tugas negara n konstitusi

10
NEGARA DAN KONSTITUSI Oleh : Riski Salim (1109100064) Ahmad Zikri (1109100702) Radhiyullah Armi (1109100703) M. Arif H. (1105100053) DOSEN : Suprapti, SH Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

Upload: radhiyullah

Post on 26-Jun-2015

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Negara n Konstitusi

NEGARA DAN KONSTITUSI

Oleh :

Riski Salim (1109100064)

Ahmad Zikri (1109100702)

Radhiyullah Armi (1109100703)

M. Arif H. (1105100053)

DOSEN :

Suprapti, SH

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

2010

Page 2: Tugas Negara n Konstitusi

NEGARA DAN KONSTITUSI Negara dan konstitusi adalah dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan, tanpa konstitusi Negara tidak dapat terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasar suatu Negara. Dalam penyelenggaraan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar. Begitu juga penyelenggaraan bernegara di Indonesia, yang didasarkan pada konstitusi. Hal ini dapat dicermati dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Negara yang berlandaskan pada suatu konstitusi, dinamakan Negara konstitusional (constitutional state). Akan tetapi, untuk dianamakan negara konstitusional yang ideal, maka konstitusi negara tersebut harus memenuhi sifat atau ciri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi, Negara tersebut harus pula menganut gagasan tentang konstatisionalisme, yang dimana konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.

Oleh sebab itu, bahasan mengenai Negara dan konstitusi akan dimulai dengan gagasan tentang konstitusionalisme, yang secara terperinci terdiri dari :

1. Konstitusionalime 2. Konstitusi Negara 3. Undang- Undang 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia 4. System Ketatanegaraan Indonesia.

1. Konstitusionalisme a. Gagasan tentang konstitusionalime

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri dari unsur rakyat (penduduk), wilayah dan pemerintah. Pemerintah adalah suatu unsur negara yang bertugas menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi tujuan bernegara. Di Negara Demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar rakyat dan kekuasaan pemerintah dibatasi agar tidak disalahgunakan dan tidak sewenang-wenang serta benar-benar untuk kepentingan rakyat.

Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi. Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengatur dan menetapkan kekuasaan negara sedemikianrupa sehingga kekuasan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan rakyat serta tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuaasan pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar.

Gagasan kekuasaan negara harus dibatasi serta hak-hak dasar warga dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan konstitusionalisme. Oleh karena itu, suatu negara demokrasi harus memiliki dan harus berdasar pada suatu konstitusi, apakah dia bersifat naskah (written constitution) atau tidak bersifat naskah (unwritten constitution). Di dalam gagasan konstitusionalisme, undang-undang dasar sebagai lembaga mempunyai fungsi khusus yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan di suatu pihak dan dipihak lain menjamin hak-hak asasi warga negara (Mirriam Budiardjo, 1977).

Page 3: Tugas Negara n Konstitusi

Jadi dapat disimpulkan, di dalam gagasan konstitusionalisme, isi dari pada konstitusi negara bercirikan dua hal pokok, yaitu sebai berikut :

• Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah, atau penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.

• Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara.

Konstitusi atau undang-undang dasar dianggab sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun yang sesuai dengan dalil “Government by law, not by Men”.

b. Negara Konstitusional

Setiap negara memiliki konstitusi sebagi hukum dasar. Negara konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi negara tersebut juga harus menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa konstitusi suatu negara harus mampu memberikan batasan kekuasaan pemerintahan serta member perlindungan pada hak-hak dasar negara. Suatu negara yang memilki konstitusi tetapi isinya mengabaikan dua hal pokok di atas, maka dia bukan negara konstitusional.

Negara konstitusional bukan sekedar konsep formal, tetapi juga memilki makna normatif. Di dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi tidak hanya merupakan suatu dokumen yang menggambarkan pembagian dan tugas-tugas kekuasaan, tetapi juga menetukan dan membatasi kekuasaan agar tidak disalahgunakan. Sementara itu di lain pihak, konstitusi juga berisi jaminan akan hak-hak asasi dan hak dasar warga negara. Negara yang menganut gagasan konstitusionalisme inilah yang disebut negara konstitusional (constitutional state).

Adnan Buyung Nasution (1995), menyatakan bahwa negara konstitusional adalah negara yang mengakui dan menjamin hak-hak warga negara serta membatasi dan mengatur kekuasaan secara hukum. Jaminan dan pembatasan yang dimaksud harus tertuang dalam konstitusi.

