tugas - obat-obatan & phn - (dr.widi)

18
TUGAS Disusun oleh : Ravanno Fanizza H. 12100113005 Qurrata A’yunin 12100113011 Badruddin Yusuf 12100113026 Eva Hanifah 12100113029 Riva Arira 12100113046 Karmila Putriana 12100113056 Reisya Gina Nurfajri 12100113068 Preceptor dr. Widiati, Sp.KK SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Upload: dhytasoelistiyana

Post on 20-Nov-2015

255 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS

Disusun oleh :Ravanno Fanizza H. 12100113005Qurrata Ayunin 12100113011Badruddin Yusuf12100113026Eva Hanifah12100113029Riva Arira12100113046Karmila Putriana12100113056Reisya Gina Nurfajri12100113068

Preceptordr. Widiati, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG20141.) Perbandingan Potensi Relatifdan Dosis Ekuivalen SediaanKortikosteroid

Tabel Perbandingan Potensi Relatifdan Dosis Ekuivalen Sediaan KortikosteroidKortikosteroidPotensiLama kerja

Dosisekuivalen (mg)*

MineralkortikoidGlukokortikoid

Glukokortikoid

Kortisol (hidrokortison)11S20

Kortison0,80,8S25

6--metilprednisolon0,55I4

Prednisone0,84I5

Prednisolon0,84I5

Triamsinolon05I4

Parametason010L2

Betametason025L0,75

Deksametason025L0,75

Mineralokortikoid

Aldosteron3000.3S-

Fluorokortison15015.0I

2.0

Desoksikortikosteronasetat200.0

Keterangan:* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV.S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam)I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam) L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam)

2. Obat Kortikosteroid

Tabel Penggolongan Kortikosteroid Topikal Berdasarkan Potensi Klinis

EFEK SAMPING

Berikut efek samping kortikosteroid sistemik secara umumTempatEfekSamping

SaluranCernaHipersekresiasamlambung, mengubahproteksigaster, ulkuspeptikum/perforasi, pankreatitis, ileitis regional, kolitisulseratif.

OtotHipotrofi, fibrosis, miopatipanggul/bahu.

SusunanSyarafPusatPerubahankepribadian (euforia, insomnia, gelisah, mudahtersinggung, psikosis, paranoid, hiperkinesis, kecendrunganbunuhdiri), nafsumakanbertambah.

TulangOsteoporosis,fraktur, kompresi vertebra, skoliosis, frakturtulangpanjang.

KulitHirsutisme, hipotropi, strieatrofise, dermatosisakneiformis, purpura, telangiektasis.

MataGlaukomadankataraksubkapsular posterior

DarahKenaikanHb, eritrosit, leukositdanlimfosit

PembuluhdarahKenaikantekanandarah

MetabolismeKehilangan protein (efekkatabolik), hiperlipidemia,gulameninggi, obesitas, buffalo hump, perlemakanhati.

GinjalRetensi Na/air, kehilangankalium (astenia, paralisis, tetani, aritmiakor)

ImunologisMenurun, rentanterhadapinfeksi, reaktivasi Tb dan herpes simplek, keganasandapattimbul.

3). Obat Anti jamur Golongan Azol

TOPIKAL

Golongan azolRelatif berspektrum luas, bersifat fungistatik dan bekerja dengan cara menghambat sintesis ergosterol jamur yang mengakibatkan timbulnya defek pada membran sel jamur. Obat anti jamur golongan azol seperti klotrimazol, ketokonazol, ekonazol, oksikonazol, sulkonazol dan mikonazol, mempunyai kemampuan menggangu kerja enzim sitokrom P-450 lanosterol 14-demethylase yang berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah lanosterol menjadi ergosterol.

Klotrimazol Klotrimazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan oral kandidosis, diberikan oral troches (10 mg) 5 kali sehari selama 2 minggu atau lebih. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 500, 200 atau 100 mg yang dimasukkan kedalam vagina selama 1, 3, atau 6 hari berturu-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan klotrimazol cream 1%, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Ekonazol Ekonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 150 mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 3 hari berturut-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ekonazol cream 1%, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Mikonazol Mikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 200 atau 100 mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 7 atau 14 hari berturut-turut. Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan oral gel (125 mg) 4 kali sehari. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream 2%, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Ketokonazol Ketokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor, kutaneous kandidiasis dan dapat juga untuk pengobatan seborrrheic dermatitis. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ketokonazol 1% cream, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan sekali sehari sedangkan pengobatan seborrrheic dermatitis dioleskan 2 kali sehari. Untuk pengobatan pitiriasis versikolor menggunakan ketokonazol 2% shampoo dioleskan sekali sehari selama 5 hari sedangkan untuk pengobatan dandruff digunakan ketokonazol 1% shampoo sebanyak 2 kali seminggu selama lebih kurang 8 minggu.

