manajemen strategik universitas narotama

43
MANAJEMEN STRATEGI ANALISA SWOT PENERAPAN VISI DAN MISI FRENCHISE PECEL LELE LELA ANALISA SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman 1. Sejarah Pendirian Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele Lela Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya pendiri pecel lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise miliknya untuk dapat mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela di berbagai daerah. Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari franchise yang dibeli oleh owner dari pendiri

Upload: smk-negeri-1-panji-situbondo

Post on 16-Apr-2017

314 views

Category:

Leadership & Management


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

MANAJEMEN STRATEGI

ANALISA SWOT PENERAPAN VISI DAN MISI FRENCHISE PECEL LELE LELA

ANALISA SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA

Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman

1. Sejarah Pendirian

Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele Lela

Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya pendiri pecel

lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise miliknya untuk dapat

mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela di berbagai daerah.

Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari franchise

yang dibeli oleh owner dari pendiri pecel lele lela pusat yaitu Rangga Umara pada

tahun 2009. Merek, resep menu utama, desain resto, SOP pelaksanaan diperoleh

langsung dari pendiri pecel lele lela.

Pemilik/ownerfranchise pecel lele lela membentuk struktur organisasi untuk

menjalankan kegiatan usahanya agar berjalan dengan lancar.Pemilik membentuk

manajer, yang dipilih sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Pemilik melakukan

training kepada manajer, dimana training dilakukan langsung oleh pecel lele lela yang

Page 2: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

ada dipusat di Jakarta. Kemudian manajer membentuk karyawan sesuai dengan syarat

penerimaan yang telah ditentukan dan di training langsung ditempat resto pecel lele

lela Jln Sudirman no.22 Bogor.

2. Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi pecel lele lela sudirman adalah organisasi garis/lini. Organisasi

lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan wewenang lini dalam

organisasinya. Dimana;

- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu

garis wewenang

- Jumlah karyawan tidak terlalu banyak

- Pucuk pimpinannya adalah pemilik usaha

3. Struktur Organisasi

Dari ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi  Pecel  Lele Lela

di Jln Sudirman No 22 Bogor hanya meliputi owner/pemilik, manajer, dan satu level

dibawahnya yaitu karyawan yang terdiri dari koki, pelayan, dan kasir.

Bagan 1 struktur organisasi

Owner/PemilikManajer Restoran chef (koki)delivery Crew(staf Pengantar)Waiters/waiterss(pelayan)cashier (kasir)

Page 3: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Visi dan Misi

Visi

Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele modern di

Indonesia

Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat

yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan

Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional

Misi

Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan unik

Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan mengutamakan

QSV = Quality, Service & Value

Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk

memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha.

Tujuan :

Senantiasa memelihara dan meningkatkan mutu produk, proses dan sistem mutu yang

baik, konsisten, bertanggung jawab dan selalu fokus pada proses, bukan tujuan

Menciptakan dan Menyediakan Produk unggulan yang inovatif

Menempatkan Brand dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat

Restoran

Strategi :

1. Terus mengembangkan franchise dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan

2. Memperkenalkan variasi baru melalui promo – promo3. Menggunakan internet sebagai salah satu sarana promosi4. Membuka pasar baru dengan minat konsumen yang berbeda5. Mengutamakan citarasa dan kualitas6. Memperolah kepuasan dari pelanggan

Page 4: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

7. Memberikan pelayanan yang terbaik

Segmentasi Pasar :

Produk ini dijual pada semua kalangan dan lapisan masyarakat yang diyakini akan menyukai citarasa yang khas dari Pecel Lele Lela sendiri.

Target Pasar :

Seluruh masyarakat Indonesia. Sejauh ini Sejauh ini pecel lele lela sudah membuka 100 Outlet yang tersebar di Indonesia dan bahkan 25 Outlet di luar negeri.

Macam-macam menu yang di tawarkan & Promo :

Page 5: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Analisis Faktor Eksternal Pecel Lele Lela Sudirman

1. Lingkungan Mikro

Bahan baku lele, ayam, beras dan es batu dipasok oleh pemasok langganan

dengan standar mutu dan harga yang telah disepakati. Untuk sayur, bahan-bahan

minuman dan bumbu utama masakan dibelanjakan sendiri di pasar. Rata-rata

kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor ditampung dalam bak penampungan

ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan

ukuran rata-rata 2 ons per ekor. Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan

pengiriman maupun pasokan terputus. Sasaran pelanggan adalah golongan pendapatan

kelas menengah keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik.

Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan harga, yang

penting mutu produk dan Kenya-manan tempat dipertahankan atau ditingkatkan lagi.

Pesaing ketat yaitu restoran sejenis seperti pedagang pecel lele tenda yang

berjualan di pinggir jalan sekitar lokasi dan restoran-restoran di sekitar lokasi

Sudirman yang menawarkan produk berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen.

2. Lingkungan Makro

Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia, menyebabkan

kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya produksi. Kondisi

perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkem-bangan restoran, khususnya di

Jakarta. Perkembangan teknologi yang telah dilakukan antara lain di bidang

komunikasi, yaitu penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh

perusahaan dalam melakukan transaksi khususnya untuk pembeli-an dan penjualan.

Pembelian dikaitkan dengan transaksi terhadap pemasok sementara pen-jualan

dikaitkan dengan konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery

order atau DO). Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran dalam

hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat dan menghitung

aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi dalam produksi antara lain

dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk adonan), blender (penghancur dan

pengaduk makanan) danlain-lain. Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut

dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi. Pecel Lele Lela telah

Page 6: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

mendapat sertifikasi halal dari LP POM MUI, sehingga dengan demikian semua produk

yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan usahanya, restoran ini

telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu telah memiliki Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

memperoleh izin dari Instansi terkait. Gaya hidup masyarakat modern cenderung

konsumtif dan sering beraktivitas di luar rumah menyebabkan peningkatan permintaan

akan produk makanan jadi. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi dengan

perubahan orientasi terhadap makanan yang semula hanya bersifat sebagai pemuas

kebutuhan konsumsi menjadi bersifat peningkatan harga diri (prestige).

