupun besar,

milik pemerintah atau swasta.

Penyaluran kredit bisa benar-benar diefektifkan dan dioptimalkan.Sudah selayaknya,

tidak ada lagi “uang tidur”, tetapi terus-meneus berputar mengongkosi sektor riil.Dalam hal

ini, tentu saja dibutuhkan sistem manajemen perbankan dan dunia usaha yang benar-benar

mantap dan stabil.

Bukanlah hal itu pula yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional,

yakni adanya sektor usaha yang terus menerus berkembang, yang tak terlepas dari peranan

sektor perbankan. Kontribusinya, antara lain penyerapan tenaga kerja; penyediaan barang

konsumsi dalam negeri, peningkatan ekspor, pajak bagi negara, dan sebagainya.

Kinerja Bank Dunia di Indonesia

Bank Dunia telah aktif di Indonesia sejak 1967. Sejak saat itu hingga saat ini, Bank

Dunia telah membiayai lebih dari 280 proyek dan program pembangunan senilai 26,2 milyar

dollar atau setara dengan Rp243,725 triliun (dengan kurs Rp9.302 per USD). Menurut

Managing Director The World Bank Group, Ngozi Okonjo (30/1/2008), pinjaman tersebut

telah digunakan pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan energi, industri, dan

pertanian. Sementara yang sektor yang paling mendominasi selama 20 tahun pertama yakni

infrastruktur yang pemberiannya kepada masyarakat miskin. Total hutang Indonesia kepada

68

Page 69: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bank Dunia adalah 243,7 Trilyun rupiah dan total hutang pemerintah Indonesia kepada

berbagai pihak mencapai 1600 Trilyun rupiah.

Anggoro (2008) menulis, ada beberapa tugas Bank Dunia di Indonesia.Pertama,

memimpin Forum CGI.Aggota CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33

negara dan lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI

“membantu” pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman uang serta

bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi liberal. Dalam

hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negara-negara

dan lembaga donor.

Tugas kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama

dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Tugas Bank Dunia yang lain adalah

mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan privatisasi dan kebijakan yang memihak

pada perusahaan-perusahaan besar.

Dana hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek

dan hutang dana segar

a. Hutang Proyek

Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara kredit.

Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk memasarkan

barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti Amerika, Inggris, Jepang

dan lainnya kepada Indonesia.

b. Hutang Dana Segar

Hutang dana segar bisa dicairkan bila Indonesia menerima Program Penyesuaian Struktural

(SAP). SAP mensyaratkan pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang

bentuknya, antara lain:

1. swastanisasi (Privatisasi) BUMN dan lembaga-lembaga pendidikan

2. deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor asing untuk memasuki semua sektor

3. pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti: beras, listrik, pupuk dan rokok

4. menaikkan tarif telepon dan pos

5. menaikkan harga bahan bakar (BBM)

Besarnya jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah juga harus terus

mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya. Sebagai illustrasi, dapat

69

Page 70: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

kita lihat data APBN 2004 dimana pemerintah mengalokasikan Rp 114.8 trilyun (28% dari

total anggaran) untuk belanja daerah, Rp 113.3 trilyun untuk pembayaran utang dalam dan

luar negeri (27% dari total anggaran), dan subsidi hanya Rp 23.3 trilyun (5% dari total

anggaran). Dari ketiga komponen anggaran belanja tersebut, anggaran belanja daerah dan

subsidi masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 2 trilyun dan Rp 2.1

trilyun.Sedangkan alokasi untuk pembayaran utang mengalami kenaikan sebesar Rp 14.1

trilyun.

Komposisi dalam anggaran belanja negara tersebut mencerminkan besarnya beban utang

tidak saja menguras sumber-sumber pendapatan negara, tetapi juga mengorbankan

kepentingan rakyat berupa pemotongan subsidi dan belanja daerah.Karena itu, meski Bank

Dunia memiliki semboyan “working for a world free of poverty”, namun meski telah lebih

dari 60 tahun beroperasi di Indonesia, angka kemiskinan masih tetap tinggi. Data dari Badan

Pusat Statistik tahun 2009, ada 31,5 juta penduduk miskin di Indonesia.

Anggoro (2008), peneliti dari Institute of Global Justice, menulis, kerugian yang diderita

Indonesia karena menerima pinjaman dari Bank Dunia adalah sebagai berikut.

1. Kerugian dalam bidang ekonomi

- Indonesia kehilangan hasil dari pengilangan minyak dan penambangan mineral (karena

diberikan untuk membayar hutang dan karena proses pengilangan dan penambangan itu

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia)

- Jebakan hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang diberikan dengan

konsesi pembebasan pajak bagi perusahaan-perusahaan AS dan negara donor lainnya.

- Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara donor karena Indonesia harus

membayar “biaya konsultasi” kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa dilakukan

oleh para ahli Indonesia sendiri.

- Hutang juga dipakai untuk membiayai penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi

Indonesia melalui kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas-

universitas.

- Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun infrastuktur demi kepentingan

perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun fasilitas pengeboran di ladang minyak

Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah kontrol

pemerintah Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.

70

Page 71: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

2. Kerugian dalam bidang politik

- Keterikatan pada hutang membuat pemerintah menjadi sangat bergantung kepada Bank

Dunia dan mempengaruhi keputusan-keputusan politik yang dibuat pemerintah. Pemerintah

harus berkali-kali membuat reformasi hukum yang sesuai dengan kepentingan Bank Dunia.

Hal ini juga diungkapkan ekonom Rizal Ramli (2009), ”Lembaga-lembaga keuangan

internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, dan sebagainya dalam memberikan pinjaman,

biasanya memesan dan menuntut UU ataupun peraturan pemerintah negara yang menerima

pinjaman, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga di bidang sosial. Misalnya,

pinjaman sebesar 300 juta dolar AS dari ADB yang ditukar dengan UU Privatisasi BUMN,

sejalan dengan kebijakan Neoliberal.UU Migas ditukar dengan pinjaman 400 juta dolar AS

dari Bank Dunia.”

Cara kerja Bank Dunia (dan lembaga-lembaga donor lainnya) dalam menyeret Indonesia

(dan negara-negara berkembang lain) ke dalam jebakan hutang, diceritakan secara detil oleh

John Perkins dalam bukunya, “Economic Hit Men”. Perkins adalah mantan konsultan

keuangan yang bekerja pada perusahaan bernama Chas T. Main, yaitu perusahaan konsultan

teknik.Perusahaan ini memberikan konsultasi pembangunan proyek-proyek insfrastruktur di

negara-negara berkembang yang dananya berasal dari hutang kepada Bank Dunia, IMF, dll.

Mengenai pekerjaannya itu, Perkins (2004: 13-16) menulis, “…saya mempunyai dua tujuan

penting. Pertama, saya harus membenarkan (justify) kredit dari dunia internasional yang

sangat besar jumlahnya, yang akan disalurkan melalui Main dan perusahaan-perusahaan

Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster) melalui proyek-proyek

engineering dan konstruksi raksasa. Kedua, saya harus bekerja untuk membangkrutkan

negara-negara yang menerima pinjaman raksasa tersebut (tentunya setelah mereka membayar

Main dan kontraktor Amerika lainnya), sehingga mereka untuk selamanya akan dicengkeram

oleh para kreditornya, dan dengan demikian negara-negara penerima utang itu akan menjadi

target yang mudah ketika kita memerlukan yang kita kehendaki seperti pangkalan-pangkalan

militer, suaranya di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.”

Dalam wawancaranya dengan Democracy Now! Perkins mengatakan, “Pekerjaan utama

saya adalah membuat kesepakatan (deal-making) dalam pemberian hutang kepada negara-

negara lain, hutang yang sangat besar, jauh lebih besar daripada kemampuan mereka untuk

membayarnya. Salah satu syarat dari hutang itu adalah—contohnya, hutang 1 milyar dolar

71

Page 72: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

untuk negara seperti Indonesia atau Ecuador—negara ini harus memberikan 90% dari hutang

itu kepada perusahaan AS untuk membangun infrastruktur, misalnya perusahaan Halliburton

atau Bechtel.Ini adalah perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan ini kemudian akan

membangun jaringan listrik, pelabuhan, atau jalan tol, dan ini hanya akan melayani segelintir

keluarga kaya di negara-negara itu. Orang-orang miskin di sana akan terjemak dalam hutang

yang luar biasa yang tidak mungkin bisa mereka bayar.”

Untuk kasus Ekuador, Perkins menulis, negara itu kini harus memberikan lebih dari 50%

pendapatannya untuk membayar hutang.Hal itu tentu tak mungkin dilakukan Ekuador.Sebagai

kompensasinya, AS meminta Ekuador agar memberikan ladang-ladang minyaknya kepada

perusahaan-perusahaan minyak AS yang kini beroperasi di kawasan Amazon yang kaya

minyak.

Tak heran bila kemudian ekonom Joseph Stiglitz pada tahun 2002 mengkritik keras Bank

Dunia dan menyebutnya “institusi yang tidak bekerja untuk orang miskin, lingkungan, atau

bahkan stabilitas ekonomi”.Dengan demikian, menurut Stiglitz, Bank Dunia pada prakteknya

menyalahi tujuan didirikannya bank tersebut, sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini,

yaitu untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan menjaga kestabilan ekonomi.

Melihat kinerja seperti ini, menurut Anggoro (2008), Bank Dunia sesungguhnya telah

melanggar Piagam PBB yang menyebutkan, “to employ international machinery for the

promotion of the economic and social advancement of all peoples”. Dengan kata lain, Bank

Dunia sebagai salah satu organ PBB mendapatkan mandat untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan bangsa-bangsa. Bank Dunia malah memfokuskan operasinya pada penguatan

pasar dan keuangan melalui ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan membiarkan

Indonesia selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan.

Salah satu penilaian yang dilakukan Bank Indonesia adalah Aspek Permodalan.

Yang dinilai disini adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan

modal minimum bank.Artinya bagi dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan

dimana hidupnya sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kalau

masyarakat sudah tidak percara lagi kepada salah satu bank maka dampaknya akan berakhir

riwayat bank tersebut.

72

Page 73: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Permasalahan yang lain adalah adanya kredit macet. Dimana ada dua faktor sehingga

terjadinya kredit macet yaitu :

Pertama dari pihak perbankan. Dalam hal ini untuk melakukan analisis setiap pemohon

kredit kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak terprediksi sebelumnya.

Kedua dari pihak nasabah, adanya unsur kesengajaan dalam hal ini adanya kesengajaan,

nasabah tidak mau membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan

macet.

Bisa juga unsur ketidak sengajaan dari debitur, karena sesuatu hal debitur tidak mau

membayar akan tetapi tidak mampu.

Tetapi apa sebenarnya yang terjadi jika dari perbankan sendiri yang selalu menghadapi

kendala.

Berikut ini adalah sedikit gambaran atau peta perbankan yang dapat mempengaruhi

kondisi perekonomian di Indonesia.

Harapan masyarakat, pemerintah dan kalangan perbankan diminta secepatnya

mengembalikan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, bila ingin ekonomi Indonesia

cepat keluar dari krisis berkepanajangan dan jangan membuat lembaga ini menjadi mandul.

Pengembalian fungsi intermediasi tersebut didasarkan atas kegiatan mobilisasi dana

secara agresif oleh kalangan perbankan di Indonesia. Namun dana tersebut belum mampu

didistribusikan menjadi kredit untuk sektor riil, sehingga roda ekonomi serta penyerapan

tenaga kerja bisa berlanjut.