Sulkonazol Sulkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneus. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan sulkonazol 1% cream Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris ataupun pitiriasis versikolor dioleskan 1 atau 2 kali sehari selama 3 minggu dan untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu. Oksikonazol Oksikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan oksikonazol 1% cream ataau lotion. Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan tinea kruris dioleskan 1 atau 2 kali sehari selama 2 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 1 tatau 2 kali sehari selama 4 mingggu dan pitiriasis versikolor dioleskan 1 kali sehari selama 2 minggu. Terkonazol

Terkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis yang disebabkan Candida albicans, dapat digunakan terkonazol 0,4% vaginal cream (20 gr terkonazol) yang dimasukkan ke dalam vagina menggunakan applikator sebelum waktu tidur, 1 kali sehari selama 7 hari berturut-turut, terkonazol 0,8% vaginal cream (40 mg terkonazol) yang dimasukkan ke dalam vagina menggunakan applikator sebelum waktu tidur, 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut dan vaginal suppositoria dengan dosis 80 mg terkonazol, dimasukkan ke dalam vagina, 1 kali sehari sebelum waktu tidur selama 3 hari berturut-turut. Tiokonazol Tiokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis tunggal sebanyak 300 mg dimasukkan ke dalam vagina. Untuk infeksi pada kulit digunakan tiokonazol 1% cream, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan kandidiasis kutaneus dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu, untuk tinea kruris dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu dan untuk pitiriasis versikolor dioleskan 2 kali sehari selama 1-4 minggu. Sertakonazol Sertakonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandida. spesies, digunakan sertakonazol 2% cream, dioleskan 1-2 kali sehari selama 4 minggu.

SISTEMIK Kelompok azol dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah nitrogen pada cincin azol. (Kedua kelompok ini memiliki spektrum dan mekanisme aksi yang sama.

Merupakan antifungi berspektrum luas, bekerja Menghambat sintesis ergosterol sehingga akan menyebabkan membrane sel jamur tidak stabil dan bocor, jamur lemah sehingga tidak dapat bereplikasi. Obat ini bersifat fungistatik

Indikasi: 1) tinea yang luas2) rekurensi terhadap pemberian obat topikal3) tinea berlokasi di ujung-ujung4) pasien dengan imunokompremis

Kelompok imidazol (ketokonazol, mikonazol, dan klotrimazol) terdiri dari 2 nitrogen kelompok triazol (itrakonazol, flukonazol, varikonazol, dan posakonazol) terdiri 3 nitrogen.

NoObatIndikasiEfek sampingKeterangan

1Ketokonazol Blastomyces dermatitidis, Candida species, Coccidiodes immitis, Histoplasma capsulatum, Malasezzia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis. Anoreksia, mual dan muntah Alergi (4%) gatal tanpa rash (2%) Hepatitis drug induced (pengobatan jangka waktu yang lama) alopesia, ginekomastia dan impoten ( dosis tinggi (>800 mg/hari) dapat menghambat human adrenal synthetase dan testicular steroid )

2Itrakonazol Aspergillosis sp, Blastomyces dermatidis, Candida sp., Cossidiodes immitis, Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis, Scedosporium apiospermum Sporothrix schenckii masalah gastrointestinal: mual, nyeri abdomen dan konstipasi. seperti sakit kepala, pruritus, ruam alergi.obat kategori C, tidak direkomendasikan untuk wanita hamil dan menyusui

3Flukonazol kandidiasis oral atau esophageal, criptococcal meningitis sporotrikosis (limfokutaneus dan visceral). kandidiasis mukotan tinea kapitis e.c Tinea tonsurans (anak) masalah gastrointestinal: mual, muntah, diare, nyeri abdomen dan juga sakit kepala hipersensitivitas, agranulositosis, sindroma Stevens Johnsons, hepatotoksik, trombositopenia efek pada sistem saraf pusatobat kategori C, tidak direkomendasikan untuk wanita hamil dan menyusui

4Varikonazol Blastomyces dermatitidis, Candida sp, Cryptococcus neoforams, Fusarium sp., Histoplasma capsulatum, Scedosporium apospermum. gangguan penglihatan transien (30%). 10-15% kasus ditemukan adanya abnormalitas fungsi hepar Bersifat teratogenik pada hewan dan kontraindikasi pada wanita hamil

5Posakonazol Zygomycetes. Posakonazol Aspergilosis fusariosis demam sakit kepala bengkak pada ekstremitas diare, mual muntah konstipasi dllmemiliki kemampuan antijamur terluas saat inibelun ada di Indonesia

4) Tzank Smear

Tujuan Pemeriksaan ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap sel-sel yang berasal dari bulla. Seperti pada a. herpes zosterb. herpes simplekc. varisellad. pemfiguse. infeksi staphylococcus