3. Lingkungan Industri

Kemampuan pendatang baru, baik dari segi keuangan, format bisnis maupun

teknologi banyak yang lebih baik. Hal ini menimbulkan persepsi konsumen mengenai

mutu produk pendatang baru sangat baik dan dapat menjadi ancaman bagi restoran.

Adanya inovasi, diferensiasi dan diversifikasi produk, serta didukung dengan kualitas

dan kuantitas produk, serta pelayanan yang baik,mutlaksangat diperlukan untuk

membedakan Restoran Pecel Lele Lela Cabang Sudirman, dengan restoran lainnya.

Hidangan lele yang menjadi produk andalan dapat digantikan dengan produk lainnya

yang dianggap lebih sehat dan prestisius. Dengan adanya isu mengenai cara budidaya

lele yang jorok dan makanan kelas rendah dapat mengakibatkan persepsi negatif

konsumen tentang hidangan pecel lele, sehingga dengan mudah konsumen berpindah

ke restoran lain yang menawarkan produk dengan mutu dan harga lebih bersaing.

Kekuatan tawar menawar pemasok di Restoran Pecel Lele Lela ini lemah

dibandingkan pihak restoran. Restoran menggunakan bahan baku yang mudah

diperoleh dari pemasok lokal di wilayah Bogor, sehingga restoran dapat mencari

pemasok lainnya, jika mutu bahan baku yang diberikan pemasok menurun atau

memberikan harga tinggi. Hubungan dengan pemasok terjalin baik, karena tidak

pernah terjadi permasalahan dalam hal mutu produk, man bahan baku.

Hubungan yang baik juga akan menguntungkan pemasok, karena dalam suatu

sistem agribisnis ikan lele, terjaminnya pasokan dan kepastian pemasaran dari produk

yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang sangat berperan dalam menjamin

kesuksesan dan kesinambungan usaha (Nugroho, 2007).

Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat akan mengakibatkan adanya

persaingan usaha restoran di Jakarta meningkat, sehingga konsumen memiliki banyak

Page 7: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja

restoran dalam menghasilkan laba. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka

diferensiasi dan diversifikasi produk merupakan salah satu hal penting yang harus

dilaksanakan. Keberagaman jenis masakan dan keunikan cita rasa sebagai alternatif

konsumen dalam memilih menu makanan, sehingga konsumen tidak pindah ke restoran

lain. Strategi produk dan harga yang dibuat oleh pihak restoran memiliki pengaruh yang

besar dalam persaingan antar industri sejenis. Pada dasarnya konsumen ingin

mendapatkan produk bermutu, tetapi dengan harga terjangkau. Pihak restoran dalam

mengatasi perma-salahan ini, dapat melakukan pengembangan produk untuk mencegah

kejenuhan konsumen yangada dan juga untuk meraih pangsa pasar yang baru.

Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pecel Lele Sudirman

1. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula

iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat

hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi

ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju

dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara adalah siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa,

pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita. 

Ancaman

a. Inflasi

Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang, artinya kenaikan harga

barang akan mempengaruhi usaha pecel lele lela. Misalnya bahan pokok seperti

beras dan bahan lain juga akan ikut naik dan tentu akan berpengaruh terhadap

usaha lele lela dimana menyebabkan produsen mau tidak mau harus menaikan

harga produk yang dijual atau memilih mengurangi porsi makanan yang dijual.

b. Perubahan nilai tukar (melemahnya nilai rupiah)

Page 8: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Berdasarkan data Setneg (2008-2012), Pelemahan nilai tukar rupiah yang

semakin berlanjut pada awal tahun 2013 hingga mendekati Rp.10.000/US$ di satu

sisi membuat harga produk ekspor Indonesia bertambah kompetitif dan di sisi lain

dapat menahan pembelian domestik terhadap produk impor yang harganya semakin

tinggi. Namun nilai tukar rupiah harus dijaga agar tidak menembus angka

psikologis tersebut mengingat kondisi perekonomian ke depan masih dibayang-

bayangi dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia. Melemahnya nilai tukar

tersebut akan berpengaruh terhadap usaha lele lela.

c. Pengaruh harga barang

Perekonomian yang mengancam kenaikan harga BBM, akan mengakibatkan

harga barang lain juga ikut meningkat, sehingga hal ini akan mempengaruhi biaya

variable usaha lela menjadi meningkat.

Peluang

a. Pendapatan perkapita

Berdasarkan data setnag (2008-2012), Peningkatan pendapatan per kapita

menjadi US$ 3.660 membuat Indonesia masuk ke dalam kategori negara

berpendapatan menengah, hal ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, karena

pendapatan menigkat menjadi menengah ke atas, kemungkinan akan meningkatkan

permintaan pecel lele lela juga.

b. Supply tenaga kerja

Adanya Peningkatan pendapatan per kapita mengharuskan untuk mampu

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan modal fisik

dan sumber daya manusia terampil, hal ini juga akan menyebabkan Meningkatnya

persaingan di dunia pekerjaan, namun ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela,

untuk lebih mudah mendapakan tenaga kerja yang terampil.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 mengalami

peningkatan sebesar 7,5 % disbanding tahun sebelumnya. Hal ini akan menjadi

peluang bagi usaha lela untuk dapat mengembangkan usahanya.

