tugas manajemen strategik

Upload: aulia-rahmah

Post on 02-Mar-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama : - Mery Julianti Aulia Rahmah Hendra Lesmana Septian WahyudiantoSemester : VII B FEMata Kuliah : Manajemen StrategikTugas Kelompok1. Organisasi kemahasiswaaan MAPALAa. NilaiBeberapa nilai yang dimiliki pecinta alam adalah: Nilai Religius :Yaitu suatu pengakuan akan kuasa Tuhan Yang Maha Esa karena keagungan ciptan-Nya. Nasionalisme :Rasa cinta akan bumi Indonesia dan bakti kepada bangsa dan tanah air. Konservasi :Yakni suatu kepedulian akan kelestarian lingkungan hidup. Solidaritas :Yaitu rasa kebersamaan yang erat antar sesama pecinta alam yang telah menganggap kalangan sebagai sesama saudara. Kepedulian Sosial :Pecinta alam peka terhadap keadaan sosial masyarakat disekitarnya yang tumbuh dari kecintaannya akan alam. Keberanian :Pecinta alam telah terlatih untuk berani menghadapi bahaya karena banyak kegiatannya mengandung resiko yang membahayakan. Perjuangan dan Mempertahankan Diri (struggle & survive):Pecinta alam terlatih untuk mempertahankan hidupnya di alam bebas dan berjuang untuk tetap hidup dan selamat. PetualanganPecinta alam selalu merasakan kebutuhannya akan suatu tantangan baru dan rasa selalu ingin melakukan petualangan.

b. KeyakinanMapala,penjelajah gunung dan hutan, atau apapunnamanya, adalah sebuah komunitas yang terbentuk dari sebuah kenyataan bahwa manusia dan alam adalah sebuah sinergi yang tidak dapat dipisahkan. Karena, manusia pada dasarnya memang memerlukan alam untuk berkembang, demikian pula sebaliknya, alam memerlukan manusia sebagai pemelihara dan pengguna yang bertanggung jawab.Bisa dikatakan, hubungansimbiotik mutualismeyang terbentuk di antara manusia dan alam adalah hukum tertinggi dalam konteks ekosistem. Paling tidak, pendapat di atas, adalah salah satu dari sekian alasan mengapa terbentuk organisasi pecinta alam. Sebuah organisasi yang mengajarkan mengenai hubungan cinta antara manusia dengan hutan dan gunung, sungai, laut, udara, dll., yang dikolaborasikan dengan pendidikan berjenjang melalui laboratorium kepemimpinan yang dimilikinya dan dalam aplikasinya dituangkan dalam bentuk yang beragam.Baik melalui kegiatan petualangan, maupun bermacam kegiatan yang bermakna filosofis dan sistematis; yakni penanaman keyakinan dan penyamaan persepsi bagaimana membentuk jiwa-jiwa petualang yang selalu berupaya menempatkan dirinya pada posisi yang harmonis dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan sosial. Sehingga, harapan tertinggi dari semua itu tidak lain adalah kesadaran akan kebesaran Tuhan; betapa Tuhan tidak pernah sia-sia menciptakan alam semesta, dengan berbagai warna dan bentuk serta hubungan di antara penghuninya.

c. FalsafahPada awalnya (di era 60an), organisasi pecinta alam di Indonesia lahir sebagai bentuk pemberontakan atas sistem kepanduan yang dipandang telah melenceng dari cita-cita sang pendiri gerakan kepanduang Sir Baden Powell (1857-1941). Baden Powell yang menciptakan kepanduan di Inggris itu, pada awalnya mengkombinasikan sistem disiplin militer dengan konsep berpetualang dalam organisasi kepanduan, dengan harapan membentuk kader-kader petualang yang memiliki disiplin tinggi, peka terhadap lingkungan sosial, tidak pantang menyerah, dan mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.Sejak era 60an (hingga saat ini pun cenderung tidak jauh berbeda), gerakan kepanduan di Indonesia dalam rangkaian aktivitasnya lebih condong kepada sistem kerja yang disibukkan dengan pola kepangkatan dan pendidikan berjenjang yang akhirnya melahirkan komunitas yang terlena bahwa hakikat kepanduan tidak sekedar berbicara masalah pangkat dan jabatan semata (yang dibuat sedemikian rupa layaknya organisasi militer).Lalu salah satu kesalahan fatal lainnya dari gerakan kepanduan di Indonesia adalah di mana organisasi ini telah menjadi lahan politik; terkontiminasi melalui dana APBN dan APBD, campur tangan pemerintah, dan masuknya elit-elit politik ke dalam struktur kepanduan yang (maaf) mungkin sekedar memanfaatkan posisi strategis dan politis semata.Alasan-alasan di atas, adalah sebuah gambaran munculnya pemberontakan komunitas kepanduan dengan membentuk organsiasi kepanduan yang baru; pecinta alam/penjelah gunung hutan. Organisasi ini dibentuk sebagai upaya melanjutkan cita-cita pendiri gerakan kepanduan dunia, dan tanpa menghilangkan beberapa konsep kepanduan di Indonesia yang masih relevan.Karena, organisasi pecinta alam tidak mungkin meninggalkan pola disiplin dan nasionalisme yang memang diajarkan kepanduan dan menciptakan petualang itu memang harus melalui laboratorium kepemimpinan yang diterapkan secara sistematis. Dari mulai pendidikan dasar, pola pembinaan, masa pengembaraan, kursus-kursus kepemimpinan, petualangan, latihan-latihan, dll. Pada intinya, organisasi pecinta alam mencoba dan terus berupaya menyeimbangkan antara konsep berpetualang, nasionalisme, dan kepemimpinan (manajerial dan administrasi).