Percepatan penyaluran kredit dapat dilakukan melalui tersedianya tata kelola kredit yang

dapat menghindarkan jebakan kredit macet seperti kehadiran unit monitoring kredit dan

usaha debitur sebagai pelengkap.

Ada beberapa strategi bagi penguatan keuangan dan sektor riil selain mengambalikan fungsi

bank sebagai lembaga intermediasai, diantaranya memberikan fasilitas untuk penguatan bank

non-rekapitalisasi.

Didasarkan atas semakin meningkatnya konsentrasi industri perbankan dengan kekuatan

pada bank rekap, dimana kenyataan ini mengakibatkan kesulitan memperbaiki kinerja

perbankan nasional.

73

Page 74: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Untuk mendorong terwujudnya kemitraan antara lembaga keuangan dan pengguna jangka

panjang untuk pencapaian efisiensi pembiayaan melalui orientasi informasi yang lengkap

untuk kedua belah pihak.

Strategi lainnya memperkuat fungsi lembaga keuangan lainnya sebagai alternatif pendanaan

sektor riil.Pengertian tersebut mempunyai sasran tersalurnya kredit untuk sektor produktif

dan bukan diprioritaskan pada konsumsi atau perdaganngan.

Langkah lain dalam penguatan lembaga keuangan dan sektor riil, yaitu kebijakan menjaga

stabilitas moneter, khususnya dalam pengendalian inflansi yang kerap menimbulkan Trade

Off.

Krisis Ekonomi Global

Seluruh dunia telah diliputi oleh krisis financial (krisis ekonomi global), seluruh negara-

negara di dunia baik itu negara maju maupun negara berkembang telah terjebak dalam

kesulitan yang sangat rumit.Beberapa negara yang sebelumnya menikmati kondisi ekonomi

yang kuat yang mempunyai teknologi yang canggih dalam hal ilmu pengetahuan, pangan,

senjata, obat-obatan terlihat hancur perekonomiannnya.Fakta dari masalah tersebut adalah

bahwa ekonomi negara-negara tersebut ditopang oleh kebijakan yang sangat rapuh yang

meyebabkan collaps terkena dampak krisis ekonomi global.

Krisis finansial global yang menyebabkan menurunnya kinerja perekonomian dunia

secara drastis pada tahun 2008 diperkirakan masih akan terus berlanjut, bahkan akan

meningkat intensitasnya pada tahun 2009. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain

menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam, juga akan

berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan

kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara

berkembang dan emerging markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian,

dan memicu terjadinya krisis ekonomi.

Kekhawatiran atas dampak negatif pelemahan ekonomi global terhadap perekonomian di

negara-negara emerging markets dan fenomena flight to quality dari investor global di tengah

krisis keuangan dunia dewasa ini, telah memberikan tekanan pada mata uang seluruh dunia,

termasuk Indonesia dan mengeringkan likuiditas dolar Amerika Serikat di pasar domestik

74

Page 75: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

banyak negara. Hal ini menyebabkan pasar valas di negara-negara maju maupun berkembang

cenderung bergejolak di tengah ketidakpastian yang meningkat.

Sebagai negara dengan perekonomian terbuka, meskipun Indonesia telah membangun

momentum pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tidak akan terlepas dari dampak

negatif perlemahan ekonomi dunia tersebut. Krisis keuangan global yang mulai berpengaruh

secara signifikan dalam triwulan III tahun 2008, dan second round effectnya akan mulai

dirasakan meningkat intensitasnya pada tahun 2009, diperkirakan akan berdampak negatif

pada kinerja ekonomi makro Indonesia dalam tahun 2009 baik di sisi neraca pembayaran dan

neraca sektor riil, maupun sektor moneter dan sektor fiskal (APBN).

Dampak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonomian

global adalah pada sektor keuangan melalui aspek sentimen psikologis maupun akibat

merosotnya likuiditas global. Penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

mencapai sekitar 50,0 persen, dan depresiasi nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas

yang meningkat. Sepanjang tahun 2008, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 17,5

persen. Kecenderungan volatilitas nilai tukar rupiah tersebut masih akan berlanjut hingga

tahun 2009 dengan masih berlangsungnya upaya penurunan utang (deleveraging) dari

lembaga keuangan global.

Krisis keuangan Amerika Serikat menyebabkan masalah global keuangan dunia, untuk

mengatasi hal tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan sepuluh

arahan: (1) semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan, (2)

tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen, (3) optimalisasi APBN 2009, (4) dunia

usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, (5) semua pihak agar cerdas menangkap

peluang, (6) galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri, (7)tingkatkan sikap

profesionalisme, (8) kerja sama dalam menghadapi masalah, (9) tidak melakukan langkah

non partisan, (10)komunikasi yang bijak. Sementara itu Mudrajad Kuncoro (2008)

mengatakan bahwa setidaknya ada dua langkah strategis dalam mengatasi dampak krisis

keuangan global, yaitu Demand pull strategy dan supply push strategy. Demand pull strategy

mencakup strategi perkuatan sisi permintaan, yang bisa dilakukan dengan perbaikan iklim

bisnis, fasilitasi mendapatkan HAKI (paten), fasilitasi pemasaran domestik dan luar negeri

dan menyediakan peluang pasar. Langkah strategis lainnya adalah supply push strategy yang

mencakup strategy pendorong sisi penawaran, ini bisa dilakukan dengan ketersediaan bahan

75

Page 76: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

baku, dukungan permodalan, bantuan teknologi/mesin/alat, dan peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

Penyebab Krisis Ekonomi Global

Di tengah dinamika ekonomi global yang terus-menerus berubah dengan akselerasi yang

semakin tinggi sebagaimana digambarkan di atas, Indonesia mengalami terpaan badai krisis

yang intensitasnya telah sampai pada keadaan yang nyaris menuju kebangkrutan ekonomi.

Krisis ekonomi – yang dipicu oleh krisis moneter – beberapa waktu yang lalu, paling

tidak telah memberikan indikasi yang kuat terhadap tiga hal.Pertama, kredibilitas pemerintah

telah sampai pada titik nadir. Penyebab utamanya adalah karena langkah-langkah yang

ditempuh pemerintah dalam merenspons krisis selama ini lebih bersifat “tambal-sulam”, ad-

hoc, dan cenderung menempuh jalan yang berputar-putar.

Selain itu, seluruh sumber daya yang dimiliki negeri ini dicurahkan sepenuhnya untuk

menyelamatkan sektor modern dari titik kehancuran.Sementara itu, sektor tradisional, sektor

informal, dan ekonomi rakyat, yang juga memiliki eksistensi di negeri ini seakan-akan

dilupakan dari wacana penyelamatan perekonomian yang tengah menggema.

Kedua, rezim Orde Baru yang selalu mengedepankan pertumbuhan (growth) ekonomi

telah menghasilkan crony capitalism yang telah membuat struktur perekonomian menjadi

sangat rapuh terhadap gejolak-gejolak eksternal. Industri manufaktur yang sempat

dibanggakan itu ternyata sangat bergantung pada bahan baku impor dan tak memiliki daya

tahan. Sementara itu, akibat “dianak-tirikan”, sektor pertanian pun juga tak kunjung mature

sebagai penopang laju industrialisasi. Yang saat itu terjadi adalah derap industrialisasi

melalui serangkaian kebijakan yang cenderung merugikan sektor pertanian. Akibatnya,

sektor pertanian tak mampu berkembang secara sehat dalam merespons perubahan pola

konsumsi masyarakat dan memperkuat competitive advantage produk-produk ekspor

Indonesia.

Salah satu faktor terpenting yang bisa menjelaskan kecenderungan di atas adalah karena

proses penyesuaian ekonomi dan politik (economic and political adjustment) tidak

berlangsung secara mulus dan alamiah. Soeharto-style state-assisted capitalism nyata-nyata

telah merusak dan merapuhkan tatanan perekonomian. Memang di satu sisi pertumbuhan

76

Page 77: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

ekonomi yang telah dihasilkan cukup tinggi, namun mengakibatkan ekses yang ujung-

ujungnya justru counter productive bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Krisis Ekonomi Global

1. Dampak Perekonomian Global terhadap APBNP 2008

Asumsi inflasi dalam APBNP 2008 yang ditetapkan sebesar 6,5%, menurut Adiningsih

(Ekonom dari Universitas Gajah Mada) dalam harian Suara Karya (16/4-08), dapat melebihi

10% akibat tekanan berat dari kondisi perekonomian global yang berada di luar kendali

pemerintah. Adiningsih mengemukakan bahwa seharusnya pemerintah menyusun APBN

secara konsevatif , karena apabila APBN dirubah terus, tentu akan menimbulkan

ketidakpercayaan masyarakat. Dia juga mengungkapkan bahwa dunia usaha juga tergantung

pada pengelolaan dan realisasi APBN. Apabila APB tidak konsisten, dipastikan dunia usaha

akan sulit tumbuh, sehinga sulit diharapkan pertumbuhan ekonomi yang tiggi. Mengenai

besaran asumsi inflasi dalam APBNP, menurutnya tidak masuk akal, karena pada akhir tahun

208 terdapat beberapa hari raya yang sudah pasti akan memicu inflasi lebih tinggi.

Disamping itu harga minyak mentah yang masih akan melambung dan harga pangan dunia

yang meroket. Hal ini akan mempengaruhi harga komoditias di dalam negeri. Tidak semua

komoditas dapat dikendalikan oleh pemerintah.Tambahan lagi, banyak barang impor

termasuk yang illegal masuk ke ke pasar Indonesia. Hinga akhir tahun ini diperkirakan

gejolak pasar Keuangan dunia belum akan reda. Seandainya Amerika Serikat meningkatkan

suku bunga kredit, akan berdampak terhadap Indonesia dan dikhawatirkan inflasi akan

melebihisatudigit.

Dalam menghadapi situasi perekonomian global yang tidak pasti, Raden Pardede (salah

satu calon gubernur BI yang ditolak DPR) mengemukakan pendapatnya bahwa pemerintah

harus membatasi besaran anggaran untuk subsidi.Menurutnya, dengan asumsi harga minyak

mentah sebesar US$ 95 per barel, total subsidi mencapai sekitar Rp 33 triliun.Jika harga

minyak ternyata lebih dri U$$ 100 per barel, diperkirakan lebih dari 30% anggaran belanja

habis untuk subsidi, bagaimana dengan sektro yang lain, katanya.

Berkaitan dengan kekurangan dana dalam APBN pasti dicarikan melalui pembiayaan

yang salah satunya adalah dengan penerbitan Suat Utang Negara (SUN) disesuaikan dengan

melihat kemampuan pasar untuk menyerapnya. Tetapi, jika subsidi tidak dibatasi, investor

77

Page 78: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

akan khawatir mengnenai kemampuan negara dalam melakukan pembayaran. Hal ini dapat

menimbulkan ketidakpastian dan rendahnya daya serap SUN.

Pendapat dari kedua pengamat ekonomi tersebut perlu diperhatikan sebagai informasi

untuk mewaspadai bahwa kondisi perkonomian dunia yang saat ini sedang bergolak penuh

ketidak pastian akan berdampak terhadap tingkat inflasi, alokasi anggaran untuk subsidi dan

daya serap SUN untuk pembiayaan deficit APBN. Namun demikian, apabila dalam

perjalanannya asumsi-asumsi dalam APBNP 2008 meleset jauh dari kenyataan, pengamat

ekonomi tidak seharusnya semata-mata menyalahkan pemerintah, karena APBN-P 2008

tersebut merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan antara pemerintah dengan DPR.

