tugas metodologi penelitian

5
Nama : Rizka Annur Putri NIM : I21111039 FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) SEBAGAI LAKSATIF A. Latar Belakang Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah, dimana keanekaragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia telah mengenal dan memakai obat tradisional sejak dahulu kala untuk mengobati berbagai macam penyakit. Para pendahulu menggunakan kemampuan meracik obat secara turun-temurun menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, salah satunya adalah tumbuhan. Sekarang ini dengan semakin mahalnya harga obat modern di pasaran dan adanya dampak negatif dari penggunaan bahan sintetis menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk menggali kembali penggunaan obat tradisional. Penggunaan tanaman sebagai salah satu upaya pengobatan di masyarakat luas telah lama dilakukan. Hal tersebut telah membawa suatu perubahan dalam teknik pengobatan yang memang bisa menjadi rekomendasi alternatif pemeliharaan kesehatan . Secara biologis, konsumsi dari produk herbal dan buah memang berkaitan dengan proteksi tubuh terhadap beberapa penyakit. Hal ini sangat dimungkinkan karena pada produk-produk herbal ini banyak mengandung senyawa-senyawa antioksidan. Penggunaan

Upload: rizka-icha

Post on 26-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas pembuatan bab 1 (latar belakang, tujuan, dll) mata kuliah metodologi penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Metodologi Penelitian

Nama : Rizka Annur PutriNIM : I21111039

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) SEBAGAI LAKSATIF

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah, dimana

keanekaragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat

modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia telah mengenal dan memakai obat

tradisional sejak dahulu kala untuk mengobati berbagai macam penyakit. Para pendahulu

menggunakan kemampuan meracik obat secara turun-temurun menggunakan bahan-bahan

yang tersedia di alam, salah satunya adalah tumbuhan. Sekarang ini dengan semakin

mahalnya harga obat modern di pasaran dan adanya dampak negatif dari penggunaan

bahan sintetis menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk menggali kembali

penggunaan obat tradisional.

Penggunaan tanaman sebagai salah satu upaya pengobatan di masyarakat luas telah

lama dilakukan. Hal tersebut telah membawa suatu perubahan dalam teknik pengobatan

yang memang bisa menjadi rekomendasi alternatif pemeliharaan kesehatan. Secara

biologis, konsumsi dari produk herbal dan buah memang berkaitan dengan proteksi tubuh

terhadap beberapa penyakit. Hal ini sangat dimungkinkan karena pada produk-produk

herbal ini banyak mengandung senyawa-senyawa antioksidan. Penggunaan produk herbal

ini terkadang menimbulkan pro dan kontra di tengah kalangan medis. Hal ini disebabkan

karena kurang jelasnya mekanisme kerja dalam menghambat beberapa penyakit tertentu.

Akan tetapi hal tersebut bisa dijelaskan dari efek sinergis yang timbul dari beberapa

kandungan senyawa-senyawa yang terdapat dalam produk herbal tersebut. Sehingga, hal

inilah yang menjadi dasar dalam penggunaan obat herbal dalam medis, disamping bahwa

masyarakat memang lebih memilih untuk kembali menggunakan produk herbal.

Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan spesies tanaman dari suku Liliaceae yang paling

dicari dan digunakan dibandingkan dengan lebih dari 300 spesies Aloe yang ada. Aloe

banyak digunakan untuk pengobatan selama ratusan tahun di berbagai bangsa, mulai dari

Page 2: Tugas Metodologi Penelitian

Mesir kuno, Yunani, dan Romawi sampai Cina dan India. Lidah buaya mengandung

komponen seperti glukomanan, C-glikosida antrakuinon, antron, dan berbagai jenis lektin.

Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian

dari tanaman dapat dimanfaatkan. Tanaman ini mendapat julukan medical plant (tanaman

obat) atau master healing plant (tanaman penyembuh utama) karena memiliki banyak

manfaat bagi kehidupan manusia. Tanaman lidah buaya ini memiliki banyak manfaat antara

lain sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel.

Data penelitian yang lainnya mengatakan bahwa lidah buaya bermanfaat sebagai obat

infeksi kulit, luka bakar dan daunnya dapat digunakan sebagai laksatif. Menurut

jurnal Alternative Medicine pada bulan Maret 1999 menyebutkan efektivitas lidah buaya

dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Beberapa masalah yang disebut dalam jurnal

tersebut adalah gangguan pencernaan, mengatur keasaman lambung, meningkatkan kinerja

lambung, menekan populasi mikroorganisme tertentu, serta dapat berfungsi sebagai

laksatif dan mengobati luka di dinding usus. Komponen dalam lidah buaya yang bermanfaat

sebagai laksatif adalah glikosida antrakuinon. Senyawa glikosida antrakuinon banyak

terdapat pada getah daging buah lidah buaya.

Pengambilan zat aktif glikosida antrakuinon yang berfungsi sebagai laksatif tersebut

dilakukan proses penyarian sehingga didapatkan ekstrak. Namun ekstrak ini umumnya sukar

ditakar serta bahan aktif dan sediaan obatnya tidak stabil karena tingginya kadar air yang

terdapat pada ekstrak. Upaya untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan obat

tradisional yang berefek laksansia maka perlu dilakukan penelitian tentang formulasi tablet

effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana formulasi tablet effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif?

2. Metode apakah yang digunakan untuk pembuatan tablet effervescent ekstrak lidah

buaya sebagai laksatif?

3. Bagaimana evaluasi dari tablet effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif?

Page 3: Tugas Metodologi Penelitian

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui formulasi tablet effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif

yang tepat.

2. Untuk mengetahui metode yang baik dan tepat dalam membuat tablet effervescent

ekstrak lidah buaya sebagai laksatif.

3. Untuk mengetahui evaluasi tablet effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif yang

telah dibuat.

D. Manfaat Penelitian

1. Agar dapat mengetahui formulasi tablet effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif

yang tepat.

2. Agar dapat mengetahui metode yang baik dan tepat dalam membuat tablet effervescent

ekstrak lidah buaya sebagai laksatif.

3. Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang evaluasi tablet

effervescent ekstrak lidah buaya yang telah dibuat sehingga dapat dikembangkan tablet

effervescent ekstrak lidah buaya sebagai laksatif yang tepat guna.

E. Hipotesis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kandungan antrakuinon dalam

lidah buaya (Aloe vera L.) dapat memberikan efek laksansia. Dibuat dalam bentuk tablet

effervescent karena selain penyajiannya yang lebih menarik dan praktis, bahan aktif dan

sediaan obat dari ekstrak lidah buaya tidak stabil sehingga dibuat dalam bentuk sediaan

tablet effervescent agar lebih stabil. Sediaan effervescent juga memberikan kemudahan bagi

pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul dan pada saat

dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga absorpsinya lebih mudah.