tugas maternitas buk ismarrr

23
TUGAS MATERNITAS BUK ISMAR 1. Tuliskan 50 istilah yang berhubungan dengan BBL ? 2. Jelaskan adaptasi respiratori pada BBL ? 3. Jelaskan dan tuliskan diagnosa keperawatan berhubungan dengan respiratori ? 4. Jelaskan dan tuliskan sirkulasi 5. Jelaskan dan tuliskan diagnosa yang berhubungan dengan sirkulasi 6. Jelaskan dan tuliskan termoregulasi 7. Jelaskan dan tuliskan diagnosa termoregulasi 8. Jelaskan kronologis cool stres bisa menyebabkan kematian pada BBL 9. Jelaskan bagaimana sistem fungsi neurologi pada BBL 10. Masalah yang bisa muncul akibat belum sempurna fungsi neurologis ini 11. Jelaskan 2 tindakan propilaksis pada BBL Jawab : http://rifaaprillia-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail- 49968-Umum Asuhan%20Keperawatan%20pada%20Pasien%20Gangguan %20Sistem%20Pernapasan.html (2) Adaptasi Respiratori pada BBL

Upload: ayu

Post on 10-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ihk

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

TUGAS MATERNITAS BUK ISMAR

1. Tuliskan 50 istilah yang berhubungan dengan BBL ?

2. Jelaskan adaptasi respiratori pada BBL ?

3. Jelaskan dan tuliskan diagnosa keperawatan berhubungan dengan respiratori ?

4. Jelaskan dan tuliskan sirkulasi

5. Jelaskan dan tuliskan diagnosa yang berhubungan dengan sirkulasi

6. Jelaskan dan tuliskan termoregulasi

7. Jelaskan dan tuliskan diagnosa termoregulasi

8. Jelaskan kronologis cool stres bisa menyebabkan kematian pada BBL

9. Jelaskan bagaimana sistem fungsi neurologi pada BBL

10. Masalah yang bisa muncul akibat belum sempurna fungsi neurologis ini

11. Jelaskan 2 tindakan propilaksis pada BBL

Jawab :

http://rifaaprillia-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49968-Umum Asuhan%20Keperawatan

%20pada%20Pasien%20Gangguan%20Sistem%20Pernapasan.html

(2) Adaptasi Respiratori pada BBL

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling tertantang ketika mengalami

perubahan dari fase intrauterus menuju ekstrauterus. Bayi baru lahir harus mulai segera mulai

bernafas. Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin lahir

adalah placenta. Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas

melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

1.      Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan

kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus

berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya

berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II

Page 2: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum

usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

2.      Adaptasi paru

Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru

maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi

yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin

melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan

mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh

dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini

meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan

hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limve paru dan

menuju duktus toraksis (Myles, 2009).

3.      Awal adanya napas

Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke

dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi

hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif dikembangkan

untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan

diluar kandungan (Myles, 2009).

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang

merangsang pusat pernafasan di otak.

b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama

persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.

Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan

pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk

kehidupan.

c. Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah

dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan

janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan

pernapasan janin.

d. Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

Page 3: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

4.  Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

a.  Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

b.  Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang

cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu

kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu

kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan

membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang

menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih

banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang

sebelumnya sudah terganggu.

5.      Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir

selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi

yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan

dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali

tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di

paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

6.      Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan

kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan

mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka

guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan

oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan

memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru.

Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe

dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin

menjadi sirkulasi luar rahim.

7.      Berikut adalah tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal sesuai dengan usia

kehamilan

Usia Kehamilan Perkembangan

Page 4: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26-28 hari Kedua bronkus membesar

6 minggu Segmen bronkus terbentuk

12 minggu Lobus terdiferensiasi

24 minggu Alveolus terbentuk

28 minggu Surfaktan terbentuk

34-36 minggu Struktur paru matang

Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan

setelah bayi lahir, pertukan gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :

1. Tekanan mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik).

2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus

karotikus (stimulasi kimiawi).

3. Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam uterus (stimulasi

sensorik).