Tambahan lagi, jika asumsi dalam APBNP tidak sesuai lagi dengan perkembangan kondisi

perekonomian, mau tidak mau APBNP 2008 harus direvisi kembali

Dampak Keberadaan perbankan bagi pertumbuhan ekonomi

Sebagaimana diketahui bahwa pinjaman mikro dapat digunakan membantu UKM dalam

mengakses sumber-sumber pembiayaan, dan karakteristik UKM jika dilihat dari aspek

pendapatan lebih mendekati kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin namun

memiliki kegiatan ekonomi (economically active working poor) dan masyarakat yang

berpenghasilan rendah (lower income) yakni mereka yang memiliki penghasilan meskipun

tidak banyak. Kelompok masyarakat ini akan cenderung tetap berpenghasilan rendah bahkan

menjadi miskin, jika kesulitan yang mereka hadapi dalam melakukan aktifitas usaha tetap

dibiarkan tanpa ada usaha-usaha perbaikan.

Keberadaan perbankan yang relatif mampu menjawab kesulitan tersebut ternyata selaras

dengan perkembangan UKM. Walaupun kontribusi dalam pembiayaan dalam skala nasional

masih kecil dibandingkan dengan peran lembaga perbankan formal, namun terdapat potensi

yang besar yang dapat dimanfaatkan perbankan untuk memperbesar perannya dalam

pembiayaan UKM yang ditunjukkan dengan masih banyak jumlah UKM yang belum

memanfaatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan serta masih sulitnya akses

pembiayaan dari lembaga perbankan. Sehingga tumpuan terbesar adalah unit lembaga

keuanganatau perbankan.

78

Page 79: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Jika jumlah UKM yang belum memanfaatkan kredit mikro sekitar 30 jutaan unit pada

lembaga keuangan , misalnya satu persen-nya memanfaatkan kredit mikro rata-rata sebesar

Rp 2 juta maka akan muncul potensi permintaan kredit mikro total sebesar 0,3 juta unit x Rp

2 juta = Rp 600 triliun. Jumlah ini tentu tidak semuanya dimanfaatkan oleh lembaga

perbankan. Selain jumlah pasar kredit mikro yang masih luas, potensi yang masih besar bagi

perbankan adalah karakterisitik dari Lembaga Keuangan itu sendiri. Lembaga Keuangan

atau perbankan umumnya dalam penyaluran kreditnya menyesuaikan dengan kondisi

masyarakat setempat.

Jika contoh diatas dijalankan, maka akan membawa effect multiplier yang luar biasa

karena akan dapat menggerakkan roda perekonomian. Bergulirnya aktivitas UKM akan

meningkatkan proses produksi, menyerap tenaga kerja, dan pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan kalangan pelaku UKM. Dan pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan masyarakat miskin.

Perkembangan dan jenis bank

2.1 Perkembangan Perbankan di Indonesia  

          Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke

waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal di dunia perbankan, juga

tidak terlepas dari pengaruh perkembanangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam

perekonomian, politik, hukum dan sosial.

           Perkembangan yang terlihat di Indonesia dapat kita kelompokkan ke dalam tiga kondisi

yaitu :

a.     Kondisi sebelum deregulasi

b.     Kondisi setelah deregulasi

c.     Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1990-an

d.     Kondisi saat ini

79

Page 80: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

A.  Kondisi sebelum deregulasi

Pada masa kolonial kegiatan perbankan di wilayah Hindia-Belanda ini terutama

diarahkan untuk melayani kegiatan usaha dari perusahaan-perusahaan besar milik kolonial di

wilayah jajahannya serta membantu administrasi anggaran milik pemerintah, Maka fungsi

perbankan pada masa penjajahan adalah :

a.     Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja

perusahaan-perusahaan besar milik kolonial.

b.     Memberikkan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar milik kolonial, seperti

giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain-lain.

c.     Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara penjajah.

d.     Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak.

e.     Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah kolonial.

Berakhirnya masa penjajahan kemudian beralih ke masa setelah kemerdekaan

tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam hal perbankan di dalam negeri, dengan

demikian fungsi utamanya adalah :

a.     Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja

perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.

b.     Memberikkan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar.

c.     Mengadministrasikkan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah.

d.     Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor yang ingin

dikembangkan oleh pemerintah.

Bank yang ada tidak secara tegas diarahkan untuk  memobilisisasikan dana seluas-

seluasnya dari seluruh anggota masyarakat, dan juga tidak diarahkan untuk mengembangkan

perekonomian rakyat seluas-luasnya. Secara lebih terperinci keadaana perbankan saat ini adalah

sebagai berikut:

a.  Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang     perbankan di

Indonesia.

          b.    Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu

          c.    Bank banyak menanggung program-program pemerintah

          d.    Instrumen pasar uang terbatas

          e.    Jumlah bank swasta relatif sedikit

80

Page 81: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

          f.    Sulitnya pendirian bank baru

          d.    Persaingan antarbank yang tidak ketat

          h.    Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat dari pada nasabah

          i.     Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit

j.   Bank bukan merupakan alternatif utama bagi masyarakat luas untuk   menyimpan dan

meminjam dana

k.     Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah

B. Kondisi setelah deregulasi

          Berada dalam kondisi yang serba tidak menguntungkann  dimana tingkat inflasi yang

tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak bagus terjadi bersamaan dengan

kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan dana dengan baik. Cara pemerintah yang

ditempuh pada saat itu adalah dengan melakukkan serangkaian kebijakan berupa deregulasi di

sektor riil dan di sektor moneter. Dengan melakukan serangkaian paket deregulasi mulai tahun

1980-an. Sehingga pada masa setelah deregulasi ini perbankan di Indonesia mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a.     Peraturan yang memberikan kepastian hukum

b.     Jumlah bank swasta bertambah banyak

c.     Tingkat persaingan bank yang semakin kuat

d.     Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang

e.     Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat

f.      Mobilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar

C. Kondisi Saat krisis Ekonomi Mulai Akhir Tahun 1990-an

          Perkembagan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah deregulasi ternyata tidak

berlangsung cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia menjadi negara dengan tingkat

kesejahteraan yang sama dengan negara-negara lain di asia tenggara. Perkembangan ini terhenti

dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis ekonomi yang terjadi pada akhir

tahun 1990-an, sehingga kondisinya pada saat ini adalah sebagai berikut:

a.     Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia

menurun drastis. 

b.     Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat

c.     Adanya spread negatif

81

Page 82: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

d.     Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru

e.     Jumlah bank menurun

D. Kondisi Terakhir

          Tiga hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia, ketiga hal

tersebut adalah :

a.     Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Munculnya   API ini dipicu oleh

adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997.

b.     Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia untuk membantuk

dan menyusun :

1)    Lembaga penjamin simpanan.

2)    Lembaga pengawas perbankan yang independen

3)    Otoritas jasa keuangan

c.     Praktik perbankan yang lebih baik antara lain mengarah kepada:

1)    Manajemen pengelolaan resiko yang lebih baik

2)    Sturktur perbankan nasional yang lebih baik

3)    Penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten

4)    Penyaluran dana masyarakat ke arah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara

keuangan.

2.2 Jenis Bank

          Bank di definisikan yang tertulis dalam undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yaitu

senbagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarahkat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dapat digolongkan kedalam beberapa

golongan diantaranya:

a.     Jenis Bank Menurut Kegiatan Usaha

b.     Jenis Bank menurut Bentuk Badan Usaha

c.     Jenis Bank Menurut pendirian dan Kepemilikan

d.     Jenis Bank Menurut Target Pasar

82

Page 83: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

A. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usaha

Di berlakukkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1992, secara resmi bahwa

Bank dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu Bank umum dan Bank perkreditan rakyat .

      a) Bank umum

          Didefinisikan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikkan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang kegiatan usahanya

diantaranya :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,    

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya dapat dipersamakan

dengan itu

2) Memberikan kredit

3) Menerbitkan surat pengakuan utang

4) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

(transfer)

5) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukkan perhitungan dengan

atau antarpihak ketiga

6) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit box)

7) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang di tetapkan oleh

Bank Indonesia

8) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kredit dan kegiatan wali amanat

       b) Bank Prekreditan Rakyat

          Bank prekreditan rakyat didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai

bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikkan jasa  lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha yang dapat

dilakukan oleh Bank perkreditan rakyat diantaranya adalah :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito       berjangka,

dan tabungan

2) Memberikan kredit

83

Page 84: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasrkan prinsip syariah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia

4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,

dan atau tabungan pada bank lain.

          Terdapat juga kegiatan yang merupakan larangan bagi bank perkreditan rakyat adalajh

sebagai berikut :

1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas     pembayaran

2) Melakukkan kegiatan usaha dalam valuta asing 

          3) Melakukkan penyertaan modal

 4) Melakukan usaha perasuransian

     B) Jenis Bank Menurut bentuk badan usaha

          Untuk memperoleh izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat, suatu

lembaga keuangan wajib memenuhi persyaratan mengenai:

          1) Susunan organisasi dan permodalan

          2) Permodalan

          3) kepemilikan

          4) keahlian di bidang perbankan

          5) kelayakan rencana kerja

          Badan hukum suatu bank umum dapat berupa :

a)    perseroan terbatas

b)    koperasi

c)     Perusahaan Daerah

Badan hukum bank perkreditan rakyat dapat berupa :

a)    Perusahaan daerah

b)    Koperasi

c)     Perseroan terbatas

d)    Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

C) Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan

2.3 Peranan perbankan

Bank dalam perekonomian memiliki tempat yang amat penting sebagai lembaga yang dapat

mempengaruhi kegiatan perekonomian dan bank merupakan pelaku dalam pelaksanaan

84

Page 85: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

kebijakan moneter.Bank Sentral dalam menjalankan kebijakan moneter dengan berbagai

instrumen menggunakan bank umum sebagai mediator dalam mempengaruhi jumlah uang

beredar melalui kebijakan “reserve requirement”.Bank Umum memiliki kemampuan

meningkatkan atau mengurangi daya beli dalam perekonomian yaitu melalui kebijakan

perkreditan.

•        Kebijakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan uang beredar antara lain :

–       Menawarkan tingkat bunga deposito yang tinggi

–       Bebas pengusutan asal usul uang yang didepositokan

–       Penjaminan oleh Bank Indonesia

–       Bebas pajak (PBDR)

–       Pengetatan rahasia bank

–       Menaikkan suku bunga pinjaman

–       Menetapkan pagu kredit

–       Penyaluran kredit yang selektif

–       Menetapkan tata cara pemberian kredit perbankan

–       Menaikkan cadangan likuiditas

–       Ketentuan mengenai CAR, L3 dan LDR

•        Tugas utama BI adalah menjaga kestabilan nilai rupiah yang tercermin dalam bentuk :

–       Nilai tukar rupiah yang stabil

–       Tingkat inflasi / deflasi yang relatif rendah

–       Sirkulasi pembayaran berjalan lancar

–       Pembangunan berjalan lancar

–       Masyarakat dalam kehidupan perekonomiannya tidak resah

–       Masyarakat internasional mempercayai rupiah

–       Pemberian kredit perbankan sesuai dengan peraturan

•        Dalam mengatur Jumlah Uang Beredar dapat dianalisis secara mendalam dari :

–        Hukum permintaan dan penawaran

–       Rumus “ M.V = P.T” dari Irving Fisher

•        M= Jumlah uang beredar

85

Page 86: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

•        V = Rata rata perputaran setiap uang

•        P = Tingkat harga

•        T = Jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan

•        Pada dasarnya harga barang ditentukan oleh ratio permintaan dan penawaran. Intinya adalah

harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang beredar

•        Dari rumusan diatas dinyatakan bahwa tingkat harga (inflasi) ditentukan oleh jumlah uang

beredar, rata rata perputaran uang dan jumlah barang & jasa yang diperdagangkan.

