tugas makalah st-iii sk-iv infeksi protozoa

13
TUGAS MAKALAH KELOMPOK TUTORIAL VII SKENARIO IV BLOK SISTEM TUBUH III FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER Oleh: KALVIN JUNIAWAN

Upload: kalvin-juniawan

Post on 07-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Infeksi Protozoa

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH KELOMPOK TUTORIAL VIISKENARIO IVBLOK SISTEM TUBUH IIIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

Oleh:KALVIN JUNIAWAN141610101077Semester Ganjil 2014/2015

BAB IPENDAHULUAN

I.1 SKENARIOSkenario IVPENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI PROTOZOA

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada manusia di seluruh bagian dunia. Penyakit infeksi tersebut dapat merupakan salah satu penyebab kematian pada skala global. Infeksi protozoa penting yang perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia antara lain: Rhizopoda (Entamoeba Histolytica, E. Coli, E. Gingivalis), Cilliata (Balantidium Coli), Zoomastigophora (Giardia, Leishmania, Trichomonas, Trypanosoma), dan Sporozoasidea. Prevalensi infeksi protozoa di seluruh dunia bervariasi. Di Indonesia, infeksi protozoa banyak ditemukan dalam keadaan endemi. Prevalensi infeksi protozoa di berbagai daerah di Indonesia dapat disebabkan oleh faktor kepadatan penduduk, hiegene individu, sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan cultural yang menunjang.

I.2 LATAR BELAKANGDi Tahun 2014 ini, tentunya kita sudah tidak asing lagi mendengar berita-berita mengenai penyakit-penyakit yang berbahaya dan bersifat endemik di Indonesia. Sebagai conthnya adalah penyakit seperti Demam Berdarah, Malaria, Diare, Muntaber, serta penyakit-penyakit infektif lainnya disebabkan oleh mikroorganisme yang dikenal dengan Protozoa. Istilah Protozoa berasal daribahasa Yunani, yaitu Protos berarti pertama dan Zoon berarti hewan. Sel Protozoa tersusun dari organelorganel yang merupakan kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua fungsi kehidupan. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Protozoa parasit yang menyerang manusia maupun hewan dapat menyebabkan Morbiditas dan Mortalitas.Persebaran Protozoa tentunya tidak lepas dari kondisi lingkungan yang terdapat pada lokasi endemik tersebut. Di Indonesia daerah-daerah yang rawan terkena banjir, serta kurangnya sanitasi lingkungan dan pengertian masyarakat akan hygiene masing-masing tempat tinggal individu menjadi faktor utama dalam kasus ini.

I.3 RUMUSAN MASALAHDari latar belakang dan skenario diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:1. Bagimana proses Infeksi oleh Protozoa?2. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi infeksi Protozoa?

I.4 TUJUAN PEMBELAJARANDari Rumusan Masalah diatas, Tujuan Pembelajaran yang diharapkan dapat kami capai adalah:1. Menjelaskan proses Infeksi oleh Protozoa2. Menjelaskan mengapa lingkungan dapat mempengaruhi infeksi Protozoa