ProsedurCara kerja Pililah bula yang utuh dan terinfeksi. Bila tidak dijumpai bulla yang utuh. Gunakan daerah yang erosion yang bersih atau membuat lesi baru dengan menggosok-gosokkan epidermis. Dengan scalpel atau gunting , angkatlah dinding bulla Isaplah air / serum yang terdapat didalamnya dengan kaca spon Kerok dasar erosi bulla dengan scalpel Buatlah hapusan kecil kerokan tersebut diatas gelas objek Lakukan pengecatan dengan wrights/PMS Periksalah dibawah mikroskop dengan pembesaran 100,400, dan 1000 kali

Bahan dan alat Scalpel Guntung Mikroskop Pengecatan wright atau paragon multiple stain

Cara pemeriksaan tersebut diatas dapat mengidentifikasi sel epidermis, sel achantolytic (Tzank) , sel inflamasi , multinucleated giant cell (sel raksasa berinti banyak) dan sel mast.

Sel epidermisSel ini mempunyai ukuran 2-3 kali lebih besar dari PMN. Biasanya polygonal , inti ditengah , mengandung granula halus dan sering melekat satu dengan yang lainnya membentuk kelompok

Sel- sel achantolytic (Tzank)Sel-sel ini adalah epidermis yang terbentuk bulat dengan pengecatan berwarna gelap. Cytoplasma di bagian tepi yang tampak padat dan sel ini hampir tidak pernah dijumpai berkelompok, biasanya soliter, intinya terlihat gelap dibagian tepinya dan intinya relative berukuran besar dibandingkan dengan kelompok cytoplasma.

Sel inflamasi terdiri dari PMN monocyte

Multinucleated giant cells ( sel raksasa berinti banyak)Sel- sel ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis dengan mengandung inti terbanyak didalam suatu sel.

Sel mast Bentuk selnya bulat dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan PMN dan mempunyai inti bertengah serta mengandung banyak granula dalam cytoplasma.

Pengelolaan pasca tindakan medika. jika ditemukan bulla pasien dianjurkan jangan menggaruk supaya bulla tidak pecah sehingga diharapkan tidak menyebabkan sikatrikb. pasien disarankan untuk kontrol ulang, untuk menilai hasil pengobatan dan melihat jika kemungkinan terjadi komplikasi

5) Macam-macam krusta

1. Krustahemoragika2. Krusta serosa3. Krustapustulosa4. Krusta sanguinolenta

6) Post Herpatic NeurlgiaFaktor Risiko terjadinya PHN, yaitu:1. Pasien yang mengalami immunocompromise, bisa terjadi secara alami bila manusia menua. Oleh itu, orang yang lebih tua (>50) lebih berisiko mendapat zoster. Meskipun bisa terjadi seseorang yang muda untuk mengidap NPH, tetapi ini amat jarang sekali. Setiap faktor lain yang bisa melemahkan sistem imun seperti AIDS, diabetes, penyakit Hodgkins, leukemia dan obat seperti steroid.2. Wanita lebih cenderung mengidap NPH. Kebanyakan wanita melaporkan iritasi daripada pemakaian produk kewanitaan seperti tampon dan pembersih hygiene wanita yang menyebabkan iritasi pada tempat yang digunakan. Wanita juga lebih cenderung mendapatkan NPH sekitar waktu haid. Wujudnya prodrome di mana rasa nyeri yang berdenyut-denyut dan hipesthesi di dermatome di mana herpes zoster bakalan muncul merupakan faktor risiko untuk NPH.3. Derajat dan stress psikologis yang muncul pada waktu munculnya zoster bisa menjadi faktor risiko. Seseorang yang mempunyai personality disorder atau depresi lebih cenderung mengidap NPH.4. Zooster yang mengenai kepala bagian depan dan mata pasien yang juga dinamakan zoster ophthalmic, bias meningkatkan faktor risiko untuk NPH.5. Penelitian juga menunjukkan bahwa Caucasians lebih cenderung mengidap NPH dari orang ras Afrika, Asia atau Hispanik. 6. Pernah mengidap penyakit cacar air (varicela zooster) sebelumnya. Jadi setiap faktor risiko untuk mengidap varicella (Varicella-Zoster Virus) juga merupakan faktor risiko untuk mendapat NPH. Ini merupakan faktor risiko: Orang yang tidak pernah mengidap cacar air Orang yang tidak pernah mendapat vaksinasi terhadap cacar air Orang yang ada kontak dengan orang yang mengidap cacar air atau dengan alat makan atau barang pribadi mereka Orang dengan sistem imun yang tidak kuat (immunocompromised) seperti mereka yang mengidap AIDS, HIV, menjalani chemotherapy, deformitaskongenital) Orang dengan kanker Wanita hamil Anak-anak kecil

PENATALAKSANAAN

1. Analgesik: Pilihan terapi pertam aadalah parasetamol atau asam mefenamat dengan dosis 3 x 500 mg2. tricyclic antidepressants, gabapentin ,pregabalin, topical lidocaine 5% 3. Opioids, tramadol, capsaicin cream, dan capsaicin 8% patch