•        Bila jumlah uang beredar naik atau rata rata perputaran uang yang naik tanpa diikuti naiknya

jumlah barang & jasa yang diperdagangkan akan mengakibatkan harga akan naik; dalam hal ini

nilai tukar uang akan menurun atau inflasi

•        Kecepatan perputaran uang turut mempengaruhi laju inflasi, namun sewaktu waktu unit uang

tidak beredar (idle money) disebabkan karena :

–       Motif Transaksi, dimana seseorang tidak membelanjakan uang / pendapatannya sekaligus

karena ingin mengatur pengeluarannya untuk masa yang akan datang

–       Motif berjaga-jaga, dimana seseorang menyimpan sebagian pendapatannya untuk

mengantisipasi hal hal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang; misalnya untuk biaya

perawatan kesehatan

–       Motif Spekulasi, dimana seseorang tidak membelanjakan uangnya karena mengharapkan harga

akan turun atau bunga akan naik pada masa yang akan datang

•        Hal diatas mendorong pemerintah cq BI sering melakukan deregulasi karena sadar bahwa

kehidupan perekonomian sangat dipengaruhi sejauh mana peran moneter dalam mendukung laju

pertumbuhan ekonomi

fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu,

keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting

86

Page 87: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

dijaga guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi

serta untuk  mencegah terjadinya bank runs and panics. Kepercayaan masyarakat juga diperlukan

karena bank tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk membayar kewajiban kepada seluruh

nasabahnya sekaligus, Industri perbankan di Indonesia telah mengalami masalah-masalah yang

apabila diamati akar penyebabnya (root causes) adalah lemah dan tidak diterapkannya  tata

kelola perusahaan  yang baik ( good corporate governance). Hal ini menyebabkan industri

perbankan tidak dapat secara be rhati-hati (prudent) menyerap pertumbuhan risiko kredit dan

harga domestik yang cepat berubah. Sementara itu, tidak transparannya praktik dan pengelolaan

(practices and governance) suatu bank mengakibatkan badan pengawas sulit mendeteksi praktik

kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan pejabat bank.Tantangan lain yang dihadapi  bank

adalah berpalingnya nasabah tradisional bankkepada sumber pembiayaan lain. Tersedianya

banyak alternatif sumber dana bagi perusahaan-perusahaan besar yaitu antara lain dari

perusahaan-perusahaan modal ventura, perusahaan-perusahaan leasing

, perusahaan-perusahaan hire-purchase

, perusahaan-perusahaan anjak piutang, perusahaan-perusahaanforfeiting

, pasar uang, dan pasar moda ldengan berbaga idebt instrumentsnya seperti promissory notes

dan obligasi serta equity instrument nya mempertajam persaingan yang dihadapi bank.  Sementara

itu, larangan terhadap bank untuk melakukan kegiatan di pasar modal mempersempit kemampuan

bank dalam menyalurkan dananya sehingga  menjadi alasan bagi bank untuk melakukan kegiatan

pada pemberian kredit yang berisiko tinggi yang pada gilirannya berakibat pada keamanan

dan kesehatan industri perbankan. Masalah paling berat yang dihadapi industri perbankan dan

badan pengawas bankadalah kelalaian  pengurus bank serta penipuan dan penggelapan yang

mereka lakukan.Hal ini  dapat dilihat dari praktik para bankir antara lain berupa besarnya kredit

yang disalurkan kepada kelompok usah anya sendiri. Pemberian kredit kepada kelompok usaha

sendiri tersebut sering kali tidak diiringi dengan analisis pemberian kredit yang sehat. Padahal

praktik seperti ini pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai    penipuan. Untuk mendapatkan dan

atau mempertahankan kepercayaan masyarakat, industry perbankan  harus diatur dan diawasi

dengan ketat baik melalui peraturan langsung (direct  regulation) maupun peraturan tidak

langsung (indirect regulation). Peraturan langsung bertujuan mengurangi kewenangan pengurus

bank dalam menjalankan kegiatan usaha. Bank misalnya dilarang memberikan kredit kepada

suatu perusahaan melebihi

87

Page 88: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

1.    prosentase tertentu dari modalnya. Sedangkan peraturan tidak langsung didasarkan pada

pemberian insentif yang bertujuan mempengaruhi sikap tertentu dari pengurus bank,

misalnya melalui penerapan peraturan mengenai persyaratan

risk-based capital Beberapa prinsip dapat dijadikan landasan dalam menyusun peraturan

perbankan yaitu:

efisiensi, keadilan  sosial, pengembangan sistem, dan pemeliharaan institusi.  Tujuannya

adalah untuk menciptakan perbankan yang aman dan sehat  (safe and sound banking).

Untuk mencapai tujuan tersebut kepada badan pengawas bank perlu diberi

kewenangan luas untuk mengatur dan mengawasi industri perbankan. Kewenangan

tersebut antara lain berupa kewenangan menetapkan berapa besarnya modal yang harus

dimiliki, berapa besarnya pinjaman yang dapat diberikan kepada suatu perusahaan,

siapa yang boleh menjadi pengurus bank dan sebagainya. Kewe nangan mengawasi

diberikan dengan tujuan untuk memonitor apakah bank melakukan kegiatan usaha sesuai

dengan  ketentuan yang berlaku . Perlu pula dikaji untuk memberikan kewenangan

penyidikan kepada  badan pengawas. Kewenangan tersebut bertujuan untuk melindungi

nasabah, melindungi perekonomian dan menjaga tidak terjadinya konsentrasi bisnis.

Perlindungan terhadap nasabah merupakan alasan paling dasar untuk mengawasi bank

karena nasabah  merupakan target yang mudah bagi pencurian oleh pengurus bank.

Pentingnya pengawasan terhadap industri perbankan secara jelas dinyatakan  oleh

Adam Smith sebagai berikut:

“[b]eing the managers of other people’s money than of their own, it cannot well be expected, that

they

should wacth over it with the same anxious vigilance with which partners in a private copartnery

frequently

watch over their own… Negligence and profusion, therefore, must always prevails, more or less,

in the

management of the affairs of such a company.”

Pentingnya pengawasan juga disebabkan karakteristik usaha bank. Berbeda dengan

perusahaan jasa keuangan lainnya bank menyediakan  produ k berupa penerimaan

simpanan dan pemberian kredit. Produk dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank

setiap saat atau beberapa waktu setelah adanya permintaan pembayaran dari nasabah.

88

Page 89: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Produk bank berupa pemberian kredit  menggunakan sumber dana yang berasal dari

simpanan nasabah. Aset bank dalam bentuk pemberian kredit tersebut hanya dapat

ditagih ole h bank sesuai dengan jangka waktu perjanjian kredit yang disepakati bank

dengan nasabahnya.

Singkat kata, utang bank adalah utang yang setiap saat dapat ditagih dan wajib

dibayar sedangkan piutang bank hanya dapat ditagih oleh ban k berdasarkan jangka

waktu tertentu. Demikian bank terekspose kepada kemungkinan terjadinya kekurangan

dana apabila nasabah penyimpan menarik simpanannya pada bank. Kondisi ini terjadi

apabila me reka kehilangan kepercayaan kepada bank. Itulah sebabnya bank disebut

sebagai lembaga kepercayaan. Alan Greenspan mengatakan “

When confidence in the

integrity of a financial institutions is shaken or its commitment to the honest conduct of

business is in doubt, public trust erodes and the entire system is weakened.”

Sementara itu, kurang transparannya bank menyebabkan reputasi merupakan

masalah sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu bank. Rumor dapat memperlemah

kepercayaan nasabah terhadap bank. Untuk itu bank harus menerapkan prinsip kehati-

hatian dalam menjalankan kegiatan usahanya. Industri perbankan tidak saja rawan di

rampok oleh pengurus dan atau pemiliknya tetapi juga rawan sebagai tempat

penyembunyian hasil kejahatan. Itulah sebabnya bank harus mengenal nasabahnya yaitu

dengan menerapkan prinsip mengenal nasabah (know your customer Principe) dan juga

2.     menerapkan prinsip kenali karyawan (know your employee).

Dengan menerapkan kedua

prinsip itu maka reputasi bank akan terjaga dan kepercayaan nasabah meningkat.

Pengalaman menunjukan bahwa penyelesaian likuidasi bank selalu berlarut-larut

sehingga merugikan nasabah dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Hal ini dapat

membuat kepercayaan masyarakat terhadap bank menurun. Padahal u ntuk menyelesaian

bank bermasalah telah diberlakukan ketentuan yang berbeda dengan ketentuan

penyelesaian perusahaan non bank. Maksudnya adalah agar penyelesaian bank

bermasalah dapat dilakukan dengan cepat. Kecepatan penyelesaian bank bermasalah

merupakan kunci terciptanya kepercayaan masyarakat. Berkurangnya kepercayaan

89

Page 90: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

terhadap suatu bank dengan mudah menyebar ke bank lain yang pada dasarnya sehat. Ini

terjadi karena nasabah mengetahui bahwa apabila terjadi

rush

, maka nilai  aset bank

akan turun dengan cepat sehingga nasabah akan berupaya menarik simpanannya sebelum

nasabah yang lain.

Untuk mempermudah dikeluarkannya bank bermasalah dari sistem perbankan salah

satu caranya adalah dengan mendirikan asuransi simpanan. Asuransi simpanan

merupakan mekanisme untuk mempermudah bank bermasalah “dikeluarkan” dari

industri perbankan. Alasannya adalah asuransi simpanan menyediakan jalan agar biaya

sosial dan politik akibat kebangkrutan bank dapat diminimalkan. Disamping itu asuransi

simpanan juga  bertujuan menurunkan  kemungkinan terjadinya

rush

, dan sekaligu s

melindungi nasabah penyimpan kecil yang secara sosial dan politik tidak dapat

menanggung beban kerugian akibat kebangkrutan bank. Teori keuangan modern

mengajarkan bahwa pada suatu masyarakat yang

corruption-resistant

sekalipun,

nasabah penyimpan harus tetap khawatir tentang sikap oportunistik pengurus dan

pemilik bank.

Kesulitan yang dihadapi nasabah penyimpan dalam mengkordinir aksi kolektif guna

mengawasi sikap oportunistik pengurus dan pemilik bank  memiliki dua akar yang jalin-

menjalin.

Pertama

, kesulitan yang dihadapi nasabah penyimpan dalam memperoleh

informasi terpercaya tentang perkembangan yan g tidak menguntungkan dan

mengobservasi tindakan merugikan oleh pengurus bank termasuk kesemberonoan,

ketidak hati-hatian, kecurangan dan

self dealing

.

90

Page 91: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Kedua

, kesulitan yang dihadapi

nasabah penyimpan dalam menganalisis dan merespons setiap informasi yang diperoleh.

Untuk menanggulangi kesulitan yang dihadapi oleh nasabah penyimpan setidaknya ada

dua pendekatan yang dapat diambil, yaitu keterbukaan maksimal dan pencegahan

maksimal.

Keterbukaan maksimal adalah  suatu kerangka keterbukaan yang secara sempurna

dan tanpa biaya memberikan informasi kepada nasabah penyimpan tentang perubahan

kinerja bank dan kegiatan penuh risiko yang dilakukan pengurus bank. Sedangkan

pencegahan maksimal  adalah suatu situasi dimana nasabah dengan segera mengerti

implikasi dari informasi yang mengalir secara sempurna dan mereka mampu melindungi

dirinya sendiri secara lengkap dan tanpa biaya dari segala ancaman terhadap kekayaan

mereka.