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 PROSES INFEKSI OLEH PROTOZOAProses infeksi oleh Protozoa sangatlah beragam. Dilihat dari segi banyaknya jenis Protozoa, proses infeksi setiap jenis yang berbeda juga mempunyai proses yang berbeda pula. Sebelumnya, Protozoa dibagi menjadi empat kelas ditinjau oleh alat geraknya sebagai sarana infeksi yaitu: Rhizopoda, Cilliata, Flagellata (Zoomastigophora), dan Sporozoa.Dari spesies Amoeba kelas Rhizopoda, diambil contoh Protozoa E. Histolitica. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut amebiasisdengan manusia sebagai hospesnya. Dalam daur hidupnya, E. Histolitica mempunyai 3 stadium, yaitu bentuk Histolitika, Minuta, dan Kista. Bentuk Histolitika dan minuta adalah bentuk Trofozoit, perbedaannya terletak pada sifat dan ukurannya. Bentuk Histolitika bersifat patogen dan mempunyai ukuran yang lebih besar. Bentuk ini dapat hidup di jaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit, dan vagina. Sedang bentuk Minuta adalah bentuk pokok (esensial). Tanpa bentuk Minuta, daur hidup tidak dapat berlangsung. Lalu Kista dibentuk di rongga usus besar. Bentuk ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif. Bentuk Trofozoit (histolitika) memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan (lisis). Enzim ini adalah suatu cystein Proteinase yang disebut Histolisin. Kemudian Trofozoit memasuki submukosa dengan menembus lapisan Muskularis Mukosa, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yang disebut Ulkus Ameba. Lesi ini biasanyamerupakan ulkus-ulkus kecil yang letaknya tersebar dimukosa usus, bentuk rongga ulkus seperti botol dengan lubang sempit dan dasar yang lebar, dengan tepi yang tidak teratur agak meninggi dan menggaung. Proses yang terjadi terutama nekrosis dengan lisis sel jaringan.Bila terjadi infeksi sekunder terjadilah proses peradangan. Proses inidapat meluas di submukosa dan melebar ke lateral sepanjang sumbu usus,maka kerusakan dapat menjadi luas sekali sehingga Ulkus-Ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinus sinus dibawah mukosa. Bentuk Trofozoit (Histolitika) ditemukan dalam jumlah besar di dasar dan dinding ulkus. Dengan peristaltis usus, bentuk ini dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja. Tinja ini disebut tinja disentri yaitu tinja yang bercampur darah dan lender. Tempat yang sering dihinggapi (predileksi) adalah Sekum, Rektum, Sigmoid. Seluruh Kolon dan Rektum dapat dihinggapi apabila infeksi berat.Dari kelas Cilliata contoh Protozoa yang diambil yaitu Balantidium Coli. Balantidium Coli merupakan Protozoa Parasit pada usus manusia yang paling besar. Balantidium Coli Memiliki dua stadium, yaitu Trofozoit dan Kista. Habitatnya adalah pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia. Siklus infeksinya dimulai pada selaput lendir usus besar. Bentuk vegetatif, menyebabkan abses (luka) kecil. Kemudian Abses pecah sehingga timbul ulkus yang menggaung pada usus besar. Gaungan tersebut menyebabkan Kolon mengalami infeksi dan bentuk kista mulai muncul. Kista dan bentuk vegetatif keluar dari tubuh, berada pada tinja. Manusia pada lingkungan yang kotor dan tidak bersih terkontaminasi oleh tinja yang mengidap Balantidium Coli, lalu krista tertelan menuju ke usus halus dan menuju kolon pada usus besar sehingga terbentuk siklus infeksi.Dari kelas Zoomastigophora (Flagellata) contohnya yaitu Trichomonas vaginalis. Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di uterusdan prostat. Parasit ini hidup di makosa vagina dengan makan bakteri dan leukosit. Infeksi terjadi secara langsung waktu bersetubuh melalui bentuktrofozoit pada keadaan lingkungan sanitasi kurang biak dengan banyakorang hidup bersama dalam satu rumah. Infeksi secara tidak langsungmelalui alat mandi seperti : lap mandi atau alat sanitasi seperti toilet seat. Trichomonas vaginalis berkembang biak secarabelah pasang longitudinal.Di luar habitatnya, parasit mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidupselama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH kurangdari 4,9, inilah sebabnya parasir tidak dapat hidup di sekitar vagina yang asam (pH 3,8 4,4). Parasit ini tidak tahan pula terhadap desinfektans danantibiotik.Dari kelas Sporozoa contohnya yaitu Plasmodium Malariae. Infeksi Plasmodium Malariae dimulai dengan nyamuk Anopheles betina yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti Amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan. Tiap trophozoit berubah menjadi Schizon, kemudian mengadakan pembelahan dan berubah menjadi 6 36 anak yang disebut dengan merozoit. Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi di dalam eritrosit (Sel darah merah). Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah, sehingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit menjadi cukup banyak. Pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menyebabkan demam pada penderita (Hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh plasmodium malariae.

II.2 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSIProtozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang Protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua Protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis Protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula Protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa Protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air Protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi pada saat kondisi lingkungan membaik. Lingkungan yang buruk pastinya menimbulkan dampak bagi Protozoa. Protozoa dalam lingkungan yang basah dan lembab (Banjir misalnya) dapat masuk ke dalam tubuh manusia secara cepat. Protozoa parasit dapat menempel pada makanan atau tangan manusia sehingga menimbulkan infeksi yang lebih lanjut terhadap manusia bila sampai ke dalam tubuh melalui rongga mulut manusia.

BAB IIIKESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup tunggal atau berkoloni. Sebagian besar Protozoa hidup bebas, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit dalam tubuh Hospes. Secara umum, Protozoa menginfeksi inangnya dengan cara masuk ke dalam tubuh inang melalui sistem pencernaannya, lalu mengubah dirinya menjadi fase tropozoit atau fase kista.Lingkungan memberikan pengaruh besar dalam proses penginfeksian Protozoa terhadap inangnya. Lingkungan yang lembab, basah dan menjadi habitat dari Protozoa yang bersifat parasit tentunya mempermudah proses penginfeksian Protozoa parasit terhadap inangnya.

BAB VDAFTAR PUSTAKA

1. Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.2. Natadisastra, Djaenudin. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari OrganTubuh Yang Diserang. Jakarta: EGC.3. Gandahusada, S. 2006. Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Penerbit FKUI.4. Harijanto, P. N. 2000. Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan Penanganan. Jakarta: EGC.5. http://uripsantoso.wordpress.com/2011/01/13/pengaruh-lingkungan-terhadap-nyamuk-anopheles-pada-proses-transmisi-malaria/. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015.