Page 9: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

2. Faktor Politik

Peluang

a. Kestabilan pemerintahan

Kestabilan pemerintah merupakan faktor yang berpengaruh, karena kestabilan

pemerintah merupakan ukuran mutlak terhadap indikator indikator lain dalam suatu

negara. Kestabilan bisa berpengaruh dalam hal ekonomi, dalam hal politik, maupun

hal lain yang turut berpengaruh dalam suatu usaha termasuk usaha pecel lele lela

ini.

b. Kebijakan perkreditan

Kebijakan perkreditan berpengaruh disaat usaha lele lela membutuhkan modal

tambahan, dan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan

pengkreditan dengan bank. Dimana dalam permintaan kredit tentu saja ada hal-hal

yang harus diperhatikan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

c. Kebijakan lingkungan hidup

Limbah yang dihasilkan usaha lele berupa limbah minyak yang berasal dari sisa

penggorengan, limbah yang dihasilkan menjadi peluang usaha lela karena limbah

dijual kembali sebagai bahan bakar pada bus trans pakuan.

Ancaman

a. Kebijakan mengenai upah

Kebijakan upah misalnya saja seperti kebijakan pemerintah dalam menentukan

upah minimum kota/upah minimum regional. Tinggi rendahnya upah otomatis

akan mempengaruhi pembelian/permintaan konsumen, begitupun dengan

permintaan terhadap lele lela. Hal ini menjadi ancaman bagi usaha lela,

mengingat upah yang diberikan masih berada di bawah dari UMR yaitu Rp

850.000,- /bulanya.

b. Kebijakan Penyesuaian Harga

Berdasarkan data setnag, Penyesuaian harga BBM yang dilakukan secara

seksama, baik waktu, tahapan dan besarannya mengingat akan diikuti oleh

kenaikan berbagai harga secara luas. Di sisi lain administered inflation sudah pasti

akan meningkat akibat kebijakan kenaikan harga listrik sebesar 15% (secara

Page 10: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

bertahap/triwulan) dan kenaikan upah minimum provinsi (UMP). ini dapat

menjadi ancaman bagi usaha lela, karena dapat meningkatkan biaya operasional

usaha lela.

3. Faktor Teknologi

Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuan-penemuan

baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam

mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang

luas, meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan

usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti

perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau

jasa yang dihasilkan atau cara operasinya. 

Peluang

a. Teknologi di bidang produksi

Penggunaan teknologi yang sesuai dengan produksi menjadi peluang bagi usaha

lele lela untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kepuasan konsumen.

Penggunaan exhaust yang berfungsi sebagai penghisap asap hasil produksi.

b. Temuan-temuan baru

Adanya teknologi baru menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk dapat

meningkatkan produktivitas.

c. Perkembangan teknologi informasi

Berkembangnya teknologi informasi, mempermudah usaha lele lela dalam

memasarkan produknya. Lele lela dapat memasarkan produk nya dengan mudah

melalui media social dengan menggunakan biaya yang murah.

Ancaman

a. Adanya teknologi baru

Adanya teknologi baru yang meningkatkan produktivitas pesaing menjadi acaman

bagi usaha lele lela.

4. Faktor Sosial/Budaya

Peluang

a. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang biasanya mempengaruhi permintaan dan konsumsi orang

tersebut. Gaya hidup sendiri dipengaruhi oleh misalnya saja kekayaan atau

Page 11: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

pendapatan seseorang. Adanya peningkatan gaya hidup masyarakat menjadi

mengah ke atas merupakan peluang usaha lele lela untuk memperluas dalam

memperoleh pelanggannya.

b. Konsumerisme

Tingkat konsumerisme juga mempengaruhi usaha ini, karena jika konsumerisme

meningkat permintaan juga akan ikut meningkat, begitupun

sebaliknya.Berdasarkan data Republika.co.id (2011) Rata-rata permintaan pecel

lele 100 ton perhari dengan tingkat penawaran yang masih krang dari 100 ton. ini

menunjukkan adanya peluang usaha lele lela untuk dapat meningkatkan

produktivitasnya.

c. Memiliki citra merek yang kuat

Citra merek pecel lele lela dapat menjadi peluang bagi usaha lele lela, di

bandingkan dengan usaha pecel lele sejenis lainnya.

d. Mobilitas sosial

jika mobilitas yang terjadi adalah mobilitas ke atas, misalnya saja dengan

kenaikan jabatan, kenaikan gaju atu hal lain yang sifatnya positif tantu akan

berpengaruh baik dengan usaha karena permintaan akan meningkat.

Ancaman

a. Mobilitas sosial

Namun jika yang terjadi mobilitas ke bawah, seperti penurunan jabatan, bangkrut,

pemecatan dan hal negatif lain tentu akan menjadi ancaman bagi usaha karen

permintaan konsumen yang menurun.

b. Pesaing baru

Munculnya pesaing baru yang lebih unggul dapat menjadi ancaman bagi usaha

lele lela.

Analisis Faktor Internal Pecel Lele Lela Sudirman

1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Jumlah Pekerja/Karyawan

Jumlah karyawan mempengaruhi faktor internal perushaam. Restoran Pecel Lele

Lela ini memiliki 14 orang jumlah karyawan, terdiri dari;

- 1 orang manajer,

Page 12: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

- 1 orang Asisten Manajer,

- 1 orang kepala dan asisten kepala dapur

- 4 orang juru masak

- 1 orang kepala dan asisten kepala frontline

- 6 orang anggota frontline.