Situasi seperti itu tentunya sangat sulit bahkan mustahil untuk tercipta. Untuk

itu diperlukan suatu keseimbangan dimana informasi yang tersedia tidak menyebabkan

biaya yang terlalu tinggi bagi industri perbankan sehingga menghambat pengembangan

usaha mereka.

Dalam melakukan pembaruan terhadap industri perbankan, badan pengawas harus

sangat berhati-hati. Pemberlakuan  ketentuan  dan kebijakan yang di anggap tidak tepat

3.     oleh pasar akan berpengaruh sangat buruk bagi stabilitas perbankan dan keuangan.

Ketua US Federal Reserve, Alan Greenspan mengingatkan bahwa :

"

The new world of financial trading can punish policy misalignments with amazing

alacrity. This is a lesson repeated time and again, taught most recently by the breakdown

of the European Exchange Rate Mechanism in 1992 and the plunge in the value of Mexican

Peso (in 1994). In the process of pursuing their domestic objectives, central banks cannot

be indifferent to the signals coming from international financial markets. Although markets

can be harsh teachers at times, the constrains that impose discipline our policy choices and

remind us every day of our longer run responsibilities

."

91

Page 92: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Untuk menciptakan perbankan sehat harus dilakukan pendekatan yang terdiri   dari

tiga pilar, yaitu pengawasan,

internal governance

dan disiplin pasar. Pendekatan ini

harus dilakukan karena badan pengawasan tidak akan mampu berpacu dengan kecepatan

liberalisasi, globalisasi dan kemajuan teknologi pada instrumen keuangan. Dengan

demikian pengawasan yang dilakukan oleh otoritas harus dilengkapi dengan disiplin

internal bank serta disipli pasar. Melibatkan

internal governance

dalam melakukan

pengawasan karena bank merupakan tempat terbaik untuk mengatur dan memelihara

praktik manajemen bank yang sehat. Pengikutsertaan disiplin pasar mencerminkan fakta

bahwa tanpa pasar yang kompetitif dan

punitive

atas

kegagalan bersaing di pasar, maka

tidak cukup insentif bagi pemilik bank, pengurus dan nasabah untuk melakukan

keputusan keuangan yang tepat.

Untuk itu, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap

peraturan perbankan.

Banyak negara sepakat bahwa salah satu pendekatan  yang diperlukan untuk

membangun suatu siste m perbankan yang sehat dan kuat adalah dengan memberikan

jaminan yang eksplisit bagi nasabah penyimpan. Sebelum pembentukan  suatu lembaga

penjamin yang permanen, diperlukan langkah-langkah pembaruan sistem perbankan

sebagai prasyarat agar sistem tersebut dapat berjalan efektif. Alasan dasar (rationale)

bagi pemerintah untuk memfasilitasi pendirian lembaga penjamin simpanan adalah

kepercayaan pada industri perbankan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan

pada sistem perbankan yang diawasi secara baik dapat meminimalkan terjadinya

kebangkrutan bank,  dan kebangkrutan tersebut dapat diprediksi dan merupakan

kejadian yang dapat dicegah. Selain itu, kesetaraan sosial juga merupakan

pertimbangan. Perlindungan nasabah kecil dari bankir yang tidak bertanggungjawab

92

Page 93: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

adalah suatu pendekatan yang adil dan tepat. Dengan demikian,  bank dapat beroperasi

secara konsisten dan dipercaya untuk menyediakan kredit dalam jumlah cukup untuk

kesehatan perekonomian, menduku ng sistem moneter yang aman dan efisien sekaligus

mencegah pengurus bank mengambil risiko berlebihan yang pada gilirannya menghindari

kemungkinan

bailout

oleh pemerintah.

BANK DUNIA

IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) atau yang lebih dikenal Bank

Dunia semula didirikan dalam rangka membantu negara-negara yang rusak akibat perang untuk

melakukan transisi lewat rekonstruksi. Namun, dalam perkembangan situasi dunia yang relatif

tidak diwarnai perang lagi, fungsi bank pun bergeser. Tidak lagi memprioritaskan proyek

rekonstruksi, tetapi lebih sebagai channel untuk menyalurkan dana dari negara-negara kaya

untuk pembangunan ekonomi negara-negara berkembang atau negara lebih misikin yang

membutuhkan (Halwani, 2005).

Pentingnya keberadaan negara ini diakui sangat dirasakan negara berkembang yang pernah

menerima bantuan atau pinjaman. Bukan saja karena dana yang disalurkan lebih besar dari

lembaga keuangan internasional lainnya, tetapi dibandingkan dengan pinjaman lembaga

keuangan komersial, pinjaman Bank Dunia bunganya relatif lebih rendah, yakni disesuaikan

dengan bunga yang harus dibayar lembaga itu atas dana yang diperoleh dari pasar modal dunia.

Selain itu, juga berjangka pengembalian lebih lama, yakni 20 tahun atau kurang dengan masa

tenggang hingga lima tahun (Halwani, 2005).

Karena itu, pinjaman lembaga antarnegara yang didirikan sebagai hasil konferensi Bretton

Woods (di New Hampshire, AS) tahun 1944 dan terikat dengan PBB ini sudah tentu relatif lebih

aman bagi nasabah yang juga para anggota-anggota Bank Dunia (sekaligus harus juga menjadi

anggota IMF), termasuk jika dibandingkan dengan pinjaman IMF. Selama tidak ada unsur

perekonomian di dalamnya yang dianggap merugikan kepentingan dalam negeri, bantuan Bank

Dunia tidak dianggap kontroversial sifatnya (Halwani, 2005).

93

Page 94: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bank Dunia dan IMF didirikan pada saat dan tempat yang sama, yaitu pada tahun 1944 di

Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, sehingga keduanya sering juga disebut the

Bretton Woods Institution (BWIs). Situasi perekonomian dunia yang tidak menentu selama

berkecamuknya perang dunia kedua dan pascaperangnya menyebabkan adanya kecemasan akan

berulangnya kembali Great Depression (1930). Dengan latar belakang inilah kedua lembaga

tersebut dibentuk dengan tujuan utama untuk ikut membantu stabilitas ekonomi global

(Hutagalung, 2009).

Bank Dunia dibentuk pada awalnya untuk membiayai pembangunan kembali Eropa pascaperang

dunia kedua. Fungsi tersebut kemudian berkembang menjadi lebih luas. Tidak lagi terbatas pada

upaya akibat rekonstruksi perang, tetapi juga meliputi pembiayaan rehabilitasi akibat bencana

alam, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta rehabilitasi ekonomi setelah masa konflik

antarnegara. Bank Dunia menyediakan dana-dana yang bersifat lunak (concessional), yang

syaratnya lebih lunak dari pinjaman komersial. Saat ini Bank Dunia lebih memfokuskan

programnya pada upaya pengentasan kemiskinan global, terutama dalam rangka mencapai target

Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 (Hutagalung, 2009).

Selama rentang waktu tiga puluh tahun (1967-1998) dukungan Bank Dunia dalam pembangunan

di Indonesia mencapai lebih dari 24 milliar dollar AS. Dari jumlah itu, sektor infrastruktur

mengambil porsi pinjaman terbesar, yaitu 40 persen. Selanjutnya adalah sektor pertanian sebesar

19 persen, diikuti sektor pendidikan, kesehatan, gizi, dan kependudukan sebesar 13 persen, serta

sektor pembangunan perkotaan, air bersih, dan sanitasi yang mencapai 10 persen (Hutagalung,

2009).

Hutagalung (2009) menyatakan bahwa pada dekade 80-an, Bank Dunia mengawali program

bantuannya bagi restrukturisasi sektor keuangan, sejalan dengan upaya pemerintah

menderegulasi sektor perbankan pada tahun 1983. Sedangkan pada kurun waktu 1990-1998,

Bank Dunia memberi perhatian yang lebih besar pada masalah lingkungan hidup. Dalam

beberapa kasus, Bank Dunia menjadikan masalah lingkungan hidup sebagai prasyarat pinjaman

di sektor tertentu. Misalnya, pada pinjaman untuk sektor pertanian, Bank Dunia mengaitkan

pinjaman dengan masalah penghutanan kembali (reforestration) yang memang dipandang

mendesak untuk segera dilakukan. Keberatan dari pihak Indonesia kemudian berujung pada

94

Page 95: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

pengurangan pinjaman di sektor pertanian (hal ini juga menjelaskan mengapa porsi pinjaman

sektor pertanian semakin menurun). Perincian alokasi pinjaman Bank Dunia per sektor (tahun

1969-1998) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alokasi pinjaman Bank Dunia per sektor antara tahun 1969-1998 (Hutagalung, 2009)

SektorUS$ juta 1969-

1998

%1969-

1998

%1969-

1979

%1980-

%1990-

1998

Infrastruktur (listrik, migas, telkom,

transport)

10,196 40,2 36,9 34,3 46,9

Pertanian 4,880 19,2 34,8 24,7 9,5

Pendidikan, kesehatan,

kependudukan, gizi

3,301 13,0 7,3 11,6 16,0

Perkotaan, sanitasi, dan air bersih 2,624 10,4 6,1 6,6 15,1

Keuangan 1,818 7,2 6,6 10,4 4,2

Penyesuaian 1,200 4ƿ 0 8,7 2,2

Lain-lain 1,351 5,3 8,3 3,7 6,1

Total 25,370 100,0 100,0 100,0 100,0

Dalam sepuluh tahun terakhir (dekade 1990-an) telah terjadi perubahan mendasar dalam

pinjaman Bank Dunia, yaitu terutama semakin meningkatnya investasi/alokasi pinjaman pada

pembangunan pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan pembangunan sosial. Hal ini selaras

dengan misi Bank Dunia untuk memerangi kemiskinan seperti yang tertuang dalam MDGs 2015.

Selain itu, ada juga perubahan dalam hal pola pemberian pinjaman, terutama pada saat Indonesia

dalam krisis keuangan, yaitu pinjaman yang diberikan tidak hanya untuk pinjaman proyek

(project loan), tetapi juga semakin meningkatnya pinjaman program (program loan) yang

porsinya cukup besar dan langsung masuk dalam APBN sebagai budgetary support (Hutagalung,

2009).

Untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan dana pinjaman, Bank Dunia terus melakukan

perbaikan dalam mendesain proyek-proyeknya, memperkuat pengawasan dan good governance,

mendukung reformasi di bidang pengadaan barang dan jasa (procurement), serta manajemen

95

Page 96: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

keuangan negara. Dari total utang Indonesia sejumlah 25,4 milliar dollar AS, 23,6 milliar dollar

AS di antaranya telah dicairkan dan 12,4 milliar dollar AS telah dibayarkan kembali kepada

Bank Dunia. Proyek pinjaman Bank Dunia yang sedang berjalan meliputi 39 proyek. Secara

umum, jumlah utang Indonesia ke Bank Dunia telah menurun tajam dan tren ini diharapkan terus

berlangsung sehingga ketergantungan pada pinjaman luar negeri dapat berkurang (Hutagalung,

2009). Kemudian, komitmen Bank Dunia untuk tahun fiskal 2000-2003 dapat dilihat pada Tabel

2.Tabel 2. Komitmen Bank Dunia tahun fiskal 2000-2003 (Hutagalung, 2009)

Tahun

FiskalNama Proyek BRD IDA Total

2000 Decentralised Agriculture and

Forestry Extension Project

13,0 5,0 18,0

Provincial Health Project 38,0 38,0

Second watersupply for low

income community project

77,4 77,4

Total tahun fiskal 13,0 120,4 133,4

2001 Kecamatan Development Project 48,2 48,2

Library Development Project 4,1 4ƹ

Second Provincial Health Project 63,2 40,0 103,2

Second KDP 208,9 111,3 320,2

Western Java Environment

Management Project

11,7 5,8 17,5

Total tahun fiskal 283,8 209,4 493,2

2002 Eastern Indonesia Region

Transport Project

200,0 200,0

Global Development Learning

Network Project

2,7 2,7

Second Urban Poverty Project 29,5 70,5 100,0

Total tahun fiskal 232,2 70,5 302,7

2003 Water Resources and Irrigation 45,0 25,0 70,0

96

Page 97: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Sector Management Project

Healh workforce and service

project

31,1 70,5 101,6

Java-Bali power sector

restructuring and strengthening

project

141,0 141,0

Third KDP 204,3 45,5 249,8

Total tahun fiskal 421,4 141,0 562,4

Hutagalung (2009) menyatakan bahwa dalam tahun fiskal 2002-2003, program Bank Dunia di

Indonesia terfokus pada penurunan tingkat kemiskinan dengan pendekatan desentralisasi. Tiga

area utamanya adalah: (1) melanjutkan pemulihan ekonomi, (2) menciptakan pemerintahan yang

bertanggung jawab dan transparan, (3) menyediakan pelayanan umum yang lebih baik, terutama

dari kelompok miskin. Pinjaman tersebut terutama difokuskan pada penyediaan pelayanan sosial

dan infrastruktur untuk kaum miskin dengan keterlibatan pemerintah dan masyarakat lokal,

melalui program Kecamatan Development Program (KDP).