2. Konstitusi Negara a. Pengertian Konstitusi Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis “constituer” yang artinya membentuk. Pemakaian

istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara atau menyusun dan mentakan suatu negara. Istilah konstitusi bias disapersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia konstitusi diartikan sebagai berikut :

• Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan. • Undang-undang dasar suatu negara

Konstitusi juga dapat diartikan sebagai hukum dasar. Dalam penjelasan UUD 1945, dikatakan : “Undang-undang dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara itu. Undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disamping undang-undang dasar tersebut berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yakni aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis disebut konvensi.

Page 4: Tugas Negara n Konstitusi

Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit, Sebagai berikut:

• Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis • Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu undang-

undang dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar tertulis

Di negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, undang-undang dasar mempunya fungsi khas, yaitu membatasi kekuasan pemerintah sedemikianrupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat semena-mena. Pada prinsipnya, tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

b.Kedudukan konstitusi

Konstitusi secara umum berisi hal-hal yang mendasar dari suatu negara.hal-hal mendasar itu adalah aturan-aturan atau norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok bernegara.Umumnya mereka memiliki kedudukan formal yang sama yaitu sebagai berikut:

• Konstitusi sebagai hukum dasar Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-

hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.Secara khusus konstitusi memuat tentang badan-badan pemerintahan (lembaga-lembaga negara), dan sekaligus memberikan kewenangan kepadanya.

Jadi, konstitusi menjadi (a) dasar adanya dan (b) sumber kekuasaan bagi setiap lembaga negara. Oleh karena itu, konstitusi juga mengatur kekuasaan badan legisatif, maka UUD juga merupakan (c) dasar adanya dan sumber bagi isi aturan hukum yang ada di bawahnya.

• Konstitusi sebagai hukum tertinggi

Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karena itulah, aturan-aturan lain yang dibuat oleh pembentuk undang-undang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan undang-undang dasar.

C.Isi,Tujuan,Fungsi, Konstitusi Negara

Apabila kita membaca pasal demi pasal dalam UUD 1945 maka kita dapat mengetahui beberapa hal yang menjadi isi daripada konstitusi Republik Indonesia. Hal yang diatur dalam UUD 1945 antara lain:

• Hal-hal yang sifatnya umum, misalnya tentang kekuasan dalam negara dan identitas-identitas negara.

• Hal yang menyangkut lembaga-lembaga negara,hubungan antara lembaga negara. Fungsi, tugas, hak dan kewenangannya.

Page 5: Tugas Negara n Konstitusi

• Hal yang menyangkut hubungan antara negara dan warga negara yaitu hak dan kewajiban negara terhadap warganya.

• Konsepsi atau cita negara dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan. • Hal mengenai perubahan Undang-Undang Dasar. • Ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan transisi.

Sejalan dengan sifat memmbatasi kekuasaan pemerintahan maka konstitusi secara ringkas memiliki tiga tujuan, yaitu

• Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan pilitik. • Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri. • Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya

(ICCE UIN,2000) Konstitusi negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Asshiddiqie,2002).

• Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara. • Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara. • Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dan warga negara. • Fungsi sebagai saran pengendalian masyarakat (social contol)

3. UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia a. Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia

• Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949 Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia

sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

• Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

• Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

Page 6: Tugas Negara n Konstitusi

• Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:

• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara

• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup • Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis

Indonesia

• Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:

• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya

• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

• Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

• Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta

Page 7: Tugas Negara n Konstitusi

kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.

a. Proses Amandemen UUD 1945 Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD

1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

• Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 • Perubahan Pertama UUD 1945

Perubahan Pertama UUD 1945, adalah perubahan pertama pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999. Perubahan Pertama menyempurnakan pasal-pasal berikut:

• 1 Pasal 5 • 2 Pasal 7 • 3 Pasal 9 • 4 Pasal 13 • 5 Pasal 14 • 6 Pasal 15 • 7 Pasal 17 • 8 Pasal 20 • 9 Pasal 21 • 10 Pranala luar

• Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 • Perubahan Kedua UUD 1945

Page 8: Tugas Negara n Konstitusi

Perubahan Kedua UUD 1945, adalah perubahan kedua pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000.

Perubahan Kedua menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:

Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, BAB IXA WILAYAH NEGARA(Pasal 25E), 10 BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK (Pasal 26, Pasal 27), 11 BAB XA HAK ASASI MANUSIA(Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28 I, Pasal 28J), BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA(Pasal 30), BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN(Pasal 36A, Pasal 36B, Pasal 36C)

• Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 • Perubahan Ketiga UUD 1945

Perubahan Ketiga UUD 1945, adalah perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1-9 November 2001. Perubahan Ketiga menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:

Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A, Pasal 7B, Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17, BAB VIIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH (Pasal 22C, Pasal 22D), BAB VIIB PEMILIHAN UMUM(Pasal 22E, Pasal 23, Pasal 23A, Pasal 23C), BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (Pasal 23E, Pasal 23F, Pasal 23G, Pasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B, Pasal 24C)

• Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 • Perubahan Keempat UUD 1945

Perubahan Keempat UUD 1945, adalah perubahan keempat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002.