Jumlah pekerja yang ada, masih mampu untuk menjalankan kegiatan operasional

dengan lancar pada restoran pecel lele lela sudirman.

b. Job Description

Pada restoring pecel lele lela sudirman, masing-masing pekerja sudah

mempunyai deskripsi pekerjaan sesuai tugas dan  tanggung jawabnya. Deskripsi

pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan  dalam melakukan pekerjaan,

efektivitas dan juga optimalisasi dalam melakukan  pekerjaan.

Tugasdan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur  organisasi Pecel

Lele Lela di Bogor adalah sebagai berikut:

Pemilik /owner

Pemilik pecel lele lela Jln Sudirman No. 22 merupakan orang yang memiliki

resto pecel lele lela. pemilik membeli franchisee dari pendiri pecel lele lela yaitu

Rangga Umara. Pemilik memiliki hak yang kuat atas restoran Pecel Lele Lela

di Jln Sudirman No 22.

Tugas dan tanggung jawab pemilik;

- Melakukan pemeriksaan pembukuan keuangan

- Melakukan pemeriksaan tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran

- Bertanggungjawab dalam melakukan pembayaran PBB, izin usaha dan pembayaran

hutang pada bank (Bank NISP).

- Pemilik  tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele Lela di Jln

Sudirman  dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang lainnya.

Manajer Restoran

Manajer dari pecel lele lela ini merupakan orang yang diangkat langsung oleh

pemilik dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan menjalankan tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh pusat pecel lele lela.

Tugas dan tanggung awab

- Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan  operasional

Page 13: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

- Mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan  dapur dari segala

aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan  pembiayaan dari target

hasil usaha yang selaras dengan tujuan perusahaan.

- Manajer bertanggung jawab dalam memberikan gaji dan bonus kepada karyawan

sesuai dengan SOP yang telah disepakati antara pemilik dan manajer.

- Manajer juga bertanggung jawab dalam menerima kritik dan saran yang diberikan

konsumen terhadap pelayanan, produk dan kinerja karyawan.

Chef (Koki)

Koki merupakan orang yang diangkat manajer yang telah memenuhi syarat yang

telah ditentukan dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dapur sesuai

dengan SOP yang telah ditentukan.

Tugas dan tanggung jawab

- Chefbertanggung jawab atas persediaan bahan baku untuk mengolah makanan

sesuai dengan kebutuhan dan  keinginan menu, berdasarkan resep standar dan biaya

pembuatan makanan yang telah ditentukan.

- Chef bertanggung jawab dalam menyediakan (memasak) makanan sesuai dengan

pesanan konsumen yang terdapat pada menu yang telah disediakan.

- Chef bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas rasa dan kebersihan

makanan sesuai dengan SOP resep standar yang telah ditentukan.

- Chef bertanggung jawab dalam merawat peralatan dan menjaga kebersihan dapur.

Waiter/waiteress (Pelayan)

Pelayan adalah orang yang diangkat oleh manajer yang telah memenuhi syarat

yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

SOP yang telah ditentukan.

Tugas dan tanggung jawab

- Pelayan  bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan  meja yang

rapih.

- Pelayan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan resto, meja dan kursi.

- Pelayan bertanggung jawab dalam membersihkan peralatan makan setelah

digunakan oleh konsumen.

- Pelayan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam penghidangan makanan

dan  minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang ke 

restoran sesuai standar pesanan dari konsumen.

Page 14: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Delivery Crew (Staf Pengantar)

Delivery dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai Delivery Crew.

Tugas dan tanggung jawab

- Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan kondisi motor 

dalam keadaan baik.

- Delivery crew bertugas memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai pesanan 

konsumen, dan menyampaikan laporan keluhan konsumen.

Kasir

Kasir di pecel lele lela dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai petugas

kasir.

Tugas dan tanggung jawab

Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu memberikan bill kepada konsumen serta

bertanggung jawab untuk menerima pembayaran.

c. Tingkat Pendidikan Pekerja/Karyawan

Jenjang pendidikan yang dimiliki pada pekerja pecel lele lela sudirman

tergolang menengah. Latar belakang pendidikan karyawan paling rendah tingkat

SMP dan paling tinggi tingkat Sarjana (Strata 1). Namun, untuk meningkatkan

kualitas pekerjanya, pecel lele lela sudirman terlebih dahulu melakukan training

sebelum penerimaan karyawan-karyawannya. Semua karyawan baru juga diberikan

waktu untuk di training selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan

enam hari praktek di tempat kerja.

d. Sistem Gaji

Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan. Setiap

karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan, seragam, bantuan

kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk Down Payment (DP) kendaraan

bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) satu kali gaji serta pemberian

parsel pada hari raya.

2. Aspek Pemasaran

a. Market-share Pecel Lele Lela

Market-Share adalah presentase (share) yang dapat kita capai dari jumlah

keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau membeli produk kita pada

suatu wilayah tertentu.

Page 15: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Sedangkan untuk permintaan pecel lele didaerah bogor diperoleh daridata

Jabodetabek = 100.000 kg /hari (Republika.co.id,2011)

Maka, untuk permintaan pecel lele di daerah Bogor (jumlah penduduk 3,39% dari

jumlah jabodetabek) dapat diasumsikan sebesar3,39% x100.000=¿

3390kg/hari.Sedangkan pada pecel lele lela yang berada di Jln. Sudirman No. 22,

mampu menyediakan pecel lele sebesar 53 kg/ hari. Maka untuk market-share pecel

lele lela tersebut untuk daerah bogor, dapat diperoleh sekitar 1,56%

Diperoleh dari: 53 kg/hari

3.390 kg/harix 100 %=1,56 %

Kesimpulannya bahwa Pecel Lele Lela cabang Jl. Sudirman no.22 Bogor mampu

menyediakan 1,56% dari permintaan total Pecel lele di Kota Bogor.

Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman

Penentuan Variabel Faktor Eksternal

a) Variabel dan Deskriptor Eksternal

1. Variabel politik, deksriptornya;

- Kestabilan pemerintahan

- Kebijakan perkreditan

- Kebijakan lingkungan hidup

- Kebijakan mengenai upah

- Kebijakan penyesuaian harga

- Kebijakan mengenai keamanan makanan

- Kebijakan pajak dan tarif

- Kebijakan mengenai izin usaha

- Kebijakan mengenai keamanan berusaha

1.56%

98.44%

Saleslele lelapermintaan pe-cel lele kota bogor

Page 16: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

2. Variabel ekonomi, deksriptornya;

- Pertumbuhan ekonomi

- Kemudahan mendapatkan dana dan kredit

- Nilai tukar mata uang

- Supply tenaga kerja

- Tingkat Inflasi

- Pengaruh harga barang

- Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya

3. Variabel sosial/budaya dan demografi, deksriptornya;

- Gaya hidup

- Tingkat konsumerisme

- Citra merek yang kuat

- Munculnya pesaing

- Sikap terhadap kualitas/mutu produk

4. Variabel teknologi, deksriptornya;

- Kecepatan dalam mengakses informasi

- Perkembangan teknologi dibidang produksi

- Ketepatan penggunaan teknologi

- Perkembangan teknologi dibidang pemasaran

- Temuan teknologi baru

b) Penentuan Variabel Faktor Eksternal

Penentuan variabel faktor eksternal dilakukan berdasarkan teknik Delphi. Teknik

Delphi merupakan Suatu tahapan analisis data yg dikembangkan oleh Rand

Corporation tahun 1950-an

“Delphi technique is forecasting aid based on concensus of a panel expert”, dimana

Teknik Delphi mengembangkan pendapat para ahli mengenai suatu permasalahan

tertentu sampai akhirnya didapat suatu konsensus mengenai permasalahan tersebut.

Dalam penentuan variabel faktor eksternal dengan menggunakan teknik delphi,

memerlukan beberapa dari Ekspert (pakar),dan saya sudah melakukan klasifikasi

Page 17: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

ekpert yang terdiri dari praktisi dan akademisi dari beberapa universitas di tempat

saya menenpuh pendidikan.

Ringkasan Data Dari Kuesioner

Ringkasan data dari kuesioner berisi rata-rata, median atau kuartil dari jawaban

para ahli yang disesuaikan dengan kondisi dan teori untuk faktor eksternal pada resto

Pecel Lele Lela.

Dengan ketentuan Pembobotan nilai jawaban :

Sangat Penting = 5

Penting = 4

Sedang/tidak penting = 3

a.Responden Pakar

Kasus ; resto pecel lele lela sudirman

Wawancara ; 11 orang pakar bidang makanan yang berhasil ditemui

Peneliti ; Lisa Amalia

1. Firman Muhammad Basar

Dosen Program Keahlian Gizi

2. Tita Nopitawati, M.Si Dosen Keahlian Perikanan

3. Purana Indrawan Dosen Keahlian MAB

4. Eddy Setyo M Dosen Keahlian Gizi

5. Elah Nurlaela Dosen Keahlian Gizi

6. Rahmat Saleh Dosen Keahlian Akuntansi

7. Tedy Praktisi manajer Pecel Lele Lela Sudirman

8. Murti Praktisi Owner Rumah Makan Malabar

9. Iwan PraktisiOwner Rumah Makan Djogja

10.

Putri Ferayanti Praktisi supervisor Resto Dapur Geulis

11.

Sudarsono Praktisi Owner Pecel Lele Jakarta

Page 18: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Hasil Analisis Gabungan (Setelah Pembobotan)

Variabel dan Deskriptornya

Skor Kepentingan1. Politik

a. Kestabilan pemerintahan 4 Penting

b. Kebijakan perkreditan 4 Penting

c. Kebijakan lingkungan hidup 4 Penting

d. Kebijakan mengenai upah 4,5 Sangat Penting

e. Kebijakan penyesuaian harga 4,2 Penting

f. Kebijakan mengenai keamanan makanan 4,7 Sangat Penting

g. Kebijakan pajak dan tarif 4,4 Penting

h. Kebijakan mengenai izin usaha 4,5 Sangat Penting

i. Kebijakan mengenai keamanan berusaha 4,7 Sangat penting

Rata – Rata Skor 4,33 Penting

Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan

2. Ekonomi

a. Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya 4,3 Penting

b. Pengaruh harga barang 4,8 Sangat Penting

c. Tingkat Inflasi 4,4 Penting

d. Supply tenaga kerja 4,3 Penting

e. Nilai tukar mata uang 4,1 Penting

f. Kemudahan mendapatkan dana dan kredit 4,1 Penting

g. Pertumbuhan ekonomi 4,3 Penting

Rata - Rata Skor 4,32 Penting

Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan

Page 19: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

3. Teknologi

a. Kecepatan dalam mengakses informasi 4.3 Penting

b. Perkembangan teknologi dibidang produksi 4,5 Sangat Penting

c. Ketepatan penggunaan teknologi 4,2 Penting

d. Perkembangan teknologi dibidang pemasaran 4,5 Sangat penting

e. Temuan teknologi baru 4,2 Penting

Rata – Rata Skor 4,34 Penting

Variabel dan Deskriptornya

Skor Kepentingan4. Sosial/Budaya dan Demografi

a. Gaya hidup 4 Penting

b. Tingkat konsumerisme 4,4 Penting

c. Citra merek yang kuat 4,4 Penting

d. Munculnya pesaing 4,6 Sangat Penting

e. Sikap terhadap kualitas/mutu produk 4,6 Sangat Penting

f. Trend yang berkembang di masyarakat 4 Penting

Rata – Rata Skor 4,33 Penting

Skor Tiap Aspek

Masing – masing skor pada setiap aspek di tabel hasil analisis gabungan di

jumlah dan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor dan hasil yang di dapat di hitung

dalam bentuk presentase.