Tabel 3. Fokus bantuan Bank Dunia tahun 썔-2007 (Hutagalung, 2009)

Fokus Capaian

Perbaikan Iklim

Investasi

Menjaga stabilitas makro (debt/GDP <

60%, inflasi < 7 %, pendapatan pajak

non-migas naik 1%.

Perbaikan iklim investasi di daerah.

Memperkuat dan mendiversifikasi sektor

keuangan dengan akses yang lebih

merata.

Menciptakan iklim persaingan usaha

97

Page 98: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

yang sehat.

Perbaikan infrastruktur bisnis:

pembenahan pengelolaan infrastruktur

(jalan, produksi dan pemasaran migas,

privatisasi infrastruktur kunci di BUMN,

dan sebagainya.

Menciptakan sumber pendapatan yang

berlanjut bagi kelompok miskin.

Pelayanan publik

berkualitas untuk

kelompok miskin

Percepatan tercapainya target MDG di

bidang kesehatan, pendidikan, dan

pendapatan masyarakat.

Peningkatan kualitas pendidikan dan

kesehatan untuk kaum miskin dengan

memperbesar akses untuk menyelesaikan

wajib belajar 6 tahun dan sekolah tingkat

lanjut (SLTP) serta dengan meningkatkan

kualitas dan akses ke air bersih,

menyediakan tenaga kesehatan terlatih,

memperbaiki kualitas gizi balita dan

kelompok miskin.

Good governance Membuat sistem perencanaan yang lebih

aksesibel bagi semua kelompok.

Menciptakan peraturan bagi sistem

keuangan publik yang transparan di

semua tingkat pemerintahan.

98

Page 99: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Desentralisasi yang lebih efektif.

Menciptakan sistem hukum dan peradilan

yang lebih kredibel dengan memperbaiki

langkah pencegahan korupsi, pengawasan

kekayaan pejabat, memperbaiki sistem

peradilan, dan sebagainya.

Hutagalung (2009) juga menyatakan bahwa program Bank Dunia tahun 2004-2007 untuk di

Indonesia berfokus pada tiga hal, yaitu: (1) memperbaiki iklim investasi, (2) menyediakan

pelayanan publik yang berkualitas bagi kelompok miskin, dan (3) good governance,

sebagaimana tampak dalam Tabel 3 di atas.

2.2.   BANTUAN LUAR NEGERI

Bantuan (aliran modal) luar negeri dari lembaga multilateral dan negara maju (“donor”) ke

negara berkembang (“debitur”) dibedakan atas: a) pemberian atau bantuan karitas penuh

(“grant”), dan b) pinjaman atau utang (“loan”). Tentu saja berbeda satu sama lain, terutama

aspek implikasi yang berbeda karena yang kedua menjadi beban sementara yang pertama tidak.

Implikasi beban utang adalah persoalan serius terkait persoalan kinerja pemerintah dan birokrasi

yang melaksanakannya. Persoalannya pun bergulir pada aspek kelembagaan tentang bagaimana

mengelola dan membayar kembali cicilan pokok dan bunga dari transaksi utang yang telah

dilakukan pemerintah (Rachbini, 2001).

Persoalan pokok yang krusial terletak pada jenis bantuan kedua atau utang, yang jumlahnya pada

saat ini sangat besar dan merupakan implikasi langsung dari akumulasi dalam masa yang lama.

Sedangkan, bantuan dalam bentuk hibah (grant) jumlahnya sangat sedikit, jauh lebih kecil dan

sangat jarang diberikan. Bantuan hanya datang untuk hal khusus, seperti bencana alam,

pendidikan, lingkungan hidup, demokratisasi dan aktivitas khusus lainnya (Rachbini, 2001).

Utang luar negeri (loan) yang diterima negara-negara berkembang dibedakan atas dana

pembangunan resmi (Official Development Fund), kredit ekspor, dan pinjaman swasta.

99

Page 100: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Sedangkan pinjaman luar negeri pemerintah Indonesia dibedakan atas pinjaman dari CGI (dulu

IGGI) dan non-CGI. Pinjaman CGI yang berasal dari donor multilateral, seperti Bank Dunia,

Bank Pembangunan Asia, dan UNDP. Pinjaman yang berasal dari donor bilateral CGI, seperti

dari USA, Belanda, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, Australia, Kanada, dan Italia. Pinjaman di

luar CGI meliputi pinjaman multilateral di luar CGI, pinjaman bilateral di luar CGI, pinjaman

dari lembaga keuangan, dan obligasi (Rachbini, 2001).

Utang luar negeri pemerintah tanpa dikaitkan dengan persiapan kelembagaan, mekanisme, dan

proses sosial politik yang memayunginya akan menimbulkan distorsi berkelanjutan dan

menimbulkan kegagalan dalam mengimplementasikannya di lapangan. Mengapa? Utang luar

negeri ini berada dalam domain pemerintah (publik) dan dalam genggaman birokrasi, yang

menjadi transmisi dalam mengantarkan proyek-proyek pembangunan di masyarakat (Rachbini,

2001).

Meskipun syarat-syarat pembayaran utang luar negeri telah diusahakan berada dalam batas-batas

kemampuan untuk membayar kembali, namun kenyataan menunjukkan pemerintah untuk dapat

membayar angsuran cicilan pokok dan bunga utang sehingga harus terus membuat utang baru.

Bahkan bantuan luar negeri untuk kasus di Indonesia bukan hanya gagal untuk meningkatkan

(menstimulasi) atau membiayai sebagian upaya pertumbuhan ekonomi, melainkan sudah

merupakan suatu keharusan untuk bisa menumbuhkan ekonomi, meskipun laju pertumbuhan

ekonominya sudah sedikit menurun (Rachbini, 2001).

Kondisi ekstrem pada saat krisis ekonomi bahkan menunjukkan bahwa utang luar negeri menjadi

“mutlak” diperlukan untuk mengeluarkan Indonesia dari pertumbuhan ekonomi yang negatif

(kontraksi) ke kondisi stagnan (pertumbuhan nol), kemudian menuju pertumbuhan ekonomi yang

positif. Pemulihan ekonomi berjalan sangat terlambat dibandingkan dengan negara-negara

tetangga, yang bersama-sama mengalami krisis dan juga relatif terikat dengan utang luar negeri.

Bahkan pada masa krisis ekonomi yang memuncak, Indonesia mundur ke belakang dan kembali

memerlukan bantuan luar negeri untuk kebutuhan yang mendasar (basic need) pangan agar

rakyat tidak kelaparan, juga obat-obatan untuk mengurangi kemunduran tingkat kesehatan dan

gizi masayarakat, terutama balita. Inilah yang kemudian diwujudkan dalam program paling

100

Page 101: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

mendasar atau primer (sebagai hak dasar ekonomi warga negara) melalui Jaring Pengaman

Sosial atau Social Safety Net (Rachbini, 2001).

Penggunaan bantuan luar negeri secara normatif digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek

yang produktif dan bermanfaat atas dasar inspirasi dari program Marshall Plan. Tetapi

persoalannya pertama, yang dihadapi dalam kenyataan, adalah bahwa sirkulasi uang dari

transaksi utang tersebut kembali ke negara donor melalui kontrak dengan pengusaha berasal dari

negara pemberi utang, bantuan teknis konsultan, dan prasyarat-prasyarat lainnya yang

menguntungkan negara donor. Untuk kasus bantuan Jepang, menurut Prof. Murai dari Sophia

University, tidak kurang dari 70% dari aliran uang utang tersebut kembali ke negara asalnya.

Yang tertinggal di negara penerima adalah wujud fisik dan non-fisik proyek-proyeknya, yang

tidak efisien dan bocor dalam proses lingkar mekanisme keuangan publik (Rachbini, 2001).

Persoalan kedua, bantuan luar negeri merupakan peluang bisnis tanpa resiko dan pasti

menghasilkan keuntungan (bahkan di atas normal) bagi pengusaha di negara pemberi pinjaman.

Hal ini merupakan konsekwensi logis dari persyaratan, yang diciptakan oleh negara donor

terhadap negara kreditor dan telah menyebabkan uang kembali ke negara asalnya. Mafia-mafia

pengusaha di sekitar birokrat asing juga besar jumlahnya. Yang mempunyai telinga tajam dan

menempel di dinding-dinding kantor Bank Dunia, Departemen Ekonomi dan Luar Negeri negara

donor (Rachbini, 2001).

Persoalan ketiga adalah bantuan luar negeri cenderung diiringi oleh pemborosan pembiayaan

pembangunan. Untuk menumbuhkan ekonomi sebesar 1 persen diperlukan peningkatan modal

sebesar 4-5 persen. Ini adalah masalah inefisiensi sesuai dengan angka ICOR. Hal ini terjadi

karena buruknya birokrasi dan aspek kelembagaan ekonomi politik. Pihak donor juga ikut

bertanggung jawab atas kegagalan bantuan luar negeri ini. Mengapa demikian? Selama ini telah

terjadi piihan yang “keliru” antara proyek yang produktif dan yang tidak produktif. Proses

alokasi dan mekanisme seleksi pemanfaatan sumber yang berasal dari utang luar negeri ini tidak

berjalan dengan baik. Semuanya ini akibat ketidakberesan sistem pasar yang berkembang

distorsif (Rachbini, 2001).

101

Page 102: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Pada sisi lain, pihak donor selalu terlibat dengan cermat dan mengawasi (watchdog) setiap

tahapan proses bantuan luar negeri dari awal hingga akhir (evaluation). Tetapi hasilnya tetap

tidak memadai karena kerangka dasar kelembagaan pendukung transaksi utang luar negeri sangat

lemah. Selain itu, pihak donor sebagai “supplier” tidak lepas dari kepentingan mendapatkan

manfaat dalam implementasinya, terutama para birokrat asing dan pengusaha yang

melingkarinya (Rachbini, 2001).

Hal keempat, pihak donor yang berasal dari negara-negara maju seharusnya mengetahui

persoalan kelembagaan non-pasar di negara-negara berkembang seperti ini, seperti masalah

penegakan hukum pasar dan birokrasi. Logika ini didasarkan pada pengalaman sejarah negara

dan bangsanya sendiri, yang telah berusia ratusan tahun, serta proses modernisasi ekonomi dalam

masa yang panjang. Setiap proses pengembangan ekonomi, fiskal dan utang luar negeri, terutama

aktivitas dalam lingkup ekonomi publik, selayaknya diikuti dengan pembangunan kelembagaan

yang memadai untuk itu, termasuk perbaikan kelembagaan hukum ekonomi dan birokrasi.