d. Kebijakan Peran Dalam Pelestarian AlamPelestarian lingkungan merupakan kewajiban bagi seluruh pecinta alam. Pecinta alam harus menunjukkan perannya yang dimulai dari lingkungan sekitarnya. Peran Dalam Ilmu PengetahuanAlam memberikan banyak pelajaran dan pengetahuan kepada manusia, pecinta alam harus banyak menimba ilmu dari alam, mempelajari serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat. Peran Dalam Kehidupan SocialSebagai bagian dari masyarakat, pecinta alam harus memiliki tanggung jawab soSial, dan harus peka terhadap permasalahan soSial yang ada dalam lingkungannya dan harus berusaha untuk mencari solusi pemecahan masalah-masalah yang ada.Ketiga peran pecinta alam diatas menggambarkan tanggung jawab seorang pecinta alam. Agar supaya keberadaan pecinta alam diterima sepenuhnya dan dihargai oleh masyarakat, kita harus melaksanakan peran kita sebagai pecinta alam dalam kehidupan sehari-hari.

2. Organisasi / perusahaan pada PT. Posa. NilaiPerusahaan membutuhkan berbagai perangkat untuk bisa meningkatkan daya saingnya dan salah satu perangkat yang bernilai tinggi dari sudut pandang nilai pemegang saham adalah Good corporate governance. Dalam rangka pelaksanaan Good corporate governance, salah satu kewajiban Perusahaan adalah membuat suatu pedoman tentang perilaku etis bisnis yang memuat nilai-nilai etika bisnis.

b. KeyakinanKeyakinan Dasar perusahaan adalah mempunyai karyawan yang bertalenta(talented people), keunggulan layanan(excellence service), nilai-nilai bagi kastemer(customer values)dan pertumbuhan kinerja keuangan yang tinggi dan berkelanjutan(sustainable outstanding financial performance)Nilai Dasar perusahaan adalah regangkan tujuan(streching goals), integritas(integrity), berfikit kesisteman(system thinking), berani dan bertanggungjawab(courage and responsible)dan penghargaan berbasis kinerja(reward based on performance)c. FalsafahKode Etik Bisnis PT Pos Indonesia ( Persero ) harus dapat dilihat, diketahui, dimengerti dan dipahami oleh seluruh karyawan, pelanggan, konsultan, mitra bisnis, serta oleh semua individu yang bertransaksi dengan atau atas nama PT Pos Indonesia (Persero).Pedoman ini diharapkan akan membantu dan menekankan nilai-nilai etika dalam berinteraksi dengan seluruh stakeholders Perusahaan yang harus dipatuhi sehingga pedoman ini harus mengakar di dalam budaya Perusahaan.PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan milik negara dalam bidang jasa (pos, keuangan, logistik dan e-bisnis) dengan jangkauan operasi hampir di seluruh tanah air Indonesia. Oleh karena itu praktek etika bisnis yang dimengerti dengan baik dan dipatuhi secara konsisten sangat penting sebagai alat yang dapat digunakan untuk pertumbuhan bisnis yang baik. Alat ini akan menjadi handal agar perusahaan mampu bersaing dengan cara melakukan apa yang benar. Harus diyakini bahwa Kode Etik untuk karyawan dalam bersikap dan bertingkah laku di dunia bisnis adalah modal dasar untuk mencapai kesuksesan. Kode Etik Bisnis yang efektif, harus dimengerti oleh semua karyawan dan dijiwai dalam bentuk tindakan nyata.

d. KebijakanEtika Bisnis menjelaskan bagaimana Perusahaan dan jajarannya bersikap, bertindak dan beretika dalam berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan Perusahaan (stakeholders), baik itu pihak dari luar Perusahaan maupun dari dalam Perusahaan.Yang dimaksud Perusahaan adalah unsur-unsur yang terdiri dari Komisaris, Direksi, jajaran manajemen dan seluruh karyawan PT Pos Indonesia ( Persero ), yang dalam menjalankan bisnisnya : Secara konsisten menjalankan kewajiban dengan mematuhi dan mentaati undang-undang serta peraturan yang berlaku; Selalu meningkatkan rasa solidaritas dan kebersamaan antara karyawan, pensiunan beserta seluruh keluarganya; Menghindari situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi; Tidak diperkenankan memberi atau menerima segala bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan; Mendorong semangat efisiensi berdasarkan pertimbangan kondisi keuangan perusahaan.