Aspek Skor Bobot (%)

Politik 4,32 (4.32/17.3) = 24.9

Ekonomi 4,33 (4.33/17.3) = 25

Teknologi 4,34 (4.34/17.3) = 25

Sosial/Budaya&demografi 4,33 (4.33/17.3) = 24.9

Jumlah 17,3 100 %

Formulasi Strategi Pecel Lele Lela

Page 20: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

1) Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Penentuan eksternal pada pecel lele lela di dasarkan pada teknik Delphi yang

telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan pandangan dari praktisi dan akademisi yang

telah berpengalaman dibidangnya. Deskriptor yang yang terdapat pada eksternal

(peluang dan ancaman) di peroleh dari skor tertinggi dengan tingkat kepentingan

“sangat penting” pada masing- masing variabel yang berkaitan dengan keadaan

eksternal pecel lele lela Sudirman saat ini.

a. Peluang (Opportunity)

Variabel sosial/budaya dan demografi

1. (Tingkat konsumerisme dan sikap kualitas mutu)

Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan

2. (Gaya hidup)

Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

Variabel ekonomi

3. (Supply tenaga kerja)

Tersedianya tenaga kerja

Variabel Teknologi

4. (Perkembangan teknologi dibidang pemasaran)

Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam

kegiatan pemasaran/promosi.

5. (Perkembangan teknologi dibidang produksi)

Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.

6. (Kebijakan mengenai keamanan makanan)

Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.

b. Ancaman (Threat)

Variabel sosial/budaya dan demografi

1. (Munculnya pesaing)

Persaingan usaha sejenis

2. (Trend yang berkembang di masyarakat)

Perubahan selera konsumen

Variabel ekonomi

3. (Pengaruh harga barang)

Page 21: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Kenaikan harga bahan baku

4. (Pertumbuhan ekonomi)

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan.

Variabel Lingkungan

5. (Kebijakan lingkungan hidup)

Adanya isu pencemaran lingkungan

6. (Kebijakan mengenai izin usaha)

Tinggi nya biaya perizinan usaha

Variabel Politik

Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon

2) Internal

Penentuan internal pada pecel lele lela di dasarkan pada hasil wawancara kepada

manajer pecel lele lela sudirman pada beberapa aspek (finansial, manajemen, SDM,

produksi serta pasar dan pemasaran) yang dapat mempengaruhi keadaan internal pecel

lele lela sudirman saat ini.

a. Kekuatan (Strenght)

1. Brand Image

2. Tenaga terlatih

Pegawai yang ada di pecel lele lela sudirman sudah terlatih, karena sebelum masuk

menjadi pegawai, dilakukan training terlebih dahulu, untuk mendidik para calon

pegawai agar lebih terlatih dan siap bekerja dengan baik.

3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa

4. Kebersihan dan kenyamanan tempat

5. Memiliki lokasi yang strategis

6. Keramahan dan kesopanan karyawan

b. Kelemahan (Weakness)

1. Kegiatan Promosi kurang gencar

2. Pengorganisasian kerja kurang teratur

Hal ini disebabkan karena masih ada pekerja yang bertugas merangkap, pelayan

sekaligus menjadi kasir.

3. Tidak ada paket-paket makanan dan diskon khusus

Page 22: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

4. Tempat parkir terbatas

Hal ini disebabkan karena frenchise pecel lele lela Sudirman terletak pada ruko-ruko

sehingga penggunaan parkir untuk umum.

5. Kurang menerapkan kemajuan teknologi

Teknologi yang digunakan dalam pengolahan produksi masih tergolong

sederhana/semi modern.

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal(external strategic factors analysis summary: EFAS)

Penyusunan matriks EFE (External Factor Evaluation)

Identifikasi faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman

- Pembobotan terhadap masing-masing faktor berkaitan dengan pengaruhnya

terhadap faktor strategis, mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00

(tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00.

- Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap

kondisi sistem. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

- Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (semakin besarpeluang

semakinbesar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk ancaman

dilakukan sebaliknya (semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating).

- Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor

terbobot untuk masing-masing faktor. Jumlah skor terbobot menentukan kondisi

eksternal sistem. Jika total skor terbobot ≥ 2,5 berarti sistem mampu merespon

kondisi eksternal yang ada.

Identifikasifaktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan

- Pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 (sangat penting)

sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor

adalah 1,00.

- Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap

permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

- Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (semakin besar kekuatan

semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk kelemahan

dilakukan sebaliknya.

Page 23: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

- Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor

terbobot untuk masing-masing faktor.

- Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi internal sistem. Jika nilai total skor

terbobot ≥2,5 berarti kondisi internal sistem memiliki kekuatan untuk mengatasi

situasi.

Penentuan Nilai Bobot Dengan Menggunakan Metode AHP

Penentuan nilai bobot Pecel Lele Lela Sudirman dilakukan dengan menggunakan matriks banding berpasangan metode AHP (Analytic Hierarchy process)

Metode ini digunakan agar nilai bobot yang diperoleh dapat mengurangi tingkat

subjektivitas sehingga hasilnya menjadi lebih objektif. Tingkat objektivitas nilai bobot

dapat dilihat dari nilai rasio inkonsistensinya.

Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Rating Nilai terbobot

Kekuatan :Brand Image 0.10 4 0.40Tenaga Terlatih 0.13 3.5 0.45

Kelezatan dan Cita Rasa 0.09 4 0.36Lokasi Strategis 0.05 4 0.19Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 0.18 3 0.54Keramahan dan Kesopanan Karyawan 0.18 3.5 0.62

Kelemahan :

Kegiatan Promosi Kurang Gencar 0.07 1 0.07Pengorganisasian Kurang teratur 0.07 2 0.15Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 0.06 2 0.12Tempat Parkir Terbatas 0.02 1 0.02

Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi 0.06 1.5 0.09

Jumlah 1.00 3.00

Faktor-Faktor Eksternal Kunci Bobot Rating Nilai Terbobot

Peluang:Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan

0.04 3 0.12

Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

0.05 3.5 0.16

Page 24: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Tersedianya tenaga kerja 0.08 3 0.24Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi.

0.04 3.5 0.15

Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.

0.06 3 0.18

Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.

0.13 4 0.53

Ancaman:Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon 0.09 1.5 0.13 Tinggi nya biaya perizinan usaha 0.01 3 0.04Adanya isu pencemaran lingkungan 0.10 3 0.31Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan.

0.12 2 0.24

Perubahan selera konsumen 0.07 1.5 0.11Persaingan usaha sejenis 0.07 1.5 0.10Kenaikan harga bahan baku 0.17 2 0.35

Jumlah 1.04 2.66

Bagan 2 Formulasi Strategi

BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dan IFAS, koordinat dari faktor internal dan

ekstrnal terdapat pada titik (3,00 ; 2,66) yaitu pertumbuhan melalui integrasi horizontal yang

artinya strategi berfokus pada produk. strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pecel Lele Lela

adalah dengan menciptakan varian menu baru, membuat paket paket menu baru dengan

Page 25: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

diskon khusus. Selain itu, Pecel Lele Lela bisa juga menjalin hubungan kemitraan dengan

usaha makanan atau minuman lainnya untuk memperbanyak varian menu, sehingga

konsumen tidak merasa bosan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil-hasil yag didapat dari analisis internal dan eksternal pada table, seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :

* Skor Total Kekuatan : 2.4 2.56

* Skor Total Kelemahan : -2.2 0.45

* Skor Total Peluang : 2.9 1.38

* Skor Total Ancaman : -1.8 1.28

Berpijak dari total skor tersebut, maka penentuan posisi Meratus Line dapat digambar sebagai Matrik SWOT yang dapat dilihat pada Gambar di bawah. Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Koordinat analiisis Internal:

(skor total kekuatan - skor total kelemahan) : 2 = ?

(2.4 – (-2.2)) : 2 = 2.3 (2.56 – 0.45):2 = 1.06

Koordinat analiisis Eksternal: (skor total peluang - skor total ancaman) : 2 = ?

(2.9 - (-1.8)) : 2 = 2.35 (1.38 – 1.28 = 0.1 :2 = 0.05

Jadi titik koordinatnya terletak pada (2.3 ; 2.35)

Page 26: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka diketahui posisi unit usaha terletak pada kuadran I namun perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini :

Kuadran I (SO Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.

Kuadran II (WO Strategi) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.

Kuadran III (WT Strategi) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.

Kuadran IV (ST Strategi) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang.

DIAGRAM SWOT

POSISI PERUSAHAAN / INSTANSI

Berdasarkan diagram bobot dan rating setiap unsur matrik SWOT sebagaimana disajikan di atas dapat diketahui bahwa posisi perusahaan / Instansi pada saat ini berada pada Kuadran I yaitu kuadran Expansion (Growth) dimana strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan utuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.

Penjelasan Kuadran.I Pengembangan pasar = Melakukan tindakan dimana orientasi pelatihan tidak di negeri Indonesia saja tetapi juga Luar negeri.

Kuadran.II Penetrasi pasar = Melakukan penawaran dengan promo terbaru yang berkualitas.

Kuadran.III Pengurangan = Melakukan volatilitas untuk perbaikan keuangan perusahaan yang disebabkan terbatasnya alat-alat medis.

Page 27: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Kuadran.IV Diversifikasikonsentrik = Melakukan penganekaragaman promosi untuk mengatasi quota produk yang mulai menurun.

Startegi Bisnis Unit :

Prioritas Pertama

Orientasi Internasional dari Asia, Eropa dan Australia.

Faktor Penentu Keberhasilan

Banyak Peminat dan Pelayanan yang memuaskan.

Output

Semakin banyak promosi baru yang menjadi target penjualan.

Outcame

Makin meningkatnya jumlah penjualan.

Impact

Citra perusahaan semakin baik.

Prioritas Kedua

Penawaran promo-promo baru kepada pangsa pasar baru dengan gencar.

Faktor penentu keberhasilan

Dukungan pemerintah dan Peralatan alat medis yang Lengkap.

Output

Bertambahnya pelanggan

Outcame

Page 28: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Meningkatnya penjualan Impact Image perusahaan lebih baik.

Page 29: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

Pembahasan khususnya untuk Orientasi Pasar Strategi terdiri atas berbagai elemen, dan dalam hal ini akan dititik beratkan pada elemen-elemen pemasaran. Ada 5 konsep yang mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu:

Segmentasi pasar Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda. Dan dalam setiap segmen terdapat pembeli yang mempunyai :

1. kebutuhan yang berbeda-beda

2. pola pembelian yang berbeda-beda

3. Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran Penentuan posisi pasar (market positioning) Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor.