Namun birokrat-birokrat Bank Dunia menutup mata terhadap kenyataan ini, “seolah-olah tidak

hendak tahu” bahwa utang yang dilaksanakan melalui sistem dan mekanisme keuangan publik

akan gagal tanpa kelembagaan yang kuat  (Rachbini, 2001).

Kelima, birokrat asing dan para analisnya lupa bahwa kelembagaan berperanan penting sebagai

kerangka fondasi yang penting, yang pada gilirannya merusak indikator-indikator ekonomi

tersebut jika tidak dikembangkan secara proporsional (Rachbini, 2001).

Dalam jangka pendek, menghindari dan mengatasi perangkap bantuan luar negeri yang

berkepanjangan dapat dilakukan dengan cara merestrukturisasi utang luar negeri dan

memperbaiki Debt Services Ratio (DSR). Lebih jauh, pemerintah dapat menghapus sebagian

bantuan luar negeri (loan) secara selektif untuk proyek-proyek yang sebenarnya tidak layak,

tidak efisien, dan tidak bermanfaat. Cara yang terakhir ini dapat ddilakukan dengan diplomasi

terhadap negara donor, sekaligus sebagai pertanggungjawaban ppolitik terhadap rakyat

(Rachbini, 2001).

Cara menghindari perangkap dalam jangka menengah adalah mengkaji pilihan investasi dengan

dasar keuntungan komparatif, melakukan deregulasi yang intensif guna memperbaiki kinerja

102

Page 103: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

pasar dan kelembagaan non-pasar, serta melakukan inovasi SWAP tanpa konfrontasi (diplomasi

ekonomi). Bahkan jangan menutup kemungkinan cara moratorium seperti yang pernah dilakukan

Mexico dan negara Amerika Latin lainnya karena pertimbangan politik bahwa beban yang

ditanggung rakyat sudah begitu berat dan menyiksa (Rachbini, 2001).

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BANK DUNIA

Bank Dunia didirikan bersama-sama dengan didirikannya IMF pada tahun 1944 di Britton

Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Bank Dunia dibentuk oleh dua negara promotor dan

pendukung utama, yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal didirikannya adalah untuk

mencegah berulangnya peristiwa Great Depression sebagaimana pernah terjadi pada sekitar

tahun 1930 (Hutagalung, 2009). Hal ini disebabkan perang dunia kedua yang melanda hampir

seluruh belahan bumi sangat berpotensi meninggalkan puing-puing perekonomian yang luluh

lantak di Eropa dan juga di sebagian besar negara-negara korban perang lainnya.

Entah karena pihak sekutu (yang saat itu sudah didukung oleh Amerika Serikat

pascapengeboman Pearl Harbour oleh Jepang) merasa perang tidak akan berlangsung lama lagi

ataupun karena alasan lain, tetapi yang jelas setahun setelah didirikannya Bank Dunia perang

dunia kedua benar-benar berakhir. Sesuai prediksi, negara-negara korban perang, terutama di

Eropa, segera membutuhkan aliran dana segar untuk merekonstruksi perekonomian mereka

pascaperang. Prancis tercatat sebagai negara pertama yang mendapatkan pinjaman dari Bank

Dunia senilai 250 juta dolar AS.

Dalam perkembangannya, semakin sedikit negara yang mengalami peperangan, sehingga

kebutuhan untuk rekonstruksi pascaperang pun semakin kecil. Pada saat itu, Bank Dunia di

bawah kepemimpinan Mc-Namara menggeser fokusnya ke arah pembangunan infrastruktur,

pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik, terutama di negara-

negara dunia ketiga yang notabene tertinggal dari negara maju.

3.2   PERAN BANK DUNIA BAGI DUNIA INTERNASIONAL

Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran bagi perkembangan dunia

Internasional. Sebagaimana tujuan didirikannya, Bank Dunia telah membantu negara-negara

103

Page 104: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

korban perang, terutama di wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan

perekonomiannya yang hancur pascaperang dunia kedua. Seteah proses rekonstruksi pascaperang

selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagai lembaga pemberi pinjaman uang berbunga

rendah untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan.

Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara untuk mengembangkan beberapa hal,

seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan

kemiskinan, hingga lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan bantuan dalam bentuk

dua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga rekomendasi kebijakan, terutama terkait kebijakan

keuangan atau yang berhubungan dengan proyek yang didanai.

Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan oleh negara-negara peminjam

memberikan dua dampak sekaligus, di mana satu dan yang lainnya saling bertolak belakang. Di

satu sisi, bantuan Bank Dunia seringkali merupakan penyelamat keuangan dan perekonomian

negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan tersebut juga tidak jarang menimbulkan masalah

baru yang kadang jauh lebih besar dari masalah yang telah diatasi.

Negara-negara peminjam biasanya merupakan negara berkembang yang notabene-nya tergolong

“miskin”, apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Mereka membutuhkan suntikan modal

untuk proyek-proyek di berbagai bidang, meskipun biasanya berujung pada satu harapan, yaitu

menggerakkan dan menggeliatkan roda perekonomian. Dengan hal tersebut, mereka bisa

mendongkrak keuangan dan pendapatan dalam negeri. Modal inilah yang seringkali tidak bisa

mereka dapatkan kecuali melalui lembaga-lembaga keuangan internasional. Dalam konteks ini,

Bank Dunia memberikan keuntungan bagi negara-negara peminjam karena biasanya pinjaman

yang diberikan tergolong berbunga rendah.Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu

yang sangat penting bagi suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif,

negara-negara dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai

perekonomian di negara-negara maju. Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh negara

berkembang, sehingga tidak mengherankan jika kemudian Bank Dunia dan juga lembaga-

lembaga keuangan internasional lainnya menjadi penyedia “jalan pintas” menuju terwujudnya

harapan tersebut.

104

Page 105: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Jika dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing negara peminjam telah

menjadi penyangga, sehingga perekonomian dunia menjadi lebih stabil dan terkendali. Hal ini

tentunya juga sesuai dengan tujuan keberadaan dari Bank Dunia. Karena keruntuhan, atau

setidaknya kemunduran ekonomi suatu negara (yang mungkin terjadi tanpa bantuan Bank Dunia)

dapat berdampak bagi negara-negara lainnya, baik di tingkat regional ataupun multinasional.

Namun masalahnya adalah, seperti yang sudah disebutkan, bahwa bantuan dana tersebut

seringkali justru menimbulkan masalah-masalah baru yang kadang jauh lebih serius dari masalah

yang telah ditanganinya. Tidak bisa dipungkiri, rata-rata negara peminjam biasanya merupakan

negara dengan sistem kelembagaan dan profesionalisme pengelolaan uang yang kurang

dibandingkan dengan negara-negara maju.

Analogi sederhananya adalah seperti seorang entrepreneur amatir yang sedang berusaha

menjalankan roda bisnisnya dengan uang pinjaman dari investor kaya. Di satu sisi, pinjaman

uang tersebut menjadi solusi karena tanpa modal uang pinjaman itu bisnis tidak akan bisa

dijalankan sama sekali. Tapi di sisi lain, entrepreneur amatir seperti itu kemungkinan besar tidak

ahli dalam pengelolaan modal yang telah diberikan, sehingga resiko kerugiannya sangat besar.

Hal ini bisa disebabkan kesalahan dalam menggunakan uang, tidak efektif, tidak efisien, atau

bahkan tidak bermanfaat.

Kembali ke konteks negara-negara peminjam, dana pinjaman dari Bank Dunia seringkali

digunakan untuk proyek-proyek yang bisa jadi salah sasaran. Alih-alih mengambil keuntungan

dari uang pinjaman yang diberikan, justru kerugian yang didapat beserta utang berbunga

(meskipun rendah) yang terus menumpuk. Dalam hal inilah kemudian seringkali pinjaman dari

Bank Dunia disertai prasyarat-prasyarat ataupun anjuran-anjuran berupa kebijakan keuangan

atau kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan proyek yang didanai.

Sayangnya, prasyarat dan anjuran ini justru sering dituding sebagai “biang keladi” kerumitan dan

kemelut utang yang menimpa negara-negara peminjam. Bank Dunia dianggap terlalu sering

menyamaratakan konsep dan asumsi bagi seluruh negara-negara peminjam, padahal sangat

mungkin satu kebijakan yang cocok di satu negara justru merusak jika diterapkan di negara yang

lain. Sebagai contoh, liberalisasi keuangan dan kapitalisme yang senantiasa dikampanyekan

105

Page 106: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Bank Dunia (karena didominasi dari sejak pembentukannya oleh dua motor kapitalisme, AS dan

Inggris), bisa berdampak sangat negatif jika negara yang menerapkannya tidak memiliki

kesiapan yang baik, sebagaimana terjadi pada Indonesia yang mengalami krisis pada tahun 1997.

Prasyarat dan anjuran lain dari Bank Dunia yang sering jadi bahan tudingan adalah mengenai

pelaksana atau pihak yang terlibat dalam proyek. Dengan alasan ketidakmampuan negara

peminjam untuk secara mandiri menjalankan proyek tersebut karena kendala teknologi dan

profesionalisme, Bank Dunia secara eksplisit maupun implisit, secara langsung maupun tidak

langsung, seringkali mensyaratkan keterlibatan negara maju yang notabene-nya merupakan

negara pendonor dana bantuan itu. Dalam hal ini, negara maju yang dimaksud diminta untuk

menjadi semacam “kontraktor” ataupun konsultan yang terlibat langsung dalam menjalankan

proyek tersebut. Dampaknya adalah kembalinya aliran uang pinjaman kepada negara peminjam.

Aliran uang pinjaman kepada negara peminjam merupakan salah satu tema sentral yang menjadi

bahan kontroversi dari setiap proyek yang didanai Bank Dunia. Hal ini dapat dianalogikan secara

sederhana dengan adanya seorang entrepreneur amatir yang meminjam uang untuk berbisnis

menjalankan proyek tertentu, tetapi kemudian karena ketidakmampuannya menjalankan proyek,

ia justru meng-hire sang pemberi pinjaman. Dengan demikian, yang terjadi adalah entrepreneur

tersebut menanggung dua resiko, resiko kerugian dari proyek bisnis yang dijalankan serta resiko

menanggung utang dari bunga pinjaman. Sementara di sisi lain, sang peminjam menikmati dua

keuntungan, keuntungan gaji ataupun imbalan atas kerjanya sebagai pihak yang menjalankan

proyek dan keuntungan dari bunga pinjaman. Bagi pihak peminjam, kerugian atas proyek yang

dilaksanakan tidak menjadi masalah baginya, karena uang ganti ruginya pun ditanggung oleh

entrepreneur sebagai pihak peminjam.

Kembali ke dalam konteks negara peminjam, alih-alih uang pinjaman menjadi stimulasi untuk

menggerakkan roda ekonomi, sebagian besarnya justru menjadi penggerak roda ekonomi di

negara pemberi pinjaman. Sementara yang tertinggal di negara peminjam hanyalah bentuk fisik

maupun non-fisik hasil dari proyek yang telah dilaksanakan.

Akumulasi dari dampak-dampak negatif di atas adalah kemelut utang yang semakin menumpuk

bagi negara peminjam. Selain itu, bisa terjadi kerawanan sosial di dalam negeri peminjam akibat

106

Page 107: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

penggunaan dana proyek yang salah sasaran, tidak profesional, atau banyak “kebocoran”.