Perubahan Keempat menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:

Pasal 2, Pasal 6A, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 16, BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG(Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24), BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (Pasal 31, Pasal 32), BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL(Pasal 33, Pasal 34, Pasal 37), ATURAN PERALIHAN (Pasal I, Pasal II, Pasal III), ATURAN TAMBAHAN(Pasal I, Pasal II)

4. Sistem Ketatanegaraan Negara Indonesia

A. Bentuk Negara Kesatuan Suatu negara yang mereka dan berdaulat, yang berkuasa satu pemerintah pusat yang menatur

seluruh daerah secara totalitas. Bentuk negara ini tidak terdiri atas beberapa negara, yang

Page 9: Tugas Negara n Konstitusi

menggabungkan diri sedemikian rupa hingga menjadi satu negara yang negara-negara itu mempunya status bagian-bagian. Negara Kesatuan dapat berbentuk :

• Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dimana segala sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diurs oleh pemeintah pusat dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

• Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepala daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan daerah swatantra.

B. Bentuk Pemerintahan Republik Merupakan pemerintahan yang terbentuk dari beberapa kelompok, biasanya dengan dilengkapi majelis tinggi yang merupakan representasi kelompok-kelompok yang berkuasa yang akan memilih pemimpin, Jenisnya : • Republik Bangsawan

Pemerintahan dipilih melalui musyawarah dari beberapa keluarga bangsawan. Contohnya Republik Roma. Pada abad pertengahan jabatan pemimpin disebut Prince. Masa jabatan penguasa selama 8 tahun.

• Republik Konstitusional Republik Konstitusional, Republik yang berfondasi pada undang-undang dasar. Contoh NKRI, masa jabatan penguasa 4 tahun.

• Republik Pedagang Republik yang pada dasarnya adalah perusahaan yang memiliki tanah di daerah tertentu, memiliki hukum dan kelengkapan republik pada umumnya. Hanya ada pada jaman pertengahan, sekarang sudah menajadi perusahaan multi nasional. Masa jabatan penguasa 4 tahun.

• Republik Administratif Republik yang memiliki birokrasi yang ketat. Masa jabatan 4 tahun. Teokrasi, Republik yang penguasanya juga merupakan pemuka agama dan berkuasa sampai mati.Contohvatikan.

• Republik Diktatorial Republik yang penguasanya menjabat sampai mati dan berkuasa penuh atas negaranya, parlemen hanya boneka saja.

C. Sistem Pemerintahan Presidentil

Negara dengan sistem presidentil biasanya berbentuk republik dengan presiden sebagai kepala negara merupakan pemimpin dari perangkat negara pada kementerian-kementerian pada negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan merupakan pemimpin dari perangkat pemerintahan yang direpresentasi pada bagian dari kementerian negara kepada kementerian-kementerian yang ada pada kabinet. Di sini, presiden mempunyai hak yang lebih luas sebagai kepala birokrasi/ aparatur negara, mewakili negara ke luar negeri dan kepala negara dan kepala pemerintahan sebagaimana diatur berdasarkan konstitusi negara dan perundang-undangan negara menjalankan kebijakan dalam negeri. Namun tentunya ada pengecualian bagi beberapa negara berbentuk monarki absolut seperti Arab Saudi, di mana raja biasanya merangkap sebagai kepala pemerintahan. Negara-negara dengan sistem presidentil seperti: Amerika Serikat, Filipina, Indonesia

Page 10: Tugas Negara n Konstitusi

D. Sistem Politik Demokrasi

Demokrasi dari system politik lebih luas dari bentuk pemerintahan.Menurut Huntington, system politik dapat dibedakan dari system politik demokrasi dan non demokrasi. Sistem politik demokrasi, system pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip demokrasi. Tidak sewenag-wenang. Kekuasaan tidak takterbatas. Mengutamakan kepentingan umum dan keadilan. (contoh lihat penjelasan umum UUD 45 sebelum amandemen, ada disebutkan 7 prinsip pemerintahan yang baik).Sistem politik non demokrasi, politik otoriter, totaliter, dictator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, dan system komunis.

Referensi

• http://id.wikipedia.org/wiki/Undang • http://ivan-sugi.blogspot.com/2009/03/bentuk-bentuk-pemerintahan.html • http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_negara • http://yanel.wetpaint.com/page/Demokrasi

KELOMPOK II:

1. RISKI SALIM (1109100064) 2. AHMAD ZIKRI (1109100702) 3. RADHIYULLAH ARMI (1109100703) 4. M. ARIEF H (1105100053)