Segmen pasar dianggap menarik bila mempunyai sifat :

1. Segmen pasar tersebut cukup besar

2. Segmen pasar tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut

3. Segmen pasar tersebut tidak dikuasai oleh pesaing pesaing yang ada

4. Segmen pasar tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani oleh perusahaan Terdapat 2 strategi dalam penentuan pasar yaitu :

1. Konsentrasi segmen tunggal : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja.

2. Konsentrasi segmen ganda : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin mempunyai posisi yang kuat dalam beberapa segmen. Jadi, pencapaian segmen pasar yang satu dilakukan bersama sama dengan pencapaian segmen pasar lainnya.

Strategi memasuki pasar (market entry strategy) Bererapa cara yang ditempuh perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dituju yaitu dengan :

1. Membeli perusahaan lain Factor yang harus dipertimbangkan untuk cara ini: perusahaan yang membeli tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang dibeli, dan sangat menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya.

2. Berkebang sendiri Factor penghalang untuk memasuki perusahaan yang berkembang sendiri yaitu : memperoleh hak paten, skala produksi yang paling ekonomis, memperoleh saluran distribusi, menentukan supplier yang paling menguntungkan, biaya promosi yang mahal.

3. Kerja sama dengan perusahaan lain Keuntungan yang didapat antara lain : resiko ditanggung bersama-sama, masing-masing perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi, dapat

Page 30: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

melengkapi atau saling menutup kekurangan yang ada. Strategi marketing mix Yaitu kombinasi dari epat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system distribusi.

1. Produk Keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran secara fisik , merknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan.

2. Harga Factor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu : biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.

3. Distribusi Aspek yang pokok berkaita dengan keputusan distribusi yaitu : system transportasi , system penyimpanan, pemilihan saluran distribusi.

4. Promosi Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personall selling, promosi penjualan, dan publisitas. Strategi penentuan waktu (timing strategy) Apabila perusahaan telah menemukan kesempatan yang baik, kemudian menetapkan tujuan dan mengembangkan suatu strategi pemasaran ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut dapat segera beroperasi. Perusahaan dapat megalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak lambat atau malah terlalu cepat. Pertama, Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka meningkatkan pembelianya. Pembelian dapat diuraikan sebagai fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan dengan jumlah pembelian yang dilakukan. Suatu perusahaan dapat mendorong konsumenya untuk membelil lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak setiap pembelian. Promosi harga, iklan, publisitas, dan perluasan jaringan distribusi sangatlah membantu kegiatan ini. secara lebihmendasar, perusahaan dapat mempertimbangkan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan tingkat konsumsi yang ada, yang merupakan dasardari tingkat pembelian yang dihadapi. Tingkat konsumsi adalah fungsi daripenggunaan produk dikalikan dengan jumlah yang digunakan ataudikonsumsi pada setiap kali penggunaan Kedua, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarikatau mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang digunakan tidakberbeda dengan yang telah diuraikan pada butir diatas. Perbedaanya hanyapada sasaran atau target yang akan dicapai, yaitu pada konsumen saingan,sedangkan pada butir yang diatas pada konsumen perusahaan sendiri. Ketiga, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik yang bukan pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berada dalamlingkungan pasarnya. Sarana sebenarnya tidak berbeda dengan yangdigunakan diatas. Perbedaanya terletak pada sasaran atau target yanghendak dicapai, yaitu para calon konsumen dan yang bukan pemakai. Pemasaran dan penjualan penguasaan pasar (market share) dalam upaya pemasaran dan penjualan RS. Siloam dihitung dari besarnya pasar atau jumlah konsumen yang berhasil dikuasai oleh RS. Siloam dibandingkan dengan total pasar atau jumlah konsumen potensial dalam binis Rumah Sakit, RS. Siloam memasarkan produknya keberbagai kota dan negara Dalam kegiatan pemasaran agar kegiatan penjualan dapat dicapai semaksimal mungkin maka perusahaan akan melakukan berbagai usaha untuk mencapainya. Usaha tersebut bisa berupa produk, harga, distribusi dan promosi (marketing mix). Aktivitas pendukung Pembelian, pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, infrastuktur perusahaan. Pengembangan Teknologi Dengan menyediakan Dokter, Perawat, Analisys, dan Radiologi yang professional , kelengkapan dan perlengkapan alat medis yang sudah modern. Lebih mudah dan cepat cara mengatasi tindakan yang efektif secara akurat. Manajemen sumber daya manusia Meningkatkan profesionalisme pegawai,merupakan salah satu upaya antam adalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia, meningkatnya

Page 31: MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA

profesionalisme kerja akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Tolak ukur yang tepat untuk digunakan dalam mengukur profesionalisme pegawai adalah dengan melihat tingkat kepuasan pegawai (employee satisfaction), yang terwujud dalam sesuatu yang diperoleh dari perusahaan seperti kompensasi, iklim kerja dan budaya kerja, selain itu dapat dilihat melalui pengembangan pegawai, tolak ukur ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, yang dapat dilihat dari rata-rata tingkat pencapaian sasaran kerja individu, semakin tinggi rata-rata pencapaian kerja individu menandakan makin tingginya kualitas profesionalisme sumber daya perusahaan sehingga perusahaan bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Infrastruktur perusahaan RS. Siloam berusaha terus meningkatkan infrastuktur perusahaannya guna meningkatkan produksi dan memperluas wilayah pemasarannya sesuai dengan visi RS. Siloam dimana RS. Siloam berusaha menjadi perusahaan yang lebih menglobal, pelayanan medis yang cepat dan akurat yang bekerja sama dengan Perusahaan-perusahaan lain untuk menambah infrastukturnya dalam memenuhi pelayanan medis, selain itu RS. Siloam juga membuat proyek-proyek baru tentunya dengan meningkatkan infrastruktur RS. Siloam.