Sehingga mayoritas masyarakat negara peminjam yang seharusnya menikmati uang pinjaman

yang diberikan justru merasa tidak mendapat apa-apa, yang ada hanyalah segelintir orang kaya di

dalam negeri yang semakin kaya lantaran mendapat bagian “jatah�€� proyek yang telah

dilaksanakan.

Jika tidak diselesaikan, akumulasi masalah-masalah yang terjadi di masing-masing negara

peminjam dapat terakumulasi lagi menjadi masalah global. Tanpa penanganan dan perhatian

serius dari dunia internasional terhadap masalah ini, termasuk Bank Dunia, stabilitas ekonomi

global suatu saat dapat sangat terganggu, bahkan mengakibatkan chaos. Alih-alih menjaga

kestabilan ekonomi global, mungkin yang dijalankan Bank Dunia dan lembaga keuangan sejenis

justru menunda gejolak ekonomi global saat ini, dan menumpuknya hingga “meledak” saat

individu dan negara peminjam tidak lagi bisa menampung masalah yang mereka hadapi.

3.3.  PERAN BANK DUNIA TERHADAP INDONESIA

Kebijakan politik pemerintahan Presiden Soekarno yang mendekat ke blok Uni Soviet

menyulitkan Bank Dunia yang memiliki paham berseberangan untuk mengambil peran lebih

banyak bagi Indonesia. Oleh karena itu, Bank Dunia baru mulai berperan sebagai lembaga

pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu

sekitar tahun 1968. Namun sebelum memberikan pinjaman, Bank Dunia “menjajaki” Indonesia

dengan memberikan bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan makroekonomi, kebijakan

sektoral yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis (Hutagalung, 2009).

Di masa-masa awal pemberian pinjaman, Indonesia masih dianggap sebagai negara yang

memiliki nilai credit worthiness yang rendah. Oleh karena itu, pinjaman yang diberikan oleh

Bank Dunia pada saat itu menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, kecuali

administrative fee ¾ persen per tahun dan jangka waktu pembayaran 35 tahun dengan masa

tenggang 10 tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan kepada Indonesia adalah sebesar 5

juta dolar AS pada September 1968 (Hutagalung, 2009).

Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk pembangunan

di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan pembangunan sosial. Pada

107

Page 108: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan performa ekonomi yang memuaskan,

dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata

pertumbuhan ekonomi negara peminjam yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an

Indonesia sudah mulai dianggap sebagai negara yang lebih creditworthy untuk memperoleh

pinjaman Bank Dunia yang konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari

periode sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah pada

masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi pengembangan sektor-

sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Pada awal dekade 90-an hingga sebelum memasuki krisis moneter tahun 1997, Indonesia

menunjukkan performa ekonomi yang mengagumkan, bahkan sempat dijuluki sebagai salah satu

Asian Miracle. Laporan dan analisis Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia acap kali

dihiasi dengan berbagai pujian. Sayangnya, sebagaimana terjadi pada banyak negara lain seperti

yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, performa ekonomi yang memikat tersebut ternyata

lebih tepat sebagai “penundaan masalah”.

Kekeliruan dan dampak negatif dari bantuan Bank Dunia, baik berupa dana pinjaman maupun

anjuran kebijakannya, terbukti nyata (meski bukan faktor satu-satunya) pada saat Indonesia

mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Liberalisasi sektor keuangan yang didukung penuh

oleh Bank Dunia terbukti tidak cocok, bahkan mencelakakan, Indonesia. Pada saat krisis terjadi,

mungkin salah satu bantuan paling berharga yang diberikan oleh Bank Dunia berupa persetujuan

atas permintaan pemerintah Indonesia untuk membatalkan pinjaman yang tidak terserap sebesar

1,5 miliar dolar AS dan menyesuaikan (realokasi) pinjaman lainnya sebesar 1 miliar dolar AS

untuk membiayai program mendesak, seperti bantuan biaya sekolah, beasiswa, dan jaring

pengaman sosial.

Kemudian, pascakrisis yang melanda Indonesia, bantuan Bank Dunia masih terus berlanjut,

terutama difokuskan pada kelanjutan pemulihan ekonomi, penciptaan pemerintah yang

transparan, dan penyediaan pelayanan umum yang lebih baik, terutama bagi kelompok miskin.

Terakhir, Bank Dunia kembali menyetujui dua pinjaman kebijakan pembangunan kepada

Indonesia dengan nilai total 800 juta dolar AS untuk mendukung program prioritas reformasi

yang dimotori Pemerintah Indonesia pada bulan November 2010 (Purwoko, 2010).

108

Page 109: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Dari penjelasan tahap demi tahap bantuan Bank Dunia kepada Indonesia sejak tahun 1968, kita

dapat melihat betapa besar peran yang dimainkan oleh Bank Dunia terhadap pembangunan dan

pasang surut perekonomian nasional. Mulai dari infrastruktur yang dibangun selama dekade

1970-an hingga kebijakan-kebijakan terbaru di era reformasi, semuanya tidak terlepas dari peran

Bank Dunia.

Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 seharusnya dapat memberi pelajaran

berharga mengenai dua mata pisau yang diberikan oleh “bantuan” Bank Dunia. Terlepas dari

kontroversi niat dan tujuan pemberian bantuan oleh Bank Dunia, Indonesia sejatinya bisa

memilih menjadi negara yang mandiri dan menentukan masa depannya sendiri, mengukur

kemampuan membayar dan menghitung jumlah dana yang mungkin dipinjam, menyeleksi

proyek yang dijalankan agar sesuai dengan sasaran serta mencapai efektifitas dan efisiensi,

menilik kebijakan yang bisa diliberalisasi dan yang tidak, serta membekali diri dengan

pengetahuan dan teknologi. Karena bagaimanapun, kejahatan tidak hanya disebabkan niat dari

pelakunya, tapi juga kelengahan dan kesempatan yang diberikan oleh korbannya.

KESIMPULAN

109

Page 110: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Seperti kita ketahui bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkaan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam fungsinya bank yaitu sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam

lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Peranan bank sebagai lembaga keungan yaitu sebagai lembaga yang memberi kemudahan pada

masyarakat dalam hal penghimpun investasi dan sebagai alat transaksi bagi masyakat.

Dalam kegiatannya, bank dituntut untuk menjalankan fungsi dan peranannya sesuai dengan

peraturan perUndang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimana dalam

menjalankan kegiatan bank harus memenuhi sarat kesehatan bank guna menjaga kepercayaan

atas nasabah yang merupakan objek terpenting dalam bank. Namun dalam pelaksanaannya tidak

semua bank dapat memenuhi sarat kesehatan, ada bank yang mempunyai masalah dengan

kesehatan bank, namun dalam hal ini perlu campur tangan pemerintah melalui Bank Indonesia

guna meningkatkat kualitas bank dan meningkatkan perekonomian rakyat melalui penyaluran

dana dari bank.

Kebijakan yang diambil pemerintah bila di telah secara jernih sebenarnya merupakan

upaya untuk menekan laju pertumbuhan ekonomi secara sengaja, sadar dan dilakukan secara

sistematis.

Kondisi kehadiran Dana Moneter Internasional dalam ikut membenahi ekonomi Indonesia yang

di kecam banyak pihak karena di nilai bonafide oleh pelaku ekonomi Internasional sehingga

mereka masih mau bertransaksi dengan Indonesia. Bila tidak ada dukungan IMF, Indonesia bisa

dikucilkan dalam perdagangan Internasional, artinya ekonomi Indonesia akan kian terpuruk

setelah tertimpa krisis moneter.

Kondisi makro ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis apabila Indonesia ingin

menarik investasi asing lewat proses provitasi BUMN ataupun divestasi bank-bank publik yang

dilakukan oleh BPPN, maka Indonesia harus memberikan insentif lebih bagi para calon investor

tersebut. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dilakukan secara sadar, sehingga harus

dipikirkan dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut dan jangan sampai Indonesia dijauhi

oleh investor Internasional.

110

Page 111: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

Disamping itu jika para pengusaha diberikan kesempatan untuk mendapatkan kredit maka dia

akan berupaya berproduksi untuk menghasilkan keuntungan guna membayar utang dan

membayar pajaknya. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah mendorong eksport nasional,

terlebih lagi dalam kondisi dunia yang mengalami resesi seperti ini.

Oleh sebab itu diperlukan kebijakan yang berbeda terutama untuk sektor-sektor yang menjadi

prioritas sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Dan harapan kita semua agar pemerintah melalui bank-bank yang sehat dapat memberikan dana

kepada para nasabah yang membutuhkan sekaligus sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di

negara Indonesia yang kita cintai ini.

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan

kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

yang dikenal sebagai banknote. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank

Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS). Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh

karena itu, keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga

guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah

terjadinya bank runs and panics.

Peran Perbankan Nasional Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan Perbankan merupakan

salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan

nasional atau regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga

intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor. Dengan demikian, pelaku

ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian

roda perekonomian bergerak.

Pentingnya pengawasan juga disebabkan karakteristik usaha bank. Berbeda dengan perusahaan

jasa keuangan lainnya bank menyediakan produk berupa penerimaan simpanan dan pemberian

kredit. Produk dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank setiap saat atau beberapa waktu

setelah adanya permintaan pembayaran dari nasabah.

Daftar Pustaka

http://cahaya-oktaviani.blogspot.com/2012/04/peran-perbankan-dalam-perekonomian.html

111

Page 112: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

http://h3r1y4d1.wordpress.com/2012/04/05/peranan-perbankan-dan-perekonomian-indonesia/

http://henihendrayani.blogspot.com/2012/04/peran-perbankan-dan-perekonomian.html

Halwani, H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Penerbit

Ghalia Indonesia, Bogor.

Hutagalung, Jannes. 2009. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan

Sekarang. Di dalam: Abimanyu, A. dan A. Megantara. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal:

Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Perkins, John. 20ǥ. Confessions of an Economic Hit Men, Pengakuan Seorang Ekonom Perusak

(Edisi Bahasa Indonesia). Penerbit Abdi Tandur, Jakarta.

Purwoko, Krisman. Bank Dunia Setujui Pinjaman 800 Juta Dolar AS. www.republika.co.id [18

Desember 2010]

Rachbini, Didiek J. 2001. Tanggung Jawab Bank Dunia. Agrimedia Volume 7 Nomor 1.

Susanto, Heri. 2010. Gaji Sri Mulyani di Bank Dunia RpŃ Miliar. www.vivanews.com [18

Desember 2010]

http://id.wikipedia.org/wiki/Bank

http://amujaddid.blogspot.com/2013/03/pengertian-peranan-fungsi-bank-dan.html

Sumber : http://www.animers.net78.net/sistem-perekonomian-indonesia/

Sumber : http://gurumuda.com/bse/pengertian-dan-macam-macam-sistem-ekonomi.

Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Pelaku-

Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_Indonesia_8.2_%28BAB_15%29

www.stylepote.com/2013/05/ pengertian -dan-definisi- ekonomi .html

http://www.slideshare.net/amirawulandari/peran-perbankan-dalam-perekonomian-di-indonesia

pujiirahayuu.blogspot.com/2012/.../tugas-2-peranan-perbankan-dan.htm.

http://j4c0bs4l1m.wordpress.com/2012/06/06/peranan-perbankan-dan-perekonomian-indonesia/

112

Page 113: Tugas Pak Masfar Kelompok (Remed)

http://flower93mufaa.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.univpancasila.ac.id/index.php/seluruhberita/201-peranan-sektor-keuangan-dalam-

pembangunan-perekonomian

113