4.  Refleks deflasi Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah

lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alfeoli, selain karena adanya

surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga

udara bisa tertahan didalam. Cara neonatus bernafas dengan cara bernafas difragmatik dan

abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernafas belum teratur. Apabila

surfakantan berkurang, maka alfeoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi

atelektasis dalam kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan

hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerobik.

(3) Diagnosa Keperawatan Respiratori

1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)

Page 5: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:

1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara

memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, social kultural, dan spiritual yang bisa

mempengaruhi status kesehatannya.

2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini

bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat

suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama

berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1994)

3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.

4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting

dan catatan kesehatan klien.

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan

komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu

pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga

kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan

Bandman, 1995). Metode pengumpulan data meliputi berikut ini :

1. Melakukan wawancara.

2. Riwayat kesehatan/keperawatan.

3. Pemeriksaan fisik.

4. Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan

kesehatan (rekam medik)

Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut :

1. a.      Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah lalu.Perawat juga

mengkaji keadaan pasien dan keluarganya.Kajian tersebut berfokus kepada manifestasi klinik

keluhan utama, kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatan masa lalu,

riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat psikososial.Riwayat kesehatan dimulai dari biografi

Page 6: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

pasien. Aspek yang sangat erat hubungannya dengan gangguan sistem pernapasan adalah

usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat kerja dan tempat tinggal.

1)      Keluhan Utama

Keluhan utama akan mentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan pasien

tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul antara lain :

a)  Batuk (Cough)

Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan.

Tanyakan berapa lama pasien mengalami batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan

waktu yang spesifik atau hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan apakah batuk

produktif atau non produktif.

b) Peningkatan Produksi Sputum

Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk atau bersihan

tenggorokan. Percabangan trakheobronkial secara normal memproduksi sekitar 3ons mukus

setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal. Produksi sputum akibat

batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari

sputum. Jika terjadi infeksi, sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu dan

jernih. Pada keadaan edema paru-paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung

darah dengan jumlah yang banyak.

c) Dispnea

Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas pendek dan merupakan

perasaan subjektif pasien.Perawat mengkaji tentang kemampuan pasien saat melakukan

aktivitas.

d)  Hemoptisis

Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk. Perawat mengkaji apakah

darah tersebut  berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut. Darah yang berasal dari

Page 7: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

paru-paru biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru-paru distimulasi segera

oleh reflek batuk.

e) Chest Pain

Nyeri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah jantung dan paru-

paru.Gambaran lengkap dari nyeri dada dapat menolong perawat untuk membedakan nyeri

pada pleura, muskuloskeletal, kardiak dan gastrointestinal.

2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Yang perlu ditanyakan perawat kepada pasien tentang riwayat penyakit pernapasan adalah:

a) Riwayat merokok

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, emfisemia, dan bronkitis

kronis.Semua keadaan itu sangat jarang menimpa. Anamnesis harus mencangkup usia

mulainya merokok secara rutin, rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari, dan usia

menghentikan kebiasaan merokok.

b) Pengobatan saat ini dan masa lalu

c) Alergi

d) Tempat tinggal

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru ada tiga hal yaitu:

a) Penyakit infeksi

      Khususnya tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke orang lain. Manfaat

menanyakan riwayat kontak dengan orang terinfeksi akan dapat diketahui sumber

penularannya.

b) Kelainan alergi

Page 8: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

Contohnya asma bronkial

c)      Pasien bronkitis kronis 

2.    Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk

membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks

tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan

kesehatan yang lain.

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respons aktual atau potensial

klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk

mengatasinya (Carlson et al, 1991; Carpenito, 1995). Setelah merumuskan diagnosa

keperawatan spesifik, perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menetapkan

prioritas diagnosa dengan membuat peringkat dalam urutan kepentingannya.Prioritas

ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai

masalah atau perubahan multiple (Carpenito, 1995). Proses diagnosa keperawatan dibagi

menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan

itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu

mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan

potensial dalam diagnosa keperawatan.

Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut :

a.  Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

1) Definisi

Yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

2) Hasil yang Disarankan NOC

a) Status Pernapasan ; Pertukaran Gas.

Yaitu pertukaran CO2 atau O2 di alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri.

Page 9: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

b) Status Pernapasan ; Ventilasi.

Yaitu perpindahan udara masuk dan dan keluar dari paru-paru.

c) Perilaku Mengontrol Gejala

Yaitu tindakan seseorang untuk meminimalkan perubahan sampingan yang didapat

pada fungsi fisik dan emosi.

d) Perilaku Perawatan : Penyakit atau Cidera

Yaitu tindakan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan patologi.

b.      Ketidakefektifan Pola Nafas

1.Definisi

Ketidakefektifan pola nafas merupakan kondisi ketika individu mengalami penurunan

ventilasi yang adekuat, actual atau potensial, karena perubahan pola nafas.

 c.  Gangguan Pertukaran Gas

1.Definisi

Kelebihan dan kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida dimembrane

kapiler-alveolar.Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

d.  Fungsi Pernafasan, Resiko Ketidakefektifan

1.Definisi

Risiko ketidakefektifan pernapasan (ARF) merupakan kondisi ketika individu berisiko

mengalami ancaman pada jalan masuk udara menuju saluran pernapasan dan/ ancaman pada

pertukaran gas (O2-CO2) antara paru-paru dan system vaskuler.

e.  Disfungsi Respon Penyapihan Ventilator

1.Definisi:

Page 10: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

Disfungsi respon penyapihan ventilator (DRPV) merupakan suatu keadaan ketika

individu tidak dapat menyesuaikan terhadap tingkat terendah dukungan ventilator mekanik

sehingga mengganggu dan memeperpanjang proses penyapihan.

f.  Resiko Disfungsi Respon Penyapihan Ventilator

1.Definisi

Risiko Disfungsi Respon Penyapihan Ventilator adalah keadaan ketika individu beresiko

untuk mengalami suatu ketidakmampuan penyesuaian terhadap dukungan ventilator mekanik

tingkat rendah selama proses penyapihan, yang berhubungan dengan ketidaksiapan fisik dan

atau psikologis terhadap penyapihan.

3.  Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari

pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Intervensi dilakukan untuk

membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.Intervensi disebut juga

implementasi yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan

dilakukan dan diselesaikan (Griffith & Christensen, 1986).

Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.Pengkualifikasian seperti

bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang

direncanakan.Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan

oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.

            Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut :

1.      Intervensi Pernafasan, Resiko Gangguan

Intervansi Generik

1) Kaji adanya penurunan nyeri yang optimal dengan periode keletihan atau depresi

pernapasan yang minimal

Page 11: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

2) Beri semangat untuk melakukan ambulasi segera setelah konsisten dengan rencana

perawatan medis

3) Jika tidak dapat berjalan, tetapkan suatu aturan untuk turun dari tempat tidur duduk

di kursi beberapa kali sehari (misalnya, 1 jam setelah makan dan 1 jam sebelum tidur)

4) Tingkatkan aktivitas secara bertahap, jelaskan bahwa fungsi pernapasan akan

meningkat dan dispnea akan menurun dengan melakukan latihan

Intervensi Pediatrik

1) Observasi terhadap pernapasan cuping hidung, retraksi, atau sianosis

2) Izinkan anak untuk memilih warna air dalam botol tiup

3) Pantau masukan, keluaran, dan berta jenis urine

4) Beri penjelasan sesuai usia untuk latihan napas dalam

2.      Intervensi Disfungsi Respons Penyapihan Ventilator

Intervensi Generik

1) Jika memungkinkan, kaji faktor penyebab ketidakberhasilan upaya penyapihan

sebelumnya

a) Ketidakadekutan substrat energi: oksigen nutrisi dan istirahat

b) Status kenyamanan takadekuat

c) Kebutuhan aktivitas berlebihan

d) Penurunan harga diri, rasa percaya diri, kontrol pernapasan

4.  Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat

menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-

LeFevre, 1994).Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang

Page 12: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Griffith &

Christensen, 1986). Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang

telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat

diterima. Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi. Menetapkan

kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus

diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu

hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dan klien (Yura & Walsh,

1988).

Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses

evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan,

termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal

terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan. Evaluasi

disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai kriteria hasil, sehingga

dapat diputuskan apakah intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan, atau diganti jika tindakan

yang sebelumnya tidak berhasil.

Pasien mempertahankan patensi jalan napas yang ditunjukkan dengan:

1. Peningkatan jalan napas

2. Frekuaensi dan kedalaman napas sesuai

3. Gas-gas darah dalam batasan normal

Pasien mempertahankan pola pernapasan yang efektif, frekuensi, irama dan kedalaman

pernapasan normal, penurunan dispnea, gas-gas darah batas normal.

(11) 2 Tindakan propilaksis

A. pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir

http://www.smallcrab.com/anak-anak/1070-pemberian-vitamin-k1-pada-bayi-baru-

lahir

Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

Page 13: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

a.Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.

2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam

sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml.

3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :

Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml, kemudian

disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg

dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 (uniject),

dengan selang waktu 1-2 jam.

4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama.

5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada

kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.

6. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi.

( 4 ) Adaptasi Sirkulasi

Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.

Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar :

a. Penutupan foramren ovale pada atrium jantung

b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh

tubuh. Oksigenasi menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara

mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa

yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah :

a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium

kanan menurun. Karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan

Page 14: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah dengan

kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan

tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan

sedikit terbukanya system pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru

mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan

peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale

secara fungsional akan menutup.

( 6 ) Termoregulasi

Bayi belum lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan cepat mengalami

stress dikarenakan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin mengakibatkan air ketuban

menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin,

pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang

kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Normal

1. Pencegahan Kehilangan Panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat

kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.

2. Mekanisme Kehilangan Panas

Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban pada

permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.

b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin. Bayi diletakkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.

c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara

sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang

mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi ditempatkan

dekat jendela yang terbuka.

(7) diagnosa yang berhungan dengan termoregulasi

Page 15: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan

Fokus: Faktor-faktor pengobatan penyakitFokus: respon klien, tindakan medis,

dan faktor lain

Orientasi: keadaan patologis Orientasi: Kebutuhan dasar manusia

Cenderung tetap selama klien mengalami

perawatan di RSBerubah sesuai perubahan respon klien

Mengarah tindakan medis yang sebagian

dilimpahkan kepada perawatMengarah pada fungsi mandiri perawat

Diagnosis medis melengkapi diagnosis

keperawatan

Diagnosis keperawatan melengkapi

diagnosis medis

Proses diagnostik ini mencakup tiga hal, yaitu analisis dan interpretasi data pengkajian,

identifikasi masalah, dan merumuskan diagnosis keperawatan.

1. Analisis dan Interpretasi Data

Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber, data di validasi, dan

setelah itu data dikelompokkan membentuk pola. Pengelompokkan data terdiri atas batasan

karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori

diagnostic. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor risiko

(Carpenito, 1995). Dengan tidak adanya batasan karakteristik ini, diagnosis harus ditolak.

Selanjutnya, batasan karakteristik yang berada di luar norma sehat membentuk dasar untuk

identifikasi masalah. Selama langkah menganalisis dan menginterpretasi data, perawat

menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan menginterpretasi, dan menarik

konklusi tentang kelompok dan pola data (Benner, 1984; Carnevali et al, 1984; Carlson et al,

1991; Bandman, 1995).

2. Identifikasi Masalah Klien

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat harus terlebih dahulu

mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Ketika mengidentifikasi masalah

ini, perawat mempertimbangkan semua data pengkajian. Langkah identifikasi masalah akan

membawa perawat lebih dekat untuk membentuk diagnosa keperawatan. Dengan membuat

Page 16: Tugas Maternitas Buk Ismarrr

analisis umum dari data yang dikelompokkan membantu perawat dalam mengenali masalah

spesifik dan kemudian membuat diagnosa keperawatan.